Desi Sulasri & Suhardi
2017
PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN KEPUASAN
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PERHUBUNGAN
PROVINSI RIAU
Desi Sulasri & Suhardi
Prodi Manajemen, Universitas Putera Batam
ABSTRACT
Effective leadership is a vital requirement for the survival and success of the organization.
Effective leadership not only affect his subordinates but also he is able to ensure that his
subordinates achieve best execution of the work. Thus, in this study aimed to examine the
effect of Leadership (X1), motivation (X2), job satisfaction (X3) effect on performance (Y)
Employees in the Riau Islands Provincial Transport Department. The number of respondents
research counted 128 employees by distributing questionnaires were subsequently analyzed
using SPSS for Windows version 21. The statistical t-test results showed that both the
leadership variable (X1), motivation (X2), and job satisfaction variables (X3) effect on the
performance of employees ( Y). F test results stating that all the variables in this study affect
the performance of employees. In this study the results of leadership are variables that have
the greatest influence on employee performance. And regression estimation results show the
predictive capability of all independent variables on employee performance (Y) amounted to
40.3%, while the remaining 59.7% is influenced by other variables outside the study.
Keywords: Leadership, Motivation, Job Satisfaction and Performance
PENDAHULUAN
Masalah sumber daya manusia menjadi sorotan dan tumpuan bagi sebuah
organisasi untuk tetap dapat bertahan di era globaliasi. Adanya perubahan
lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, mensyaratkan
organisasi itu untuk bersikap lebih responsif agar tetap bertahan. Sumber daya
manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan organisasi. Walaupun
didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber dana yang berlebih, tetapi tanpa
didukung sumber daya manusia yang handal kegiatan organisasi tidak akan berjalan
26
PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN
KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU
Desi Sulasri & Suhardi
2017
dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia merupakan suatu
hal pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya.
Menilai kualitas dari sumber daya manusia yang ada dapat diukur dari kinerja
pegawai. Kinerja pegawai merupakan kemampuan kerja yang dicapai dan
diinginkan dari perilaku pegawai dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugastugas pekerjaaan yang menjadi tanggung jawab secara individu maupun
kelompok. Kinerja bisa menjadi sarana bagi suatu instansi untuk mengukur
kemampuan para pegawai yang ada dalam suatu instansi.Instansi pemerintahan perlu
menciptakan kinerja pegawai yang tinggi sebab dengan tingginya kinerja pegawai
diharapkan menjadi cerminan bagi dinas atau instansi setempat dalam mengelola
dan mengalokasikan para pegawai.
Demikian juga halnya pada instansi pemerintah dituntut untuk meningkatkan
kinerjanya dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat yang pada
hakekatnya penyelenggaraan itu diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran
serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah itu sendiri. Kinerja pegawai
merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap instansi dimanapun tidak
terkecuali bagi Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Riau, karena kinerja
pegawai mempengaruhi keberhasilan instansi tersebut dalam mencapai tujuannya.
Kinerja pegawai yang baik dan memuaskan dapat menghasilkan produktivitas yang
baik bagi instansi, sedangkan kinerja yang buruk dapat menghasilkan produktivitas
yang rendah bagi instansi.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut pada Dinas Perhubungan Provinsi Riau. Hal ini disebabkan
karena selain permasalahan tersebut diatas, juga dikarenakan pada saat ini Dinas
Perhubungan berusaha untuk mensejahterakan masyarakat umum akan perlunya
sarana transportasi dalam kehidupan sehari-harinya, dan Dinas Perhubungan
merupakan dinas daerah yang menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan dan
pelayanan umum di bidang perhubungan.
LANDASAN TEORI
Kinerja
Dilihat dari asal katanya, kata kinerja adalah terjemahan dari kata
performance, yang menurut The Scribner-Bantam English Distionary, terbitan
Amerika Serikat dan Canada (1979), berasal dari akar kata ‘to perform’ dengan
beberapa ‘entries’ yaitu: (1) to do or carry out, execute (melakukan, menjalankan,
melaksanakan); (2) to discharge of fulfill; as vow (memenuhi atau melaksanakan
kewajiban suatu niat atau nazar); (3) to execute or complete an understaking
27
PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN
KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU
Desi Sulasri & Suhardi
2017
(melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab); dan (4) to do what is
expected of a person machine (melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang
atau mesin).
Menurut Keban (2003: 43), menyebutkan bahwa kinerja (performance) dalam
organisasi didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil ‘the degree of
accomplishment’ atau kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi
secara berkesinambungan. Sedang menurut Steers (2003: 67) pengertian kinerja
organisasi adalah tingkat yang menunjukan seberapa jauh pelaksanaan tugas dapat
dijalankan secara actual dan misi organisasi tercapai. Lalu, menurut Mahsun (2006:
25) kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan program kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.
Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan dan kekuatan seseorang
untuk mempengaruhi pikiran (mindset) orang lain agar mau dan mampu mengikuti
kehendaknya, dan memberi inspirasi kepada pihak lain untuk merancang sesuatu
yang lebih bermakna. Sedangkan pemimpin diartikan sebagai orang yang memiliki
kekuatan untuk mempengaruhi dan memberi inspirasi kepada orang lain, agar
mereka menunjukkan respons tertentu dalam merealisasikan visi dan misi organisasi
(Yuniarsih dan Suwatno, 2008: 165).
Pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecapakan khusus, dengan atau tanpa
pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok-kelompok yang dipimpinnya,
untuk melakukan usaha bersama mengarah pada pencapaian sasaran-sasaran tertentu
(kesimpulan) atau dengan kata lain sesungguhnya kepemimpinan bersumber dari
keunggulan manusia, dari segi kualitas (Arifin, 2012: 2). Kepemimpinan adalah
proses dengan mana seorang agen menyebabkan bawahan bertingkah laku menurut
satu cara tertentu (Benis dalam Arifin, 2012: 3).
Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin “Movere” yang berarti bergerak (to move).
Pada hakekatnya prilaku manusia dimotivasi oleh keinginan untuk mendapatkan
sesuatu yang merupakan tujuan dari kegiatan. Arti dari motivasi adalah sebagai
kebutuhan, keinginan, dorongan, gerak hati diri seseorang. Menurut David B.
Guralnik (dalam Moekijat: 2002) :”motive is an innerdrive, impulse, etc, that causes
one to act”. (Motif adalah suatu perangsang dari dalam, suatu gerak hati, dan
sebagainya yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu).
Kepuasan Kerja
Robbins (2003: 148) mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah sebagai
suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menuntut
28
PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN
KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU
Desi Sulasri & Suhardi
2017
interaksi dengan rekan sekerja dan atasan, mengikuti aturan dan kebijakan
organisasi, memenuhi standar kinerja, hidup pada kondisi kerja yang sering kurang
ideal, dan hal serupa lainnya. Ini berarti penilaian (assesment) seorang karyawan
terhadap puas atau tidak puasnya dia terhadap pekerjaan merupakan penjumlahan
yang rumit dari sejumlah unsur pekerjaan yang diskrit (terbedakan dan terpisahkan
satu sama lain).
Mangkunegara (2005: 117) menyimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah suatu
perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan
dengan pekerjaannya maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan
pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan
pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis
pekerjaan, struktur organisasi perusahaan, mutu pengawasan. Sedangkan perasaan
yang berhubungan dengan dirinya antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan,
dan pendidikan. Pegawai akan merasa puas dalam bekerja apabila aspek-aspek
pekerjaan dan aspek-aspek dirinya menyokong dan sebaliknya, jika aspek-aspek
tersebut tidak menyokong pegawai akan merasa tidak puas.
Kerangka Pemikiran
Kepemimpinan
H1
Kinerja
Pegawai
H2
Motivasi
Kepuasan Kerja
H3
H4
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Sumber: Peneliti (2016)
Hipotesis sebagai berikut :
H1: Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
H2: Motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
H3: Kepuasan Kerja berpengaruh signifikan terhadao kinerja pegawai.
H4: Kepemimpinan, Motivasi, Kepuasan Kerja secara simultan berpengaruh
signifikan terhadao kinerja pegawai.
29
PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN
KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU
Desi Sulasri & Suhardi
2017
METODE DAN HASIL PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode survey, yaitu metode pengumpulan data
primer berdasarkan komunikasi antara peneliti dengan responden. Populasinya
adalah pegawai yang ada di Dinas Perhubungan Provinsi Riau dengan jumlah
sebanyak 188 pegawai. Sampel diambil dengan rumus slovin sebanyak 128 orang
responden/pegawai.
Uji Validitas
Dalam menentukan kelayakan dan tidaknya suatu item yang akan digunakan
biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf 0,05 Artinya suatu
item dianggap memiliki tingkat keberterimaan atau valid jika memiliki korelasi
signifikansi terhadap skor total item.
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Kepemimpinan (X1)
Variabel
Kepemimpinan
(X1)
Indikator
X1_1
X1_2
X1_3
X1_4
X1_5
X1_6
RHitung
0.751
0.765
0.761
0.726
0.753
0.759
RTabel
0.1743
0.1743
0.1743
0.1743
0.1743
0.1743
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Olah Data SPSS 21 (2016)
Dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan dalam variabel
kepemimpinan sudah valid karena nilai r hitung lebih besar daripada nilai r tabel.
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Motivasi (X2)
Variabel
Motivasi (X2)
Indikator
X2_1
X2_2
X2_3
X2_4
X2_5
X2_6
RHitung
0.574
0.596
0.694
0.693
0.579
0.672
RTabel
0.1743
0.1743
0.1743
0.1743
0.1743
0.1743
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Olah Data SPSS 21 (2016)
Dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan dalam variabel
motivasisudah valid karena nilai r hitung lebih besar daripada nilai r tabel.
30
PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN
KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU
Desi Sulasri & Suhardi
2017
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Kepuasan Kerja (X3)
Variabel
Kepuasan Kerja
(X3)
Indikator
X3_1
X3_2
X3_3
X3_4
X3_5
RHitung
0.654
0.664
0.782
0.780
0.793
RTabel
0.1743
0.1743
0.1743
0.1743
0.1743
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Olah Data SPSS 21 (2016)
Dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan dalam variabel motivasi
sudah valid karena nilai r hitung lebih besar daripada nilai r tabel.
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Kinerja Pegawai (Y)
Variabel
Kinerja (Y)
Indikator
Y_1
Y_2
Y_3
Y_4
Y_5
RHitung
0.674
0.717
0.716
0.764
0.738
RTabel
0.1743
0.1743
0.1743
0.1743
0.1743
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Olah Data SPSS 21 (2016)
Dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan dalam variabel kinerja
pegawai sudah valid karena nilai r hitung lebih besar daripada nilai r tabel.
Uji Reliabilitas
Dalam uji reabilitas untuk uji instrument pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu metode Cronbach’s Alpha, metode ini biasanya digunakan
pada skala uji yang berbentuk skala likert (scoring scale). Apabila nilai koefisen
Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 maka instrumen penelitian dianggap reliable.
(Wibowo, 2012: 53)
Tabel 5. Hasil Uji Realibilitas
No
1
2
3
4
Variabel
Kepemimpinan
Motivasi
Kepuasan Kerja
Kinerja Pegawai
Cronbach Alpha
0,986
0,742
0,901
0,859
Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Sumber: hasil pengolahan data, 2016.
31
PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN
KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU
Kriteria
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Desi Sulasri & Suhardi
2017
Berdasarkan tabel 5 diatas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian
sudah reliable karena nilai Cronbach Alpha masing-masing variabel besar dari 0,6.
Uji Normalitas Regresi
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai
residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara
normal.
Gambar 1. Diagram Normal P-P Plot Regression Standardized
Sumber: Data diolah SPSS 21, 2016.
Data dikatakan berdistribusi normal apabila keberadaan titik-titik berada di
sekitar garis. Berdasarkan gambar 1 diatas, dapat dilihat bahwa semua titik-titik
tersebar disekitar garis. Maka dapat disimpulkan bahwa data sudah berdistribusi
normal.
Gambar 2. Histogram
Sumber: Data diolah SPSS 21, 2015.
32
PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN
KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU
Desi Sulasri & Suhardi
2017
Berdasarkan gambar 2 di atas, dapat dilihat bahwa kurva yang dihasilkan
adalah berbentuk lonceng (bell-shaped curve). Maka dapat disimpulkan bahwa data
sudah berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Gejala multikolinearitas dapat diketahui melalui suatu uji yang dapat
mendeteksi dan menguji apakah persamaan yang dibentuk terjadi gejala
multikolinearitas. Salah satu cara dari beberapa cara untuk mendeteksi gejala
multikolinearitas adalah dengan menggunakan atau melihat tool uji yang disebut
Variance Inflation Factor (VIF).
Pedoman dalam melihat apakah suatu variabel bebas memiliki korelasi dengan
variabel bebas yang lain dapat dilihat berdasarkan nilai VIF tersebut. Menurut
Algifari (2000) dalam Wibowo (2012: 87) jika nilai VIF kurang dari 10, itu
menunjukan model tidak terdapat gejala multikolinearitas, artinya tidak terdapat
hubungan antara variabel bebas.
Tabel 7. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance
1
VIF
Tot_Kepemp
.922
1.084
Tot_Motivasi
.756
1.323
Tot_Kepuasan
.710
1.409
a. Dependent Variable: Tot_Kinerja
Sumber: Olah Data SPSS 21, 2016
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk masing-masingmasing variabel adalah lebih kecil dari 10. Juga nilai tolerance untuk masing-masing
variabel adalah lebih besar dari 0,1. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
dalam model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel bebas
karena nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1.
Uji Heteroskedastisitas
Suatu model dikatakan memiliki problem heteroskedastisitas itu berarti ada
atau terdapat varian variabel dalam model yang tidak sama. Jika hasil nilai
33
PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN
KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU
2017
Desi Sulasri & Suhardi
probabilitasnya memiliki nilai signifikansi ˃ nilai alpha-nya (0.05), maka model
tidak mengalami heteroskedastisitas.
Tabel 8. Hasil Uji Heteroskedastisitas
a
Coefficients
Unstandardized Coefficients
Model
B
(Constant)
Tot_Kepemp
1
Tot_Motivasi
Tot_Kepuasan
a. Dependent Variable: RES2
Std. Error
8.102
1.986
.148
.020
.448
.041
.071
.055
Standardized
Coefficients
Beta
.257
.022
.657
t
Sig.
4.079
1.000
3.602
.283
8.070
1.000
1.000
1.000
Sumber: Olah Data SPSS 21, 2016.
Suatu model dapat dikatakan tidak mengalami gejala heteroskedastisitas jika
nilai probabilitas atau signifikansi lebih dari 0,05. Tabel 8 menunjukan bahwa
probabilitas atau taraf signifikansi masing-masing variabel bernilai 1.000, maka
dapat dipastikan model tersebut tidak mengalami gejala heteroskedatisitas, dengan
kata lain korelasi masing-masing variabel dengan residunya menghasilkan nilai yang
lebih besar dari alphanya.
Cara lain untuk menguji heteroskedastisitas dapat juga dilakukan dengan
melihat grafik scatterplot dengan pola titik-titik yang menyebar. Jika titik-titik
menyebar secara acak serta tersebar baik diatas dan dibawah sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 3. Diagram Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Olah Data SPSS 21, 2016.
34
PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN
KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU
Desi Sulasri & Suhardi
2017
Pada gambar 3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar
baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini disimpulkan tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini.
Uji Regresi Linear Berganda
Model regresi linear berganda dengan sendirinya menyatakan suatu bentuk
hubungan linear antara dua atau lebih variabel independen dengan variabel
dependennya.
Didalam penggunaan analisis ini beberapa hal yang bisa dibuktikan adalah
bentuk dan arah hubungan yang terjadi antara variabel terhadap variabel
dependennya jika suatu kondisi terjadi. Kondisi tersebut adalah naik atau turunnya
nilai masing-masing variabel independen itu sendiri yang disajikan dalam model
regresi.
Persamaan regresi untuk penelitian ini sebagai berikut:
Y’ = 8,102 + 0,148 X1 + 0,20 X2 + 0,448 X3 + e
Uji Parsial (Uji T)
Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas
(variabel X1, X2, X2) secara parsial (sendiri-sendiri) terhadap variabel Y.
Tabel 9. Hasil Uji T
Coefficients
Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
a
Std. Error
8.102
1.986
Tot_Kepemp
.148
.041
Tot_Motivasi
.020
Tot_Kepuasan
.448
t
Sig.
Beta
4.079
.000
.257
3.602
.000
.071
.022
.283
.778
.055
.657
8.070
.000
1
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: Olah Data SPSS 21, 2016.
Uji Simultan (Uji F)
35
PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN
KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU
Desi Sulasri & Suhardi
2017
Uji F merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas yaitu variabel kualitas pelayanan dan kepercayaan
konsumen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat yaitu keputusan
pembelian.
Nilai F tabel diperoleh dengan tingkat signifikansi 5 persen (α = 0,05). Dasar
pengambilan keputusan:
a. Dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel.
Apabila F hitung ˂ F tabel , maka H0 diterima atau H 4 ditolak.
Apabila F hitung ˃ F tabel , maka H0 ditolak atau H4 diterima.
b. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikasi.
Apabila probabilitas signifikansi ˂ 0,05 , maka H0 ditolak atau H 4 diterima.
Apabila probabilitas signifikansi ˃ 0,05 , maka H0 diterima atau H 4 ditolak.
Tabel 10. Hasil Uji F
a
ANOVA
Model
Regression
1
Sum of Squares
346.891
df
3
Mean Square
115.630
3.912
Residual
485.109
124
Total
832.000
127
F
29.557
Sig.
b
.000
a. Dependent Variable: Tot_Kinerja
b. Predictors: (Constant), Tot_Kepuasan, Tot_Kepemp, Tot_Motivasi
Sumber: Olah Data SPSS 21, 2016.
Sesuai dari Tabel 10, di atas menunjukkan bahwa FHitung = 29,557 > FTabel =
2,68 dan sig > 0.000, maka H4 yang menyatakan adanya pengaruh kepemimpinan,
motivasi dan kepuasan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai
diterima.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi dapat digunakan untuk mengetahui perubahan variabel
terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel bebasnya (X). Pada prinsipnya koefisien
determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R 2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel
terikat sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel terikat.
36
PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN
KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU
Desi Sulasri & Suhardi
2017
Tabel 11. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Uji R2 )
Model Summary
Model
R
1
.646a
R Square
.417
b
Adjusted R
Square
.403
Std. Error of the
Estimate
1.97792
a. Predictors: (Constant), Tot_Kepuasan, Tot_Kepemp, Tot_Motivasi
b. Dependent Variable: Tot_Kinerja
Sumber: Olah Data SPSS 21, 2016.
Berdasarkan hasil Tabel 4.25. diatas didapatkan hasil uji Adjusted R Square
bernilai 0,403. Hal ini berarti bahwa antara kepemimpinan, motivasi dan kepuasan
kerja mempunyai pengaruh yang tidak kuat terhadap kineja sebesar 40,3%
sedangkan sisanya 100% - 40,3% = 59,7% dipengaruhi oleh faktor lain di luar
model yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis, maka dapat diketahui beberapa hasil sebagai berikut:
1. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dengan menggunakan SPSS
versi 21, diketahui bahwa kepemimpinan (X 1) berpengaruh signifikan terhadap
kinerja pegawai. Kesimpulan tersebut didasarkan pada hasil uji statistik t yang
menunjukkan hasil t hitung kepemimpinan (X 1) sebesar 3,602 lebih besar dari
pada nilai t tabel sebesar 1,979.
Nilai signifikan hasil uji t stastitik kepemimpinan (X 1) sebesar 0,000 < alpha
yang telah ditentukan yaitu 0,05 maka dapat disimpulkan kepemimpinan (X 1)
berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja (Y).
2. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dengan menggunakan SPSS
versi 21, diketahui bahwa motivasi (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja. Kesimpulan tersebut didasarkan pada hasil uji statistik t yang
menunjukkan hasil t hitung harga (X2) sebesar 0,283 lebih kecil pada nilai t tabel
sebesar 1,979.
Nilai signifikan hasil uji t stastitik motivasi (X 2) sebesar 0,778 lebih besar dari
alpha yang telah ditentukan yaitu 0,05 maka dapat disimpulkan motivasi (X2)
37
PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN
KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU
Desi Sulasri & Suhardi
2017
tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja (Y). Adanya angka
tidak signifikan ini mengindikasikan bahwa semakin banyak atau tidak motivasi
yang diberikan oleh Pimpinan Dinas Perhubungan Provinsi Riau, maka tidak
dapat meningkatkan pengaruh terhadap kinerja pegawai. Dapat dikatakan bahwa
pemberian motibvasi pegawai yang dilakukan oleh Kepala Dinas sudah
dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut disadari dengan kepemimpinan yang baik
serta kepuasan kerja mereka terpenuhi sehingga pegawai tetap berkinerja baik.
3. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dengan menggunakan SPSS
versi 21, diketahui bahwa kepuasan kerja (X 3) berpengaruh signifikan terhadap
kinerja. Kesimpulan tersebut didasarkan pada hasil uji statistik t yang
menunjukkan hasil t hitung kepuasan kerja (X 3) sebesar 8,070 lebih besar pada
nilai t tabel sebesar 1,984.
Nilai signifikan hasil uji t stastitik kompetensi (X 3) sebesar 0,000 dibawah alpha
yang telah ditentukan yaitu 0,05 maka dapat disimpulkan kepuasan kerja (X 3)
berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja (Y).
4. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dengan menggunakan SPSS
versi 21, diketahui bahwa kepemimpinan (X1), motivasi (X2) dan kepuasan kerja
(X3) berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Kesimpulan tersebut didasarkan
pada hasil uji statistik F yang menunjukkan hasil F hitung kepemimpinan (X 1),
motivasi (X2) dan kepuasan kerja (X3) sebesar 29,667 lebih besar pada nilai F
tabel sebesar 2,68.
Nilai signifikan hasil uji F kepemimpinan (X 1), motivasi (X2) dan kepuasan
kerja (X3) sebesar 0,000 dibawah alpha yang telah ditentukan yaitu 0,05 maka
dapat disimpulkan kepemimpinan (X1), motivasi (X2) dan kepuasan kerja (X3)
berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja (Y).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat disimpulkan menjadi beberapa hal sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kepemimpinan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan Provinsi
Riau. Hal ini berarti jika kepemimpinan meningkat, maka kinerja pegawai akan
ikut meningkat. Demikian juga sebaliknya apabila kepemimpinan menurun
maka kinerja pegawai akan ikut menurun.
38
PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN
KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU
Desi Sulasri & Suhardi
2017
2. Dan hasil penelitian ini juga diketahui bahwa motivasi kerja bernilai positif,
tidak signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan Provinsi Riau.
Hal ini berarti baik diberikan motivasi maupun tidak diberikan motivasi, kinerja
tetap stabil.
3. Hasil penelitian ini diketahui bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Perhubungan Provinsi Riau. Hal ini
berarti jika kepuasan kerja meningkat, maka kinerja pegawai akan meningkat.
Demikian juga sebailiknya jika kepuasan kerja pegawai menurun, maka kinerja
pegawai juga akan menurun.
4. Serta secara simultan hasil penelitian diketahui bahwa variabel kepemimpinan,
motivasi, dan kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
pegawasi di Dinas Perhubungan Provinsi Riau.
DAFTAR PUSTAKA
Alifuddin, Moh dan Mashur Razak. 2015. Kewirausahaan. Jakarta timur:
MAGNAScript Publishing
Byars and Rue, 2003, Human Resource Management : A Practical Approach, New
York : Harcourt Brace
Gibson, Ivancevich dan Donnelly, 2005, Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses
Jakarta : Bina Rupa Aksara
Ghozali, H Imam.,2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
21. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Handoko, Hani T dan Reksohadiprojo Sukamtor,.1996, Organisasi Perusahaan.
Edisi kedua, Yogyakarta : BPFE.
Hasibuan, Malayu S.P., 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Sinar
Grafika
Luthans, Fred, 2007, Perilaku Organisasi, Yogyakarta : Andi
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2005, Perencanaan dan Pengembangan SDM,
Bandung : Refika Aditam
Mulyono, Sri, 2002, Penilaian Kinerja Organisasi Yogyakarta : BPFE
Nasution M.N., 2010, Manajemen Mutu Terpadu, Jakarta : Ghalia Indonesia
Nitisemito, Alex S. 2000. Manajemen Personalia. Ghalia Indonesia. Jakarta.
39
PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN
KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU
Desi Sulasri & Suhardi
2017
Prawiro, Sentono Sutadi, 2010, Kebijakan Kinerja karyawan, Yogyakarta : BPFE
UGM
Rivai, Veithzal, 2008, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Robbins, Stephen P, 2006, Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi, Edisi Kelima,
Jakarta : Erlangga
Robert L.Mathis dan Harsono, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi
Sepuluh, Yogyakarta : BPFE
Santosa, Djoko, 2008, Teori-Teori Kepemimpinan (Leadership Theories), Surakarta
: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan
dan Percetakan UNS (UNS Press)
Sedarmayanti. (2011). Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. CV Mandar Maju.
Bandung.
Siagian, Sondang P., 2007, Teori dan Praktek Kepemimpinan, PT. Rieneka Cipta,
Jakarta.
Sugiyono, 2010, Statistika untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta
Sunyoto, Danang. (2012). Dasar-dasar Manajemen Pemasaran: Konsep, Strategi,
dan Kasus. CAPS. Yogyakarta.
Tika, P. (2006). Budaya Organisasi Dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. PT
Bumi Aksara: Jakarta.
Wibowo, Agung Edy. (2012). Aplikasi Praktis SPSS dalam Penelitian. Gava Media:
Yogyakarta.
Yukl, Gary, 2010, Leadership in Organization Saddle River, New Jersey : Prentice
Hall,Inc,
40
PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN
KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU