Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

BI OL06

Menurut Suyono (2015:1) Karangan Ilmiah adalah tulisan yang diterbitkan dan mencakup konvensi ilmiah, meliputi logika berfikir, sistematika dan gaya bahasa penulisan. Karangan ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Karangan ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai suatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknya jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru dan belum pernah ditulis dengan orang lain. Meskipun tulisan itu sudah pernah ditulis dengan tema yang sama namun tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan daritema terdahulu. Hal semacam ini disebut juga dengan penelitian lanjutan. Karangan ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses perwujudannya lewat metode ilmiah. Selain itu karangan ilmiah juga bergantung pada data-data yang falid dan analisi terhadap data-data tersebut. 6.2.2 Tujuan Penulisan Karangan Ilmiah Penulisan karangan ilmiah atau biasa disebut sebagai penelitian, pada dasarnya adalah untuk mengembangkan bidang keilmuan yang telah dipelajari, berdasarkan fakta-fakta yang ditemui dilapangan, sehingga dapan membuat suatu simpulan atau teori baru untuk perkembangan bidang keilmuan tersebut. Tujuan dalam penulisan karangan ilmiah adalah memberikan pemahaman terhadap siswa agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur. Menurut Febri (2017:28) terdapat lima tujuan penelitian adalah sebagai berikut 1. Eksploitasi Eksploitasi adalah penyelidikan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak.

MODUL ONLINE PERTEMUAN 6 KARANGAN ILMIAH 6.2 Materi 6.2.1 Pengertian Karangan Ilmiah Menurut Suyono (2015:1) Karangan Ilmiah adalah tulisan yang diterbitkan dan mencakup konvensi ilmiah, meliputi logika berfikir, sistematika dan gaya bahasa penulisan. Karangan ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Karangan ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai suatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknya jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru dan belum pernah ditulis dengan orang lain. Meskipun tulisan itu sudah pernah ditulis dengan tema yang sama namun tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan daritema terdahulu. Hal semacam ini disebut juga dengan penelitian lanjutan. Karangan ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan teknologi yang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila proses perwujudannya lewat metode ilmiah. Selain itu karangan ilmiah juga bergantung pada data-data yang falid dan analisi terhadap data-data tersebut. 6.2.2 Tujuan Penulisan Karangan Ilmiah Penulisan karangan ilmiah atau biasa disebut sebagai penelitian, pada dasarnya adalah untuk mengembangkan bidang keilmuan yang telah dipelajari, berdasarkan fakta-fakta yang ditemui dilapangan, sehingga dapan membuat suatu simpulan atau teori baru untuk perkembangan bidang keilmuan tersebut. Tujuan dalam penulisan karangan ilmiah adalah memberikan pemahaman terhadap siswa agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur. Menurut Febri (2017:28) terdapat lima tujuan penelitian adalah sebagai berikut 1. Eksploitasi Eksploitasi adalah penyelidikan pengetahuan lebih banyak. lapangan dengan tujuan memperoleh 2. Deskripsi Deskripsi adalah pemaparan dengan kata-kata yang jelas dan terperinci. 3. Prediksi Mengidentifikasi hubungan antara variable, sehingga menemukan hipotesa berdasarkan fakta yang terjadi dilapangan. 4. Eksplanasi Mengkaji hubungan sebab-akibat antara variable serta menjelaskan hubungan yang valid atara keduanya. 5. Aksi (Tindakan) Biasanya dilakukan untuk melanjutkan penelitian sebelumnya dengan tujuan menemukan solisi dari penelitian yang belum terpecahkan. Tujuan penulisan karangan ilmiah juga diketahui sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana yaitu tingkat pendidikan S1, magister yaitu tingkat pendidikan S2, doktor yaitu tingkat pendidikan S3, dan profesor. 6.2.3 Karakteristik Karangan Ilmiah Karangan ilmiah mempunyai banyak sekali fungsi, manfaat dan tujuan. Disamping bisa dipakai untuk referensi kita dalam melakukan inovasi penelitian, juga dapat menjadi acuan referensi dalam membuat sebuah penelitian. Penelitian dianggap valid dan bagus adalah mengacu penelitian atau karangan ilmiah. Menurut Maswan (119:2015) karakteristik karangan ilmiah adalah sebagai berikut 1. Struktur Sajian Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut. 2. Komponen dan Substansi Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak. 3. Sikap Penulis Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua. 4. Penggunaan Bahasa Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku. 6.2.4 Perbedaan Karangan Ilmiah dan Non Ilmiah Karangan ilmiah dan non ilmiah merupakan istilah yang lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Beberapa hal yang sangat penting untuk diketahui adalah perbedaan antara karangan ilmiah maupun nonilmiah. Menurut Riyanto (4:2018) perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek. 1. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Sedangkan karangan non ilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi. 2. Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Pembahasan masalah yang digunakan adalah metode dengan langkah-langkah yang teratur. Sedangkan karangan non ilmiah fakta disimpulan berdasarkan pandangan subyektif penulis. 3. Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Sedangkan karangan non ilmiah menggunakan Bahasa konotatif dan popular 4. Pandangan rasional yang harus menonjolkan pikiran yang logis. Sedangkan karangan non ilmiah bersifat imajinatif sesuai khayalan penulis. 6.2.5 Sifat-Sifat Karangan Ilmiah Tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan berdasarkan fakta dilapangan adalah sebuah karangan ilmiah sebab karangan ilmiah mempunyai ciriciri sebagai berikut: 1. Objektif Keobjektifan ini dapat dilihat pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak di manipulasi. Setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bias dipertanggung jawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya. 2. Netral Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu,pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan. 3. Sistematis Uraian yang terdapat pada karangan ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas dan sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bias mengikuti dengan mudah alur uraiannya. 4. Logis Kelogisan ini bias dilihat dari pola nalar yang digunakannya,pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif, sebaliknya kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif. 5. Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan) Setiap pernyataan, uraian atau simpulan dalam karangan ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu,pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye,perasaan sedih seperti orang berkabung,perasaan senang seperti orang yang mendapat hadiah, dan perasaan marah seperti orang yang bertengkar) hendaknya dihindarkan. 6. Tidak pleonastic Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran) 7. Bahasa yang digunakan adalah ragam formal Dalam menulis karangan ilmiah tidak boleh menggunakan bahasa ragam santai. Oleh sebab itu bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia ragam formal, yaitu bahasa Indonesia sesuai dengan PUEBI. 6.2.6 Jenis-jenis Karangan Ilmiah Karangan ilmiah secara umum dapat dikelompokkan kedalam dua kategori, yakni karangan ilmiah berupa laporan hasil penelitian, dan karangan ilmiah berupa hasil pemikiran yang bersifat ilmiah. Keduanya dapat disajikan dalam bentuk laporan hasil penelitian, buku, diktat, modul, karya terjemahan, makalah, tulisan di jurnal, atau berupa artikel yang dimuat di media masa. Namun, karangan ilmiah yang ditulis dan publikasi melalui media massa seperti koran atau majalah, lebih dikenal dengan sebutan karya tulis ilmiah populer. Pada beberapa jenis karangan ilmiah, pengkajian atau analisis harus berdasarkan teori yang telah ditelurkan para ahli dunia sehingga hasilnya layak untuk dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, hasil pengkajian atau analisis bisa dijadikan acuan bagi peneliti atau penulis lain di kemudian hari. Menurut Soehardjono (2006) meskipun berbeda macam, semua karangan ilmiah juga mempunyai beberapa kesamaan, yaitu hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah kerangka sajiannya mencerminan penerapan metode ilmiah tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya ilmiah. Penulisan karangan ilmiah terdapat berbagai jenis yaitu sebagai berikut. 1. Makalah Karangan ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif. Makalah bisa dipaparkan dalam sebuah seminar berupa presentasi dan bisa juga untuk dipresentasikan di kelas. 2. Artikel Ilmiah Karangan ilmiah yang berisi pendapat penulis terhadap masalah atau topik yang diteliti yang dikaitkan dengan teori yang ada. Secara umum, artikel ilmiah termasuk karangan ilmiah yang dimuat dalam jurnal ilmiah atau kumpulan artikel ilmiah lainnya. Artikel ditulis berdasarkan hasil penelitian penulis yang dirancang dengan kaidah tata cara penulisan yang berlaku. Artikel ilmiah harus sesuai dengan dasar ilmiah yang berlaku secara universal. Misalnya, penulis menggunakan teori yang dipaparkan ahli sebagai penguat pendapat atau penelitian. Tujuannya adalah untuk menyediakan analisis penulis atas suatu permasalahan dengan menggunakan teori tertentu sebagai landasannya. Sementara itu, artikel jurnalistik hanyalah sebatas pendapat subjektif seorang penulis dan tidak dilandasi teori tertentu. 3. Skripsi Karangan ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empirisobjektif, baik bedasarkan penelitian langsung (obsevasi lapangan atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya. Hasil penulisan biasanya berupa analisis maupun pembuktian yang berhasil ditemukan oleh penulis. Analisis yang ditulis dalam skripsi dibedakan menjadi dua metode penelitian yaitu penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah sebuah metode yang menyajikan deskripsi atau penjabaran dari sebuah topik permasalahan. Sementara itu, penelitian kuantitatif adalah metode yang condong pada deskripsi analisis berupa detail angka yang digunakan sebagai bukti atau sampel. 4. Tesis Karangan ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri. 5. Disertasi Karangan ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang valid dengan analisis yang terinci. Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor atau S3. 6.2.7 Tahap-tahap Penulisan Karangan Ilmiah Menurut Sugiyono dalam Kristanto (2018:4) terdapat lima tahapan dalam menyusun sebuah karangan ilmiah yaitu pertama, mengajukan judul penelitian. Kedua, menulis proposal penelitian. Ketiga, melaksanakan penelitian. Keempat, membuat laporan penelitian. Kelima, mengikuti ujian skripsi, tesis, atau disertasi. Tahap awal terdiri dari, memilih topik, menentukan judul, dan membuat kerangka karangan. Topik yang dipilih sebaiknya topik yang menarik dan diketahui oleh penulis. Selain itu, topik yang baik adalah topik yang mempunyai lingkup yang terbatas. Setelah menentukan topik langkah selanjutnya adalah menentukan judul. Penentuan judul dalam karangan ilmiah dapat dilakukan dengan melontarkan pertanyaanpertanyaan apa, mengapa, di mana, kapan, bagaimana. Selain itu, dalam membuat sebuah karangan ilmiah judul haruslah berupa frasa bukan kalimat. Langkah terakhir dalam tahap awal adalah menentukan kerangka karangan. Kerangka ini nantinya akan membantu dalam proses penulisan karangan. Selain itu, kerangka inilah yang akan menjadi acuan dalam membuat karangan sehingga akan menjadi runtut dan teratur dalam memaparkan atau menganalisis masalah. Tahap kedua adalah menulis proposal penelitian yang terdiri dari, latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan peneltian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, hipotesis, model penelitian, metode penelitian, daftar pustaka dan lampiran 1. Latar belakang penelitian berisi landasan konseptual dan kaitannya dengan landasan kontekstual yang melatarbelakangi penelitian yang dilakukan. Latar belakang penelitian (research background) dikatakan sebagai bagian pertama dan sangat penting dalam menyusun karangan ilmiah, baik dalam bentuk paper atau tesis. Latar belakang penelitian menjelaskan secara lengkap topik (subject area) penelitian, masalah penelitian yang kita pilih dan mengapa melakukan penelitian pada topik dan masalah tersebut. 2. Konsep identifikasi masalah (problem identification) adalah proses dan hasil pengenalan masalah atau inventarisasi masalah. Jadi, identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan sangat penting diantara proses lain. Identifikasi masalah penelitian (research problem) akan menentukan kualitas suatu penelitian, bahkan itu juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Identifikasi masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempersoalkan suatu variabel atau hubungan antara satu atau lebih variabel pada suatu fenomena. Sedangkan Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau upaya membatasi ruang lingkup masalah yang terlalu luas atau lebar sehingga penelitian itu lebih bisa fokus untuk dilakukan. Hal ini dilakukan agar pembahasannya tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevansi sehingga penelitian itu bisa lebih fokus untuk dilakukan. 3. Suatu rumusan masalah itu ditandai dengan pertanyaan penelitian, yang umumnya disusun dalam bentuk kalimat tanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana sebenarnya penelitian akan dibawa, dan apa saja sebenarnya yang ingin dikajii oleh peneliti. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rumusan malasah adalah sebagai berikut. a. Rumusan masalah hendaknya singkat dan bermakna. Masalah perlu dirumuskan dengan singkat dan padat tidak berbelit-belit yang dapat membingungkan pembaca. Masalah dirumuskan dengan kalimat yang pendek tapi bermakna. b. Rumusan masalah hendaknya ditungkan dalam bentuk kalimat tanya. Masalah akan lebih tepat disajikan apabila dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, bukan pernyataan. c. Rumusan masalah hendaknya jelas dan kongkrit. Artinya, dengan rumusan masalah yang jelas dan kongkrit itu akan memungkinkan peneliti secara eksplisit terarah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan: apa yang akan diselidiki, siapa yang akan diselidiki, mengapa diselidiki, bagaimana pelaksanaannya, bagaimana melakukannya, dan apa tujuan yang diharapkan. d. Masalah hendaknya dirumuskan secara operasional. Sifat operasional dari rumusan masalah akan memungkinkan peneliti memahami variabelvariabel atau konsep-konsep dan sub-subnya yang ada dalam penelitian dan bagaimana peneliti dapat mengukurnya. e. Rumusan masalah hendaknya mampu member petunjuk tenang memungkinkannya pengumpulan data di lapangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam masalah penelitian tersebut. f. Perumusan masalah haruslah dibatasi ruang-lingkupnya sehingga itu memungkinkan penarikan simpulan yang jelas dan tegas. Kalau itu disertai rumusan masalah yang bersifat umum, hendaknya disertai penjabaranpenjabaran yang spesifik dan operasional. 4. Tujuan penelitan berbentuk kalimat pernyataan. Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperolah setelah penelitian penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai/dituju dalam sebuah penelitian. Tujuan penelitian juga mengungkapkan keinginan peniliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan. Oleh karena itu, tujuan penelitian harus relevan dengan identifikasi masalah dan rumusan masalah yang ditemukan, serta mencerminkan proses penelitian. 5. Manfaat penelitian dapat diklasifikasikan menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis artinya hasil penelitian bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan obyek penelitian. Manfaat praktis bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya untuk memperbaiki kinerja, terutama bagi Lembaga pendidikan, pendidik, terdidik dan seseorang yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut. 6. Tinjauan pustaka dilakukan dengan cara membuat analisis kritis hubungan antara artikel-artikel jurnal dari karya para peneliti sebelumnya, dan hubungannya dengan riset si peneliti itu sendiri. Tinjauan pustaka dapat ditulis secara terpisah atau menjadi satu artikel tersendiri, atau dapat juga digunakan untuk menjadi kerangka teoritis atau rasional pada suatu penelitian. Tinjauan pustaka merupakan bagian dari proposal penelitian dan sering kali menjadi sebuah bab tersendiri dalam tesis atau disertasi. Secara umum, tujuan dari tinjauan pustaka adalah untuk menganalisis secara kritis bagian dari artikel jurnal melalui proses meringkas, mengklasifikasi dan membandingkan dengan penelitian sebelumnya. Salah satu kesulitan dalam menulis tinjauan pustaka adalah bagaimana menyeimbangkan secara tepat dan benar antara penggunaan kutipan karya orang lain dan komentar atau evaluasi dari peneliti. 7. Hipotesa Penelitian atau biasa disebut hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. Jadi para peneliti akan membuat hipotesa dalam penelitiannya, yang bertujuan untuk menjadikannya sebagai acuan dalam menentukan langkah selanjutnya agar dapat membuat kesimpulan-kesimpulan terhadap penelitian yang dilakukannya. Penelitian kuantitatif pasti membutuhkan hipotesa penelitian. Sedangkan penelitian kualitatif belum tentu mempunyai hipotesa penelitian. Kalaupun ada, dalam penelitian kualitatif, hipotesa yang dibuat adalah hipotesa tentative atau disebut juga dengan hipotesa kira-kira. 8. Model penetilian adalah bagan yang dibuat berdasarkan hipotesa yang ditemukan. Pada model penelitian di gambarkan hubungan antara hipotesa pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. 9. Metode penelitian adalah suatu proses atau cara yang dipilih secara spesifik untuk menyelesaikan masalah yang diajukan dalam sebuah riset. Sedangkan pengertian metodologi penelitian adalah suatu ilmu yang menjelaskan bagaimana seharusnya sebuah penelitian dilakukan. Metode penelitian juga dikatakan sebagai serangkaian langkah-langkah yang sistematis atau terstruktur yang dilakukan oleh peneliti untuk menemukan jawaban yang tepat atas pertanyaan pada objek penelitian. Lebih jauh lagi, metode penelitian adalah suatu proses atau cara yang dipilih secara spesifik untuk menyelesaikan masalah yang diajukan dalam sebuah riset. 10. Daftar pustaka adalah kumpulan judul buku beserta nama penulis, tahun terbit, dan nama penerbit yang digunakan dalam menyusun karangan ilmiah. Sedangkan lampiran adalah dokumen tambahan untuk melengkapi karangan ilmiah. Lampiran dapat berupa surat, kuisioner, wawancara, dan gambar. Tahap ketiga adalah melaksanankan penelitian. Hal ini didasari dengan pengumpulan data. Data dapat diperoleh dari beberapa sumber yaitu, media dan lapangan. Data yang diperlukan dapat diperoleh dari media, antara lain buku, artikel atau jurnal ilmiah, koran, majalah, internet, ataupun media yang lain. Selain itu, data juga dapat diperoleh langsung di dalam lapangan. Data yang berasal dari lapangan dapat diperoleh dengan cara pengamatan, wawancara, atau eksperimen. Data yang dikumpulkan haruslah data yang relevan dengan karangan ilmiah yang akan dibuat. Pada tahap ini dilakukan pengolahan dan penganalisisan data dengan menggunakan teknik yang diperlukan. Misalnya, data yang bersifat kuantitatif dapat diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik atau metode statistik. Setelah data diolah dan dianalisis, kemudian dapat dilakukan pengonsepan karangan ilmiah sesuai dengan kerangka yang telah dibuat. Tahap keempat adalah membuat laporan penelitian. Pada tahap ini akan disusun penyajian karangan ilmiah. Dalam penyajian karangan ilmiah haruslah diperhatikan dari segi bahasa dan bentuk penyajian. Kalimat yang digunakan dalam menulis karangan ilmiah harus sesuai dengan standar Bahasa Indonesia yang baku. Sedangkan dalam bentuk penyajian, perlu diperhatikan urutan unsur-unsur karangan ilmiah dan ketentuan yang berlaku. Tahap terakhir adalah mengikuti ujian skripsi, tesis, atau disertasi. 6.2.8 Tips Menulis Karangan Ilmiah Menurut Sugiyono dalam Kristanto (2018:2) ada beberapa cara yang mudah untuk menyusun karangan ilmiah yang baik sebagai berikut. 1. Memahami Bidang Penelitian Memahami bidang penelitian merupakan syarat utama mahasiswa dapat menyusun karangan ilmiah dengan baik. Dengan memahami bidang yang diteliti, maka mahasiswa akan mampu melihat permasalahan dengan berbagai macam sudut pandang sehingga mampu merancang banyak solusi yang diharapkan untuk menyelesaikan masalah tersebut. 2. Memahami Metode Penelitian Metode penelitian merupakan bagian penting dalam penyusunan karangan ilmiah. Berdasarkan pengertiannya, secara umum metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data-data yang akan dianalisis untuk keperluan penulisan karangan ilmiah serta menentukan solusi dari permasalahan yang ditelitii. Dengan memahami metode penelitian, mahasiswa mampu menyusun rancangan penelitian sampai dengan merumuskan tahap-tahap penelitian. Jika mahasiswa telah menyusun rancangan dan tahap-tahap penelitian, maka penulisan karangan ilmiah telah berlangsung sebanyak 50%. 3. Memahami Pedoman Penulisan Dalam rangka memudahkan mahasiswa dalam penyusunan karangan ilmiah, pada umumnya lembaga penyelenggara pendidikan tinggi telah menyusun pedoman penulisan karangan ilmiah. Sebagian besar pedoman karangan ilmiah berisi tentang petunjuk bagaimana penulisan karangan ilmiah dan kesesuaian penyusunan sistematika tersebut. Petunjuk penulisan karangan ilmiah secara umum berisi tentang format dan bahan-bahan pembuatan karangan ilmiah yang telah ditetapkan oleh penyelenggara pendidikan tinggi. 4. Menjalin Hubungan yang Baik dengan Pembimbing Selain mahasiswa harus memahami bidang yang diteliti, memahami metode penelitian, dan memahami pedoman penulisan karangan ilmiah, mahasiswa juga harus mampu menjalin hubungan baik dengan pembimbing karangan ilmiah. Pada prinsipnya, jika hubungan antar personal mahasiswa dan dosen pembimbing baik maka akan mendukung proses penyusunan sampai dengan proses penyelesaian karangan ilmiah. Untuk dapat menjalin hubungan baik dengan dosen pembimbing mahasiswa harus mengetahui karakteristik dari masing- masing dosen pembimbing dan menyesuaikan dirinya dengan karakteristik tersebut.