MODUL PRAKTIKUM : HAND BORING
TANGGAL PRAKTIKUM : Sabtu, 14 JULI 2019
LOKASI PRAKTIKUM : Samping Lab. Mekanika Tanah
PENYUSUN MODUL : Kalimi (1211620016)
ASISTEN PENANGGUNG JAWAB : Reyhan Yafi.
BAB I
PENDAHULUAN
Maksud dan Tujuan
Untuk mendapatkan keterangan tentang struktur tanah secara visual,pada lapisan tanah tidak terganggu (undisturbed) dan terganggu (disturbed) untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut dilaboratorium.
Teori dan Rumus yang Digunakan
Dari hasil pengeboran dapat diketahui penggolongan tanah secara visual, walaupun penggolongan ini merupakan perkiraan yang kasar.
Dilihat dari sudut pandang teknis. Tanah-tanah tersebut dapat digolongkan dalam beberapa macam :
Baru kerikil (gravel) dan Pasir (sand)
Lempung (Clay)
Lanau (Silt)
Golongan batu kerikil dan pasir seringkali dikenal sebagai bahan-bahan yang berbutir kasar atau bahan-bahan tidak kohesive, sedangkan golongan lanau dan lempung dikenal sebagai bahan-bahan berbutir halus atau bahan-bahan yang kohesive.
Batu Kerikil dan Pasir
Golongan ini terdiri dari pecahan batu dengan berbagai ukuran dan bentuk.Butiran batu kerikil biasanya terdiri dari pecahan batu,tetapi kadang-kadang dapat pula terdiri dari satu macam zat mineral tertentu,misalnya flint atau kwartz. Sedangkan butiran pasir hampir selalu terdiri dari satu macam zat mineral, terutama kwartz’
Tanah kerikil dan tanah pasir masuk kedalam tanah berbutir kasar. Tanah kerikil ini tidak lolos ayakan no.200. merupakan material yg baik untuk mendukung bangunan dan badan jalan mempunyai kapasitas dukung yang tinggi dan penurunanya kecil asalkan tanahnya relatif padat. Namun karena relatif padat maka agak sedikit menyulitkan ketika pemancangan. Merupakan material tanah yang baik untuk tanah urug pada dinding penahan tanah dan struktur bawah tanah karena menghasilkan tekanan tanah lateral yang kecil. Mempunyai kuat geser yang tinggi maka dari itu baik untuk timbunan. Mempunyai nilai kohesi yang kecil pada keadaan lembab diatas muka air tanah.
Lempung
Lempung terdiri dari butiran yang sangat kecil dan menunjukkan sifat-sifat plastisitas dan kohesi.Kohesi menunjukkan kenyataan bahwa bagian-bagian bahan itu melekat satu sama lainnya, sedangkan plastisitas adalah sifat yang memungkinkan bentuk bahan itu berubah – rubah tanpa perubahan isi atau tanpa kembali ke bentuk asalnya, dan tanpa terjadi retakan – retakan atau terpecah – pecah. Tanah lempung ini termasuk kedalam tanah berbutir halus. Tanah lempung dalam mendukung beban pondasi sangat bergantung pada sejarah geologi, kadar air dan kandungan mineralnya. Tanah lempung dinyatakan sebagai lunak, sedang, atau kaku, tergantung dari kadar air seperti yang dinyatakan dalam konsistensi. Pada waktu kering, tanah ini dapat sangat keras dan menyusut yang disertai retakan. Waktu basah, kuat geser akan turun dan lempung menjadi mengembang.
Lanau
Adalah bahan yang merupakan peralihan antara lempung dan pasir halus. Kurang plastis dan lebih mudah ditembus air dari pada lempun, serta memperlihatkan sifat dilatasi sifat dilatasi yang tidak terdapat pada lempung.
Dilatasi ini menunjukkan gejala perubahan isi apabila lanau itu dirubah bentuknya. Juga lanau akan menunjukkan gejala untuk menjadi “Quick” ( hidup ) apabila diguncang atau digentarkan. Untuk melakukan klasifikasi dan menyatakan dengan tepat sesuatu tanah secara visual, semata – mata dengan hasil melihatnya, mengerjakannya, dan membentuknya kembali.
Langkah pertama untuk menyatakan suatu tanah adalah menentukan apakah bagian terbesar dari tanah itu masuk kedalam kategori pasir dan krikil ataukah kedalam kelompok lempung dan lanau.
Dan bila kebanyakan dari tanah itu lebih halus dari pada ukuran batas pasir / lanau, maka tanah itu termasuk kedalam kelompok lanau atau lempung ; namun menentukan apakah lanau dan lempungnya tidak dilakukan atas dasar ukuran butirnya.Cara yang paling baik dipakai untuk membedakan antara lanau dan lempung, adalah percobaan dilatasi.
Alat - alat
Auger Iwan besar (1 buah), Socket (1buah), Kepala Pemutar (hammer had),
Batang bor ( 5 buah @ 1 meter ), Stang pemutar dan batang pemutar (1 set),
Kunci pipa ( 4 buah), Palu besar (1 buah ), Tabung contoh (5 buah),
Pacul ( 1 buah ), Pisau, Kuas, olie, meteran, tali raffia,
Lilin untuk penutup contoh tanah dalam tabung,
Plastic untuk contoh tanah yang terganggu (Disturbad),
Karung goni untuk contoh tanah permukaan (50 kg).
BAB II
PERCOBAAN
Persiapan Percobaan
Ditentukan lokasi yang akan di bor.
Alat – alat yang diperlukan dipersiapkan untuk dibawa ketempat lokasi.
Tanah disekitar lokasi dibersihkan terhadap batu – batuan , rumput – rumputan dan humus.
Jalannya Percobaan
Auger iwan dipasang pada ujung sebuah batang bor dan pada ujung lainnya dipasang stang pemutar.
Auger iwan diletakkan pada titik yang akan dibor.
Batang bor diletakkan, kemudian stang bor diputar pada batang putarnyasearah jarung jam.Dengan demikian auger iwan akan masuk ke dalam tanahdan akan terisi oleh tanah.
Bila auger iwan telah terisi penuh dengan tanah, maka auger iwan diangkat, tanah dikeluarkan dan tanah tersebut diidentifikasikan secara visual mengenai jenis dan warnanya.
Auger iwan yang bersih dari tanah dimasukkan kembali kedalam lubang dan pekerjaan diulangi lagi sampai kedalam yang dikehendaki, dalam hal ini 1,0 m. Tanah diambil 5 kg dan dimasukkan ke dalam plastic untuk contoh tanah disturbed.
Bila telah mencapai kedalaman 1,0 m auger iwan diganti dengan tabung (sample tuben) yang sebelumnya telah diolesi dengan oli, dengan maksud agar contoh tanah tidak melekat sehingga dapat memperkecilkan kerusakan tanah. Selain itu juga table dinding tabung harus sekecil mungkin untuk mengurangi kerusakkan tanah.
Perbandingan luas tabung < 10%
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
208
208