Tema : Dunia Binatang
Judul : Si kibu dan bubu
Pada zaman dahulu di sebuah hutan belantara hiduplah seekor kaki seribu yang tinggal di bawah pohon maple dekat danau, kaki seribu tersebut memiliki panggilan KIBU karna kakinya yang banyak layaknya seribu(asosiasi). Tuan kibu dikenal oleh seluruh penghuni di hutan karna sifatnya yang baik, ramah, suka menolong dan karna sifatnya yang pembersih.
Pada suatu hari ketika mentari mulai menampakkan senyumnya(personifikasi) para penghuni hutan sudah mulai melakukan aktivitasnya sehari-hari, termasuk si tuan kibu dengan semangatnya yang membara bagaikan api yang berkobar-kobar(asosiasi) sedang membersihkan halaman rumahnya dari dedaunan pohon maple yang mulai berjatuhan karna hari sudah mulai memasuki musim gugur. Siang nya tuan kibu pergi berjalan-jalan untuk untuk memberi makan cacing-cacing didalam perutnya yang sedang demo(repetisi). Saat sedang asik-asik mencari makanan di bawah pohon mangga tiba-tiba ada sebuah benda yang jatuh dari atas ke bawah pohon(pleonasme) mangga tersebut dan hampir menimpa tubuh tuan kibu, tuan kibu pun terhempas jauh karna hembusan angin yang membuang badan tuan kibu(personifikasi & hiperbola) . lalu tuan kibu bangun dan melihat benda yang membuat tubuhnya terhempas dan berkata “kenapa buah mangga ini terjatuh?” lalu ia mendengar suara tawa yang berasal dari atas pohon, tuan kibu pun menoleh keatas dan mendapati burung hantu yang sedang tertawa terbahak-bahak sambil mengejek si tuan kibu “ha..ha..ha! dasar lemah!!! Masa gitu doang terhempas! Ha..ha..ha! ternyata bukan Cuma tubuh kamu doang yang kayak semut!! ternyata tenaga kamu juga sama kayak semut lemah(sinisme)!! Ha..ha..ha..!”. Si kibu yang mendengarkan ejekan si burung hantu pun pergi dari tempat itu tanpa menghiraukan Si burung hantu.
Saat perjalanan kibu bertemu dengan rusa, elang dan monyet yang merupakan sahabat kibu, lalu si kibu meyapa mereka "Hai teman-teman!!" kata si kaki seribu sambil memberikan senyum yang memperlihatkan giginya yang putih berbaris rapi(metafora). “hai kibu!” kata mereka serempak, “eh, kibu! Kamu kenapa!?” tanya si rusa, “ia! kamu kenapa kibu?” tanya si monyet ”aku tidak apa-apa teman-teman!!” jawab si kibu masih dengan senyuman terpapar di wajahnya, “terus kenapa ada lebam di sekujur tubuhmu? Apa ini karna ‘dia’ lagi!” ucap si elang sambil menekankan kata ‘dia’ “eh, eng-gak kok! Ini kar-karna a-aku terjatuh tadi!” elak si kibu dengan gugup, si elang menatap kibu dan menemukan kebohongan pada kalimat yang dia ucapkan, lalu tiba-tiba ada air yang jatuh dari langit(pleonasme) dan mengguyur tubuh tuan kibu, tuan kibu terbelalak kaget dan sekarang tubuhnya basah kuyub “ha..ha..ha.. rasain tuh basah-basahan!! Makanya jadi orang itu jangan sok!! Ha..ha..ha….”kata bubu kepada kibu. Rusa, elang dan monyet yang melihat kejadian itu langsung menggertakan giginya geram kepada Si burung hantu(. si bubu pun bertanya “kenapa ada apa dengan gigimu apakah sakit,haruskah aku mengguyurmu juga dengan air(sinisme)?’ kata sombongnya bubu kepada si kibu dan teman-temannya. “hey bubu!!! Kenapa kamu selalu mengganggu kibu sih!!” kata si rusa, “apa alasanku penting bagimu!” jawab si bubu “jelaslah penting!! Setiap hari kamu selalu mengganggunya tanpa sebab!! Dan sekarang perbuatanmu sudah sangat keterlaluan! Lihat kibu! Badannya penuh dengan lebam dan sekarang ia kedinginan karna ulahmu!!” ucap si monyet, “terus apa urusanmu! Kan dia yang aku ganggu, kenapa kamu yang marah! Lagipula apa peduliku!!” jawab di bubu sambil melemparkan senyum sinis ke arah kibu, “sudah cukup! Hentikan semua ini bubu! Selama ini kami selalu diam atas perbuatanmu kepada kibu karna kibu yang melarang kami untuk membalasmu! Tapi sekarang kami tidak akan tinggal diam lagi! Kalau kamu mengganggu si kibu lagi kamu akan menyesal!! Kami akan menghentikanmu!!” Ancam si elang, “hu.......! takut...!! coba saja kalau bisa!!” tantang si bubu sambil tersenyum sinis kepada kibu dan kawan-kawanya lalu pergi meninggalkan mereka. Setelah bubu pergi jauh si monyet berkata “gimana kalau kita kerjain saja si bubu, biar dia kapok kerjain si kibu!“ kata si monyet sambil tersenyum jahil “jangan itu tidak baik, walaupun dia jahat kepadaku tapi aku tidak akan pernah membalas perbuatannya!” cegah si kibu khawatir akan rencana si monyet untuk membalas perbuatan Si bubu “aku setuju dengan ide si monyet!“ ucap si Rusa menyetujui ide si monyet.“ tapi tetap saja! itu tidak baik, kalau kejahatan dibalas dengan kejahatan itu adalah definisi lain dari melakukan kejahatan(metafora)” ucap si kibu. “jadi kamu mau diam saja!!! Kamu mau diam saja sementara‘dia’ melakukan semua itu ke kamu!!! Kamu mau diam saja membiarkan ‘dia’!!! kalau ‘dia’ kamu diamkan saja, perbuatannya akan semakin menjadi-jadi!!! kamu tahu itu!!!” bentak sang elang kepada si kibu dengan menekankan kata ‘dia’ pada beberapa kalimatnya, sedangkan yang dibentak hanya diam membisu tak bersuara. “kami melakukan semua ini demi kebaikaan kamu dan Bubu! Agar kamu nggak selalu diganggu sama si bubu!”ucap si Bubu “iya benar kata si elang! Kami ngak mungkin diam saja sebentara kamu di ganggu terus sama si Bubu” timpal si monyet. “jadi bagaimana kibu? Kamu setuju dengan rencana kami semua?” Tanya si Rusa “ I- I-Iya” jawab kibu dengan gugup.“jadi mulai kapan kita mulai rencana ini “ kata elang lalu tiba-tiba rusa menggusulkan ide “oh tunggu dulu besok adalah ulang tahunku, bagaimana kalau dirayakan dan di perayaan ulang tahunku Saja kita kerjain si bubu?” usul rusa “ya besok saja di ulang tahun rusa kita kerjain dia“ sahut monyet dan merekapun menyusun rencana untuk besok, Sedangkan si kibu hanya terdiam mendengarkan rencana para sahabat-sahabatnya.
Keesokan harinya, rusa pergi berkeliling hutan untuk membagikan undangan kepada teman –temannya yang lain di hutan termasuk si Bubu. Ia pergi ke rumah si bubu untuk memberikan undangan kepadanya namun, di tengah perjalanan ia sudah bertemu dengan si bubu lalu ia memanggil dan berlari menghampiri si bubu“ hey!! Bubu!!! Hosh... hosh.. i-ni un-undangan untuk kamu “ kata rusa kepada bubu sambil menggatur nafasnya “hah undangan apa ini!??“ kata si Bubu “ ini undangan ulang tahunku harap kau datang”kata si rusa “ apa datang ? tidak ada kegiatan lain kah sangat mempermalaskankuh” sahut bubu sambil memutar matanya bosan “terserah saja kalau kamu mau datang.” Kata si rusa lalu beranjak pergi dari tempat itu meninggalkan bubu sendirian di sana.
Setelah membagikan undangan si rusa pun pulang, sesampai dirumah rusa membuat minuman datanglah teman-teman elang membawa cabe yang sangat banyak. Hal itu membuat kibu kebingungan, lalu kibu bertanya “buat apa cabek sebanyak itu!? “ kata kibu dengan menunjukan ekspresi kebingungan “cabe ini buat ngerjain si bubu! Kami akan memasukan cabe ini ke makanan dan minuman si bubu!” ucap si elang menjawab pertanyaan kibu dan juga dibalas anggukan dari rusa dan monyet. Lalu mereka pun membagi tugas dan menjalankan rencana yang mereka sudah susun dengan rapi.
Keesokan harinya, rusa dan teman-temanya(kibu,elang, dan monyet) sedang menunggu kehadiran para tamu undangan, sambil menunggu mereka berbincang-bincang mengenai rencana mereka terhadap Bubu sedangkan si kibu hanya diam sambil mendengarkan apa yang mereka bicarakan “aku ngak sabar lihat ekspresi bubu nanti!” kata si elang dengan senyum yang menggerikan menurut kibu dan teman-temannya, “ia, aku juga penasaran! Penasaran tingkat dewa ingin melihat ekspresi si bubu (hiperbola)!!!!!” timpal si monyet yang juga menunjukan senyum menggerikan di wajahnya, lalu percakapan merek a terhenti ketika para tamu undangan yang lain datang, “hai rusa, happy birthday! “ kata si kelinci dan teman-temannya “ iya, hai teman teman, terima kasih ya teman-teman karna kalian sudah mau datang untuk menghadiri pesta ulang tahunku yang sangat sederharna ini dan maaf kalau aku Cuma menyediakan makanan seadanya(litotes)!” kata si rusa sambil merendahkan diri “ia, sama-sama! Tapi ngomong-ngomong pesta kamu ini sangat mewah kamu bilang sederharna! Kamu bercanda... ini udah lebih dari apa yang kita-kita bayangin!“ sahut si kelinci dengan wajah yang berbinar-binar, lalu si kelinci memberikan sebuah hadiah kepada si rusa “ini hadiah untukmu! dimana harus ku simpan?” kata kelinci “oh terima kasih kelinci merepotkan saja, bisa kau simpan dimenja tengah!” kata si rusa sambil menunjukan arah yang harus dilalui oleh si kelinci “Iya” sahut kelinci yang kemudia pergi untuk menyimpan hadiahnya untuk rusa menuju ke arah yang ditunjukan rusa tadi. Tidak lama kemudian ada rombongan semut yang datang menghampiri rusa sambil membawakan sesuatu untuk di berikan kepada rusa. “happy birthday rusa!!!” kata semut. “terima kasih banyak, semut kamu baik sekali” kata rusa “sama-sama rusa!” jawab semut dengan senyuman terpapar di wajahnya, lalu si rusa mempersilahkan si semut dan rombongannya untuk menikmati hidangan yang telah di hidangkan.
Setelah rusa menaruh kadoya yang diberikan oleh semut, datanglah si Bubu dengan sombongnya mengatakan “pestamu biasa-biasa saja ,segini doang “ kata si Bubu dengan sombongnya. Rusa yang melihatnya hanya tersenyum dan tidak berbuat apa-apa. kelinci yang melihat mengatakan “si Bubu memang baik, sayang di tidak memiliki teman di hutan(ironi)” kata kelinci. Tak lama kemudian rusa pun memulai pestanya denga hati yang masih jengkel mendengar perkataan si Burhan tadi. Setelah rusa meniup lilin, rusa pun mempersilahkan teman-temannya untuk menikmati hidangan yang telah di sediakan oleh rusa. Tak lama setelah mereka semua melahap habis semua hidangan tiba-tiba Bubu meringis sakit perut dan meronta-ronta kepedisan. Rusa yang melihat kejadian itu bertanya-tanya siapa yang tega berbuat seperti itu. Si kelinci yang melihat kejadian itu hanya tertawa dan tersenyum seperti tidak terjadi apa-apa. Kelinci berkata” Si Bubu memang pantas mendapatkan pelajaran itu, bukannya itu sepadan dengan perlakuannya kepada si kibu. Tuan kibu yang melihatnya bertanya kepada teman-temannya “apa yang terjadi” tanya tuan kibu. Teman- temanya pun memberi penjelasan kepada tuan Kibu”.mendengar penjelasan teman-temanya, tuan Kibu terlihat sedih melihat teman-temanya yang tega berbuat seperti itu kepada si Bubu. “Kenapa kalian sangat jahat kepada Bubu! Bubu itu hanya sombong” kata tuan Kibu. Teman-teman yang mendengar marasa bersalah atas kejadian itu mereka menegaskan bahwa mereka akan berbuat baik kepada Burhan. Mereka pun berjanji ”kami tidak mengulanginya lagi, kami tidak akan mengulanginya lagi(repetisi)”.
Setelah kejadian tersebut si Bubu jarang menampakan bulunya yang indah(sinekdok). pada sore hari yang indah, Tuan kibu yang sedang membersihkan debu-debu yang belari-lari di sekitar halamanya. Datanglah si kelinci membawakan sepucuk surat dari si Bubu. Surat tersebut berisi ”hai ,teman –teman kini aku telah hidup bahagia di tempat yang sangat nyaman bagiku aku hidup bahagia sekarang”.
TAMAT
UNSUR INTRISTIK
TEMA : Dunia Binatang
JUDUL : Si Kibu dan Si Bubu
TOKOH :
Kaki seribu (kibu)
Burung hantu (bubu)
Rusa (rusa)
Elang (elang)
Monyet (monyet)
Kelinci (kelinci)
Semut (semut)
PENOKOHAN :
Kaki seribu (protagonis)
Burung hantu (antagonis)
Rusa (tritagonis)
Elang (tritagonis)
Monyet (tritagonis)
Kelinci (tritagonis)
Semut (tritagonis)
LATAR :
Waktu : pada zaman dahulu, pada pagi hari, pada siang, keesokan harinya, pada sore hari.
Suasana : marah, tegang, penasaran, gugub, bahagia.
Tempat : hutan, dekat danau, dibawah pohon mapel,dibawah pohon mangga, diatas pohon mangga, rumah bubu, rumah rusa, halaman rumah kibu.
ALUR : Maju
SUDUT PANDANG : orang ketiga serba tahu
AMANAT : kita tidak boleh sombong kepada orang lain juga kita tidak boleh gampang dendam kepada orang lain dan kejahatan janganlah di balas dengan kejahatan tapi balaslah dengan kebaikan.
GAYA BAHASA (MAJAS) :
Asosiasi :
kakinya yang banyak layaknya seribu
semangatnya yang membara bagaikan api yang berkobar-kobar
Metafora :
memberikan senyum yang memperlihatkan giginya yang putih berbaris rapi
kejahatan dibalas dengan kejahatan itu adalah definisi lain dari melakukan kejahatan
Personifikasi :
ketika mentari mulai menampakkan senyumnya
tuan kibu pun terhempas jauh karna hembusan angin yang membuang badan tuan kibu
Sinekdok :
si Bubu jarang menampakan bulunya yang indah
Hiperbola :
tuan kibu pun terhempas jauh karna hembusan angin yang membuang badan tuan kibu
Penasaran tingkat dewa ingin melihat ekspresi si bubu
Litotes :
terima kasih ya teman-teman karna kalian sudah mau datang untuk menghadiri pesta ulang tahunku yang sangat sederharna ini dan maaf kalau aku Cuma menyediakan makanan seadanya
Repetisi :
kami tidak mengulanginya lagi, kami tidak akan mengulanginya lagi
Pleonasme :
sebuah benda yang jatuh dari atas ke bawah pohon
ada air yang jatuh dari langit
Ironi :
si Bubu memang baik, sayang di tidak memiliki teman di hutan
Sinisme :
ternyata bukan Cuma tubuh kamu doang yang kayak semut!!! ternyata tenaga kamu juga sama kayak semut lemah
kenapa ada apa dengan gigimu apakah sakit,haruskah aku mengguyurmu juga dengan air