POLITIKISLAM
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang diampuoleh
Nur Ahmad Soim, S.Fil,M.M.
Disusun oleh:
Kelompok 5 – Penerbitan 1B
1. Quldyah Viga Dwikantati(2006321040)
2. Riad Nurhikmah(2006321034)
3. Yulia Rosa Purba(2006321046)
Program Studi Penerbitan (Jurnalistik)
Jurusan Teknik Grafika danPenerbitan
Politeknik NegeriJakarta
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur terpanjatkan atas kehadirat Allah SWT dengan
seluruh rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
buku ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, juga keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.
Penulisan makalah berjudul “Politik Islam” bertujuan untuk memenuhitugas
mata kuliah Agama Islam semester 1 Politeknik Negeri Jakarta. Penulis
mengucapkanterimakasihbanyakkepadapihak-pihakyangsudahmembantuproses
penulisan makalah ini, terutama pada Bapak Ust. Nur Ahmad Soim, S.Fil, M.M.
selaku dosen mata kuliah Pendidikan AgamaIslam.
Penulismenyadarimasihterdapatkekurangandalammakalahini.Olehsebab itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagipembaca.
Bogor, 25 Oktober2020
Penulis,
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER……………………………….…..………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………….………………….…………ii
DAFTAR ISI………………………………………..…………………………….. iii
POLITIK ISLAM
1. Pengertian Politik Islam……………….……………………………………… 1
2. Ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits tentang Politik Islam……………………..… 2
3. Prinsip-Prinsip Utama Sistem Politik Islam.......……………………………… 10
POLITIK ISLAM DI INDONESIA
1. Sejarah Politik Islam di Indonesia……………………………………………. 12
2. Implementasi Politik Islam di Indonesia……………………………………… 12
3. Partai Politik Islam di Indonesia…………………………………………….... 13
4. Faktor Penghambat Majunya Partai Politik Islam Di Indonesia……………… 13
5. Politik Kualitas Tinggi dan Politik Kualitas Rendah…………………............ 13
REFERENSI............................................................................................................ 18
iii
POLITIK ISLAM
1. Pengertian Politik Islam
Secara etimologis, politik berasal dari kata polis (bahasa Yunani),yang artinya
negara kota. Namun kemudian dikembangkan dan diturunkan menjadi kata lain
seperti polities (warga negara), politikos (kewarganegaraan atau civic), dan politike
tehne (kemahiran politik), dan politike epistem (ilmu politik)
Sedangkan, Politik Islam merupakan aktivitas Politik sebagian umat Islam
yang menjadikan Islam sebagai acuan nilai dan basis solidaritas berkelompok.
Pendukung perpolitikan ini belum tentu seluruh umat Islam, karenanya mereka
dalam kategori politik dapat disebut sebagai kelompok Politik Islam, juga
menekankan simbolisme keagamaan dalam berpolitik, seperti menggunakan
lambang Islam, dan istilah-istilah keislaman dalam peraturan dasar organisasi,
khittah perjuangan, serta wacana Politik Model Islam Struktural bisa melalui Islam
Politik (partai politik) atau juga tidak melalui partai.
Dengan kata lain bahwa dalam Islam politik itu sesuatu yang memang harus
ada. Namun tetap mempunyai aturan dalam pelaksanaannya, karena politik Islam
senantiasa memegang teguh nilai-nilai moral dan tetap mementingkan kepentingan
umat daripada kepentingan pribadi dan kekuasaan hanyalah alat yang digunakan
untuk kemaslahatan umat.
a. Pandangan Islam mengenai politik menghalalkan segala cara:
Politik Islam dengan politik menghalalkan segala cara merupakan dua
hal yang sangat bertentangan. Islam menolak dengan tegas mengenai politik
yang menghalalkan segala cara, terlebih apabila mementingkan kepentingan
individu atau kelompok. Sedangkan Islam dalam berpolitik tidak sekedar
mengurusi atau mengendalikan rakyat saja, tetapi juga mengembangkan
kebajikan untuk seluruhrakyatnya.
Dalam ajaran islam, masalah politik termasuk dalam kajian fiqih siyasah.
Al Quran tidak menyatakan bagaiman sistem politik itu muncul, tetapi
menegaskan bahwa kekuasaan politik dijanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan beramal shaleh. Pada sisi lain politik juga terkait dengan ruang
dengan waktu. ini berarti ia adalah budaya manusia sehingga keberadaannya
tidak dapat dilepaskan dari dimensi kesejahteraan.
1
b. Cita-cita politik yang dijanjikan Allah kepada orang yang beriman dan beramal
shaleh:
- terwujudnya sebuah sistempolitik
- berlakunya hukum islam dalam masyarakat secara mantap
- terwujudnya ketentraman dalam kehidupanmasyarakat
Nilai-nilai politik yang konstitusional yang terdapat dalam Al-Quran pada dasarnya
terdiri atas : musyawarah, keadilan,kebebasan, persamaan
Sistem politik berdasarkan atas tiga (3) prinsip yaitu :
a) Hakimiyyah Ilahiyyah; Hakimiyyah atau memberikan kuasa pengadilandan
kedaulatan hukum tertinggi dalam sistem politik Islam hanyalah hak
mutlak
b) Risalah; Risalah bererti bahawa kerasulan beberapa orang lelaki di kalangan
manusia sejak Nabi Adam hingga kepada Nabi Muhammad s.a.w adalah suatu
asas yang penting dalam sistem politik Islam. Melalui landasan risalah inilah
maka para rasul mewakili kekuasaan tertinggi Allah dalam bidang perundangan
dalam kehidupan manusia. Para rasul meyampaikan, mentafsir dan
menterjemahkan segala wahyu Allah dengan ucapan danperbuatan.
c) Khalifah; Khilafah bererti perwakilan. Kedudukan manusia di atas muka bumi
ini adalah sebagai wakil Allah. Oleh itu, dengan kekuasaan yang telah
diamanahkan ini,maka manusia hendaklah melaksanakan undang-undang Allah
dalam batas yang ditetapkan. Di atas landasan ini, maka manusia bukanlah
penguasa atau pemilik tetapi hanyalah khalifah atau wakil Allah yang menjadi
Pemilik yangsebenar.
2. Ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits tentang Politik Islam
AYAT-AYAT AL-QURAN DAN HADITS TENTANG POLITIK ISLAM:
A. Hukum Dari Allah; Kekuasaan Dan Kedaulatan Milik Allah S.W.T.
An-nisa’ : ayat 78
ف ِ ي ب ُ ُر وج ٍ مُ ش َ ي َّ د َ ة ٍ ۗ َو إ ِ ْن
ٌ ص بْ ه ُ ْم س َ ي ِ ئ َة
ِ ُ َو إ ِ ْن ت
َّللاَّ ِ ۖ ف َ َم ا ِل َٰه َ ُؤ ََل ِء
ُ أ َ ي ْ ن َ َم ا ت َ ك ُ و ن ُ وا ي ُ د ْ ِر ْك ك ُ م ُ ال ْ َم ْو
ت َو ل َ ْو ك ُ ن ْ ت ُ ْم
ۖ ِ َّع ن ْ ِد َّللا
ِ ح س َ ن َة ٌ ي َ ق ُ و ل ُ وا هَٰ َ ِذ ه ِ ِم ْن
ِ ُت
َ ص بْ ه ُ ْم
ك ۚ ق ُ ْل ك ُ ٌّل ِم ْن ِع ن ْ ِد
َ ع ن ْ ِد
ِ ي َ ق ُ و ل ُ وا َٰه َ ِذ ه ِ ِم ْن
ح ِد ي ث ًا
َ ال ْ ق َ ْو ِم ََل ي َ ك َ ا د ُو َن ي َ ف ْ ق َ ه ُ و َن
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun
kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh
kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka
ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu
(Muhammad)." Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah." Maka
mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami
2
pembicaraan sedikitpun? (Surah An-Nisa’ [4] : 78)
Al-An’am : ayat 62
ُ ح ق ِ ۚ أ َ ََل ل َ ه ُ ال ْ حُ كْ م ُ َو ه َُو أ َ سْ َر ع
َ ْ ث ُمَّ ُر د ُّوا إ ِ ل َ ى َّللاَّ ِ َم ْو ََل ه ُ م ُ ال
س ب ِ ي َن
ِ حا
َ ْ ال
Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa
mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu)
kepunyaanNya. Dan Dialah Pembuat Perhitungan yang paling cepat (Surah
Al-An’am [6] : 62)
Yasiin : ayat 83
ََيءٍ َّو ِالَ ْي ِه ت ُ ْر َجعُ ْون
ُ َف
ْ سبْحَٰ نَ الَّذ
ْ ِي بِيَد ِٖه َملَ ُك ْوتُ ُك ِل ش
Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu
dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan. (Surah Yasiin [36] : 83)
Al-A’raaf :ayat 4
ٍج ا َء ه َا ب َ أ ْ س ُ ن َا ب َ ي َ ا ت ً ا أ َ ْو ه ُ ْم ق َ ا ئ ِ ل ُ و َن َو ك َ ْم ِم ْن ق َ ْر ي َ ة
َ َ أ َ ه ْ ل َ كْ ن َا ه َا ف
Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan
memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta
rezki (nikmat) yang mulia. (Surah Al-A’raaf [7] : 4)
B. Taat dan Patuh Kepada Pemimpin
An-Nuur :ayat 48
ٌ ذ َ ا ف َ ِر ي
ن ِِ َو إ ِ ذ َ ا د ُ ع ُ وا إ ِ ل َ ى َّللاَّ ِ َو َر س ُ و ل ِ هِ ل ِ ي َ ْح ك ُ م َ ب َ يْ ن َ هُ مْ إ
َ ق ِم ن ْ هُ مْ مُ ع ْ ِر ضُ و
Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul
menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka
menolak untuk datang. (Surah An-Nuur [24] : 48)
Posisi manusia menjadi pemimpin, keharusan memilih dan mentaati
pemimpin.
ومسئول، والرجال راع في أهله، اإلمام راع ومسئول عن رعيته،كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته
، والخادم راع في مال سيده، ومسئولة عن رعيتها، والمرأة راعية في مال زوجها،عن رعيته
والرجال راع في مال ابيه ومسئول عن رعيته،ومسئول عن رعيته.
()البخارى و مسلم
Hadis Ibnu Umar r.a. Diriwayatkan daripada Nabi s.a.w berkata: baginda
telah bersabda: kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua akan
bertanggungjawab terhadap apa yang kamu pimpin. Seorang pemerintah
adalah pemimpin manusia dan dia akan bertanggungjawab terhadap
rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin bagi ahli keluarganya dan dia
akan bertanggungjawab terhadap mereka. Manakala seorang isteri adalah
pemimpin rumahtangga, suami dan anak-anaknya, dia akan
bertanggungjawab terhadap mereka. Seorang hamba adalah penjaga harta
tuannya dan dia akan bertanggungjawab terhadap jagaannya. Ingatlah, kamu
semua adalah pemimpin dan akan bertanggungjawab terhadap apa yang
kamu pimpin.
(عليك السمع والطاعة في عسرك ويسرك ومنشطك ومكرهك وأثرةٍ عليك )مسلم و النسائي
3
Hendaklah kamu mendengar, patuh dan taat (kepada pemimpinmu) dalam
masa kesenangan (kemudahan dan kelapangan), dalam kesulitan dan
kesempitan, dalam kegiatanmu dan di saat mengalami hal-hal yang tidak
menyenangkan sekalipun keadaan itu merugikan kepentinganmu.
(َمن بايع إماما فأعطاه ثمرة قلبه وصفقة يده فليطعه مااستطاع )مسلم
Barangsiapa membai’at seorang imam (pemimpin) dan telah memberinya
buah hatinya dan jabatan tangannya, maka hendaklah dia taat sepenuhnya
sedapat mungkin.
السمع والطاعة على المرء فيما أحب وكره إَل أن يؤمر بمعصية فال سمع وَل طاعة
Mendengar dan mentaati wajib atas manusia dalam apa-apa yang ia sukai
dan juga dalam apa yang tidak disukai, kecuali bila ia disuruh dengan sesuatu
yang maksiat, maka tidak boleh didengar dan tidak boleh pula ditaati.
C. Permesyuaratan dan sistem mengambil keputusan di Dalam Islam
Al-Imran : ayat 159
“Fa bimā raḥmatim minallāhi linta lahum, walau kunta faẓẓan galīẓal-qalbi
lanfaḍḍụ min ḥaulika fa'fu 'an-hum wastagfir lahum wa syāwir-hum fil-amr,
fa iżā 'azamta fa tawakkal 'alallāh, innallāha yuḥibbul-mutawakkilīn”
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakkal kepada-Nya. (Surah Ali-Imran [3] : 159)
As-Syura :ayat 38
ج ا ب ُوا ِل
َ َ ور َٰى ب َ يْ ن َ هُ ْم َو ِم َّم ا َر َز قْ ن َا هُ مْ ي ُ نْ فِ ق ُ و َن ا سْ ت
َ َُر ب ِ ِه ْم َو أ َق َ ا ُم وا ال صَّ َال ة َ َو أ َ ْم ُر هُ ْم ش
َو ا ل َّ ِذ ي َن
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat
antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami
berikan kepada mereka. (Surah Asy-Syura [42] : 38)
أجمعوا له العالمين من المؤمنين واجعلوه شورى بينكم وَل تقضوا فيه برأي واحد
Hendaklah kamu adakan kerapatan dengan orang-orang yang beriman, dan
adakan lah permusyawaratan di antara kamu dan janganlah kamu
memutuskan dengan fikiran sendiri
(Riwayat Imam Ibn Abdil- Barr)
تشاوروا الفقهاء والعابدين وَل تجعلون برأي خاصة
Hendaklah kamu bermesyuarat dengan ahli fiqh (orang-orang yang
mempunyai pengertian tentang agama) dan orang-orang ahli ibadat, dan
janganlah kamu putuskan dengan fikiran sendiri
( Riwayat Ath-Thabarani)
D. Keharusan untuk bersatu padu dan larangan berpecah belah
Al-Imran : ayat 103
4
103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orangorang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
و أن ينسأله في اثره فليصل رحمه, يقوا من سوه ان يبسط له في رزقه
Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata; saya dengar Rasulullah s.a.w bersabda; “
siapa yang ingin rezekinya dibanyakkan (dilapangkan) dan umurnya
dipanjangkan, hendaklah ia menghubungkan silaturrahim.
، وَل يبع بعضكم على بيع بعض، َل تحاسدوا وَل تناجشوا وَل تباغضوا وَلتدابروا: قال رسول هللا
ويشير الى، التقوى ههنا، المسلم اخوالمسلم َل يظلمه وَل يخذله وَل يحقره،وكونوا عباد هللا اخوانا
كل المسلم على المسلم حرام دمه، بحسب ا ْمرىء من الشر ان يحقر اخاه المسلم.صدره ثالث مرات
( )رواه مسلم.وماله وعرضه
Janganlah kamu semua hasad menghasad, jangan pula kecoh mengecoh,
jangan benci membenci, jangan seteru menyeru dan jangan pula setengah
dari engkau semua itu menjual atas jualannya orang lain. Dan jadilah hamba
Allah sebagai saudara. Seorang muslim itu adalah saudara orang Muslim
yang lain. Janganlah ia menganiaya saudaanya, jangan merendahkannya dan
jangan menghinanya- enggan memberi pertolongan padanya. Ketaqwaan itu
ada di sini- dan beliau menunjuk kea rah dadanya sampai tiga kali. Cukuplah
seseorang itu menjadi orang jelek, jikalau ia menghina saudaranya sesame
muslim. Setiap orang muslim terhadap orang muslim yang lain itu haram
darahnya, hartanya dan kehormatannya..
من، المسلم اخوالمسلم َل يظلمه وَل يسلمه:و عن ابن عمر رضى هللا عنهما ان رسول هللا )ص( قال
ومن فرج عن مسلم كربة فرج هللا عنه بها كربة من كرب، كان في حاجة اخيه كان هللا في حاجته
ومن ستر مسلما ستره هللا يوم القيامة،يوم القيامة.
Dari Ibnu Umar r.a bahawasanya Rasulullah s.a.w bersabda; ‘seorang
muslim itu adalah saudara orang muslim yang lain, janganlah ia menganiaya
saudaranya itu, jangan pula menyerahkannya kepada musuh. Barangsiapa
memberikan pertolongan pada hajat saudaranya, maka Allah selalu
memberikan pertolongan pada hajat orang itu. Dan barangsiapa yang
melapangkan kepada seseorang Muslim akan satu kesusahannya, maka Allah
akan melapangkan untuknya satu kesusahan dari sekian banyak kesusahan
pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang menutup cela seseorang muslim,
maka Allah akan menutup celanya di hari kiamat..
E. Keharusan Berlaku, Bersifat Adil Dan Menunaikan Keadilan (Keadilan Dalam
Memerintah)
An- Nisa’ : ayat 58
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.(an-Nisa’ [4] : 58)
5
An-Nisa’ : ayat 135
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar
penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu
sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin,
maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu
memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka
sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu
kerjakan. (An-Nisa’ [4] : 135)
عن عبد هللا بن عمر وقال رسول هللا )ص( إن المقسطين عند هللا على منابر من نور عن يمين
الرحمن عز وجل و كلتا يديه يمين الذين يعدلون في حكمهم واهليهم وماولوا.
Dari Abdullah bin Amr r.a katanya, Rasulullah s.a.w bersabda: ‘
sesungguhnya orang-orang yang adil itu di sisi Allah akan mendapat tempat
di atas mimbar-mimbar dari cahaya terletak di sebelah kanan Allah. Iaitu
orang-orang yang adil menjalankan hukum, adil kepada keluarganya, dan
adil melaksanakan tugas yang diserahkan kepadanya. Katanya: kedua-dua
tangan Allah itu dinamakan “yamin”’..
F. Keharusan Berlaku, Bersifat Amanah Dan Menunaikan Amanah Kepada Yang
Berhak
Baqarah : ayat 283
Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang
kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang
tanggungan yang dipegang[180] (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika
sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)
menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya,
maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Baqarah [2] : 283)
Al-Imran :ayat 75
Di antara Ahli kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya
harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada
orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak
dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang
demikian itu lantaran mereka mengatakan: "tidak ada dosa bagi kami
terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal
mereka mengetahui. (Ali-Imran[3]:75)
An-Nisa’ : ayat 2
Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka,
jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan
harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar
dan memakan) itu, adalah dosa yang besar. (An-Nisa’[4]:2)
An- Nisa’ : ayat 58
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
6
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (An-Nisa’)
Al-Anfal :ayat 27
27. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat
yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (Al-Anfaal)
Al-Mu’minuun : ayat 8
8. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan
janjinya.(Al-Mu’minuun)
واذا وعد، اذا حدث كذب: آية المنافق ثالث:وعن ابي هريرة رضي هللا عنه أن رسول هللا )ص( قال
واذا اؤْ تمن خان، اخلف.
Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah s.a.w bersabda; “ tanda orang munafik itu
tiga macam, iaitu jikalau berkata dusat, jikalau berjanji mungkiri, dan jikalau
diberi amanah lalu khianat..
G. Persamaan Darjat Dan Kedudukan Sesama Muslim
Al-Hujurat: ayat 13
13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lakilaki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
H. Keharusan Membela Diri Dan Keluarga
At-Tahrim : ayat 6
6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.
I.
As-Syu’araa’ : ayat 214
214. Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.
Sifat-Sifat Peminpin
Al-Baqarah : ayat 247
247. Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah
mengangkat Thalut menjadi rajamu." Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut
memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan
daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" Nabi
(mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan
menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah
memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah
Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. (Al-Baqarah)
7
J.
An-Nisa’ :ayat 139
139. (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi temanteman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka
mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua
kekuatan kepunyaan Allah.(An-Nisa’)
An-Nisa’ : ayat 141
141. (yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan
terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu
kemenangan dari Allah mereka berkata: "Bukankah kami (turut berperang)
beserta kamu ?" Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan
(kemenangan) mereka berkata: "Bukankah kami turut memenangkanmu, dan
membela kamu dari orang-orang mukmin?" Maka Allah akan memberi
keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan
memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang
yang beriman. (An-Nisa’)
An-Nisa’ : ayat 144
144. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang
kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah
kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ? (AnNisa’)
Al-anfaal : ayat 73
73. Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi
sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa
yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka
bumi dan kerusakan yang besar.(Al-Anfaal)
Pemimpim-Peminpin Yang Menyesatkan
Al-Maidah : ayat 77
77. Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan
(melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya
(sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan
kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus." (AlMaaidah)
At-Taubah : ayat 12
12. Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan
mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orangorang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang (yang
tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti.(At-Taubah)
At-Taubah: ayat 34
34. Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari
orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan
8
harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia)
dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan
tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada
mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. (At-Taubah)
K. Melantik Pemerintah
Al-A’raaf : ayat 142
142. Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah
berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu
dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah
ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada
saudaranya yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan
perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat
kerusakan." (Al-A’raaf)
Al-A’raaf : ayat 150
150. Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan
sedih hati berkatalah dia: "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu
kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji
Tuhanmu,Dan Musapun melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang
(rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun
berkata: "Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku
lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu
menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu
masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim" (Al-A’raaf)
L. Tanggung Jawab Pemimpin
Al-Maaidah : ayat 42
42. Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong,
banyak memakan yang haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu
(untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka,
atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka maka mereka
tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikitpun. Dan jika kamu
memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara
mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.
(Al-Maaidah)
As-Syuara’ : ayat 215
215. dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu,
yaitu orang-orang yang beriman. (As-Syuara’)
Al-Ahzab : ayat 6
6. Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri
mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka. Dan orang-orang
yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (warismewarisi) di dalam Kitab Allah daripada orang-orang mukmim dan orangorang Muhajirin, kecuali kalau kamu berbuat baik kepada saudarasaudaramu (seagama). Adalah yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab
(Allah). (Al-Ahzab)
9
M. Kewajiban Menggunakan Hukum Islam
Al-Baqarah: ayat 213
213. Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka
Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah
menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di
antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah
berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada
mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan
yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi
petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang
mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi
petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.(Al-Baqarah)
Al-Maaidah :ayat 44
44. Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada)
petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan
perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada
Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka,
disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka
menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada
manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayatayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan
menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang
yang kafir.(Al-Maaidah)
An-nisa’ : ayat 60
60. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya
telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang
diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada thaghut,
padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan
bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauhjauhnya.(An-Nisa’)
3. Prinsip-Prinsip Utama Sistem Politik Islam
Prinsip-prinsip dasar atau prinsip-prinsip utama sistem politik Islam adalah
sebagai berikut.
a. Musyawarah
Asas musyawarah yang paling utama adalah berkenaan dengan
pemilihan ketua negara dan oarang-oarang yang akan menjawat tugas-tugas
utama dalam pentadbiran ummah. Asas musyawarah yang kedua adalah
berkenaan dengan penentuan jalan dan cara pelaksanaan undang-undang yang
telah dimaktubkan di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Asas musyawarah yang
seterusnya ialah berkenaan dengan jalan-jalan bagi menetukan perkara-perkara
baru yang timbul di kalangan ummah melalui prosesijtihad.
10
b. Keadilan
Prinsip ini adalah berkaitan dengan keadilan sosial yang dijamin oleh
sistem sosial dan sistem ekonomi Islam. Dalam pelaksanaannya yang luas,
prinsip keadilan yang terkandung dalam sistem politik Islam meliputi dan
merangkumi segala jenis perhubungan yang berlaku dalam kehidupan manusia,
termasuk keadilan di antara rakyat dan pemerintah, di antara dua pihak yang
bersengketa di hadapan pihak pengadilan, di antara pasangan suami isteri dan
di antara ibu bapa dan anak-anaknya. Kewajiban berlaku adil dan menjauhi
perbuatan zalim adalah di antara asas utama dalam sistem sosial Islam, maka
menjadi peranan utama sistem politik Islam untuk memelihara asas tersebut.
Pemeliharaan terhadap keadilan merupakan prinsip nilai-nilai sosial yang
utama kerana dengannya dapat dikukuhkan kehidupan manusia dalam segala
aspeknya.
c. Kebebasan
Kebebasan yang diipelihara oleh sistem politik Islam ialah kebebasan
yang berterskan kepada makruf dan kebajikan. Menegakkan prinsip kebebasan
yang sebenarnya adalah tujuan terpenting bagi sistem politik dan pemerintahan
Islam serta menjadi asas-asas utama bagi undang-undang perlembagaan negara
Islam.
d. Persamaan
Persamaan di sini terdiri dari pada persamaan dalam mendapatkan dan
menuntut hak, persamaan dalam memikul tanggungjawab menurut peringkatperingkat yang ditetapkan oleh undang-undang perlembagaan dan persamaan
berada di bawah kuat kuasa undang-undang.
e. Hak menghisab pihakpemerintah
Hak rakyat untuk menghisab pihak pemerintah dan hak mendapat
penjelasan terhadap tindak tanduknya. Prinsip ini berdasarkan kepada
kewajipan pihak pemerintah untuk melakukan musyawarah dalam hal-hal yang
berkaitan dengan urusan dan pentadbiran negara dan ummah. Hak rakyat untuk
disyurakan adalah bererti kewajiban setiap anggota dalam masyarakat untuk
menegakkan kebenaran dan menghapuskan kemungkaran. Dalam pengertian
yang luas, ini juga bererti bahawa rakyat berhak untuk mengawasi dan
menghisab tindak tanduk dan keputusan-keputusan pihak pemerintah.
11
POLITIK ISLAM DI INDONESIA
1. Sejarah Politik Islam diIndonesia
Secara historis, politik Islam di Indonesia mengalami pasang dan surut. Ada
tiga masa yang bisa menggambarkan sejarah politik islam di Indonesia, yaitu :
- Periode Menjelang Kemerdekaan “OrdeLama”
Pada periode ini elit politik Indonesia terbagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok yang menginginkan Indonesia berdasarkan Islam, dan kelompok yang
menginginkan Indonesia berdasarkan ideologi non-agama yaitu kelompok
nasionalis. Oleh sebab itu dibentuklah BPUPKI dan panitia 9 yang
menghasilkan Piagam Jakarta. Namun, dalam isinya terdapat kalimat yang
menyinggung para penganut agama lain. Sehingga harus dirubah dan menjadi
seperti sekarang (terdapat dalam Pancasila). Peristiwa ini menjadikan sejumlah
kelompok Islam merasa dikhianati. Kekalahan ini oleh generasi Islam
berikutnya dipandang sebagai kelemahan politik Islam. Dampak dari peristiwa
tersebut memunculkan pemberontakan di beberapa daerah dengan tujuan
mendirikan negara Islam.
- Periode OrdeBaru
Setelah ikut membantu menumpas pengikut PKI, harapan kelompok Islam
untuk bisa banyak ambil bagian dalam politik di Indonesia pada awal
pemerintahan Orde Baru tidak terwujud. Hal ini disebabkan oleh warisan
kesalahpahaman dari pemerintah kolonial yang menganggap Islam sebagai
sumber pemberontakan yang dibenarkan dengan adanya berbagai
pemberontakan kelompok Islam seperti DI/TII. Akibatnya, pemerintah Orde
Baru cenderung phobia terhadap gerakan politikIslam.
- Periode Reformasi
Pada masa ini politik Islam boleh dikatakan mencapai titik pijak yang
sangat kuat. Kebangkitan politik Islam ditandai oleh beberapa fenomena yang
hampir tidak muncul ke permukaan pada masa Orde Baru. Era ini muncul
gairah pembentukan partai politik berbasis Islam. Menjelang PEMILU 1999
sudah terdapat 35 buah partai Islam yang mendaftarkan diri ke Departemen
Kehakiman. Setelah diadakan seleksi oleh Tim Sebelas, yang lolos sebagai
kontestan pemilu 1999 sebanyak 20 partai Islam dari 48 partai politik. Kini,
sejak reformasi telah 4 kali pemilu diselenggarakan. Partai-partai berbasis Islam
secara akumulatif belum pernah meraihkemenangan.
2. Implementasi Politik Islam DiIndonesia
- Zaman Dulu
Pada masa awal penyebaran agama Islam di Indonesia pertama kali.
Bidang politik menjadi salah satu strategi, karena jika ada satu raja yang masuk
Islam. Maka bisa dipastikan rakyat nya pun akan masuk Islam.
12
- Zaman Sekarang
Partai Politik Islam, sekelompok orang-orang Islam yang terorganisir
dalam suatu wadah organisasi yang meletakkan Islam sebagai dasar dan garis
perjuangannya untuk menyampaikan aspirasi, maupun ide dan cita-cita umat
Islam dalam suatu negara.
3. Partai Politik Islam di Indonesia
- Partai BerasasIslam
a. Partai Bulan Bintang(PBB)
b. Partai Persatuan Pembangunan(PPP)
c. Partai Keadilan Sejahtera(PKS)
d. Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia(PPNUI)
-
Partai Berasas Pancasila, tetapi pada saat bersamaan mengedepankan simbolsimbol Islam (seperti bulan-bintang, kakbah, atau aksara Arab) sebagai partai
islami.
a. Partai Cinta Damai(PCD)
b. Partai Indonesia Baru(PIB)
c. Partai Bintang Reformasi(PBR)
d. Partai Syariah Islam Indonesia(PSII)
- Partai yang berbasis Islam atau tokoh sentralnya dari kalanganIslam
a. Partai Kebangkitan Bangsa(PKB)
b. Kebangkitan Nasional Ulama(PKNU)
c. Partai Amanat Nasional(PAN)
4. Faktor Penghambat Majunya Partai Politik Islam DiIndonesia
- Track record kader yang tidak terlalubaik
- Masyarakat yang condong memilih pantai nasionalis seperti golkar, pdip,dll.
- Masyarakat yang cenderung memilih partai yang berjualan tentang janji
kesejahteraan rakyat dibandingkan kemajuan islam di Indonesia
- Perpecahan dalam tubuh partai politikislam
- Masalah yang sering timbul dari para kader partai politik islam sepertikorupsi.
5. Politik Kualitas Tinggi dan Politik Kualitas Rendah
Politik selalu berkaitan dengan kekuasaan(power) dan sebagaimana dikatakan
C.O. Key, Ir.,seorang pakar ilmu sosial,politik terutama terdiri dari hubungan antara
superordinasi dan subordinasi,antara dominasi dan submissi,antara yang memerintah
dan yang diperintah. Bagi seorang marxis, suatu tindakan politik itu menguntungkan
kaum proletar,memperlemah posisi dari apa yang mereka namakan kelas borjuis dan
13
menuju revolusi sosial ke arah masyarakat tanpa kelas. Bagi seorang sekularis
pragmatis, suatu tindakan politik adalah baik bila dapat memberi “benefit” atau
keuntungan praktis dan manfaat materil, walaupun berdasarkan pertimbanganpertimbangan sesat. Sedangkan bagi seorang Muslim suatu tindakan politik adalah
baik apabila tindakan tersebut berguna bagi seluruh rakyat sesuai dengan
ajaran”rahmatan lil’alamin”.
Dengan demikian, dari tinjauan Islam ada dua jenis politik,yaitu politik
kualitas tinggi dan politik kualitas rendah. Paling tidak ada tiga ciri yang harus
dimiliki politik berkualitas tinggi atau oleh mereka yang menginginkan
terselenggaranya “high politics”,yakni :
Pertama, setiap jabatan politik pada hakekatnya berupa amanah dari
masyarakat yang harus dipelihara sebaik-baiknya. Amanah itu tidak boleh disalah
gunakan,misalnya untuk memperkaya diri sendiri atau menguntungkan golongan
sendiri dan menelantarkan kepentingan umum. Kekuasaan harus dilihat sebagai
nikmat yang dikaruniakan oleh Allah untuk mengayomi masyarakat,menegakkan
keadilan dan memelihara orde atau tertib sosial yang egalitarian. Kekuasaan
betapapun kecilnya,harus dimanfaatkan untuk membangun kesejahteraan bersama,
sesuai dengan amanat yang telah dipercayakan oleh masyarakat luas.
Kedua, erat dengan yang tersebut di atas setiap jabatan politik mengandung
dalam dirinya pertanggungjawaban. Sebagaimana diajarkan Nabi saw.setiap orang
pada dasarnya pemimpin yang harus mempertanggungjawabkan kepemimpinannya
atau tugas-tugasnya. Kesadaran akan tanggungjawab ini sangat menentukan dalam
usaha kita menyelenggarakan politik berkualitas tinggi. Akan tetapi tanggungjawab
ini bukan terbatas di hadapan institusi-institusi atau lembaga yang bersangkutan,
lebih penting lagi adalah tanggungjawab di hadapan Allah,di depan mahkamah yang
paling adil besok di akhirat. Membicarakan pertanggungjawaban di depan Tuhan
bagi telinga kaum sekularisme-pragmatis barangkali kedengaran janggal, apalagi
bagi kaum marxis yang memang atheis. Hanya saja selalu kita ingat bahwa AlQur’an dan Hadist dalam berbagai tempat menggaris bawahi mutlak pentingnya
iman kepada Allah dan pertanggungjawaban kita di hadapan-Nya. Seorang
Politikus,pejabat atau negarawan yang kesadaran tanggungjawabnya pada Tuhan
sangat dalam,secara otomatis memiliki “pembangunan kontrol” yang tidak ada
taranya. Ia memiliki kendali diri yang sangat kuat untuk tidak terperosok ke dalam
rawa-rawa kemunafikan.
Ketiga, kegiatan politik harus dikaitkan secara ketat dengan prinsip ukhuwah,
yakni persaudaraan di antara sesama umat manusia. Ukhuwah dalam arti luas
melampaui batas-batas etnik,rasial,agama,latar belakang sosial,keturunan dan lain
sebagainya. Politik kualitas tinggi sangat kondusif bagi pelaksanaan amar ma’ruf
dan nahi munkar.Seperti yang terkandung dalam surat al-Hajj ayat 41 ;
ْ ف َو ن َ هَ ْو ا ال َّ ِذ ي َن إ ِ ْن َم ك َّ ن َّ ا ه ُ ْم ف ِ ي
ض أ َق َ ا مُ وا ال صَّ َال ة َ َو آ ت َُو ا
ِ ال َّز ك َ ا ة َ َو أ َ َم ُر وا ب ِ ال ْ َم ع ْ ُر و
ِ اْل َ ْر
ْ ُ ّلِل ِ ع َ ا ق ِ ب َ ة
َّ ِ ع َ ِن ال ْ ُم ن ْ ك َ ِر ۗ َو
ور
ِ اْل ُ ُم
“Mereka adalah orang-orang yang bila kami beri kekuasaan yang teguh di
muka bumi niscaya menegakkan shalat,membayar zakat dan menyuruh (manusia)
berbuat kebaikan serta mencegah kejahatan;dan bagi Allah sajalah kembalinya
segala macam urusan”.
Di Negara-negara berkembang, bahkan di negeri-negeri muslim seperti
Indonesia, politik kualitas rendahan pada umumnya justru dominan. Ditinjau dari
sudut pandang Islam, politik semacam ini tidak mendukung maksud-maksud
14
dakwah,tetapi justru menjegal dakwah, merusak rekostruksi masyarakat yang islami.
Kondisi Politik Islam dan partai Islamnya tidak begitu menggembirakan dalam
perjalanannya. Kondisi menyesakkan dada ini memang sangat memprihatinkan.
Mengingat, dakwah Islam yang dilakukan telah melewati rentang masa yang teramat
panjang di bumi Nusantara ini. Banyak faktor penyebab,mengapa politik Islam itu
mengalami kondisi yang menyesakkan. Di antaranya adalah karena kurangnya
perhatian dari partai-partai Islam itu sendiri menyangkut masalah pendidikan
politiknya. Mereka menganggap tidak terlalu penting pendidikan politik itu karena
bisa memakan waktu lama dan juga menghabiskan energy dan dana yang tidak
sedikit. Mereka selalu berpikir instan. Bahkan menganggap pendidikan politik itu
sebagai pemborosan uang dan waktu. Mereka tak memiliki dana tapi tergesa-gesa
dan memaksa.
“Barangsiapa yang menunjukan kepada suatu kebaiakan, maka ia akan
membuahkan ganjaran pahala sebagaimana orang yang melakukan kebaikan itu”
(HR. Muslim) itulah dakwah, amal mulia warisan nabi. Pada hakikatnya, setiap
orang mampu melakukannya.
Padahal hakikatnya pendidikan politik adalah satu-satunya medium untuk
melahirkan individu-individu yang bisa memiliki jiwa kepemimpinan yang
berkualitas,terampil,tahan uji serta berkepribadian Islam yang teguh. Salah satu
fungsi partai politik itu adalah melakukan pendidikan politik kepada rakyat. Setidaktidaknya kepada konstituen dan kader-kadernya. Oleh sebab itu, partai politik yang
mengabaikan pendidikan politik berarti telah mengabaikan salah satu fungsi
utamanya. Justru,fungsi inilah yang pada umumnya terabaikan pada realitas dunia
kepartaian di Indonesia. Terlebih lagi di tubuh partai-partai Islam,itulah yang
menjadi penyebabnya. Mengapa banyak partai Islam sangat kekurangan sumber
daya manusia (SDM) handal dan berkualitas,yang membuat tokoh-tokoh politisi
muslim belum mampu memposisikan diri sebagai pemimpin umat sekaligus
pemimpin bangsa yang disegani. Dan itulah salah satu kelemahan di hampir seluruh
partai Islam yang ada. Akibat yang paling menyedihkan,akhirnya partai Islam di
mata publiknya sendiri hadir sebagai partai yang membingungkan,bahkan
menyulitkan. Mengapa? Karena publik tidak memperoleh informasi yang lengkap
dan
meyakinkan.
Yaitu,
informasi
yang
tentang
kualitas
para
pimpinannya,asas,tujuan dan program-program dari masing-masing partai Islam.
Malahan cenderung menyulitkan ketika mereka harus menjatuhkan pilihannya.
Partai Islam dalam setiap kali pemilihan umum yang diselenggarakan di negeri
ini (sampai 2004), selalu kalah. Padahal perjuangan partai-partai Islam pada pemilu
pertama tahun 1955 begitu gigih. Sebenarnya, dalam proses selanjutnya,
kecenderungan kekalahan terus-menerus itu sudah harus bisa memberikan pelajaran
berharga bagi seluruh partai Islam. Mereka harus bertanya,antara lain seperti :
- Mengapa partainya tidak memiliki nilai jual di mata publiknya sendiri?
- Mengapa justru publik banyak menjatuhkan pilihannya pada partai-partai
berhaluan lain,seperti berhaluan nasionalis-sekuler?
Itu sebenarnya yang harus menjadi fokus pemikiran. Lalu, dicarikan jalan
pemecahannya. Mungkin pemecahannya dengan lebih dahulu mengubah
performance-nya untuk ditata kembali sebagai prioritas utama.
Sehingga bisa punya nilai jual lagi. Secara gampangnya,ibarat memproduksi
15
permen. Agar laku di jual,kemasannya harus menarik dengan desain masa kini dan
isinya pun enak. Dua faktor ini justru tidak tampak sama sekali pada tampilan
berbagai partai Islam itu, utamanya di mata anak-anak muda. Faktanya memang
begitu,kemasannya ketinggalan jaman,isinya pun kurang enak. Meskipun pada
pemilu 2004 ada salah satu partai Islam yang mendapatkan limpahan suara yang
besar. Kondisi ini bisa terjadi ketika partai Islam tersebut melakukan semacam
gerakan tampil beda,dimana para politisinya meski hanya beberapa gelintir saja di
pusat dan daerah-daerah,mereka banyak tampil di publik dengan cara dan tata laku
politik yang dianggap kontras-setidaknya berbeda dalam arti positif-dengan politisi
atau partai politik lain yang lebih dulu dikenal masyarakat Indonesia. Aneka tata
laku yang berbeda itu mulai demonstrasi dan unjuk rasa yang tertib,sopan dan rapi
tanpa pernah membuat macetnya jalan,sikap antikorupsi yang tegas, aneka program
propublik seperti bakti sosial bidang pendidikan,kesehatan, maupun bencana alam.
Lebih dari itu,ia mewarnai ‘kanvas besar” politik Indonesia dengan “politik
program”nya yang menarik, bersih dan peduli,sebagai sesuatu yang terasa
menyegarkan di tengah politik Indonesia yang didominasi jargon bermuatan tipu
muslihat kepada rakyat. Ternyata dengan tampilan seperti itu partai Islam bisa
meraih simpati masyarakat Indonesia dan meraup suara signifikan. Tidak seperti
sekarang, rakyat dijejali dengan tampilan yang cenderung tidak nyambung.
Masyarakat muslim menyaksikan para dai dan pemimpin agama mereka di TV,
Koran ataupun ceramah-ceramah umum selalu membicarakan tentang dekadensi
moral dan pentingnya agama bagi kehidupan serta keharusan tegaknya syariah
Islam. Sementara sehari-hari mereka menghadapi kenyataan bahwa biaya sekolah
anak mahal, mencari pekerjaan sulit, harga sembako terus naik.
Publik tidak merindukan politisi Islam dan pemimpin agama yang fasih
berkoar-koar soal moralitas dan agama di televisi. Namun merindukan elit politik,
ulama, dai, ustad yang mau datang saat mereka menghadapi penggusuran. Khotbah
tentang moralitas, pentingnya budi pekerti bisa jadi tetap mereka perlukan, namun
masyarakat jelas membutuhkan sapaan yang lebih manusiawi dan bukannya khotbah
serta ceramah berkepanjangan soal moralitas dan hukum-hukum agama.
Nuansa kerinduan itu harus disadari dan jangan sekali dinafikan. Dan penafian
itulah penyebab terus merosotnya dukungan kepada partai-partai islam. Sebenarnya
partai Islam secara realitas mempunyai harapan untuk bisa besar karena mereka
diuntungkan, setidaknya oleh dua faktor :
Pertama, modal dasar yang dipunyai,yaitu adanya ratusan juta umat muslim.
Kedua, kondisi politik yang sedang terjadi. Harus dipahami, apa pun bentuk
kondisi itu, seharusnya selalu bisa disiasati dan diambil sisi positifnya. Hanya
masalahnya karena kurang bisa membaca situasi lantas jadi ikut-ikutan larut dalam
kodisi yang terjadi itu.
Sebenarnya kedua faktor itu tidak terlalu sulit untuk direbut. Hanya itu
tadi,kurang bisa membaca situasi. Kalau partai-partai islam bisa membaca situasi
itu,otomatis akan tumbuh semangat bersama untuk bangkit. Akan tumbuh
bagaimana mengolah publik yang ratusan juta kaum muslim itu beralih menjadi
konstituennya yang riil. Bukan lagi sekadar hitungan di atas kertas.
Salah satu cara menjaring suara bisa juga dengan melakukan perubahan tematema kampanye yang disuarakan. Temanya tidak lagi semata-mata bernuansa
ideologis seperti menuntut penegakan syariah, tapi medahulukan dengan lebih
dominasi isu-isu aktual, seperti masalah pengentasan kemiskinan dan pengangguran
16
dengan konsep-konsep yang rasional dan juga pemberantasan korupsi, dan
penegakan hukum.
Memang di depan mata kita sebagai warga bangsa, sekali lagi partai Islam itu
prestasi dan perilakunya sangat menyesakkan dada. Para analis mengatakan itu
karena antara lain,partai-partai Islam banyak melakukan aksi-aksi yang sama sekali
tidak simpatik. Sering mengatasnamakan agama untuk kepentingan yang justru
bertentangan dengan agama. Seperti atas nama agama menghujat dan melakukan
kekerasan pada yang lainnya. Dan terlalu sering melahirkan situasi konflik. Baik itu
lewat perang urat syaraf maupun lewat kekerasan dan perusakan sampai bentrok
fisik di antara sesama komponen bangsa bahkan sesama pendukung partai Islam itu
sendiri.
Dengan kemampuan kebersamaan sesama partai Politik Islam itu dan tentunya
pula bisa bekerja sama secara kostruktif,pasti akan berkelanjut ke level yang lebih
luas lagi. Level tersebut adalah menumbuhkan rasa saling pengertian yang sangat
baik antara Islam, umat Islam dan partai politik Islam di satu sisi dengan seluruh
elemen bangsa besar ini.
17
REFERENSI
-
Al-Qur’an dan Terjemahannya, 1415-H/ 1994-M,Mujamma’ Al-Malik Fhad li
-
Allaf, Abdullah Ahmad. 2008.Seribu Satu Cara Berdakwah. Surakarta : Ziyad Visi
Media
-
Amien Rais, Muhammad . 2004 . Hubungan Antara Politik dan Dakwah. Bandung :
Mujahid
Anwar,Fananie. 2009 . Politik Islam Politik Kasih Sayang. Sidoarjo : Masmedia
Buana Pustaka
-
Budiardjo, Miriam. 2008 .Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
-
https://geotimes.co.id/op-ed/dinamika-politik-islam-di-indonesia/
https://hikmawansp.wordpress.com/2011/12/20/menanamkan-nilai-nilai-islamdalam-perpolitikan-di-indonesia/
-
https://suaramuslim.net/pengertian-politik-islam-dan-bidang-kajiaannya/
https://suduthukum.com/2015/01/prinsip-prinsip-politik-islam.html
https://www.alquranpedia.org/2019/11/19-ayat-al-quran-tentang-politik.html
18