ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK “WL”
KHUSUSNYA PADA IBU “KN” DENGAN DM TIPE 2
DI BR. PUSEH, DESA KETEWEL, KEC. SUKAWATI, GIANYAR
TANGGAL 20-24 APRIL 2015
PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 19 Maret 2015 di rumah keluarga Bapak “WL”di Banjar Puseh, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar. Data diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik.
Data Umum
Nama kepala keluarga : “WL”
Umur : 49 Tahun
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku / Bangsa : Bali / Indonesia
Alamat : Banjar Puseh, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar
Komposisi keluarga :
Tabel 1
Komposisi Anggota Keluarga Bapak “WL” dengan DM Tipe 2
Di Br. Puseh, Desa Ketewel, Kec.Sukawati, Gianyar
Tanggal 24-28 Maret 2015
Nama
JK
Hub. dengan KK
Umur
Pendidikan
Status Imunisasi
Ket.
BCG
Polio
DPT
Hepatitis
Campak
1
2
3
4
1
2
3
1
2
3
Ibu KN
Anak DA
Anak NT
Bapak WN
Ibu KNu
P
L
P
L
P
Istri
Anak ke-1
Anak ke-2
Orang tua
Orang tua
48 th
23 th
19 th
75 th
74 th
SD
SMA
SMA
TS
TS
√
√
√
-
-
√
√
√
-
-
√
√
√
-
-
√
√
√
-
-
√
√
√
-
-
√
√
√
-
-
√
√
√
-
-
√
√
√
-
-
√
√
√
-
-
-
√
√
√
-
-
√
√
√
-
-
√
√
√
-
-
Genogram :
Ibu KNu
umur 74 tahun, sehat
Bapak WL
umur 49 tahun, sakit
Ibu KN
umur 48 tahun,
sakit
Bapak WN
umur 75 tahun, sehat
Anak NT
Umur 19 tahun,
sehat
Anak DA
umur 23 tahun,
sehat
KETERANGAN :
: perempuan
: laki-laki
: meninggal
: tinggal dalam serumah serumah
: pasien
Gambar 1
Genogram Pada Keluarga Bapak WL dengan DM Tipe 2 Khususnya Pada Ibu KN di Banjar Puseh, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati Gianyar
Genogram tersebut menjelaskan bahwa Bapak WL merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Bapak WL tinggal bersama keluarganya yaitu istri , kedua anaknya, dan orang tuanya. Keluarga Bapak WL ada yang menderita DM tipe 2 yaitu istri dari Bapak WL yaitu Ibu KN hipertensi dan merupakan pasien untuk asuhan keperawatan keluarga.
Tipe keluarga
Tipe keluarga Bapak WL adalah keluarga besar (extended family) yang terdiri dari suami , istri,2 orang anak, kakek dan nenek.
Suku bangsa
Suku keluarga bapak WL adalah Bali dengan kebangsaan Indonesia. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Bali. Keluarga tidak memiliki kebiasaan yang dipengaruhi suku yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Agama
Agama yang dianut keluarga bapak WL adalah Hindu dan seluruh anggota keluarganya melakukan persembahyangan dan pergi ke pura saat hari raya tertentu.
Status sosial ekonomi keluarga
Penghasilan keluarga bapak WL diperoleh dari Bapak WL, Ibu KN, anak DA dan anak NT. Bapak WL dan Ibu KN seorang wiraswasta dengan penghasilan perbulan kira-kira Rp. 1.500.000,. ditambah penghasilan kedua anaknya yang bekerja di swasta 2.000.000 perbulan. Pengeluaran tiap bulannya untuk keperluan bulanan, makan listrik+air, biaya kesehatan dll. Pengeluaran bulanan ± 1-2 juta. Keluarga memiliki tabungan khusus yang biasa digunakan untuk keperluan mendadak yang memerlukan banyak uang. Barang-barang yang dimiliki bapak WL adalah TV, motor, tape, kipas angin, dll. Dari keterangan diatas dapat dikatakan bahwa status ekonomi keluarga bapak WL adalah cukup.
Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga jarang melakukan rekreasi ke tempat rekreasi. Hanya saja, Bapak WL dan Ibu KN kadang pergi ke pantai hanya saat hari raya sekitar 6 bulan sekali. Rekreasi sederhana yang sering dilakukan adalah ngobrol-ngobrol sambil menonton televisi bersama keluarga.
RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak usia dewasa. Adapun tugas perkembangan keluarga bapak WL yaitu:
Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat melalui perkawinan anak-anak.
Melanjutkan untuk memperbaharui hubungan perkawinan.
Membantu orang tua lanjut usia dan sakit sakitan.
Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya.
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Ada tugas tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat melalui perkawinan anak-anak, melanjutkan untuk memperbaharui hubungan perkawinan. Anak pertama dan kedua dari keluarga bapak WL belum menikah dan sekarang masih tinggal bersama dengan Bapak WL di tempekan kelod Banjar Puseh Desa Ketewel.
Riwayat keluarga inti
Bapak WL dan Ibu KN menikah 24 tahun yang lalu. Menikah tanpa paksaan kedua orang tua. Setahun kemudian lahir anak pertama dan disusul anak kedua pada tahun 1995. Bapak WL memiliki riwayat sakit hipertensi dan gastritis, belum pernah dirawat inap di RS. Saat ini yang sering dirasakan oleh bapak WL adalah nyeri tengkuk belakang dan nyeri pada lambung akibat maag. Ibu KN memiliki riwayat DM tipe 2, gastritis dan penyakit stroke ringan dan pernah dirawat di RS akibat mengalami serangan stroke ringan dan gula darah yang tinggi hingga 400. Anak DA dan NT keduanya tidak memiliki riwayat penyakit apapun dan keduanya belum pernah dirawat di RS.
Riwayat keluarga sebelumnya
Dalam keluarga bapak WL ada yang memiliki penyakit keturunan yaitu dari orang tua Ibu KN yaitu DM tipe 2. Ibu KN mengatakan 3 kakaknya meninggal karena penyakit DM. Ibu KN mengatakan tidak ada gaya hidup yang terlalu mencolok dalam keluarganya, begitupun Bapak WL.
PENGKAJIAN LINGKUNGAN
Karakteristik rumah
Rumah bapak WL dan ibu KN merupakan rumah pribadi yang sudah dihuni sejak Bapak WL masih kecil. Luas rumah bapak WL ± 3 are. Rumah terdiri atas 4 kamar, 1 kamar mandi, 1 dapur, 1 ruang makan, 1 gudang, 1 bale dangin dan merajan. Sirkulasi udara diperoleh dari ventilasi, pintu depan, dan jendela kamar. Kebersihan rumah cukup bersih. Ventilasi rumah cukup baik. Saluran pembuangan limbah cucian dan kamar mandi ke selokan dekat rumah. Air bersih keluarga berasal dari sumur. Untuk pengelolaan sampah, keluarga menunggu petugas dari DKP. Kondisi WC cukup bersih dengan model WC jongkok. Jarak septic tank ke sumber air ± 8 meter. Air minum sehari-hari diperoleh dari air sumur yang dimasak. Kamar bapak WL ukurannya 3x3 m, kondisinya cukup bersih namun banyak terdapat barang-barang, lantainya dari keramik, ventilasi cukup.
Denah rumah :
Keterangan :
1 : Kamar tidur
2 : Gudang
3 : Bale dangin
4 : Ruang makan
5 : Kamar mandi
6 : Dapur
U
2
1
1
S
3
1
1
4
5
6
Gambar 2
Denah Rumah Pada Keluarga Bapak WL dengan DM Tipe 2 Khususnya Pada Ibu KN di Banjar Puseh, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati Gianyar
Tahun 2015
Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Karakteristik komunitasnya adalah homogen. Keluarga bapak WL tinggal di lingkungan dengan kebanyakan penduduk asli. Bapak WL tidak fanatik untuk tinggal bersama sukunya saja. Rata-rata mata pencaharian masyarakat sebagai pedagang dan tukang ukir. Lingkungan tetangga cukup akrab dan saling tolong menolong apabila ada kesusahan.
Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Bapak WL merupakan masyarakat asli Banjar Puseh. Rumah yang ditempati merupakan rumah yang ditempati sejak Bapak WL masih kecil.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Bapak WL dan ibu KN merupakan warga banjar Puseh Desa Ketewel. Bapak WL aktif mengikuti perkumpulan di banjar karena beliau merupakan Kelian Adat. Sedangkan ibu KN masih aktif mengikuti kegiatan PKK.
Sistem pendukung keluarga
Keluarga bapak WL apabila ada masalah dalam keluarga termasuk masalah keuangan akan meminjam uang terlebih dahulu di LPD. Apabila ada permasalahan dalam keluarga selalu dibicarakan secara baik-baik untuk mendapatkan jalan keluar yang tepat.
STRUKTUR KELUARGA
Komunikasi keluarga
Komunikasi dalam keluarga bapak WL berlangsung secara langsung dan tidak langsung antara tiap anggota keluarga. Interaksi dalam keluarga biasanya paling sering pada sore hingga malam hari ketika semua anak-anaknya sudah pulang dari bekerja.
Struktur kekuatan keluarga
Keluarga bapak WL saling mendukung satu sama lain, respon bila ada anggota keluarga yang bermasalah selalu mencari jalan keluarnya bersama-sama.
Struktur peran
Bapak WL : Suami, Ayah, Kelian Adat Banjar Puseh, sekarang sebagai wiraswasta.
Ibu KN : Istri, Ibu, ibu PKK, bekerja sebagai pedagang ikan dan melakukan pekerjaan rumah tangga.
Anak NT : Anak I, bekerja sebagai pegawai swasta.
Anak WN : Anak II, membantu ibu dan ayah di rumah, bekerja sebagai
pegawai swasta.
Bapak WN : Suami, ayah, kakek, sebagai petani.
Ibu Knu : Istri, ibu, nenek, sebagai petani.
Norma keluarga
Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluarga seperti sembahyang setiap hari dan pada hari raya tertentu.
FUNGSI KELUARGA
Fungsi afektif
Dalam keluarga bapak WL diterapkan sikap saling menghargai dan menghormati. Bila ada anggota keluarga yang membutuhkan bantuan, maka yang lain ikut membantu mencari jalan keluar. Respon keluarga sangat bangga bila ada anggota keluarga yang berhasil dan sedih/berduka bila mengalami kehilangan, sakit, meninggal.
Fungsi sosialisasi
Bapak WL dan ibu KN selalu mengajarkan anaknya untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bapak WL dan ibu KN tidak membatasi pergaulan kedua anaknya, karena kedua anaknya sudah dirasa cukup umur dan mampu untuk mengatur dirinya sendiri.
Fungsi perawatan kesehatan
Ibu KN mengatakan bahwa dirinya sudah mengetahui DM dan hipertensi sejak 3 tahun yang lalu. Saat itu ia mengeluh sering kesemutan, penglihatan kabur, nyeri pada tengkuk dan kaki terasa lemas dan susah digerakkan dan diperiksakan ke RS Primagana dan hasil GDS mencapai hingga 400 dan TD 180/120 mmHg. Di keluarga Ibu KN ada yang menderita DM yaitu Ayah dari Ibu KN dan kakaknya. Saat pengkajian, ibu KN mengatakan apabila kaki dan tangannya kesemutan ia hanya beristirahat dan memberikan baluran rempah. Ibu KN mengatakan 2 minggu lalu sempat memeriksakan diri ke puskesmas diantar oleh mahasiswa perawat yang merawat keluarganya, di puskesmas diberikan obat oleh dokter berupa Glibencamide dan Metformin tetapi keesokan harinya obatnya terjatuh saat berangkat ke pasar, sejak saat itu ibu KN tidak pernah lagi kontrol ke puskesmas dan meminum obat.
Fungsi reproduksi
Keluarga bapak “ML” mengatakan sudah cukup dan bersyukur sudah memiliki 2 orang anak yaitu laki-laki dan perempuan. Ibu KN sudah menopause sehingga Ibu KN tidak menggunakan KB.
Fungsi ekonomi
Keluarga bapak WL mengatakan untuk ekonomi sendiri dirasa cukup dari penghasilan bapak ibu berdagang dan kedua anaknya, namun apabila ada kekurangan berusaha menggunakan tabungan terlebih dahulu.
TUGAS PERAWATAN KELUARGA
Mengenal masalah keluarga
Saat pengkajian Ibu KN dan keluarga mengatakan tahu bahwa Ibu KN menderita DM namun tidak begitu mengerti tentang DM dan cara menanganinya. Hanya tahu tidak boleh mengonsumsi banyak makanan yang mengandung karbohirat.
Mengambil keputusan
Saat pengkajian bapak WL mengatakan apabila ada masalah dalam keluarganya, khususnya masalah kesehatan yang dialami Ibu KN sekarang, bapak WL selalu mengambil keputusan untuk tindakan dengan pertimbangan istri dan kedua anaknya yang masih tinggal di rumah.
Merawat anggota keluarga yang sakit
Saat ini Ibu KN dirawat di rumah, keluarga Ibu KN kurang mampu menangani masalah kesehatan Ibu KN. Keluarga jarang mengantarkan Ibu KN untuk mengecek kesehatan khususnya kadar gula darah Ibu KN ke pelayanan kesehatan terdekat.
Memelihara lingkungan
Terkait dengan DM, keluarga Bapak WL mengatakan kondisi rumahnya sekarang sudah cukup nyaman dan terhindar dari benda-benda tajam sehingga mencegah resiko luka. Keluarga bapak WL mampu memelihara lingkungan dengan baik sehingga rumah tertata dengan rapi dan bersih.
Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan
Terkait dengan DM, Ibu KN lebih sering memeriksakan diri ke bidan dekat rumah dan Puskesmas 1 Sukawati. Sekitar 3 tahun yang lalu, Ibu KN pernah di opname di RS Primagana akibat mengalami sroke ringan dan gula darah Ibu KN yang mencapai 400.
STRES DAN KOPING KELUARGA
Stres jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek bapak WL adalah mengenai uang untuk kebutuhan anak-anaknya. Stresor jangka panjang yang dirasakan keluarga yaitu mengenai sakit yang diderita oleh Ibu KN. Tetapi kondisi ini tidak mengganggu aktivitas keluarga karena lebih menjalaninya dengan ikhlas.
Kemampuan keluarga
Kemampuan keluarga dalam memecahkan masalah adalah dengan mengobrol bersama untuk mencari jalan keluar.
Strategi koping
Dari pengkajian yang dilakukan, bapak WL keluarganya melakukan strategi koping yang adaptif karena mampu menyelesaikan masalah dengan musyawarah mufakat dengan keluarga.
Strategi adaptasi
Dari hasil pengkajian, tidak didapatkan cara keluarga mengatasi masalah dengan maladaptive.
PEMERIKSAAN FISIK
Tabel 2
Pemeriksaan Fisik Pada Keluarga Bapak WL dengan DM Tipe 2
Khususnya Pada Ibu KN di Banjar Puseh, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati Gianyar
Tahun 2015
ASPEK
BAPAK “WL”
IBU “KN”
ANAK “DA”
ANAK “NT”
BAPAK “WN”
IBU “Knu”
1
2
3
4
5
6
7
Tensi (mmHg)
130/90 mmHg
130/100 mmHg
120/80 mmHg
110/80 mmHg
130/80 mmHg
120/70 mmHg
Nadi (x/menit)
90 x/menit
80 x/menit
80 x/menit
84 x/menit
72 x/menit
78 x/menit
RR (x/menit)
20 x/menit
20 x/menit
20 x/menit
20 x/menit
20 x/menit
20 x/menit
TB (cm)/
BB (kg)
163 cm
63 kg
150 cm
57 kg
164 cm
68 kg
152 cm
53 kg
165 cm
56 kg
148 cm
38 kg
Kepala dan rambut
Normocepali, bersih, tidak tampak uban, lesi (-), nyeri tekan (-)
Normocepali, bersih, rambut pendek, lesi(-), nyeri tekan (-)
Normocepali, bersih, rambut panjang,lesi(-), nyeri tekan (-)
Normocepali, bersih, lesi (-), nyeri tekan (-)
Normocepali, bersih, tidak tampak uban, lesi (-), nyeri tekan (-)
Normocepali, bersih, tidak tampak uban, lesi (-), nyeri tekan (-)
Hidung
Simetris, sekret(-),lesi(-)
Simetris, sekret(-),lesi(-)
Simetris, sekret(-),lesi(-)
Simetris, sekret(-),lesi(-)
Simetris, sekret(-),lesi(-)
Simetris, sekret(-),lesi(-)
Telinga
Simetris, serum (-)
Simetris, serum (-)
Simetris, serum (-)
Simetris, serum (-)
Simetris, serum (-)
Simetris, serum (-)
Mata
Simetris, refleks pupil +/+
Simetris, refleks pupil +/+
Simetris, refleks pupil +/+
Simetris, refleks pupil +/+
Simetris, refleks pupil +/+
Simetris, refleks pupil +/+
Mulut, gigi, lidah, tonsil, dan pharing
Simetris, bersih, tonsil normal, radang (-)
Simetris, bersih, tonsil normal, radang (-)
Simetris, bersih, gigi lengkap, tonsil normal, radang (-)
Simetris, bersih, gigi lengkap, tonsil normal, radang (-)
Simetris, bersih, gigi ada yang beberapa hilang, tonsil normal, radang (-)
Simetris, bersih, gigi ada yang beberapa hilang, tonsil normal, radang (-)
Leher dan tenggorokan
Simetris, kaku kuduk (-), pembendungan vena jugularis (-), pembengkakan kelenjar tiroid (-),
pembesaran kelenjar limfe (-)
Simetris, kaku kuduk (-), pembendungan vena jugularis (-), pembengkakan kelenjar tiroid (-),
pembesaran kelenjar limfe (-)
Simetris, kaku kuduk (-), pembendungan vena jugularis (-), pembengkakan kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-)
Simetris, kaku kuduk (-), pembendungan vena jugularis (-), pembengkakan kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-)
Simetris, kaku kuduk (-), pembendungan vena jugularis (-), pembengkakan kelenjar tiroid (-),
pembesaran kelenjar limfe (-)
Simetris, kaku kuduk (-), pembendungan vena jugularis (-), pembengkakan kelenjar tiroid (-),
pembesaran kelenjar limfe (-)
Dada/toraks
Inspeksi :
Simetris, pergerakan dada simetris, lesi (-)
Perkusi :
Suara resonans
Auskultasi :
Suara napas normal, dispnea (-)
Inspeksi :
Simetris, pergerakan dada simetris, lesi (-)
Perkusi :
Suara resonans
Auskultasi :
Suara napas normal, dispnea (-)
Inspeksi :
Simetris, pergerakan dada simetris, lesi (-)
Perkusi :
Suara resonans
Auskultasi :
Suara napas normal, dispnea (-)
Inspeksi :
Simetris, pergerakan dada simetris, lesi (-)
Perkusi :
Suara resonans
Auskultasi :
Suara napas normal, dispnea (-)
Inspeksi :
Simetris, pergerakan dada simetris, lesi (-)
Perkusi :
Suara resonans
Auskultasi :
Suara napas normal, dispnea (-)
Inspeksi :
Simetris, pergerakan dada simetris, lesi (-)
Perkusi :
Suara resonans
Auskultasi :
Suara napas normal, dispnea (-)
Pemeriksaan jantung
Inspeksi :
Iktus cordis terlihat
Palpasi :
Denyut jantung teraba pada ICS 2 kanan dan keras di MCL
5 kiri
Auskultasi :
Suara jantung S1S2 tunggal regular, murmur (-)
Inspeksi :
Iktus cordis terlihat
Palpasi :
Denyut jantung teraba pada ICS 2 kanan dan keras di MCL
5 kiri
Auskultasi :
Suara jantung S1S2 tunggal regular, murmur (-)
Inspeksi :
Iktus cordis terlihat
Palpasi :
Denyut jantung teraba pada ICS 2 kanan dan keras di MCL
5 kiri
Auskultasi :
Suara jantung S1S2 tunggal regular, murmur (-)
Inspeksi :
Iktus cordis terlihat
Palpasi :
Denyut jantung teraba pada ICS 2 kanan dan keras di MCL
5 kiri
Auskultasi :
Suara jantung S1S2 tunggal regular, murmur (-)
Inspeksi :
Iktus cordis terlihat
Palpasi :
Denyut jantung teraba pada ICS 2 kanan dan keras di MCL
5 kiri
Auskultasi :
Suara jantung S1S2 tunggal regular, murmur (-)
Inspeksi :
Iktus cordis terlihat
Palpasi :
Denyut jantung teraba pada ICS 2 kanan dan keras di MCL
5 kiri
Auskultasi :
Suara jantung S1S2 tunggal regular, murmur (-)
Payudara
Tidak terkaji
Tidak terkaji
Tidak terkaji
Tidak terkaji
Tidak terkaji
Tidak terkaji
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi :
Simetris, lesi (-)
Auskultasi :
BU : 6 x/menit
Palpasi :
Lien dan hepar
tidak teraba, benjolan (-), nyeri pada ulu hati (+)
Perkusi :
Bunyi timpani
Inspeksi :
Simetris, lesi (+)
Auskultasi :
BU : 6 x/menit
Palpasi :
Lien dan hepar
teraba, benjolan (-), nyeri tekan (-)
Perkusi :
Bunyi timpani
Inspeksi :
Simetris, lesi (-)
Auskultasi :
BU : 8 x/menit
Palpasi :
Lien dan hepar
tidak teraba, benjolan (-), nyeri tekan (-)
Perkusi :
Bunyi timpani
Inspeksi :
Simetris, lesi (-)
Auskultasi :
BU : 8 x/menit
Palpasi :
Lien dan hepar
tidak teraba, benjolan (-), nyeri tekan (-)
Perkusi :
Bunyi timpani
Inspeksi :
Simetris, lesi (-)
Auskultasi :
BU : 8 x/menit
Palpasi :
Lien dan hepar
tidak teraba, benjolan (-), nyeri tekan (-)
Perkusi :
Bunyi timpani
Inspeksi :
Simetris, lesi (-)
Auskultasi :
BU : 8 x/menit
Palpasi :
Lien dan hepar
tidak teraba, benjolan (-), nyeri tekan (-)
Perkusi :
Bunyi timpani
Ekstremitas, kuku, kekuatan otot
Ektremitas atas :
Simetris, pergerakan baik, tonus otot 5, kekuatan otot, 5, kuku bersih
Ekstremitas bawah :
Simetris, varises (-), tonus otot 5, kekuatan otot 5, kuku bersih
Ektremitas atas :
Simetris, pergerakan baik, tonus otot 5, kekuatan otot, 5, kuku bersih
Ekstremitas bawah :
Simetris, varises (+), tonus otot 5, kekuatan otot 5, kuku bersih, kaki sering kesemutan
Ektremitas atas :
Simetris, pergerakan baik, tonus otot 5, kekuatan otot, 5, kuku bersih
Ekstremitas bawah :
Simetris, varises (-), tonus otot 5, kekuatan otot 5, kuku bersih
Ektremitas atas :
Simetris, pergerakan baik, tonus otot 5, kekuatan otot, 5, kuku bersih
Ekstremitas bawah :
Simetris, varises (-), tonus otot 5, kekuatan otot 5, kuku bersih
Ektremitas atas :
Simetris, pergerakan baik, tonus otot 5, kekuatan otot, 5, kuku bersih
Ekstremitas bawah :
Simetris, varises (+), tonus otot 5, kekuatan otot 5, kuku bersih, nyeri sendi sering dirasakan,
terutama pada sendi di lutut.
Ektremitas atas :
Simetris, pergerakan baik, tonus otot 5, kekuatan otot, 5, kuku bersih
Ekstremitas bawah :
Simetris, varises (+), tonus otot 5, kekuatan otot 5, kuku bersih, nyeri sendi seringdirasakan,
terutama pada sendi di lutut.
Genetalia dan anus
Pasien tidak berkenan diperiksa genetalia dan anus, pasien tidak mengalami keluhan
Pasien tidak berkenan diperiksa genetalia dan anus, pasien tidak mengalami keluhan, sudah menopause
Pasien tidak berkenan diperiksa genetalia dan anus, pasien tidak mengalami keluhan
Pasien tidak berkenan diperiksa genetalia dan anus, pasien tidak mengalami keluhan, menstruasi lancar, keputihan kadang-kadang, tidak berwarna kuning, tidak berbau
Pasien tidak berkenan diperiksa genetalia dan anus, pasien tidak mengalami keluhan
Pasien tidak berkenan diperiksa genetalia dan anus, pasien tidak mengalami keluhan
Pemeriksaan neurologi
Tidak terjadi kelainan
Tidak terjadi kelainan
Tidak terjadi kelainan
Tidak terjadi kelainan
Tidak terjadi kelainan
Tidak terjadi kelainan
KESIMPULAN
Sakit. Bapak WL memiliki tensi yang
cukup tinggi, dan terkadang sakit pada tengkuk belakang, nyeri pada ulu hati.
Sakit. Ibu KN memiliki tensi yang
tinggi, dan terkadang sakit pada tengkuk belakang, sering kesemutan,mata kabur, keluhan lain tidak dirasakan
Sehat
Sehat
Sakit. Bapak WN mengeluh nyeri sendi pada lutut, keluhan lain tidak ada.
Sakit. Ibu KNu mengeluh nyeri sendi pada lutut, keluhan lain tidak ada.
8. Pemeriksaan Penunjang
GDS Ibu KN : 270 mg/dL
HARAPAN KELUARGA
Besar harapan keluarga bapak WL agar selalu sehat dan sejahtera. Ibu KN berharap dapat mengontrol pola makannya terkait DM tipe 2 dan hipertensi dan dapat menghilangkan rasa kesemutan yang dialami. Serta mendapat pengetahuan lebih dari adik-adik perawat yang berkunjung.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
ANALISIS DATA
Tabel 3
Analisis Masalah Keperawatan Keluarga Bapak WL dengan DM Tipe 2 Khususnya Pada Ibu KN Di Br. Puseh, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati, Gianyar
Tanggal 20-24 April 2015
NO.
KELOMPOK DATA
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1.
DS : Ibu KN mengatakan kakinya sering merasa kesemutan, penglihatan kabur.
DO : GDS : 270 mg/dL
Ketidakstabilan glukosa dalam darah pada Ibu KN berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan DM tipe 2
2.
DS : -
DO : GDS : 270 mg/dL
Risiko komplikasi pada Ibu KN berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan DM tipe 2
3
DS : Ibu KN mengatakan tidak pernah minum obat lagi sejak obatnya hilang 2 minggu yang lalu.
DO : GDS : 270 mg/dL
Ketidakefektifan regumen terapi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakstabilan glukosa dalam darah pada Ibu KN berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan DM tipe 2 ditandai dengan Ibu KN mengatakan kakinya sering merasa kesemutan, penglihatan kabur, GDS : 270 mg/dL
Risiko komplikasi pada Ibu KN berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan DM tipe 2 ditandai dengan GDS : 270 mg/dL
Ketidakefektifan regumen terapi pada Ibu KN berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit ditandai dengan Ibu KN mengatakan tidak pernah minum obat lagi sejak obatnya hilang 2 minggu yang lalu, GDS : 270 mg/dL
Tabel 4
PENAPISAN MASALAH
Skala Untuk Menentukan Prioritas
Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak WL dengan DM Tipe 2
Khususnya Pada Ibu KN Di Br. Puseh, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati, Gianyar
Tanggal 20-24 April 2015
Ketidakstabilan glukosa dalam darah pada Ibu KN berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan DM tipe 2 ditandai dengan Ibu KN mengatakan kakinya sering merasa kesemutan, penglihatan kabur, GDS : 270 mg/dL
NO.
KRITERIA
SKOR
BOBOT
PERHITUNGAN
PEMBENARAN
1
2
3
4
5
6
1.
Sifat masalah
Skala :
Aktual
3
1
3/3x1= 1
Ibu KN merasa kakinya sering kesemutan, penglihatan kabur dan GDS : 270 mg/dL
2.
Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala ;
Sebagian
2
2
1/2x2= 1
Keinginan keluarga terhadap kesembuhan tinggi karena keluarga ingin sehat selalu.
3.
Potensial masalah untuk dicegah
Skala :
Cukup
2
1
2/3x1= 2/3
Keluarga Ibu KN belum tahu cara pencegahan dan perawatan DM sehingga perlu pemberian informasi tentang penanganan DM di rumah.
4.
Menonjolnya masalah
Skala :
Masalah berat, harus segera ditangani
2
1
2/2x1= 1
Keluarga menganggap sering kesemutan pada kaki Ibu KN perlu segera ditangani.
Jumlah
2/3
Ketidakefektifan regumen terapi pada Ibu KN berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit ditandai dengan Ibu KN mengatakan tidak pernah minum obat lagi sejak obatnya hilang 2 minggu yang lalu, GDS : 270 mg/dL
NO.
KRITERIA
SKOR
BOBOT
PERHITUNGAN
PEMBENARAN
1
2
3
4
5
6
1.
Sifat masalah
Skala :
Tidak/kurang sehat
3
1
3/3x1= 1
Ibu KN baru mengetahui terkena DM sejak mahasiswa perawat yang datang ke rumahnya memeriksa gula darahnya,
Ibu KN sudah mengurangi konsumsi nasi dan makanan-minuman manis untuk menstabilkan gula darah
2.
Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala ;
Sebagian
1
2
1/2x2= 1
Tehnologi kesehatan yang berkembang pesat, sumber dana dan daya yang ada, pemahaman keluarga tentang penyakit cukup, waktu tenaga yang terbatas untuk pergi ke pelayanan kesehatan.
3.
Potensial masalah untuk dicegah
Skala :
Cukup
2
1
2/3x1= 2/3
Keluarga sudah berupaya merawat dan mengobati sendiri anggota yang sakit meski belum memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
4.
Menonjolnya masalah
Skala :
Masalahberat, harus segera ditangani
2
2
2/2x1=1
Keluarga merasa masalah harus segera ditangani agar gula darah dapat dikontrol dalam batas normal
Jumlah
3 2/3
Risiko komplikasi pada Ibu KN berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan DM tipe 2 ditandai dengan GDS 270 mg/dL
NO.
KRITERIA
SKOR
BOBOT
PERHITUNGAN
PEMBENARAN
1
2
3
4
5
6
1.
Sifat masalah
Skala :
Risiko
2
1
2/3x1= 2/3
Ibu KN mengatakan rasa kesemutan pada kakinya dan pandangan yang terkadang kabur mengganggu kesehatannya.
2.
Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala ;
Sebagian
1
2
1/2x2= 1
Keinginan keluarga terhadap kesembuhan tinggi namun keluarga Ibu KN belum mampu rutin memeriksakan diri akibat kesibukan.
3.
Potensial masalah untuk dicegah
Skala :
Cukup
2
1
2/3x1= 2/3
Keluarga hanya tau beberapa cara selain memeriksakan diri ke puskesmas dengan istirahat yang cukup ataupun dengan diurut.
4.
Menonjolnya masalah
Skala :
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani
1
2
1/2x1= ½
Keluarga menganggap memeriksakan diri/kontrol ke pelayanan kesehatan
perlu dilakukan, tetapi tidak perlu terlalu sering.
Jumlah
2 5/6
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakstabilan glukosa dalam darah pada Ibu KN berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan DM tipe 2 ditandai dengan Ibu KN mengatakan kakinya sering merasa kesemutan, penglihatan kabur, GDS : 270 mg/dL
Ketidakefektifan regumen terapi pada Ibu KN berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit ditandai dengan Ibu KN mengatakan tidak pernah minum obat lagi sejak obatnya hilang 2 minggu yang lalu, GDS : 270 mg/dL
Risiko komplikasi pada Ibu KN berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan DM tipe 2 ditandai dengan GDS : 270 mg/dL
PERENCANAAN
Tabel 5
Tabel Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak WL dengan DM Tipe 2 Khususnya Pada Ibu KN Di Br. Puseh, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati, Gianyar
Tanggal 20-24 April 2015
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Kriteria Evaluasi
Standar Evaluasi
Rencana Implementasi
1
2
3
4
5
Ketidakstabilan glukosa dalam darah pada Ibu KN berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan DM tipe 2 ditandai dengan Ibu KN mengatakan kakinya sering merasa kesemutan, penglihatan kabur, GDS : 270 mg/dL
Tujuan umum:
Setelah dilakukan kunjungan rumah sebanyak 4 x 30 menit, diharapkan Ibu KN dapat mengontrol kadar glukosa dalam darah.
Tujuan khusus :
Setelah pertemuan selama 4x 30menit diharapkan keluarga mampu:
Mengenal masalah ketidakseimbangan glukosa dalam darah dengan :
Menjelaskan pengertian diabetes melitus
Respon verbal
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis dimana pankreas tidak dapat memproduksi insulin, tubuh tidak efektif menggunakan insulin yang diproduksi, atau pun keduanya.
Diskusikan dengan keluarga pengertian diabetes melitus.
Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.
Anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali pengertian diabetes mellitus
Menjelaskan tanda dan gejala diabetes melitus.
Respon verbal
Menyebutkan 5 dari 7 tanda dan gejala diabetes melitus:
Sering haus dan lapar
Banyak makan dan banyak minum
Mengalami penurunan berat badan
Rasa lemah
Kesemutan
Gatal pada kulit
Gangguan ereksi/ impoten
Diskusikan tanda dan gejala yang biasanya terjadi pada Ibu KN
Anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali tanda dan gejala diabetes mellitus
Berikan pujian atas jawaban yang benar.
Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya
Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus.
Respon verbal
Menyebutkan 5 dari 8 penyebab diabetes mellitus :
Usia > 40 tahun
Keturunan/ genetik
Pola makan
Obesitas
Gaya hidup
Pengaruh obat-obatan
Infeksi pada pankreas
Diskusikan dengan keluarga penyebab diabetes melitus.
Motivasi keluarga untuk mengulang kembali penyebab diabetes mellitus
Jelaskan kembali tentang hal-hal yang telah didiskusikan.
Beri pujian atas jawaban yang benar.
Mengambil keputusan untuk mengatasi diabetes melitus :
Menjelaskan kembali akibat yang terjadi apabila diabetes melitus tidak diatasi.
Respon verbal
Menyebutkan akibat bila diabetes melitus tidak ditangani seperti stroke, penyakit jantung koroner, gagal ginjal, ganggren, kerusakan pada mata yang dapat menggangu aktivitas sehari-hari.
Identifikasi penyebab diabetes melitus yang lalu.
Motivasi keluarga untuk mengungka-pkan kembali akibat diabetes mellitus apabila tidak ditangani.
Mengambil keputusan untuk mencegah diabetes mellitus agar tidak bertambah parah.
Respon verbal
Keputusan keluarga untuk mengendalikan diabetes mellitus agar tidak bertambah parah.
Diskusikan dengan keluarga mengenai penyakit yang dialami Ibu KN untuk mengamil keputusan selanjutnya.
Cari tahu pendapat keluarga mengenai bagaimana mengatasi diabetes mellitus secara tepat.
Beri dukungan dan saran atas keputusan yang diambil keluarga.
Merawat keluarga dengan diabetes melitus.
Menjelaskan cara perawatan agar gula darah tetap dalam rentang normal.
Respon verbal
Cara perawatan pada pasien diabetes mellitus adalah :
Perencanaan Makanan sesuai dengan 3J (Jumlah, Jenis, dan Jadwal)
Selalu memakai alas kaki saat berjalan
Memotong kuku dengan cara yang benar
Minum obat teratur
Menghindari kegemukan
Olahraga teratur
Tidak merokok dan mengkon-sumsi minuman beralkohol
Ikuti edukasi atau acara penyuluhan tentang diabetes mellitus
Cari tahu pengetahuan keluarga mengenai diabetes mellitus.
Diskusikan dengan keluarga cara perawatan diabetes melitus.
Motivasi keluarga untuk mengungka-pkan kembali cara merawat keluarga dengan diabetes melitus.
Keluarga memodifikasi lingkungan dalam perawatan diabetes melitus
Respon verbal
Menciptakan lingkungan rumah yang bersih, tenang, nyaman untuk ditempati serta membuat keadaan dirumah jauh dari hal yang membuat stress. Jauhkan benda tajam yang dapat menyebabkan luka di lantai atau lingkungan rumah.
Merubah menu di rumah dengan mengurangi makanan dengan garam berlebih dan tinggi lemak, makanan yang banyak mengandung karbohidrat.
Diskusikan dengan keluarga cara menciptakan suasana tenang.
Diskusikan dengan keluarga tentang menu yang sehat untuk penderita diabete mellitus.
Beri kesempatan keluarga untuk bertanya tentang hal yang belum jelas.
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi ketidakseimbangan gula darah karena diabetes melitus.
Menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan.
Respon Afektif
Menjelaskan manfaat fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan gula darah karena diabetes melitus.
Keluarga bersedia membawa anggota keluarga apabila timbul gejala –gejala ketidakseimbangan gula darah.
Klarifikasi pengetahuan keluarga tentang manfaat fasilitas kesehatan.
Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan.
Anjurkan keluarga untuk ke pelayanan kesehatan untuk melakukan pemeriksaan secara rutin/teratur.
Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
Respon psikomotor
Kunjungan keluarga ke fasilitas kesehatan apabila timbul gejala-gejala ketidakseimbangan kadar gula darah.
Tanyakan perasaan keluarga setelah mengunjungi fasilitas kesehatan.
Ketidakefektifan regumen terapi pada Ibu KN berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit ditandai dengan Ibu KN mengatakan tidak pernah minum obat lagi sejak obatnya hilang 2 minggu yang lalu, GDS : 270 mg/dL
Tujuan Umum:
Setelah dilakukan kunjungan rumah sebanyak 4 x 30 menit diharapkan manajemen regumen terapeutik keluarga menjadi efektif
Tujuan khusus :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x30 menit , keluarga mampu :
Dapat merawat penderita hipertensi.
Memeriksakan secara rutin di pelayanan kesehatan
Verbal
Psikomotor
Keluarga memahami tentang Diabetes Melitus
Faktor yang mempengaruhi kadar gula darah
Cara Pencegahan dan komplikasi Diabetes Melitus
Memeriksakan keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan secara rutin
Lakukan pengukuran gula darah
Motifasi keluarga untuk minum obat secara teratur dan memeriksa secara rutin kadar gula darah ke pelayanan kesehatan.
Risiko komplikasi pada Ibu KN berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan DM tipe 2
Tujuan umum :
Setelah dilakukan kunjungan rumah selama 4 kali, diharapkan tidak terjadi tanda- tanda komplikasi pada Ibu KN
Tujuan khusus :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x30 menit , keluarga mampu :
Mengenal masalah komplikasi akibat diabetes mellitus dengan :
Menjelaskan pengertian komplikasi pada pasien diabetes mellitus
Respon verbal
Komplikasi penyakit diabetes mellitus yaitu suatu tambahan penyakit dari penyakit diabetes yang sudah diderita
Diskusikan dengan keluarga pengertian komplikasi.
Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
Anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali pengertian komplikasi
Menyebutkan macam- macam komplikasi yang dapat terjadi pada penderita diabetes
Respon verbal
Komplikasi yang bersifat akut : Hipoglikemi, Diabetik ketoasidosis, Hiperglikemi Non Ketokik Koma
Komplikasi yang bersifat kronis :
Penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis), kerusakan pada retina, kerusakan pada pembuluh darah ginjal, kerusakan saraf, berkurangnya sensasi rasa pada kulit.
Diskusikan macam- macam komplikasi yang dapat terjadi pada penderita diabetes melitus
Anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali macam-mcam komplikasi yang dapat terjadi pada penderita diabetes melitus
Berikan pujian atas jawaban yang benar.
Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya
Menjelaskan penyebab timbulnya komplikasi
Respon verbal
Penyebab dari timbulnya komplikasi antara lain :
Makan tidak sesuai dengan pedoman diet diabetes mellitus (terlalu banyak asupan atau kurang asupan)
Olah raga terlalu berlebihan/ Jarang melakukan olah raga
Minum obat tidak teratur
Gula darah tidak terkontrol.
Identifikasi adanya resiko komplikasi pada Ibu KN
Motivasi keluarga untuk mengungka-pkan kembali penyebab timbulnya komplikasi.
Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.
Mendemonstrasikan cara pencegahan komplikasi diabetes mellitus dengan senam kaki diabetes
Psikomotor
Keluarga mendemonstrasikan kembalikan gerakan senam kaki diabetes mellitus dan menjelaskan manfaatnya dalam melancarkan peredaran darah, untuk mencegah komplikasi
Demonstrasikan cara perawatan penderita diabetes mellitus untuk pencegahan komplikasi dengan mengajarkan senam kaki diabetes untuk memperlancar sirkulasi darah penderita diabetes sehingga dapat mencegah komplikasi.
Motivasi keluarga untuk redemonstrasi
Berikan pujian positif atas upaya keluarga dalam menilai keberhasilan terapi modalitas yang dilakukan
Memodifikasi lingkungan dalam perawatan pasien diabetes melitus
Respon verbal.
Menciptakan lingkungan rumah yang aman dan nyaman untuk ditempati sehingga dapat membantu pasien dalam melakukan aktivitas dan tidak mengakibatkan cedera pada pasien
Diskusikan pada keluarga cara menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.
Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya.
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Respon verbal
Memberi informasi tentang pentingnya fasilitas kesehatan.
Klarifikasi pengetahuan keluarga tentang manfaat fasilitas.
Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan bila sakit kepala berlanjut dan makin parah.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tabel 6
Implementasi dan Evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga
Bapak WL dengan DM Tipe 2 Khususnya Pada Ibu KN Di Br. Puseh, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar
Tanggal 20-24 April 2015
Tanggal
No. Dx
Implementasi
Evaluasi
Paraf
20 April 2015
1
Diskusikan bersama keluarga dengan menggunakan leaflet :
Pengertian Diabetes Melitus
Tanda dan gejala Diabetes Melitus
Penyebab Diabetes Melitus
Menanyakan pada keluarga hal – hal yang belum dimengerti.
Meminta keluarga untuk menjelaskan kembali tentang pengertian, tanda gejala dan penyebab diabetes.
Memberi pujian atas jawaban yang benar dari keluarga.
S :
Keluarga Ibu KN mengatakan bahwa penyakit kencing manis yang terjadi pada Ibu KN kemungkinan terjadi karena adanya faktor keturunan dari ayah Ibu KN yang meninggal dunia akibat diabetes mellitus. Tanda dan gejala yang sering muncul seperti, lemas, banyak kencing malam hari.
O :
Keluarga menyimak penjelasan dengan baik
Keluarga berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
A :
TUK 1 tercapai sesuai rencana
P :
Evaluasi kembali TUK 1 tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala diabetes mellitus pada pertemuan kunjungan berikutnya.
Lanjutkan ke TUK 2 tentang cara mengidentifikasi diabetes mellitus berlanjut untuk pengambilan keputusan yang akan diberlakukan keluarga.
22 April 2015
1,2,3
Dengan menggunakan leaflet :
Menjelaskan akibat bila ketidakstabilan glukosa darah tidak diatasi.
Memotivasi keluarga untuk memutuskan merawat diabetes yang diderita Ibu KN
Memberi pujian atas keinginan keluarga dalam memutuskan untuk merawat diabetes yang diderita Ibu KN
Melakukan pengukuran gula darah
Memotifasi keluarga untuk minum obat secara teratur dan memeriksa secara rutin kadar gula darah ke pelayanan kesehatan.
S :
Keluarga mengatakan ketidakstabilan gula darah yang dialami Ibu KN merupakan akibat dari pola makan yang tidak teratur, tidak pernah olahraga.
Keluarga mengatakan belum sempat mengantar Ibu KN ke pelayanan kesehatan karena kesibukan masing-masing
O :
Keluarga menyimak setiap penjelasan dengan baik.
Keluarga berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
Keluarga bertanya jika masih ada penjelasan yang belum jelas
Kadar GDS 356 mg/dL
A :
TUK 2 tercapai sesuai rencana
P :
Evaluasi kembali TUK 2 terhadap keputusan keluarga untuk merawat diabetes yang diderita Ibu KN berlanjut pada kunjungan berikutnya.
Lanjutkan TUK 3 tentang cara perawatan pada Ibu KN karena diabetes mellitus.
23 April 2015
1,2,3
Menggali pengetahuan keluarga dalam cara perawatan penderita diabetes
Mengantar Ibu KN ke Puskesmas
Mendiskusikan dengan keluarga cara perawatan nyeri pundak/kesemutan karena diabetes yang sudah dilakukan.
Memotivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali cara perawatan untuk penderita diabetes.
S :
Keluarga mengatakan cara perawatan agar kadar gula darah stabil pada penderita diabetes adalah:
Perencanaan Makanan sesuai dengan 3J (Jumlah, Jenis, dan Jadwal)
Minum obat teratur
Olahraga teratur
Ibu KN bersedia diantar berobat ke Puskesmas
O :
Keluarga menyimak penjelasan dengan serius.
Keluarga berusaha menjawab pertanyaan yang diberikan.
Ibu KN telah diperiksa oleh dokter di Puskesmas dan diberikan obat Metformin, Glibenclamide dan Vit.B6
A :
TUK 3 tercapai sebagian
P :
Lanjutkan TUK 4 tentang cara modifikasi lingkungan untuk mencegah timbulnya ketidakstabilan gula darah .
23 April 2015
1,3
Mendiskusikan cara menciptakan lingkungan rumah yang aman dan nyaman untuk mencegah terjadinya luka pada kaki akibat benda tajam
Menanyakan pada keluarga hal – hal yang belum dimengerti.
S :
Keluarga mengatakan cara mencegah terjadinya luka pada kaki yaitu dengan sering membersihkan lingkungan rumah dan selalu menggunakan sandal.
O :
Keluarga menyimak dengan antusias.
A :
TUK 4 tercapai sebagian
P :
Evaluasi kembali TUK 1,2,3,4 pada pertemuan selanjutnya.
Lanjutkan TUK 5 mengenai penggunaan fasilitas kesehatan yang dimanfaatkan keluarga.
24 April 2015
1.5
Mendiskusikan dengan keluarga jenis – jenis fasilitas kesehatan yang digunakan keluarga.
Mendiskusikan tentang fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk menangani diabetes.
Memotivasi keluarga untuk mengunjungi pelayanan kesehatan bila merasa pusing, lemas mata berkunang-kunang, sering kesemutan yang tidak berhenti setelah diberikan perawatan di rumah.
S :
Keluarga mengatakan akan membawa Ibu KN ke fasilitas kesehatan terdekat yaitu Puskesmas 1 Sukawati jika Ibu KN mengalami keluhan seperti merasa pusing, lemas mata berkunang-kunang, sering kesemutan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
O :
Keluarga tampak kooperatif dan mendengarkan dengan seksama
A :
TUK 4,5 tercapai
P :
Evaluasi kembali TUK 4,5 cara memodifikasi lingkungan rumah dan pemanfaatan fasilitas kesehatan.
24 April 2015
2
Mendemonstrasikan cara perawatan penderita diabetes mellitus untuk pencegahan komplikasi dengan mengajarkan senam kaki diabetes
Memotivasi keluarga untuk redemonstrasi
Memberikan pujian positif atas upaya keluarga
S :
Ibu KN mengatakan kakinya terasa kram dan nyeri saat baru memulai senam kaki diabetes namun setelah lama nyeri terasa semakin berkurang.
O:
Ibu KN tampak kooperatif dan antusias mengikuti senam kaki diabetes, terkadang raut wajah Ibu KN meringis kesakitan.
Keluarga juga antusias dalam mengikuti Ibu KN melakukan senam kaki diabetes.
A:
TUK 3 tercapai
P :
Evaluasi kembali TUK 3 tentang respon pasien setelah melakukan senam kaki diabetes.