Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Salah satu masalah ekologis dalam lingkungan perkotaan yang cukup rumit dan terus menerus digumuli tanpa henti adalah masalah persampahan. Demikian juga masalah lingkungan yang digumuli di Kelurahan Oeba. Permasalahan ini ditandai dengan bercecerannya sampah di berbagai tempat, baik itu di badan jalan, setiap fasilitas umum dan bahkan di setiap rumah tangga. Pada umumnya, sampah yang berserakan dan tidak dapat dikendalikan, berasal dari sumber sampah, yaitu rumah tangga. Dalam beberapa hal, sampah rumah tangga dapat bernilai positif, namun dalam banyak hal, sampah selalu menimbulkan persoalan, yakni terjadinya pencemaran lingkungan, menimbulkan penyakit bagi manusia, baik fisik, seperti: diare, demam berdarah, dll. Sampah juga merusak berbagai fasilitas umum, menjadi bencana banjir dan masih banyak masalah lain yang ditimbulkan dari sampah rumah tangga. Semua dampak yang ditimbulkan oleh sampah rumah tangga di Kelurahan Oeba, tentu memiliki indikasi pada persoalan pengelolaannya. Sebab, pengelolaan sampah memang menentukan keadaan lingkungan dan segala proses kehidupan yang ada. Kendati demikian, masih terdapat kendala yang lebih mendasar dalam hal pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Oeba. Kendala tersebut bukan hanya sekedar teknis pengelolaan sampah atau masalah kemampuan operasional dari beberapa pihak, terkhusus tiap rumah tangga Kristen, khususnya Jemaat Ebenhaezer Oeba. Tetapi, lebih daripada itu, ialah lemahnya motivasi etis lingkungan dalam hal kerangka berpikir atau paradigma lingkungan. Secara teologis, motivasi etis dan paradigma lingkungan perlu dibangun mendahului atau bahkan bersamaan dengan berbagai pengetahuan pengelolaan lingkungan, khususnya sampah rumah tangga. Motivasi tersebut dapat diperoleh setiap orang Kristen dengan banyak cara. Mulai dengan mengintensifkan pengetahuan dengan membaca banyak buku tentang lingkungan atau turut aktif dalam lembaga-lembaga sosial yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Hal ini memang baik, namun, sebagai seorang beriman, hal itu tidak cukup dan bahkan tidak mendasar. Karena itu, hal yang lebih mudah dan bahkan tidak sukar dilakukan ialah melalui penghayatan kehidupan beriman melalui liturgi ibadah. Melalui liturgi, baik dalam arti seremoni ibadah maupun dalam arti pelayanan diri, sebagai ibadah yang hidup (praksis), turut dalam membentuk pribadi beriman untuk sedapat mungkin mengelola lingkungan sebagai tindakan iman. Dengan kata lain, pengelolaan lingkungan dalam hal mengelola sampah rumah tangga, bagi orang Kristen merupakan liturgi yang hidup atau ibadah yang sejati. Demikian pula hal itu dapat dipahami bahwa pengelolaan lingkungan didorong oleh motivasi etis yang diperoleh dalam spiritualitas liturgis. Pada titik ini, gereja berperan penting dalam rangka membentuk motivasi tersebut. Spiritual itu membentuk moralitas yang ekologis secara pribadi maupun komunal dalam hal memiliki wawasan lingkungan yang menunjang perilaku yang benar dalam mengelola lingkungan, terkhususnya sampah rumah tangga. Pengelolaan lingkungan yang termotivasi oleh spiritualitas liturgis, pada akhirnya merupakan tindakan iman dalam merayakan karya Allah bagi kehidupan yang luas ini. Kata kunci: Sampah Rumah Tangga, Ekologi, liturgi, ibadah, moralitas dan perayaan.
ABSTRAK Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan, dengan jenis data yangdigunakan. Sumber data diperoleh dengan melakukan observasi /pengamatan secara langsung, dengan teknik mengutip dalam sebuah buku, jurnal, artikel ilmiah, ataupun skripsi, dan lain lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara etika lingkungan dan masalah dan bagaimana cara pengelolaan keberlanjutan bumi. Masalah lingkungan adalah yang sangat penting saat ini. sikap merendahkan kualitas lingkungan adalah langkah menuju kehancuran masa depan manusia. Kemudian alam harus diperlakukan secara manusiawi dengan rasa tanggung jawab bersam adalah upaya mensukseskan pengelolaan bumi. Masalah ini memang tanggung jawab kolektif yang melibatkan setiap individu, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Sebagai budaya, semua tindakan manusia idealnya harus didasarkan pada nilai-nilai etika dan moral, dan ideal ini termasuk cara memperlakukan lingkungan. Untuk menumbuhkan kualitas pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab sehingga harus menjadi penting. Disini kita, menemukan nilai dasar etika lingkungan dalam menciptakan hubunganya berbudaya antara manusia dengan lingkungannya. Katakunci: "etikalingkungan". PENDAHULUAN Ada dua hal yang tidak dapat dipisahkanya itu manusia dan alam semesta Mikrokosmos dan alam semesta serta lingkungan dimana ia tinggal adalah makrokosmos. Antara keduanya saling berinteraksi, berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Dizaman kontemporer ini ternyata masalah hubungan manusia dengan lingkungan masih di bicarakan bahkan menjadi isu global. Masalah lingkungan diabad ke-21 muncul justru karena kemampuan manusia menguasai alam,sehingga memanfaatkansebesar-besarnya untuk kepentingan dan kebutuhan manusia. Selain itu juga karena perkembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kurang bijak, yang tidak berwawasan lingkungan. Sumber daya alam dan lingkungan seringkali hanya di posisikan sebagai sasaran ilmu yang terus di eksploitasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi harus terus berkembang untuk kemajuan kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi harus diterapkan untuk kemenfaatan umat manusia. Kebutuhan manusia selalu berkembang dan harus dipenuhi,apa yang di butuhkan manusia sebagian besar tersedia di alam. Dengan melihat kenyataan seperti ini masalah lingkungan menjadi sangat rumit. Adatarik-menarik antara aspek kebutuhan manusia, cara melihat lingkungan, dan situasi
Dharma Duta
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap etika lingkungan dalam teks gaguritan kabresihan karya I Gusti Made Sutjaja berjudul Satua Bali (Tales From Bali). Sebagai karya sastra, gaguritan kabresihan memiliki struktur. Struktur yang salah satunya adalah padalingsa bertujuan untuk menyajikan ide agar lebih indah, mudah dipahami dan tepat peruntukannya sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Selain struktur, gaguritan kabresihan memuat tema etika lingkungan yang mengedepankan pola hubungan harmonis manusia dan lingkungannya atau dalam terminologi Hindu di terjemahkan dengan istilah palemahan. Gaguritan kabresihan mengamanatkan wilayah palemahan terutama unsur tanah harus di jaga kebersihan sekaligus kesuciannya, sebab dari tanahlah manusia menggantungkan masa depannya. Artinya tanah harus dipelihara dan dimanfaatkan berdasarkan norma-norma yang berlaku, setidaknya dengan tidak mencemarinya dengan sampah-sampah anorganik. Kegunaan kajian ini adalah untuk melakukan penyebaran in...
The Islamic governs the religious adaptation according to the principles and guidelines designed to conform with practical reasons to discover the wish of the divine continuously. The framework of Islamic law is clearly described in the rule of maqasid al-syariah in the form of legislation to accommodate the situation and conditions. Further study in the Quran and hadith discovered that Islam has specific principals and rules that demand environmental maintenance. This research aims to reveal the direction and regulations of environmental management comprehensively according to Islamic law using the philosophical, phenomenology, and normative approaches. Some important principles of environmental ethics in Islam are portrayed in the examples that appear to develop new Islamic thinking in environmental ethics. Due to the common future and possibilities as well as the threats with the same bad results, all self-correction process requires feedback from an Islamic perspective on environmental maintenance. Due to the global impact of the environmental crisis, cooperation from all parties is required to prevent the unnecessary pose of environmental hazards, and existing environmental hazards must be best avoided. This research shows how the Islamic principles on environmental ethics work as a mechanism to bring normative change and review the human diagnostic capacity to evaluate different use of natural resources, including the ethics of environmental maintenance.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura Abstrak: Artikel ini mengangkat tema tentang etika lingkungan karakter dengan partisipasinya dalam peestarian lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu lembaga formal yang mempunyai suatu muatan beban yang cukup berat dalam melaksanakan misi etika tersebut. Etika karakter ini mempunyai peran penting dalam pembelajaran bahkan dapat digunakan untuk pembentukan kualitas sumber daya manusia karena kualitas karakter bangsa menentukan kemajuan suatu bangsa dan negara. Perlunya etika karakter dalam pembelajaran di sekolah merupakan salah satu bentuk untuk berkembangnya potensi peserta didik. Artikel ini dilakukan dengan pengumpulan data dari beberapa literatul atau referensi yang relevan. Abstract: This article raises the theme of ethics of environmental character with its participation in environmental preservation. This shows that schools are formal institutions that have a heavy burden in carrying out ethical missions. This character ethics has an important role in learning and can even be used to build the quality of human resources because the quality of national character determines the progress of a nation and country. The need for character ethics in learning in school is one form of developing student potential. This article is done by collecting data from several literatul or relevant references.. Kata kunci: Etika, Lingkungan, pelestarian, pembelajaran, misi etika. Pendahuluan Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari.Sumber daya alam yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara.Tanah merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan.Air sangat diperlukan oleh manusia sebagai komponen terbesar dari tubuh manusia.Untuk menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik.Selain itu, udara merupakan sumber oksigen yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik. Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern merupakan akibat langsung dari pengelolaan lingkungan hidup yang "nir-etik".Artinya, manusia melakukan pengelolaan sumber-sumber alam hampir tanpa peduli pada peran etika.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa krisis ekologis yang dihadapi umat manusia berakar dalam krisis etika atau krisis moral.Umat manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau mengganti norma-norma yang seharusnya dengan norma-norma ciptaan dan kepentingannya sendiri.Manusia modern menghadapi alam hampir tanpa menggunakan 'hati nurani.Alam begitu saja dieksploitasi dan dicemari tanpa merasa bersalah.Akibatnya terjadi penurunan secara drastis kualitas sumber daya alam seperti lenyapnya sebagian spesies dari muka bumi, yang diikuti pula penurunan kualitas alam.Pencemaran dan kerusakan alam pun akhirnya mencuat sebagai masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia. Metode
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Academia Letters, 2021
Academia Letters, 2021
R.J. van der Spek, "The Challenge of the Astronomical Diaries from Babylon: Authors, Concern, Scholarship, and Worldview Reconsidered", Journal of the American Oriental Society 142.4 (2022) 975-981, 2022
Encyclopedia of Geoarchaeology, 2016
Bulletin of the Institute of Classical Studies, 1996
Internet archaeology, 2023
Experimental Hematology, 2000
Jurnal budaya etnika/Jurnal Budaya Etnika, 2024
Değerler Eğitimi Dergisi, 2021
Lecture Notes in Computer Science
BMC Infectious Diseases, 2018
SSR Institute of International Journal of Life Sciences, 2024