Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

DRAINASE LAPANGAN OLAHRAGA

2019, DRAINASE LAPANGAN OLAHRAGA

MAKALAH DRAINASE LAPANGAN OLAHRAGA Digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Drainase Dosen Pengampu : Achmad Rafi’Ud Darajat, S.Pd., M.Eng. Disusun oleh kelompok 1 : JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TIDAR 2019 KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan berkah dan rahmatnya-Nya makalah dengan judul “Drainase Lapangan Olahraga” ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas Drainase. Saya harap dengan pembuatan makalah ini, saya, pembaca maupun mahasiswa lain bisa memahami sejarah tentang irigasi di dunia maupun di Indonesia itu sendiri dengan baik. Saya berharap makalah ini bisa diterima dengan baik oleh Dosen Mata Kuliah Rekyasa Irigasi yaitu, Bapak Achmad Rafi’ud Darajat, S.Pd., M.Eng.. Disamping itu juga saya berterimakasih kepada beliau atas ajaran-ajaran yang ia sampaikan kepada saya maupun mahasiswa lainnya. Akhir kata, semoga makalah buatan saya ini bisa menjadi bagian pembelajaran, inspirasi bagi semua kalangan. Magelang, 23 November 2019 Penyusun BAB 1 PENDAHULUAN Sistem drainase untuk lapangan olahraga bertujuan untk mengeringkan lapangan agar tidak terjadi genangan air apabila hujan. Hal ini disebabkan bila terjadi genangan air maka akan mengganggu dan membahayakan pengguna lapangan, oleh karena itu diupayakan agar air dapat cepat meresap ke dalam tanah secara infiltrasi. Untuk jenis lapangan olahraga antara lain : Sepak bola Golf Sepak Bola Amerika (American Footbal) Rugby Cricket Tennis Bowling Greens Atletik Gambar Desain Drainase Stadion olah raga atau stadion utama umumnya digunakan untuk kepentingan olah raga sepak bola dan atletik. Lapangan sepak bola terletak di tengah yang juga digunakan untuk perlombaan atletik, dikelilingi oleh jalur lari (running track). Lapangan sepak bola berupa lapangan rumput, sedangkan jalur lari berupa tanah campuran dengan syarat-syarat tertentu. Guna mencegah air dari luar masuk ke stadion, maka di sekeliling stadion harus dibuat selokan terbuka di luar stadion, sedangkan di dalam stadion pada tepi lapangan dibuat selokan keliling untuk mendrain air hujan ke luar stadion. Dalam perencanaan sistem drainase lapangan olahraga perlu diperhatikan beberapa hal diantaranya: Konstruksi sistem drainase diusahakan agar dapat mengeringkan dengan cepat, namun tidak mengganggu pertumbuhan rumput. Daerah yang ditangani cukup luas dan tidak memungkinkan untuk dibuat suatu lubang masukan (inlet). Daya resap tanah harus baik sehingga infiltrasi dapat berlangsung dengan baik dan tidak terjadi genangan-genangan air. Tanah tidak boleh tererosi, limpasan (run off) dan kemiringan lapangan kecil dengan i ≤ 0,007. Pada sekeliling lapangan sepak bola yang berbatasan dengan jalur lari dibuat collector drain berupa pipa berlubang untuk menampung air yang meresap ke dalam tanah tersebut. Pembebanan air dari luar direduksi dengan membuat saluran di sekeliling lapangan. Sekarang ini lapangan olahraga adalah suatu hal yang sangat penting karena tingkat penggunaan yang begitu tinggi di berbagai kota besar .Perkembangan teknologi lapangan olahraga telah berkembang begitu pesat sehingga teknologi yang lama tidak dapat lagi diaplikasikan secara efektif, dimana tingkat penggunaan lapangan olahraga begitu tinggi. Hingga oleh beberapa kota lapangan olah raga dijadikan ikon kota mereka, seperti Santiago Bernebue di Madrid. Salah satu faktor utama yang menentukan baik atau tidaknya lapangan olahraga yang ada adalah kemampuan sistem drainasenya. Bahkan, jika melihat lebih jauh tentang konstruksi lapangan olahraga, maka sistem drainase yang telah dikembangkan selama bertahun tahun dan terus dicari metode baru yang paling efisien. Karena dalam esensi dasar lapangan olahraga air harus secepat mungkin dialairkan agar tidak tergenang. Karena akan menjadi suatu hal yang aneh dan merugikan banyak pihak apabila pertandingan sepakbola digelar di lapangan yang becek bahkan seperti kolam ikan. Drainase, bahkan dalam kasus terakhir ini, merupakan komponen integral dari sistem konstruksi. Dalam kasus lapangan olahraga, air pada dasarnya memiliki tiga cara untuk dipindahkan. Yang pertama adalah bergerak vertikal melalui permukaan tanah. Yang kedua adalah dapat bergerak secara laetral menggunakan infrastruktur drainase, atau dapat berpindah melalui permukaan sebagai limpasan air. Cara lain yang mungkin adalah menggunakan pengupan tapi cara ini bukanlah cara yang paling efektif. BAB II LANDASAN TEORI Dasar Teori Dalam perencanan drainase terutama di lapangan olahraga, hal yang sangat perlu diperhatikan adalah kemampuan infiltrasi tanah. Infiltrasi tanah yang umumnya dijumpai di alam berkisar pada kecepatan 430 mm/hari – 860 mm/hari, sedangkan persentasi pori di sekitar berkisar antara 10% – 50 % dengan daya resap 43 mm/hari – 430 mm/hari. Namun hasil penelitian di laboratorium umumnya berbeda dengan keadaan di lapangan karena tanah yang tidak homogen, terdapat retak bekas akar dan sebagainya. Selain itu daya resap air juga dipengaruhi oleh adanya lapisan kedap air, muka air tanah yang terletak dekat dengan muka tanah, dan keadaan tanah, diantaranya kadar pori tanah, besar butiran dan jenis tanah. Infiltrasi tanah dapat dirumuskan dengan melalui rumus pendekatan sebagai berikut : Kemampuan sistem drainase untuk mendrain : Dimana : I = volume air tanah bagian diarsir V = kecepatan infiltrasi 1/m merupakan faktor terkoreksi karena air yang masuk hanya dari bagian yang diarsir = 4/5 Prinsip dan Cara Peresapan Prinsip dan cara peresapan pada lapangan olahraga menggunakan sistem drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage). Air hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan run off dan sebagian akan meresap ke tanah. Untuk mempercepat pengeringan air di atas permukaan/ menurunkan muka air tanah maka pada kedalaman tertentu dipasang pipa drain yang di sebelah atasnya berlubang-lubang. Menurut Prodjopangarso (1987), faktor-faktor yang diperhatikan dalam perencanaan drainase bawah permukaan adalah : Perencanaan struktur dan permeabilitas tanah Perencanaan Geotekstil Laju infiltrasi Jarak pipa (drain spacing) Diameter pipa Debit maksimum yang dilayani tiap pipa Gambar Perencanaan Struktur Tanah Drainase Bawah Permukaan Kecepatan Rembesan Tanah Yang dimaksud dengan kecepatan rembesan tanah adalah kemampuan tanah dalam meresap air. Untuk menghitung nilai kecepatan rembesan menggunakan persamaan Darcy (Braja, 1998 : 81) : v = k . i dengan : v = kecepatan rembesan (cm/dt) k = koefisien rembesan (cm/dt) I = gradient hidraulik Nilai gradien hidraulik dapat dicari dengan persamaan (Braja, 1998 : 80) : i = ∆H / L Untuk nilai k pada tanah yang berlapis-lapis dan arah alirannya vertikal digunakan kv(eq) dengan persamaan (Braja, 1998 : 92) : Kv(eq) = Dengan : k = koefisien permeabilitas (cm/dt) h = ketebalan lapisan tanah (cm) Geotekstil Geotekstil adalah material lembaran yang dibuat bahan tekstil polymeric bersifat lolos air, yang dapat berbentuk bahan nir-anyam (non woven) atau anyaman (woven). Geotekstil berfungsi sebagai filter dan separator, yaitu menahan butiran tanah sekaligus mengalirkan air ke dalam sistem drainase. Diameter Pipa Besarnya diameter pipa dihitung dengan menggunakan rumus Manning sebagai berikut : Q = A x V V= R2/3 . S1/2 Dimana : Q = kapasitas saluran (m3/dt) A = luas penampang (m3) V = kecepatan aliran rata-rata (m/dt) n = koefisien kekasaran Manning R = jari-jari hidrolis (m) s = kemiringan dasar saluran Harga koefisien Manning (n) ditetapkan berdasarkan pada bahan yang membentuk tubuh saluran. Dalam hal ini saluran berupa pipa PVC dengan harga n berkisar antara 0,009 – 0,012. Jarak Pipa Drain (Drain Spacing) Untuk menghitung tinggi air resapan yang direncanakan dan jarak saluran pada kedalaman tertentu, dipakai rumus Hooghoudt sebagai berikut (Prodjooangarso, 1987) : R = q = Dimana : L = jarak saluran (m) Ka = konduktivitas hidrolis untuk lapisan di atas saluran (m/dt) Kb = konduktivitas hidrolis untuk lapisan di bawah saluran (m/dt) h = tinggi muka air resapan di atas saluran & antara kedua saluran (m) D = jarak dari lapisan kedap ke muka air pada saluran drainase (m) d = Equivalent depth yaitu fungsi dari L, ro dan D yang dicari dari tabel hooghoudt sebagai pengganti ketebalan D (m) BAB III PEMBAHASAN Sketsa saluran dan arah aliran air Gambar di atas adalah contoh rencana aliran air yang akan dikeringkan pada lapangan sepakbola. Air hujan sebagian besar meresap masuk ke saluran drainase bawah permukaan dan sebagian ke saluran drainase permukaan Kemiringan i = 0,007. Sketsa lapisan lapangan bola Lapisan penutup Kerikil Ø 10 – 20 mm Kerikil Ø 2 – 10 mm Rumput Pasir urug Pasir murni Keterangan penampang melintang dari lapangan olahraga : Lapisan penutup terdiri dari campuran antara pasir urug san pupuk kandang (2 – 4) : 1. Pasir urug = 50% pasir (sand) + 25% lumpur (silt) + 25 % lempung (clay) Sketsa lapisan lintasan atletik Sistel (bubuk batu bata) Campuran khusus Ijuk Batu Koral Gradasi campuran khusus : 20 – 26 % Diameter 0,02 Diameter 0,05 = 20 % Diameter 4 mm = 75 % Diameter 5 mm = 100% 15 – 20 % 4 – 6 % 47 – 52 % Campuran khusus terdiri dari : Pecahan genting halus diameter kurang dari 5 mm. Pasir urug Kapur Manfaat pecahan genting : Agar daya resap baik Tanah menjadi kasat Manfaat kapur : Menstabilkan campuran Untuk mengikat lempung agar tidak lunak bila terlalu banyak air Pipa pengumpul (Collector drain) Di perbatasan lapangan sepakbola dan lintasan atletik ditempatkan pipa kolektor untuk mengumpulkan air yang berasal baik dari lintasan atletik ataupun lapangan sepakbola. Contoh soal Suatu lapangan olah raga mempunyai luas 6 Ha dengan dimensi 200 x 300 m2. Mempunyai persentasi pori p = 3, kecepatan V = 650 mm/hari. Untuk mengeringkan lapangan tersebut digunakan 20 pipa dengan kedalaman H = 1,95 m dan kemiringan i = 0,004. Hitunglah : Kemampuan tanah untuk mendrain ! Kemampuan sistem untuk mendrain ! Diameter pipa yang digunakan ! Penyelesaian : q = 30 %.650 mm/hari = 195 mm/hari = 195/8,64 lt/det/ha = 22,6 lt/det/ha Q(6 Ha) = 6.22,6 = 135,6 liter/detik Kemampuan untuk mendrain adalah 22,6 lt/det/ha. Sinα = 1,95/(1,952 + 52)0,5 = 0,36 S = 5,37 m t = 5,37/(0,65.0,36) = 22,8 hari I 1,95 = 4/5(1,95/0,65)195 = 468 mm Kemampuan sistem untuk mendrain q = 468/22,8 = 20,5 mm/hari = 20,5/8,64 = 2,37 (I/det/ha) Q(6 Ha) = 6.2,37 = 14,24 I/det Jumlah pipa = 20 buah Kapasitas pengeringan tiap pipa adalah 14,24/20 = 0,71 lt/det, i = 0,004, n = 0,1 Diameter pipa Q = V.A = 1/n x (0,004)0,5 x (0,25D)(2/3) 0,71 = (1/0,1) x (0,004)0,5 x (0,25D)2/3 D = 12 inch Contoh pengaplikasian di lapangan Contoh Aplikasi 1 – Perencanaan Pembuatan Lapangan Sepak Bola Pekerjaan proyek lapangan sepak bola adalah jenis pekerjaan yang perlu memperhatikan kalkulasi teknik yang matang, hal ini beralasan karena dalam pembuatan lapangan sepak bola diperlukan data data yang jelas dari lokasi pembuatan lapangan sepak bola tersebut, adapun data tersebut diantaranya: Sumber air yang harus diketahui kandungannya. Tanah atau beton sebagai area utama pembuatan lapangan sepak bola Curah hujan di daerah yang akan dibangun lapangan sepak bola tersebut. Ketersediaan material pembuatan lapangan sepak bola juga perlu dianalisa. Setelah adanya analisa awal, untuk memulai pekerjaan proyek lapangan sepak bola adalah proses pembuatan lapangan sepak bola itu sendiri dengan cara sebagai berikut : Persiapan lahan untuk lapangan sepak bola Berbeda dengan pembuatan lapanga sepak bola kampung yang tidak rumit, hanya diperlukan tanah yang datar dalam ukuran luas, tetapi dalam pembuatan lapangan sepak bola standar lahan harus dipersiapkan agar air siraman dan air hujan dapat diserap dengan baik dan tidak ada genangan, persiapan lahan menjadi faktor penentu yang penting dalam hal ini, dan dengan persiapan lahan yang baik maka akan menjadikan lapangan sepak bola dapat berfungsi dengan baik. Pembuatan drainase lapangan bola Pembuatan drainase lapangan sepak bola adalah hal utam yang menentukan apakah lapangan sepak bola tersebut dapat mengalirkan air dengan baik atau sebaliknya, drainase memerlukan teknik dan perhitungan yang matang. Media rumput lapangan sepak bola yang rata Lapangan sepak bola yang rata dan tidak menggenang juga ditentukan oleh adanya media tanam yang benar, media tanam yang benar adalah dengan menggunakan pasir khusus, dengan menggunakan pasir khusus lapangan sepak bola dapat dibuat serata mungkin bahkan tanpa bergelombang sama sekali, Pemasangan rumput lapangan sepak bola Pemasangan rumput lapangan sepak bola memiliki aneka cara dengan spesifikasi pelaksanaan pekerjaan yang berbeda juga, ada yang dengan lempengan, sebar bibit, atau bisa juga dengan geblokan. Pengairan Pengairan lapangan sepak bola yang bertujuan untuk penyiraman menggunakan sistim irigasi, diperlukan cadangan air yang memadai dengn memperhitungkan secara benar, perhitungan berdasarkan kepada luasan dan ketebalan penyiraman serta kemapuan instalasi pengairan seperti ground tank, pompa, pipa instalasi, springkle, valve. Pengairan tersebut tidak akan berfungsi dengan baik apabila tidak diperhitungkan secara benar, dan hanya akan menjadi permasalahan apabila lapangan sudah jadi, karena pengairan adalah faktor utama penentu keberhasilan perawatan lapangan sepak bola. Pekerjaan proyek lapangan sepak bolasebaiknya dirjakan oleh tenaga yang ahli dibidang tersebut, hal ini apabila bertujuan untuk membuat lapangan sepak bola yang standar sehingga dapat mengarah kepada penciptaan bibit bibit pemain sepak bola yang berkualitas. Contoh Aplikasi 2 – Cara Praktis Pembuatan Lapangan Rumput Tahap I Mengetahui ukuran luas lapangan yang akan dibuat. Lakukan pengukuran dengan selang waterpass untuk mengetahui tingkat kerataan tanah yang akan dijadikan lapangan. Tentukan sisi sebelah mana yang akan dijadikan pembuangan air dari drainase lapangan. Tahap II Merencanakan model saluran drainase lapangan, disarankan untuk menggunakan model sirip ikan. Merencakan jarak antara pipa induk satu dengan yang lainnya disesuaikan dengan luas lapangan. Disarankan jarak antar pipa induk adalah 10 m. Tahap III Menyiapkan pipa paralon kemudian membuat lubang-lubang di setengah bagian permukaan paralon. Menggali tanah sebagai drainase yang nantinya akan diletakkan pipa yang telah dilubangi. Dalam penggalian parit harus diperkirakan kedalamannya agar air dapat mengalir dengan lancar. penyambungan pipa sirip dengan pipa induk dilakukan di lapangan dengan menggunakan pisau gerinda listrik. Diatas paralon yang telah diletakkan di parit, ditimbun ijuk sampai rata dengan tanah. Tahap IV Menyiapkan penimbunan di atas permukaan tanah setebal 15 cm dengan rincian : 10 cm diisi dengan sisa ayakan (brangkal) ; 5 cm diisi dengan dengan hasil ayakan pasir. Ayakan dibuat dari kawat ram berukuran 1 cm. Disarankan menggunakan pasir dari pasir limbah batubara sebagai timbunan agar air tidak menggenang. Tahap V Menanam rumput Disarankan menggunakan rumput Golf, karena rumput jenis ini mudah cara penanamannya dan cocok tumbuh di atas pasir. Cara penanaman rumputnya cukup ditabur/dihampar merata diatas pasir / pasir batubara, kemudian diatasnya ditaburi pasir ayakan halus yang diayak menggunakan kawat ram 0,5 cm. Beri pupuk dan siram rumput secara teratur, pagi, siang dan sore. Rumput akan mulai terlihat hijau dalam beberapa hari. BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Kejadian alam tidak bisa kita perkirakan bahkan setiap terjadi hujan yang sangat lebat tentu akan membuat masalah dalam lapangan olahraga, terutama masalah banjir yang sangat menganggu aktivitas, dan kita sebagai manusia tentunya wajib merekayasa dan memilih solusi dalam menangani banjir yang ada di Kawasan lapangan olahraga, salah satunya merancang system drainase yang paling efektif dan efisien dengan pertimbangan letak geografis lapangan olahraga tersebut, Salah satu faktor utama yang menentukan baik atau tidaknya lapangan olahraga yang ada adalah kemampuan sistem drainasenya. Bahkan, jika melihat lebih jauh tentang konstruksi lapangan olahraga, maka sistem drainase yang telah dikembangkan selama bertahun tahun dan terus dicari metode baru yang paling efisien. Karena dalam esensi dasar lapangan olahraga air harus secepat mungkin dialairkan agar tidak tergenang. Karena akan menjadi suatu hal yang berbahaya bagi atlet yang menggunakan lapangan tersebut dan merugikan banyak pihak apabila pertandingan sepakbola digelar di lapangan yang becek bahkan seperti kolam ikan. Jadi setiap system drainase harus mendapatkan perhatian secara khusus dan apabila terjadi genangan di dalam lapangan olahraga tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa drainase tersebut mengalami permasalahn dan wajib di perbaiki. DAFTAR PUSTAKA https://dokumen.tips/documents/drainase-lapangan-olahraga.html