Keadaan Alam
LAMBANG
KABUPATEN JAYAWIJAYA
Jayawijaya_Bab 1.pmd
11
3/6/2012, 5:32 PM
11
12
Mengenal Nusantara Kabupaten Jayawijaya
ARTI LAMBANG
Perisai
bersudut lima melambangkan dasar Negara
(Pancasila).
Padi dan kapas melambangkan persatuan dan kesatuan.
Gunung dengan lima buah puncak melambangkan Pancasila
sebagai landasan idiil dan Undang-Undang Dasar 1945
sebagai landasan struktural.
Warna hijau melambangkan Jayawijaya sebagai daerah tropis,
kaya, subur, dan berhutan lebat.
Warna putih melambangkan Jayawijaya sebagai daerah yang
yang mempunyai daerah perairan berupa sungai-sungai
dan rawa-rawa.
Honai berwarna kuning melambangkan rumah yang spesifik
dari penduduk asli
Roda bergigi lima melambangkan pembagunan yang berjalan
mulus dan berkesinambungan.
Slogan YOGOTAK HUBULUK MOTOK HONOROGO melambangkan semboyan kehidupan masyarakat yang berarti
HARI ESOK HARUS LEBIH BAIK DARI HARI INI.
Jayawijaya_Bab 1.pmd
12
3/6/2012, 5:32 PM
Keadaan Alam
13
PETA
KABUPATEN JAYAWIJAYA
KABUPATEN
TOLIKARA
Yalengga
KAB.
MAMBERAMO
TENGAH
Bolakme
Wollo
KABUPATEN
LANNY JAYA
KABUPATEN
YALIMO
Asologaima
Kurulu
Pelebaga
Musatfak
Hubikosi
Wamena
KABUPATEN
NDUGA
Walelagama
KABUPATEN
YAHUKIMO
Asolokobal
Catatan: Distrik pemekaran masih tergabung pada Distrik induk
Jayawijaya_Bab 1.pmd
13
3/6/2012, 5:33 PM
14
Mengenal Nusantara Kabupaten Jayawijaya
Lebih Dekat Dengan
Kabupaten Jayawijaya
a
b
c
d
a. Buah merah, khas Jayawijaya;
b. Burung cenderawasih;
c. Lembah Baliem;
d. Festival Lembah Baliem.
Jayawijaya_Bab 1.pmd
14
3/6/2012, 5:33 PM
BAB
1
Keadaan Alam
Ada ungkapan yang biasa dilontarkan oleh masyarakat luar tentang Kabupaten
Jayawijaya, khususnya kota Wamena, “Kalau Anda ke Tanah Papua namun tidak
menginjakkan kaki di kota Wamena, maka belum lengkaplah perjalanan Anda di
Tanah Papua.” Atau dengan uangkapan lain, “Jangan pernah mengatakan bahwa
Anda sudah pernah ke Papua kalau belum menginjakkan kaki di Wamena dan
menikmati keindahan alamnya dan menyaksikan berbagai atraksi budayanya yang
sangat terkenal.” Ungkapan seperti Ini biasa disampaikan kepada orang-orang yang
ketika berkunjung ke Papua namun belum pernah ke Wamena yang dikenal sebagai
kota dingin dan kota budaya di bumi Papua.
A. Letak dan Keadaan Geografis
Kabupaten Jayawijaya adalah salah satu kabupaten lama di Provinsi Papua
(dulu bernama Irian Jaya). Kabupaten ini beribu kota di Wamena yang terletak di
Lembah Baliem, tepat di jantung Papua. Lembah Baliem sangat terkenal, mungkin
lebih terkenal ketimbang Jayawijaya atau Wamena, sehingga banyak orang menyebut
Lembah Baliem identik dengan Jayawijaya atau Wamena. Dalam literatur asing
Lembah Baliem juga sering disebut sebagai Lembah Agung.
Seiring dengan terjadinya beberapa kali pemekaran, letak Kabupaten Jayawijaya
mengalami pergeseran. Sekarang ini Kabupaten Jayawijaya terletak antara 1380 30’
sampai 1390 40’ Bujur Timur, dan antara 30 45’ sampai 40 20’ Lintang Selatan. Dengan
letak yang demikian, kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten di Papua yang
wilayahnya tidak bersentuhan dengan bibir pantai.
Selanjutnya, batas-batas wilayah Kabupaten Jayawijaya adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kab. Mamberamo Tengah, Yalimo dan Tolikara
Jayawijaya_Bab 1.pmd
15
3/6/2012, 5:33 PM
16
Mengenal Nusantara Kabupaten Jayawijaya
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kab. Nduga dan Yahukimo
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kab. Yahukimo dan Yalimo
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kab. Nduga
Sebagai akibat dari pemekaran yang terjadi di Kabupaten Jayawijaya, maka
luas wilayah pun mengalami pergeseran. Sebelum pemekaran, Kabupaten
Jayawijaya memiliki luas 52.916 Kilometer persegi atau sekitar 12, 58% dari luas
wilayah Provinsi Papua. Namun, setelah pemekaran terakhir yang terjadi pada tahun
2008, maka kini luas Kabupaten Jayawijaya menjadi 8.496 kilometer persegi (lihat
Bapeda Kabupaten Jayawijaya 2009).
Gambar 1.1 Salah satu jalan raya di Kota Wamena.
B. Topografi dan Iklim
Topografi wilayah Kabupaten Jayawijaya bervariasi, dari dataran rendah sampai
pegunungan. Sekitar 80% wilayah kabupaten ini tidak dihuni. Kemiringannya sekitar
65 %, ketinggian antara 1500 - 5000 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar
terdiri dari gunung-gunung, bukit dan lembah-lembah yang sangat luas dan subur.
Kabupaten Jayawijaya merupakan daerah pegunungan yang mempunyai
berbagai bentuk topografi: ada yang datar, landai, agak curam sampai terjal, dengan
tingkat kemiringan lereng yang bervariasi, yakni 80-150 seluas 51 persen, 250-400
seluas 29 persen, lebih dari 600 seluas 20 persen dan berada pada ketinggian 1.550
Jayawijaya_Bab 1.pmd
16
3/6/2012, 5:33 PM
Keadaan Alam
Gambar 1.2
17
Alam pegunungan Kabupaten Jayawijaya.
meter di atas permukaan laut.
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa sekitar 80 persen dari wilayah
Kabupaten Jayawijaya merupakan daerah rawan terhadap erosi, sedangkan sisanya
merupakan daerah datar dan landai (lembah) yang cukup potensial sebagai lahan
usaha pertanian dan pemukiman. Wilayah yang relatif datar dan merupakan pusat
kegiatan pertanian penduduk adalah wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Baliem.
Lembah Baliem dikelilingi oleh Pegunungan Jayawijaya yang terkenal karena
puncak-puncak salju abadinya, antara lain: Puncak Trikora (4.750 m), Puncak
Mandala (4.700 m) dan Puncak Yamin (4.595 m). Pegunungan ini amat menarik
wisatawan dan peneliti Ilmu Pengetahuan Alam karena puncaknya yang selalu ditutupi
salju walaupun berada di kawasan tropis. Lereng pegunungan yang terjal dan lembah
sungai yang sempit dan curam menjadi ciri khas pegunungan ini. Cekungan lembah
sungai yang cukup luas terdapat hanya di Lembah Baliem Barat dan Lembah Baliem
Timur (Wamena).
Vegetasi alam hutan tropis basah di dataran rendah memberi peluang pada
hutan iklim sedang berkembang cepat di lembah ini. Ekosistem hutan pegunungan
berkembang di daerah ketinggian antara 2.000–2.500 m di atas permukaan laut.
Temperatur udara bervariasi antara 14º sampai 26º C dan di beberapa tempat
Jayawijaya_Bab 1.pmd
17
3/6/2012, 5:33 PM
18
Mengenal Nusantara Kabupaten Jayawijaya
sering terjadi hujan es. Curah hujan cukup tinggi rata-rata 190 mm tiap bulan dan
berlaku sepanjang tahun. Jumlah hari hujan rata-rata 82 % pertahun dan angin
berhembus sepanjang tahun adalah rata-rata 16 knot perjam, terendah 2,9 knot
perjam. ( BMG Kabupaten Jayawijaya 2008 ).
Gambar 1.4
Gunung Jayawijaya dari Kejauhan
C. Flora dan Fauna
Masyarakat masih banyak yang belum tahu benar apa arti keanekaragaman
hayati. Dengan singkat dan sederhana keanekaragaman hayati dapat diartikan
sebagai berjenis mahluk hidup yang ada. Manusia termasuk keanekaragaman hayati,
namun manusia memandang dirinya di luar lingkungan hidup alamnya.
Keanekaragaman hayati itu dianggap sebagai kekayaan atau sumber daya yang
dimiliki dan digunakannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keanekaragaman
hayati terdiri atas hewan, tumbuhan hijau dan jasad renik.
Di Kabupaten Jayawijaya terdapat cukup banyak spesies, baik flora maupun
fauna, namun data dan angka pasti tentang berapa jumlah dan jenis flora dan fauna
tersebut tidak ada. Satu hal yang menonjol adalah bahwa Kabupaten Jayawijaya
menjadi habitat yang baik bagi berbagai jenis anggrek langka dan tanaman lain berupa
bunga-bungaan. Dalam hal fauna, di sini dijumpai spesies burung langka yang
dilindungi seperti burung serell, cenderawasih, kaka tua, nuri, belibis, kasuari dan
lain sebagainya.
Flora dan fauna Kabupaten Jayawijaya sangat berbeda dengan daerah lain di
Propinsi Papua karena Kabupaten Jayawijaya mempunyai kekhususan, terutama
dalam hal ketinggian, kelembaban dan suhu. Oleh sebab itu, Kabupaten Jayawijaya
Jayawijaya_Bab 1.pmd
18
3/6/2012, 5:33 PM
Keadaan Alam
19
mempunyai keanekaragaman flora
dan fauna tersendiri, yang merupakan
spesies dataran tinggi.
Di hutan Jayawijaya terdapat
sejenis pandan yang tumbuh pada
daerah yang memiliki ketinggian di
atas 1550 m di atas permukaan laut
(dpl). Tanaman ini mempunyai akar
tunggang, dan daunnya banyak
dimanfaatkan oleh penduduk sebagai
bahan baku pembuat atap rumah,
untuk tikar dan tudung hujan.
Aneka tanaman yang tumbuh di
kabupaten ini dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan. Banyak jenis
tumbuhan tertentu digunakan untuk
pengobatan. Ada juga jenis tumbuhan
yang digunakan sebagai bahan
bangunan, bahkan sebagai bahan
untuk pakaian dan baju atau aksesoris
untuk upacara adat.
Gambar 1.5
Buah merah, banyak dijumpai di
Kabupaten Jayawijaya.
Gambar 1.6
Burung cenderawasih langka,
berhasil dikembangbiakkan di
Kabupaten Jayawijaya.
Keunikan serta keanekaragaman
flora dan fauna yang menyimpan
kekayaan alam merupakan tantangan
terbesar bagi pengambil kebijakan
daerah ini. Untuk itu dibutuhkan
tanggung jawab yang besar dalam
pengelolaannya.
Beberapa spesies hewan langka
dan terancam punah di kabupaten ini
antara lain, udang serack, burung
serell, cenderawasih merah, angrek,
buah merah, dan lebah madu. Selain
itu, ada “sarang semut” yang dapat di
Jayawijaya_Bab 1.pmd
19
3/6/2012, 5:33 PM
20
Mengenal Nusantara Kabupaten Jayawijaya
gunakan untuk pengobatan. Ini semua
harus mendapat perhatian dari semua
pihak demi pelestarian spesiesspesies langka tersebut.
Secara keseluruhan pengelolaan
sumber daya alam di Kabupaten
Jayawijaya berupa lahan, air, hutan,
mineral, serta aneka jenis fauna dan
flora hendaknya dilakukan secara
terencana, bijaksana, dan terusmenerus, dengan melibatkan semua
pihak, tidak saja pemerintah, tetapi
Gambar 1.7
Ular Phyton yang hidup di hutan
Lembah Baliem
juga masyarakat luas dan para pemangku kepentingan (stakeholder) lainya.
Gambar 1.8
Jayawijaya_Bab 1.pmd
Sarang Semut, obat tradisional masyarakat Lembah Baliem, Jayawijaya.
20
3/6/2012, 5:33 PM