Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2020
Ringkasan Eksekutif : Hakikat manusia secara termilogis adalah realitas atau eksistensi itu sendiri, dan kenyataan eksistensi sebenarnya, bukan secara semu, temporer atau kondisi labil. Hakikat manusia yang ditinjau dari sifat-sifat hakiki yang menjadi karakteristik manusia yang membedakan antara manusia dari makhluk lainnya sehingga dapat dilakukan strategi yang tepat dalam pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupan sehari-hari untuk menumbuhkembangkan segala potensi yang terdapat dalam dirinya. Wadah yang dapat dijadikan sebagai tempat pengembangan potensi tersebut adalah pendidikan. Berbagai pandangan tentang hakikat manusia telah mempengaruhi proses pendidikan dan pembelajaran. Yang dimasud dengan pandangan tersebut ialah pandangan Humanistik dan pandangan Behavioristik. Pandangan Humanistik ialah pandangan yang menekankan adanya kebebasan personal yang dalam hal ini merupakan siswa sebagai seorang pribadi yang memiliki kemampuan sehingga peran guru disini hanya sebagai fasilitator atau partisifan dalam proses pembelajaran. Sedangkan pandangan Behavioristik merupakan pandangan yang didasarkan pada prinsip bahwa perilaku manusia ditentukan oleh keinginannya dan bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan.
2021
Penelitian ini bertujuan untuk: memahami konsep manusia dan pendidikan pemikiran Ibnu Khaldun; memahami konsep manusia dan pendidikan pemikiran John Dewey serta; mengetahui persamaan dan perbedaan antara pemikiran Ibn Khaldūn dan John Dewey tentang konsep manusia dan pendidikan.
Hakikat Manusia, 2019
Teori Pendidikan Integratif yang membicarakan bagaimana menciptakan manusia menjadi Insan Kamil/The Whole Person
Manusia mempunyai 4 dimensi, diantaranya yaitu : 1. Dimensi keindividuan Manusia yang dilahirkan telah dikaruniai potensi yang berbeda-beda dari yang lainnya atau menjadi seperti dirinya sendiri. Tidak ada individu yang identik dimuka bumi ini, bahkan dua anak yang kembar pasti mempunyai perbedaan, hanya serupa namun tidak sama apalagi identik. Dimensi keindividuan yaitu kepribadian seseorang yang utuh yang terdiri dari kesatuan pisik dan psikis. Keberadaan manusia sebagai individu bersifat unik karena berbeda antara satu dengan lainnya. Setiap manusia sama mempunyai tangan,kaki,telinga, dan anggota tubuh lainnya. Namun, tidak persis bentuknya karena setiap orang kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas sikap dan prilakunya. Sebagai contoh, dua orang yang kembar yang mempunyai tangan dan kaki yang sama. Tetapi, kembar pertama menggunakan tangan dan kakinya untuk melakukan kejahatan dan kembar kedua menggunakan tangan dan kakinya dalam kebaikan. Secara tidak langsung kembar kedua tidak mau disamakan dengan kembar pertama karena prilaku kembar pertama tidak baik. Maka dari contoh diatas dapat disimpulakn bahwa setiap manusia serupa namun tidak sama. 2. Dimensi kesosialan Seseorang akan menemukan jati dirinya manakala berada diantara orang banyak artinya manusia tidak mengenali dirinya dan dapat mewujudkan potensinya sebelum dia berinteraksi dengan manusia lainnya. Manusia adalah makhluk social sekaligus juga makhluk individu. Dimaksudkan disini manusia berbeda dengan lainnya, namun manusia sangat membutuhkan manusia lain karena manusia tidak akan bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Manusia hidup dalam suasana interdependensi (saling ketergantungan) dalam antar hubungan dan antaraksi. Sebagai contoh, posisi keluarga atau orang tua dalam menentukan disiplin anak. Bahwasanya anak itu juga manusia yang tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan orang disekitarnya untuk mendidik sang anak. 3. Dimensi kesusilaan Manusia dengan kemampuan akalnya menetukan manakah yang baik dan manakah yang buruk dengan pertimbangan nilai-nilai budaya yang dijunjungnya, memungkinkan manusia berbuat dan bertindak secara susila.
In questa seconda parte del saggio Guerra senza esclusione di colpi nel Mediterraneo, viene esaustivamente trattato e spiegato il motivo del fallimento per cui i convogli “Maritza” e “Veniero”, partiti dalla Grecia e dall’Italia non riuscirono a portare i rifornimenti a Bengasi, se non in minima parte, e della causa delle gravi perdite che vennero loro inferte dalla RAF e dalla Forza K di Malta.
Artefact, 19, 2023
This essay is an analytical reflection about the traces of slavery and colonization found in the histories produced for collections of human skulls by craniologists and phrenologists in the past. It considers how enslavement becomes epistemically and politically embedded in racialized human remains, through the mediation of narrations and inscriptions on bone and paper. To this purpose, the article investigates an inscription of text – central to which is the term “slave boy” – on a skull mentioned in the private papers of a notorious nineteenth-century race scholar and skull collector, Joseph Barnard Davis. The analysis of this skull inscription and its associated documents also stimulate a reflection on how historiographical work may help us reveal and counter the legacies of these past processes today.
ISPI Analysis, Italian Institute for International Political Studies, 2024
The UAE’s military role in Africa follows three patterns. 1.The first is the countering of jihadi terrorism (al-Qaeda; IS), insurgent groups related to the Muslim Brotherhood (an organization the UAE lists as terrorist), and piracy: the goal is supporting African states to develop/improve defense capacity through military training and education. 2.The second pattern regards military provision and cooperation in the defense industry sector: the goal is tightening stability-oriented partnerships with governments in countries where the UAE invests. 3.The third pattern relates to the Emirati reported activity in conflict landscapes, usually denied by the Emirati authorities, to enhance its influence through the military support to non-state armed actors. In each cooperation case, one pattern tends to prevail on the others; however, two patterns can be co-present in the same theatre.This three-pronged strategy of military presence in Africa also entails a flexible scheme of military outposts -comprising Yemen- which are established, expanded or temporarily used by the Emiratis to support their goals.
https://www.muyinteresante.com/historia/65588.html
X The Combination of Stellar Influences
Journal of Clinical Medicine
The present study aimed to analyze mid horizontal facial third proportions, those being the interpupillary, inner intercanthal, and bizygomatic distance modified with golden proportion, The Preston proportion, golden percentage and 70% recurring esthetic dental proportion were used for determining maxillary anterior teeth width. A total of 230 participants took part in this study. The front dental and facial photographs along dental stone cast which were converted to three-dimensional (3D) models were used for evaluation. The mid horizontal facial third proportions showed no significant relationship with maxillary anterior teeth width without modification with dental proportions. Whereas, with modification, no statistically significant difference was found between inner-intercanthal distance by golden percentage and width of central incisors. The bizygomatic distance was greater than intercanine distance. While the interpupillary distance by golden proportion was found to be consist...
The legacy of Genghis Khan. Courtly art and culture in Western Asia, 1256-1353, ed. Linda Komaraoff and Stefano Carboni, New Haven & London, 2002, pp. 37-61
Proceedings of the 6th Intl Symposium on Modeling and Optimization, 2008
2021
Plant Molecular Biology Reporter, 2020
International Journal of Antennas and Propagation, 2017
Advance Journal of Nursing and Clinical Practice, 2024
Biochemistry, 2013
Topoi. Revista de História, 2024
Medicine in Drug Discovery, 2021