Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

RESUME AQIDAH AKHLAK

2021, Nur Faiqah Firda Muftaga

Resume Aqidah Akhlak Nur Faiqah Firda Muftaga (70200121065)

RESUME AQIDAH AKHLAK DOSEN PENGAMPUH: MUHAMMAD ARSYAM S.Pd.I., M.Pd DISUSUN OLEH: NUR FAIQAH FIRDA MUFTAGA 70200121065 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PRODI KESEHATAN MASYARAKAT 2021 1. Pengertian Aqidah Menurut Para Ahli Aqidah berasal dari istilah ‘aqd, yang berarti mengikat dalam Bahasa arab. Apa sebenarnya aqidah itu? Seseorang yang memiliki iman. Aqidah adalah Tindakan sepenuh hati, yaitu keyakinan dan alas an yang tulus untuk apa pun. Kata ‘aqidah’ berasal dari akar kata “al-aqdu” yang terdiri dari ar-rabth (ikatan), al-ibraam (pengesahan), al-ihkan (penguat), dan at-tawatstsuq (menjadi kuat) al-itsbaatu (kuat), At-tamaasuk (menguatkan). Kapan aqidah ditemukan atau bermunculan? Sebelum manusia lahir di muka bumi ini kita semua sudah memiliki akidah sejak lahir, karena sebelum kita lahir kita memiliki perjanjian dengan Allah Swt. Tentang apakah kita siap terhadap takdir yang diberikan kepada kita, jika kita menerima takdir itu maka kita akan lahir di muka bumi ini dengan selamat, dan apabila kita tidak menerima perjanjian itu, maka kita akan lahir lalu kemudian meninggal pada saat itu juga. Kita semua memiliki akidah atau kepercayaan bahkan orang yang mengatakan dirinya atheis pun mempunyai kepercayaan karena sebelum ada rasa tidak percaya pasti ada rasa percaya dahulu. Akidah menurut T.M Hasbi ash-Shiddieqy adalah suatu hal yang harus dibenarkan dalam harti dan dirangkul dengan keikhlasan sebagai sarana kepuasan, serta mengakar kuat di lubuk jiwa dan tidak dapat digoyahkan oleh apapun. Hassan Al-Banna mengklaim akidah membutuhkan pengembangan hati yang membenarkan . baginya, buatlah jiwa tentram, tenang, dan Amanah serta bebas dari kecemasan. 2. Sumber Cara Menerapkan Aqidah Menurut Al-Qur’an Karena islam disebarkan oleh para nabi adalah islam murni atau masih utuh, keutuhan dalam islam lalu ada ihsan dan Amanah atau iman. Oleh karena itu ajaran akidah tidak pernah di abaikan. Pendidikan akidah ini harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, dirumah, disekolah, dan paling penting di masyarakat. Untuk menghasilkan individu yang berakhlak mulia, serta santun sesuai dengan Al-qur’an dan As-sunnah. Hal ini kerana Sebagai umat islam, kita diwajibkan untuk mengerjakan suatu amalan yang sesuai dengan ajaran islam. Ajaran islam yang sudah pasti berlandaskan dari al-qur’an dan sunnah nabi. Kita sebagai umat islam harus bisa memperkuat aqidah kita karena apabila kita tidak mempunyai akidah dalam hati maka seluruh ibadah atau amalan yang kita lakukan akan sia-sia. Akidah islam ini dapat di terapkan di kehidupan sehari-hari. Terlepas dari keyataan bahwa akidah islam tidak terlihat dan tidak ditemukan secara fisik. Kita harus menerapka kepada diri kita sendiri dan di kehidupan sehari-hari. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan dalam menerapkan akidah ialah dengan cara terus mempelajari atau membaca al-qur’an dan hadits, beribadah dan bersedekah dengan niat ikhlas karena Allah swt. Dan masih banyak lagi bentuk akidah islam yang bis akita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga kita lakukan sebagai salah satu cara untuk meneguhkan akidah islam kita, agar kita selalu menjadi muslim yang baik. 3. Pengertian Dan Tingkatan Tauhid Dalam Ajaran Islam Tauhid adalah Bahasa arab dan berarti menganggap atau menekankan sesuatu, Sebagian satu atau tunggal, tergantung pada bahasanya. Tauhid diartikan sebagai keyakinan akan keesaan Allah Swt dalam ajaran islam. Sebagai pencipta, penerima, dan pemelihara segala sesuatu. Segala sesuatu di alam semesta ini ditentukan olehnya. Percaya pada ajaran tauhid disebut rububiyyah . sebagai hasil dari keyakinan ini, kami berkewajiban untuk hanya Allah Swt yang harus disembah. Dengan kata lain, hanya Allah yang memiliki otoritas disembah. Uluhiyyah adalah nama yang diberikan untuk kepercayaan ini. kita harus menggabungkan kedua ajaran tauhid. Yaitu (rububiyyah dan uluhiyyah) menjadi komponen integral dari kehidupan kita. Imam al-ghazali adalah seorang ulama pemikir, dan filosof terkenal dan islam sufi telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan umat manusia. Hujjatul islam adalah tafsir teosofi islam sufi yang dianut oleh ulama yang memperoleh gelar tersebut. Ia juga membagi makna tauhid kedalam empat kategori dalam karyanya Ihya ulumuddin. Prof KH Said aqil Siroj juga menjelaskan empat tahapan tauhid. “Allah Swt dan Semesta” adalah judul buku terbarunya. ● Tauhid tingkat pertama, menurut Kiai said, adalah pribadi, saat jantungnya berdetak, ucapkan kata-kata “La Ilaha Illallah” dengan lidahnya. ● Tingkat kedua adalah saat seseorang mengenali seseorang dari lubuk hatinya yang paling dalam. ● Tingkat ketiga adalah dalam berdoa seseorang melihat atau menyaksikan keesaan Allah swt dengan hati dan cahaya. ● Tingkat keempat adalah mereka hanya melihat Allah Swt dan tidak ada yang lain. Kita perlu dan harus mempelajari ilmu tauhid karena kita sebagai umat manusia hal yang perlu kita ketahui adalah mengenal Allah Swt dan rasulnya dengan dalil-dalil tertentu. Dengan mempelajari ilmu tauhid kita dapat menambah dan memperkokoh keyakinan kita kepada pencipta kita yaitu Allah Swt. 4. Konsekuensi Syahadat Dalam Islam Kata ‘syahadat’ berasal dari kata Arab 'Al-Syahadah’, yang berarti kesaksian, atau dari kata ‘syahida’ yang berarti saksi, dan maknanya yang mendalam menunjukkan bahwa dia telah bersaksi. Sedangkan istilah adalah yang mengacu pada seperangkat keyakinan. Artinya memberikan pengakuan dan kesaksian secara fisik dan verbal serta beriman kepada Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw serta keesaan Allah Swt. Kalimat syahadat pertama yaitu ‘La Ilaha Illallah” adalah kalimat yang merupakan pondasi dari agama islam yang kedudukannya atau tempatnya paling tinggi dalam islam serta berupa pedoman diterimanya amal ibadah kita. Syahadat ‘ Muhammadarrasulullah’ mempercayai didalam hati bahwa nabi Muhammad saw merupakan utusan Allah Swt dan kekasih allah Swt, dengan menaati perintahnya, mengikuti ajaran atau sunnahnya serta menyembah hanya kepada Allah Swt sebagaimana yang telah beliau syariatkan. Ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi untuk membuktikan yang sejati dari kalimat ini, yaitu: ● Mengaku adanya kerasulan dan percaya dalam hati ● Mengekspresikan dan bersumpah secara verbal ● Ikuti dengan mempraktikkan ajaran kebenaran yang dia bawa ● Menahan diri dari melakukan apa yang dilarang ● Mencintainya lebih dari harta duniawi ● Mendahulukan perkataannya, dari pada perkataan orang lain, dan mengikuti sunnahnya. 5. Rahmat Allah Swt Sebagai Tujuan Tauhid Pengetahuan dasar mendefinisikan tauhid sebagai keyakinan bahwa sesuatu adalah satu. Hal ini berkaitan dengan keesaan Allah Swt, atau fakta bahwa Allah Swt adalah satu dalam keyakinan islam. Muslim percaya bahwa Allah Swt pencipta alam semesta, adalah satu-satunya tuhan. Segala sesuatu didalamnya memiliki karakteristik kesempurnaan. Tujuan mempelajari tauhid adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentangnya. Ini tidak lebih dari upaya Bersama untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam atau lebih baik tentang Allah Swt dan Rasul-nya melalui alas an-alasan yang konkret. Dalam scenario ini, memahami juga berarti meyakini semua kualitas kesempurnaan itu milik Allah Swt dan menegaskan semua pesan dan ajaran rasul-nya. Mempelajari, menggunakan makna tauhid dalam kehidupan seharihari. Setidaknya ada tiga hal yang mendasar yang dibahas dalam ajaran tauhid. Yang pertama ilhiyat, atau hal-hal yang menyangkut tuhan, seperti sifat, aktivitas atau perbuatan, dan hubungan dengan hamba-hambanya. Kedua, nubuwwat atau hal-hal tentang para nabi yang diutus oleh Allah Swt kepada semua orang untuk memberikan syariatnya kepada seluruh umat manusia. Ketiga, informasi yang disampaikan oleh para nabi dalam bentuk wahyu disebut dengan sam'iyyat mereka diberi pesan oleh Allah Swt. Untuk diteruskan ke rakyatnya masing-masing. Malaikat, buku, takdir, semuanya dibahas dalam tiga prinsip dasar ini. Rukun-rukun islam berupa iman, keyakinan, dan amalan, didasarkan pada doktrin-doktrin fundamental tersebut. 6. Cinta Dan Ridha Allah Swt Sebagai Tujuan Hidup Kata ridha adalah kata yang akrab oleh kebanyakan orang. Kata ini juga terkait denga berbagai jenis ibadah dan keikhlasan. Misalnya, seseorang mungkin berdoa untuk mendapatkan keridhaan Allah Swt. Sebenarnya adalah deskripsi rinci tentang kata ridha. Kata ridha berasal dari kata radhiya-yardha-ridwanan yang berarti gembira, suka, rela, dan puas. Dapat dimaklumi bahwa kata ridha tidak hanya ditunjukkan kepada Allah swt, tetapi juga kepada sesama manusia, bahkan kepada alam dunia. Tergantung pada konsep pernyataan, sebuah kata dapat memiliki berbagai arti dan kegunaan. Sebagai seorang hamba, kita harus berusaha untuk menyenangkan Allah Swt dalam hal sikap. Cara meraih ridha Allah Swt: ● Dengan menjaga kesucian akidah, tauhid, dan iman ● Serius dalam beramal dan disertai dengan hati yang ikhlas ● Mengendalikan hawa nafsu sebagai cobaan yang paling besar untuk manusia. 7. Pengertian Dan Pola Pelaksanaan Ibadah Dalam Ajaran Islam Ibadah mencakup berbagai Tindakan manusia di seluruh dunia. Ini dilakukan dengan tujuan mengabdi kepada Allah dan hanya kepada Allah Swt. Oleh akibatnya, seluruh hidup orang percaya didasarkan imannya. Ibadah diartikan sebagai tujuan yang besar dan jujur untuk memperoleh keridhaan allah swt. Kita juga harus memenuhi dua syarat untuk melaksanakan ibadah: niat yang jujur dan niat yang tulus. Yaitu karena Allah Swt, saya ikhlas dan saya mengikuti perintah Nabi Muhammad Saw. Kita beribadah untuk menunaikan tanggung jawab kita sebagai manusia kepada tuhan, karena Allah Swt mengutus orang-orang didunia Untuk mengurus atau mengatur segala sesuatunya. Ibadah terdapat dua macam, yaitu ibadah khassah adalah ibadah yang cara pelaksanaannya telah ditentukan atau mengikuti dari dalil dan dasar hukum yang didalamnya terdapat rukun iman. Ibadah ammah yaitu ibadah yang segala sesuatu yang dilakukan berupa perbuatan baik itu hanya karena Allah Swt. Adapun tujuan dari ibadah ialah: ● Sebagai simbol mendekatkan diri kepada Allah Swt ● Memenuhi komitmen manusia kepada tuhan, karena tuhan menciptakan manusia ● Untuk mendapatkan suatu keuntungan sambal menghindari suatu tindakan Hakikat ibadah adalah agar manusia terlepas dari yang keji dan durhaka. Ketika anda mendengar kata “diperintahkan” dan “dilarang” oleh Allah Swt, ikuti perintah dan hindari larangannya, dan anda akan tahu kemana anda akan pergi. 8. Ibadah Sebagai Landasan Dasar Menjadi Khalifah Ibadah menurut definisi (etimologi) memerlukan kerendahan hati dan ketundukan. Ibadah memiliki definisi yang bermacam-macam namun hanya satu makna dan artinya yaitu ibadah adalah Ketika kita tunduk kepada Allah Swt dengan cara penuh kasih dan kerendahan hati. Kata khalifah berasal dari Bahasa arab yaitu khalf, yang berarti menggantikan dan khalaf yang berarti dating, tetapi istilah khalifah tergantung pada konteksnya. Karena setidaknya ada dua dalam islam, makna khalifah dipahami dengan baik. Yang pertama ialah tentang seorang manusia yang secara keseluruhan sebagai pembangun amaanh Allah Swt. Kedua setelah kematian nbai, gelar ini diberikan kepada pemimpin muslim Nabi Muhammad Saw. Tidak halal bagi seseorang yang mengaku sebagai khalifah Allah swt akan tetapi akhlaknya buruk, pendidikannya terbatas, dan ibadahnya yang kurang, gelap, serta dangkal. 9. Kehidupan Dunia Sebagai Jalan Menuju Kehidupan Akhirat Dunia adalah dimana perlindungan masa depan hanya dapat dicari dan diamankan Ketika kehidupan hadir diatas punggung. Apapun kegiatan yang dilakukan secara eksklusif untuk kepentingan dunia tidak menjamin keselamatan. Kenikmatan yang kita nikmati di dunia ini akan direnggut oleh kematian cepat atau lambat. Ketika seorang muslim mengambil dunia di tangan, di memiliki otoritas penuh atas itu. Sesuatu yang sudah dianggap membahayakan ikut akan mudah dilepaskan akan tetapi apabila sesuatu sudah merasuk kedalam hati akan susah untuk diangkat. Oleh karena itu kita harus mampu menyeimbangkan antara dunia dan akhirat yaitu dengan tetap menjaga amal ibadah wajib kita maupun sunnah. Adapun hal yang perlu dilakukan dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat yaitu: ● Mengerjakan ibadah wajib terlebih dahulu ● Tidak lupa dengan ibadah sunnah ● Bekerja keras dan bersungguh-sungguh ● Merasakan kebahagiaan dan kesedihan dengan tidak berlebihan 10. Akhlak Kepada Allah Swt, Manusia Dan Semesta Akhlak atau moral dapat diartikan perilaku atau sikap seseorang yang sudah menjadi kebiasaan setiap individu dan selalu terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya untuk orang lain, tetapi untuk diri kita sendiri akhlak sangat penting dan diperlukan dalam islam. Allah swt yang telah menciptakan kita dengan sesempurna mungkin, memberikan kita indra pendengaran, penglihatan, dan akal. Oleh sebab itu kita harus atau wajib berakhlak kepada Allah Swt. Selain berakhlak kepada Allah swt sebaga hal yang paling penting, kita juga harus berakhlak kepada sesama manusia dan alam semesta. Bagi allah swt, akhlak kepada allah Swt dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dimiliki manusia sebagai makhluk kepada tuhan sebagai Al-Khaliq (pencipta) Bentuk akhlak kepada manusia yaitu dengan senantiasa ber husnudzon atau berprasangka baik. Dengan meyakini jika kita mengikuti semua perintah Allah Swt dan rasulnya merupakan sebuah kebaikan bagi kita sebagai manusia. Tasamuh yaitu saling menghargai sesama manusia, berarti kita sudah berakhlak kepada manusia. Ta’awun yaitu tolong menolong dan gotong royong. Manusia diharapkan dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungannya. Manusia bertanggung jawab menjaga dan melindungi alam semesta sebagai mahkluk kholifatullah fil ardh. Menurut keyakinan islam beberapa akhlak yang digunakan untuk menggambarkan akhlak yang baik terhadap alam semesta, khususnya membersihkan dan melestarikan alam. 11. Pengertian Dan Macam-Macam Kufur Dalam Al-Qur’an Kufur didefinisikan sebagai semua perilaku manusia, baik fisik maupun mental, yang menyebabkan hilangnya atau pudarnya iman kita kepada Allah swt. Macam-macam kufur: ● Kafir/ kufur mengingkari. Kekafiran orang yang tidak mengenal Allah Swt Disebut kufur atau kekafiran dan menolak untuk mengakuinya. ● Kafir juhud adalah kekafiran orang-orang yang bertakwa dia ingin membuat janji dengan pikirannya, tetapi tidak dengan lidahnya. ● Kufur inad adalah orang mengenal Allah secara dekat meskipun anda mengakuinya secara lisan namun anda menolak menerima agamanya. ● Kufur nifaq kekafiran orang yang mengakui islam secara lisan tetapi tidak mengamalkannya hatinya menolak untuk mengakuinya. Hal-hal yang dapat menyebabkan kekufuran: ● Percaya pada seseorang atau sesuatu selain Allah swt ● Ragu-ragu terhadap kekuasaan Allah Swt ● Dengan ucapan dia menjadi kufur ● Dengan perbuatan dia bisa menjadi kufur. 12. Ancaman Dan Hukuman Bagi Seorang Yang Murtad Murtad berarti meninggalkan islam dalam bentuk pikiran, perkataan, dan tindakan. Akibatnya, seseorang dicap sebagai kafir. Murtad adalah dosa yang sangat dibenci oleh Allah Swt dan itu adalah tindakan yang dapat menyebabkan kita melakukan dosa sangat besar sehingga akan berakhir di neraka di akhirat. Orang-orang dapat dikatakan murtad jika: ● Keyakinan yang beruabah ● Tidak membenarkan dan mengingkari kebenaran Al-qur’an ● Menghina Allah Swt dan Nabi ● Menghina istri dan keluarga Nabi ● Takfir ● Membuang Al-quran ke tempat sampah ● Menyembah berhala ● Tidak mau atau mengingkari zakat dan sedekah. “barangsiapa yang berpindah agama (dari islam ke agama lain), maka bunuhlah dia” sabda Nabi Saw dalam sebuah hadits, (HR Bukhori). Orang-orang murtad menghadapi bahaya besar yaitu hukuman yang berat. Allah Swt mengancam orang murtad dengan siksaan yang sangat besar dan keras di akhirat kelak. Allah Swt menyatakan: “Barangsiapa yang keluar dari agama Allah Swt atau murtad kemudian dia meninggal dalam keadaan kafir maka sia-sia amalan mereka di dunia dan akhirat, mereka adalah penghuni dan kekal dalam neraka.