Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Merupakan bahan presentasi tentang pengertian serat pangan, komponen serat pangan, jenis serat pangan dan implikasinya terhadap kesehatan manusia berdasarkan hasil penelitian yang telah ada.
makala pangan fungsional tentang fitosterol
Sutasoma : Jurnal Sastra Jawa, 2020
Naskah Serat Petung merupakan salah satu naskah Jawa yang unik. Pada bagian awal dan akhir teks berisi tembang, serta bagian tengah teks berisi prosa. Naskah ini termasuk dalam jenis naskah nujum. Naskah Serat Petung merupakan kompilasi dari tiga teks, yaitu Serat Suluk Pei, Serat Petung dan Serat Candraning Wanita. Tujuan penelitian adalah menyajikan teks Serat Petung menggunakan kajian filologis. Data dalam penelitian ini adalah naskah Serat Petung dengan nomor 1466. Metode yang digunakan adalah metode edisi naskah tunggal. Terjemahan teks dalam naskah Serat Petung menggunakan teknik terjemahan bebas. Hasil penelitian adalah sajian isi teks Serat Petung mengenai penjelasan tentang hakikat hidup melalui perlambangan bangunan keraton Adiningrat Surakarta, serta memaparkan perihal petung hari dan pasaran yang digunakan dalam seluk-beluk pernikahan, membuat sumur, menanam padi, asal-muasal wuku, membuat pagar, menerapkan pintu, sifat dan karakteristik wanita serta baik dan buruk hari...
Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, 2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kecernaan serat bahan pakan hasil samping pertanian sebagai pakan alternatif pengganti hijauan untuk ternak ruminansia. Penelitian dilakukan dengan metode in vitro menggunakan cairan rumen kambing Peranakan Etawa (PE). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 jenis bahan pakan (kulit kacang, kulit kopi, kulit pisang, sabut kelapa, onggok dan janggel jagung) dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berbagai macam bahan pakan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kecernaan bahan kering, kecernaan Neutral Detergent Fiber (NDF), kecernaan Acid Detergent Fiber (ADF) dan kecernaan Hemiselulosa. Kecernaan bahan kering dan kecernaan NDF menunjukkan bahwa onggok dan janggel jagung memiliki kecernaan yang paling baik, kecernaan ADF menunjukkan bahwa onggok, janggel jagung dan kulit kopi memiliki kecernaan yang paling baik dan kecernaan hemiselulosa menunjukkan onggok, janggel jagung dan kulit...
Abstrak Serat makanan (dietary fiber) adalah komponen dalam tanaman yang tidak tercerna secara enzimatik menjadi bagian-bagian yang dapat di serap di saluran pencernaan. Serat secara alami terdapat dalam tanaman. Serat terdiri atas berbagai substansi yang kebanyakan diantaranya adalah karbohidrat kompleks. Beberapa karbohidrat tidak dapat dihidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan pada manusia. Sisa yang tidak di cerna ini di kenal dengan diet serat kasar yang kemudian melewati saluran pencernaan dan di buang dalam feses. Serat makanan ini terdiri dari dinding sel tanaman yang sebagian besar mengandung 3 macam polisakarida yaitu sellulosa, zat pektin dan hemisellulosa. Selain itu juga mengandung zat yang bukan karbohidrat yaitu lignin. Hasil-hasil penelitian telah menunjukkan aspek manfaat dari serat makanan baik untuk pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit maupun terapi. Peran utama serat dalam makanan ialah pada kemampuannya mengikat air, sellulosa dan pektin. Dengan adanya serat, membantu mempercepat sisa-sisa makanan melalui saluran pencernaan untuk diekskresikan keluar. Serat makanan memberikan manfaat secara fisiologi yaitu sebagai laksansia, kontrol kolesterol darah dan kontrol glukosa darah, dapat mengurangi risiko kanker kolon dan juga membantu mengurangi terjadinya obesitas dan penyakit jantung. Kata kunci : serat-karbohidrat-terapi PENDAHULUAN Pada masa lalu, serat makanan hanya dianggap sebagai sumber energi yang tidak tersedia (non-available energi source) dan hanya di kenal mempunyai efek pencahar perut. Namun berbagai
SERENADE : Seminar on Research and Innovation of Art and Design, 2022
Bahan iratan bambu halus terbuat dari bambu tali melalui proses penyerutan sehingga menghasilkan iratan bambu yang sangat tipis. Karakteristik bahan ini sangat lentur sehingga mudah dibentuk dan banyak dikembangkan dalam produk fashion seperti aneka tas dan topi menggunakan teknik menganyam. Namun, proses pengolahan dari bambu mentah menjadi bahan iratan bambu halus cukup sulit dan jumlah kemampuan pengrajin dalam menganyam dari generasi ke generasi semakin menurun, sehingga berdampak pada hasil anyaman yang monoton. Hal ini menyebabkan tidak ada kebaruan yang signifikan dalam produk bahan iratan bambu halus. Bahan iratan bambu halus memiliki potensi karakteristik bahan yang lentur dan transparan dan belum dimanfaatkan secara optimal. Tujuan dari proyek desain ini adalah memaksimalkan potensi transparansi dan kelenturan bahan iratan bambu halus menjadi desain produk lampu hias. Metode desain yang digunakan berbasis pada eksperimentasi, yaitu eksplorasi karakteristik transparansi dan...
Shorghum as a Fungsional Food. The advantage of sorghum as food is that it has rich in functional food components. Various antioxidants, trace elements especially iron, dietary fiber, oligosaccharides, β-glucans, including non-starch polysaccharide carbohydrate components (NSP) is contained in the sorghum grain, making potential as a source of functional food. The uniqueness of sorghum is that tannin and phytic acid each has characteristics of negative and positive impact on health. The antioxidant property of tannins is higher than vitamin E and C, and the antioxidant anthocyanin in sorghum is more stable. Functional food elements that contain bioactive components give physiological effects including strengthening the body's immune system, regulate the rhythm of physical conditions, slow down aging, and help prevent degenerative disease. Utilization of sorghum in diversified processed products requires proper processing technology so the functional food components remain in the ready to consume food product. Thus, sorghum is not an inferior food, but actually a superior ones. Increasing the society's knowledge and awareness on the maintaining of health is an important step for choosing a diet. Sorghum-based product not only contains functional food components but also is suitable to people with gluten allergies. The availability of good local and improved varieties of sorghum needs to be utilized more intensively on food processing. ABSTRAK Kelebihan sorgum sebagai bahan pangan, pakan, dan industri adalah kaya akan komponen pangan fungsional. Beragamnya antioksidan, unsur mineral terutama Fe, serat, oligosakarida, dan β-glukan termasuk komponen karbohidrat nonstarch polysakarida (NSP) yang terkandung dalam biji sorgum menjadikannya potensial sebagai sumber pangan fungsional. Keunikan sorgum adalah adanya tanin dan asam fitat yang mengangkat kontroversi negatif dan positif terhadap kesehatan. Sifat antioksidan tanin lebih tinggi daripada vitamin E dan C, demikian juga antioksidan antosianin sorgum lebih stabil. Unsur pangan fungsional yang mengandung komponen bioaktif memberikan efek fisiologis multifungsi bagi tubuh, termasuk memperkuat daya tahan tubuh, mengatur ritme kondisi fisik, memperlambat penuaan, dan membantu pencegahan penyakit degeneratif. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri. Pemanfaatan sorgum dalam diversifikasi berbagai produk olahan memerlukan teknologi pengolahan yang tepat sehingga komponen pangan fungsional tersebut tetap berada dalam pangan siap konsumsi. Keunggulan tersebut diharapkan dapat meningkatkan citra pangan sorgum yang sebelumnya dinilai sebagai bahan pangan kurang bergengsi. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan keutamaan perawatan kesehatan menjadi hal penting dalam memilih makanan bukan sekedar enak dan bergizi. Produk olahan berbasis sorgum selain mengandung komponen pangan fungsional juga sesuai bagi penderita alergi gluten. Tersedianya varietas unggul dan lokal, teknologi pengolahan, dan pengetahuan mengenai manfaat pangan fungsional berperan penting dalam pengembangan sorgum sebagai pangan sehat masa depan.
Jurnal Health Sains
Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan media edukasi berbasis video animasi yang layak dan efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan tingkat kesadaran konsumsi makanan mengandung serat pada remaja. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D) dengan model penelitian yang digunakan adalah DDD-E (Decide, Design, Develop, Evaluate). Analisis data menggunakan uji one to one, uji small group, uji field test. Hasil persentase yang diperoleh dari uji one to one sebesar 96% dengan kategori sangat baik dan tidak perlu direvisi. Uji small group menyatakan persentase sebesar 97% denga kategori yang sangat baik dan tidak perlu direvisi, dan uji field test menyatakan persentase sebesar 98% dengan kategori sangat baik dan tidak perlu direvisi. Media edukasi berbasis video animasi 3 dimensi file video akan dibentuk menjadi sebuah link dan diunggah kedalam google drive
The Gospel Coalition, 2014
Kermet Brown, 2004
mericas Conference on Information Systems (AMCIS) - Association of Infomation Systems, 2012
Israels assassination of Hamas leaders like Ismail Haniyeh, 2024
Anais de Filosofia Clássica (UFRJ), 2011
Islamic Guidance and Counseling Journal, 2021
In: Social Interactions and Status Markers in the Roman World Edited by George CUPCEA and Rada VARGA, Archaeopress Roman Archaeology 37, Oxford, 2018, 91-114., 2018
The Analyst, 2016
Biomolecular NMR assignments, 2014
Journal of High Energy Physics, 2012
Journal of Financial Regulation and Compliance, 2010
Tribology Online, 2007
Conference Record of the 1988 IEEE Industry Applications Society Annual Meeting
DergiPark (Istanbul University), 2012