Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Perang Dingin

Pada masa berakhirnya Perang Dunia II, saat itulah awal mula semangat negara-negara jajahan yang didominasi negara-negara Asia dan Afrika untuk melakukan dekolonisasi. Kondisi ini juga berpengaruh pada proses ekonomi dan politik di berbagai negara secara signifikan. Sebagai salah satu negara yang baru merdeka dan berkembang Indonesia mengalami kondisi internal yang sangat buruk.

Masa(lalu) Perang Dingin Oleh : Dian Agustin Pada masa berakhirnya Perang Dunia II, saat itulah awal mula semangat negara-negara jajahan yang didominasi negara-negara Asia dan Afrika untuk melakukan dekolonisasi. Kondisi ini juga berpengaruh pada proses ekonomi dan politik di berbagai negara secara signifikan. Sebagai salah satu negara yang baru merdeka dan berkembang Indonesia mengalami kondisi internal yang sangat buruk. Akibat dari peperangan yang sangat merugikan bangsa Indonesia di berbagai infrastruktur rusak parah. Presiden Soekarno mulai menata dengan mengeluarkan beberapa kebijakan. Diplomasi Internasional pun ditempuh untuk mendapatkan dukungan dan sokongan dari negara lain. Dukungan ekonomi tersebut bukan berbentuk utang luar negeri melainkan kesediaan negara lain untuk menjadi mitra dagang dengan Indonesia. Salah satu negara yang menjadi penyokong kebangkitan ekonomi Indonesia adalah Amerika Serikat. Amerika Serikat atas nama Colombo Plan memberi bantuan kepada Indonesia, bantuan tersebut khusus ditujukan untuk pembangunan jaringan listrik di kota-kota di Indonesia dengan menggunakan tenaga diesel. Dan juga sebelumnya Indonesia telah menerima bantuan dari Amerika Serikat yang termuat dalam perjanjian Mutual Security Act. Sebenernya penerimaan bantuan tersebuttelah melanggar prinsip politik luar negeri Indonesia yang “bebas-aktif”. Namun, bagaimanapun juga dengan adanya bantuan tersebut telah menunjukan dominasi Amerika Serikat dalam keadaan politik maupun ekonomi Internasional saat itu. Prinsip Indonesia bebas-aktif telah menyatakan dalam posisi netral dalam pertarungan ideologi antara Amerika Serikat dan Yuni Sovyet. Selama berlangsungnya Perang Dunia II Amerika Serikat adalah satu-satunya negara yang tidak mengalami kerugian. Amerika Serikat mempunyai peran penting dalam hal politik dan ekonomi dunia. Dipihak lain ada Uni Sovyet beserta sekutu-sekutunya muncul dengan kekuatan ideologi, politik, ekonomi, dan militer yang cukup besar. Perang ideologi demokrasi-politik di kubu Amerika Serikat dan komunisme di kubu Uni Sovyet menjadi dominasi di mas itu. Hal-hal tersebut dapat terlihat dari berbagai manuver yang dilakukan masing-masing negara dalam mencari pengaruh dan dukungan negara-negara yang baru merdeka. Dalam bentuk bantuan ekonomi maupun kerja sama militer. Hal tersebutlah yang disebut dengan Perang Dingin. Awal mula terjadinya Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet adalah adanya usaha masing-masing kubu untuk memperlihatkan kekuatan ideologis dan militer mereka. Dari kubu Amerika Serikat melakukan perluasan wiayah politis dan ideologis pada tahun 1947. Amerika Serikat mengeluarkan Marshall Plan yang diusulkan oleh seorang komandan militer Amerika Serikat semasa Perang Dunia II, yang ditujukan untuk Eropa agar segera bangkit dari kemiskinan, kelaparan, dan keputusan akibat dari Perang Dunia II. Dan Eropa bisa menjadi mitra Amerika Serikat dalam menghadapi kekuatan komunis Uni Sovyet. Selain terwujud dalam Trauman Doctrine yang menyatakn kesediaan Amerika Serikat untuk memberikan bantuan bagi kekuatan anti-komunis Turki dan Yunani dalam menghadapi kekuatan komunisme Uni Sovyet. Salah satu faktor yang mendasari kebijakan ini adalah bahwa paham komunisme mudah berkembang dikalangan rakyat miskin. Kemudian Trauman Doctrine menjadi standar kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat selama Perang Dingin. Di pihak lain, Uni Sovyet juga melancarkan berbagai usaha dalam rangka meluaskan wilayah politik dan ideologis diberbagai wilayah Eropa Timur dan Asia. Hal itu terlihat dari bergabungnya negara-negara Eropa Timur dengan Uni Sovyet. Joseph Stalin memutuskan hubungan jalan dan jalur kereta api antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Walaupun pada akhirnya Uni Sovyet mencabut blokade tersebut. Kejadian itu pemicu konfrontasi Amerika Serikat dan Uni Sovyet. Pada keadaan ini Amerika Serikat mengirimkan bantuan melalui udara dengan program yang bernama “Berlin Airlift”. Amerika Serikat juga menerapkan kebijakan pencegahaan untuk membela Jerman Barat dengan cara menempatkan serdadu dan penghancur jarak jauh amerika Serikat di negara sekutu, Inggris. Kejadian tersebut memicu terbentuknya NATO dan badan tersebut mempunyai prinsip bahwa ancaman terhadap satu nnegara NATO, berarti ancaman bagi seluruh anggota NATO. Prinsip ini merupakan strategi Amerika Serikat dalam melawan ekspansi Uni Sovyet di Eropa. Kejadian-kejadian di Eropa tersebut bukan satu-satunya penyebab terjadinya Perang Dingin. Di kawasan asia, saat Mao Zedong memenangkan perang saudara dan menguatnya komunisme di kawasan Asia. Secara mudah Uni Sovyet mendapatkan sekutu yang berkiblat ideologi dan politik yang sama. Yang lainnya, penyerangan Korea Selatan oleh Korea Utara, yaitu penyerangan ideologi komunisme secara frontal atas ideologi demokratis-kapitalis, yang menyababkan Korea terbagi menjadi dua bagian yaitu Korea Selatan dan Korea Utara. Terjadinya peristiwa itu sendiri akibat kegengsian antara dua kubu Blok Barat dan Blok Timur dalam memperlihatkan kekuatan dan kekuasaan mereka dalam politik, ekonomi, ideologi dan militer. Berbagai teknologi persenjataan dan ruang angkasa diciptakan dalam masa Perang Dingin. Perlombaan persenjataan nuklir berlangsung dengan membangun pusat-pusat peluncuran senjata nuklir diberbagai negara yang dibawah pengaruhnya. Namun nuklir mengakibatkan radiasi yang cukup besar dan membahayakan untuk kehidupan makhluk hidup dibumi. Melihat permasalahan tersebut PBB membentuk suatu komisi yang bertujuan agar penggunaan nuklir dapat bermanfaat dan mencegah penggunaanya dalam perang. Amerika Serikat memberikan usulan kepada komisi PBB untuk mengawasi dan mengatur secara ketat pembuatan nuklir. Namun pihak Uni Sovyet keberatan dengan usulan tersebut, maka pihak Uni Sovyet mengusulkan adanay pengadaan penelitian tentang bom hidrogen. Penelitian tersebut berhasil diuji, namun 9 bulan kemudian, Uni Sovyet telah membuat bom hidrogen sendiri. Kekhawatiran akan tersaingi semakin mempertegang hubungan Amerika Serikat dan Uni Sovyet. Kegelisahaan tersebut bertambah saat Uni Sovyet bisa lebih unggul dari Amerika Serikat dalam bidang persenjataan nuklir. Peristiwa yang lain adalah perlombaan ruang angkasa di kedua belah pihak yang tak mau kalah dan memperlihatkan keadikuasaan mereka. Karena adanya pertentangan antara Blok Timur (Pro Uni Sovyet yang menganut komunis) dan Blok Barat (Pro Amerika). Indonesia menolak menjatuhkan diri pada negara atau kekuatan manapun. Oleh karena itu, indonesia memilih untuk netral tidak memihak diantara kubu tersebut dan memilih jalannya sendiri untuk menerapkan politik “bebas-aktif” untuk masalah-masalah Internasional. Kebijakan ini berarti bebas tidak memihak salah satu pihak yang bertentangan, namun juga berperan aktif dalam pedamaian dunia. Peran aktif Indonesia dalam perdamaian dunia terlihat pada dibentuknya Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung. Konferensi tersebut membahas tentang: Kerja sama ekonomi. Kerja sama budaya Hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri. Masalah bangsa-bangsa yang belum merdeka. Perdamaian dunia dan kerja sama internasional. Peran serta Indonesia juga tidak sebatas itu, tetapi juga dalam misi keamanan dunia, yang secara aktif ditunjukkan dalam pengiriman beberapa pasukan dalam misi perdamaian yang bernama Pasukan Garuda atau yang disebut dengan Kontingen Pasukan Garuda (KONGA). Masa akan berakhirnya Perang Dingin ditandai oleh niat Uni Sovyet untuk mengalihkan energi mereka untuk penyelesaian konfrontasi dan masalah internal negara. Pada saat itu, Uni Sovyet mengalami pilihan kritis. Eksalasi biaya untuk sistem pemerintahan modern mempersulit Uni Sovyet untuk melanjutkan pertikaian senjata tanpa merubah standar hidup domestik yang stagnan. Serta proses penyatuan Jerman Timur dengan Jerman Barat. Pada tanggal 9 November 1989 Jerman Timur runtuh , dan juru bicara pemerintahan mengumumkan bahwa tembok Berlin terbuka. Mendengar berita tersebut, warga Jerman Barat dan Jerman Timur dengan penuh kegembiraan menghancurkan tembok. Sesudah itu, ribuan warga Jerman Timur mengalir masuk ke Jerman Barat. Setelah Perang Dingin berakhir, era demokrasi di berbagai penjuru dunia. Era demokratis ini ditandai dengan adanya kecenderungan utama, yaitu proses kemerdekaan negara-negara bekas komunis dan keterbukaan arus informasi dan komunikasi yang menunjang kemajuan ekonomi dan budaya. Dan munculnya berbagai organisasi-organisasi Internasional sebagai bentuk ikatan regional dan global. Seperti gerakan NON-BLOK, ASEAN,OKI,MEE, dan APEC.