Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH CERAMAH AGAMA TERHADAP KETAATAN BERIBADAH JEMAAH MASJID RAYA BAYUR DI KENAGARIAN BAYUR MANINJAU Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah Metode Penelitian Kuantitaif Oleh FARITA SANTI DEWI 4616053 PRODI SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH INTSITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) BUKITTINGGI TAHUN AJARAN 2018/2019 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Bayur adalah salah satu daerah yang ada di sumatera barat yang terkenal pula dengan danau yang indah sering disebut danau maninjau. Di bayur ada masjid yang indah dan megah yang terletak di tepi jalan yang menghubungkan Lubuk Basung (Ibu kota kabupaten Agam) dengan kota Bukittinggi masjid ini di kenal dengan nama masjid raya bayur. Masjid ini diisi oleh mayoritas jamaah Tarbiyah dan minoritas jamaah Tabligh. Sitem kepengurusan mengambil orang yang menganut paham Tarbiyah yang menduduki posisi kepengurusan di masjid. Tapi, yang paling aktif dalam melakukan kegitan keagamaan ataupun kajian rutin adalah jamaah Tabligh. Salah satu kajian rutin yang dilaksanakan jamaah tabligh adalah ceramah agama pada selasa malam. mereka mendatangkan ustad-ustad yang sepaham dengan aliran mereka dan kadang kala mereka memanggil ustad yang diluar dari paham mereka. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan kegiatan yang berupa mengelompokkan masalah-masalah yang terdapat dalam latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya. Bahwa telah teridentifikasi jamaah di Masjid Raya Bayur adalah sebagai berikut: Teridentifikasi bahwa jemaah di Masjid raya bayur di dominasi oleh jemaah Tarbiyah Teridentifikasi bahwa jamaah minoritas di Masjid Raya Bayur adalah jamaah Tabligh Teridentikasi bahwa yang paling aktif melakukan kegitan di masjid Raya Bayur adalah jemaah Tabligh Batasan Masalah Setelah teridentifkasi masalah-masalah yang yang terdapat dalam latar belakang maka dilanjutkan dengan pembatasan masalah mana saja yang akan diteliti dari sekian banyak masalah yang teridentifikasi. maka batasan masalah dari penelitian saya adalah “jamaah Tarbiyah di Masjid Raya Bayur yang terpengaruh ceramah agama” Rumusan Masalah Perumusan masalah merupakan masalah yang perlu ditindak lanjuti yang diturunkan secara sistematis teoritis dari latar belakang penelitian, yang formulasinya dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Perumusan masalah tersebut mencerminkan hubungan antar variabel-variabel yang diteliti dan yang akan dijelaskan. Ada beberapa rumusan masalah yang akan di teliti adalah sebagai berikut: Apakah ceramah agama berpengaruh pada ketaatan beribadah jamaah Masjid? Seberapa berpengaruhnya kegiatan rutin jamaah Tabligh terhadap ketaatan beribadah jamaah majid lainnya? BAB II KERANGKA TEORI Ceramah Ceramah sering dilakukan oleh ulama, mereka sangat berperan dalam menanamkan edukasi keislaman. Islam yang mampu mendasain moralitas umat dengan pendekatan, perpaduan budaya lokal dengan nilai religi. Peran ulama sangat penting dalam membangun moralitas uamat dalam peradaban yang ada, dan perlu diketahui bahwa sejarah perkembangan islam di Indonesia tidak luput dari peran serta ulama, babak sejarah yang monumental dilalui oleh bangsa Indonesia yang dipengaruhi oleh ulama lokal dengan tradisinya yang dapat langsung difahami oleh masyarakat. salah satu peran ulama adalah dalam membangun pendidikan karakteristik, ada tokoh-tokoh nasional yang berperan dalam pembangunan moralitas negri terkhusus dari Minangkabau yaitu Hatta, Hamka, Agus Salim,dan lainnya. Dewasa ini, kita melihat bangsa ini mengalami kemunduran moralitas, hal ini disebabkan oleh.: Kemerosatan moral di badan pemerintahan yang akan merugikan kemajuan bangsa, karena anggota pemerintahan melakukan tindakn yang tidak terpuji salah satunya dengan melakukan tindakan korupsi yang dianggap sebagai suatu tradisi untuk menguntungkan diri sendiri. Kemerosotan nilai kebangsaan dan rasa nasionalisme Berkurangnya rasa kemanusiaan, dengan kurangnya rasa ini maka akan memunculkan sifat anarkisme, yang menyebabkan adanya pembunuhan dan perkelahian. Perkelahian atau perang antar etnis dan agama maupun kelompok sosial lain yang akan sangat merugikan terhadap masa depan bangsa. Berkurangnya rasa solidaritas di antara masyarakat sehingga rasa tolong menolongtidak menjadi budaya di tengah masyarakat. Hilangnya rasa tenggang rasa dan sifat percaya diri, bangsa Indonesia tidak lagi menjadi manusia tangguh dalam menghadapi segala pemasalahan. Silfia Hanani. 2015, “Tradisi Ulama Transformatif Minangkabau Dalam Membangun Pendidikan Karakteristik Berbasis Responsif Teologis Dan Konstribusinya Terhadap penguatan Moralitas” Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu sosial dan budaya Vol. 12, No 2 Pergerakan wanita di Minang kabau dimulai dari edukasi dan pemberdayaan oleh perempuan itu sendiri, tokoh wanita Minang yang mempejuangkan hak pendidikan bagi wanita adalah El-Yunusiah dan Rohana Kudus. Mereka melahirkan institusi pendidikan yang dijadikan sebagai simbol perlawanan kaum perempuan terhadap ketimpangan ataupun ketidakadilan yang dirasakan wanita seperti halnya pendidikan. Wanitapun memerlukan pendidikan, setidaknya ilmu yang diadapt bisa diajarkan kepada anak-anaknya kelak. Pergerkan wanita bertujuan untuk menghilang stigma yang ada dalam masyarakat bahwa wanita hanya ada di ruang lingkup domestik bukan di ranah publik. Ketidakadilan gender ini telah di dobrak oleh Rohana Kudus, melalui Kas dan Sunting Melayu yang berisikan tulisan-tulisannya memperjuangkan hak wanita, maka ruang gerak Rohana Kudus semakin leluasa. Silfia Hanani, “Rohana Kudus dan Pendidikan Perempuan”( Bukittinggi,STAIN Syeikh Djamil Djambek)hal 8 Metode Ceramah Ceramah merupak media dari dakwah yang dgunakan untuk merekonstruksi masyarakat melalui kegiatna sosialisasi dan pelembagaan ajaran islam. Kegitan ini harslah terencana, sistematis dan profesional. Salah satu tarikat yang sangat gencar melakukan dakwah adalah jamaah Tabligh. Jamaah ini dipandang sebagai kelompok dakwah yang pekerkambanganna cukup pesat di Indonesia. Kehadiran mereka dapat ditandai dengan pakaian yang unik terkhusus untuk laki-laki yaitu jubah panjang, berjenggot dan memakai celana cingkrang. Sedangkan wanitanya memakai pakaian dan jilbab hitam disertai cadar. SWOT merupakan metode dakwah singkatan dari Strenghts (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (tantangan). Kekuatan merupakan keunggulan dan potensi yang digunakan untuk mencapai tujuan. Kelemahan merupkan kekurangan dan ketidakberdayaan untuk mencapai tujuan. Peluang adalah situasi yang mendukung untuk mencapai tujuan. Sedangkan tantangan adalah situasi yang tidak mendukung, atau hambatan untuk mencapaii suatu tujuan. Dakwah merupakan suatu upaya perubahan, yang dari kemungkaran kepada kebaikan. Dakwah tidak hanya dilakukan oleh ulama ataupun da’i dan khatib tetapi dakwah merupakan kewajiban dari setiap mukmin. Seperti yang kita ketahui bahwa ulami berdakwah dengan ilmu sedangkan penguasa yang berharta atau pejabat pemerintahan berdakwah dengan kekuasaan dan harta yang dimiliki. Dan juga bagi orang yang tidak berilmu, tidak memiliki kekuasaan, dan juga tak memilki harta maka mereka di wajibkan untuk membenci setiap kemungkaran dan mendukung dakwah yang dilakukan dengan kekutan yang dimiliki. Dakwah Islam akan semakin kuat jika ada dukungan dari mayoritas umat. Oleh sebab itu pendakwah tidak boleh objektif memandang jemaah sebagai sasaran dakwah, tetapi harus menjadikan jamaah yang mendengar kajian sebagai mitra dakwah yang ikut serta menyebarkan dakwah. Abdullah, Analisis Swot Dakwah Di Indonesia Upaya Merumuskan Peta Dakwah (Medan, UIN Sumatera Utara:2017) hal 7 Indonesia adalah negara Multikultral yang beragam ras, agama, suku dan seterusnya. Keberagaman ini dapat memicu ketidakharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan bisa mengakhiri sejarah suatu banga. Tapi tak dapat dipungkiri bahwa adanya keharmonisan di masyarakat tak dapat lepas dari peran elite-elite dari masing-masing etnik. etnik Melayu maupun Cina masih mempercayai elite sebagai kekuatan dalam mengakomodasi masyarakat atas berbagai kepentingan, termasuk kepentingan keharmonisan. Kepatuhan terhadap elite masih tercermin dalam kehidupan masing-masing etnik itu. Hal ini bisa dilihat dari berbagai aspek, misalnya kepatuhan terhadap elite agama dan adat dalam pengaturan kehidupan sosial masyarakat. Oleh sebab itu, jika terjadi berbagai masalah baik agama, sosial dan seterusnya elite-elite tersebut menjadi komponen terpenting dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Elite masih mempunyai peran yang signifikan dalam membentuk keteraturan sosial masyarakat. Kesadaran kepentingan terhadap eksistensi elite ini dapat dilihat dari kehadiran elite dalam membangun keteraturan sosial. Silfia Hanani, 2017 “Studi Negosiasi Kultural Yang Mendamaikan Antaretnik Dan Agama Di Kota Tanjungpinang” Epistemé, Vol. 12, No. 1, hal 220 Ketaatan Beribadah Ketaatan, sering disebut juga saleh, beriman, dan Religius. Religiusitas berarti ketaatan kepada agama. Religiusitas merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama. Menurut Y. B. Mangunwidjaya, agama lebih menunjukkan kepada kelembagaan yang mengatur tata penyembahan manusia kepada Tuhan, sedangkan religiusitas lebih melihat aspek yang ada di lubuk hati manusia. Religiusitas lebih menunjuk kepada aspek kualitas dari manusia yang beragama. Agama dan religiusitas saling mendukung dan saling melengkapi karena keduanya merupakan konsekuensi logis dari kehidupan manusia yang mempunyai dua kutub, yaitu kutub kehidupan pribadi dan kutub kebersamaannya di tengah masyarakat. Muzakkir ,” Hubungan Religiusitas Dengan Perilaku Prososial Mahasiswa Angkatan 2009/2010 Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Alauddin Makassar” Jurnal Diskursus Islam Volume 1 Nomor 3, Desember 2013 hal 374 jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan manusia dengan sang pencipta melalui ajaran agama yang sudah disebarkan oleh rasulnya disebut sebagai religiusitas. Dan juga religiusitas sering diidentikkan dengan penghayatan terhadap ajaran agama yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Yusuf Qardawi menyimpulkan bahwa ibadah yang disyariatkan oleh Islam itu harus memenuhi dua unsur: Mengikat diri dengan syari’at Allah yang diserukan oleh para rasul-Nya, meliputi perintah, larangan, penghalalan, dan pengharaman sebagai perwujudan ketaatan kepada Allah. ketaatan itu harus tumbuh dari kecintaan hati kepada Allah, karena sesungguhnya Dialah yang paling berhak untuk dicintai sehubungan dengan nikmat yang diberikan. Dalam pengertian yang luas ibadah meliputi segala yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, perkataan dan perbuatan lahir dan batin. Termasuk di dalamnya shalat, puasa, zakat, haji, berkata benar dll. jadi meliputi yang Fardhu, dan tathawwu’, muammalah bahkan akhlak karimah serta fadhilah insaniyah. Muhammad Bahrul Ulumuddin, Dalam Makalah” Agama Islam Ibadah Ritual Ummat”(Sekolah Tinggi Teknik Malang: 2016) halm 8 BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan metod penelitian kuantitatifadalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Judul Penelitian Dalam penelitian mini ini saya memasukkan judul “Pengaruh Ceramah Agama Terhadap Ketaatan Beribadah Jemaah Masjid Raya Bayur Di Kenagarian Bayur Maninjau” Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Masjid Raya Bayur Nagari Bayua kecamatan Tanjung Raya DAFTAR PUSTAKA Abdullah,2017. Analisis Swot Dakwah Di Indonesia Upaya Merumuskan Peta Dakwah Medan, UIN Sumatera Utara. Hanani, Silfia. “Tradisi Ulama Transformatif Minangkabau Dalam Membangun Pendidikan Karakteristik Berbasis Responsif Teologis Dan Konstribusinya Terhadap penguatan Moralitas” Sosial Budaya: Media Komunikasi Ilmu-Ilmu sosial dan budaya Vol. 12, No 2, thn 2015. Hanani, Silfia, “Rohana Kudus dan Pendidikan Perempuan” Bukittinggi,STAIN Syeikh Djamil Djambek. Hanani, Silfia.“Studi Negosiasi Kultural Yang Mendamaikan Antaretnik Dan Agama Di Kota Tanjungpinang” Epistemé, Vol. 12, No. 1, 2017 Muzakkir, ”Hubungan Religiusitas Dengan Perilaku Prososial Mahasiswa Angkatan 2009/2010 Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Alauddin Makassar” Jurnal Diskursus Islam Volume 1 Nomor 3, Desember 2013 Ulumuddin, Muhammad Bahrul,2016. Dalam Makalah” Agama Islam Ibadah Ritual Ummat”Sekolah Tinggi Teknik Malang.