Konselor
Volume 3 | Number 1 | March 2014
ISSN: 1412-9760
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor
Received January 5, 2014; Revised February 14, 2014; Accepted March 30, 2014
Implementation Of Guid
uidance And Counseling Program
Annas Kamil, Alizamar & Yusri
Universitas Negeri Padang, Universita
sitas Negeri Padang & Universitas Negeri Padang
e-mail: zarniati_n@yahoo.co.id
Abstract
upervisor is compiling the program guidance and counselin
Basic tasks the teacher supe
seling, implement
d counseling,
evaluate program implementation guidancee aand counseling,
the program guidance and
c
llow-up program
analysis of the results of the implementation of the guidance and counseling and follo
nsibility. In fact
implementation guidance and
an counseling to learners who becomes his responsi
of government senior high schools in Solok Re
Regency did not
guidance and counseling teachers
te
and counseling in accordance with the typess oof services and
elaborate on the program guidance
g
ithout any elaboration time allocation, class of service to be provided, the
areas of development withou
d and
counseling. This
material will be presented
a didn’t have the weekly program of guidance and co
pproach. The population of the research is all of guidancee aand counseling
study used a descriptive appr
enior high schools in Solok Regency, totally 49 people
le with sampling
teachers in government senio
pling area of 32 people. Data collection techniques using
ng question form.
techniques namely the sampli
sing percentage technique.
The Data were analyzed usin
n, the program guidance and counseling.
Keywords: implementation,
Copyright ©2016 Universitas Negeri
ri Padang
P
All rights reserved
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sentral pemb
bangunan agar tatanan dunia baru penuh rahmat dan ke
kemajuan dapat
bangan yang optimal untuk para peserta didik baik lahir
ir maupun batin.
diraih dan dapat mencapai perkemba
003 Bab I Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional
al dirumuskan :
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 200
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
ses pembelajaran
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
te
potensi dirinya untuk memiliki keku
ekuatan spiritual
agar peserta didik secara aktif mengembangkan
m
ribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan ya
yang diperlukan
keagamaan, pengendalian diri, keprib
gara.
dirinya, masyarakat, bangsa dan negar
ntang dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional dijelaska
skan: Pendidikan
Selanjutnya pada Bab II Pasal 3 tenta
an kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
an bangsa yang
nasional berfungsi mengembangkan
askan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnyaa ppotensi peserta
bermartabat dalam rangka mencerdask
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, be
berakhlak mulia,
didik agar menjadi manusia yang beriman
ber
iri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertang
nggung jawab.
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
nya dilakukan oleh guru mata pelajaran, tapi perlu bantua
tuan dari profesi
Proses pendidikan tidak cukup hanya
an dan konseling atau yang disebut dengan Konselor. B
Bimbingan dan
pendidik lain yaitu guru bimbingan
en penting yang
konseling sebagai bagian integrall dari
da proses pendidikan merupakan salah satu komponen
didikan pada siswa. Menurut Arthur J. Jones dan Harald C
C. Hand (dalam
menentukan kualitas pelayanan pendi
tara bimbingan dan pendidikan tidak dapat dipisahkann dalam proses,
Samsul Munir Amir, 2010:44) anta
membantu anak didik menemukan atau meme
menuhi berbagai
terutama yang berkaitan dengan upaya
u
kebutuhan hidupnya sesuai dengan kemampuan.
ke
nseling merupakan salah satu faktor penentu kualitas layan
yanan pendidikan
Program layanan bimbingan dan kons
dan konseling merupakan kegiatan yang berke
rkesinambungan.
bagi siswa. Penyusunan program bimbingan
bim
ingan dan konseling, keterkaitan proporsi antara program
m ddan kebutuhan
Dalam penyusunan program bimbing
akan.
serta keinginan siswa sangat diutamak
KONSELOR
ISSN: 1412-9760
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor
Jenis program bimbingan dan konseling di sekolah meliputi program-program satuan layanan dan satuan
kegiatan pendukung, program tahunan, semesteran, bulanan dan mingguan. Dalam pengorganisasian program
tersebut yang harus menjadi perhatian utama adalah upaya penyusunan dan pelaksanaan program-program
satuan layanan dan kegiatan pendukung. Dalam Keputusan Mentri Pendidikan No. 84 Tahun 1993 Tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya menegaskan tugas pokok guru pembimbing adalah menyusun
program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, mengevaluasi pelaksanaan program bimbingan,
analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut pelaksanaan program bimbingan terhadap peserta
didik yang menjadi tanggung jawabnya.
Berdasarkan pengamatan peneliti di SMA X periode Juli-Desember 2012 ditemukan program Bimbingan dan
Konseling berupa program tahunan, program semesteran dan program bulananan. Program pembelajaran ini
disusun mulai dari layanan orientasi sampai tampilan kepustakaan disertai dengan topik bahasan yang
disesuaikan dengan bidang pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir. Program Bimbingan dan
Konseling hanya dijabarkan sesuai dengan jenis-jenis layanan serta bidang pengembangan tanpa ada
penjabaran alokasi waktu, kelas yang akan diberikan layanan, materi yang akan disajikan serta tidak
ditemukannya program mingguan. Dengan kata lain, penyusunan program bimbingan dan konseling belum
sesuai dengan panduan penyusunan program Bimbingan dan Konseling.
Berdasarkan hasil pengamatan 18 Oktober 2012, di dalam program Bimbingan dan Konseling terlihat materi
layanan informasi tentang informasi perguruan tinggi, namun ketika wawancara dilakukan terhadap beberapa
orang siswa tanggal 18 oktober 2012 didapat keterangan bahwa mereka tidak tahu tentang Penelusuran Minat
Dan Kemampuan (PMDK) dan mereka mengaku kalau PMDK adalah jalur khusus untuk keperguruan tinggi
dan diberikan kepada siswa berprestasi. Mereka juga tidak mengenali kriteria apa saja yang harus
dipersiapkan untuk ikut dalam jalur PMDK dan siswa mendapatkan informasi seputar PMDK ketika berada
di bangku kelas XII yang semestinya informasi tersebut sudah diberikan semenjak duduk di kelas X. dilihat
dari segi sarana dan prasarana, hanya dibatasi dengan sekat dan belum disediakan ruangan khusus. Diperkuat
pula dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah pada 18 Oktober 2012 yang menyatakan bahwa masih
ada siswa yang tidak mengetahui kriteria pemilihan jurusan dan informasi perguruan tinggi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bimbngan dan Konseling BK/Konselor pada tanggal 18 Oktober
2012 terungkap bahwa dalam menyusun program Bimbingan dan Konseling, belum berdasarkan kebutuhan
siswa yang didapat melalui penggunaan instrumentasi bimbingan dan konseling. Hal ini dikarenakan pihak
sekolah meminta guru BK/Konselor untuk menyerahkan program bimbingan dan konseling diawal tahun
ajaran baru. Selain itu program layanan yang sudah dirancang sebelumnya, tidak seutuhnya terealisasi dan
materi yang diberikan tidak sesuai dengan program yang telah disusun. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan: 1) Kesesuaian program Bimbingan dan Konseling dengan materi layanan bimbingan dan
konseling. 2) Kesesuaian program Bimbingan dan Konseling dengan kebutuhan siswa. 3) Hambatan yang
ditemui dalam mengimplementasikan program Bimbingan dan Konseling.
METODOLOGI
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi dalam
penelitian ini seluruh guru pembimbing di SMA Negeri Kabupaten X. Jumlah sampel dalam penelitian ini 32
orang guru pembimbing. Dalam penelitian ini jenis sampel yang digunakan adalah “area sampling”. (A. Muri
Yusuf, 2005: 202). Peneliti menggunkan rumus persentase. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah angket. Angket yang dikumpulkan dari subjek yang menjadi sampel penelitian
diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Memeriksa kelengkapan dan kesesuaian isi angket yang
telah diisi oleh sampel penelitian 2) Membuat tabel pengolahan 3) Menskor serta menghitung jumlah
jawaban dari 4) Menghitung persentase masing-masing frekuensi 5) Menganalisis masing-masing data yang
diperoleh.
HASIL
Berdasarkan temuan penelitian diperoleh hasil penelitian, sebagai berikut:
Copyright ©2016 Universitas Negeri Padang All rights reserved
Annas Kamil, Alizamar & Yusri
(Implementation Of Guidance And Counseling Program)
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Penelitian
No
1
2
3
Aspek
Kesesuaian Materi dengan Program BK
Kesesuaian Program BK Dengan Kebutuhan Siswa verbal
Hambatan Yang Ditemui
Jumlah
Rata-Rata
17,6
20
11,3
16,3
%
55,1
62,5
35,3
51,03
Berdasarkan tabel hasil penelitian yang diperoleh bahwa Implementasi program bk dilihat dari kesesuaian
materi dengan program Bimbingan dan Konseling dengan persentase 55,1%, sedangkan kesesuaian program
dengan kebutuhan siswa 62,5% dan hambatan yang ditemui dengan persentase 35,3%.
PEMBAHASAN
Pembahasan hasil penelitian akan dikemukakan berdasarkan hasil analisis dan penafsiran data temuan
penelitian yang tergambar pada deskripsi hasil penelitian yang telah dilakukan. Kesesuaian Materi Dengan
Program Bimbingan dan Konseling. Berdasarkan hasil temuan penelitian terungkap bahwa 44,7% guru
BK/Konselor terkendala dalam implementasi program ditinjau dari kesesuaian materi dengan program BK.
Pada beberapa item pernyataan terungkap bahwa 93,7% guru BK/Konselor tidak menyampaiakan hasil
pengolahan AUM UMUM sesuai waktu yang direncanakan dalam program. Hal ini menandakan bahwa guru
BK/Konselor belum berhasil melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru BK/Konselor. Hal ini bertolak
belakang dengan pendapat yang dikemukakan Prayitno (1997, 190-196) seluruh program kegiatan
Bimbingan dan Konseling perlu direncanakan, diselenggarakan, dinilain, dianalisis, ditindaklanjuti serta
dilaporkan untuk keperluan usulan kenaikan pangkat guru BK/Konselor ke jenjang jabatan yng lebih tinggi
perlu didokumentasikan sebagai bukti fisik pelaksanaan tugas pokoknya.
Kesesuaian Program BK dengan Kebutuhan Siswa. Pada tahap ini, hal yang akan diungkapkan adalah
bagaimana kesesuaian antara program Bimbingan dan Konseling dengan kebutuhan siswa. Dari hasil
penilitian dapat dilihat bahwa 37,5% guru BK/Konselor mengalami masalah dalam kesesuaian materi
layanan dengan kebutuhan siswa. Dalam hal ini juga dapat dilihat bahwa 93,7% guru BK/Konselor tidak
menggunakan pengolahan AUM Belajar dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, sedangkan
hasil AUM Belajar merupakan instrument bagi guru BK/Konselor untuk mengetahui kebutuhan siswa,
menurut Mustazie (2012) unsur yang harus diperhatikan dan menjadi isi program bimbingan dan konseling
meliputi: kebutuhan siswa, jumlah siswa yang di bimbing, kegiatan di dalam dan di luar jam sekolah, jenis
bidang bimbingan dan jenis layanan, volume kegiatan Bimbingan dan Konseling dan frekwensi layanan
terhadap siswa.
Hal utama yang harus dilakukan agar isi program layanan Bimbingan dan Konseling sesuai dengan
kebutuhan siswa menurut Riska Ahmad, (2002:93) mengkaji lebih jauh seluruh kebutuhan siswa asuh dalam
pelayanan Bimbingan dan Konseling pada kurun waktu semester yang dimaksud. Kegiatan yang dilakukan
antara lain:
a.
b.
Aplikasi instrumen Bimbingan dan Konseling (angket, wawancara, daftar cek, pengamatan, aum
umum, aum PTSDL) terhadap siswa.
Berdiskusi dengan sesama siswa, guru pembimbing atau sesama guru lain, dengan koordinator
Bimbingan dan Konseling dan kepala sekolah.
Memperhatikan kebijakan dan situasi sekolah, lingkungan dan masyarakat pada umumnya.
Hambatan Yang Ditemui. Berdasarkan dari data temuan penelitian, ditemukan beberapa hambatan yang
dialami oleh guru BK/Konselor di sekolah, antara lain sebagai berikut:
a.
Di beberapa sekolah ditemukan bahawa tidak adanya jam khusus Bimbingan dan Konseling,
sehingga guru BK/Konselor yang ada di sekolah tersebut terkendala dalam mengimplementasikan
layanan. Menurut Riska Ahmad (2002:83) satu kali kegiatan bimbingan dan konseling memakan
waktu rata-rata 2 (dua) jam tatap muka. Dapat disimpulkan bahawa dalam memberikan layanan
KONSELOR | Volume 3 Number 1 Sept 2014, pp 17-21
KONSELOR
ISSN: 1412-9760
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor
b.
c.
Bimbingan dan Konseling memerlukan jam khusus agar 2 jam waktu tatap muka dapat terlaksana
sesuai dengan yang telah direncanakan.
Hambatan lain yang ditemukan yaitu kurang tercukupinya fasilitas pendukung seperti ruangan
khusus untuk konseling perorangan dan juga ruangan Bimbingan dan Konseling yang belum sesuai
dengan standar karena dalam proses layanan konseling perorangan azaz kerahasiaan sangat
diutamakan untuk kenyamanan klien selama proses konseling berlangsung, seperti yang dijelaskan
Munro dalam (Prayitno, 2004:10) dasar etika konseling yaitu kerahasiaan, kesukarelaan, dan
keputusan. Ketiga hal pokok di atas dapat dicapai jika klien merasa nyaman dengan lingkungan
sekitar proses konseling berlangsung.
Tidak memadainya instrumen untuk melaksanakan aplikasi instrumentasi (lembaran AUM UMUM,
AUM Belajar), sehingga sebagian besar sekolah tidak mengetahui apa saja kebutuhan peserta didik
dan tidak akuratnya program layanan yang di susun.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Implementasi Program
Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri Kabupaten Solok sebagai berikut:
a. Materi layanan BK yang disajikan belum sesuai dengan program BK, artinya pelaksanaan materi
layanan BK di Sekolah belum terlaksana sesuai program.
b. Program BK yang disusun belum sesuai dengan kebutuhan siswa, sedangkan program yang disusun
harus sesuai dengan kebutuhan siswa, artinya penyusunan program BK belum mengacu kepada
studi kelayakan.
c. Hambatan yang ditemui yaitu, a). Tidak adanya jam khusus BK. b). Tidak tercukupinya fasilitas
pendukung seperti ruangan khusus untuk konseling perorangan dan juga ruangan BK yang belum
sesuai dengan standar. Dan c). Tidak memadainya instrumen untuk melaksanakan aplikasi
instrumentasi
Saran
a.
b.
c.
d.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
Guru BK/Konselor diharapkan dapat memberikan materi layanan yang sesuai dengan program yang
telah disusun berdasarkan kebutuhan siswa.
Guru BK diharapkan dapat menyusun program layanan berdasarkan kebutuhan siswa dengan
menggunakan studi kebutuhan (need assessment) sehingga program layanan yang disusun sesuai
dengan kebutuhan siswa.
Diharapkan kepada kepala sekolah agar dapat membantu guru BK dalam mengimplementasikan
program BK antara lain dalam pengalokasian waktu untuk pelaksanaan layanan BK, pengadaan
fasilitas pendukung serta instrumen BK agar pelaksanaan program BK semakin optimal.
DAFTAR RUJUKAN
A Muri Yusuf. (2005). Metodologi Penelitian. Padang: FIP-UNP
Mustazie.(2012).http://slideshare.net/mustazie/makna-perencanaanpenyusunan-programbimbingankonselingdiakses tanggal 2 oktober 2013, pukul 15.51
Prayitno. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (L1-L9). Padang: BK FIP UNP
Prayitno. (1997). Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling di Sekolah, Buku III Pelayanan
Bimbingan dan Konseling SMU. Padang: PT. Bina Sumberdaya MIPA
Riska Ahmad. (2002). Pengelolaan Program BK. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek
Peningkatan Manajemen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Copyright ©2016 Universitas Negeri Padang All rights reserved
Annas Kamil, Alizamar & Yusri
(Implementation Of Guidance And Counseling Program)
Surat Keputusan Mentri Pendidikan No. 84/1993 Tentang Jabatan Fungsional Guru
Samsul Munir Amin. (2010). Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Sinar Grafika Offset
UU No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Tentang Pendidikan Nasional
KONSELOR | Volume 3 Number 1 Sept 2014, pp 17-21