Konservasi
Keanekaragaman Hayati
di kawasan konservasi Pulai Gading, JOB-PTJM
dan Sekitarnya
Disusun Oleh
M. Irfansyah Lubis
Luluk D. W. Handayani
Prita Ayu Permatasari
Rachmad Hermawan
Harnios Arief
Hefni Effendi
Yudi Setiawan
Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari tanggung jawab
terhadap lingkungan dari perusahaan yang merupakan upaya
berkelanjutan dalam rangka menjaga dan melestarikan lingkungan
sekitar dengan melibatkan segenap pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk bekerjasama dalam upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup di sekitar Lapangan Pulai Gading.
Cover page : M. Irfansyah Lubis
Isi : M. Irfansyah Lubis, Luluk D. W. Handayani, Rahmat H., Harnios A.
Layout : M. Irfansyah Lubis, Prita Ayu Permatasari
Editor : Hefni Effendi, Yudi Setiawan
Diterbitkan oleh :
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup
Gedung PPLH Lantai 2-4
Jl. Lingkar Akademik
Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
Jawa Barat, Indonesia
Tel. +62-251-8621262, 8621085
Fax. +62-251-8622134
e-mail: pplh@ipb.ac.id
PRAKATA
Joint Operation Body Pertamina Talisman Jambi Merang (JOB-PTJM)
merupakan Badan operasi bersama yang dimiliki PT. Pertamina Hulu
Energi Jambi Merang, Talisman (Jambi Merang) Ltd. dan Pacifik Oil dan
Gas (Jambi Merang) Ltd. yang dibentuk pada tahun 1989. JOB-PTJM
mengelola 3 Lapangan Blok yang terdiri dari Lapangan Gelam, Sungai
Kenawang, dan Pulai Gading.
Sebagai bentuk kepedulian lebih terhadap kelestarian lingkungan sekitar,
perusahaan tidak hanya menjalankan program pengelolaan dan
pemantauan lingkungan yang menjadi kewajiban (obligatory)
sebagaimana diamanahkan dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), tapi juga berupaya
menerapkan pengelolaan lingkungan yang sifatnya sukarela (voluntary
basis). Upaya pengelolaan lingkungan yang tidak hanya berpatokan
pada pengelolaan yang sifatnya wajib, namun juga menjamah model
pengelolaan yang bersifat sukarela atas inisiatif sendiri inilah yang
diistilahkan sebagai lebih dari sekedar taat (beyond complience).
Oleh karena itu, sebagai salah satu wujud kepedulian terhadap
lingkungan, JOB-PTJM menunjuk suatu areal di sekitar Lapangan Pulai
Gading menjadi areal konservasi yang berfungsi untuk memelihara proses
ekologis, mempertahankan keanekaragaman genetis dan menjamin
pemanfaatan jenis (spesies) dan ekosistem secara berkelanjutan. Dalam
rangka mewujudkan fungsi konservasi tersebut, maka JOB-PTJM
melakukan studi mengenai kondisi keanekaragaman hayati di kawasan
hutan konservasi tersebut. Data keanekaragaman hayati ini diharapkan
dapat membantu untuk keperluan pengembangan program rehabilitasi
dan konservasi hutan rawa gambut.
JOB-PTJM berharap bahwa upaya ini dapat memberikan kontribusi
terhadap upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan
perlindungan dan pelestarian keanakeragaman hayati khususnya di
Indonesia.
Jakarta, 2015
JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang
Bambang Manumayoso
General Manager
Daftar Isi
1.Profil Perusahaan JOB-PTJM
32.Kuntul kerbau/Cattle Egret
3.Kondisi Tutupan Hutan
33.Cica daun sayap biru /Blue8.Keanekaragaman Hayati
winged Leafbird
10.Upaya-upaya Konservasi
34.Cucak rawa/Straw-headed Bulbul
12.Arahan Pengelolaan
35.Punai besar/Large Green Pigeon
14.Satwaliar “Penting” di Sekitar JOB- 36.Burung madu polos/Plain Sunbird
PTJM
37.Burung madu/Plain-throated
15.Elang brontok/Changeable
Sunbird
Hawk-eagle
38.Burung madu rimba/Purple16.Elang alap-alap besra/Besra
naped Sunbird
17.Elang-Iaut perut-putih/White39.Burung-madu sepah-raja
bellied Sea-eagle
/Crimson Sunbird
18.Elang perut-karat/Rufous-bellied 40.Burung-madu belukar /Rubyhawk-eagle
cheeked Sunbird
19.Elang ikan kepala kelabu/Grey- 41.Pijantung besar/Long-billed
headed Fish Eagle
Spiderhunter
20.Elang hitam/Black Eagle
42.Pijantung kampung/Thick-billed
21.Elang-alap Nipon/Japanese
Spiderhunter
Sparrowhawk
43.Pijantung kecil/Little Spiderhunter
22.Alap-alap erasia/Common
44.Monyet kra/Long-tailed macaque
Kestrel-Eurasian Kestrel
45.Monyet Beruk/Sundaland Pigtail
23.Alap-alap capung/Black-thighed
Macaque
Falconet
46.Berang-berang /Indian Smooth24.Raja-udang meninting/Bluecoated Otter
eared Kingfisher
47.Babi hutan/Wild Boar
25.Raja-udang biru /Cerulean
48.Rusa sambar/Sambar Deer
Kingfisher
49.Kijang-Muncak/Sundaland Red
26.Udang punggung-merah
Muntjac
/Oriental Dwarf-kingfisher
50.Kancil/Mouse Deer
27.Pekaka emas /Stork-billed
51.Napu/Greater Mousedeer
Kingfisher
52.Macan dahan/Clouded Leopard
28.Cekakak belukar /White-throated 53.Beruang madu/Malayan Sun Bear
Kingfisher
54.Trenggiling/Sunda Pangolin
29.Cekakak sungai/White-collared 55.Buaya muara/Salt-water
Kingfisher
Crocodile
30.Beluk jampuk/Barred Eagle-owl 56.Biawak/Common Water Monitor
31.Kuntul kecil /Little Egret
57.King kobra/King Cobra
58.Kobra/Sumatran Cobra
59.Ular sanca/Reticulated Python
60.Ucapan Terimakasih
1
Profil Perusahaan
JOB-PTJM
J
oint Operating Body
Pertamina – Talisman Jambi
Merang (JOB-PTJM) memiliki
wilayah kerja pertambangan di
Blok Jambi Merang. Blok ini terletak
di Kecamatan Bayung Lencir,
Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi
Sumatera Selatan. Luas Blok JOB-PTJM
adalah 972.9 km2, dengan komposisi
kepemilikan terdiri dari; PT Pertamina Hulu
Energy (PHE) 50 %, Talisman Energy 25 % dan
Pacific Oil & Gas (PO&G) 25 %. JOB-PTJM mengelola
3 Lapangan yang terdiri dari Lapangan Gelam, Sungai
Kenawang, dan Pulai Gading.
Blok JOB-PTJM Lapangan Sungai Kenawang (Foto by M. I. Lubis)
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
1
K
egiatan eksplorasi dimulai tahun 1995 dengan
ditemukannya ladang migas di Lapangan Pulau
Gading, kemudian pada tahun 2001 ditemukan
cadangan lain di Lapangan Sungai Kenawang.
Selanjutnya proyek pengembangan dimulai tahun 2006,
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup (SK MenLH) No. 266 tahun 2006. Setelah 4 tahun
masa konstruksi, operasi produksi di Lapangan Sungai
Kenawang dan Pulai Gading dimulai sejak tahun 2011.
Produk JOB-PTJM berupa Gas dan Kondensat dengan
kapasitas desain produksi sebesar 165 MMSCFD
(Million Standard Cubic Feet per Day) gas dan 12,500 BPD
(Barrels per day) kondensat. Per tahun 2014, produksi gas
mencapai 124 MMSCFD dan kondensat sebesar 6000
BPD.
Blok JOB-PTJM Lapangan Sungai Kenawang (Foto by M. I. Lubis)
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
2
2
Kondisi Tutupan
Hutan
S
ebagian besar areal kerja JOB-PTJM berada di
Ekosistem Hutan Rawa Gambut yang tersisa di Provinsi
Sumatera Selatan. Oleh karena itu, areal ini termasuk
areal yang sangat penting untuk dilestarikan karena
memiliki keanekaragaman hayati dan berfungsi sebagai
penyeimbang sistem tata air yang merupakan satu
kesatuan ekosistem yang tak terpisahkan.
Sunrise di sepanjang Sungai Lalan (Foto by M. I. Lubis)
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
3
S
ecara umum lokasi studi didominasi oleh ekosistem rawa.
Selain itu, juga terdapat hutan riparian (gallery forest), yaitu
daerah berhutan yang tumbuh disepanjang Sungai Lalan
yang memiliki ketebalan antara 0,1 hingga 0,5 km. Sisa-sisa hutan
berukuran sangat kecil (rata-rata kurang dari 3 ha) masih
dijumpai pada beberapa lokasi terutama pada areal perkebunan
monokultur akasia (Acacia mangium dan Acacia crassicarpa), leda
(Eucalyptus deglupta), pelita (Eucalyptus pellita), perkebunan
karet rakyat, dan lahan-lahan perkebunan sawit yang baru dibuka
di dekat Dusun Talang Nyamuk.
Lapangan Blok Sungai Kenawang
Lapangan Blok Pulai Gading
Blok JOB-PTJM Lapangan Pulai Gading (Foto by M. I. Lubis)
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
4
B
erdasarkan hasil pengamatan, areal
konservasi Blok Lapangan Pulai Gading
mempunyai karakteristik tutupan lahan yang
bervariasi yang terbagi menjadi: Riparian,
Tegakan Rapat (Non Riparian), Tegakan Rawang
(Non Riparian)
1
Riparian. Seperti khasnya tanah gambut di Pulau Sumatera,
vegetasi sepanjang sungai pada tepian terluar didominasi
oleh jenis Rasau (Pandanus helicopus dan Pandanus
artocarpus), yang diselingi oleh kelompok Perdu Rengas Burung
(Glutawallichii syn. Melanorrhoea wallichii) dengan ukuran
pancang dan tiang pada barisan terdepan, sedangkan yang
berukuran pohon berada di bagian belakang.
Kondisi Tutupan Hutan di areal konservasi Lapangan Pulai Gading (Foto by M. I. Lubis)
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
5
2
Tegakan Rapat,
merupakan tegakan
non-riparian yang
mempunyai tutupan hutan
dengan kerapatan
tumbuhan yang relatif
padat. Adapun tumbuhan
yang memiliki kerapatan
tertinggi adalah Kelat putih
(Syzygium palembanicum
Miquel) dan Mahang ketam
(Macaranga pruinosa ( Mig )
M.A.) baik untuk tingkat
pohon, tiang, pancang dan
semai.
Kondisi Tutupan Hutan di areal konservasi Lapangan Pulai Gading (Foto by M. I. Lubis)
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
6
3
Tegakan Rawang, merupakan tegakan non
riparian yang didominasi oleh semak belukar
yang terjadi akibat dari efek terbentuknya
rumpang-rumpang yang ada. Jenis tumbuhan
bawah/semak yang paling dominan adalah Semiding
(Scleria purpurascens), Pakis Ikan (Stenochlaena
palustris), Akar Serikan (Spatholobus ferrugineus),
Akar Ketak Mas (Desmodium latifolium), Paku
Cebuk (Nephrolepis radicans).
Kondisi Tutupan Hutan di areal konservasi Lapangan Pulai Gading (Foto by M. I. Lubis)
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
7
3
B
Keanekaragaman
Hayati
erdasarkan hasil
inventarisasi
keanekaragaman hayati
ditemukan sebanyak 181 jenis
tumbuhan yang terdiri dari 67
famili dengan jumlah jenis
terbanyak pada famili
Euphorbiaceae, Myrtaceae,
Fabaceae. Jenis-jenis
tumbuhan yang ada, secara
kualitatif tidak menunjukkan
adanya perbedaan antara
riparian dan non riparian,
artinya bahwa kedua wilayah
tersebut memiliki kondisi habitat
yang mirip karena dipengaruhi
oleh faktor-faktor lingkungan
yang sama.
S
elain itu, jumlah jenis
satwaliar yang dapat
dijumpai di wilayah ini
adalah 99 jenis burung, 25
jenis mamalia dan 13 jenis
reptil. Namun demikian
keberadaan jenis satwaliar ini
sangat tergantung dengan
areal berhutan di sekitarnya
yang pada dasarnya tidak
mencukupi untuk mendukung
populasi satwa liar secara
layak karena luasannya yang
semakin berkurang dan
kondisi tutupan lahannya
yang telah terganggu.
Jamur kayu yang ditemukan di areal konservasi Lapangan Pulai Gading (Foto by M. I. Lubis)
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
8
K
eadaan habitat satwaliar di lokasi studi yang
telah terganggu dan didukung oleh kondisi
tutupan lahan disekitarnya yang sedang
mengalami degradasi serta ada pula yang telah
dikonversi menjadi kebun karet, kebun kelapa sawit,
ladang, permukiman penduduk, jalur pipa gas, dll
menyebabkan rendahnya keanekaragaman hayati di
dalam dan sekitar kawasan konservasi tersebut.
Sungai Lalan yang menjadi jalur transportasi utama untuk pengangkutan hasil hutan dan perkebunan (Foto by M. I. Lubis)
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
9
4
Upaya-upaya
Konservasi
S
ebagai salah satu wujud kepedulian
terhadap lingkungan, JOB-PTJM menunjuk
suatu areal dengan luas ± 9 Ha di sekitar
Lapangan Pulai Gading menjadi areal
konservasi yang berfungsi untuk memelihara
proses ekologis, mempertahankan
keanekaragaman genetis dan menjamin
pemanfaatan jenis (spesies) dan
ekosistem secara berkelanjutan.
Beberapa Monyet Ekor Panjang sering terlihat di sekitar Sungai Lalan (Foto by M. I. Lubis)
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
10
S
elain itu, di kawasan JOB-PTJM juga terdapat
tempat persemaian/nursery untuk tujuan
memperkaya jenis tumbuhan sekitar lokasi JOBPTJM dan juga daerah kawasan konservasi.
Beberapa jenis tanaman yang ditanam antara lain:
Jenis tanaman peneduh seperti Pucuk Merah
(Syzygium Oleina), Pulai (Alstonia scholaris), Angsana
(Pterocarpus indicus), dan Trembesi (Albizia sp).
Jenis Tanaman obat keluarga (TOGA) seperti
Brotowali, Sambiloto, Som Jawa, Keji Beling, Tekokak,
Kembang Sepatu, Tapak Liman, Pulutan, Sidaguri,
Nona Makan Sirih, Kunyit, Jahe, Banglai, Tapak Darah,
Selasih, Kemangi, Daun Jintan, Patah Tulang, Gempur
Batu, Landep, Gandarusa, Waru, Stevia, Daun
Mangkok, Kenikir, Angsana, Cocor Bebek, Cincau
Hijau, Cabe Jawa, Karuk.
Tempat persemaian (Nursery) di Lapangan Sungai Kenawang (Foto by M. I. Lubis)
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
11
5
Arahan
Pengelolaan
B
erdasarkan tujuan pengelolaan,
potensi serta ancaman terhadap
wilayah, maka arahan
pengelolaannya adalah sebagai berikut:
(1) Sosialiasi kepada masyarakat
sekitar dengan tujuan untuk
memberikan pemahaman mengenai
keberadaan dan manfaat areal
konservasi Pulau Gading.
(2) Deliniasi detail mengenai tutupan
lahan sebagai data awal yang dapat
digunakan sebagai salah satu acuan
untuk deliniasi areal konservasi
berdasarkan kondisi kerapatan
tegakan.
Beberapa kelompok Monyet Ekor Panjang bersarang di pepohonan di kanan dan kiri Sungai Lalan (Foto by M. I. Lubis)
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
12
3) Pelibatan masyarakat sekitar
dalam pengelolaan areal konservasi
dengan tujuan agar mereka merasa
memiliki. Pelibatan masyarakat
dapat dilakukan dengan beberapa
bentuk yaitu dengan melibatkan
mereka sebagai pekerja atau
kolaborasi untuk pemanfaatan
produk-produk non kayu.
(4) Pembentukan unit pengelola
kawasan konservasi agar
pengelolaan wilayah penting ini
dapat dilakukan secara fokus dan
professional sehingga tujuan
konservasi yang diinginkan dapat
tercapai.
(5) Penyusunan Master Plan yang
berfungsi sebagai acuan dalam
pengelolaan kawasan secara
komprehensif baik untuk jangka
pendek, menengah, maupun jangka
panjang.
Cekakak Belukar yang sedang bertengger di salah satu pohon di lapangan Sungai Kenawang (Foto by M. I. Lubis)
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
13
6
Satwa liar “Penting”
di sekitar JOB-PTJM
Larva/kepompong dari salah satu jenis kupu-kupu yang hidup di wilayah JOB-PTJM (Foto by M. I. Lubis)
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
14
Elang brontok/Changeable Hawk-Eagle
(Spizetus cirrhatus)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Accipitriformes
Famili
Accipitridae
Deskripsi
Adalah sejenis burung pemangsa anggota suku Accipitridae yang
memiliki warna yang berbercak-bercak (pada bentuk yang
berwarna terang). Disebut Changeable Hawk-eagle karena
warnanya yang sangat bervariasi dan berubah-ubah.
Ciri-ciri
Burung elang yang berukuran sedang sampai besar, dengan
panjang tubuh diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor
sekitar 60-72 cm. Warnanya yang sangat berubah-ubah
menyulitkan identifikasi, terutama di alam bebas. Bentuk yang
normal berwarna coklat di sebelah atas, putih di sisi bawah
tubuh dan ekor yang coklat kemerahan, dengan garis-garis
hitam melintang pada sayap dan ekor yang nampak jelas
ketika terbang. Terdapat coret-coret membujur berwarna
hitam di leher dan bercak-bercak kecoklatan di dada. Ras-ras
tertentu memiliki jambul panjang yang tersusun dari empat
helai bulu di belakang kepalanya, sedangkan ras yang
lainnya sama sekali atau nyaris tidak berjambul. Betina
serupa dengan yang jantan, hanya bertubuh agak besar.
Burung yang muda memiliki kepala yang berwarna lebih
pucat dan pola warna yang lebih samar.
Suara
Keras nyaring, berkepanjangan “yiiip-yip-yip-yip-yip”, bernada
meninggi “kwip-kwip-kwip-kwii”, atau teriakan menembus “kliiliiiuw”.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN : Least concern
- CITES : App II
- PP 7/1999 : Termasuk
2. Tren populasi :
3. Preferensi habitat :
Elang brontok sering ditemukan menjelajah
sendirian di hutan-hutan terbuka, sabana
dan padang rumput. Burung ini menyukai
berburu di tempat terbuka dan menyerang
mangsanya seperti reptil, burung atau
mamalia kecil.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis oleh Ingeborg van Leeuwen (http://www.flickriver.com/places/Sri+Lanka/Uva/Sinuggala/)
Peta : http://www.planetofbirds.com/Master/ACCIPITRIFORMES/Accipitridae/maps/Crested%20Hawk-Eagle.jpg
Data lain-lain : iucnredlist.org, http://id.wikipedia.org/wiki/Elang_brontok
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
15
Elang alap-alap besra/Besra
(Accipiter virgatus)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Accipitriformes
Famili
Accipitridae
Deskripsi
Jenis ini berukuran sedang (33 cm) dan
mirip seperti Elang Alap Jambul tetapi lebih
kecil dan tanpa jambul. Jantan dewasa
memiliki warna tubuh bagian atas abu-abu
gelap dengan ekor bergaris tebal, tubuh
bagian bawah putih dengan garis melintang
coklat dan sisi tubuh merah karat,
tenggorakan putih dengan strip hitam
ditengah, strip kumis hitam.
Suara
burung muda “syiuw-syiuw-syiuw” berulangulang jika lapar. Waktu berbiak “kwi-kikiki”.
Habitat dan kebiasaan
Burung ini biasanya bertengger tenang di hutan
untuk menunggu mangsanya. Sering terlihat
bertengger di pohon mati yang tinggi di hutan.
Terbang mengitari wilayah teritori secara
reguler. Memangsa kadal, burung kecil dan
serangga.
Burung ini bersarang di pohon yang tinggi di
hutan yang berupa tumpukan ranting yang
tidak teratur. Jumlah telur 2-4 dengan
warna putih kebiruan pucat bertanda
coklat kemerahan. Di Jawa Barat, jenis
ini berkembangbiak sekitar bulan Maret
sampai Mei.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN : Least concern
- CITES : App II
- PP 7/1999 : Termasuk
2. Tren populasi:
Menurun
3. Preferensi habitat :
Jenis ini biasanya mendiami daerah semak
belukar yang padat, hutan berdaun lebar
termasuk jenis pohon daun jarum, dan
daerah berhutan, di sekitar rawa-rawa,
kolam ikan, mangrove, dan lahan pertanian.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis oleh Leonard Gratwicke (http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c6/AccipiterBesraJerdon2.jpg)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22695588
Data lain-lain :http://www.kutilang.or.id/burung/konservasi/elang-alap-besra/
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
16
Elang-Iaut perut-putih/White-bellied Sea-eagle
(Haliaeetus leucogaster)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Accipitriformes
Famili
Accipitridae
Deskripsi
Dijuluki "mesin terbang" hidup yang paling mengesankan di bumi ini, dan julukan itu
bukannya tanpa alasan. Dengan bentangan sayap sepanjang tiga meter, burung laut
terbesar ini sanggup terbang hingga kecepatan 115
kilometer per jam. Elang laut memang tampak kaku
di darat, tetapi di angkasa dia benar-benar anggun
dan menakjubkan untuk dipandang.
Ciri-ciri
Burung ini mempunyai panjang tubuh sekitar
70-85 cm, rentang sayap 178-218 cm dengan
berat tubuh jantan 1,8 – 2,9 kg dan betina 2,5
– 3,9 kg. Bagian atas berwarna abu-abu
kebiruan, sedangkan bagian bawah, kepala
dan leher berwarna putih dengan iris berwarna
coklat. Kuku, paruh dan sera berwarna abuabu. Tungkai tanpa bulu dan kaki berwarna
abu-abu. Saat terbang, ekornya yang pendek
tampak berbentuk baji dan sayapnya
terangangkat ke atas membentuk huruf V. Juvenile
biasanya berwarna coklat seperti elang bondol muda.
Biasanya elang ini bertelur 1 - 2 butir.
Habitat
Ditemukan hampir di seluruh daerah, berputar-putar
sendirian atau berkelompok di atas perairan. Mengunjungi
pesisir, sungai, rawa-rawa dan danau sampai ketinggian
3000 mdpl.
Memiliki teriakan yang nyaring seperti rangkong ”ah-ahah-…” seperti suara burung Gagak (Corvus spp).
Informasi penting
1. Status :
- IUCN : Least Concern
- CITES : App II
- PP 7/1999 : Termasuk
2. Tren populasi:
Menurun
3. Preferensi habitat :
Ditemukan pada habitat pesisir (terutama
yang dekat dengan pantai dan laut) dan
sekitar lahan basah di daerah tropis dan
subtropis yang tersebar di daratan Australia
dan pulau-pulau lepas pantai.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis oleh Nguyen Vu Khoi (http://www.wildlifeatrisk.org/new/album/27/birds/)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22695097
Data lain-lain : iucnredlist.org, http://id.wikipedia.org/wiki/Elang-laut_dada-putih
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
17
Elang perut-karat/Rufous-bellied Hawk-Eagle
(Hieraaetus kienerii )
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Accipitriformes
Famili
Accipitridae
Deskripsi
Berukuran sekitar 50 cm, memiliki jambul pendek, tubuh
berwarna coklat kemerahan, hitam, dan putih.
Ciri-ciri
Ciri burung dewasa antara lain: mahkota, pipi, dan tubuh
bagian bawah berwarna kehitaman, ekor berwarna coklat
dengan garis hitam tebal dan ujung putih, dagu, tenggorokan,
dan dada berwarna putih bercoret hitam, sisi tubuh, perut,
paha, dan bagian bawah ekor berwarna coklat kemerahan
dengan coretan hitam perut.
Sementara burung remaja memiliki ciri: tubuh bagian atas
berwarna coklat kehitaman dengan bercak kehitaman pada
mata, alis dan tubuh bagian bawah berwarna keputih-putihan,
iris berwarna merah, paruh berwarna kehitaman, dan kaki
berwarna kuning.
Tempat hidup dan Kebiasaan
Elang perut-karat mendiami daerah pinggiran hutan. Di
kawasan tersebut burung ini terbang mengitari wilayahnya
untuk memburu mangsanya. Elang perut-karat menyerang
mangsanya yang ada di permukaan tanah atau di tajuk pohon
secara cepat. Di habitat aslinya, elang ini suka
memakan/memangsa burung (termasuk ayam hutan dan merpati)
dan mamalia seperti tupai.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN :
- CITES : App II
- PP 7/1999 : Termasuk
2. Tren populasi :
3. Preferensi habitat :
Elang perut-karat sering terlihat mendiami
kawasan hutan atau pinggiran hutan.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis oleh Kiran Poonacha (http://orientalbirdimages.org/birdimages.php?action=birdspecies&Bird_ID=888&Bird_Image_ID=33729&Bird_Family_ID=)
Peta : http://www.avibirds.com/all/ACCIPITRIFORMES/Accipitridae/maps/Grey-headed%20Fish%20Eagle.jpg
Data lain-lain : iucnredlist.org, http://ghanifaliq.blogspot.com/2011/12/ elang-perut-karat_6899.html
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
18
Elang ikan kepala kelabu/Grey-headed Fish Eagle
(Ichthyophaga ichthyaetus)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Accipitriformes
Famili
Accipitridae
Deskripsi
Berukuran besar (70 cm) dan berwarna abu-abu, coklat, dan putih.
Ciri-ciri
Burung dewasa: kepala dan leher abu-abu, dada coklat; sayap dan
punggung coklat gelap; perut, paha, dan pangkal ekor putih;
ujung ekor bergaris lebar hitam. Burung remaja: bagian atas
coklat kekuningan, bagian bawah bercoret coklat dan putih;
ekor coklat mengkilap dengan ujung bergaris hitam.
Iris coklat sampai kuning, paruh dan sera abu-abu, tungkai
tanpa bulu, dan kaki putih sampai kuning.
Habitat dan kebiasaan
Jenis ini biasanya mendiami daerah perairan, sungai
danau, dan payau di hutan dataran rendah.
Memiliki kebiasaan menukik menerkam ikan ketika
terbang atau dari posisi bertengger di pohon. Jenis
ini jarang terlihat terbang melayang-layang.
Membuat sarang yang sangat besar dari tangkai
dan ranting pepohonan dan menggunakan sarang
yang sama sepanjang tahun. Jumlah telur
sekitar 1-2 butir yangberwarna putih kotor.
Suara
Teriakan nyaring sengau “awh-awhrr”
dalam seri yang khas.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN : Near Threatened
- CITES : App II
- PP 7/1999 : Termasuk
2. Tren populasi:
3. Preferensi habitat :
Jenis ini membangun sarang pada batang
pohon yang dekat dengan air dan bertelur
dua sampai empat buah. Spesialis pemakan
ikan yang berburu di danau, sungai-sungai
besar atau bendungan besar.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis oleh Brian Gratwicke (http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Grey_Headed_Fish_Eagle_-_Ichthyophaga_ichthyaetus.jpg)
Peta : http://www.avibirds.com/all/ACCIPITRIFORMES/Accipitridae/maps/Grey-headed%20Fish%20Eagle.jpg
Data lain-lain : iucnredlist.org, http://www.kutilang.or.id/burung/ konservasi/elang- ikan -kepala-kelabu/, http://en.wikipedia.org/wiki/Grey-headed_fish_eagle
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
19
Elang hitam/Black Eagle
(Ictinaetus malayensis)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Accipitriformes
Famili
Acipitridae
Deskripsi
Elang berukuran besar sampai 70 cm dan berwarna hitam. Memiliki
sayap dan ekor yang panjang, tampak sangat besar pada waktu
terbang. Memiliki bercak berwarna pucat pada bagian pangkal
bulu primer dan garis-garis samar pada ekor. Pada waktu terbang
atau istirahat, burung ini terlihat keseluruhan hitam. Burung
ramaja berwarna pucat dengan coretan kuning pucat pada
bulu dan paha. Iris mata berwarna coklat, paruh hitam
dengan ujung abu-abu, sera dan kaki kuning.
Tempat hidup dan Kebiasaan
Mendiami kawasan hutan, biasanya berputar-putar
rendah di atas tajuk pohon. Meluncur dengan indah dan
mudah di sisi-sisi bukit berhutan, dan terlihat sering
berpasangan. Suka merampok makanan burung lain
serta terbang tanpa lelah mengitari hutan dan
padang rumput untuk mencari mangsa. Sangat ahli
dalam melakukan penyergapan mendadak.
Memakan burung terutama yang masih juvenil di
sarang, kadal, mamalia kecil, katak, kelelawar,
dan serangga besar.
Di Pulau Jawa, jenis ini berkembangbiak
mulai April-Agustus. Memiliki sarang
berukuran besar pada tajuk tertinggi
pohon. Telur biasanya 1 butir.
Suara
Ratapan berulang-ulang “klii-ki” atau “hililiuw”, biasanya dikeluarkan dalam seri nada yang
melemah.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least concern
- CITES
: App II
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi:
Menurun
3. Preferensi habitat :
Jenis ini sering ditemukan dikawasan yang
berhutan lebih dari 50% terutama di daerah
pegunungan dengan ketinggian lebih dari
3100 m dpl, sering juga ditemukan di
pinggiran hutan.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : http://nature.hc.edu.tw/vbb../showthread.php?t=13314&langid=1
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22696019
Data lain-lain : http://www.kutilang.or.id/burung/konservasi/ elang-hitam
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
20
Elang-alap Nipon/Japanese Sparrowhawk
(Accipiter gularis)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Accipitriformes
Famili
Acipitridae
Deskripsi
Burung ini berukuran kecil (27 cm), sangat mirip
dengan Elang-alap besra dan Elang-alap jambul,
tetapi terlihat lebih kecil dan gesit.
Ciri-ciri
Jantan dewasa: warna tubuh bagian atas abu-abu,
ekor abu-abu dengan beberapa garis melingkar gelap,
dada dan perut berwarna merah karat pucat dengan
strip hitam sangat tipis di tengah dagu, strip kumis
tidak jelas. Betina: tubuh bagian atas coklat (bukan
abu-abu), bagian bawah tanpa warna karat, bergarisgaris coklat melintang rapat. Dada remaja: lebih banyak
coretan daripada garis-garis melintang dan lebih merah
karat. Iris berwarna kuning sampai merah, paruh biru
abu-abu dengan ujung hitam, sera, dan kaki berwarna
kuning-hijau.
Tempat hidup dan kebiasaan
Berburu di sepanjang pinggir hutan, di atas hutan
sekunder, dan daerah terbuka. Biasanya berburu dari
tempat bertengger di pohon, tetapi kadang-kadang terbang
berputar-putar untuk mengamati tanah di bawahnya dengan
cara terbang “kepak-kepak-luncur” yang khas. Menyerang
dengan agresif para pendatang yang mendekati sarang.
Suara
Pekikan keras (kadang-kadang).
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least concern
- CITES
: App II
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi:
Stabil
3. Preferensi habitat :
Berkembangbiak di hutan gugur dan di
hutan perkotaan. Di musim dingin biasanya
terlihat di pinggiran hutan dan juga di
habitat terbuka yang diselingi dengan
pepohonan.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : http://www.nature.go.kr/newkfsweb/fileUpload/animals/basic/KNAM-BI-0001071_001.jpg
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22695585
Data lain-lain :http://www.kutilang.or.id/burung/konservasi/elang-alap-nippon/
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
21
Alap-alap erasia/Common Kestrel-Eurasian Kestrel
(Falco tinnunculus)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Falconiformes
Famili
Falconidae
Deskripsi
Burung ini berukuran kecil (33 cm) dan berwarna coklat. Ciri-ciri burung
jantan yakni memiliki mahkota dan tengkuk berwarna abu-abu, ekor abuabu kebiruan tanpa garis. Tubuh bagian atasnya berwarna merah karat
dan sedikit bergaris hitam, sementara tubuh bagian bawah berwarna
kuning kerbau bercoretkan hitam. Betina memiliki ukuran tubuh
lebih besar, tubuh bagian atas seluruhnya coklat, kurang merah
dengan garis-garis yang lebih tebal. Remaja: seperti betina tetapi
coretan lebih rapat. Memiliki iris mata berwarna coklat, paruh
abu-abu dengan ujung hitam, dan khaki berwarna kuning.
Tempat hidup dan kebiasaan
Merupakan penerbang yang sangat anggun, burung ini
terbang melingkar secara perlahan, atau melayang-layang
diam sambil mengepakkan sayap ketika berburu.
Menukik tajam begitu melihat mangsa, sering
menyambar mangsa dari atas tanah. Suka
bertengger pada tiang atau pohon mati dan lebih
menyukai daerah terbuka.
Suara
Teriakan menusuk “yak-yak-yak-yak-yak”.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least concern
- CITES
: App II
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi:
Menurun
3. Preferensi habitat :
Jenis ini termasuk burung diurnal dataran
rendah dan lebih menyukai habitat terbuka
seperti ladang, kerangas, semak dan rawa.
Jenis dapat hidup di padang rumput tanpa
pohon sepanjang populasi mangsa
melimpah.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis (http://imgkid.com/common-kestrel.shtml)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22696362
Data lain-lain : iucnredlist.org, http://ghanifaliq.blogspot.com/2011/12/ elang-perut-karat_6899.html
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
22
Alap-alap capung/Black-thighed Falconet
(Microhierax fringillarius)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Falconiformes
Famili
Falconidae
Deskripsi
Burung ini berukuran kecil (15 cm) dan memilii tubuh bagian atas
berwarna hitam, dengan bintik-bintik putih pada bulu sekunder
paling dalam. Dada berwarna putih sementara perut merah
karat. Paha, sisi muka, dan penutup telinga berwarna hitam,
dan dikelilingi garis atau bercak putih. Warna iris coklat gelap,
paruh dan kaki berwarna abu-abu.
Tempat hidup dan Kebiasaan
Jenis ini bisasa dijumpai di tepian hutan, kebun dan
persawahan sampai dengan ketinggian 1.000 mdpl.
Memangsa berbagai jenis serangga seperti capung, kupukupu atau serangga lainnya. Memiliki gerakan menukik
yang cepat dari tempat bertengger untuk mengangkap
mangsa kemudian kembali ke tempat bertengger.
Bersarang pada lubang- lubang pohon, materi
sarang tersusun atas pecahan kayu lapuk serta
sayap capung. Berkembangbiak di bulan
November-Desember, dan bertelur 2-5 butir
yang berwarna krem dengan bercak gelapterang.
Suara
Memiliki suara yang keras, teriakan tinggi
“syiw” yang cepat dan berulang-ulang “klikli-kli-kli“.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least concern
- CITES
: App II
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Stabil
3. Preferensi habitat :
Habitat alami jenis ini adalah hutan, dan
hutan disekitar daerah terbuka. Jenis ini
juga sering ditemukan di daerah
perkebunan, desa, sekitar sungai, dan
sawah yang berada di bawah 1.500 mdpl.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis oleh tank msia (http://www.flickriver.com/photos/tags/microhierax/interesting/)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22696327
Data lain-lain : iucnredlist.org, http://www.kutilang.or.id/burung/ konservasi/alap-alap-capung, http://en.wikipedia.org/wiki/Black-thighed_falconet)
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
23
Raja-udang meninting/Blue-eared Kingfisher
(Alcedo meninting sumatranus)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Coraciiformes
Famili
Alcedinidae
Deskripsi
Burung ini berukuran kecil (15 cm) dan memiliki
punggung berwarna biru terang/metalik. Warna
punggung lebih gelap bila dibandingkan dengan Rajaudang Erasia. Tubuh bagian bawah berwarna
merah-jingga terang, penutup telinga
biru mencolok. Sementara iris berwarna
coklat, paruh kehitaman, dan kaki merah.
Tempat hidup dan Kebiasaan
Jenis ini sering terlihat di daerah aliran air tawar,
seperti sungai dan danau, kadang-kadang juga
terlihat di atas air payau sampai ketinggian 1.000 mdpl.
Jenis ini lebih menyukai daerah dengan pepohonan yang
lebat bila dibandingkan dengan jenis Raja-udang Erasia.
Dapat terbang sangat cepat dari satu tempat bertengger ke
tempat lain, serta membuat gerakan kepala turun-naik yang
aneh ketika mencari makan. Jenis ini mampu menyelam
secepat kilat untuk menangkap mangsa.
Mangsa kemudian dibawa ke tenggeran
untuk dimakan.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least Concern
- CITES
:- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Menurun
3. Preferensi habitat :
Biasanya dijumpai di hutan hujan
tropis/subtropis dataran dendah, mangrove,
lahan basah, sungai permanen atau
musiman termasuk air terjun, muara
sungai, dan daerah perkebunan.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis oleh Phiphat Suwanmon (http://ibc.lynxeds.com/photo/blue-eared-kingfisher-alcedo-meninting/blue-eared-kingfisher-female-0)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22683042
Data lain-lain : iucnredlist.org
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
24
Raja-udang biru /Cerulean Kingfisher
(Alcedo coerulescens)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Coraciiformes
Famili
Alcedinidae
Deskripsi
Merupakan spesies burung jenis burung pemakan ikan,
serangga kecil, krustasea yang memiliki habitat di rawa
pesisir, mangrove, muara sungai.
Ciri-ciri
Raja-udang biru memiliki
tubuh berukuran sangat kecil
(14 cm). Tubuh bagian atas dan
garis dada berwarna biru kehijauan dan
mengkilap. Mahkota dan penutup sayap memiliki
garis berwarna hitam kebiruan. Sementara kekang,
tenggorokan dan perut berwarna putih. Iris mata
coklat, paruh hitam, dan kaki merah.
Tempat hidup dan kebiasaan
Biasanya bertengger di tumbuhan tepian air. Dapat terbang
sangat cepat sambil bersuara. Terbang melayang (hovering)
dengan kepakan cepat, dan menukik cepat ke dalam air
untuk menangkap mangsa.
Telur berwarna keputih-putihan dengan jumlah 3-5 butir.
Biasanya berkembangbiak di bulan Mei dan Agustus.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least Concern
- CITES
:- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Stabil
3. Preferensi habitat :
Biasa dijumpai di hutan hujan
tropis/subtropis dataran rendah, mangrove,
lahan basah, rawa, sungai permanen atau
musiman termasuk air terjun, muara sungai,
kanal, parit, tambak/kolam, dan daerah
perkebunan.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis https://www.flickr.com/photos/mechtholdjin/galleries/72157632081876506/#photo_14243720925
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22683117
Data lain-lain : iucnredlist.org, http://id.wikipedia.org/wiki/Raja-udang_biru
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
25
Udang punggung-merah /Oriental Dwarf-kingfisher
(Ceyx rufidorsa)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Coraciiformes
Famili
Alcedinidae
Deskripsi
Jenis ini memiliki ukuran tubuh sangat
kecil (14 cm) dan berwarna kemerahan.
Tubuh bagian bawah berwarna kuning,
sementara tubuh bagian atas merah-karat
tua, dengan pantulan ungu dan strip ungu
pada punggung sampai ke penutup ekor
atas. Perbedaannya dengan jenis Udang
api adalah warnanya yang merah-karat
dibandingkan mantel hitam, tidak
memiliki bintik berwarna biru pada
dahi dan di belakang mata.
Tempat hidup dan Kebiasaan
Umumnya dijumpai di hutan primer
dan hutan sekunder dataran rendah
serta hutan mangrove. Merupakan
burung pemalu, tinggal di lantai
hutan lebat atau di dekat sungai
kecil. Dapat terbang dengan sangat
cepat sambil bersuara.
Suara
Siulan mencicit bernada
tinggi yang dikeluarkan
sewaktu terbang.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least Concern
- CITES
:- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Menurun
3. Preferensi habitat :
Jenis ini menyukai hutan hujan
tropis/subtropis kering dataran rendah,
mangrove, lahan basah, rawa, sungai
permanen atau musiman termasuk air
terjun, dan daerah perkebunan.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis oleh Lawrence Neo (https://www.flickr.com/photos/lawrenceneo/7165685677/)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=61658565
Data lain-lain : iucnredlist.org, http://www.kutilang.or.id/burung/konservasi/ udang-punggung-merah/
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
26
Pekaka emas /Stork-billed Kingfisher
(Pelargopsis capensis)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Coraciiformes
Famili
Alcedinidae
Deskripsi
Berukuran sangat besar (35 cm) dengan ciri khas punggung biru
dengan paruh besar berwarna merah mencolok. Sementara
mahkota, sisi muka, dan tengkuk berwarna abu-abu. Tubuh
bagian bawah jingga kemerah-jambuan. Iris coklat,
paruh dan kaki berwarna merah.
Tempat hidup dan kebiasaan
Biasanya hidup berpasangan,
tetapi berburu secara soliter.
Mendiami sungai besar, hutan mangrove
dan pantai. Biasanya bertengger pada batang
mati, memantau perairan dan terbang menukik
untuk menyelam dan menyambar mangsa
perairan, terutama ikan. Ketika terganggu, akan
terbang sambil mengeluarkan suara tanda
bahaya yang ribut.
Suara
Ketika terganggu, mengeluarkan tanda bahaya
berupa suara sangat keras, tajam; “wiakwiak”. Juga suara tertawa “kak,
kak, kak, kak, kak, …”, dimulai
sangat keras, kemudian
melembut.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least Concern
- CITES
:- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Menurun
3. Preferensi habitat :
Hutan hujan tropis/subtropis dataran
rendah, mangrove, lahan basah, rawa,
sungai dan danau permanen atau musiman
termasuk air terjun, pantai
berbatu/kerikil/pasir, kanal/parit, dan
daerah perkebunan.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis oleh Abu Bakar (http://palomaraudubon.org/top-25-wild-bird-photographs-of-the-week-58/)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22683227
Data lain-lain : iucnredlist.org, http://www.kutilang.or.id/burung/konservasi/ pekaka-emas/
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
27
Cekakak belukar /White-throated Kingfisher
(Halcyon smyrnensis)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Coraciiformes
Famili
Alcedinidae
Deskripsi
Jenis ini memiliki ukuran agak besar (27 cm), berwarna
biru dan coklat. Dagu, tenggorokan dan dada berwarna
putih, sementara kepala, leher dan sisa tubuh bagian
bawah berwarna coklat. Mantel, sayap dan ekor
berwarna biru terang berkilau, penutup sayap atas
dan ujung sayap coklat tua. Memiliki warna iris
coklat tua, paruh dan kaki berwarna merah.
Tempat hidup dan kebiasaan
Merupakan burung yang lincah dan pemburu yang ribut yang
menyukai lahan terbuka, sungai, kolam dan pantai. Di
Sumatera, jenis ini mendiami lahan terbuka yang dekat dengan
badan air, sampai ketinggian 900 m. Di Jawa Barat hanya
tercatat beberapa kali, termasuk catatan deskripsi sarang. Di
Sumatera, jenis ini menggantikan Cekakak sungai sebagai rajaudang yang umum dijumpai di lahan pertanian. Makanannya
antara lain serangga besar, tikus, ular, ikan dan katak. Juga
memakan burung passerine migran yang kelelahan yang lewat di
kawasan teritori berburunya. Sarang berupa lubang sedalam 50
cm di dalam tanah. Memiliki jumlah telur berkisar 4-7 dan
berwarna putih.
Suara
Teriakan keras mirip Cekakak Jawa, tekekeh-kekeh”kii-kii-kiikii”, yang dikeluarkan sewaktu terbang atau saat bertengger,
serta memiliki suara parau “cewer-cewer-
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least Concern
- CITES
:- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Meningkat
3. Preferensi habitat :
Hutan hujan tropis/subtropis dataran
rendah, mangrove, lahan basah, rawa,
sungai dan danau permanen atau musiman
termasuk air terjun, pantai
berbatu/kerikil/pasir, kanal/parit, dan
daerah perkebunan.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis oleh Vaibhav Kamatkar (http://indiabirdphotographers.com/pic.php?id=1491)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22725846
Data lain-lain : iucnredlist.org, http://www.kutilang.or.id/burung/konser-vasi/pekaka-emas/
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
28
Cekakak sungai/White-collared Kingfisher
(Todirhamphus chloris)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Coraciiformes
Famili
Alcedinidae
Deskripsi
Merupakan jenis burung pemakan kadal,
serangga besar, katak, ulat, cacing yang
memiliki habitat di daerah terbuka dekat
perairan, kebun, kota, tepi hutan, dan tersebar sampai pada
ketinggian 1.200 mdpl.
Ciri-ciri
Cekakak sungai memiliki tubuh berukuran sedang (24 cm)
dan memiliki warna biru dan putih. Mahkota, sayap,
punggung, dan ekor berwarna biru kehijauan yang berkilau
terang. Memiliki strip berwarna hitam yang melewati mata.
Kekang berwarna putih, kerah dan tubuh bagian bawah
berwarna putih bersih. Iris berwarna coklat, paruh atas abu
tua, paruh bawah pucat, dan kaki abu-abu.
Jenis ini memiliki sarang yang hanya berupa galian di bawah
pohon atau tepi sungai. Telur berwarna putih dengan jumlah
2-3 butir. Mulai berbiak di bulan Maret-Juni, SeptemberDesember.
Penyebaran jenis ini adalah Asia Selatan, Asia tenggara,
Australia. Kemudian di Indonesia dapat dijumpai di
Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku, Papua.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least Concern
- CITES
:- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Menurun
3. Preferensi habitat :
Hutan hujan tropis/subtropis
kering/dataran rendah, mangrove, lahan
basah, rawa, savana, padang rumput,
sungai dan danau permanen atau musiman
termasuk air terjun, muara sungai, daerah
pertanian dan perkebunan, dan perkotaan.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis oleh Paul Bourdin (http://birdingmakiling.blogspot.com/2012_04_01_archive.html)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22683399
Data lain-lain : iucnredlist.org, http://id.wikipedia.org/wiki/Cekakak_sungai
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
29
Beluk jampuk/Barred Eagle-Owl
(Bubo sumatranus)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Strigiformes
Famili
Strigidae
Deskripsi
Burung yang memiliki ukuran besar (45 cm).
Memiliki ciri khas bergaris-garis tebal dengan
bulu berwarna abu-abu tua dan berkas telinga
horisontal mencolok. Tubuh bagian atas berwarna
coklat kehitaman, bergaris kuning tua halus
seluruhnya dengan alis putih. Tubuh bagian bawah
berwarna abu-abu keputih-putihan, bergaris hitam
tebal. Memiliki warna iris coklat tua, paruh kuning, dan
kaki kuning pucat.
Tempat hidup dan kebiasaan
Burung yang umumnya dijumpai di hutan dataran rendah
sampai ketinggian 1.000 mdpl meskipun jarang terlihat.
Jenis yang gemar mandi-mandi di kolam atau sungai. Pada
senja hari, terbang cepat dan rendah, keluar dari tempat
persembunyiannya di siang hari. Berburu dengan melompatlompat dengan cekatan di tanah.
Memangsa serangga besar hingga mamalia kecil, terutama
tikus, serta burung kecil dan ular. Musim berbiak bervariasi
disetiap lokasi. Di Sumatera, anakan terlihat di bulan
Maret-Mei, sedangkan di Kalimantan pada bulan FebruariMaret. Di Jawa, bertelur dan mengerami telur pada bulan
Februari-April, menetas dan menjadi anakan pada Mei-Juni.
Suka bersarang di ceruk pohon, jumlah telur pada setiap
periode berbiak biasanya satu butir.
Suara
Sewaktu terbang, suara keras dan dalam “wuuh” atau “huawuh”, diakhiri erangan dalam. Suara ketawa “kakakaka”.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least Concern
- CITES
: App II
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Stabil
3. Preferensi habitat :
Biasanya dijumpai di hutan hujan
subtropis/tropis dataran rendah, Hutan
tanaman dan kebun pedesaan.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis oleh Bdeh (http://www.panoramio.com/photo/41630581)
Peta : Map data ©2015 Basarsoft, Google, SK planet, ZENRIN
Data lain-lain : iucnredlist.org
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
30
Kuntul kecil /Little Egret
(Egretta garzetta)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Pelecaniformes
Famili
Ardeidae
Deskripsi
Ukuran tubuh kecil (60 cm) dengan bulu berwarna putih,
perbedaaanya dengan Kuntul kerbau adalah ukuran yang lebih
besar, badan lebih ramping, paruh hitam, dan kaki hitam
(dengan atau tanpa jarik kuning). Perbedaan lainnya adalah
pada musim berbiak, yakni bulu berwarna putih bersih,
tengkuk berbulu tipis dan panjang, bulu pada punggung
dan dada berjuntai. Iris mata berwarna kuning, kulit
muka kuning kehijauan (kemerah jambuan pada
waktu berbiak), paruh selalu hitam, tungkai dan
kaki hitam (dengan jari kuning pada ras
pendatang migran).
Tempat hidup dan kebiasaan
Biasanya hidup di sawah, tepi sungai,
gosong pasir dan lumpur, dan sungai kecil
di pesisir sampai ketinggian 900 mdpl.
Mencari makan dalam kelompok yang
tersebar, sering berbaur dengan jenis
lain. Kadang – kadang menyambar
mangsanya di pinggir air yang dangkal di
pantai. Terbang dalam formasi huruf V,
ketika kembali ke tempat beristirahat pada
malam hari. Bersarang dalam koloni
bersama dengan burung air lainnya.
Suara
Pendiam, kecuali kuakan parau pada
tempat bersarang.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least concern
- CITES
:
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Meningkat
3. Preferensi habitat :
Menyukai tempat hidup berupa lahan
basah yang segar, payau atau asin, pinggiran
danau/sungai/rawa yang dangkal, dimana
ikan terkonsentrasi di genangan dan dekat
degan permukaan air.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : Francis C. Franklin (http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Egretta_garzetta_oman.jpg)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=62774969
Data lain-lain : http://www.kutilang.or.id/burung/konserva-si/kuntul-kecil
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
31
Kuntul kerbau/Cattle Egret
(Bubulcus ibis)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Pelecaniformes
Famili
Ardeidae
Deskripsi
Tubuh berukuran kecil (50 cm) dan
berwarna putih. Pada waktu berbiak
memiliki ciri berwarna putih dengan
kepala, leher dan dada berwarna jingga
pupus, sementara iris mata, kaki dan
kekang berwarna merah terang. Pada waktu
tidak berbiak berwarna putih kecuali sapuan
jingga pada dahi sebagian burung. Jenis ini
dapat dibedakan dari kuntul lainnya karena
tubuh lebih tegap, leher lebih pendek, kepala lebih
bulat, serta paruh lebih pendek dan tebal.
Iris dan paruh berwarna kuning, serta kaki hitam.
Tempat hidup dan kebiasaan
Umum dijumpai di daerah rawa tawar dan padang rumput.
Suka bergabung di padang rumput dengan sapi, kerbau,
atau banteng, tempat mereka menangkap lalat. Setiap sore,
kelompok – kelompok kecil terbang rendah dalam barisan di
atas perairan, menuju tempat istirahat.
Suara
Pendiam, terdengar kuakan di koloni sarang.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least concern
- CITES
:
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Meningkat
3. Preferensi habitat :
Tidak seperti kuntul biasa, jenis ini lebih
banyak ditemukan di ladang atau padang
rumput kering dan lebih menggantungkan
hidup ada serangga daripada mangsa di
perairan.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : Alpsdake (http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Bubulcus_ibis_coromandus.JPG)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=62774969
Data lain-lain : http://www.kutilang.or.id/burung/konservasi/ kuntul-kerbau
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
32
Cica daun sayap biru /Blue-winged Leafbird
(Chloropsis cochinchinensis flavocincta)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Famili
Passeriformes Chloropseida
Deskripsi
Ukuran tubuh sedang (17 cm) dan berwarna terang dengan sayap biru dan tenggorokan hitam
(jantan). Perbedaannya dengan burung Cica-daun lain yaitu sayap dan sisi ekornya berwarna
biru. Betina tidak mempunyai lingkar mata kuning. Jantan
mempunyai lingkaran kekuningan di sekitar bercak
tenggorokannya yang hitam. Kedua jenis kelamin
mempunyai strip malar biru. Beberapa ras
bervariasi. Betina ras Kinabalu flavocincta
mempunyai tenggorokan hitam sedangkan ras
yang lain berwarna hijau. Jantan Kalimantan
flavocincta dan viridinucha mempunyai dahi
dengan warna kuning. Jantan ras Jawa
nigricollis mempunyai mahkota hijau tetapi dada
bagian atas kuning keemasan. Ras Sumatera
icterocephala mempunyai mahkota dan tengkuk
kuning. Semuanya bersayap lebih biru
dibandingkan dengan Cica-daun dahi-emas.
Iris berwarna coklat gelap, paruh hitam, dan
kaki abu-abu kebiruan.
Tempat hidup dan kebiasaan
Umumnya dijumpai di hutan-hutan dataran
rendah dan perbukitan sampai ketinggian 1.000
mdpl. di Sumatera (termasuk pulau-pulau di
sekitarnya), Kalimantan (termasuk Natuna), dan
Jawa (ditemukan sampai ketinggian 1.500 m).
Menghuni hutan primer dan hutan sekunder yang
tinggi. Tinggal di puncak pepohonan besar. Ditemukan
sendirian, berpasangan, atau dalam kelompok kecil, berbaur
dengan jenis burung lain. Memakan serangga, buah-buahan
dan nektar bunga. Bersarang di percabangan pohon, jumlah
telur 2-3 butir.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least concern
- CITES
:
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi:
Menurun
3. Preferensi habitat :
Jenis ini biasanya ditemukan di tajuk-tajuk
pohon pada pinggiran evergreen/semi
evergreen forest.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : John C. Mittermeier (http://ibc.lynxeds.com/photo/blue-winged-leafbird-chloropsis-cochinchinensis/male-hand)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22734235
Data lain-lain : http://www.kutilang.or.id/burung/ konservasi/cica-daun-sayap-biru/
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
33
Cucak rawa/Straw-headed Bulbul
(Pycnonotus zeylanicus)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Passeriformes
Famili
Pycnonotidae
Deskripsi
Tubuh berukuran besar (28 cm), berkepala besar dengan kumis
berwarna hitam mencolok. Mahkota dan penutup telinga berwarna
jingga-jerami, punggung coklat-zaitun dengan coretan putih. Sayap
dan ekor berwarna coklat-kehijauan, dagu dan tenggorokan
putih. Dada abu-abu bercoret putih, perut abu-abu
seluruhnya dengan tungging kuning.
Tempat hidup dan kebiasaan
Merupakan jenis burung pemalu sehingga lebih
sering terdengar kicauannya dan jarang
terlihat di alam. Dapat hidup di hutan
sekunder, pinggiran hutan, lahan basah
(sekitar sungai dan rawa) yang penuh
rumput gelagah. Ditemukan di dataran
rendah dan perbukitan sampai
ketinggian 800 mdpl.
Suara
Memiliki kicauan keras, jelas,
bertalun, turun-naik dan tak
beraturan, meski dengan irama
baku, sahut-menyahut atau
dalam koor.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Vulnerable
- CITES
: App II
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Menurun
3. Preferensi habitat :
Jenis ini menyukai hutan tropis/subtropis
dataran rendah yang lembab, semak, ladang
yang subur, pertanian, dan kebun
pedesaan. Ancamannya antara lain
perburuan liar dan berkurangnya habitat.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : Nouveau recueil de planches coloriées d'oiseaux (http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Pycnonotus_zeylanicus_1838.jpg)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22712603
Data lain-lain : http://hobiduniakicau.blogspot.com/2013/05/ cucak-rawa-pycnonotus-zeylanicus.html
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
34
Punai besar/Large Green Pigeon
(Treron capellei)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Famili
Columbiformes Columbidae
Deskripsi
Tubuh berukuran besar (36 cm). Memiliki
pola warna dada jingga, punggung hijau
keabu-abuan, sayap abu-abu tua dengan tepi
kuning sempit pada bagian penutup. Tubuh
bagian bawah berwarna hijau pucat dengan
garis jingga kekuningan yang jelas di dada
(kurang jelas pada betina), ekor hijau pucat
dengan garis kehitaman terputus dan ujung
putih yang tersembunyi oleh bulu-bulu hijau
pada bagian tengah, sisi perut dan pantat
bertepi putih, bulu penutup ekor bawah
coklat tua. Warna iris coklat, paruh hijau
pucat, dan kaki kuning.
Tempat hidup dan kebiasaan
Biasanya hidup sendirian atau berpasangan,
sering juga dijumpai berkelompok di pohon
buah-buahan saat makan. Menyukai tempattempat terbuka di dalam hutan primer dari
dataran rendah sampai ketinggian 1.300
mdpl.
Suara
Seperti rangkong atau angsa, menderuk
dalam,”ku”. Saat makan terdengar suara
cegukan dan berparut,”kak-kak kak, kwokkwok-kwok”.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Vulnerable
- CITES
: App II
- PP 7/1999
:
2. Tren populasi :
Menurun
3. Preferensi habitat :
Habitat alaminya adalah hutan subtropis
atau tropis dataran rendah yang lembab.
Jenis habitat ini semakin terancam karena
hilangnya habitat.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : Stijn_De_Win_Birding2Asia (http://ibc.lynxeds.com/photo/large-green-pigeon-treron-capellei/female-perched-high-tree-edge-forest)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22691198
Data lain-lain : http://orientalbirdimages.org/birdimages .php?action=birdspecies&Bird_ID=750, (http://en.wikipedia.org/wiki/Large_green_pigeon)
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
35
Burung madu polos/Plain Sunbird
(Anthreptes simplex)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Famili
Passeriformes Nectariniidae
Deskripsi
Ukuran tubuh sedang (12 cm) dengan pola warna tubuh
bagian atas hijau zaitun, tenggorokan abu-abu dan perut
hijau kekuningan. Pada jantan, dahi memiliki bagian
gelap yang berpendar (hijau zaitun pada betina).
Iris mata berwarna coklat kemerahan, paruh hitam,
dan kaki coklat atau kehijauan.
Tempat hidup dan kebiasaan
Menyukai hutan terbuka dan semak belukar.
Penetap yang umum tapi jarang terlihat di
dataran rendah sampai ketinggiam 1.200
mdpl. Juga umum ditemukan di tepi pantai
pulau-pulau kecil.
Suara
Getaran khas dan kerikan metalik.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least Concern
- CITES
:
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Menurun
3. Preferensi habitat :
Habitat alami jenis ini adalah hutan
tropis/subtropis yang basah atau hutan
mangrove tropis/subtropis.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : mike birder (http://mikebirder.blogspot.com/2012/10/sunbird-111-plain-sunbird.html)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22717611
Data lain-lain : http://www.kutilang.or.id/burung/konser-vasi/burung-madu-polos
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
36
Burung madu/Plain-throated Sunbird
(Anthreptes malacensis)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Famili
Passeriformes Nectariniidae
Deskripsi
Tubuh berukuran sedang (13 cm) dan berwarna-warni.
Jantan memiliki ciri khas mahkota dan punggung
berwarna hijau bersinar; tunggir, penutup sayap, ekor,
dan strip kumis ungu bersinar; pipi, dagu, dan
tenggorokan coklat tua buram, bagian lain pada tubuh
bagian bawah kuning. Sementara betina memiliki
tubuh bagian atas berwarna hijau-zaitun, tubuh
bagian bawah kuning muda. Iris mata
berwarna merah, paruh hitam, dan kaki
hitam abu-abu.
Tempat hidup dan kebiasaan
Merupakan jenis burung dataran rendah
yang tersebar luas dan umum sampai
ketinggian 1.200 mdpl. Umumnya sama
dengan Burung-madu Sriganti, jenis penetap yang
dikenal baik di pekarangan terbuka, perkebunan
kelapa, semak pantai, dan hutan mangrove. Bersifat
teritorial secara agresif, mengusir burung-madu lain dari
pohon sumber makanan yang disukainya, seperti
Loranthus, Musa, dan Hybiscus.
Memakan nektar bunga yang berbentuk terompet pada
benalu, pisang, kembang sepatu. Juga memakan
serangga, ulat, laba-laba, dan buah yang lembut.
Suara
Kerikan bernada tinggi: “kelicap, twiit-twiit-twiit” atau
lagu sederhana “wi-ciuw, wi-chiuw …” yang diulangi
terus-menerus.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least Concern
- CITES
:
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Stabil
3. Preferensi habitat :
Jenis ini dapat hidup di berbagai tipe habitat
hutan terutama di bagian luar, termasuk
hutan mangrove dan perkebunan.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : HowardB (http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Brown-throated_Sunbird_male.jpg)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22717614
Data lain-lain : http://www.kutilang.or.id/burung/ konservasi/burung-madu-kelapa
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
37
Burung madu rimba/Purple-naped Sunbird
(Hypogramma hypogrammicum)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Famili
Passeriformes Nectariniidae
Deskripsi
Tubuh berukuran besar (15 cm). Burung
madu dengan tubuh bagian bawah sampai
tenggorokannya bergaris-garis kuning yang
menonjol. Ciri khas pada jantan; belakang
leher, punggung, dan penutup sayap ungu
metalik.
Iris mata berwarna merah atau coklat, paruh
hitam, dan kaki coklat atau zaitun.
Tempat hidup dan kebiasaan
Merupakan jenis penetap yang umum dijumpai
pada hutan dataran rendah sampai ketinggian
1.000 mdpl di Sumatra dan Kalimantan
(termasuk Natuna). Menyukai pohon-pohon
kecil dan hutan sekunder, hutan rawa dan
semak belukar. Sering terlihat memutar atau
menaik-turunkan ekornya dengan cepat.
Suara
Suara “syiuwp” tunggal yang melengking.
Peta distribusi jenis
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least Concern
- CITES
:- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Stabil
3. Preferensi habitat :
Jenis ini tersebar di hutan tropis/subtropis
yang basah, berbagai habitat seperti hutan
gambut, hutan sekunder, perkebunan, dan
rawa.
Sumber : Foto jenis : John C. Mittermeier (http://ibc.lynxeds.com/photo/purple-naped-sunbird-hypogramma-hypogrammicum/male-hand)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22717680
Data lain-lain : http://www.kutilang.or.id/burung/konservasi/ burung-madu-rimba
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
38
Burung-madu sepah-raja /Crimson Sunbird
(Aethopyga siparaja)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Famili
Passeriformes Nectariniidae
Deskripsi
Tubuh berukuran sedang (13 cm) dengan ciri
burung jantan berwarna merah terang. Sangat
mirip dengan Burung-madu ekor-merah
kecuali pada dahi yang berwarna ungu, ekor
yang lebih pendek, dan perut yang lebih
gelap. Betina memiliki warna hijau zaitun
gelap.
Tempat hidup dan kebiasaan
Merupakan jenis penetap yang umum dijumpai di
dataran rendah sampai ketinggian 900 mdpl di
Sumatera dan sampai ketinggian 1.300 mdpl di
Kalimantan (termasuk pulau-pulai kecilnya). Jarang
dijumpai dan menjadi penghuni tetap dataran
rendah di Jawa. Biasanya terlihat sendirian atau
berpasangan, mengunjungi pohon dadap atau
pohon berbunga lain yang mirip di tepi hutan
atau perkebunan.
Berbiak hampir sepanjang tahun; DesemberJuli dan September dengan jumlah telur 2
butir yang berwarna merah jambu berbintikbintik. Telur biasanya diletakkan dalam
sarang yang menggantung tidak jauh dari
permukaan tanah, di tepi hutan atau belukar
sekunder.
Suara
Memiliki suara “seeseep-seeseep” yang
lembut.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least Concern
- CITES
:
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Stabil
3. Preferensi habitat :
Jenis ini menyukai habitat semak,
perkebunan, dan hutan. Tersebar hingga
pada ketinggian 800-900 mdpl.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : Ariefrahman (http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Crimson_Sunbird_North_Sulawesi.JPG)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22718093
Data lain-lain : http://www.kutilang.or.id/burung/konservasi/ burung-madu-sepah-raja
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
39
Burung-madu belukar /Ruby-cheeked Sunbird
(Anthreptes singalensis)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Famili
Passeriformes Nectariniidae
Deskripsi
Burung jenis ini berukuran kecil (10 cm) dan
berwarna-warni. Pada jantan; mahkota dan
tubuh bagian atas berwarna hijau tua
berkilap, pipi merah tua, perut kuning,
tenggorokan dan dada coklat-jingga. Pada
Betina; tubuh bagian atas zaitun kehijauan,
tubuh bagian bawah seperti jantan, tetapi
lebih pucat. Iris mata coklat-merah, paruh
hitam, dan kaki hitam kehijauan.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least concern
- CITES
:
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Stabil
3. Preferensi habitat :
Habitat alami jenis ini adalah hutan
tropis/subtropis lembab dataran rendah,
hutan bakau tropis/subtropis, dan hutan
pegunungan lembab subtropis atau tropis.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : kwonglamwai (https://www.flickr.com/photos/kongchai/5067623968/in/photostream/)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22717626
Data lain-lain :http://laguvideo.com/video/download.php?id=ujhXa_DG8K8, http://www.birdlife.org
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
40
Pijantung besar/Long-billed Spiderhunter
(Arachnothera robusta)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Famili
Passeriformes Nectariniidae
Deskripsi
Tubuh berukuran besar (21 cm), dengan paruh
tebal berwarna zaitun dan kuning. Tubuh bagian
atas zaitun, tubuh bagian bawah kuning.
Kerongkongan dan dada bergaris gelap. Memiliki paruh
yang tebal, tidak terdapat bercak di bagian pipi, tidak ada
lingkaran mata, dan dagu berwarna putih. Ekor berwarna
gelap dengan ujung putih.
Iris coklat, paruh hitam, dan kaki coklat.
Tempat hidup dan kebiasaan
Burung yang sukar ditemui di hutan perbukitan di
Sumatera dan Jawa, biasanya pada ketinggian 400-1.400 m.
Burung yang langka di hutan dataran rendah Kalimantan.
Mirip pijantung yang lain. Burung yang soliter dan agresif
mengejar burung pijantung lain yang keluar dari teretorinya.
Hinggap di dahan yang tinggi sambil bernyanyi.
Memangsa laba-laba dan serangga, termasuk belalang
sembah dan ulat tawon bambu.
Suara
Decit suara yang tinggi “cit-cit cit-cit” pada waktu terbang, atau
keras monoton “ciu-liut ciu-liut” dari pohon tempat bertengger
yang tinggi.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least concern
- CITES
:
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Menurun
3. Preferensi habitat :
Habitat alaminya adalah hutan
tropis/subtropis dataran rendah yang
lembab dan hutan pegunungan di daerah
tropis /subtropis.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : Tank msia (https://www.flickr.com/photos/sulaiman_salikan/6044416991/)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22718109
Data lain-lain : http://www.kutilang.or.id/burung/konservasi/ pijantung-besar/
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
41
Pijantung kampung/Thick-billed Spiderhunter
(Arachnothera crassirostris)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Famili
Passeriformes Nectariniidae
Deskripsi
Ukuran tubuh agak kecil (16 cm) dengan tubuh
bagian atas berwarna hijau zaitun. Tenggorokan
berwarna abu-abu-kehijauan berpendar menjadi
kuning sampai tubuh bagian bawah. Dibandingkan
Pijantung kecil, paruh jenis ini lebih pendek dan tebal,
tenggorokan lebih abu-abu, alis mata lebih pucat, dan garis
mata lebih gelap.
Memiliki iris berwarna coklat, paruh kehitaman, dan kaki
kehitaman.
Tempat hidup dan kebiasaan
Burung yang tidak umum dan biasanya
menghuni hutan dataran rendah di Pulau
Sumatera dan Kalimantan. Tercatat
sampai ketinggian 1.300 m di
Sumatra. Mirip dengan burung
pijantung lain. Menyukai
rumpun nanas dan
jahe liar yang
rapat di hutan
tropis dan hutan
sekunder.
Suara
Memiliki suara yang keras,
sengau “ciit chiit”, juga berbunyi
berderik-derik menciut.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least concern
- CITES
:
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Menurun
3. Preferensi habitat :
Habitat alaminya adalah hutan
tropis/subtropis dataran rendah yg lembab
dan hutan pegunungan di daerah
tropis/subtropis.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : http://www.dchome.net/forum.php?mod=viewthread&tid=1247977
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22718106
Data lain-lain : http://omkicau.com/2014/05/24/beberapa-jenis-burung-pijantung-dan-suara-kicauannya/pijantun-kampung/
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
42
Pijantung kecil/Little Spiderhunter
(Arachnothera longirostra)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Aves
Ordo
Famili
Passeriformes Nectariniidae
Deskripsi
Tubuh berukuran agak kecil (15 cm) dan
berwarna zaitun dan kuning. Tubuh bagian
atas berwarna hijau-zaitun, tubuh bagian
bawah kuning terang. Tenggorokan berwarna
abu-abu keputih-putihan khas.
Iris mata coklat, paruh atas hitam, paruh bawah
abu-abu, dan kaki berwarna nila kebiruan.
Tempat hidup dan kebiasaan
Jenis ini cukup umum dijumpai di hutan perbukitan dan
dataran rendah di seluruh wilayah Sunda Besar (termasuk
pulau-pulau kecil). Juga di gunung-gunung di Pulau
Sumatera, Jawa, dan Bali, biasanya ditemukan sampai
ketinggian 2.000 mdpl. Suka bersembunyi, tinggal pada
kerimbunan pohon, seperti pohon pisang liar dan jahe-jahean
tinggi. Paling sering terlihat terbang melintasi jalan
setapak dengan sangat cepat, sampil mengeluarkan
suara yang khas. Juga ditemukan di hutan sekunder,
perkebunan, dan pekarangan. Mengisap nektar dari
bunga pisang dan jahe-jahean.
Suara
Memiliki suara yang tajam seperti suara bersin: “cik”
sewaktu terbang. Nyanyian bernada tinggi
sederhana:”tik-ti-ti-ti”, dengan nada pertama lebih tinggi
dan ditekan, diulang tanpa henti, sekitar tiga nada per
detik. “Wicow-wicow…” (Sumatera dan Kalimantan)
atau “ciw-ciw-…” (Jawa dan Bali) yang diulang terusmenerus.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least concern
- CITES
:
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Stabil
3. Preferensi habitat :
Habitat alaminya adalah hutan
tropis/subtropis dataran rendah yang
lembab, hutan bakau dan hutan
pegunungan di daerah tropis /subtropis.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : https://www.flickr.com/photos/36635321@N08/5324058904/
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=22718103
Data lain-lain : http://www.kutilang.or.id/burung/konservasi/pijantung-kecil/
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
43
Monyet kra/Long-tailed Macaque
(Macaca fascicularis)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Mammalia
Ordo
Primates
Famili
Cercopithecidae
Deskripsi
Merupakan jenis monyet yang bertubuh kecil
sampai sedang, dengan panjang kepala dan
tubuh 400-470 mm, ekor 500-600 mm, dan
kaki belakang (tumit hingga ujung jari) 140
mm. Berat hewan betina 3-4 kg, jantan
dewasa mencapai 5-7 kg.
Warna rambut di tubuhnya cokelat abu-abu
hingga tengguli; sisi bawah selalu lebih
pucat. Jambang pipi sering mencolok. Bayibayinya berwarna kehitaman.
Tempat hidup dan kebiasaan
Monyet kra umumnya ditemukan di hutanhutan pesisir (mangrove, hutan pantai), dan
hutan-hutan sepanjang sungai besar, di
dekat perkampungan, kebun campuran, atau
perkebunan dengan ketinggian mencapai
1.300 mdpl. Jenis ini sering membentuk
kelompok hingga 20-30 ekor, dengan 2-4
jantan dewasa dan selebihnya betina dan
anak-anak.
Kra memakan aneka buah-buahan dan
memangsa berbagai jenis hewan kecil seperti
ketam, serangga, telur dan lain-lain. Kadangkadang kelompok monyet ini memakan
tanaman di kebun dan menjadi hama bagi
petani.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least concern
- CITES
: App II
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Menurun
3. Preferensi habitat :
Merupakan jenis yang sangat toleran
terhadap berbagai tipe habitat, termasuk
hutan bakau dan rawa, daerah pertanian
dekat hutan (pertumbuhan sekunder, hutan
sekunder, dan hutan primer).
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : M. Irfansyah Lubis (http://menjemputsenja.blogspot.com)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=12551
Data lain-lain : http://id.wikipedia.org/wiki/Monyet_kra
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
44
Monyet beruk/Sundaland Pigtail Macaque
(Macaca nemestrina)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Mammalia
Ordo
Primates
Famili
Cercopithecidae
Deskripsi
Beruk jantan dapat tumbuh hingga seberat 5 - 15 kg. Mereka memiliki bulu berwarna
kecokelatan dengan warna yang lebih gelap di bagian punggung, dan warna yang lebih cerah di
bagian bawah tubuh. orang Barat menamai
beruk dengan Southern pig-tailed macaque,
karena ekor beruk terlihat seperti ekor
babi.
Tempat hidup dan kebiasaan
Beruk termasuk binatang terestrial (banyak
menghabiskan waktunya di darat), tetapi
mereka juga sangat terampil dalam
memanjat. Beruk juga berbeda dengan
primata kebanyakan karena senang
bermain air.
Beruk hidup dalam sebuah kelompok besar
yang terbagi menjadi beberapa kelompok
yang lebih kecil selama mencari makan di
siang hari. Beruk adalah binatang omnivora.
Makanan utama Beruk adalah buahbuahan, biji-bijian, jamur, dan binatang
invertebrata.
Beruk siap kawin ketika usianya menginjak
3 hingga 5 tahun. Beruk betina akan hamil
selama 6 bulanan. Dia akan melahirkan
satu anak beruk setiap 2 tahun sekali. Anak
beruk akan disapih setelah berusia 4 hingga
5 bulan.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Vulnerable
- CITES
: App II
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Menurun
3. Preferensi habitat :
Merupakan jenis mamalia terestrial
walaupun terkadang ditemukan mencari
makan di tajuk pepohonan. Biasa
ditemukan di hutan dataran rendah, pesisir,
rawa dan hutan pegunungan.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis :Eko Adhiyanto
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=12555
Data lain-lain :http://faunague.blogspot.com/2013/05/mengenal-beruk-monyet-dengan-ekor-babi.html
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
45
Berang-berang /Indian Smooth-coated Otter
(Lutra perspicillata)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Mammalia
Ordo
Carnivora
Famili
Mustelidae
Deskripsi
Mamalia semi-akuatik (atau akuatik, pada salah satu jenisnya) ini adalah
pemakan ikan. Berbentuk mirip musang, berang-berang memiliki tungkai
yang relatif lebih pendek, dengan cakar yang berselaput, dan –kecuali
berang-berang laut– mempunyai ekor yang panjang berotot.
Rambut-rambut di tubuhnya terdiri dari dua lapisan. Bagian
luar dengan rambut-rambut yang panjang dan relatif
keras, kaku; dan bagian dalam dengan
rambut-rambut yang halus, lunak.
Lapisan dalam ini tidak tembus air
dan memerangkap udara di
dalamnya, sehingga menjaga kulit
berang-berang tetap kering dan
hangat meskipun tengah berenang
di air yang amat dingin.
Tempat hidup dan kebiasaan
Mereka umumnya memakan
hewan-hewan akuatik,
terutama ikan dan kerangkerangan, serta hewanhewan invertebrata lainnya,
namun juga amfibi,
burung, dan mamalia
kecil.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Vulnerable
- CITES
: App II
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Menurun
3. Preferensi habitat :
Biasanya hidup disekitar sungai besar dan
danau, hutan rawa gambut, hutan bakau
dan muara, bahkan menggunakan sawah
untuk mencari makan.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : http://panel.mustangcorps.com/admin/fl/upload/files/101(45).jpg
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=12427
Data lain-lain : http://id.wikipedia.org/wiki/Berang-berang
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
46
Babi hutan/Wild Boar
(Sus crova)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Mammalia
Ordo
Cetartiodactyla
Famili
Suidae
Deskripsi
Berat babi hutan dapat mencapai 200 kg (400 pound) untuk ukuran jantan dewasa, serta
panjangnya dapat mencapai 1,8 m (6 kaki). Jika terkejut atau tersudut, mereka dapat menjadi
agresif - terutama bila betina dewasa yang sedang melindungi anaknya - dan jika diserang akan
mempertahankan dirinya dengan taringnya.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Vulnerable
- CITES
:
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Menurun
3. Preferensi habitat :
Secara umum jenis ini ditemukan di daerah
hutan hujan tropis, memanfaatkan habitat
yang cukup luas mulai dari hutan pantai
sampai pegunungan atas.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Bartschwein_Sus_barbatus_Tierpark_Hellabrunn-8.jpg
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=41772
Data lain-lain : http://id.wikipedia.org/wiki/Babi_hutan
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
47
Rusa sambar/Sambar Deer
(Cervus unicolor)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Mammalia
Ordo
Cetartiodactyla
Famili
Cervidae
Deskripsi
Merupakan spesies yang umum dan memiliki ciri khas tubuh yang besar dengan warna bulu
kecoklatan. Sambar dapat tumbuh setinggi 102 - 160 cm sampai bahu dengan berat sekitar 546
kg. Sambar umumnya berhabitat di hutan dan bergantung pada tanaman semak atau
rerumputan. Mereka umumnya hidup dalam kelompok dengan anggota 5 - 6 anggota. Rusa
sambar (Cervus unicolor syn. Cervus aristotelis) mendiami sebagian besar Asia Selatan dengan
batas sampai wilayah Himalaya. Selain itu dapat pula ditemukan di hutan tropis Burma,
Thailand, Indocina, the Semenanjung Malaya), Tiongkok Selatan (termasuk Hainan), Taiwan,
serta di Pulau Sumatra dan Kalimantan di Indonesia.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Vulnerable
- CITES
:
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Menurun
3. Preferensi habitat :
Jenis yang sangat toleran terhadap hutan
yang telah terdegradasi, tapi umumnya lebih
banyak ditemukan di hutan asli maupun
yang telah dirambah.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : Hochgeladen von Killiondude (http://de.wikipedia.org/wiki/Sambar#mediaviewer/File:Sambardeer2.jpg)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=41790
Data lain-lain : http://id.wikipedia.org/wiki/Rusa_sambar
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
48
Kijang-muncak/Sundaland Red Muntjac
(Muntiacus muntjak)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Mammalia
Ordo
Cetartiodactyla
Famili
Cervidae
Deskripsi
Kijang atau muncak adalah kerabat rusa yang tergabung dalam genus Muntiacus. Kijang berasal
dari Dunia Lama dan dianggap sebagai jenis rusa tertua, telah ada sejak 15-35 juta tahun yang
lalu, dengan sisa-sisa dari masa Miosen ditemukan di Perancis dan Jerman.
Pada masa sekarang, muncak hanya dapat ditemui di Asia Selatan dan Asia Tenggara, mulai dari
India, Srilangka, Indocina, hingga kepulauan Nusantara. Beberapa jenis diintroduksi di Inggris
dan sekarang banyak dijumpai di sana.
Tempat Hidup dan
kebiasaan
Kijang tidak mengenal
musim kawin dan dapat
kawin kapan saja, namun
perilaku musim kawin
muncul bila kijang dibawa
ke daerah beriklim sedang.
Jantannya memiliki tanduk
pendek yang dapat tumbuh
bila patah.
Hewan ini sekarang
menarik perhatian
penelitian evolusi molekular
karena memiliki variasi
jumlah kromosom yang
dramatis dan
ditemukannya beberapa
jenis baru (terutama di
Indocina).
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least concern
- CITES
:
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Menurun
3. Preferensi habitat :
Keberadaannya sangat erat dengan hutan,
tetapi bisa juga hidup di hutan yang
terdegradasi berat yang berdekatan dengan
hutan, kebun kopi, karet, tebu, singkong,
kelap, dan jati.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : Rushenb (http://commons.wikimedia.org/wiki/File:The_Indian_muntjac,_muntiacus_muntjak.jpg)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=42190
Data lain-lain : http://id.wikipedia.org/wiki/Kijang
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
49
Kancil/Mouse Deer
(Tragulus kanchil)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Mammalia
Ordo
Cetartiodactyla
Famili
Tragulidae
Deskripsi
Pelanduk bertubuh kecil, tinggi
bahu sekitar 200 mm, panjang
kepala dan tubuh 400-480 mm,
ekor 65-80 mm, dan beratnya 0,7-2
kg. Data dari Kalimantan sedikit
berbeda dengan panjang kepala
dan tubuh 425-485 mm, ekor 6093 mm, dan berat 2,0-2,5 kg.
Tubuh bagian atas berwarna
tengguli polos, dengan tengkuk
lebih gelap dari bagian tubuh
lainnya. Sisi bawah tubuh
berwarna putih berulas kecoklatan
pucat dengan dada yang bebercak
coklat tua khas. Perbedaannya
dengan pelanduk napu (T. napu)
yang memiliki lima garis putih,
sedangkan pelanduk ini memiliki
tiga garis putih di sekitar dada dan
tenggorokan.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least concern
- CITES
:
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
No data
3. Preferensi habitat :
Biasanya ditemukan di kaki bukit atau
hutan dataran rendah atau daerah budidaya
hingga ketinggian 600 m. Habitat yang
beragam di daerah sungai rawa yang
didominasi oleh dipterocarp.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : Levg (http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/75/Tragulus_javanicus_jerusalem_zoo.jpg)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=136297
Data lain-lain : http://id.wikipedia.org/wiki/Pelanduk_kancil
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
50
Napu/Greater Mousedeer
(Tragulus napu)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Mammalia
Ordo
Cetartiodactyla
Famili
Tragulidae
Deskripsi
Pelanduk yang bertubuh besar, tinggi bahu 300-350 mm; panjang kepala dan tubuh 500-600 mm;
ekor 70-80 mm; dan beratnya 4-6 kg. Populasi di Kalimantan sedikit lebih kecil ukuran tubuhnya;
kepala dan tubuh 520-572 mm, ekor 60-100 mm, dan berat 3,5-4,5 kg. Meskipun ada pula yang
menyebut beratnya hingga 7 atau 9 kg, namun belum dapat dikonfirmasi.
Rambut di tubuh bagian atas
berwarna bungalan abu-abu
hingga bungalan jingga, dengan
ujung rambut kehitaman
sehingga nampak seolah-olah
berbintik kasar. Garis punggung
lebih gelap daripada sisi-sisinya
yang lebih pucat, meskipun
tanpa garis batas yang jelas. Sisi
bawah tubuh berwarna putih
berulas kecoklatan pucat dengan
dada yang bebercak cokelat. Dari
samping, terlihat seperti ada dua
belang putih yang terpisah di
leher. Alih-alih bertanduk,
hewan jantan memiliki taring.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least concern
- CITES
:
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Menurun
3. Preferensi habitat :
Penyebaran jenis ini hampir sama dengan
T.kanchil. Di Pulau Kalimantan, kedua jenis
kancil tersebut menempati daerah yang
sama, tetapi jenis Napu bisa hidup di
ketinggian yang lebih (lebih dari 1.000
mdpl).
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Tragulus_napu.jpg
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=41781
Data lain-lain : http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Tragulus_napu.jpg
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
51
Macan dahan/Clouded Leopard
(Neofelis nebulosa)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Mammalia
Ordo
Carnivora
Famili
Felidae
Deskripsi
Merupakan sejenis kucing berukuran
sedang, dengan panjang tubuh mencapai
95 cm. Spesies ini pada umumnya
memiliki bulu berwarna kelabu
kecoklatan dengan gambaran seperti
awan dan bintik hitam di tubuhnya.
Bintik hitam di kepalanya berukuran
lebih kecil dan terdapat totol putih di
belakang telinga. Macan dahan
mempunyai kaki pendek dengan telapak
kaki besar serta ekor panjang dengan
garis dan bintik hitam.
Tempat Hidup dan kebiasaan
Macan dahan adalah hewan nokturnal
yang aktif berburu di malam hari.
Hewan ini banyak menghabiskan
waktunya di atas pohon dan dapat
bergerak dengan lincah di antara
pepohonan.
Mangsa macan dahan terdiri dari aneka
satwa liar berbagai ukuran seperti kera,
ular, mamalia kecil, burung, rusa dan
bekantan. Macan dahan menggunakan
lidahnya untuk membersihkan bulubulu sebelum memakan mangsanya.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Vulnerable
- CITES
: App 1
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Menurun
3. Preferensi habitat :
Jenis yang sangat bergantung terhadap
keberadaan hutan hujan tropis, namun
ditemukan juga di hutan sekunder atau
hutan produksi, hutan semak belukar, rawa
dan padang rumput.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : Shyamal (http://en.wikipedia.org/wiki/Formosan_clouded_leopard#mediaviewer/File:LeopardusBrachyurusWolf.jpg)
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=14519
Data lain-lain : http:id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Neofelis_nebulosa.jpg
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
52
Beruang madu/Malayan Sun Bear
(Helarctos malayanus)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Mammalia
Ordo
Carnivora
Famili
Ursidae
Deskripsi
Panjang tubuh Beruang madu 1,40 m, tinggi punggungnya 70 cm dengan berat berkisar 50 – 65
kg. Bulu beruang madu cenderung pendek, berkilau dan pada umumnya hitam, matanya
berwarna cokelat atau biru,selain itu hidungnya relatif
lebar tetapi tidak terlalu moncong. Jenis bulu beruang
madu adalah yang paling pendek dan halus dibandingkan
beruang lainnya, berwarna hitam kelam atau hitam
kecoklatan, di bawah bulu lehernya terdapat tanda yang
unik berwarna oranye yang dipercaya menggambarkan
matahari terbit. Berbeda dengan beruang madu dewasa,
bayi beruang madu yang baru lahir memiliki bulu yang
lebih lembut, tipis dan bersinar. Karena hidupnya di
pepohonan maka telapak kaki beruang ini tidak berbulu
sehingga ia dapat bergerak dengan kecepatan hingga 48
kilometer per jam dan memiliki tenaga yang sangat
kuat. Kepala beruang madu relatif besar sehingga
menyerupai anjing yakni memiliki telinga kecil dan
berbentuk bundar. Beruang jenis ini memiliki lidah
yang sangat panjang dan dapat dipanjangkan sesuai
dengan kondisi alam untuk menyarikan madu dari
sarang lebah di pepohonan. Selain itu, lidah yang
panjangnya dapat melebihi 25 cm itu juga digunakan
untuk menangkap serangga kecil di batang pohon.
Beruang madu memiliki penciuaman yang sangat
tajam dan memiliki kuku yang panjang di keempat
lengannya yang digunakan untuk mempermudah
mencari makanan. Beruang madu lebih sering
berjalan dengan empat kaki, dan sangat jarang
berjalan dengan dua kaki seperti manusia.
Peta distribusi jenis
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Vulnerable
- CITES
: App I
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Menurun
3. Preferensi habitat :
Beruang madu hidup di hutan-hutan
primer, hutan sekunder dan sering juga di
lahan-lahan pertanian, mereka biasanya
berada di pohon pada ketinggian 2 - 7 meter
di atas tanah.
Sumber : Foto jenis : http://en.wikipedia.org/wiki/Sun_bear#mediaviewer/File:Sitting_sun_bear.jpg
Peta : http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=9760
Data lain-lain : http://id.wikipedia.org/wiki/Beruang_madu
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
53
Trenggiling/Sunda Pangolin
(Manis javanica)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Mammalia
Ordo
Pholidota
Famili
Manidae
Deskripsi
Trenggiling biasa (Manis javanica syn.
Paramanis javanica) adalah wakil dari ordo
Pholidota yang masih ditemukan di Asia
Tenggara. Hewan ini merupakan hewan
pemakan serangga dan terutama semut dan
rayap. Trenggiling hidup di hutan hujan
tropis dataran rendah. Trenggiling kadang
juga dikenal sebagai anteater.
Bentuk tubuhnya memanjang, dengan
lidah yang dapat dijulurkan hingga
sepertiga panjang tubuhnya untuk
mencari semut di sarangnya. Rambutnya
termodifikasi menjadi semacam sisik
besar yang tersusun membentuk perisai
berlapis sebagai alat perlindungan diri.
Jika diganggu, trenggiling akan
menggulungkan badannya seperti bola.
Ia dapat pula mengebatkan ekornya,
sehingga "sisik"nya dapat melukai kulit
pengganggunya.
Trenggiling terancam keberadaannya
akibat habitatnya terganggu serta menjadi
obyek perdagangan hewan liar.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Critically Endangered
- CITES
: App 1
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Menurun
3. Preferensi habitat :
Dapat ditemukan di hutan primer dan
sekunder, termasuk hutan dipterokarpa
dataran rendah, kawasan budidaya seperti
perkebunan kelapa sawit dan karet, dan
pemukiman manusia.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : http://voices.nationalgeographic.com/files/2014/06/Sunda-Pangolin-Manis-javanica-EN_-copyright-Dan-Challender.jpg
Peta :http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=12763
Data lain-lain : http://id.wikipedia.org/wiki/Trenggiling_biasa
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
54
Buaya muara/Salt-Water Crocodile
(Crocodylus porosus)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Reptilia
Ordo
Crocodylia
Famili
Crocodylidae
Deskripsi
Buaya muara dikenal sebagai buaya
terbesar di dunia, jauh lebih besar dari
Buaya Nil (Crocodylus niloticus) dan
Alligator Amerika (Alligator
mississipiensis). Penyebarannya pun juga
"terluas" di dunia karena buaya muara
memiliki wilayah perantauan mulai dari
perairan Teluk Benggala (Sri Lanka,
Bangladesh, India) hingga perairan
Polinesia (Kepulauan Fiji dan Vanuatu).
Sedangkan habitat favorit untuk mereka
adalah perairan Indonesia dan Australia.
Buaya muara mampu melompat keluar
dari air untuk menyerang mangsanya.
Bahkan bilamana kedalaman air
melebihi panjang tubuhnya, buaya
muara mampu melompat serta
menerkam secara vertikal mencapai
ketinggian yang sama dengan panjang
tubuhnya. Buaya muara menyukai air
payau/asin, oleh sebab itu pula bangsa
Australia menamakannya saltwater
crocodile (buaya air asin). Selain terbesar
dan terpanjang, Buaya Muara terkenal
juga sebagai jenis buaya terganas di
dunia.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least concern
- CITES
: App I
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Tidak diketahui
3. Preferensi habitat :
Jenis buaya muara ini menyukai daerah
danau, rawa-rawa serta perairan payau
pesisir dan bagian pasang surut sungai.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : M. Irfansyah Lubis (http://menjemputsenja.blogspot.com)
Peta :http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=5668
Data lain-lain : http://id.wikipedia.org/wiki/Buaya_muara
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
55
Biawak/Common Water Monitor
(Varanus salvator)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Reptilia
Ordo
Squamata
Famili
Varanidae
Deskripsi
Biawak yang kerap ditemui di desa-desa dan perkotaan di Indonesia barat kebanyakan adalah
biawak air dari jenis Varanus salvator. Panjang tubuhnya (moncong hingga ujung ekor) umumnya
hanya sekitar 1 m lebih sedikit, meskipun ada pula yang dapat mencapai 2,5 m.
Biawak umumnya menghuni tepi-tepi sungai atau saluran air, tepian danau, pantai, dan rawarawa termasuk rawa bakau. Di perkotaan, biawak kerap pula ditemukan hidup di gorong-gorong
saluran air yang
bermuara ke sungai.
Biawak memangsa aneka
serangga, ketam atau
yuyu, berbagai jenis
kodok, ikan, kadal,
burung, serta mamalia
kecil seperti tikus dan
cerurut. Biawak pandai
memanjat pohon. Di
hutan bakau, biawak
kerap mencuri telur atau
memangsa anak burung.
Biawak juga memakan
bangkai, telur kura-kura,
penyu atau buaya.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least concern
- CITES
: App II
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Tidak diketahui
3. Preferensi habitat :
Habitat yang dianggap paling penting untuk
spesies ini adalah vegetasi mangrove, rawa
dan lahan basah pada ketinggian di bawah
1.000 m
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : Eko Adhiyanto
Peta :http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=178214
Data lain-lain : http://cintareptile.blogspot.com/2014/03/varanus-salvator-biawak.html
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
56
King kobra/King Cobra
(Ophiophagus hannah)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Reptilia
Ordo
Squamata
Famili
Elapidae
Deskripsi
Merupakan jenis ular berbisa terpanjang
di dunia dengan panjang tubuh
keseluruhan mencapai sekitar 5,7 m.
Akan tetapi panjang hewan dewasa pada
umumnya hanya sekitar 3 – 4,5 m saja.
Ular ini ditakuti orang karena bisanya
yang mematikan dan sifat-sifatnya yang
terkenal agresif, meskipun banyak
catatan yang menunjukkan perilaku
yang sebaliknya.
Ular yang bertubuh panjang dan
ramping. Sebuah laporan dari Singapura
mencatat seekor ular anang sepanjang
hampir 4,8 m memiliki berat tubuh
hingga 12 kg. Tidak seperti kebanyakan
ular lainnya, ular jantan cenderung lebih
panjang dan besar jika dibandingkan
dengan yang betina.
Sebagaimana namanya (Ophiophagus
berarti pemakan ular), mangsa
utamanya adalah jenis-jenis ular yang
berukuran relatif besar, seperti sanca
(Python) atau ular tikus (Ptyas). Juga
memangsa ular-ular yang berbisa
lainnya dan kadal berukuran besar
seperti halnya biawak.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Vulnerable
- CITES
: App II
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Menurun
3. Preferensi habitat :
Spesies ini ditemukan di berbagai habitat,
terutama di hutan-hutan yang masih asli,
juga dapat ditemukan di hutan yang
terdegradasi, hutan bakau dan daerah
bahkan pertanian dengan sisa-sisa hutan.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : M. Irfansyah Lubis (http://menjemputsenja.blogspot.com)
Peta :http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=177540
Data lain-lain : http://id.wikipedia.org/wiki/Ular_anang
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
57
Kobra/Sumatran Cobra
(Naja sumatrana)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Reptilia
Ordo
Squamata
Famili
Elapidae
Deskripsi
Istilah kobra dalam bahasa Indonesia
diambil dari bahasa Inggris, cobra, yang
sebetulnya juga merupakan pinjaman
dari bahasa Portugis. Ular sendok dalam
bahasa Indonesia merujuk pada
beberapa jenis ular dari marga Naja.
Kobra biasanya berhabitat daerah tropis
dan gurun di Asia dan Afrika. Beberapa
jenis kobra dapat mencapai panjang
1,2–2,5 meter.
Berbagai jenis kobra dapat memiliki
warna dari hitam atau coklat tua sampai
putih-kuning. Pada masa lalu, warna
tubuh dan kemampuan menyemburkan
bisa –melalui kombinasi dengan
beberapa ciri lainnya– digunakan sebagai
dasar untuk membedakan jenis-jenis
kobra. Akan tetapi kini diketahui bahwa
variasi warna dalam satu jenis (spesies)
kobra begitu beragam, sehingga mustahil
digunakan sebagai patokan pengenalan
jenis. Yang lebih merumitkan ialah
beberapa kobra yang berbeda spesiesnya
dapat memiliki warna atau pola warna
yang bermiripan.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Least concern
- CITES
: App II
- PP 7/1999
: Termasuk
2. Tren populasi :
Meningkat
3. Preferensi habitat :
Jenis ular berbisa ini biasa terdapat di
hutan primer, tetapi juga dapat ditemukan
hutan sekunder, kebun, taman, sawah,
perkebunan dan sekitar rumah.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis :Wibowo Djatmiko (http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/58/Naja_sputa_130425-35137_tdp.JPG)
Peta :http:http://maps.iucnredlist.org/map.html?id=184073
Data lain-lain : http://id.wikipedia.org/wiki/Ular_sendok
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
58
Ular sanca/Reticulated Python
(Python reticulates)
Kingdom
Animalia
Filum
Chordata
Kelas
Reptilia
Ordo
Squamata
Famili
Pythonidae
Deskripsi
Sanca kembang terhitung ular terpanjang di dunia. Ular terpanjang yang terkonfirmasi
berukuran 6.95 m di Balikpapan, Kalimantan Timur, sedangkan berat maksimal yang tercatat
adalah 158 kg. Ular sanca termasuk ular yang berumur panjang, hingga lebih dari 25 tahun.
Ular-ular betina memiliki
tubuh yang lebih besar. Jika
yang jantan telah mulai kawin
pada panjang tubuh sekitar 7-9
kaki, yang betina baru pada
panjang sekitar 11 kaki.
Dewasa kelamin tercapai pada
umur antara 2-4 tahun.
Musim kawin berlangsung
antara September hingga Maret
di Asia. Berkurangnya panjang
siang hari dan menurunnya
suhu udara merupakan faktor
pendorong yang merangsang
musim kawin. Namun, musim
ini dapat bervariasi dari satu
tempat ke tempat lain.
Informasi penting
1. Status :
- IUCN
: Not evaluated
- CITES
: AppII
- PP 7/1999
:
2. Tren populasi :
3. Preferensi habitat :
Jenis ini dapat hidup di hutan hujan,
daerah yang berhutan, padang rumput dan
sekitarnya. Juga diasosiasikan dengan
sungai, danau dan disekitarnya.
Peta distribusi jenis
Sumber : Foto jenis : Bjorn Lardner (http://gallery.usgs.gov/photos/10_16_2009_fka4EQp10W_10_16_2009_0#.VQZ1Ho6Uc4I)
Peta :http://en.wikipedia.org/wiki/Python_reticulatus#/media/File:Python_reticulatus_Area.PNG
Data lain-lain : http://id.wikipedia.org/wiki/Sanca_kembang
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
59
7
Ucapan
Terimakasih
B
uku ini merupakan intisari dari hasil laporan inventarisasi keanekaragaman hayati
yang dilakukan secara berkala. Penulisan buku ini yang terwujud atas kolaborasi
yang dilakukan oleh JOB Pertamina Talisman Jambi Merang (JOB PTJM) dan Pusat
Penelitian Lingkungan Hidup IPB (PPLH IPB) dalam rangka melestarikan lingkungan
sekitar kawasan konservasi Lapangan Pulai Gading di Kecamatan Bayung Lencir, Musi
Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.
P
P
enulisan buku ini diperuntukkan kepada JOB Pertamina Talisman Jambi Merang
yang telah sepenuhnya mendukung kegiatan penelitian di kawasan konservasi
dalam hal pendanaan serta kepada semua stakeholders dan masyarakat terkait
yang nantinya dapat memanfaatkan isi dari buku ini.
ada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan rasa syukur dan terima
kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang sangat membantu hingga
terselesaikannya buku ini. Kepada seluruh staf PPLH-IPB yang telah banyak
mendukung dalam pembuatan buku ini. Kepada para asisten ahli Eko Adhiyanto dan
Ainurrahman yang telah membantu dalam proses inventarisasi data. Serta kepada
Bapak Kusmono dan Bapak Romeld yang telah banyak membantu dalam kelancaran
penulisan buku.
T
erima kasih juga dihaturkan kepada penerbit IPB Press yang telah bersedia
menerbitkan buku ini serta terima kasih banyak atas bantuan semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan
kontribusi yang positif dalam penyempurnaan buku ini.
Salah satu alat transportasi air di Sungai Lalan (Foto by M. I. Lubis)
UPAYA KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI LAPANGAN PULAI GADING
60