Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Hakikat Manusia dan Hakikat Pendidikan

2020

Ringkasan Eksekutif : Hakikat manusia secara termilogis adalah realitas atau eksistensi itu sendiri, dan kenyataan eksistensi sebenarnya, bukan secara semu, temporer atau kondisi labil. Hakikat manusia yang ditinjau dari sifat-sifat hakiki yang menjadi karakteristik manusia yang membedakan antara manusia dari makhluk lainnya sehingga dapat dilakukan strategi yang tepat dalam pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupan sehari-hari untuk menumbuhkembangkan segala potensi yang terdapat dalam dirinya. Wadah yang dapat dijadikan sebagai tempat pengembangan potensi tersebut adalah pendidikan. Berbagai pandangan tentang hakikat manusia telah mempengaruhi proses pendidikan dan pembelajaran. Yang dimasud dengan pandangan tersebut ialah pandangan Humanistik dan pandangan Behavioristik. Pandangan Humanistik ialah pandangan yang menekankan adanya kebebasan personal yang dalam hal ini merupakan siswa sebagai seorang pribadi yang memiliki kemampuan sehingga peran guru disini hanya sebagai fasilitator atau partisifan dalam proses pembelajaran. Sedangkan pandangan Behavioristik merupakan pandangan yang didasarkan pada prinsip bahwa perilaku manusia ditentukan oleh keinginannya dan bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan.

Hakikat Manusia dan Hakikat Pendidikan Dwi Agusantia1, Kurlisa2, Nur Latifah Ainun3, Rizki Putri Kesuma4 Universitas Bengkulu e-mail: 1dwiagusantia@gmail.com, 2lisakurlisa@gmail.com, 3nurlatifahainun599@gmail.com , 4rizkiputri1710@gmail.com Ringkasan Eksekutif Hakikat manusia secara termilogis adalah realitas atau eksistensi itu sendiri, dan kenyataan eksistensi sebenarnya, bukan secara semu, temporer atau kondisi labil. Hakikat manusia yang ditinjau dari sifat-sifat hakiki yang menjadi karakteristik manusia yang membedakan antara manusia dari makhluk lainnya sehingga dapat dilakukan strategi yang tepat dalam pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupan sehari-hari untuk menumbuhkembangkan segala potensi yang terdapat dalam dirinya. Wadah yang dapat dijadikan sebagai tempat pengembangan potensi tersebut adalah pendidikan. Berbagai pandangan tentang hakikat manusia telah mempengaruhi proses pendidikan dan pembelajaran. Yang dimasud dengan pandangan tersebut ialah pandangan Humanistik dan pandangan Behavioristik. Pandangan Humanistik ialah pandangan yang menekankan adanya kebebasan personal yang dalam hal ini merupakan siswa sebagai seorang pribadi yang memiliki kemampuan sehingga peran guru disini hanya sebagai fasilitator atau partisifan dalam proses pembelajaran. Sedangkan pandangan Behavioristik merupakan pandangan yang didasarkan pada prinsip bahwa perilaku manusia ditentukan oleh keinginannya dan bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Kata Kunci: Manusia, Pendidikan, Hakikat, Hakikat Manusia, Hakikat Pendidikan PENDAHULUAN Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali dengan akal dan pikiran. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaannya yang lain. Hal yang paling penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia. Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Jadi dalam hal ini pendidikan adalah proses atau perbuatan mendidik. Pendapat lain mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Jadi karena manusia diciptakan oleh Tuhan dengan berbekal akal dan pikiran maka manusia membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan kehidupannya demi memuaskan rasa keingintahuannya. Dalam tulisan ini akan membahas tentang Hakikat Manusia dan Hakikat Pendidikan. Kajian filosofis tentang hakikat manusia dan pendidikan diawali dengan pembahasan tentang makna “hakikat.” Hakikat secara etimologi berasal dari bahasa Arab, dengan kata dasarnya “haq” yang berarti kebenaran yang sesungguhnya (mendasar). Apabila seseorang menerangkan atau menjelaskan sesuatu benda atau sifat, maka yang dijelaskan itu adalah ciri-ciri atau sifat yang mendasar dari benda atau objek tersebut. Contohnya apabila seorang manusia hanya mempunyai satu kaki, tetapi otaknya masih dapat berpikir normal, maka yang bersangkutan masih dianggap sebagai manusia yang layak. Sebaliknya walaupun seorang manusia mempunyai dua kaki tetapi tidak dapat berpikir normal, maka yang bersangkutan masih dianggap sebagai manusia yang layak, sebab ia tidak mampu saling tukar pikiran dengan orang lain. Oleh karena itu pemikiran atau akal sehat merupakan salah satu ciri “haq” (hakiki) manusia. Selanjutnya kebenaran yang hakiki (haq) berasal dari Tuhan, dapat juga dari manusia asal tidak menentang aturan Tuhan. PEMBAHASAN Ada Hubungan Apa antara Manusia dengan Pendidikan? Hubungan antar manusia dan pendidikan sangatlah erat. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, karena di manapun dan kapanpun di dunia terdapat pendidikan. Pendidikan pada Hakikatnya merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu untuk membudayakan manusia. Urusan utama pendidikan adalah manusia. Perbuatan pendidikan diarahkan kepada manusia sebagai urusan utama pendidikan. Perbuatan pendidikan diarahkan kepada manusia untuk mengembangkan potensi-potensi dasar manusia agar menjadi nyata. Namun batasan pengertian yang dikemukakan oleh para ahli/ pakar sejalan dengan kodrat manusia yang memainkan peranan rangkap dalam kehidupannya, baik sebagai individu atau sebagai anggota masyarakat. Pendidikan adalah suatu proses interaksi manusiawi antara pendidik dengan subjek didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu terus berlangsung dalam lingkungan tertentu dengan menggunakan bermacam-macam tindakan yang disebut alat pendidikan. Untuk itu manusia harus mampu mengembangkan dan mengelola hidupnya dengan baik agar manusia itu akan menjadi manusia yang berpendidikan dan dapat mewujudkan perkembangan dunia baik dalam bidang IPTEK maupun IMTAQ di dalam kehidupannya. Apa Itu Hakikat Manusia? Hakikat manusia secara terminologis, adalah "realitas" manusia secara obyektif, manusia secara kenyataan yang sebenarnya, bukan semu, temporer atau kondisi labil. Hakikat manusia dimaksudkan pada realitas manusia secara definitif, sebagaimana diisyaratkan oleh kategori pengertian umum dari Socrates. Meskipun demikian, masih terdapat kualifikasi yang berbeda dalam melihat hakikat manusia di sini. Terjadinya perubahan pemahaman tentang hakikat manusia seiring dengan perkembangan kemampuan berpikir manusia dalam memaknai kehidupannya, serta sudut pandangnya dalam memaknai secara kontekstual maupun tekstual. Ada berbagai paham dan aliran yang berbeda pandangan tentang hakikat manusia. Pembahasan tentang hakikat manusia, meliputi hakikat manusia berdasarkan beberapa pandangan, sifat-sifat hakikat manusia, dimensi hakikat manusia dan pengembangan hakikat manusia. Hakikat Manusia Berdasarkan Beberapa Pandangan Jalaludin dan Abdullah (1997:107) mengemukakan pandangan tentang hakikat manusia ada pada empat aliran yaitu: aliran serba zat; bahwa yang sungguh-sungguh ada itu hanyalah zat atau materi, alam ini adalah zat atau materi dan manusia adalah unsur dari alam, maka dari itu manusia adalah zat atau materi. aliran serba ruh; hakikat manusia adalah ruh, adapun zat itu adalah manifestasi daripada ruh di atas dunia ini., aliran dualisme; manusia pada hakikatnya terdiri dari dua substansi yaitu jasmani dan rohani., dan aliran eksistensialisme; yang merupakan salah satu aliran filsafat modern berpikir tentang hakikat manusia merupakan eksistensi atau perwujudan sesungguhnya dari manusia. Selain itu ada beberapa pandangan ilmuan barat tentang hakikat manusia: a. Pandangan Psikoanalitik Dari Sigmund Freud; Secara hakiki kepribadiaan manusia terdiri dari 3 komponen yaitu: id, ego, dan super ego., b. Pandangan Humanistik; Menurut Roger, Hansen, Adler dan Martin Buber, Human berarti manusia yaitu memahami secara hakiki keberadaan manusia dan dari manusia berdasarkan rasio (pemikiran manusia), c. Pandangan Behavioristik; Skinner, Thorndike, Waston, Pavlov, Gagne. Mereka menyatakan bahwa manusia ditentukan oleh pengaruh lingkungan yang dialami oleh individu yang bersangkutan.. Sifat dan Hakikat Manusia Sifat hakikat manusia dapat diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik yang dapat membedakan manusia dengan hewan secara prinsipil. Sifat hakikat manusia menurut paham eksistensialisme sebagaimana dikemukakan oleh Umar Tirtaraharja dan Lasula (2000) sebagai berikut: a. Kemampuan Menyadari Diri, b. Kemampuan Bereksistensi, c. Kata Hati (Conscience of Man), d. Moral, e. Kemampuan Bertanggungjawab, f. Rasa Kebebasan, g. Kewajiban dan Hak, h. Kemampuan Menghayati Kebahagiaan. Pandangan Islam tentang Hakikat Manusia Al-Qur’an menegaskan kualitas dan nilai manusia dengan menggunakan empat macam istilah yang satu sama lain saling berhubungan, yakni al-insan, an-naas, al-basyar, dan banii Aadam (dalamwww.scribd.com/doc/21606090/hakikat-manusiamenurut-islam). Dimensi-Dimensi Hakikat Manusia Menurut Mudyahardjo (2001) & Umar Tirtarahardja (2000) dimensi-dimensi hakikat manusia adalah sebagai berikut: Dimensi Keindividualan Dimensi Kesosialan Dimensi Kesusilaan Dimensi Keberagamaan Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia Sasaran pendidikan adalah manusia sehingga dengan sendirinya pengembangan dimensi hakikat manusia menjadi tugas pendidikan. Hanya melalui pendidikan status, hewani itu dapat diubah ke arah status manusiawi. Meskipun pendidik itu pada dasarnya baik tapi pada pelaksanaannya mungkin saja bisa terjadi kesalahan yang lazimnya disebut salah didik. Hal demikian bisa terjadi karena pendidik itu adalah manusia biasa yang tidak luput dari kelemahankelemahan. Sehubungan dengan itu, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu: Pengembangan yang utuh Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor kualitas hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan faktor kualitas pendidik yang disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya. Pengembangan yang Tidak Utuh Akan terjadi di dalam proses perkembangan ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk ditangani, misalnya dimensi kesosialan dimodifikasi oleh pengembangan dimensi keindividualan ataupun domain afektif didominasi oleh pengembangan domain kognitif. Apa Itu Hakikat Pendidikan? Pengertian Pendidikan Sasaran pendidikan adalah manusia, yang mengadung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sangat kompleks tersebut, tidak ada satu batasan yang bisa menjelaskan Hakikat pendidikan secara lengkap. Berikut ini dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang Hakikat pendidikan (Tim Pembina Mata Kuliah, 2008): Ki Hadjar Dewantara Hakikat pendidikan ialah proses penanggulangan masalah-masalah serta penemuan dan peningkatan kualitas hidup pribadi serta masyarakat yang berlangsung seumur hidup. Aristoteles Filsuf terbesar Yunani, guru Iskandar Makedoni, yang dilahirkan pada tahun 384 SM-322 SM mengatakan bahwa: “Pendidikan itu ialah menyiapkan akal untuk pengajaran.” Plato Filsuf Yunani yang hidup dari tahun 429 SM-346 mengatakan bahwa: “Pendidikan itu ialah membantu perkembangan masing-masing dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesempurnaan.” Pengertian Pendidikan Menurut UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara” (Pasal 1 ayat 1 UU No.20 Tahun 2003). Tujuan Pendidikan Prayitno (2005) & Pokja Pengembangan Peta Keilmuan Pendidikan (2005) mengemukakan bahwa dalam peristiwa pendidikan, tujuan pendidikan adalah suatu kondisi yang hendak dicapai oleh seseorang. Orang atau individu yang hendak mencapai tujuan pendidikan disebut peserta didik. Orang yang memfasilitasi pencapaian tujuan oleh peserta didik disebut pendidik. Hubungan dan aktivitas yang terjadi di antara peserta didik dan pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan disebut proses pembelajaran. Dengan berbasis kepada kemanusiaan manusia, tujuan pendidikan mengacu kepada tujuan kehidupan manusia, yang tidak lain adalah kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Bagaimana Hubungan Hakikat Manusia dengan Hakikat Pendidikan? Manusia “butuh” pendidikan dalam kehidupannya untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya (Aliasar: 2011) dan memanusiakan kemanusiaan manusia (Prayitno: 2011). Wadah pengembangan potensi-potensi tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah suatu kondisi yang hendak dicapai oleh seseorang. Berbagai pandangan tentang hakikat manusia telah mewarnai proses pendidikan khususnya dalam hal pembelajaran. Di antara pandangan tentang hakikat manusia yang mempengaruhi pendidikan dan pembelajaran adalah pandangan humanistik dan behavioristik. Pandangan Humanistik Pandangan humanistik menekankan kebebasan personal, pilihan, kepekaan, dan tanggung jawab personal. Pandangan humanistik juga memfokuskan pada prestasi, motivasi, perasaan, tindakan, dan kebutuhan. Tujuan pendidikan menurut orientasi ini adalah aktualisasi diri individual. Belajar menurut pandangan ini merupakan fungsi dari keseluruhan pribadi manusia yang melibatkan faktor intelektual dan emosional. Motivasi belajar harus datang dari dalam diri anak itu sendiri. Pandangan Behavioristik Behavioristik didasarkan pada prinsip, bahwa perilaku manusia yang diinginkan merupakan produk desain bukannya kebetulan. Aliran behavioristik mengabaikan faktor kehidupan intrapsikis, yang berarti bahwa pendidikanpun tidak berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersumber dari siswa. Tujuan pendidikan bersifat eksternal, artinya ditentukan dan dirumuskan oleh lingkungan. Siswa dianggap tidak perlu melakukan pengendalian belajar sendiri (Karta Dinata dikutip oleh Uyoh: 2009). KESIMPULAN Manusia butuh pendidikan dalam kehidupannya untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, karena di manapun dan kapanpun di dunia terdapat pendidikan. Pendidikan pada Hakikatnya merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri. UCAPAN TERIMA KASIH Kami seluruh anggota kelompok mengucapkan terima kasih kepada teman-teman satu kelas mata kuliah Filsafat Pendidikan yang selalu memberi semangat dan kepada Bapak Dr. Muhammad Kristiawan, M.Pd selaku dosen pengampu yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tulisan ini. DAFTAR PUSTAKA Sumantri, MS. 2015. Hakikat Manusia dan Pendidikan. www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/MKDK4001-M1.pdf (diakses pada tanggal 22 september 2020) Kristiawan, M. (2016). Filsafat Pendidikan; Th e Choice Is Yours. Jogjakarta: Valia Pustaka. uthor1, Author2 ? Vol xx No x (Tahun) 3 Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan Open Access Journal; http://pedagogi.ppj.unp.ac.id/ Judul…) Filsafat Pendidikan Mata Kuliah: Filsafat Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Kristiawan, M.Pd. September 2020 21