Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 228-231 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose STUDI PENDAHULUAN RADIONUKLIDA 137Cs DI PERAIRAN INDONESIA TIMUR IlhamFathulHoir*, Muslim*,HenySuseno**, Ikhsan Budi Wahyono*** *) JurusanIlmuKelautan, FakultasPerikanandanIlmuKelautan, UniversitasDiponegoro, Jl. Prof. H. Soedharto, SH, Tembalang Semarang. 50275 Telp/Fax (024) 7474698. **) BidangRadioekologiKelautan, PusatTeknologiLimbahRadioaktif, (BadanTenagaNuklirNasional) BATAN. ***) BalaiTeknologi Survey Kelautan, (BadanPengkajiandanPenerapanTeknologi) BPPT. Email :aqua_muslim@yahoo.com; henis@batan.go.id ; budi_wahyono92@yahoo.com Abstrak KasuskecelakaanPembangkitListrikTenagaNuklir di Chernobyl dan Fukushima, merupakansalahsatupenyumbangradionuklidaantropogenik di lautankhususnya di samuderaPasifik. Selainitu, sumber lain sepertiujicobanuklir di atmosfer yang banyakdilakukansetelahPerangDunia II. Radionuklida yang masukkelautdapatdisebarkanolehadanyaaruslaut.Penelitianinibertujuanuntukmengetahuidistribus i137Cs di perairan Indonesia timur yang merupakanmasukandariSamuderaPasifik. Pengambilansampel air lautdilakukanpada 1 – 18 September 2012 kemudiansampel di analisis di LabolatoriumRadioekologiKelautan, BATAN (BadanTenagaNuklir) Serpong yang dilakukanpada 9 Oktobersampai 21 Desember 2012. Penelitianinibersifatdeskriptifeksploratif, denganpengambilansampelmenggunakanmetode sampling purposive. Analisisaktivitas137Cs menggunakanmetodedari IAEA-MEL (International Atomic Energy Agency’s Marine Environmental Labolatories).Hasilpenelitianmenunjukkan, bahwakonsentrasiradionuklida137Cs di Perairan Indonesia Timur. berkisarantara 0,14 – 0,43 mBq/L. Hal tersebutdidugaberasaldariSamudraPasifik yang berkisar 0,7 – 2, 8 mBq/L dan global fallout yang dibawaoleharuslaut, karena di perairantersebuttidakadasumberaktivitasradionuklida yang menghasilkan137Cs.. Kata Kunci :Radionuklida, 137Cs, SamuderaPasifik, Global Fallout Abstract The Case of Nuclear Power Plant accident at Chernobyl and Fukushima is one contributor to anthropogenic radionuclides in the oceans, especially in the Pacific Ocean. In addition, other sources such as nuclear weapon tests in the atmosphere was mostly done during World War II. Radionuclides into the sea can be spread by the ocean currents.This study aims to determine the distribution of information 137Cs in Indonesian waters of the eastern Pacific Ocean. Sea water sampling conducted on 1 - 18 September 2012 and then the sample was analyzed in the labolatorium Marine Radioecology, BATAN (Nuclear Energy Agency) Serpong conducted on October 9 to December 21, 2012.This is a descriptive eksplorative study with sampling purposive methode. 137Cs activity analysis using the method of IAEA-MEL (International Atomic Energy Agency's Marine Environmental Labolatories).The results showed that the range values of radionuclide 137Cs concentration were 0.14 - 0,43 mBq/L. The concentration 137Cs come from the Pacific Ocean range values concentration were 0,7 – 2,8 mBq/L and the global fallout. Because, these is no source that produces radionuclide 137Cs activity. So the alleged radioactivity was transported by ocean currents. Keyword:Radionuclide, 137Cs, Pacifik Ocean, Global Fallout JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 228 1. Pendahuluan Indonesia adalah Negara kelautan yang besardanmenurutdeklarasiDjuandapadatahun 1957, Indonesia memilikiwilayahlautnyasekitar 71% (sekitar 5.193.250 km²) dari total wilayahnya. Banyakpotensi yang terkandung di dalamnya. Menurut Rizal (2009), Perairan Indonesia diapitolehduasamuderayaitusamuderaPasifikdansamuderaHindia yang keduanyasalingberhubungansalahsatunyaadalahadanyaperpindahanmasaatauaruslaut yang mungkinsajamembawa material berbahaya. Kasuspencemaranlautkhususnya di negaramajutelahdiketahuisejak lama, salahsatunyaadalahpencemaranradioaktifMellawati (2009), namun di Indonesia masihbelumbanyakdiketahuiolehmasyarakatkarenamenganggapbahwapencemaranlimbahradioaktif hanyaterdapatdaritambang uranium danreaktornuklir. Pencemaranradioaktiftidakhanyaberasaldariberoperasinyaindustrinuklir, tetapijugadariindustri non-nuklir. Selainitu, pencemaranapapun yang berada di lautsecaralangsungmaupuntidak, akansignifikanmempengaruhilingkungan (Palar, 2002). Pencemaranradioaktifberasaldariunsurkimia yang masihmampumengeluarkanradiasi, danprosesnyadisebutdenganistilahradioaktivitas yang merupakanelementidakstabildansecaraspontanmelakukandisintegrasipadanukleusnyadenganmema ncarkansatuataulebihradiasidanmembentuknukleusbaru(daughter) (Emerson dan Hedges, 2008). Radiasinuklir yang terakumulasipadaorganismelaut, terutama yang sudahmasukdalamtubuh biota maupunmanusia, akanberpengaruhpadasomatikdangenetik. Radionuklida137Cs, merupakanprodukhasildaripenggunaannuklir yang mudahlarutdalam air sehinggamudahterdispersidalamlingkunganlaut. Masuknyaradionuklidakedalamlingkunganlautbisaberasaldaripercobaansenjatanuklirdimasalampau dankecelakaannuklirseperti Chernobyl dan Fukushima (Suseno, 2012). Waktuparuh137Cs cukuppanjangyaitu 30 tahun(IAEA, 1998), sehinggaperludiwaspadaipenyebarannya. Walaupun Indonesia belummemiliki PLTN (PembangkitListrikTenagaNuklir), namunadakemungkinanparairan Indonesia telahterkontaminasiolehradionuklidadarinegara lain olehadanyadinamikalaut, sehinggaperluadanyapenelitianmengenaidistribusiradionuklida di perairan Indonesia.Padamakalahinidilaporkanhasilpemantauankonsentrasi137Cs di Perairan Indonesia TimurData konsentrasitersebutmasihakandipublikasikanoleh BATAN setelahdilakukanberbagaipengolahan. 2. Materi dan Metode A. Materi Penelitian Materi yang digunakandalampenelitianiniadalah air laut dan data in situ (Temperatur, Salinitas, ArusLaut) di perairan Indonesia timur (Laut Flores, Laut Maluku danLaut Halmahera). B. Metode Penelitian, Pengolahan dan Analisis Data MetodePenentuanLokasi Penelitianinimenggunakanmetodeeksploratifdanbersifatdeskriptif. Metodepenelitianeksploratifadalahpenelitian yang bertujuanmencari, menggalisecaracermatdanlengkapfakta-fakta terkandungdalamsuatupermasalahansecaraspesifik (Sukardi, 2009). mengungkap, yang JURNAL OSEANOG OGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Hal alaman 229 Gambar 1. PetaLokasiP siPenelitian Pengolahan Data CTD Data CTD (Conductiv tivity Temperature Density) padasaatpengambilansampel, l, didapat data kedalaman, salinitasdansuhu. hu. Selanjutnya data tersebutdiolahdenganmenggunakan so software ODV (Ocean Data View),sehinggad gadapatdilihatperubahansuhudansalinitassetiapbertambahny nyakedalaman. Hasil ODV tersebut, ialahuntu ntukmenentukkankedalamantermoklin di stasiunpengambila bilansampel. PreparasiSampel Air Laut Sampel air la lautdipindahkankedalam ember berukuran 880 liter, kemudianditambahkanK4[Fe( Fe(CN)6].3H2O sebanyak 10 gr kedalamsampe peldandiaduk. Sampelselanjutnyaditambahk hkan CuSO4.5H2O sebanyak 10 gr dandiadukkembaliSetelahseny enyawakompleksterbentuk, sampeldiendapkanselama 1 ha hari. Endapan yang terbentukdipisahkanden enganfiltrat, kemudian di endapan di keringkandenganbantu ntuan oven. C. Hasil dan Pembahasan Gambar 2. GrafikKonsentras trasi137Cs di Perairan Indonesia Timur JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 230 Gambar 3. Diagram TemperaturdanSalinitas Berdasarkanhasilpenelitian, terlihatbahwapadamasing-masingsampel air laut yang diambildariperairan Indonesia bagiantimur, memilikikonsentrasiberkisarantara 0,14 – 0,43 mBq/L. Dalamhalininilaiaktivitas di perairan Indonesia bagiantimurlebihtinggibiladibandingkandengannilaikonsentrasi di perairan Semarang yaitu 0,02 – 0,09 mBq/L (Kurniawati, 2012) Hal inidimungkinkankarenalokasisemaranglebihjauhdenganSamuderaPasifikbiladibandingkandenganP erairan Indonesia Timur. 137Cs karenamenurut Kim et al.,(2006) walaupunsifat137Cs yang mudahlarutdalam air, tetapidenganmudahterperangkapdengan material partikulatkemudiantenggelamkedasarlaut. Kisarankonsentrasi137Cs di SamuderaPasifikialah 0,7 – 2, 8 mBq/L Shima et al.,(2003). Konsentrasi137Cs di perairan Indonesia Timurlebihtinggikarenasemakindekatdengansumber, maka, konsentrasisemakintinggi, karenamenurut Muslim (2007) bahwaKonsentrasiRadionuklidaAntropogenik (137Cs) umumnyaditentukandaritempatdanjaraklokasidengansumbernya. Masuknya radionuklida 137Cs di perairan Indonesia Timur, salah satunya terjadi karena faktor arus laut. Sifat dari 137Cs yang mudah larut dan mudah tersebarkan. nilai konsentrasi 137Cs di pengaruhi oleh pola arus laut di perairan Indonesia Timur. Hal ini terjadi karena massa air yang bergerak sebagai arus membawa radionuklida 137Cs yang berasal dari samudera Pasifik ke perairan Indonesia Timur. Terlihat pada stasiun 7 nilai konsentrasi 137Cs adalah paling tinggi karena daerah tersebut mendapatkan masukan langsung dari samudera Pasifik tanpa adanya pengenceran, Nilai ini berada dalam kisaran penelitian yang dilakukan Shima et al,(2003) di Samudera Pasifik yaitu 0,7 – 2,8 mBq/L. Hal ini karena disamping dalamnya perairan juga karena di perairan dalam pada umumnya mempunyai suatu lapisan yang biasa disebut lapisan termoklin. Lapisan termoklin adalah lapisan perairan di Samudera yang gradien temperaturnya lebih besar daripada lapisan hangat diatasnya dan lapisan yang lebih dingin di bawahnya. Biasanya radionuklida yang sudah terakumulasi di sedimen tidak akan mampu menebus lapisan termoklin walau dengan adanya pengaruh fisik (arus) yang cukup kuat. Dari ke 7 lokasi stasiun yang diteliti, terlihat pada gambar 6 bahwa ke seluruhan stasiun berada di perairan dalam dengan kedalaman lapisan termoklin berada di kedalaman 200 sampai 250 m (gambar 3) dibawah permukaan laut, karena sifat dari 137Cs yang mudah menempel pada partikulat dan tenggelam kemudian tertahan oleh lapisan termoklin, Sehingga nilai konsentrasi 137Cs di perairan Indonesia Timur tersebut merupakan masukan baru yang berasal dari Samudera Pasifik akibat adanya sirkulasi arus global. Diperkuat dengan pernyataan Muslim (2007), bahwa proses remobilisasi (menggerakan kembali) radionuklida yang telah terakumulasi di sedimen tidak sepenuhnya berlaku di perairan dalam (samudera). D. Kesimpulan Radionuklida137Cs yang terkandungpadaperairan Indonesia Timur, sebagianbesarmerupakanmasukandariSamuderaPasifikyaituberkisarantara 0,14- 0, 43 mBq/L PengaruhPoladanaraharussangatmenentukannilaikonsentrasi137Cs yang terdapatpadaperairan.Distribusi137Cs di laut Flores sebagianbesardipengaruhiolehadanyaaruslaut yang berasaldariSamuderaPasifiklangsungmelaluiselatmakasar. Konsentrasi137Cs di Laut Maluku secaraumummerupakanmasukandariSamuderaPasifikdanmengalamipengencerankarenaadanyapert emuanaruslaut. Distribusi paling tinggiberada di Laut Halmahera yang dekatdenganSamuderaPasifikkarenasemakindekatdengansumbernya, JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 231 makanilaiaktivitassemakintinggi. padasetiapstasiunrelatifrendahdanmasihmerupakanhasildariglobal fallout. Nilaikonsentrasi137Cs DaftarPustaka Emerson, S.R and Hedges, J.I. 2008. Chemical Oceanography and the Marine Carbon Cycle.Cambride University, Press. IAEA (International Atomic Energy Agency). 2005. Worldwide marine radioactivity studies (WOMARS) radionuclide levels in oceans and seas.Final report of a coordinated research project Kim, G., Yang, H.S. and Church, T.M. 1999. Geochemistry of alkaline earth elements (Mg, Ca, Sr, Ba) in the surface sediments of the Yellow Sea. Chemical Geology included Isotope Geoscience, 153, 1-10. Liwun, M. K. L. 2012. AktivitasRadionuklidaAntropogenik137Cs di Perairan Semarang BerdasarkanSirkulasiArus Global. Semarang Melawati, J. 2009. Sebaran Uranium di PerairanPesisir Gresik.JurnalBatan. Jakarta Indo. J. Chem., 2009, 9 (2), 211 - 216 Muslim, 2007. Marine Radionuclide (Nuklir di laut).UniversitasDiponegoro Press. Semarang Palar. H. 2004. Pencemarandantoksikologilogamberat.Rinekacipta. Jakarta. Rizal S. 2009. SimulasiPolaArusBaroklinik di Perairan Indonesia Timurdengan Model NumerikTiga-dimensi.UniversitasSyiah Kuala. Banda Aceh Shima, S., P. Povinec., H.D. Livingston, M. Aoyama, J. Gastaud, I. Goroncy, L.K. Hirose, H. Ngoc, Y. Ikuchi, Ito, J.L. Rosa, L.L. Kwong, Lee, S. Moriya, B. Mulsow, H. Oregioni, Togawa. 2003. Expedition to the Pacifik Ocean Result of Oceanographic and Radionuclide investigations of the Water, Deep Sea Research II, 50,2607-2637. Sukardi. 2009. MetodologiPenelitianPendidikan. PT.BumiAksara. Jakarta Suseno, H., H. Umbara. 2006. PengukuranRadionuklidaAlamdanAntropogenik di KawasanSemenanjungMuriapada Seminar KeselamatanNuklir 2 – 3 Agustus 2006. ISSN: 14123258.