Rancang Bangun Alat Pendeteksi Banjir Dan Ketinggian Air Berbasis Iot (Internet Of Things)
Yufimar Taufiq
Fakultas Teknik Program Studi Teknik Elektro
Universitas Mercu Buana Jakarta
yufimar.taufiq@gmail.com
Freddy Artadima, S.Kom.MT
Fakultas Teknik Program Studi Teknik Elektro
Universitas Mercu Buana Jakarta
freddy.artadima@mercubuana.ac.id
Abstrak— Banjir dapat disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan kondisi lingkungan yang sudah rusak, terutama di daerah sekitar sungai, karena fungsi bantaran sungai sebagai daerah resapan air dan kawasan hijau sudah mulai hilang. Jika terjadi hujan, beberapa daerah sekitar sungai akan langsung terkena banjir. Minimnya informasi yang didapatkan saat akan terjadinya banjir membuat masyarakat tidak dapat mempersiapkan untuk menyelamatkan diri dan barang-barangnya, maka dari itu perlu alat untuk pendeteksi banjir. Namun sistem pendeteksi banjir yang ada kurang maksimal karena masih dijalankan secara manual, melalui speaker toa. Pada beberapa tempat sudah memakai alat elektronik namun tidak ada informasi yang didapatkan masyarakat jika terjadi tanda bahaya. Sehingga penulis membuat sistem pendeteksi banjir yang sudah otomatis berbasis IoT (Internet of Things). Sistem menggunakan NodeMCU , dengan kombinasi potensio-meter yang dipasang pada mekanik sensor, dan terhubung dengan platform IoT Thingspeak. Berdasarkan hasil analisa dan pengujian yang dilakukan, sistem yang dirancang dapat berjalan sesuai konsep awal. Sistem pendeteksi banjir berbasis platform IoT, dapat membuat device tersambung dengan device lainnya. Device akan menyalakan tanda bahaya ketika persentase ketinggian lebih dari 85% dari ketinggian maksimal. Waktu jeda pada proses unggah dan unduh, termasuk dalam kategori Cepat (≥10 detik). Sehingga sistem monitoring dapat dilakukan melalui lcd ataupun website.
Kata Kunci— Banjir, IoT ,NodeMCU, Potensiometer, Thingspeak
PENDAHULUAN
Sering terjadinya bencana banjir di beberapa wilayah menjadi salah satu faktor yang berkaitan dengan penelitian ini. Penyebab terjadinya banjir antara lain, curah hujan yang tinggi dan kondisi lingkungan yang sudah mulai rusak terutama di daerah sungai, karena fungsi bantaran sungai sebagai daerah resapan air, kawasan hijau sudah mulai hilang. Jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi diiringi dengan kiriman air dari hulu yang menuju hilir dalam jumlah yang besar dapat membuat ruang gerak air menjadi sempit dan tersumbat sehingga air dapat meluber ke pemukiman warga. Minimnya informasi yang didapatkan masyarakat sekitar sungai pada saat akan terjadinya banjir membuat masyarakat tidak dapat mempersiapkan diri. Maka dari itu perlu dibuat alat untuk pendeteksi banjir secara dini.
Pada penelitian sebelumnya sudah banyak yang membahas mengenai sistem monitoring ketinggian air dari bibir sungai secara real time berbasis IoT menggunakan kontroler NodeMCU Esp8266, namun metode antarmuka hasil pembacaan dan komponen yang digunakan menurut saya masih kurang efisien, maka dari itu penulis akan menggunakan sensor water level dengan rancangan mekanik dan dapat memberikan notifikasi berupa grafik ketinggian air pada website, dan dapat memberikan informasi kepada masyarakat untuk antisipasi bencana banjir. Sehingga dibuatlah Alat Pendeteksi Banjir dan Ketinggian Air Berbasis IoT (Internet of Things).
Tahapan yang dilakukan mulai dari kalibrasi sensor water level untuk menentukan nilai pembacaan sensor agar sesuai keaadan aktual selanjutnya membuat tampilan website yang digunakan untuk menampilkan hasil pembacaan sensor water level pada platform IoT Thingspeak. Salah satu fungsi dari perancangan ini adalah dapat memberikan peringatan untuk wilayah-wilayah yang sering terjadi banjir. Peringatan banjir berupa alarm dan monitoring ketinggian level di website. Alat yang digunakan diharapkan dapat bekerja efektif dengan kondisi lingkungan sekitar yang mengharuskan sensor mempunyai lifetime untuk jangka panjang, dan akurasi pembacaan sensor juga dapat lebih baik dari penelitian sebelumnya, mengingat komponen yang digunakan berbasis mekanik, dan sinyal yang didapatkan data analog yang dikonversi menjadi data digital oleh kontroler.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah yang akan dikaji oleh penulis adalah sebagai berikut: Bagaimana cara merancang sistem rancang bangun alat pendeteksi banjir dan ketinggian air berbasis IoT (Internet of Things)? Bagaimana cara membuat NodeMCU dapat terkoneksi dengan platform IoT Thingspeak? Bagaimana cara membuat device pendeteksi banjir dapat terhubung satu sama lain? Bagaimana cara menampilkan hasil yang tersimpan pada database Thingspeak ke dalam sebuah website?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan, adapun tujuan dari penelitian Rancang Bangun Alat Pendeteksi Banjir dan Ketinggian Air Berbasis IoT (Internet of Things) antara lain: Dapat merancang sistem monitoring ketinggian air berbasis internet. Dapat membuat NodeMCU terkoneksi dengan Platform IoT Thingspeak, termasuk Write and Read Data sensor ketinggian air ke Database Online dan sistem kalibrasi sensor dengan jaringan localhost. Dapat membuat tampilan website, yang berisikan informasi data dan grafik ketinggian air secara realtime.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah pada topik yang dibahas, meliputi:yang harus di perhitungkan. Alat yang dibuat meliputi dua buah kontroler dan sebuah sensor. Jaringan internet yang terkoneksi dengan NodeMCU adalah Modem Mifi. Proses simulasi alat dan pengambilan data tidak pada tempat yang seharusnya (seperti sungai atau bendungan), karena harus memerlukan izin dan lokasi penempatan sensor.
1.5 Metodologi Penelitian
Pada pembuatan Rancang Bangun Alat Pendeteksi Banjir dan Ketinggian Air Berbasis IoT (Internet of Things) ini, tahapan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: Melakukan perancangan sistem yang telah akan dibuat. Melakukan pemilihan komponen dalam pembuatan alat. Membuat perancangan mekanik, elektrik dan software dalam pembuatan alat.Melakukan pengujian alat dengan program Arduino IDE, web localhost, thingspeak, dan website. Melakukan analisa dari hasil percobaan.
LANDASAN TEORI
Sebelum peneliti menetukan judul penelitian, perlu dilakukan pencarian terhadap beberapa penelitian untuk dijadikan referensi dan perbandingan, terdapat beberapa jurnal atau paper yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan.
Penelitian Terkait
Penelitian pertama yaitu “Prototipe Pintu Kanal Banjir Otomatis Dengan Sistem IoT”. Oleh Yuliza, Fadli Sirait, Fina Supegina, dan Akhmad Wakyu Dani, dari Universitas Mercu Buana Jakarta tahun 2018. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi ketinggian air dengan menggunakan sensor ultrasonik SR-HC04 dan kontroler NodeMCU. Hasil pembacaan sensor di tampilkan pada aplikasi android dan ketika kondisi air masuk kategori tinggi maka akan membuka penggerak pintu air atau kanal banjir. Hasil dari penelitian ini yaitu jarak maksimal pembacaan sensor dengan penghalang adalah 50cm. Jika kurang dari 50 cm maka alarm akan berbunyi dan memberi notifikasi pada android untuk menghidupkan motor DC. Hal itu menandakan bahwa telah terjadi banjir. Selain itu koneksi Android dan sensor pada sistem IoT dapat terkoneksi dengan baik dengan tampilnya level-level ketinggian air dengan ditunjukkannya warna-warni pada aplikasi Blynk pada aplikasi andorid.
Penelitian kedua dilakukan oleh Suradi, Ahmad Hanafie, Sahir Leko Fakultas Teknik, Universitas Islam Makassar (2019) dengan judul “Rancang Bangun Sistem Alam Pendeteksi Banjir Berbasis Arduino Uno”. Berdasarkan barbagai masalah maka peneliti berinisiatif membuat sebuah alat, yang dirancang mampu bekerja untuk mendeteksi banjir secara otomatis dengan sistem kendali yang sesuai dengan flowchart yang dirancang dengan menggunakan sensor ultrasonik dan mikrokontroler arduino uno sebagai kontroler utama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perancangan prototipe sistem peringatan dini banjir berbasis arduino uno dengan tahapan analisis, desain dan implementasi. Perancangan sistem di bangun menggunakan beberapa modul yaitu Arduino Uno, Sensor Ultrasonik, Buzzer, modul SIM 800L dan lampu LED. Proses kerja alat ini dimulai dari sensor ultrasonik yang berfungsi sebagai pendeteksi ketinggian air kemudian dikirim ke mikrokontroler Arduino uno, Arduino uno menyimpan data yang dikirim oleh sensor ultrasonik kemudian diproses setelah itu dikirim ke Handphone secara real time yang nomor- nya telah ditentukan dalam Coding dengan menggunakan jaringan GSM Sim800L dan bunyi buzzer sebagai penanda adanya perubahan ketinggian air. Pengujian dilakukan dengan cara memasukkan air pada boks yang di isi dengan air dimana pesan akan dikirim ke nomor tujuan dan buzzer akan berbunyi ketika titik air telah melewati batas yang ditentukan yaitu, titik aman 10 cm, titik siaga 20 cm dan titik bahya banjir 30 cm.
Penelitian ketiga “Monitoring Water Level Control Berbasis Arduino Uno Menggunakan LCD LM016L”. yang disusun oleh Ahmadil Amin Kopertis Wilayah XI Kalimantan, DPK ATPN Banjarbaru (2018), kegiatan monitoring persediaan air pada bak penampungan menjadi hal yang sangat penting mengingat ketersediaan air yang terbatas. Pada penelitian ini telah dibuat suatu alat yang dapat melakukan monitoring ketinggian permukaan air secara otomatis. Alat monitoring water level control berbasis arduino uno menggunakan LCD LM016L secara garis besar terdiri atas sensor ultrasonic HC- SR04, mikrokontroler arduino uno, LCD LM016L, relay, dan pompa air. Perangkat ini diaplikasikan untuk monitoring level ketinggian permukaan air pada bak penampungan secara otomatis. Prinsip kerja alat adalah apabila bak penampungan air dalam kondisi kosong atau mencapai level LOW, maka sensor ultrasonic HC-SR04 akan mendeteksi ketinggian air dan memberikan sinyal ke arduino uno untuk menghidupkan pompa pengisi bak penampungan air dan mengirimkan data ketinggian air pada LCD. Apabila bak penampungan air dalam keadaan penuh atau mencapai level HIGH, maka sensor ultrasonic HC-SR04 akan mendeteksi ketinggian air dan memberikan sinyal ke arduino uno untuk mematikan pompa pengisi bak penampungan air secara otomatis dan mengirimkan data ketinggian air pada LCD, sehingga memudahkan dalam pengontrolan persediaan air.
Sistem Kendali Lingkar Ternbuka
Sistem kendali lingkar terbuka (open loop) adalah sistem yang nilai keluarannya tidak diumpan-balikan ke masukannya, artinya nilai acuan (setpoint) pada masukan akan bernilai tetap sehingga tanggapan keluaran tergantung dari kalibrasi sistem itu sendiri. Hubungan masukan-keluaran untuk sistem kendali lingkar terbuka ditunjukkan pada.
Gambar Open loop control system
Katrol
Metode yang digunakan untuk sensor pada alat ini menggunakan prinsip katrol. Katrol merupakan pesawat sederhana yang terdiri dari sebuah roda atau piringan beralur dan tali atau kabel yang mengelilingi alur roda atau piringan tersebut. Ditinjau dari cara kerjanya, katrol merupakan jenis pengungkit, karena pada katrol juga terdapat titik tumpu, titik kuasa, dan titik beban. Gambar 2.2 memberikan gambaran mengenai kemiripan katrol dengan pengungkit.
Gambar Katrol
Pemanfaatan katrol dalam kehidupan sehari-hari cukup beragam, misalnya untuk mengangkat benda-benda, mengambil air dari sumur, mengibarkan bendera, hingga mengangkat kotak peti kemas. Berdasarkan susunan tali dan rodanya, katrol yang dipakai untuk sensor ketinggian air adalah metode katrol tetap.
Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berubah ketika digunakan. Biasanya posisi katrolnya terikat pada satu tempat tertentu. Titik tumpu sebuah katrol tetap terletak pada sumbu katrolnya. Contoh pemanfaatan katrol tetap adalah pada alat penimba air sumur dan katrol pada tiang bendera. memperlihatkan suatu katrol tetap.
Gambar Katrol tetap: pada tiang bendera (kiri) dan sumur timba (kanan)
Pada katrol tetap Gambar 3 hanya terdapat satu penggal tali yang menahan beban, sehingga besar gaya kuasa (Fk) untuk menarik beban sama dengan gaya berat beban (Fb), atau
(1)
sehingga keuntungan mekanis (KM) untuk katrol tetap adalah:
(2)
Gambar Keuntungan mekanis pada katrol tetap
Keuntungan mekanis yang diberikan oleh katrol tetap adalah 1 (satu), artinya bahwa pada katrol tetap, gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban sama dengan gaya berat beban itu sendiri. Penggunaan satu katrol tetap hanya mengubah arah gaya kuasa, sehingga keuntungan yang diperoleh adalah memudahkan pengangkatan beban saja.
Deskripsi Hardware Software
Pada tahap ini adalah deskripsi singkat dari beberapa hardware dan software yang digunakan pada penelitian ini :
Hardware yang digunakan pada penelitian ini antara lain :
Katrol Pulley : sebagai mekanisme sensor pelampung
NodeMCU : sebagai kontroler yang berguna untuk mengolah semua prose dari sistem yang dirancang
Potensiometer : merupakan variable resistor yang dialih fungsikan menjadi sensor yang prinsip kerjnya putara n potensio dan pulley digabungkan.
LED (Light Emitting Diode) : berfungsi untuk indikator sistem
Buzzer : untuk alarm tanda bahaya
LCD 16x2 : sebagai interface hasil pembacaan sensor
Power Supply : sebagai catu daya dari sistem yang dibuat
Modem Wifi : sebgai perantara agar alat dapat terkoneksi dengan jaringan internet.
Sementara software yang digunakan pada penelitian ini adalah:
Arduino IDE : sebagai aplikasi pemograman kontroler dengan menggunakan Bahasa c++
Eagle : aplikasi untuk desain pcb board
Autocad : aplikasi untuk desain sensor 3d
Thingspeak : platform yangdigunakan sistem agar terintregrasi dengan internet
Blooger : website blog yang digunakan untuk monitoring sistem
PERANCANGAN ALAT DAN SISTEM
Dalam pembuatan Rancang Bangun Alat Pendeteksi Banjir dan Ketinggian Air Berbasis IoT (Internet of Things), terdapat beberapa tahapan yang harus dikerjakan untuk membuat sebuah alat yang telah di rancang dan sesuai dengan proposal yang dibuat. Perancangan merupakan bagian penting dalam pembuatan suatu laporan., secara umum tahapan perancangan sebagai berikut:
Perancangan Sistem
Sistem yang dibuat adalah sistem kendali yang dapat digunakan untuk memonitoring ketinggian air sungai via internet menggunakan server Thingspeak. Dengan menggunakan server thingspeak maka antar device dapat saling terkoneksi. Jika alat yang di hulu membaca ketinggian air naik dan melewati batas aman, maka alarm akan menyala dan alat yang berada di hilir juga akan menyalakan alarm tanda bahaya, karena dapat berpotensi akan terjadi banjir didaerah tersebut. Selain itu data yang berada pada server Thingspeak juga dapat di tampilkan pada tampilan website agar pengguna dapat melihat detail ketinggian air pada titik titik tertentu
Gambar Filosofi sistem
Blok diagram rangkaian merupakan salah satu bagian terpenting dalam perancangan suatu alat, karena dari blok diagram rangkaian inilah dapat diketahui cara kerja rangkaian keseluruhan. Sehingga keseluruhan blok diagram rangkaian tersebut menggambarkan bagaimana kerja dari alat yang kan dibuat. Sebelum melihat dari blok diagram, kita harus mengetahui alur kerja dari blok diagram pada sistem yang di rancang.
Gambar Diagram blok
Adapun keterangan dari diagram blok dari kontroler yang dibuat adalah :
DC Power Supply, sebagai input tegangan untuk konsumsi daya kontroler.
Voltage Regulator, sebagai penurun tegangan _ ± 9V menjadi ± 5V sebagai masukin ke VIN NodeMCU.
Kontroler NodeMCU, merupakan komponen utama pada alat yang dibuat, berfungsi untuk mengatur keseluruan kinerja sistem, dan mendapatkan supply ± 5V.
Ketinggian air, merupakan objek yang di kontrol dan di monitoring pada sistem ini.
Sensor Water Level, merupakan komponen yang digunakan untuk mengetahui nilai dari objek yang diukur, Sensor Water Level menggunakan metode mekanik katrol yang memutar potensiometer.
Device Laptop/ Smartphone, merupakan device yang digunakan untuk proses kalibrasi alat, dengan cara harus terkoneksi dalam satu jaringan dengan NodeMCU, melalui router atau modem yang sama. Dan cara akses ke menu kalibrasi menggunakan alamat IP (Internet Protocol) yang dapat di ketahui pada menu setting antarmuka modem atau router.
Modem Wifi, adalah alat yang digunakan agar sistem dapat terkoneksi dengan internet.
Thingspeak, sebuah platform IoT (Internet of Things) yang berfungsi sebagai server dari NodeMCU untuk fitur database yang menyimpan data sensor.
Website, berfungsi untuk menampilkan informasi ketinggian air yang ada pada server database.
Perancangan Kontroler
NodeMCU berperan sebagai pengendali dari keseluruhan sistem, sudah dilengkapi chip Esp8266 yang mendukung koneksi Wifi, agar alat dapat terhubung dengan internet. Rangkaian kontroler keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 3 Tugas keseluruhan dari NodeMCU antara lain:
Membaca nilai sensor potensiometer.
Melakukan komunikasi dengan server Thinkspeak, untuk keperluan Write and Read data.
Mengolah data pembacaan sensor untuk keperluan kalibrasi nilai pembacaan ketinggian air.
Mengatur output sistem, led, buzzer, dan lcd.
Tahap perancangan kontroler antara lain menentukan sifat dan spesifikasi alat, pemilihan komponen, pembuatan desain rangkaian, pemasangan komponen dan penyolderan serta pengujian alat.
Gambar Rangkaian kontroler
Gambar 7 adalah rangkaian yang digunakan pada penelitian ini, sebuah rangkaian yang berfungsi agar pembacaan sensor dapat diolah dan ditampilkan pada media yang ditentukan.
Untuk menghubungkan komponen input dan ouput pada sistem yang dibuat, maka diperlukan sebuah shield untuk mengoneksikan komponen-komponen elektronika yang digunakan pada penelitian ini, maka peneliti membuat sebuah rangkaian PCB. Shield adalah sebutan untuk modul atau aksesoris tambahan dengan berbagai fungsinya. Shield tersebut digunakan untuk menambahkan fitur-fitur atau fungsi khusus pada mikrokontroler
Gambar Shield Rangkaian Kontroler
Pemograman Kontroler
Proses pemograman dimulai dengan membuat algoritma dari program agar sistem yang di jalankan sesuai dengan yang diinginkan. Dimulai dari memasukan nilai dari sensor ketinggian pada proses kalibrasi, dilanjutkan menampilkan pembacaan sensor pada layer LCD dan sistem terkoneksi dengan server, setelah itu proses input sequence melalui kalibrasi web localhost, sequence 1 tombol nilai maksimal ditekan ketika kondisi pembacaan sensor pada posisi maksimal, sequence 2 ditekan ketika kondisi pembacaan sensor pada posisi minimal, sequence 3 aktif ketika submit data ketinggian actual sensor, sequence 4 aktif ketika submit data batas persentase tanda alarm (AMAN= ≤ 60 %, SIAGA3= 61-70 %, SIAGA2= 71-80 %, SIAGA1= 81-85 %, BAHAYA= ≥ 85 %), sequence 5 aktif ketika proses sistem monitoring berjalan ditunjukkan dengan sistem sudah terkhubung dengan server dan kedua device saling terkoneksi satu dengan lainnya. Sequence 0 aktif ketika proses kalibrasi di lakukan ( termasuk setelah sequence 1 2 3 4 berjalan) dan Led Kuning menyala. Jika nilai pembacaan sensor kurang dari batas persentase maka sistem dalam kondisi AMAN/SIAGA3/SIAGA2/SIAGA1 dan led hijau menyala, namun jika nilai pembacaan sensor tidak lebih kecil dari batas persentase, maka sistem dalam kondisi BAHAYA, dan led merah diikuti buzzer juga akan menyala. Sistem akan terus berulang kembali ke menampilan hasil pembacaan di layer LCD, hingga sistem OFF tidak ada power yang masuk maka sistem akan berhenti. Untuk gambar dari diagram alir lihat pada Gambar 3.16
Gambar Flowchart Pemograman
Setelah melakukan bagian-bagian perancangan, diantaranya yang pertama perancangan elektronik meliputi semua tahap yang berhubungan langsung dengan suatu sistem yang dirancang diantaranya adalah menentukan sifat dan spesifikasi alat, pemilihan komponen, pemasangan komponen dan penyolderan. Kedua perancangan software, input didapat dari sensor kemudian diproses arduino dan output berupa website yang disesuaikan ke program Arduino. Terakhir bagian mekanik, dalam pengerjaan mekanik meliputi pemilihan kotak yang ditempati oleh suatu komponen, pengeboran, dan sebagaianya pembuatan box sehingga terwujud benda yang diinginkan.
Gambar Kontroler setelah perakitan (1)
Gambar Kontroler setelah perakitan (2)
ada dua buah kontroler yang di buat, yaitu device A dan device B, karena device ini akan saling terkoneksi satu sama lain.
Perancangan Sensor Water Level
Umumnya untuk mengukur ketinggian air Kebanyakan orang menggunakan sensor ultrasonik namun pada penelitian kali ini penulis menggunakan sensor ketinggian air sungai dengan menggunakan metode pelampung yang di susun secara mekanik sensor ketinggian air ditempatkan di dalam air sehingga pelampung dapat mengambang dan naik turun menyesuaikan ketinggian air.
Mekanik sensor yang dibuat dapat diterapkan pada sistem monitoring ketinggian air, desain sensor dapat difungsikan untuk pengukuran di lokasi sungai, karena bahan yang digunakan adalah besi, alat dapat di gunakan dalam jangka panjang, mengingat kondisi air sungai yang tidak menentu , sehingga dalam mendasain sensor harus memperhatikan kondisi lifetime dari sensor yang dibuat, supaya bisa bertahan lama dengan kondisi dimana nantinya sensor ini akan di tempatkan. Desain sensor yang digunakan menggunakan metode katrol yang akan mengkatrol antara pelampung dan pemberat.
Gambar Desain sensor pelampung
Perancangan Antarmuka Website
Antarmuka website yang di pilih oleh penulis adalah menggunakan situs blog yaitu blogger, karena blogger sudah support pemograman HTML untuk template maupun isi konten yang di unggah. Code HTML untuk widget bisa di dapatkan langsung dari channel Thingspeak yang sudah dibuat sebelumnya. Untuk antarmuka website pada penelitian ini dapat diakses pada alamat berikut :
https://waterlevel-iot.blogspot.com/2020/06/monitoring.html
Berikut tampilan dari halaman website:
Gambar Tampilan Website
SIMULASI PERCOBAAN DAN ANALISA
Proses pengujian koneksi antar device. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hasil koneksi antar device. Data yang akan di ambil yaitu kondisi ketinggian setiap device (Device A dan Device B) dalam satuan millimeter, kemudian indikator kategori kondisi pembacaan (AMAN= ≤ 60 %, SIAGA3= 61-70 %, SIAGA2= 71-80 %, SIAGA1= 81-85 %, BAHAYA= ≥ 85 %) beserta persentase nya, waktu unggah dan unduh data, foto hasil pengujian untuk kedua device, pada masing-masing device juga menampilkan hasil pembacaan untuk device yang terkoneksi pada server, dan terakhir adalah hasil, yang berfungsi untuk menunjukkan apakah sistem berjalan sesuai konsep, serta menampilkan informasi keaadan output sistem led dan buzzer. Untuk tabel data pengujian koneksi antar device.
Pada tahap analisa pengujian antar device adalah tahap dimana proses kerja device dalam kondisi normal, yaitu kondisi pada thingspeak yang membuat device dapat terkoneksi dengan lainnya. Dalam koneksi ini parameter yang di ambil adalah ketinggian dan persentasi pembacaan sensor, sehingga setiap device dapat menampilkan nilai parameter pembacaan pada device lainnya. Parameter yang digunakan untuk tanda batas aman dan bahaya adalah persentase pembacaan, yaitu ketika nilai persentase menunjukan < 85% maka kondisi masuk kategori AMAN, namun jika ≤ 85% maka termasuk kategori BAHAYA. Pada pengujian antar device pemograman alat sudah dirubah dengan menggunakan 4 channel thingspeak, yaitu untuk parameter berikut : Ketinggian device A, Persentase device A, Ketinggian device B, Persentase device B.
Hal itu dilakukan karena melihat respon alat mengenai jeda waktu pada saat pengujian internal device, masih banyak jeda waktu yang termasuk dalam kriteria Lambat dan Sangat Lambat. Update internal channel tetap diatur 15 detik seperti pada saat uji internal device, karena nilai tersebut merupakan pengaturan update interval minimal dari thingspeak. Proses pengambilan data dimulai dari pembacaan terendah hingga tertinggi, setelah itu baru dilakukan pembacaan acak.
Tabel Pengujian Data Device A
Tabel Pengujian Data Device B
Pada Tabel terdapat data lama waktu dan kriteria waktu jeda pada saat proses unggah dan unduh data. Untuk kriteria jeda waktu upload : Cepat (1-10 detik), Normal (11-20 detik), Lambat (21-30 detik), Sangat Lambat (<31 detik).
Gambar Grafik Device A
Gambar 14 menunjukan waktu unggah pada pengujian antar device A tergolong Cepat, sementara untuk waktu unduh menunjukkan hasil kriteria jeda waktu Cepat (≤ 5 detik). Jika dibandingan dengan data pengujian internal device A pada Gambar menunjukkan hasil yang lebih baik, hal tersebut dapat di lihat pada hasil grafik kriteria waktu pada masing masing pengujian. Pengujian antar device (A) bisa menjadi lebih baik dikarenakan pada proses pengujian, setiap parameter menggunakan satu channel, artinya update interval 15 detik, akan selalu memperbarui data pada satu parameter yang di ambil saja (seperti ketinggian).
Gambar Grafik Device B
Gambar 15 menunjukan waktu unggah pada pengujian antar device B tergolong Cepat, sementara untuk waktu unggah menunjukkan hasil yang baik, kriteria jeda waktu Cepat (≤ 5 detik)., hasil pengujian antar device (B) pada menunjukkan hasil yang lebih baik, hal tersebut dapat di lihat pada hasil grafik kriteria waktu pada masing masing pengujian. Pengujian antar device (B) bisa menjadi lebih baik dikarenakan pada proses pengujian, setiap parameter menggunakan satu channel, artinya update interval 15 detik, akan selalu memperbarui data pada satu parameter yang di ambil saja (seperti ketinggian).
PENUTUP
Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran yang terkait dengan tugas akhir “Rancang Bangun Alat Pendeteksi Banjir dan Ketinggian Air Berbasis IoT (Internet of Things)”. Kesimpulan dan saran yang ditampilkan berdasarkan hasil analisa selama proses penelitian dari tahap awal sampai selesai.
Kesimpulan
Setelah melalui proses desain alat, pemograman, perakitan, Simulasi beserta pengambilan data, dan tahap akhir yaitu analisa, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Secara keseluruhan, sistem pendeteksi banjir dan ketinggian air berbasis IoT (Internet of Things) dapat berjalan sesuai konsep yang dirancang. Alat dapat mengukur ketinggian air, Pada saat kondisi actual ketinggian air misal: 1058 mm, maka pembacaan sensor juga menunjukkan angka 1058 mm. Dan jika sensor membaca ketinggian air ≤ 85% (≤ 935mm), maka kondisi ketinggian dalam kategori AMAN. Namun jika sensor membaca ketinggian air ≥ 85% (≥ 935mm), maka kondisi ketinggian dalam kategori BAHAYA, sehingga alarm tanda bahaya aktif.
Device yang dirancang menggunakan kontroller NodeMCU, spesifikasi NodeMCU yang sudah termasuk modul wifi esp8266 membuat kontroller dapat terkoneksi dengan jaringan internet. Pemograman pada NodeMCU terdapat library Thingspeak, dengan memasukkan Nomor ID Channel dan API Write/Read Channel, sehingga membuat device dapat terkoneksi dengan Platform Thingspeak.
Device sudah terkoneksi dengan platform IoT Thingspeak, sehingga antara device A dan device B, dapat melakukan komunikasi, dengan kriteria waktu masing-masing device pada saat unggah dan unduh data tergolong cepat (1-10 detik), walaupun masih terdapat jeda waktu yang tergolong normal (11-20 detik ) dan Lambat (21-30 detik) di karenakan waktu minimal update interval dari thingspeak adalah 15 detik.
Semua hasil pembacaan sensor dalam bentuk Ketinggian (mm) dan Persentase (%) disimpan dalam database Thingspeak. Hasil pembacaan dapat di akses melalui website yang telah di buat, karena pada platfotm Iot Thingspeak sudah tersedia widget dengan pemograman HTML yang mendukung untuk di tampilkan pada website (blogger).
Saran
Berdasarkan hasil penelitian telah yang dilakukan, terdapat beberapa saran yang harus diperhatikan untuk merubah penelitian ini menjadi lebih baik, meliputi:
Proses simulasi pengujian alat dapat dilakukan pada lokasi yang real (seperti sungai atau bendungan) dengan device dan sensor yang di buat lebih dari 2 paket, agar mendapatkan data yang lebih akurat.
Jaringan internet yang digunakan kontroler, bisa menggunakan module GSM/GPRS agar lebih fleksibel jika diperlukan pemindahan alat.
Untuk tampilan interface bisa ditambah seperti aplikasi Android/ IOS, agar lebih mudah dalam proses monitoring, selain itu untuk tampilan interface website juga dapat di improve menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: 2086‐9479
Vol. xx No.xx Bulan 2020 8