Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Obstetri Ginekologi

0 PRAKTIS ILMU PENYAKIT KEBIDANAN DAN KANDUNGAN ( OBSTETRI & GINEKOLOGI ) OLEH : Rudy Budijono Didik Suharsoyo ANTENATAL CARE 3 HIPEREMESIS GRAVIDARUM 7 PRE-EKLAMPSIA 9 ENDOMETRIOSIS 10 ADNEXITIS 12 AMENORHEA 13 PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL / PUD 14 SYNDROMA MENOPAUSE 15 INFERTILITAS 16 KELUARGA BERENCANA 18 ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN ( OBSTETRI DAN GINEKOLOGI) I. OBSTETRI 1. Antenatal Care (=pengawasan wanita hamil) ¶ Bertujuan memperkecil morbiditas dan mortalitas ibu maupun janin ¶ Jadwal pemeriksaan kehamilan : Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan Periksa ulang 1 x sebulan sampai kehamilan 7 bulan Periksa ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9 bulan Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan ¶ Nasihat-nasihat untuk ibu hamil : 1. Makanan/diet - Harus mendapat perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan janin & kesehatan ibu. - zat-zat yang diperlukan : protein, karbohidrat, lemak, mineral atau bermacam-macam garam; terutama Ca, P, Fe; vitamin dan air. 2. Hindari rokok 3. Obat-obatan - Jika mungkin dihindari pemakaian obat-obatan selama kehamilan terutama dalam triwulan I 4. Menjaga kebersihan tubuh dan pakaian 5. Gerak badan - Dianjurkan jalan-jalan pagi hari dalam udara yang masih segar - Senam dapat dilakukan setelah kehamilan 5 bulan untuk kasus tanpa resiko tinggi. 6. Bekerja seperti biasa & cukup istirahat/rekreasi 7. Koitus - Koitus tidak dihalangi kecuali bila ada sejarah sering abortus/prematur, perdarahan pervaginam. Pada minggu terakhir kehamilan, koitus harus hati-hati. Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang. Orgasme pada hamil tua dapat menyebabkan partus prematurus. ¶ Pemeriksaan ibu hamil I. Anamnesa 1. Anamnesa identitas : nama, umur, agama, pekerjaan, dsb 2. Anamnesa umum : - Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, defekasi, miksi, perkawinan, dsb. - Tentang haid, kapan mendapat haid terakhir. Jika HPMT diketahui, maka dengan rumus Naegele dapat ditaksir tanggal persalinannya, yaitu : TTP = tgl + 7, bulan – 3, tahun + 1 - Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau kehamilan mola sebelumnya. II. Pemeriksaan fisik 1. Kesehatan umum ibu - Meliputi tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan, jantung, paru, dsb. 2. Pemeriksaan obstetri - Meliputi : 1. Inspeksi (periksa pandang) 2. Palpasi (periksa raba) 3. Auskultasi (periksa dengar) - Yang akan diuraikan disini adalah cara melakukan palpasi (menurut Leopold) yang terdiri atas 4 bagian : ☺ Leopold I : - Untuk menentukan umur kehamilan dan bagian apa yang terdapat dalam fundus - Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sedangkan sifat bokong lunak, kurang bundar dan kurang melenting. - Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tingginya fundus uteri ☺ Leopold II : - Untuk menentukan dimana letaknya punggung anak (rata) dan dimana letaknya bagian-bagian kecil (tangan, kaki, muka) ☺ Leopold III : - Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah & apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul ☺ Leopold IV : - Untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul. Catatan : Leopold I-III pemeriksa menghadap muka pasien, Leopold IV pemeriksa menghadap ke arah kaki pasien. - Setelah selesai semua pemeriksaan di atas, baru dibuat diagnosa kehamilan. - Sebagai dokter umum, kita sering menerima pasien ibu hamil untuk kontrol kehamilannya. Oleh karena itu, sebaiknya kita dapat menangani pasien tersebut dengan baik, terutama untuk kasus-kasus tanpa resiko tinggi. Sedangkan bila pada pemeriksaan ditemukan kasus-kasus resiko tinggi, kita dapat merujuk pasien tersebut ke spesialis kandungan/ RS, tentunya dengan penanganan awal seperlunya. - Beberapa contoh kasus yang sering dijumpai dalam praktek dokter umum : Kasus 1 : Pasien wanita, 25 tahun, G1P0A0, umur kehamilan 14+3 minggu datang untuk memeriksakan kehamilannya, konjungtiva anemis (+). Terapi : - Kita dapat melakukan anamnesis dan pemeriksaan obstetri yang baik untuk mendiagnosa kehamilan tersebut (resiko tinggi atau tidak). - Dapat kita berikan vitamin dan suplemen besi Contoh resep : R/ Inbion caps no XXX S 1 dd I Inbion : tiap kapsul berisi Fe-glukonat 250 mg, Mn-SO4 0.2 mg, CuSO4 0.2 mg, vit C 50 mg, asam folat 1 mg, vit B 12 7.5 mg, sorbitol 25 mg Kasus 2 : Pasien datang untuk kontrol post kuretase abortus/post partum (normal/spontan). Contoh resep : R/ Auspilic kap no XV S 3 dd I R/ Inbion caps no X S 1 dd I R/ Methergin tab no X S 2 dd I Auspilic : amoksisilin (250/500 mg) + asam klavulanat (125 mg) Methergin : metilergometrina hidrogen maleat (0.125 mg/tab; 0.2 mg/ml injeksi) 2. Hiperemesis gravidarum ¶ Emesis gravidarum ® normal pada hamil muda Hiperemesis gravidarum adalah emesis gravidarum yang berlebihan, yang menyebabkan gangguan keadaan umum. Biasanya dimulai pada kehamilan bulan kedua atau ketiga. Gejala : Vomitus yang frekuen Rasa mual, anoreksia, hipersalivasi, rasa tidak senang dengan sinar, suara, bau tertentu & kadang-kadang tidak senang dengan suami. Sulit tidur, rasa panas/perih pada epigastrium Etiologi : 1. Kasus ini mudah timbul pada wanita neurotik Keadaan di bawah ini mempermudah terjadinya hiperemesis : preeklampsia, unwanted pregnancy, stres emosi, pyelitis, kondisi alergi. ¶ Pembagian hiperemesis gravidarum Hiperemesis gravidarum ringan : - Belum ada dehidrasi - Vomitus berlebihan - Masih ada keinginan makan dan minum, walaupun termuntahkan kembali - Tidak/belum terjadi asidosis Terapi : - Istirahat pada tempat yang tenang dan segar - Antivomitus - Sedativa - Berikan cairan elektrolit, oralit - Makan sedikit tapi sering - Diet tinggi protein dan karbohidrat 2. Hiperemesis gravidarum berat : - Dehidrasi berat - Keadaan umum lemah - Vomitus hebat, tanpa ada cairan masuk - Asidosis - Ketonuri positif - Delirium, somnolent atau koma Terapi : - Antivomitus (parenteral) - Atasi dehidrasi dengan caira elektrolit + nutrien - Atasi asidosis dengan bicarbonas natricus - Sedativa (luminal atau valium) - Tempat istirahat yang tenang Contoh resep : (hiperemesis gravidarum ringan) R/ Primperan tab no XV S 3 dd I R/ Valisanbe tab mg 2 no X S 2 dd II R/ Oralit sack no VI S ad libitum solve in aqua cc 200 Primperan : metoklopramida HCl (10 mg/tab; 10 mg/2 ml ampul) Valisanbe : diazepam (2 mg, 5 mg/tab) 3. Preeklampsia ¶ Merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias : Hipertensi Edema Proteinuria Etiologi belum diketahui dengan pasti, teori yang sekarang dipakai sebagai penyebab preeklampsia adalah teori “iskemia plasenta”. Klasifikasi : Dibagi menjadi 2 golongan, yaitu : 1. Preeklampsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut : a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, yang diukur pada posisi berbaring terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam. b. Edema umum, kaki, jari tangan dan muka; atau kenaikan BB 1 kg atau lebih perminggu. c. Proteinuria kwantitatif 0.3 gram atau lebih perliter; kwalitatif 1+ atau 2+ pada urine kateter atau midstream. ¶ Penatalaksanaan rawat jalan : - Istirahat yang cukup, pekerjaan sehari-hari perlu dibatasi - Ibu hamil dianjurkan banyak duduk dan berbaring - Diet rendah garam & tinggi protein - Sedatif ringan seperti : # Phenobarbital 3 x 30 mg (7 hari), atau : # Diazepam 3 x 2 mg 97 (7 hari) - Roborantia - Kunjungan ulang tiap satu minggu 2. Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut : - Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih - Proteinuria 5 gr atau lebih perliter - Oligouria, yaitu jumlah urine < 500 cc/24 jam - Adanya gangguan cerebral, gangguan visus dan rasa nyeri di epigastrium - Terdapat edema paru dan sianosis ¶ Penatalaksanaan : - Pasien dirujuk ke RS untuk penatalaksanaan selanjutnya. II. GINEKOLOGI 1. Endometriosis ¶ Adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi berada di luar kavum uteri, berhubungan siklus haid, jinak, dapat menyerbu ke organ lain dan bersifat progresif. Gejala dan tanda : Dismenorea (25-80 %) Infertilitas Nyeri panggul Dispareunia saat koitus, dirasakan di daerah kavum Douglasi Perdarahan uterus disfungsional Nyeri perut merata atau nyeri pinggang Nyeri supra pubik, disuria, hematuria Tanpa gejala Pemeriksaan dalam : terdapat nodul daerah cavum douglasi & daerah ligamentum sacrouterina yang sangat nyeri. Uterus : retrofleksi, sulit digerakkan Laparoskopi : tampak pulau endometriosis berwarna kebiruan yang tersebar. Pengobatan : A. Medikamentosa - Hilangnya lesi endometriosis disebabkan oleh karena peristiwa anovulasi dan amenorea, yang mengakibatkan penekanan terhadap kelenjar adenohipofisis. Ini sangat rasional, wanita dibuat mengalami anovulasi/ amenorea dengan menggunakan preparat estrogen, androgen progesteron dan kombinasi. 1. Estrogen - Tidak dipergunakan lagi - ES : hiperplasi adenomatosa/kistik & perdarahan hebat 2. Estrogen-progesteron - Sepertinya pil KB. Pemakaian 6-12 bulan ternyata dapat menghilangkan nyeri pelvis 75 %. - ES : kembung, nyeri payudara, oedem, perdarahan bercak 3. Progesteron - Medroxi progesteron asetat (Depoprovera/DMPA), dosis 100 mg tiap minggu, 4 x pemberian, diteruskan 200 mg tiap 4 minggu selama 6-9 bulan. 4. Danazol - Keluhan hilang sekitar 70-90 % - Keunggulan : menekan aktivitas makrofag ® dihindarkan fagositosis terhadap gamet maupun zigot. - ES : acne, perdarahan spotting, BB meningkat, libido menurun, buah dada mengecil, suara berubah - Dosis : 400-800 mg/hari dibagi dalam 2 kali pemberian, selama 3-6 bulan, dapat diteruskan sampai 9 bulan. 5. GnRH agonis - Menyebabkan hipogonadotropin ® hipoestrogenisme ® regresi jaringan endometriosis ® keluhan hilang. - Preparat yang dipergunakan : # Tapros 3.75 mg terdiri dari leuprorelin # Zoladex 3.6 mg terdiri dari gaserelin - Pemberian secara injeksi dimulai hari ke-5 haid diberikan subkutan atau im dengan interval 4 minggu, diberikan sampai 6 bulan. - Es : nausea, vomitus, oedem, sakit seluruh badan, pusing, mialgia, mammae mengecil. Contoh resep : R/ Azol caps no LX S 2 dd I Azol : danazol (200 mg/caps) B. Pembedahan Dilakukan dengan laparotomi, dikerjakan ovariektomi bilateral dan histerektomi. Hal ini menyebabkan estrogen rendah yang bersifat permanen. 2. Adnexitis ¶ Salphingitis menjalar ke ovarium hingga juga terjadi oophoritis. Salphingitis dan oophoritis disebut “adnexitis”. ¶ Gejala-gejala : Demam tinggi dengan menggigil, pasien sakit keras Nyeri kiri dan kanan di perut bagian bawah terutama jika ditekan Defanse kiri dan kanan di atas lig.Poupart Mual dan muntah karena rangsangan peritoneum. Kadang-kadang ada tenesmi ad anum karena proses dekat pada rektum atau sigmoid. Toucher : # Nyeri kalau portio digoyangkan # Nyeri kiri dan kanan dari uterus # Kadang-kadang ada penebalan dari tuba # Tuba yang sehat tak dapat diraba # Menorrhagi dan dysmenorhoe ¶ Karena adnexitis, terjadi perlekatan dengan usus yang dapat diraba sebagai tumor ® “adnex tumor” Terapi : Istirahat – simptomatik Broad spektrum antibiotika Kortikosteroid Contoh resep : R/ Corsacin kap mg 500 no X S 2 dd I R/ Danasone tab no XX S 2 – 2 – 0 R/ Hedix kap no XV Corsacin : ciprofloksasin (250, 500 mg/kaplet) Danasone : dexametason (0.5 mg/tab) Hedix : metampiron 500 mg, diazepam 2 mg 3. Amenorea ¶ Adalah tidak adanya haid selama 3 bulan atau lebih Amenore primer kita pergunakan bila seorang wanita belum pernah mendapat menstruasi dan tidak boleh didiagnosa sebelumpasien mencapai umur 18 tahun. Amenore sekunder ialah hilangnya haid setelah menarche Pada beberapa keadaan terdapat amenore yang disertai galactorhoe, pada keadaan : Syndrom Chiari-Frommel, syndrom Forbes-Albright, syndrom Ahoemada-del Costello. Terapi diberikan menurut etiologi Contoh resep : (amenore sekunder) R/ Gynaecosid tab no II S 1 dd I (2 hari) Bila disertai galaktorea, dapat diberikan pula : R/ Parlodel tab no X S 1 dd I Gynaecosid : metilestrenolon 5 mg, metilestradiol 0.3 mg (KI : hamil), biasanya setelah 3-6 hari akan terjadi haid Parlodel : bromokriptin (2.5 mg/tab) ® menekan prolaktin 4. Perdarahan Uterus Disfungsional (PUD) ¶ Adalah perdarahan uterus abnormal (jumlah, frekuensi, lamanya) yang terjadi baik di dalam maupun di luar siklus haid, dan merupakan gejala klinis semata-mata karena gangguan fungsional mekanisme kerja poros hipotalamus-hipofisis-ovarium-endometrium tanpa adanya kelainan organik alat reproduksi. Dapat terjadi pada setiap umur wanita yang dewasa, yang tersering terdapat pada masa pubertas dan climacterium. PUD dapat dibagi : a. Perdarahan anovulatoar b. Perdarahan ovulatoar ¶ Terapi : Hormonal (progesteron/MPA) pada wanita yang masih muda, dosisnya 10-20 mg/hr selama 7-10 hari Senyawa antifibrinolitik (asam traneksamat) & senyawa antiprostaglandin (asam mefenamat) Kuretase Histerektomi pada E tua Contoh resep : R/ Provera tab mg 10 no XX S 2 dd I R/ Transamin tab no XV S 3 dd I R/ Ponstan tab mg 500 no XV S 3 dd I R/ Inbion tab no X S 1 dd I Provera : medroksi progesteron asetat /MPA (2.5 mg; 10 mg tab) Transamin : asam traneksamat (500 mg/tab salut) Ponstan : asam mefenamat (500 mg/tab, 250 mg/caps) 5. Syndrom menopause ¶ Menopause ialah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir, Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenore sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang berkurang. Menopause yang artifisial karena operasi atau radiasi umumnya menimbulkan keluhan yang lebih banyak dibandingkan dengan menopause alamiah. Biasanya ditandai dengan adanya gangguan fisik/psikis. Gangguan fisik, seperti : muka berasa panas, banyak keringat, jantung berdebar-debar, pusing, sakit kepala, tidak dapat tidur, kesemutan. Gangguan psikis, seperti : psikis sangat labil, kadang-kadang sampai menjelma menjadi psychose climacterium. ¶ Terapi : Estrogen seperti lynoral 2 x 1 tablet dari 0.05 mg atau progynova. Juga sering digunakan sedativa Contoh resep : R/ Lynoral tab no XXX S 1 dd I R/ Diazepam tab mg 5 no XXX S 0 – 0 - 1 Lynoral : etinilestradiol (0.05 mg/tab) 6. Infertilitas/kemandulan ¶ Infertilitas merupakan kesuburan yang berkurang. Suatu pasangan disebut infertil kalau sang istri tidak hamil dalam waktu 1 tahun setelah kawin tanpa mempraktekkan kontrasepsi (disengaja). Dibedakan : infertilitas primer dan sekunder Pemeriksaan infertilitas : - Wawancara : Ditanyakan mengenai pekerjaan, sosial ekonomi, kebudayaan, operasi-operasi kandungan, infeksi panggul, infeksi saluran kencing, penyakit kelamin. Riwayat haid, lamanya, banyak sedikitnya, nyeri tengah haid, nyeri haid atau dismenorhea, amenorea, lamanya, sebabnya. Ditanya pula obat-obat yang dipakai dan kontrasepsi apa yang digunakan. Pernah hamil atau tidak, bila pernah ditanyakan riwayat obstetrik. Pemeriksaan umum : Ada tidaknya kelainan endogen seperti sindroma Cushing, sindroma polisistik ovarium, hipotiroidisme, hipertiroidisme, sindroma Turner, sindroma Klinefelter, sindroma feminisasi. Pemeriksaan payudara : ada tidaknya galaktorea Kelainan-kelainan lain : prolaps uteri, polip serviks, tumor ovarium, tumor uterus. Masalah infertilitas mencakup pasangan, jadi keduanya harus diperiksa, baik suami maupun istri untuk mengetahui adanya kelainan yang ditemukan pada salah satu pasangan ataupun keduanya. Pengobatan : Sesuai dengan penyebabnya Contoh kasus 1 : Seorang ♀, 30 tahun, sudah menikah 5 tahun & belum mempunyai anak. Pada anamnesa didapatkan siklus haid yang tak teratur, tak ditemukan kelainan organik. Contoh resep : R/ Profertil tab no V S 1 dd I (hari 5-10 siklus haid) R/ Fundamin E tab no X S 1 dd I Catatan : pengobatan hormonal ini berlangsung selama 3 siklus haid kemudian dilihat apakah ada ovulasi. Profertil : klomifen sitrat (50 mg/tab) Fundamin E : tiap tablet salut berisi vitamin B1 100 mg, vit B6 50 mg, vit B12 100 mcg, vit E 30 UI Contoh kasus 2 : Seorang ♂, 28 tahun, sudah menikah 3 tahun & belum mempunyai anak. Pada pemeriksaan sperma didapatkan oligozoospermia. Contoh resep : R/ Provula tab no XIV S 1 dd I R/ Andriol tab no XLII S 3 dd I Andriol : testosteron undekanoat (40 mg/tab) Provula : klomifen sitrat (50 mg/tab) III. KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA (KB) 1. Kondom ¶ Adalah suatu sarung karet yang tipis, berwarna/tak berwarna, dipakai untuk melingkupi batang penis/zakar sewaktu melakukan hubungan seksual. ¶ Jenis : Terbuat dari lateks (Durex, Dualima, Sutra). Terbuat dari bahan plastik/vinyl Terbuat dari bahan alami ¶ Cara kerja : - Mencegah spermatozoa (sel mani) bertemu dengan ovum (sel telur) pada waktu senggama. ¶ Efek samping : Kondom rusak/robek/bocor Iritasi lokal pada penis/reaksi alergi (jarang) Mengurangi kenikmatan bersenggama Iritasi vagina 2. Pil KB ¶ Adalah pil yang berisi hormon sintetik yang digunakan oleh wanita secara periodik sebagai alat kontrasepsi. ¶ Jenis : Berisi gabungan hormon sintetik estrogen dan progesteron (disebut juga pil kombinasi), contohnya pil KB Microgynon 30 dan pil KB Marvelon. Berisi hormon progesteron saja (disebut juga pil mini). Contoh pil mini adalah pil KB Exluton. Yang umum digunakan di Indonesia adalah pil kombinasi. ¶ Cara kerja : Menekan ovulasi yang akan mencegah pematangan sel telur (ovum) dari pelepasan indung telur Mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sel mani/sperma tidak mudah masuk ke dalam rahim Menjadikan endometrium tidak siap menerima implantasi ¶ Efek samping : Gangguan siklus haid/menstruasi Tekanan darah tinggi Berat badan naik Jerawat Kloasma/bercak coklat kehitaman pada wajah Tromboemboli Produksi ASI berkurang Gangguan fungsi hati Varises 10.Perubahan libido (dorongan seksual) 11.Depresi 12.Kandidiasis vaginal 13.Pusing/sakit kepala 14.Mual dan muntah 15.Rasa penuh, tegang & nyeri pada payudara 3. Suntikan ¶ Adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi hanya hormon progesteron disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara periodik. Jenis : 1. Golongan progestin - Misalnya : Depo Provera 150 mg (disuntikkan tiap 3 bulan), Noristerat (tiap 2 bulan). 2. Golongan progestin dengan campuran estrogen propionat - Misalnya : Cyclofen (tiap 1 bulan) ¶ Cara kerja : Mencegah pematangan & lepasnya sel telur dari indung telur wanita Mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga spermatozoa (sel mani) tidak dapat masuk ke dalam rahim Menipiskan endometrium, sehingga tidak siap untuk kehamilan. ¶ Efek samping : Gangguan siklus haid/menstruasi Depresi Keputihan (leukorea) Jerawat Rambut rontok Perubahan berat badan Pusing/sakit kepala/migrain Mual dan muntah Perubahan libido/dorongan seksual 4. Implan/susuk ¶ Adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul silastik berisi hormon jenis progestin (progesteron sintetik) yang ditanamkan di bawah kulit. ¶ Jenis : Terdiri dari 6 kapsul silastik, dimana setiap kapsulnya berisi Levonorgestrel sebanyak 36 mg (Norplant). Terdiri dari 1 kapsul silastik berisi 68 mg 3-ketodesogestrel dan 66 mg kopolimer EVA (Implanon). Terdiri dari 2 kapsul silastik berisi Levonorgestrel 75 mg (Jadena). Cara kerja : Menekan ovulasi yang akan mencegah lepasnya sel telur (ovum) dari indung telur Mengentalkan lendir muluit rahim sehingga sel mani/sperma tidak mudah masuk ke dalam rahim Menipiskan endometrium, sehingga tidak siap untuk nidasi ¶ Efek samping : 1. Gangguan siklus haid/menstruasi 2. Ekspulsi implan 3. Perubahan berat badan 4. Jerawat 5. Rasa nyeri/perih/pedih payudara 6. Gangguan fungsi hati 7. Perubahan libido/dorongan seksual 8. Pusing/sakit kepala/migrain 9. Nyeri perut bagian bawah 10.Kloasma 11.Tromboflebitis 12.Infeksi pada luka insisi 13.Perubahan perasaan/depresi 14.Gangguan pertumbuhan rambut 5. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD) ¶ Adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rongga rahim wanita ¶ Jenis : 1. Inert : dari plastik (Lippes loop) atau baja anti karat (the Chinese Ring). 2. Mengandung tembaga : CUT 380A, CUT 200C, Multiload & Nova T. Yang sekarang direkomendasikan adalah jenis CUT 380A ¶ Cara kerja : Menimbulkan reaksi jaringan sehingga terjadi serbukan sel darah putih Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas Mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopii dan menginaktifkan sperma Efek samping : 1. Gangguan perdarahan 2. Infeksi 3. Keputihan 4. Ekspulsi AKDR 5. Perforasi/translokasi 6. Rasa mulas (nyeri/kram) perut bawah 7. Rasa nyeri pada alat kelamin suami 6. Kontrasepsi Mantap (Kontap) ¶ Adalah suatu cara kontrasepsi permanen baik pada pria atau wanita, dilakukan dengan tindakan operasi kecil untuk mengikat/menjepit/memotong saluran telur (perempuan) atau menutup saluran mani (laki-laki). ¶ Jenis : Kontrasepsi mantap (Kontap) pada wanita disebut “tubektomi” Kontrasepsi mantap (Kontap) pada pria disebut “vasektomi” ¶ Cara kerja : Tubektomi : Mencegah bertemunya sel telur dengan sperma karena saluran sel telur (tuba falopii) yang menuju rahim diputus (tubektomi minilaparotomi) atau dijepit (laparoskopi). Vasektomi : Mencegah spermatozoa bertemu dengan sel telur karena saluran mani (vas deferens) ditutup. Teknik yang banyak digunakan saat ini adalah vasektomi tanpa pisau (VTP) atau Non Scalpel Vasektomi (NSV). ¶ Efek samping A. Kontap wanita/tubektomi : 1. Reaksi alergi anestesi 2. Infeksi/abses pada luka 3. Perforasi rahim 4. Perlukaan kandung kencing 5. Perlukaan usus 6. Perdarahan mesosalping B. Kontap pria : 1. Reaksi alergi anestesi 2. Perdarahan 3. Hematoma 4. Infeksi 5. Granuloma sperma 6. Gangguan psikis (dorongan seksual meningkat atau impotensi)