Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

CREATIVE ACCOUNTING

Pendahuluan Akuntansi merupakan salah satu cabang ilmu yang tidak terlepas dari dunia bisnis. Dengan adanya ilmu akuntansi maka pembukuan yang berhubungan dengan keuangan menjadi lebih mudah dan lebih akurat. Seiring berjalannya waktu kenyataannya banyak pembukuan keuangan yang tidak sesuai dengan keuangan yang ada. Hal ini terjadi karena kekeliruan dari pembuatan laporan keuangan atau adanya kecurangan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Dalam melakukan penyusunan laporan keuangan, seorang akuntan harus mengikuti aturan yang ada dalam pembuatan laporan keuangan, yaitu sesuai dengan aturan PSAK. Akan tetapi, dalam kenyataanya banyak pihak yang secara kreatif melakukan manipulasi data keuangan. Hal ini disebut dengan akuntansi kreatif (Creative Accounting). Akuntansi kreatif bukan hal yang baru dalam dunia akuntansi, karena banyak perusahaan yang melakukan hal tersebut.. Perilaku yang tidak semestinya para manajer terjadi akibat adanya asimetri informasi dalam penyajian laporan keuangan tidak terlepas dari pertimbangan konsekuensi ekonomi. Karena dalam kerangka keterbukaan yang menyeluruh sebenarnya creative accounting atau apapun namanya, tidak akan berpengaruh kepada semua pihak akan mempunyai informasi yang sama dan tidak ada asimetri informasi lagi. Sekali lagi pentingnya mendorong keterbukaan akan membawa dampak kepada ketersediaannya informasi sehingga akan mengeliminasi dan mengurangi dampak creative accounting. Dalam makalah ini akan menjelaskan definisi creative accounting dari berbagai sumber, etisitas akuntansi kreatif, motivasi, macam-macam pola yang dilakukan dalam creative accounting dan cara mendeteksi dan mencegah kecurangan akuntansi dalam praktik creative accounting, serta beberapa penelitian yang terkait dengan proses creative accounting. BAB II

BAB I Pendahuluan Akuntansi merupakan salah satu cabang ilmu yang tidak terlepas dari dunia bisnis. Dengan adanya ilmu akuntansi maka pembukuan yang berhubungan dengan keuangan menjadi lebih mudah dan lebih akurat. Seiring berjalannya waktu kenyataannya banyak pembukuan keuangan yang tidak sesuai dengan keuangan yang ada. Hal ini terjadi karena kekeliruan dari pembuatan laporan keuangan atau adanya kecurangan yang dilakukan oleh pihak - pihak tertentu. Dalam melakukan penyusunan laporan keuangan, seorang akuntan harus mengikuti aturan yang ada dalam pembuatan laporan keuangan, yaitu sesuai dengan aturan PSAK. Akan tetapi, dalam kenyataanya banyak pihak yang secara kreatif melakukan manipulasi data keuangan. Hal ini disebut dengan akuntansi kreatif (Creative Accounting). Akuntansi kreatif bukan hal yang baru dalam dunia akuntansi, karena banyak perusahaan yang melakukan hal tersebut.. Perilaku yang tidak semestinya para manajer terjadi akibat adanya asimetri informasi dalam penyajian laporan keuangan tidak terlepas dari pertimbangan konsekuensi ekonomi. Karena dalam kerangka keterbukaan yang menyeluruh sebenarnya creative accounting atau apapun namanya, tidak akan berpengaruh kepada semua pihak akan mempunyai informasi yang sama dan tidak ada asimetri informasi lagi. Sekali lagi pentingnya mendorong keterbukaan akan membawa dampak kepada ketersediaannya informasi sehingga akan mengeliminasi dan mengurangi dampak creative accounting. Dalam makalah ini akan menjelaskan definisi creative accounting dari berbagai sumber, etisitas akuntansi kreatif, motivasi, macam - macam pola yang dilakukan dalam creative accounting dan cara mendeteksi dan mencegah kecurangan akuntansi dalam praktik creative accounting, serta beberapa penelitian yang terkait dengan proses creative accounting. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Definisi Creative Accounting Sulistiawan (2010) creative accounting adalah alat sebagai bagian perilaku manusia untuk mencapai tujuannya. Sedangkan Amat, Oriol dan Gowthorpe (2004) dalam Sulistiawan (2010),creative accounting merupakan transformasi informasi keuangan dengan menggunakan pilihan metode, estimasi, dan praktik akuntansi yang diperbolehkan oleh standar akuntansi. Stolowy dan Breton (2000) menyebut creative accounting merupakan bagian dari accountingmanipulation yang terdiri dari eraning management, income smoothing, creative accounting itu sendiri. Dalam pemahanan mengenai creative accounting ini bukan berarti akuntan yang memanfaatkan pemahaman akuntansi tersebut, tetapi pihak - pihak yang mempunyai kepentingan dan kekuatan untuk menggunakan creative accounting tersebut seperti, manajer, akuntansi pemerintah, asosiasi industri dan sebagainya. 2.2. Penyebab dan Pola Creative Accounting Stolowy dan Breton (2000) menyebut creative accounting merupakan bagian dari ‘accounting manipulation’ yang terdiri dari ‘earning management’ , ‘income smoothing’ dan creative accounting itu sendiri. Dalam pemahaman mengenai creative accounting ini bukan berarti akuntan yang memanfaatkan pemahaman akuntansi tersebut, tetapi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dan kekuatan untuk menggunakan creative accounting tersebut, seperti manajer, akuntan, pemerintah, asosiasi industri dan sebagainya. Hal yang menyebabkan terjadinya creative accounting adalah karena adanya kebijakan dari perusahaan yang menyebabkan banyak pihak manjemen yang melakukan manipulasi data untuk mendapatkan keuntungan yang lebih khususnya manajer perusahaan. Watt dan Zimmerman (1986), menjelaskan bahwa manajer dalam bereaksi terhadap pelaporan keuangan digolongkan menjadi 3 buah hipotesis : Bonus Plan Hyphotesis Perilaku dari seorang manajer sering kali dipenga``ruhi dengan pola bonus atas laba yang dihasilkan. Tindakan yang memacu para manajer untuk mealkaukan creative accounting, seringkali dipengaruhi oleh pembagian besaran bonus yang tergantung dengan laba yang akan dihasilkan. Pemilik perusahaan umumnya menetapkan batas bawah, sebagai batas terendah untuk mendapatkan bonus. Dengan teknik seperti ini, para manajer akan berusaha menaikkan laba menuju batas minimal ini. Jika sang pemilik juga menetapkan bats atas atas laba yang dihasilkan, maka manajer akan erusaha mengurangi laba sampai batas atas dan mentransfer data tersebut pada periode yang akan dating. Perilaku ini dilakukan karena jika laba melewati batas atas tersebut, manajer tidak akan mendapatkan bonus lagi. Debt Convenant Hyphotesis Merupakan sebuah praktek akuntansi mengenai bagaimana manajer menyikasi perjanjian hutang. Sikap yang diambil oleh manjer atas adanya pelanggaran atas perjanjian hutang yang jatuh tempo, akan berupaya menghindarinya degan memilih kebijakan-kebijakan akuntansi yang menguntungkan dirinya. Political Cost Hyphotesis Sebuah tindakan yang bertujuan untuk menampilkan laba perusahan lebih rendah lewat proses akuntansi. Tindakkan ini dipengaruhi oleh jika laba meningkat, maka para karyawan akan melihat kenaikan aba tersebut sebagai acuan untuk meningkatkan kesejahteraan melalui kenaikan gaji. Pemerintah pun melihat pola kenaikan ini sebagai objek pajak yang akan ditagih. 2.3. Etisitas Creative Accounting Etisitas atau etika pada creative accounting merupakan hal yang sangatlah penting. Hal ini penting karena dapat memicu timbulnya tindakan yang tercela atau yang sering dikenal dengan moarl hazard. Menurut Velasquez (2002) dalam Sulistiawan (2010.20), salah satu karakteristik utama dalam standar moral untuk menentukan etis atau tidaknya suatu perbuatan adalah perbuatan tersebut tidak merugikan orang lain. Praktik creative accounting menurut Sulistiawan (2010.21) dapat dikatakan etis jika dikomunikaskan kepada pembaca dan pengguna laporan keuangan. Sedangkan dikatarkan tidak etis apabila tidak ada pengungkapan yang memadai tentang perubahan modete akuntansi dan dampaknya terhadap laporan keuangan. Masalah utama dalam creative acconting ada pada kecenderungan perilaku manusia untuk memenuhi kebutuhan atau kepentingan sendiri. Alasanya karena manusi cenderung memanfaatkan pengetahun atau informasi yang dimiliki guna mendapat tujuaanya masing - masing. Dalam pandangan orang awam creative accounting dianggap tidak etis, bahkan merupakan bentuk dari manipulasi informasi sehinggan menyesatkan perhatianya. Tetapi dalam pandangan teori akuntansi positif, sepanjang creative accounting tidak bertentangan dengan prinsip - prinsip akuntansi yang berlaku umum, tidak ada masalah yang harus dipersoalkan. Asalkan tidak ada asimetri informasi anatara pelaku creative accounting dan pengguna informasi keuangan. Akuntansi kreatif oleh beberapa kalangan dianggap hal yang tidak etis karena memanipulasi data. Tetapi kreatif akuntansi dalam pandangan teori akuntansi positif, sepanjang keratif akuntnasi tidak bertentangan dengan prinsip - prinsip akuntansi yang berlaku umum tidak ada masalah yag harus dipersoalkan.Banyak faktor yang menyebabkan perusahaan menggunakan kreatif akuntansi untuk mempertahankan eksitensi perusahaan ditengah persaingan yang sangat ketat sekarang ini. Oleh karena itu diperlukan cara-cara yang kreatif dalam penghitungan keuangan dalam dunia bisnis, walaupun itu sering dianggap hal yang kurang etis. Creative Accounting atau akuntansi kreatif pada dasarnya berarti permainan angka-angka dalam laporan keuangan. Creative Accounting dapat bersifat positif maupun negatif, namun kecendrungannya saat ini banyak orang mengganggap Creative Accounting sebagai tindakan ilegal karena memang ditujukan untuk perbuatan melawan hukum. 2.4. Motivasi Melakukan Creative Accounting Adapun hal-hal yang dapat memotivasi individu atau badan usaha untuk melakukan manajemen laba menurut Healy (1985) serta Watts dan Zimmerman (1986) dalam Sulistiawan (2010, 31-36) yaitu: Motivasi Bonus Motivasi ini biasanya dilakukan oleh pihak manajemen. Dalam hal ini pemegang saham akan memberikan bonus sebagai hasil kinerja yang dikerjakan oleh manajemen dalam mencapai target laba perusahaan. Motivasi Utang Motivasi ini berusaha untuk mendapatkan pinjaman kepada kreditor sehingga kinerjanya haruslah baik sehingga kreditor akan memberikan pinjaman kepada perusahaan tersebut. Oleh karena itu, manajemen cenderung menaikkan penghasilan lebih besar dari penghasilan sebenarnya. Motivasi pajak Motivasi pajak ini dilakukan untuk mengurangi biaya pajak. Hal ini terjadi dengan mempercepat pengakuan biaya dan menunda penghasilan sehingga biaya pajak yang dikeluarkan oleh perusahaan menjadi rendah. Motivasi Penjualan Saham Motivasi ini biasanya dilakukan perusahaan yang akan go public ataupun sudah go public. Perusahaan yang akan go public melakukan penawaran saham perdananya ke publik untuk memperoleh tambahan modal usaha dari calon investor. Motivasi Pergantian Direksi Motivasi ini dilakukan pada periode pergantian direksi. Hal ini untuk memperoleh bonus yang maksimal pada akhir masa jabatannya. Motivasi Politis Motivasi ini terjadi pada perusahaan besar yang berkembang di masyarakat seperti perusahaan air, listrik, dan sebagainya. Motivasi ini dilakukan oleh manajemen dengan menyajikan laba yang lebih rendah dari nilai sebenarnya terutama selama periode kemakmuran tinggi. 2.5. Macam - Macam Pola Creative Accounting Berbagai macam pola yang dilakukan dalam rangka ‘creative accounting’ menurut Scott [1997] sebagai berikut: Taking Bath, atau disebut juga big bath Pola ini dapat terjadi selama ada tekanan organisasional pada saat pergantian manajemen baru yaitu dengan mengakui adanya kegagalan atau defisit dikarenakan manajemen lama dan manajemen baru ingin menghindari kegagalan tersebut. Teknik ini juga dapat mengakui adanya biaya-biaya pada periode mendatang dan kerugian periode berjalan ketika keadaan buruk yang tidak menguntungkan yang tidak bisa dihindari pada periode berjalan. Konsekuensinya, manajemen melakukan ‘pembersihan diri’ dengan membebankan perkiraan-perkiraan biaya mendatang dan melakukan ‘clear the decks’. Akibatnya laba periode berikutnya akan lebih tinggi dari seharusnya. Income minimization Cara ini mirip dengan ‘taking bath’ tetapi kurang ekstrem. Pola ini dilakukan pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan maksud agar tidak mendapatkan perhatian oleh pihak-pihak yang berkepentingan (aspek political-cost). Kebijakan yang diambil dapat berupa write-off atas barang modal dan aktiva tak berwujud, pembebanan biaya iklan, biaya riset dan pengembangan, metode successfull-efforts untuk perusahaan minyak bumi dan sebagainya. Penghapusan tersebut dilakukan bila dengan teknik yang lain masih menunjukkan hasil operasi yang kelihatan masih menarik minat pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan dari penghapusan ini adalah untuk mencapai suatu tingkat return on assets yang dikehendaki. Income maximization Maksimalisasi laba dimaksudkan untuk memperoleh bonus yang lebih besar, dimana laba yang dilaporkan tetap dibawah batas atas yang ditetapkan. Income smoothing Perataan laba merupakan cara yang paling populer dan sering dilakukan. Perusahaan-perusahaan melakukannya untuk mengurangi volatilitas laba bersih. Perusahaan mungkin juga meratakan laba bersihnya untuk pelaporan eksternal dengan maksud sebagai penyampaian informasi internal perusahaan kepada pasar dalam meramalkan pertumbuhan laba jangka panjang perusahaan. Timing revenue and expense recognition Teknik ini dapat dilakukan dengan membuat kebijakan tertentu berkenaan dengan saat atau timing suatu transaksi seperti adanya pengakuan yang prematus atas penjualan. 2.6. Cara Mendeteksi dan mencegah Kecurangan Akuntansi dalam Praktik Creative Accounting Creative Accounting memiliki dampak yang kurang baik untuk perusahaan baik itu pemiliki perusahaan tersebut maupun investor yang ingin menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut. Hasil penelitian Wilopo (2006) membuktikan serta mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi dapat diturunkan dengan meningkatkan kefektifan pengendalian internal, ketaatan aturan akuntansi, moralitas manajemen, serta menghilangkan asimetri informasi. Hasil penelitian Wilopo tersebut juga  menunjukkan bahwa  dalam upaya menghilangkan perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi memerlukan usaha yang menyeluruh, tidak secara partial. Menurut Wilopo, upaya menghilangkan perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi, antara lain: Mengefektifkan pengendalian internal, termasuk penegakan hukum Perbaikan sistem pengawasan dan pengendalian Pelaksanaan Good Governance Memperbaiki moral dari pengelola perusahaan, yang diwujudkan dengan mengembangkam sikap komitmen terhadap perusahaan, negara dan masyarakat. 2.7. Penelitian yang Relevan Kencana Dewi, Mukhtarudin, Iqbal Agung P (Income Smoothing and Market Performace: Empirical study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ccreative accounting dimana dalam penelitian ini proksi yang digunakan yaitu income smoothing secara signifikan mempengaruhi market price dalam aspek respon pasar. Nur Roidah Afifah (Pengaruh Etika Auditor terhadap Kemampuan Mendeteksi Praktik Akuntansi Kreatif di Kota Makassar), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa etika auditor berpengaruh signifikan positif terhadap kemampuan mendeteksi praktik akuntansi kreatif di Kota Makassar. Xavier Gabriels dan Patricia Van De Wiele (Creative Accounting : Ethical Perceptions among Accounting and Non-Accounting Students), hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa akuntansi cenderung menemukan akuntansi kreatif kurang dapat diterima daripada siswa non-akuntansi. Mereka juga tampaknya memiliki kesadaran etika yang lebih kuat, yang mungkin merupakan hasil dari kursus etika akuntansi. Fizza Tassadaq dan Qaisar Ali Malik (Creative Accounting and Financial Reporting : Model Develpomnet and Empirical Testing), studi ini menyimpulkan bahwa perusahaan terlibat dalam penipuan atau skandal karena beberapa faktor seperti perilaku tidak etis, masalah keagenan dan sikap non profesional. Akuntansi kreatif bukanlah ilegal atau legal, hanya penggunaan maksimum yang mendorong perusahaan dalam skandal. Kreatif akuntansi memainkan peran penting dalam pelaporan keuangan tetapi telah berkorelasi negatif yang berarti lebih banyak manajer yang terlibat didalamnya dapat berkurang nilai informasi keuangan. Etika memainkan peran penting dan positif dalam laporan keuangan. Nilai - nilai yang lebih etis berarti perilaku manipulatif yang lebih rendah. Jadi perilaku manipulatif hanya mengahancurkan citra perusahaan saja. Kesimpulan Creative accounting merupakan hal yang sering dilakukan oleh pihak internal diperusahaan bukan hanya untuk memanipulasi data yang ada akan tetapi juga untuk menyelamatkan perusahaannya. Akan tetapi, ada faktor yang menyebabkan memanipulasi data dilakukan oleh perusahaaan untuk mendapatkan respon yang positif dari beberapa pihak dan keuntungan baik itu untuk pihak internal perusahaan maupun untuk umum. Dalam melakukan kecurangan memanipulasi data ada banyak cara untuk mendeteksinya dan mencegahnya. Hal itu, dapat dilakukan dengan mengevaluasi ulang data yang ada dan memeriksa kembali sehingga kecurangan yang ada dapat terdeteksi dan dicegah. Sehingga cara creative accounting tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu hanya untuk keuntungan pribadinya bukan untuk kelangsungan perusahaan dan pemegang saham perusahaan. Creative accounting memiliki dampak yang kurang baik untuk perusahaan baik itu pemilik perusahaan tersebut maupun investor yang ingin menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut. Upaya menghilangkan perilaku tidak etis manajemen dan kecenderungan kecurangan akuntansi yaitu mengefektifkan pengendalian internal termasuk penegakan hukum, perbaikan sistem pengawasan dan pengendalian, pelaksanaan good governance, memperbaiki moral dari pengelola perusahaan, yang diwujudkan dengan mengembangkan sikap komitmen terhadap perusahaan, negara dan masyarakat. RESUME JURNAL : Judul : Income Smoothing and Market Performance: Empirical study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange. Penulis :Kencana Dewi, Mukhtarudin, Iqbal Agung Prayudha Resume : Informasi mengenai pendapatan adalah komponen dari laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu memperkirakan kemampuan laba yang representative dalam jangka panjang. Informasi pendapatan juga merupakan factor yang dianggap penting dalam menilai akuntabilitas manajemen. Karena factor pendapatan tersebut dianggap penting hal ini mendorong para manajer untuk memanipulasi pembentukan atau mendandani pendapatan mereka agar terlihat baik secara finansial. Dalam penelitian ini manipulasi dilakukan dengan melakukan IS (income smoothing) yang bertujuan untuk mengurangi variasi abnormal dalam informasi pendapatan dalam limit yang diperbolehkan dalam praktik dan prinsip akuntansi (Solihin, 2004). Terdapat berbagai teori (grand theory) yang mendasari penelitian ini yaitu, teori agensi, teori sinyal, dan teori stekholder. Penelitian ini menciptakan 3 hipotesis yang disajikan. Untuk menjawab ke tiga hipotesis tersebut penelitian ini menggunakan metode OLS, dengan satu varibael independent sehingga menggunakan analisis regresi linier sederhana, penelitian ini menggunakan 65 perusahaan manufaktur pada tahun 2011 - 2013 yang dijadikan sample dengan kriteria – kriteria tertentu. Dengan menggunakan 3 model penelitian. Dimana pada model pertama terdapat variable control yaitu: unexpected earning dan market to book value. Pada model kedua terdapat variable control yaitu : leverage, dan pada model ke tiga terdapat varibel control yaitu size and age company. Hasil peneletian menunjukkan bahwa IS (income smoothing) hanya secara signifikan mempengaruhi MP (market price) dalam aspek respon pasar, sedangkan aspek lainnya MR dan MV menghasilkan hasil yang tidak signifikan terhadap IS. DAFTAR PUSTAKA Adhikara, MF.Arrozi. 2011. “Creative Accounting: Apakah Suatu Tindakan Ilegal?” Jurnal Akuntansi Akrual 2 (2):109–35. Arif Fajar Kurniawan, Muchamad Syafruddin.2017. Pengaruh Penghindaran Pajak Terhadap Nilai Perusahaan dengan Variabel Moderasi Transparansi. DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017, Halaman 1-10 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting ISSN (Online): 2337-3806 Anita Tarihoran.2016. Pengaruh Penghindaran Pajak dan Leverage Terhadap Nilai perusahaan dengan Transparansi Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Volume 6, Nomor 02, Oktober 2016 Arif, Moh Lutfi Saiful, Robiatul Aulia, and Nurul Herawati. 2014. “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Praktik Creative Accounting.” Jurnal Akuntansi Multiparadigma 5 (1):96–112. Happy Apsari Kusumayani, Ketut Alit Suardana.2017. Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional Sebagai Pemoderasi Pengaruh Perencanaan Pajak Pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.18.1. Januari (2017): 646-673 Hepworth, S.R. 1953. Smoothing Periodic Income. The Accounting Review. I Gede Angga Partha1 Naniek Noviari.2016. Pengaruh Penghindaran Pajak Jangka Panjang pada Nilai Perusahaan dengna Transparansi Informasi sebagai Variabel Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.14.3 (2016) Hal: 2336-2362 Marilena, Zuca, and Ioanăş Corina. 2012. “Embellishment of Financial Statements Through Creative Accounting Policies and Options.” Procedia - Social and Behavioral Sciences 62:347–51. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.09.055. Muhammad Hidayat, Muhammad Imam Akbar Hairi.2016. Pengaruh Perencanaan Pajak dan Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan Jasa Keuangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013.JURNAL ILMIAH EKONOMI GLOBAL MASA KINI VOLUME 7 No.02 DESEMBER 2016 ISSN PRINT : 2089-6018 ISSN ONLINE : 2502-2024. Nanik Lestari, Ratna Wardhani.2015. The Effect of the Tax Planning to Firm Value with Moderating Board Diversity. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences Vol. 8, No. 11, Nov, 2018, E-ISSN: 2222-6990 Khatri, Dhanesh Kumar. 2015. “Creative Accounting Leading to Financial ScamsEvidences from India and USA”. Journal of Accounting, Business & Management”. Vol 22. Iss 2. Pp 1-10 Watts, R. L. & Zimmerman, J. L. 1986. Positive Accounting Theory. New York, NY. McGraw-Hill. Buku : Sulistiawan,Dedhy,Yeni,dkk.2011.Creative Accounting :Mengungkap Manajemen Laba dan Skandal akuntansi.Jakarta :Selemba Empat