Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
PEMBAHASAN ALGORITMA DENGAN NILAI PENJUMLAHAN Oleh Nardika Kurniawan, Aldi bagus abi manyu 1810128262052@stt-ibnusina.ac.id 1810128262105@stt-ibnusina.ac.id 1810128262052, 1810128262105 Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Informatika Bentuk pengakuan atas ide,pendapat orang lain dalam sebuah karya tulis adalah dengan menuliskan sumber referensi / rujukan yang secara nyata kita gunakan.hal ini merupakan kejujuran intelektual yang sudah semestinya kita junjung dan jaga sehingga menjadi iklim dan budaya yang berkembang dalam dunia akademis.tulisan ini menguraikan hal hal yang terkait tentang bagaimana kita melakukan pengakuan atas ide /gagasan orang lain yang kita rujuk dalam tulisan kita. Menggunakan kutipan langsung,membuat parafrasa dan model sitasi apa dibahas dalam tulisan ini.ada beberapa pembahsan tentang algoritma. PENDAHULUAN Bahasa program  merupakan suatu wahana untuk menuangkan pikiran manusia yang dapat dimengerti oleh mesin komputer sehingga  bernilai guna. Suatu bahasa program akan terikat aturan dari  paradigma bahasa. Ada berbagai macam paradigma bahasa :  Prosedural, Fungsional, Deklaratif, Object Oriented, Konkuren. Perlu diperhatikan perbedaan antara belajar bahasa program dengan belajar memprogram!!! Belajar bahasa program hanya belajar tentang sintak (aturan) dari bahasa sedangkan belajar memprogram akan tercakup beberapa hal yang didalamnya terkandung tentang belajar bahasa program itu sendiri.  Yang harus diperhatikan oleh mahasiswa yang sedang belajar memprogram, yaitu : Simulasi , sensibilitas terhadap masalah dan kemungkinan solusi. Kegiatan dilakukan di kelas, melalui permainan. Contoh : Mengurutkan tinggi badan mahasiswa dari tinggi  ke pendek atau sebaliknya. Permainan dapat dilakukan secara manual maupun dengan komputer. Analisis masalah secara lebih formal dan membuat spesifikasi dan algoritma dalam notasi yang ditetapkan. Mahasiswa harus menuliskan solusi algoritmiknya dalam notasi standar di kelas. Penulisan notasi algoritmik bertujuan untuk menyeragamkan  pemahaman tentang algoritma program yang terbebas dari sintak (aturan) penulisan bahasa program . Menulis program, yaitu menterjemahkan notasi algoritmik ke dalam sintak bahasa program. Debugging dan menguji coba program. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan program yang benar. Program dikatakan benar jika terbebas dari salah lojik dan  sintak bahasa. Secara ideal  mahasiswa hanya diberi kesempatan untuk me-run program sebanyak 2 kali : pertama untuk membersihkan program dari kesalahan sintak dan kedua untuk mendapatkan program benar. Pada tahap ini diharapkan tidak terjadi kesalahan lojik jika analisa benar. Mengamati peristiwa eksekusi, perlu dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan  bahwa jika analisa benar maka sisa pekerjaan menjadi mudah. Pada pemrograman prosedural, aspek ini penting untuk memahami fenomena eksekusi dan perubahaan nilai suatu struktur data. Membaca  program : orang akan dapat menulis dengan baik kalau sering membaca. Hal ini juga berlaku dalam memprogram. Kegiatan yang dapat dilakukan di kelas adalah dengan saling tukar menukar teks algoritma, dan saling mengkritik algoritma teman. Mahasiswa harus berlatih sendiri pada kegiatan belajar bersama. Membuktikan kebenaran program secara formal , satu-satunya hal yang menjamin kebenaran, tetapi kontradiktif dan sulit diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Program yang hanya lima baris pembuktiannya bisa sehalaman, sehingga seringkali tidak pernah diterapkan dalam aplikasi nyata. B. PEMBAHASAN Konsep Dasar Teori Naratif Beberapa konsep kunci yang membentuk inti dari kerangka pendekatan naratif, yaitu: Konsep narasi. Dalam perspektif Fisher narasi lebih dari sekedar cerita mencakup deskripsi verbal atau nonverbal apapun dengan urutan kejadian yang oleh pendengar diberi makna. Hal ini tentunya Fisher menunjuk bahwa Semua komunikasi adalah narrative (cerita). Dia beragumen bahwa narrative bukanlah gender tertentu tetapi lebih kepada cara dari pengaruh sosial. Rasionalitas Naratif. Standar untuk menilai cerita mana yang dipercayai dan mana yang diabaikan. Karena kehidupan kita dialami dalam naratif, kita membutuhkan metode untuk menilai cerita mana yang kita percayai dan mana yang tidak kita perhatikan. Fisher manyatakan bahwa tidak semua cerita sama atau tidak semua cerita memiliki power yang sama untuk bisa dipercayai. Fisher mengidentifikasi dua hal prinsip dalam rasionalitas naratif, yakni koherensi (coherence) dan kebenaran (fidelity). Koherensi, adalah konsistensi internal dari sebuah naratif. Prinsip rasionalitas naratif yang menilai konsistensi internal dari sebuah cerita. Prinsip koherensi merupakan standar yang penting dalam menilai rasionalitas naratif, yang pada akhirnya akan menentukan apakah seseorang menerima naratif tertentu atau menolaknya. Koherensi sering kali diukur oleh elemen-elemen organisasional dan struktural dari sebuah naratif. Sehingga koherensi didasarkan pada tiga tipe konsistensi yang spesifik, yaitu: Koherensi struktural, berpijak pada tingkatan di mana elemen-elemen dari sebuah cerita mengalir dengan lancar. Suatu jenis koherensi yang merujuk pada aliran cerita. Ketika cerita membingungkan, ketika satu bagian tidak tersambung dengan bagian berikutnya, atau ketika alurnya tidak jelas, maka cerita itu kekurangan koherensi struktural. Koherensi material, merujuk pada tingkat koherensi antara satu cerita dengan cerita lainnya yang sepertinya berkaitan dengan cerita tersebut. jenis koherensi yang merujuk pada koherensi antara satu cerita dan cerita lainnya yang berkaitan. Jika semua cerita kecuali satu menyatakan masalah bahwa seorang teman telah memberikan informasi yang keliru sehingga menimbulkan situasi yang memalukan bagi yang seorang lagi, anda cenderung tidak akan memercayai satu cerita yang berbeda sendiri tersebut. Anda akan percaya bahwa cerita yang berbeda ini kekurangan koherensi material. Koherensi karakterologis, merujuk pada dapat dipercaya karakter- karakter di dalam sebuah cerita. Jenis koherensi yang merujuk pada dapat dipercayainya karakter-karakter di dalam cerita.7 Logika dan Good Reasons (Logika dengan pertimbangan yang sehat), adalah seperangkat nilai untuk menerima suatu cerita sebagi benar dan berharga untuk diterima, adalah memberikan suatu metode untuk menilai kebenaran. Prinsip rasionalitas naratif yang menilai kredibilitas dari sebuah cerita. Fisher menyatakan bahwa ketika elemen-elemen sebuah cerita “merepresentasikan pernyataan-pernyataan akurat mengenai realitas sosial”, elemen tersebut memiliki kebenaran. Fisher menyatakan bahwa ketika naratif memiliki kebenaran, kebenaran adalah reliabilitas dari sebuah cerita. Naratif itu menyusun suatu pertimbangan yang sehat bagi seseorang untuk memegang keyakinan tertentu atau untuk mengambil tindakan, atau berarti bahwa pertimbangan yang sehat manapun setara dengan yang lainnya, ini berarti bahwa apapun yang mendorong orang untuk percaya sebuah naratif tergantung pada nilai atau konsepsi yang baik. Logika dari good reason berhubungan dengan ide Fisher akan ketepatan adalah metode utama yang ia kemukakan untuk menilai ketepatan naratif, adalah logika pertimbangan yang sehat. Karena itu, logika bagi paradigma naratif membuat seseorang mampu menilai harga atau nilai dari cerita. Logika dari pertimbangan yang sehat, seperangkat nilai untuk menerima suatu cerita sebagai benar dan berharga untuk diterima: memberikan suatu metode untuk menilai kebenaran. Seperti yang diprediksikan oleh paradigma naratif, logika bagi paradigma naratif membuat seseorang mampu menilai harga atau nilai dari cerita. Cerita yang dikisahkan dengan baik terdiri atas rasionalitas naratif (memenuhi kriteria koherensi dan kebenaran) akan lebih menggugah bagi pembaca dibandingkan dengan kesaksian dari para ahli yang menyangkal akurasi faktual di dalam naratif itu. Flowchart secara umum  Flowchart atau diagram alir merupakan sebuah diagram dengan simbol-simbol grafis yang menyatakan aliran algoritma atau proses yang menampilkan langkah-langkah yang disimbolkan dalam bentuk kotak, beserta urutannya dengan menghubungkan masing masing langkah tersebut menggunakan tanda panah. Diagram ini bisa memberi solusi selangkah demi selangkah untuk penyelesaian masalah yang ada di dalam proses atau algoritma tersebut. Pengertian FlowChart Menurut Para Ahli 1. Menurut Jogiyanto Hartono, dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem, menjelaskan bahwa:  “Bagan alir dokumen merupakan bagan alir yang menunjukan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan – tembusannya. Bagan alir dokumen ini menggunakan simbol – simbol yang sama dengan yang digunakan di dalam bagan alir sistem”.  2. Menurut Krismiaji dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi,  menjelaskan bahwa: ”Bagan alir merupakan teknik analitik yang digunakan untuk menjelaskan aspek-aspek sistem informasi secara jelas, tepat dan logis. Diagram alir merupakan serangkaian transaksi yang digunakan oleh sebuah perusahaan, sekaligus menguraikan aliran data dalam sebuah sistem”. Pseudocode    sebuah kode yang digunakan untuk menulis sebuah algoritma dengan cara yang bebas yang tidak terikat dengan bahasa pemrograman tertentu. Pseudo-code berisikan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu permasalahan hampir sama dengan algoritma, hanya saja bentuknya sedikit berbeda dari algoritma. Pseudo-code menggunakan bahasa yang hampir menyerupai bahasa pemrograman. Selain itu biasanya pseudo-code menggunakan bahasa yang mudah dipahami secara universal dan juga lebih ringkas dari pada algoritma.          Pseudo berarti imitasi dan code berarti kode yang dihubungkan dengan instruksi yang ditulis dalam bahasa komputer (kode bahasa pemrograman). Apabila diterjemahkan secara bebas, maka pseudocode berarti tiruan atau imitasi dari kode bahasa pemrograman. Pada dasarnya, pseudocode merupakan suatu bahasa yang memungkinkan programmer untuk berpikir terhadap permasalahan yang harus dipecahkan tanpa harus memikirkan syntax dari bahasa pemrograman yang tertentu. Tidak ada aturan penulisan syntax di dalam pseudocode. Jadi pseudocode digunakan untuk menggambarkan logika urut-urutan dari program tanpa memandang bagaimana bahasa pemrogramannya. Walaupun pseudocode tidak ada aturan penulisan syntax, di dalam buku ini akan diberikan suatu aturan-aturan penulisan syntax yang cukup sederhana agar pembaca dapat lebih mudah dalam mempelajari algoritma-algoritma yang ada di dalam buku ini. Pseudocode yang ditulis di dalam buku ini akan menyerupai (meniru) syntax-syntax dalam bahasa Pascal. Namun dibuat sesederhana mungkin sehingga tidak akan ada kesulitan bagi pembaca untuk memahami algoritma-algoritma dalam buku ini walaupun pembaca belum pernah mempelajari bahasa Pascal. Hasil Flowchart Hasil pseudocode C. PENUTUP Demikian pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan, besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan refrensi, kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat di harapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebi baik lagi di masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA https://www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-dengan-teori-naratif/9046 http://www.sumberpengertian.co/pengertian-flowchart-menurut-para-ahli-lengkap https://pelajarindo.com/pengertian-pseudocode-dan-contohnya/