Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
ABSTRAK Penghujung tahun 2014, Malaysia khususnya di pantai Timur telah dilanda banjir besar yang luar biasa. Mangsa-mangsa yang dipindahkan dan ditempatkan di pusat penempatan banjir melebihi dua ratus ribu orang. Kajian perintis ini dijalankan bertujuan untuk mengumpulkan isu-isu berkaitan fiqh di pusat pemindahan mangsa banjir di daerah Temerloh, Pahang. Kajian yang bermatlamatkan penerokaan ini menggunakan kaedah kualitatif. Para penyelidik telah menjalankan temu bual tidak berstruktur terhadap enam puluh orang responden di lima buah pusat pemindahan mangsa banjir di daerah Temerloh, Pahang. Pemilihan responden dibuat menggunakan kaedah persampelan mengikut kesenangan (convenience sampling). Hasil kajian menunjukkan terdapat 10 tema isu fiqh yang dibangkitkan oleh mangsa-mangsa pusat pemindahan banjir. Isu aurat dan percampuran lelaki dan perempuan merupakan isu yang paling kerap dibangkitkan. Selain isu ini, terdapat juga isu-isu lain seperti isu solat fardu, isu solat Jumaat dan isu pengisian rohani dan bimbingan. Di bahagian perbincangan, penyelidik mengemukakan cadangan-cadangan penambah baikan kepada pihak pengurusan pusat pemindahan. ABSTRACT At the end of 2014, Malaysia was hit by an extraordinary and massive flood which affected mainly on its east coast region. The victims, who accounted as more than two hundred thousand people were rescued and placed at flood relief centers. This pilot study was conducted to gather issues related to fiqh at relief centers in the Temerloh district, Pahang. This exploratory study used qualitative methods. The researchers conducted non-structered interviews with sixty respondents in five flood relief centers in Temerloh using convenience sampling technique. The results showed that there were 10 themes of fiqh issues raised by the people at the flood relief centers. The most frequent themes were the issues of covering aurah (intimate parts) and ikhtilat (intermingling between men and women). Besides that, there were also other issues such as the issue of the obligatory prayers, the issue of Friday prayer and the issue of the lack of religious and spritual guidance. The paper also suggested some ways to improve the situations.
Bencana banjir dapat dikategorikan sebagai proses alamiah atau fenomena alam yang dipicu oleh beberapa faktor penyebab seperti curah hujan, iklim, geomorfologi wilayah, dan aktivitas manusia yang tidak terkendali dalam mengeskploitasi alam yang mengakibatkan kondisi alam dan lingkungan menjadi rusak (Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Kawsan Rawan Bencana Banjir). Bencana banjir merupakan salah satu bencana alam yang selalu terjadi setiap tahun di Indonesia terutama pada saat musim penghujan. Berdasarkan sudut pandang morfologi, banjir terjadi di negara-negara yang mempunyai bentuk bentangalam yang sangat bervariasi dengan sungainya yang banyak. Berdasarkan hasil rekapitulasi bencana oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2014, bencana yang paling sering terjadi di Indonesia dari tahun 1815-2011 adalah banjir sebanyak 3990 kejadian (39%), angin puting beliung sebanyak 1171 kejadian (17%) dan tanah longsor sebanyak 1600 kejadian (16%). Banjir di Indonesia umumnya terjadi di Indonesia barat, karena tingkat curah hujan yang sangat tinggi dibandingkan dengan wilayah Indonesia bagian timur. Terlebih lagi, curah hujan yang tinggi di wilayah Indonesia bagian barat belum didukung dengan penyediaan infrastruktur drainase yang memadai sehingga aliran air tidak lancar. Kabupaten Tangerang merupakan salah satu wilayah yang sering terjadi banjir. Dari hasil pemetaan yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, terdapat 19 kecamatan yang merupakan daerah rawan bencana banjir diantaranya adalah Kecamatan Tigaraksa, Pasar Kemis, Kresek, Kronjo, Sukadiri, Kemiri, Pakuhaji, Mauk, Gunung Kaler, Sepatan, Jambe, Pagedangan, Kosambi, Teluknaga, Mekar Baru, Sepatan Timur, Rajeg, Jayanti, dan Balaraja (www.kabar6.com, Feb 2016). Banjir di lokasi tersebut disebabkan oleh meluapnya sungai yang melintas di wilayah tersebut. Kelurahan Pasirnangka yang merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang menjadi titik terparah bencana banjir. Perumahan Mustika Tigaraksa merupakan satu-satunya perumahan di Kelurahan Pasirnangka yang selalu terjadi banjir setiap tahunnya. Banjir ini banyak menyebabkan kerugian bagi masyarakat seperti terhambatnya aktivitas masyarakat untuk bekerja, sekolah, 2 berbelanja dan lain sebagainya akibat sulitnya akses jalan. Selain itu, banjir juga banyak menimbulkan berbagai macam penyakit seperti gatal-gatal, diare, malaria, deman berdarah dan lain sebagainya. Kerugian materi juga dialami oleh masyarakat yang terkena bencana banjir seperti kerusakan dan kehilangan harta benda dan bahkkan dapat menimbulkan korban jiwa. Untuk mengurangi risiko bencana atau kerugian yang ditimbulkan akibat terjadinya bencana banjir, maka perlu adanya upaya mitigasi bencana yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Untuk itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi karakteristik banjir di Perumahan Mustika Tigaraksa, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis penyebab masalah banjir di Perumahan Mustika Tigaraksa, sehingga dapat merumuskan strategi pengendalian bencana banjir yang tepat di Perumahan Mustika Tigaraksa.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan masyarakat Desa Penolih Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga dalam mitigasi bencana banjir. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Jumlah populasi penelitian adalah 56 Kepala Keluarga. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu seluruh warga yang terkena banjir yaitu Dusun II, III dan IV sebanyak 56 Kepala Keluarga. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif menggunakan tabel frekuensi, persentase dan pengharkatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat dalam mitigasi bencana banjir di Desa Penolih Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga termasuk dalam kategori sedang dinilai dari aspek pengetahuan mitigasi bencana banjir, aspek pengendalian banjir, aspek sistem sarana dan prasarana, dan aspek sikap partisipasi. Pengetahuan masyarakat dalam mitigasi bencana sebelum banjir termasuk dalam kategori sedang, sedangkan pengetahuan masyarakat dalam mitigasi bencana saat banjir termasuk dalam kategori sedang dan pengetahuan masyarakat dalam mitigasi setelah banjir termasuk dalam kategori tinggi. Kata-kata Kunci : Pengetahuan masyarakat, Mitigasi Banjir, Kabupaten Purbalingga
All disasters experienced by Indonesia in the last years has developed an awareness of the fragility and vulnerability. At this time, the disaster management is currently insufficient anymore. The disaster management gain a new dimension with UU 24/ 2007 and followed some related regulations. Mitigation program implemented by BPBD Banjarnegara includes Structural and Non Structural Mitigation has been completed well. For example, disaster database, installation of Early Warning System (EWS), information and socialization, training and disaster simulation. In the future, mitigation will be focused on public education. The government should implement the hazard maps, environmental improvement, evacuation route, installation of low-cost EWS at all location, and relocation. in additon, whole villages must become village disaster response (desa tanggap bencana).
Jurnal INTEKNA, 2011
This paper is aimed at investigating the urban sprawl patterns caused by the development of planned housing (real estate/KPR) in Banjarmasin peri-urban areas (macro scale) and specifically analyzing the morphological characteristics (urban structure, building and spatial layout) of that housing type in North Banjarmasin and Handil Bakti (micro scale). Findings show that the development of those planned housing has shaped a sporadic pattern or what so-called a leap frog development, in which they are concentrated in North and South of Banjarmasin fringe-urban areas where availability of agricultural land is still abundant. Form three areas, the cluster of residential has a similarity in building and spatial layouts such as streets with grid system and rectangular plot and marked by a single entrance with enclosed cluster and no boundary between buildings / land plot. Kata Kunci: Morphology, planned housing (real estate/KPR), Banjarmain peri-urban areas.
ABSTRAK Banjir bandang yang terjadi pada Jumat malam, 17 Agustus 2012 sekitar pukul 22.00 di Sungai Lawe Liang Pangi Kabupaten Aceh Tenggara Provinsi Aceh diawali hujan dengan intensitas yang cukup tinggi selama 3 (tiga) hari berturut-turut. Banjir tersebut mengakibatkan jalan longsor pada 15 lokasi. Daerah yang paling parah mengalami kerusakan adalah Desa Naga Timbul, Suka Damae, Sepakat, Gaya Sendah, Punce Nali, dan Bun-bun Indah. Tujuan kajian ini dilaksanakan untuk menganalisa perilaku sungai dan Daerah Aliran Sungai (DAS) agar dapat memberikan rekomendasi bagi mitigasi bencana bandang yang merupakan kejadian yang berulang di daerah studi. Dari hasil kajian diperoleh data sebagai informasi bahwa jenis tanah yang menghampar merupakan lanau berpasir halus sedikit lempung dan berwarna coklat tua, yang merupakan jenis tanah yang peka terhadap erosi. Sementara topografi DAS Lawe Liang Pangi merupakan pegunungan dengan kemiringan sedang hingga curam dan banyak dijumpai alur sungai yang berbelok (meandering). Berdasarkan perilaku sungai, bahwa perubahan kemiringan dasar sungai yang mendadak pada saat alur keluar dari daerah pegunungan yang curam dan memasuki dataran yang lebih landai, maka pada lokasi ini terjadi proses pengendapan yang sangat intensif. Hal ini menyebabkan mudah berpindahnya alur sungai dan terbentuknya meander. Pada alur sungai tidak stabil, maka terbentuk erosi pada tebing belokan luar. Proses terbentuknya meander sungai merupakan keadaan yang alami dan tidak mengganggu proses alur sungai pada kondisi aliran normal. Oleh karena itu harus dihindari pekerjaan pelurusan sungai (sodetan/shortcut sungai). Berdasarkan hasil kajian karena telah terlanjur terjadi sodetan, maka direkomendasikan untuk memberikan perlindungan berupa penempatan peredam energi untuk daerah sungai yang kemiringannya terjal untuk menghindari perubahan rezim sungai. Rekomendasi lainnya terhadap penanggulangan dan mitigasi bencana banjir bandang di Kecamatan Leuser Kabupaten Aceh Tenggara, yaitu penanggulangan dan mitigasi bencana berupa tindakan struktural yang disesuaikan dengan tipikal lokasi rawan banjir bandang dan tindakan non-struktural termasuk pekerjaan vegetasi dan edukasi publik untuk pengelolaan lahan budidaya. Kata kunci: Banjir bandang, intensitas hujan, meandering, sodetan, stabilitas tebing 1. PENDAHULUAN Topografi daerah aliran sungai Lawe Liang Pangi Kecamatan Leuser Aceh Tenggara merupakan pegunungan dengan kemiringan sedang hingga curam. Desa-desa yang berada di kawasan DAS memiliki morfologi lembah yang memanjang dan menghampar di antara pegunungan yang ada di dalamnya. Penggunaan lahan didominasi hutan primer, persawahan, dan perladangan. Jenis tanah yang menghampar merupakan lanau berpasir halus sedikit lempung dan berwarna coklat tua. Jenis tanah ini peka terhadap erosi. Secara alamiah dari kondisi iklim, topografi dan jenis tanah, daerah ini sangat rawan terhadap banjir dan longsor. Kondisi ini semakin rentan bila terjadi pengrusakan daerah hijau pada bagian hulu sungai. Banjir bandang yang terjadi pada daerah aliran sungai pada tanggal 17 Agustus 2012 yang lalu merupakan salah satu contoh dari kondisi yang disebutkan di atas. Berdasarkan kejadian banjir bandang yang menyebabkan tingkat kerusakan yang besar, maka diperlukan upaya mitigasi bencana yang terjadi, baik secara struktural maupun non-struktural. Perlakuan struktural saja (diantaranya pelurusan sungai/sodetan) tidak akan menyelesaikan permasalahan banjir bandang Leuser untuk jangka panjang. Untuk memastikan kesesuaiannya pada daerah studi, maka penelitian ilmiah ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dan analisis yang lebih lengkap terkait dengan banjir bandang Kecamatan Leuser tersebut. Oleh karena itulah maka penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kejadian dan tingkat kerusakan yang terjadi akibat banjir bandang, yang kemudian akan dianalisis perilaku sungai dan DAS secara hidrologi, hidrolika, dan tata guna lahan.
Buletin Udayana Mengabdi
Banjar Tampuagan merupakan salah satu Banjar yang terletak di desa Peninjoan yang berada dalam wilayah Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, sekitar 75 km dari Denpasar. produk pertanian yang dihasilkan di Desa Peninjoan selain padi dan palawija ada juga jamur tiram. masalah yang dihadapi adalah pada saat panen raya, dimana harga jamur tiram menjadi rendah. oleh karena itu, diperlukan suatu teknik pengolahan jmur tiram menjadi produk yang lebih variatif, tahan lama serta mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi seperti: jamur crispy dan nugget jamur. Metode pemecahan masalah yang digunakan berupa pengenalan dan pelatihan pembuatan produk olahan jamur tiram, pengemasan dan manajemen pemasaran melalui kegiatan ceramah, penyuluhan pelatihan pembuatan produk olahan jamur tiram serta pendampingan selama proses produksi sampai pemasaran. Hasil yang didapatkan bahwa kegiatan penyuluhan, pelatihan serta pendampingan yang pembuatan produk produk olahan jamur tiram meliputi : pengolahan me...
Pasang surut air laut adalah fenomena alamiah yang terjadi karena pergerakan naik turunnya posisi permukaan perairan laut secara berkala akibat adanya gaya gravitasi bulan dan matahari. Dampak negatif dari adanya pasang surut air laut adalah terjadinya erosi atau pengikisan pantai, bahkan mengakibatkan kerugian harta benda apabila menerjang permukiman penduduk. Rentetan kejadian erosi pantai dari tahun 2011 sampai tahun 2013 telah tercatat oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Selama kurun waktu tersebut, Pantai Kuwaru dan Samas merupakan lokasi yang mempunyai tingkat kerusakan erosi terparah di selatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai Kuwaru bahkan mengalami tiga kali kejadian erosi yaitu 7 Agustus 2011 jalan akses menuju pantai tergerus sepanjang 20 meter, 31 Agustus 2012 mengakibatkan ratusan pohon cemara udang tumbang, dan pada 18 September 2013, sebanyak 53 bangunan hilang. Di waktu yang sama, Pantai Samas juga mengalami kejadian serupa dengan jumlah bangunan yang hilang mencapai 12 unit. Kondisi ini semakin memburuk dari tahun ke tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan proses erosi di Pantai Kuwaru dan Samas, serta (2) mendeskripsikan bentuk mitigasi di Pantai Kuwaru dan Samas. Metode pengumpulan data dilakukan secara triangulasi atau menggabungkan metode telaah data sekunder, observasi, dan wawancara. Telaah data sekunder merupakan pengumpulan data-data kejadian bencana dengan analisis permulaan. Observasi dilakukan untuk menggali informasi mengenai tapak-tapak erosi yang pernah terjadi erosi pantai di Kuwaru dan Samas. Wawancara dilakukan sebagai upaya penguatan terhadap data sekunder dan observasi lapangan. Analisis data yang diterapkan dalam penelitian ini bersifat induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab terjadinya erosi adalah adanya penguatan pesisir di Kabupaten Kulonprogo. Proses penguatan mengakibatkan akumulasi tenaga erosi yang kemudian bergeser dari barat menuju ke wilayah yang berada di sebelah timur, termasuk di Pantai Kuwaru dan Samas. Pergerakan tenaga geomorfologi dari barat ke timur terjadi karena adanya sudut antara arah gelombang dengan garis pantai yang dicerminkan dengan terjadinya littoral drift. Beberapa bentuk mitigasi yang telah diupayakan adalah penanaman mangrove di muara pantai Samas, penanaman cemara udang, dan pembangunan bangunan pantai pemecah ombak. Supaya mendapatkan hasil yang optimal, diperlukan perencanaan penanganan erosi secara menyeluruh untuk seluruh wilayah, mengingat dampak yang timbul akan mempengaruhi wilayah satu dengan lainnya.
International Conference on Islamic Law, Economics & Finance, Johor Malaysia., Nov 11- 12, 2019, 2019
Nafkah adalah tanggungjawab seorang bapa, dan kegagalan mematuhinya boleh dituntut sebagai tunggakan. Apabila mahkamah telah memerintahkan seseorang bapa untuk menanggung nafkah anak, maka si bapa perlu mematuhinya. Kewajipan ini diikat dengan meterai mahkamah di mana mahkamah berbidangkuasa untuk mengeluarkan perintah bagi pelaksanaannya. Jika pihak si bapa tidak melaksanakannya, maka penguatkuasaan boleh dilakukan kerana menghina mahkamah. Keengkaran ini berlaku apabila pihak si bapa telah mengabaikan perintah tersebut dan tanggungjawabnya untuk memberi nafkah telah melampaui tempoh sebulan daripada waktu sepatutnya, maka kos tersebut akan dianggap sebagai tertunggak. Berlaku beberapa kes di mana pihak bapa tidak mematuhi perintah yang dikeluarkan sehingga menyebabkan nafkah menjadi tertunggak. Artikel ini bertujuan menilai tahap pihak defendan untuk mematuhi perintah yang telah dikeluarkan oleh pihak mahkamah. Aduan akan dilakukan oleh pihak si ibu sebagai pengadu kepada pihak yang berkuasa untuk menjalankan pelaksanaan ini. Pihak yang diberi tanggungjawab tersebut adalah dari seksyen Bahagian Sokongan Keluarga, Jabatan Kehakiman Syariah Malaysia. Skop kajian ini hanya difokuskan di Pulau Pinang sahaja dan penelitian dilakukan berdasarkan statistik tahun 2018 yang melibatkan pendaftaran, penyelesaian kes dan jumlah keseluruhan kos nafkah yang berjaya dipungut. Hasil analisis mendapati kes berjaya diselesaikan pada peringkat Saman Penghutang Penghakiman dan Notis Penghakiman. Kes ini berjaya diselesaikan di peringkat awal kerana pihak-pihak hadir ke mahkamah dan sesi rundingcara dijalankan oleh Pegawai Rundingcara dari Bahagian Sokongan Keluarga. Namun, terdapat juga kes hampir dibawa ke peringkat komital kerana kegagalan pihak defendan untuk melaksanakannya.
Nusantara Science and Technology Proceedings, 2021
¿Cuánto dura un eco? - Fotonoviembre 2023 , 2023
Los lenguajes de la memoria y los derechos humanos en el Cono Sur 1970-2022, 2024
Rocznik Polskiego Towarzystwa Heraldycznego” Seria Nowa 22 (2023), s. 85-101, 2023
The Sign of the V: Papers in Honour of Sten Vikner, 2019
Mediators of Inflammation, 2017
Child & Family Social Work, 2008
Philologia Hispalensis, 1999
Escritos en formación. Publicaciones emergentes en la historia de la educación
Acta Crystallographica Section E Structure Reports Online, 2014
World Journal of Surgical Oncology, 2020
British Journal of Nursing, 2017