Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Confucius institute is an educational learning chinese language institution, integrated within the China Ministry of Education which have the task to internationalising chinese education in many states globallyUnited States is the biggest country in the world who has Confucius Institute than other countries. Despite the rapid development of Confucius Institute in United States, there are many anomaly which make Confucius Institute should not become bloomed in there, such as the chinese-americans or chinese spoken are minority in the United States. Based from that, this research try to explain why Confucius Institute in the United States can easily outspread in just a 10 years short time. This research also focused on two things, such as the relationship between the institution, home country, and host country through bargaining model concept and the application of adaptation strategy with marketing mix. Researcher found that the succes of Confucius Institute in United States is because theres mutual close relationship between home country and host country based on bilateral agreement; mutual close relationship between institution and host country based on bargaining power; and the application of marketing mix based on 4P’s and 4C’s Keywords: internationalization of education, Confucius Institute, bargaining model, marketing mix
Confucius Institute merupakan institusi pendidikan bahasa China yang terintegrasi dengan Kementrian Pendidikan Republik Rakyat China yang hingga saat ini melakukan internasionalisasi pendidikan secara global di negara-negara lain. Dari sekian negara tempat tujuan internasionalisasinya, Amerika Serikat merupakan negara dengan jumlah unit Confucius Institute terbesar di dunia. Tahun 2015 terdapat 109 Confucius Institute dan 347 Confucius Classroom yang tersebar di Amerika Serikat, mengungguli institusi pendidikan bahasa lain khususnya institusi yang dibentuk oleh pemerintah. Padahal di Amerika Serikat, jumlah penduduk Asia terutama yang berkebangsaan China tidak banyak, disertai dengan tantangan, kendala, serta anomali lainnya yang seharusnya menyebabkan Confucius Institute tidak dapat berkembang dengan pesat. Berangkat dari fenomena tersebut, penelitian ini berusaha menjelaskan mengapa Confucius Institute dapat berkembang dengan pesat hanya dalam kurun waktu 10 tahun. Penelitian ini dilakukan berfokus pada dua hal, yaitu hubungan antara institusi, home country dan host country melalui bargaining model; serta penerapan strategi adaptasi dengan marketing mix. Dari proses penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa keberhasilan internasionalisasi Confucius Institute di Amerika Serikat terjadi karena kedekatan hubungan antara home country dan host country dalam bidang pendidikan bahasa sehingga tercipta berbagai kerjasama bilateral yang mendukung eksistensi Confucius Institute; kedekatan institusi dengan host country sehingga institusi memiliki posisi tawar yang tinggi dalam melakukan kerjasama pada pemerintah maupun institusi lainnya; serta penerapan strategi marketing mix yang beradaptasi sesuai dengan kondisi, kebutuhan, dan selera masyarakat Amerika Serikat.
“China is hungry for success and this might well be a key reason for its enduring rise. … China's cultural traditions also affect its approach to negotiation,… and on foreign policy”. Fareed Zakaria, The Post-American World (2008: 104, 110). Berpijak dari latar belakang di atas, tulisan ini berupaya menemukan jawaban-jawaban atas berbagai persoalan berikut ini: (1) apa dan bagaimana dasar ideologi dan kultur yang dimiliki oleh China sebagai modal bagi kebangkitan dan kemajuan ekonomi, politik, militer negeri Tirai Bambu tersebut, dan pijakan bagi sikapnya terhadap dunia internasional? Lalu, (2) sejauhmana karakteristik-karakteristik ideologis dan kultural tersebut mempengaruhi keberadaan China dewasa ini dan di masa yang akan datang?
Chuang Tzu merupakan tokoh filsafat terkemuka dari daratan cina. Pemahaman dan pemikirannya sangatlah luas mengenai berbagai macam pembahasan.
Prosiding Konvensi Nasional XII Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia
Efektivitas Confucius Institute dalam Membangun People-to-People Relations antara Tiongkok dan Masyarakat Muslim Moderat di Indonesia (Studi Kasus: Universitas Al Azhar Indonesia)2021 •
Indonesia memiliki posisi strategis terhadap keberlangsungan Tiongkok dalam mewujudkan cita-citanya untuk menciptakan tatanan internasional yang harmonis melalui soft power. Namun, hubungan antara Tiongkok dan Indonesia tidak selalu berjalan harmonis. Pada tahun 1967, hubungan Tiongkok-Indonesia sempat memburuk sehingga dibutuhkan sekitar 23 tahun untuk menormalisasi hubungan kedua negara. Meskipun hubungan tersebut perlahan-lahan membaik, citra Tiongkok sebagai negara komunis yang buruk sudah terlanjur melekat dalam ingatan masyarakat Indonesia. Hal ini masih ditambah dengan isu-isu yang tergolong sensitif seperti isu diskriminasi terhadap minoritas Uyghur di Xinjiang dan pelarangan atribut agama oleh pemerintah Tiongkok yang menambah ketidaksukaan sebagian masyarakat Indonesia, terutama umat Muslim, terhadap Tiongkok. Oleh sebab itu, Tiongkok bekerja sama dengan berbagai institusi perguruan tinggi di Indonesia melalui Confucius Institute. Upaya tersebut dilakukan dengan mendirikan cabang Confucius Institute di berbagai perguruan tinggi. Salah satunya di Universitas Al Azhar Indonesia. Universitas Al Azhar Indonesia dipandang sebagai representasi masyarakat Muslim moderat Indonesia yang dapat dijadikan sebagai mitra untuk mengikis berbagai stigma negatif Tiongkok di kalangan umat Muslim. Kegiatan dilaksanakan melalui diplomasi budaya dengan mengajarkan Bahasa Mandarin dan memperkenalkan budaya Tiongkok. Langkah ini diharapkan mampu memperbaiki citra sekaligus menjembatani people-to-people relations antara Tiongkok dan masyarakat Muslim moderat Indonesia. Terkait hal ini, penulis akan membahas sejauh mana efektivitas Confucius Institute dalam membangun people-to-peole relations antarkedua pihak dengan studi kasus di Universitas Al Azhar Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods dan jenis penelitian eksplanatif.
Academia Materials Science
Effects of flaxseed mucilage and water to cement ratio on mechanical and hydration characteristics of an OPC mortar2023 •
2011 •
Zeitschrift für Musik-, Tanz- und Kunsttherapie, Jg.7/3., 145-160
Kreative Wahrnehmung, kreativer Ausdruck. Methoden und Wirkweisen der Integrativen Kunsttherapie1996 •
Journal of World Philosophies
Symposium on "Theft is Property!"2022 •
Materials Science and Engineering: C
Novel tetraphenylethylene diol amphiphile with aggregation-induced emission: self-assembly, cell imaging and tagging property2017 •
MEDIENwissenschaft: Rezensionen | Reviews
Lars C. Grabbe, Andrew McLuhan, Tobias Held (Hg.): Beyond Media Literacy2024 •
Journal of Ethnopharmacology
Chemical composition, antimicrobial activity against Staphylococcus aureus and a pro-apoptotic effect in SGC-7901 of the essential oil from Toona sinensis (A. Juss.) Roem. leaves2014 •
Advances in social science, education and humanities research
Problematics of Intolerance Conflict Between Religious People in Islamic Law Politics in the Digitalization Era2023 •
2023 •