Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Kel. 2 FMPI

LANDASAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM MAKALAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Filsafat Manajemen Pendidikan Islam” Dosen Pengampu : Dr. H. Rangga Sa’adillah S.A.P., M.Pd.I. Disusun Oleh : Muhammad Sakhi Almazi (06020321039) Ni’matul Fauziyah (06030321060) Shofi Nur Addina (06020321047) PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2021 KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Puja dan Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah Filsafat Manajemen Pendidikan Islam dengan judul "Landasan dan Ruang Lingkup Filsafat Manajemen Pendidikan Islam" tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini telah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar – lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini. Akhirnya penyusunan makalah ini telah selesai, kami mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan terima kasih beserta mohon maaf sebesar – besarnya apabila ada kesalahan kata atau kalimat dalam makalah ini, karena kami masih dalam tahap pembelajaran membuat makalah yang baik dan benar. Surabaya, 12 Maret 2022 Penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………..2 DAFTAR ISI 3 BAB I 4 PENDAHULUAN 4 1. Latar Belakang 4 2.Rumusan Masalah 5 3.Tujuan 5 BAB II 6 PEMBAHASAN 6 1.Manajemen Pendidikan Islam Dalam Tinjauan Ontologis 6 2.Manajemen Pendidikan Islam Dalam Tinjauan Epitemologis 7 3.Manajemen Pendidikan Islam Dalam Tinjauan Aksiologis 9 BAB III 14 PENUTUP 14 1.Kesimpulan 14 2.Saran. 15 DAFTAR PUSTAKA 16 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai induk dari segala ilmu, filsafat telah berjasa dalam kelahiran sebuah disiplin ilmu, kajian, gagasan, serta aliran pemikiran sebagai ideologi. Ada mulanya ilmu yang pertama kali muncul adalah filsafat dan ilmu-ilmu khusus menjadi bagian dari filsafat, sehingga ada yang mengatakan filsafat sebagai induk atau ibu ilmu pengetahuan, karena objek material filsafat sangat umum yaitu seluruh kenyataan. Padahal ilmu-ilmu membutuhkan objek material yang khusus, hal ini berakibat berpisahnya ilmu dari filsafat. Filsafat manajemen juga mengkaji subtansi manajemen dengan semua unsur keilmuan dalam manajemen, misalnya setiap organisasi harus membuat perencanaan, jadi pertanyaannya, apa hakikat perencanaan? Dan apa keguanaan perencanaan? Pertanyaan tersebut harus dijawab secara filosofis, sehingga berkaitan dengan tiga pendekatan filsafat, yaitu: a. Ontologi, mempertanyakan dan mengkaji hakikat manajemen atau disebut dengan teori hakikat manajemen; b. Epistimologi, mempertanyakan dan mengkaji teori manajemen dan penerapannya, atau disebut teori pengetahuan manajemen; c. Aksiologi, mempertanyakan dan mengkaji fungsi dan manfaat manajemen, atau disebut teori nilai manajemen. Dengan tiga pendekatan filsafat tersebut, manajemen dapat dikatakan sebagai pengetahuan yang dilahirkan dan dikembangakan oleh filsafat. Oleh karena itu, kajian ilmu manajemen dan ilmu administrasi selalu melibatkan filsafat karena prinsip-prinsip dan fungsi-fungsi manajemen seluruhnya mengandung subtansi filosofis bagi pengembangan sistem organisasi, baik dari segi kepemimpinan maupun aspek administrasinya. Rumusan Masalah 1. Bagaimana manajemen pendidikan islam dalam tinjauan ontologis ? 2. Bagaimana manajemen pendidikan islam dalam tinjauan epitemologis ? 3. Bagaimana manajemen pendidikan islam dalam tinjauan aksiologis ? Tujuan Mahasiswa mengetahui manajemen pendidikan islam dalam tinjauan ontologis Mahasiswa mengetahui manajemen pendidikan islam dalam tinjauan epitemologis Mahasiswa mengetahui manajemen pendidikan islam dalam tinjauan aksiologis BAB II PEMBAHASAN Manajemen Pendidikan Islam Dalam Tinjauan Ontologis Ontologi adalah salah satu cabang filsafat yang mempersoalkan tentang hakikat ilmu pengetahuan. Ontologi scara etimologis berasal dari dua kata yaitu onto yang berarti ada dan logos yang berarti ilmu, jadi ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat segala sesuatu yang ada. Kajian dari filsafat ontologi adalah teori tentang ada, ilmu dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan jika objek kajiannya dapat dijangkau oleh panca indra manusia sehingga ilmu dapat disebut sebagai pengetahuan empiris. Oleh sebab itu seluruh aspek kehidupan manusia yang dapat dijangkau oleh indra manusia dapat dijadikan objek kajiannya. Ilmu dapat dikatakan sebagai kumpulan dari pengetahuan akan tetapi tidak semua kumpulan pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu. Untuk dapat dikatakan sebagai ilmu maka kumpulan pengetahuan harus memenuhi dua unsur yaitu unsur material dan unsur formal, unsur material berkaitan dengan objek sasaran yang dipelajari atau diteliti baik yang konkrit (seperti bangku, meja, batu dls.) maupun yang abstrak (seperti ide, gagasan, pemikiran, nilai-nilai, minat, dls). Sedangkan unsur formal berkaitan dengan cara pandang terhadap objek material. Sementara pendidikan didalam undang-undang no. 201 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan pendidikan Islam merupakan usaha untuk mambantu manusia mewujudkan jati dirinya sebagai manusia, manusia memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu sebagai khalifah di muka bumi, kemudian untuk mewujudkan tanggungjawab tersebut maka manusia membutuhkan bantuan orang lain dan pendidikan sebagai medianya, oleh sebab itu pendidikan dapat dipahami sebagai segala usaha yang dilakukan untuk menumbuh-kembangkan segala potensi dan kompetensi manusia sehingga menjadi manusia yang seutuhnya. Menurut Tilaar dan Riant Nugroho (2008:27) pendidikan memiliki setidaknya tujuh fungsi dan tujuan yaitu sebagai transmisi kebudayaan, pengembangan kepribadian, pengembangan akhlak mulia dan religius, pengembangan warga negara yang bertafunggung jawab, mempersiapkan. pekerja yang terampil dan produktif, pengembangan pribadi yang paripurna dan seutuhnya, dan sebagai proses pembentukan manusia baru. Sedangkan menurut Syahidin yang dikutip Thoha. (2016:4) bahwa misi utama pendidikan adalah sebagai transfer ilmu pengetahuan, transfer kebudayaan serta transfer nilai. Dalam hal ini penekanannya adalah mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa dengan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya sesuai dengan kadar kemampuan masing masing. Oleh sebab itu tujuan utama pendidikan islam adalah terbentuknya pribadi muslim yang seutuhnya yaitu pribadi yang bertakwa kepada Allah, berakhlakul karimah, cinta kasih terhadap sesama dan tanah air sebagai karunia dari Allah. Berdasarkan paparan tersebut maka dapat di ambil kesimpulan bahwa ontologi pendidikan Islam merupakan kajian tentang hakikat pendidikan islam berikut dengan semua bentuk tata kelolanya yang meliputi tujuan pendidikan islam, peserta didik, kurikulum pendidikan, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dan lain sebagainya. Maka ontologi dari manajemen adalah berisi tentang filsafat manajemen yang berupaya menangkap inti sari dari kegiatan manajemen, yaitu tindakan manusia. Tindakan manusia sangat dipengaruhi oleh pemahaman tentang hakikat manusia, perkembangan teknologi dan nilai-nilai yang dianut oleh manusia itu sendiri. Manajemen Pendidikan Islam Dalam Tinjauan Epitemologis Epistemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hak ikat dan lingkup pengetahuan, pengendalian-pengendalian, dan dasar-dasarnya serta pengertian mengenai pengetahuan yang dimiliki dan intinya membicarakan tentang teori ilmu pengetahuan. Landasan epistemologi mempertanyakan proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu, bagaimana prosedurnya, hal-hal apa yang harus diperhatikan agar didapat pengetahuan yang benar. Singkatnya, landasan epistemologi menguraikan tentang cara mendapatkan ilmu pengetahuan. Pembicaraan tentang epistemologi ilmu pengetahuan Manajemen Pendidikan Islam akan selalu hangat dan menarik untuk diperbincangkan, karena ilmu akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Ilmu tidak akan terhenti selama manusia masih mampu berpikir untuk mencermati segala fenomena-fenomena yang terjadi, baik fenomena dalam dirinya sandiri maupun di luar dirinya. Epistemologi dalam menajemen pendidikan Islam, menyediakan ruang untuk memperdebatkan persoalan-persoalan filosofis yang tidak dapat dijawab oleh wilayah ilmu, karena sifat ilmu menjunjung sakralitas nilai-nilai ilmiah dengan mendasarkan pada wilayah fisik-empirik. Pertanyaan epistemologis tersebut mengarah pada upaya nilai pelaksanaan manajemen pendidikan Islam dan berkaitan dengan persoalan konsep dasar dan sekaligus metodologinya. Karena itu, subtansi manajemen pendidikan Islam merupakan paradigma ilmu, sebagaimana Munir Mulkhan menjelaskan bahwa problem epistemologis dan metodologis juga merupakan masuk pada wailayah pendidikan Islam. "Abdul Munir Malkhan, Paradigma intelektual Muslim: Pengantar Filsafat Pendidikan islam dan dakwah, (Yogyakarta: SIPRES, 1993), 213 Dalam konteks tersebut, kajian manajemen pendidikan Islam dengan reformasi epistemologi sangat penting dilakukan demi menghasilkan konsep dan bagunan teori manajemen pendidikan Islam yang memiliki distingsi dengan manajemen pendidikan pada umumnya, Fenomena yang terjadi dalam pelaksanaan manajemen pendidikan saat ini menyebabkan tragedi keilmuan menjadi beku dan stagnan, sehingga potret manajemen pendidikan Islam sampai saat ini masih belum mampu menunjukkan perannya secara optimal karena tidak adanya keteladanan dan bukti kogkrit, untuk mengatasi kelemahan dimaksud harus dilakukan pembaruan-pembaruan (merekontruksi konsep dan pelaksanaan manajemen pendidikan Islam) secara komprehensif agar terwujud manajemen pendidikan Islam ideal dengan cara merekonstruksi epistemologi manajemen pendidikan islam melalui keteladanan leadership. Epistemologi pelaksanaan manajemen pendidikan Islam ini meliputi; nilai-nilai spiritual dan etika religius sebagai sarana pemumian, pensucian dan pembangkitan nilai nilai kemanusiaan sejati (hati nurani) dan berupa kekuatan spiritual yang berfungsi membimbing dan memberikan kekuatan spiritual kepada manusia untuk menggapai keagungan dan kemuliaan; kekuatan potensi manusia positif, berupa akal yang sehat, hati yang sehat, hati yang bersih, suci dari dosa dan jiwa yang tenang, yang kesemuanya itu merupakan modal insani atau sumber daya. manusia yang memiliki kekuatan luar biasa; sikap dan perilaku etis. Sikap dan perilaku etis ini merupakan implementasi dari kekuatan spiritual dan kekuatan kepribadian manusia yang melahirkan konsep-konsep normatif tentang nilai-nilai manajemen pendidikan Islam. Bagunan epistemologi manajemen pendidikan Islam memiliki integritas nafsu muthmainnah dan beramal saleh. Aktualisasi orang yang berkualitas ini dalam hidup dan bekerja akan melahirkan perilaku kerja yang efetif karena personality (integritas, komitmen dan dedikasi). capacity (kecakapan) dan competency yang bagus pula (professional). Sedangkan dalam perspektif organik, akan melahirkan budaya organisasi yang efektif, meliputi perilaku, sistem dan proses yang efektif, baik organisasinya maupun substansi. Dalam hal ini epistemologi manajemen pendidikan Islam lebih diarahkan pada nilai spritual dan prilaku seorang pemimpin untuk membangun ilmu pengetahuan Islam dari komponen lainnya, sebab pendekatan tersebut paling. dekat dengan upaya mengembangkan manajemen pendidikan Islam, baik secara konseptual maupun aplikatif. Epistemologi pendidikan Islam bisa berfungsi sebagai pengkritik, pemberi solusi, penemu, dan pengembangan keilmuan dalam manajemen pendidikan Islam. Pendekatan epistemologi memperkuat bagunan nilai-nilai manajemen pendidikan Islam dan memberikan pemahaman integral dan komprehensif. Epistemologi manajemen pendidikan islam dikembangkan untuk membangun daya kritis atau intelektual bagi praktis pendidikan selama ini, harus disandarkan pada wahyu, nilai nilai spiritual, maupun metode ilmiah secara integral yang implementasinya berbasis proses tauhid, Wahyu berfungsi memberikan dorongan, arahan, bimbingan, pengendalian, kontrol terhadap pelaksaan metode tersebut. Nilai-nilal spiritual berfungsi menanamkan pada pelaksanaan yang berlangsung dalam organisasi. Sedangkan metode ilmiah dijadikan acuan mendasar untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang memenuhi syarat empirik, rasional, dan ilmiah. Integrasi ini akan dapat merubah bangunan epistemologi manajemen pendidikan Islam yang nantinya diharapkan mampu menjadi solusi praktis untuk membangun peradaban Islam yang lebih maju. Manajemen Pendidikan Islam Dalam Tinjauan Aksiologi Akiologi adalah cabang dari filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Implementasi sebagai landasan aksiologi Manajemen Pendidikan Islam berorientasi pada pencapaian efektivitas tujuan Pendidikan Islam. Dalam prosesnya pengelolaan Pendidikan memerlukan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, adanya pengawasan dan penilaian atau evaluasi, kesemuanya ditujukan untuk mencapai efektivitas dari proses Pendidikan Islam. Sri Suminar, Tinjauan Filsafat (Ontologi, Epitimologi, dan Aksiologi dalam Manajemen pembelajaran Berbasis Teori Sibernetik), dalam Jurnal Edukasi. Vol.6, No.3, Juni,2012, 2. Dari pemahaman tersebut dapat di sebutkan bahwa nilai yang terkandung dalam Manajemen Pendidikan Islam berorientasi pada dua hal, yakni nilai teoritis dan nilai praktis. Hakikat dari aksiologi Pendidikan adalah adanya nilai-nilai kebaikan dan keindahan yang tinggi dari etika dan estetika. Dalam filsafat Pendidikan, implikasi aksiologi merupakan salah satu cabang filsafat yang dapat menguji dan mengintegrasikan nilai-nilai dalam kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Dalam Pendidikan Islam, aksiologi berkaitan erat dengan nilai, tujuan dan target yang akan dicapai dari Pendidikan Islam. Dalam prosesnya Pendidikan Islam bertujuan yang ingin dicapai adalah menjadikan manusia sebagai hamba Allah yang selalu mendapatkan petunjuk-Nya, agar manusia mendapatkan kesejahteraan dalam kehidupan di dunia dan akhirat kelak. Manusia sebagai obyek dan subjek sekaligus dalam Pendidikan, perlu berupaya maksimal untuk dapat meraih kehidupan yang baik dan mengandung nilai ajaran Islam serta dapat memadukan kepentingan dunia dan akhirat. Dalam menjalankan fungsi Pendidikan memerlukan cara bagaimana mengelola dan mengatur dan melibatkan berbagai komponen, baik sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan komponen lainnya. Dalam mengatur dan mengelola komponen-komponen tersebut diperlukan ilmu manajemen Pendidikan, yang fungsinya adalah aktifitas dalam memobilisasi dan memadukan semua unsur dan sumber daya dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan dalam Islam. Aksiologi dalam Term secara harfiah berasal dari dual kata dalam Bahasa Yunani yaitu axios yang berarti nilai dan logos yang berarti teori. Atas dasar perpaduan dua kata itu, kemudian aksiologi dimengerti sebagai teori tentang nilai. (Salam 1997) Definisi lain secara etimologis berasal dari kata axia; nilai, value, dan logos; perkataan, pikiran, ilmu. Aksiologi adalah teori tentang nilai merupakan suatu bahan kajian yang menarik untuk dibahas. Karena didalamnya terkandung nilai-nilai sebagai dasar normative dalam penggunaan atau pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam implikasinya term Aksiologi memiliki makna menunjukkan kata sifat, artinya bersifat Aksiologi. Menurut etimologi aksiologi adalah berasal dari bahasa yunani kuno yakni aksios dan logos, aksios artinya nilai sedangkan logos memiliki arti teori, sehingga aksiologi diartikan teori yang mempelajari nilai, (Sadulloh 2003) yang merupakan cabang dari filsafat. Sedangkan Suriasumantri menjelaskan bahwa aksiologi ialah teori nilai yang ada kaitannya untuk sebuah manfaat dari pengetahuan yang di dapat.(Sumantri 2005) Dalam perspektif Lorens Bagus terminologi Aksiologi ditegaskan berasal dari kata yunani, yakni axios yang berarti layak, pantas dan logos yang bermakna ilmu, studi mengenai dari akar kata ini terfokus menjadi tiga definitif yang signifikan. (Bagus 2002) Menurut Suriasumantri aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut kamus Bahasa Indonesia aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika.(Sumantri 2005) Aksiologi merupakan salah satu cabang filsafat yang membahas tentang nilai (value) sebagai imperatif dalam penerapan ilmu pengetahuan. (M. Hadi Masruri and Rossidy 2007) Nilai dan implikasi aksiologi di dalam pendidikan ialah pendidikan menguji dan mengintegrasikan semua nilai di dalam kehidupan manusia dan membinanya di dalam kepribadian anak. (Jalaluddin and Idi 2010) Sedangkan aksiologi dalam konteks ilmu, yakni nilai kegunaan pengetahuan ilmiah. Aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Umumnya, orang menimbang nilai dengan kadar baik atau buruk (etika), (Siswanto 2017) indah atau jelek (estetika). Jenis-jenis nilai dalam aksiologi sebagai cabang filsafat dapat kita bedakan menjadi dua, yaitu etika dan estetika (Sadulloh 2003) Dari semua pandangan tersebut setidaknya kita telah mampu mendeskripsikan dan mengambil benang merah mengenai term Aksiologi, Bahwa Aksiologi merupakan salah satu cabang filsafat yang memiliki fokus kajian dalam menganalisis hakikat nilai atau segala hal yang bersangkut paut dengan nilai. Diskursus aksologi ilmu pengetahuan dalam manajemen pendidikan Islam selalu merasakan pada implikasi tujuan dan manfaat dari adanya kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian dalam suatu mencapai efektivitas dalam suatu pendidikan Islam.(Suminar 2012) Atas dasar Pendefinisian tersebut dapat dipahami bahwa nilai dalam ilmu pengetahuan manajemen pendidikan Islam memiliki dua kecenderungan yakni, nilai secara teoritis ilmu pengetahuan dan nilai secara praktis, yaitu: nilai secara teoritis, Di satu sisi manajemen pendidikan Islam sebagai ilmu pengetahuan mampu menghadirkan kaidah kaidah tertentu yang membentuk keindahan teori. Teori pembelajaran yang membuat pola-pola perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan upaya penilaian yang bersifat khusus dan sistematis ilmu pengetahuan yang berasaskan pada teori etika estetika dan moral karakter Islam, seperti halnya konsep etika Islam (Akhlak) yang digagas oleh ibnu miskawai, yang dijadikan landasan umum dalam adanya tarbiyah al akhlak dalam pendidikan Islam, selanjutnya ketiga unsur tersebut (etika, estetika dan moral) dielaborasi ke dalam konsep sistem dan metodologi dalam pembelajaran manajemen pendidikan Islam yang kemudian menuntutnya untuk diimplementasikan dalam wujud praktis. Sri Soeprapto, Landasan Aksiologi Sistem Pendidikan Nasional Indonesia dalam Perspektif Filsafat Pendidikan, dal Jurnal Cakrawala pendidikan. Vol.4, No.2, Jumi, 2012, 2-3 nilai secara praktis dalam artian tindakan yang bersifat subjektif. melibatkan peran subjek dalam mengkostruk hadirnya satu pendidikan Islam seperti halnya yang kita ketahui bahwa dalam pendidikan sendiri pada umumnya deterministik menguji dan mengintegrasikan semua nilai, mulai dari tindakan moral, nilai ekspresi keindahan, estetika dan nilai sosial politik dalam kehidupan manusia dan termasuk mengeja wanita akan menjadi kepribadian anak. Sri Suminar, Tinjauan Filsafat…hal.4 Atau dapat pula secara sederhana kita katakan bahwa tujuan pendidikan adalah internallisasi nilai-nilai budaya Islam ke dalam jiwa anak didik, Meskipun demikian, akan tetapi nilai-nilai kebenaran keindahan, kebaikan dan religiusitas di sini berlaku dalam ruang lingkup pendidik. peserta didik dan lingkungan sekitar. Dapat kita garis bawahi bahwa pada tahapan praktis ini, nilai-nilai yang nampak telah berubah hasil, dampak dan konsekuensi yang sesuai dengan perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan penilaian telah diekspektasikan sehingga pada akhirnya akan membentuk mentalitas sikap dan kesadaran dalam perilaku, baik itu subjek yang berperan sebagai pendidik yang membuat sistem manajemen tersebut ataupun peserta didik yang berperan sebagai objek yang terikat sistem kontrol manajemen pendidikan Islam tersebut. Aksiologi merupakan salah satu cabang filsafat yang memiliki fokus kajian dalam menganalisis hakikat nilai atau segala hal yang bersangkut paut dengan nilai. Orientasi nilai-nilai yang di ekspektasikan dari implementasi ilmu pengetahuan manajemen pendidikan Islam sendiri ialah membubuhkan nilai-nilai kepemimpinan, managerial dan organisator kedalam jiwa pribadi yang mantap dinamis mandiri dan kreatif. Moh. Wardi, Problematika Pendidikan islam dan Solusi Alternatifnya (Perspektif ontologis, Epitemologis dan Aksiologis), dalam Jurnal Tadris, Vol.8, No.1, Juni,2013, hal.65-67 Sehingga dalam tindakannya selalu berpijak pada karakter Islami yang berwujud dalam beberapa nilai, yakni: 1. Nilai Ibadah dalam setiap proses bertindak dan berpikimya selalu menghadirkan Allah SWT 2. Nilai ikhsan tujuan dan dampak dari terus selenggarakannya manajemen pendidikan Islam selalu memperhatikan sisi manfaat kemanusiaan, 3. Nilai masa depan yang sesungguhnya masa depan manusia adalah akhirat. 4. Nilai kerahmatan (kasih sayang) 5. Nilai kebaikan 6. Nilai orientasi jangka panjang 7. Berserah diri kepada Tuhan Implikasi aksiologi dalam dunia pendidikan adalah menguji dan mengintegrasikan nilai tersebut dalam kehidupan manusia dan membinakannya dalam kepribadian peserta didik. Memang untuk menjelaskan apakah yang baik itu, benar, buruk dan jahat bukanlah sesuatu yang mudah. Apalagi, baik, benar, indah dan buruk, dalam arti mendalam dimaksudkan untuk membina kepribadian ideal anak, jelas merupakan tugas utama Pendidikan. Pendidikan harus memberikan pemahaman/pengertian baik, benar, bagus, buruk dan sejenisnya kepada peserta didik secara komprehensif dalam arti dilihat dari segi etika, estetika dan nilai sosial. Dalam masyarakat, nilai-nilai itu terintegrasi dan saling berinteraksi. Nilai-nilai di dalam rumah tangga/ keluarga, tetangga, kota, negara adalah nilai-nilai yang tak mungkin diabaikan dunia pendidikan bahkan sebaliknya harus mendapat perhatian. BAB III PENUTUP Kesimpulan Ontologi pendidikan Islam merupakan kajian tentang hakikat pendidikan islam berikut dengan semua bentuk tata kelolanya yang meliputi tujuan pendidikan islam, peserta didik, kurikulum pendidikan, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dan lain sebagainya. Maka ontologi dari manajemen adalah berisi tentang filsafat manajemen yang berupaya menangkap inti sari dari kegiatan manajemen, yaitu tindakan manusia. Tindakan manusia sangat dipengaruhi oleh pemahaman tentang hakikat manusia, perkembangan teknologi dan nilai-nilai yang dianut oleh manusia itu sendiri. Epistemologi menajemen pendidikan, memperdebatkan persoalan-persoalan filosofis yang tidak dapat dijawab oleh wilayah ilmu, karena sifat ilmu menjunjung sakralitas nilai-nilai ilmiah dengan mendasarkan pada wilayah fisik-empirik. Kajian tersebut dilakukan untuk menghasilkan bagunan teoritik manajemen pendidikan Islam yang memiliki distingsi dengan manajemen pendidikan pada umumnya. pelaksanaan manajemen pendidikan Islam dapat terwujud dengan cara merekonstruksi epistemologi manajemen pendidikan islam melalui keteladanan leadership, meliputi: nilai-nilai spiritual dan etika religius sebagai sarana pemurnian, pensucian dan pembangkitan nilai-nilai kemanusiaan sejati (hati nurani) dan berupa kekuatan spiritual yang berfungsi membimbing, memberikan kekuatan spiritual kepada manusia untuk menggapai keagungan. dan kemuliaan (ahsani taqufin), kekuatan potensi manusia positif, berupa aqlas salfire (akal sehat), qalbum salim (hati sehat), qalbun intih (hati yang bersih) dan nafsuf mutmainnah (jiwa tenang), dan kesemuanya itu merupakan modal insani atau sumber daya manusia yang memiliki kekuatan luar biasa; sikap dan perilaku etis. Sikap dan perilaku etis ini merupakan implementasi dari kekuatan spiritual dan kekuatan kepribadian manusia yang melahirkan konsep-konsep normatif tentang nilai-nilai manajemen pendidikan Islam. Aksiologi merupakan salah satu cabang filsafat yang memiliki fokus kajian dalam menganalisis hakikat nilai atau segala hal yang bersangkut paut dengan nilai. Orientasi nilai-nilai yang di ekspektasikan dari implementasi ilmu pengetahuan manajemen pendidikan islam sendiri ialah membubuhkan nilai-nilai kepemimpinan, managerial dan organisator kedalam jiwa pribadi yang mantap dinamis mandiri dan kreatif, Sehingga dalam tindakannya selalu berpijak pada karakter islami yang berwujud dalam beberapa nilai, yakni Pertama, nilai Ibadah dalam setiap proses bertindak dan berpikirnya selalu menghadirkan allah, Kedua, nilai ikhsan tujuan dan dampak dari terus selenggarakannya manajemen pendidikan islam selalu memperhatikan sisi manfaat kemanusiaan, Ketiga, nilai masa depan yang sesungguhnya masa depan manusia adalah akhirat. Keempat, nilai kerahmatan (kasih sayang), Kelima, nilai kebaikan, Keenam, nilai orientasi jangka panjang, dan Ketujuh, berserah diri kepada Tuhan. Saran Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca. DAFTAR PUSTAKA Abudin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam (Seri Kajian Filsafat Pendidikan Islam), (Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2001). Achmad Charris Zubair, Dimensi Etik dan Ilmu PengetahuanManusia Kajian Filsafat Ilmu, (Yogyakarta; Lembaga Studi Filsafat Islam (LESFI), 2002). Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016). Bagus. Lorens, Kamus Filsafat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002. Russel. Bertand, Sejarah Filsafat Barat dan kaitannya dengan Kondisi SosioPolitik dari Zaman kuno hingga sekarang, Yogyakarta: pustaka pelajar,2007. Sadulloh. Uyoh, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: Penerbit Alfabeta, 2007. Soeprapto Sri, Landasan Aksiologi Sistem Pendidikan Nasional Indonesia dalam Perspektif Filsafat Pendidikan, dal Jurnal Cakrawala pendidikan. Vol.4, No.2, (2012). 15