Ais Irmawati, Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten Karimun
PERAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)
DALAM MENGURANGI BUTA AKSARA DI KABUPATEN KARIMUN*)
THE ROLE OF COMMUNITY LEARNING CENTER TO REDUCE ILLITERACY RATE
IN KARIMUN REGENCY
Ais Irmawati
Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan
Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E, Lantai 19
e-mail:ais.irmawati@kemendikbud.go.id
Naskah diterima tanggal: 7-04-2017, disetujui tanggal: 24-06-2017
Abstract: This study is to describe 1) the job profession of Karimun Regency community,
2) public perception of education and 3) the role of the Community Learning Center (CLC)
in reducing illiteracy. This research uses descriptive qualitative method. The data were
collected through in-depth interviews to study the community, community leaders, and
education service officers; and the conduct of Focused-Group Discussion. The results of
this study indicate that 1) The job of Karimun Regency is labours, fishermen, divers and
traders, as well as migrant worker using a tourist passport that does not require education,
and government employee, 2) The community has a low awareness of the importance of
education, since without schooling they can earn substantial income, and 3) The role of
CLC in Karimun is very important in reducing illiteracy marked by the large number of adult
participants attending graded literacy programs A, B, and C, as well as Self Employment
and Literacy Program. In addition, children participating in Play and Early Childhood Groups.
The study concludes that CLC role is very important in reducing illiteracy in Karimun regency,
because of the flexibility learning time compared to formal education. However, the obstacle
of CLC in Karimun are working hours of students, difficulty to reach the learning center
location, lack of tutors and honorarium tutors.
Keyword: role of community learning center, illiteracy, Karimun Regency
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan 1) masyarakat Kabupaten Karimun
berdasarkan pekerjaan; 2) persepsi masyarakat terhadap pendidikan; dan 3) peran Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalam mengurangi buta aksara. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara
mendalam terhadap warga belajar, tokoh masyarakat, dan Pegawai Dinas Pendidikan serta
Diskusi Kelompok Terpimpin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Pekerjaan
masyarakat Kabupaten Karimun adalah buruh, nelayan, penyelam, pedagang, menjadi
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dengan menggunakan paspor wisatawan yang tidak
mensyaratkan pendidikan, dan sebagai Pegawai Negeri Sipil, 2) Masyarakat mempunyai
kesadaran yang rendah terhadap pentingnya pendidikan, mengingat tanpa bersekolah pun
mereka dapat memperoleh penghasilan yang besar, dan 3) Peran PKBM di Karimun sangat
penting dalam mengurangi buta aksara ditandai dengan banyaknya peserta dewasa yang
mengikuti Program Keaksaraan Paket A, B, dan C, serta Keaksaraan Usaha Mandiri dan
Keaksaraan. Selain itu, anak-anak juga mengikuti Kelompok Bermain dan Pendidikan Anak
Usia Dini. Penelitian ini menyimpulkan Peran PKBM sangat penting dalam mengurangi buta
*) Penelitian ini adalah bagian dari Penelitian Akulturasi Kebudayaan di Daerah 3T yang dilakukan oleh Pusat
Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan yang bersumber pada APBN 2016
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2017
81
Ais Irmawati, Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten Karimun
aksara di Kabupaten Karimun, karena waktu belajar di PKBM lebih fleksibel dibandingkan
dengan sekolah formal. Hambatan pelaksanaan PKBM di Karimun, antara lain jam kerja
warga belajar, jauh dan sulitnya jarak tempuh, keterbatasan jumlah tutor dan besar honor
tutor.
Kata Kunci: peran PKBM, buta aksara, Kabupaten Karimun.
PENDAHULUAN
Indonesia, karena posisi geografisnya di sebelah
Agenda prioritas dalam Rencana Pembangunan
utara berbatasan langsung dengan Philip
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019,
Channel Singapura dan Semenanjung Malaysia.
antara lain membangun Indonesia dari pinggiran
Keunikan lainnya, kabupaten ini merupakan
dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
salah satu kabupaten di Kepulauan Riau yang
dalam kerangka negara kesatuan; meningkatkan
terdiri atas 250 pulau besar dan kecil, 57 pulau
kualitas hidup manusia Indonesia; dan
di antaranya sudah berpenghuni. Adapun peta
meningkatkan produktivitas rakyat dan daya
Kabupaten Karimun dapat dilihat pada Gambar
saing di pasar internasional sehingga Indonesia
1.
bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa
Asia lainnya (Republik Indonesia, 2015).
Pada tahun 2015 jumlah sekolah dasar (SD)
dan madrasah ibtidaiyah (MI) di Kabupaten
Dalam bidang pendidikan, Undang-Undang
Karimun berjumlah 148 unit, 29.580 siswa, dan
Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20
2.033 guru Pada tingkat pendidikan menengah,
Tahun 2003, Pasal 5, ayat (1) menyatakan,
jumlah SMP sederajat berjumlah 60 unit, 14.493
“Setiap warga negara mempunyai hak yang
siswa, dan 1.043 guru. Sedangkan untuk sekolah
sama untuk memperoleh pendidikan yang
menengah atas, Kabupaten Karimun saat ini
bermutu.” Ayat (5) menyatakan, “Setiap warga
memiliki 18 sekolah menengah atas, 6.444 siswa,
negara berhak mendapat kesempatan mening-
dan 446 guru. Serta terdapat 5 Madrasah Aliyah,
katkan pendidikan sepanjang hayat.” (Republik
410 siswa, dan 81 orang guru; serta 8 sekolah
Indonesia, 2003)
jenjang kejuruan, 3.061 siswa, dan 220 orang
Untuk mewujudkan pendidikan bagi seluruh
guru (Republik Indonesia, 2016)
warga Negara Indonesia, terdapat tiga bentuk
Berdasarkan pendidikan tertinggi yang
pendidikan bagi seluruh warga Negara Indonesia,
ditamatkan dan jenis kegiatan oleh penduduk
yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal,
berusia 15 tahun ke atas di Kabupaten Karimun
dan pendidikan informal. Hal ini sesuai dengan
2015 dapat dilihat pada Tabel 1. Dalam Tabel 1,
UUSPN tahun 2003, Pasal 26, ayat (1) Pen-
terlihat jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas
didikan nonformal diselenggarakan bagi warga
baik angkatan kerja maupun bukan angkatan
masyarakat yang memerlukan layanan pendi-
kerja yang belum pernah bersekolah sebanyak
dikan yang berfungsi sebagai pengganti,
11.419, yang belum tamat SD sebesar 26.774,
penambah, dan/atau pelengkap pendidikan
SMP sebanyak 84.104 orang, SMA dan SMK
formal dalam rangka mendukung pendidikan
sebanyak 60.374 orang, dan Perguruan Tinggi
sepanjang hayat; ayat (2) Pendidikan nonformal
sebesar 20.292 orang. Artinya pada tahun 2015,
berfungsi mengembangkan potensi peserta didik
di Kabupaten Karimun masih terdapat sebesar
dengan penekanan pada penguasaan penge-
50% penduduk yang berpendidikan setingkat
tahuan dan keterampilan fungsional serta
sekolah dasar ke bawah, 16% di tingkat SMP,
pengembangan sikap dan kepribadian profe-
25% di tingkat SMA, dan 8% perguruan tinggi.
sional.
Berdasarkan data di atas tampak bahwa peran
Kabupaten Karimun merupakan salah satu
Pendidikan Nonformal, khususnya Pusat
kabupaten yang termasuk dalam daerah terluar
Kegiatan Belajar Masyarakat di Kabupaten
82
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2017
Ais Irmawati, Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten Karimun
Gambar1. Peta Kabupaten Karimun
Sumber: Republik Indonesia (2016)
Tabel 1. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas menurut Pendidikan tertinggi yang ditamatkan
dan jenis kegiatan di Kabupaten Karimun 2015
Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan
(1)
Angkatan Kerja
Bekerja
(2)
Tidak/Belum Pernah Sekolah
3473
Tidak/Belum Tamat SD
8154
Sekolah Dasar
30162
Sekolah Menengah
Sekolah Menengah Atas
Pengangguran
Terbuka
(3)
Jumlah
Bukan
Angkatan Kerja
(4)
(5)
3473
4473
609
8763
9248
714
30876
22352
11696
479
12175
15584
19507
1109
20616
7972
Sekolah Menengah Atas Kejuruan
4544
167
4711
1748
Diploma I/II/III/Akademi
1799
-
1799
624
Universitas
Jumlah
7338
80
7418
1234
86673
3158
89831
63235
Sumber: Survey Angkatan Kerja Nasional Agustus dalam Karimun Dalam Angka tahun 2016
(Republik Indonesia, 2016)
Karimun mutlak diperlukan.
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
Dalam UUSPN Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1),
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
sadar dan terencana untuk mewujudkan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
suasana belajar dan proses pembelajaran agar
dan Negara (Republik Indonesia, 2003).
peserta didik secara aktif mengembangkan
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2017
83
Ais Irmawati, Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten Karimun
Dalam UUSPN Tahun 2003 Pasal 1 ayat (12)
belajarnya, mampu menjadikan warga belajar
yang dimaksud dengan Pendidikan nonformal
menguasai pengetahuan dan keterampilan
adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal
tertentu yang dapat digunakan untuk mening-
yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
katkan kualitas hidupnya, menyebabkan mereka
berjenjang (Republik Indonesia, 2003). Pendi-
mampu berfikir relevan dalam memecahkan
dikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan
masalah yang dihadapi, memudahkan mereka
hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan
untuk bekerja baik mandiri maupun bersama
kepemudaan, pendidikan pemberdayaan
orang lain, dan mampu secara aktif berparti-
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
sipasi dalam kegiatan di masyarakat bahkan
keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan
mampu membelajarkan masyarakat lain.
kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan
Sedangkan Septiani (2016) menyebutkan
untuk mengembangkan kemampuan peserta
bahwa dalam memfasilitasi belajar masyarakat,
didik (UUSPN Tahun 2003 Pasal 27 ayat (3))
PKBM mempunyai tugas dan fungsi sebagai
(Republik Indonesia, 2003).
berikut: 1) mengidentifikasi kebutuhan masya-
Satuan pendidikan nonformal terdiri atas
rakat, 2) menyelenggarakan program pendi-
lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok
dikan, 3) menyediakan sumber daya potensial,
belajar, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
4) membangun kerja sama dengan mitra, 5)
(PKBM), dan majelis taklim, serta satuan
memonitoring dan mengevaluasi program, 6)
pendidikan yang sejenis (Republik Indonesia,
pendidikan alternatif, 7) pusat informasi dan
2003). PKBM adalah satuan pendidikan nonformal
sumber belajar, dan 8) pengembangan masya-
yang menyelenggarakan berbagai kegiatan
rakat. Untuk memfasilitasi masyarakat belajar
belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat
sepanjang hayat, maka PKBM perlu melakukan
atas dasar prakarsa dari, oleh, dan untuk
perencanaan atau mendesain instruksional,
masyarakat (Departemen Pendidikan Nasional,
yaitu menganalisis kebutuhan masyarakat,
2003). PKBM yang didirikan dapat menyeleng-
merancang program pembelajaran; mengem-
garakan program: 1) pendidikan anak usia dini,
bangkan bahan strategi, serta sumber belajar
2) pendidikan keaksaraan, 3) pendidikan
yang beraneka ragam; mengimplementasikan
kesetaraan, 4) pendidikan pemberdayaan
bahan, metode pembelajaran, dan berbagai
perempuan, 5) pendidikan kecakapan hidup, 6)
sumber belajar dalam proses pembelajaran; serta
pendidikan kepemudaan, 7) pendidikan kete-
melakukan evaluasi secara berkala.
rampilan kerja, 8) pengembangan budaya baca,
Hiryanto (2008) menyimpulkan bahwa
dan 9) pendidikan nonformal lain yang diperlukan
pemberdayaan sangat identik dengan pendidikan
masyarakat (Departemen Pendidikan Nasional,
dan merupakan hakekat pendidikan itu sendiri,
2003).
karena apa yang disebut dengan pendidikan
Tujuan penting dalam pengembangan PKBM
termasuk pendidikan luar sekolah atau pen-
menurut Sihombing dan Gutama dalam
didikan nonformal adalah usaha memberdayakan
Saepudin, Saepudin, Sadikin, dan Saripah
manusia, memampukan manusia, mengembang-
(2016) adalah pertama, memberdayakan
kan talenta-talenta yang ada pada diri manusia
masyarakat agar mampu mandiri (berdaya).
agar dengan kemampuan/potensi yang di-
Kedua, meningkatkan kualitas hidup masyarakat
milikinya dapat dikembangkan melalui pendi-
baik dari segi sosial maupun ekonomi. Ketiga,
dikan/pembelajaran.
meningkatkan kepekaan terhadap masalah-
Dalam penjelasan UUSPN Pasal 26 ayat (3)
masalah yang terjadi dilingkungannya sehingga
dijelaskan bahwa Pendidikan kecakapan hidup
mampu memecahkan permasalahan tersebut.
(life skills) adalah pendidikan yang memberikan
Dalam pandangan Tohani (2009), program
kecakapan personal, kecakapan sosial, keca-
PNF mampu memberikan manfaat kepada warga
kapan intelektual, dan kecakapan vokasional
84
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2017
Ais Irmawati, Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten Karimun
untuk bekerja atau usaha mandiri. Pendidikan
mengikuti proses belajar itu sangat penting,
kepemudaan adalah pendidikan yang diseleng-
selain mendapatkan ilmu pengetahuan juga
garakan untuk mempersiapkan kader pemimpin
untuk mengembangkan potensi, sikap dan
bangsa, seperti organisasi pemuda, pendidikan
kepribadiannya, menyebabkan kegiatan belajar
kepanduan/kepramukaan, keolahragaan, palang
mengajarnya tidak optimal.
merah, pelatihan, kepemimpinan, pecinta alam,
Sari (2014) dalam penelitiannya menun-
serta kewirausahaan. Pendidikan pemberdayaan
jukkan bahwa pengelolaan PKBM berjalan efektif.
perempuan adalah pendidikan untuk meng-
Semua perencanaan, pengorganisasian, pelak-
angkat harkat dan martabat perempuan.
sanaan, pengawasan serta evaluasi terhadap
Pendidikan kesetaraan adalah program pendi-
program-program yang akan dan yang sudah
dikan nonformal yang menyelenggarakan
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan standar
pendidikan umum setara SD/MI, SMP/MTs, dan
pengelolaan PKBM yang telah ditentukan. Hasil
SMA/MA yang mencakup program paket A, paket
penelitian lain yaitu Rizqi (2008) tentang Peran
B, dan paket C. Pendidikan dan pelatihan kerja
PKBM Suka Caturtunggal dalam Peningkatan
dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan
Sumber Daya Manusia di Kelurahan Caturtunggal,
peserta didik dengan penekanan pada pengu-
Depok, Sleman, Yogyakarta; Sutisna, Sinaga,
asaan keterampilan fungsional yang sesuai
Rosfiantika (2012) tentang Peranan PKBM (Pusat
dengan kebutuhan dunia kerja.
Kegiatan Belajar Masyarakat) dalam Menum-
Hartini, dkk. (2015) menyatakan bahwa
buhkan Minat Baca Warga Belajar Paket C di
pendidikan keaksaraan ini membawa pengaruh
PKBM Jembar Kabisa, Desa Sukahayu, Kabu-
bagi warga belajar baik dalam tingkat sosial
paten Sumedang. Hasil-hasil penelitian dimaksud
maupun dalam tingkat ekonomi. Peningkatan
menyimpulkan bahwa PKBM ini memiliki peranan
dalam hal sosial dari warga belajar ini adalah
yang sangat penting dalam menumbuhkan minat
tingkat percaya diri yang meningkat untuk ikut
baca warga belajar.
berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi
Berbeda dengan penelitian terdahulu, studi
yang ada di masyarakat Peningkatan warga
ini difokuskan pada Peran Pusat Kegiatan Belajar
belajar dalam tingkat ekonomi keluarga dapat
Masyarakat (PKBM) dalam Mengurangi Buta
dilihat dari peningkatan pendapatan dan
Aksara di Kabupaten Karimun. Pemilihan topik
peningkatan dalam kegiatan berwirausaha warga
ini didasarkan atas keunikan Kabupaten Karimun
belajar yang bertujuan untuk membantu
yang selain merupakan daerah terluar Indonesia,
meningkatkan tingkat ekonomi dalam keluar-
mempunyai 251 buah pulau, belum semuanya
ganya yang diperoleh selama proses pembe-
berpenghuni, keterbatasan fasilitas listrik, dan
lajaran program keaksaraan fungsional.
transportasi, juga kecenderungan bahwa
Beberapa penelitian mengenai PKBM telah
dilakukan. Salah satu adalah mengenai Efek-
pendidikan formal tidak cukup mampu melayani
penduduk usia sekolah di daerah tersebut.
tivitas PKBM Sejahtera di Kelurahan Parit Mayor
Ada tiga masalah yang diajukan dalam studi
Kecamatan Pontianak Timur yang dilakukan oleh
ini, yaitu, 1) bagaimana deskripsi masyarakat
Defriana (2015). Hasil penelitiannya menun-
Kabupaten Karimun berdasarkan pekerjaan? 2)
jukkan bahwa pelaksanaan PKBM Sejahtera
Bagaimana persepsi masyarakat terhadap
telah menjalankan tugasnya sebagai penyeleng-
pendidikan?; dan 3) Bagaimana peran PKBM
gara pendidikan kesetaraan dengan baik,
dalam mengurangi buta aksara di Kabupaten
didukung oleh tutor yang memiliki motivasi
Karimun?
mengajar sangat tinggi. Namun, terbatasnya
Berdasarkan latar belakang dan pertanyaan
waktu belajar dan rendahnya kehadiran warga
penelitian tersebut maka tujuan penelitian ini
belajar yang sebagian besar hanya ingin
yaitu untuk 1) mendeskripsikan masyarakat
mendapatkan ijazah tidak menyadari bahwa
Kabupaten Karimun berdasarkan pekerjaan, 2)
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2017
85
Ais Irmawati, Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten Karimun
persepsi masyarakat Kabupaten Karimun
seminggu yang lalu dan jenis kelaminnya untuk
terhadap pendidikan; dan 3) peran PKBM dalam
usia 15 tahun ke atas, diketahui bahwa 91.902
mengurangi buta aksara di Kabupaten Karimun.
orang, merupakan angkatan kerja, dimana
86.673 orang dari jumlah itu kegiatan utamanya
METODE
adalah bekerja (working) (Republik Indonesia,
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
2016)
kualitatif. Silalahi (2009) menuliskan bahwa
Pekerjaan penduduk Kabupaten Karimun
penelitian deskriptif banyak imponderabilia (hal-
beragam, mulai dari nelayan, petani, berburu,
hal yang nampaknya tidak penting, tetapi pada
pekerja di pabrik-pabrik yang banyak terdapat
hakekatnya sangat berperan, seperti nilai-nilai
di Pulau Karimun; ada juga, pemulung dan juga
dan sebagainya) dari kehidupan sosial sehari-
pedagang di daerah lain di Kabupaten Karimun.
hari. Penelitian deskriptif menyajikan satu
Hal semacam ini disampaikan oleh Bapak Halil,
gambar yang terperinci tentang satu situasi
ketua PKBM Bakti Negeri, “Secara geografis
khusus, bentuk sosial, atau hubungan. Creswell
posisi pulau Kundur itu sudah diposisikan sebagai
daerah pertanian. Jadi beda de ngan Pulau
Karimun, merupakan daerah industri. Kemudian
ada daerah, Moro mungkin daerah perikanan.
Kemudian Pulau Buru daerah wisata.” (FGD, 4
Agustus 2016)
dalam Silalahi (2009) mendefinisikan penelitian
kualitatif sebagai suatu proses penyelidikan
untuk memahami masalah sosial berdasarkan
pada penciptaan gambaran holistik lengkap yang
terbentuk dengan kata-kata, melaporkan
Menurut data Dinas Tenaga Kerja Kabupa-
pandangan informan secara terperinci, dan
ten Karimun Tahun 2016, terdapat 33 perusa-
disusun dalam sebuah latar alamiah.
haan berbentuk PT dan 2 perusahaan berbentuk
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Karimun
CV yang berada di Kabupaten tersebut, yang
dengan melibatkan warga belajar PKBM, Tokoh
terpusat di Pulau Karimun. 24 dari Perusahaan
Masyarakat, dan Pegawai kantor Dinas
tersebut mempunyai tenaga kerja lokal, maupun
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karimun.
tenaga kerja asing. Sedangkan sisanya hanya
Pemilihan sampel dilakukan dengan snowball;
mempekerjakan warga lokal.
sebagai informan kunci adalah pejabat di
Seseorang tenaga kerja lokal di posisi
lingkungan Kantor Pendidikan dan Kebudayaan
tertentu tidak harus mempunyai pendidikan
Karimun bidang Pendidikan Nonformal.
tinggi untuk menjadi pekerja di perusahaan
Pengumpulan data dilakukan dengan cara
tersebut. Sebagai contoh, untuk menjadi
wawancara mendalam dan dianalisis lebih
seorang helper di PT. Saipem, seorang yang
mendalam dalam sebuah diskusi kelompok
tanpa ijazah, dapat memperoleh penghasilan
terpumpun (FGD). Menurut Miles dan Huberman
sebesar Rp 6-7 juta/bulan. Bila pekerjaannya
dalam Silalahi (2009), kegiatan analisis terdiri
dianggap baik, maka berdasarkan kepercayaan,
dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara
dia dapat diangkat untuk menempati posisi yang
bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data,
lebih tinggi, demikian seterusnya; hingga
dan penarikan kesimpulan/verifikasi yang jalin
kemudian ada posisi yang mempersyaratkan
menjalin merupakan proses siklus dan interaktif
pendidikan tertentu., Bapak Raja menyatakan,
pada saat sebelum, selama, dan sesudah
“Kami PNS, kalah lho gaji dengan mereka nggak
pengumpulan data
sekolah itu kerja di Saipem. Dia nggak tamat
SMP itu gajinya puluhan juta lho. Nggak
HASIL DAN PEMBAHASAN
percaya? Kita cek ke sana. Mereka hanya tamat
Masyarakat Kabupaten Karimun
SD. Kita pegawai negeri, gaji pokok baru
berdasarkan pekerjaan
2.800.000,-. Saya gaji pokok tamat kuliah nggak
Berdasarkan data BPS Kabupaten Karimun
sampai 5 juta lho. Mereka nggak tamat SD 7
mengenai kegiatan utama yang dilakukan
juta itu tanpa lembur, seneng banget mereka.”
86
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2017
Ais Irmawati, Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten Karimun
(FGD, 4 Agustus 2016)
Di Kabupaten Karimun terdapat 3 wilayah
Gambar 1 menjelaskan bahwa kebanyakan
yang dihuni oleh suku laut yang merupakan suku
wilayah Kabupaten Karimun dapat dijangkau
terasing, yaitu: 1) Komunitas Suku Tanjung
dengan mengunakan transportasi laut, baik
Semangat di Kundur Utara yaitu namanya, 2)
berupa kapal ferry, ataupun pompong. Nama
Suku Laut Bubu atau suku Wasing di Kundur,
yang beragam ini menunjukkan besar-kecilnya
dan 3) Komunitas Suku Laut Prayun di Kundur
ukuran kapal laut tersebut. Transportasi laut
Barat, dengan pencaharian pokok sebagai
dapat beroperasi bergantung pada cuaca, yang
pemulung, berburu, mencari kayu, penyelam,
dapat saja berubah dengan cepat. Bila cuaca
nelayan, kuli panggul pikul, dan berdagang,
terang, transportasi laut dapat berjalan sesuai
tergantung apa yang ada pada hari tersebut.
jadwal, namun ketika ombak dan angin besar
Artinya, kalau pada hari itu ada kapal yang
melanda, dapat saja syah bandar menghentikan
bongkar muat, maka mereka dapat bekerja
pengoperasian kapal sampai waktu yang tidak
sebagai kuli panggul pikul, yang mengangkut
dapat ditentukan sebelumnya.
barang dari kapal sampai ke pantai. Semakin
Adapun transportasi darat dalam artian
banyak anggota keluarga yang diajak, maka
angkutan umum, hanya tersedia di Pulau
akan semakin mudah melakukan estafet barang
Karimun, dan tidak menjangkau seluruh lokasi.
dari kapal sampai ke pantai. Bila hari sedang
Oleh karena itu warga Kabupaten Karimun biasa
cerah, mereka dapat menjadi penyelam, dan
mempunyai motor sebagai sarana transportasi
nelayan, hari lain mereka berdagang perolehan
darat . Commuter seperti pedagang, pekerja
yang dimiliki. Ibu Elisna, warga Suku Laut Prayun
pabrik, dan atau PNS yang sering harus
menyampaikan tentang pekerjaannya sebagai
menyeberangi pulau, biasa memiliki motor di
berikut, “Pokoknya macam-macamlah. Mulung
kedua pulau yang sering dikunjunginya. Hal
ya mulung, kayu bakau ya kayu bakau. Kadang
semacam ini diistilahkan oleh Bapak Katwanto,
cari besi. Kadang njaring ya njaring. Kapal-kapal
Sekretaris PKBM Al Falah sebagai daerah dengan
kan membuang besi, yang nggak dipakai itu.
cost biaya tinggi. Lebih jelas, Pak Katwanto
Kalau sekarang besinya dibeli, kalau dulu ngambil
menyampaikan, “Karimun ini itu adalah daerah
ke kapal-kapal itu. Nanti dijual lagi, ada yang
dengan biaya tinggi Pak. Cost biayanya tinggi.
datang (untuk) beli” (wawancara, 3 Agustus
Tak sama dengan di Jawa, Pak. Barangkali kalau
2016)
di sana, kasarnya biaya dari Jakarta ke Jogja.
Lebih lanjut Ibu Elisna menyampaikan “Kalau
Itu naik kereta api 300 langsung sampai. Kami
dulu masih kecil-kecil orang tuanya nggak nyari
yang perjalanan taruhlah 15 menit aja, udah
besi, berburu sama cari kayu bakar. Baru-baru
25 ribu. Itu baru yang di laut. Makanya saya
ini lah cari besi. Yang diburu celeng, monyet,
bilang Karimun di daerah yang cost biayanya
biawak, untuk makan sehari-hari. Kadang ada
tinggi. Jadi berangkat dari situ, Sebenarnya saya
juga orang sini yang beli.” (wawancara, 3
berharap ada pemetaan dari pemerintah pusat
Agustus 2016)
terhadap daerah-daerah yang seperti ini. Ini
Mereka bekerja dengan cara bergotong
macamnya program-program pemerintah yang
royong, agar memperoleh pendapatan lebih
dilemparkan ke daerah itu pukul rata sama. Kalau
banyak, hal ini seperti yang disampaikan oleh
misalnya di daerah yang tak seperti di Karimun
Ibu Elisna, “Kalau tadi kita kerja sendiri kan
dipukul sama, itu ya efeknya kami di daerah
dapatnya kecil. Dengan dibantu sama istri, ya
yang seperti ini tak jadi apa-apa. kalau
kerja keras suami, kadang dapat setengah kilo,
seandainya pusat memberikan dana stimulan
istri dapat setengah kilo. Kan jadinya satu kilo.
misalnya 600.000,-. Untuk ongkos nak beli, naik
Sama-sama
pompong tak cukup.” (wawancara, 4 Agustus
(wawancara, 3 Agustus 2016)
kita
gotong
royong,
Pak.”
2016)
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2017
87
Ais Irmawati, Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten Karimun
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Riza
Macam-macam yang dimasukkan. Nanti
Kurniati, Kabid PAUDNI Kabupaten Karimun yang
mereka pulang bawa elektronik. Jadi pendidikan
menyatakan, “ Mereka ini rata-rata suaminya
itu nggak perlu. Karena duit dah ada. Itu yang
kerjanya nyelam. Nelayan. Jadi sebetulnya
pingin kita robah. Makanya dulu, kalau kita mau
pekerjaannya sama, entah nelayan, entah
tahu yang berhasil menjadi pejabat di sini bukan
penyelam, entah apa. Tapi penghasilannya lebih
orang Pulau Karimun ini. Orang Pulau Kundur,
besar daripada kita. Tabungan mereka, Pak,
walaupun orang satu kabupaten, tapi dari pulau
ditengokkan, itu dia nyimpan duitnya hampir
yang lain. Kenapa? Mereka susah. Orang susah
20 juta. Berobat aja di aja dia di Wangling,
kan mau pendidikan dulu. Kalau di sini terlena
(Klinik terkenal di Tanjung Balai Karimun) Bu.
mereka, ini yang kita robah. Nyeberang
Tak mau ke sini. ,Pekerjaan ibu-ibunya panggul
langsung ke Singapur, ke Malaysia. Sekian menit
pikul pasar, kerjanya kalau ada kapal-kapal yang
sampai. Jadi tempat keluar masuk (antar-
di dalam masuk, bawa beras, bawa apel, Jarak
negara)” (wawancara, 1 Agustus 2016).
dari sana ke sini, kan jauh, jadi kerjanya estafet.
Lebih lanjut, mengenai nelayan, Bapak Ali
Kalau lagi bongkar-bongkar pasir, itu tidak bisa
mengatakan, “Mereka rata-rata berangkat ke
diganggu-ganggu itu. Anaknya mulai dari anak
laut malam. Mereka ini ada sistem, kalau di
yang kecil sampai yang besar, semua ikut kerja.
laut kita nggak ada ikan, mereka nyebrang ke
Bersusun” (wawancara, 3 Agustus 2016).
daerah Batam. Kalau kata orang Melayu itu
Mengikutsertakan seluruh anggota keluarga
bertandang, Artinya nginap di sana seminggu.
untuk bekerja, juga terdapat dalam tulisan
Jadi mereka menjaring di laut Batam. Kadang-
Wasak (2012), sebagai berikut. Jumlah anggota
kadang mereka masuk ke perbatasan Malaysia
keluarga dalam setiap keluarga nelayan di desa
juga, karena daerah laut Batam dengan laut
ini rata-rata 4 orang, yakni bapak, ibu, dan
Malaysia itu kan beda-beda tipis. ketidaktahuan
dua orang anak. Tingkat pendidikan masyarakat
mereka karena lalai, karena tertidur atau di
desa Kinabuhutan pada umumnya (63,3%)
tengah ngangkat jaring ini rupanya sudah masuk
adalah tamat dan tidak tamat SD. Hal ini
laut Malaysia. Ada yang langsung kalau jumpa
disebabkan faktor lingkungan di mana anak-anak
polisi-polisi yang nggak punya tenggang rasa
cenderung ikut ke laut daripada ke sekolah, di
ya udah dihalau saja, kembali. Kalau dia
samping tidak adanya motivasi atau dorongan
(polisinya) baik, dia bilang, “udah nyebrang
orang tua agar anak-anak mereka bersekolah
kalian ke seberang sana” (wawancara, 1
lagi.
Agustus 2016).
Sebagai wilayah perbatasan, warga di
Pernyataan mengenai warga Karimun yang
Kabupaten Karimun juga bekerja sebagai tenaga
bekerja di Malaysia disampaikan oleh Mona Indra
kerja di Negara tetangga, baik legal, maupun
Yuhana, sekretaris Kepala Dinas Tenaga Kerja
illegal. Ilegal di sini dapat berarti illegal yang
Kabupaten Karimun, sebagai berikut. “Kalau
disengaja, yaitu pergi ke luar negeri dengan
warga Malaysia bekerja di kita pakai paspor
paspor wisatawan atau illegal yang tidak
pekerja, kalau orang kita bekerja, cukup pakai
disengaja, seperti terjadi pada nelayan, yang
paspor pelancong, untuk masyarakat Karimun
karena terbawa arus, di malam hari, tiba-tiba
ke Malaysia hanya dengan berbekal voa saja,
sudah memasuki perairan Negara tetangga.
visa on arrival, dengan paspor pelancong itu
Pernyataan mengenai hal ini seperti disampaikan
tidak bermasalah, no problem. karena mereka
oleh Bapak Ali, “Orang Karimun ini terkenal,
ada hubungan keluarga, karena di sana ada
senang dengan uang. Kenapa? Mereka
pak ciknya sehingga tidak dikejar polis, yang
berbatasan langsung dengan luar negeri,
permasalahan di kami adalah karena karimun
mereka keluar masuk luar negeri, jadi semokel
ini adalah daerah perbatasan, semua dari Jawa
(smuggle, Inggris, artinya penyelundup).
darimana, datangnya ke Karimun dengan kapal
88
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2017
Ais Irmawati, Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten Karimun
ferry. maka nampak TKI turun, lalu ada PPTKI
untuk perkebunan karet dan sawit. Sebagian
yang menampung. Kadang ada yang legal,
besar mereka adalah buruh ilegal yang tidak
illegal, resmi, tak resmi. sehari dapat RM60,
dilengkapi dengan dokumen resmi dan ijin kerja”
RM 70, kadang RM210/hari, kalau kepala masak
(2014:232)
RM100 lebih, tapi mereka dapat tujuh hari
pulang, nanti mereka bikin paspor lagi, sebulan
Persepsi Masyarakat terhadap Pendidikan
baru bisa berangkat. yang kalau dirupiahkan
Berdasarkan data statistik Kabupaten Karimun,
sekitar Rp200.000/hari, karena kami daerah
diketahui jumlah penduduk usia 5-19 tahun
perbatasan, semua berangkat dari sini,
sebesar 66.771 orang, sementara penduduk
jaraknya hanya 45 menit sudah sampai. PP
yang bersekolah dari tingkat SD-SMA, pada saat
Cuma
masuk,
yang sama berjumlah 53.988 orang. Artinya
mamanya pulang, nanti bapaknya lagi kerja,
19% jumlah penduduk usia tersebut tidak
bapaknya pulang, nanti anaknya lagi kerja
bersekolah (data diolah dari Karimun dalam
bekerja, papanya masuk bekerja, anaknya
Angka tahun 2016, Republik Indonesia, 2016).
masuk bekerja lagi. Tidak benar mereka ke
Berdasarkan jumlah sekolah di tiap jenjang
Malaysia membawa rokok, kecuali para
pendidikan, diketahui, terdapat 148 SD/MI, 60
penyelundup. Yang bawa-bawa rokok itu jaman
SMP sederajat, 18 SMA, 5 MA, dan 8 SMK
dulu, kita tahu hukuman di Malaysia itu ketat
(Republik Indonesia, 2016).
Rp250.000,-.
Mamanya
sangat, jadi tidak benar kalau mereka bawa
Bila melihat kondisi masyarakat di Kabupaten
rokok.” (wawancara tanggal 5 Agustus 2016).
Karimun, termasuk pekerjaannya, maka
Pekerjaan warga perbatasan semacam ini
diidentifikasi alasan mereka tidak bersekolah,
juga ditemukan pada tulisan Abdullah dan
adalah karena tidak adanya kesadaran akan
Permata Sari (2014) di Badau, Kapuas Hulu,
pentingnya pendidikan, yang sudah terjadi
sebagai berikut. “Penduduk Badau memenuhi
secara turun-temurun. Alasan ini salah satunya
kebutuhan pekerjaan dengan bekerja di
disampaikan oleh Bapak Raja “Mereka berfikir
perkebunan yang ada di wilayah Indonesia dan
pendidikan itu tidak memberikan dampak. Tapi
menjadi tenaga kerja perkebunan di wilayah
ketika bekerja, hari ini mereka bekerja, besok
Malaysia. Sebagian juga terlibat sebagai
dapat duit, hari ini dapat duit. Di sini kan hanya
pedagang yang membawa barang-barang ke
ada 2 dua jenis perusahaan. Pertama seperti
Malaysia. Bekerja di Malaysia lebih memiliki
outsourcing. Yang kedua, tambang. Kalau
daya tarik karena penghasilan lebih besar
tambang butuh apa dia, operator, sopir. Pandai
dibandingkan bekerja di negeri sendiri.Dalam
nyopir udah. Nggak perlu pendidikan. Orang
satu hari, para buruh bisa mendapatkan upah
Karimun ini terkenal, senang dengan uang.
hingga RM 50 sehingga mereka bisa meraih
Kenapa? Mereka berbatasan langsung dengan
upah 2.000 RM dalam satu bulan. Dengan nilai
luar negeri, mereka keluar masuk luar negeri,
tukar RM 1 sama dengan Rp 3.250, maka
jadi semokel (smuggle, Inggris, artinya
bekerja di Malaysia akan mendapatkan
penyelundup). Macam-macam yang dimasuk-
penghasilan Rp 6.500.000. Jika bekerja sebagai
kan. Nanti mereka pulang bawa elektronik. Jadi
buruh harian di Indonesia, mereka hanya
pendidikan itu nggak perlu. Karena duit dah ada.
mendapatkan gaji Rp 50.000 perhari atau hanya
Itu yang pingin kita robah. Makanya dulu, kalau
Rp 1.500.000 perbulan. Perbedaan jumlah
kita mau tahu yang berhasil menjadi pejabat
pendapatan yang cukup tinggi inilah yang
di sini bukan orang Pulau Karimun ini. Orang
menjadi daya tarik warga Badau bekerja di
Pulau Kundur, walaupun orang satu kabupaten,
Malaysia.Pemerintah Malaysia membutuhkan
tapi dari pulau yang lain. Kenapa? Mereka susah.
tenaga kerja dari Indonesia untuk “pekerjaan
Orang susah kan mau pendidikan dulu. Kalau di
kasar” karena Malaysia kekurangan tenaga kerja
sini terlena mereka, ini yang kita robah.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2017
89
Ais Irmawati, Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten Karimun
Nyeberang langsung ke Singapur, ke Malaysia.
kasar di sana.” (wawancara tanggal 5 Agustus
Sekian menit sampai. Jadi tempat keluar masuk
2016)
(antar Negara) “ (wawancara, 1 Agustus 2016).
Aspirasi orangtua terhadap pendidikan anak
Jawaban ini dikuatkan oleh wawancara
mempunyai peran yang besar. Hal ini sesuai
dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
dengan pernyataan Setyawati (2015), bahwa
Karimun, yaitu: “Mereka ngerti Bahasa
aspirasi orangtua terhadap pendidikan anak
Indonesia. Mereka kuasai Bahasa Indonesia.
sangat tinggi, ditunjukkan pada aspirasi yang
Walaupun mereka tidak sekolah, orang tuanya
positif tentang pendidikan, orangtua memberikan
apa, tapi mereka paham. Ngitung uang paham.
dorongan atau motivasi sebagai bentuk
Paham uang seribu, seratus juta. Ini berapa
perhatian kepada anak, orangtua berharap anak
harganya, tahu dia. Matematik hebat dia
dapat mengenyam pendidikan setinggi mungkin,
daripada mereka dari kita. Dagangnya mantap.
dan setelah lulus mendapatkan pekerjaan yang
Walaupun suku-suku laut, tapi mereka sudah
layak.
punya mobil. Nah, itu. Pergi cari ikan, makan.
Pernyataan Setyawati ini sesuai untuk
rumah, bisa beli ini. Itu aja pikiran mereka
diterapkan di Kabupaten Karimun. Artinya, jika
sekitar situ aja.” (wawancara, 1 Agustus 2016)
untuk memperoleh pekerjaan dengan peng-
Ketika ditanya, mengenai perhatian orang
hasilan yang besar di Kabupaten Karimun
tuanya terhadap pendidikan anak, Kepala Bidang
seseorang tidak perlu mengecap pendidikan
Keaksaraan menyampaikan: “Putus sekolah
tinggi, maka wajar saja bila mereka kemudian
karena memang dari si anak itu tidak mau
mempunyai persepsi untuk apa mereka harus
sekolah dan perhatiannya pun kurang dari orang
bersekolah tinggi. Padahal, waktu bersekolah
tua. Biasanya seperti itu, orang tuanya tidak
dapat dipakai untuk membantu kedua orang-
mendukung, mau berhenti, dia pun orang
tuanya bekerja serta memperoleh tambahan
tuanya mendukung berhenti.” (wawancara, 31
penghasilan.
Juli 2016)
Anak yang tidak mempunyai motivasi
Anggapan bahwa pendidikan tidak memberi
bersekolah, biasa ditandai dengan datang
dampak yang berarti bagi kehidupan sangat
terlambat, dan sering tidak masuk, terlebih
dipengaruhi oleh pandangan lingkungannya,
karena orang tua juga tidak bersekolah. Hal
terutama orang tua, sehingga walaupun
semacam ini disampaikan oleh Kabid Keaksaraan
pemerintah sudah melakukan berbagai usaha
Kabupaten Karimun, “Banyak yang malas
untuk memotivasi bersekolah, banyak yang
sekolah gitu lah, memang tak ada kemauan
gagal. Pernyataan ini disampaikan oleh Mona
dari dia buat sekolah; yang pertama dia sering
Indra Yuhana, sekretaris Kepala Dinas Tenaga
lambat, yang kedua tak masuk. Itu dah
Kerja Kabupaten Karimun. “Kalau orang sini
menandakan. Apalagi di rumah kurang perhatian
Paket A, Paket B, Paket C mereka gak perhatian
dari orang tua, latar belakang pendidikan orang
yah begitulah tergantung lingkungannya,
tua nol. Kadang kadang orang tua tak sekolah”
tergantung orang tuanya. Kalau mereka lepas
(wawancara, 31 Juli 2016)
SD bekerja di Malaysia,Sebenarnya kalau
Pernyataan yang sama juga berasal dari
mereka tu dah sekolah, di Malaysia mereka tu
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun
sudah ada jati diri. Usaha pemerintah Dinas
menyatakan, “Ada sebagian orang tua yang
Pendidikan pun sudah macam-macam, ada
ngerti, rata-rata mereka ada anak yang
sekolah satu atap atau sudah menggiat. Cuma
sekolah, sarjana juga ada. Hanya anak-anak
itu memang sudah pola pikir dan beban perilaku
itu dengan orang tuanya itu sendiri yang minta
masyarakat itu Merupakan kebanggaan bagi
ke laut. Tak serius aja ke sekolah. Itu yang
mereka kerja di Malaysia, walaupun jadi kuli
susah. Mereka mau belajar paket itu udah
90
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2017
Ais Irmawati, Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten Karimun
lumayan bagi kita. Itu pun dikejar-kejar. Ujian
Keaksaraan Usaha Mandiri sebanyak 88 orang.
dicari-cari. sedangkan orang tua sendiri itu
Sedangkan program Keaksaraan Dasar saat ini
nggak mensupport. Karena orang tua dulu rata-
tidak ada peserta didiknya.
rata nggak sekolah, susah. Orang tua buta huruf
Manfaat pelaksanaan Program Keaksaraan
Nggak bisa baca, dan mereka bisa membuktikan
Fungsional, terdapat dalam
salah satu
dengan buta huruf tetap kaya. Pergi cari ikan,
wawancara pada tulisan Bawani dan Fauziyah
makan bisa, rumah bisa beli” (wawancara, 1
(2014) yaitu: “Terselenggranya program
Agustus 2016).
Keaksraan Fungsional ini sangat bermanfaat
Untuk mengatasi masalah anak yang sering
sekali bagi warga buta aksara di dusun petissari
datang terlambat dan tidak masuk, pihak sekolah
supaya masyarakat paham betapa pentingnya
sudah berusaha untuk memotivasi siswa kembali
mempunyai kemampuan membaca, menulis
ke sekolah. Pernyataan seperti ini seperti
dan berhitung dalam kehidupan mereka sehari-
sampaikan oleh Kepala Bidang Keaksaraan
hari dan setelah mengikuti program ini warga
Kantor Dinas Pendidikan Karimun, “Pihak sekolah
belajar juga bisa mengembangkan kemampuan
sudah berusaha mendatangi rumah. Kan kita
yang telah dimilikinya dalam kehidupan
ada sistemnya di sekolah. Lihat anak ini sekali
bermasyrakat berbangsa dan bernegara.”
tak masuk, dua kali tak masuk, seperti apa,
Di awal pelaksanaan PKBM, dalam menjaring
nanti ada kunjungan ni guru BP ke rumah.
warga belajar, Dinas Pendidikan Nonformal
Dilihat, dicari anak-anak ni pada kemana tak
informal melakukan pendataan warga buta
masuk sekolah gitu kan. Buat surat panggilan,
aksara, dengan menggunakan kartu yang ada
orang tua datang. Kadang kadang orang tua
tulisannya, hal itu diungkapkan oleh Ibu Siti
yang diundang tidak datang makanya guru-
Muawanah, Kepala Seksi Pendidikan Kesetaraan
gurunya kepikiran kok tidak mau sekolah. Nah
dan
usaha - usaha sekolah kita sudah seperti itu.”
Kabupaten Karimun “Mereka malu kalau
(wawancara, 31 Juli 2016).
ketahuan meraka tak pandai membaca, kalau
Kemasyarakatan
Dinas
Pendidikan
ditanya langsung dia bohong itu. Jadi sambil
Peran PKBM dalam Mengurangi Buta
pendataan sambil ngobrol-ngobrol kita bawalah
Aksara di Kabupaten Karimun
itu kartu yang ada tulisannya. Kalau dia pegang
Untuk menjaring warga masyarakat usia 15-59
pun terbalik, ketahuan kalau dia tak pandai
tahun yang tidak atau belum sempat mengecap
membaca, kita ajaklah dia untuk ikut belajar di
pendidikan formal, pemerintah melalui Pendidikan
PKBM.” (wawancara, 31 Juli 2016).
Nonformal Kabupaten Karimun pada tahun 2014
Hal senada disampaikan oleh Bapak Razali
menyelenggarakan 22 PKBM, dengan program
Zulkifli, ketua PKBM Mitra Mandiri Karimun,
KB/PAUD, Kesetaraan Fungsional, Kesetaraan
menyatakan, Kami PAUDNI mendata by name,
Usaha Mandiri, Paket A, Paket B, dan Paket C.
by address, caranya kita bertamu, sambil
Adapun jumlah tutor dan warga belajarnya
tunjukkan kartu yang ada tulisannya. Kalau
dapat dilihat pada Tabel 2.
mereka tak dapat membaca, maka kita ajak
Berdasarkan tabel tersebut juga terlihat
bahwa peran PKBM sangat penting dalam
dia untuk ikut belajar di PKBM.” (wawancara, 3
Agustus 2016).
mengurangi buta aksara di Kabupaten Karimun,
Selain pendataan, pemberian motivasi
dari 22 PKBM yang ada di Kabupaten Karimun,
mengikuti PKBM juga dilakukan oleh Dinas
Program Keaksaraan Fungsional mempunyai
Pendidikan Nonformal Informal yang merangkap
peminat tertinggi, mencapai 773 warga belajar,
menjadi Ketua PKBM Mitra Mandiri Karimun,
diikuti oleh KB/PAUD sebanyak 643 anak, Paket
Bapak Razali Zulkifli, menyatakan, “Saya bilang
B sebanyak 525 orang, Paket C sebanyak
aja, kalian mana tahu suatu waktu perlu ijazah
306orang, Paket A sebesar 199 warga belajar,
ini, perlu apa, perlu SMP ini. Perlu ijazah ini
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2017
91
92
Tabel 2
Banyaknya PKBM, menurut Program, jumlah tutor, jumlah warga belajar, dan Kecamatan di Kabupaten Karimun, 2015
Ais Irmawati, Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten Karimun
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2017
Sumber: diolah dari Data Pendidikan Masyarakat Kabupaten
Karimun Tahun 2015
Ais Irmawati, Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten Karimun
untuk buat buat apa. Kalau perlu apa. Mungkin
garan keuangan yang diperoleh melalui Kantor
nanti nak buat pasport tiba-tiba tak berlaku
Dinas Pendidikan Karimun.
lagi ijazah SD, mana tahulah kita 5 tahun
Anggaran keuangan PKBM selain diperoleh
kedepan, 10 tahun ke depan.” (wawancara, 3
dari Pusat, juga berasal dari iuran warga belajar
Agustus 2016).
PKBM, serta unit usaha yang dilakukan oleh
Ibu Siti Muawanah menyatakan, ada juga
beberapa PKBM. Ada beberapa program
tutor yang memotivasi warga untuk ikut belajar
kewirausahaan yang dilakukan oleh PKBM di
dengan cara yang tidak biasa, “Kalau malam
Karimun, seperti budi daya lele, bertanam cabe,
biasa bapak-bapak itu berkumpul di pos ronda,
selada, dan pisang kapok.
sambil ngobrol-ngobrol dan main kartu. Suatu
Salah satu unit usaha yang dilakukan oleh
saat tutor ini datang, minta ikut main. Maka
PKBM Bakti Negeri, adalah Kantin Cik Mungil,
mainlah mereka, dan tutor ini menang, maka
yang menyajikan laksa sebagai menu andalan-
uangnya dia traktir orang ramai makan-makan.
nya, dengan harga Rp 10.000,- per porsi.
Besok barang berapa hari pak ini tak datang-
Namun, digratiskan bagi tutor yang mengajar
datang. Suatu saat datang lagi dia, main lagi,
di PKBM ini. Laksa adalah makanan berbentuk
menang lagi, dia traktir lagi orang-orang itu.
mie yang terbuat dari sagu, yang pohonnya
Begitu terus caranya, sampai warga di situ
ditanam di belakang PKBM Bakti Negeri,
bertanya, Pak itu siapa namanya, kenapa bisa
merupakan milik orang tua pengelola PKBM Bakti
menang terus. Lalu pak itu menjawab, ya laah
Negeri.
saya pintar ni karena saya bersekolah. Kalau
Terdapat beberapa motivasi warga belajar
kau mau pintar, ikutlah bersekolah.” (wawan-
yang sudah mengikuti Pendidikan Keaksaraan
cara, 31 Juli 2016)
dan Kesetaraan antara lain adalah kepentingan
Penanggungjawab PKBM perlu memberikan
politis, dan untuk kepentingan kenaikan gaji di
motivasi kepada warga belajarnya, juga terlihat
tempat mereka bekerja. Mengenai kepentingan
pada wawancara penelitian yang dilakukan oleh
politis, disampaikan oleh Rahmat dari PKBM Al
Ibu Titi Rumiyati dalam Rusikawati (2010:83),
Himmah, “Wah pernah ada (warga belajar) yang
sebagai berikut: “kami berusaha memotivasi
(berusia) 80 tahun, Bu. Kemaren ceritanya dia
kesadaran warga belajar masyarakat disini
tuh mau nyalon jadi kades, semangat ikut. Udah
dengan cara memberikan sisipan ketrampilan
tua. Terus nggak jadi kades, Ya berhenti.
pada materi belajar mereka. Karena seperti
Sekarang ini ada murid kita satu lagi. Kades.
latar belakang kehidupan mereka yang untuk
Jadi sekarang udah jadi kades, saya nengok
makan saja sulit, apalagi untuk belajar, mereka
pake ijazah SMP. ‘Saya ikut Paket C, masuklah
itu selalu mencari dan mencari bagaimana
saya.” (wawancara, 4 Agustus 2016).
supaya tetap bisa makan dan hidup, jadi dengan
Untuk kepentingan kenaikan gaji, disampai-
dibekali dengan ketrampilan nantinya bisa
kan oleh Rahmat dari PKBM Al Himmah,
dijadikan usaha tambahan bagi mereka.”
“Biasanya orang-orang yang ikut program
(wawancara, 19 Januari 2010).
kesetaraan bekerja di perusahaan-perusahaan,
Seluruh pengelola PKBM di Kabupaten
di sini kan deket PT. Ada 3 PT galangan kapal,
Karimun merupakan Pegawai Negeri Sipil Dinas
jadi rata-rata mereka butuh naik pangkat.
Pendidikan Kabupaten Karimun, yang mempunyai
Ijazahnya SMA Yang BIP aja kemari ada 6 orang.
jabatan sebagai Kepala Sekolah SD dan SMP,
BIP itu yang rata-rata umurnya sudah 52 karena
dan dibantu oleh beberapa tenaga honorer.
tinggal 3 tahun lagi pensiun tertarik menempuh
Pemilihan Kepala Sekolah SD dan SMP sebagai
pendidikan (kesetaraan). Kalau disuruh sekolah
Pengelola PKBM dimaksudkan untuk memper-
aja, Bu, tak diiming-imingi pangkat mungkin
mudah jalur koordinasi dengan Dinas Pendidikan
ndak mau juga orang-orang itu. Untuk apa
Karimun, termasuk urusan tahapan pengang-
sekolah” (wawancara, 4 Agustus 2016).
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2017
93
Ais Irmawati, Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten Karimun
Ada juga warga belajar di Kelurahan Moro,
jam masuk jadwal. Biasanya mereka bisa ber-
Kecamatan Moro dan kelurahan Alay, Kecamatan
ubah. Bisa change, dalam arti kata, kalau yang
Kundur, yang berusia 60 tahun, yang tetap
ini masuk shift mereka, mereka ganti. (bertukar
menjadi warga belajar di PKBM dengan maksud
jadwal dengan temannya)”. (wawancara, 3
untuk memotivasi orang-orang yang lebih muda,
Agustus 2016).
agar tetap semangat belajar.
Bagi para nelayan, belajar mereka juga ikut
Selain adanya perbedaan antara keinginan
musim berlayar, lebih lanjut Bapak Zulkifli
anak dan dukungan orang tua agar anaknya
menyatakan, “Misalnya musim utara yang angin
sekolah dan orang dewasa ikut PKBM, ada juga
kuat itu tidak ke laut, jadi kita padatkan
faktor lain yang menjadi penyemangat, yaitu
kegiatan. Mungkin seminggu empat kali.”
waktu belajar di PKBM yang dianggap lebih
(wawancara, 3 Agustus 2016).
fleksibel bila dibandingkan dengan waktu belajar
Perbedaan waktu belajar tiap orang dalam
di sekolah. Mengenai waktu belajar di PKBM,
masing-masing PKBM tidak kemudian menyu-
Rahmat dari PKBM Al Himmah menyampaikan,
rutkan semangat pengelola PKBM dan warga
“Jam belajar habis Isya”, jam 7 lewat, atau
belajar untuk tetap menjalankan kegiatan
jam 8 sampai jam 9.15, seminggu dua kali.
belajar-mengajar di Kabupaten Karimun. Intinya
Kita kasih tugas kadang bu. Kita kasih modul,
adalah musyawarah bersama antara pengelola,
kalau nanti pas datang 2 minggu sekali,
tutor, dan warga belajar.
langsung tes. Gimana pelajaran mereka. Nanti
Selain pengelola PKBM yang kesemuanya
semesteran tetap ada. Semester satu,
merupakan pegawai negeri sipil, di PKBM juga
semester dua kita tetap ada. Untuk hari-harinya
terdapat tutor yang tugasnya mengajar warga
itulah nanti kalau memang yang hadir kita tetap,
PKBM sesuai dengan programnya. Tidak semua
tutor tetap hadir terus. Walaupun 2-3 orang
tutor merupakan pegawai negeri, sehingga
ya tetap kita ajar. Tapi ya sistemnya ya seperti
dapat diikutkan dalam kegiatan Dinas Pendidikan
itu. Yang tak hadir ya, namanya orang tua
Kabupaten Karimun. Oleh karena itu tutor ini
kadang-kadang lupa. Ujian aja dijemput. Sampai
perlu dibayar honornya. Bapak Razali Zulkifli
sms satu-satu untuk masuk ujian. Kadang-
menyatakan, “PKBM saya itu meng-ambilkan
kadang kan lupa.” (wawancara, 4 Agustus 2016).
pegawai negeri karena saya berfikir kita dapat
Waktu yang dianggap cukup fleksibel ini pun
dana atau tidak kita kan belum tahu. Paket B
tidak dapat membuat semua warga belajar
itu gratis, Pak. Nggak bayar, yang penting
datang semua di setiap hari belajarnya, karena
mereka mau ikut. Kita panggilkan kawan-kawan
faktor pekerjaan. Misalnya untuk untuk pekerja
guru SMP, guru SMA yang sudah punya
pabrik. Bapak Zulkifli menyatakan, “Kalau yang
sertifikasi, dapat dana sertifikasi, dapat dana
namanya di PT ini kerjanya shift. “Shift ini kan
sebagai pegawai. Jadi inilah kita di pulau sebagai
saya masuk malam, Pak”, kalau mau ikutkan
salah satu bentuk pengabdian kita kepada
shift mereka. Kawan-kawan yang lain pun ikut,
masyarakat. Itu salah satu motivasi saya agar
kenapa, karena mereka lain-lain shift. Ada yang
mereka mau mengajar. Syukur-syukur kalau
masuk siang, ada yang masuk malam. Apakah
ada dana nanti kita bantu sekadar, kalau kata
kita harus masuk siang, masuk malam? Emang
orang Melayu, kalo ngrokok yang uang rokok.
gaji tutor berapa? Pokoknya mereka kalau nggak
Kalau tidak ya uang apalah gitu. Jadi kalau kami
sampai 70% mereka masuk, mereka nggak kita
betul-betul, lillahi ta’ala.” (wawancara, 3 Agustus
ikutkan ujian. Lha kalau shift kan biasanya shift
2016).
seminggu pagi, seminggu sore. Nah begitu
minggu ini mereka bisa datang, minggu besok
Hambatan Pelaksanaan Belajar-Mengajar
tidak datang. Itu sudah pasti. Kita rata-rata
PKBM di Kabupaten Karimun
sudah menyampaikan kalau dapat tiga shift itu,
Dalam melaksanakan belajar-mengajar di PKBM,
94
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2017
Ais Irmawati, Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten Karimun
terdapat beberapa hambatan, misalnya pada
tutor datang tanpa membuat persiapan
penyesuaian antara jam kerja dan jam belajar
mengajar dan berpedoman pada buku formal.
warga belajar, jauh dan sulitnya jarak tempuh,
Harapannya adalah Pemerintah membuat modul
keterbatasan jumlah tutor dan besar honor
pembelajaran seperti di Universitas Terbuka,
tutor, menyebabkan proses belajar mengajar
agar warga belajar dapat belajar sendiri, kemu-
tidak cukup lancar.
dian mengkonsultasikan kesulitannya pada
Walaupun untuk menetapkan jam belajar,
waktu tutorial, sehingga tutor tidak perlu sering
telah dilakukan musyawarah antara pengelola,
datang seperti di sekolah formal. Pernyataan
tutor, dan warga belajar. Namun, warga belajar
ini disampaikan oleh Bapak Kipi, “Kita keter-
yang bekerja sebagai buruh pabrik, mempunyai
batasan
jam kerja shift, kadang memperoleh kesempatan
menggunakan tutor-tutor dari guru formal.
untuk tukar shift dengan temannya, dan ada
Sehingga kita merasakan itu tidak efektif,
kalanya tidak dapat bertukar shift sehingga tidak
karena mereka kadang datang mengajar tanpa
dapat hadir ke PKBM.
membuat persiapan, seharusnya mereka
SDM
tutor.
Jadi
kita
masih
Jarak tempuh yang jauh juga menyebabkan
membuat rencana pembelajaran. Artinya
warga belajar dan tutor kadang tidak hadir. Alat
mereka datang, berpedoman pada pendidikan
transportasi yang biasa mereka pakai adalah
formal. Kita sangat berharap pemerintah pusat
kendaraan roda dua. Bila sedang hujan atau
menerbitkan, modul, seperti UT itu. UT itu lho
tidak ada bensin, mereka juga lalu tidak hadir.
satu semester cuma 8 kali pertemuan, mereka
Honor tutor PKBM dapat berasal dari dana
ujian. Tapi modul mereka betul-betul bisa
operasional pusat, dapat juga dari iuran warga
dipertanggungjawabkan. Nah kita pengennya
PKBM, dan atau dari unit usaha yang dimiliki
seperti itu. Mereka kan tutor, tutorial. Kan
oleh masing-masing PKBM, yang penerimaan
artinya kalau mereka punya modul. Ketika
PKBM tiap bulan tidak tentu jumlahnya. Menurut
warga belajar kita ada kendala, baru konsultasi,
Bapak Kipi, “Mungkin dari peserta umpama
kan begitu. Kalau tutorial itu berapa jam tatap
terdaftar 20, itu 10 yang bayar. Biasanya bagi
mukanya. Kalau sekarang kita dituntut sekian
yang mengambil ijazah, diharuskan membayar.
jam tatap muka. Kalau begitu namanya bukan
Tapi itu pun tidak dapat diharapkan (wawan-
tutor, tapi guru. Jadi kita menggaji guru pun
cara, 3 Agustus 2016). Lebih lanjut Bapak Kipi
harus standar. Kalau sekarang, apa dengan gaji
menyatakan, “Kita cuma berani bayar tutor
200 cukup? Karena sifatnya tutorial, mungkin
Rp 250.000,- Ini mereka disuruh masuk minimal
satu kali satu minggu mereka masuk, atau pun
2 kali dalam satu minggu. Mereka itu datang
setengah bulan sekali mereka baru tatap muka,
pakai motor. Kadang-kadang 6 bulan, belum
itu baru sesuai” (wawancara, 3 Agustus 2016).
kita bayar gaji mereka. Kalau mengharapkan
Hambatan-hambatan di atas juga dituliskan
dari bayaran sampai sekarang itu yang tamat
oleh Sihombing dalam Fatimah (2008), antara
tahun 2015 dari 47 orang untuk Paket C, baru
lain adalah: 1) Perkembangan program belum
6 orang yang mengambil ijazah, karena mereka
diimbangi jumlah dan mutu tenaga yang
belum bayar. Sekarang ini bayaran Paket C Rp
memadai, 2) Ratio modul untuk warga belajar
100.000,-. Sebulan, karena mereka pekerja.
program kesetaraan (Paket A, B, dan C) jauh
Kalau yang tak mampu, tidak membayar”
dari mencukupi, 3) Tidak ada tempat belajar
(wawancara, 3 Agustus 2016).
yang pasti, 4) Kualitas hasil pembelajaran sulit
Berkaitan dengan jauhnya jarak tempuh dan
dilihat kebenarannya dan sulit diukur tingkat
besar honor tutor ini menyebabkan PKBM di
keberhasilannya, 5) Lemahnya akurasi data atau
Kabupaten Karimun mempunyai jumlah tutor
info tentang sasaran program, 6) Jadwal
yang terbatas. Hal ini menyebabkan proses
pelaksanaan belajar mengajar yang tidak selalu
belajar mengajar tidak cukup lancar. Misalnya,
dapat dilaksanakan tepat waktu.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2017
95
Ais Irmawati, Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten Karimun
SIMPULAN DAN SARAN
B sebanyak 525 orang, Paket C sebanyak 306
Simpulan
orang, Paket A sebesar 199 warga belajar,
Berdasarkan penelitian mengenai peran PKBM
Keaksaraan Usaha Mandiri sebanyak 88 orang.
dalam mengurangi buta aksara di Kabupaten
Karimun, dapat disimpulkan sebagai berikut.
Berbeda dengan kesadaran untuk bersekolah, keinginan masyarakat mengikuti
Pertama, pekerjaan penduduk Kabupaten
kegiatan di PKBM adalah untuk kepentingan
Karimun beragam, mulai dari nelayan, petani,
politik atau untuk kenaikan gaji di tempatnya
berburu, kuli panggul pelabuhan, pekerja di
bekerja.
pabrik-pabrik yang banyak terdapat di Pulau
Ada orang yang ikut program kesetaraan
Karimun; pemulung, pedagang, ada juga menjadi
karena ingin mencalonkan diri menjadi kepala
TKI, baik legal maupun illegal. Pekerjaan
desa, begitu dia gagal, maka dia keluar dari
semacam ini tidak menuntut pendidikan sebagai
PKBM. Ada juga orang yang mau pension ikut
syarat untuk diterima bekerja. Selain pekerjaan
belajar di PKBM, karena ingin menaikkan gajinya.
tersebut masih ada pekerjaan lain, seperti PNS.
Belajar di PKBM dianggap lebih fleksibel dalam
Para pekerja biasa menggunakan motor
soal waktu belajar dibandingkan belajar di
sebagai sarana transportasi menuju ke tempat
sekolah formal.
kerja, karena tidak semua tempat di Kabupaten
Keempat, dalam pelaksanaan PKBM ini
Karimun terdapat transportasi umum. Apa bila
terdapat beberapa hambatan, antara lain jam
seseorang biasa melakukan commuter antar
kerja warga belajar, jauh dan sulitnya jarak
pulau, maka dia akan mempunyai dua buah motor
tempuh, keterbatasan jumlah tutor dan besar
di kedua pulau yang sering dikunjunginya. Motor
honor tutor
tersebut kemudian dititipkan di pelabuhan yang
dia tinggalkan.
Saran
Kedua, masyarakat mempunyai kesadaran
Masih banyak masyarakat di Kabupaten Karimun
yang rendah terhadap pentingnya pendidikan,
beranggapan bahwa tujuan sekolah adalah
mengingat tanpa bersekolah pun mereka dapat
untuk memperoleh pekerjaan dan upah yang
memperoleh penghasilan yang besar dari
lebih baik dibandingkan dengan mereka yang
pekerjaan yang dia jalani.
tidak bersekolah, dan ini tidak terjadi di
Ada pekerjaan yang menuntut tenaga kerja
Kabupaten Karimun, maka sebaiknya Bidang
banyak, seperti menjadi kuli panggul pikul, yang
Pendidikan Nonformal Informal Dinas Pendidikan
akan mengangkut barang dari kapal sampai ke
melakukan:
pantai, ketika ada kapal bongkar muatan.
1) Kerja sama dengan dinas lain, misalnya
Semakin banyak anggota keluarga yang bekerja,
Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas
akan semakin panjang peserta estafet peng-
Pertanian, Pangan, dan Perikanan untuk
angkutan barang menuju ke pantai. Pekerjaan
kegiatan bakti masyarakat, agar dapat
semacam ini membuat mereka merasa bekerja
menggugah kesadaran masyarakat menge-
lebih penting daripada sekolah. Pekerjaan
nai manfaat menjadi pintar, yang bersifat
menjadi TKI dengan menggunakan paspor
immateri. Misalnya dapat membaca resep
pelancong juga diminati oleh masyarakat di
masakan, mengetahui macam-macam obat
Kabupaten Karimun.
tradisional yang bermanfaat.
Ketiga, peran PKBM sangat penting dalam
2) Menyediakan Taman Bacaan Masyarakat di
mengurangi buta aksara di Kabupaten Karimun,
tempat umum, seperti Puskesmas, Pela-
dari 22 PKBM yang ada di Kabupaten Karimun,
buhan, dengan buku-buku dan tabloid
Program Keaksaraan Fungsional mempunyai
sederhana yang diminati masyarakat.
peminat tertinggi, mencapai 773 warga belajar,
diikuti oleh KB/PAUD sebanyak 643 anak, Paket
96
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2017
Ais Irmawati, Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten Karimun
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada peneliti Subijanto yang telah dengan tekun
membimbing, mengarahkan, dan memberi masukan yang konstruktif dalam proses penulisan karya
tulis ilmiah ini.
PUSTAKA ACUAN
Abdullah & Sari P, Intan. 2014. Politik Identitas Masyarakat Perbatasan Indonesia-Malaysia:
Kasus Badau di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (232). Kawistara 4(3), 225-236, https://
jurnal.ugm.ac.id/ kawistara/article/ viewFile /6378/5036, diakses tanggal 7 Maret 2017.
Bawani & Fauziyah. 2014. Pengelolaan Program Keaksaraan Fungsional Untuk Memberantas Buta
Aksara di Petissari, Babaksari, Dukun, Gresik. Jurnal Kependidikan Islam, 4 (1) http://
jurnalki.uinsby.ac.id/index.php/jurnalki/article/view/11 diakses tanggal 25 Maret 2017
Defriana, W. 2015. Efektivitas Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sejahtera di Kelurahan
Parit Mayor Kecamatan Pontianak Timur. Jurnal S1-Ilmu Administrasi Negara, 4(2), 1-22
http://docplayer.info/41330904-Efektivitas-pusat-kegiatan-belajar-masyarakat-pkbmsejahtera-di-kelurahan-parit-mayor-kecamatan-pontianak-timur.html, diakses tanggal 30
Maret 2017
Fatimah. 2008. Peranan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalam rangka Pengembangan
Masyarakat (Studi Kasus: Program Paket C pada PKBM Santika, Kelurahan Bambu Apus,
Kecamatan Cipayung, Kotamadya Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta). Skripsi, Institut
Pertanian Bogor. https://core.ac.uk/download/ pdf/32339594.pdf, diakses tanggal 26 April
2017
Hartini, Sumarno, & Hiryanto. 2015. Dampak Pendidikan Keaksaraan terhadap Tingkat Sosial
Ekonomi Keluarga. http://journal.uny.ac.id/index.php/diklus/article/download/3586, (173179), diakses tanggal 29 Maret 2017
Hiryanto. 2008. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendidikan Nonformal, http://staff.uny.ac.id/
sites/default/files/tmp/makalah-ppm-pemberdayaan-masyakat-pnf.pdf. disampaikan dalam
Lokakarya Pemberdayaan Masyarakat dalam Pendidikan Luar Sekolah tanggal 22
November 2008 di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Bantul. diakses tanggal 7 Maret 2017
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Republik Indonesia. 2016. Karimun Dalam Angka Tahun 2016. Karimun: Badan Pusat Statistik
Kabupaten Karimun
Republik Indonesia. 2015. Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 20152019. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Rusikawati. 2010 Efektivitas Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Usaha Mulya dalam
Meningkatkan Pendidikan Masyarakat di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.
Skripsi, Surakarta: Universitas Sebelas Maret. https://eprints.uns.a c.id/5528/1/Unlockg.pdf. diakses tanggal 26 Maret 2017.
Rizqi, M. 2008. Peran PKBM Suka Caturtunggal Dalam Peningkatan Sumber Daya Manusia di
Kelurahan Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. Skripsi, Yogyakarta: UIN Sunan
Kalijaga http://digilib.uin-suka.ac.id/927/ diakses tanggal 29 Maret 2017.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2017
97
Ais Irmawati, Peran Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dalam Mengurangi Buta Aksara di Kabupaten Karimun
Sari. 2014. Analisis Efektivitas Pengelolaan Pusat Kegiatan Pembelajaran Masyarakat (PKBM)
(Studi Evaluatif di PKBM Sriwijaya Sawah Lebar Kota Bengkulu). Tesis. Universitas
Bengkulu. http://repository. unib.ac.id/8454/ diakses tanggal 29 Maret 2017
Saepudin, Sadikin, & Saripah. 2016. Penguatan Manajemen Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
dalam Meningkatkan Mutu Layanan Pendidikan Nonformal. Jurnal Ilmiah VISI PPTK PAUDNI
11(2), 232.
Septiani. 2016. Pengalaman Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalam Memfasilitasi
Masyarakat Belajar Sepanjang Hayat. Jurnal Ilmiah VISI PPTK PAUDNI, 10 (2), 67-76
journal.unj.ac.id/jurnalfip/index.php/visi/article/download/13/16, diakses tanggal 29
Maret 2017
Setyawati. 2015. Aspirasi Orangtua Terhadap Pendidikan Anak (Studi Kasus di Keluarga Nelayan
Pantaisari Kelurahan Panjang Wetan Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan).
Skripsi, Universitas Negeri Semarang. http://lib.unnes.ac.id/23014/1/1201411039.pdf
diakses tanggal 24 Juli 2017
Silalahi. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
Sutisna, Sinaga, & Rosfiantika. 2012. Peranan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dalam
Menumbuhkan Minat Baca Warga Belajar, eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran 1(1),
http://jurnal.unpad.ac.id/journal/article/view/ 1287/pdf diakses tanggal 29 Maret 2017
Tohani. 2009. Evaluasi Pelaksanaan Program Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dalam
konteks Pemberdayaan Masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Penelitian Ilmu
Pendidikan, 2(2) (194-205). http://journal.uny.ac.id/index.php/jpip/article /viewFile/4618/
3965, diakses tanggal 29 Maret 2017
Wasak. 2012. Keadaan Sosial-Ekonomi Masyarakat Nelayan di Desa Kinabuhutan Kecamatan
Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. Pacific Journal, 1(7),13391342, http://repo.unsrat.ac.id/280/1/Keadaan_Sosial-Ekonomi_Masyarakat
Nelayan_di_Desa_Kinabuhutan_Kecamatan _Likupang_ Barat._Kabupaten_Minahasa
Utara%2c_Sulawesi_Utara.pdf, diakses tanggal 24 April 2017
98
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2017