Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Implikasi Assessment Problem Solving Terhadap Kebijakan & Praktik Pendidikan Untuk mendapatkan kesuksesan dalam kehidupan, siswa diharapkan untuk dapat mengaplikasikan strategi problem solving dalam kehidupan melebihi dari apa yang mereka pelajari pada konteks kurikulum di sekolah. Assesment problem solving oleh PISA memiliki implikasi terhadap kebijakan dan pelatihan pendidikan. Berdasarkan data Survey of Adult Skills (PIAAC) menunjukkan bahwa orang dewasa yang memiliki kemampuan problem solving pada level tertinggi memiliki akses profesi terhadap jenis pekerjaan paling baik. Mereka yang berusia 15 tahun yang memiliki kemampuan problem solving buruk akan menghadapi risiko ekonomi saat mereka dewasa. Memperbaiki agar pembelajaran lebih relevan A.) Mengintegrasikan rumus – rumus dengan kehidupan. B.) Mengembangkan kurikulum pada abad ke-21 seperti yang telah dilaksanakan di Alberta, Kanada. Memberikan wewenang kepada siswa untuk menyelesaikan masalah A.) Kemampuan problem solving sangat bagus dikembangkan dengan konteks yang berarti terhadap permasalahan. B.) Kemampuan untuk memonitor dan meregulasi cara berpikir dan belajar dirinya sendiri. C.) Mengajarkan kemampuan problem solving melalui media visual. Meninjau kembali praktik sekolah dan kebijakan pendidikan A.) Singapore telah mengakui pentingnya mengembangkan kemampuan problem solving dalam sekolah dan telah memprioritaskannya melalui kurikulum. B.) Persilangan kurikulum berdasarkan proyek pembelajaran di Jepang. Belajar dari perbedaan kurikulum dan perbedaan prestasi dalam problem solving A.) Finlandia, Shang-Hai China, dan Swedia, siswa menguasai kemampuan untuk menyelesaikan statistic dan analisis persoalan. B.) Portugal dan Slovenia, siswa lebih baik untuk menggunakan pengetahuan mereka untuk merencanakan dan melaksanakan solusi. C.) Shang-Hai China dan Turki, siswa yang memiliki pendidikan kejuruan lebih baik dalam problem solving. D.) Jerman, pendidikan sangat menekankan pada pelajaran akademik, skornya lebih tinggi daripada yang diharapkan dalam problem solving. Mengurangi perbedaan gender dalam berprestasi. Kemampuan untuk memecahkan permasalahan diharapkan untuk tidak lagi memandang perbedaan gender. Seperti di Australia, Finlandia, dan Norwegia dimana proporsi siswa laki – laki yang berprestasi seimbang dengan siswa perempuan yang berprestasi. PISA 2012 RESULTS : CREATIVE PROBLEM SOLVING Resume Chapter V “Implikasi Assesment Problem Solving Terhadap Kebijakan Dan Praktik Pendidikan” RESUME Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Problem Solving Semester Gasal Jurusan Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Oleh : Nurul Istiqomah 1511505338 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA September 2016