Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Pendahuluan Akuntansi merupakan salah satu cabang ilmu yang tidak terlepas dari dunia bisnis. Dengan adanya ilmu akuntansi maka pembukuan yang berhubungan dengan keuangan menjadi lebih mudah dan lebih akurat. Seiring berjalannya waktu kenyataannya banyak pembukuan keuangan yang tidak sesuai dengan keuangan yang ada. Hal ini terjadi karena kekeliruan dari pembuatan laporan keuangan atau adanya kecurangan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Dalam melakukan penyusunan laporan keuangan, seorang akuntan harus mengikuti aturan yang ada dalam pembuatan laporan keuangan, yaitu sesuai dengan aturan PSAK. Akan tetapi, dalam kenyataanya banyak pihak yang secara kreatif melakukan manipulasi data keuangan. Hal ini disebut dengan akuntansi kreatif (Creative Accounting). Akuntansi kreatif bukan hal yang baru dalam dunia akuntansi, karena banyak perusahaan yang melakukan hal tersebut.. Perilaku yang tidak semestinya para manajer terjadi akibat adanya asimetri informasi dalam penyajian laporan keuangan tidak terlepas dari pertimbangan konsekuensi ekonomi. Karena dalam kerangka keterbukaan yang menyeluruh sebenarnya creative accounting atau apapun namanya, tidak akan berpengaruh kepada semua pihak akan mempunyai informasi yang sama dan tidak ada asimetri informasi lagi. Sekali lagi pentingnya mendorong keterbukaan akan membawa dampak kepada ketersediaannya informasi sehingga akan mengeliminasi dan mengurangi dampak creative accounting. Dalam makalah ini akan menjelaskan definisi creative accounting dari berbagai sumber, etisitas akuntansi kreatif, motivasi, macam-macam pola yang dilakukan dalam creative accounting dan cara mendeteksi dan mencegah kecurangan akuntansi dalam praktik creative accounting, serta beberapa penelitian yang terkait dengan proses creative accounting. BAB II
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa akuntansi tentang praktik creative accounting ditinjau dari teori etika bisnis. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui wawancara dengan 5 mahasiswa akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura sebagai informan kunci. Hasil wawancara tentang creative accounting kemudian dianalisis dengan teori etika bisnis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa creative accounting tidak dapat diterima dari teori etika deontologi, teori etika utilitarianisme, dan teori etika egoisme etis. Mahasiswa juga menganggap bahwa creative accounting adalah perbuatan yang tidak etis.
In preparing the financial statements of the company, an accountant must follow the rules contained in the preparation of financial statements, namely in accordance with the rules of PSAK. However, in reality many companies are creatively doing the manipulation of financial data to get a good response from some circles. This is called Creative Accounting. Creative accounting is nothing new in the world of accounting, as many companies do that. Creative accounting by some is considered unethical because of manipulating data. However, creative accounting in the view of positive accounting theory, as long as creative accounting is not contradictory to the generally acceptable accounting principles there is no problem to be questioned. Many factors are causing companies to use creative accounting to maintain corporate excitability amidst a very tight competition right now. Therefore, creative means are required in the financial calculations in the business world, although it is often considered less ethical.
The purpose of this study was to examine and obtain empirical evidence on user perceptions of the financial statements to be reviewed from the perspective of creative accounting. The discussion of this study leads to human behavior in setting up and using accounting information. The study question “whether the financial statements is to be trusted" arises due to the fact that the financial statements as accounting information is not information that is compiled with a 100% level of objectivity. In fact, there are inherent aspects of subjectivity when preparing financial statements. Meanwhile, the financial statements should describe the financial performance of a company at a certain period. The information about the financial condition should be very useful for various parties, both internal and external, as the users of financial statements. Then, is it possible that the author’s subjectivity are able to escape the behavior that tends to be bias and partial? This study was analyzed using the descriptive and library research methods. The study showed that the accounting information presented was free of bias and described the condition of the company without any attempt of concealment of relevant information, so it did not result in inappropriate decisions. Keywords: financial statements, creative accounting
Creative Economy By: Ogawa Ishiki Creative Economy and Creative Industries in Indonesia began often discussed roughly in early 2006. From the government itself, through the Indonesian Trade Minister Dr Mari Elka Pangestu in 2006 launched the Indonesia Design Power in the ranks of the Ministry of Trade, a government program expected to increase the competitiveness of Indonesian products in the domestic market and for export. This program continues to roll with the declaration of 2009 (Presidential Decree No.6 / 2009) as the Year of Creative Indoneia by the President which is marked by the exhibition of creative virus - includes 14 sub-sectors of the creative industries - and food exhibitions in 2009 covering creativity homeland Indonesia's food industry by SMEs. Simultaneously starts anyway PORTAL Making Creative Economy Indonesia, data generation exporters, importers, employers, associations, and the creative industries and educational institutions of formal / non-formal, following the creation of blueprints "National Creative Industry Development Plan for 2025". Also published development plan 14 sub-sectors of creative industries 2009-2015 (Presidential Decree No. 6 of 2009), which supports Creative Economy Development policy 2009-2015. Priority in the period 2009-2014 includes seven groups of creative industries, namely Architecture, Fashion, Crafts, Computer and Software Services, Advertising, Interactive Games, and Research and Development. Reaffirmed the government's determination in the President's speech at the opening of the Indonesian Cultural Week Exhibition recently in Jakarta, which was getting ready to welcome the era of Creative Economy, where the head of state called it a 4th wave economy. In this case, our president may be inspired by futurologist Alvin Toffler's opinion (1980) in his theory of economic civilization has made the division into three waves: first, as a wave of agricultural economics. Second, the wave of the industrial economy. Third, is the wave of the information economy. After that Toffler predicted the fourth wave as the wave of the creative economy is more oriented toward ideas or creative ideas.
Abstrak Pengukuran kreativitas digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang yang lebih kreatif dengan orang-orang yang kurang kreatif. Usaha untuk mengukur tingkat kemampuan kreativitas seseorang ini dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya tes yang dikembangkan oleh Torrance, Mednick, Wallach-Kogan, dan Getzels-Jackson. Adapun pendekatan yang dapat dilakukan diantaranya pertama, melalui produk-produk kreatif misalnya kriteria hasil lukisan dan karangan. Kedua, melalui proses pemikiran kreatif yaitu pengukuran dari ciri-ciri berpikir divergen. Ketiga, melalui ciri-ciri kepribadian kreatif yaitu dinilai dari lancar dan luwes dalam berpikir, peka terhadap permasalahan, imajinatif, dan rasa ingin tahu yang tinggi, dan terakhir dapat pula dilakukan melalui lingkungan yang kreativitas yaitu kondisi lingkungan yang menunjang keamanan dan kebebasan psikologis. Key word: pengukuran kreativitas, produk kreatif, pemikiran kreatif, kepribadian kreatif, lingkungan kreatif Pendahuluan Pertanyaan yang paling sulit dijawab terkait dengan kreativitas salah satunya adalah bagaimana mengukur kreativitas. Kesulitan itu karena kreativitas tidak saja menyangkut kualitas produk, tetapi juga menyangkut kualitas proses yang banyak melibatkan variabel-variabel lain yang mempengaruhinya. Upaya untuk menggali dan mempelajari secara lebih mendalam tentang kreativitas ini relatif belum lama yaitu pada akhir dekade enam puluhan. Namun sungguh pun demikian usaha-usaha untuk mengetahui apakah seseorang kreatif atau tidak, sampai dimana tingkat kreativitas seseorang dan termasuk ke dalam kelompok bidang apa kreativitasnya maka digunakan pengukuran kreativitas. Pengukuran kreativitas berbeda dengan pengukuran inteligensi terutama pada kriteria jawaban. Tes inteligensi menguji kemampuan berpikir memusat atau yang dikenal dengan istilah berpikir konvergen, karena itu ada jawaban yang benar dan salah. Sedangkan tes kreativitas mengukur kemampuan berpikir menyebar (divergen) dan tidak ada jawaban yang benar atau salah. Kualitas respon seseorang diukur dari sejauh manakah memiliki keunikan dan berbeda dari kebanyakan orang. Makin unik dan makin orisinil (asli) maka makin tinggi
Mita sepriani, 2024
Kreativitas menurut Santrock (2002) yaitu kemampuan untuk memikirkan sesuatu dengan cara-cara yang baru dan tidak biasa serta melahirkan suatu solusi yang unik terhadap masalah
Mexicon. Zeitschrift fur Mesoamerikaforschung, 2019
Underground Theory. Eds. Ann Snelgrove, David McKerracher, and Marilynn Lawrence. Boise, ID: Theory Underground Publishing, 2023. 363-376., 2023
Due mascoli in bronzo da segnalazione nelle dotazioni della Repubblica di Genova, 2022
VII Congreso Internacional AHEC, 2024
Il tempo dei Giudicati. La Sardegna medievale dal X al XV secolo d.C., 2023
Frakcija - Performing Arts Journal #55, 2010
International Journal of Students' Research in Technology & Management, 2017
Nucleic Acids Research, 2004
IEICE Transactions on Fundamentals of Electronics, Communications and Computer Sciences, 2017
2017
Ciência & Saúde Coletiva, 2015
BMC Health Services Research, 2019
Qatar Foundation Annual Research Forum Proceedings, 2010