Desi Qoriah
Imas Purnamasari
Alam Avrianto
Siska Marlina
Universita Garut
ANALISA GAYA KEPEMIMPINAN HYPNO LEADERSHIP DAN
KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS
PENDAHULUAN
Kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseoang yang menduduki jabatan
pemimpin satuan kerja untuk mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya, terutama untuk
berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia akan
memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi (Siagian, 2009:62).
Tindakan seorang pemimpin yang terjalin sedemikian rupa dengan orang-orang yang
dipimpinya menentukan seberapa nyaman dan bergerak bebasnya para anggota dalam
menuangkan segala kreatifitasnya tanpa di hantui beban yang malah mendorong rasa takut dan
stress. Maka pemimpin yang di harapkan banyak orang adalah pemimpin yang demokratis dan
dapat memperlakukan semua orang dengan rasa hormat karena pada dasarnya semua orang
adalah penting dengan segala kekurangan dan kelebihanya. Menurut (Sukanto, 2002:195)
seorang pemimpin yang demokratis memperlakukan karyawannya dengan manusiawi,
mengakui dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia yang bersifat materi, tetapi juga
pada kebutuhan yang bersifat non materi seperti promosi, kebutuhan untuk memperoleh
kesempatan mengembangkan potensinya.
Hypno Leadership adalah kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi orang lain.
Hypnosis berasal dari kata ”Hypnos” nama dewa tidur dalam mitologi yunani kuno. Istilah
Hypnosis diperkenalkan oleh seorang Dokter ternama di Inggris yang bernama James Braid di
tahun 1795 – 1860. Hipnosis adalah praktik mempengaruhi orang lain agar mengikuti perintah
sang penghipnotis. Hipnosis adalah kondisi menyerupai tidur yang sengaja diciptakan sehingga
tingkat sugestibilitasnya meningkat tinggi. Hipnosis adalah seni komunikasi untuk menurunkan
gelombang otak dari “beta” menjadi “alpha/tetha”. Hipnosis adalah seni mengeksplorasi
pikiran bawah sadar. ( Zazuli, 2015:5). Seiring dengan penelitian James J. Lippard dengan
judul “Hypnosis, Voluntary action and the law” pada Arizona state University 22 oktober 209,
menyatakan bahwa penghipnotis dapat mempengaruhi yang terhipnotis dengan melakukan
berbagai demonstrasi dalam bentuk aksi atau tindakan, bukan dengan memerintah dalam
bahasa verbal.
Gaya kepemimpinan demokratis memiliki delapan indikator, diantaranya memberi
penghargaan kepada bawahan yang telah menunjukkan kemampuan kerja yang baik,
menekankan rasa tanggung jawab dan kerjasama yang baik kepada setiap kelompok, kekuatan
organisasi terletak pada partisipasi aktif setiap anggota, bersedia mendengarkan nasehat atau
saran semua pihak, mampu memanfaatkan keunggulan setiap orang seefektif mungkin pada
saat dan kondisi yang tepat. melakukan pendekatan-pendekatan yang lebih manusiawi kepada
bawahannya, berupaya untuk mengajari dan mengembangkan daya inovasi dan kreatifitas dari
para bawahannya, berupaya untuk selalu meningkatkan kemampuan dan kapasitas sumber daya
manusia. Seperti Pippa Noris dalam penelitianya yang berjudul “Stable democracy and good
governance in devided societies” KSG Working Paper No. RWP05-014 12 mei 2005
menyatakan bahwa untuk pembuat kebijakan menunjukkan bahwa investasi dalam
pengembangan manusia dasar adalah rute yang secara konsisten lebih dapat diandalkan untuk
mencapai demokrasi yang stabil dan pemerintahan yang baik daripada desain konstitusional
saja. Begitu pula pada organisasi yang ingin mencapai kepemimpinan demokratis.
Untuk jadi pemimpin, memang harus cerdas. Soichiro Honda, Henry Ford, Bill Gates
Richard Brandson dan Steve Jobs bukanlah orang yang lulus pendidikan tinggi, tetapi mereka
dapat menjadi pemimpin sukses di bidangnya masing-masing. Kesuksesan seorang pemimpin
tidaklah ditentukan dari tingkat pendidikanya atau kecerdasan intelektualnya saja. IQ atau
kecerdasan Intelektual hanya menyumbang 6-20% saja dari kesuksesan seseorang. Sekitar 80%
kesuksesan seseorang lebih ditentukan dari kecerdasan emosionalnya.
Menurut Heidjrachman dan Husnan (2002:224) mengemukakan bahwa gaya
kepemimpinan mewakili filsafat, keterampilan, dan sikap pemimpin dalam politik. Gaya
kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan
organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai tujuan tertentu. Melihat pentingnya posisi
pemimpin dalam menjalankan kegiatan organisasi, maka dibutuhkan pemimpin yang mampu
mengarahkan seluruh pegawai yang ada dalam organisasi tersebut. Dengan kata lain, suatu
organisasi membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki kemampuan memimpin dengan
baik agar mampu secara bersama-sama dengan seluruh komponen organisasi yang ada untuk
mencapai tujuan. Salah satu aset terpenting dalam suatu organisasi adalah Sumber Daya
Manusia (SDM), sehingga pemikiran yang memandang faktor kepemimpinan sebagai salah
satu faktor yang ditentukan untuk mencapai target dan tujuan suatu organisasi merupakan suatu
realita di era organisasi modern. JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari 2017 Page 3. Kedudukan
pemimpin dalam suatu lembaga-organisasi, baik instansi pemerintahan, Badan Usaha Milik
Negara, perusahaan-perusahaan swasta, maupun organisasi militer bukan saja sebagai
pelengkap dalam jaringan mata rantai kegiatan pencapaian tujuan saja, tetapi sudah harus
menjadi faktor penentu keberhasilan segala aktivitas yang dilakukan (Rahmawati, 2013:10).
Pemimpin yang berpengaruh dan demokratis akan sangat menghargai orang-orang yang
dia pimpin dan akan sangat mengerti setiap detail bahasa tubh yang di sinyalkan karena pada
dasarnya setiap orang memiliki sisi sensitif dan tidak suka diperintah orang lain. Egois dan
mementingkan diri sendirinya, orang hanya mau melakukan sesuatu karena adanya
kepentingan, dorongan dan keinginan dari dirinya sendiri. Seorang Hypnotic leader yang
demokratis, sadar akan kenyataan ini. Dengan pemahaman dan empatisnya yang dalam dia
dapat merenungkan dan mencari cara untuk membuat orang lain melakukan sesuatu demi
kebaikan mereka sendiri dan bukan demi kepentingan si pemimpin. Hanya dengan cara
tersebut kedua belah pihak akan mendapatkan hasil yang maksimal dengan sedikit konflik.
Yang dilakukan oleh seorang hypnotik leader yang demokratis, dia dapat berempaty dan
menempatkan dirinya dalam posisi dan sudut pandang orang yang di pimpinnya. Win-win
solution adalah hal yang selalu di cari oleh seorang hypnotic leader dan demokratis.
Badan Eksekutif Mahasiswa adalah sebuah organisasi yang memiliki peran penting
untuk mahasiswanya sendiri bahkan juga berpengaruh pada pengambilan keputusan perguruan
tinggi di wilayah kemahasiswaan. BEM Fekon UNIGA di jalankan oleh pengurus beserta
anggota sebanyak 43 orang pada periode kepengurusan 2018-2019. Staff yang di bentuk terdiri
dari kementrian dalam negeri yang membawahi staff departemen menteri sumber daya manusia
dan Advokasi; kementrian kesekertariatan; kementrian perekonomian; kementrian luar negeri;
kementrian komunikasi dan informasi; kementrian minat bakat yang membawahi staff olahraga
dan pendidikan; dan kementrian keagamaan. BEM tersebut memiliki slogan “wanikeun!!!”
dengan situs web www.bem.fekon.uniga.ac.id.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Badan Eksekutif Mahasiswa
Fekon UNIGA menerapkan gaya kepemimpinan Hypno Leadership dan kepemimpinan
Demokratis yang diterapkan pada anggota organisasi nya sehingga aktivitas organisasi dapat
berjalan sesuai yang diharapkan. Fenomena yang terdapat Badan Eksekutif Mahasiswa Fekon
UNIGA adalah memiliki anggota yang berasal dari perbedaan latar belakang, ragam cultur dan
beragam style mahasiswa, karakter mahasiswa yang berbeda-beda, pelaksanaan jadwal rapat
yang terkadang dilaksanakan tidak tepat waktu, sulit menyamakan persepsi, banyak masukan
yang tidak terfasilitasi. Sehingga dibutuhkan suatu gaya kepemimpinan yang cocok dengan apa
yang di harapkan bawahan agar bawahan yang dipimpin dapat melakukan tugas dengan baik
sesuai tujuan perusaahaan, yaitu kepemimpinan yang menghipnotis dan demokratis.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif, untuk menganalisa, memaparkan dan mendeskripsikan lebih dalam tentang Gaya
kepemimpinan hypno leadership dan demokratis yang diterapkan pada organisasi Badan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Garut. Subjek penelitian yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah jajaran level top manajemen pada Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Garut yaitu Ketua, wakil ketua, sekretaris. Objek
penelitian yang akan digunakan adalah objek dari penelitian ini adalah gaya kepemimpinan
hypno leadership dan kepemimpinan demokratis pada Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Garut.
Dalam penelitian ini, sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik
atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, yakni subjek penelitan atau
informan yang berkenaan dengan variabel yang diteliti atau data yang diperoleh dari responden
secara langsung (Arikunto, 2010 : 22). Dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi yang
dilakukan oleh penulis serta dari studi pustaka. Dapat dikatakan data sekunder ini bisa berasal
dari dokumen-dokumen grafis seperti tabel, catatan, SMS, foto dan lain-lain (Arikunto, 2010 :
22). Data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen organisasi yang berisikan informasi
mengenai profil dan struktur organisasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan
teknik wawancara semi terstruktur. Menurut Sugiyono (2013), wawancara semi terstruktur
adalah wawancara yang dalam pelaksanaannya lebih bebas atau terbuka bila dibandingkan
dengan wawancara terstruktur. Tujuannya agar tidak terpaku pada pedoman wawancara agar
permasalahan dapat dibahas secara lebih terbuka. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa
kumpulan data profil perusahaan dan struktur organisasi pada Badan Eksekutif Mahasiswa
Fekon UNIGA.
Dalam penelitian ini teknik penentuan informan yang digunakan adalah dengan cara
purposive sampling yaitu teknik pengambilan subjek penelitian berdasarkan kriteria atau
dengan pertimbangan tertentu yang ditetapkan peneliti (Sugiyono, 2009 : 85). Teknik analisis
data yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Sugiyono (2013), yaitu reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan triangulasi untuk menguji keabsahan data yang digunakan. Menurut Sugiyono
(2013), triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari indikator-indikator yang membentuk dimensi Hypno Leadership dan Democratic
Leadership di peroleh data yang dilakukan dengan wawancara dan Quitioner sebagai berikut:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Selalu
RataRata
Pernyataan
Sifat dasar manusia
Apakah pemimpin/ ketua
anda membicarakan dirinya
sendiri?
Apakah pemimpin/ ketua
anda pendengar yang baik?
Apakah pemimpin/ ketua
anda menaruh minat pada
persoalan dan masalah
anda?
Apakah pemimpin/ ketua
anda berkata kasar?
Apakah pemimpin/ ketua
anda menganggap anda
penting dalam organisasi?
Faktor persamaan
Apakan anda dan pemimpin
anda memiliki kesamaan
dalam hobi?
Apakan anda dan pemimpin
anda memiliki kesamaan
dalam visi?
Apakan anda dan pemimpin
anda memiliki kesamaan
dalam minat?
Apakan anda dan pemimpin
anda memiliki kesamaan
cara dalam penyelesaian
masalah?
Apakah pemimpin/ ketua
anda memahami keluhan
anda?
Apakah pemimpin/ ketua
anda merasa dirinya lebih
tinggi?
Apakah pemimpin/ ketua
anda menginspirasi banyak
orang?
Karakter pemimpin
Apakah pemimpin/ ketua
anda sering mengulang apa
yang menjadi visinya secara
verbal?
Apakah pemimpin/ ketua
anda dapat dipercaya?
Apakah pemimpin/ ketua
anda tidak memenuhi apa
0
0%
Sering
RataRata
3
15%
Jawaban
Iya
RataRata
10
50%
Jarang
RataRata
6
30%
Tak pernah
RataRata
1
5%
3
15%
4
20%
13
65%
0
0%
0
1
5%
7
35%
6
30%
4
20%
2
0%
10%
0
0%
0
0%
3
15%
12
60%
5
7
35%
1
5%
12
60%
0
0%
0
25%
0%
4
20%
0
0%
4
20%
7
35%
5
25%
4
20%
2
10%
13
65%
1
5%
0
0%
2
10%
0
0%
9
45%
9
45%
0
0%
1
5%
2
10%
3
15%
11
55%
3
15%
1
5%
9
45%
10
50%
0
0%
0
0%
2
10%
1
5%
4
20%
6
30%
7
35%
6
30%
6
30%
8
40%
0
0%
0
0%
2
10%
13
65%
6
30%
0
0%
0
0%
12
60%
2
10%
6
30%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
0
0%
11
55%
9
45%
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
yang di janjikan?
Apakah pemimpin/ ketua
anda menghormati anda?
Periklanan
Apakah kharisma pemimpin
anda, menarik perhatian?
Apakah penampilannya
pemimpin anda, menarik
perhatian?
Apakah pemimpin/ ketua
anda mampu mendorong
minat anda?
Apakah pemimpin/ ketua
anda menggugah hasrat
berorganisasi anda?
Apakah pemimpin/ ketua
anda mampu mendorong
anda untuk action/tindakan
nyata?
Menembus area kritis
Apakah pemimpin/ ketua
anda mengulang-ulang
secara ucapan apa yang
menjadi tujuan bersama?
Apakah pemimpin/ ketua
anda mengingatkan apa visi
organisasi?
Pengaruh pemimpin
Apakah pemimpin/ ketua
anda mampu mengatur
keinginan yang berbedabeda?
Apakah pemimpin/ ketua
anda mampu mengkoordinir
pandangan yang berbedabeda?
Apakah pemimpin/ ketua
anda mampu menyelami
pikiran dan perasaan anda?
Apakah pemimpin/ ketua
anda mengetahui apa
masalah dan harapan anda?
Demokratis
Apakah pemimpin/ ketua
anda memberi penghargaan
kepada anda?
Apakah pemimpin/ ketua
anda menekankan rasa
tanggung jawab dan
kerjasama yang baik?
Apakah pemimpin/ ketua
anda bersedia
mendengarkan nasehat atau
saran semua pihak?
Apakah pemimpin/ ketua
anda mampu memanfaatkan
keunggulan setiap orang?
Apakah pemimpin/ ketua
anda melakukan
pendekatan-pendekatan
0
0%
8
40%
12
60%
0
0%
0
0%
3
15%
1
5%
13
65%
1
5%
2
10%
1
5%
3
15%
11
55%
3
15%
2
10%
7
35%
3
15%
8
40%
2
10%
0
0%
8
40%
5
25%
4
20%
2
10%
1
5%
9
45%
5
25%
6
30%
0
0%
0
0%
2
10%
9
45%
8
40%
1
5%
0
0%
7
35%
1
5%
2
10%
10
50%
0
0%
1
5%
5
25%
10
50%
4
20%
0
0%
7
35%
4
20%
9
45%
0
0%
0
0%
2
10%
2
10%
8
40%
8
40%
0
0%
3
15%
2
10%
4
20%
11
55%
0
0%
3
15%
1
5%
10
50%
5
25%
1
5%
16
80%
2
10%
2
10%
0
0%
0
0%
12
60%
3
15%
5
25%
0
0%
0
0%
4
20%
6
30%
10
50%
0
0%
0
0%
8
40%
6
30%
5
25%
1
5%
0
0%
33
34
yang lebih manusiawi
kepada bawahannya?
Apakah pemimpin/ ketua
anda mengembangkan daya
inovasi dan kreatifitas?
Apakah pemimpin/ ketua
anda meningkatkan
kemampuan dan kapasitas?
2
10%
4
20%
3
15%
11
55%
0
0%
4
20%
6
30%
1
5%
9
45%
0
Tabel 1
Hypno Leadership dan Democratic Leadership
Setelah perolehan data di atas, maka di dapatkan pembahasan sebagai berikut
mengenai fenomena di terapkannya Hypno Leadership dan Democratic Leadership pada
Badan Eksekutif Mahasiswa Fekon UNIGA:
a. Prinsip dasar manusia
Setiap orang mencintai dan memikirkan dirinya sendirri. Fenomena yang terjadi
pemimpin pada Badan Eksekutif mahasiswa ini sudah cukup membaca dengan baik
bahwa dia dengan anggota yang dipimpinya memiliki dasar persamaan sebagai
manusia. Pemimpin cenderung mendengarkan dan menghargai keluhan dan pendapat
yang disampaikan para anggotanya sebagai pertanda bahwa sang pemimpin menyadari
bahwa keinginan dasar manusia adalah ingin di hargai. Hanya saja belum di penuhi
seutuhnya karena pada beberapa waktu, pemimpin organisasi ini masih suka
menceritakan tentang dirinya sendiri daripada mendengar cerita anggotanya dalam
porsi lebih.
b. Faktor persamaan
Dalam sebuah organisasi dirasakan maju bersama apabila pemimpin dan anggota
memiliki kesamaan visi, minat, hobi dan lain hal. Dari hasil observasi dan quisioner,
pemimpin BEM Fekon UNIGA sering memiliki persamaan visi dan sudut pandang
dengan para aggotanya. Pemimpin organisasi tersebut juga cukup menginspirasi para
anggotanya meski berbeda cara dalam penyelesaian dan hampir tidak pernah
menganggap dirinya lebih tinggi.
c. Karakter pemimpin
Karakter pemimpin di oraganisasi ini cukup menghipnotis untuk menanamkan apa yang
menjadi tujuan bersama dan visi organisasi dengan mengingatkan dan mengulang-ulang
baik dalam rapat maupun secara pendekatan personal. Pemimpin ini juga cukup
menghormati dan menghargai anggotanya serta dapat dipercaya.
d. Periklanan
Untuk menjadi pemimpin yang menghipnotis harus mampu menjadi figur bagi
bawahanya. Pada BEM ini, pemimpin memiliki belum kharisma yang menarik
0%
perhatian meski sudah cukup menginspirasi. Tetapi belum pula mampu mendorong
para anggota untuk melakukan action atau tindakan nyata secara konsisten dan
berkelanjutan.
e. Menembus area kritis
Fenomena pemimpin di organisasi ini belum mampu secara optimal menanamkan
pengaruh kepada anggotanya dengan melakukan apa yang harus dilakukan di mulai dari
dirinya sendiri, seperti beberapa style pemimpin lain yang mengharuskan anggota
melakukan sesuatu, tetapi dirinya tidak melakukan. Belum mampu menjadi role model
yang ternyata lebih efektif menyentuh bawah sadar orang lain dari pada hanya
mengatakannya secara verbal.
f. Pengaruh pemimpin
Pemimpin pada BEM Fekon UNIGA belum memiliki keberhasilan dalam memfasilitasi
pandangan anggotanya yang berbeda-beda, belum mampu menengahi saran dan usulan
dari para anggota yang berbeda kultur, latar belakang dan level intelektual berbeda
pula. Masih kurang mendalam untuk menyelami apa yang menjadi masalah dan
harapan para anggotanya.
g. Demokratis
Dari delapan Indikator dimensi kepemimpinan demokratis, hasil dari wawancara,
observasi dan quitioner ternyata sebanyak enam Indikator sudah diterapkan maksimal
dan sisanya sebanyak dua indikator masih belum diterapkan dengan baik. Enam
indikator tersebut adalah memberi penghargaan kepada bawahan yang telah
menunjukkan kemampuan kerja yang baik berup ungkapan, menekankan rasa tanggung
jawab dan kerjasama yang baik kepada setiap kelompok, kekuatan organisasi terletak
pada partisipasi aktif setiap anggota, bersedia mendengarkan nasehat atau saran semua
pihak, mampu memanfaatkan keunggulan setiap orang seefektif mungkin pada saat dan
kondisi yang tepat, melakukan pendekatan-pendekatan yang lebih manusiawi kepada
bawahannya. Sedangkan dua indikator tersebut adalah berupaya untuk mengajari dan
mengembangkan daya inovasi dan kreatifitas dari para bawahannya, berupaya untuk
selalu meningkatkan kemampuan dan kapasitas sumber daya manusia.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pemaparan dari pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan gaya kepemimpinan Hypno Leadership sebanyak enam
indikator, sebanyak tiga indikator yaitu pada prinsip dasar manusia, faktor persamaan, dan
karakter pemimpin sudah diterapkan dengan baik. Sedangkan tiga indikator lainya yaitu pada
periklanan, menembus area kritis, dan pengaruh pemimpin masih belum diterapkan secara
optimal.
Dari sisi faktor kepemimpinan yang demokratis, dapat disimpulkan bahwa dari delapan
Indikator dimensi kepemimpinan demokratis, hasil dari wawancara, observasi dan quitioner
ternyata sebanyak enam Indikator sudah diterapkan maksimal dan sisanya sebanyak dua
indikator masih belum diterapkan dengan baik. Enam indikator tersebut adalah memberi
penghargaan kepada bawahan yang telah menunjukkan kemampuan kerja yang baik berup
ungkapan, menekankan rasa tanggung jawab dan kerjasama yang baik kepada setiap kelompok,
kekuatan organisasi terletak pada partisipasi aktif setiap anggota, bersedia mendengarkan
nasehat atau saran semua pihak, mampu memanfaatkan keunggulan setiap orang seefektif
mungkin pada saat dan kondisi yang tepat, melakukan pendekatan-pendekatan yang lebih
manusiawi kepada bawahannya. Sedangkan dua indikator tersebut adalah berupaya untuk
mengajari dan mengembangkan daya inovasi dan kreatifitas dari para bawahannya, berupaya
untuk selalu meningkatkan kemampuan dan kapasitas sumber daya manusia.
Saran penulis setelah mengetahui hasil penelitian pada Badan Eksekutif Mahasiswa
Fekon UNIGA mengenai gaya kepemimpinan, yaitu sebaiknya pemimpin lebih menguatkan
diri dalam melakukan segala kegiatan yang baik dengan memulai dari diri sendiri tidak hanya
sebatas mengintruksikan sesuatu dalam bentuk oral atau verbal agar mampu menyentuh alam
bawah sadar para aggotanya sehingga mampu mendorong kreatifitas semua pihak yang dapat
di tuangkan dalam bentuk langkah nyata dan karya nyata yang bermanfaat bagi perguruan
tinggi dan mahasiswa mahasiswinya. Sedangkan pada dimensi kepemimpinan demokratis,
pemimpin diharapkan lebih memberi kebebasan para anggotanya untuk mengembangkan daya
inovasi dan kreatifitas yang tidak harus selalu sma dengan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Areed Barabasz, (2008). Hypnosis and the Brain. Washington state University. DOI:
10.1093/oxfordhb/9780198570097.013.0013
Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajeman Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.
Atkinson, William Walker. (2012). Thought Vibration. Jakarta : Gramedia pustaka utama.
Bucic, T., Robinson, L., & Ramburuth, P. (2010). Effects of leadership style on team learning.
Journal of Workplace Learning, 22(4), 228–248. https://doi.org/10.1108/13665621011040680
Efendi, A., Wahyuni, D. S., & Ngesti (2014). IMPLEMENTASI GAYA KEPEMIMPINAN
PADA KOPERASI AGORA Vol. 5, No. 3, (2017)
Gunawan, Adi. (2010). Hypnotherapy The Art Of The concious Restructuring. Jakarta:
Gramedia pustaka utama
Ira Rahmawati, Pengaruh Kepemimpinan Terhadap loyalitas JOM FISIP Vol. 4 No. 1 – Februari
2017 Page 12
James J.Lippard. (2009). Hypnosis, Voluntary action and The law, Arizona State Universiry.
Mohammad Zazuli. (2015). Hypno Leadership, Bagaimana menghipnotis orang lain agar
mengikuti kepemimpinan anda Elex Media Komputindo ISBN: 9786020266138
Mujiasih, Endah., Hadi Sutrisno. (2003, September). Persepsi mengenai gaya kepemimpinan
transformasional dan transaksional dan pengaruhnya terhadap upaya ekstra (Ekstra Effort)
pegawai dinas kesehatan kota (DKK) Semarang di Ungaran. Jurnal Bisnis dan Ekonomi,
Vol.10 No.2.
Pippa Noris. (2005). Stable Democracy and Good Governance in Devided Society: Do
Powersharing Institution Work?. Harvard University. KSG Working Paper No. RWP05-014
Raja Riawani, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Demokratis Terhadap Kualitas Kerja Pegawai Pada
Kantor Kecamatan Bunguran Timur Kabupaten Natuna, Jurnal, Universitas Maritim Raja Ali Haji,
Tanjung Pinang, 2014.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Schermerhorn, John R. (1997). Manajemen (terjemahan). Yogyakarta: ANDI. Stoner, James
Seong Ng Foo David, NguyenGong Thanh, Benjamin Koon Siak Wong Benjamin Koon Siak,
C. W. K. W. (2015). A review of Singapore principals ’ leadership qualities , styles , and roles.
Journal of Education Administration, 53(4), 512–533. https://doi.org/10.1108/JEA-08-20130085
Swensen, S., Gorringe, G., Caviness, J., & Peters, D. (2016). Leadership by design: intentional
organization development of physician leaders. Journal of Management Development, 35(4),
549–570. https://doi.org/10.1108/JMD-08-2014-0080