Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Kesehatan Telinga Masyarakat Pesisir

2020, Kesehatan Telinga Masyarakat Pesisir

Abstrak Tujuan artikel ini ditulis adalah untuk memberikan informasi atau ilmu pengetahuan kepada para nelayan tradisional mengenai cedera barotrauma yang sering terjadi di kalangan para nelayan dan bagaimana mereka bisa mengatasi cedera telinga ini. Pokok pikiran yang akan dibahas dalam artikel ini adalah mengenai pengenalan tentang barotrauma dan apa saja hal yang menyebabkan barotrauma dan cara mengatasi barotrauma. Selain itu, kami juga akan membahas terkait safety diving yang benar mengingat masih banyak para nelayan tradisional yang belum mengetahui hal ini. Metode penelitian yang akan dipakai adalah review literature dan juga library study untuk mengumpulkan data-data dan juga materi terkait dengan barotrauma ini. Berdasarkan hasil pengolahan data dari berbagai literatur dan jurnal yang telah saya baca, masih banyak nelayan, terutama nelayan tradisional, yang tidak mengetahui barotrauma. Hal ini disebabkan para nelayan tidak diberikan ilmu yang cukup mengenai safety diving yang tepat dan masih kurangnya perhatian pemerintah terkait kasus tersebut. Dengan pembuatan artikel ini akan menjadi solusi dari permasalahan ini. Artikel ini akan membantu para nelayan untuk mengetahui lebih lanjut terkait barotrauma dan juga memberikan ilmu safety diving yang tepat agar para nelayan dapat meminimalisir cedera telinga ini atau yang biasa disebut dengan barotrauma. Kata kunci: Barotrauma, safety diving, nelayan, cedera telinga. A. Latar Belakang Indonesia merpakan negara kepulauan yang dua per tiga wilayahnya adalah daerah perairan. Hal ini membuat negara Indonesia menjadi negara maritim dan sebagian penduduknya bekerja sebagai nelayan. Beberapa daerah pesisir Indonesia masih menggunakan cara tradisional dalam memperoleh hewan laut, terutama saat pengambilan hewan laut yang terdapat di dasar laut seperti ikan, lobster, teripang ,abalone, dan mutiara. Karena hal ini, tidak sedikit para nelayan yang mengalami gangguan pendengaran atau yang biasa disebut dengan barotrauma. Barotrauma adalah kerusakan jaringan telinga akibat ketidakmampuan menyamakan tekanan ruang telinga tengah dengan lingkungan. Barotrauma telinga dapat terjadi apabila penyelaman tanpa melaksanakan ekualisasi tekanan telinga tengah dengan cara yang benar. Barotrauma telinga berulang dalam periode lama dapat menyebabkan gangguan kapasitas recoiling serabut elastis membran timpani menjadi irreversible, sehingga dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Perubahan tekanan mendadak di ruang telinga tengah dapat diteruskan ke telinga dalam sehingga dapat menyebabkan kerusakan telinga dalam, bahkan ketulian.

Kesehatan Telinga Masyarakat Pesisir Andi Radiva Kananda Hafid Abstrak Tujuan artikel ini ditulis adalah untuk memberikan informasi atau ilmu pengetahuan kepada para nelayan tradisional mengenai cedera barotrauma yang sering terjadi di kalangan para nelayan dan bagaimana mereka bisa mengatasi cedera telinga ini. Pokok pikiran yang akan dibahas dalam artikel ini adalah mengenai pengenalan tentang barotrauma dan apa saja hal yang menyebabkan barotrauma dan cara mengatasi barotrauma. Selain itu, kami juga akan membahas terkait safety diving yang benar mengingat masih banyak para nelayan tradisional yang belum mengetahui hal ini. Metode penelitian yang akan dipakai adalah review literature dan juga library study untuk mengumpulkan data – data dan juga materi terkait dengan barotrauma ini. Berdasarkan hasil pengolahan data dari berbagai literatur dan jurnal yang telah saya baca, masih banyak nelayan, terutama nelayan tradisional, yang tidak mengetahui barotrauma. Hal ini disebabkan para nelayan tidak diberikan ilmu yang cukup mengenai safety diving yang tepat dan masih kurangnya perhatian pemerintah terkait kasus tersebut. Dengan pembuatan artikel ini akan menjadi solusi dari permasalahan ini. Artikel ini akan membantu para nelayan untuk mengetahui lebih lanjut terkait barotrauma dan juga memberikan ilmu safety diving yang tepat agar para nelayan dapat meminimalisir cedera telinga ini atau yang biasa disebut dengan barotrauma. Kata kunci: Barotrauma, safety diving, nelayan, cedera telinga. A. Latar Belakang Indonesia merpakan negara kepulauan yang dua per tiga wilayahnya adalah daerah perairan. Hal ini membuat negara Indonesia menjadi negara maritim dan sebagian penduduknya bekerja sebagai nelayan. Beberapa daerah pesisir Indonesia masih menggunakan cara tradisional dalam memperoleh hewan laut, terutama saat pengambilan hewan laut yang terdapat di dasar laut seperti ikan, lobster, teripang ,abalone, dan mutiara. Karena hal ini, tidak sedikit para nelayan yang mengalami gangguan pendengaran atau yang biasa disebut dengan barotrauma. Barotrauma adalah kerusakan jaringan telinga akibat ketidakmampuan menyamakan tekanan ruang telinga tengah dengan lingkungan. Barotrauma telinga dapat terjadi apabila penyelaman tanpa melaksanakan ekualisasi tekanan telinga tengah dengan cara yang benar. Barotrauma telinga berulang dalam periode lama dapat menyebabkan gangguan kapasitas recoiling serabut elastis membran timpani menjadi irreversible, sehingga dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Perubahan tekanan mendadak di ruang telinga tengah dapat diteruskan ke telinga dalam sehingga dapat menyebabkan kerusakan telinga dalam, bahkan ketulian. Selama ini masyarakat nelayan belum dibekali ilmu yang cukup mengenai safety diving, sehingga mereka dapat melakukan kegiatan penyelaman ini dengan baik dan benar serta tidak membahayakan kesehatan mereka (Massi, 2005). Kegiatan penyelaman memiliki prosedur standar, namun beberapa penyelam tradisional tidak mengetahuinya. Nelayan penyelam tradisional pantai Puger selama ini menggunakan teknik tradisional yang belum sesuai dengan kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja khususnya peraturan penyelaman berulang (Massi, 2005). Di Indonesia, kejadian tentang barotrauma pada penyelam tradisional di Kepulauan Seribu, Pulau Panggang dan Pulau Pramuka tahun 1994-1996 menunjukkan 41,37% mengalami barotrauma telinga. Penelitian Kartono di Pulau Karimunjawa Kabupaten Jepara tahun 2007 menyebutkan barotrauma yang paling banyak terjadi adalah gangguan pendengaran yaitu sebanyak 43,2%. menurut hasil dari Kementrian kesehatan (2006) nelayan di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, mengalami kasus barotrauma (41,37%) dan kelainan dekompresi (6,91%). Berdasarkan data tersebut dapat dillihat bahwa memang para penyelam tradisional belum menggunakan teknik sesuai dengan kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja melihat tingginya persentase para nelayan yang mengalami gangguan kesehatan terutama gangguan telinga. Menurut saya hal ini dikarenakan para nelayan yang mengetahui tentang pengetahuan safety diving, sehingga diperlukan perhatian mengenai hal ini. Selain itu, setelah melakukan riset mengenai artikel tidak banyak artikel dan juga berita yang membahas mengenai hal ini, bahkan artikel dari pemerintah mengenai barotrauma yang paling terbaru terbit pada tahun 2013. Dari hal ini, saya dilihat bahwa kepedulian pemerintah mengenai barotrauma masih kurang. Para penyelam tradisional mendapatkan pengetahuan menyelam secara turun temurun tanpa adanya pendidikan formal atau professional menyenai menyelam sehingga para nelayan banyak yang tidak memiliki ilmu mengenai safety diving. Selain itu melihat tidak banyak artikel kesehatan pemerintah dan juga para peneliti yang membahas mengenai masalah ini membuat saya menajadi tertarik untuk mengangkat topik ini. Rumusan Masalah:  Faktor apa yang mejadi penyebab barotrauma?  Bagaimana cara mencegah barotrauma?  Bagaimana safety diving yang benar? B. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan artikel ini adalah agar masyarakat, terutama para nelayan tradisional, dapat lebih mengenal atau lebih mengetahui lebih dalam mengenai salah satu cedera yang umum ditemukan di daerah pesisir yaitu Barotrauma serta mereka bagaimana cara agar mencegah hal tersebut . Selain itu diharapkan para nelayan dan juga masyarakat dapat lebih tahu mengenai safety diving . C. Hasil dan Pembahasan Barotrauma adalah gangguan kesehatan pada telinga ketika terjadi cedera dalam telinga akibat adanya perubahan tekanan udara atau tekanan dalam air secara mendadak. Barotrauma umum terjadi pada kegiatan menyelam atau penerbangan. Barotrauma dapat menyebabkan pecahnya gendang telinga dan rentan terjadi kepada penyelam, karena semakin penyelam masuk ke dalam lautan, maka tekanan juga akan semakin besar. Saat tekanan semakin membesar biasanya akan ditandai dengan muncul rasa nyeri pada telinga. Jika hal ini terus dipaksakan bukan tidak mungkin barotrauma dapat mengakibatkan komplikasi gendang telinga pecah yang akan menyebabkan ketulian. Gejala-gejala barotrauma telinga tengah termasuk nyeri, rasa penuh dan berkurangnya pendengaran. Diagnosis dipastikan dengan otoskop. Gendang telinga tampak mengalami injeksi dengan pembentukan bleb hemoragik atau adanya darah di belakang gendang telinga. Kadang-kadang membran timpani akan mengalami perforasi. Dapat disertai gangguan pendengaran konduktif ringan Penyebab terjadinya barotrauma adalah penyumbatan tuba eustachius merupakan salah satu penyebab barotrauma telinga. Tuba eustachius membantu mengembalikan keseimbangan selama perubahan tekanan. Misalnya, menguap biasanya membuka tuba eustachius. Ketika tabung tersumbat, gejala timbul karena tekanan di telinga berbeda dari tekanan di luar gendang telinga Anda. Perubahan ketinggian adalah penyebab paling umum dari kondisi ini. Salah satu tempat yang banyak orang alami telinga barotrauma adalah saat naik atau turun pesawat. Kondisi ini kadang-kadang disebut sebagai gangguan telinga di pesawat. Situasi lain yang mungkin menyebabkan masalah ini adalah scuba diving (menyelam), mendaki, mengemudi melalui pegunungan. Selain penerbangan dan kegiatan menyelam, ada beberapa kebiasaan lainnya yang berisiko meningkatkan barotrauma, seperti:  Cedera telinga akibat ledakan yang cukup keras.  Menjalani pengobatan oksigen hiperbarik.  Melakukan kegiatan pendakian ke tempat yang tinggi.  Melakukan perubahan posisi dengan cepat menuju tempat yang tinggi misalnya ketika naik lift gedung. Cara Mencegah Barotrauma     Konsumsi dekongestan, untuk mencegah terjadinya barotrauma pada telinga, sebaiknya gunakan dekongestan, antihistamin, atau keduanya sebelum memulai kegiatan, seperti scuba diving, menyelam, hiking, naik pesawat. Dekongestan tersedia dalam bentuk minum ataupun spray. Gunakan earplug, earplug dapat menyamakan tekanan pada gendang telinga saat Anda berada di dalam air. Mengikuti prosedur standar kebijakan selam Menggunakan pakaian selam sesuai dengan standar keselamatan selam Prosedur - Prosedur dan Standar-Standar Kebijakan Selam Waktu Bawah Maksimal Waktu menyelam dari permukaan ke permukaan maksimal untuk menyelam di perairan terbuka adalah 50 menit. Waktu tersebut memungkinkan 2 menit naik ke tempat yang aman, minimal 3 menit (lebih baik 5 menit) agar berhenti di tempat yang aman dan 1 menit untuk naik ke permukaan. Kedalaman Maksimum Kedalaman maksimum untuk Penyelam Scuba PADI adalah 12m. Bagi para penyelam Perairan Terbuka, kedalaman maksimum adalah 18m/60 kaki. Kecuali, saat Menyelam Laut Dalam Lanjutan Perarian Terbuka saat kedalaman maksimum ditambahkan menjadi 30m/100 kaki. Kedalaman maksimum untuk menyelam terbatas (Confined Dive) adalah 5m; apapun yang dibawah kedalaman ini harus dikelompokkan sebagai Menyelam Perairan Terbuka. Kebutuhan Udara Seluruh penyelam yang memasuki perairan terbuka untuk menyelam terbuka harus memiliki tekanan awal yang lengkap, 50 menit selam menuju kedalaman 18m, dan staff penyelam diharap memeriksa tekanan awal seluruh penyelam dibawah pengawasan mereka sebelum memasuki perairan. Tekanan awal minimal optimum kita adalah 180 bar atau 2700 psi. para penyelam harus memberitahu penyelam professional mereka saat mereka mencapai 100 bar atau 1450 psi dan harus mulai naik dengan minimal 70 bar atau 1050 psi. Seluruh penyelam baik yang menyelam terbatas maupun terbuka harus berada di permukaan dengan kondisi tekanan tidak kurang dari 50 bar atau 900 psi. D. Penutup Berdasarkan penjelasan yang telah kami paparkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa barotrauma adalah kerusakan jaringan telinga akibat ketidakmampuan menyamakan tekanan ruang telinga tengah dengan lingkungan. Barotrauma sering terjadi pada para nelayan daerah pesisir terutama para nelayan tradisional. Barotrauma sering terjadi karena kurangnya pengetahuan para nelayan mengenai barotrauma dan juga mengenai safety diving serta kurangnya perhatian pemerintah terkait permasalahan ini. Saran saya mengenai permasalahan ini selain dengan menulis artikel mengenai barotrauma adalah dengan pemerintah memberikan penyuluhan mengenai masalah cedera telinga ini serta diadakannya pengecekan kesehatan telinga kepada para nelayan khususnya para nelayan tradisional di daerah pesisir. E. Daftar Pustaka Absor, Ulil.(2008). Pengaruh Barotrauma Auris terhadap Gangguan Pendengaran pada Nelayan Penyelam di Kecamatan Puger Kabupaten Jember. http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/13805/gdl%20%287%29xx.pdf? sequence=1 Makarim, Fadhli Rizal.(2020). Mengapa Barotrauma Bisa Sebabkan Gendang Telinga Pecah?. (https://www.halodoc.com/artikel/mengapa-barotrauma-bisa-sebabkan-gendangtelinga-pecah) Nurin, Fajarina. (2020). Mengatasi dan Mencegah Sakit Telinga Karena Tekanan Tinggi (Barotrauma).( https://hellosehat.com/tht/telinga/sakit-telinga-barotrauma/#gref) Prasetyo , Arief Tjatur, Joseph Bambang Soemantri. (2012). Pengaruh kedalaman dan lama menyelam terhadap ambang-dengar penyelam tradisional dengan barotrauma telinga. ORLI Vol. 42 No. 1 Tahun 2012. https://www.orli.or.id/index.php/orli/article/viewFile/21/20