TAFSIR ILMI
PENCIPTAAN MANUSIA
Dalam Perspektif Al-Qur'an dan Sains
Disusun atas kerja sama :
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Badan Litbang & Diklat Kementerian Agama RI
dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Badan Litbang & Diklat
Kementerian Agama RI
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang"
PENCIPTAAN MANUSIA
Dalam Perspektif Al-Qur'an dan Sains
Hak cipta dilindungi undang-undang
All rights reserved
Cetakan Pertama, Syawal 1431 H/September 2010 M
Cetakan Kedua (Revisi), Rabiul Awal 1438 H/November 2016 M
Oleh:
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Gedung Bayt Al-Qur'an dan Museum Istiqlal
Jl. Raya TMII Pintu I Jakarta Timur 13560
Website: lajnah.kemenag.go.id
Email: lpmajkt@kemenag.go.id
Disusun atas kerja sama:
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
Badan Litbang & Diklat Kementerian Agama RI
dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Diterbitkan dengan biaya DIPA Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an Tahun 2016
Sebanyak
: 1000 eksemplar
Ukuran
: 17,5 x 25 cm
ISBN
: 978-602-976-532-8
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri P dan K
No. 158 tahun 1987 — Nomor 0543/b/u/1987
1. Konsonan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
ا
ب
ت
ث
ج
ح
خ
د
ذ
ر
ز
س
-
25
b
26
t
27
š
28
j
29
ن
و
r
z
s
ء
َ
=a
ِ
=i
ُ
=u
sy
ض
ď
ـا.َ
=ā
ţ
ـﻰ.ِ
= ī
ـﻮ..ُ
=ū
ط
ظ
ع
غ
ف
ق
ك
ل
م
ș
ž
‘
g
f
q
k
l
m
'
ي
ش
ص
h
y
2. Vokal Pendek
kh
ż
w
هـ
ĥ
d
n
ﺐ
َ ﻛَ َﺘ
ُﺳ ِ َﻞ
ﺐ
َ َﻳ
ُ ﺬﻫ
kataba
su`ila
su'ila
yażhabu
3. Vokal Panjang
ﺎل
َ َﻗ
َ ﺎل َﻗ
ِﻗ ْﻴ ِﻗ ْﻴ َﻞ
Qāla
Qīla
َﻳ ُﻘ ْﻮ َﻳ ُﻘ ْﻮ ُلY Yaqūlu
4. Diftong
4. Diftong
ـﻰ.َ.
= ai
ْ .
ـﻮ..َ
= au
ْ
ﻒ
َ ﻛَ ﻴﻛ
َﺣ ْﻮ َل
kaifa
haula
.
DAFTAR ISI
BAB 1____1
MANUSIA DAN ASAL KEJADIAN____2
A. Asal Muasal Kehidupan____5
B. Asal Muasal Manusia____10
1. Penciptaan makhluk dari air____11
2. Penciptaan makhluk dari tanah liat____15
3. Evolusi kesadaran insani manusia____18
4. Penciptaan Adam____22
C. Al-Qur'an dan Evolusi Manusia____28
1. Transformasi manusia____30
2. Evolusi manusia____32
3. Penciptaan manusia____32
4. Perspektif Al-Qur’an tentang evolusi manusia____34
D. Catatan____35
1. Teori abiogenenis____35
2. Hidrotermal____41
3. Kehidupan berasal dari luar angkasa____47
4. Catatan-catatan tentang evolusi____50
5. Pencetus teori evolusi: antara Darwin dan Wallace____54
6. Penipuan Haeckel dalam teori evolusi____60
7. Evolusi manusia____64
BAB 2____85
REPRODUKSI DAN KEHIDUPAN MANUSIA____86
A. Al-Qur'an dan Reproduksi Manusia____90
1. Sperma dan sel telur____94
2. Rahim____97
3. Pembentukan ‘alaqah____99
4. Pembentukan muďgah____101
5. Pembentukan tulang____103
6. Pembentukan otot____104
7. Perkembangan janin____106
8. Perkembangan metafisik____107
B. Kelahiran dan Perikehidupan Manusia____109
1. Kelahiran____109
2. Menyusui____112
3. Keunikan individu____114
4. Hati dan kalbu____118
5. Ekspresi____124
6. Manusia sebagai makhluk berpikir____128
7. Manusia sebagai makhluk sosial____133
BAB 3____139
MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH____140
A. Manusia dan Kebebasannya____142
B. Manusia dan Alam Raya____145
1. Relasi manusia dan jagat raya____145
2. Manusia dan sumber daya alam____149
3. Etika manusia terhadap alam____151
BAB 4____157
PENUTUP____158
DAFTAR PUSTAKA____162
INDEKS____169
SAMBUTAN
MENTERI AGAMA
REPUBLIK INDONESIA
D
engan memanjatkan puji dan
syukur ke hadirat Allah saya
menyambut baik penerbitan
Tafsir Ilmi yang disusun oleh Tim Penyusun Tafsir Ilmi, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Badan Litbang dan Diklat,
Kementerian Agama RI, bekerja sama
dengan Lembaga Ilmi Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Tafsir Ilmi, atau penafsiran Al-Qur’an
dengan pendekatan ilmiah, merupakan
salah satu bentuk tafsir yang digunakan
untuk memahami ayat-ayat kauniyah,
ayat-ayat kosmologi, baik yang tertulis
dalam kitab suci maupun yang terbentang di alam raya. Penafsiran ilmiah terhadap ayat-ayat sains dalam Al-Qur’an
dimungkinkan karena Al-Qur’an tidak
hanya mengandung ilmu agama, tetapi
juga ilmu-ilmu umum, termasuk ilmu
alam, cikal bakal sains dan teknologi.
Al-Qur’an yang diturunkan berabadabad yang lalu tidak hanya menyeru
umat untuk membaca tanda-tanda kebesaran Tuhan, tetapi juga melalui datadata ilmiah di alam raya ciptaan-Nya.
Al-Qur’an tidak hanya ditujukan untuk
masyarakat Arab di masa Nabi Muhammad saja, akan tetapi mencakup seluruh
umat manusia setelahnya, termasuk masyarakat era modern kontemporer dengan segala peradabannya yang maju
dan kian canggih. Karena itu, tafsir corak
ini dapat membantu mengonfirmasi kebenaran Al-Qur’an, sekaligus menjadikannya landasan moral dan etik bagi
peradaban modern. Tafsir perspektif
sains memungkinkan Al-Qur’an selalu
hadir di tengah masyarakat pada setiap
zaman dan ruang, șāliĥ likulli zamān wa
makān, kapan pun dan di mana pun.
Meski masih terdapat perdebatan
apakah ia termasuk jajaran karya tafsir
atau bukan, kehadiran Tafsir Ilmi diyakini
dapat memperkaya wawasan keagamaan yang dibutuhkan masyarakat. Saya
berharap penerbitan karya tafsir dengan genre ini dapat membantu masyarakat untuk menempatkan Al-Qur’an
dan ilmu pengetahuan, antara akal dan
wahyu, dalam relasi yang tidak saling
bertentangan. Hubungan Al-Qur’an dan
ilmu pengetahuan haruslah diletakkan
dalam bingkai saling bersinergi dan saling menguatkan. Hanya dengan pemahaman seperti itu, tugas kebangsaan
untuk membangun manusia seutuhnya
sebagai hamba Allah yang taat dan sebagai khalīfah fī al-arď yang memakmurkan bumi dan menyejahterakan warganya, dapat lebih mudah dilaksanakan.
Saya berharap penerbitan buku ini menjadi bagian tak terpisahkan dari upaya
kita memberikan layanan keagamaan
kepada masyarakat dalam kerangka me-
ningkatkan kualitas kehidupan beragama sebagai ikhtiar pembangunan bangsa.
Saya menyampaikan penghargaan
yang tinggi dan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan karya berharga Tafsir Ilmi ini dengan topik-topik
menarik, serta penerbitannya dalam beberapa buku. Mudah-mudahan kehadiran buku ini memberi manfaat dalam
upaya menyiapkan generasi penerus
bangsa yang mampu mengembangkan
Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi)
dan Imtak (iman dan takwa) di tengah
tantangan modernisasi dan globalisasi
untuk masa depan bangsa Indonesia.
Jakarta,
November 2016
Menteri Agama RI,
Lukman Hakim Saifuddin
SAMBUTAN
KEPALA BADAN LITBANG DAN
DIKLAT KEMENTERIAN AGAMA RI
P
andangan ilmiah Islam meyakini
bahwa Allah merupakan sumber
segala ilmu. Al-Qur’an yang merupakan wahyu Allah adalah sumber
dan rujukan utama ilmu pengetahuan
di semesta raya. Ajarannya memuat semua inti ilmu pengetahuan, baik yang
menyangkut ilmu umum maupun ilmu
agama. Ilmu pengetahuan (sains) disampaikan melalui berbagai fenomena sosial
dan alam semesta yang terhampar di
hadapan kita, mulai dari galaksi, bumi,
daratan, samudra, manusia, hewan, tumbuhan, atom sebagai unsur terkecil,
jasad renik sebagai makh-luk terkecil,
hingga gunung, cahaya, dan fenomenafenomena kejiwaan manusia.
Albert Einstein mengatakan bahwa,
“science without religion is blind, and
religion without science is lame” (ilmu
tanpa agama adalah buta dan agama
tanpa ilmu adalah lumpuh). Iman hanya
akan bertambah dan menguat jika disertai ilmu pengetahuan. Tafsir Ilmi
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an
merupakan suatu upaya mengintegrasikan sains dan agama. Ayat-ayat AlQur’an mengandung berbagai ilmu pengetahuan yang menjadi jawaban atas
berbagai problematika manusia. Agama
dan sains menunjuk pada realitas sejati
yang sama, yaitu Allah, sumber dari segala kebenaran.
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an
sejak masih berbentuk tim ad hoc tahun
1957 hingga menjadi satuan kerja tersendiri pada tahun 2007 di lingkungan
Badan Litbang dan Diklat Kementerian
Agama terus berupaya menjadi gerbang
utama dalam menjaga dan mengkaji Al-
Qur’an. Ayat-ayat Al-Qur’an mengandung kekayaan khazanah ilmu yang luas, konkret, dan ilmiah sepanjang masa,
sebagai sumber ilmu yang tidak akan
habis digali.
Kehadiran buku Tafsir Ilmi pada
tahun 2016 ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan penafsiran ilmu agama serta memotivasi
masyarakat untuk bersungguh-sungguh
mencari dan mempelajari ilmu pengetahuan, sebagai sarana untuk semakin
mendekatkan diri kepada Allah.
Penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kami sam-
paikan atas kontribusi para ulama dan
pakar yang berasal dari LIPI, LAPAN,
Observatorium Bosscha ITB, dan para
pakar lainnya, serta tim penyusun Tafsir
Ilmi. Semoga kerja keras tim Tafsir Ilmi
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an
dengan berbagai tema sains yang telah
dihasilkannya mampu menjadi ladang
pahala di akhirat kelak.
Jakarta, November 2016
Kepala Badan Litbang dan Diklat
Abd. Rahman Mas’ud
SAMBUTAN KEPALA LAJNAH
PENTASHIHAN MUSHAF AL-QUR'AN
KEMENTERIAN AGAMA RI
S
ebagai salah satu wujud upaya
peningkatan kualitas pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran Islam (Al-Qur’an) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, Lajnah Pentashihan Mushaf
Al-Qur’an (LPMQ) Badan Litbang dan
Diklat Kementerian Agama RI sejak tahun 2009 telah melaksanakan kegiatan
kajian dan penyusunan Tafsir Ilmi atau
Tafsir Ayat-ayat Kauniyah. Sebagai langkah awal, ayat-ayat yang terkait dengan
sebuah persoalan dihimpun untuk selanjutnya dianalisis dalam rangka menemukan pandangan Al-Qur’an yang utuh
menyangkut persoalan tersebut. Fokus
Kajian Tafsir Ilmi pada kajian saintifik
terhadap ayat-ayat kauniyah dalam AlQur’an.
Dalam beberapa tahun terakhir
telah terwujud kerja sama yang baik
antara Kementerian Agama dengan
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) dalam upaya menjelaskan ayatayat kauniyah dalam rangka penyempurnaan buku Al-Qur’an dan Tafsirnya. Hasil kajian atas ayat-ayat kauniyah ini
dimasukkan ke dalam tafsir tersebut
sesuai tempatnya sebagai tambahan
penjelasan atas tafsir yang ada, yang
disusun berdasarkan urutan mushaf.
Kerja sama dua instansi ini berlanjut ke arah kajian dan penyusunan
Tafsir Ilmi semenjak tahun 2009 silam.
Hingga saat ini sudah ada 16 (enam belas) judul buku yang berhasil disusun
dan diterbitkan. Pada tahun ini akan diterbitkan 3 (tiga) judul buku tafsir ilmi.
Mengingat persediaan buku tafsir
ilmi yang terbatas dan masih banyaknya
xiv
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
permintaan masyarakat, pada tahun
2016 ini LPMQ melakukan cetak ulang 2
(dua) buku tafsir ilmi, yaitu:
1. Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains
2. Hewan dalam Perspektif Al-Qur’an
dan Sains (jilid 1 dan 2)
Tim kajian dan penyusunan tafsir
Ilmi terdiri atas para pakar dengan latar
belakang keilmuan yang berbeda dan
dapat dibedakan dalam dua kelompok.
Pertama, mereka yang menguasai persoalan kebahasaan dan hal lain yang
terkait penafsiran Al-Qur’an, seperti
asbābun-nuzūl, munāsabatul-āyāt, riwayat-riwayat dalam penafsiran, dan ilmuilmu keislaman lainnya. Kedua, mereka
yang menguasai persoalan-persoalan
saintifik, seperti fisika, biologi, astronomi, farmasi dan lainnya. Kelompok pertama disebut Tim Syar‘i, dan yang kedua
disebut Tim Kauni. Keduanya bersinergi
dalam bentuk Ijtihād jamā‘iy (ijtihad
kolektif) untuk menafsirkan ayat-ayat
kauniyah dalam Al-Qur’an. Adapun tim
penyusun Buku Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains adalah:
Pengarah:
1. Kepala Badan Litbang dan Diklat
Kementerian Agama RI
2. Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia
3. Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf
Al-Qur’an
Narasumber:
1. Prof. Dr. Umar Anggara Jenie, Apt.
M.Sc.
2. Dr. Ahsin Sakho Muhammad, MA
3. Dr. Moedji Raharto
4. Dr. Soemanto Imamkhasani (alm.)
Ketua:
Prof. Dr. Hery Harjono
Wakil Ketua:
Dr. Muchlis M. Hanafi, MA
Sekretaris:
Prof. Dr. Muhammad Hisyam
Anggota:
1. Prof. Dr. Arie Budiman (alm.)
2. Prof. Dr. Syamsul Farid Ruskanda
(alm.)
3. Prof. Dr. Hamdani Anwar, MA
4. Prof. Dr. Salim Umar, MA (alm.)
5. Prof. Dr. Thomas Djamaluddin
6. Prof. Dr. E. Syibli Syarjaya, LML
7. Dr. Hoemam Rozie Sahil
8. Dr. M. Rahman Djuwansyah
9. Ir. Dudi Hidayat, M.Sc
10. Abdul Aziz Sidqi, M.Ag
Staf Sekretariat:
Dr. Endang Tjempakasari, M.Lib; Muhammad Musadad, S.Th.I.; dan Zarkasi,
MA
Kami sampaikan terima kasih yang tulus kepada Menteri Agama yang
telah memberikan petunjuk dan dukungan bagi penyusunan Tafsir Ilmi ini.
Sambutan Kepala Lajnah
Pentashihan Mushaf Alqur'an
Kami juga menyampaikan terima kasih
kepada Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama atas saran dan
dukungannya bagi terlaksananya cetak
ulang buku ini. Penghargaan dan ucapan terima kasih kami sampaikan pula
kepada para ulama dan pakar, khususnya dari Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Observatorium Bosscha Institut
Teknologi Bandung (ITB), dan para banyak pihak yang telah terlibat dalam
penyusunan Tafsir Ilmi ini. Semoga
karya yang dihasilkan bermanfaat bagi
masyarakat muslim Indonesia khususnya dan masyarakat muslim di dunia
pada umumnya, serta dicatat dalam timbangan amal saleh.
Jakarta,
November 2016
Kepala Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-Qur’an
Muchlis Muhammad Hanafi
xv
xvi
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Pengantar
MEMAHAMI ISYARAT-ISYARAT
ILMIAH AL-QUR'AN; SEBUAH PENGANTAR
A
l-Qur’an, kitab suci yang berisikan ayat-ayat tanzīliyah, punya fungsi utama sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia baik
dalam hubungannya dengan Tuhan, manusia, maupun alam raya. Dengan begitu, yang dipaparkan Al-Qur’an tidak
hanya masalah-masalah kepercayaan
(akidah), hukum, ataupun pesan-pesan moral, tetapi juga di dalamnya terdapat petunjuk memahami rahasia-rahasia alam raya. Di samping itu, ia juga
berfungsi untuk membuktikan kebenaran Nabi Muhammad. Dalam beberapa
kesempatan, Al-Qur’an menantang siapa
pun yang meragukannya untuk menyusun dan mendatangkan “semacam” AlQur’an secara keseluruhan (aţ-Ţūr/52:
35), atau sepuluh surah yang semacamnya (Hūd/11: 13), atau satu surah saja
(Yūnus/10: 38), atau sesuatu yang “seperti”, atau kurang lebih, “sama” de-
ngan satu surah darinya (al-Baqarah/2:
23). Dari sini muncul usaha-usaha untuk
memperlihatkan berbagai dimensi AlQur’an yang menaklukkan siapa saja
yang meragukannya, sehingga kebenaran bahwa ia bukan tutur kata manusia
menjadi tak terbantahkan. Inilah yang
disebut i‘jāz.
Karena berwujud teks bahasa yang
baru dapat bermakna setelah dipahami,
usaha-usaha dalam memahami dan menemukan rahasia Al-Qur’an menjadi bervariasi sesuai dengan latar belakang
yang memahaminya. Setiap orang dapat
menangkap pesan dan kesan yang berbeda dari lainnya. Seorang pakar bahasa
akan mempunyai kesan yang berbeda
dengan yang ditangkap oleh seorang
ilmuwan. Demikian Al-Qur’an menyuguhkan hidangannya untuk dinikmati
dan disantap oleh semua orang di sepanjang zaman.
xvii
xviii
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
A. AL-QUR’AN DAN ILMU
PENGETAHUAN
Berbicara tentang Al-Qur’an dan ilmu
pengetahuan, kita sering dihadapkan
pada pertanyaan klasik: adakah kesesuaian antara keduanya atau sebaliknya,
bertentangan? Untuk menjawab pertanyaan ini ada baiknya dicermati bersama ungkapan seorang ilmuwan modern,
Einstein, berikut, “Tiada ketenangan dan
keindahan yang dapat dirasakan hati
melebihi saat-saat ketika memperhatikan keindahan rahasia alam raya. Sekalipun rahasia itu tidak terungkap, tetapi di balik itu ada rahasia yang dirasa
lebih indah lagi, melebihi segalanya, dan
jauh di atas bayang-bayang akal kita.
Menemukan rahasia dan merasakan keindahan ini tidak lain adalah esensi dari
bentuk penghambaan.”
Dari kutipan ini, agaknya Einstein
ingin menunjukkan bahwa ilmu yang sejati adalah yang dapat mengantarkan
kepada kepuasan dan kebahagiaan jiwa
dengan bertemu dan merasakan kehadiran Sang Pencipta melalui wujud alam
raya. Memang, dengan mengamati sejarah ilmu dan agama, ditemukan beberapa kesesuaian antara keduanya, antara lain dari segi tujuan, sumber, dan
cara mencapai tujuan tersebut. Bahkan,
keduanya telah mulai beriringan sejak
penciptaan manusia pertama. Beberapa
studi menunjukkan bahwa hakikat ke-
beragamaan muncul dalam jiwa manusia
sejak ia mulai bertanya tentang hakikat
penciptaan (al-Baqarah/2: 30-38).1
Lantas mengapa sejarah agama
dan ilmu pengetahuan diwarnai dengan
pertentangan? Diakui, di samping memiliki kesamaan, agama dan ilmu pengetahuan juga mempunyai objek dan wilayah yang berbeda. Agama (Al-Qur’an)
mengajarkan bahwa selain alam materi
(fisik) yang menuntut manusia melakukan eksperimen, objek ilmu juga mencakup realitas lain di luar jangkauan panca indra (metafisik) yang tidak dapat
diobservasi dan diuji coba. Allah berfirman, “Maka Aku bersumpah demi apa
yang dapat kamu lihat dan demi apa yang
tidak kamu lihat.” (al-Ĥāqqah/69: 38).
Untuk yang bersifat empiris, memang
dibuka ruang untuk menguji dan mencoba (al-‘Ankabūt/29: 20). Namun, seorang ilmuwan tidak diperkenankan
mengatasnamakan ilmu untuk menolak
“apa-apa” yang nonempiris (metafisik),
sebab di wilayah ini Al-Qur’an telah menyatakan keterbatasan ilmu manusia
(al-Isrā’/17: 85) sehingga diperlukan keimanan. Kerancuan terjadi bila ilmuwan
dan agamawan tidak memahami objek
dan wilayah masing-masing.
Kalau saja pertikaian antara ilmuwan dan agamawan di Eropa pada
abad pertengahan (sampai abad ke-18)
1. ‘Abdur-Razzāq Naufal, Baina ad-Dīn wa al-‘Ilm, h. 42;
A. Karīm Khaţīb, Allāh Żātan wa Maudū‘an, h. 6.
Pengantar
tidak merebak ke dunia Islam, mungkin
umat Islam tidak akan mengenal pertentangan antara agama dan ilmu pengetahuan. Perbedaan memang tidak seharusnya membawa kepada pertentangan
dan perpecahan. Keduanya bisa saling
membantu untuk mencapai tujuan. Bahkan, keilmuan yang matang justru akan
membawa pada sikap keberagamaan
yang tinggi (Fāţir/35: 27).
Sejarah cukup menjadi saksi bahwa
ahli-ahli falak, kedokteran, ilmu pasti
dan lain-lain telah mencapai hasil yang
mengagumkan di masa kejayaan Islam.
Di saat yang sama mereka menjalankan
kewajiban agama dengan baik, bahkan
juga ahli di bidang agama. Maka amatlah
tepat apa yang dikemukakan Maurice
Bucaille, seorang ilmuwan Perancis terkemuka, dalam bukunya Al-Qur’an, Bibel, dan Sains Modern, bahwa tidak ada
satu ayat pun dalam Al-Qur’an yang
bertentangan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan. Inilah kiranya yang
menyebabkan besarnya perhatian para
sarjana untuk mengetahui lebih jauh
model penafsiran Al-Qur’an dengan pendekatan ilmu pengetahuan.
B. APA DAN MENGAPA
TAFSIR ILMI?
Setiap muslim wajib mempelajari dan
memahami Al-Qur’an. Seorang muslim
diperintah Al-Qur’an untuk tidak beriman secara membabi buta (taqlīd), teta-
pi dengan mempergunakan akal pikiran.
Al-Qur’an mengajak manusia untuk terus berdialog dengannya di sepanjang
masa. Semua kalangan dengan segala
keragamannya diundang untuk mencicipi hidangannya, hingga wajar jika kesan
yang diperoleh pun berbeda-beda. Ada
yang terkesan dengan kisah-kisahnya
seperti aš-Ša‘labiy dan al-Khāzin; ada
yang memperhatikan persoalan bahasa
dan retorikanya seperti az-Zamakhsyariy; atau hukum-hukum seperti al-Qurţubiy. Masing-masing mempunyai kesan
yang berbeda sesuai kecenderungan
dan suasana yang melingkupinya.
Ketika gelombang Hellenisme masuk ke dunia Islam melalui penerjemahan buku-buku ilmiah pada masa Dinasti
‘Abbasiyah, khususnya pada masa pemerintahan al-Makmūn (w. 853 M),
muncullah kecenderungan menafsirkan
Al-Qur’an dengan teori-teori ilmu pengetahuan atau yang kemudian dikenal sebagai tafsir ilmi. Mafātīĥul-Gaib, karya arRāzi, dapat dibilang sebagai tafsir yang
pertama memuat secara panjang lebar
penafsiran ilmiah terhadap ayat-ayat AlQur’an.2
Tafsir ilmi adalah sebuah upaya
memahami ayat-ayat Al-Qur’an yang
2. Sedemikian banyaknya persoalan ilmiah dan logika
yang disinggung, Ibnu Taimiyah berkata, “Di dalamnya
terdapat apa saja, kecuali tafsir;” sebuah penilaian dari
pengikut setia Aĥmad bin Ĥanbal ter-hadap ar-Rāziy yang
diketahui sangat intens dalam mendebat kelompok
tersebut. Berbeda dari Ibnu Taimiyah, Tājuddīn asSubuki berkomentar, “Di dalam-nya terdapat segala
sesuatu, plus tafsir”. Lihat: Fat-ĥullāh Khalīf, Fakhruddīn
ar-Rāziy, h. 13.
xix
xx
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
mengandung isyarat ilmiah dari perspektif ilmu pengetahuan modern. Menurut Ĥusain aż-Żahabiy, tafsir ini membahas istilah-istilah ilmu pengetahuan
dalam penuturan ayat-ayat Al-Qur’an,
serta berusaha menggali dimensi keilmuan dan menyingkap rahasia kemukjizatannya terkait informasi-informasi sains yang mungkin belum dikenal manusia
pada masa turunnya sehingga menjadi
bukti kebenaran bahwa Al-Qur’an bukan
karangan manusia, namun wahyu Sang
Pencipta dan Pemilik alam raya.
Di era modern tafsir ilmi semakin
populer dan meluas. Fenomena ini setidaknya dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.
Pertama, pengaruh kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan Barat (Eropa)
terhadap dunia Arab dan kawasan muslim, terlebih pada paruh kedua abad
19 ketika sebagian besar dunia Islam
berada di bawah kekuasaan Eropa. Hegemoni Eropa atas kawasan Arab dan
muslim ini hanya dimungkinkan oleh superioritas teknologi. Bagi seorang muslim, membaca tafsir Al-Qur’an bahwa
persenjataan dan teknik-teknik asing
yang memungkinkan orang-orang Eropa menguasai umat Islam sebenarnya
telah disebut dan diramalkan di dalam
Al-Qur’an, bisa menjadi pelipur lara.3
Inilah yang diungkapkan oleh M. Quraish
Shihab sebagai kompensasi perasaan
3. Jansen, Diskursus Tafsir Al-Qur’an Modern, h. 67.
inferiority complex (perasaan rendah
di-ri).4 Lebih lanjut Quraish menulis, “Tidak dapat diingkari bahwa mengingat
kejayaan lama merupakan obat bius
yang dapat meredakan sakit, meredakan
untuk sementara, tetapi bukan menyembuhkannya.”5
Kedua, munculnya kesadaran untuk
membangun rumah baru bagi peradaban Islam setelah mengalami dualisme
budaya yang tecermin dalam sikap dan
pemikiran. Dualisme ini melahirkan sikap
kontradiktif antara mengenang kejayaan
masa lalu dan keinginan memperbaiki
diri, dengan kekaguman terhadap peradaban Barat yang hanya dapat diambil sisi materinya saja. Yang terjadi kemudian di kawasan muslim adalah budaya “berhati Islam, tetapi berbaju Barat”. Tafsir ilmi pada hakikatnya ingin
membangun kesatuan budaya melalui
pola hubungan harmonis antara AlQur’an dan pengetahuan modern yang
menjadi simbol peradaban Barat.6 Di saat yang sama, para penggagas tafsir ini
ingin menunjukkan pada masyarakat
dunia bahwa Islam tidak mengenal pertentangan antara agama dan ilmu pengetahuan seperti yang terjadi di Eropa
pada Abad Pertengahan yang mengakibatkan para ilmuwan menjadi korban
hasil penemuannya.
4. M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, h. 53.
5. M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, h. 53.
6. M. Effat Syarqāwiy, Qaďāyā Insāniyyah fī A‘māl alMufassirīn, h. 88.
Pengantar
Ketiga, perubahan cara pandang
muslim modern terhadap ayat-ayat AlQur’an, terutama dengan munculnya
penemuan-penemuan ilmiah modern
pada abad ke-20. Memang Al-Qur’an
mampu berdialog dengan siapa pun dan
kapan pun. Ungkapannya singkat tapi
padat, dan membuka ragam penafsiran.
Misalnya, kata lamūsi‘ūn pada Surah
aż-Żāriyāt/51: 47, “Dan langit itu Kami
ba-ngun dengan kekuasaan (Kami), dan
sesungguhnya Kami benar-benar meluaskan(nya)”, dalam karya-karya tafsir klasik ada yang menafsirkannya dengan
“meluaskan rezeki semua makhluk dengan perantara hujan”; ada yang mengartikan “berkemampuan menciptakan
lebih dari itu”; dan ada pula yang mengartikan “meluaskan jarak antara langit
dan bumi”.7 Penafsiran ini didasari atas
pandangan kasat mata dalam suasana
yang sangat terbatas dalam bidang ilmu pengetahuan. Boleh jadi semuanya
benar. Seiring ditemukannya penemuan
ilmiah baru, seorang muslim modern
melihat ada tafsiran yang lebih jauh dari
sekadar yang dikemukakan para pendahulu. Dari hasil penelitian luar angkasa, para ahli menyimpulkan sebuah teori yang dapat dikatakan sebagai hakikat ilmiah, yaitu nebula yang berada di
luar galaksi tempat kita tinggal terus
menjauh dengan kecepatan yang berbeda-beda, bahkan benda-benda langit
7. Lihat misalnya: aţ-Ţabarsiy, Majma‘ al-Bayān, 9/ 203.
yang ada dalam satu galaksi pun saling
menjauh satu dengan lainnya, dan ini terus berlanjut sampai dengan waktu yang
ditentukan oleh Sang Mahakuasa.8
Keempat, tumbuhnya kesadaran
bahwa memahami Al-Qur’an dengan
pendekatan sains modern bisa menjadi
sebuah �Ilmu Kalam Baru”. Bila dulu
ajaran Al-Qur’an diperkenalkan melalui
pendekatan logika/filsafat sehingga
menghasilkan ratusan bahkan ribuan
karya ilmu kalam, sudah saatnya pendekatan ilmiah/ saintifik menjadi alternatif. Di dalam Al-Qur’an terdapat kurang lebih 750–1000 ayat kauniyah, sementara ayat-ayat hukum hanya sekitar
250 ayat.9 Lalu mengapa kita mewarisi
ribuan buku fikih, sementara buku-buku ilmiah hanya beberapa gelintir saja,
padahal Tuhan tidak membedakan perintah-Nya untuk memahami ayat-ayat
Al-Qur’an. Bila ayat-ayat hukum, muamalat, akhlak dan akidah menjadi petunjuk bagi manusia untuk mengenal dan
mencontoh perilaku Tuhan, bukankah
ayat-ayat ilmiah juga petunjuk akan keagungan dan kekuasaaan Tuhan di alam
raya?
C. PRO-KONTRA TAFSIR ILMI
Model tafsir ilmi sudah lama diperdebatkan para ulama, mulai dari ulama kla8. Kementerian Wakaf Mesir, Tafsīr al-Muntakhab, h.
774.
9. Wawancara Zaglūl an-Najjār dengan Majalah
Tasawuf Mesir, Edisi Mei 2001.
xxi
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
xxii
sik sampai ahli-ahli keislaman di abad
modern. Al-Gazāli, ar-Rāzi, al-Mursi, dan
as-Suyūţi dapat dikelompokkan sebagai ulama yang mendukung tafsir ini.
Berseberangan dengan mereka, asySyāţibi menentang keras penafsiran
model seperti ini. Dalam barisan tokohtokoh modern, para pendukung tafsir
ini di antaranya Muĥammad ‘Abduh,
Ţanţāwi Jauhari, Ĥanafi Aĥmad, berseberangan dengan tokoh-tokoh seperti
Maĥmūd Syaltūt, Amīn al-Khūli, dan
‘Abbās ‘Aqqād.
Mereka yang berkeberatan dengan
model tafsir ilmi berargumentasi antara
lain dengan melihat:
Kerapuhan filologisnya
Al-Qur’an diturunkan kepada bangsa Arab dalam bahasa ibu mereka, karenanya ia tidak memuat sesuatu yang
mereka tidak mampu memahaminya.
Para sahabat tentu lebih mengetahui
Al-Qur’an dan apa yang tercantum di
dalamnya, tetapi tidak seorang pun di
antara mereka menyatakan bahwa AlQur’an mencakup seluruh cabang ilmu
pengetahuan.
1.
Kerapuhannya secara teologis
Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk yang membawa pesan etis dan keagamaan; hukum, akhlak, muamalat, dan
akidah. Ia berkaitan dengan pandangan
manusia mengenai hidup, bukan dengan
teori-teori ilmiah. Ia buku petunjuk dan
2.
bukan buku ilmu pengetahuan. Adapun
isyarat-isyarat ilmiah yang terkandung di
dalamnya dikemukakan dalam konteks
petunjuk, bukan menjelaskan teori-teori
baru.
Kerapuhannya secara logika
Di antara ciri ilmu pengetahuan
adalah bahwa ia tidak mengenal kata
�kekal”. Apa yang dikatakan sebagai
natural law tidak lain hanyalah sekumpulan teori dan hipotesis yang sewaktuwaktu bisa berubah. Apa yang dianggap
salah di masa silam, misalnya, boleh jadi
diakui kebenarannya di abad modern.
Ini menunjukkan bahwa produk-produk
ilmu pengetahuan pada hakikatnya relatif dan subjektif. Jika demikian, patutkah seseorang menafsirkan yang kekal
dan absolut dengan sesuatu yang tidak
kekal dan relatif? Relakah kita mengubah
arti ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan
perubahan atau teori ilmiah yang tidak
atau belum mapan itu?10
Ketiga argumentasi di atas agaknya
yang paling populer dikemukakan untuk menolak tafsir ilmi. Pengantar ini
tidak ingin mendiskusikannya dengan
menghadapkannya kepada argumentasi
kelompok yang mendukung. Kedua belah pihak boleh jadi sama benarnya.
Karenanya, tidak produktif jika terus
mengkonfrontasikan keduanya. Yang dibutuhkan adalah formula kompromistik
3.
10. Asy-Syāţibiy, al-Muwāfaqāt, 2/46; Amīn al-Khūliy,
Manāhij Tajdīd, h. 219.
Pengantar
untuk lebih mengembangkan misi dakwah Islam di tengah kemajuan ilmu pengetahuan.
Diakui bahwa ilmu pengetahuan itu
relatif; yang sekarang benar, bisa jadi
besok salah. Tetapi, bukankah itu ciri
dari semua hasil budi daya manusia, sehingga di dunia tidak ada yang absolut
kecuali Tuhan? Ini bisa dipahami karena
hasil pikiran manusia yang berupa acquired knowledge (ilmu yang dicari) juga mempunyai sifat atau ciri akumulatif.
Ini berarti dari masa ke masa ilmu akan
saling melengkapi sehingga ia akan selalu berubah. Di sini manusia diminta
untuk selalu berijtihad dalam rangka
menemukan kebenaran. Apa yang telah dilakukan para ahli hukum (fukaha),
teologi, dan etika di masa silam dalam memahami ayat-ayat Al-Qur’an
merupakan ijtihad baik, sama halnya
dengan usaha memahami isyarat-isyarat ilmiah dengan penemuan modern.
Yang diperlukan adalah kehati-hatian
dan kerendahan hati. Tafsir, apa pun
bentuknya, hanyalah sebuah upaya manusia yang terbatas untuk memahami
maksud kalam Tuhan yang tidak terbatas. Kekeliruan dalam penafsiran sangat mungkin terjadi, dan tidak akan
mengurangi kesucian Al-Qur’an. Kendatipun, kekeliruan dapat diminimalkan
atau dihindari dengan memperhatikan
kaidah-kaidah yang ditetapkan para ulama.
D. PRINSIP DASAR DALAM
PENYUSUNAN TAFSIR ILMI
Dalam upaya menjaga kesucian AlQur’an para ulama merumuskan beberapa prinsip dasar yang sepatutnya diperhatikan dalam menyusun sebuah tafsir ilmi, antara lain:11
1. Memperhatikan arti dan kaidah-kaidah kebahasaan. Tidak sepatutnya
kata “țayran” dalam Surah al-Fīl/ 105:
3, “Dan Dia turunkan kepada mereka
Burung Ababil” ditafsirkan sebagai
kuman seperti dikemukakan oleh
Muĥammad ‘Abduh dalam Tafsīr Juz
‘Amma-nya. Secara bahasa hal itu
tidak dimungkinkan dan maknanya
men-jadi tidak tepat sebab akan bermakna, “dan Dia mengirimkan kepada mereka kuman-kuman yang melempari mereka dengan batu ......”.
2. Memperhatikan konteks ayat yang
ditafsirkan, sebab ayat-ayat dan surah Al-Qur’an, bahkan kata dan kalimatnya, saling berkorelasi. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an harus
dilakukan secara komprehensif, tidak parsial.
3. Memperhatikan hasil-hasil penafsiran dari Rasulullah selaku pemegang
otoritas tertinggi, para sahabat, ta11. Poin-poin prinsip ini disimpulkan dari ketetapan
Lembaga Pengembangan I‘jāz Al-Qur’an dan Sunah,
Rābiţah ‘Ālam Islāmi di Mekah dan lembaga serupa di
Mesir (Lihat wawancara Zaglūl dalam Majalah Tasawuf
Mesir Edisi Mei 2001 dan al-Kaun wa al-I‘jāz al-‘Ilmiy fī alQur'ān karya Manșūr Ĥasab an-Nabi, Ketua Lembaga I‘jāz
Mesir)
xxiii
xxiv
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
biin, dan para ulama tafsir, terutama
yang menyangkut ayat yang akan
dipahaminya. Selain itu, penting juga memahami ilmu-ilmu Al-Qur’an
lainnya seperti nāsikh-mansūkh, asbābun-nuzūl, dan sebagainya.
4. Tidak menggunakan ayat-ayat yang
mengandung isyarat ilmiah untuk
menghukumi benar atau salahnya
sebuah hasil penemuan ilmiah. AlQur’an mempunyai fungsi yang jauh
lebih besar dari sekadar membenarkan atau menyalahkan teori-teori ilmiah.
5. Memperhatikan kemungkinan satu
kata atau ungkapan mengandung
sekian makna, kendatipun kemungkinan makna itu sedikit jauh (lemah),
seperti dikemukakan pakar bahasa
Arab, Ibnu Jinni, dalam al-Khașā’iș
(2/488). Al-Gamrāwi, seorang pakar
tafsir ilmiah Al-Qur’an Mesir, mengatakan, “Penafsiran Al-Qur’an hendaknya tidak terpaku pada satu makna.
Selama ungkapan itu mengandung
berbagai kemungkinan dan dibenarkan secara bahasa, maka boleh jadi
itulah yang dimaksud Tuhan”.12
6. Untuk bisa memahami isyarat-isyarat ilmiah hendaknya memahami betul segala sesuatu yang menyangkut objek bahasan ayat, termasuk
penemuan-penemuan ilmiah yang
berkaitan dengannya. M. Quraish
12. Al-Islām fī ‘Așr al-‘Ilm, h. 294.
Shihab mengatakan, “...sebab-sebab
kekeliruan dalam memahami atau
menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an antara lain adalah kelemahan dalam
bidang bahasa serta kedangkalan
pengetahuan menyangkut objek bahasan ayat”.
7. Sebagian ulama menyarankan agar
tidak menggunakan penemuan-penemuan ilmiah yang masih bersifat
teori dan hipotesis, sehingga dapat
berubah. Itu karena teori tidak lain
adalah hasil sebuah “pukul rata”
terhadap gejala alam yang terjadi.
Begitu pula hipotesis, masih dalam
taraf uji coba kebenarannya. Yang
digunakan hanyalah yang telah mencapai tingkat hakikat kebenaran
ilmiah yang tidak bisa ditolak lagi
oleh akal manusia. Sebagian lain mengatakan, sebagai sebuah penafsiran yang dilakukan berdasar kemampuan manusia, teori dan hipotesis
bisa saja digunakan di dalamnya,
tetapi dengan keyakinan kebenaran
Al-Qur’an bersifat mutlak, sedangkan
penafsiran itu relatif, bisa benar dan
bisa salah.
Penyusunan Tafsir Ilmi dilakukan
melalui serangkaian kajian yang dilakukan secara kolektif dengan melibatkan para ulama dan ilmuwan, baik dari
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an,
LIPI, LAPAN, Observatorium Bosscha,
dan beberapa perguruan tinggi. Para
Pengantar
ulama, akademisi, dan peneliti yang
terlibat dibagi dalam dua tim: Syar‘i
dan Kauni. Tim Syar‘i bertugas melakukan kajian dalam perspektif ilmu-ilmu
keislaman dan bahasa Arab, sedang
Tim Kauni melakukan kajian dalam
perspektif ilmu pengetahuan.
Kajian tafsir ilmi tidak dalam kerangka menjustifikasi kebenaran temuan ilmiah dengan ayat-ayat Al-Qur-’an, juga tidak untuk memaksakan penafsiran
ayat-ayat Al-Qur’an hingga seolah-olah
berkesesuaian dengan temuan ilmu pengetahuan. Kajian tafsir ilmi berangkat
dari kesadaran bahwa Al-Qur’an bersifat
mutlak, sedang penafsirannya, baik dalam perspektif tafsir maupun ilmu pengetahuan, bersifat relatif.
Akhirnya, segala upaya manusia tidak lain hanyalah setitik jalan untuk menemukan kebenaran yang absolut. Untuk itu, segala bentuk kerja sama yang
baik sangat diperlukan, terutama antara
ahli-ahli di bidang ilmu pengetahuan
dan para ahli di bidang agama, dalam
mewujudkan pemahaman Al-Qur’an yang
baik.[]
Jakarta,
November 2016
Wakil Ketua Tim Kajian dan
Penyusunan Tafsir Ilmi
Dr. Muchlis M. Hanafi, MA
xxv
xxvi
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
BAB 1
2
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
MANUSIA DAN ASAL KEJADIAN
P
enciptaan manusia di muka bumi
ini mempunyai misi yang jelas dan
pasti. Ada tiga misi yang bersifat
given yang diemban manusia, yaitu misi
utama untuk beribadah (aż-Żāriyāt/51:
56), misi fungsional sebagai khalifah
(al-Baqarah/2: 30), dan misi operasional
untuk memakmurkan bumi (Hūd/11: 61).
Allah subĥānahū wa ta‘ālā menyatakan
akan menjadikan khalifah di muka bumi
(al-Baqarah/2: 30). Secara harfiah, kata
khalifah berarti wakil/pengganti, dengan
demikian misi utama manusia di muka
bumi ini adalah sebagai wakil Allah. Jika
Allah adalah Sang Pencipta seluruh jagat
raya ini maka manusia sebagai khalifah-
Nya berkewajiban untuk memakmurkan
jagat raya itu, utamanya bumi dan seluruh isinya, serta menjaganya dari kerusakan. Allah berfirman:
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
agar mereka beribadah kepada-Ku. (aż-Żāriyāt/51: 56)
Penciptaan Manusia
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada
para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di
bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan
darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu
dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
(al-Baqarah/2: 30)
Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat
kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat).
Lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh,
manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh. (alAĥzāb/33: 72)
Selain mengemban tugas dan fungsi
yang jelas, manusia juga mendapatkan
posisi paling istimewa, yaitu sebagai satu-satunya makhluk yang pada saat dilahirkan telah sadar akan adanya Sang
Pencipta.
Dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah; tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia
telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepadaNya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmatNya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya).” (Hūd/
11: 61)
Amanah sebagai khalifah pernah
ditawarkan kepada langit, bumi, dan
gunung-gunung, namun semuanya menolak karena khawatir akan mengkhianati amanat itu. Hanya manusia yang
bersedia memikul amanat itu. Hal ini
disebutkan dalam firman Allah:
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari
sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan
mereka, dan Allah mengambil kesaksian terhadap
roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini
Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan
kami); kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian
itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan,
“Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.”
Atau agar kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya
nenek moyang kami telah mempersekutukan Tuhan
sejak dahulu, sedang kami adalah keturunan yang
(datang) setelah mereka. Maka apakah Engkau akan
membinasakan kami karena perbuatan orang-orang
(dahulu) yang sesat?” (al-A‘rāf/7: 172-173)
3
4
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Dengan demikian, jelaslah bahwa
tujuan penciptaan manusia adalah beribadah kepada Tuhan, suatu bentuk perilaku yang tulus untuk menghormati
ketuhanan.
Dalam memuja Tuhan, manusia harus berusaha untuk hidup dalam harmoni dan keselarasan dengan semua
ciptaan Tuhan, yang secara alami juga
melakukan penyembahan kepada-Nya.
Fenomena penyembahan alam kepada
Tuhan dapat ditemukan dalam banyak
ayat Al-Qur’an, misalnya dilakukan oleh
guntur (ar-Ra‘d/13: 13), malaikat (al-Anbiyā’/21: 20), dan gunung (Șād/38: 18).
Dan guruh bertasbih memuji-Nya, (demikian pula)
para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah
melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada
siapa yang Dia kehendaki, sementara mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia Mahakeras
siksaan-Nya. (ar-Ra‘d/13: 13)
Mereka (malaikat-malaikat) bertasbih tidak hentihentinya malam dan siang. (al-Anbiy☼’/21: 20)
Sungguh, Kamilah yang menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) pada waktu petang dan pagi. (Șād/38: 18)
Semua bentuk pemujaan kepada
Allah dan hukum-hukum-Nya diadakan
untuk membantu manusia dalam mengingat Tuhan. Adalah wajar bila manusia
kadangkala lupa, bahkan untuk hal
yang paling penting sekalipun. Manusia
seringkali sangat sibuk mengumpulkan
kebutuhan materialnya sehingga melupakan sama sekali atau sebagian tugas
spiritualnya. Karenanya, Allah mewajibkan salat. Dengan salat yang teratur,
manusia diharapkan dapat mengelola
dan menggabungkan keperluan material dan spiritualnya secara sejalan dan
serasi. Allah berfirman:
Sungguh, Aku ini Allah; tidak ada tuhan selain Aku.
Maka sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk
mengingat Aku. (Ţāhā/20: 14)
Demikian halnya dengan puasa:
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (alBaqarah/2: 183)
Bahkan Allah memerintahkan manusia untuk mengingat-Nya sebanyak
mungkin.
Penciptaan Manusia
Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah kepada
Allah dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya. (al-Aĥzāb/33: 41)
Dalam Islam, setiap gerak manusia
dapat dimaknai sebagai bentuk penyembahan dan pengabdian kepada Tuhan.
Nyatanya, Tuhan menghendaki agar manusia mendedikasikan seluruh hidupnya
hanya untuk Dia.
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku,
ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan seluruh alam.” (al-An‘ām/6: 162)
Mengapresiasi penciptaan manusia
sangat baik bila dimulai dengan sedikit
pemaparan tentang asal-muasal kehidupan yang ada di bumi. Dari sini, akan
dapat dilihat apa yang diketahui manusia mengenai penciptaan dirinya sendiri, tentang konsekuensi dan tujuan penciptaannya.
A. ASAL MUASAL KEHIDUPAN
Tentang pertanyaan kapankah kehidupan mulai ada, Al-Qur′an memberi jawaban yang tegas, yakni bahwa kehidupan
bermula saat alam semesta tercipta. Beberapa ayat di bawah ini menjelaskan
hal tersebut.
Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui
bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya dan
Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air.
Maka mengapa mereka tidak beriman? (al-Anbiyā’/21:
30)
Kemudian Dia menuju ke langit dan (langit) itu masih
berupa asap, lalu Dia berfirman kepadanya dan kepada
bumi, “Datanglah kamu berdua menurut perintah-Ku
dengan patuh atau terpaksa.” Keduanya menjawab,
“Kami datang dengan patuh.” (Fușșilat/41: 11)
Dalam kaitannya dengan asal mula
makhluk hidup, kejadian di atas dapat
saja berarti bahwa semua makhluk hidup di bumi ini diciptakan dari air sebagai komponen esensialnya, atau bahwa
setiap makhluk hidup berasal dari dalam
air. Faktanya, setiap kehidupan berasal dari kondisi akuatik, dan air adalah komponen utama dari setiap sel
makhluk hidup. Tanpa air, kehidupan
tidak dimungkinkan. Karenanya, setiap
diskusi tentang kemungkinan adanya
kehidupan di planet lain selalu dimulai
dengan pertanyaan apakah ada air yang
mendukung kehidupan di planet itu.
5
6
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Teori abiogenesis adalah satu teori
yang biasa dipakai dalam mengungkap
permulaan kehidupan di bumi. Teori ini
menyatakan bahwa kehidupan berawal
dari agregat-agregat materi nonhidup.
Bumi diperkirakan sudah berumur
4,6 miliar tahun. Selama 0,7 miliar pertama dari saat pembentukannya, bumi
yang baru ini dihujani oleh material
benda langit dari angkasa luar, seperti
komet dan objek-objek sebesar asteriod.
Energi yang dilepaskan dari tabrakan ini
diperkirakan cukup untuk menimbulkan
panas yang mampu menguapkan lautan
yang baru terbentuk serta membunuh
semua makhluk hidup yang mulai muncul di daratan.
Pada awal terbentuknya, kondisi atmosfer bumi belum sempurna sehingga
menimbulkan kondisi yang memungkinkan terbentuknya polimer organik yang
terbentuk dari pertemuan monomer organik yang berasal dari daratan dan luar
angkasa, seperti digambarkan oleh diagram di bawah.
Teori lain yang masih diteliti sampai saat ini mengindikasikan bahwa kehidupan di bumi dimulai jauh di dasar
laut. Menurut teori ini, awal kehidupan
terjadi di celah atau ventilasi magma
di sekitar kawah gunung berapi bawah
laut, yang dikenal dengan nama hidrotermal (hydrothermal).
Walaupun berada di tempat yang
sangat gelap dan dingin beberapa kilometer di bawah permukaan laut, tampaknya kehidupan dapat berlangsung
di sekitar lingkungan ventilasi kerak
bumi yang bersahabat itu. Suhu di sekitar ventilasi ini dinilai sangat ideal bagi
terciptanya komunitas kehidupan. Hanya saja, rantai makanan yang terbentuk di tempat ini berbeda dengan rantai makanan yang bergantung pada keberadaan sinar matahari. Di sini, bahan dasar kehidupan adalah mineralmineral yang dihasilkan oleh magma.
Teori ini terus berkembang seiring makin banyaknya bukti yang terkumpul
melalui bantuan kapal selam tak berawak yang didesain untuk menyelam
hingga kedalaman tersebut.
Pengetahuan baru ini ditemukan
oleh para peneliti dengan menggunakan
kapal selam laut dalam “Alvin” di kawasan Pasifik (210 LU) pada 1979. Pengukuran suhu air di pusat semburan mencapai 3800 C.
Penciptaan Manusia
Gambar di samping merupakan gambaran hidrotermal
yang pertama kali ditemukan oleh manusia. (Sumber:
Exploring the Deep Ocean Floor: Hot Springs and
Strange Creatures. http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/
exploring.html#anchor14337915 - diunduh pada September 2009).
Gambar di atas memberi gambaran tentang mekanisme terjadinya hidrotermal. (Sumber: http://www.
whoi. edu/ oceanus/view Article/....../4/v42n2 -megtivey4n_8836.jpg - diunduh pada Desember 2009)
Ventilasi geotermal yang demikian
ini dinamakan smoker karena kemiripannya dengan cerobong yang mengeluarkan zat serupa asap yang terdiri dari
cairan panas yang kaya mineral. Cairan
panas ini berasal dari air laut yang
masuk ke dalam lubang saluran dan
bersentuhan langsung dengan kerak
Di sekitar smoker ini hidup komunitas binatang yang
menggantungkan kehidupannya pada mineral yang
keluar dari cerobong, bukan pada sinar matahari dan
fotosintesis seperti lazim terjadi di daratan dan laut
dangkal. Gambar di atas memperlihatkan salah satu
binatang yang hidup di laut dalam. Gambar ini diambil
pada kedalaman 1,5 mil di bawah permukaan laut
di kawasan Pasifik, sekitar 1.000 mil sebelah selatan
San Diego, California, Amerika Serikat. Gurita Dumbo
dari genus Grimpoteuthis ini ditemukan hidup pada
hidrotermal yang pusatnya bersuhu 6000 F. (Sumber:
Life at the Sea Vent, dari http://dsc. discovery.com/
covergence/bleuplanet/photo - diunduh pada September 2009)
bumi yang sangat panas, yang baru
terbentuk.
Teori lain mengenai asal kehidupan
mengindikasikan bahwa kehidupan di
bumi berasal dari antariksa (space). Menurut teori ini, bahan dasar kehidupan
datang bersama meteor yang jatuh saat
bumi sedang dalam masa pembentukan.
Bahan dasar kehidupan itu salah satunya
adalah molekul (materi) yang disebut
7
8
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Gambar di samping menunjukkan
gambaran artistik molekul
bernama quinone yang dianggap
potensial berperan sebagai
the origin of life atau pembuat
lingkungan planet menjadi
mungkin untuk di-diami makhluk
hidup. (Kredit: NASA/Jenny Motar.
Sumber: NASA Identifies Carbonrich Mole-cules in Meteors as the
Origin of Life, Science Daily: Sept
25, 2008. http://www.sciencedaily.com/2008/09/080925102706.
htm - diunduh pada September
2009)
porfirin. Porfirin adalah molekul dengan
struktur kimia yang terdiri dari sistem
makrosiklik tetrapirolik (tetrapyrrolic
macrocycle ring), yang merupakan materi
dasar pembentuk inti hemoglobin (pada
hewan tingkat tinggi dan manusia), atau
inti klorofil (pada jenis tumbuhan tingkat
tinggi, rendah, atau mikroorganisme).
Porfirin tersebut sampai ke bumi bersama meteorid-meteorid yang menabrak bumi. Diperkirakan, porfirin ini kemudian masuk ke dalam organisme
uni-seluler yang paling tua/sederhana,
dan mengalami reaksi biokimia untuk
berkembang menjadi klorofil. Seperti
halnya teori ventilasi gunung berapi bawah laut, teori ini juga mengindikasikan
bahwa mikroba adalah makhluk hidup
pertama yang muncul di bumi.
Teori-teori tentang awal mula
makhluk hidup ini muncul dan berkembang sejalan dengan temuan-temuan
alat bantu, seperti mikroskop, dalam
menjelaskannya. Beberapa teori ditolak
karena kekurangan bukti, dan beberapa
lainnya masih dianggap relevan karena
didukung bukti yang ditemukan dengan
alat-alat bantu dan peraga.
Tumbuhan diyakini sebagai makhluk tingkat tinggi pertama di bumi. Alga, bentuk tumbuhan paling sederhana,
ditemukan pada masa pre-Cambrian,
masa daratan bumi paling tua. Organisme yang berupa binatang diperkirakan
muncul beberapa masa setelahnya. Dari masa itu hingga masa kini, dunia binatang dan tumbuhan masih terus berkembang.
Penciptaan Manusia
(Tuhan) yang telah menjadikan bumi sebagai
hamparan bagimu, dan menjadikan jalan-jalan
di atasnya bagimu, dan yang menurunkan
air (hujan) dari langit. Kemudian Kami
tumbuhkan dengannya (air hujan itu)
berjenis-jenis aneka macam tumbuhtumbuhan. (◘☼h☼/20: 53)
Arti kedua dari kata al-m☼’ yang
menunjuk pada semua bentuk cairan,
digunakan untuk menunjukkan dasar
kehidupan binatang pada ayat berikut.
Debu dari muchison meteorite yang memiliki bahan
pembuat DNA dan RNA dapat dilihat pada gambar
selanjutnya. (Sumber: Life’s Raw Materials May Have
Come from the Stars, Scientist Confirm, Science Daily:
June 13, 2008. http://www.sciencedaily.com/releases/
2008/06/080613092514.htm - diunduh pada September 2009)
Binatang, seperti halnya tumbuhan,
bermula dari lautan. Hal ini sejalan dengan penjelasan Al-Qur’an bahwa kehidupan berasal dari air: al-mā’, baik dari
langit maupun laut. Dalam ayat di bawah
ini, misalnya, air digambarkan sebagai
elemen terpenting bagi kehidupan tumbuhan.
Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air,
maka sebagian ada yang berjalan di atas perutnya
dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang
sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki.
Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (an-Nūr/
24: 45)
Dengan demikian, pernyataan yang
ada dalam Al-Qur’an mengenai asal muasal kehidupan, baik itu menunjuk pada
kehidupan secara umum, pada elemen
yang dapat “melahirkan” tumbuhan
yang tumbuh di tanah, ataupun air mani
yang dimiliki oleh binatang kelompok
tertentu, adalah sesuai dengan datadata ilmiah yang ada saat ini.
9
10
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
B. ASAL MUASAL MANUSIA
Pada abad ke-19, dunia ilmu pengetahuan digoncang oleh temuan baru yang
kontroversial, yaitu teori evolusi. Teori
ini mengemukakan bahwa jenis manusia
ada di muka bumi melalui suatu proses
panjang evolusi. Seperti teorinya, pencetus teori ini hingga beberapa waktu
yang lalu masih menjadi bahan perdebatan para ilmuwan. Hingga tahun
2008, hanya satu nama yang diakui sebagai pencetus teori evolusi, yaitu Charles Robert Darwin (1809-1882).
Pada 1859, Darwin mengemukakan
teori evolusinya dalam bukunya, On
the Origin of Species: Survival of the Fittest by Means of Natural Selection, yang
terbit pada tahun yang sama. Buku ini
dipercaya sebagai buku pertama yang
menjelaskan tentang teori evolusi, yang
menyatakan bahwa makhluk hidup selalu menyesuaikan diri dengan lingkungan alamiahnya yang terus berubah.
Makhluk yang paling dapat menyesuaikan diri itulah yang akan survive dan
berkembang menjadi makhluk yang lebih kompleks atau lebih tinggi tingkatannya. Adapun makhluk yang tidak dapat menyesuaikan dengan lingkungan
alamiahnya akan punah. Jadi menurut
teori evolusi, makhluk berevolusi dari
jenis organisme yang paling sederhana
(mikroba uniseluler) hingga makhluk
yang kompleks (multiseluler) dalam kurun waktu ratusan juta tahun.
Namun, seiring berjalannya waktu,
muncul nama lain yang dipercaya sebagai pencetus sesungguhnya dari teori
evolusi ini, atau setidaknya sebagai kopencetus Darwin. Dia adalah Alfred
Russel Wallace (1823-1913). Wallace-lah
yang pertama kali memakai kata survival of the fittest dalam esainya yang
berjudul On the Tendency of Organisms
to Depart from the Original Type. Esai ini
diterbitkan pada tahun 1858, setahun
sebelum terbitnya buku Charles Darwin.
Esai ini pula yang dikirimkan Wallace
dari Ternate kepada Darwin pada tahun
1858, yang kemudian dikenal sebagai
Letter from Ternate, karena pada waktu
itu Wallace melakukan penelitiannya di
Ternate. Berdasarkan penelusuran sejarah dan bukti-bukti yang ada, pada
tahun 2009, dunia ilmu pengetahuan
akhirnya setuju bahwa kedua orang itu:
Darwin dan Wallace, dinyatakan sebagai
penemu bersama teori evolusi.
Menurut teori evolusi, keberadaan
manusia di bumi tidak begitu saja muncul. Dinyatakan dalam teori ini, waktu
yang diperlukan untuk proses evolusi,
yang salah satunya berujung pada terbentuknya manusia, memerlukan waktu jutaan tahun. Ini adalah salah satu
penjelasan dari prosesnya saja, sedangkan teorinya sendiri tidaklah demikian.
Pengetahuan tentang evolusi yang seringkali bertolak belakang dengan persepsi umum dan mapan di masyarakat,
Penciptaan Manusia
akan diuraikan dalam catatan di bagian
belakang tulisan ini.
Berikut ini adalah urutan kejadian
manusia menurut teori evolusi. Pada
permulaan kehidupan, bentuk kehidupan yang ada berupa mikroorganisme
(makhluk renik) uniseluler dengan inti
sel yang belum sempurna (prokaryotic
unicelluler microorganisms). Dengan
berjalannya waktu dan adanya seleksi
alam, sedikit demi sedikit mikroorganisme uniseluler berevolusi menjadi mikroorganisme multiseluler, kemudian
berlanjut menjadi mikroorganisme multiseluler dengan inti sel yang sempurna (eukaryotic multicelluler microorganisms).
Evolusi selanjutnya akan memunculkan tumbuhan tingkat rendah, seperti
ganggang (alge) atau jamur, yang pada
tahap selanjutnya berevolusi menjadi
tumbuhan tingkat tinggi. Dari evolusi
mikroorganisme menjadi tumbuhan,
ada percabangan karena mutasi yang
sukses menjadi bentuk hewan tingkat
rendah, yang kemudian menjadi hewan
tingkat tinggi. Kemudian muncul binatang-binatang tingkat tinggi dan berukuran lebih besar. Dengan tidak sengaja,
dari salah satu binatang, muncullah manusia. Hal ini dibuktikan dengan adanya sederet bukti berupa tengkorak hewan yang secara runut mengarah ke
tengkorak manusia saat ini.
Bukti lain yang juga dikemukakan
untuk mendukung teori ini adalah perkembangan bentuk embrio berbagai jenis binatang. Dalam perkembangannya,
embrio manusia berubah-ubah bentuk,
dimulai dari serupa embrio ikan, kelinci, dan binatang lainnya, dan berakhir
pada bentuk manusia. Namun, seorang
pakar bernama Erns Haeckel, seorang
pengikut fanatik Darwin, dalam tulisannya mengenai evolusi manusia terbukti
belakangan ini telah melakukan manipulasi foto-foto embrio dari beberapa
jenis binatang dan manusia sedemikian
rupa sehingga apa yang “diinginkannya”
seolah terbukti. Dari temuan yang disebut terakhir ini kemudian diputuskan
bahwa evolusi panjang manusia berasal
dari binatang tingkat rendah.
1. Penciptaan makhluk dari air
Banyak ayat Al-Qur′an mengindikasikan
peranan air dalam penciptaan makhluk,
antara lain:
Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui
bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya,
dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal
dari air. Maka mengapa mereka tidak beriman? (alAnbiyā’/21: 30)
11
12
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air,
maka sebagian ada yang berjalan di atas perutnya
dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah
menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu. (an-Nūr/24: 45)
Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air,
lalu Dia jadikan manusia itu (mempunyai) keturunan
dan mușāharah, dan Tuhanmu adalah Mahakuasa.
(al-Furqān/25: 54)
Bila diamati, ayat-ayat yang berkaitan dengan penciptaan manusia dan
makhluk hidup lainnya memperlihatkan
adanya mukjizat yang salah satunya
adalah penciptaan makhluk hidup dari
air. Manusia baru memahami informasi
yang diberikan Al-Qur’an ini beratus tahun kemudian, saat mikroskop dan serangkaian alat canggih lain yang membantu proses penelitian ditemukan.
Air adalah segalanya. Sebagai contoh, protoplasma yang itu merupakan
materi fluida yang mengisi bagian dalam sel, adalah substansi dasar dari se-
mua makhluk untuk dapat hidup. Sebanyak 80% dari protoplasma adalah
air, dan berfungsinya protoplasma itu
sebagai penunjang kehidupan sangat
tergantung pada adanya air.
Air adalah komponen utama supaya makhluk dapat melanjutkan kehidupannya. Sebanyak 50-90% berat
makhluk hidup disumbangkan oleh air.
Semua makhluk hidup memerlukan air
untuk dapat bertahan hidup. Seorang
peneliti bernama Jan Baptista van Helmont pada tahun 1640-an menemukan
bahwa kandungan air di dalam tanah
adalah elemen terpenting bagi kehidupan tumbuhan. Berikutnya ditemukan juga bahwa kehidupan binatang
juga sangat bergantung pada ketersediaan air. Pada kasus binatang yang
hidup di daerah kering, mereka mengembangkan sebuah mekanisme yang
dapat melindungi proses metabolismenya dari kehilangan air atau dehidrasi.
Proses metabolismenya bekerja sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh keuntungan maksimum dari penggunaan air. Apabila air hilang dari tubuh
binatang, apapun alasannya, kematian
akan datang dalam jangka beberapa
hari saja.
Peran air yang sangat besar juga
tercermin dari komposisi material di
bumi. Saat ini, sekitar 72% permukaan
bumi masih ditutupi air. Permukaan
air laut di bumi ini memang tidak sama
Penciptaan Manusia
tinggi. Diperkirakan, apabila permukaan
laut di seluruh dunia ini sama tinggi maka
seluruh daratan akan berada di bawah
laut. Dari sebuah simulasi terlihat, apabila permukaan laut diratakan maka
rata-rata daratan akan berada sekitar
7.000 sampai 10.000 kaki di bawah laut.
Dominasi laut di bumi ini diilustrasikan
dalam ayat berikut.
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, dan ‘Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji
siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya.
Jika engkau berkata (kepada penduduk Mekah), “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan setelah mati,”
niscaya orang kafir itu akan berkata, “Ini hanyalah
sihir yang nyata.” (Hūd/11: 7)
Bahwa kehidupan dimulai dari
dan di dalam air merupakan temuan
dalam bidang biologi. Kenyataan yang
memperlihatkan bahwa protoplasma,
dasar dari terjadinya kehidupan, adalah
cair atau setengah cair, dalam keadaan
bergerak dan tidak stabil, adalah bukti
lain yang datang dari pengamatan perkembangan di bidang embriologi. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa pada
tingkat tertentu masa perkembangan
janin, makhluk yang hidup di daratan
pun memiliki organ serupa insang. Hal
ini mengindikasikan bahwa kawasan
yang berada di bawah air merupakan
habitat orisinal mereka.
Sekali lagi dapat ditegaskan bahwa ketiga ayat di atas mengindikasikan
kaitan erat antara kehadiran air dan kehidupan. Seberapa dekat kaitan antara
air dan kehidupan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, seperti uraian
berikut.
1. Air ditengarai sangat dekat dengan
makhluk hidup karena, khususnya
untuk kebanyakan hewan, perkembangbiakannya selalu berkaitan dengan cairan yang berupa air mani.
Diindikasikan bahwa keanekaragaman binatang datang dari air tertentu
(air mani yang di dalamnya terdapat
sperma) dan menghasilkan keturunan yang sesuai dengan ciri masingmasing binatang yang dicontohkan
dalam ayat-ayat tersebut.
2. Penafsiran kedua terhadap air sebagai asal muasal kehidupan, diduga karena air merupakan unsur terpenting bagi makhluk untuk dapat
bertahan hidup. Pada kenyataannya,
sebagian besar bagian tubuh makhluk hidup terdiri atas air. Pada manusia misalnya, 70% bagian berat
tubuhnya adalah air. Kekuatan manusia akan berkurang drastis apa-
13
14
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
bila 20% saja dari ketersediaan air
di dalam tubuhnya hilang. Apabila
manusia tidak memperoleh air dalam
waktu 3-10 hari, maka ia akan mati.
Sebaliknya, manusia masih dapat
bertahan hidup selama 60 hari tanpa
makan. Air merupakan bahan pokok
dalam pembentukan darah, cairan
limpa, kencing, air mata, cairan susu,
dan semua organ lain yang ada di
dalam tubuh manusia.
3. Bahwa semua kehidupan dimulai
dari air. Air dalam hal ini lebih tepat
bila diartikan sebagai laut. Asumsi
ini dapat terwakili oleh kehidupan
di sekitar ventilasi magma dasar laut yang disebut hidrotermal (lihat
catatan 2).
4. Dari uraian ini, peran air dalam kehidupan sangat jelas, baik untuk memulai adanya makhluk hidup di bumi
(berasal dari kedalaman laut), pada
proses reproduksi (khusus untuk
beberapa jenis binatang–air mani),
hingga kelangsungan hidupnya (air
diperlukan untuk pembentukan organ dan menjalankan fungsi organ).
5. Di luar protoplasma, yang menjadi
dasar terjadinya kehidupan adalah
bahwa sebagian besar bagian tubuh
makhluk hidup masih mengandung
air. Indikasi ini menyatakan bahwa
walaupun hidup di daratan, semua
makhluk hidup masih berhubungan
dengan tempat dimulainya kehidupan, yaitu lautan. Pada binatang bertu lang belakang (mamalia, aves,
dan semilsanya), kaitannya dengan
laut terlihat pada beberapa tahap
perkembangan embrio. Beberapa
organ yang serupa dengan yang dimiliki oleh ikan dimiliki pula oleh mereka pada tahap ini.
6. Uraian di atas tampaknya menyetujui
praktik dalam teori evolusi Darwin.
Akan tetapi, perlu diberikan catatan
di sini bahwa Al-Qur’an tidak memberikan ruang khusus untuk mendukung teori evolusi yang demikian
itu. Agar tidak terjadi pencampuradukan antara ajaran Al-Qur′an dan
teori evolusi, catatan 4 tentang teori evolusi akan sangat membantu
menjernihkan pandangan dan membedakan antara ilmu evolusi dan
teori seseorang yang menggunakan
teori evolusi secara kurang utuh.
7. Meski ayat-ayat di atas memberi
indikasi meyakinkan bahwa Allah
menciptakan semua makhluk hidup
dari air, masih banyak ayat lain yang
juga menekankan kekuasaan-Nya
terhadap semua yang ada di alam
semesta. Dua ayat di bawah ini merupakan demonstrasi Tuhan tentang
kekuasaan-Nya.
Penciptaan Manusia
Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian
Dia menetapkan ajal (kematianmu), dan batas waktu
tertentu yang hanya diketahui oleh-Nya. Namun demikian kamu masih meragukannya. (al-An‘ām/6: 2)
Dia (Maryam) berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana
mungkin aku akan mempunyai anak, padahal tidak
ada seorang laki-laki pun yang menyentuhku?” Dia
(Allah) berfirman, “Demikianlah Allah menciptakan
apa yang Dia kehendaki. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. (Āli ‘Imrān/3: 47)
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari
saripati (berasal) dari tanah. (al-Mu’minūn/23: 12)
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia
(Adam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang
diberi bentuk. (al-Ĥijr/15: 26)
Dan sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya,
engkau melihat bumi itu kering dan tandus, tetapi
apabila Kami turunkan hujan di atasnya, niscaya
ia bergerak dan subur. Sesungguhnya (Allah) yang
menghidupkannya pasti dapat menghidupkan yang
mati: sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala
sesuatu. (Fușșilat/41: 39)
2. Penciptaan makhluk dari tanah liat
Dalam penciptaan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia, beberapa
ayat Al-Qur′an menyatakan pentingnya
peranan tanah liat. Hal ini dikemukakan
dalam beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya sebagai berikut.
Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti
tembikar. (ar-Raĥmān/55: 14)
Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, padahal (sebelumnya) dia belum berwujud sama sekali? (Maryam/19: 67)
Telaah awal dari kejadian manusia
adalah sebagai berikut. “Saripati (berasal) dari tanah” (al-Mu’minūn/23: 12),
mengindikasikan bahwa tanah tersebut
mengandung unsur-unsur yang diperlukan bagi proses kehidupan. Tanah
mengandung banyak atom atau unsur
metal (logam) maupun metalloid (se-
15
16
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
perti-logam) yang sangat diperlukan
sebagai katalis dalam proses reaksi kimia maupun biokimia untuk membentuk molekul-molekul organik yang lebih kompleks. Contoh unsur-unsur itu
antara lain, besi (Fe), tembaga (Cu), kobalt (Co), mangan (Mn), dan sebagainya. Dengan tambahan unsur-unsur
karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N),
dan oksigen (O), maka unsur-unsur metal maupun metalloid di atas mampu
menjadi katalis dalam proses reaksi
biokimiawi untuk membentuk molekul
yang lebih kompleks seperti ureum,
asam amino, atau bahkan nukleotida.
Molekul-molekul ini dikenal sebagai molekul organik, pendukung sebuah proses kehidupan.
“Tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk” (al-Ĥijr/15: 26).
Kata “lumpur hitam” pada ayat di atas
mengisyaratkan keterlibatan molekul
air (H2O) dalam proses terbentuknya
molekul-molekul pendukung proses kehidupan. Seperti diketahui, air adalah
media bagi terjadinya suatu proses
reaksi kimiawi dan biokimiawi untuk
membentuk suatu molekul baru. Kata
“yang diberi bentuk” mengisyaratkan
bahwa reaksi biokimiawi yang terjadi
dalam media berair itu telah menjadikan
unsur-unsur yang semula “hanya atom”
menjadi “molekul organik dengan susunan dan bentuk tertentu”, seperti
asam amino atau nukleotida.
“Tanah kering seperti tembikar”
(ar-Raĥmān/55: 14). Tembikar adalah
semacam porselain, yang dalam proses
reaksi kimiawi dapat digunakan sebagai
katalis bagi terjadinya proses polimerisasi. Kalimat “tanah kering seperti tembikar” mungkin mengisyaratkan terjadinya proses polimerasasi atau reaksi
perpanjangan rantai molekul dari asamasam amino menjadi protein atau dari
nukleotida menjadi polinukleotida, termasuk molekul Ribonucleic Acid (RNA)
dan Desoxyribonucleic Acid (DNA), suatu materi penyusun struktur gen makhluk hidup. DNA dan RNA ini dikenal sebagai materi genetik yang ada hampir
pada semua makhluk hidup. Demikian
penjelasan Baiquni dalam halaman 185202 bukunya (lihat bahan bacaan 5).
Pada beberapa tahapan berikutnya, molekul-molekul kehidupan yang
paling awal ini masuk ke dalam susunan
sel paling sederhana yang terbentuk
dari tanah pula. Kalimat “padahal (sebelumnya) dia belum berwujud sama
sekali?” (Maryam/19: 67) kemungkinan
mengisyaratkan bentuk-bentuk makhluk monosel ini atau bahkan bentukbentuk prakehidupan yang lebih awal,
seperti molekul-molekul protein atau
Desoxyribonucleic Acid (DNA). Makhluk
monosel inilah yang kemudian secara
evolusioner (bertahap) berkembang
menjadi makhluk multiseluler, termasuk
manusia.
Penciptaan Manusia
Proses pentahapan ini tentu terjadi dalam kurun waktu yang panjang,
mencapai jutaan bahkan miliaran tahun.
Namun dalam pandangan Sang Pencipta, Allah subĥānahū wa ta‘ālā, kejadian ini tampak sekejap saja. Asal-usul
atau genesis dari material genetika,
yaitu DNA dan RNA, serta munculnya
struktur sel merupakan dua area yang
banyak diperdebatkan para peneliti.
Akan tetapi, sampai kini, keduanya belum sepenuhnya dapat dihubungkan.
Kelahiran material genetika jelas sangat
penting bagi kehidupan karena dengannya, kehidupan mempunyai kemampuan untuk menurunkan sifat, melakukan
pembelahan sel, dan juga berevolusi.
Jika material genetika sebegitu penting,
maka membran adalah kunci terjadinya
proses fisiologi dari suatu sel karena
membran ini akan melindungi isi sel yang
berupa material kimia yang mendorong
terjadinya reaksi kimia dan memisahkan
material genetika yang baik dari yang
buruk. Kedua material ini: material genetika dan struktur sel, mutlak harus
ada agar pengembangan makhluk hidup
dapat berjalan.
Dari uraian di atas, jelas bahwa
dua komponen penting yang harus ada
dalam permulaan terjadinya kehidupan
adalah material genetika dan membran
atau dinding sel. Kedua material ini saling bekerjasama mendukung kehidupan. Fakta yang ada menyatakan bahwa
di dalam kedua materi tersebut ditemukan banyak materi yang sama dengan
kandungan tanah liat.
Temuan di atas dibuktikan dengan
penelitian terhadap lempung montmorillonite clay. Dari penelitian disimpulkan
bahwa lempung jenis ini dapat dengan
cepat merangsang pembentukan kantung membran yang berisi cairan (membranous fluid-filled sac). Penelitian juga
menemukan bahwa cairan yang terkandung dalam kantung membran tersimpan pula dalam tanah liat. Kantung ini
nyatanya dapat tumbuh melalui pembelahan sederhana. Pembelahan ini
merupakan gambaran dari apa yang
terjadi pada sel primitif. Penelitian sebelumnya memperlihatkan bahwa tanah liat dapat membentuk material
genetika RNA dari bahan-bahan kimia
sederhana. Dengan demikian, kedua
struktur yang ada dalam sel “lempung”
sederhana itu, yaitu kantung membran
dan cairan yang mengisi kantung membran, mengandung material yang sama
dengan kandungan tanah liat. RNA
terkandung baik di dalam kantung
membran maupun cairannya itu. Kisah
mengenai terjadinya material genetika
dan munculnya struktur sel selalu menjadi topik yang menarik bagi para peneliti. Akan tetapi, selama ini hingga saat
ini tidak seorang pun peneliti yang
mencoba menghubungkan kedua hal
tersebut.
17
18
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Terbentuknya RNA, menurut sebuah teori populer, berkisar pada kandungan yang tidak normal dari lempung montmorillonite. Lapisan yang
bermuatan listrik negatif dari bentukan
kristal lumpur ini membentuk lapisan
bermuatan positif. Posisi lapisan positif
ini berada di antara dua lapisan negatif.
Kondisi demikian sangat kondusif bagi
konsentrasi subunit RNA dan menyatukannya dalam rantai kimia yang panjang.
Dari penelitian terbukti bahwa
lempung montmorillonite dapat merangsang dengan cepat pembentukan
kantung membran yang berisi cairan.
Kandungan tanah liat juga terdapat
pada cairan yang terdapat di dalam
kantung membran. Penelitian lain juga
membuktikan bahwa tanah liat dapat
membentuk material genetika RNA dari bahan-bahan kimia yang sederhana
(lihat ar-Raĥmān/55: 14 di atas). Dengan
demikian, semua material yang berkaitan dengan dimulainya kehidupan selalu
dikaitkan dengan tanah liat.
“Kelahiran” material genetika merupakan langkah penting untuk memastikan adanya kemampuan kehidupan
untuk mewarisi sifat, memecah sel, dan
berevolusi. Kehadiran membran jelas
merupakan kunci keberhasilan proses
fisiologi di dalam sel, karena berbagai
perannya, seperti: (1) menjadi pelindung
cairan sel; (2) mengonsentrasikan bahan-bahan kimia, yang pada gilirannya
akan mengadakan reaksi kimia; dan (3)
mengisolasi bahan genetik yang baik dari yang buruk.
Penelitian yang dilakukan di luar
angkasa, suatu kondisi yang diduga mendekati kondisi bumi masa lalu, memperlihatkan bahwa suatu reaksi kimia
dapat memicu terjadinya molekul yang
mirip RNA dan terjadinya membran secara spontan. Akan tetapi, bagaimana
kedua unsur ini menyatu, sampai saat
ini masih menjadi pertanyaan.
Dari telaah di atas, dapat dimengerti bahwa tampaknya Al-Qur’an memberikan isyarat bahwa proses penciptaan
manusia melalui tahapan-tahapan tertentu, mulai dari tanah, sari pati (berasal dari)
tanah, tanah liat kering dari lumpur yang
diberi bentuk, dan tanah kering seperti
tembikar. Dalam bahasa sains, rangkaian
ini mirip rangkaian pada evolusi biokimia
yang mengawali evolusi biologis, yaitu
evolusi dari unsur-unsur kimia esensial
yang kemudian membentuk molekul-molekul sederhana, kemudian terbentuk
molekul yang kompleks karena adanya
polimerisasi, dan terus bergabung dengan tanah liat jenis montmorillonite
menjadi makhluk uniseluler paling sederhana. Evolusi berjalan terus sampai terbentuknya organisme multiseluler yang
kompleks, termasuk spesies manusia.
3. Evolusi kesadaran insani manusia
Dalam mengurai perkembangan per-
Penciptaan Manusia
adaban manusia, yang juga dapat dikaitkan dengan perkembangan organnya, para ahli menghadapi problem
yang lebih mudah ketimbang ketika
mereka melakukan analisis atas proses
penciptaan manusia. Para arkeolog dan
antropolog menemukan bahwa peradaban manusia terjadi melalui jalur
yang terbagi dengan jelas. Pada Zaman
Batu (Stone Age), manusia pertama kali
melangkah masuk ke ranah budaya dan
kemasyarakatan. Sejak itu, manusia melakukan evolusi dalam mempertahankan hidup sebagai “binatang yang lemah”. Karena tidak memiliki kekuatan,
tidak pula cakar dan taring seperti binatang yang lain, manusia menggunakan batu sebagai alat mempertahankan
diri dan keperluan lainnya. Kemudian
datang Zaman Perunggu (Bronze Age),
ketika manusia mulai menggunakan
metal sebagai bahan baku peralatan
yang diperlukannya. Zaman ini diikuti
oleh Zaman Besi (Iron Age). Situs-situs
purbakala yang ditemukan menunjukkan bahwa perubahan zaman yang terjadi pada kehidupan manusia diikuti
pula oleh perubahan budaya yang menyertainya.
Tahapan peradaban di atas tidak
lepas dari kemampuan manusia dalam
menggunakan otaknya untuk berpikir.
Tentang tahap-tahap perkembangan
manusia, Allah memberi penjelasan dalam firman-Nya,
Mengapa kamu tidak takut akan kebesaran Allah?
Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam
beberapa tingkatan (kejadian). Tidakkah kamu
memperhatikan bagai-mana Allah telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis? Dan di sana Dia menciptakan bulan yang bercahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita (yang cemerlang)? Dan Allah
menumbuhkan kamu dari tanah, tumbuh (berangsurangsur), kemudian Dia akan mengembalikan kamu
ke dalamnya (tanah) dan mengeluarkan kamu (pada
hari Kiamat) dengan pasti. Dan Allah menjadikan
bumi untukmu sebagai hamparan, agar kamu dapat
pergi kian kemari di jalan-jalan yang luas. (Nūĥ/71:
13-20)
Ayat ini secara umum ditujukan kepada manusia yang masih meragukan
bahwa penciptaan tidak dilakukan
berdasarkan perencanaan yang baik dan
bijak. Ayat tersebut juga banyak dipakai
sebagai dasar dalam menjelaskan tahapan-tahapan stadium embrio. Tuhan tidak membuat model dari tanah liat
dan meniupkan roh ke dalamnya untuk
menjadi manusia pertama di muka bumi. Akan tetapi, manusia sampai pada
tahap sekarang ini setelah melalui proses beberapa masa perubahan.
19
20
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Tetapi, dalam soal penciptaan manusia, ada ayat lain yang justru sedikit
membingungkan. Dalam ayat tersebut
dijelaskan bahwa manusia diciptakan
dari kondisi ketiadaan (creatio ex nihilo):
sebuah keterangan yang tampaknya
bertolak belakang dengan penjelasan
sebelumnya.
Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, padahal (sebelumnya) dia belum berwujud sama sekali?
(Maryam/19: 67)
Ayat ini, pada bagian sebelumnya,
sudah dipakai dalam menjelaskan penciptaan manusia dari tanah liat. Dalam
penjelasan tersebut, ayat ini dikaitkan
dengan tiga ayat yang berbicara tentang berbagai bentuk dari tanah liat
yang digunakan dalam penciptaan (alMu’minūn/23: 12, al-Ĥijr/15: 26, dan arRaĥmān/55: 14). Namun dalam pembahasan kali ini, ayat ini digunakan untuk
menjelaskan awal mula cerita evolusi
kesadaran insani manusia.
Penjelasannya demikian. Keterangan ayat tersebut hanya terbatas pada
tahapan dimana material belum ada.
Kursi, misalnya, terbuat dari kayu, dan
rantai terbuat dari besi. Material yang
menyusun barang-barang tersebut, yakni kayu dan besi, sudah tersedia sebe-
lumnya. Namun, pada masa sebelum
itu, tentu tidak ada apa-apa sama sekali,
termasuk material kayu dan besi itu sendiri.
Ayat di atas bisa jadi memberitahukan bahwa sebelum adanya penciptaan, di alam semesta ini tidak terdapat
apa-apa. Lalu seiring penciptaan alam
semesta, penciptaan-penciptaan lainnya,
termasuk penciptaan manusia, berangsur berjalan.
Surah Nūĥ/71: 13-20 di atas, oleh beberapa penulis, diinterpretasikan sebagai salah satu dalil pentahapan dalam
peradaban manusia. Memang, setelah
dikaitkan dengan ayat lainnya, terlihat
semacam perkembangan fisik manusia,
yang kemudian berkaitan dengan kemajuan peradaban manusia.
Ketika manusia baru diciptakan, sesuai uraian sebelumnya, maka pertanyaan yang timbul adalah di mana posisi
manusia di antara sekian banyak ciptaan Allah. Melalui ayat ini Allah memperlihatkan posisi manusia saat itu sama
dengan atau lebih rendah daripada binatang.
Bukankah pernah datang kepada manusia waktu
dari masa, yang ketika itu belum merupakan sesuatu
yang dapat disebut? (al-Insān/76: 1)
Manusia ketika itu belum sampai
Penciptaan Manusia
pada tingkatan dimana ia sadar akan
dirinya. Ia belum lagi sadar akan waktu
dan tidak mempunyai kemampuan untuk mengenali dirinya sendiri. Ia adalah
sebentuk makhluk hidup tanpa kesadaran dan kecerdasan tentang dirinya sendiri atau benda di sekitarnya. Namun
demikian, manusia sudah berkembang
biak melalui pembuahan sperma dan sel
telur layaknya binatang tingkat tinggi.
Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu
(Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka
setelah dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan
(beberapa waktu). Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada Allah,
Tuhan Mereka (seraya berkata), “Jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami akan selalu
bersyukur.” (al-A‘rāf/7: 189)
Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang
telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam),
dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari
(diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya
kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan
kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasimu. (an-Nisā’/4: 1)
Pada saatnya nanti, sejalan dengan
perkembangan fisik, diduga dengan volume otak yang lebih besar, manusia dikatakan telah dapat menggunakan nalarnya.
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari
setetes mani yang bercampur yang Kami hendak
mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena
itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (alInsān/76: 2)
Sejak masa ini, karena peran pentingnya di alam semesta, manusia mulai
mempelajari alam. Untuk melaksanakan
perannya sebagai khalifah dan dapat
mengelola bumi dengan baik, manusia
memerlukan penguasaan pengetahuan
secara luas.
Ayat di atas mungkin mengacu
pada manusia yang ada saat ini, ketika
manusia telah sampai pada tahap perkembangan otak yang sempurna. Perkembangan kecerdasan dan kepedulian
terhadap lingkungan mulai dipertajam.
21
22
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Dengan kemampuan untuk mendengar
dan melihat, seperti binatang lainnya,
manusia kemudian mulai melatih kecerdasannya sampai pada tingkat dapat
melakukan temuan-temuan yang berguna bagi kehi-dupannya. Di sini, manusia
telah menempatkan dirinya jauh di atas
binatang. Ia menjadi jenis binatang yang
dapat bertahan melalui kemampuan
berpikir dan berbicara.
4. Penciptaan Adam
Setelah menciptakan bumi, langit, dan
malaikat, Allah berkehendak untuk menciptakan makhluk lain yang nantinya
akan dipercaya menghuni dan memelihara bumi sebagai tempat tinggalnya.
Adam adalah makhluk itu, manusia
pertama yang diciptakan Allah. Sebelum
menciptakan Adam, Allah menceritakan
rencana penciptaan ini kepada para
malaikat. Rencana itu menimbulkan kekhawatiran dari pihak malaikat bahwa
makhluk itu nantinya akan membangkang terhadap ketentuan Allah dan
membuat kerusakan di bumi. Demikianlah tanggapan malaikat, tetapi Allah tetap melaksanakan niat-Nya.
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada
para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di
bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan
darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu
dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
(al-Baqarah/2: 30)
Pasca-penciptaan Adam, Allah
hendak menghilangkan pandangan sinis para malaikat terhadap Adam, dan
me-yakinkan mereka akan kebenaran
hikmah-Nya tentang kekhalifahan Adam
di bumi. Untuk itu, Allah mengajari
Adam nama-nama benda yang ada di
alam semesta, benda yang sama yang
diperagakan di hadapan para malaikat.
Para malaikat tidak sanggup menjawab
perintah Allah untuk menyebut namanama benda itu. Mereka mengakui ketidaksanggupan itu dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui
apa pun selain apa yang telah diajarkan
oleh-Nya.
Penciptaan Manusia
Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda)
semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para
malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku
nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!”
Mereka menjawab, “Mahasuci Engkau, tidak ada
yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau
ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha
Mengetahui, Mahabijaksana.” Dia (Allah) berfirman,
“Wahai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!” Setelah dia (Adam) menyebutkan
nama-namanya, Dia berfirman, “Bukankah telah Aku
katakan kepadamu, bahwa Aku mengetahui rahasia
langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu
nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?” (alBaqarah/2: 31-33)
Nyatanya, manusia yang berasal
dari tanah itu memiliki keutamaan melebihi makhluk bumi lainnya. Makhluk
itu mampu menyimpan memori yang
telah diajarkan oleh Allah. Pertanyaan
yang timbul selanjutnya adalah mengapa Adam mampu menyebutkan nama
benda-benda itu, sedangkan malaikat
tidak.
Dalam beberapa surah, di antaranya Surah al-Ĥijr di atas, Allah menjelaskan bahwa manusia dibuat dari tanah. Tanah mengandung banyak atom
atau unsur metal (logam) maupun metalloid (seperti-logam) yang sangat diperlukan sebagai katalis dalam pro-ses
reaksi kimia maupun biokimiawi untuk
membentuk molekul-molekul organik
yang lebih kompleks. Unsur-unsur yang
ada dalam tanah antara lain: besi (Fe),
tembaga (Cu), kobalt (Co), mangan
(Mn), di samping unsur karbon (C), hi-
drogen (H), nitrogen (N), fosfor (P), dan
oksigen (O). Semua unsur metal dan
metalloid ini berperan sebagai katalis
dalam proses reaksi biokimiawi untuk
membentuk molekul yang lebih kompleks, seperti ureum, asam amino, atau
bahkan nukleotida.
Molekul-molekul ini dikenal sebagai molekul organik, pendukung suatu
proses kehidupan. Otak manusia yang
merupakan organ vital untuk menerima,
menyimpan, dan mengeluarkan kembali
informasi, terbuat dari unsur-unsur kimiawi di atas. Semuanya tersusun menjadi makromolekul dan dalam bentuk
jaringan otak. Instrumen penyimpan
informasi lainnya yang dimiliki manusia
adalah senyawa kimia yang dikenal sebagai DNA atau desoxyribonucleic acid.
Baik jaringan otak manusia maupun molekul-molekul DNA terdiri atas unsur-unsur utama C, H, O, N, dan P.
Prof. Carl Sagan dari Princeton
University, dalam bukunya, The Dragon
of Eden, memberikan gambaran bahwa
manusia memang lebih unggul dibandingkan makhluk-makhluk lainnya. Salah
satu bentuk keunggulannya adalah dalam hal kepemilikan sistem penyimpan
informasi atau memori. Sistem penyimpan informasi pada manusia ada dua
macam, yaitu: (1) Jaringan otak yang
menyimpan informasi apa pun yang
terekam olehnya. Otak manusia mempunyai kemampuan untuk menyimpan
23
24
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
informasi sebanyak 1013 bits atau 107
Gbits; dan (2) DNA-kromosomal, yaitu
molekul DNA yang ada di kromosom,
yang menyimpan informasi genetik manusia. Informasi bentuk kedua ini akan
diturunkan kepada keturunannya. DNAkromosomal manusia mampu menyimpan memori sebanyak 2 x 1010 bits atau
sekitar 2 x 104 Gbits, atau sebanding dengan buku setebal 2.000.000 halaman,
atau sebanding dengan 4.000 jilid buku
yang masing-masing setebal 500 halaman. Kedua penyimpan memori canggih ini terbuat dari unsur-unsur yang
terkandung dalam tanah.
Inilah jawaban mengapa Adam
mampu menangkap dan mengerti semua nama benda yang diajarkan Allah,
serta mampu menerangkannya kembali
dengan benar. Hal ini disebabkan Adam
dilengkapi dengan instrumen penyimpan dan pengekspresi kembali memori,
yaitu jaringan otak dan DNA yang terdiri
dari unsur-unsur tanah itu, dan tidak
demikian halnya dengan malaikat. Iblis
menyombongkan diri, mungkin karena
kebodohannya dalam memahami ciptaan Allah dengan melecehkan unsur tanah. Pada akhirnya, kekaguman para
malaikat tersebut memunculkan pujian
dan tasbih mereka kepada Allah.
Dari penjelasan ayat-ayat di atas,
tampak bahwa rencana Allah mulanya
mendapat tanggapan dan reaksi dari
para malaikat. Meski begitu, tanggapan
dan reaksi itu tidak dapat dikategorikan
sebagai protes. Penafsiran atas reaksi
malaikat ini sebagai protes terhadap
penciptaan Adam adalah keliru, karena
yang demikian itu dapat menimbulkan
pengertian bahwa malaikat tidak setuju
dengan kehendak Allah. Pengertian yang
seperti ini bertentangan dengan firman
Allah bahwa malaikat adalah hamba
Allah yang paling patuh, tidak pernah
durhaka, dan selalu melaksanakan perintah-Nya.
Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu: penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak
durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan. (at-Taĥrīm/66: 6)
Sekiranya para malaikat memprotes penciptaan Adam, sudah tentu mereka tidak akan sujud saat diperintahkan
untuk itu, sebagaimana termaktub dalam ayat di bawah ini.
Penciptaan Manusia
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para
malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka
mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang
kafir. (al-Baqarah/2: 34)
Sujud para malaikat kepada Adam
atas perintah Allah menandakan bahwa mereka setuju dengan penciptaan
Adam. Dengan demikian, kata “tanggapan” sangat tepat digunakan dalam hal
ini karena tanggapan tidak selalu berarti
ketidaksetujuan.
Pada awalnya, Adam ditempatkan
di surga. Di sana juga akhirnya beliau
ditemani oleh seorang wanita bernama
Hawa, yang menurut penafsiran bercorak Isrā‘iliyyāt (cerita-cerita dari Yahudi
dan Nasrani) atas ayat berikut ini, diciptakan dari diri Adam.
Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang
telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam),
dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari
(diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya
kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan
kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasimu. (an-Nisā’/4: 1)
Saat sedang menikmati keindahan
dan berbagai jamuan surgawi, datanglah Iblis menggoda mereka. Godaan
Iblis ketika itu, jelas-jelas menggunakan
pendekatan logika ilmiah. Kata Iblis, larangan Allah kepada Adam untuk mendekati pohon itu—sesuatu yang sudah
dipesankan benar-benar oleh Allah
kepada mereka sebelumnya—karena
pohon itu adalah pohon kekekalan.
Dengan demikian, Iblis mengesankan
seolah Allah tidak menghendaki Adam
dan Hawa hidup kekal di surga. Yang demikian itu sesuai dengan narasi dalam
ayat berikut.
Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepada
mereka agar menampakkan aurat mereka (yang
selama ini) tertutup. Dan (setan) berkata, “Tuhanmu
hanya melarang kamu berdua mendekati pohon
ini, agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau
tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga).” (alA‘rāf/7: 20)
Untuk menguatkan logika itu, Iblis
membumbui tipuannya dengan sumpah dan mendudukkan diri sebagai penasihat.
Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya,
25
26
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
“Sesungguhnya aku ini benar-benar termasuk para
penasihatmu.” (al-A‘rāf/7: 21)
Pengaruh susunan kata yang demikian ini sangat mempengaruhi Adam
dan Hawa hingga akhirnya mereka terlena dan memakan buah terlarang itu.
Dan sungguh telah Kami pesankan kepada Adam
dahulu, tetapi dia lupa, dan Kami tidak dapati kemauan yang kuat padanya. (Ţāhā/20: 115)
Peristiwa inilah yang melatarbelakangi pengusiran Adam dan Hawa ke
dunia. Tetapi, diduga, kalaupun mereka
tidak terbujuk Iblis, dengan satu atau
lain cara, mereka akan tetap turun ke
bumi. Kejadian ini mengandung hikmah,
yakni pengembalian manusia kepada
tujuan utama penciptaannya: menjadi
khalifah. Bila Adam tetap di dalam
surga maka firman Allah kepada para
malaikat tentang penciptaan manusia
sebagai khalifah di bumi menjadi tak
akan ada artinya. Namun, kata “diusir”
dalam kacamata manusia mempunyai
kesan seolah Tuhan telah melakukan
kesalahan dalam memilih rasul-Nya, sehingga Dia mengusirnya. Banyak juga
yang menyalahkan Adam karena keterusirannya dari surga adalah penyebab
mengapa umat manusia tidak dapat merasakan kenikmatan surgawi saat ini.
Namun, skenario yang disebut terakhir
ini sebaiknya tidak dibahas karena untuk mengetahui apa yang ada di balik
skenario itu tidak mungkin dapat dianalisis dengan nalar manusia.
Kisah penciptaan dan turunnya
Nabi Adam ke bumi dinyatakan dalam
serangkaian ayat di atas. Apabila semua
ayat tersebut dirangkai secara utuh maka penilaian yang salah tentang Nabi
Adam akan hilang.
Memang, ada begitu banyak
versi tentang penciptaan Nabi Adam.
Namun, kebanyakan riwayatnya sulit
diterima akal dan sukar dikonfirmasi
kebenarannya dari perspektif ilmu pengetahuan. Misalnya, kisah tentang
penolakan bumi saat beberapa malaikat
diutus untuk mengambil tanah dan
proses pencampurannya, atau tentang
lokasi tanah tertentu untuk membuat
bagian organ tertentu dari Adam, dan
masih banyak lagi. Diperlukan kehatihatian ekstra untuk memilih artikel semacam ini yang banyak bertebaran di
internet. Kendatipun, dalam Al-Qur′an
benar ada ayat-ayat yang memberikan
indikasi bahan tanah macam apa yang
digunakan dalam penciptaan Adam, seperti yang telah dijelaskan dalam subbab 2 (Penciptaan Makhluk dari Tanah
Liat).
Ada lagi versi lain tentang penciptaan Adam. Konon, Adam bukanlah
manusia pertama di bumi. Versi ini mun-
Penciptaan Manusia
cul dari penafsiran terhadap ayat yang
menyamakan penciptaan Adam dengan
Isa. Dengan demikian, seperti halnya
Isa, Adam juga lahir dari rahim seorang
wanita yang tidak dibuahi laki-laki mana
pun. Dalam Al-Qur′an disebutkan:
Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi
Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya,
“Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. (Āli ‘Imrān/3: 59)
Akan tetapi, dalam Al-Qur′an juga
disebutkan bahwa Adam adalah manusia
pertama. Lalu, siapa yang mengandung
Adam? Bila kita mencermati ulang dialog
antara Allah dan malaikat prapenciptaan Adam (al-Baqarah/2: 30), mungkin
sa-ja malaikat menduga bahwa makhluk
yang akan diciptakan Allah itu adalah
salah satu makhluk yang sudah ada di
bumi sebelumnya, makhluk yang oleh
malaikat dianggap tidak layak menjadi
khalifah. Boleh jadi, makhluk yang dimaksud malaikat ada hubungannya
dengan penciptaan Adam. Makhluk
yang sudah memiliki sebagian sifat manusia itu, dalam perkiraan malaikat,
akan Allah jadikan sebagai model dalam
memproses penciptaan Adam. Dalam
rahim makhluk tersebut proses penciptaan Adam terjadi. Mungkin proses
mutasi genetika terjadi terhadap janin
Adam sehingga ia memiliki sifat dan
kecerdasan yang jauh lebih sempurna
dari induknya. Dan di dalam rahim itulah
Allah meniupkan ruh-Nya.
Selain itu, ada versi lain lagi yang
memperkirakan bahwa Adam tidak lahir
sendirian, melainkan bersama kembarannya, Hawa. Versi ini berangkat dari
penafsiran terhadap penggalan beberapa kalimat pertama dari Surah al-A‘rāf/7:
189, dengan menghilangkan interpretasi
“jiwa yang satu” sebagai Adam.
Dia-lah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu
(Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. (al-A‘rāf/7:
189)
Dari perspektif ilmu pengetahuan,
ada beberapa bidang ilmu yang dapat
digunakan untuk membantu mengungkap rahasia Tuhan. Dengan studi fosil
atau penelusuran memakai material
ge-netika, misalnya, sedikit celah dapat
dibuka. Penelitian atas DNA dari 100
ribu sampel yang dipilih secara acak menunjukkan pengerucutan kepada satu
orang―sebagian mengatakan laki-laki,
yang lainnya me-ngatakan perempuan―
yang hidup sekitar 350.000 tahun lalu.
Seperti pertanyaan-pertanyaan
sebelumnya, ukuran fisik Adam juga
27
28
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
masih menjadi tanda tanya besar. Satu
versi menyatakan, Adam mempunyai
tinggi badan berkisar 60 cubits (3,6 meter), berusia sampai dengan 1.000 tahun, dan memiliki kulit serupa dengan
warna kuku manusia modern.
C. AL-QUR'AN DAN EVOLUSI
MANUSIA
Sejak manusia mulai berevolusi hingga
menjadi makhluk yang sadar akan diri
sendiri dan lingkungannya, ia tak hentinya mencari tahu dari mana ia berasal.
Mula-mula, manusia mendasarkan kehadirannya di dunia pada teori-teori yang
didasarkan pada penjelasan religius,
seperti terjadi pada masyarakat Eropa
masa lalu yang memahami penciptaan
berdasarkan paham Creationism. Ini
adalah suatu paham yang didasarkan
pada teologi Kristen, yang antara lain
menyatakan bahwa: (1) bumi berumur
5.757 tahun; (2) bumi tidak berubah;
(3) semua ciptaan tidak berubah; (4)
penciptaan manusia adalah unik, utama,
dan ter-pisah dari penciptaan makhluk
lainnya. Pendapat yang demikian ini diyakini secara luas hingga tahun 1859,
ketika Darwin mengemukakan teorinya
ten-tang evolusi.
Kemunculan teori evolusi Darwin
menstimulasi masyarakat Eropa untuk
berusaha memahami dirinya dari dua
perspektif, yaitu: (1) bahwa evolusi memang terjadi di bumi; dan (2) bahwa
evolusi ini terjadi karena adanya seleksi
alam. Capaian Darwin ini bermula dari
ekspedisinya ke kawasan Pasifik dan Atlantik antara tahun 1835 hingga 1836.
Dari pengamatan di berbagai tempat yang disinggahinya dalam ekspedisi
ini, Darwin tertarik mengamati variasi
yang ada pada jenis. Dia sampai pada
kesimpulan bahwa jenis makhluk hidup
yang ada itu tidaklah tetap, melainkan
selalu berevolusi menjadi jenis berikutnya. Dia mengamati juga cara manusia
mengawinsilangkan binatang ternak
untuk memperoleh varietas unggulan.
Ia bertanya, apakah keadaan yang demikian itu berlangsung juga di alam liar?
Jika ya, siapa yang mengatur proses
seleksinya?
Sejak awal, Darwin sangat terpengaruh oleh tulisan-tulisan tentang sosial-ekonomi. Pada 1838, Darwin membaca dan begitu terpengaruh oleh tulisan Malthus, Principle of Population.
Di dalamnya, ia mendapati pernyataan
mengenai “hukum untuk orang miskin”
yang berbunyi: “Hanya mereka yang
mampu berproduksi yang berhak untuk
hidup (survive). Mereka yang hidup
dalam kekayaan dan tidak menghasilkan
apa pun tidak seharusnya diberikan dukungan dalam bentuk apa pun.” Inilah
yang kemudian memberi Darwin gagasan tentang seleksi alam dan kemenangan bagi yang terkuat, survival of the
fittest. Pendapat yang demikian ini be-
Penciptaan Manusia
gitu mengejutkan masyarakat Eropa
yang saat itu hanya memahami Creationism yang mendasarkan seluk-beluknya
pada agama belaka, pada teologi Kristen.
Pendapat Darwin didukung oleh dua
peneliti lainnya, Ernest Heckle dan T. N.
Huxley, terutama dalam teorinya yang
berbau ateis dan pernyataan bahwa
manusia berasal dari nenek-moyang
yang lebih menyerupai kera. Dengan
demikian, Darwin meletakkan manusia
dalam bagan keturunan yang berujung
pada dunia binatang. Tentu saja, ini menimbulkan gelombang ateisme di Inggris, menyaingi paham antroposentris
(semua berpusat pada manusia) dari kitab-kitab ke-agamaan Kristen. Paham
ateisme sendiri sebenarnya sudah menyebar luas di Eropa jauh sebelum teori ini muncul, terutama di Jerman dan
Perancis. Jauh sesudah itu, Karl Max
menggunakan teori Darwin untuk mengembangkan paham komunisme. Untuk menghilangkan paham Kristen dari
masyarakat Rusia, Lenin yang sangat
mengagumi Karl Marx, sengaja mendirikan museum khusus untuk menyebarkan ajaran Darwin tersebut.
Pada masa yang demikian itu, muncullah hasil-hasil penelitian yang sedikit
banyak juga mewarnai opini publik. Misalnya temuan para ahli paleontologi, molekular biologi, dan ahli genetika
yang menggiring pada pemahaman
bahwa bentuk luar makhluk hidup (fenotipe) dikendalikan oleh gen (genotipe)
yang berada dalam tubuh. Dalam tingkatan selular, gen mengatur semua aktivitas metabolisme. Bahan dasar yang
mem-bentuk gen adalah DNA (Deoxyribonucleid Acid), yang berada di bagian
inti sel. Perintah yang diberikan oleh
DNA ini akan dilaksanakan melalui
“pembawa berita” yang berupa RNA
(Ribonucleic Acid) ke tempat proses
sintesis protein akan terjadi. Beratus
reaksi biokimia terjadi dalam sitoplasma
secara bersamaan, yang dilakukan dengan menggunakan ratusan enzim. Reaksi metabolisme yang terjadi dalam
jumlah besar secara simultan ini ternyata berjalan lancar, dan tidak ada yang
saling “bertabrakan kepentingan”. Semuanya diatur dengan baik oleh DNA
yang hanya berupa empat rantai asam
amino.
Berpuluh tahun para ahli mencoba
mengungkapkan di manakah awal mula
munculnya keempat asam amino di bumi
ini. Pada 1955, seorang ilmuwan bernama
Dr. Miller memberi titik terang terhadap
permasalahan tersebut. Ia melakukan
percobaan dengan mencampur unsur
metana, hidrogen, amonia, uap, dan
air, dan menembaknya dengan kilatan
listrik. Proses ini menghasilkan unsur
asam amino dalam air. Karenanya, ia
mengemukakan teori bahwa semua
gas yang diperlukan untuk membentuk
29
30
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
DNA tersedia pada atmosfer bumi masa
lalu. Dengan rangsangan kilat, secara
acak terbentuklah rangkaian asam amino sebagaimana ditemukan dalam
DNA. Dengan demikian, lahirlah kode
genetika dari kehidupan, dan dimulai
dalam bentuk kehidupan bersel satu.
Dengan berjalannya waktu, bermiliar
tahun kemudian, hidupan bersel satu
berubah menjadi hidupan multiseluler
yang selanjutnya berkembang menjadi
tumbuhan, binatang, dan berujung pada manusia.
Dari uraian di atas tampak beberapa
rumpang dan penjelasan yang kurang
meyakinkan dari teori evolusi. Salah
satunya adalah belum adanya bukti
konkret yang menjelaskan bahwa gasgas yang digunakan oleh Dr. Miller memang hadir dalam jumlah yang mencukupi di atmosfer bumi di masa purba.
Hal kedua yang menjadi pertanyaan
adalah bagaimana sebuah struktur yang
kompleks dan proses kehidupan yang
canggih dengan fungsi sel dan organ
yang hampir sempurna hanya bermula dari sebuah kebetulan. Terlalu naif
apabila seseorang mencoba mempercayai uraian semacam ini.
Lebih jauh, sampai saat ini, belum
ada pembuktian meyakinkan bagaimana satu jenis memecah dan berubah
menjadi jenis lain; belum jelas pula apakah ada bukti nyata bahwa manusia
memang berasal dari kera. Yang jelas,
apa yang menjadi dasar pernyataanpernyataan di atas tidak lebih dari sekadar teori serta kesamaan-kesamaan
anatomi dan fisiologi antara jenis-jenis
yang diperbandingkan.
1. Transformasi manusia
Berdasarkan ilmu pengetahuan dan bukti-bukti yang ada, transformasi manusia
secara umum melewati empat tahap
(lebih lengkapnya, lihat catatan nomor
7 pada akhir bab ini), yaitu:
1. Australophitecus. Kelompok ini hidup
sekitar 3,5 juta tahun lalu; merupakan
nenek moyang tertua yang profil
tubuhnya mirip dengan manusia
modern. Fosil yang ditemukan menunjukkan bahwa kelompok ini
mempunyai tinggi badan rata-rata
1,5 meter, suatu ukuran yang lebih
pendek daripada rata-rata manusia
modern. Kapasitas kranial, rongga
di kepala yang menampung otak,
sekitar 500 sentimeter kubik. Otak
sebesar itu diduga sudah mampu
memberi mereka kreatifitas untuk
membuat peralatan-peralatan dalam
aktivitas sehari-hari. Kemampuan
yang demikian ini tidak dimiliki oleh
kera.
2. Pithecanthropines. Kelompok ini terdiri atas banyak kelompok lain, di
antaranya Pithecantrophus. Kelompok yang mirip manusia modern ini
diperkirakan hidup sekitar 500.000
Penciptaan Manusia
tahun lalu. Mereka dapat bertahan
hidup sekitar 350.000 tahun. Tinggi
badannya lebih berkembang, antara
1,58-1,78 meter. Kapasitas kranialnya
juga lebih besar, sampai dengan
900 sentimeter kubik. Kemampuan
intelektualnya jauh lebih maju daripada kelompok sebelumnya, begi-tu
juga kemampuan untuk mengadakan invensi, kreasi, dan menganalisis
sebab-akibat.
3. Neanderthals (Paleanthropians). Ini
adalah gelombang ketiga dari kelompok-kelompok makhluk yang
mirip manusia modern. Kelompok
ini hidup sekitar 100.000 tahun lalu.
Kelompok ini hidup selama 60.000
tahun; memiliki ukuran tubuh yang
tidak terlalu tinggi dan sudah mampu
berjalan tegak. Kapasitas kranialnya
mencapai 1.300 sentimeter kubik,
dengan dahi yang tidak terlalu menonjol. Mereka hidup menetap, utamanya di dalam gua. Mereka sudah
mulai mempunyai kebiasaan menguburkan anggota kelompok yang mati. Indikasi spiritualitas juga sudah
mulai tampak, antara lain dengan
menguburkan beberapa barang, seperti tanduk kijang dan beberapa
alat, bersama mayat.
4. Homo Sapiens, sang manusia modern. Temuan memperlihatkan bahwa kelompok ini dimulai 40.000 tahun lalu. Tinggi tubuhnya mencapai
1,89 meter, dengan kapasitas kranial
1.350 sentimeter kubik; memiliki
bentuk kepala lebih lonjong dengan
hilangnya tulang yang menonjol di
atas mata. Aktivitas yang bersifat
psikis pada kelompok ini lebih menonjol daripada tiga kelompok yang
disebut sebelumnya.
Keempat kelompok ini muncul
berurutan; kelompok lama digantikan
oleh kelompok yang lebih baru dan maju.
Ciri utama kemajuan kelompok yang
datang belakangan adalah meningkatnya kapasitas otak yang disertai meningkatnya kemampuan intelektual.
Ke-ompok yang mirip manusia modern
pada 40.000 tahun lalu, Neanderthals,
memiliki kapasitas kranial yang hampir
sama dengan manusia modern, Homo
Sapiens, yakni antara 1.300-1.350 sentimeter kubik. Namun pada kenyataannya,
Neanderthals tidak sama dengan Homo
Sapiens; Neanderthals hidup dalam kondisi primitif, sedangkan Homo Sapiens
hidup dalam era yang jauh lebih maju.
Bila yang demikian ini benar maka kapasitas sebesar itu percuma saja bagi
kelompok Neanderthals. Mereka tidak
perlu kapasitas otak sebesar itu untuk
sekadar hidup primitif. Apakah perbedaan kesadaran, dengan asumsi bahwa
Homo Sapiens memiliki kesadaran dan
Neanderthals tidak, berperan di sini?
Apakah perolehan kesadaran ini menjadi
31
32
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
indikasi bahwa manusia modern mempunyasi tugas tertentu di masa mendatang?
2. Evolusi manusia
Ilmu pengetahuan menginformasikan
bahwa kehidupan di bumi bermula dari
air. Sampai saat ini, ketika manusia
mengeksplorasi bintang dan planet di
jagat raya serta mencari kehidupan di
luar angkasa, pertanyaan pertama selalu
berkaitan dengan keberadaan air di
sana. Yang demikian itu karena hanya air
yang mendukung terjadinya kehidupan.
Tanpa air, kehidupan menjadi mustahil.
Al-Qur′an, sekitar 14 abad yang lalu, saat ilmu pengetahuan belum sampai
pada kesimpulan ini, telah menyatakan
hal yang sama.
Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui
bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya:
dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal
dari air: maka mengapa mereka tidak beriman? (alAnbiyā’/21: 30)
Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air,
maka sebagian ada yang berjalan di atas perutnya
dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah
menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu. (an-Nūr/24: 45)
3. Penciptaan manusia
Banyak ayat menjelaskan bahwa semua
makhluk hidup diciptakan dari air. Nyatanya, 60-70% tubuh manusia terdiri atas
air. Namun, dalam banyak ayat lain disebutkan pula bahwa manusia diciptakan
dari tanah dan turunannya, antara lain:
Dan kepada kaum Samūd (Kami utus) saudara mereka,
Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah;
tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu
pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya).” (Hūd/11: 61)
Penciptaan Manusia
Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian
Dia menetapkan ajal (kematianmu), dan batas waktu
tertentu yang hanya diketahui oleh-Nya. Namun demikian kamu masih meragukannya. (al-An‘ām/6: 2)
Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan
dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
(as-Sajdah/32: 7)
Wahai manusia, jika kamu meragukan (Hari) Kebangkitan maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan
yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada
kamu: dan Kami tetapkan dalam rahim menurut
kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada
yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu
yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun),
sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang
telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering,
kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di
atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan
menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah. (al-Ĥajj/22: 5)
Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah),
“Apakah penciptaan mereka yang lebih sulit ataukah
apa yang telah Kami ciptakan itu?” Sesungguhnya
Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat. (așȘāffāt/37: 11)
Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti
tembikar. (ar-Raĥmān/55: 14)
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari
saripati (berasal) dari tanah. (al-Mu’min‼n/23: 12)
Al-Qur′an, melalui ayat-ayat di
atas, memperlihatkan berbagai bentuk
campuran dari unsur-unsur tanah yang
membentuk manusia. Semua komponen
33
34
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
kimia yang ada di tanah betul ada pada
tubuh manusia. Apa pun temuan ilmu
pengetahuan, sesungguhnya Al-Qur′an
telah lebih dulu menyebutkannya.
4. Perspektif Al-Qur’an tentang
transformasi manusia
Sebelumnya telah diuraikan teori tentang empat kelompok makhluk hidup
yang mirip manusia modern yang diterima oleh ilmu pengetahuan. Apakah hal
ini juga disebutkan dalam Al-Qur’an?
Ayat-ayat di bawah ini diduga menjelaskan hal itu.
Wahai manusia, apakah yang telah memperdayakan
kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang
Mahamulia, yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan
tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang
dikehendaki, Dia menyusun tubuhmu? (al-Infiţār/82:
6-8)
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya (at-Tīn/95: 4)
Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam
beberapa tingkatan (kejadian) (Nūĥ/71: 14)
Dua ayat di bawah ini juga berbicara tentang kemusnahan suatu kelompok
yang diikuti dengan datangnya kelompok lain. Manusia modern dapat saja
terbentuk dari fenomena dan kejadiankejadian trans-formasi ini.
Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan
persendian tubuh mereka. Tetapi, jika Kami menghendaki, Kami dapat mengganti dengan yang serupa
mereka. (al-Insān/76: 28)
Dan Tuhanmu Mahakaya, penuh rahmat. Jika Dia
menghendaki, Dia akan memusnahkan kamu dan setelah kamu (musnah) akan Dia ganti dengan yang Dia
kehendaki, sebagaimana Dia menjadikan kamu dari
keturunan golongan lain. (al-An‘ām/6: 133)
Tidakkah pernah terpikir mengapa
banyak ayat Al-Qur′an berbicara tentang
asal muasal kehidupan, utamanya manusia, meski peradaban saat itu belum
mencapai tingkat ilmu pengetahuan mengenai hal itu? Jawaban dari pertanyaan
ini, barangkali, adalah karena Al-Qur′an
ingin menghindarkan kesalahpahaman
yang mungkin terjadi dalam pembicaraan tentang topik yang hangat saat itu,
Penciptaan Manusia
dan memberikan pengertian yang benar, walaupun hal ini baru terungkap
jauh-jauh hari kemudian. Banyak buku
dari agama lain yang berbicara tentang
asal muasal kehidupan, namun tidak
ada yang mendekati temuan dan capaian ilmu pengetahuan melebihi apa yang
dinyatakan oleh Al-Qur′an.
Kenyataan yang demikian ini menunjukkan bahwa Al-Qur′an adalah kalam Allah; bahwa semua ciptaan yang
ada di alam semesta adalah hasil kreasiNya. Apabila keduanya bersumber dari
Yang Satu maka tidak mungkin akan
saling menafikan: satu berwujud teori,
dan yang lain berwujud praktik atas
teori itu. Dengan demikian, tidak ada
pertentangan antara Al-Qur′an dan ilmu
pengetahuan. Kelihatannya, temuantemuan dalam ilmu pengetahuan adalah bentuk konfirmasi atas apa yang
disampaikan Al-Qur′an. Peran peneliti
kemudian adalah menemukan hukumhukum yang telah diciptakan oleh Sang
Pencipta, karena apa yang ada di alam
ini merupakan akibat dari suatu sebab
yang diatur oleh sebab yang paling utama, Allah.
D. Catatan
1. Teori Abiogenesis dan asal
kehidupan
Teori Abiogenesis adalah salah satu
teori yang berkembang di ranah ilmu
pengetahuan alam. Teori ini percaya
bahwa asal kehidupan bermulai dari
agregat-agregat materi nonhidup. Istilah ini menunjuk pada suatu disiplin
ilmu yang berusaha mengungkapkan
bagaimana kehidupan di bumi dimulai
dari ketiadaan. Teori ini, tidak seperti
evolusi, tidak membahas bagaimana sebuah kelompok kehidupan berubah dengan berjalannya waktu.
Asam amino yang lazim dikenal
di kalangan peneliti sebagai kelompok
pembangun kehidupan (the building
blocks of life), adalah satu komponen
yang dapat terbentuk secara alami
melalui reaksi kimia, seperti terlihat dari
eksperimen Miller dan Urey. Keduanya
mencoba melakukan simulasi suatu keadaan saat bumi mulai ada. Pada semua makhluk hidup, asam amino ini diubah konstruksinya oleh asam nukleat
(nucleic acid) menjadi protein. Dengan
demikian, sesuai teori ini, pertanyaan
tentang awal mula kehidupan di bumi
adalah sama saja dengan pertanyaan
tentang awal mula pembentukan konstruksi asam nukleat.
Diduga, kehidupan di bumi diawali
oleh prokariot bersel tunggal (single-cell
prokaryotes). Prokariot adalah organisme, kebanyakan bersel satu, yang
tidak memiliki inti sel. Fosil tertua dari
suatu objek yang mirip mikroba ini diperkirakan berumur 3,5 miliar tahun, beberapa ratus juta tahun lebih muda daripada umur bumi. Pengukuran rasio antara
35
36
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
isotop karbon dan sulfur pada mineral
dan sedimen laut memperlihatkan adanya tanda kehidupan pada 2,4 miliar
tahun lalu. Pada saat itu, pengukuran
penanda kehidupan mengindikasikan
terjadinya proses fotosintesis. Hal ini
memperlihatkan bahwa kehidupan mulai menyebar di permukaan bumi pada
sekitar 2,4 miliar tahun lalu.
Di sisi lain, kapan persisnya terjadi pemisahan kimia yang menjurus
pada terjadinya asam nukleat pertama tidaklah
diketahui dengan
pasti. Beberapa hipotesis terhadap
terjadinya kehidupan awal di bumi telah dikemukakan.
Dari sekian hipotesis yang ada, para peneliti setuju bahwa teori besi-sulfur (iron-sulfur
world theory–metabolism without genetics) dan hipotesa RNA (RNA world hypothesis–RNA life-forms) merupakan
kandidat yang paling mendekati kebenaran.
a. Sejarah konsep ilmiah tentang asal
kehidupan
1. Spontaneous generation
Sampai abad ke-19, masyarakat
umum percaya bahwa kehidupan datang dari materi non-hidup. Kepercaya-
an macam ini muncul bersamaan dengan kepercayaan lain yang disebut
heterogenisasi, teori yang percaya
bahwa sebuah bentuk kehidupan datang dari kehidupan yang lain, misalnya lebah datang dari bunga. Manusia
saat itu percaya bahwa sebentuk kehidupan yang kompleks bermula dari
suatu material organik yang membusuk. Arsitoteles, filosof Yunani, percaya bahwa aphid (kutu daun) berasal
dari embun yang jatuh dan
menempel pada tanaman. Lebih lanjut, kutu,
menurutnya berasal
dari materi yang
membusuk; anak
tikus berasal dari
Struktur sel organisme bactrium, satu
dari dua grup organisme prokariot (Sumber: “Prokaryote” pada http://www.en.wikipedia.org/
- diunduh pada September 2009)
jerami kotor; buaya berasal dari batang
kayu yang membusuk dalam air; dan
demikian seterusnya.
Sebenarnya, mulai abad ke-17,
asumsi yang demikian ini mulai dipertanyakan kebenarannya. Pada 1646, misalnya, Sir Thomas Browne menerbitkan buku bertitel Pseudodoxia Epidemica
yang menyerang pendapat-pendapat
tersebut. Paparannya dalam buku ini
banyak mendapat dukungan dari para
peneliti.
Penciptaan Manusia
Pada 1665, Robert Hooke menerbitkan gambar pertama mikroorganisme. Anthony van Leuwenhoek menyusulnya pada 1676 dengan menggambar
dan mendeskripsikan protozoa dan
bakteri. Penemuan mikroorganisme ini
banyak dianggap sebagai bukti tidak
terjadinya apa yang disebut spontaneous generation. Konsep ini timbul akibat
mikroorganisme dianggap terlalu sederhana untuk dapat melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan reproduksi aseksual, seperti pembelahan sel,
belum dikenal saat itu.
Pada 1668, muncul lagi penemuan
yang memperkuat penolakan terhadap
konsep spontaneous generation. Penemuan ini muncul dari eksperimen Francesco Redi. Dari percobaan ini diketahui
bahwa belatung tidak akan muncul dari
daging yang ditutup sedemikian rupa
sehingga lalat tidak dapat bertelur di
atasnya. Berikutnya, secara bergantian
muncul bukti-bukti lain yang menyatakan
bahwa spontaneous generation tidak
benar. Sebagai gantinya, masyarakat
mulai mempercayai suatu proses yang
dinamakan Biogenesis, yaitu bahwa setiap makhluk hidup merupakan kelanjutan dari makhluk hidup sebelumnya
(pre-existing living things), atau setiap
makhluk hidup berasal dari telur, atau
dalam bahasa latin: omne vivum ex ovo.
Pada 1768, seorang ilmuwan bernama Lazzaro Spallanzi membuktikan
bahwa mikroba dapat ditemukan hidup
di udara dan dapat dibunuh dengan
cara direbus. Pada 1861, Louis Pasteur
melakukan satu seri percobaan yang
membuktikan bahwa organisme semacam bakteri dan jamur renik tidak tumbuh secara spontan di media yang steril
dan kaya nutrisi.
2. Pasteur dan Darwin
Pada pertengahan abad 19, teori biogenesis sudah mengumpulkan sangat
banyak bukti pendukung dari hasil eksperimen Louis Pasteur dan peneliti lain
sehingga menyingkirkan teori spontaneous generation. Runtuhnya teori ini
mengakibatkan kosongnya pemikiran
ilmiah tentang bagaimana kehidupan
pertama terjadi.
Dalam suratnya kepada Joseph
Dalton Hooker pada 1 Februari 1871, Charles Darwin menyatakan pendapatnya
bahwa kilat kehidupan (spark of life)
dimulai dalam “kolam kecil bersuhu
hangat yang di situ berdiam garam
amo-nia dan fosfat, cahaya, panas, arus
listrik, dan syarat-syarat lainnya, sehingga komponen protein terbentuk secara
kimiawi, serta selanjutnya berubah menjadi komponen yang lebih kompleks.”
Selanjutnya, Darwin menyatakan bahwa
pada saat ini, kejadian demikian masih
dapat terjadi, namun secara fisik akan
langsung dimangsa atau diabsorbsi oleh
makhluk atau kondisi lingkungan saat
37
38
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
ini sehingga tidak dapat berkembang.
Dengan kata lain, kehidupan pertama
sangat bergantung pada kondisi steril
pada saat itu.
3. Haldane dan Oparin: Teori Sup
Primordial
Tidak ada penelitian dan teori yang menonjol dalam subjek ini sampai tahun
1924, saat Alexander Oparin menyatakan
bahwa oksigen di atmosfer mencegah
terjadinya sintesis komponen organik
tertentu yang menghalangi terjadinya
evolusi kehidupan. Dengan demikian, dia
menyatakan bahwa teori spontaneous
generation yang ditentang Louis Pasteur
benar pernah terjadi pada suatu saat.
Namun pada saat ini, hal tersebut tidak
mungkin lagi terjadi seiring perubahan
kondisi bumi. Kalaupun proses itu terjadi, organisme baru yang terbentuk
akan segera dimangsa oleh organisme
hidup yang ada saat ini. Dalam kondisi
tanpa oksigen, makhluk hidup dengan
kemampuan metabolisme skala primitif dapat dibentuk. Teori-toeri modern
yang muncul kemudian masih banyak
menggunakan pendekatan Alexander
Oparin ini.
Pada saat yang sama, JBS. Haldane
menyatakan, lautan tanpa makhluk hidup di masa lampau sama sekali berbeda kondisinya dengan lautan saat ini.
Saat itu, lautan berbentuk sup cair yang
bersuhu panas yang memungkinkan
komponen-komponen organik terbentuk karenanya. Pendapat ini kemudian
dikenal sebagai biopoiesis, yaitu suatu
proses terjadinya makhluk hidup dari
pemecahan diri molekul-molekul benda
mati.
4. Keadaan Awal
Morse dan MacKenzie mengusulkan
bah-wa laut pertama yang terbentuk
di bumi terjadi pada masa Hadean, yaitu sekitar 200 juta tahun setelah terbentuknya bumi. Sampai tahun 1960an, para ahli masih memperdebatkan
apakah air tawar berasal dari dalam
bumi―misalnya dari mata air, air hasil
pembentukan batuan, dan sebagainya―ataukah dari hujan. Pada dasawarsa 1970-an, hampir semua ahli
sumber daya air sepakat bahwa 90%
air tawar berasal dari siklus hujan, siklus hidrologi. Inilah yang menerangkan mengapa hampir semua model ketersediaan air dihitung dengan konsep
berdasarkan ketersediaan air hujan di
wilayah tersebut. Namun dengan perkembangan ilmu penge-tahuan, diketahui bahwa air bermula dari penguapan air yang terkandung dalam materi
pembentuk bumi―yang saat itu masih
berupa cairan pekat bersuhu tinggi.
Penguapan uap air tersebut kemudian
diikuti oleh proses kondensasi yang
menurunkan hujan. Kontribusi proses
ini diduga menyumbang sekitar sete-
Penciptaan Manusia
ngah dari jumlah air yang ada saat ini,
sedangkan sisanya datang dari bendabenda langit yang jatuh ke bumi, seperti komet yang memiliki kandungan
es beku di bagian kepalanya, atau asteriod yang mengandung air (hydrous
asteriods). Kuiper Belt di bagian luar
Neptunus, dan juga awan Oort di tepi
Tata Surya, dikenal memiliki komet dan
benda angkasa yang mengandung air,
dan sering jatuh ke bumi pada saat-saat
awal pembentukannya. Demikian pula
bumi. Namun, dengan gravitasi yang
memadai, bumi dapat menahan air―
sebenarnya dalam bentuk es―agar tidak menguap ke luar angkasa. Sedangkan bulan yang memiliki gravitasi lebih
kecil, menguapkan sebagian besar air
bekunya ke luar angkasa.
Es di komet mengikat gas-gas mulia
dan zat-zat kimia, seperti silikat, karbon,
dan debu antarplanet. Satu molekul
yang terikat kepada komet adalah asam
amino, yang dikenal sebagai building
block of biogenic activity. Dengan demikian, jatuhnya benda-benda la-ngit ke
bumi ini memberikan hadiah berupa air
dan unsur-unsur kehidupan di dalamnya,
dan satu miliar tahun berikutnya, setelah
bumi mengalami diferinsiasi magmatik,
hadiah kimiawi ini berubah menjadi lautan dengan tanda-tanda kehidupan
mulai muncul di dalamnya.
Pada awal terbentuknya, suhu laut diperkirakan berkisar 1000 C (2120 F)
dengan nilai pH sekitar 5,8. Pernyataan
ini didukung oleh eksperimen Wilde
atas medium kristal batuan yang diperolehnya dari Gunung Narryer di
Australia Barat. Berdasarkan hal itu, ia
menduga bahwa lautan pertama dan
pergerakan benua terjadi sekitar 150
juta tahun sejak terbentuknya bumi.
Laut pertama yang terbentuk saat
itu adalah lingkungan yang sangat tidak
bersahabat. Salah satunya disebabkan
oleh tingginya suhu air, yang antara
lain disebabkan oleh seringnya objek
angkasa bersuhu tinggi jatuh ke bumi.
Objek-objek angkasa yang berdiameter
hingga 500 km ini, bila jatuh di lautan,
mengakibatkan terjadinya penguapan
air yang sangat tinggi. Keadaan demikian akan berakhir pada terjadinya
awan tebal di ketinggian yang menutupi
seluruh planet ini. Ketinggian awan
itu menurun dengan berjalannya waktu. Ketika awan berada cukup dekat
dengan permukaan bumi, saat itulah
hujan mulai terjadi. Menurunnya ketinggian awan ini memerlukan waktu hingga 2000 tahun. Hal ini secara perlahan
mengisi kembali lautan dan mengembalikan kedalamannya seperti sebelum
gangguan objek luar angkasa tersebut
terjadi.
Para peneliti juga menemukan
bahwa paparan benua mulai terbentuk
tidak terlalu lama setelah bumi terbentuk. Sebelumnya, para peneliti memba-
39
40
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
yangkan bahwa bumi saat itu tampak
seperti bulan atau ditutupi keseluruhannya oleh lautan. Namun, dengan terkumpulnya bukti, digambarkan bahwa
paparan benua sudah ada sekitar empat
miliar tahun lalu. Namun, dari waktu ke
waktu, paparan itu didaur ulang dan
masuk ke dalam mantel bumi.
Banyak teori mengenai kapan bumi siap dihuni makhluk hidup. Dari sekian
banyak teori, para ahli menyetujui tiga
model yang dianggap dapat mewakili
teori-teori lainnya.
5. Model-model asal muasal
kehidupan
Sesungguhnya, tidak ada model standar yang menjelaskan asal kehidupan.
Model-model yang dianggap standar
umumnya didasarkan pada hipotesis
Oparin-Haldane. Dengan memakai payung ini, teori yang ada dikelompokkan
dalam beberapa bagian, yaitu:
1. Beberapa ahli menyatakan bahwa
atmosfer bumi secara alami menyusun sendiri bahan kimia yang
dikandungnya, sampai akhirnya memiliki komposisi utama berupa Metan (CH4), Amonia (NH3), air (H2O),
Hidrogen Sulfida (H2S), Karbondioksida (CO2) atau Karbon Monooksida
(CO), dan Fosfat (PO43-), dengan sedikit atau tidak sama sekali unsur
oksigen (O2) dan ozon (O3).
2. Pada kondisi atmosfer yang demikian, aktivitas listrik yang terjadi di
atmosfer dapat berperan sebagai
katalisator dalam pembentukan molekul (monomer) kehidupan, seperti
terjadinya asam amino.
3. Unsur lemak yang bergabung dengan fosfor (phospholipids) pada
panjang molekul tertentu, secara
spontan dapat membentuk lemak
dengan dua lapisan (lipid bilayers),
suatu komponen bagi terbentuknya
membran sel.
4. Pertanyaan mendasar adalah mengenai molekul pertama yang melakukan pembelahan dirinya. Dari
pengamatan saat ini, pembelahan
sel modern terjadi melalui kerjasama
protein dan asam nukleat, maka untuk kemudahannya, pada masa lalu,
pembelahan sel dilakukan de-ngan
kerja sama “protein pertama” dan
“asam nukleat pertama”.
5. Alasan yang digunakan dalam pemakaian “asam nukleat pertama”
dalam pembelahan sel yang pertama adalah: (a) bahwa polimerisasi nucleotides secara acak menjadi
molekul RNA mungkin saja mengakibatkan terjadinya pembelahan sendiri dari ribozom. Hal ini datang dari
hipotesis dunia tentang RNA (RNA
world hypothesis); (b) Tekanan seleksi
akan terjadinya efisiensi dari katalisasi
dan keanekaragaman dapat berujung
Penciptaan Manusia
pa-da terjadinya ribozom yang mengkatalisasi peptik yang berupa formasi
kecil dari protein.
Berbagai teori dan hipotesis bermunculan hingga saat ini, mulai dari
kemungkinan sumber munculnya molekul organik dari daratan atau luar
angkasa; pengembangan Primordial
Soup Theory oleh Stanley Miller dan
Harold Urey; teori kehidupan pertama
di ventilasi magma di laut dalam (IronSulfur World Theory); percobaan Sydney
W. Fox mengenai terjadinya formasi
peptida secara spontan; hipotesis tentang tahap-tahap pengembangan pada
kondisi perairan dalam kondisi prebiotik; pengembangan lebih lanjut mengenai teori besi-sulfur oleh Gunther Wachtershauser; pengembangan hipotesis
radioaktif dan pasang-surut pantai;
hingga beberapa hipotesis tentang evolusi kimia building blocks, tentang pembelahan sendiri, perubahan molekul organik menjadi protocell, hipotesis RNA
(RNA World Hypothesis), kemungkinan
peran gelembung air di pantai dalam
pembentukan kehidupan, teori autokatalisis oleh Stuart Kaufman, teori tanah
liat oleh Graham C. Smith, model deephot biosphere oleh Thomas Gold, teori
mengenai primitive extraterrestrial life
yang didukung oleh Francis Crick, dan
banyak lagi.
2. Hidrotermal
Banyak teori dan hipotesis telah dikemukakan dalam membahas asal mula
kehidupan, satu di antaranya adalah
teori seputar Hidrotermal. Hidrotermal
adalah suatu kondisi geologis yang
menghadirkan sumber air panas di dasar laut dalam yang umumnya bersuhu
dingin dan gelap. Kondisi paradoksal
ini diduga merupakan salah satu penyebab munculnya kehidupan di bumi.
Saat mulai terbentuk, permukaan
bumi bukanlah tempat ideal bagi munculnya kehidupan. Suhu yang ekstrem
dan hujan objek-objek angkasa menjadi
kendala bagi kemunculan kehidupan.
Pada saat lautan ditutupi lapisan es
tebal, proses geologi di kerak bumi,
juga terjadi di dasar laut dalam, terus
melakukan gerakan. Satu di antaranya
adalah sobeknya kerak bumi sehingga
isi perut bumi keluar dan berinteraksi
dengan, dalam hal ini, air laut. Dari sini
dimulailah salah satu genesis asal muasal kehidupan di bumi.
Topik kita saat ini adalah mengenai lautan. Selain kolom air yang ada di
lautan, dasar laut merupakan tempat
kehidupan yang produktif bagi berbagai
komunitas tumbuhan dan binatang laut. Komunitas biota yang sangat kaya
ini umumnya ditemukan di dasar laut
dangkal, seperti di perairan terumbu
karang, kawasan padang lamun―rum-
41
42
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
put laut, kawasan pantai berpasir, berbatu, atau berlumut, dan sejenisnya.
Karang, misalnya, seperti komunitas
yang kompleks lainnya, sangat bergantung pada energi matahari untuk dapat
berkembang. Secara tradisional, orang
meyakini kehidupan dimulai dengan hadirnya energi matahari di bumi. Fotosintesis merupakan salah satu cara untuk memanfaatkan energi matahari dan
merubahnya menjadi energi kimia.
Di perairan laut, energi matahari
ini hanya dapat menembus sampai kedalaman sekitar 300 meter. Kemampuan
penetrasi sinar matahari yang relatif
dangkal, serta berat jenis yang lebih
tinggi pada air yang bersuhu dingin daripada bersuhu hangat―sehingga air
dingin akan turun ke dasar perairan,
mengakibatkan bagian dasar laut dalam
umumnya menjadi kawasan yang dingin
dan hanya, kalaupun ada, dihuni oleh
kehidupan yang sangat terbatas.
Akan tetapi, nyatanya kehidupan
juga terjadi di dasar laut dalam. Dengan
demikian, pasti ada satu dan lain cara
sehingga kehidupan bisa eksis di tempat
tersebut. Mula-mula, para ahli biologi
laut berasumsi bahwa sumber energi
bagi biota dasar laut adalah hujan serasah yang datang dari kolom air permukaan. Dengan demikian, menurut
konsep ini, kehidupan tetap diasumsikan
datang dari energi matahari.
Pada 1979, ketika para ilmuwan
Gambar di atas menunjukkan pemandangan ventilasi
hidrotermal dengan suhu sekitar 3800 C yang pertama
kali ditemukan. Para ilmuwan menemukan eksosistem
hidrotermal dengan bantuan Alvin, kapal selam khusus penelitian laut dalam. (Sumber: Exploring the
Deep Ocean Floor: Hot Springs and Strange Creatures.
http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/exploring.
html#anchor14337915 - diunduh pada September
2009)
intensif melakukan penelitian di dasar
Lautan Pasifik, mereka menghasilkan
temuan spektakuler yang akan mengguncang seluruh komunitas peneliti. Di
kawasan Pasifik Timur, tidak jauh dari
Kepulauan Galapagos, sekitar 8.000 kaki di bawah laut, ditemukan suatu kawasan yang dipenuhi bentukan mirip
cerobong asap. Cerobong ini tampak
mengeluarkan asap hitam. Di sekelilingnya ditemukan suatu komunitas kehidupan yang produktif. Temuan ini sangat mengejutkan; bagaimana suatu
kehidupan bisa ada di tempat yang sama
sekali terputus dari pasokan energi matahari.
Kapal ini dibuat pada permulaan
1960-an oleh Angkatan Laut Amerika,
Penciptaan Manusia
dengan panjang sekitar delapan meter,
berkapasitas tiga orang, dan mampu menyelam hingga 4.000 meter. Kemampuan
yang disebut terakhir ini setara dengan
empat kali lipat kemampuan kapal selam
militer yang ada. Setelah Alvin, banyak
kapal selam penelitian laut dalam yang
dibuat, antara lain Shinkai 6500 yang dibuat oleh Jepang pada 1989. Kapal ini
mampu menyelam hingga kedalaman
6.400 meter. Amerika Serikat dan Jepang
terus mengembangkan kapal selam tipe
ini.
Ventilasi hidrotermal adalah semacam sobekan, belahan, atau lubang
yang terbentuk di kerak bumi. Dari lubang ini keluar air panas yang berasal
dari proses geotermal. Ventilasi macam
43
44
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
ini banyak ditemukan di kawasan yang
mempunyai gunung api aktif, utamanya
di area yang lempeng tektoniknya saling bergerak menjauh. Di daratan, peristiwa ini dikenal sebagai sumber air
panas atau geyser. Di lautan, ventilasi
yang demikian ini dikenal luas sebagai
smokers.
Demikianlah, ilmu pengetahuan
untuk pertama kalinya menemukan ventilasi hidrotermal di laut dalam. Ventilasi
ini hadir di kawasan geologi aktif di dasar
laut dalam. Di kawasan yang demikian
ini, air laut meresap jauh ke dalam kerak bumi melalu lubang, rekahan, atau
ventilasi yang bersuhu sangat tinggi.
Air laut tersebut dipanaskan dan mengembang, dan kembali ke permukaan
dengan cara disemburkan. Dalam perjalanan kembali ke permukaan, air panas
ini melarutkan mineral dan bahan kimia
lainnya yang ada di batuan kerak bumi
yang dilaluinya.
Ketika air beserta semua ikutannya meluncur ke permukaan dasar laut,
ia berwujud cairan hitam dengan kekentalan mendekati sup. Beberapa mineral
akan menguap dari air laut, mengeras
di sekitar ventilasi, dan lama-kelamaan
berubah bentuk menyerupai cerobong
asap yang tinggi.
Air berwarna hitam serupa asap
yang disemprotkan menjadi dasar penamaan fenomena ini dengan black
smokers. Namun sebenarnya, air yang
disemprotkan ini bisa berwarna apa saja: putih, abu-abu, atau bening, tergantung pada komposisi materi yang dikeluarkannya.
Mengenai hidrotermal, para ilmuwan percaya bahwa struktur serupa
juga ditemukan di banyak planet di ruang angkasa. Misalnya, ada indikasi
bahwa ventilasi hidrotermal juga terdapat di Europa, planet yang menjadi bulan Jupiter. Bentukan yang mirip hidrotermal, namun diyakini sudah tidak aktif
lagi, juga diduga pernah ada di planet
Mars.
Seperti uraian di atas, sampai saat
itu, ilmu pengetahuan hanya percaya
bahwa kehidupan di bumi bergantung
pada energi matahari. Tumbuhan mengubah sinar matahari menjadi energi
melalui proses fotosintesis. Tumbuhan,
berikutnya, menyediakan pakan bagi
berbagai jenis binatang dan jaringan
makanan yang kompleks. Akan tetapi, di
sini, di hadapan kapal selam penelitian
laut dalam, nyata terlihat pemandangan
yang berlawanan dengan asumsi bahwa
kehidupan hanya ada karena eksistensi
matahari. Di sini terbukti untuk pertama kalinya bahwa kehidupan dapat
ditopang oleh bumi itu sendiri tanpa
perlu melibatkan bantuan benda angkasa seperti matahari.
Para ilmuwan sudah terbiasa
menghadapi biota laut dalam. Mereka
memahami bahwa kehidupannya sa-
Penciptaan Manusia
ngat bergantung pada hujan serasah
dan sisa-sisa biota yang datangnya dari
permukaan. Namun, di zona ventilasi,
terjadi hal yang sama sekali berbeda.
Biota laut dalam, langsung maupun tidak, memperoleh energinya dari kehadiran ventilasi ini.
Temuan kehidupan di sekitar rekahan kerak bumi di dasar laut sebetulnya sudah dimulai pada 1949. Dalam
penelitian laut dalam di Laut Merah, ditemukan komunitas udang renik (saline
brine shrimp) yang hidup di lumpur panas laut dalam. Pada 1960-an, ditemukan bahwa udang renik ini hidup di lumpur bersuhu tinggi (60 0C) di rekahan
vulkanik laut dalam.
Sejak 1977, banyak ventilasi hidrotermal ditemukan di kawasan pantai
gunung api di Pasifik Timur. Perairan
di sekitar ventilasi ini, yang dapat mencapai suhu sekitar 380 0C, dihuni oleh
satu ekosistem unik. Penelitian mendalam memperlihatkan bahwa bakteri
yang mampu hidup dari oksidasi hidrogen sulfida merupakan dasar dari rantai
makanan yang ada di kawasan itu.
Hidrogen sulfida (H2S–suatu gas yang
mengeluarkan bau mirip telur busuk)
yang diperlukan sebagai bahan makanan
oleh bakteri ini, banyak terkandung
dalam gas vulkanik. Sulfur terutama dihasilkan oleh magma, ditambah dengan
sedikit (15%) yang dihasilkan dari reaksi
sulfur (SO4) yang terkandung di dalam
air laut. Dengan demikian, energi yang
mendukung kehidupan di laut dalam
bukanlah energi sinar matahari―fotosintesis, melainkan energi dari reaksi
kimia―kemosintesis.
Komunitas yang hadir di kawasan
ini memperlihatkan hal yang paradoks;
bagaimana mungkin biota yang produktif hadir di tengah ekosistem yang miskin. Asupan makanan yang datang dari
permukaan jelas tidak akan cukup untuk
kelangsungan komunitas yang sangat
kaya ini. Larutan sulfida yang keluar
dari ventilasi mungkin satu-satunya jawaban. Jenis-jenis bakteri tertentu ternyata memperoleh energinya dari oksidasi sulfida. Ketika sulfida dilepas dari
ventilasi, populasi bakteri tersebut tumbuh dalam jumlah melimpah, baik di
kolom air maupun menempel di batuan
dan lumpur di sekitar lubang ventilasi.
Bakteri inilah yang menjadi sumber pakan bagi kerang-kerang, dengan cara
menyaring bakteri dari kolom air, maupun keong limpet dan kepiting, dengan
cara merumput lapisan bakteri yang
menempel di permukaan batuan atau
lumpur.
Beberapa jenis binatang yang hidup di sekitar ventilasi mungkin saja
memperoleh energinya dari hujan serasah dari permukaan. Jika asumsi ini benar
dan itu menjadi satu-satunya sumber
energi bagi bakteri-bakteri tersebut, maka walaupun ada kehidupan, pastilah
45
46
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
berada dalam kondisi yang sangat miskin. Namun kondisi yang demikian ini
tidak tampak pada populasi kehidupan
di sekitar lubang ventilasi. Pada zona
ventilasi hidrotermal, kepadatan biotanya bisa mencapai 10.000 hingga 100.000
kali lebih padat ketimbang di luar zona
ini.
Binatang-binatang, seperti tampak pada gambar-gambar di bawah ini,
Ikan Zoarcid
Ikan ini hanya ditemukan di sekitar ventilasi. Bentuk
tubuhnya memanjang, pipih, dengan sirip punggung
yang membujur sepanjang tubuhnya.
Gurita
Jenis gurita ini sama dengan yang hidup di kawasan
laut dangkal, namun mereka mampu beradaptasi untuk hidup dalam tekanan air yang sangat tinggi di laut
dalam. Gurita ini menjadi predator utama di habitat ini.
Kepiting Brachyura
Kepiting Brachyura yang buta ini terlihat selalu bergerak di sekitar tabung-tabung kapur yang dibuat cacing
tabung, meraba-raba makanannya.
Cacing Tabung Riftia
Cacing tabung merah marga Riftia hidup berkelompok
di dekat ventilasi hidrotermal. Setiap tabung yang
terbuat dari kapur menghisap air bersulfur yang menjadi penopang kehidupan bakteri. Pada gilirannya,
bakteri itu akan dikonsumsi oleh cacing.
Cacing Serpulidae
Cacing yang masuk dalam keluarga Serpulidae ini memiliki ujung seperti bulu yang membantu proses sirkulasi air di sekitar ventilasi.
Penciptaan Manusia
Udang
Udang jenis Alvinocaris lusca tampak berdiri di ujung
tabung dari cacing tabung.
Anemon Cerianthus
Anemon tabung marga Cerianthus ini menempelkan
diri ke dasar laut dan menangkap makanan dengan
tentakelnya. Meski kebanyakan anemon ditemukan
di laut dangkal, jenis yang satu ini dapat hidup di
kedalaman lebih dari 1,5 mil.
hidup di kedalaman 1,5 mil, di sekitar
lubang ventilasi yang bersuhu 6000 C.
Foto-foto ini didapatkan Lembaga Oseanografi “Wood Hole” di kawasan Pasifik, kurang lebih 1.000 mil selatan San
Diego, California, memakai kapal selam
laut dalam Alvin. (Sumber: Life at the Sea
Vent. http://dsc.discovery.com/convergence/blueplanet/photo - diunduh pada
September 2009)
Gurita “Dumbo”
Gurita “Dumbo” ini berasal dari marga Grimpotheuthis. Ia hidup di dasar laut, namun memiliki sirip lebar
serupa telinga pada binatang mamalia, yang membuatnya dapat berenang.
Cacing Acorn
Beberapa jenis cacing Acorn ditemukan berenang bebas di sekitar lubang ventilasi. Mereka makan partikelpartikel bahan organik yang melayang di kolom air.
3. Kehidupan berasal dari luar angkasa
Jatuhnya meteor dari luar angkasa seringkali dikaitkan dengan malapetaka.
Kematian massal dan kepunahan dinosaurus dari muka bumi pada 65 juta
tahun lalu selalu dikaitkan dengan hujan
benda-benda langit ini. Tetapi, hal yang
bertolak belakang dengan pernyataan di
atas juga disebabkan oleh peristiwa ini.
47
48
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Dimulainya kehidupan di bumi ternyata
disebabkan oleh “malapetaka” itu.
Dari banyak penelitian dibuktikan
bahwa hujan meteor ini justru menyebabkan meningginya jumlah jenis dalam dunia binatang. Diperkirakan, pada
periode antara 3,8-4,5 miliar tahun
yang lalu, banyak meteor yang menghujani bumi. Pada saat yang sama, diperkirakan kehidupan primitif di bumi
baru saja dimulai. Dua peneliti dari Universitas Lund, Swedia, Sven Stouge
dan Dave Harper, menemukan bahwa
pada masa Ordovacian (490-440 juta
tahun lalu), bumi dibom oleh lebih dari
100 meteorit dalam waktu bersamaan.
Sejak kejadian itu, di lautan terjadi evolusi yang mengakibatkan lautan dihuni oleh lebih banyak jenis binatang.
Yang demikian itu juga terjadi pada 40
juta tahun setelah terjadinya Ledakan
Cambrian. Pada masa ini, hewan-hewan multiseluler yang kompleks mulai
muncul di bumi. Hanya saja, para peneliti masih memperdebatkan jangka waktu terjadinya evolusi ini, apakah memerlukan waktu jutaan tahun ataukah
terjadi dalam waktu yang relatif singkat.
Bermulanya kehidupan di bumi
ditandai dengan perkiraan bahwa puluhan ton molekul karbon dalam bentuk debu dan meteor jatuh ke bumi
setiap harinya. Para peneliti memperkirakan bahwa molekul karbon yang dibawa meteor berbentuk hidrokarbon
polikrilik aromatik (polycrylic aromatic
hydrocarbons–PAHs) yang merupakan
komponen yang stabil dan dapat bertahan lama.
PAHs adalah komposisi karbon
yang sangat lazim ditemukan di seluruh bagian alam semesta. Karbon demikian ini ditemukan mulai dari galaksi
yang jauh dari bumi hingga roti yang
dipanggang dengan arang. Ketika ditemukan di meteor, hidrokarbon yang masih dalam keadaan polos saat berada di
alam bebas telah menarik hidrogen dan
oksigen ke dalamnya. Bentuk ini mirip
sekali dengan molekul yang membentuk
makhluk hidup. Bentuk inilah yang dikirim dari ruang angkasa ke bumi. Asteroid yang diperkirakan berumur 4,5
miliar tahun―umur yang sama dengan
umur sistem tata surya―memiliki bahan organik yang sama dengan yang
ada saat ini.
Dari penelitian lebih intensif ditemukan bahwa komponen yang membentuk material genetik di masa lalu,
yang juga ditemukan pada fragmen
meteor, tentunya berasal dari alam semesta. Dengan demikian, material yang
membentuk molekul pertama DNA dan
RNA di bumi memang berasal dari luar
angkasa. Material yang ditemukan para
ahli, termasuk uracil dan xanthine, merupakan bahan utama molekul yang
membentuk DNA dan RNA, dan dikenal
dengan nama nucleobases.
Penciptaan Manusia
Salah satu konfirmasi terhadap
dugaan di atas ditemukan pada 1969.
Pada tahun ini ditemukan molekul dari
pecahan batu yang berasal dari meteor
yang disebut meteor Murchison di
Australia. Dari analisis mendalam ditemukan bahwa benar molekul tersebut
berasal dari sistem tata surya, bukan
sebagai hasil kontaminasi saat meteor
itu jatuh ke bumi. Analisis memperlihatkan bahwa bahan nucleobases-nya
mengandung bentukan karbon yang
hanya dapat terbentuk dalam kondisi
luar angkasa. Sedangkan material yang
terbentuk di bumi umumnya memiliki
variasi karbon yang berbeda.
Protein adalah molekul yang selalu hadir di semua bentuk kehidupan.
Ia digunakan dalam pembentukan enzim, tidak terkecuali di rambut. Asam
amino juga menjadi katalis dalam mempercepat atau mengatur reaksi-reaksi
kimia yang terjadi dalam kehidupan.
Mirip dengan penggunaan 26 alfabet
yang dapat diatur sedemikian rupa untuk membuat kombinasi yang tidak
terbatas dalam penyusunan kata-kata,
demikian pula asam amino. Dari 20 asam
amino yang berbeda, ada begitu banyak
kombinasi yang terjadi untuk membentuk jutaan protein yang berbeda.
Molekul asam amino, layaknya tangan
kiri dan tangan kanan atau bentuk asli
dan bentuk pada cermin, dapat dibentuk dalam dua rupa: yaitu asam ami-no
left hand (L) dan right hand (D). Keduanya tidak dapat disatukan dan harus
berjalan sendiri-sendiri. Yang menjadi
pertanyaan adalah bagaimana kehidupan dapat memilih penggunaan asam
amino L, meninggalkan asam amino D.
Dari penelitian para ahli terhadap
isovaline, salah satu asam amino yang
diperoleh dari berbagai tipe meteor,
diketahui bahwa tiga tipe meteor memiliki lebih banyak L isovaline ketimbang
D. Dari meteor Murchinson juga ditemukan bahwa asam amino L-nya 18% lebih
banyak daripada asam amino D. Dengan
demikian, diduga meteor-meteor ini
memberikan kontribusi bagi terbentuknya asam amino L di bumi ini. Perbedaan
tipe meteor juga membedakan jumlah
kandungan air di dalamnya, bergantung
pada jumlah tanah liat dan material
pembawa air yang memben tuknya.
Diperoleh data bahwa meteor yang
memiliki kandungan air cukup tinggi
mempunyai jumlah isovaline tipe L yang
tinggi pula.
Dari uraian di atas terungkap bahwa kehidupan di bumi adalah kepanjangan dari interaksi antara bumi dan
benda-benda langit lainnya, salah satunya dengan terjadinya bombardemen
benda-benda langit pada saat bumi mulai
terbentuk. Karena meteor, salah satu
benda langit yang diperkirakan banyak
memberi kontribusi pada terbentuknya
kehidupan di bumi, mewakili sisa mate-
49
50
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
rial saat pembentukan sistem tata surya,
maka komponen kunci kehidupan, yaitu
nucleobases, mungkin saja terdapat secara bebas di alam raya. Dengan demikian, sangat logis bila manusia meyakini
bahwa asal kehidupan, termasuk dirinya,
memang berasal dari angkasa luar.
4. Catatan-catatan tentang Evolusi
Masyarakat awam seringkali rancu dalam
memahami definisi yang benar tentang
evolusi biologi. Kerancuan ini sebagian
besar timbul akibat ketidakmampuan
para ahli evolusi biologi itu sendiri untuk mengkomunikasikan ilmu yang ditekuninya kepada masyarakat. Tidak terbatas pada masyarakat awam belaka,
kebingungan ini juga terjadi di antara
para ahli karena tidak ada kesepakatan
tentang arti dari evolusi itu sendiri di
antara mereka.
Dalam mendiskusikan evolusi, kita
perlu membedakan antara terjadinya
evolusi di alam dan berbagai teori mengenai mekanisme terjadinya evolusi.
Pada dasarnya, pengertian tentang evolusi biologi adalah: “perubahan pada
sifat-sifat yang terwariskan oleh suatu
populasi organisme dari satu generasi
ke generasi berikutnya.”
Secara luas, evolusi hanyalah suatu
ilmu yang mempelajari suatu perubahan,
sebagaimana juga terjadi evolusi atau
perubahan pada alam semesta, ilmu
bahasa, atau sistem politik. Dengan de-
mikian, evolusi biologi adalah suatu perubahan dari properti yang dimiliki oleh
populasi atau kelompok organisme tertentu yang diturunkan kepada semua
individu selama hidupnya. Apabila perubahan macam ini terjadi pada satu
individu saja maka hal tersebut tidak
dinamakan evolusi. Jadi, individu tidak
berevolusi. Perubahan yang ada dalam
tingkat populasi dinamakan evolusi bila
sifat-sifat yang terjadi itu diturunkan
melalui material genetika dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Evolusi biologi dapat terjadi dalam tataran parsial maupun menyeluruh, mulai dari perubahan kecil dari bagian
genetika yang mengatur, misalnya ti-pe
darah, hingga perubahan besar yang
menyebabkan organisme bersel tunggal berubah menjadi cacing, keong, banteng, atau bunga anggrek.
Dengan demikian, evolusi biologi
berbicara pada tataran populasi dan
bukannya individu. Selain itu, perubahan
yang terjadi harus pula diturunkan kepada generasi berikutnya. Dalam praktiknya, evolusi adalah suatu proses yang
menghasilkan perubahan yang diturunkan dalam beberapa generasi.
Definisi ilmiah yang demikian ini
cukup bagus untuk memetakan perbedaan antara perubahan yang evolusioner dan perubahan yang tidak dapat
disebut sebagai evolusi. Seorang ilmuwan akan menyatakan bahwa ia sedang
Penciptaan Manusia
melihat fenomena evolusi karena ada
bukti tentang terjadinya perubahan dalam frekuensi gen dalam tingkat populasi. Seringkali, peneliti akan melihat dari
penampakan perawakan yang berubah
dan diturunkan kepada generasi selanjutnya karena perubahan frekuensi dalam tingkat gen akan diekspresikan dalam bentuk dan ukuran fisik.
Definisi demikian ini berbeda
sekali dengan apa yang ada di dalam
buku-buku umum. Pada beberapa kamus umum, evolusi dinyatakan sebagai:
“Suatu proses perubahan yang terjadi
secara perlahan, ketika binatang dan
tumbuhan yang ada saat ini merupakan kepanjangan dari binatang dan
tumbuhan yang lebih primitif dan hidup di masa lalu yang dipercaya prosesnya berlangsung terus-menerus selama 3 miliar tahun.” Kalimat “proses
perubahan yang terjadi secara perlahan”
sangat tidak relevan dimasukkan dalam
definisi evolusi. Kalimat ini lebih tepat
masuk dalam penjelasan mengenai sejarah dalam evolusi daripada menjadi
bagian dari evolusi itu sendiri. Definisi
demikian makin memicu kerancuan dan
perdebatan panjang, karena sulit untuk
membedakan yang mana evolusi dan
mana yang bukan evolusi. Misalnya, pertanyaan apakah orang berkulit putih
yang semakin bertambah tinggi dalam
sekian ratus tahun adalah evolusi; apakah perubahan warna sayap suatu po-
pulasi ngengat, sejenis kupu, adalah
contoh dari kejadian evolusi.
Evolusi dapat hadir dalam formasi
perubahan bentuk luar binatang atau
tumbuhan. Akan tetapi, perubahan
yang terjadi pada binatang atau tumbuh-an dapat saja terjadi tanpa campur
tangan evolusi. Manusia relatif jauh
lebih tinggi dan besar badannya saat
ini disebabkan meningkatnya mutu makanan yang dikonsumsi manusia, bukan
karena proses evolusi, karena ukuran
badan itu tidak diturunkan ke generasi
selanjutnya.
Evolusi bukanlah kemajuan. Populasi sebetulnya hanya sekadar beradaptasi dengan lingkungannya. Suatu jenis
tidak selalu menjadi lebih baik dengan
berjalannya waktu. Bisa saja strategi
yang dilakukan untuk satu satuan waktu, dan berakhir menguntungkan, menjadi tidak menguntungkan lagi di lain
waktu.
Organisme bukanlah target yang
pasif dari lingkungannya. Setiap jenis
mengubah lingkungan sekitarnya agar
menguntungkan bagi kelompoknya. Evolusi memerlukan adanya variasi genetika. Terjadinya seleksi alam sangat
bergantung pada ketersediaan variasi
genetika ini. Agar evolusi berlanjut,
harus ada mekanisme untuk terus meningkatkan atau mengurangi variasi genetika. Mekanisme untuk hal ini berarti
mutasi, seleksi alam, aliran genetika (ge-
51
52
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
netic flow), rekombinasi, dan genetic
drift.
Definisi evolusi juga tercantum
di berbagai kamus yang lebih bersifat
umum. Akan tetapi, apa yang tercantum
di dalamnya seringkali jauh lebih melenceng. Misalnya, disebutkan bahwa
evolusi adalah: “suatu hukum dimana
organisme yang dalam bentuk lebih
tinggi datang dari organisme yang lebih
sederhana.” Berdasarkan definisi ini,
orang membayangkan bahwa evolusi
seperti tangga kayu, bagian atasnya
merupakan kelanjutan dari dari bagian
di bawahnya. Begitu pula kamus lain
yang mendefinisikan evolusi sebagai:
“perkembangan dari jenis, organisme,
atau suatu organ yang berkembang dari
suatu keadaan yang primitif di masa
lalu, menjadi sesuatu yang lebih maju
dan memiliki fungsi yang lebih spesial.”
Definisi yang demikian ini tidak bisa dikatakan benar. Sayangnya, banyak
masyarakat awam menggeluti diskusi
tentang evolusi berbekal definisi macam
ini. Hal ini tidak bisa tidak menimbulkan
perdebatan sia-sia karena masyarakat
awam dan peneliti berdiskusi memakai
dasar dan perspektif yang berlainan. Jadi, bila seseorang menyatakan ketidakpercayaannya pada evolusi, kita harus
meneliti terlebih dulu perspektif dan
dasar yang mana yang digunakannya
untuk menolak evolusi itu.
Seringkali para peneliti dituduh
tidak jujur dan tidak memberikan keterangan yang benar ketika berbicara tentang evolusi. Bahkan, konon seseorang
tidak akan dapat mendalami evolusi
sekaligus menjadi pemeluk agama yang
baik. Akan tetapi, apabila dipahami
bahwa evolusi tidak lebih dari suatu
proses yang berujung pada terjadinya
perubahan yang diturunkan dari satu
generasi ke generasi selanjutnya, maka
agak aneh bila ilmu ini dikesankan berlawanan dengan agama.
Pada abad 19, utamanya sejak The
Origin of Species Darwin diterbitkan,
pemikiran tentang evolusi kehidupan
menghadapi banyak kritikan dan menjadi tema kontroversial. Meski demikian,
kontroversi ini pada umumnya bukannya
berkisar pada kadar kebenaran teori ini,
melainkan pada implikasinya terhadap
ranah filsafat, sosial, dan agama. Dalam
komunitas ilmuwan, fakta bahwa organisme berevolusi telah diterima secara
luas dan tidak mendapat tentangan,
meski ia sendiri masih menjadi konsep
yang diperdebatkan oleh beberapa kalangan agamawan.
Manakala berbagai kelompok agamawan berusaha menyambungkan ajaran mereka dengan teori evolusi melalui
konsep evolusi teistik, masih banyak pula
yang percaya bahwa evolusi dan mitos
penciptaan yang ada pada ajaran agama
mereka adalah dua hal yang kontradiktif. Seperti diprediksi sebelumnya oleh
Penciptaan Manusia
Darwin sendiri, implikasi yang paling
kontroversial adalah asal-usul manusia.
Di beberapa negara, terutama Amerika,
pertentangan antara agama dan sains
telah mendorong kontroversi “penciptaan versus evolusi”; suatu konflik keagamaan yang berfokus pada politik
dan pendidikan. Manakala bidang-bidang sains lainnya seperti kosmologi
dan ilmu bumi juga bertentangan dengan interpretasi literal banyak teks keagamaan, biologi evolusioner mendapat
oposisi yang lebih signifikan.
Beberapa contoh kontroversi tak
beralasan yang diasosiasikan dengan
teori evolusi adalah Sosial Darwinisme,
julukan yang disandangkan kepada teori
Malthusianisme Herbert Spencer tentang
“sintasan yang terbugar” (survival of
the fittest) dalam masyarakat, dan oleh
lainnya mengklaim bahwa kesenjangan
sosial, rasisme, dan imperialisme oleh
karena itu dibenarkan. Namun, pemikiran-pemikiran ini kontradiktif dengan
pandangan Darwin itu sendiri, dan ilmuwan bersama filosof kontemporer
menganggap pemikiran ini bukanlah
amanat dari teori evolusi, alih-alih didukung oleh data yang valid.
Aplikasi utama ilmu evolusi pada
bidang teknologi adalah seleksi buatan, yakni seleksi terhadap sifat-sifat
tertentu pada sebuah populasi organisme yang disengajakan. Manusia selama
bebe-rapa ribu tahun telah mengguna-
kan seleksi buatan pada domes-tikasi
tumbuhan dan hewan. Baru-baru ini,
seleksi buatan telah menjadi bagian penting dalam rekayasa genetika, dengan
penanda terseleksi seperti gen resistensi
antibiotik digunakan untuk memanipulasi DNA pada biologi molekuler.
Karena evolusi dapat menghasilkan proses dan jaringan yang sangat optimal, ia memiliki banyak aplikasi pada
ilmu komputer. Pada ilmu komputer,
simulasi evolusi yang menggunakan algoritma evolusi dan kehidupan buatan
dimulai oleh Nils Aall Barricelli pada
1960-an, dan kemudian diperluas oleh
Alex Fraser yang memublikasikan berbagai karya ilmiahnya tentang simulasi
seleksi buatan. Seleksi buatan menjadi
metode optimalisasi yang dikenal luas
berkat kerja keras Ingo Rechenberg
pada 1960-an dan awal 1970-an, yang
menggunakan strategi evolusi untuk
menyelesaikan masalah teknik yang kompleks.
Algoritma genetika bertambah
populer di tangan John Holland. Seiring
meningkatnya ketertarikan kalangan
akademis, peningkatan kinerja komputer mengijinkan aplikasi yang praktis,
meliputi evolusi otomatis program komputer. Algoritma evolusi sekarang ini
digunakan untuk menyelesaikan masalah multidimensi. Penyelesaian memakai
metode alg-oritma lebih efisien daripada menggunakan piranti lunak yang
53
54
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
diproduksi oleh manusia. Selain itu, ia
juga digunakan untuk mengoptimalkan
desain sebuah sistem.
5. Pencetus teori evolusi:
antara Darwin dan Wallace
Charles Robert Darwin (1809-1882), ilmuwan besar asal Inggris, selama ini
dikenal sebagai satu-satunya pencetus
teori evolusi. Namun akhir-akhir ini, kedudukannya sebagai pencetus tunggal
teori kontroversial ini mulai goyah. Banyak bukti tertulis yang muncul kemudian menunjukkan bahwa Darwin bukanlah yang pertama. Dalam proses
pemunculan teori ini, Darwin dituduh
melakukan aksi plagiarisme. Beberapa
gagasan dari teori yang ditulis dalam On
the Origin of Species-nya konon diilhami
oleh ide orang lain. Ironisnya, bukan
Darwin semata yang dituduh terlibat
dalam hal ini, tapi juga beberapa ilmuwan ternama yang kebetulan adalah
teman-teman baiknya. Benarkah demikian?
Darwin mengawali karir ilmiahnya
dalam usia yang masih sangat belia. Dia
baru berusia 22 tahun ketika ikut berlayar pada 1831 di atas kapal Beagle,
sebuah kapal penelitian yang melakukan
eksplorasi ilmiah ke wilayah lautan Atlantik, Pasifik, dan perairan Australia selama 4 tahun. Rasa ingin tahu yang besar
telah mendorongnya untuk melakukan
penelitian atas berbagai fenomena alam
yang ditemuinya. Minat yang kuat ini
membentuknya menjadi seorang ilmuwan yang disegani.
Rupanya, fosil adalah objek pertama yang membuatnya jatuh hati. Pilihannya terhadap objek ini kemungkinan
terjadi karena sepanjang pelayarannya
dia membaca buku baru karya Charles
Lyell, Principles of Geology. Lyell, kala itu,
adalah ilmuwan terkemuka. Teori-teori
liar yang dikemukakannya dalam buku
itu memesona Darwin. Menurut Lyell,
benua, daratan, dan pegunungan tidak
dibentuk oleh air bah pada zaman Nuh,
tapi oleh hujan, angin, gempa bumi, serta kekuatan alam lainnya. Lyell kemudian menjadi orang yang paling berpengaruh dalam mewarnai karir ilmiah
Darwin.
Sekembalinya dari ekspedisi, di
tengah kesibukannya menyusun la-poran serta meneliti spesimen-spesimen
yang dikoleksinya, Darwin mulai mengembangkan ide tentang evolusi, antara lain tentang asal muasal jenis. Dalam proses pencariannya, dia menulis
beberapa esai, di antaranya On Transmutation of Species (1837). Dia meyakini beberapa hal yang waktu itu masih
tergolong baru dan kontroversial, seperti keanekaragaman hayati tidak muncul
melalui sekali penciptaan, dan bahwa
fosil adalah petunjuk terjadinya perkembangan dan pergantian penghunian jenis-jenis kehidupan dari waktu ke waktu.
Penciptaan Manusia
Pada Oktober 1838, ketika secara
tidak sengaja membaca karya Thomas
Malthus yang ditulis tahun 1803 bertitel
An Essay on the Principle of Population,
Darwin merasa menemukan jawaban
atas sejumlah pertanyaan yang tengah
memusingkannya. Dalam buku itu, Malthus menulis bahwa seandainya tak ada
perang, kelaparan, dan penyakit, maka
dunia akan penuh sesak oleh manusia.
Namun kenyataannya tidaklah begitu.
Ada suatu mekanisme yang bekerja di
sini. Dia menduga bahwa hal tersebut
terjadi karena adanya peran seleksi.
Jika dugaan ini diterapkan di alam, maka alam akan menyeleksi varian-varian
sehingga hanya varian yang dapat menyesuaikan diri dengan alam saja yang
dapat bertahan, sedangkan sisanya akan
musnah. Pemikiran macam ini membawa Darwin pada pencerahan tentang
apa yang tengah dipikirkannya. Dia pun
menulis, “Akhirnya aku menemukan pijakan teori untuk mulai bekerja.”
Tapi mungkin karena terlalu berhati-hati, atau juga karena gangguan
kesehatan yang sering dialaminya, penulisan teori itu berjalan lambat. Selama
empat tahun pertama, Darwin hanya
menulis sebuah ringkasan setebal 35
halaman (1842), menyusul dua tahun
kemudian sebuah esai setebal 230 halaman (1844). Yang terakhir ini sempat ia
tunjukkan kepada beberapa temannya.
Tapi dua karya itu bukan hasil akhir.
Darwin yang hati-hati itu masih tetap
merasa bahwa teorinya harus dilengkapi
dengan bukti-bukti yang lebih banyak
sebelum dipublikasikan. Sementara itu,
dia juga sibuk menelaah koleksi-koleksi
yang diperolehnya dari perjalanannya
bersama “Beagle”. Lebih dari sepuluh
tahun kemudian, tepatnya 1855, dia mengaku hendak mulai menulis teorinya.
Tapi kenyataan bicara lain. Jauh
di seberang lautan, di Kepulauan Indonesia yang terpisah oleh jarak lebih dari
setengah keliling bumi, kenalan dan
juniornya yang bernama Alfred Russel
Wallace (1823-1913) ternyata sedang
memikirkan hal yang sama. Wallace
adalah seorang naturalis. Tidak seperti
Darwin yang dibiayai orang tuanya ketika ikut ekspedisi di atas Beagle, Wallace membiayai perjalanannya dari hasil
menjual spesimen. Dia pernah melakukan studi di Amazon (1848-1852), tapi
kemudian menghabiskan waktunya di
Indonesia yang membuatnya mera-sa
menemukan garis imajinatif yang memisahkan binatang-binatang Indonesia Barat dan Timur. Garis yang memotong sepanjang Selat Lombok sampai ke Selat
Makassar tersebut akhirnya dinamai sesuai namanya, Garis Wallace.
Jika Darwin merenungkan teori-teorinya di atas kapal ilmiah, di lingkungan
kampus, atau di rumahnya yang tenang
di Kent, Inggris, Wallace melakukannya
di tempat-tempat terpencil, penuh risi-
55
56
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
ko, jauh dari lingkung-an akademis, dan
di sela-sela kesibu-kan-nya menangkap,
menguliti, dan mengeringkan hasil buruan. Hanya sumber inspirasi mereka yang
sama, yaitu Principles of Geology dan
An Essay on the Principle of Population.
Buku yang disebut pertama ia bawa sepanjang perjalanannya, sedangkan yang
kedua konon dibacanya di sebuah perpustakaan umum di Inggris.
Dan inilah yang terjadi. Ketika sedang melewati hari-harinya di sebuah
gubuk kecil di kaki bukit berhutan lebat,
tidak jauh dari Kuching, Sarawak, ilham
itu datang dan Wallace mulai menulis.
Kali ini agak berbeda, karena yang dia
tulis bersifat teoritis. Dia menguraikan
sepuluh fakta yang sangat dikenal dalam bidang geografi dan geologi, antara lain bahwa lingkungan yang mirip
akan menghasilkan jenis yang mirip,
dan tidak ada jenis atau kelompok jenis yang muncul dua kali. Pada kesimpulan, disebutkan bahwa evolusi harus
berlangsung sepanjang waktu agar dapat dihasilkan jenis-jenis yang berbeda.
Wallace memberi judul esainya
itu “On the Law which has Regulated
the Introduction of New Species,” dan
mengirimkannya ke sebuah majalah ilmiah yang kemudian menerbitkannya
pada September 1855. Lantaran ditulis
di Sarawak, esai itu dikenal juga dengan
nama The Sarawak Law.
Ketika membaca esai ini, Darwin
berkomentar, “Aku bisa melihat bahwa
kita memiliki pemikiran yang sama, dan
dalam batas tertentu telah sampai pada kesimpulan yang sama.” Namun
demikian, Darwin juga mengingatkan
suatu hal, “Musim panas ini adalah tahun ke-20 sejak aku membuat catatan
pertama tentang bagaimana dan dengan cara apa jenis dan varietas bisa
berbeda satu sama lain. Sekarang, aku
sedang menyiapkan publikasinya walaupun aku tahu subjeknya sangat luas.”
Tapi Wallace tak tinggal diam.
The Sarawak Law menuntunnya pada
pemikiran berikutnya. Pikirnya, jenisjenis berubah menjadi jenis baru karena
perubahan atau suksesi alam. Jika perubahan itu berlangsung terus-menerus
maka dunia akan penuh dengan berbagai
makhluk hidup. Tapi kenyataannya tidak
demikian. Salah satunya karena ternyata
jenis juga dapat punah dan menjadi fosil
sebagaimana kata teori dalam buku
Principles of Geology. Artinya, di alam ada
pula proses yang mengatur kepunahan
jenis. Tapi bagaimana proses itu terjadi,
ia masih mempelajarinya.
Jawabannya datang pada Februari
1858 sewaktu Wallace berada di Maluku.
Waktu itu dia tengah terbaring sakit
akibat serangan malaria, dan kemudian
teringat akan buku Malthus, Principles
of Population, yang pernah dibacanya
sekitar 12 tahun lalu. Inspirasi dari buku itu menuntunnya untuk menulis se-
Penciptaan Manusia
buah esai berjudul “On the Tendency of
Varieties to Depart Indefinitely from the
Original Type.” Esai ini berbicara tentang adanya kecenderungan terjadinya varietas-varietas yang berkembang
menjauhi bentuk aslinya. Karena dibuat
di Ternate, esai ini kemudian dikenal dengan nama Letter from Ternate. Ada versi dari penelitian lain yang menyatakan
bahwa esai itu sebetulnya bukan ditulis
di Ternate, melainkan di Dodinga, sebuah desa kecil di Halmahera.
Darwin menjadi orang pertama
yang membaca esai itu karena Wallace
mengirim kepadanya disertai permintaan
agar diteruskan ke Lyell apabila layak
untuk diterbitkan. Betapa terkejutnya
Darwin; apa yang digelutinya selama lebih
dari 20 tahun, sekarang sudah diringkas
oleh Wallace menjadi sebuah esai yang
tebalnya hanya beberapa halaman. Tak
pelak, Darwin pun frustrasi. Kepada
Lyell dia menulis dengan nada kecewa,
“Tak pernah aku jumpai kebetulan yang
begitu mengejutkan. Dengan begitu,
seluruh keaslian gagasanku, apapun nilainya, akan terpukul.” Sebelumnya, Darwin pernah mengaku bahwa dia sudah
menyusun teorinya dalam bentuk buku
yang terdiri dari 11 bab. “Lebih baik aku
bakar buku itu daripada aku dianggap
berjiwa rendah oleh Wallace atau siapa
pun,” lanjutnya.
Lyell menyadari potensi munculnya
suatu krisis. Atas nama ilmu pengetahuan,
Darwin tak boleh dikorbankan, pikirnya.
Lyell lalu menghubungi temannya, Sir
Joseph Dalton Hooker, Direktur Kebun
Raya Kew. Berdua mereka lalu menyusun rencana. Darwin akan dibujuk supaya mau mempublikasikan beberapa karya sebelumnya. Sementara itu, Linnean
Society, suatu perkumpulan ilmiah bergengsi yang secara berkala mengadakan
pertemuan untuk membahas karya-karya ilmiah para ilmuwan dan peneliti, juga akan diintervensi supaya baik karya
Darwin maupun esai Wallace dapat dibacakan bersama dalam pertem-uan itu.
Skenario ini berhasil. Pada 1 Juli
1858, sebanyak 28 anggota Linnean Society beserta 2 undangan lain berkumpul
untuk, salah satunya, mendengar dan
membahas karya Darwin dan Wallace.
Sayangnya, orang yang paling berkompeten untuk itu tidak hadir. Darwin sedang menghadiri pemakaman anaknya,
sementara Wallace yang kurang dikenal
sedang berkutat dengan buruannya di
Manokwari.
Untungnya, semua berjalan sesuai
rencana. Darwin akhirnya luput dari kemungkinan “dipermalukan” oleh Wallace yang lebih muda dan tidak lebih
dari seorang pengumpul spesimen.
Tindak lanjut dari pertemuan tersebut
telah memberi Darwin legitimasi yang
kuat bahwa teori evolusi berdasarkan
seleksi alam telah lahir dari Darwin
dan Wallace secara bersamaan. Kini,
57
58
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Darwin bisa bekerja dengan tenang.
Dia merampungkan edisi pertama dari
On the Origin of Species by Means of
Natural Selection or the Preservation of
Favoured Races in the Struggle for Life,
dan menerbitkannya pada tahun berikutnya. Badai kritikan dan bahkan kutukan langsung berkecamuk. Dia dituduh
menyangkal Tuhan. Tapi, meskipun begitu, dia memperoleh gelar pencetus teori
evolusi, sementara Wallace dilupakan
orang.
Sekarang, 150 tahun sudah berlalu,
tapi cerita di balik pertemuan Linnean
Society pada 1 Juli 1858 ternyata masih
menyisakan perdebatan. Bagaimana tidak; Darwin mengaku menerima Letter
from Ternate pada 18 Juni 1858, padahal
esai itu ditandatangani Wallace pada
Februari 1858. Artinya, butuh waktu empat bulan bagi makalah itu untuk sampai ke Inggris dari Ternate. Ini sedikit
janggal. Dengan kondisi pos waktu itu,
Letter from Ternate seharusnya sudah
sampai di tangan Darwin paling lambat
satu minggu sebelum 18 Juni. Buktinya,
sebuah surat lain yang kebetulan dikirim
Wallace ke Leicester pada waktu yang
sama tiba di Leicester tanggal 3 Juni.
Mengapa makalah yang dikirim
untuk Darwin ke Kent harus terlambat
dua minggu? Sayang, jawabannya akan
tetap menjadi misteri karena surat serta
amplop yang menyertai Letter from Ternate itu telah hilang. Hilangnya surat
beserta amplopnya ini agaknya disengaja
karena Darwin biasanya sangat rapi dalam menyimpan korespondensinya. Lalu, mengapa dokumen-dokumen itu harus dihilangkan?
Darwin telah menggumuli teori
evolusi lebih dari 20 tahun. Meski begitu,
tetap saja ada beberapa hal yang belum
terjawab, dan ternyata Letter from Ternate yang dikirim Wallace menjawab
hal itu. Pada 8 Juni 1858, Darwin tibatiba menulis surat kepada Sir Joseph
Dalton Hooker, Direktur Kebun Raya
Kew, dan mengatakan bahwa kunci
teori itu sudah ditemukan. Tentu saja
dia tidak mengatakan kalau jawaban
itu diperoleh dari makalah Wallace. Jadi
yang mungkin dia lakukan adalah menyembunyikan hal itu dengan mengarang cerita bahwa makalah Wallace baru
diterimanya setelah 18 Juni. Dan untuk
menyempurnakannya, surat beserta amplop yang bercap pos ia lenyapkan.
Lyell dan Hooker, seperti dikemukakan di atas, kemungkinan besar
memang turut campur tangan dalam
memuluskan langkah Darwin untuk
memenangkan persaingan ini. Seperti
diketahui, Wallace telah meminta Darwin agar menunjukkan makalahnya kepada Lyell untuk diterbitkan. Darwin
memang memenuhinya, tapi dia juga
ingin mengingatkan Lyell bahwa jika
paper itu diterbitkan, maka usahanya
selama ini akan sia-sia. Untuk itu Darwin
Penciptaan Manusia
berbicara kepada Lyell dengan nada
sedikit mengancam, bahwa dia akan
membakar bukunya. Lyell langsung terpengaruh meski belum melihat buku
yang dimaksud Darwin itu. Selain itu,
Lyell juga sadar akan potensi kekalahan
Darwin seandainya makalah Wallace
langsung dipublikasikan. Jadi bersama
Hooker, dia berusaha menghalangi terbitnya makalah Wallace. Kemudian dilakukan suatu cara yang santun, yaitu
membacakan kedua makalah secara
bersama-sama pada pertemuan Linnean
Society.
Akan tetapi, tampaknya Darwin
sendiri tidak siap. Tulisan yang dibacakan dalam pertemuan Linnean Society
saat itu adalah daur ulang dari karyakarya lamanya, yakni ringkasan dari manuskrip tentang jenis yang ditulisnya
pada 1839 dan disalinnya pada 1844,
serta ringkasan dari surat yang dikirim
ke Prof. Asa Gray di Boston, Amerika,
pada Oktober 1857. Lalu dimana buku
setebal 11 bab yang hendak dibakar itu?
Mengapa Darwin tidak membuat saja
ringkasannya; bukankah isinya lebih
baru? Ada dua kemungkinan dalam
hal ini. Pertama, Darwin tidak memiliki
cukup waktu untuk menyelesaikan bukunya sehingga manuskrip tentang jenis dianggap sudah cukup untuk mewakili buku yang sedang dibuatnya. Kedua,
buku setebal 11 bab yang hendak dibakarnya itu memang tidak ada, belum
ada, atau masih dalam angan-angan
Darwin.
Pertemuan Linnean Society sendiri
diwarnai manipulasi. Lyell dan Hooker baru memberitahu perihal makalah Darwin
dan Wallace sehari sebelum pertemuan
berlangsung. Nadanya agak mendesak,
dengan tujuan agar sekretaris perkumpulan menyelipkan agenda tambahan
untuk itu. Karena naskah Darwin dan
Wallace baru diserahkan bersama surat
itu maka isinya baru diketahui peserta
pada saat pertemuan berlangsung. Jelas
ini mempengaruhi jalannya diskusi. Banyak peserta bertanyatanya, sebagian
bahkan terdiam karena topiknya terlalu
baru untuk ukuran waktu itu. Ditambah
lagi, ketika pertemuan berlangsung, karya “daur ulang” Darwin-lah yang lebih
dulu dibacakan, mengakhirkan makalah
Wallace. Karena itu dapat dikatakan bahwa orang yang paling bertanggung jawab
dalam hal ini adalah Lyell dan Hooker.
Mengapa Wallace harus mengirimkan Letter from Ternate ke Darwin; mengapa pula Wallace tidak langsung mengirimkannya ke redaksi jurnal atau ke
penerbit? Bukankah hal yang demikian
ini sudah pernah dilakukannya saat mengirim naskah Sarawak Law? Mungkin
saja jawabannya adalah karena Wallace
hendak menunjukkan rasa hormatnya
kepada Darwin yang merupakan seniornya. Dari tanggapan Darwin atas Sarawak Law sebelumnya, Wallace tahu
59
60
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
kalau Darwin tertarik dengan topik yang
dibahasnya itu. Mungkin karena itulah,
saat Letter from Ternate selesai ditulis,
Wallace merasa perlu mengirimkannya
ke Darwin terlebih dahulu. Terlihat di sini
betapa sejarah ilmu pengetahuan akan
berkata lain seandainya Wallace tidak
mengirim Letter from Ternate kepada
Darwin.
6. Penipuan Haeckel dalam
teori evolusi
Ernst Haeckel (1834-1919), adalah seorang peneliti Jerman yang memperkenalkan beberapa istilah dalam bidang
biologi yang masih sering dipakai hingga sekarang, seperti phylum, phylogeny, dan ecology. Ia adalah pendukung
fanatik dan penyebar utama teori evolusi Darwin di Eropa. Dia aktif menyebarkan paham ini, tidak saja di universitas, namun juga kepada masyarakat
umum dengan menulis buku-buku semipopuler dan ceramah-ceramah di gedung-gedung pertemuan yang disewanya.
Selain bidang biologi, Ernst Haeckel juga memiliki minat lain, yaitu
politik. Ia banyak mengejawantahkan
konsep-konsep biologi ke ranah politik,
khususnya partai Nazi. Ia menyatakan
bahwa “politics is applied biology.” Istilah
ini banyak digunakan dalam propaganda
Partai Nazi. Partai ini juga menggunakan
pendapat Haeckel untuk melegalkan tin-
dakan rasisme, nasionalisme Jerman,
dan sosialisme Darwin.
Sebagai peneliti, karirnya cukup
cemerlang. Penemuan-penemuannya
dalam bidang yang berkaitan dengan
bidang evolusi sangat mengesankan.
Sayangnya, dalam usahanya ini, ia banyak melakukan hal yang tidak terpuji.
Antara lain, yang menjadi sangat terkenal, adalah penipuan seri gambar embrio yang dimaksudkan sebagai penguat teori yang dinamainya “Hukum
Biogenetika.”
Dalam bukunya, Embryology Fraud,
Don Patton mengupas cukup detail tentang perilaku Haeckel yang tidak terpuji
dan terkesan menghalalkan segala cara
agar teori evolusi yang sedang digarapnya diketahui dan diakui masyarakat.
Kecurangan Haeckel dapat diilustrasikan sebagai berikut:
a. Pada 1868, Erns Haeckel mengemukakan teori evolusi. Pada 1874, ia
membuat gambar tentang perkembangan embrio dari beberapa jenis
binatang dan manusia. Nyatanya,
banyak di antara gambar-gambar
itu disalinnya tanpa izin. Lebih-lebih,
gambar-gambar itu ia modifikasi sedemikian rupa untuk mendukung teori yang sedang dikembangkannya.
b. Gambar-gambar yang disajikan oleh
Erns Haeckel tersebut dinyatakan
sebagai hasil kecurangan oleh Prof.
His pada 1874. Haeckel pun mengakui
Penciptaan Manusia
kesalahannya. Ia menyatakan bahwa
sebagian kecil dari gambarnya, 6 atau
8 dari sekian ratus gambar, adalah
hasil manipulasi untuk mendukung
dan mengisi rumpang-rumpang dari
teori yang sedang dibuatnya.
c. Walaupun para ahli biologi sudah
menyatakan bahwa apa yang dibuat
Haeckel adalah hasil kecurangan:
suatu aib terbesar bagi seorang peneliti, ternyata gambar tersebut masih saja muncul dalam buku-buku
biologi di berbagai sekolah. Misalnya,
gambar yang dibuat Haeckel muncul
di buku Darwin and after Darwin yang
terbit pada 1901. Bahkan, gambar itu
terus muncul di banyak buku daras
biologi berbahasa Inggris hingga saat ini.
d. Pada 1997, Michel Richardson, ahli
embriologi di St. George Hospital
Medical School London,
menulis tentang penipuan yang dilakukan Haeckel pada majalah Anatomy and Embryology
volume 196 (2), halaman
Gambar ini dipublikasikan oleh Haeckel
pada 1874. Gambar semacam ini
tak pelak menimbulkan multitafsir.
Seorang oknum yang setuju dengan
praktik aborsi menjadikan gambar ini
sebagai legalisator praktik haramnya.
Menurutnya, ia tidak harus merasa
berdosa ketika menggugurkan janin
karena apa yang ia gugurkan lebih
mirip wujud ikan ketimbang wujud
manusia.
91-106. Diperlihatkan olehnya bahwa
awal masa embrio dari 39 jenis, di
antaranya ikan dan penyu, tidak memiliki kesamaan sama sekali. Richardson kemudian membandingkan embrio dari 50 jenis binatang bertulang
belakang dengan apa yang telah
digambarkan oleh Haeckel. Tampak
bah-wa Haeckel tidak menyertakan
tonjolan kaki yang dimiliki oleh
embrio dari beberapa jenis. Di sisi
lain, ia menambahkan struktur yang
sebenarnya tidak ada, seperti ekor.
Richardson lalu menilai Hukum Biogenetik Haeckel sebagai penipuan
ilmiah yang sangat memprihatinkan.
Gambar-gambar di bawah ini dapat memberikan sekadar gambaran tentang betapa menyesatkannya temuan
Haeckel ini.
61
62
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Perbandingan embrio beberapa
jenis binatang dan manusia,
antara yang dibuat Haeckel dan
hasil pemotretan Richardson.
Banyak komentar yang dikemukakan para peneliti, baik yang hidup saat
ini maupun masa lalu, di antaranya:
• Michael Richardson pada 11 Agustus
1997 dalam artikelnya di Koran The
Times London, menjelaskan bagaimana Haeckel memotret embrio manusia, merekayasanya sedemikian
rupa, dan menyatakan bahwa potret
yang sama itu adalah embrio pada
tahap yang sama dari salamander
dan babi: perilaku yang sangat tidak
terpuji sebagai ilmuwan. Hal ini,
lanjutnya, dikomentari oleh para peneliti sebagai penyesatan dan ketidakakuratan. Inilah bahasa ilmiah
paling sopan yang biasa dipakai peneliti untuk menyalahkan teori peneliti lian. Ia juga menulis kembali
hal-hal yang pernah dinyatakannya
dalam majalah Science pada tahun
yang sama dengan judul “Haeckel’s
Embryos: Fraud Rediscovery.”
•
L. Rutimeyer, peneliti lain dari Jerman
yang semasa dengan
Haeckel, juga mengkritik tulisan Haeckel pada
1868. Ia adalah orang
pertama yang mengetahui perilaku tidak terpuji Haeckel. Ia menemukan bahwa pada halaman yang
sama dari satu buku yang ditulisnya,
Haeckel menggunakan gambar yang
sudah direkayasa untuk menyatakan
bahwa embrio manusia dan embrio
anjing adalah sama. Haeckel mengambil gambar embrio anjing yang
berumur 4 bulan dari buku orang
lain, merekayasanya sehinga mirip
dengan gambar embrio manusia
yang dibuat Haeckel. Rutimeyer juga
menemukan bahwa Haeckel telah
menggunakan cetakan yang sama
untuk menggambar embrio salamander, anjing, dan ayam.
• G. Rager, penulis Human Embryology
and the Law of Biogenesis, menyatakan bahwa Haeckel sangat tidak
tahu malu dalam memilih alat, dalam hal ini gambar yang direkayasa,
untuk mempertahankan pendapatnya. Dari pengamatannya terlihat
Penciptaan Manusia
Ikan
Ayam
Babi
Manusia
bahwa Haeckel banyak menggunakan gambar yang sama untuk keterangan yang berbeda di banyak publikasinya. Beberapa gambar juga
diketahui telah dimodifikasi Haeckel dari bentuk aslinya agar sesuai
dengan teori yang sedang digarapnya.
• Seorang ahli biologi, W. R. Thomson
menyatakan bahwa suatu teori yang
kemudian menjadi hukum untuk ilmu pengetahuan alam hanya dapat
diakui apabila diperoleh dari data
yang benar. Apa yang dikemukakan
Haeckel tentu saja tidak dapat dimasukkan dalam kategori ini. Ia meletakkan gambar-gambar embrio
dari berbagai binatang, dari bentuk
yang sederhana hingga bentuk yang
kompleks dan mendekati bentuk manusia. Bahkan, apabila diperkirakan
olehnya bahwa harus ada bentuk
perantara maka ia akan memasukan
gambar dari bentuk khayalan dan
selanjutnya menamai tahap-tahap
embrio tersebut sesuai dengan tahapan-tahapan inti; sesuatu yang disebutnya Evolutionary Series.
• Stephen Jay Gould, penulis Ontogony and Phylogeny (1977), menyatakan
bahwa seorang peneliti Jerman menuduh Haeckel melakukan kecurangan yang mengejutkan karena
telah mengunakan gambar yang
sama berulang kali untuk memperlihatkan kesamaan tahap awal embrio
dari beberapa binatang bertulang
belakang dalam bukunya. Peneliti
63
64
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Jerman tersebut juga menyatakan
keheranannya, bagaimana selama lebih dari 50 tahun setelah penulisannya, konsep Haeckel masih diajarkan
di sekolah-sekolah di AS.
Banyak peneliti merasa tidak nyaman karena banyak buku daras yang
terbit setelah dekade 1960-an masih
memasukkan Hukum Biogenetika Haeckel, termasuk gambar-gambar yang ia
buat untuk mendukung konsepnya itu.
Pihak gereja juga merasakan hal yang
sama. Karena itu, banyak pihak merasa
tergugah untuk meluruskan konsep tersebut.
Dari paparan ini tampak jelas bagaimana konsep evolusi Darwin masih
memiliki beribu kelemahan. Nyatanya,
Tuhan merancang bagaimana kelemahan tersebut bukan ditutup dengan ilmu
pengetahuan, namun dengan ketidakjujuran. Ini semua merupakan suatu
contoh yang harus disimak dan diambil
hikmahnya. Bagaimanapun licinnya ikhtiar yang dilakukan Haeckel untuk membuktikan teori evolusi Darwin, tetap saja
kebenaran akan terungkap.
7. Evolusi manusia
Evolusi manusia, atau juga dikenal sebagai antropogenesis, adalah suatu
bidang ilmu yang mempelajari evolusi
manusia yang terpisah dari makhluk
yang mirip manusia (hominids), kera
(ape―tidak berekor; bedakan dengan
monkey―monyet berekor), dan mamalia lainnya. Dalam melakukan pendalaman tentang evolusi manusia, banyak
bidang keilmuan yang dipakai secara
bersamaan, antara lain fisiologi-antropologi, primatologi, arkeologi, linguistik,
dan genetika.
Kata “manusia” (human) di sini
menunjuk pada marga Homo, meskipun
pada hakikatnya makhluk yang mirip
manusia (hominids) juga termasuk di
dalamnya. Kelompok Homo terpisah dari hominid lain (Astralopithecus) pada
sekitar 2,3 sampai 2,4 juta tahun lalu
di Afrika. Para peneliti memperkirakan
bahwa Homo terpisah dari kelompok
kera (simpanse) sekitar 5-7 juta tahun
lalu. Beberapa jenis dari marga Homo
hidup dan punah di masa lalu, di antaranya Homo Erectus yang hidup di Asia
dan Homo Neanderthalensis yang hidup
di daratan Eropa. Homo Sapiens kuno
berevolusi antara 400.000 dan 250.000
tahun lalu.
Dua teori mengenai asal mula Homo Sapiens selalu menjadi objek perdebatan para peneliti. Kebanyakan peneliti menganut teori Out of Africa atau
African Origin Hypothesis, yaitu bahwa
Homo Sapiens berkembang di Afrika
dan kemudian bermigrasi ke Asia dan
Eropa pada 50.000–100.000 tahun lalu.
Kelompok ini kemudian menggantikan
populasi Homo Erectus yang hidup di Asia
Penciptaan Manusia
dan Homo Neanderthalensis di Eropa.
Sedangkan teori kedua, Multiregional
Hypothesis, mempercayai bahwa Homo
Sapiens berevolusi terpisah secara geografis. Dalam prosesnya, mereka berinteraksi dan kawin silang dengan jenis
Homo lainnya. Utamanya, kawin silang
ini dirangsang oleh terjadinya migrasi
Homo Erectus yang keluar dari Afrika pada 2,5 juta tahun lalu.
a. Sejarah Lahirnya Teori Evolusi
Teori evolusi mulai banyak dibicarakan
seiring terbitnya buku The Origin of Species karya Charles Darwin. Pemikiran serupa konsep ini sebenarnya sudah muncul pada masa kejayaan filosofi Yunani
dan di masa-masa Victoria di Inggris.
Pada masa keemasan Yunani, konsep evolusi tidak diungkapkan dalam
bentuk konkret, namun disampaikan dalam serangkaian ungkapan-ungkapan
filosofis. Beberapa filosof Yunani mengemukakan berbagai konsep tentang
cikal bakal makhluk hidup, baik yang
berasal dari air maupun dari udara. Namun, umumnya mereka setuju bahwa
kehidupan berasal dari sesuatu yang
satu. Aristoteles (389–322 SM: murid
Plato dan guru Alexander Agung dari
Macedonia) mengusulkan adanya satu
bentuk tran-sisi antara benda mati dan
makhluk hidup. Filosofi utamanya adalah
bahwa semua benda berusaha bergerak
menuju kesempurnaan atau kesucian,
dan dalam prosesnya berevolusi melalu
banyak bentuk antara.
Pada Abad Pertengahan, semua
teori di atas tidak lagi menarik perhatian
masyarakat. Hal ini disebabkan karena
pengaruh adanya teori penciptaan yang
didasarkan pada teologi Kristen, Creationism. Teori ini percaya bahwa penciptaan tidak berubah-ubah dan sudah
seperti yang tampak dan ada saat ini.
Sudah jelas bahwa pandangan ini bertentangan dengan teori evolusi Darwin.
Pemikiran pada Abad Pertengahan
ini diwarnai pula oleh paham spontaneous generation, bahwa semua kehidupan dapat hadir dari benda mati.
Mereka percaya bahwa larva berasal
dari daging busuk, katak berasal dari
lendir, dan seterusnya. Pemikiran macam ini menghalangi manusia untuk
berpikir tentang hal-hal baru dalam ilmu
pengetahuan dan berspekulasi tentang
evolusi.
Filosof Jerman, Emmanuel Kant
(1724-1804), berpegang pada basis bahwa ada kesamaan antara organisme,
mengembangkan konsep yang mendekati konsep modern tentang evolusi.
Ia berspekulasi bahwa semua makhluk
hidup bersumber dari satu nenek moyang.
Seorang ahli yang dijuluki bapak
taksonomi modern―suatu ilmu tentang
penamaan dan klasifikasi binatang,
tumbuhan, dan jasad renik―Carolus
65
66
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Linnaeus, atau biasa disebut Carl Linne
(1707-1802), memiliki pemikiran berbeda.
Pada mulanya, ia percaya bahwa jenis
sudah demikian adanya sejak semula.
Akan tetapi, setelah mengetahui adanya
percobaan hibridisasi―kawin silang―
pada tanaman yang menurutnya dapat
saja menghasilkan jenis baru, kepercayaan pertamanya mulai goyah. Namun
keraguan ini kemudian ditepis oleh
pemikiran keagamaannya. Ia adalah
pemeluk Kristen yang taat. Ia, sesuai
kepercayaannya, percaya bahwa variasi
jenis tersebut sebetulnya bermula dari
Taman Eden di surga. Ia percaya bahwa jenis baru hasil perkawinan silang
merupakan rencana Tuhan. Ia tidak
percaya bahwa evolusi adalah sesuatu
yang berjalan bebas dan terjadi secara
kebetulan tanpa ada yang mengatur
dan mengarahkan. Ia percaya bahwa
semuanya diatur oleh Yang Suci. Buku
bertitel Systema Naturae, sebuah karya
klasik yang merupakan hasil kerjanya
dalam klasifikasi tumbuhan dan binatang
yang sangat menyederhanakan hubungan antar organisme hidup sangat membantu dalam mendalami evolusi.
Seorang ahli dari Inggris bernama
Erasmus Darwin (1731-1802), kakek Charles Darwin, juga sudah mulai berpikir
tentang evolusi. Tanpa menyentuh pembahasan seleksi alam, ia percaya bahwa
semua kehidupan di dunia berasal dari
satu nenek moyang, meski ia tidak dapat
memberikan penjelasan mengenai bagaimana mekanisme kerjanya. Ia membahas bahwa munculnya jenis baru diakibatkan oleh adanya kompetisi dan
seleksi seksual. Ia juga percaya bahwa
digunakan atau tidaknya suatu organ
tubuh dapat berujung pada perkembangan atau hilangnya organ itu. Kedua
hal tersebut terjadi karena adanya keinginan dari makhluk untuk bergeser
menuju titik kesempurnaan. Konsep demikian ini diberi nama Teleological, yang
selanjutnya didalami oleh Lamarck.
Teori evolusi yang dikemukakan
oleh Jean-Baptiste Lamarck (1744-1829)
mendukung pendapat Erasmus Darwin
mengenai hilang atau sempurnanya
organ berdasarkan frekuensi penggunaannya. Lebih lanjut, Lamarck percaya
bahwa setiap individu memiliki keinginan untuk beradaptasi. Hasil dari pengalaman ini kemudian diwariskan kepada keturunannya. Misalnya, seseorang
yang karena proses adaptasinya menyebabkannya mempunyai otot yang be-sar
akan mewariskan otot serupa kepada
keturunannya. Pendapat ini membuatnya dianggap sebagai pencetus teori
evolusi, suatu anggapan yang saat ini
terbukti salah. Pendapat Lamarck yang
masih dinilai relevan hingga kini adalah
teorinya tentang kontinuitas perubahan
suatu jenis dari waktu ke waktu.
Thomas Malthus (1766-1834)
yang meneliti perkembangan populasi
Penciptaan Manusia
menjadi inspirasi terakhir yang menyebabkan Charles Darwin menerbitkan
bukunya yang fenomenal itu. Malthus
mengemukakan teori bahwa suatu populasi akan menghasilkan anakan yang
jauh lebih banyak daripada mereka
yang dapat mencapai tingkat dewasa. Ia
mempraktikkannya pada populasi manusia dan percaya bahwa kemiskinan,
kelaparan, dan penyakit adalah hal alamiah yang muncul saat terjadi ledakan
populasi. Akan tetapi, Malthus percaya
bahwa hal yang demikian ini merupakan
rencana Tuhan dan bukan karena kekuatan atau proses yang terjadi begitu
saja.
Charles Darwin (1809-1882) dan
Alfred Russel Wallace (1832-1913), secara
terpisah mengembangkan pemikiran
tentang mekanisme terjadinya seleksi
alam, setelah mereka membaca buku
Thomas Malthus berjudul Essay on the
Principle of Population (1789). Darwin
mulanya adalah seorang calon dokter
yang beralih profesi menjadi juru tulis.
Ia mendaftar sebagai seorang naturalis dalam ekspedisi ilmiah selama lima
tahun di atas kapal HMS Beagle. Pengamatan dan koleksi yang dilakukannya
selama mengikuti ekspedisi ini menjadi
basis utama teorinya tentang seleksi
alam. Bukunya, The Origin of Species,
terbit pada 1859, dua puluh tahun setelah berakhirnya pelayaran Beagle.
Saat itu, Darwin percaya bahwa seleksi
alam merupakan mekanisme terjadinya
evolusi, suatu konsekuensi dari bacaannya terhadap buku Malthus. Wallace
sampai pada konsep mengenai mekanisme alam juga setelah membaca buku
yang sama. Beberapa buku mengenai
evolusi yang diterbitkannya adalah The
Malay Archipelago (1869) yang ia dedikasikan untuk Charles Darwin yang sangat dikaguminya, serta Contribution
to the Theory of Natural Selection (1871)
yang berisi penjelasannya tentang versi
seleksi alam.
Di samping tokoh-tokoh di atas,
beberapa tokoh berikut ini juga memegang peranan penting dalam mengembangkan penelitian tentang evolusi manusia.
• Georges Cuvier (1769-1832), seorang
peneliti yang mulanya menentang
teori evolusi. Namun dalam observasinya, ia menemukan dan membuktikan terjadinya kepunahan jenis,
suatu subjek yang sedang diperdebatkan kala itu. Temuan ini menjadi dasar bagi analisis selanjutnya
yang mengubah arah pemikirannya
tentang evolusi.
• George Mendel (1822-1884), seorang
pendeta Austria yang terkenal berkat
hukum keturunan yang dikenal dengan Hukum Mendel, dengan membuat percobaan memakai media
kacang polong. Percobaan yang dilakukannya luput dari perhatian Dar-
67
68
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
win maupun peneliti lainnya saat
itu. Temuannya baru muncul setelah
beberapa peneliti lain sampai pada
kesimpulan yang sama. Meski ia bukan penggiat teori evolusi, mekanisme yang diajukan Mendel akhirnya
dijadikan basis analisis modern tentang evolusi manusia.
• Thomas Huxley (1825-1895), dikenal
sebagai “Darwin’s Bulldog” karena
kegigihannya membela teori Darwin.
Ia bahkan berani berdebat secara
terbuka dengan Uskup Samuel Wilberforce, salah satu pembesar Gereja Anglikan di Inggris saat itu.
Pada masa yang lebih modern,
beberapa peneliti yang dikenal menggeluti teori evolusi antara lain: August
Weisman (1834-1914) yang menggeluti
upaya penyatuan pendapat kelompok
genetik dan kelompok seleksi alam,
Thomas Hunt Morgan (1866-1945) yang
merupakan salah satu penemu yang
memulai genetika modern, Theodosius
Dobzhansky (w. 1975) yang bekerja sama dengan Morgan dalam menganalisis
Hukum Mendel lebih lanjut; Ernst Walter Mayr (1904-2005), ahli dinamika populasi dan terjadinya jenis baru yang
menekankan evolusi dari sudut pendekatan taksonomi; George Simpson
(1902-1984), satu-satunya ahli paleontologi yang berpartisipasi dalam ilmu
evolusi masa sintesis modern; Ronald
Fisher (1890-1962) yang menulis salah
satu dasar biologi evolusi, The Genetical Theory of Natural Selection; Richard
Goldschmidt (1878-1958) yang memperkenalkan mutasi besar-besaran sebagai
penyebab jenis baru―suatu teori yang
sampai saat ini masih ditolak masyarakat; William Donald Hamilton (19362000) yang mengembangkan seleksi
alam berdasarkan pendekatan genetika;
John Maynard Smith (1920-2004) yang
memakai pendekatan perilaku hewan
dalam menjelaskan evolusi; Edward Osborne Wilson (l. 1929), pencetus sosiobiologi modern dan psikologi evolusi;
dan Robert Trivers (l. 1943), penemu
beberapa teori tentang evolusi invertebrata.
b. Reaksi terhadap Teori Darwin
Buku Charles Darwin, The Origin of Species, yang terbit pada 1859, menuai
tanggapan beragam dari masyarakat,
dari ketidaksetujuan, kutukan, hingga
pujian. Thomas Huxley, peneliti yang
begitu mendukung Darwin sehingga
mendapat julukan “Darwin’s Bulldog,”
menulis komentarnya, “How stupid of
me not to have thought of that.”
Banyaknya peneliti yang menolak
teori Darwin bisa disebabkan oleh Lamarck yang mengemukakan hal sebaliknya. Meski para peneliti menilai teori ini
sebagai pendapat ilmiah, tidak begitu
adanya dengan agamawan Kristen. Me-
Penciptaan Manusia
reka menganggap pendapat ini berpotensi membahayakan ajaran Kristen
tentang penciptaan.
Para pemimpin Kristen, terutama
Protestan Fundamentalis Amerika, menyatakan bahwa evolusi hanya terjadi
atas rencana Tuhan terhadap kehidupan di bumi. Beberapa buku, di antaranya karya Charles Hodge berjudul
What is Darwinism?, menegaskan bahwa organ yang bekerja dengan begi-tu
detail, seperti mata, terlalu hina apabila terbentuk hanya dari proses seleksi alam. Filosof Jerman, Friedrich
Nietszche, mempunyai tanggapan yang
berbeda soal pendapat Darwin. Ia bahkan menggunakan teori Darwin dalam
menganalisis proses adaptasi dan perkembangan nilai-nilai moral dalam budaya manusia.
Saat Darwin mengemukakan teorinya, temuan pendeta Austria bernama
Gregor Mendel tentang genetika belum
banyak diketahui orang. Namun pada
awal pergantian abad, temuan ini mulai
digunakan dalam menjelaskan proses
seleksi alam.
c. Sintesis Modern
Pada dekade 1900-an, penemuan Gregor Mendel mulai muncul kembali ke
permukaan. Terutama hal ini muncul
karena temuan Mendel juga ditemukan
secara mandiri oleh banyak peneliti
lain. Banyak peneliti merasa pada saat
itu bahwa temuan Mendel tentang peranan gen dalam reproduksi merupa-kan
pukulan mematikan bagi teori Darwin.
Lawan kaum Mendelian adalah kelompok Naturalis yang mendukung penuh
teori seleksi alam Darwin. Belakangan,
kedua temuan ini bukannya saling meniadakan, melainkan saling mendukung.
Apa yang disebut dengan sintesis
modern adalah perkawinan dua kelompok ini: Neo-Darwinisme yang mendukung seleksi alam dan menolak peranan gen dalam menentukan karakter
keturunan, serta Mendelian yang mendukung peranan gen dalam keturunan.
Sintesis modern ini mendasari semua
penelitian tentang biologi evolusi yang
dilakukan sampai saat ini.
Konklusi utama sintesis modern
tentang evolusi adalah bahwa seleksi
alam merupakan metode bagi terjadinya evolusi. Dan evolusi dapat dipahami
dalam bentuk mutasi dan rekombinasi
bagian tertentu dari rantai gen. Penekanan juga diletakkan pada pengertian
jenis. Jenis adalah kelompok organisme
yang terisolasi dalam reproduksinya dan
membagi gene pool yang sama.
d. Social Darwinism
Social Darwinism adalah suatu paham
yang sangat terkenal pada akhir era Victoria di Inggris, Eropa, dan Amerika. Paham ini menyatakan bahwa hanya yang
kuat dan dapat beradaptasilah yang
69
70
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
akan hidup dan sejahtera. Sebaliknya,
yang lemah dan tidak dapat beradaptasi
dengan baik sudah seharusnya dibiarkan
mati. Teori ini terutama dikembangkan
oleh Herbert Spencer yang diberi gelar
sebagai “Bapak Social Darwinism” yang
mengadaptasinya menjadi satu teori
dalam ranah sosiologi. Konsep seleksi
alam digunakannya dalam melegalisasi pendapatnya bahwa adalah normal,
alami, dan wajar jika yang kuat menjadi
sejahtera dengan memanfaatkan yang
lemah. Spencer dalam membuat teorinya tidak saja meletakkan kondisi sosial
manusia sejajar dengan peristiwa seleksi
alam, namun juga percaya bahwa hal ini
adalah dibenarkan dan dilegalkan secara moral. Banyak penganutnya percaya bahwa adalah salah secara moral
bila kita mengulurkan bantuan kepada
yang lemah, karena hal ini malah akan
melahirkan orang-orang yang secara
fundamental adalah lemah.
Paham tersebut banyak diaplikasikan dalam bentuk peraturan dan perundangan yang hanya menguntungkan
satu pihak saja. Paham ini diejawantahkan dalam bentuk politik kapitalisme
yang menguntungkan pemilik modal
belaka. Lebih jauh, paham ini juga digunakan untuk melegalisasi pengebirian
atas kelompok tertentu yang dinilai
akan memberikan keturunan berwatak
inferior. Ini adalah bentuk ekstrem dari
penerapan paham Social Darwinism, su-
atu hal yang nyata-nyata pernah terjadi
di Amerika Serikat. Gerakan ini populer
pada 1910-1930, di mana 24 negara bagian membuat undang-undang sterilisasi dan imigrasi yang diskriminatif. Dalam
bentuk lain, hal yang demikian juga dipraktikkan oleh partai Nazi di Jerman.
Kendatipun, tidak sedikit pemikir
yang malah mengombinasikan paham
di atas dengan kedermawanan. Andrew
Carnagie, jutawan asal Amerika, adalah
salah satunya. Ia mengerti betul tentang paham Social Darwinism dan mempraktikkannya dengan ketat. Namun
ia juga menggunakan sebagian besar
keuntungan yang diperolehnya untuk
hal-hal yang bersifat sosial, seperti
membangun banyak perpustakaan, universitas, dan lembaga publik lainnya untuk mencerdaskan masyarakat.
Reaksi-reaksi negatif yang dialamatkan pada teori Darwin disebabkan
salah satunya oleh adanya kerancuan
antara teori Darwin tentang seleksi alam
sebagai teori ilmiah dan Social Darwinism sebagai teori etika. Nyatanya, kedua teori ini sedikit sekali memiliki persamaan.
e. Sejarah Pengetahuan tentang
Evolusi Manusia
Nama marga Homo bagi jenis manusia
berasal dari bahasa Latin. Nama ini diberikan oleh Carolus Linnaeus dalam usahanya melakukan klasifikasi terhadap
Penciptaan Manusia
seluruh makhluk hidup yang ada di bumi.
Ketika nama ini dipublikasikan, banyak
peneliti juga setuju bahwa kera besar
merupakan kerabat terdekat manusia
berdasarkan kesamaan bentuk tubuh
(morfologi) dan organ dalam (anatomi).
Kemungkinan adanya hubungan antara
manusia dan kera besar ini kemudian
menjadi makin terbuka saat Charles
Darwin mempublikasikan bukunya, On
the Origin of Scpecies, pada 1859, dan
aplikasi teorinya serta seleksi seksual
pada manusia dalam buku The Decent of
Man yang terbit pada 1871. Ide dasarnya
adalah bahwa evolusi jenis baru datang
dari jenis lain yang ada sebelumnya.
Dalam bukunya, Darwin tidak pernah
menyebutkan tentang evolusi manusia
itu sendiri. Ia hanya menyatakan dalam
bahasa aslinya, “Light will be thrown on
the origin of man and his history.”
Teori evolusi Darwin didasarkan
pada lima kunci pengamatan dan turunannya, yaitu:
1. Jenis memiliki kemampuan besar untuk menghasilkan keturunan yang
lebih banyak daripada kemampuan
keturunannya itu sendiri untuk bertahan hidup dan mencapai kedewasaan.
2. Jumlah individu dalam suatu populasi
relatif tetap, dan dengan perjalanan
waktu mengalami fluktuasi yang wajar.
3. Sumber daya makanan terbatas
jumlahnya, namun selalu ada dalam
jumlah yang sama setiap saat. Dari
ketiga pengamatan di atas, dapat
dibayangkan bahwa pada suatu lingkungan yang demikian akan terjadi
usaha-usaha dari tiap individu anggota komunitas untuk bertahan hidup.
4. Pada jenis-jenis yang bereproduksi
secara seksual, tiap individu umumnya memiliki perbedaan. Karenanya,
variasi antarindividu adalah suatu
keniscayaan.
5. Variasi yang muncul pada tingkat
individu ini diwariskan kepada keturunannya.
Dari kelima hal ini disimpulkan
bahwa dalam suatu kehidupan populasi
yang seimbang ketika setiap individu
anggota populasi tersebut harus bersaing untuk dapat hidup, individu-individu yang memiliki karakter terbaik
adalah yang paling mungkin untuk bertahan hidup. Dengan demikian, sifatsifat unggul tersebut akan diwariskan
kepada keturunannya. Inilah yang dinamai seleksi alam (natural selection). Lebih jauh dapat dielaborasi bahwa seleksi
alam, apabila terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama, akan merubah
populasi dan bukan tidak mungkin
mengarah pada timbulnya jenis baru.
Observasi ini dapat dibuktikan pada
pengamatan secara biologis. Bahkan
dengan mempelajari fosil, dapat dibukti-
71
72
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
kan bahwa hasil pengamatan di atas betul terjadi.
Ringkasan teori evolusi Darwin
dapat dilihat dalam lima butir berikut.
1. Variasi; bahwa dalam setiap populasi, individu-individu yang ada akan
memiliki perbedaan satu sama lain.
2. Kompetisi; bahwa organisme atau individu bersaing dalam memperoleh
sumber daya yang terbatas.
3. Keturunan; bahwa setiap individu
mempunyai kemampuan untuk memproduksi keturunan lebih banyak
daripada yang dapat mencapai kedewasaan.
4. Genetika; bahwa organisme atau individu akan mewariskan rangkaian
gen pembentuk sifat kepada keturunannya.
5. Seleksi alam; bahwa hanya organisme
atau individu unggul―yang memiliki
rangkaian gen pembentuk sifat yang
membuatnya mampu bertahan hidup―yang akan terus hidup dan
melahirkan keturunan.
Darwin berkhayal bahwa mungkin
saja semua makhluk yang ada saat ini
adalah keturunan dari jenis asli yang
hidup di masa lalu. Pengetahuan mengenai dan pembuktian-pembuktian
melalui analisis DNA membenarkan ide
awal ini. Mungkin saja semua makhluk
organik yang pernah dan masih hidup
di dunia ini dimulai dari satu bentuk
kehidupan sederhana di masa lalu yang
berevolusi menjadi sesuatu yang indah
dan kompleks di masa kini.
Perdebatan pertama dalam kaitan
teori ini terjadi antara dua peneliti:
Thomas Huxley dan Richard Owen. Huxley berpendapat bahwa manusia berasal dari kera besar dengan membandingkan kesamaan dan kelainan antara
keduanya. Hal ini dikemukakannya
dalam bukunya yang diterbitkan pada
1863, Evidence as to Man’s Place in Nature. Akan tetapi, banyak peneliti yang
semula mendukung Darwin malah berbalik mempertanyakan hal ini. Di antaranya adalah Alfred Russel Wallace dan
Charles Lyell. Mereka tidak setuju dan
mulai mempertanyakan bagaimana kemampuan manusia dalam kapasitas mental dan sensibilitas moral dapat dijelaskan dengan seleksi alam.
Salah satu kelemahan teori ini adalah tidak adanya bukti konkret berupa fosil yang menggambarkan secara
nyata bentuk kedua jenis ini. Baru
pada 1925, seorang peneliti bernama
Raymond Dart menemukan fosil yang
dianggap sebagai bentuk antara yang
kemudian dideskripsikan dan diberi nama Australophitecus Africanus. Spesimen pertama yang ditemukan dalam
gua adalah fosil seorang anak kecil yang
kemudian dikenal sebagai Taung Child.
Meski ukuran endokranial―rongga otak
―fosil ini tergolong kecil, yakni sekitar
410 sentimeter kubik, namun bentuknya
Penciptaan Manusia
yang membulat lebih mendekati bentuk
endokranial manusia modern daripada
gorila maupun simpanse. Dari posisi tulang kaki tampak bahwa Taung Child
adalah bipedal alias berjalan di atas dua
kaki. Dengan penemuan “Anak Taung”
ini, Dart percaya bahwa kelompok Australopithecus Africanus merupakan makhluk transisi dari kera menuju manusia.
Klasifikasi manusia dan kerabatnya selalu berubah. Reklasifikasi terjadi
dari waktu ke waktu seiring temuantemuan fosil yang terus bermunculan.
Manusia dan kerabatnya yang dulu masuk kelompok Hominini kini berubah menjadi kelompok tersendiri, Hominidae.
f. Genus Homo
Sejarah evolusi primata―kera dan monyet―dapat dirunut sampai dengan 65
juta tahun lalu. Kelompok ini merupakan
kelompok mamalia tertua. Salah satunya berasal dari marga Plesiadapis yang
ditemukan pertama kali di Amerika Utara. Namun marga ini juga ditemukan
hidup di Eurasia dan Afrika pada saat
bumi berada dalam kondisi kehangatan
tropis di masa Paleocene dan Eocene.
Dengan mulainya masa kalimat
modern yang ditandai dengan terbentuknya benua es di Antartika pada awal
masa Oligocene sekitar 30 juta tahun
lalu, kelompok binatang yang mirip kera, yakni Adapiformes, mulai punah kecuali yang hidup di Afrika dan Asia Utara.
Salah satu jenis kera pada masa itu, Notharctus, ditemukan fosilnya di Jerman
pada 1980-an. Marga ini diperkirakan
hidup 16,5 juta tahun lalu, kurang lebih
1,5 juta tahun lebih tua daripada jenis
serupa yang ditemukan di Afrika Timur.
Temuan tersebut melemahkan teori
bahwa nenek moyang manusia berasal
dari Benua Afrika.
Dari penelitian molekular diketahui bahwa bangsa lutung―dari keluarga Hylobatidae―terpisah dari bangsa
kera besar pada 18-12 juta tahun lalu.
Adapun orangutan―subkeluarga Ponginae―terpisah dari kelompok kera
besar pada 12 juta tahun lalu. Nenek
moyang lutung belum dapat ditentukan
sampai saat ini, namun tidak demikian
dengan orangutan. Diperkirakan, kelompok Ramapithecus dari India dan Griphopithecus dari Turki yang hidup sekitar 10
juta tahun lalu adalah nenek moyangnya.
Jenis yang paling berpeluang
menjadi nenek moyang bersama bagi
gorila, simpanse, dan manusia adalah
Nakalipithecus yang ditemukan fosilnya
di Kenya, dan Ouranopithecus yang ditemukan di Yunani. Bukti molekular
menyatakan bahwa mula-mula gorila
dan kemudian simpanse memisahkan
diri dari jalur manusia. Pengetahuan
mengenai perkembangan nenek moyang gorila dan simpanse sangat sedikit. Tanah di hutan hujan tropis yang
memiliki tingkat keasaman tinggi, tem-
73
74
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
pat kedua kelompok ini tinggal, cenderung menghancurkan tulang. Inilah
yang mungkin menyebabkan kesulitan
tersebut.
Berbeda dengan kedua kelompok
di atas, kelompok yang menurunkan
manusia modern relatif memiliki lebih
banyak bukti untuk ditelusuri. Mereka
menyebar dan keluar dari sabuk tropik
bersama mamalia-mamalia lainnya, seperti antelop, hyena, anjing, gajah, dan
kuda. Sabuk tropik ini kemudian mulai
menyempit pada 8 juta tahun lalu. Fosil kerabat manusia yang paling tua
adalah Sahelanthropus Tchadensis yang
hidup sekitar 7 juta tahun lalu, Orrorin
Tugenensis yang hidup 6 juta tahun lalu,
dan secara berurutan disusul oleh:
• Ardiphitecus (5,5 s.d. 4,4 juta tahun
lalu), diwakili oleh dua jenis: Ardiphitecus Kadabba dan Ardiphitecus
Ramidus.
• Australophitecus (4 s.d. 2 juta tahun
lalu), diwakili oleh empat jenis: Australophitecus anamensis, Australophitecus Afarensis, Australophitecus
Africanus, Australophitecus Bahrelghazali, dan Australophitecus Garhi.
• Kenyanthropus (3 s.d. 2,7 juta tahun
lalu), diwakili oleh satu jenis, Kenyanthropus Platypus.
• Paranthropus (3 s.d. 1,2 juta tahun
lalu), diwakili tiga jenis: Paranthropus
Aethiopicus, Paranthropus Boisei,
dan Paranthropus Robustus.
• Homo (2 juta tahun lalu sampai sekarang), diwakili oleh 13 jenis: Homo
Habilis, Homo Rudolfensis, Homo Ergaster, Homo Georgicus, Homo Antecessor, Homo Cepranensis, Homo Erectus, Homo Heidelbergensis, Homo
Rhodesiensis, Homo Neanderthalensis, Homo Sapiens Idaltu, Homo Sapiens Purba, dan Homo Floresiensis.
Secara ringkas, pengelompokkan
di atas dapat dilihat pada tabel berikut.
Sahelanthropus
Australopithecus
Homo
Sahelanthropus Tchadensis
Australopithecus Anamensis
Australopithecus Afarensis
Australopithecus Bahrelghazali
Australopithecus Africanus
Australopithecus Garhi
Homo Habilis
Homo Rudolfensis
Homo Ergaster
Homo Georgicus
Homo Erectus
Homo Cepranensis
Homo Antecessor
Homo Heidelbergensis
Homo Rhodesiensis
Homo Neanderthalensis
Homo Sapiens Idaltu
Homo Sapiens (Cro-Magnon)
Homo Sapiens Sapiens
Homo Floresiensis
Orrorin
Orrorin Tugenensis
Ardipithecus
Ardipithecus Kadabba
Ardipithecus Ramidus
Paranthropus
Paranthropus Aethiopicus
Paranthropus Boisei
Paranthropus Robustus
Kenyanthropus
Kenyanthropus Platyops
Penciptaan Manusia
Homo Sapiens adalah satu-satunya
jenis dari marga Homo yang tidak punah. Banyak jenis Homo lainnya yang
hidup di masa lalu punah dari muka
bumi. Mungkin saja salah satu darinya
me rupakan moyang dari Homo Sapiens.
Akan tetapi, tentunya banyak yang lain
yang berperan sebagai sepupu yang
tidak dalam jalur yang dekat dengan
manusia modern. Sampai saat ini belum ada konsensus di antara para peneliti tentang kelompok mana yang
merupakan jenis terpisah dan jenis ma-
Homo Habilis (2,4 s.d. 1,4 juta tahun lalu)
Ini adalah jenis Homo tertua yang
ditemukan. Jenis ini diperkirakan hidup
di Afrika Timur dan Selatan pada masa
Pliocene dan permulaan Pleistocene
pada 2,5 s.d. 2 juta tahun lalu, saat terjadi percabangan dari jenis-jenis Aus-
na yang merupakan kerabat dekat manusia modern. Penyebabnya banyak,
di antaranya disebabkan oleh masih
adanya kekurangan bukti fosil yang diperlukan, atau juga karena belum ada
kesepahaman mengenai penggunaan
karakter untuk mengidentifikasi marga
Homo. Variasi-variasi fisik yang terjadi
karena pola migrasi dan pola diet harus
dimasukkan dalam studi yang lebih rinci.
Berikut ini adalah beberapa keterangan singkat mengenai jenis-jenis Homo:
tralopithecus. Homo Habilis memiliki
rongga otak yang lebih besar daripada
Australopithecus: sudah menggunakan
alat yang dibuat dari batu dan mungkin
juga dari tulang. Fosilnya ditemukan
oleh Thomas Leakey dan ia namai Handyman, orang yang menggunakan alat.
Nama ini dikaitkan dengan kemampuannya membuat alat dari batu. Dari fosil
ini, diperkirakan mereka memiliki tinggi
1 s.d. 1,5 meter, berat 33-55 kg, dan volume otak sebesar 660 sentimeter kubik.
Beberapa peneliti ingin memindahkan jenis ini dari marga Homo menjadi
Australopithecus. Alasannya, temuan
tulang-tulang kaki menunjukkan bahwa
jenis ini lebih ahli memanjat ketimbang
berjalan di atas dua kaki.
75
76
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Eksistensi jenis ini didasarkan hanya pada satu fosil kepala yang ditemukan di Kenya. Banyak peneliti menduga bahwa fosil ini hanyalah salah satu
dari Homo Habilis, namun belum dapat
dikonfirmasi kebenarannya hingga saat
ini.
Homo Rudolfensis
(1,9 s.d. 1,6 juta tahun lalu)
Homo Georgicus
(1,9-1,6 juta tahun lalu)
Homo Erectus (1,8 juta - 70.000 tahun lalu)
Fosil pertama Homo Erectus ditemukan oleh dokter berkebangsaan
Belanda, Eugene Dubois, pada 1891 di
Fosilnya itemukan di Georgia. Kemungkinan, ini adalah jenis antara Homo
Habilis dan Homo Erectus, atau sebagai
anak jenis dari Homo Erectus. Dari fosil
yang ditemukan, Homo Georgicus diduga memiliki volume otak hingga 600 sentimeter kubik.
Jawa, Indonesia. Mula-mula fosil ini dinamainya Pithecanthropus Erectus, didasarkan pada bentuk morfologi yang
menyerupai bentuk-antara dari kera dan
manusia modern.
Temuan fosil-fosil Homo Erectus
yang diduga hidup antara 1,8-1,25 juta
tahun lalu seringkali diduga adalah jenis
yang berbeda, yang kemudian diberi nama Homo Ergaster. Muncul juga dugaan
bahwa jenis ini merupakan anak jenis
dari Homo erectus, dan dinamai Homo
Erictus Ergaster. Tetapi, dari analisis selanjutnya diketahui bahwa semua spesimen
itu masih tergolong Homo Erectus.
Penciptaan Manusia
Homo Ergaster
http://www.wikipedia.org/ wiki/Homo_ergaster.html
Dari fosil yang dinamai Homo Ergaster dari Afrika Timur, diperoleh data
ukuran tinggi 1,9 meter dan volume otak
sebesar 700-850 sentimeter kubik. Sedangkan dari seri fosil yang diberi nama
Homo Erectus, diperoleh data tinggi sekitar 1,8 meter, berat badan sekitar 60
kg, dan volume otak antara 850 (untuk
fosil yang ditemukan pada permulaan
kehidupan mereka) sampai 1.100 (untuk
fosil yang ditemukan pada akhir masa hidup mereka) sentimeter kubik.
Dari dugaan waktu punahnya kelompok ini, sekitar 70.000 tahun lalu,
diperkirakan kepunahan mereka diakibatkan oleh letusan Toba (Katastropi
Toba. Lihat Catatan 1 pada bab 3). Tetapi,
tampaknya anak jenis Homo Erectus
Soloensis dan Homo Florensis selamat
dari imbas bencana katastropi Toba ini.
Nama Homo Erectus diperoleh
saat para peneliti menemukan fosil terduga Homo Habilis yang diperkirakan
berevolusi dan memiliki otak yang lebih besar serta sudah menggunakan
alat dari batu yang cukup maju. Hal ini
dite-mukan pada beberapa kelompok
populasi terduga Homo Habilis yang
hi-dup pada 1,5 s.d. 1 juta tahun lalu di
kawasan Afrika, Asia, dan Eropa. Namun
karena adanya perbedaan yang mencolok, para antropologis setuju untuk
mengklasifikannya ke dalam jenis yang
berbeda, yaitu Homo Erectus. Jenis ini
merupakan jenis Homo pertama yang
berjalan tegak di atas dua kaki. Hal ini
dimungkinkan dengan berkembangnya
tempurung lutut dan foranum magnum
(lubang dimana tulang belakang masuk
ke tulang kepala). Mereka juga diduga
sudah menggunakan api untuk memasak daging hasil buruannya.
Fosil Homo Erectus yang banyak
dikenal dunia adalah Peking Man. Fosil
serupa ditemukan juga di Asia (baca:
Indonesia), Afrika, dan Eropa. Banyak
paleoantropolog, akibat adanya sedikit
perbedaan pada bagian tulang kepala
dan susunan gigi fosil jenis ini, menamai
fosil-fosil Homo Erectus yang ditemukan
di luar Asia dengan Homo Ergaster, sedangkan yang ditemukan di Asia tetap
mereka namai Homo Erectus.
77
78
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Homo Capranensis (1,2 juta s.d. 500.000 tahun lalu)
Homo Antecessor (800.000 tahun lalu)
Kedua nama ini diusulkan untuk
dijadikan jenis baru. Keduanya memiliki
ciri-ciri pertengahan antara Homo Erectus dan Homo Heidelbergensis.
Homo Capranensis didasarkan pada fosil tulang tempurung kepala yang
ditemukan di Italia. Data fosil memperlihatkan bahwa volume otaknya mencapai 1.000 sentimeter kubik. Homo Antecessor didasarkan pada fosil yang
ditemukan di Spanyol dan Inggris. Fosil
yang ditemukan memberikan data tinggi 1,75 meter, bobot 90 kg, dan volume
otak sebesar 1.000 sentimeter kubik.
Homo Heidelbergensis
800.000 s.d. 300.000 tahun lalu
Jenis ini diusulkan hanya menjadi anak jenis dari Homo Sapiens:
diusulkan untuk dinamai Homo Sapiens
Heidelbergensis atau Homo Sapiens
Paleohungaricus. Data fosil memperlihatkan ukuran tinggi sekitar 1,8 meter,
berat 60 kg, dan volume otak sebesar
1.100-1.400 sentimeter kubik.
Penciptaan Manusia
Homo Rhodesiensis
(300.000–125.000 tahun lalu)
Banyak peneliti menyatakan bahwa Manusia Rhodesia ini sebenarnya
termasuk dalam jenis Homo Heidelbergensis. Namun ada pula yang mengusulkan masuknya makhluk ini ke dalam
anak jenis dari Homo Sapiens, dengan
nama Homo Sapiens Rhodesiensis atau
Homo Sapiens purba. Data fosil memperlihatkan volume otak sekitar 1.300
sentimeter kubik.
BAB 2
Manusia Gawis
(500.000–250.000 tahun lalu )
Temuan fosil tempurung kepala di
kawasan Gawis, Ethiopia pada Februari
2006, mengesankannya sebagai jenis
antara dari Homo Erectus dan Homo
Sapiens. Namun, nasib Manusia Gawis
ini belum diputuskan oleh para ahli sampai saat ini.
Homo Neanderthalensis
(400.000/250.000 s.d. 30.000 tahun lalu)
Ada yang mengusulkan jenis ini
hanya sebagai anak jenis Homo Sapiens dan diberi nama Homo Sapiens
Neanderthalensis. Sampai saat ini, perdebatan mengenai hal ini belum sepenuhnya selesai. Penelitian mitokhondria
DNA yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan bahwa kedua jenis: Homo
79
80
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Sapiens dan Homo Neanderthalensis
merupakan jenis terpisah, meski didu-ga
memiliki moyang yang sama pada 650.
000 tahun lalu. Tidak ada kontribusi
mitokhondria DNA Manusia Neanderthal
dalam DNA manusia modern saat ini.
Kuat dugaan, ketatnya persaingan yang
datang dari Homo Sapiens menjadi salah
satu sebab punahnya Homo Neanderthalensis.
Data fosil memperlihatkan tinggi
badan sekitar 1,6 meter, berat antara
55-70 kg, dan volume otak antara 1.2001.900 sentimeter kubik.
Homo Sapiens
(250.000 tahun lalu s.d. sekarang)
Kata sapiens berasal dari bahasa
latin yang berarti cerdas atau bijak.
Pada masa itu terjadi kecenderungan
adanya pembesaran rongga kepala dan
perkembangan teknologi peralatan dari
batu. Masa ini merupakan masa transisi
dari Homo Erectus ke Homo Sapiens.
Pada masa itu terjadi pula migrasi Homo
Erectus keluar dari Afrika. Di Afrika sendiri, diduga terjadi spesiasi―proses ter-
jadinya jenis baru―Homo Sapiens dari
Homo Erectus.
Hasil penelitian mutakhir menyatakan bahwa manusia memiliki komposisi genetika yang homogen. Artinya,
DNA dari individu manusia memiliki kemiripan tinggi dengan manusia lain. Hal
ini menunjukkan kebaharuan evolusi
yang mungkin terjadi sebagai akibat terjadinya Katastropi Toba. Beberapa karakter genetika memang terjadi secara
regional setelah terjadinya migrasi ke
berbagai lingkungan baru. Hal ini muncul
sebagai perbedaan karakter luar seperti
warna kulit atau bentuk hidung; atau
perbedaan karakter internal, seperti kemampuan bernafas lebih efisien bagi
populasi yang hidup di dataran tinggi.
Homo Sapiens Sapiens memiliki kisaran tinggi badan 1,4-1,9 meter, dengan
berat badan 50-100 kg, dan volume otak
1.000-1.850 sentimeter kubik.
Penciptaan Manusia
Homo Sapiens Idaltu: berasal dari
Ethiopia; kemungkinan adalah anak jenis
Homo Sapiens yang punah. Mereka hidup
sekitar 160.000 tahun lalu. Makhluk ini
merupakan makhluk tertua pertama yang
memiliki bentuk tubuh mirip manusia
modern. Dari fosil, diperoleh data volume
otak sebesar 1.450 cm3.
Homo Floresiensis
(100.000 s.d. 12.000 tahun lalu)
Kelompok ini biasa dijuluki “hobit” karena ukuran tubuhnya yang mini.
Fosil―diyakini berjenis kelamin wanita―yang ditemukan di Flores pada
2003 dan diperkirakan berusia sekitar
30 tahun memiliki tinggi badan 1 meter,
be-rat 25 kg, dan volume otak tidak lebih dari 380 cm3. Ukuran ini terma-suk
kecil untuk ukuran simpanse, dan hanya
sepertiga dari volume otak Homo Sapiens yang mencapai 1.400 cm3.
Perbandingan antara
homo Floresiensis dan
homo sapiens
81
82
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
g. Penggunaan Alat pada Marga Homo
Menggunakan peralatan tertentu dalam kehidupan sehari-hari menjadi tanda bahwa sebuah populasi dianggap
sudah memiliki kecerdasan. Secara teori, kemampuan membuat dan menggunakan alat merupakan aspek penting
dalam evolusi manusia, misalnya dengan
semakin besarnya volume otak manusia. Pembesaran volume otak sejalan
dengan besarnya kualitas dan kuantitas
energi yang dikonsumsinya.
Sebagai perbandingan, otak manusia modern mengkonsumsi energi
berupa makanan sebesar 400 kilokalori
per hari, sekitar seperlima bagian dari
energi keseluruhan yang diperlukan
oleh tubuh. Perkembangan peralatan
memungkinkan manusia saat itu untuk
berburu dan memperoleh daging yang
kaya energi, atau memulai pertanian
dan menanam tanaman yang lebih kaya
energi. Dengan demikian, penciptaan
peralatan pada saat itu turut memberikan tekanan pada evolusi sehingga
manusia modern memiliki kemampuan
seperti saat ini.
Kapan tepatnya kelompok-kelompok yang mirip manusia modern mulai
menggunakan alat memang sangat sulit dipastikan, sebab makin primitif peralatan, seperti batu berujung tajam,
makin sulit pula proses pembuatannya.
Keadaan ini membuat para peneliti ragu, apakah alat itu dibuat atau tersedia
di alam dengan sendirinya. Misalnya,
ada peneliti yang menyatakan bahwa
kelompok Australophitecus yang hidup
sekitar 4 juta tahun lalu telah menggunakan alat berupa tulang binatang: pernyataan yang sangat diragukan kebenarannya.
Hampir semua jenis hewan menggunakan peralatan tertentu dalam kesehariannya. Namun, hanya jenis manusia
yang dalam perjalan hidupnya sampai
saat ini menciptakan dan menggunakan
alat yang sangat beragam dan kompleks.
Alat tertua yang dapat diciri adalah batu
Oldowan dari Ethiopia. Alat ini sudah
digunakan jenis manusia sekitar 2,5 juta
tahun lalu, suatu masa sebelum marga
Homo mulai ada. Oldowan ini mungkin
sekali dibuat oleh jenis-jenis yang kemudian menurunkan Homo. Kelompok Paranthropus yang hidup lebih awal dari
Homo, ditunjuk sebagai kandidat pembuat Oldowan. Perdebatan tentang hal
ini terus berlangsung, walaupun seorang
peneliti bernama Randall Susman pada
1994 mencoba memberikan sedikit penyelesaian.
Dalam penjelasannya, Randall Susman memakai anatomi otot-otot yang
menggerakkan ibu jari sebagai pembuktian. Dinyatakannya, jempol Paranthropus dan Homo digerakkan oleh tiga
otot. Hal ini, ditambah dengan beberapa spesifikasi anatomi tangan, menjadikan kedua marga tersebut sebagai
Penciptaan Manusia
makhluk yang mampu membuat dan
memegang dengan baik alat yang dibuatnya. Anatomi tangan simpanse
sangat berbeda sehingga kemampuan
membuat dan menggunakan alat tidak
ada pada mereka. Susman akhirnya menyimpulkan bahwa anatomi modern dari
jempol manusia adalah jawaban evolusi
atas keperluan terhadap kemampuan
untuk membuat dan menggunakan peralatan.
Hingga sekitar 50.000 tahun lalu,
penggunaan batu sebagai alat tidak
bergerak signifikan. Setiap tingkat perkembangan, dari Homo Habilis, Homo
Ergaster, hingga Homo Neanderthalensis, berjalan amat pelan. Kuat dugaan,
jenis-jenis Homo ini menganut paham
konservatif. Namun keadaan sudah mulai lebih melaju pada masa-masa setelah
angka 50.000 tahun lalu.
Pada masa itu, manusia mulai memiliki rasa budaya, seperti menguburkan
anggota kelompok yang mati, membuat
pakaian dari bulu binatang, menciptakan metode berburu yang maju―seperti menggunakan lubang jebakan atau
menggiring bintang buruan agar jatuh
di tebing terjal―dan melukis dinding
gua. Peralatan yang dibuat juga semakin
canggih, seperti alat pancing ikan, kancing baju, dan jarum jahit dari tulang.
Pada masa Homo Neanderthalensis, variasi teknologi yang dikembangkan relatif sangat terbatas.
Pada dasarnya, perilaku manusia
modern dapat digolongkan ke dalam
empat aspek: berpikir abstrak (konsep
yang bebas dari contoh-contoh spesifik),
perencanaan (mengambil langkah-langkah dalam mencapai tujuan), inovasi
(menemukan pemecahan masalah), dan
perilaku simbolik (semacam imaginasi
dan ritual). Para antropolog memberikan beberapa contoh untuk hal itu, di
antaranya alat-alat khusus, penggunaan
perhiasan batu permata dan imajinasi
(seperti gambar di dinding gua), pengaturan hidup dalam gua, ritual (penguburan dengan menyertakan barangbarang yang akan digunakan di alam
arwah), teknik khusus dalam berburu,
eksplorasi ke kawasan yang kurang baik,
juga jaringan tukar menukar barang
(barter). Namun, apakah kemajuan modern ini bersifat revolusioner―semacam peristiwa Big Bang pada kejadian
alam―ataukah lebih merupakan evolusi yang bertahap, masih menjadi objek
perdebatan.
h. Model Evolusi Manusia
Pada saat ini, semua manusia tidak lagi
terbagi dalam pembatasan jenis, melainkan telah menjadi populasi yang satu
dari Homo Sapiens Sapiens. Namun, bila
hipotesis Out of Africa dijadikan acuan
maka jenis ini bukanlah jenis pertama
dari marga Homo. Jenis pertama adalah
Homo Habilis yang hidup paling tidak 2
83
84
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
juta tahun lalu. Mereka hidup terpencar
di Afrika untuk waktu yang relatif sebentar. Berikutnya datang Homo Erectus yang berevolusi lebih dari 1,8 juta
tahun lalu. Pada sekitar 1,5 juta tahun
lalu, kelompok ini mulai menyebar keluar dari Afrika. Yang demikian ini didasarkan pada perkiraan bahwa jenis manusia modern berevolusi di Afrika, lalu
menyebar keluar menggantikan kelompok Homo jenis lain yang sudah lama
eksis di Asia atau Eropa.
Pendapat ini berbeda dari teori
yang memakai hipotesis Evolusi Multiregional. Pendapat ini percaya bahwa
evolusi manusia modern terjadi karena
adanya percampuran di dalam populasipopulasi yang ada. Walaupun buktibukti yang diperoleh melalui studi DNA
memperlihatkan bahwa model Out of
Africa lebih masuk akal, namun peneliti-
an melalui metode archaic admixture
mendukung pendapat kedua.
Dua model ini sama-sama diakomodasi oleh para peneliti. Belum ada
keputusan konkret mana dari keduanya
yang lebih logis untuk menjelaskan evolusi manusia modern. Pada saatnya
nanti, bisa jadi penelitian evolusi genetika manusia dapat dipakai untuk memecahkan hal ini. Dengan penelitian
yang demikian maka dapat dijelaskan
bagaimana genom manusia berbeda
satu sama lain, unsur evolusi apa yang
menyebabkannya, dan bagaimana eksesnya pada saat ini. Perbedaan genom
ini akan memiliki implikasi dan aplikasi
dalam bidang antropologi, kesehatan,
dan forensik. Data genetika semacam
ini dapat menjadi bahan yang sangat
penting dalam membuka tabir evolusi
manusia. []
BAB 2
86
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
AL-QUR’AN, REPRODUKSI, DAN
PERIKEHIDUPAN MANUSIA
P
ertanyaan tentang kapan kehidupan di bumi ini mulai ada telah
dijawab dengan tegas oleh AlQur’an. Menurut Al-Qur’an kehidupan
bermula saat alam semesta tercipta.
Ayat-ayat berikut ini menjelaskan hal itu.
Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui
bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu,
kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka
mengapa mereka tidak beriman? (al-Anbiyā’/21: 30)
Kemudian Dia menuju ke langit dan (langit) itu masih
berupa asap, lalu Dia berfirman kepadanya dan kepada
bumi, “Datanglah kamu berdua menurut perintah-Ku
dengan patuh atau terpaksa.” Keduanya menjawab,
“Kami datang dengan patuh.” (Fușșilat/41: 11)
Ledakan dahsyat Big Bang mengakibatkan pendarnya berbagai benda
langit dan berakhir pada terbentuknya
alam semesta seperti dapat disaksikan
belakangan ini. Kemudian ditegaskan
bahwa kehidupan dimulai dari air (alAnbiyā’/21: 30). Bila diamati, ayat-ayat
yang berkaitan dengan penciptaan ma-
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
nusia dan makhluk hidup lainnya (antara lain al-Anbiyā’/21: 30, an-Nūr/24: 45,
dan al-Furqān/25: 54) memperlihatkan
adanya semacam mukjizat. Mukjizat itu
tampak dalam bentuk penciptaan makhluk hidup dari air.
kaan bumi masih ditutupi air. Permukaan
air laut di bumi ini tidak sama tingginya.
Bila permukaan laut di dunia ini sama
tingginya maka seluruh daratan akan
tertutup oleh air. Dari suatu simulasi,
tampak bahwa apabila permukaan laut
diratakan maka rata-rata daratan akan
berada sekitar 7.000-10.000 kaki di bawah laut. Dominasi laut di bumi ini dijelaskan dalam Surah Hūd/11: 7.
Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air,
maka sebagian ada yang berjalan di atas perutnya
dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah
menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu. (an-Nūr/24: 45)
Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air,
lalu Dia jadikan manusia itu (mempunyai) keturunan
dan mușāharah, dan Tuhanmu adalah Mahakuasa.
(al-Furqān/25: 54)
Air adalah komponen utama setiap bentuk kehidupan. 50-90% berat
makh-luk hidup terdiri atas air. Demikian
pula, 80% dari protoplasma―material
dasar sel―adalah air. Kekuatan yang
dimiliki oleh protoplasma amat tergantung pada kehadiran air.
Sekarang ini, sekitar 72% permu-
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam
enam masa, dan ‘Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji
siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya.
Jika engkau berkata (kepada penduduk Mekah), “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan setelah mati,”
niscaya orang kafir itu akan berkata, “Ini hanyalah
sihir yang nyata.” (Hūd/11: 7)
Dalam penciptaan makhluk, termasuk di dalamnya manusia, beberapa
ayat menjelaskan besarnya peranan
tanah liat, di samping peranan air. Ayatayat di bawah ini menerangkan hal
tersebut.
87
88
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian
Dia menetapkan ajal (kematianmu), dan batas waktu
tertentu yang hanya diketahui oleh-Nya. Namun demikian kamu masih meragukannya. (al-An‘ām/6: 2)
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam)
dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi
bentuk. (al-Ĥijr/15: 26)
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari
saripati (berasal) dari tanah. (al-Mu’minūn/23: 12)
Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah),
“Apakah penciptaan mereka yang lebih sulit ataukah
apa yang telah Kami ciptakan itu?” Sesungguhnya
Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat. (așȘāffāt/37: 11)
Genesis dari material genetika
dan munculnya struktur sel merupakan
dua subjek yang banyak diperdebatkan.
Hingga kini, dua-duanya belum sepenuhnya dapat dihubungkan. Kelahiran material genetika yang jelas sangat penting
bagi kehidupan selalu dikaitkan dengan
kehadiran material tanah liat.
Material genetika ini penting karena dengan perantarannya kehidupan
mempunyai kemampuan untuk menurunkan sifat, melakukan pembelahan sel,
berevolusi, dan lusinan aktivitas kehidupan lainnya. Sedangkan membran
adalah kunci bagi terjadinya proses fisiologi dari suatu sel, karena membran
ini akan melindungi isi sel yang berupa
material kimia yang mendorong terjadinya reaksi kimia dan memisahkan material genetika yang baik dari yang buruk.
Dalam hidup keseharian tampak
bahwa segalanya hadir dalam bentuk
yang saling berpasangan; siang-malam,
pagi-sore, senang-susah, jantan-betina,
dan seterusnya. Bumi pun demikian, ada
kutub utara dan kutub selatan. Bahkan,
atom yang dipercaya merepresantasikan
wujud terkecil dan tak terbagi, nyatanya
juga terbagi dua: proton dan elektron.
Mahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya
berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun
dari apa yang tidak mereka ketahui. (Yāsīn/36: 36)
Keberpasangan pada manusia tidak perlu diragukan; ada lelaki dan ada
perempuan. Keduanya berbeda dan tidak dapat disamakan persis dalam bentuk apa pun. Apabila dipaksakan maka
yang akan lahir hanyalah makhluk baru
yang bukan lelaki dan bukan pula perempuan.
Perbedaan antara keduanya tidak
terbatas pada alat reproduksinya be-
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
laka, tetapi juga pada struktur, fungsi,
dan cara berpikir. Namun dengan perbedaan ini, kesempurnaan dalam menjalani hidup justru dapat diperoleh. Jumlah sel darah merah pada wanita lebih
sedikit daripada laki-laki. Demikian pula
kemampuan bernafas dan volume otot
wanita lebih rendah daripada laki-laki.
Akan tetapi, wanita memiliki imunitas
dan kemampuan menanggulangi kuman yang lebih tinggi ketimbang lakilaki. Wanita diberikan kecenderungan
untuk mencintai diri sendiri yang dibarengi dengan kecenderungan untuk
berkorban demi kelanjutan keturunan.
Inilah yang menyebabkan wanita kuasa
mengatasi kesulitan masa haid, hamil,
melahirkan, menyusui, dan membesarkan anak. Kenikmatan yang dirasakannya tidak sebatas dalam hubungan
seksual, tetapi juga dalam memelihara
anak.
Keberpasangan ini memicu kerja
sama yang pada gilirannya akan menghasilkan kesinambungan dan keharmonisan. Bila berdiri sendiri maka akan
ada kelebihan dan kekurangan. Namun
apabila bersatu maka yang akan timbul
adalah kesempurnaan dan keistimewaan.
Bila laki-laki dan perempuan pa-da
ayat di atas merepresentasikan keberpasangan yang tampak, maka penggalan kalimat “makhluk-makhluk yang ti-
dak mereka ketahui” memberikan arti
yang lebih luas. Barulah akhir-akhir ini
manusia dapat mengerti maksud penggalan kalimat tersebut. Paul Dirac, fisikawan asal Inggris, menemukan bahwa
suatu objek dibentuk oleh materi yang
berpasangan. Dengan temuannya ini, ia
mendapat anugerah Nobel pada 1933.
Dia menyebutkan akan adanya pasangan materi dan antimateri. Anti-materi
mengandung karakter yang berlawanan
dari materi. Suatu molekul, misalnya,
memiliki antimateri elektron yang bermuatan listrik positif dan proton yang
bermuatan listrik negatif.
Contoh lain mengenai keberpasangan adalah tumbuhan. Para ahli
menemukan keberpasangan pada tumbuhan baru sekitar 100 tahun lalu, sedangkan Al-Qur’an telah menjelaskan
hal itu pada 14 abad yang lalu. Hal ini
tampak pada dua ayat berikut.
Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya, dan Dia meletakkan gunung-gunung
(di permukaan) bumi agar ia (bumi) tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan segala
macam jenis makhluk bergerak yang bernyawa di bumi.
Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami
tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (Luqmān/31: 10)
89
90
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
(Tuhan) yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu, dan menjadikan jalan-jalan di atasnya
bagimu, dan yang menurunkan air (hujan) dari langit.” Kemudian Kami tumbuhkan dengannya (air
hujan itu) berjenis-jenis aneka macam tumbuh-tumbuhan. (Ţāhā/20: 53)
Al-Qur’an dan Terjemahnya terbitan Kementerian Agama tidak begitu
jelas melafalkan keberpasangan itu. Hal
sebaliknya dapat kita temui dalam Tafsir
Al-Mishbah dan beberapa terjemah berbahasa Inggris. Mari kita lihat perbandingan tiga versi terjemah tersebut dalam bagan berikut ini.
bang biak melalui reproduksi. Ilmu pengetahuan makin berkembang, dan
bersamaan dengan itu banyak teori
tentang proses reproduksi manusia dikemukakan.
Pada masa Plato dan Aristoteles,
banyak pro-kontra mengenai teori terciptanya embrio. Teori pertama percaya
bahwa embrio manusia berbentuk manusia mikro dan tertanam di sperma
laki-laki. Teori kedua juga tidak ada bedanya dengan yang pertama, kecuali
bahwa embrio yang berbentuk manusia
mini itu tertanam dalam rahim wanita
dan terbentuk dari darah menstruasi
Penganut dua teori ini sama-sama
belum tahu bahwa sperma dan indung
telur mempunyai peran yang sama
dalam pembentukan embrio; sebuah
Surah Luqmān/31: 10
Surah Ţāhā/20: 53
Al-Qur'an dan
Terjemahnya terbitan
Kementerian Agama
“... lalu Kami tumbuhkan padanya
segala macam tumbuh-tumbuhan yang
baik.”
“... Kemudian Kami tumbuhkan
dengannya (air hujan itu) berjenisjenis aneka macam tumbuhtumbuhan.”
Tafsir Al-Mishbah
“... lalu Kami tumbuhkan padanya
segala pasangan yang baik.”
“... Maka Kami tumbuhkan
dengannya berjenis-jenis tumbuhtumbuhan yang bermacam-macam.”
Terjemah edisi Bahasa
Inggris
“... And We send down water from the
sky and make every generous plant
grow in it, in pairs.”
“... which We have brought forth
diverse pairs of plants.”
A. Al-Qur’an dan Reproduksi
Manusia
Seiring penciptaannya dari air dan tanah liat, manusia berkembang menjadi
makh-luk tingkat tinggi yang berkem-
teori yang kemudian ditemukan oleh
seorang peneliti berkebangsaan Italia,
Spallanzani, pada 1775. Pada 1783, Van
Beneden mengkonfirmasi temuan ini.
Dengan demikian, konsep mengenai
adanya embrio dalam bentuk manusia
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
mikro dalam sperma atau rahim telah
dipatahkan. Pada 1888 dan 1909, Boveri
membuktikan bahwa kromosom membawa faktor keturunan. Pengetahuan
berkembang pesat setelah Morgan pada
1912 menguraikan peranan gen dalam
penurunan sifat. Dengan demikian, baru
pada abad 18 manusia mengetahui teori
perkembangbiakan manusia, walaupun
pada saat itu pembuktiannya belum sepenuhnya dapat dilakukan. Teori-teori
ini kemudian dikonfirmasi oleh pembuktian-pembuk-tian yang didasarkan pada
temuan-temuan baru pada permulaan
abad 20.
Teori yang baru terungkap oleh ilmu pengetahuan abad 20 ini sebenarnya
sudah diuraikan dalam berbagai surah
Al-Qur’an ratusan tahun sebelumnya.
Ayat ke-2 Surah al-Insān mengindikasikan
ada-nya campuran antara unsur yang
datang dari laki-laki dan wanita dalam
pembentukan embrio.
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari
setetes mani yang bercampur yang Kami hendak
mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena
itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (alIns☼n/76: 2)
Kata “setetes mani” pada ayat ini
adalah terjemahan dari bahasa Arab nuţfatin amsyāj yang artinya bercampur,
yakni bercampurnya air yang berasal
dari laki-laki dan perempuan. Hal ini dinyatakan oleh Nabi Muhammad saat
menjawab pertanyaan seorang Yahudi:
Ketika kaum Quraisy memberitahu seorang Yahudi bahwa Muhammad
mengaku Nabi, ia lantas mendatangi
Inilah gambar imajinatif embrio
yang berbentuk manusia mikro
dalam rahim (gambar kiri)
oleh Leonardo da Vinci pada
abad 15. Sedangkan gambar di
sebelah kanan adalah imajinasi
Hartsoeker pada abad 17
tentang miniatur embrio pada
sperma laki-laki. (Sumber: AlGhazal, Sharif Kaf, Embryology
and Human Creation Between
Quran and Science. http://
www.islamicmedicine. org/
embryoengtext.htm - diunduh
pada Juni 2006)
91
92
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Nabi dan mengajukan berbagai pertanyaan untuk menguji kebenaran pengakuannya. Setelah sekian pertanyaan
di-jawab oleh Nabi, sampailah ia pada
pertanyaan terakhir. Ia berkata, “Aku
akan mengajukan kepadamu suatu pertanyaan yang tidak akan bisa dijawab
oleh seorang pun di dunia selain nabi
dan orang-orang di sekitarnya.” Nabi
berkata, “Apakah engkau mendapat
keuntungan bila aku menjawab pertanyaanmu?” Ia berkata, “Aku bertanya
kepadamu tentang anak.” Nabi menjawab, “Bahan untuk reproduksi dari
laki-laki berwarna putih, dan dari wanita berwarna kuning―yakni warna inti
indung telur. Ketika mereka bersanggama dan bahan (kromosom dan gen)
laki-laki lebih unggul daripada bahan
perempuan maka Tuhan akan memutuskan terciptanya anak laki-laki. Apabila bahan perempuan lebih unggul
daripada bahan laki-laki maka anak
perempuanlah yang ditentukan oleh
Allah.” Orang Yahudi itu berkata sebelum berlalu, “Apa yang engkau katakan
adalah benar adanya; engkau nyatanyata adalah seorang nabi.” Selepas
kepergian Yahudi itu, Nabi berkata, “Ia
menanyakan sesuatu yang tidak aku ketahui hingga Allah memberitahukan jawabannya kepadaku.”
Sejarah seluruh kehidupan manusia, mulai dari sperma dan indung telur
hingga penyakit pikun yang melanda
para lansia, tertuang lengkap dalam Surah al-Ĥajj/22: 5. Pada Surah al-Mu’minūn/23: 13-14, dijelaskan rincian proses
perkembangan embrio dan janin.
Wahai manusia, jika kamu meragukan (Hari) Kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes
mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan
yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepa-da
kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut
kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada
yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu
yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun),
sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang
telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering,
kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan
menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah. (al-♦ajj/22: 5)
embrio akan berkembang―sekitar 3 bulan. Setelah itu, terjadi perkembangan
janin selama kurang lebih 6 bulan.
Masa persalinan
Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat,
lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta
yang paling baik. (al-Mu’minūn/23: 13-14)
Dari dua ayat ini diketahui bahwa
perkembangan embrio terjadi secara
bertahap. Tahapan-tahapan yang digambarkan dua ayat ini sama persis dengan
temuan ilmu pengetahuan modern. Secara global, pentahapan itu dapat dijelaskan sebagai berikut. Sel telur yang
belum dibuahi diproduksi oleh organ
wanita dan diletakkan pada semacam
tabung yang disebut Fallopia. Saat bersanggama, akan ada satu sperma lakilaki yang membuahi sel telur. Sel telur
yang telah dibuahi akan bergerak ke rahim
(uterus) dan menempel pada dinding rahim. Ketika menempel di dinding rahim,
Pembahasan selanjutnya akan menguraikan tahap-tahap perkembangan embrio bersamaan dengan bahasan tentang ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan
dengan setiap tahapannya. Pertama, kita
perhatikan dua ayat berikut yang berbicara secara global tentang perkembangan manusia yang melalui beberapa
tahapan.
Mengapa kamu tidak takut akan kebesaran Allah?
Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam
beberapa tingkatan (kejadian) (Nūĥ/71: 13-14)
Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian
dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Tidak ada seorang
perempuan pun yang mengandung dan melahirkan,
melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan tidak
dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam
Kitab (Lauh Mahfuz). Sungguh, yang demikian itu
mudah bagi Allah. (Fāţir/35: 11)
93
94
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Surah pertama menjelaskan perkembangan manusia secara umum, dan
surah kedua lebih rinci karena memperlihatkan peristiwa-peristiwa yang
terjadi selama proses perkembangan
manusia; bagaimana manusia pertama
―Adam―diciptakan dari tanah, dan
kemudian dari air mani. Berdasarkan
keterangan singkat di atas, diketahui sedikitnya ada tiga rincian perkembangan
manusia yang diurai-kan oleh Al-Qur’an
yang kemudian dikonfirmasi oleh temuan-temuan ilmu pengetahuan.
Nuţfah.
(Sumber: http://elwatha.file. wordpress.com/2009/02/
- diunduh pada September 2009)
1. Sperma dan sel telur
Ketika saripati tanah masuk ke dalam
tubuh manusia, saripati itu lantas dipakai oleh tubuh sebagai starting materials
dalam proses metabolisme pembentukan nuţfah di dalam sel-sel reproduksi.
Kata nuţfah seringkali diterjemahkan
dengan air mani atau setetes mani. Secara literal, kata ini berarti tetesan atau
bagian kecil dari fluida―cairan kental,
konsentrat. Dalam dunia sains, kata
ini diartikan sebagai konsentrasi fluida
yang mengandung sperma. Kata lain
yang biasa digunakan hampir serupa
dengan nuţfah adalah nuţfatin amsyāj,
atau setetes mani yang bercampur. Ini
mengandung arti percampuran dua
nuţfah atau benih, yaitu dari laki-laki
(sperma) dan dari perempuan (sel telur,
ovarium). Dalam Surah al-Insān/76: 2,
tampak sekali bahwa hanya satu tetes
Diagram sperma.
(Sumber: http://infertilitybook.com/ - diunduh pada
September 2009)
mani―satu sperma―saja yang membuahi ovarium; suatu hal yang bertepatan
dengan temuan dalam disiplin ilmu embriologi.
Nuţfah juga disebut sebagai air
yang hina (mā’im mahīn, Surah al-Mursalāt/77: 20) atau air yang terpancar (mā’in dāfiq, Surah aţ-Ţāriq/86: 6). Istilah
yang pertama merujuk pada tempat
keluarnya air itu sebagai tempat yang
hina, alat genitalia, suatu organ yang
juga berfungsi untuk membuang urine.
Sedangkan istilah yang kedua menunjukkan proses masuknya nuţfah (sperma) ke dalam rahim.
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
Nuţfah dibentuk di dalam buah
pelir. Buah pelir sendiri dibentuk oleh
sel-sel yang ada di bawah bakal ginjal,
di bagian punggung embrio. Kelompok
sel ini, beberapa saat sebelum kelahiran
bayi, akan turun sampai di bawah tulang
rusuk. Cairan yang dihasilkan laki-laki―
selanjutnya disebut air mani―terdiri
atas sperma, yaitu bentuk makhluk
yang melakukan pembuahan, dan prostaglandin yang merangsang terjadi kontraksi pada rahim. Kontraksi ini akan
membantu sperma bergerak menuju
lokasi pembuahan indung telur. Air mani juga mengandung glukosa yang diperlukan oleh sperma sebagai sumber
energi. Selain itu, ada juga unsur lain
yang berfungsi menetralisasi keasaman
mulut rahim dan sekaligus melicinkan
gerakan sperma.
Menurut hitungan para ahli, sperma yang keluar dalam satu kali ejakulasi berjumlah jutaan ekor. Namun, dari
sekian banyak, hanya satu yang dapat
melakukan pembuahan. Untuk itu, dilakukan perjalanan panjang dan berbahaya. Beberapa peneliti mengibaratkan
tantangan yang dihadapi sperma dalam
perjalanannya menuju pembuahan seperti perjuangan manusia ke bulan. Setelah pembuahan berlangsung, terjadilah
perubahan cepat pada indung telur.
Dengan segera, indung telur menghasilkan membran yang mencegah sperma
lain untuk ikut melakukan pembuahan.
Air mani atau nu•fah, dalam tahapan-tahapan perkembangan manusia, disebutkan dalam ayat berikut.
Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim) (al-Mu’minūn/23 : 13)
Kata nu•fah yang berarti sedikit air
atau setetes air, jelas mendeskripsikan
air yang sedikit yang dipancarkan lelaki
saat bersenggama. Air yang sedikit itu
mengandung sperma. Sperma atau spermatozoa terdapat di dalam “air menjijikkan” dalam bentuk ikan berekor panjang. Inilah arti kata sulālah.
Air mani diuraikan dengan lebih
rinci pada ayat-ayat berikut.
Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa
dia diciptakan. Dia diciptakan dari air (mani) yang
terpancar, yang keluar dari antara tulang punggung
(sulbi) dan tulang dada. (aţ-Ţāriq/86: 5-7)
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari
setetes mani yang bercampur yang Kami hendak
mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena
itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (alInsān/76: 2)
95
96
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Gambar ini memperlihatkan
sperma yang berkerumun
di sekitar sel telur (Sumber:
Al-Ghazal, Sharif Kaf,
Embryology and Human
Creation Between Quran
and Science. http://www.
islamicmedicine.org/
embryoengtext.htm diunduh pada Juni 2006)
Diagram di atas memperlihatkan cara masuk sperma
ke dalam sel telur dalam proses fertilisasi. (Sumber:
http://web2. uwindsor.ca/ courses/biology/weis/55101/lec16a.ppt dalam Inoue, N., M. Ikawa, A. Isotani
& M. Okabe. The Immunoglobin Superfamily Protein
Izumo is Required for Sperm to Fuse with Eggs. Nature,
vol. 434, 234-238, 10 March 2005 - http://www. bio.
davidson.eduh - diunduh pada September 2009)
Fertilisasi atau pembuahan sel telur oleh sperma pada binatang menyusui, termasuk manusia, terjadi di dalam tubuh
binatang betina. Zigot membelah dalam waktu hanya beberapa jam setelah proses fertilisasi. Proses pembelahan zigot
dapat di lihat pada gambar di samping. (Sumber: Al-Ghazal, Sharif Kaf, Embryology and Human Creation Between Quran
and Science. http://www.islamicmedicine.org/embryoengtext.htm - diunduh pada Juni 2006)
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan
dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah,
kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati
air yang hina (air mani). (as-Sajdah/32: 7-8)
Ayat-ayat ini banyak berbicara
tentang kandungan air mani. Ilmu pengetahuan modern menemukan bahwa
air mani terdiri atas empat lendir berbeda yang dihasilkan oleh empat kelenjar
yang juga berbeda, yaitu kelejar biji
pelir, kelenjar saluran seminal, kelenjar
prostat, dan kelenjar saluran kencing.
Kelenjar biji pelir menghasilkan sperma,
sedangkan ketiga kelenjar lainnya tidak
menghasilkan bahan reproduksi apa pun.
Al-Qur’an menjelaskan kepada manusia bahwa air mani terdiri atas campuran beberapa bahan. Diuraikan dalam
Surah as-Sajdah/32: 8 bahwa saripati
adalah komponen paling urgen dalam
“air yang hina” itu. Pemakaian kata “air
yang hina” disesuaikan dengan tempat
asalnya, yakni dari saluran kencing yang
oleh manusia dianggap kotor dan tidak
berguna. Karena itu, pengunaan kata
“saripati” menjadi sangat tepat karena
ia berarti “yang paling baik dari yang
ada”. Angka-angka dalam uraian di bawah ini akan menjelaskan hal itu.
Sel telur atau ovum adalah satu sel
reproduktif pada wanita. Pada binatang
tingkat tinggi, sel telur diproduksi oleh
kelenjar seksual (gonad) wanita yang
bernama ovarium. Sel telur adalah salah
satu sel yang berukuran besar pada manusia. Sel ini berdiameter antara 100
hingga 200 um, sehingga dapat dilihat
dengan mata telanjang.
Dalam satu kali ejakulasi, dihasilkan sekitar tiga mililiter cairan yang mengandung antara 500 hingga 600 juta
sperma. Dari jumlah ini, hanya satu yang
terbaik yang akan sampai pada tujuan
akhirnya, yaitu membuahi sel telur. Hal
inilah yang hendak Allah sampaikan melalui Surah as-Sajdah/32: 8 di atas.
2. Rahim
Rahim atau uterus adalah tempat bagi
embrio dan janin untuk tumbuh dan
berkembang. Rahim, oleh Al-Qur’an, disebut sebagai tempat yang aman. Beberapa hal menjadi alasan mengapa rahim layak disebut sebagai tempat yang
aman, yaitu:
Posisinya terlindung karena terletak antara tulang panggul dan tertopang dengan kuat di kedua sisinya oleh
otot-otot yang pada saat yang sama
membebaskan rahim untuk bergerak
dan tumbuh hingga beberapa ratus kali
ukuran asalnya yang terjadi pada puncak
masa kehamilan atau sesaat sebelum
proses melahirkan.
97
98
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Pada saat kehamilan, dihasilkan
suatu cairan bernama progesteron, atau
biasa disebut hormon kehamilan yang
berfungsi merendahkan frekuensi kontraksi rahim. Embrio yang ada di dalam
rahim dikelilingi oleh beberapa lapisan
membran yang menghasilkan suatu
cairan dimana embrio itu berenang di
dalamnya. Hal ini menjaga embrio dari
kemungkinan terluka akibat benturan
dari luar.
Ayat berikut ini menjelaskan tahapan-tahapan pengembangan dan keamanan yang ditawarkan rahim kepada
janin.
Dia menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam)
kemudian darinya Dia jadikan pasangannya dan
Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak untukmu. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu
kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang
(berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu,
Tuhan yang memiliki kerajaan. Tidak ada tuhan selain Dia; maka mengapa kamu dapat dipalingkan?
(az-Zumar/39: 6)
Tentang keamanan janin dalam
rahim, para ahli menemukan adanya tiga
lapis membran―ayat di atas menyebutnya sebagai “tiga kegelapan”―yang dapat mengamankan janin selama berada
di dalam rahim. Beberapa peneliti kemudian menafsirkan “tiga kegelapan” itu
dengan tiga lapisan membran amniotik
yang mengelilingi rahim, dinding rahim,
dan dinding abdomen di bagian perut,
yaitu:
• Lapisan membran amnion yang mengandung cairan yang memungkinkan janin untuk berenang. Kondisi ini
melindungi janin dari benturan benda-benda luar. Di samping itu, posisi
ini memungkinkan janin untuk memosisikan diri prakelahiran.
• Lapisan membran chorion.
• Lapisan membran decidua.
Gambar ini memperlihatkan ketiga lapisan membran
itu. (Sumber: Al-Ghazal, Sharif Kaf, Embryology and
Human Creation Between Quran and Science. http://
www.islamicmedicine.org/embryoengtext.htm diunduh pada Juni 2006)
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
3. Pembentukan ‘Alaqah
Setelah lima jam dalam bentuk zigot
yang merupakan sel utama manusia
yang mengandung 46 kromosom, sifatsifat gen dominan dan resesif diturunkan kepada bakal janin. Zigot kemudian
membelah diri tanpa merubah ukuran
dan bergerak melalui tabung fallopian,
suatu tabung yang menghubungkan indung telur dan rahim. Zigot selanjutnya
menempelkan diri di dinding rahim.
Proses pembuahan dan perjalanan
zigot hingga akhirnya menempel di dinding rahim memerlukan waktu hingga
enam hari. Zigot tetap menempel pada
dinding rahim―dalam ilmu kedokteran
disebut blastocyt―dan tumbuh hingga
hari ke-15 ketika bentukan ‘alaqah dimulai.
Bukankah dia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian (mani itu)
menjadi sesuatu yang melekat, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya (al-Qiyāmah/75:
37-38)
Wahai manusia, jika kamu meragukan (Hari) Kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan
kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal
daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami
sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada
pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia
sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui
lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami
turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu
dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis
pasangan (tetumbuhan) yang indah. (al-Ĥajj/22: 5)
Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang
melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
99
100
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci
Allah, Pencipta yang paling baik. (al-Mu’minūn/23:
14)
Dari pengamatan para ilmuwan
diperoleh temuan bahwa sel telur yang
baru dibuahi akan menempelkan diri
pada dinding rahim. Ia menempelkan
diri dengan sangat kuat dan tetap demikian pada saat-saat permulaan perkembangan embrio. Pada tahap ini, bentuk dan perikehidupan embrio itu mirip
sekali dengan lintah. Ia memperoleh
Gambar ini memperlihatkan embrio manusia (atas)
dan bentuk lintah (bawah).
Jaringan darah yang berbelit menyebabkan embrio ini
berbentuk menyerupai segumpal darah.
Embrio yang tersambung dengan permukaan rahim
melalui umbilical cord (ari-ari). (Sumber: Al-Ghazal,
Sharif Kaf, Embryology and Human Creation between
Quran and Science. http://www.islamicmedicine.org/
embryoengtext. htm. - diunduh pada Juni 2006)
Embrio pada tahap
‘alaqah, tampak
dari samping.
(Sumber: The Birth
of Human Being.
http://www.55a.
net/eng/2b1.htm diunduh pada Juni
2006)
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
sari makanan langsung dari induk semangnya.
Surah al-Mu’minūn/23: 14 membagi pertumbuhan embrio menjadi empat. Tahap pertama adalah saat sel
telur baru saja dibuahi. Al-Qur’an mendeskripsikannya sebagai ‘alaqah yang
mempunyai beberapa arti, seperti bentukan seperti lintah, benda yang tersambung, atau segumpal darah.
‘Alaqah merupakan bentuk praembrionik yang terjadi setelah percampuran sperma dan ovarium. Moore
dan Azzindari (1982) mengemukakan
penjelasan yang cukup bagus tentang
‘alaqah ini. ‘Alaqah, kata keduanya, dalam bahasa Arab berarti lintah (leech),
suatu suspensi (suspended thing), atau
segumpal darah (a clot of blood). Lintah merupakan binatang tingkat rendah, berbentuk seperti buah pir, dan
hidup dengan mengisap darah. Ternyata sifat dan bentuk lintah ini dapat diterapkan pada ‘alaqah. Jadi, ‘alaqah
adalah suatu stadium embrionik yang
berbentuk seperti buah pir, ketika sistem cardiovaskular (sistem pembuluh
jantung) sudah mulai tampak, dan hidupnya tergantung pada darah ibunya.
‘Alaqah terbentuk sekitar 24-25 hari sejak pembuahan. Jika jaringan praembrionik ini digugurkan maka ia akan tampak
seperti segumpal darah.
Pada umumnya, pencangkokan organ dari luar ke dalam tubuh seseorang
tak jarang menimbulkan penolakan sehingga tidak selalu berjalan lancar. Namun pada kasus ‘alaqah tidak demikian
yang terjadi. Bentukan ‘alaqah ini langsung diterima tubuh walaupun sebenarnya bentukan ini termasuk benda asing.
Hal ini dikarenakan sebagian sifat yang
dibawa indung telur ibu ada di dalamnya,
sehingga tubuh ibu menganggapnya bukan sebagai benda asing.
Transformasi dari nu•fah menjadi
‘alaqah berlangsung sekitar 10 hari, diakhiri dengan terbentuknya zigot yang
menempel pada dinding rahim dengan
plasenta primitif yang dinamakan umbilical cord. Perubahan kemudian terjadi
dari tahapan ‘alaqah ke tahapan mu○gah
hanya dalam dua hari, yaitu hari ke-24
hingga ke-26.
4. Pembentukan muďgah
Tahap kedua dari pertumbuhan embrio
ditandai dengan berubahnya bentukan
seperti lintah menjadi muďgah, sesuatu
yang mirip dengan sepotong daging
atau permen karet yang telah dikunyah.
Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang
melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan
101
102
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami
menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain.
Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik. (alMu’minūn/23: 14)
Wahai manusia, jika kamu meragukan (Hari) Kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan
yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada
kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut
kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada
yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu
yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun),
sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang
telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering,
kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di
Bentuk embrio (gambar dan foto) pada hari
ke-26 perkembangannya. Sampai batas tertentu,
bentuk tersebut mirip dengan bentukan permen
karet berikut bekas gigitannya. (Sumber: Al-Ghazal, Sharif Kaf, Embryology and Human Creation
between Quran and Science. http://www.islamicmedicine.org/embryoengtext.htm. - diunduh
pada Juni 2006)
Gambar ini memperlihatkan embrio pada bulan
pertamanya di dalam rahim. (Sumber: 40 Days in
the Womb. http://www. themodernreligion.com/
science/science.htm - diunduh pada Juni 2006)
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan
menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah. (al-Ĥajj/22: 5)
Segumpal daging pada ayat di atas
dibahasakan dengan muďgah. Embrio
berubah bentuk dari tahapan ‘alaqah ke
permulaan tahapan muďgah pada hari
ke-24 atau 26. Waktunya relatif lebih
cepat ketimbang perubahan dari tahap
nuţfah ke ‘alaqah. Proses yang demikian
cepat itu tampak dari penggunaan kata
“fa” dalam Surah al-Ĥajj/22: 14, yang dalam kaidah bahasa Arab menunjukkan
keberiringan.
Pada hari ke-28, bagian punggung
embrio tumbuh beberapa tonjolan dengan lekukan-lekukan di antaranya yang
membuatnya mirip permen karet atau
daging yang baru digigit. Embrio sudah
dapat berbalik dan berputar di dalam rahim sampai dengan usia 6 minggu.
Tahapan muďgah ditandai dengan
bermulanya pertumbuhan dan pembiakan sel yang luar biasa. Segumpal daging
ini terdiri dari sel-sel atau jaringan-jaringan yang sudah maupun yang belum
mengalami diferensiasi, seperti digambarkan dalam Surah al-Ĥajj/22: 5 di atas.
Kata “sempurna” dalam ayat tersebut
diterjemahkan oleh More dan Azzindani
(1982) sebagai diferensiasi.
Masa muďgah dengan ciri seperti
itu diikuti oleh tahapan formasi organ
yang oleh Al-Qur’an disebut sebagai
takhalluq. Pada tahapan ini, beberapa
organ mulai terbentuk, seperti mata,
lidah, dan bibir. Bentukan seperti manusia masih belum tampak sampai dengan
akhir minggu ke-8. Pada masa ini, bentuk
tangan dan kaki sudah mulai tampak.
Pada minggu ke-5, jantung mulai
berdetak. Embrio juga sudah mengembangkan plasenta, suatu bentukan tabung yang masuk ke dalam dinding
rahim dan mengalirkan oksigen serta
makanan dari darah ibu ke tubuh janin.
Surah al-Ĥajj/22: 5 menyebutkan
dua tahapan muďgah, yaitu “yang sudah terbentuk” dan “yang belum terbentuk.” Yang disebut sebagai “sudah
terbentuk” adalah embrio itu sendiri;
embrio sudah mulai membentuk beberapa organ dengan fungsi yang spesifik. Sedangkan “yang belum terbentuk”
adalah plasenta yang terbentuk pada
hari ke-35. Tahapan muďgah berakhir
pada minggu ke-6, kurang lebih pada
hari ke-40.
5. Pembentukan tulang
Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang
melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
103
104
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci
Allah, Pencipta yang paling baik. (al-Mu’minūn/23: 14)
Tahap pembentukan tulang ini jelas sangat penting, dimulai dengan bentuk seperti daging atau permen karet
dengan lekukan dan tonjolan seperti
bekas digigit―masa muďgah, dengan
cepat berubah menjadi sesuatu dengan
bakal organ yang mulai tampak, walaupun bentuk manusia belum kelihatan secara jelas. Kemudian, dalam waktu singkat―beberapa hari pada akhir minggu
ke-6, terbentuk tulang-tulang yang mengubah penampakan secara drastis menjadi mirip manusia.
Pada minggu ke-7, bentuk manusia
makin nyata dengan bermulanya pembentukan kerangka. Masa ini―sekitar
hari ke-40 hingga 45―adalah garis batas yang membedakan masa muďgah
dan bentuk manusia. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa masa antara hari
ke-40 hingga 45 adalah hari-hari yang
sangat penting bagi perkembangan embrio. Pada waktu itulah embrio berubah
bentuk menjadi bentuk manusia.
Pembentukan tulang ini akan semakin berbentuk mirip manusia setelah pada tahap berikutnya tulang itu
diselimuti otot. Bagian kepala akan
berbeda dengan lengan. Kedua bentuk
mata dan dua bibir muncul di bagian
kepala. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad dalam riwayat Muslim
bahwa setelah janin melewati hari ke-42,
Allah menurunkan malaikat kepadanya
yang akan membentuknya menjadi
bentuk manusia; membuat telinga, mata, kulit, otot, dan tulang. Kemudian
malaikat akan bertanya kepada Allah
mengenai jenis kelamin yang akan diberikan kepada embrio ini. Lalu Allah
menentukan sesuai kehendaknya, dan
malaikat pun mencatatnya.
6. Pembentukan otot
Gambar di atas memperlihatkan embrio pada hari ke42 dan 44. (Sumber: Al-Ghazal, S. Kaf, Embryology and
Human Creation between Quran and Science. http://
www.islamicmedicine.org/embryo engtext.htm diunduh pada Juni 2006)
Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang
melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
Masa pembentukan otot ditandai dengan pembalutan
otot dan daging terhadap tulang-tulang seperti tampak pada gambar di atas. (Sumber: The Birth of Human
Being. http://www.55a.net/eng/2b1.htm - diunduh
pada Juni 2006)
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci
Allah, Pencipta yang paling baik. (al-Mu’minūn/23:
14)
Embriologi ialah cabang ilmu yang
mempelajari perkembangan embrio dalam rahim. Salah satu fase yang akan
dilalui embrio adalah fase pembentuk-
an tulang dan otot. Para ahli dalam beberapa dekade lalu berasumsi bahwa
tulang dan otot dibentuk pada waktu
bersamaan. Namun, penelitian mikroskopis membuktikan bahwa apa yang
dinyatakan ayat Al-Qur’an, kata demi kata, adalah tepat. Contoh, otot yang diambil dari permukaan tulang memperlihatkan bahwa otot membungkus
tulang. Dengan demikian, tulang harus
terbentuk terlebih dahulu, dan berikutnya barulah otot serta daging terbentuk dan membungkus tulang itu.
Dengan selesainya masa pembalutan tulang dengan laĥm (otot dan
daging), bentuk manusia semakin jelas.
Otot mengambil posisi di sekeliling tulang di sekujur tubuh. Dengan demikian,
kata “memberi pakaian” kepada tulang
yang digunakan dalam ayat Al-Qur’an
adalah tepat adanya. Bagian-bagian tubuh embrio yang semula terpisah-pisah
telah saling ter-hubung. Seiring dengan
selesainya fase pembentukan otot, embrio manusia pun mulai dapat bergerak.
Pembungkusan tulang oleh otot
dan daging merupakan babak baru dalam perkembangan anak manusia. Seiring usainya proses myogenesis (pembentukan otot), embrio mulai dapat
bergerak. Masa ini, yang dimulai pada
akhir minggu ke-7 dan berakhir pada
akhir minggu ke-8, dianggap sebagai
babak akhir pembentukan embrio, atau
dalam bahasa Arab disebut takhalluq.
105
106
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Akhir fase embriologi ini segera diikuti
dengan fase dimulainya perkembangan
janin, yang dalam Al-Qur’an dibahasakan
dengan nasy’ah alias perkembangan.
Embrio pada hari ke-48 dan 56. (Sumber: Al-Ghazal, S.
Kaf, Embryology and Human Creation between Quran
and Science. http://www.islamicmedicine.org/embryoengtext.htm - diunduh pada Juni 2006)
Pada akhir minggu ke-8, perkembangan jauh lebih cepat ketimbang
fase-fase sebelumnya. Embrio berubah
menjadi makhluk yang sangat berbeda
dari sebelumnya. Ukuran kepala, badan,
dan kaki mulai menyesuaikan antara
minggu ke-9 sampai minggu ke-12. Pada
minggu ke-10, organ kelamin bagian luar
mulai tampak. Tulang tengkorak yang
semula lunak, pada minggu ke-12, mulai
mengeras. Lengan dan jari mulai dapat
dibedakan pada minggu yang sama.
Ukuran berat janin bertambah
dengan cepat. Bersamaan dengan perkembangan otot, janin sudah mulai dapat menggerakkan diri. Ketika umur
janin mencapai 16 minggu (112 hari), ia
sudah dapat menangkap dengan jarijarinya, kakinya sudah dapat digunakan
untuk menyepak, dan bahkan sudah dapat berjungkir balik. Pada masa ini, bagian organ dan sistem tubuh janin siap
berfungsi.
Janin siap hidup di luar rahim mulai
minggu ke-22 sampai 26, yakni setelah
masa kehamilan lebih dari 6 bulan. Pada
masa ini, organ pernafasan sudah siap
berfungsi normal. Begitu pula sistem saraf sudah mampu mengatur suhu badan
janin.
Indra yang pertama kali berkembang pada akhir fase embriologi ini ia-lah
pendengaran. Janin sudah dapat mendengar pada usia 24 minggu. Sedangkan
indera penglihatan baru berkembang
pada minggu ke-28, ketika bagian retina
mulai sensitif terhadap cahaya.
7. Perkembangan janin
Masa perkembangan janin dimulai pada
akhir minggu ke-7 dan berakhir pada
akhir minggu ke-8. Akhir dari masa ini
menandai berakhirnya fase takhalluq
(pembentukan). Para embriolog menjadikan akhir minggu ke-8 sebagai akhir
fase embriologi. Sedangkan fase berikutnya mereka sebut sebagai fase perkembangan janin.
Pada akhir minggu ke-8, satu fase
penting dimulai. Perubahan fase ini jauh
lebih cepat ketimbang tahap-tahap se-
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
Dalam gambar ini tampak janin
berukuran panjang 13 cm. Kelopak
mata, bulu mata, dan rambut halus di
kepalanya sudah terbentuk. (Sumber:
Al-Ghazal, S. Kaf, Embryology and
Human Creation between Quran and
Science. http://www.islamicmedicine.
org/embryoengtext.htm - diunduh
pada Juni 2006)
belumnya. Embrio berubah menjadi
makhluk lain saat ukuran kepala, tubuh,
kaki, dan tangan mulai mencapai ukuran
proporsional. Ini terjadi antara minggu
ke-9 dan 12. Pada minggu ke-10, organ
kelamin bagian luar sudah terbentuk.
Tulang yang semula terdiri atas unsurunsur lunak berubah menjadi bahan kapur yang keras pada minggu ke-12. Jari
kaki dan jari tangan juga sudah dapat
dibedakan pada minggu ini.
Berat janin meningkat signifikan
pada minggu-minggu ini seiring perkembangan otot dan dagingnya. Pada saat
ini, janin sudah dapat bergerak secara
teratur. Janin sudah secara sadar menggunakan tangannya untuk menangkap
sesuatu, menendang dengan kakinya, atau bahkan
melakukan salto. Pada saat
ini pula janin sudah dapat
melakukan apa yang diingininya.
Pada tahap ini, semua
organ sudah berfungsi. Janin siap untuk hidup di luar
rahim sejak berumur sekitar
22-26 minggu, yakni kurang lebih 6 bulan
pascapembuahan. Namun, tentunya ini
terjadi bila sistem pernafasan dan sarafnya berfungsi normal.
8. Perkembangan metafisik
Secara fisik, perkembangan struktur dan
fungsi organ manusia sangat mirip dengan kebanyakan binatang. Kandungan material pembentuk tubuh pada manusia dan kebanyakan makhluk hidup
relatif sama. Penelitian membuktikan
bahwa kehidupan semua makhluk hidup sangat dekat dengan peran air, seperti dijelaskan dalam beberapa ayat
berikut.
107
108
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu,
kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka
mengapa mereka tidak beriman? (al-Anbiyā’/21: 30)
Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air,
maka sebagian ada yang berjalan di atas perutnya
dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah
menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu. (an-Nūr/24: 45)
Material pembentuk tubuh manusia dan makhluk hidup lainnya sama
betul dengan kandungan tanah. Hal
ini antara lain diuraikan dalam ayat di
bawah ini.
Dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah; tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah
menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya.
Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya)
dan memperkenankan (doa hamba-Nya). (Hūd/11:
61)
Kombinasi antara tanah dan air
akan menghasilkan tanah liat, dan dari
tanah liat inilah Allah menciptakan makhluk hidup.
Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah),
“Apakah penciptaan mereka yang lebih sulit ataukah
apa yang telah Kami ciptakan itu?” Sesungguhnya
Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat. (așȘāffāt/37: 11)
Dalam uraian di atas, kita sama
sekali tidak menemukan keunikan manusia, baik dari sisi fisiologi maupun
anatomi. Apa yang ada pada tubuh
manusia juga dimiliki oleh kebanyakan
jenis binatang. Hanya satu keunikan yang
manusia miliki dan membedakannya dari makhluk hidup lain, yaitu kalbu. Dengannya, manusia dapat membedakan
yang baik dan yang buruk. Ia dapat
membentuk dalam dirinya suatu mekanisme untuk membedakan dan menjatuhkan pilihan pada salah satu dari keduanya. Sedangkan makhluk hidup lain,
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
utamanya binatang, hidup dengan hanya mengandalkan naluri.
Ada juga makhluk yang hidup
hanya berdasarkan kebaikan. Dari perspektif agama, kita mengenal makhluk
itu sebagai malaikat yang tidak berdosa
karena tidak tahu bagaimana melakukan
maksiat. Berbeda dengan semua itu, manusia adalah satu-satunya makhuk yang
mempunyai kebebasan untuk memilih.
Sedangkan roh yang merupakan
salah satu unsur dalam diri manusia, tidak diketahui secara jelas apa hakikatnya. Bahkan, manusia tidak akan tahu
hakikat roh dengan sebenar-benarnya,
seberapa keras ia berusaha dan seberapa lama ia melakukan penelitian.
Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang roh. Katakanlah, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya
sedikit.” (al-Isrā’/17: 85)
Pengagungan manusia atas sisi
kemanusiaannya adalah satu ciri khas
manusia yang diturunkan melalui gen
dari generasi ke generasi. Di dalamnya
terdapat kebebasan memilih dan perasaan tanggung jawab yang tidak dimiliki
oleh makhluk hidup lain. Hal ini mestinya
menyadarkan manusia akan melekatnya
satu bagian dari Sang Pencipta di dalam
dirinya, yaitu nurani atau fiţrah.
Demi langit serta pembinaannya (yang menakjubkan), demi bumi serta penghamparannya, demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Dia
mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. (asy-Syams/91: 5-10)
B. Kelahiran dan Perikehidupan
Roh tentu sesuatu yang berbentuk
Manusia
metafisik. Banyak nilai yang diwariskan
dari generasi ke generasi, yang dikenal
sebagai hati nurani dan pengetahuan
tentang adanya suatu subjek di sana,
entah di mana, yang menciptakan manusia. Nilai-nilai ini diturunkan sejak
Adam hingga sekarang. Pewarisan ini diduga terjadi melalui proses penurunan
perilaku yang tertulis dalam kromosom.
1. Kelahiran
Setelah 9 bulan atau sekitar 38 minggu
telah berlalu, tibalah waktunya bagi janin untuk keluar dan mengakhiri fasefase perkembangannya di dalam rahim.
109
110
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina
(mani), kemudian Kami letakkan ia dalam tempat
yang kokoh (rahim), sampai waktu yang ditentukan,
lalu Kami tentukan (bentuknya), maka (Kamilah) sebaik-baik yang menentukan. (al-Mursalāt/77: 20-23)
Wahai manusia, jika kamu meragukan (Hari) Kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan
yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada
kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut
kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada
yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu
yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun),
sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang
telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering,
kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di
atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan
menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah. (al-Ĥajj/22: 5)
Adalah sepenuhnya hak Allah untuk menentukan kapan seorang janin
harus lahir. Allah berfirman:
Secara global, proses persalinan
terjadi melalui empat fase:
• Fase pelumuran saluran persalinan
dengan bahan pelicin dan terjadinya
kontraksi otot rahim. Fase ini berlangsung antara 7-12 jam. Produksi pelicin
dan kontraksi otot terjadi sebagai
akibat dari hal-hal yang bersifat mekanik maupun aktivitas hormonal.
Beberapa hormon dikeluarkan untuk
membantu proses persalinan, antara
lain prostaglandin, corticotropin releasing hormone, adreno corticotropin, corticol, oxytocin, dan estrogen.
• Fase keluarnya janin. Fase ini memakan waktu antara 30-50 menit, setelah bahan pelicinnya cukup. Dengan
kontraksi rahim yang simultan ditambah dengan licinnya saluran
persalinan, keluarlah bagian kepala
sang bayi terlebih dahulu. Adalah
menakjubkan bagaimana kepala bayi yang umumnya berukuran tiga kali
diameter vagina dapat keluar de-
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
ngan selamat. Allah berfirman, “Dari
setetes mani, Dia menciptakan lalu
menentukannya. Kemudian jalannya
Dia mudahkan.” (‘Abasa/80: 19-20)
• Fase keluarnya plasenta dan gumpalan darah setelah bayi keluar dengan
sempurna. Fase ini berlangsung kurang lebih 15 menit.
• Fase kontraksi rahim. Fase ini umumnya terjadi secara simultan hingga
2 jam. Proses ini diperlukan untuk
mencegah pendarahan pascapersalinan.
Al-Qur’an memberikan beberapa
tuntunan yang perlu diperhatikan setiap orang pada masa pramelahirkan.
Salah satunya ditujukan kepada Maryam
ketika hendak melahirkan Isa. Dalam
petunjuknya itu, Allah memerintahkan
Maryam untuk mengkonsumsi kurma.
Allah berfirman:
Maka dia (Maryam) mengandung, lalu dia mengasingkan diri dengan kandungannya itu ke tempat
yang jauh. Kemudian rasa sakit akan melahirkan
memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia (Maryam) berkata, “Wahai, betapa (baiknya)
aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang
yang tidak diperhatikan dan dilupakan.” Maka dia
(Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang rendah,
“Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.
Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu,
niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma
yang masak kepadamu. (Maryam/19: 22-25)
Perintah makan kurma menjelang
masa persalinan bukannya tanpa alasan.
Penelitian membuktikan bahwa mengkonsumsi kurma sangat membantu memperlancar proses persalinan. Dari penelitian itu ditemukan bahwa buah kurma
mengandung banyak serat yang membantu memperlancar proses kelahiran.
70% bagian buah kurma adalah glukosa,
suatu unsur yang sangat mudah dicerna
dan diserap tubuh. Dengan demikian,
buah kurma sangat membantu dalam
menyediakan energi bagi wanita hamil
ketika dan pascapersalinan.
Buah kurma kaya mineral, utamanya magnesium yang diperlukan pada
fisiologi sel, kalium yang diperlukan
otot, dan besi yang berguna untuk mencegah gejala kurang darah atau anemia.
Buah kurma mengandung unsur yang
membantu menyiapkan otot rahim untuk berkontraksi saat persalinan. Unsur
ini mirip dengan hormon oxytocin yang
dikeluarkan oleh kelejar pituary.
Beberapa saat pascapersalinan, tepatnya ketika ari-ari bayi dipotong, bayi
111
112
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
akan memulai babak baru dalam hidupnya. Ketergantungannya terhadap pasok-an nutrisi secara langsung dari ibu
segera digantikan oleh cara lain. Cara
baru ini melibatkan keaktifan bayi untuk
memperoleh kebutuhannya, baik dalam bentuk makanan maupun perhatian
orang tua; suatu pendekatan yang sama
sekali berbeda.
2. Menyusui
Setelah bayi lahir, hal yang per-tama ia
butuhkan adalah ketersediaan asupan
makanan untuk membantu tumbuh
kembangnya. Material dasar yang ia perlukan untuk memenuhi nutrisi tubuhnya diperoleh melalui perubahan kimia
bahan makanan yang terjadi di saluran
pencernaan. Bahan yang telah dicerna
meresap melalui dinding usus dan masuk
ke dalam saluran darah. Mengikuti aliran darah, nutrien yang tercampur di
dalamnya akan didistribusikan menuju
organ-organ yang memerlukan. Seperti
organ lainnya, demikianlah cara kerja
kelenjar susu dalam memperoleh makanan dan bahan pembuat air susu.
Berkaitan dengan air susu, Allah
memerintahkan manusia untuk belajar
kepada hewan, seperti termaktub dalam firman-Nya:
Dan sungguh, pada hewan ternak itu benar-benar
terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu
minum dari apa yang ada dalam perutnya (berupa)
susu murni antara kotoran dan darah, yang mudah
ditelan bagi orang yang meminumnya. (an-Naĥl/16:
66)
Berikut ini adalah proses terbentuknya air susu pada kelompok binatang
mamalia, termasuk manusia. Dalam organ menyusui terdapat sebuah kelenjar
yang bertugas memproduksi air susu.
Melalui urat nadi (arteri), kelenjar-kelenjar itu mendapatkan pasokan berupa
zat yang terbentuk dari darah dan juga
dari sari makanan yang telah dicerna
(chyle). Kedua komponen ini tidak dapat
dikonsumsi secara langsung. Kelenjar
air susu akan memproses keduanya dengan enzim-enzim yang ada dan menghasilkan air susu yang dapat dikonsumsi
secara langsung. Air susu yang dihasilkannya mempunyai warna dan aroma
yang sama sekali berbeda dengan zat
aslinya.
Dalam terjemahan ayat di atas,
sari makanan yang telah dicerna dinyatakan sebagai“antara kotoran dan darah”.
Terjemahan ini rasanya kurang tepat.
Terjemahan yang lebih baik dapat kita
temukan dalam Tafsir Al-Mishbah: “antara sisa-sisa makanan dan darah”. Kalimat
ini jauh lebih tepat untuk menggambarkan proses pembentukan air susu seperti uraian di atas.
Air susu ibu (ASI) memiliki komponen yang tepat guna memenuhi ke-
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
perluan nutrisi dan meningkatkan imunitas bayi. Perimbangan nutrisi yang
terkandung dalam ASI sangat ideal bagi
tubuh bayi yang masih sangat muda.
Pada saat yang sama, ASI juga mengandung nutrisi yang memacu perkembangan otak dan sistem saraf. Susu
buatan yang dibuat berdasarkan teknologi tinggi saat ini tetap tidak mampu
menggantikan makanan bayi yang satu
ini.
Soal berapa lama sebaiknya bayi
memperoleh ASI eksklusif dari ibunya,
dua ayat Al-Qur’an berikut ini memberi
jawabannya.
Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya.
Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya
dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena
anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu
pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya,
maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu
ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka
tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran
dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah
dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan. (al-Baqarah/2: 233)
Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.
(Luqmān/31: 14)
Bahkan dengan kajian yang lebih
seksama terhadap ayat berikut, akan
diketahui berapa lamakah janin berada
dalam kandungan, di samping berapa
lama seorang ibu dianjurkan untuk menyusui bayinya.
Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung
nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut.
113
114
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa
mengandung sampai menyapihnya selama tiga
puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah
dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun
dia berdoa, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar
aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau
limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku
dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau
ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir
sampai kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku
bertobat kepada Engkau dan sungguh, aku termasuk
orang muslim.” (al-A♥q☼f/46: 15)
Dua ayat yang disebut pertama
(al-Baqarah/2: 233 dan Luqmān/31: 14),
jelas menyebutkan bahwa dua tahun
adalah lama waktu yang disarankan kepada ibu untuk menyusui bayinya. Pada
ayat selanjutnya (al-Aĥqāf/46: 15) disebutkan bahwa jumlah total masa dalam
kandungan dan masa menyusui adalah
30 bulan. Bila usia kandungan adalah 9
bulan maka masa pemberian ASI eksklusif sebaiknya adalah 21 bulan. Bila ketiga
ayat ini kita gabungkan dengan sedikit
bantuan hitungan matematis maka akan
diperoleh angka antara 7 hingga 9 bulan
bagi masa kehamilan yang normal.
Pemberian ASI untuk mencukupi
asupan gizi bayi sangatlah bermanfaat.
Komposisi air susu ibu berubah sesuai
tumbuh kembang dan kebutuhan nutrisi
bayi. Di samping sebagai nutrisi, ASI
juga memiliki kandungan yang mampu
meningkatkan imunitas bayi terhadap
penyakit. Untuk si ibu, menyusui juga
mendatangkan manfaat yang tidak sedikit, antara lain untuk mengatur jarak
antar kelahiran dan mencegah kanker
payudara.
Menyusui bayi akan berdampak
positif pada hubungan emosional antara ibu dan bayi. Secara naluriah, ibu
akan mengelus dan membelai kepala
bayinya saat menyusui. Ibu juga akan
mendoakan bayinya agar menjadi anak
saleh, pintar, panjang umur, dan berguna bagi masyarakat. Tidak jarang pula
ibu mendendangkan ayat-ayat atau lagu-lagu yang berbau nasehat saat ia menyusui anaknya.
3. Keunikan Individu
Sidik Jari
Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan
mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya? (Bahkan) Kami mampu menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna. (al-Qiyāmah/75: 3-4)
Ayat ini turun untuk menjawab
keraguan orang kafir terhadap kemam-
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
puan Allah membangkitkan kembali
makhluk dari kubur dan mengidentifikasi
serta membedakan antarindividu. Di sini, Tuhan menegaskan kemampuannya
untuk mengumpulkan kembali bagianbagian tulang yang berserak dan telah
bercampur dengan materi lain dalam
tanah. Sebagian ulama memahami bahwa ayat ini menunjukkan kekuasaan
Tuhan untuk menciptakan tulang-belulang baru yang serupa dengan apa yang
dimiliki oleh individu-individu itu dalam
kehidupannya di dunia. Apa pun maknanya, Al-Qur’an menegaskan bahwa akan
ada kebangkitan setelah kematian.
Penyebutan kata “jari-jemarinya”
secara khusus sangat menarik dan menggugah keingintahuan. Bisa jadi ayat ini
memotivasi manusia untuk memperhatikan jari-jemarinya. Memang, dengan
jari-jemari, manusia dapat melakukan
aneka gerak, seperti menggenggam,
memetik, memungut, dan sejenisnya.
Sementara ulama juga mengemukakan
bahwa di antara nikmat agung yang
diterima manusia adalah perbedaan
antara kaki dan tangan; tidak seperti
kuda dan mamalia berkaki empat lainnya. Sebagian ulama lain menyatakan
bahwa penyebutan jari-jemari dalam
ayat ini berkaitan dengan sidik jari manusia. Tampaknya pendapat yang terakhir ini cukup punya argumen untuk
dapat diterima. Utamanya karena ayat
ini dan beberapa ayat lain sebelum dan
sesudahnya berbicara tentang cara Tuhan mengenali individu pada hari kiamat.
Fakta bahwa sidik jari tidak berubah dan dapat digunakan sebagai identitas seseorang baru diketahui pada
akhir abad ke-19. Sebelumnya, sidik jari
hanya dilihat sebagai guratan-guratan
tanpa arti apa-apa. Kemudian, seorang
peneliti bernama Sir Francis Goly pada
tahun 1800-an mengungkapkan bahwa
pola lingkaran pada ujung jari seseorang,
yang kemudian dikenal sebagai sidik
jari, adalah unik untuk tiap individu. Dari penelitian dan temuan selanjutnya,
diterapkanlah pola identifikasi individu
dengan sidik jari pada tahun 1880, utamanya dalam kaitannya dengan tindak
kriminal.
Pada era modern, fakta-fakta tentang keunikan sidik jari makin jauh terungkap. Pola sidik jari seseorang ternyata dibentuk hanya beberapa saat
sebelum bayi dilahirkan. Pola tersebut
tidak berubah dan akan tetap demikian
seumur hidupnya, kecuali apabila ada
bekas luka di sana.
Demikian uniknya pola sidik jari ini
sehingga dua orang yang kembar identik pun, dengan pola DNA sekuens yang
sangat mirip pula, memiliki pola sidik jari
yang berbeda. Teknik identifikasi memakai sidik jari diakui secara legal oleh
banyak organisasi kepolisian di dunia.
Legalisasi secara internasional ini sudah
115
116
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
berjalan lebih dari 25 tahun. Bahkan di
banyak negara, identifikasi dengan sidik jari sudah dilakukan lebih dari 100
tahun. Sampai saat ini, belum ada teknik
verifikasi identifikasi lain yang dapat
melampaui efektivitas pengenalan melalui sidik jari. Kode dan pola sidik jari
mungkin dapat diidentikkan dengan
barcode yang dipakai dalam dunia perdagangan masa kini.
Sekali lagi, Al-Qur’an mengatakan
sesuatu yang, dengan kemajuan ilmu
pengetahuan, menjadi kenyataan dan
berguna bagi kehidupan manusia.
Konsep Jenis dan Cetak Biru
Dalam kehidupan makhluk, Allah menyatakan bahwa jenis adalah final. Tidak
ada lagi perubahan pada tingkat jenis.
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada
agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia
telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu.
Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah)
agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui. (ar-Rūm/30: 30)
Keterangan Al-Qur’an ini lantas
dikonfirmasi oleh banyak temuan para
peneliti di berbagai negara. Mereka
menemukan bahwa jenis makhluk hidup adalah unik, tidak berubah, dan
tidak akan pernah berubah. Rekayasa
genetika pada dasarnya tidak mengubah ciptaan Tuhan. Kalaupun ada perubahan, maka perubahan itu terjadi pada
batas toleransi yang diberikan Tuhan.
Tidak ada yang benar-benar berubah
menjadi jenis makhluk hidup lain yang
sangat berbeda dalam segala hal, baik
fisik, fisiologi, metabolisme, dan seterusnya.
Seseorang memperoleh kromosom dari orang tuanya. Begitupun ayah
ibunya. Masing-masing individu memperoleh kromosom dari kedua orang
tuanya. Demikian selanjutnya hingga berujung pada pada nenek moyang bersama, Adam dan Hawa.
Setiap kehamilan, dengan demikian, mewakili kepanjangan dari rantai
hubungan kromosom yang sudah panjang yang bermula dari Adam dan Hawa.
Berdasarkan konsep ini, maka menjadi
menarik bagi kita untuk mengkaji sabda
Rasulullah:
ْ َّ َ َ ْ َ َ َ ْ ُّ َّ
َ َ َ ْ َ
َّ ت ف
الر ِح ِم أحضها
ِ إِن انلطفة إِذا استقر
َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َّ ُ َّ َ َ َّ َ ُ
ب بينها وب
(رواه.ي آد َم
ٍ اهلل عز وجل ك نس
الطرباين عن رباح بسند ضعيف)ح
Pada saat nuţfah sudah mapan di dalam kandungan,
maka Tuhan membawa kepadanya keturunan antara
si ibu dan Adam. (Riwayat aţ-Ţabrāni dari Rabāĥ dengan sanad daif)
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
Semua yang dikemukakan di atas
dapat terjadi dengan mengikuti aturan
yang ada. Akan tetapi, dalam perjalanannya, ada saja kesalahan. Salah satunya
berkaitan dengan terjadinya mutasi gen,
suatu bentuk penyimpangan dari gen.
Dalam Al-Qur’an, ada ayat yang tampaknya memiliki kaitan dengan peristiwa
mutasi gen, yaitu:
Katakanlah (Muhammad), “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang fasik) di sisi Allah? Yaitu orang
yang dilaknat dan dimurkai Allah, di antara mereka
(ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang)
menyembah Ţāgūt.” Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.” (alMā’idah/5: 60)
Ayat ini menceriterakan transformasi seseorang yang dihukum karena
melanggar Hari Sabat sehingga mereka
berganti rupa menjadi kera dan babi.
Namun, mengindikasikan ayat ini sebagai petunjuk Tuhan tentang mutasi genetika tentunya masih perlu telaah lebih
mendalam.
Tentang cetak biru pada makhluk
hidup, Surah ‘Abasa/80: 18-19 mengindikasikannya sebagai berikut:
Dari apakah Dia (Allah) menciptakannya? Dari setetes
mani, Dia menciptakannya lalu menentukannya.
(‘Abasa/80: 18-19)
Secara literal, kata qaddarah biasa
diterjemahkan dengan “menentukannya”. Jadi, kata ini bisa diartikan dengan:
mengatur, merancang, merencanakan,
memprogram, atau melihat ke masa
depan. Dengan demikian, kata ini dapat saja diinterpretasikan sebagai kinerja kromosom yang diketahui pada
saat ini. Pada dasarnya, semua sifat
pada diri seseorang, baik fisik maupun
nonfisik, merupakan campuran yang
datang dari kedua orang tua. Bentuk
perawakan bahkan pola tekanan darah
seseorang tidak hadir begitu saja, namun diturunkan dari salah satu atau
kedua orang tuanya. Ilmu pengetahuan
yang berkembang pada akhir abad 19
berusaha membahas hal ini. Ilmu itu
disebut ilmu genetika. Pengungkapan
DNA baru dimulai oleh Francis Crick pada tahun 1953. Jadi, adalah benar-benar
menakjubkan bahwa Al-Qur’an telah
menguraikan perencanaan genetika macam ini jauh sebelum ilmu pengetahuan
mulai berkembang.
Keunikan individu ini juga berlaku
di masa kemudian, setelah kehidupan
di bumi ini berakhir. Allah menjelaskan
secara gamblang tentang penulisan se-
117
118
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
mua perbuatan individu ke dalam kitab
Allah yang harus dipertanggungjawabkan di kemudian hari. Semua ini tercatat
dengan baik dalam beberapa ayat AlQur’an, di antaranya Surah al-Kahf/18:
49; al-Isrā’/17: 13-14; dan al-Ĥāqqah/69:
18-29.
Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu engkau
akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan
terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka
berkata, “Betapa celaka kami, kitab apakah ini,
tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar
melainkan tercatat semuanya,” dan mereka dapati
(semua) apa yang telah mereka kerjakan (tertulis).
Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun. (alKahf/18: 49)
Dan setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan)
amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari kiamat
Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan
terbuka. “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri
pada hari ini sebagai penghitung atas dirimu.” (alIsr☼’/17: 13-14)
Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu),
tidak ada sesuatu pun dari kamu yang tersembunyi
(bagi Allah). Adapun orang yang kitabnya diberikan
di tangan kanannya, maka dia berkata, “Ambillah,
bacalah kitabku (ini).” Sesungguhnya aku yakin, bahwa (suatu saat) aku akan menerima perhitungan
terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridai, dalam surga yang tinggi, buahbuahannya dekat, (kepada mereka dikatakan), “Makan dan minumlah dengan nikmat karena amal yang
telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.”
Dan adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan
kirinya, maka dia berkata, “Alangkah baiknya jika
kitabku (ini) tidak diberikan kepadaku sehingga aku
tidak mengetahui bagaimana perhitunganku. Wahai,
kiranya (kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu. Hartaku sama sekali tidak berguna bagiku. Kekuasaanku telah hilang dariku.” (al-Ĥāqqah/69: 18-29)
4. Hati dan Kalbu
Jantung adalah salah satu organ internal
yang terletak di bagian dada sebelah kiri
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
dan berukuran sebesar kepalan tangan.
Jantung terbagi dalam dua bilik: kanan
dan kiri. Setiap bilik terbagi lagi menjadi
dua ruang: ruang atas (atrium) dan ruang bawah (ventrikel). Ruang-ruang itu
berdenyut sebanyak 70 kali per menit
untuk menjamin kelancaran aliran darah
ke seluruh tubuh. Apabila dijumlah maka
jantung berdenyut sebanyak lebih dari
30 juta kali dalam setahun. Perjalanan
darah, apabila diukur dan dimulai dari
paru-paru dan jantung, akan mengalir
melalui urat darah di seluruh tubuh sepanjang 96.000 km. Jarak sejauh ini ditempuh hanya dalam 23 detik setiap putarannya. Dari uraian ini, tampak nyata
betapa besar peranan jantung dalam
kehidupan manusia.
Dalam bahasa Arab, qalb biasa dipakai untuk menunjukkan arti jantung.
Kata ini juga tidak jarang di-pakai untuk
menunjukkan arti lain, seperti perasaan
atau kalbu. Kalbu, sebagaimana jantung,
perannya dalam kehidupan manusia
sangat sentral. Rasulullah setelah menerangkan panjang lebar tentang kebaikan dan keburukan, mengatakan
bahwa kalbu adalah pusat rasa atau kepekaan. Beliau bersabda:
ْ
ُ
َّ َ َ َ
ْ ح
َ ُال َ َسد ُم ْض َغ ًة إ َذا َصل
ف
ن
ت َصل َح
ِ
ِ ِأل وإ
ِ
ْ
ْ
ُ ُّ ُ
ُ ُّ ُ
َ َ ْ َ َ َ
، َوإِذا ف َسدت ف َسد ال َ َس ُد كه،ال َ َس ُد كه
َ
ُ ْه الْ َقل
َ ِ أ َل َو
(رواه الشيخان عن انلعمان.ب
(بن بشري
Ingatlah, sesungguhnya dalam diri manusia ada
segumpal darah yang apabila ia baik maka baiklah
seluruh jasad, dan apabila ia rusak maka rusaklah
seluruh jasad. Ketahuliah, itu adalah kalbu. (Riwayat
al-Bukhāri dan Muslim dari an-Nu‘mān bin Basyīr)
Kata jantung atau kalbu sering
pula disandingkan dengan hati. Hati dalam hal ini tidaklah berarti organ internal
manusia yang biasa disebut liver, tetapi
lebih menunjuk pada organ jantung atau
kalbu. Dua kata ini sering pula disatukan
menjadi jantung hati. Ada beberapa
ayat yang berkaitan dengan hati dan kepekaan, di antaranya:
Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat
peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati
atau yang menggunakan pendengarannya, sedang
dia menyaksikannya. (Qāf/50: 37)
Dan Kami jadikan hati mereka tertutup dan telinga
mereka tersumbat, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila engkau menyebut Tuhanmu
saja dalam Al-Qur’an, mereka berpaling ke belakang
melarikan diri (karena benci). (al-Isrā’/17: 46)
Dalam bahasa Al-Qur’an, hati yang
tertutup akan membuat pemiliknya tidak dapat menerima dan mengikuti
119
120
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
kebenaran. Hati, ketika itu, memiliki
kecenderungan untuk mengikuti hawa
nafsu. Penutupan hati yang dilakukan
Allah adalah sebagai dampak dari upaya
mereka sendiri. Mereka enggan menggunakan pendengaran, penglihatan,
dan hatinya, hingga pada akhirnya hati
mereka berkarat dan tertutup.
Secara tradisional, banyak yang
menganggap bahwa komunikasi antara
kepala (otak, akal) dan jantung (hati,
perasaan) berlangsung satu arah, yaitu
bahwa hati bereaksi atas perintah otak.
Barulah akhir-akhir ini terungkap bahwa komunikasi antara hati dan otak
berlangsung sangat dinamis, terus-menerus, dua arah, dan saling mempengaruhi.
Penelitian mengungkap bahwa
hati melakukan komunikasi ke otak melalui empat jalan, yaitu (1) transmisi melalui saraf; (2) secara biokimia melalui
hormon dan transmiter saraf; (3) secara
biofisik melalui gelombang tekanan;
(4) secara energi melalui interaksi gelombang elektromagnetik. Keempat
bentuk komunikasi ini mengakibat-kan
terjadinya aktivitas di otak. Penelitian
mengungkapkan bahwa pesan yang disampaikan hati kepada otak akan mempengaruhi perilaku.
Selama ini diperkirakan bahwa medan elektromagnetik hati adalah medan
terkuat yang dimiliki manusia. Medan
ini tidak hanya mempengaruhi setiap sel
yang ada dalam tubuhnya, tetapi juga
mencakup ke segala penjuru ruang di
sekitarnya. Kuat dugaan, medan elektromagnetik adalah pembawa informasi yang sangat penting. Bahkan, terbukti
bahwa medan elektromagnetik seseorang dapat mempengaruhi kinerja otak
orang lain.
Ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa hati berdampak pada kemampuan berpikir otak, juga memberikan pemikiran dan perasaan kepada
otak yang pada gilirannya akan mengatur perilaku seseorang. Ketika Allah mengecap orang kafir yang berhati ke-ras
sebagai orang yang “berpenyakit hati”
dan “tidak memiliki pengertian”, Dia
juga berbicara tentang kemampuan hati
secara fisik untuk mengerti dan menerima. Selanjutnya, Allah juga menginformasikan lebih jauh tentang kemampuan hati untuk menyimpan memori
dan rahasia.
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
Kemudian setelah kamu ditimpa kesedihan, Dia menurunkan rasa aman kepadamu (berupa) kantuk
yang meliputi segolongan dari kamu, sedangkan
segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka
sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah. Mereka berkata, “Adakah sesuatu yang dapat kita perbuat dalam
urusan ini?” Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya segala urusan itu di tangan Allah.” Mereka menyembunyikan dalam hatinya apa yang tidak mereka
terangkan kepadamu. Mereka berkata, “Sekiranya
ada sesuatu yang dapat kita perbuat dalam urusan
ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di
sini.” Katakanlah (Muhammad), “Meskipun kamu
ada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah
ditetapkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke
tempat mereka terbunuh.” Allah (berbuat demikian)
untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Dan
Allah Maha Mengetahui isi hati. (Āli ‘Imrān/3: 154)
Maka tidakkah dia mengetahui apabila apa yang di
dalam kubur dikeluarkan, dan apa yang tersimpan
di dalam dada dilahirkan? Sungguh, Tuhan mereka
pada hari itu Mahateliti terhadap keadaan mereka.
(al-‘Ādiyāt/100: 9-11)
Mereka yang dikunci hatinya oleh
Allah tidak akan mampu menerima ke-
benaran Al-Qur’an. Hal ini dikarenakan
mereka memiliki cara pandang yang berbeda. Penglihatan mata dan persepsi hati
seseorang terhadap sesuatu bisa jadi sangat berbeda dengan orang lain. Misalnya, seseorang melihat dengan mata dan
hatinya sebuah pemandangan yang indah di pegunungan. Akan tetapi, orang
lain mungkin akan melihat sebaliknya.
Pendapat dan perilaku psikologis seseorang sangat mempengaruhi penerimaan
dan apresiasi tentang sesuatu. Itulah sebabnya Allah berfirman:
Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau
yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya. (Qāf/50: 37)
Kata-kata “menggunakan pendengarannya” dalam ayat ini berarti memiliki pendapat yang benar dan terbuka
untuk mendengar dan mengerti. Keras
hati hanya akan membuat hati cenderung untuk menolak sesuatu daripada
menerimanya.
Sangat mencengangkan memang,
bagaimana ilmu pengetahuan membuktikan peranan hati dalam proses berpikir; bagaimana hati memiliki kemampuan untuk berpikir dan menyimpan
memori dan perasaan; dan bagaimana
hati berinteraksi dengan otak sehingga
121
122
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
mempengaruhi persepi dan cara berpikir seseorang, namun nyatanya kesimpulan-kesimpulan ini jauh-jauh hari telah
dijelaskan oleh Al-Qur’an.
Satu hal yang sangat dianjurkan
dan bermanfaat untuk kesehatan adalah
memaafkan. Pesan moral ini tampak pada firman Allah:
Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan
yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang
yang bodoh. (al-A‘rāf/7: 199)
Maaf juga dikaitkan dengan kelapangan dalam bentuk fisik, yaitu membantu yang lemah. Surah an-Nūr/24: 22
bahkan menyandingkan maaf pada level manusia dengan ampunan pada level Tuhan.
Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah
bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin dan orangorang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah
mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah
kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan
Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (an-Nūr/
24: 22)
Memaafkan juga sangat dianjurkan Tuhan seperti diungkapkan dalam
be-berapa ayat lain, di antaranya:
Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang
setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka
pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai
orang-orang zalim. (asy-Syūrā/42: 40)
Dari sebuah penelitian disimpulkan
bahwa mereka yang sanggup memberikan maaf memiliki kesehatan lahir
dan batin yang lebih baik daripada
orang-orang yang tidak suka memberi
maaf. Bukan saja lebih baik dalam artian emosional, namun juga secara
lahiriah. Mereka yang sebelumnya
menderita penyakit turunan depresi,
seperti sakit punggung, insomnia, dan
nyeri lambung, merasa lebih baik ketika
mereka berusaha memberi maaf kepada orang lain. Orang yang menahan kemarahan yang berkepanjangan dan tak
terselesaikan dalam dirinya sama dengan orang yang membiarkan thermostat menyala dalam tubuhnya. Orang
yang tidak membiasakan diri untuk
merendahkan level kemarahannya tentu saja tidak akan mengenal apakah itu
normal. Kemarahan ini memacu aliran
adrenalin terus-menerus hingga fisiknya akan terbiasa dengan kondisi ini.
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
Aliran adrenalin yang seperti ini akan
membakar tubuhnya yang berujung pada kesulitan untuk berpikir jernih. Tanpa
kemampuan berpikir jernih, seseorang
akan cenderung kembali membuat kesalahan baru; kesalahan yang kembali
meningkatkan ambang kemarahan dalam dirinya. Kemarahan ini akan semakin
memacu produksi adrenalin; demikian
seterusnya.
Banyak sekali penelitian yang
mengarah pada pembenaran terhadap
temuan ini. Banyak pula artikel yang
menjelaskan adanya keterkaitan antara
kemarahan dan penyakit-penyakit tertentu, seperti stroke dan semacamnya.
Semua itu memperlihatkan bahwa kemarahan adalah kondisi psikis yang
membahayakan diri seorang manusia.
Sedangkan memaafkan, di pihak lain,
meski diakui sangat sulit dilakukan, tidak bisa dimungkiri berdampak positif.
Di samping itu, memaafkan juga menunjukkan ketinggian moral seseorang.
Memberi maaf akan menghilangkan
hal-hal negatif yang ditimbulkan oleh kemarahan. Satu hal lagi, memaafkan adalah hal yang sangat dicintai Tuhan.
Hati atau kalbu juga memiliki kekuatan yang besar bila digunakan secara
maksimal dalam berdoa. Misalnya, manfaat doa dalam menyembuhkan penyakit seseorang bukanlah khayalan. Bila
seseorang sedang sakit maka ketika
itulah kepasrahan dan ketergantungan
dirinya kepada Tuhan akan timbul. Ia
akan merasa sangat dekat dengan Tuhan. Terlebih bila ia merasa bahwa sakit yang dideritanya adalah ujian atau
teguran Tuhan. Bila dalam keadaan
yang demikian ini ia berdoa meminta
kesembuhan maka reaksi lahir dan batinnya akan menyambut positif doa
tersebut. Keadaan sebaliknya akan terjadi pada mereka yang tidak percaya
pada kekuatan doa. Mereka lebih mengandalkan hal-hal duniawi, seperti teknologi, obat, dan perawatan dokter.
Mereka tidak acuh kepada Tuhan yang
menciptakan semua yang ada di dunia
ini. Obat, ilmu kedokteran, teknologi
kedokteran, dan semisalnya adalah ciptaan-Nya. Bila keadaan sudah buntu
dan dokter sudah tidak dapat berbuat
apa-apa lagi, barulah mereka berpaling
kepada Allah. Pola pikir seperti ini telah
Allah singgung dalam firman-Nya:
Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa
kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau
berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu
darinya, dia kembali (ke jalan yang sesat), seolaholah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk
(menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya.
Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang
123
124
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
yang melampaui batas apa yang mereka kerjakan.
(Yūnus/10: 12)
Seorang muslim harus selalu
berdoa dan bersyukur atas kondisi
apa pun yang mereka hadapi, karena
sebetulnya Allah begitu dekat dengan
manusia.
Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya
orang-orang yang sombong tidak mau menyembahKu akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina
dina.” (Gāfir/40: 60)
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu
(Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya
Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah
mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman
kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.
(al-Baqarah/2: 186)
5. Ekspresi
Lidah adalah struktur berotot yang terdiri atas tujuh belas otot yang memiliki beberapa fungsi. Lidah di antaranya
berfungsi untuk membantu mengatur
bunyi dalam berkomunikasi, berbicara,
dan membantu proses mengunyah makanan. Menurut perkiraan, lidah membantu proses mengunyah dan menelan
makanan sebanyak 2.500 kali per hari.
Perannya sebagai organ pengecap
rasa adalah salah satu fungsi utama dari lidah. Terdapat sekitar 10.000 titik
pengecap di lidah. Titik-titik ini sangat
aktif memperbarui diri. Lidah dapat
merasakan berbagai rasa; rasa pahit
dikecap di bagian belakang lidah, asam
di sepanjang sisi bagian belakang, dan
manis di bagian depan lidah. Sedangkan
bagian tengah lidah tidak mempunyai
fungsi mengecap karena di sana tidak
ada titik pengecap. Indera pengecap ini
bekerjasama sangat erat dengan indera
penciuman dalam mengidentifikasi makanan.
Lidah, dalam bidang agama, hampir selalu dikaitkan dengan hati dan digunakan untuk mengukur baik-buruknya perilaku seseorang. Lidah dan hati
yang baik akan mengantarkan pemiliknya kepada kebaikan, dan demikian
sebaliknya. Rasulullah menunjuk lidah
sebagai faktor utama pembawa bencana bagi manusia. Juga, lidah adalah tolok ukur bagi anggota tubuh lainnya.
Beliau bersabda:
َ َ َّ
ُ َ َْ
َ انل
ُّ ك
َّ ب
ار ع ُو ُج ْو ِه ِه ْم
انل
ف
اس
هل ي
ِ
ِ
َ
َّ
ْ
ََ َْ
َ
َ
ُ
َ
َ
َ
ْ
ْ
(رواه.اخ ِر ِهم إِل حصائِد أل ِسن ِت ِهم
ِ أو ع من
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
(الرتمذي وابن ماجه عن معاذ بن جبل)ل
Adakah hal lain yang menjerumuskan manusia ke
dalam neraka di atas wajah atau pelipis mereka
selain lidah mereka sendiri? (Riwayat at-Turmużi dan
Ibnu Mājah dari Mu‘āż bin Jabal)
َ ُ َ َّ ُ َ َ ْ َ ْ َّ َ َ َ ُ ْ َ َ ْ َ َ
ُك ِّفر
إِذا أصبح ابن آدم ف ِإن العضاء كها ت
َ
َّ َ
ْ
َ َ ّ
َ اتَّق:ان َت ُق ْو ُل
اهلل ِفيْنَا ف ِإن َما ن ُن
ال ِلس
ِ
ِ
َ
َ ْ َ ْ ََ ْ
َ
ْ َ َْ
َ ج
ت
استَق ْمنَا َوإِ ِن اعوج
ف ِإ ِن استقمت،بِك
ْ ْ
(رواه أمحد والرتمذي عن أيب.اع َو َججنَا
otak; nyaring atau berbisik, panjang atau
pendek, tekanan pada bunyi tertentu,
dan lain-lain. Selanjutnya bergeraklah bibir, lidah, rahang serta alat bantu ucap
lainnya. Setelah menjalani proses yang
rumit, bunyi yang dikeluarkan lidah pada akhirnya dapat dipahami oleh mitra
bicara. Semuanya terjadi tanpa disadari
dan diketahui prosesnya oleh pembicara.
سعيد اخلدري)ي
Ketika manusia bangun di pagi hari, maka seluruh
anggota badannya berkata merendah kepada lidah
dan berpesan, “Bertakwalah engkau kepada Allah
mengenai kami, karena kami akan tunduk kepadamu; jika engkau lurus maka kami pun lurus, dan jika
engkau bengkok maka kami pun bengkok. (Riwayat
at-Turmużi dan Aĥmad dari Abū Sa‘īd al-Khudri)
Untuk dapat berbicara dan mengeluarkan bunyi yang berbeda, lidah
bekerja sama dengan organ-organ lain,
seperti bibir, rongga mulut, paru-paru,
kerongkongan, dan pita suara. Berbicara adalah suatu kegiatan yang sangat
kompleks. Ia bermula dari perasaan yang
mendorong untuk mengucapkan suatu
maksud. Perasaan itu lalu berpindah ke
otak kiri. Selanjutnya, dada memompa
udara yang ada di dalamnya dengan
kadar tertentu melalui tenggorokan.
Udara ini akan mencapai pita suara yang
amat kompleks sehingga pita suara itu
menghasilkan bunyi yang diperintahkan
(Allah) Yang Maha Pengasih, Yang telah mengajarkan
Al-Qur’an. Dia menciptakan manusia, mengajarnya
pandai berbicara. (ar-Raĥmān/55: 1-4)
Kalimat “mengajarnya pandai berbicara” atau dalam Tafsir Al-Mishbah
diungkapkan dengan “mengajarnya ekspresi”. Maksud kedua versi terjemah
ini pada dasarnya sama, yaitu bahwa
Allah mengajar manusia untuk dapat
menjelaskan suatu maksud yang ada di
dalam benaknya dengan segala macam
cara, utamanya melalui bercakap-cakap
dengan baik dan benar. Maksudnya,
Tuhan menganugerahkan potensi agar
manusia dapat mengungkapkan maksud
yang ada dalam benaknya. Hal ini berarti
bahwa dalam mengemukakan sesuatu,
tidak hanya organ penghasil suara saja
yang berperan, tetapi justru yang terpenting adalah potensi manusia itu sendiri untuk berekspresi dan berpikir.
125
126
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Kata “al-bayān” dalam ayat ini pada umumnya diartikan dengan kejelasan. Kata ini dapat pula dipahami sebagai
potensi mengungkapkan, yakni ucapan
yang dengan perantaraannya apa yang
ada dalam benak seseorang bisa diungkapkan. Ucapan bukanlah sekadar mewujudkan suara. Lebih dari itu, Tuhan
melalui metode pengilhaman menjadikan manusia mampu memahami makna suara yang keluar itu. Dengan ucapannya, manusia dapat menghadirkan
sesuatu: yang besar, kecil, nyata, dan
tidak nyata. Dengan suara pula manusia dapat menghadirkan sesuatu dari
masa lampau atau masa depan. Semua
dihadirkan oleh pembicara kepada pendengar dan ditampilkan ke indranya
seakan pendengar melihatnya dengan
mata kepalanya sendiri.
Kemampuan manusia yang demikian ini membuat manusia tidak dapat
hidup sendiri. Dengan kata lain, kemampuan manusia untuk berekspresi menyebabkan manusia menjadi makhluk
sosial. Pada gilirannya, interaksi yang
terjadi antarmanusia akan melahirkan
aneka ilmu pengetahuan yang berguna
dalam menyejahterakan hidupnya.
Seseorang dapat berkomunikasi
dengan berbicara setelah seluruh masyarakat menyepakati arti dari suatu bunyi. Kemudian, bunyi-bunyi yang sudah
disepakati artinya itu digabungkan dalam susunan yang tepat untuk menjadi
kalimat. Pada tahap selanjutnya, terciptalah suatu bahasa.
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah
penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu
dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orangorang yang mengetahui. (ar-Rūm/30: 22)
Bahasa satu kelompok masyarakat dengan masyarakat lain bisa sangat
berbeda. Bahasa diduga sudah digunakan manusia sekitar 45.000 tahun sebelum Masehi, dan Iran serta daerah
sekitarnyalah yang diperkirakan sebagai
tempat pertama kali bahasa muncul
dan berkembang. Jumlah bahasa di dunia diperkirakan berkisar 6.000-an. Di
Indonesia sendiri ada sekitar 370 suku
dan hampir semuanya mempunyai bahasa sendiri. Dengan demikian, di Indonesia saja setidaknya sudah ada 370 bahasa.
Orang sering menyangka bahwa
seorang anak dapat dengan mudah
menguasai bahasa ibunya hampir tanpa
kesulitan. Pendapat itu tidak sepenuhnya benar. Nyatanya, diperlukan waktu bertahun-tahun dengan latihan yang
tiada henti dan koreksi yang berulang
atas kesalahan-kesalahan supaya si anak
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
pada akhirnya dapat menguasai bahasa
orang dewasa. Penguasaan tiap bahasa
tidaklah di luar kemampuan manusia
pada umumnya. Setiap manusia mempunyai potensi untuk menguasai bahasa
apa pun di dunia. Kemauan dan desakan
untuk memakai salah satu bahasa adalah yang menyebabkan seseorang dapat
menguasai bahasa tertentu, dan bukan
lantaran keturunan atau warisan.
Orang akan berpikir bahwa putra
Jawa tentu pandai bahasa Jawa, putra
Perancis tentu pandai bahasa Perancis.
Demikian selanjutnya, seolah penguasaan atas sebuah bahasa bergantung
pada faktor keturunan semata. Seorang
putra Jawa yang dididik dalam lingkungan yang sama sekali asing dengan bahasa Jawa tentu tidak akan pandai
berbahasa Jawa. Sebaliknya, ia akan
menguasai bahasa yang digunakan dalam lingkungan tersebut.
Banyak orang memasukkan bahasa
sebagai bagian dari kebudayaan karena
dengan bahasalah kegiatan anggota
masyarakat dapat berlangsung. Malah,
bagi sebagian orang, bahasa tidak saja
menjadi bagian kebudayaan, melainkan
sudah menjadi dasar kebudayaan itu
sendiri. Alasannya, bahasa adalah sarana
paling efektif untuk mengetahui ciri-ciri
suatu kelompok masyarakat.
Bahasa membuka pintu bagi timbulnya kebudayaan dan akumulasi ilmu
pengetahuan. Bahasa sebenarnya me-
nandai eksistensi manusia. Dengan pengertian macam ini, dapat dikatakan
bahwa pameo “aku berbahasa karena
aku hidup” adalah benar.
Aktivitas manusia dalam berkomunikasi, seperti berbicara dan berbahasa,
pada tahap selanjutnya tentu berkaitan
dengan aktivitas lain, seperti menulis,
membaca, serta tersedianya buku, majalah, dan koran yang merupakan kumpulan tulisan. Kemampuan manusia dalam menuliskan apa yang diketahuinya
merupakan tonggak yang sangat penting dalam sejarah peradaban manusia.
Sejarah kemanusian dengan demikian
terbagi menjadi dua fase, yaitu pra dan
pasca ditemukannya tulisan.
Sebagian pakar meyakini, tulisan
pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Mesir kuno sekitar 5.000 tahun lalu.
Namun tidak sedikit pula yang menyatakan bahwa tulisan pertama ditemukan
di Yangshau, Cina, sekitar 4.000-5.000
tahun sebelum masehi. Penemuan tulisan, di samping penemuan roda, merupakan penemuan-penemuan terbesar
umat manusia.
Dengan tulisan, manusia bisa saling mentransfer pengetahuan satu
sama lain, bahkan ke generasi setelahnya. Seorang penulis, meski sudah meninggal, dengan tulisan yang ia hasilkan akan tetap bisa berdialog dengan
orang-orang yang masih hidup. Demikianlah urgensi tulisan sehingga Allah
127
128
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
menjadikan alat tulis: pena atau kalam,
sebagai perantara sumpah.
Nūn. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan. (alQalam/68: 1)
Sumpah ini menunjukkan betapa
pentingnya huruf dan rangkaiannya
yang menghasilkan kata, tulisan, dan
kalimat yang mengandung informasi.
Tidak ada yang tahu apa yang akan
terjadi pada peradaban manusia bila tidak ada alat untuk merekam informasi, sementara frekuensi temuan-temuan selalu meningkat dari hari ke hari.
Menurut perkiraan, manusia menghasilkan temuan-temuan baru sekitar empat
hingga lima buah tiap bulannya.
Dengan adanya tulisan, manusia
dapat melakukan aktivitas membaca.
Sebelum baca-tulis berkembang, hafalan adalah satu-satunya metode mengingat informasi. Ketika itu, orang-orang
yang mempunyai memori kuat akan
menjadi manusia unggul.
Dengan sekadar membaca, manusia dapat menjalani banyak kehidupan.
Dengan membaca pula manusia mengumpulkan begitu banyak pendapat,
rasa, persepsi, dan imajinasi dalam benaknya. Dengan demikian, ia tidak hanya memiliki satu kehidupan. Dengan
membaca, ia hidup di banyak tempat,
banyak situasi, banyak waktu―masa la-
lu, sekarang, masa mendatang; mengalami banyak perasaan―senang, sedih,
marah dan seterusnya; dan banyak lagi.
Namun demikian, manusia juga harus pandai memilih bahan bacaan. Ada
bacaan yang langsung dapat diterima,
ada yang harus dikaji terlebih dahulu,
dan tidak sedikit pula yang harus ditolak. Dengan demikian, kita harus selalu
mengamalkan firman Allah: Iqra’ bismi
rabbik, bacalah demi nama Tuhanmu.
Membaca yang dimaksud dalam ayat
ini adalah apa-apa yang melambangkan
setiap aktivitas manusia, baik yang bersifat aktif maupun pasif; bacalah, bergeraklah, dan bekerjalah demi Tuhanmu.
Kumpulan ide-ide yang dituangkan dalam bentuk tulisan biasa kita sebut buku atau kitab. Banyak yang menganggap kitab atau buku sebagai sahabat
yang paling baik. Ia setia, patuh, dan
tidak pernah bosan menemani pembacanya. Buku dapat memberi nasihat dan
menemani pembacanya tertawa, menangis, bersedih, dan gembira. Kendati
banyak sarana untuk memperoleh informasi, seperti radio, televisi, dan komputer, namun buku tetap tidak kehilangan wibawa.
6. Manusia sebagai Makhluk Berpikir
Manusia adalah makhluk berpikir. Seringkali orang menunjuk kepala sebagai
ungkapan berpikir. Selama ini, orang
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
mempercayai otak sebagai pusat aktivitas belajar. Dengan demikian, hubungan antara otak dan ilmu sangatlah dekat. Ada banyak ayat yang, langsung
maupun tidak, menjelaskan keterkaitan
antara fungsi otak dan belajar, di antaranya:
Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk
bergerak yang bernyawa dan hewan-hewan ternak
ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun. (Fāţir/35: 28)
Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung)
ataukah orang yang beribadah pada waktu malam
dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat
yang dapat menerima pelajaran. (az-Zumar/39: 9)
Dan di bumi terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)
bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu
sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?
(aż-Żāriyāt/51: 20-21)
Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan
kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelismajelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya
Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang
kamu kerjakan. (al-Mujādalah/58: 11)
Otak terletak di dalam tengkorak
kepala, terapung dalam cairan seresbosbinal. Cairan ini berfungsi memberikan
perlindungan ekstra terhadap otak dengan menyerap goncangan dan getaran. Otak kanan berfungsi menghasilkan
pikiran-pikiran kreatif, imajinatif, dan
intuitif. Sedangkan otak kiri berfungsi
mengendalikan logika, kemampuan bahasa, dan berhitung.
Kinerja otak sangat terkait dengan
saraf. Sistem saraf memiliki sel-sel neuron yang bertugas memindahkan pesanpesan dari otak ke pusat saraf. Satu sel
otak dapat berhubungan sekaligus dengan 25.000 sel otak lainnya. Tiap satu
129
130
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
detik, terjadi jutaan koneksi yang melewati satu neuron ke neuron lainnya dalam otak.
Selama ini diasumsikan bahwa
adalah saraf yang berfungsi menjalankan fungsi komunikasi. Namun, belum
juga diketahui bagaimana otak dapat
menyimpan semua informasi. Bila informasi yang terekam oleh otak seseorang sepanjang hidupnya ditransfer ke
dalam pita kaset, maka diperkirakan
perlu jutaan kilometer pita kaset untuk
dapat merekam semua informasi itu.
Informasi yang disimpan dalam otak juga
sangat beragam, mulai dari kumpulan
gambar, kalimat, makna, perasaan, dan
seterusnya.
Neuron berfungsi untuk menyimpan dan mengolah informasi. Hal ini
dilakukan bersama-sama dengan sekian
banyak neuron lain―jumlahnya sekitar
10-15 milyar sel, berukuran sekitar 1-120
mikron, ukuran yang setara dengan satu
helai rambut yang dibelah membujur
sebanyak jutaan potong―yang ada dalam otak. Inilah yang memungkinkan
manusia berpikir, menganalisis, mengingat, dan merekam. Salah satu ayat
yang patut dibahas dalam kaitannya dengan otak adalah firman Allah:
Sekali-kali tidak! Sungguh, jika dia tidak berhenti
(berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubun-
nya, (ke dalam neraka), (yaitu) ubun-ubun orang
yang mendustakan dan durhaka. (al-‘Alaq/96: 15-16)
Di dalam tengkorak di bagian
ubun-ubun (cerebrum) terdapat wilayah
prefontal. Otak bagian ini diketahui berperan memberikan motivasi dan visi.
Keduanya diperlukan untuk merencanakan dan mengawali aktivitas. Namun,
bagian ini juga diketahui mempunyai
fungsi negatif, yaitu sebagai pusat
fungsional yang mendorong seseorang
bertindak agresif. Dengan demikian,
cerebrum bertanggung jawab atas perencanaan, memotivasi, dan memulai
tingkah laku, baik maupun buruk. Ia
bertanggung jawab apabila seseorang
berbohong atau jujur. Jadi, adalah tepat
bila Al-Qur’an mengilustrasikan ubunubun manusia untuk mengekspresikan
kebohongan dan kedurhakaan. Jauh
setelah itu, yakni kurang lebih 60 tahun
terakhir, ilmuwan baru mencatatkan
temuan tentang fenomena ini.
Terkait Surah al-Mujādalah/58: 11
tersebut, para ulama mengatakan adanya dua kelompok orang beriman, yaitu (1) orang-orang yang beriman dan
beramal saleh serta memiliki pengetahuan, dan (2) mereka yang beriman dan
beramal saleh belaka. Kelompok yang
disebut pertama ini dipastikan memiliki
derajat yang lebih tinggi ketimbang kelompok yang disebut belakangan.
Banyak bukti yang memperlihatkan relasi antara maksimalisasi peng-
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
gunaan akal dan kalbu untuk mencapai
suatu cita-cita, dan keberhasilan mencapainya. Hal ini disebabkan pengetahuan yang dicapai seseorang akan
menjadikannya mampu mengetahui hakikat sesuatu. Dengan demikian, ia akan
menyesuaikan diri dan amalannya dengan pengetahuannya itu. Karenanya,
orang yang berpengetahuan tidak sama
dengan yang tidak berpengetahuan.
Kri-sis yang melanda dunia dewasa ini
disebabkan kedurhakaan manusia yang
meletakkan hawa nafsu sebagai panutan. Manusia selalu dalam kecemasan,
resah, dan gelisah. Dan kembali kepada
petunjuk Tuhan adalah satu-satunya jalan untuk mencapai kedamaian dan kebahagiaan.
Kepandaian yang dicapai manusia
seringkali digunakan dengan tidak wajar.
Salah satunya adalah praktik kloning
yang belakangan ini ramai dibicarakan.
Kloning adalah satu kosakata yang dalam waktu singkat menjadi sangat populer. Proses kloning yang menghasilkan seekor domba bernama Dolly telah
membuka cakrawala baru ilmu pengetahuan. Dari sini kemudian muncul wacana untuk melakukan hal yang sama
pada makhluk lain, manusia. Wacana ini
memicu pro-kontra di berbagai kalangan, baik peneliti, agamawan, maupun
masyarakat umum.
Ilmu pengetahuan tidak berseberangan dengan Islam selama ilmu pe-
ngetahuan itu tidak bertentangan dengan nilai-nilai keimanan. Malah, Islam
sangat memotivasi manusia untuk mendalami ilmu pengetahuan, seperti firman Allah dalam Surah az-Zumar/39: 9.
Ayat ini memberi manusia kebebasan
untuk belajar dan menuntut ilmu. Akan
tetapi, hasil penelitian tersebut tidak
dapat secara langsung diterapkan sebelum disejalankan dengan hukum Islam.
Sepanjang tidak bertentangan dengan
hukum Islam, hasil penelitian itu dapat
diterapkan di masyarakat. Ilmu genetika, begitupun, oleh Islam dianggap sebagai ilmu yang patut didalami. Namun
bila hasil penelitian itu terindikasi bertentangan atau bersinggungan dengan
hukum Islam, seperti kloning pada manusia, maka penerapannya harus dibatalkan.
Persepsi tentang kloning tidak
selalu sama. Kloning bukanlah penciptaan. Proses kloning, bila dicermati,
sebetulnya hanya berkisar pada penghancuran inti indung telur dan penggantiannya dengan inti dari individu pendonor, sehingga dihasilkan anakan
yang identik dengan individu pendonor
inti sel. Semua ini dilakukan pada jenis
yang sama. Bila kloning dipersepsikan
sebagai gambaran dari kepercayaan Islam tentang kelahiran kembali, maka hal
itu tidak benar. Dalam Surah ar-Rūm/30:
27 dijelaskan bahwa kelahiran kembali
manusia dikendalikan oleh Tuhan, tidak
131
132
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
seperti persepsi sebagian orang tentang
kloning.
Dan Dialah yang memulai penciptaan, kemudian
mengulanginya kembali, dan itu lebih mudah bagiNya. Dia memiliki sifat yang Mahatinggi di langit dan
di bumi. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. (ar-Rūm/30: 27)
Pandangan Islam tentang ilmu
genetika dapat dilihat dalam Surah Fușșilat/41 ayat 53:
kon-tribusi besar pada dunia kesehatan
terkait dengan usaha manusia untuk
mencegah timbulnya penyakit tertentu
berikut menemukan metode penanggulangannya. Namun bila dalam proses
pengembangan ilmu pengetahuan itu
ditemukan adanya indikasi penyimpangan ke arah yang cenderung merugikan
manusia, maka hal itu tentu sangat ditentang oleh Islam. Kloning, di antaranya, ditolak dengan tegas oleh Islam.
Penolakan Islam ini terkait beberapa
alasan.
Manusia diciptakan Tuhan dalam
bentuknya yang paling sempurna, lebih
tinggi daripada makhluk lain (Surah alIsrā’/17: 70). Dengan melakukan kloning
pada jenisnya sendiri, manusia sudah
merendahkan dirinya di hadapan makhluk Tuhan yang lain. Dengan demikian,
keputusan ada di tangan manusia sendiri.
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tandatanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada
diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka
bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tidak cukupkah
(bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (Fușșilat/41: 53)
Ayat ini menginspirasi manusia
untuk mempelajari gennya demi mengenali dirinya sendiri dan be-syukur
kepada Tuhan. Dengan mempelajari peta genetika, manusia akan mengetahui,
di antaranya, ada atau tidaknya penyakit
turunan. Karenanya, ilmu ini memberi
Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu
Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut,
dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang
Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna. (alIsrā’/17: 70)
Kloning bertentangan dengan keanekaragaman ciptaan yang mendasari
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
desain penciptaan oleh Tuhan. Kloning
manusia didasarkan pada keseragaman
dengan cara menduplikasi semua karakter yang ada pada pendonor. Keseragaman, seperti rupa dan fisik, akan
sangat mengganggu kegiatan hidup
sehari-hari. Bayangkan saja bila yang
ada dalam satu kelas di sebuah sekolah
adalah murid-murid hasil kloning dari
individu yang sama. Bila salah satu murid
melakukan kesalahan, sangat sulit bagi
guru untuk menemukan anak tersebut
karena rupa dan fisik semua murid sama
persis.
Bila kloning manusia dilegalkan
maka akan menjadi sangat sulit untuk
menentukan status hubungan kekeluargaan antara individu hasil kloning dengan individu pendonor; apakah sebagai adik-kakak, anak-ayah, ataukah
keduanya adalah dirinya sendiri. Situasi
ini tentu akan sangat membingungkan.
Lebih-lebih, situasi ini bukan tidak mungkin akan menghancurkan tatanan sosial
yang ada.
Kloning bertentangan dengan pola hukum alam yang menyatakan bahwa
setiap ciptaan terdiri atas pasangan-pasangan. Allah berfirman:
Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah).
(aż-Żāriyāt/51: 49)
Kloning mengingkari ayat ini, karena bayi tidak dihasilkan dari pertemuan
sperma dan indung telur. Yang diperlukan dalam kloning hanyalah satu orang,
laki-laki maupun perempuan, sebagai
donor. Hubungan emosional antara
orang tua dan anak tidak akan terjadi,
padahal hubungan ini sangat penting
dalam membentuk karakter anak.
Dari poin-poin ini tampak bahwa
terlalu banyak hukum alam yang akan
dilanggar bila praktik kloning dilegalkan
pada manusia. Masih banyak ilmu pengetahuan lain yang perlu diungkapkan
guna mengantar manusia menuju kesejahteraan hidup.
7. Manusia sebagai makhluk sosial
Kebutuhan manusia untuk me-menuhi
hajat hidupnya memaksa setiap orang
untuk meminta bantuan kepada pihak
lain. Tak dapat dimungkiri, kebutuhan
setiap orang lebih banyak daripada
potensi dan waktu yang ada pada dirinya. Dengan demikian, suka atau tidak,
manusia tidak akan bisa mengelak dari
saling bekerja sama. Makin banyak kebutuhan dan makin sedikit kemampuan
seorang manusia, makin besar kadar ketergantungannya terhadap orang lain.
Demikian pula seharusnya manusia bersikap kepada Allah, karena manusia berada di bawah kendali dan kuasa-Nya.
133
134
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Wahai manusia, kamulah yang memerlukan Allah.
Dan Allah, Dialah Yang Mahakaya (tidak memerlukan
sesuatu), Maha Terpuji. (Fāţir/35: 15)
Allah juga menyeru manusia sebagai makhluk sosial untuk saling berkenalan.
Wahai manusia, sungguh Kami telah menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan,
kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah
Maha Mengetahui, Mahateliti. (al-Ĥujurāt/49: 13)
Ayat ini menekankan perlunya saling mengenal antarmanusia untuk saling
mengambil pelajaran dan pengalaman
dari pihak lain. Demikian halnya dengan
pengenalan terhadap alam semesta. Makin seseorang mengenal alam semesta,
makin banyak pula rahasia-rahasia alam
yang ia ungkap. Pada gilirannya nanti,
akan lahir kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Takut dan harapan, itulah dua
hal yang mutlak harus ada dalam diri
manusia. Dengan munculnya perasaan ini, keberlangsungan umat manusia
menjadi nyata. Tanpa keduanya, seseorang tidak akan mau berusaha untuk
mencapai cita masa depannya. Para
sosiolog menyatakan bahwa takut dan
harapan merupakan kebutuhan setiap
manusia dalam hidupnya. Patut pula
disadari bahwa keduanya berada di luar
capaian indera manusia, dan sama-sama
berkaitan dengan kehadiran Tuhan.
Sebagai makhluk sosial, manusia
sudah selayaknya sadar akan kedudukannya di antara makhluk Tuhan yang
lain. Mereka harus tahu ketersusunannya dari dua unsur, yaitu unsur duniawi
dan unsur ilahiyah. Bila unsur yang disebut terakhir ini hilang, jadilah mereka
binatang. Sebaliknya, jika unsur duniawi
itu hilang, jadilah mereka sebagai malaikat. Unsur ilahiyah yang ada pada manusia dan membedakannya dari makhluk lain adalah roh. Allah berfirman:
Maka apabila Aku telah menyempurnakan (kejadian)nya, dan Aku telah meniupkan roh (ciptaan)-Ku
ke dalamnya, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. (al-Ĥijr/15: 29)
Roh memang belum dapat diketahui hakikatnya dengan benar. Hal ini
ditegaskan dalam firman Allah:
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang roh. Katakanlah, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya
sedikit.” (al-Isrā’/17: 85)
Dalam bersosialisasi, seringkali ditemukan banyak penyimpangan yang
membahayakan kehidupan manusia itu
sendiri. Penyakit sosial yang banyak diperbincangkan salah satunya adalah
praktik homoseksual. Homoseksual, juga lesbian, sangat dilarang oleh Islam.
Larangan dan ancaman yang ditujukan
kepada para pelaku homoseksual ditegaskan dalam banyak ayat Al-Qur’an, di
antaranya:
Dan (Kami juga telah mengutus) Lut, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu melakukan
perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini). Sungguh,
kamu telah melampiaskan syahwatmu kepada sesama lelaki bukan kepada perempuan. Kamu benar-benar kaum yang melampaui batas.” (al-A‘rāf/7: 80-81)
Mengapa kamu mendatangi jenis laki-laki di antara
manusia (berbuat homoseks), dan kamu tinggalkan
(perempuan) yang diciptakan Tuhan untuk menjadi
istri-istri kamu? Kamu (memang) orang-orang yang
melampaui batas. (asy-Syu‘arā’/26: 165-166)
Praktik homoseksual yang sangat
dilaknat Tuhan diekspresikan dalam banyak ayat merujuk pada perilaku kaum
Nabi Lut. Islam dengan tegas melarang
hubungan seksual di luar ikatan pernikahan antara pria dan wanita. Banyak
pria dan wanita beralasan bahwa praktik homoseks yang mereka lakukan didorong oleh kelainan seksual yang mereka idap semenjak lahir, dan mereka
tidak punya pilihan lain. Meski alasan ini
dilihat dari sisi psikologis bisa diterima,
namun agama tidak memberi celah sedikit pun untuk melegalkan praktik ini.
Islam menegaskan bahwa hidup
adalah cobaan. Kepada orang yang
terlahir miskin, buta, kerdil, cacat, dan
seterusnya, Islam tetap memberinya
hak yang sama dalam koridor hukum
Tuhan. Islam tidak sama sekali memberi pengecualian dalam hal ini. Demi-kian
juga kepada mereka yang dilahirkan dengan kelainan perilaku seksual; tidak ada
alasan apa pun yang membenarkannya
melakukan praktik homoseksual.
Beberapa negara memang telah
melegalkan perkawinan sejenis. Namun
135
136
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
pada hakikatnya, mereka tidak menikah
dalam pengertian yang sebenarnya, karena setiap pasangan dalam arti sebenarnya seharusnya menghasilkan keturunan. Inilah hal yang dengan tegas
dinyatakan dalam Al-Qur’an.
Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami
atau istri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan
anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rezeki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat
Allah? (an-Naĥl/16: 72)
Perilaku seperti ini sangat tidak
sehat dan cenderung memunculkan
banyak varian penyakit baru. AIDS
dan herpes adalah dua penyakit yang
disinyalisasi muncul dari perilaku ini.
Keduanya belum diketemukan pada
generasi sebelumnya. Namun saat ini,
keduanya sudah menyebar sedemikian
rupa hampir di seluruh negara. Dalam
salah satu hadisnya, Rasulullah menyatakan bahwa ketika manusia mulai melakukan praktik seksual yang abnormal,
saat itu pula muncul penyakit baru yang
belum pernah dikenal sebelumnya, dan
menyebar di antara umat manusia. Saat
ini, banyak orang baru memahami apa
yang Rasulullah maksud dalam sabda
yang beliau ucapkan lebih dari 14 abad
yang lalu itu.
AIDS―Acquired Immunodeficiency
Syndrome―adalah penyakit yang ditimbulkan oleh virus yang melemahkan daya tahan tubuh, HIV. Daya tahan tubuh
manusia terhadap berbagai penyakit
di-serang dan dilumpuhkan oleh virus
HIV. Penderita AIDS pada umumnya
tidak dapat bertahan hidup lama karena ketidakmampuan tubuhnya untuk
menolak agen penyakit lain yang menyerang. Virus HIV ditularkan melalui cairan
tubuh, seperti darah, cairan organ
seksual, dan sejenisnya. Penularan penyakit ini melalui hubungan seksual
mencapai 90%, di samping penularan
dengan cara lain, seperti tranfusi darah
dan pemakaian jarum suntik yang tidak
steril. Sedangkan penularan dari ibu ke
janin tidak terlalu besar, yaitu di bawah
10%.
Allah menciptakan semuanya dalam kondisi saling berpasangan. Karenanya, perbedaan jenis kelamin tidak bisa
tidak mesti mempunyai alasan. Tetapi,
manusia kemudian melanggarnya dengan berperilaku seksual yang abnormal. Islam berusaha keras menanggulangi praktik homoseksual, antara lain
dengan upaya berikut.
Pertama, menganjurkan pria dan
wanita mengontrol nafsu seksual, salah
satunya dengan menjaga diri dari pan-
Al-Qur'an, Reproduksi
dan Perikehidupan Manusia
dangan yang menimbulkan syahwat
dan meningkatkan nafsu seksual di luar
koridor hukum Islam.
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu, lebih suci bagi mereka.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat (an-Nūr/24: 30)
Kedua, menganjurkan kaum wanita untuk berpakaian wajar dan tidak
memperlihatkan lekuk tubuhnya di hadapan umum.
Dan katakanlah kepada para perempuan yang
beriman, agar mereka menjaga pandangannya,
dan memelihara kemaluannya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali
yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka
menu-tupkan kain kerudung ke dadanya,
dan janganlah menampakkan perhiasannya
(auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau
ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau
putra-putra mereka, atau putra-putra suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka,
atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau
putra-putra saudara perempuan mereka, atau
para perempuan (sesama Islam) mereka, atau
hamba sahaya yang mereka miliki, atau para
pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai
keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak
yang belum mengerti tentang aurat perempuan.
Dan janganlah mereka menghentakkan
kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua
kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman,
agar kamu beruntung. (an-Nūr/24: 31)
Itulah sebabnya mengapa wanita muslimah dihimbau untuk berpakaian
longgar dan berbahan yang tidak transparan.
Ketiga, menganjurkan setiap orang
tua agar mencegah putra-putrinya yang
menginjak dewasa untuk memasuki kawasan pribadi ayah ibunya tanpa permisi.
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum
137
138
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu
(selalu) ingat. (an-Nūr/16: 27)
Melarang aktivitas provokatif, semisal pornografi, tarian, musik, dan lainnya yang membangkitkan gairah seksual.
Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan percakapan kosong untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikannya
olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang
menghinakan. (Luqmān/31: 6)
Demikianlah cara Islam mencegah
pornografi dan penyimpangan perilaku
seksual. Bila manusia sedikit saja mau
menyimak dan meresapi ayat-ayat ini,
pastilah mereka akan waspada dan
mengikuti jalan Allah yang lurus. []
BAB 4
158
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
PENUTUP
T
afsir Ilmi tentang Penciptaan manusia dalam Perspektif Al-Qur’an
dan Sains pada intinya membicarakan dua hal, yaitu: (1) penciptaan manusia; dan (2) reproduksi dan kehidupan
manusia.
Tentang penciptaan manusia, dibicarakan dahulu tentang asal muasal kehidupan di muka bumi, mulai dari timbulnya jasad renik, tumbuhan, maupun
binatang. Pandangan Al-Qur’an tentang
asal muasal kehidupan, diawali dari terbentuknya jagat raya, yang tertulis dalam Surah al-Anbiyā’/21: 30 dan Fușșilat/
41: 11. Allah berfirman dalam Surah alAnbiyā’/21: 30,
ﮓﮔ ﮕﮖﮗﮘﮙ
ﮚ ﮛ ﮜﮝ ﮞ ﮟ ﮠ ﮡ
ﮢ ﮣﮤ ﮥ ﮦ ﮧ
Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya me-nyatu,
kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air;
maka mengapa mereka tidak beriman? (al-Anbiyā’/
21: 30)
Pernyataan Al-Qur’an ini sangat berkesesuaian dengan bukti-bukti saintifik
yang menyatakan bahwa jagat raya ini
dahulu berasal dari sesuatu yang satu,
yang dikenal dengan superstring (singu-
Penutup
larity). Dentuman Besar (Big Bang) memisahkan antara materi dan energi, serta ruang dan waktu. Kemudian, buktibukti saintifik juga menyatakan bahwa
semua organisme hidup berasal dari air.
Dalam menjelaskan tentang penciptaan manusia, Tafsir Ilmi ini mengawalinya dengan penjelasan bahwa semua
organisme hidup berasal dari air, dengan mengutip Surah an-Nūr/24: 45 dan
al-Furqān/25: 54. Sebelumnya telah dijelaskan pula dalam Surah al-Anbiyā’/
21: 30 dan Fușșilat/41: 11. Bukti saintifik
memang menyatakan bahwa semua kehidupan memerlukan air dan/atau bahkan berasal dari air. Jadi, ada keterkaitan
erat antara air dengan kehidupan.
Al-Qur’an menjelaskan penciptaan
manusia dari tanah liat. Penjelasan tersebut disusun secara kronologis dalam
Tafsir Ilmi dengan urutan sebagai berikut: (1) Surah al-Mu’minūn/23: 12,
“Saripati (berasal) dari tanah”; (2) Surah al-Ĥijr/15: 26, “Tanah liat kering
dari lumpur hitam yang diberi bentuk”;
dan (3) Surah ar-Raĥmān/55: 14, “Tanah kering seperti tembikar”. Prof. Ahmad Baiquni menafsirkan bahwa “saripati tanah” adalah unsur kehidupan
yang masih berupa atom-atom, seperti C, N, S. P, sedang “tanah liat kering
dari lumpur hitam yang diberi bentuk”
mengisyaratkan bahwa Allah membentuk molekul-molekul kehidupan yang sederhana, seperti urea, karbonat, asam
amino, dan nukleotida dari atom-atom
tersebut. Adapun “tanah kering seperti
tembikar” mengisyaratkan proses polimerisasi molekul-molekul sederhana tersebut menjadi bentuk polimernya, seperti polisakarida, protein, polinukleotida, DNA, dan makromolekul kehidupan lainnya, sehingga terciptalah manusia dengan segala perangkat kehidupannya.
Dalam menjelaskan reproduksi manusia, yaitu janin di dalam rahim Ibu, AlQur’an menjelaskan secara rinci, yang
dapat dibaca antara lain dalam Surah
al-Ĥajj/22: 5 dan al-Mu’minūn/23: 13–14.
Informasi yang didapat dari Al-Qur’an
sangat berkesesuaian dengan informasi
yang ada dalam ilmu embriologi modern.
Dimulai dari terbentuknya benih atau
nuţfah; yang berasal dari saripati tanah;
kemudian darinya berkembang menjadi
‘ala-qah. ‘Alaqah merupakan bentuk praembrionik yang terjadi setelah konsepsi antar nuţfah (sperma dan sel telur).
‘Alaqah melekat atau menempel serta
men-dapatkan makanan dari mengisap
darah ibunya. Dari ‘alaqah ini berkembang menjadi calon daging atau muďgah,
dan kemudian terbentuklah tulang. Tulang ini kemudian dibungkus kembali
dengan daging/otot; demikian seterusnya sampai menjadi janin.
Dalam Tafsir Ilmi Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains ini
dijelaskan pandangan saintifik modern
159
160
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
tentang penciptaan serta reproduksi manusia serta tafsiran beberapa ayat dalam
Al-Qur’an yang mengisyaratkan proses
reproduksi manusia dalam rahim ibu. []
BAB 3
140
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH
L
angit, bumi, dan seluruh isinya
adalah suatu sistem yang bersatu
di bawah naungan perintah Tuhan. Semua yang ada dalam sistem ini
diciptakan untuk kepentingan manusia,
suatu anugerah yang selalu dibarengi
dengan peringatan spiritual agar manusia tidak menyekutukan-Nya dengan
yang lain. Surah al-Baqarah/2: 22, utamanya pada bagian akhirnya, mengingatkan manusia agar selalu mengikuti dan
patuh terhadap hukum Tuhan, salah satunya diaplikasikan dengan tidak merusak sumber daya yang ada di bumi.
(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan
bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan
dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu jangnlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (al-Baqarah/2: 22)
Dalam ayat lain ditegaskan bahwa
Tuhan menawarkan tugas kekhalifahan
di bumi kepada langit, bumi, dan gunung. Tugas utama sebagai khalifah
tentu terkait dengan penggalan akhir
Manusia Sebagai Khalifah
ayat di atas. Ketika itu, baik langit, bumi, maupun gunung menolak tawaran
itu karena khawatir tidak mampu memikulnya. Namun, manusia menyatakan
sanggup untuk memikul amanah itu.
Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka
khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh. (al-Aĥzāb/33:
72)
Karena kesanggupan ini, Tuhan
menetapkan manusia sebagai khalifah
yang bertanggung jawab atas kelangsungan kehidupan di bumi. Namun alihalih bersyukur, manusia malah menjadi
makhluk yang paling banyak merusak
keseimbangan alam. Manusia, sengaja
ataupun tidak, merusak ekosistem bumi
dengan merubah keseimbangan keteraturan alam ciptaan Tuhan ini, hingga
murka alam seperti kebakaran hutan
dan banjir pun tak terhindarkan. Allah
telah mengingatkan manusia untuk tidak berbuat demikian dalam banyak firman-Nya, di antaranya:
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah
menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar). (ar-Rūm/30: 41)
Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan (sumber) penghidupan
untukmu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur. (alA‘rāf/7: 10)
Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang
bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan
minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah
tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. (alA‘rāf/7: 31)
Peruntukan bumi bagi manusia
mengandung arti bahwa bumi ini tidak
hanya disediakan untuk satu generasi
belaka, melainkan untuk semua generasi
yang ada di bumi. Meski manusia selalu
berlaku tidak adil dan pongah terhadap
alam, dengan ampunan-Nya yang besar,
Allah selalu membimbing dan membuat manusia mampu memikul tanggung
jawab tersebut. Di satu sisi, Tuhan memberikan wewenang kepada manusia untuk mengatur bumi, namun di sisi lain,
141
142
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Tuhan juga menyatakan kekuasaan dan
kepemilikan mutlak-Nya atas semua
makhluk (Surah al-Baqarah/2: 107, Surah
al-An‘ām/5: 120) serta kembalinya semua
makhluk kepada-Nya (Surah an-Nūr/24:
42). Dari sinilah seharusnya muncul etika Islami terhadap lingkungan.
Tuhan telah meninggikan derajat
manusia di atas ciptaan-Nya yang lain.
Tuhan menganugerahkan akal kepada
manusia, suatu kapasitas untuk menangkap pengetahuan. Manusia mempunyai posisi istimewa dalam menjalankan skenario Tuhan. Tidak hanya
sebagai kawan bumi, manusia juga penjaga bumi. Pun, manusia tidak hanya
berperan sebagai rekan yang sejajar dengan makhluk lain, melainkan juga memiliki tanggung jawab atas kelangsungan hidup semua makhluk.
Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda)
semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para
malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku
nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!”
Mereka menjawab, “Mahasuci Engkau, tidak ada
yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha
Mengetahui, Mahabijaksana.” (al-Baqarah/2: 31-32)
Ayat-ayat ini memperlihatkan bahwa penugasan manusia sebagai khalifah di bumi didasarkan pada kualitas
istimewa yang ada pada diri manusia,
yaitu ilmu pengetahuan. Inilah yang Tuhan anggap begitu istimewa, jauh mengalahkan aib-aib manusia yang dibuka
oleh malaikat di hadapan-Nya.
A. Manusia dan Kebebasannya
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada
para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di
bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan
darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu
dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
(al-Baqarah/2: 30)
Manusia adalah satu dari begitu banyak
makhluk Tuhan. Kecuali manusia pertama dan pasangannya―Adam dan Hawa
―serta Nabi Isa, semua tercipta melalui
pertemuan sperma dan ovum.
Tubuh manusia tersusun atas
sejumlah sistem yang masing-masing
menjalankan fungsi tertentu. Semua
sistem ini terus-menerus terkoordinasi
satu sama lain melalui jaringan saraf.
Manusia Sebagai Khalifah
Ada sistem rangka yang menunjang
tubuh dan melindungi organ-organ dalam. Di sana ada sistem otot yang menunjang pergerakan secara disadari
maupun tidak. Ada pula sistem saraf
yang mengirim sinyal dari dan menuju
otak. Begitupun, banyak sistem lain seperti pencernaan, pernafasan, dan seterusnya.
Sistem tubuh terdiri atas organorgan yang mengandung berbagai
jaringan. Suatu jaringan terdiri atas kumpulan sel yang sama, dan hanya melakukan fungsi tertentu. Tubuh orang
dewasa mengandung lebih dari 50 triliun sel. Sekitar tiga miliar sel mati setiap
menit, dan kebanyakannya langsung diganti dengan tumbuhnya sel baru.
Manusia memiliki sendi dan otot
yang memungkinkannya untuk bergerak dengan kisaran yang luas. Mekanisme sendi sedemikian sempurna dan
kompleks sehingga tidak satu pun mesin
ciptaan manusia mampu menandinginya. Telinga, mata, dan organ-organ tubuh lainnya memiliki fungsi yang amat
menakjubkan. Allah, dalam bentuk pertanyaan, meng-ungkapkan hal yang sangat menggugah hati dan pikiran makhluk unik ini.
Wahai manusia, apakah yang telah memperdayakan
kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang
Mahamulia, yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia menyusun tubuhmu? (al-Infiţār/82: 6-8)
Organ tubuh manusia yang demikian hebat ini mungkin dimiliki pula
oleh hewan. Namun, manusia memiliki keistimewaan tersendiri, yaitu akal
dan jiwa, yang semuanya tidak dimiliki
oleh makhluk hidup lainnya. Manusia
mempunyai qalb, perasaan. Kata qalb
sering pula diartikan jantung. Dalam bahasa Indonesia, kita sering mengatakan
“jantung hati” dalam arti pusat perasaan, pusat kepekaan. Bila seseorang kehilangan pusat kepekaannya maka dia
tidak akan segan melakukan keburukan.
Ia juga akan kehilangan belas kasihnya
terhadap kaum lemah, karena rasa kasih
adalah kepekaan hati melihat ketidakberdayaan. Kepekaan inilah yang kemudian menimbulkan budi pekerti luhur,
gabungan antara daya pikir dan kesadaran moral; ia pun adalah akal sehat
dan kepekaan hati. Kemampuan berpikir
jernih dan mengasah kepekaan untuk
menemukan kebenaran dijelaskan dalam ayat di bawah ini.
143
144
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi,
sehingga hati (akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan
mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang
di dalam dada. (al-Ĥajj/22: 46)
Hal lain yang meninggikan derajat
manusia atas makhluk lain adalah kebebasan. Kebebasan manusia dan konsekuensi yang muncul dari hak istimewa
ini dapat dilihat pada ayat berikut.
Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka
Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan
ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. (asy-Syams/91: 7-10)
Dengan demikian, posisi manusia
berada di atas malaikat karena dibekali
rahasia ilmu pengetahuan dan kebebasan memilih. Kebebasan memilih dan
tuntutan untuk bertanggung jawab
menjadikan semua ciptaan Allah berada
dalam posisi sulit bila manusia tidak
melaksanakan tanggung jawabnya. Dalam sejarah peradaban manusia, tampak
jelas bekas-bekas musibah, baik yang
melalui alam maupun dari Allah langsung, bagi perilaku manusia yang menyimpang dari hukum Tuhan. Musibahmusibah itu bisa berupa ujian, cobaan,
azab, atau sekadar fenomena alam yang
tidak ada kaitan dengan ketiga hal ini.
Allah menjelaskan bahwa manusia, malaikat, dan iblis berasal dari unsur-unsur yang berbeda. Kendati begitu,
semuanya sama-sama dituntut untuk
beribadah kepada Sang Pencipta. Nilai
ibadah dan ketakwaan inilah, bukannya
asal-usul, yang kemudian menjadi barometer ketinggian derajat seorang makhluk. Di dalam unsur kejadian manusia
ada pula roh ciptaan Allah yang tidak
ditemukan pada iblis atau jin. Unsur rohaniyah ini menjadikan manusia lebih
mampu mengenal Allah, beriman, berbudi luhur, serta memiliki kepekaan.
Sperma menjijikkan yang ditumpahkan ke dalam rahim adalah benar
asal kejadian manusia. Namun manusia
yang aktif menjalankan amal kebajikan
yang direstui Allah menjadi makhluk
yang sangat mulia di sisi-Nya. Oleh Allah,
manusia dibekali dengan potensi yang
besar untuk meraih kebajikan, yaitu
melalui proses pengilhaman kebajikan.
Potensi ini mengantar manusia kepada
kebahagiaan, sedangkan kedurhakaan
adalah murni karena ulah manusia itu
sendiri. Manusia telah diberi potensi
untuk mengetahui baik dan buruk, diberi kecenderungan untuk melakukan
yang baik dengan potensi positif, tetapi
manusia juga memendam potensi negatif yang terkadang menjerumuskannya
dalam kedurhakaan.
Manusia Sebagai Khalifah
Penunjukan manusia sebagai khalifah membuatnya mendapat hak untuk menggunakan apa saja yang ada di
bumi. Kendatipun, mereka juga harus
memi-kul tanggung jawab berat untuk
mengelolanya. Dari sini tampak jelas
bagaimana Islam memperuntukkan
bumi dan apa saja yang ada di atasnya
sepenuhnya untuk kepentingan manusia. Namun manusia tidak boleh memperlakukan bumi semaunya. Hal ini
misalnya ditunjukkan oleh kata bumi
yang disebut sebanyak 453 kali dalam
Al-Qur’an, lebih banyak ketimbang kata
langit atau surga yang hanya disebut
sebanyak 320 kali. Hal ini menyiratkan
kebaikan dan kesucian bumi.
Debu dapat menggantikan air dalam bersuci, seperti sabda Rasulullah,
“Bumi diciptakan untukku sebagai masjid
dan sebagai alat untuk bersuci”. Demikianlah, ada kesakralan dan kesucian
dalam bumi sehingga ia menjadi pusat
pemujaan kepada Tuhan dalam upacara
formal maupun dalam kehidupan seharihari.
B. Manusia dan Alam Raya
1. Relasi Manusia dan Jagat Raya
Manusia adalah makhluk sosial. Pernyataan ini didukung oleh ayat berikut:
Wahai manusia, sungguh Kami telah menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan,
kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah
Maha Mengetahui, Mahateliti. (al-Ĥujurāt/49: 13)
Kemampuan seseorang untuk
memenuhi kebutuhannya, diakui atau
tidak, terbatas hanya pada bagian kecil
saja. Sebagian besar lainnya berada di
luar kemampuannya sendiri dan harus ia
peroleh dari orang lain. Itulah mengapa
manusia perlu saling mengenal dan bekerja sama, seperti digarisbawahi oleh
ayat di atas. Perkenalan satu sama lain
diperlukan untuk dapat saling menarik
pelajaran dan pengalaman, dan yang paling penting, untuk saling melengkapi.
Demikian pula relasi antara manusia dan alam yang ia tempati. Makin
manusia mengenalnya, maka semakin
banyak pula rahasia-rahasia alam yang
terungkap. Pada gilirannya, temuan ini
akan turut mempunyai andil dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menciptakan kesejahteraan lahir
dan batin, dunia dan akhirat. Manusia
yang tidak merasakan keperluan akan
hal ini termasuk dalam golongan yang
tidak terpuji di mata Allah.
145
146
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar
melampaui batas, apabila melihat dirinya serba
cukup. (al-‘Alaq/96: 6-7)
Salah satu dampak ketidakbutuhan itu adalah keengganan menjalin hubungan dengan pihak lain, keengganan untuk saling mengenal, yang pada
akhirnya menimbulkan bencana dan kerusakan di bumi. Harmonitas relasi antara manusia dan ciptaan lain yang ada
di bumi dijelaskan dalam beberapa ayat
Al-Qur’an, di antaranya firman Allah:
masok tunggal oksigen di bumi, oksigen
yang sangat dibutuhkan manusia untuk
bernafas. Tapi, tengoklah apa yang telah manusia perbuat terhadap hutan.
Pengamatan terkini menunjukkan betapa hutan Indonesia menurun drastis dari tahun ke tahun.
Patut disadari bahwa Islam menganjurkan manusia untuk membatasi pemanfaatan sumber daya alam. Dengan
pemanfaatan yang arif, manusia akan
terhindar dari kesewenangan dan eksploitasi terhadap sumber daya alam.
Beberapa unsur ekosistem yang
perlu mendapat perhatian serius adalah
air, tumbuhan, tanah, hewan, dan udara.
a. Air
Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua
sayapnya, melainkan semuanya merupakan umatumat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun
yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan. (al-An‘ām/6: 38)
Ciptaan Tuhan adalah teman dalam kehidupan manusia. Mereka mempunyai hak untuk berada pada posisinya
sendiri dan mempunyai kehormatan
mereka sendiri. Kebanyakan di antaranya memang tercipta untuk kepentingan kehidupan manusia. Mustahil manusia dapat hidup tanpa kehadiran mereka
ini. Betapa tidak, tumbuhan adalah pe-
Air adalah rahasia kehidupan. Karenanya, Islam melarang keras penggunaan
air tanpa tujuan yang jelas. Salah satu
ayat, walaupun tidak secara tegas, menyiratkan bagaimana seharusnya manusia memperlakukan air, karena air bukanlah hasil produksi manusia.
Penghematan air untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi manusia, hewan,
dan tumbuhan adalah suatu bentuk pemujaan kepada Tuhan. Islam melarang
seseorang membuang hajat di air yang
menggenang karena akan membuatnya
tak lagi layak komsumsi. Dari sini, tampak jelas bagaimana Islam melarang
manusia mengotori sungai dan lautan
dengan sampah dan limbah, suatu ke-
Manusia Sebagai Khalifah
biasaan buruk yang berujung pada perusakan kehidupan laut dan darat.
Kita akan membahas asal-muasal air dan peranannya bagi kehidupan
makhluk hidup pada catatan di bagian
belakang buku ini. Sebelumnya, mari kita resapi firman Allah berikut ini:
Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu
minum? Kamukah yang menurunkannya dari awan
ataukah Kami yang menurunkan? Sekiranya Kami
menghendaki, niscaya Kami menjadikannya asin,
mengapa kamu tidak bersyukur? (al-Wāqi‘ah/56:
68-70)
b. Tumbuhan
Rasulullah bersabda bahwa setiap muslim yang menanam tanaman, lalu ia memetiknya sendiri, atau bahkan dipetik
secara tidak sah oleh orang lain, dikonsumsi oleh hewan atau burung, maka
ia tetap akan memperoleh pahala dari
Tuhan atas prakarsanya itu. Dalam hadis
lain disebutkan, orang yang menanam
sebatang pohon yang kemudian dipakai
sebagai tempat berteduh oleh orang
lain, akan memperoleh pahala. Begitu
tinggi Tuhan memposisikan tumbuhan.
Karenanya, adalah wajar jika orang yang
menebang pohon tanpa alasan yang
dibenarkan, dianggap sebagai pembalak kayu dari hutan Tuhan, perusak keindahan dan keserasian alam ciptaan
Tuhan. Catatan lebih rinci tentang relasi
manusia dan tumbuhan kami tempatkan
pada bagian akhir buku ini. Sebelumnya,
mari kita renungkan firman Allah berikut.
147
148
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Pernahkah kamu perhatikan benih yang kamu tanam?
Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami
yang menumbuhkan? Sekiranya Kami kehendaki,
niscaya Kami hancurkan sampai lumat; maka kamu
akan heran tercengang, (sambil berkata), “Sungguh,
kami benar-benar menderita kerugian, bahkan kami
tidak mendapat hasil apa pun.” (al-Wāqi‘ah/56: 6367)
c. Bumi
Bumi ibarat ibu bagi manusia. Di atasnya manusia hidup, dan dari hasil bumi
pula manusia memperoleh makanan.
Karena itu, bumi jelas mempunyai hak
atas manusia, di antaranya hak untuk
dibiarkan lestari dengan rimbun pepohonan di atasnya. Rasulullah bahkan
menyatakan bahwa setiap orang yang
menghijaukan lahan terlantar akan diberikan hak kepemilikan atas lahan itu.
Lebih dari itu, ia juga akan mendapat
pahala bila memanfaatkan dan mengonsumsi hasil kerjanya itu.
d. Hewan
Islam melarang umatnya memburu hewan secara semenamena dan melebihi
kebutuhan. Manusia ditugaskan oleh Islam untuk memperlakukan
hewan dengan adil.
Islam mengecam keras membunuh hewan
demi kesenangan belaka. Islam melarang umat-
nya, dalam kondisi apa pun, untuk menyia-nyiakan daging hewan dan sayuran.
Rasulullah bersabda, bila seseorang menyayangi hewan maka Tuhan
akan menyayanginya. Begitulah tuntunan Islam dalam memperlakukan hewan;
amat detail. Bahkan, jika seseorang memerlukan daging untuk dikonsumsi, Rasulullah menghimbaunya untuk menajamkan pisau potong, menyembelih
dengan cepat, dan tidak menyembelih
di depan hewan lain. Catatan detail tentang hubungan manusia dan hewan serta ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan
dengannya akan dijelaskan pada bagian akhir buku ini.
e. Udara
Udara adalah milik Tuhan. Bila Tuhan
menyedot habis udara itu beberapa menit saja maka manusia akan kesulitan
bernafas akibat kekurangan oksigen.
Udara juga diperlukan setiap orang untuk berkomunikasi, karena
udara adalah penghantar bunyi yang
paling baik.
Mengotori
udara sama
dengan
membahayakan
hidup orang
banyak dan
makhluk lain.
Manusia Sebagai Khalifah
2. Manusia dan Sumber
Daya Alam
Patut diperhatikan oleh manusia bagaimana ia harus menempatkan diri dalam
relasinya dengan alam. Manusia sering
menyalahartikan posisinya terhadap
alam. Posisi ini dimanipulasi sedemikian
rupa sehingga manusia seolah sah melakukan apa saja dan cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai
kepentingannya. Ayat-ayat yang menyatakan bahwa Allah menciptakan bumi
dan langit untuk kesejahteraan manusia
dipahami menyimpang bahwa manusia
boleh memperlakukan alam semaunya.
Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air
(hujan) dari langit, kemudian dengan
(air hujan) itu Dia mengeluarkan
berbagai buah-buahan sebagai rezeki
untukmu; dan Dia telah menundukkan
kapal bagimu agar berlayar di lautan
dengan kehendak-Nya, dan Dia telah
menundukkan sungai-sungai bagimu.
Dan Dia telah menundukkan matahari
dan bulan bagimu yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya); dan
telah menundukkan malam dan siang
bagimu. (Ibrāhīm/14: 32-33)
Kata “menundukkan” dalam ayat
ini seringkali disalahartikan sebagai legalisasi hak manusia untuk menaklukkan
semua makhluk di atas bumi untuk kepentingannya. Namun bila manusia
mempunyai sedikit saja rasa malu, jelaslah bahwa hanya Tuhan yang berhak
menundukkan semua ciptaan-Nya, sedangkan tugas manusia tidak lebih dari sekadar menyeimbangkan hak dan
kewajibannya terhadap ciptaan Tuhan
lainnya.
Posisidan pola interaksi manusia―
kebanyakan buruk―terhadap ciptaan
lainnya diekspresikan oleh beberapa
ayat di bawah ini.
Dan apabila dia berpaling (dari engkau), dia berusaha
untuk berbuat kerusakan di bumi, serta merusak
tanam-tanaman dan ternak, sedang Allah tidak menyukai kerusakan. (al-Baqarah/2: 205)
149
150
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah
menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar). (ar-Rūm/30: 41)
Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi
dan burung-burung yang terbang dengan kedua
sayapnya, melainkan semuanya merupakan umatumat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun
yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada
Tuhan mereka dikumpulkan. (al-An‘☼m/6: 38)
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
agar mereka beribadah kepada-Ku. (a♣-♠āriyāt/51: 56)
Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit
dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah,
juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak
di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang
pantas mendapatkan azab. Barang siapa dihinakan
Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya.
Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki.
(al-Ĥajj/22: 18)
Manusia, dalam interaksinya dengan sesamanya dan dengan makhluk
lainnya, tidak jarang hanya teringat hak
yang Allah berikan dan melupakan kewajibannya. Berlawanan dengan itu,
Allah dengan tegas memerintahkan manusia untuk memperlakukan apa saja
yang ada di bumi dengan baik, tidak
egois dan eksploitatif, misalnya pada
Surah ar-Rūm/30: 41 dan al-Baqarah/2:
205.
Untuk mencegah perbuatan manusia yang demikian ini, Allah menyegarkan kembali ingatan manusia akan
posisinya di antara makhluk yang lain,
seperti pada Surah al-An‘ām/6: 38. Ayat
ini menempatkan manusia dan ciptaan
Allah non-manusia dalam posisi yang
sejajar. Dengan demikian, jelaslah bagaimana seharusnya manusia memperlakukan ciptaan non-manusia itu; bagaimana
manusia memperlakukan hewan, hutan,
sungai, lautan, dan seterusnya.
Ada satu alasan tak terbantahkan
yang mengarahkan manusia untuk berlaku adil kepada semua makhluk. Beberapa ayat dengan gamblang menyatakan bahwa semua makhluk diciptakan
untuk menyembah Allah (aż-Żāriyāt/51:
Manusia Sebagai Khalifah
56 dan al-Ĥajj/22: 18). Dengan demikian,
semua makhuk tidak bisa tidak tunduk
dan patuh terhadap peraturan Allah.
Semua benda, dengan demikian, adalah muslim, dalam artian berserah diri,
tunduk, dan patuh kepada aturan Tuhan.
Karenanya, manusia sudah semes-tinya
memperlakukan semua makhluk di bumi ini dengan baik dan adil bila mereka
merasa patut menyebut diri mereka sebagai muslim.
3. Etika Manusia terhadap Alam
Meski Islam menyediakan banyak metode yang memungkinkan manusia untuk memandang alam dari perspektif
ekologis dan berasaskan etika, banyak
kaum muslim yang malah masih buta
mengenai hal ini. Tidak banyak yang
tahu bahwa jumlah ayat Al-Qur’an yang
membahas tentang alam dan fenomenanya jauh lebih banyak daripada ayatayat yang membahas perintah Allah dan
hubungan antara manusia dan Tuhannya.
Dari sekitar 6.000 ayat yang ada dalam
Al-Qur’an, sebanyak 750 ayat atau sekitar seperdelapannya, memotivasi
kaum muslim untuk memahami alam,
mem-pelajari hubungan antara organisme hidup dan ekosistemnya, memanfaatkan dan melestarikan alam dengan
sebaik-baiknya, serta memelihara keseimbangan alam.
Sumber daya alam: tanah, air,
udara, mineral, hutan, dan semisalnya
tersedia untuk kesejahteraan manusia.
Memang, tetapi pemanfaatannya juga
tidak boleh terlepas dari usaha untuk
tetap menjaga keseimbangan ekologi
dan mewariskannya kepada generasi
mendatang. Jika tidak, keberlanjutan
upaya menyejahterakan manusia tentu
tidak dapat terlaksana. Bila kita sebagai
manusia masih awam tentang tugas
untuk memelihara bumi, maka disadari
atau tidak, kita telah menyempitkan
ajaran-ajaran Al-Qur’an.
Pendekatan Islam terhadap lingkungan bersifat holistik. Semua makhluk
saling berhubungan satu sama lain.
Apa yang menimpa satu hal pasti akan
berimbas pada keseluruhan sistem. Dengan bekal kemampuan berpikir, manusia ditunjuk Allah menjadi khalifah di
bumi. Karena alam diciptakan atas asas
keseimbangan maka tanggung jawab
manusia adalah menjamin kelangsungan keseimbangan itu. Penunjukan manusia sebagai pemelihara tidak berarti
menjadikan manusia lebih superior daripada makhluk lain. Karena bagaimanapun juga, manusia bukanlah pemilik
alam. Kepemilikan sesungguhnya ada di
tangan Tuhan. Jadi, menjadi pemelihara
yang arif merupakan investasi terbaik
manusia dalam rangka pertanggungjawaban moral kepada semua ciptaan Tuhan.
Tugas manusia untuk memelihara
alam tidak dapat dipisahkan dari upaya
151
152
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
mengharmonisasikan kehidupan manusia dan alam, dan bukannya menjadikan
manusia sebagai penakluk alam. Karenanya, salah satu metode untuk
mengetahui dasar-dasar ajaran Islam
adalah dengan menghormati alam dan
berusaha memahami fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya. Dengan
begitu, manusia akan memperoleh tanda-tanda kekuasaan Tuhan dalam keseluruhan fenomena itu.
Banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara mengenai siklus hidrologi dan peranan air dalam menopang kehidupan
di bumi. Al-Qur’an menempatkan air
jauh di atas fenomena alam lainnya. Air,
demikian juga, adalah penopang keberlangsungan keanekaragaman hayati di
bumi, keanekaragaman yang menjadi
prinsip pokok ekologi yang memungkinkan bumi untuk ditinggali. Tanpa
keanekaragaman hayati tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang hidup
saling berbagi dengan manusia, kehidupan seperti kita kenal saat ini tidak
mungkin ada. Semua makhluk hidup
mempunyai hak untuk hidup dan berkembang di atas bumi. Bukan hanya
ka-rena mereka berguna bagi manusia,
tapi juga karena kehadirannya akan menyeimbangkan harmoni dan proporsi
ciptaan Tuhan. Hal ini diekspresikan
oleh Allah dalam ayat berikut:
Dan Kami telah menghamparkan bumi dan Kami
pancangkan padanya gunung-gunung serta Kami
tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran.
Dan Kami telah menjadikan padanya sumber-sumber
kehidupan untuk keperluanmu, dan (Kami ciptakan
pula) makhluk-makhluk yang bukan kamu pemberi
rezekinya. (al-Ĥijr/15: 19-20)
Ayat ini menjelaskan betapa keseimbangan alam―dalam ayat ini diungkapkan memakai kata “ukuran”―akan
menjamin kelangsungan hidup bagi
manusia dan makhluk lain. Yang perlu
ditekankan kemudian adalah bahwa
kehidupan makhluk lainnya sama sekali
tidak bergantung pada manusia, tapi
kepada Tuhan yang telah menciptakannya. Manusia hanyalah salah satu makhluk yang hidup berdampingan dengan
makhluk lain. Jadi, justru manusialah
yang sangat bergantung pada kehidupan, energi, dan proses dalam jaringan
sistem yang luas dan rumit. Dalam ayat
berikut, tampak bagaimana Tuhan mengecilkan manusia dibandingkan dengan alam semesta.
Sungguh, penciptaan langit dan bumi itu lebih besar
daripada penciptaan manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Gāfir/40: 57)
Manusia Sebagai Khalifah
Ayat ini mengingatkan manusia
untuk tidak besar kepala dan pongah.
Al-Qur’an jelas-jelas menyindir sifat antroposentris yang muncul di benak kebanyakan manusia. Lenyapnya banyak
sumber daya alam saat ini tidak bisa
dimungkiri merupakan akibat dari pergeseran peran manusia dari yang seharusnya sebagai pengasuh menjadi
pemangsa, dari pemelihara menjadi perusak.
Air sebagai salah satu agen pemelihara harmoni alam selalu diletakkan
sebagai subjek utama dalam mendiskusikan banyak hal, misalnya tentang
kesuburan tanah, perbedaan komposisi
antara air tawar dan air laut, tentang
aliran air sungai dan kehadiran mata
air, serta tentang kehidupan dalam
air. Ekosistem hutan tropis basah di
Indonesia sebenarnya dapat menjaga
keseimbangan alamnya baik sebagai
pengatur tata air pada musim hujan
dan kemarau, maupun pencipta kondisi
lokal dalam mencegah kebakaran. Bila
penebangan hutan, yang legal maupun
yang ilegal, jauh melebihi pertumbuhan
hutan itu sendiri, maka akan terjadi
ketidakseimbangan dalam ekosistem itu
dan lainnya.
Pada musim hujan, terjadilah banjir karena berkurangnya daya resap lahan sebagai akibat perubahan tata guna
lahan di kawasan hulu sungai. Akibatnya,
air hujan lebih banyak mengalir di per-
mukaan. Aliran air permukaan yang ada
dalam jumlah besar ini akan masuk ke
sungai dalam waktu singkat dan mengakibatkan banjir. Kejadian sebaliknya
akan terjadi pada musim kemarau. Persediaan air tanah di sekitar hutan sangat
minim, juga akibat berubahnya tata
guna lahan hutan. Air hujan yang turun
pada musim hujan dibuang sebagian
besarnya melalui aliran air permukaan.
Sangat sedikit yang terserap oleh tanah.
Ini tentu tidak akan terjadi bila masih ada
hutan dengan kelebatan pepohonan
yang cukup. Sistem perakaran dan humus di lantai hutan memungkinkan tanah untuk menyimpan air dalam jumlah
banyak dan mengeluarkannya secara
perlahan melalui mata air. Dengan matinya mata air maka kontribusi air tanah
ke aliran sungai hampir tidak ada. Akibatnya, air sungai menyurut atau bahkan mengering sama sekali.
Kedua musibah ini, banjir saat musim hujan dan kekeringan saat musim
kemarau, mengindikasikan bahwa sungai sedang dalam keadaan tidak sehat.
Kerugian materi dan nonmateri yang
ditimbulkan keduanya tidak bisa dibilang
kecil. Musibah-musibah ini patut kita renungi bersama agar kita kembali mengelola alam dan ekosistemnya dengan seimbang dan proporsional.
Atas asas proporsional inilah Tuhan menciptakan semua makhluk di
alam ini, baik dari sudut kuantitatif mau-
153
154
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
pun kualitatif. Manusia sebagai khalifah
di muka bumi memikul amanah untuk
merawat alam tempat mereka tinggal.
Sebagai salah satu komponen dalam
ekosistem, manusia harus mampu mengelola ekosistem itu secara seimbang.
Dengan melestarikannya, manusia akan
memperoleh manfaat dari ekosistem itu
secara kontinyu.
Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Khaliq, manusia harus mengelola ekosistem dengan seimbang.
Sesuai janji-Nya, Tuhan pasti akan menambah nikmat kepada mereka yang
bersyukur. Sebaliknya, bagi mereka
yang ingkar dan menyia-nyiakan amanat
itu, Tuhan menyediakan azab dan bencana yang siap menimpa kapan saja.
Dari uraian di atas, tampak bahwa
salah satu prinsip ajaran Islam adalah
penempatan manusia sebagai wakil
Allah di bumi, sebagai penjaga bumi. Dalam melakukan penciptaan, termasuk
penciptaan manusia, Tuhan mempunyai
maksud untuk menguji ciptaan-Nya itu.
Mahasuci Allah yang menguasai (segala) kerajaan, dan
Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakan
mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa,
Maha Pengampun. (al-Mulk/67: 1-2)
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami
akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan
sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya
kepada Kami. (al-Anbiyā’/21: 35)
Kronologis tugas dan kewajiban
di atas jelas memperlihatkan apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia selama hidup di dunia. Sebagai khalifah
Allah, manusia memikul tugas dan tanggung jawab yang sangat luas, meliputi
tugas dan kewajiban kepada diri sendiri, kepada sesama muslim, kepada manusia secara keseluruhan, kepada Allah,
juga kepada planet yang mereka huni
di antaranya dengan menjaga keanekaragaman sumber daya alamnya.
Salah satu tugas utama manusia
sebagai khalifah adalah berusaha sekuat
tenaga untuk menjaga keseimbangan
alam dengan perantaraan akal yang
Allah berikan kepada mereka. Pantaslah
tanggung jawab ini dibebankan kepada
manusia, karena Tuhan menciptakan
manusia dan membekalinya dengan kemampuan untuk menggunakan akal dan
kebebasan memilih. Dengan kata lain,
manusia dapat berbuat adil atau sebaliknya. Hal inilah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.
Manusia Sebagai Khalifah
fir dan mukmin), seperti orang buta dan tuli dengan
orang yang dapat melihat dan dapat mendengar.
Samakah kedua golongan itu? Maka tidakkah kamu
mengambil pelajaran? (Hūd/11: 23-24)
Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan
keseimbangan, agar kamu jangan merusak keseimbangan itu, dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu. (ar-Raĥmān/55: 7-9)
Sebagai wakil Tuhan, peran manusia adalah sebagai penjaga. Manusia
diharapkan menjadi penjaga yang baik
bagi bumi agar keanekaragaman dalam semua tingkat kehidupan, dalam
sumber dayanya, juga dalam keindahannya tetap lestari. Itulah salah satu bukti dari manifestasi manusia atas keinginan Allah. Dengan mengapresiasi
sumber daya alam, manusia akan dapat
menemukan dan mengerti pesan dari
sang Pencipta. Yang paling penting, manusia menjadi tahu mengapa mereka
tercipta di alam semesta ini.
Karena posisi manusia sebagai
wakil Tuhan, maka bumi dan segala isinya
adalah pemberian Tuhan untuk manusia.
Tentu dengan catatan, seperti uraian di
atas, manusia harus menjaganya da-lam
harmoni, keseimbangan, dan menggunakannya dengan cara yang bijak. Dengan demikian, pada dasarnya tidak
ada pembenaran bagi manusia dalam
menggunakan sumber daya alam secara
eksploitatif, karena cara yang demikian
ini bertentangan dengan tugas manusia
sebagai khalifah yang diberi amanah untuk menjaga kelestarian bumi.
Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barang siapa dibunuh
secara zalim, maka sungguh, Kami telah memberi
kekuasaan kepada walinya, tetapi janganlah walinya
itu melampaui batas dalam pembunuhan. Sesungguhnya dia adalah orang yang mendapat pertolongan. (al-Isrā’/17: 33)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dan merendahkan diri kepada
Tuhan, mereka itu penghuni surga, mereka kekal di
dalamnya. Perumpamaan kedua golongan (orang ka-
Walaupun secara eksplisit ayat ini
melarang manusia untuk membunuh
sesamanya, namun bukan tidak mungkin
larangan itu berlaku umum, dalam ar-
155
156
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
tian bahwa manusia juga dilarang membunuh makhluk lain tanpa alasan yang
dibenarkan. Dengan demikian, manusia
harus memperlakukan semua makhluk
yang ada di bumi dengan perlakuan
yang proporsional.
Menghormati ciptaan Tuhan bisa
dilakukan dengan menahan diri dari keserakahan, keinginan untuk bermewah-mewah, dan hal-hal yang tidak diperlukan.
Sikap ini akan mendorong manusia untuk
hidup sederhana dalam koridor tuntunan
Islam.
Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan
sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan
dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung. (al-Isrā’/17: 37)
Kesombongan akan sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia dalam menggunakan sumber daya yang
ada, dan berujung pada hilangnya harmoni di alam semesta. []
DAFTAR PUSTAKA
&
INDEKS
162
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Departemen Agama
Republik Indonesia, 2004)
Shihab, Muhammad Quraish, Tafsir Al-Mishbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian AlQur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2004), Vol 1-15
Budiman, A., Menyelami Kedalaman Hakikat Ilmu Pengetahuan: Pengetahuan Sarat
Nilai dalam Memahami dan Melestarikan Lingkungan, (Jakarta: LIPI Press,
2007)
Budiman, A., A.J. Arief & E.N. Sambas, Membaca Gerak Alam Semesta: Mengenali
Jejak Sang Pencipta, (Jakarta: LIPI Press, 2007)
Baiquni, Achmad. Al-Qur'an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, (Yogyakarta: PT. Dana
Bhakti Prima Yasa, 1997)
Moore, K.L. & Abdul-Majeed Azzindani, The Developing Human: Clinically Oriented
Embryology, with Islamic Additions, Correlation Studies with Qur’an and Hadith,
(Philadelphia-Tokyo, Dar Qiblah for Islamic Literature: WB Sanders Company,
3rd Edition, 1983)
Daftar Pustaka
ARTIKEL
Abraham, J. “An Ecological Reading of the Qur’anic Understanding of Creation”.
http:// www.religion-online.org/showarticle.asp?title=1632 (diunduh Januari
2007)
Anonymous, “Islam and Ecology”, http://www.speednet.com.au (diunduh September 2006)
Anonymous, “Life and Our Physical Bodies Originated from Clay (Soil, Dust and
Water) – The Noble Qur’an Claimed it and Science Confirm it”, http://www.
answering. christianity.com/life_from_clay.htm (diunduh Juni 2006)
Anonymous, “The Creation of Human Beings from Water”, http://www.miracleofthequran. com/scientific _58.htm (diunduh Juni 2006)
Anonymous, “Life Originated from Waier in the Noble Quran”, http://www.
answering. Christianity.com/origin_of_life.htm (diunduh Juni 2006)
Anonymous, “Some biological Facts; Everything Made in Pairs”, http://www.it_is_
truth.org (diunduh Juni 2006)
Bilal-Philips, A.A., “The Purpose of Creation; (1) Why did God Create Mankind?”
http://www. viewislam.com/beliefs/purpose1.htm (diunduh Juli 2006)
Bilal-Philips, A.A., “The Purpose of Creation. (2) Why did God Create Mankind?”
http://www. viewislam.com/beliefs/purpose2.htm (diunduh Juli 2006)
Anonymous, “Howard Hughes Medical Institute: Clays May Have Aided Formation
of Primordial Cells”, http://www.hhmi.org (news) ?zoztak?.html (diunduh
Agustus 2009)
Maknoon Mekaeel, “Adam and Hawa (Peace be upon Them)”, http://islamawareness.net/ Adam/adam.html (diunduh Agustus 2009)
Anonymous, “Penciptaan Adam menurut Islam”, http://id.wikipedia.org/ (diunduh
Oktober 2009)
Anonymous, “Penciptaan Adam Mirip Isa”, http://www.mail-archive.com/mencintai
Islam@yahoogroups.com (diunduh Oktober 2009)
Anonymous, “Islamic Concept of Adam's Creation”, http://www.omeriqbal.com/a/
54 (diunduh Oktober 2009)
163
164
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Anonymous, “The Creation of Adam According to Islam”, http://razpr-a-x.blogspot.
com/2009/o6/creation _of_adam_ according_ to islam.html (diunduh Oktober 2009)
Anonymous, “Exploring the Deep Ocean Floor: Hot Springs and Strange Creatures”,
http://pubs.usgs.gov//gip//dynamic/exploring.html#anchor14337915 (diunduh Agustus 2009)
Anonymous, “Early Earth Likely Had Continents, was Habitable, According to New
Study”, http://www.sciencedaily.com/releases/2005/11/051117180831.htm (diunduh Agustus 2009)
Anonymous, “Hot Vents”, http://life.bio.sunsyb.edu/marinebio/hotvent.html (diunduh Agustus 2009)
Anonymous, “NASA Discovers Life's Building Blocks are Common in Space”, http://
www.sciencedaily.com/2005/10/051013084725.htm (diunduh Agustus 2009)
Anonymous, “Do Meteors Create Life? Explosion of New Life Coincided With
Hundreds of Meteorite Impacts”, http://www.sciencedaily.com/releases/
2008/03/080314110406.htm (diunduh Agustus 2009)
Anonymous, “Key to life before its origin on earth have been discovered”, http://
www. sciencedaily. com/2009/02/080228174823 (diunduh Agustus 2009)
Jeffares, D. & A. Poole, “Were Bacteria the First Forms of Life on Earth?” http://
www.actionbioscience.org/newfrontiers/jeffares_poole.html#primer (diunduh Agustus 2009)
Lovett, Richard A, “Giant Deep-Sea Volcano with Moat of Death Found”, http://
www.news.nationalgeographic.com/news/2006/04/0414_060414_volcano_1.html (diunduh Agustus 2009)
Anonymous, “Life at the Sea Vent”, http://dsc.discovery.com/covergence/bleuplanet/photo (diunduh Juni 2009)
Anonymous, “Hydrothermal Vent”, http://en.wikipedia.org/wiki/hydrother-mal_
vent (diunduh Juni 2009)
Anonymous, “Deep Sea Hydrothermal Vents”, http://www.seasky.org/deep-sea/
hydrothermal-vents.html (diunduh Juni 2009)
Anonymous, “NASA Identifies Carbon-Rich Molecules in Meteors as the ‘Origin of
Life’”, http://www.sciencedaily.com/2008/09/080925102706.htm (diunduh
Daftar Pustaka
Agustus 2009)
Anonymous, “Key to Life before its Origin on Earth May have been Discovered”,
http://www.sciencedaily.com/2009/02/080228174823 (diunduh Agustus
2009)
Anonymous, “Life's Raw Materials may have Come from the Stars; Scientists
Confirm”,
http://www.sciencedaily.com/releases/2008/06/080613092514.
htm (diunduh Mei 2009)
Anonymous, “Meteorites Delivered the 'Seeds' of Earth's Left-Hand Life, Experts
Argue”, http://www.sciencedaily.com/2008/04/080406114742.htm (diunduh
Mei 2009)
Quammen, D., “Was Darwin Wrong? No, The Evidence for Evolution is Overwhelming”, http://www.nationalgeographic.com/2004/11/darwin-wrong/quammen-text (diunduh Juni 2009)
Quammen, D., “Alfred Russel Wallace; The Man who wasn’t Darwin”, http://ngm.
nationalgeographic.com/2008/12/wallace/quammen-text/1 (diunduh Juni
2009)
Sochaczewski, P.S., “Meanwhile: The Fittest Survive – Not Necessarily the First”,
Herald Tribune, published Saturday, June 19, (diunduh Juni 2009)
Rosen, J., “Missing Link: Alfred Russel Wallace, Charles Darwin’s Neglected
Double”, http://www.newyorker.com/arts/critics/atlarge/2007/02/12/070212
crat_atlarge_rosen (diunduh Juni 2009)
Anonimous, “Alfred Russel Wallace”, http://en.wikipedia.org/wiki/Alfred_Russel_
Wallace (diunduh Mei 2009)
Moran, Laurence, “What is Evolution?”, http://www.talkorgins.org/faqs/evolutiondefinition.html. (diunduh Mei 2009)
Colby, Chris, “Introduction to Evolutionary Biology”, http://www.talkorigins.org/
faqs/faq-intro-to-biology.html (diunduh Juni 2009)
Moran, Laurence, “Random Genetic Drift”, http://www.talkorigins.org/faqs/
genetic-drift.html (diunduh Juli 2009)
Moran, Laurence, “Evolution is a Fact and a Theory”, http://www.talkorigins.org/
faqs/evolution-fact.html (diunduh Juni 2009)
165
166
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Patton, Don, “Embryology Fraud”, http://www.bible.ca/tracks/textbook-fraudembryology-earns-haekel-biogenetic-law.htm (diunduh Juni 2009)
Anonymous, “Duality In Creation”, http://www.miraclesofthequran.com/scientific_
35.html (diunduh juni 2006)
Anonymous, “Obstetrics and Gynaecology Fetal Development”, http://www.
islamset.com/ bioethics/Obstet/Fetdvp.html (diunduh Juni 2006)
Anonymous, “The Birth of a Human Being”, http://www.55a.net/eng/2b1.htm
(diunduh Juni 2006)
Anonymous, “40 Days in the Womb”, http://www.themodernreligion. com/science/
science1.htm (diunduh Juni 2006)
Anonymous, “Obstetrics and Gynaecology: Metaphysical Development”, http://
www.islamsert.com/bioethics/obstet/ metaphys.html
(diunduh Juni
2006)
Al-Ghazal, Sharif, “Embryology and Human Creation between Quran & Science”,
http://www.islamicmedicine.org/embryoengtext.html (diunduh Ju-ni 2006)
Anonymous, “Komposisi Sperma”, http://elwatha.file.worldpress.com/2009/ 02/
(diunduh September 2009)
Anonymous, “Sperm”, http://en.wikipedia.com/wiki/sperm (diunduh September
2009)
Inoue, Naokazu, Msahito Ikawa, Ayako Isotani, & Masaru Okabe, “The Immunoglobin
Superfamily Protein Izumo is Required for Sperm to Fuse with Eggs”; Nature
434: 234-238. (diunduh September 2009, dari http://www.bio.davidson .edu/)
Anonymous, “Uterus”, http://en.wikipedia.org/wiki/uterus (diunduh Oktober
2009)
Anonymous, “Toba Catastrophe Theory”, http://en.wikipedia.org/wiki/Toba_catastrophe_ theory (diunduh November 2009)
Whitehouse, David, “Humans came Close to Extinction”, http://news.bbc.co.uk/2/
hi/science/ nature/ 166869.stm. (Diunduh November 2009)
Weber, George. “Toba Volcano”, http://www.andaman.org/BOOK/originals/Weber-Toba/ (diunduh November 2009)
Anonymous, “The Fine Tuning in the Universe”, http://www.miracleofthequran.
com/scientific_ 08.htm (diunduh Agustus 2006)
Daftar Pustaka
Anonymous, “The Formation of Rain”, http://www.miraclesoftherain.com/ (diunduh Juni 2006)
Anonymous, “On the Water Cycle, http://www.geocities.com (diunduh Agustus
2006)
Anonymous, “Water Conservation”, http://www.alinaam.org.2a/ (diunduh Agustus
2006)
Anonymous, “Protection and Conservation of the Basic Natural Resources–Water”,
http://www.islamset.com./env./water.html (diunduh Juni 2006)
Anonymous, “The Water Cycle and the Seas”, http://www. theholybook.org/en/
a.42049.html (diunduh Juli 2006)
Anonymous, “The Proportion of the Rain”, http://www.55a.net/ en/miracles/a031.
php (diunduh Juli 2006)
Anonymous, “On the Origin of Life in Water”, http//www.geocities com/ (diunduh
Juni 2006)
Anonymous, “The Formation of Hail, Thunder and Lightning”, http://www. hyahya.
org/ miracles_of_the_quran_p1_06.php#4 (diunduh Juni 2006)
Anonymous, “Rains which Bring a Dead Land Back to Life”, http://www.hyahya.
org/ miracles_ of_the_quran_p1_06.php#4 (diunduh Mei 2006)
Mlivo, Mustafa, “Quran and Science: Revival of Lifeless Land”, http://www. quranm.
multicom.ba/-19k-24Peb2006 (diunduh Juli 2006)
Anonymous, “Photosynthesis”, http://www.islamcity.com/science/quranscience/
creation/ generated files/Photosynthesis.html (diunduh Mei 2006)
Anonymous, “How the Process of Photosynthesis begins in the Morning”, http://
www. miracleofthequran.com/scientific_49.html (diunduh Februari 2006)
Al-Ata, Nazmi Khalil Abu, “Miracles in Plants have You Considered the Fire which
You Strike”, http://www. 55a.net (diunduh Juni 2006)
Anonymous, “Photosynthesis”, http://www.islamcity.com/science/ quranscience/
creation/ generated files/Photosynthesis.html (diunduh Maret 2006)
Khan, Maulana Wahiduddin, “Islam on vegetation/plants”, http://www.alrisala.org
(diunduh April 2006)
Anonymous, “The Design of a Gnat”, http://www.islamvoice.com (diunduh Juli 2006)
167
168
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Anonymous, “Animal Rights in Islam”, http://www.islamonline.com/ cgi.bin/
(diunduh Juni 2006)
Anonymous, “Hadiths on Animal Treatment”, http://www.crescentlife. com/
(diunduh Mei 2006)
Durrani, Anayat, “Animals in Islam”, http://www.geocities.com/ (diunduh Mei
2006)
Anonymous, “Some Biological Facts”, http://www.it-is-truth.org (diunduh Mei
2006)
Anonymous, “Bees and the Hidden Miracles of Honey”, http://www.islamsearch.
com (diunduh Juni 2006)
Anonymous, “Environmental protection in Islam”, http://www.islamset.com
(diunduh Juni 2006)
Anonymous, “Honey: Antibiotic of the Future (Part 1)”, http://www.islam-online.
net (diunduh Mei 2006)
Anonymous, “Honey: Antibiotic of the Future (Part 2)”, http://www.islam-online.
net (diunduh Mei 2006)
Anonymous, “Systematic Review of the Use of Honey as Wound Dressing”, http://
www. pubmecentral.gov (diunduh Mei 2006)
Anonymous, “Honey Regiment in Gastrountestinal Disorders”, http://www.
islamset.com (diunduh Juni 2006)
Anonymous, “Honey Bees and the Architectural Woders of Honeycombs”, http://
www. islamcity.com (diunduh Juli 2006)
Anonymous, “The Bee”, http://www.submission.org (diunduh Mei 2006)
Anonymous, “Quran and Science: The Thread of the Spider”, http://www.quranm.
multicom.ba/ (diunduh Agustus 2006)
Yahya, Harun, “Keajaiban Lebah Madu”, http://www.harunyahya.com (diunduh
Mei 2006)
Anonymous, “Profauna Indonesia: Perlindungan Satwa dalam Pandangan Islam”,
http://www.kbsk.or.id/Indo/ (diunduh Mei 2006)
Yahya, Harun, “From the Qur'an: The Mosquito and Its Extraordinary Venture”,
http://www.harunyahya.net/ (diunduh Juli 2006)
Indeks
INDEKS
A
Abiogenesis 6, 35
Adapiformes 73
Alexander Oparin
38
Alex Fraser
53
Alfred Russel Wallace 10, 55, 67, 72
Algoritma
53
Alvin
6, 42-43, 47
amnion
98
Anemon Cerianthus 47
aphid
36
Ardiphitecus 74
Aristoteles
65, 90
asam amino 16, 23, 29, 35, 39-40, 49,
159
asteriod
6
August Weisman
Australophitecus
awan Oort
68
30, 72, 74, 82
39
B
Baiquni
16, 159
black smokers 44
blastocyt
99
Brachyura
46
Bronze Age 19
building block of biogenic activity
C
Cambrian
48
cardiovaskular
101
Charles Robert Darwin
54
39
169
170
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
chorion
98
creatio ex nihilo
Creationism 28
20
D
Dalton Hooker
37, 57-58
Darwin and after Darwin
61
decidua
98
Desoxyribonucleic Acid
16, 23
DNA
9, 16-17, 23-24, 27, 29-30,
48, 53, 72, 79-80, 84, 115,
117, 159
Don Patton 60
E
ecology
60
Embryology Fraud
60
Erasmus Darwin
66
Erns Haeckel 11, 60
Ernst Haeckel 60
Essay on the Principle of Population
55-56, 67
Evolutionary Series 63
F
Fallopia
fallopian
fotosintesis
Francis Crick
93
99
7, 36, 44
41, 117
G
Galapagos
42
Garis Wallace 55
George Mendel
Georges Cuvier
67
67
George Simpson
geotermal
7, 43
G. Rager
62
Graham C. Smith
Gregor Mendel
Grimpoteuthis
68
41
69
7
H
Haeckel’s Embryos: Fraud Rediscovery
62
Haldane
38
Hidrogen sulfida
40, 45
hidrotermal 7, 14, 41-44, 46
HMS Beagle 67
Hominidae
73
Hominini
73
Homo Capranensis 78
Homo Erectus
64-65, 76-77, 7980
Homo Ergaster
76-77, 83
Homo Floresiensis
74, 81
Homo Georgicus
74, 76
Homo Habilis
74-77, 83
Homo Heidelbergensis
74, 78
Homo Neanderthalensis
64-65, 7980, 83
Homo Rhodesiensis 74, 79
Homo Rudolfensis
74, 76
Homo Sapiens
31, 64-65, 74-75,
78-81, 83
Human Embryology and the Law of
Biogenesis
62
hydrothermal
6
hydrous asteriods
39
Hylobatidae 73
Indeks
nukleotida
I
Ingo Rechenberg
Iron Age
19
isovaline
49
53
O
On the Law which has Regulated the
Introduction of New Species 56
On the Origin of Species
10, 58
Ordovacian 48
J
John Holland 53
Joseph Dalton Hooker
37, 57-58
K
kemosintesis 45
Kenyanthropus
74
kloning
131-133
kromosom
24, 91-92, 99, 109, 116-117
L
Letter from Ternate
Linnean Society
L. Rutimeyer 62
16, 23, 159
10, 57-60
57-59
M
MacKenzie
38
makrosiklik 8
Malthus
28, 55-56, 66-67
Manusia Gawis
79
Michel Richardson
61
Morse
38
Multiregional Hypothesis
65
Murchison
49
N
Neanderthals 31
Neo-Darwinisme
69
nucleic acid 35
nucleobases 48, 50
P
Paranthropus 74
Phylogeny
63
phylum
60
Pithecanthropines
30
Plato
65, 90
porfirin
8
pre-Cambrian 8
primitive extraterrestrial life 41
Primordial Soup Theory
41
Principle of Population
28, 55-56,
67
Principles of Geology
54, 56
Principles of Geology dan An Essay on
the Principle of Population
56
Prof. Asa Gray 59
progesteron 98
prokaryotic unicelluler microorganisms
11
prostat 97
protoplasma 12-14, 87
Pseudodoxia Epidemica
36
R
Ramapithecus
Raymond Dart
Ribonucleic Acid
73
72
16, 29
171
172
Penciptaan Manusia
dalam Perspektif Al-Qur'an & Sains
Richard Owen 72
Riftia
46
S
Serpulidae
46
Sir Joseph Dalton Hooker
57-58
smoker
7
Social Darwinism
69-70
Spallanzani
90
spontaneous generation
36-38
Stephen Jay Gould
63
Stone Age
19
sulfur
36, 45
survival of the fittest 28, 53
Sydney W. Fox
41
T
Taung Child
teori evolusi
57-58, 60, 64-68, 71-72
tetrapirolik
8
The Decent of Man 71
The Malay Archipelago
67
The Sarawak Law
56
Thomas Hunt Morgan
68
Thomas Malthus
55, 66-67
T. N. Huxley 29
U
umbilical cord 100
ureum
16, 23
W
W. R. Thomson
63
Z
72-73
10-11, 14, 28, 30, 52-54,
zigot
Zoarcid
96, 99, 101
46
Indeks
173