Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2016, TEKTRIKA - Jurnal Penelitian dan Pengembangan Telekomunikasi, Kendali, Komputer, Elektrik, dan Elektronika
Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Wijaya Kusuma Surabay
ANALISIS KOMUNIKASI DATA PADA KOMPUTER IPv4 dan IPv6 MENGGUNAKAN DUAL STACK TRANSITION MECHANISM(DSTM)2012 •
Perkembangan teknologi jaringan komputer saat ini semakin berkembang pesat seiring semakin meningkatnya pengguna yang memanfaatkan jaringan komputer. Dalam suatu jaringan komputer terdapat sistem pengalamatan yang dinamai dengan IP address. IP address yang umum digunakan saat ini adalah IPv4. Pertambahan user yang semakin banyak menyebabkan habisnya IPv4 yang tersedia di internet. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dikembangkan jenis IPv6. Karena sistem ini masih tergolong baru maka apabila ada user pengguna IPv4 bisa berdampingan dengan IPv6 tanpa menghilangkan IP versi lama, diperlukan suatu sistem Dual Stack Transition Mechanism (DSTM) Pembuatan aplikasi ini menggunakan Dual Stack Transition Mechanism (DSTM) yang nantinya akan diuji melalui parameter file transfer protocol, delay guna mengetahui gambaran antara IPv4 dan IPv6 dimasa depan
Sejak pelepasan IPv4 pada awal tahun 90-an, pengalamatan dengan IPv4 yang berbasis 32 bit tidak lama lagi akan habis, hal seiring dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan manusia akan perangkat teknologi yang memungkinkan untuk melakukan komunikasi data. Maka dari itu, diperkenalkanlah IP versi 6 (IPv6) sebagai solusi untuk menambah alokasi pengalamatan IP. IPv6 sebagai standard baru harus mampu berinterkoneksi dengan IPv4 yang sudah umum digunakan. Karena pada dasarnya IPv6 tidak kompatibel dengan IPv4 maka diperlukan suatu mekanisme tertentu agar IPv6 ini dapat berinterkoneksi dengan IPv4. Mekanisme dasar transisi dari IPv4 ke IPv6 diantaranya, Dual IP Stack, Tunneling, Translasi protokol. Sistem tunneling adalah sistem yang menghubungkan antara jaringan IPv4 ke jaringan IPv6 dengan menggunakan tunnel broker.
With the exhaustion of the IPv4 addressing space quickly approaching, it has become a high priority for service providers, enterprises, application developers, and governmentsto begin their own deployments of IPv6. A seamless migration from IPv4 to IPv6 is hard to achieve. Therefore several mechanisms are required which ensures smooth, communication and independent change to IPV6. Not only is the transition, integration of IPv6 is also required into the existing networks. The solutions (mechanisms) can be divided into three categories: dual stack, tunneling and translation. In this project the Dual-Stack transition mechanism is implemented in GNS3 (Graphical Network Simulator), using CISCO routers. The operation of this network is viewed with the help of Wireshark (Packet analyzer). The topology combines both, Dual-Stack and Tunneling technologies, which can be observed by capturing the packets in the router interfaces. Dengan ketersedian (space) dari pengalamatan IPv4 yang telah sedikit, itu telah menjadi alasan utama bagi penyedia layanan, perusahaan, pengembang aplikasi, dan pemerintah untuk memulai beralih dengan IPv6. Sebuah migrasi dari IPv4 ke IPv6 sulit dicapai. Karena beberapa mekanisme yang diperlukan untuk menjamin kelancaran, komunikasi dan peralihan secara utuh ke IPv6. Tidak hanya transisi, integrasi IPv6 juga diperlukan ke dalam jaringan yang ada. Solusi (mekanisme) dapat dibagi menjadi tiga kategori: dual stack, tunneling dan translation. Dalam proyek ini mekanisme transisi Dual-Stack diimplementasikan di GNS3 (Graphical Network Simulator), menggunakan CISCO router. Jaringan ini dilihat dengan bantuan Wireshark (Packet analyzer). kedua topologi dibandingkan, Dual-Stack dan Tunneling, yang dapat diamati dengan menangkap paket pada interface router.
Perkembangan jaringan internet dan jaringan akhir-akhir ini telah membuat Internet Protocol (IP) yang merupakan tulang punggung jaringan berbasis TCP/IP dengan cepat menjadi ketinggalan zaman. Saat ini ada berbagai macam aplikasi yang memang sangat membutuhkan internet, diantaranya seperti File Transfer Protocol (FTP), surat elektronik (e-mail), remote access, Multimedia yang menggunakan internet dan lain sebagainya. Perkembangan ini telah membuat terlampauinya kapasitas jaringan berbasis internet protocol (IP) untuk menyuplai layanan dan fungsi yang diperlukan. Sebuah lingkungan seperti internet membutuhkan dukungan pada lalu-lintas data secara real time maupun fungsi keamanan. Kebutuhan akan fungsi keamanan saat ini sangat sulit dipenuhi oleh jaringan yang menggunakan IPv4. IPv6 over IPv4 tunneling merupakan salah satu metode untuk mengatasi masa transisi dari IPv4 ke IPv6. Fungsi ini digunakan agar host yang diimplementasikan pada jaringan IPv6 dapat berkomunikasi dengan host melalui jaringan IPv4 yang sudah ada. IPv6 tunneling dikembangkan untuk menanggulangi keterbatasan sumber daya internet protocol yang sudah mulai habis, selain itu juga solusi alternatif agar IPv6 yang memiliki beberapa kelebihan ini bisa dipakai secara bersamaan dengan jaringan IPv4. Dengan mengunakan koneksi jaringan IPv6, ping timeout dapat dikurangi serta kebutuhan akan hop menuju IPv6 lebih pendek. Jaringan yang dibangun yakni mengimplementasikan jaringan IPv6 yang melakukan interkoneksi antara IPv4 dan IPv6 dalam bentuk mekanisme tunneling yang menyediakan koneksi IPv6 melalui IPv4 (IPv6 Over IPv4 Tunneling) pada jaringan LAN Taman Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran. Dari hasil yang didapatkan dengan menggunakan koneksi jaringan IPv6, dapat meningkatkan performa jaringan komputer pada instansi Taman Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran, serta ping timeout bisa dikurangi dan kebutuhan akan hop menuju IPv6 cloud lebih pendek. Kata kunci : IPv4, IPv6, Kualitas jaringan
Internet Protocol yang banyak kita gunakan saat ini untuk komunikasi di internet adalah IPv4. Penggunaan IPv4 yang telah lebih dari 30 tahun menyebabkan kapasitas alamat yang tersedia semakin terbatas. Saat ini muncul IP generasi baru (IPnext generation) yaitu IPv6. IPv6 hadir sebagai pengganti IPv4 dengan beberapa fitur untuk menutupi kelemahan IPv4. Internet Protocol v6 (IPv6) menawarkan fitur-fitur terbaru dalam teknologi internet seperti ruang pengalamatan yang jauh lebih besar, fitur keamanan IPSec, penanganan lalu lintas multimedia di internet, dan lain-lain.. Pada penulisan ini berisi tentang analisa penerapan beberapa metode transisi dari IPv4 ke IPv6, yaitu metode dual stack, tunneling, dan translation. Analisa dari metode – metode yang ada akan melihat uji konektivitas antar perangkat, serta penjelasan mengenai informasi paket data yang dikirimkan antar perangkat, serta analisa kebutuhan migrasi IPv4 ke IPv6 di lingkungan SMKN 1 Karawang.
Techné : Jurnal Ilmiah Elektroteknika
Penerapan Metode Dual Stack, Metode Tunneling dan Metode Translation dalam Transisi IPv4/IPv6 Untuk Pembelajaran Jaringan Komputer2016 •
Perkembangan dari teknologi IPv6 dimasa sekarang dibuat untuk menggantikan teknologi IPv4 yang memiliki keterbatasan dalam beberapa aspek, karena itulah diperlukannya suatu pedoman yang dapat membantu mahasiswa untuk mempelajari lebih lanjut mengenai teknologi ini. Penulisan ini bertujuan untuk menghasilkan pedoman praktikum yang akan digunakan pada matakuliah jaringan komputer. Penulisan ini juga berisi tentang analisa penerapan beberapa metode transisi dari IPv4 ke IPv6, yaitu metode dual stack, tunneling, dan translation. Analisa dari metode – metode yang ada akan melihat uji konektivitas antar perangkat, serta penjelasan mengenai informasi paket data yang dikirimkan antar perangkat.
Internet merupakan sebuah teknologi yang semakin berkembang pesat tanpa mengenal ruang dan waktu. Kebutuhan akan host sebagai identitas end user juga semakin banyak. IPv6 hadir menawarkan solusi akibat keterbatasan IPv4. IPv6 adalah protokol internet baru yang dikembangkan oleh IETF. IPv6 memiliki fitur-fitur baru seperti pengalamatan yang lebih banyak hingga 2 128 alamat. Beberapa format baru juga terdapat dalam IPv6 yaitu, format header yang berbeda dari IPv4, metode penulisan alamat IPv6, penambahan fitur keamanan, dan konfigurasi routing yang baru dan lebih mudah. Sebuah migrasi dari IPv4 ke IPv6 sulit dicapai karena beberapa mekanisme yang diperlukan untuk menjamin kelancaran, komunikasi dan peralihan secara utuh ke IPv6. Tidak hanya transisi, integrasi IPv6 juga diperlukan ke dalam jaringan yang ada. Solusi (mekanisme) dapat dibagi menjadi tiga kategori: dual stack, tunneling dan translation. Penelitian ini akan menggunakan metode dual stack sebagai tahap awal desain untuk mengimplementasikan Ipv6. Kata Kunci : IPv4, IPv6, dual stack
KNX adalah standar terbuka di seluruh dunia untuk rumah dan otomatisasi bangunan, yang berasal dari fieldbus klasik protokol. Kebutuhan untuk berinteraksi dengan Internet of Things (IoT) sudah sebagian ditangani oleh KNX Web Services. KNX Web Service saat ini hanya melayani jaringan KNX IP yang menggunakan IPv4 saja. Makalah ini menjelaskan penggunaan jaringan IPv6 sebagai media KNX. Pendekatan pemetaan yang paling jelas adalah menggunakan KNXnet / IP dengan mekanisme integrasi dari IPv4 ke IPv6 dan solusi untuk beberapa masalah yang mungkin akan muncul. Tujuan utamanya adalah utilisasi fitur IPv6 untuk kemungkinan arsitektur KNX IPv6, dengan harapan menghasilkan peningkatan kinerja dan kompatibilitas dengan standar KNX. Oleh karena itu, beberapa masalah desain inti diangkat dan dibahas dalam makalah ini. Pendekatan pemetaan antara alamat KNX IPv4 dan IPv6 diusulkan untuk memfasilitasi ruang alamat IPv6 yang besar. Selanjutnya, pengenalan multi konektivitas internet yang digunakan dan mobilitas node dengan penggunaan Protokol Locator / ID (LISP) diperiksa. Pertimbangan keamanan diatasi dengan membandingkan KNX IPv4 standar untuk keamanan lapisan jaringan IPSec pada IPv6. 1. Pendahuluan KNX adalah standar komunikasi internasional untuk rumah dan layanan bangunan. Tugas utamanya didedikasikan untuk mendukung otomatisasi dan utilitisasi untuk fungsi yang berbeda, seperti pemanasan, ventilasi, AC dan pencahayaan. Standar KNX adalah dibentuk oleh penggabungan tiga teknologi Eropa yang bersaing, European Installation Bus (EIB), BatiBus, dan European Home System(EHS). Sejak itu, KNX diakui oleh EN dan ISO sebagai standar internasional yang resmi. Konsep inti dari KNX berkembang dari protokol berbasis bus-topologi yang mengurangi upaya pemasangan kabel di gedung fungsional. Munculnya Ethernet dan IP sebagai komoditas umum mendorong integrasi ke dalam jaringan kontrol untuk lebih memudahkan pemantauan dan pengembangan. Oleh karenanya KNXnet / IP dan KNX / IP sub-standar diciptakan untuk memungkinkan pertukaran informasi antara segmen fieldbus yang terisolasi dan selanjutnya untuk mengintegrasikan Protokol IP sebagai media tambahan pada sistem KNX.
Companion Proceedings of the 9th International Conference on Learning Analytics & Knowledge (LAK’19)
Companion Proceedings of the 9th International Conference on Learning Analytics & Knowledge (LAK’19)2019 •
IEEE International Symposium on Electrical Insulation
A new method for measuring the degradation level of transformer insulating oil in serviceInternational Journal of Academic Research in Business and Social Sciences
The Financial Health and The Usage of Financial Technology among Young Adults2021 •
VTC Spring 2008 - IEEE Vehicular Technology Conference
Performance of a Cooperative Relay-Based Auto-Rate MAC Protocol for Wireless Ad Hoc Networks2008 •
Renewable Energy
Energy upgrading of buildings. A holistic approach for the Natural History Museum of Crete, Greece2017 •
Nuclear Physics B - Proceedings Supplements
Improving the lattice QED action1995 •
APCCAS 2006 - 2006 IEEE Asia Pacific Conference on Circuits and Systems
Optimum Supply and Threshold Voltages and Transistor Sizing Effects on Low Power SOI Circuit Design2006 •
2012 •
2017 •
American journal of hypertension
Physicians and blood pressure measurement2005 •