Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
ii Jurnalisme Televisi dan Disiplin Verifikasi Dalam Program Acara Pemberitaan Televisi O le h: Dina Juliana Anwari Jurnalisme Televisi dan Disiplin Verifikasi Dalam Program Acara Pemberitaan Televisi Ta hun te rb it : 2017 ISBN 978-602-0952-00-0 Pe ne rb it Pusta ka Ma g iste r Se m a ra ng Ja la n Puc a ng sa ri Tim ur IV, Puc a ng g a d ing Se m a ra ng Ema il : p usta ka .m a g iste r@ ya ho o .c o m Te lp : 024 76726567, 085781054890 iii KATA PENGANTAR Penulis buku Reporting, Prof. Mitchel V. Charnley yang merupakan seorang dosen di The University of Minnesota’s School of Journalism mengemukakan sebuah definisi mengenai berita sebagai laporan aktual mengenai fakta-fakta dan opini yang menarik atau penting, atau keduanya, bagi banyak orang. Makna penting ini pada dasarnya menyangkut informasi-informasi yang berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat dimana masyarakat memiliki kepentingan terhadap informasi-informasi tersebut. Hal inilah yang menyebabkan jurnalisme sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya mengumpulkan, menulis, menyunting baik tulisan, audio maupun visual dan menyajikan berita-berita itu sendiri melalui media massa baik cetak maupun elektronik, pada akhirnya memainkan peranan yang sangat penting dalam menunjang peradaban manusia yang terus berkembang kian pesat. Terkait hal ini, mari melihat contoh bagaimana pemberitaan mengenai badai Matthew yang telah melanda Amerika pada bulan Oktober 2016. Dengan informasi yang cukup perihal besarnya kekuatan badai yang akan melanda, apa saja dampak yang dapat diakibatkan oleh badai ini serta kapan dan berapa lama badai akan berlangsung dapat membantu tidak hanya pemerintah tetapi juga masyarakat untuk memutuskan dan mengatur langkah apa yang akan mereka lakukan sehingga dapat meminimalisir jumlah dan tingkat iv kerusakan yang mungkin dapat timbul. Pemerintah Amerika kemudian memutuskan melakukan evakuasi terhadap warga masyarakat dari wilayah-wilayah jalur badai serta memberikan peringatan terhadap warga masyarakat agar siaga setiap saat. Dengan berbekal informasi-informasi ini juga masyarakat akhirnya memutuskan mengevakuasi diri dan menyiapkan stok kebutuhan pokok terutama bahan makanan yang cukup sebagai persiapan, tidak hanya selama badai berlangsung tetapi juga untuk menghadapi situasi pasca badai. Keputusan-keputusan tersebut merupakan keputusan yang harus diambil dengan didasarkan pada informasi yang cukup. Kekurangan informasi akan menyebabkan masyarakat mengalami kecemasan karena situasi yang serba tidak pasti, sehingga sulit bagi mereka untuk menentukan sikap. Pemberitaan televisi memiliki kelebihan yang sangat signifikan dalam banyak hal. Dua diantaranya adalah kecepatan dan kedekatan. Istilah live report yang memungkinkan bagi reporter melaporkan sebuah peristiwa langsung dari tempat kejadian berikut sajian audio visual di layar televisi bahkan mampu memberikan efek yang sangat dramatis terhadap masyarakat. Dari sisi kecepatan, berita televisi dapat disampaikan kapan saja tanpa harus menunggu proses pencetakan yang membutuhkan waktu yang lama. Dari sisi kedekatan, sajian audio visual di layar televisi membuat para penonton seakan-akan berada langsung di tempat kejadian dan turut menyaksikan langsung apa yang terjadi disana. Namun disinilah kemudian timbul permasalahan perihal verifikasi berita. Cepat dan v dramatis boleh, tetapi jangan sampai jurnalisme televisi ini kehilangan esensinya. Informasi yang disampaikan harus melalui proses verifikasi agar terjamin keakuratannya. Buku ini mengulas elemen ketiga dari sembilan elemen jurnalisme yang dikemukakan oleh Bill Kovach dan Tom Rosenstiel yaitu disiplin verifikasi serta bagaimana penerapannya dalam jurnalisme media massa televisi. Dengan penerapan disiplin verifikasi yang baik diharapkan berita-berita televisi dapat dipertanggungjawabkan keakuratannya, sehingga tidak berdampak terhadap kesalahan pemahaman dalam masyarakat atas informasi yang disampaikan. Dengan informasi yang cukup dan akurat, masyarakat dapat mengambil keputusan dan mengatur kehidupannya dengan sebaikbaiknya. Buku ini sangat jauh dari sempurna dan sangat terbuka terhadap kritik dan saran bagi perbaikan di masa yang akan datang. Mengingat krusialnya peranan media massa televisi di masa sekarang terutama dalam hal terpaan informasinya terhadap masyarakat khususnya melalui program-program acara pemberitaan, maka diharapkan para jurnalis televisi terus-menerus meningkatkan kualitas pemberitaannya dimana salah satunya adalah melalui penerapan disiplin verifikasi. Palembang, Februari 2017 Dina Juliana Anwari 65 BAB V DISIPLIN VERIFIKASI DALAM PRAKTEK JURNALISME TELEVISI A. PERANAN DISIPLIN VERIFIKASI “Skeptis, itulah ciri khas jurnalisme”. Kalimat itulah yang ditulis oleh Luwi Ishwara di dalam bukunya yang berjudul Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar. 70 Sikap skeptis inilah yang seharusnya menjadi sikap media agar media dapat menjalankan peranannya di dalam masyarakat dengan baik. Sikap skeptis ini intinya adalah keraguan. Thomas Friedman dari New York Times 71 mengatakan bahwa sikap skeptis adalah sikap yang selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah ditipu. Dan dalam jurnalisme, setiap pelakunya dituntut untuk jangan pernah menerima sesuatu begitu saja, seperti apa adanya dan menganggap semuanya benar. Penerapan verifikasi sebagai bagian dari jurnalisme dalam setiap kegiatannya merupakan bentuk sikap skeptis yang menjadi ciri khas jurnalisme. Luwi Ishwara, Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar, (Jakarta : Kompas, 2005), hlm.1 71 ibid.,hlm.1. 70 66 Verifikasi merupakan esensi dari jurnalisme yang memisahkan jurnalisme dari hiburan, fiksi atau pun seni. 72 Jika hiburan memfokuskan diri pada kegembiraan, maka fiksi dan seni menyajikan hiburan. Sedangkan disiplin verifikasi adalah bagaimana menyajikan informasi mengenai apa yang terjadi dengan setepattepatnya. Terdapat praktek-praktek seperti mencari saksi-saksi suatu peristiwa, membuka sebanyak mungkin sumber berita, dan meminta komentar banyak pihak dalam meliput suatu peristiwa. Pentingnya peran yang dimainkan pengecekan dalam suatu berita di masyarakat menjadikan verifikasi sebagai fungsi pokok jurnalisme. Disini, disiplin verifikasi dapat membantu reporter untuk tetap berpikir jernih dan bebas dari penilaian awalnya yang tidak rasional, tidak teruji, dan yang tidak jelas sumbernya, dalam mengamati, memahami dan menyajikan berita. Setiap harinya kita mendapatkan informasi tentang kejadiankejadian dan segala bentuk peristiwa yang terjadi di banyak belahan dunia melalui televisi. Berita politik, ekonomi, sosial, budaya, hiburan, serta berbagai sajian menarik lainnya disajikan melalui televisi. Kehadiran stasiun-stasiun televisi yang terus menerus bertambah membuka jalan bagi jurnalisme media massa televisi untuk turut pula berkembang. Kebutuhan masyarakat yang besar terhadap berita seolah menuntut stasiun-stasiun televisi yang ada untuk selalu mampu menghadirkan berita dengan cepat, independen, 72Bill Kovach&Tom Rosenstiel, Sembilan Elemen Jurnalisme, (Jakarta: Pantau, 2003), hlm. 87. 67 dapat diandalkan, akurat dan benar. Sesuai dengan tujuan jurnalisme yang dikemukakan oleh Bill Kovach dan Tom Rosenstiel 73, yaitu menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya kepada masyarakat agar dengan informasi tersebut mereka dapat berperan membangun sebuah masyarakat yang bebas. Mengutip sejarawan Mitchell Stephens 74 yang mengemukakan bahwa manusia membutuhkan berita karena naluri dasar untuk mengetahui sesuatu, pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa yang tidak bisa disaksikan dengan mata sendiri ternyata dapat menghadirkan rasa aman, kontrol diri dan percaya diri. Dan dengan demikian, sudah menjadi tugas dan alasan keberadaan media massa untuk menyajikan berita bagi umat manusia. Berita merupakan masyarakat terus bagian menerus dari komunikasi memperoleh yang informasi membuat tentang pergantian peristiwa, isu dan tokoh dunia luar. Berita menyediakan rasa kebersamaan dan tujuan bersama. Kesadaran masyarakat akan hal ini menjadikan berita seolah menjadi suatu produk yang harus disajikan oleh media untuk masyarakat penikmat media massa. Karena itu, stasiun televisi apapun selalu menyediakan ruang dan waktu bagi program acara pemberitaan, yang menyajikan beritaberita kepada khalayaknya. Pentingnya disiplin verifikasi disini adalah dampak sosialnya yang sangat berpengaruh terhadap 73 74 ibid., hlm. 6. ibid., hlm.16. 68 masyarakat. Terjadinya kesalahan atau kurangnya informasi dalam pemberitaan yang disampaikan kepada masyarakat, akan berdampak sama pula di masyarakat. Sejarah panjang perjalanan berkembangnya jurnalisme dalam media massa televisi di Indonesia dimulai dari berdirinya Yayasan Televisi Republik Indonesia (Yayasan TVRI) melalui Keputusan Presiden No.215 pada tahun 1963. Baru kemudian setelah pemberian izin prinsip kepada PT. RCTI pada tahun 1988 berdirilah stasiun televisi swasta pertama di Indonesia yaitu RCTI. Lalu dilanjutkan dengan lahirnya televisi-televisi swasta seperti SCTV, Indosiar, TPI dan sebagainya dan yang tentunya juga semakin membantu mengembangkan dunia jurnalisme media massa televisi di Indonesia. Keberadaan stasiun televisi-televisi ini di Indonesia memiliki peran yang sangat signifikan dalam masyarakat. Tidak hanya sebagai alternatif hiburan bagi masyarakat, berdirinya stasiun-stasiun televisi ini juga berperan sebagai media pemasok informasi yang pada kenyataannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhan akan informasi itu digambarkan oleh Walter Lippman 75 pada tahun 1920 : " Sebuah komunitas tak bisa merdeka bila kekurangan informasi, karena dengan informasi yang cukup kebohongan dapat dideteksi.’’ Namun konsep realisme yang berkembang di akhir abad ke-19 seolah menjadi syarat yang harusnya dipenuhi oleh jurnalisme itu sendiri agar dapat memerdekakan masyarakatnya dalam 75 ibid., hlm. 88. 69 menyampaikan informasi. Realisme itu sendiri yang membuat seorang reporter menggali fakta dan meruntutkannya secara kronologis, dimana kebenaran dengan sendirinya akan terungkap. Masyarakat perlu mengetahui peristiwa apa yang tengah terjadi untuk menyadari kejadian-kejadian di luar pengalaman mereka. Pengetahuan tentang sesuatu memberi mereka rasa aman, membuat mereka bisa mengatur dan merencanakan hidup mereka sendiri. Walaupun teknologi yang mengalami kemajuan kian pesat telah mengaburkan garis-garis batas antara berita, hiburan, iklan, propaganda dan lain-lainnya, namun apapun bentuknya masyarakat tetaplah membutuhkan informasi. Indonesia merupakan negara demokrasi yang sangat tergantung pada kepercayaan yang dimiliki oleh warga negaranya. Adanya fakta yang dapat dipercaya dan akurat menjadi syarat yang utama. Jurnalisme tidak mengejar kebenaran yang mutlak atau filosofis, tetapi kebenaran yang sifatnya praktis. “Kebenaran jurnalistik" adalah suatu proses yang dimulai dengan disiplin profesional dalam mengumpulkan dan membuktikan fakta. Kemudian media berupaya untuk menyampaikan suatu informasi yang dapat dipercaya dan adil, yang sah untuk saat ini, dan memungkinkan untuk penyelidikan lebih lanjut. Media harus bersikap transparan mengenai metode dan 70 sumber-sumbernya sehingga masyarakat dapat membuat penilaian mereka sendiri mengenai informasi yang disampaikan. 76 Tak cukup hanya berita. Masyarakat membutuhkan berita yang dapat memberi mereka rasa aman, membuat mereka bisa mengatur dan merencanakan hidup mereka sendiri. Unsur kecepatan dalam hal menyampaikan berita memang sangat penting, khususnya pada media massa televisi. Makin cepat suatu media bekerja, makin penting kedudukannya dalam situasi kritis. 77 Namun masalah dari pemberitaan cepat biasanya akurasi. Waktu untuk verifikasi jadi berkurang. Bill Kovach dan Tom Rosenstiel mengatakan esensi dari jurnalisme adalah verifikasi. Boleh cepat tapi jangan meninggalkan esensinya. 78 Karena itulah redaksi stasiun televisi dituntut untuk menerapkan verifikasi dalam tiap penyampaian beritanya. Pelaporan peristiwa yang dilakukan secara dangkal, sembrono, tidak lengkap dan tidak akurat akan mengakibatkan hal yang sama bagi masyarakat. Bahkan, masyarakat terkadang begitu rentan dengan Bill Kovach & Tom Rosenstiel, Principles of Journalism, www. journalism.org, Committee of Concerned Journalists, 19 Maret 2007, http://www.journalism.org/resources/principles. 77 Andreas Harsono, Agama Saya Adalah Jurnalisme,(Yogyakarta : Kanisius, 2010), hlm.136. 78 Andreas Harsono, Kecepatan, Ketepatan, Perdebatan, www. blogspot.com, Andreas Harsono, September 2001, 19 Maret 2007, http://andreasharsono.blogspot.com/2004/10/kecepatan,-ketepatanperdebatan.html. 76 71 opini yang dibentuk oleh berita televisi, sehingga berita harus melalui suatu proses verifikasi sebelum akhirnya dinyatakan layak untuk disampaikan ke tangan masyarakat. Lebih lanjut, staisun-stasiun televisi dalam setiap program acara pemberitaan selalu menghadirkan topik-topik tertentu yang diangkat sebagai berita utama. Karakteristik dari berita utama ini adalah laporan berita dilakukan secara terus menerus, indepth, analitis, semakin lama semakin mendalam, dan topik demi topik penting terus digulirkan membawa kepada tujuan yang memang ingin diraih oleh stasiun televisi tersebut terkait dengan adanya kepentingan khalayak yang sangat besar. Mari melihat contoh. Pada tahun 2003, awal mula munculnya informasi mengenai kasus kekerasan di IPDN yang menyebabkan kematian salah seorang Praja, baik dalam media massa maupun di tengah masyarakat, stasiun televisi SCTV telah mengawal kasus tersebut. 79 Bulan April 2007, ketika kasus kematian seorang Praja IPDN ini kembali terulang, SCTV tetap konsisten melakukan pengawalan dengan keinginan adanya perubahan mendasar dalam institusi tersebut. SCTV tidak ingin khalayak kemudian lengah dan membiarkan kasus ini terulang lagi serta membiarkan rasa keadilan terhadap para pelakunya menjadi bias. SCTV terus mengawal, mengalirkan topik-topik penting yang harus diketahui oleh khalayak 79 Wawancara Eko Wahyu Tawantoro, Wakil Pemimpin Redaksi Stasiun Televisi SCTV, Tanggal 13 April 2007. 72 yang pada akhirnya diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mengatasi krisis dalam tubuh IPDN. Bulan April 2007, selama beberapa minggu pemberitaan kasus kematian Cliff Muntu, seorang Praja IPDN diangkat menjadi berita utama, baik dalam program acara pemberitaan mingguan maupun harian. Sebagai berita utama tentunya suatu berita akan memperoleh suatu prioritas utama untuk diperhatikan, baik oleh redaksi maupun pemirsa yang menonton berita tersebut. Karenanya, berita utama pun harus disampaikan dengan setepat-tepatnya melalui proses verifikasi. Bukan berarti suatu berita yang tidak menjadi berita utama tidak perlu melalui proses verifikasi. Namun dengan perhatian lebih yang diberikan pada suatu berita, maka dampak negatif yang mungkin terjadi atas kesalahan berita tersebut tentunya akan lebih besar. Kembali pada idealismenya, jurnalisme menyediakan informasi yang akurat, benar dan terpercaya kepada masyarakat agar dengan informasi tersebut mereka dapat berperan membangun sebuah masyarakat yang bebas. Dan untuk itu penerapan verifikasi adalah kuncinya. Aspek penerapan dari disiplin verifikasi ini pada akhirnya yang akan memberikan pengaruh dan dampak pada masyarakat adalah penerapannya. Pada dasarnya pada tataran aspek perencanaan, konsep disiplin verifikasi yang telah dibuat sangatlah mungkin ideal namun bisa jadi terjadi penyimpangan dalam penerapannya. 73 Pembahasan dalam buku ini bersifat teoritik, meliputi media massa, televisi dan jurnalisme. Hal itu untuk mengetahui bagaimana penerapan disiplin verifikasi dalam berita utama. B. DISIPLIN VERIFIKASI PADA PEMBERITAAN TELEVISI Verifikasi merupakan esensi dari jurnalisme. Disiplin verifikasi disini merupakan suatu istilah, bukan penyetaraan. Artinya, disini verifikasi merupakan elemen dari jurnalisme. Sebagai bagian dari jurnalisme, verifikasi memegang peranan penting dalam penyajian berita. Verifikasi merupakan suatu upaya menyelidiki keabsahan fakta dan data yang diterima oleh media dari berbagai sumber yang valid dan reliabel (dapat dipercaya). Dalam jurnalisme, proses verifikasi tampak dari adanya praktekpraktek pencarian saksi-saksi untuk suatu peristiwa, membuka sebanyak mungkin sumber berita, dan meminta komentar banyak pihak. Singkatnya, disiplin verifikasi merupakan suatu istilah yang dimaksudkan untuk menekankan keharusan adanya pengecekan terhadap kebenaran suatu berita untuk meminimalisir atau menghindari terjadinya kesalahan dalam berita, sebelum akhirnya dinyatakan layak untuk disampaikan kepada masyarakat. Berdasarkan karakteristik disiplin verifikasi yang telah dikemukakan sebelumnya, maka disiplin verifikasi dalam pemberitaan di media