PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR
PADA SMP NEGERI DI KOTA PALOPO
Tesis
Diajukan untuk Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam
Bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam (M.Pd)
Oleh
NIA AISYAH RAHMAN
19.19.2.01.0010
PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
IAIN PALOPO
2021
PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR
PADA SMP NEGERI DI KOTA PALOPO
Tesis
Diajukan untuk melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam
Bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam (M.Pd)
Oleh
NIA AISYAH RAHMAN
19.19.2.01.0010
Pembimbing:
1. Dr. H. Hisban Thaha, M.Ag.
2. Dr. Hilal Mahmud, M.M.
PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALOPO
IAIN PALOPO
2021
PRAKATA
ﺼﻼَةُ َواﻟ ﱠﺴﻼَ ُم ﻋَﻠﻰ َﺳﯿّ ِﺪﻧَﺎﻣُﺤَ ﱠﻤ ٍﺪ َو َﻋﻠَﻰ اَﻟِ ِﮫ َواَﺻْ َﺤﺎﺑِ ِﮫ
َواﻟ ﱠ. َاَﻟْﺤ ْﻤ ُﺪ ِ رَ بّ ا ْﻟ َﻌﻠَ ِﻤﯿْﻦ
()اﻣﺎ ﺑﻌﺪ. َاَﺟْ َﻤ ِﻌﯿْﻦ
Puji
syukur
peneliti
panjatkan
kepada
Allah
swt.
yang
telah
menganugerahkan rahmat, hidayah serta kekuatan lahir dan batin, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul “Profesionalisme
Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
terhadap Peningkatan Hasil Belajar pada SMP Negeri di Kota Palopo.” setelah
melalui proses yang panjang.
Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw. kepada para
keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya. Tesis ini disusun sebagai syarat
yang harus diselesaikan, guna memperoleh gelar magister pendidikan dalam
bidang pendidikan agama Islam pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Palopo. Penulisan tesis ini dapat terselesaikan berkat bantuan, bimbingan
serta dorongan dari banyak pihak walaupun penulisan tesis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga dengan penuh ketulusan hati dan keikhlasan, kepada:
1.
Prof. Dr. Abdul Pirol, M.Ag. selaku Rektor IAIN Palopo, beserta
Wakil Rektor I, II, dan III IAIN Palopo.
2. Dr. H. M. Zuhri Abu Nawas, Lc., MA, selaku Direktur Pascasarjana
IAIN Palopo yang memberikan arahan dan didikan kepada peneliti
selama menempuh pendidikan di jenjang Pascasarjana.
v
3. Dr. Hj Fauziah Zainuddin, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Agama Islam Pascasarjana IAIN Palopo yang telah memberikan motivasi dan
bimbingan judul hingga sampai ke tahap tesis selesai.
4. Dr. H. Hisban Thaha, M.Ag, selaku pembimbing I dan Dr. Hilal Mahmud.,
M.M, selaku pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan motivasi
kepada peneliti sampai pada penyelesaian tesis peneliti.
5. Prof. Dr. Abdul Pirol, M.Ag, selaku Penguji I dan Dr. Munir Yusuf selaku
penguji II yang telah banyak mengarahkan peneliti untuk menyelesaikan tesis
ini.
6. Seluruh Dosen beserta seluruh staf pegawai Pascasarjana IAIN Palopo yang
telah mendidik peneliti selama berada pada IAIN Palopo dan memberikan
bantuan dalam penyusunan tesis ini.
7. Kepala Sekolah SMP Negeri di Kota Palopo; Bapak Haerul S.Pd,
selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Palopo, Ibu Suwarnita Sago Gani, SE.,
M.M, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Palopo, dan Bapak Drs. H. Imran,
selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Palopo, yang telah memberikan izin
kepada peneliti untuk melakukan penelitian sekolah-sekolah tersebut.
8. Guru-Guru Pendidikan Agama Islam yang berada di SMP Negeri di Kota
Palopo; Bapak Sartono Bin Saba, S.Ag, Ibu Dr. Hj Sitti Amrah, S.Ag., M.Pd.I,
Ibu Rahma, S.Ag, Bapak Lubis S.Pd., M.Pd.I, Ibu Dra. Hj Rahayu, M.Pd. I,
Ibu Patimah, S.Ag., M.Pd, dan Ibu Sitti Hadijah, S.Pd., M.Pd, yang telah
menjadi infoman bagi penelitian ini.
9. Terkhusus kepada kedua orang tuaku tercinta ayahanda Abd Rahman, S.Sos,
dan ibunda Mas Ama Majid, S.Sos, yang telah mengasuh dan mendidik peneliti
dengan penuh kasih kasih sayang hingga sekarang dan segala yang telah
vi
diberikan kepada anak-anaknya, serta kedua saudara peneliti kakak Ariful Ihza
Rahman dan adik Faizun Fajri Rahman yang selama ini membantu dan
mendoakan peneliti.
10. Kepada keluarga besar peneliti, yang selama ini mendoakan peneliti dalam
setiap jenjang pendidikan peneliti hingga sampai ke tahap Pascasarjana ini.
12. Kepada semua teman
seperjuangan Pascasarjana, angkatan 2019 teman-
teman; prodi Pendidikan Agama Islam, prodi Manajemen Pendidikan Islam
dan prodi Hukum Islam yang telah bersama-sama melalui tahap yang sama
dan saling mendukung satu sama lain. Terimakasih kepada sahabat karib;
Nurul Fadillah Kaharuddin, Halijah S.Pd, Haryati, Astri Nugrawati, S.M,
dan Andi Resky. Terimakasih pula kepada teman seperjuangan S1 di IAIN
Palopo prodi Pendidikan Agama Islam angkatan 2014; Muarfina, S.Pd,
Nurfadillah, S.Pd, Nur Zaharani Hamsir, S.Pd, Lana Rilangi, S.Pd,
Nurfajarwati, S.Pd, Mulhan, S.Pd, Jumiati S.Pd, Muhajirah Abd. Rahman,
S.Pd, dan Jumriah, S.Pd, yang selalu mendukung dan mendoakan peneliti
dalam penyelesaian tesis ini.
Mudah-mudahan bernilai ibadah dan mendapatkan pahala dari Allah swt.
Amin.
Palopo, 2 Mei 2021
Peneliti
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN
A. Transliterasi Arab-Latin
Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin
dapat dilihat pada tabel berikut:
1. Konsonan
Huruf Arab
ا
ب
ت
ث
ج
ح
خ
د
ذ
ر
ز
س
ش
ص
ض
ط
ظ
ع
غ
ف
ق
ك
ل
م
ن
و
ه
ء
ى
Nama
Alif
Ba
Ta
sa
Jim
ḥa
Kha
Dal
zal
Ra
Zai
Sin
Syin
ṣad
ḍad
ṭa
ẓa
‘ain
Gain
Fa
Qaf
Kaf
Lam
Mim
Nun
Wau
Ha
hamzah
Ya
Huruf Latin
tidak dilambangkan
b
t
s
j
ḥ
kh
d
z
r
z
s
sy
ṣ
ḍ
ṭ
ẓ
‘
g
f
q
k
l
m
n
w
h
’
y
viii
Nama
tidak dilambangkan
be
te
es (dengan titik di atas)
je
ha (dengan titik di bawah)
ka dan ha
de
zet (dengan titik di atas)
er
zet
es
es dan ye
es (dengan titik di bawah)
de (dengan titik di bawah)
te (dengan titik di bawah)
zet (dengan titik di bawah)
apostrof terbalik
ge
ef
qi
ka
el
em
en
we
ha
apostrof
ye
Hamzah ( )ءyang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa
diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis
dengan tanda (’).
2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas
vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.
Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau
harakat, transliterasinya sebagai berikut:
Tanda
َا
ِا
ُا
Nama
fatḥah
kasrah
ḍammah
Huruf Latin
a
i
u
Nama
a
i
u
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan
antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:
Tanda
Nama
Huruf Latin
Nama
َﻰ
fatḥah dan yā’
ai
a dan i
َﻮ
fatḥah dan wau
au
a dan u
Contoh:
ََﻛﯿْﻒ
ھَﻮْ َل
: kaifa
: haula
3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat
dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Harakat dan
Huruf
ا| ى
Contoh:
ِﻰ
ُﻮ
Nama
Huruf dan
Tanda
Nama
fatḥah dan alif atau
ā
a dan garis di atas
kasrah dan yā’
i
i dan garis di atas
ḍammah dan wau
ū
u dan garis di atas
ix
َﻣَﺎت
َرﻣَﻰ
ﻗِ ْﯿ َﻞ
ُﯾَﻤُﻮْ ت
:
:
:
:
māta
ramā
qila
yamūtu
4. Tā’ marbūṭah
Transliterasi untuk tā’ marbūṭah ada dua, yaitu : tā’ marbutah
yang hidup atau harakat fatḥah,kasrah, dan ḍammah, transliterasinya
adalah [t]. Sedangkan tā’ marbūṭah yang mati atau mendapat harakat
sukun, transliterasinya adalah [h].
Kalau pada kata yang berakhir tā’ marbūṭah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah,
maka tā’ marbūṭah itu transliterasikan dengan ha (h).
Contoh:
طﻔَﺎ ِل
ْ َﺿﺔ اﻷ
َ ْ رَو: rauḍah al-aṭfāl
ﺿﻠَﺔ
ِ اَ ْﻟ َﻤ ِﺪ ْﯾﻨَﺔ اَ ْﻟﻔَﺎ: al-madinah al-fāḍilah
اَ ْﻟ ِﺤ ْﻜﻤَﺔ
: al-ḥikmah
5. Syaddah (Tasyid)
Syaddah atau tasyid yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan sebuah tanda tasyid ( ) ــ, dalam transliterasi ini
dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi
tanda syaddah.
Contoh:
َرﺑﱠﻨَﺎ
: rabbanā
َﻧَ ﱠﺠﯿْﻦ
: najjainā
ﻖ
ّ ا ْﻟ َﺤ
: al-haqq
ﻧُ ّﻌ َﻢ
: nu’ima
َﻋ ُﺪ ﱞو
:’aduwwun
Jika huruf ىber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului
oleh huruf kasrah ( )ــــــ, maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah
menjadi i.
Contoh:
ﺊ
ُ َِﻋﻠ
َﻋ َﺮﺑِ ُﺊ
: ‘Ali (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly)
: ‘Arabi (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)
6. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan
huruf ( الalif lam ma‘rifah). Dalam pedoman transliterasi ini,
x
kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti
oleh huruf syamsi yah
maupun huruf qamariyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf
langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).
Contoh:
ُاَﻟﺸﱠﻤﺲ
: al-syamsu (bukan asy-syamsu)
اَﻟ ﱠﺰ ْﻟ َﺰﻟَﺔ
: al-zalzalah (az-zalzalah)
اَ ْﻟﻔَ ْﻠ َﺴﻔَﺔ
: al-falsafah
اَ ْﻟﺒِﻼَ ُد
: al-bilādu
7. Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya
berlaku bagi hamzah yangterletak di tengah dan akhir kata. Namun,
bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam
tulisan Arab ia berupa alif.
Contoh:
َﺗﺄْ ُﻣﺮُوْ ن
ع
ُ ْاَﻟﻨﱠﻮ
ﺷَﻲْ ُء
ُاُﻣِﺮْ ت
:
:
:
:
ta'murūna
al-nau’
syai’un
umirtu
8. Penulisan Kata Arab yang Lazim Digunakan dalam Bahasa Indonesia
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata,
istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia.
Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari
perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sering ditulis dalam tulisan
bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia akademik
tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas.
Misalnya, kata al-Qur’an (dari al-Qur’a>n), alhamdulillah, dan
munaqasyah. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari
satu rangkaian teks Arab, maka harus ditransliterasi secara utuh.
Contoh:
Syarḥ al-Arba'in al-Nawāwi
Risālah fi Ri'āyah al-Maṣlaḥah
9. Lafẓ al-Jalālah ( ) ﷲ
Kata‚ Allah‛ yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf
lainnya atau berkedudukan sebagai muḍāf ilaih (frasa nominal),
ditransliterasi tanpa huruf hamzah.
Contoh:
xi
ِدﯾْﻦُ ﷲdinullāh ِ ﺑِﺎ ﷲbillāh
Adapun tā’ marbūṭah di akhir kata yang disandarkan kepada lafẓ
al-jalālah, ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh:
ِ ھُ ْﻢ ﻓِﻲْ َرﺣْ َﻤ ِﺔ ﷲhum fi raḥmatillāh
10. Huruf Kapital
Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All
Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan
tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa
Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan
untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan
huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh
kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap
huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.
Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang
tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga
berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh
kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam
catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR). Contoh:
Wa mā Muḥammadun illā rasūl
Inna awwala baitin wudi'a linnāsi lallazi bi Bakkata mubārakan
Syahru Ramaḍān al-lazi unzila fihi al-Qur'ān
Naṣr al-Din al-Ṭūsi
Naṣr Hāmid Abū Zayd
Al-Tūfi
Al-Maṣlaḥah fi al-tasyri al-Islāmi
Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari)
dan Abū (bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua
nama terakhir itu harus disebutkan
sebagai nama akhir dalam
daftar pustaka atau daftar
referensi. Contoh:
Abū al- Walid Muhammad ibn Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abū alWalid Muḥammad (bukan: Abū al-Walid Muḥammad Ibnu)
Naṣr Ḥāmid Abū Zaid ditulis menjadi Abū Zaid, Naṣr Ḥāmid (bukan: Zaid,
Naṣr Ḥamid Abu)
xii
B. Daftar Singkatan
Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:
swt.
= subḥānahū wa ta’ālā
saw.
= sallallāhu ‘alaihi wa sallam
as
= ‘alaihi al-salām
H
= Hijrah
M
= Masehi
SM
= Sebelum Masehi
l
= Lahir tahun (untuk orang yang masih hidup saja)
w
= Wafat tahun
QS. …/…: 4
= QS. al-Baqarah/2: 4 atau QS Ali-Imran/3: 4
HR.
= Hadis Riwayat
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL...................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN..................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iv
PRAKATA ......................................................................................................... v
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB DAN SINGKATAN ....................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................xiv
DAFTAR AYAT ...............................................................................................xvi
DAFTAR HADIS ..............................................................................................xvii
DAFTAR TABEL .............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ...xix
ABSTRAK .........................................................................................................xx
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Batasan Masalah............................................................................ 8
C. Rumusan Masalah......................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian .......................................................................... 9
E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 9
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................ 10
A. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan................................ 10
B. Deskripsi Teori .............................................................................. 11
C. Kerangka Pikir .............................................................................. 43
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 46
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................ 46
B. Lokasi dan Waktu ........................................................................ 47
C. Fokus Penelitian ........................................................................... 47
D. Definisi Istilah............................................................................... 48
E. Sumber Data ................................................................................. 48
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 49
G. Pemeriksaan Keabsahan Data .................................................... 50
H. Teknik Analisis Data.................................................................... 51
xiv
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA............................................. 52
A. Deskripsi Data ............................................................................. 52
B. Pembahasan ................................................................................. 84
BAB V
PENUTUP......................................................................................... 96
A. Kesimpulan .................................................................................. 96
B. Saran............................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR KUTIPAN AYAT
Kutipan Ayat 1 QS Al-Mujadilah/58:11 ............................................................. 14
Kutipan Ayat 2 QS Ali-Imran/3:79..................................................................... 23
Kutipan Ayat 8 QS An-Naml/27:29-30 .............................................................. 31
Kutipan Ayat 9 QS A-Nahl/16:44....................................................................... 31
xvi
DAFTAR HADIS
Hadis 1 Hadis tentang hilangnya amanah ........................................................... 15
Hadis 2 Hadis tentang keutamaan ilmu............................................................... 16
Hadis 3 Hadis tentang diangkatnya ilmu dan menyebarnya kebodohan............ 18
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Profil SMP Negeri 10 Palopo ................................................................ 52
Tabel 2 Profil SMP Negeri 2 Palopo ................................................................. 53
Tabel 3 Profil SMP Negeri 8 Palopo .................................................................. 54
Tabel 4 Profil Guru PAI di SMP Negeri 10 Palopo............................................ 55
Tabel 5 Profil Guru PAI di SMP Negeri 2 Palopo.............................................. 56
Tabel 6 Profil Guru PAI di SMP Negeri 8 Palopo.............................................. 57
Tabel 7 Jumlah Peserta Didik SMP Negeri 10 Palopo ....................................... 58
Tabel 8 Jumlah Peserta Didik SMP Negeri 2 Palopo ......................................... 59
Tabel 9 Jumlah Peserta Didik SMP Negeri 8 Palopo ......................................... 60
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara Penelitian
Lampiran 2 Lokasi Penelitian
Lampiran 3 Kepala Sekolah SMP Negeri di Kota Palopo
Lampiran 4 Pemanfaatan Teknologi pada SMP Negeri di Kota Palopo
Lampiran 5 Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pemanfaatan Teknologi
Lampiran 6 Pemanfaatan Teknologi sebagai Media Pembelajaran
Lampiran 7 Perangkat Pembelajaran Guru Pendidikan Agama Islam
Lampiran 8 Nilai Peserta Didik SMP Negeri di Kota Palopo
Lampiran 9 Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam
Lampiran 10 Izin Penelitian
Lampiran 11 Riwayat Hidup
xix
ABSTRAK
Nia Aisyah Rahman, 2021, “Profesionalisme Guru Pendidikan Agama
Islam dalam Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
terhadap Peningkatan Hasil Belajar pada SMP Negeri di
Kota Palopo”. Tesis Program Studi Pendidikan Agama
Islam Program Pascsarjana Institut Agama Negeri Palopo.
Dibimbing oleh Dr. H. Hisban Thaha, M.Ag dan Dr. Hilal
Mahmud, M.M.
Tesis ini membahas tentang profesionalisme guru pendidikan agama Islam
dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar
pada SMP Negeri di Kota Palopo. Penelitian ini bertujuan: untuk mengetahui
sistem pembelajaran berbasis teknologi pada SMP Negeri di Kota Palopo; untuk
mengetahui kemampuan profesional guru pendidikan agama Islam dalam
pemanfaatan teknologi pembelajaran pada SMP Negeri di Kota Palopo; untuk
mengetahui kontribusi profesionalisme guru pendidikan agama Islam terhadap
peningkatan hasil belajar pada SMP Negeri di Kota Palopo. Jenis penelitian ini
penelitian lapangan (field research) dengan metode penelitian deksriptif kualitatif.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa, sistem pembelajaran berbasis teknologi
pada SMP Negeri di Kota Palopo menekankan guru aktif dan berinovasi dalam
pembelajaran. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) membuat pimpinan sekolah
menetapkan kebijakan. Salah satu kebijakan pimpinan sekolah yaitu pemanfaatan
teknologi yang diterapkan oleh dua SMP Negeri di Kota Palopo (SMP Negeri 10
Palopo dan SMP Negeri 2 Palopo) dengan sistem laporan kehadiran guru yang
dapat dicek melalui portal. Sedangkan, ada satu SMP Negeri di Kota Palopo
(SMP Negeri 8 Palopo) hanya menggunakan absen check lock. Kegiatan
pembelajaran guru pendidikan agama Islam menggunakan internet sebagai media
pembelajaran. Adapun bagian dari internet yang digunakan sebagai media
pembelajaran terdiri dari beberapa aplikasi atau laman website seperti; whatsapp,
class room, google form, youtube, dan google meet. Kemampuan profesional guru
pendidikan agama Islam dalam pemanfataan teknologi pembelajaran di SMP
Negeri di Kota Palopo dikategorikan baik. Guru profesional dapat terlihat dari;
kualitas pendidikan yang dimiliki guru, sikap mental, dan pengelolaan
pembelajaran dari perencanaan, proses pembelajaran hingga evaluasi melibatkan
teknologi di dalamnya. Kontribusi profesionalisme guru pendidikan agama Islam
terhadap peningkatan hasil belajar pada SMP Negeri di Kota Palopo mengalami
peningkatan yang tidak begitu signifikan. Meski disertai berbagai kendala namun
hasil belajar bisa memuaskan.
Kata Kunci: Profesionalisme Guru, Pendidikan Agama Islam, Teknologi
Pembelajaran, Hasil Belajar.
xx
ﺗﺠﺮﯾﺪ اﻟﺒﺤﺚ
ﻧﯿﺎ ﻋﺎﺋﺸﺔ اﻟﺮﺣﻤﻦ" .2021 ،ﻣﮭﻨﯿﺔ ﻣﻌﻠﻤﻲ اﻟﺘﺮﺑﯿﺔ اﻟﺪﯾﻨﯿﺔ اﻹﺳﻼﻣﯿﺔ ﻓﻲ اﺳﺘﺨﺪام ﺗﻜﻨﻮﻟﻮﺟﯿﺎ
اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ ﻟﺘﺤﺴﯿﻦ ﻧﺘﺎﺋﺞ اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ ﻓﻲ اﻟﻤﺪارس اﻟﻤﺘﻮﺳﻄﺔ اﻟﺤﻜﻮﻣﯿﺔ ﻓﻲ ﻣﺪﯾﻨﺔ ﺑﺎﻟﻮﺑﻮ".
ﺑﺤﺚ اﻟﺪراﺳﺎت اﻟﻌﻠﯿﺎﺷﻌﺒﺔ اﻟﺘﺮﺑﯿﺔ اﻟﺪﯾﻨﯿﺔ اﻹﺳﻼﻣﯿﺔ ﺑﺎﻟﺠﺎﻣﻌﺔ اﻹﺳﻼﻣﯿﺔ اﻟﺤﻜﻮﻣﯿﺔ
ﺑﺎﻟﻮﺑﻮ .أﺷﺮف ﻋﻠﯿﮭﺎاﻟﺤﺎج ﺣﺴﺒﺎن طﮫ وھﻼل ﻣﺤﻤﻮد.
ﺗﻨﺎﻗﺶ ھﺬه اﻟﺪراﺳﺔ ﻣﮭﻨﯿﺔ ﻣﻌﻠﻤﻲ اﻟﺘﺮﺑﯿﺔ اﻟﺪﯾﻨﯿﺔ اﻹﺳﻼﻣﯿﺔ ﻓﻲ اﺳﺘﺨﺪام ﺗﻜﻨﻮﻟﻮﺟﯿﺎ
اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ ﻟﺘﺤﺴﯿﻦ ﻧﺘﺎﺋﺞ اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ ﻓﻲ اﻟﻤﺪارس اﻟﻤﺘﻮﺳﻄﺔ اﻟﺤﻜﻮﻣﯿﺔ ﻓﻲ ﻣﺪﯾﻨﺔ ﺑﺎﻟﻮﺑﻮ .ﺗﮭﺪف ھﺬه
اﻟﺪراﺳﺔ إﻟﻰ :ﻣﻌﺮﻓﺔ ﻧﻈﺎم اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ اﻟﻘﺎﺋﻢ ﻋﻠﻰ اﻟﺘﻜﻨﻮﻟﻮﺟﯿﺎ ﻓﻲ اﻟﻤﺪارس اﻟﻤﺘﻮﺳﻄﺔ اﻟﺤﻜﻮﻣﯿﺔ ﻓﻲ
ﻣﺪﯾﻨﺔ ﺑﺎﻟﻮﺑﻮ؛ ﻣﻌﺮﻓﺔ اﻟﻤﮭﺎرات اﻟﻤﮭﻨﯿﺔ ﻟﻤﻌﻠﻤﻲ اﻟﺘﺮﺑﯿﺔ اﻟﺪﯾﻨﯿﺔ اﻹﺳﻼﻣﯿﺔ ﻓﻲ اﺳﺘﺨﺪام
ﺗﻜﻨﻮﻟﻮﺟﯿﺎ اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ ﻓﻲ اﻟﻤﺪارس اﻟﻤﺘﻮﺳﻄﺔ اﻟﺤﻜﻮﻣﯿﺔ ﻓﻲ ﻣﺪﯾﻨﺔ ﺑﺎﻟﻮﺑﻮ؛ﻣﻌﺮﻓﺔ ﻣﺴﺎھﻤﺔ ﻣﮭﻨﯿﺔ
ﻣﻌﻠﻤﻲ اﻟﺘﺮﺑﯿﺔ اﻟﺪﯾﻨﯿﺔ اﻹﺳﻼﻣﯿﺔ ﻓﻲ ﺗﺤﺴﯿﻦ ﻧﺘﺎﺋﺞ اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ ﻓﻲ اﻟﻤﺪارس اﻟﻤﺘﻮﺳﻄﺔ اﻟﺤﻜﻮﻣﯿﺔ ﻓﻲ
ﻣﺪﯾﻨﺔ ﺑﺎﻟﻮﺑﻮ .ھﺬا اﻟﻨﻮع ﻣﻦ اﻟﺒﺤﻮث ھﻮ اﻟﺒﺤﺚ اﻟﻤﯿﺪاﻧﻲ ﻣﻊ طﺮﯾﻘﺔ ﺑﺤﺜﯿﺔ وﺻﻔﯿﺔ ﻧﻮﻋﯿﺔ.
وﺗﺒﯿﻦ اﻟﻨﺘﺎﺋﺞ أن ﻧﻈﺎم اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ اﻟﻘﺎﺋﻢ ﻋﻠﻰ اﻟﺘﻜﻨﻮﻟﻮﺟﯿﺎ ﻓﻲ اﻟﻤﺪارس اﻟﻤﺘﻮﺳﻄﺔ اﻟﺤﻜﻮﻣﯿﺔ ﻓﻲ
ﻣﺪﯾﻨﺔ ﺑﺎﻟﻮﺑﻮ ﯾﺆﻛﺪ ﻋﻠﻰ ﻧﺸﺎط واﺑﺘﻜﺎر اﻟﻤﻌﻠﻤﯿﻦ ﻓﻲ اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ.اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ ﻋﻦ ﺑﻌﺪ ﯾﺠﻌﻞ ﻗﺎدة اﻟﻤﺪارس
ﯾﺤﺪدون اﻟﺴﯿﺎﺳﺎت .وﻣﻦ ﺳﯿﺎﺳﺎت ﻗﺎدة اﻟﻤﺪارس اﺳﺘﺨﺪام اﻟﺘﻜﻨﻮﻟﻮﺟﯿﺎ اﻟﺘﻲ ﺗﻄﺒﻘﮭﺎ ﻣﺪرﺳﺘﺎن
ﻣﺘﻮﺳﻄﺘﺎن ﻋﺎﻣﺘﺎن ﻓﻲ ﻣﺪﯾﻨﺔ ﺑﺎﻟﻮﺑﻮ )اﻟﻤﺪرﺳﺔ اﻟﻤﺘﻮﺳﻄﺔ اﻟﺤﻜﻮﻣﯿﺔ 10ﺑﺎﻟﻮﺑﻮواﻟﻤﺪرﺳﺔ
اﻟﻤﺘﻮﺳﻄﺔ اﻟﺤﻜﻮﻣﯿﺔ 2ﺑﺎﻟﻮﺑﻮ( ﻣﻊ ﻧﻈﺎم ﺗﻘﺮﯾﺮ ﺣﻀﻮر اﻟﻤﻌﻠﻤﯿﻦ اﻟﺬي ﯾﻤﻜﻦ اﻟﺘﺤﻘﻖ ﻣﻨﮫ ﻣﻦ
ﺧﻼل اﻟﺒﻮاﺑﺔ .وﻓﻲ اﻟﻮﻗﺖ ﻧﻔﺴﮫ ،ھﻨﺎك ﻣﺪرﺳﺔ ﻣﺘﻮﺳﻄﺔ ﻋﺎﻣﺔ واﺣﺪة ﻓﻲ ﻣﺪﯾﻨﺔ ﺑﺎﻟﻮﺑﻮ
)اﻟﻤﺪرﺳﺔ اﻟﻤﺘﻮﺳﻄﺔ اﻟﺤﻜﻮﻣﯿﺔ 8ﺑﺎﻟﻮﺑﻮ( ﻓﻘﻂ ﺗﺴﺘﺨﺪم اﻟﺘﺤﻘﻖ ﻣﻦ اﻟﺴﺎﻋﺔ.ﺗﺴﺘﺨﺪم أﻧﺸﻄﺔ ﺗﻌﻠﯿﻢ
ﻣﻌﻠﻤﻲ اﻟﺘﺮﺑﯿﺔ اﻟﺪﯾﻨﯿﺔ اﻹﺳﻼﻣﯿﺔ اﻹﻧﺘﺮﻧﺖ ﻛﻮﺳﯿﻠﺔ ﺗﻌﻠﯿﻤﯿﺔ .اﻷﺟﺰاء ﻣﻦ اﻹﻧﺘﺮﻧﺖ اﻟﻤﺴﺘﺨﺪﻣﺔ
ﻛﻮﺳﯿﻠﺔ اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ ﺗﺘﻜﻮن ﻣﻦ ﻋﺪة ﺗﻄﺒﯿﻘﺎت أو ﺻﻔﺤﺎت اﻟﻤﻮﻗﻊ ﻣﺜﻞ:اﻟﻮاﺗﺴﺎب ،ﻏﺮﻓﺔ اﻟﺼﻒ،
ﻧﻤﻮذج ﺟﻮﺟﻞ ،ﯾﻮﺗﯿﻮب ،وﺟﻮﺟﻞ ﺗﻠﺒﯿﺔ .ﯾﺘﻢ ﺗﺼﻨﯿﻒ اﻟﻘﺪرة اﻟﻤﮭﻨﯿﺔ ﻟﻤﻌﻠﻤﻲ اﻟﺘﺮﺑﯿﺔ اﻟﺪﯾﻨﯿﺔ
اﻹﺳﻼﻣﯿﺔ ﻓﻲ اﺳﺘﺨﺪام ﺗﻜﻨﻮﻟﻮﺟﯿﺎ اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ ﻓﻲ اﻟﻤﺪارس اﻟﻤﺘﻮﺳﻄﺔ اﻟﺤﻜﻮﻣﯿﺔ ﻓﻲ ﻣﺪﯾﻨﺔ ﺑﺎﻟﻮﺑﻮ
ﺑﺸﻜﻞ ﺟﯿﺪ.وﯾﻤﻜﻦ رؤﯾﺔ اﻟﻤﻌﻠﻤﯿﻦ اﻟﻤﺤﺘﺮﻓﯿﻦ ﻣﻦ :ﻧﻮﻋﯿﺔ اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ اﻟﺘﻲ ﯾﻤﻠﻜﮭﺎ اﻟﻤﻌﻠﻤﻮن ،إدارة
اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ ﻣﻦ اﻟﺘﺨﻄﯿﻂ ،وﻋﻤﻠﯿﺔ اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ ﺣﺘﻰ اﻟﺘﻘﯿﯿﻢ ﯾﻨﻄﻮﯾﺎن ﻋﻠﻰ اﻟﺘﻜﻨﻮﻟﻮﺟﯿﺎ ﻓﻲ ذﻟﻚ .ﻟﻢ ﺗﻜﻦ
ﻣﺴﺎھﻤﺔ ﻣﮭﻨﯿﺔ ﻣﻌﻠﻤﻲ اﻟﺘﺮﺑﯿﺔ اﻟﺪﯾﻨﯿﺔ اﻹﺳﻼﻣﯿﺔ ﻓﻲ ﺗﺤﺴﯿﻦ ﻧﺘﺎﺋﺞ اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ ﻓﯿﺎﻟﻤﺪارس اﻟﻤﺘﻮﺳﻄﺔ
اﻟﺤﻜﻮﻣﯿﺔ ﻓﻲ ﻣﺪﯾﻨﺔ ﺑﺎﻟﻮﺑﻮ ﻛﺒﯿﺮة ﺟﺪا .وﻋﻠﻰ اﻟﺮﻏﻢ ﻣﻦ أن ﻧﺘﺎﺋﺞ اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ ﻣﺼﺤﻮﺑﺔ ﺑﻌﻘﺒﺎت
ﻣﺨﺘﻠﻔﺔ ،ﻓﺈﻧﮭﺎ ﯾﻤﻜﻦ أن ﺗﻜﻮن ﻣﺮﺿﯿﺔ .
اﻟﻜﻠﻤﺎت اﻟﺮﺋﯿﺴﯿﺔ :ﻣﮭﻨﯿﺔ اﻟﻤﻌﻠﻢ ،اﻟﺘﺮﺑﯿﺔ اﻟﺪﯾﻨﯿﺔ اﻹﺳﻼﻣﯿﺔ ،ﺗﻜﻨﻮﻟﻮﺟﯿﺎ اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ ،ﻧﺘﺎﺋﺞ اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ
xxi
ABSTRACT
Nia Aisyah Rahman, 2021, “Profesionalism of Islamic Education Teachers in
the Use of Learning Technology towards Learning OutcomesImprovement at
SMP Negeri in Palopo City”. Thesis Islamic Education Study Program
Postgraduate. Supervised by Dr. H. Hisban
Thaha,
M.Ag and Dr.
Hilal Mahmud, M.M.
This thesis discusses the professionalism of Islamic religious education
teachers in the use of learning technology to improve learning outcomes at State
Junior High Schools in Palopo City. This study aimed at: determining the
technology-based learning system in SMP Negeri in Palopo City; determining the
professional ability of Islamic religious education teachers in the use of learning
technology at State Junior High Schools in Palopo City; determining the
contribution of professionalism of Islamic religious education teachers to
improving learning outcomes at State Junior High Schools in Palopo City. The
type of this research was field research (field research) with a qualitative
descriptive research method. The findings of the study show that the technologybased learning system at State Junior High Schools in Palopo City emphasizes
active teachers and innovates in learning. Distance Learning (PJJ) makes school
leaders set policies. One of the school leadership policies is the use of technology
implemented by two state junior high schools in Palopo City (SMP Negeri 10
Palopo and SMP Negeri 2 Palopo) with a teacher attendance report system that
can be checked through the portal. Meanwhile, there is one State Junior High
School in Palopo City (SMP Negeri 8 Palopo) using only the check lock absences.
The learning activities of Islamic religious education teachers use the internet as a
learning medium. The part of the internet that is used as a learning medium
consists of several applications or website pages such as; whatsapp, class room,
google form, youtube, and google meet. The professional ability of Islamic
religious education teachers in the use of learning technology at State Junior High
Schools in Palopo City is categorized as good. Professional teachers can be seen
from; the quality of education that teachers have, and the management of learning
from planning, the learning process to evaluation involves technology in it. The
contribution of the professionalism of Islamic religious education teachers to the
improvement of learning outcomes at SMP Negeri in Palopo City has increased
which is not so significant. Although accompanied by various obstacles, the
learning outcomes can be satisfying.
Keywords: Teacher Professionalism, Islamic Religious Education, Learning
Technology, Learning Outcomes.
xxii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru salah satu profesi yang memiliki tiga tugas utama, yaitu: mengajar,
mendidik, dan melatih. Mengajar berarti membimbing peserta didik dalam
pengembangan ilmu pengetahuan. Mendidik berarti mengarahkan peserta didik
dalam pengembangan nilai-nilai kehidupan. Melatih berarti menuntun peserta
didik dalam pengembangan skill. Oleh karena itu, dengan ketiga tugas tersebut
guru ditekankan memiliki kemampuan/kompetensi salah satunya, profesionalisme
guru. Hal ini sesuai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen Bab I, Pasal 1, Ayat 1 menyatakan bahwa, “guru adalah pendidik
profesional
dengan
tugas
utama,
mendidik,
mengajar,
membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”1
Dengan bekal yang didapatkan oleh guru, diharapkan mampu memberikan
kontribusi perubahan yang besar di dunia pendidikan. Selanjutnya, mengasah
intrapersonal (komunikasi terhadap diri sendiri) dan interpersonal (komunikasi
tatap muka) adalah hal yang amat paling penting dalam melejitkan kompetensi
sebagai guru. Intrapersonal bagi guru untuk membangkitkan kepercayaan diri,
serta kepandaian menilai diri ketika ada yang kurang dari dirinya sebagai seorang
guru. Interpersonal bagi guru senantiasa aktif berkomunikasi kepada peserta didik
1
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan
Nasional,BAB I, Pasal I, Ayat I.
1
2
dalam jam pembelajaran maupun di luar jam pembelajaran sebagai bentuk
kepedulian dan pemahaman karakter peserta didik. Menurut Cipto, dkk., Teacher
professionalism is the way teachers think about their career, whether they should
be competent, and how they act and apply their professional-related expertise and
skills. Several surveys have shown that improving professionalism would guide
the rise in rewards (professionalization) that teachers will earn properly .2
(Profesionalisme guru adalah cara guru berpikir tentang karir mereka, apakah
mereka harus kompeten, dan bagaimana mereka bertindak dan menerapkan
keahlian dan keterampilan yang terkait dengan profesional mereka. Beberapa
survei
telah
menunjukkan
bahwa
peningkatan
profesionalisme
akan memandu peningkatan penghargaan (profesionalisasi) yang akan diperoleh
guru dengan baik).
Lebih lanjut Hasan, dkk., berpendapat bahwa: In carrying out professio
nalism duties, the teaching profession as the work or activities carried out by
someone and be a source of income for life oblige to meet certain quality
standards or norms and require professional education. Teachers must be
own live, control of knowledge, skills, and behaviors as a set of competence.3
(Dalam melaksanakan tugas profesionalisme, profesi guru sebagai pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan seumur
hidup wajib memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
2
Cipto Wardoyo, Aulia Herdiani dan Sulikah, “Teacher Professionalism: Analysis of
Profesionalism Phases, International Education Studies vol 10, No 4 (2017): 90-100.
https://doi.org/10.5539/ies.v10n4p90.
3
Hasan Tanang, et.al, “Challenges of Teaching Profesionalism Development; Case Study
in Makassar, Indonesia,” Journal of Education and Learning vol 8, No 2 (2014): 132-143.
https://core.ac.uk/download/pdf/189781215.pdf.
3
pendidikan profesional. Guru harus hidup sendiri, menguasai pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku sebagai seperangkat kompetensi).
Pendidikan agama Islam merupakan bidang pelajaran yang mencakup
segala aspek lingkup pembelajaran, yang berkonsentrasi pada pengajaran tatanan
hidup yang sesuai dengan syariat. Pengajaran tersebut berupa ruang lingkup dari
pendidikan agama Islam diantaranya; aqidah, akhlak, fiqih, al-Qur’an dan hadis
hingga sejarah kebudayaan Islam. Dari ruang lingkup tersebut menjadi satu
kesatuan yang harmonis yang tidak dapat dipisahkan dari tugas guru pendidikan
agama Islam selaku yang mengantarkan materi pendidikan agama Islam sampai
kepada pemahaman peserta didik. Guru pendidikan agama Islam memberikan
arahan kepada peserta didik agar dapat mengimplementasikan bagian-bagian
pendidikan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, guru
pendidikan agama Islam
diharapkan mampu melaksanakan tugasnya. Inilah
merupakan salah satu kesuksesan guru pendidikan agama Islam menjadi bagian
dari dirinya yakni tenaga profesional. Selebihnya, menjadi pengingat yang bukan
menuntut tetapi menuntun dengan sabar dan keikhlasan.
Dalam rangka memaksimalkan tugas-tugas guru pendidikan agama Islam
harus mempersiapkan bekal menuju revolusi industri 4.0 yang begitu pesatnya
kemajuan teknologi. Guru pendidikan agama Islam turut serta memberikan
penyajian pembelajaran pendidikan agama Islam dengan melalui perkembangan
teknologi pembelajaran. Guru pendidikan agama Islam yang profesional
senantiasa menambah khazanah pengetahuan dengan berbagai perkembangan
kemajuan pendidikan.
Kemampuan profesional
inilah diharapkan dapat
4
mengantarkan peserta didik memasuki abad 21 dengan perkembangan pesat
teknologi dan tetap kompetitif. Apabila guru pendidikan agama Islam tidak
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan mungkin memberikan
kontribusi bimbingan kepada peserta didik ke arah perubahan untuk mengarungi
dunia persaingan. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh guru
pendidikan agama Islam harus kuat dan tuntas serta terbuka dalam menerima
perubahan yang mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Dengan mengabaikan hal
tersebut guru pendidikan agama Islam akan tertinggal dari profesinya.
Teknologi pembelajaran yang digunakan guru pendidikan agama Islam
diharapkan menjadi alternatif media dalam membawakan materi pendidikan
agama Islam. Dalam hal ini mempermudah peserta didik dapat mencapai proses
mengerti, memahami, dan menerapkan apa yang disampaikan oleh guru
pendidikan agama Islam. Guru pendidikan agama Islam menjadi yang terdepan
dalam memberikan pelayanan pembelajaran dengan menggunakan berbagai media
pembelajaran yang tersedia sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Penggunaan
media pembelajaran ini diharapkan mampu memberikan inovasi terbaru dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam. Inovasi tersebut dapat dijadikan sebagai
bahan dalam terobosan untuk memberikan yang terbaik dalam tugas
profesionalnya. Memperhatikan penggunaan media pembelajaran merupakan
langkah terbaik dalam mengantarkan materi pembelajaran pendidikan agama
Islam.
5
Penggunaan internet pun dapat dimanfaatkan sebagai tambahan media
pembelajaran.4 Salah satu ciri guru profesional yaitu cakap menguasai media
pembelajaran.5 Guru pun sebaiknya dan senantiasa bersedia guna menghadapi
kemajuan teknologi yang semakin maju dan mempunyai komitmen 6, karena itu
bagian dari kemampuan profesional guru. Salah satu bagian dari substansi
perannya yaitu sebagai agen perkembangan kognitif dengan senantiasa
menyebarluaskan ilmu dan teknologi kepada peserta didik maupun masyarakat.7
Dengan demikian, guru profesional adalah guru yang akan selalu memperbarui
dan mengikuti perkembangan teknologi.
Perkembangan teknologi diharapkan mampu memberikan salah satu
langkah perubahan dalam kreativitas pembelajaran. kreativitas pembelajaran yang
direncanakan oleh guru dalam RPP dan dilaksankan dalam proses pembelajaran
bertujuan untuk memaksimalkan kuantitas dan kualitas peserta didik. Kuantitas
merupakan peningkatan hasil belajar sedangkan kualitas merupakan cerminan dari
sikap yang menggambarkan keberhasilan dari seluruh aspek penilaian peserta
didik.
4
Erwin Widiasworo, Guru Ideal di Era Digital, (Cet. I; Depok: Noktah, 2019), 15.
5
Muhajir Abd. Rahman, Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru PAI; Di Perguuan
Muhammadiyah Wara Ambon Perspektif Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, (Cet. I; Yogyakarta: Deepublish, 2020), 16.
6
Idris,“Efektivitas Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pembelajaran Pendidikan agama Islam,” Potensia: Jurnal Kependidikan Islam vol 1, No 2
(2015): 175-190. http://.doi.org/10.24014/potensia.v1i2.1449.
7
Muhammad Anwar, Menjadi Guru Profesional, (Cet. I; Jakarta: PrenadaMedia Grup,
2018), 2.
6
Terkait mengenai kondisi pandemik, maka pemerintah menerapkan sistem
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Nomor 4
Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Deases (COVID-19) Nomor 2 tentang Proses Belajar
dari Rumah yang berisi tentang, belajar dari rumah melalui pembelajaran
daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian
kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.8 Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan dalam hal ini, Iwan Syahril selaku Dirjen Guru dan Tenaga
Kependidikan mengutip dari penelitian UNESCO: sebanyak 1,3 Miliar peserta
didik atau 90% peserta didik terpaksa melakukan kegiatan belajar di rumah
dikarenakan wabah covid-19.
Ditambahkan oleh data Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
mencatat, Indonesia sebanyak 96,6% peserta didik belajar di rumah. 86, 6%
peserta didik yang tercatat belajar di rumah dengan melaksanakan/ mengerjakan
tugas dari gurunya. Sedangkan keberhasilan pembelajaran secara interaktif hanya
sekitar 38,8% populasi. Ditambah dengan fakta 53,55% guru kesulitan mengelola
kelas selama PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dan sebanyak 49, 24% guru
terkendala melaksanakan asessment PJJ. Serta sebanyak 48,45% guru kesulitan
8
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2020 Tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Deases
(COVID-19). http://pgdikmen.kemdikbud.go.id/read-news/surat-edaran-mendikbud-nomor-4tahun-2020.
7
menggunakan teknologi selama PJJ.9 Dengan pernyataan tersebut, menunjukkan
bahwa keadaan PJJ yang saat ini dilaksanakan harus benar mendapat perhatian
lebih. Keberhasilan pembelajaran jarak jauh bukan hanya dipengaruhi peran
teknologi semata, tetapi dipengaruhi oleh kualitas dari sumber daya manusia.10
Teknologi tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan jika guru tidak
memiliki kecakapan dalam mengelola teknologi dengan baik.
Kegiatan observasi awal dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada
SMP Negeri Palopo yang menjadi lokasi penelitian yakni ada tiga sekolah
diantaranya; SMP Negeri 10 Palopo, SMP Negeri 2 Palopo dan SMP Negeri 8
Palopo. Guru pendidikan agama Islam dan mata pelajaran lainnya melakukan PJJ
(Pembelajaran Jarak Jauh), melihat kondisi kekhawatiran akan peserta didik
terhadap covid-19. Guru pendidikan agama Islam yang berada dalam 3 sekolah
tersebut masih terbatas dalam beragam teknologi dalam pembelajaran yang
digunakan. Hal tersebut terlihat dengan konsistensi dan kenyamanan guru
pendidikan
agama
Islam
yang
hanya
menggunakan
satu
media
pembelajaran. Pembelajaran yang kurang efektif dikarenakan kurangnya interaksi
peserta didik dikarenakan sering kali sebatas pemberian tugas saja. 11 Hal ini
diharapkan guru pendidikan agama Islam yang profesional mampu menyadari
betapa pentingnya teknologi pembelajaran. Maka dengan ini peneliti mengambil
9
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Ditjen GTK Luncurkan Program Guru Belajar
Seri Masa Pandemi Covid-19, http://pgdikmen.kemdikbud.go.id/read-news/ditjen-gtk-luncurkanprogram-guru-belajar-seri-masa-pandemi-covid19.
10
Salbila, Unik Hanifah, dkk, Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran PendidikanAgama
Islam Berbasis Online Masa Pandemik Covid-19, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta,
Jurnal Penelitian Tarbawi Vol 6, No 1 (2021): 1-9. https://doi.org/10.37216/tarbawi.v6i1.356.
11
Observasi Lapangan dan Wawancara Guru Pendidikan Agama , (04 Desember 2020).
8
judul penelitian tesis yakni,“Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam
dalam Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran terhadap Peningkatan Hasil
Belajar pada SMP Negeri di Kota Palopo.”
B. Batasan Masalah:
Pembatasan masalah digunakan guna menghindari adanya penyimpangan
maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian lebih terarah dan memudahkan
dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan tercapai. Beberapa batasan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Ruang lingkup hanya meliputi profesionalisme guru pendidikan agama Islam,
teknologi pembelajaran, dan hasil belajar.
2. Informasi yang disajikan yaitu, pengertian profesionalisme, guru pendidikan
agama Islam, profesionalisme guru pendidikan agama Islam, kompetensi guru
profesional, kriteria guru pendidikan agama Islam profesional, ciri-ciri guru
pendidikan agama Islam profesional, teknologi pembelajaran, media pembelajaran, jenis-jenis media pembelajaran, pemanfaatan internet sebagai media
pembelajaran, pemilihan alternatif dalam pemanfaatan internet sebagai media
pembelajaran, kendala dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran, manfaat
media pembelajaran, variasi media pembelajaran, pemilihan media pembelajaran
kelebihan dan kekurangan media pembelajaran, dan hasil belajar.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagaimana sistem pembelajaran berbasis teknologi pada SMP Negeri di Kota
Palopo?
9
2. Bagaimana kemampuan profesional guru pendidikan agama Islam dalam
pemanfaatan teknologi pembelajaran pada SMP Negeri di Kota Palopo?
3. Bagaimana kontribusi profesional guru pendidikan agama Islam terhadap hasil
belajar pada SMP Negeri di Kota Palopo?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dipaparkan diantaranya:
1.Untuk mengetahui sistem pembelajaran berbasis teknologi pada SMP Negeri di
Kota Palopo.
2.Untuk mengetahui kemampuan profesional guru pendidikan agama Islam dalam
pemanfaatan teknologi pembelajaran pada SMP Negeri di Kota Palopo.
3.Untuk mengetahui kontribusi profesional guru pendidikan agama Islam terhadap
hasil belajar pada SMP Negeri di Kota Palopo.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi
sumbangsih pemikiran dalam meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan
agama Islam melalui profesionalisme guru pendidikan dalam pemanfaatan
teknologi pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar pada SMP Negeri di
Kota Palopo.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan
Dengan ini peneliti memaparkan beberapa penelitian yang relevan
terhadap penelitian yang dikaji oleh peneliti:
Peneliti
menghimpun
20
jurnal
penelitian
yang
membahas
tentang
profesionalisme guru. Dominan jurnal ini dimuat tahun 2020, dan adapula jurnal
yaang dimuat tahun 2017. 20 Jurnal tersebut menggunakan penelitian kualitatif
deksriptif. Penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yakni, ingin mengetahui secara komprehensif kompetensi
guru
profesional
melalui
indikator
profesionalisme
guru.
Sedangkan
perbedaannya dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu, terletak pada
perbedaan kajian objek dari penelitiannya yang beragam dan tempat penelitian
dilakukan.
Peneliti menghimpun 20 jurnal penelitian yang membahas tentang
teknologi sebagai media pembelajaran. Dominan jurnal ini dimuat tahun 2020,
dan adapula yang dimuat tahun 2021 serta 2019. 20 Jurnal tersebut menggunakan
penelitian kualitatif deksriptif. Penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu, ingin mengetahui pemanfaatan
teknologi sebagai media pembelajaran dalam memudahkan/meringankan proses
pembelajaran. Sedangkan perbedaannya dengan penelitain yang dilakukan peneliti
yakni, terletak pada pemanfaatan teknologi dalam berbagai jenjang pendidikan.
Dengan demikian penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul
10
11
profesionalisme guru pendidikan agama Islam dalam pemanfaatan teknologi
pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar pada SMP Negeri di Kota Palopo
memiliki perbedaan dalam segi tinjauan objek penelitian, lokasi, dan sasaran
penelitian.
B. Deksripsi Teori
1. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam
Profesionalisme dalam bahasa Inggris, “profesionalism: the high quality
you expect from a person who is well qualified in a specific job or excelllent skill
& abilities.”1(Profesionalisme: kualitas tinggi yang anda harapkan dari seseorang
yang berkualifikasi baik dalam pekerjaan tertentu atau keterampilan &
kemampuan yang sangat baik). Dalam bahasa Indonesia berasal dari kata
“Profesionalisme berarti mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri
suatu profesi atau orang yang profesional.”2 Secara bahasa, profesionalisme yaitu
seseorang yang kualifikasi baik melalui pekerjaan yang dimilikinya, dengan
bersadarkan keahliannya. Menurut Nihan, Profesionalisme sebagai struktur multidimensi yang mencakup perilaku dan sikap kerja seseorang untuk melaksanakan
standar tertinggi dan meningkatkan kualitas layanan. 3 Hargreaves dan Goodson
berpendapat perbedaan profesionalisme, dan profesionalisasi, upaya untuk
meningkatkan pangkat ini dan posisi mengajar biasanya disajikan dalam istilah
1
“Profesionalism”, Oxford Learner’s Dictionaries, https://www.oxfordlearnersdictionarie
s.com/profesionalism, (10 Agustus 2020).
2
“Profesionalisme’’, KKBI versi Online, https://www.kbbi.web.id/profesionalisme, (10
Agustus 2020).
3
Nihan Demirkasimoglu, “Defening Teacher Profesionalism from Diffrent Perspective,”
Ankara University, Elsievier: Procedia and Behavioral Science Vol 9, (2010): 2047-2051.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010.12.444.
12
profesionalisasi. Profesionalisme (meningkatkan kualitas dan ekspektasi praktik)
dan profesionalisasi (meningkatkan kedudukan dan status) terkadang dipandang
sebagai inisiatif paralel (meningkatkan standar dan meningkatkan status), tetapi
sering kali
saling bertentangan).4 Lebih lanjut
lagi, Muhammad
Anwar
berpendapat, profesionalisme merupakan istilah yang mengarah kepada sikap
mental dalam
hal komitmen dari para tenaga profesi untuk mewujudkan dan
meningkatkan kualitas profesionalnya.5 Sikap mental yang patut dimiliki guru
profesional yaitu; kemanusiaan, kepribadian, kesabaran, kedisplinan, dan
kerendahan hati.6 Secara istilah profesionalisme yaitu upaya yang ditunjukkan
oleh tenaga profesi sebagai bentuk pertanggungjawaban dengan menunjukkan
tingkat kualitas dalam bidang profesinya. Guru dalam bahasa Inggris, “teacher: a
person whose job is teaching in a classroom in general.” 7 (guru: seseorang yang
tugasnya mengajar di ruang kelas pada umumnya). Dalam bahasa Indonesia, guru
adalah
orang
yang
pekerjaannya
(mata
pencahariannya,
profesinya)
mengajar.8 Guru adalah profesi yang melakukan tugas mengajar. Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional tentang Guru dan Dosen. BAB II Kedudukan, Fungsi
dan Tujuan, Pasal 2, Ayat 1 menyatakan bahwa “guru mempunyai kedudukan
4
Hargreves and Goodson, “Teachers Profesional Lives: Aspiration and Actualities in
Andy Hargreves, Four Ages of Professionalism and Profesional Learning,” Journal Teacher &
Teaching : Theory and Practice Vol 6, Issue 2 (25 August 2010): 151-182. https:// doi.org/ 10.
1080/ 71 3698714.
5
Muhammad Anwar, Menjadi Guru Profesional, 23.
6
Syamsiah Nur, dan Mardiah, Pentingnya Profesionalisme Guru dalam Pendidikan, AlLiqo: Jurnal Pendidikan Islam, vol 5, no 2 (2020): 215-228. https://doi.org/ 10.46963/ alliqo. v5i
02.245.
7
“Teacher”, Oxford Learner’s Dictionaries, https://www.oxfordlearnersdictionaries
.com/Teacher, (10 Agustus 2020).
8
“Guru”,KKBI versi Online, https://www.kbbi.web.id/guru, (10 Agustus 2020).
13
sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah,
dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.”9 Pandangan lainnya mengatakan guru
adalah ujung tombak dalam proses pembelajaran.10 Guru sebagai seorang individu
yang memiliki kebutuhan pribadi dan memiliki keunikan tersendiri sebagai
pribadi, namun guru mengemban tugas mengantarkan siswanya untuk mencapai
tujuan.11 Dalam pandangan Agustini dan Suyatna, Guru sebagai instruktur harus
menguasai bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni pertunjukan yang paling
sedikit melibatkan, penguasaan: (1) materi pelajaran secara umum dan
menyeluruh dalam standar materi satuan pengajaran, topik atau mata pelajaran
yang akan diajarkan; (2) Praktik dilaksanakan dari disiplin ilmu, teknis atau
artistik terkait yang secara konseptual tumpang tindih atau konsisten dengan unit
pengajaran.
12
Guru merupakan tenaga profesional yang jabatannya harus
dilingkupi pemenuhan kualifikasi yaitu melibatkan kegiatan intelektual, butuh
ilmu yang cukup, mementingkan layanan, mempunyai organisasi profesional dan
mempunyai kode etik yang ditaati.13 Dengan kata lain, guru adalah pengemban
9
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab II, Pasal 2, Ayat 1.
10
Pupuh Faturrohman dan AA Suryana, Guru Profesional,(Cet. I; Bandung: Refika
Aditama,2012), 13.
11
Hendyat Soetopo, Pendidikan dan Pembelajaran, (Malang:UMM Press, 2005), 143.
12
Agustini, R., & Suyatna, A, “Developing Inquiry-Based Practice Equipment of Heat
Conductivity to Foster The Students Critical Thinking Ability,” in Benni Habbi, et.all, “Factor
Determines of Teacher Profesionalism as Development of Students Leaving Education at School of
SMK PGRI in Tegal City,”Indonesia, Journal of Gifted Education & Cravity Vol 6, No 2 (6
Agustus 2019): 123-132. https://dergipark.org.tr/en/pub/jgedc/issue/48528/...
13
Soejipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, 37.
14
tugas berupa, mendidik, mengajar, membimbing, melatih serta mengevaluasi
kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Guru profesional adalah
guru yang memiliki keahlian serta kemampuan mempuni, bukan sekedar punya
keahlian namun memaksimalkan menjalankannya dengan baik dan sempurna.
Dalam menjalankan tugasnya, guru tenaga profesional yang senantiasa
meningkatkan kemampuan melalui kualitas dalam berilmu sebagai perantara
kebaikan terhadap peserta didik. Allah swt. akan mengangkat derajat orang yang
berilmu sebagaimana firman Allah swt. dalam QS. al-Mujadalah/58:11.
َ ﳞ َﺎ ا ِ ﻦَ ٓ َﻣ ُﻮا ا ذَا ِﻗ َﻞ ﻟ ُ َْﲂ ﺗَﻔَﺴ ُﺤﻮا ِﰲ اﻟْ َﻤ َﺎﻟ ِِﺲ ﻓَﺎﻓْﺴَ ُﺤﻮا ﯾَﻔْﺴَ ِﺢ ا ُ ﻟ ُ َْﲂ ۖ وَا ذَا ِﻗ َﻞ ا ْ ُ ُ وا
ٌَﺎت ۚ وَا ُ ِﺑﻤَﺎ ﺗَ ْﻌ َﻤﻠُﻮنَ َﺧ ِﲑ
ٍ َﻓَﺎ ْ ُ ُ وا َﺮْ ﻓَﻊ ِ ا ُ ا ِ ﻦَ ٓ َﻣ ُﻮا ِﻣ ُ ْْﲂ وَا ِ ﻦَ وﺗُﻮا اﻟْﻌِﲅْ َ دَر
Terjemahnya :
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapanglapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”14
Melalui ayat tersebut Allah swt. telah diberikan berupa ditinggikan
derajatnya kepada orang-orang yang senantiasa berilmu. Salah satunya guru yang
menjalankan tugas sekaligus amanah sebagai pembawa risalah keilmuan untuk
peserta didiknya.
Ilmu yang diperoleh pendidik mencerminkan dirinya memiliki kepribadian
yang kaya akan nilai-nilai kebijaksanaan. Guru profesional senantiasa menjadi
pelopor pendidikan terdepan, yang segala perkataan dan perbuatan menjadi
14
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, , (Jakarta Pusat: Al-Mubarok,
2018), 543.
15
panutan. Dikatakan guru profesional harus benar-benar ahli menguasai bidangnya.
Apabila tidak diamanahkan kepada yang semestesinya maka akan terjadi
kekacauan dalam menjalankan amanah. Rasulullah saw., bersabda :
ِ ﴈ ا ُ َﻋ ْﻨ ُﻪ ﻗَﺎ َل ﻗَﺎ َل رَﺳُ ﻮلُ ا
َ ِ ََﺪ ﺛَﻨَﺎ ﻫ َِﻼلُ ْﻦُ ِ ٍَّﲇ ﻋَﻦْ ﻋَﻄَ ﺎ ِء ْﻦِ َﺴَ ﺎرٍ ﻋَﻦْ ِﰊ ﻫُﺮَ ْﺮَ َة ر
ﺻَ ﲆ ا ُ َﻠَ ْﯿ ِﻪ وَﺳَ ﲅ َ ا ذَا ﺿُ ِ ّﯿﻌ َْﺖ ا ْ َﻣﺎﻧ َ ُﺔ ﻓَﺎﻧْﺘَﻈِ ﺮْ اﻟﺴ ﺎ َ َﺔ ﻗَﺎ َل َﻛﯿ َْﻒ اﺿَ ﺎﻋَﳤُ َﺎ َ رَﺳُ ﻮ َل ا ِ ﻗَﺎ َل ا ذَا
15
.( ) رواﻩ اﻟﺒ ﺎري.ﺳْ ﻨِﺪَ ا ْ ﻣْﺮُ َاﱃ ْ َِﲑ ْﻫ ِ ِ ﻓَﺎﻧْﺘَﻈِ ﺮْ اﻟﺴ ﺎ َ َﺔ
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami Hilal bin Ali dari 'Atho' bin yasar dari
Abu Hurairah radhilayyahu'anhu mengatakan; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja
kehancuran terjadi." Ada seorang sahabat bertanya; 'bagaimana maksud
amanat disia-siakan? 'Nabi menjawab; "Jika urusan diserahkan bukan
kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu." (HR. Bukhari).
Amanah yang dipegang oleh guru profesional tetap terjaga
karena
diberikan kepada yang sudah ahlinya. Sekaitan dengan hal tersebut dalam
menyampaikan seruan pembelajaran, guru senantiasa berusaha mengarahkan dan
memberikan teguran yang baik kepada peserta didik. Senantiasa pula
mengingatkan kepada Allah swt. bahwa Allah swt. Maha Segala akan
sesuatu. Saling mengingatkan dalam kebajikan merupakan salah jalan bagi hamba
Allah swt., untuk lebih dekat lagi dengan Rabb-nya. Guru yang profesional seperti
halnya penunjuk arah ketika peserta didiknya berbuat kesalahan. Ketika pengingat
(ulama, guru, murabbi, dll.) tak ada lagi di sekitar untuk saling mengingat yang
kesalihan ilmunya telah dipercaya, terlebih ada orang yang mengakui
kesalihannya
dan
memberikan
petunjuk
yang
salah
maka
tersesatlah.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw. :
15
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Albukhari Alja’fi Kitab, Shahih
Bukhari, Juz VII ( Bairut: Darul Fikri, 1981 M), 188.
16
َﺎص ﯾَﻘ ُُﻮﻻ َ ِﲰ ْﻌ ُﺖ رَﺳُ ﻮ َل
ِ َﺪ ﺛَﻨَﺎ َﺟ ِﺮ ﺮٌ ﻋَﻦْ ﻫِﺸَ ﺎ ِم ْﻦِ ﻋُﺮْ وَ َة ﻋَﻦْ ﺑِﯿ ِﻪ َ ِﲰﻌ َْﺖ َﻋﺒْﺪَ ا ِ ْﻦَ َ ْﲻﺮِو ْﻦِ اﻟْﻌ
َ ْاﻟﻨﺎس وَ ﻟَﻜِﻦْ ﯾ َ ْﻘ ُِﺾ اﻟْﻌِﲅ
ِ ْا ِ ﺻَ ﲆ ا ُ َﻠَ ْﯿ ِﻪ وَﺳَ ﲅ َ ﯾَﻘُﻮلُ ان ا َ َﻻ ﯾ َ ْﻘ ُِﺾ اﻟْﻌِﲅْ َ اﻧ ِْﱱَا ًﺎ ﯾَﻨ َ ِْﱱ ُ ُﻪ ﻣِﻦ
اﻟﻨﺎس رُ ءُوﺳً ﺎ ُ ًﺎﻻ ﻓَﺴُ ِﺌﻠُﻮا ﻓَ ﻓْ َﻮْ ا ِﺑﻐ ْ َِﲑ ِﲅْ ٍ ﻓَﻀَ ﻠﻮا
ُ َِﺑﻘَ ِْﺾ اﻟْ ُﻌﻠَﻤَﺎ ِء ﺣَﱴ ا ذَا ﻟَﻢْ ﯾ َْﱰُكْ َﺎ ِﻟﻤًﺎ اﲣ َﺬ
.16( )رواﻩ ﻣﺴﲅ.وَ ﺿَ ﻠﻮا
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Hisyam bin 'Urwah dari
bapaknya; aku mendengar 'Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash berkata; "Saya
pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Allah
Azza wa Jalla menghapuskan ilmu agama tidak dengan cara mencabutnya
secara langsung dari hati umat manusia. Tetapi Allah akan menghapuskan
ilmu agama dengan mewafatkan para ulama, hingga tidak ada seorang
ulama pun yang akan tersisa. Kemudian mereka akan mengangkat para
pemimpin yang bodoh. Apabila mereka, para pemimpin bodoh itu dimintai
fatwa, maka mereka akan berfatwa tanpa berlandaskan ilmu hingga
mereka tersesat dan menyesatkan.” (HR. Muslim).
Pentingnya untuk mengingatkan satu sama lain agar saling menjaga dalam
koridor yang telah Allah swt. tetapkan. Allah swt., mengetahui segala apa yang
terjadi termasuk menjadi hamba yang setelah diberikan peringatan lalu sesat,
sungguh Allah Maha Mengetahui.
Pendidikan dalam bahasa Inggris, “to educate: to teach somebody at a
school, at a college, even for the time.” (mendidik: untuk mengajar seseorang di
sekolah, di perguruan tinggi, bahkan untuk saat ini) ”17 menjadi "education:
teaching, training and learning
and universities,
systems,
especially in
can enhance knowledge or
schools,
college
develop skills." ( pendidikan:
sistem pengajaran, pelatihan dan pembelajaran, terutama di sekolah, perguruan
tinggi dan universitas, dapat meningkatkan pengetahuan atau mengembangkan
16
Abu Husain Muslim bin Hajjaj Alqusyairi Annaisaburi, Shahih Muslim, Juz II, (Bairut:
Darul Fikri, 1993 M), 563.
17
“Educate,” Oxford Learner’s Dictionaries,
.com/educate, (10 Agustus 2020).
https://www.oxfordlearnersdictionaries
17
keterampilan).
18
Kata pendidikan berasal dari kata dasar “didik dan awalan men,
kemudian menjadi mendidik yaitu kata kerja yang berarti memelihara dan
memberi latihan (ajaran). Pendidikan sebagai kata benda berarti proses perubahan
sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.”19 Pendidikan
secara istilah adalah aktivitas yang disengaja dan bertujuan yang didalamnya
terlibat faktor yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, sehingga
membentuk satu sistem yang saling mempengaruhi. 20 Dengan demikian,
pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan guna memberikan bimbingan dan
pengajaran dalam rangka memberikan hasil perubahan sikap untuk menjadi
manusia yang dewasa.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Keagamaan menyatakan, “pendidikan agama adalah
pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian,
dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang
dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur,
jenjang dan jenis pendidikan.”21 Dengan demikian begitu pentingnya pendidikan
agama bagi seluruh umat manusia dalam menjalani tuntunan hidupnya, khususnya
18
“Education”, Oxford Learner’s Dictionaries, https://www.oxfordlearnersdictionaries
.com/education, (10 Agustus 2020).
19
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Cet. XI;
Jakarta: Bali Pustaka, 2010), 702.
20
Elihami dan Abdul Syahid, “Penerapan Pembelajaran Pendidikan Islam dalam
Membentuk Karakter Pribadi yang Islami,” Edumaspul: Jurnal Pendidikan, Univeristas
Muhammadiyah Pare-Pare Vol. 2, No 1, (2018): 79-96. https:/ /doi.org/ 10.33487/ edumaspul.
v2i1.17.
21
Republik Indonesia, PP Nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan
Keagamaan, BAB I, Pasal 1, Ayat 1.
18
pendidikan agama Islam.
Pandangan Abdul Majid mengenai pendidikan agama Islam adalah upaya
sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan
untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan
antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.22
Sedangkan menurut Dzakiah Drajat, pendidikan agama Islam adalah suatu usaha
untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami
ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya
mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 23 Pendidikan
agama Islam yakni usaha yang dilakukan disengaja dengan membimbing,
membina, mengajarkan agama Islam untuk diamalkan dalam kehidupan.
Betapa meruginya hamba Allah tidak menjalankan segala tuntunan syariat
sesuai yang telah diperintahkan. Manusia diberikan akal untuk senantiasa
digunakan untuk menangkap kebaikan dan sepatutnya membuang segala bentuk
keburukan. Maka, menuntut ilmu (agama Islam) adalah panduan bagi setiap umat
muslim. Dan ketika ilmu (keislaman) tidak lagi dihiraukan, lama-kelamaan
manusia itu telah memelihara kebodohan serta segala bentuk kefasikan muncul.
Rasulullah saw., bersabda :
َﺪ ﺛَﻨَﺎ ُﻣﺤَﻤﺪُ ْﻦُ اﻟْ ُﻤﺜَﲎ وَ ا ْﻦُ َﺸ ﺎرٍ ﻗ ََﺎﻻ َﺪ ﺛَﻨَﺎ ُﻣﺤَﻤﺪُ ْﻦُ َﺟ ْﻌ َﻔ ٍﺮ َﺪ ﺛَﻨَﺎ ﺷُ ْﻌ َﺒ ُﺔ َ ِﲰﻌ َْﺖ ﻗَ َﺎ َد َة ﳛُ َّﺪ ُِث
ﻋَﻦْ َِﺲ ْﻦِ َﻣﺎ ِ ٍ ﻗَﺎ َل َﻻ َِّﺪ ُ ُْﲂ َ ﺪِﯾﺜًﺎ َ ِﲰ ْﻌ ُﺘ ُﻪ ﻣِﻦْ رَﺳُ ﻮلِ ا ِ ﺻَ ﲆ ا ُ َ ْﻠَﯿ ِﻪ وَﺳَ ﲅ َ َﻻ ﳛُ َِّﺪ ُ ُْﲂ
22
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 130.
23
Dzakiah Drajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta:Bulan Bintang, 1996), 35.
19
َ ٌﺪ ﺑ َ ْﻌﺪِي َ ِﲰ َﻌ ُﻪ ِﻣ ْ ُﻪ ان ﻣِﻦْ ْﴍ َِاط اﻟﺴ ﺎ َ ِﺔ نْ ُﺮْ ﻓَ َﻊ اﻟْﻌِﲅْ ُ وَ ﯾ َﻈْ ﻬَﺮَ اﻟْ َﺠﻬْ ُﻞ وَ ﯾَﻔْﺸُ ﻮَ ّ ِاﻟﺰ َ وَ ُْﴩ ََب
24
.( )رواﻩ ﻣﺴﲅ.اﻟْ َﺨﻤْﺮُ وَ ﯾ َﺬْ ﻫَﺐَ ّ ِاﻟﺮ َﺎ ُل وَ ﺗَ ْﺒﻘَﻰ اﻟ ِّﺴَ ﺎ ُء ﺣَﱴ َﻜُﻮنَ ِﻟ َﺨﻤ ِْﺴﲔَ ا ْﻣﺮَ ًة ﻗ ِ ّ ٌَﲓ وَا ِ ٌﺪ
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu
Basyar mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah aku
mendengar Qatadah bercerita dari Anas bin Malik dia berkata;
"Ketahuilah, saya akan memberitahukan kepada kalian suatu hadits yang
pernah saya dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang tidak
akan ada seorang pun yang menceritakan kembali kepada kalian
sepeninggal saya kelak. Beliau telah bersabda: 'Di antara tanda-tanda
kiamat adalah hilangnya ilmu (keIslaman), maraknya kebodohan,
merajalelanya perzinaan, banyaknya orang yang meminum minuman
keras, berkurangnya populasi kaum pria dan bertambahnya kaum wanita,
hingga akhirnya seorang pria akan menjadi penanggungjawab bagi lima
puluh orang wanita.”(HR. Muslim).
Pengamalan pendidikan agama Islam dalam lingkup formal yakni guru
pendidikan agama Islam itu sendiri. Profil guru pendidikan agama Islam
merupakan gambaran tentang nilai-nilai yang terlihat dari guru pendidikan agama
Islam sebagai penyebar nilai-nilai agama Islam.25 Intinya ditekankan bahwa guru
pendidikan agama Islam adalah cerminan dari bentuk pemahamannya terhadap
agama Islam selaku bidang kajiannya. Dengan begitu, guru pendidikan agama
Islam yang profesional tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang
ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain hal tersebut,
perlu menunjukkan tanggung jawabnya secara pribadi, sosial, intelektual, moral,
24
Abu Husain Muslim bin Hajjaj Alqusyairi Annaisaburi, Shahih Muslim, Juz II,
(Bairut: Darul Fikri , 1993 M), 561-562.
25
Syamsu S, Menakar Etos Kerja Guru PAI Pada Lembaga Pendidikan Formal, Jurnal
Pendidikan IQRA, STAIN Palopo Vol. 2, No 1, 2014, 10.
20
spiritual, lahir dan batin.26 Hal tersebut semakin menjadikan guru pendidikan
agama Islam terus mengembangkan dirinya dengan khazanah keilmuan dan
keindahan akhlak.
Menurut Zulmuqim, profesionalisme guru pendidikan agama Islam yaitu
memiliki keahlian mengajar dan berkualitas tinggi sesuai dengan bidang
keahliannya.27 Sedangkan Ulfatuz Zakiyah mengatakan, profesionalisme
guru
pendidikan agama Islam adalah suatu keahlian guru dalam pengelolaan
pembelajaran guna menanamkan nilai-nilai keislaman kepada peserta didik akan
berdampak ke peningkatan kualitas pendidikan agama Islam.28Nasruddin
menambahkan, profesionalisme guru pendidikan agama Islam sangat penting
karena guru pendidikan agama Islam yang profesional akan dapat menerapkan
segala perangkat yang dibutuhkan untuk pendidikan agama Islam yakni dalam hal
yang
sepakati
tiga
kriteria
diantaranya,
pengabdian,
idealisme
dan
pengembangan.29 Menurut Soufian Hadid, Peran ganda menjadi pembawa misi
teologis dan sains adalah untuk guru-guru Islam yang kompeten. Bagi seorang
guru, misi keimanan adalah untuk mengungkapkan dakwah dan prinsip-prinsip
26
Kunandar, Guru Profesional Implementasi KTSP & Sukses Sertifikasi Guru, dalam
Syamsu S, Menakar Etos Kerja Guru PAI Pada Lembaga Pendidikan Formal, 10.
27
Zulmuqim, “Profesionalisasi Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Peningkatan
Mutu Pendidikan Islam di Sumatera Barat,” Murabby: Jurnal Pendidikan Islam Vol 2, No 1 (April
2019): 13-21. https://doi.org/ 10.15548/mrb.v2i1.325.
28
Ulfatuz Zakiyah,”Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Agama Islam Kelas XI (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Pademawu dan SMA Negeri 1 Galis
Pemekasan Madura),” Tesis, Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim, (16 September 2020): 19.
http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/21459.
29
Nasruddin, “Profesionalisme Guru dan Kesadaran Beragama Islam ,” Islamika: Jurnal
Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 11, No1 (2017): 73-102. https:// doi.org/ 10.33 59 2
/islamika.v11i1.421.
21
ajaran agama kepada siswa agar siswa dapat menjalani kehidupannya sesuai
dengan standar agama, sedangkan misi sains guru adalah menyampaikan ilmu
melalui zaman dan penemuan).30 Dengan demikian, profesionalisme guru
pendidikan agama Islam yakni, berkaitan dengan tugas utamanya mendidik dan
mengajar dengan mengantarkan nilai-nilai teologis (keislaman), dan bijak dalam
menyikapi persoalan kehidupan.
Guru profesional memiliki kompetensi yang terdapat kebijakan yang
berlaku dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,
Bab IV, Bagian Ke-satu mengenai Kualifikasi, Kompetensi, dan Sertifikasi, Pasal
10, Ayat 1 yaitu “kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi
kompetensi
pedagogik,
kompetensi
kepribadian,
kompetensi
sosial
dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.” 31 Dengan
demikian, peneliti berfokus pada kompetensi profesional guru.
Kompetensi profesional merupakan kompetensi yang terakhir harus
diperhatikan oleh guru. Demi melaksanakan tugas keprofesionalan, guru memiliki
kewajiban berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, BAB
IV Bagian Ke-dua mengenai hak dan kewajiban, Pasal 20 yakni;
a) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan
proses pembelajaran
yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran
b) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
30
Soufian Hadi,“Transcendence and Immanence: Teacher Professionalism In Islamic
Religious Perspectives,” Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam, Vol 13, No 2 (2019): 205-218.
https://doi.org/ 10.21580/nw.2019.12.2.4918.
31
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
BAB IV, Pasal 10, Ayat 1.
22
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan IPTEK serta seni.
c) Bertindak objektif dan tanpa diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga
dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
d) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru,
serta nilai-nilai agama dan etika, dan
e) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.32
Tugas profesional tersebut yang telah dipaparkan menurut UU Nomor 14
Tahun 2005. Hal tersebut memiliki keselarasan dengan indikator kompetensi
profesional menurut Rena Citra, diantaranya:
a) Penguasaan materi, konsep dan pola pikir keilmuan dapat mendukung mata
pelajaran yang diampu oleh guru.
b) Penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar pada mata pelajaran
yang diampu oleh guru.
c) Pengembangan kreatif pada materi pelajaran yang diampu guru.
d) Pengembangan profesionalan secara continue.
e) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka pengembangan
diri.33 Dengan demikian, indikator profesional guru menjadi tolak ukur guru
32
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
BAB IV, Pasal 20.
33
Rena Citra, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar (Studi Deksriptif di SMPN 1 Singingi Hilir), Al-Hikmah: Jurnal Pendidikan dan
Pendidikan Agama Islam Vol 2, nomor 2, 2020, http://www.ejournal. uniks.ac.id/index. php/
Alhikmah/article/view/774.
23
dikatakan sebagai tenaga profesional. Sikap profesional ini terdapat dalam alQur’an sebagaimana firman Allah swt. QS. Ali-Imran/3:79.
ِْﻠﻨﺎس ُﻛﻮﻧُﻮا ِﻋﺒَﺎدًا ِﱄ ﻣِﻦ
ِ ُﲂ وَاﻟﻨﺒُﻮ َة ُﰒ ﯾَﻘُﻮ َل
َ ْ َﺎب وَاﻟْﺤ
َ َﴩ نْ ﯾ ُﺆْ ِﺗ َﯿ ُﻪ ا ُ اﻟْ ِﻜ
ٍ َ ﻣَﺎ ﰷَ نَ ِﻟ
ََﺎب وَ ِﺑﻤَﺎ ُﻛﻨ ُ ْْﱲ ﺗَﺪْ رُﺳُ ﻮن
َ دُونِ ا ِ وَ ﻟَـ ﻜِﻦْ ُﻛﻮﻧُﻮا رَ ِﻧ ّﯿِﲔَ ِﺑﻤَﺎ ُﻛﻨ ُ ْْﱲ ﺗُ َﻌ ِﻠّﻤُﻮنَ ا ْﻟ ِﻜ
Terjemahnya:
“Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al
Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah
kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah". Akan
tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena
kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap
mempelajarinya.”34
Dalam Tafsir al-Misbah, apapun yang disampaikan oleh Nabi atas nama
Allah adalah ibadah, baik pengertiannya secara khusus yaitu, ibadah murni,
maupun dalam pengertiannya yang umum, yakni segala aktivitas yang dilakukan
dengan motivasi mengikuti Rasulullah dan mendekatkan diri kepada Allah.
Muhammad saw. maupun Isa dan selain mereka, yang Allah berikan kepadanya
al-kitab dan hikmah yang digunakannya menetapkan putusan hukum. Hikmah
adalah ilmu amaliyah dan amal ilmiah, dan kenabian,
yakni informasi yang
diyakini bersumber dari Allah, yang disampaikan kepada orang-orang tertentu
pilihan-Nya, yang mengandung mengesakan-Nya. Adapun seseorang rabbani
harus terus-menerus mengajar karena mereka tidak pernah luput dari kekurangan.
Rabbani juga bertugas terus-menerus membahas dan mempelajari kitab suci,
karema firman Allah sedemikian luas kandungan maknanya, sehingga semakin
digali semakin banyak yang dapat diraih, walaupun yang dibaca adalah teks yang
34
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, , (Jakarta Pusat: Al-Mubarok,
2018), 60.
24
sama.35Ayat tersebut memiliki makna yang berkaitan dengan kompetensi
profesional. Guru yang senantiasa memiliki jiwa rabbani yang mempelajari suatu
ilmu dengan bijak lalu berbagi kepada peserta didik yang membutuhkan.
Memberikan pengajaran yang didapatkan seluwes mungkin agar peserta didik
dapat memahami apa yang disampaikan oleh pendidik.
Guru pendidikan agama Islam memiliki kriteria tergolong dalam guru
profesional. Kriteria baik guru pendidikan agama Islam profesional adalah tenaga
profesi yang mampu mensukseskan pembelajaran dengan memotivasi peserta
didik dengan kemampuan/skill, dengan penggunaan metode & media beragam,
pemilihan bahan pembelajaran menarik, pemberian kesempatif berpartisipasi,
suasana belajar kondusif, dan sportif. 36. Guru pendidikan agama Islam bukan
hanya sekedar terjun dalam dunia pendidikan di lingkungan sekolah. Namun
menjadi aksi yang nyata dalam lingkungan masyarakat dalam memberikan arahan
dan nasihat keagamaan kepada sesama.
Selain itu, pada hakikatnya guru merupakan komponen
strategis
yang
memiliki peran dalam gerak maju kehidupan dari bangsa. 37 Semangat guru
pendidikan agama Islam sebagai salah satu penggerak perubahan patut diperkuat
dan pertahankan. Muhajir menambahkan, untuk mengetahui guru pendidikan
agama Islam tergolong guru profesional, maka terdapat ciri-ciri diantaranya:
35
M. Qurasih Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, (Cet.
I; Tangerang Selatan: Lentera Hati, 2000), 123-125.
36
Adri Efferi, Aspek-Aspek Penilaian Kualitas guru PAI, Edukasia: Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam Vol 9, No 2, (Agustus 2014), http://dx.doi.org/10.21043/edukasia.v9i2.778.
37
Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, Cet;II, Jakarta: Rajawali
Pers, 2014, 48.
25
a) Cakap mempersiapkan program pembelajaran
b) Cakap menguasai bahan pelajaran
c) Cakap menggunakan metode pembelajaran
d) Cakap menguasai media pembelajaran
e) Cakap mengevaluasi peserta didik.38 Ciri-ciri guru profesional pendidikan
agama Islam ini dapat memberikan pemahaman lebih kepada guru pendidikan
agama
Islam
agar
senantiasa
mengingat
tanggung
jawabnya
dengan
memperhatikan ciri-ciri tersebut. Dikaitkan dengan tugas profesionalan dan
indikator guru profesional dapat disimpulkan bahwa guru pendidikan agama
profesional terdiri dari,
a) Cakap mempersiapkan program pembelajaran : perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, dan pelakasanaan evaluasi pembelajaran
b) Cakap menguasai bahan pelajaran: menguasai materi pembelajaran
c) Cakap menggunakan metode pembelajaran : penguasaan berbagai metode
pembelajaran
d) Cakap dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media
pembelajaran: pemanfaatan berbagai media pembelajaran sebagai peningkatan
minat dan kompetensi bagi guru pendidikan agama Islam.
38
Muhajir Abd. Rahman, Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru PAI; Di Perguuan
Muhammadiyah Wara Ambon Perspektif Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen,16.
26
5. Teknologi Pembelajaran sebagai Media Pembelajaran
Kata Teknologi berasal dari bahasa Yunani yaitu technologia, techne
berarti kemampuan dan logia berarti ungkapan.39 Teknologi dalam bahasa Inggris
“technology: scientifict knowledge used in practical ways in industry for example
in desaigning new machines.”40 (Teknologi: pengetahuan ilmiah yang digunakan
dalam cara-cara praktis dalam industri misalnya dalam merancang mesin baru).
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan, “teknologi: metode ilmiah, ilmu
pengetahuan terapan/ keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.” 41 Secara bahasa,
Teknologi adalah kemampuan dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang bersifat
ilmiah
untuk
menyediakan
barang-barang
bermanfaat
bagi
kehidupan
manusia. Menurut Gentry, teknologi berguna untuk memecahkan masalah,
teknologi adalah implementasi formal dan sistemik dari prinsip-prinsip perilaku
dan psikologi, dan pengetahuan lainnya.42 Ditambahkan Knezevich dan Eye,
teknologi menghargai kepraktisan. Namun untuk produk, perangkat keras, atau
peralatan baru, teknologi mungkin hanyalah nama lain.43 Rodrey berpendapat,
39
Sharon E. Smaldino, et. al., Instructional Technology & Media For Learning,
diterjemahkan oleh Arif Rahman dengan judul Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar,
(Cet. IV; Jakarta Timur: Prenadamedia Group, 2019).4.
40
“Technoloy”,Oxford Learner’s Dictionaries, https://www.oxfordlearnersdictionaries.co
m/teknologi, (10 Agustus 2020).
41
“Teknologi’’, KKBI versi Online, https://www.kbbi.web.id/teknologi, (10 Agustus
2020).
42
Cass. G. Gentry, “The Field: History & Overview Technology”, College of Education:
Michigan State University, (1983): 1-10. http://bsuipt595.pbworks.com/f/gentry.pdf.
43
Knezevich and Eye, “Instructional Technology and The School Administrator”,
American Assosiation of School Administrator, 1970: 12-131. https://eric.ed.gov/?id=ED044789.
27
integrasi
teknologi
tidak
semata-mata
tentang
teknologi,
tetapi
lebih
pada materi dan metode pengajaran yang efektif. Teknologi mencakup alat yang
kami gunakan untuk mengirimkan konten dengan cara yang lebih baik dan
menerapkan praktik. Seseorang tidak bisa fokus juga pada jumlah dan jenis
teknologi yang digunakan, tetapi bagaimana dan mengapa itu digunakan.44Dengan demikian, teknologi merupakan kemampuan yang dimiliki dengan
menggunakan alat sebagai pemecahan masalah dalam kehidupan.
Pembelajaran dalam bahasa Inggris "instructional: that which teaches
people." (Instruksional: yang mengajari orang). Secara istilah pembelajaran yang
diartikan proses interaksi guru dan dalam mengolah materi pembelajaran dengan
memanfaatkan sumber belajar dari lingkungan belajar.45 Kegiatan pembelajaran
yaitu salah satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen dan secara
keseluruhan mempengaruhi dalam penetuan hasil akhir pembelajaran. Komponenkomponen tersebut diantaranya: tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, kegiatan
pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar dan
evaluasi pembelajaran.46 Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab I, Pasal 1, Ayat 1 menyatakan “pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
44
Rodrey S. Earle, “The Integration of Instructional Technology Into Public Education
Promises and Challenges,” Educational Technology. vol 42, nomor 1, 2002: 5.
https://www.jstor.org/stable/44428716.
45
Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Cet. IV; Bandung: Refika Aditama,
2014), 2.
46
Syamsu S, Strategi Pembelajaran: Tinjauan Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan
Praktisi Pendidikan, (Cet.I; Makassar: Nas Media Pustaka, 2017), 34.
28
lingkungan belajar.”47 Intinya, pembelajaran adalah proses interaksi edukatif yang
terjadi antara guru dan peserta didik yang mengolah dan memanfaatkan sumber
belajar di lingkungan belajar.
Menelusuri perjalanan definisi teknologi pembelajaran yang menimbulkan
pro-kontra, pada tahun 1970 Komisi Teknologi Pembelajaran mengemukakan
definisi baru yang dikenal dengan istilah AECT 1970 yaitu : Teknologi untuk
pembelajaran dapat didefinisikan dengan dua cara. bermakna dalam konteks yang
lebih akrab, media lahir dari inovasi komunikasi yang dapat papan tulis,
potongan-potongan yang membentuk (termasuk) teknologi pembelajaran: televisi,
video, proyektor overhead, komputer, dan item perangkat keras / lunak lainnya.
Definisi kedua dan kurang familiar dari teknologi melebihi kemampuan media
atau perangkat tertentu. Dalam pengertian ini, teknologi instruksional lebih
merupakan bagian dari bagian-bagiannya. Ini adalah cara melatih, melaksanakan,
dan menyelesaikan seluruh proses belajar dan mengajar dalam mengajarnya
dengan tujuan tertentu, berdasarkan pembelajaran dalam pembelajaran dan
komunikasi manusia, dan menggunakan kombinasi sumber daya manusia dan
non-manusia untuk menghasilkan yang lebih efektif.48 Definisi tersebut
mengarahkan penelitian dengan mengambil definisi teknologi pembelajaran yang
pertama yakni teknologi sebagai media pembelajaran.
Selaras dengan David Engler mengemukakan bahwa : Teknologi untuk
47
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, BAB I, Pasal I, Ayat 1.
48
Commision on Instructional Technology in Robert M. Gagne, “Instructional
Technology: Foundations,” New Jerssey; Routledge: Taylor & Francis Group, (2013): 11.
https://books.google.co.id.
29
pengajaran dapat dijelaskan dengan dua cara. Ini berarti media yang lahir dari
penemuan teknologi yang dapat membuat papan tulis, bagian-bagian yang
membentuk (termasuk) perangkat instruksional, dalam konteks yang lebih umum:
televisi, gambar, proyektor overhead, komputer, dan objek perangkat keras/ lunak
lainnya.49 Menurut pandangan Knezevich dan Eye, Dalam upaya untuk
mempengaruhi tatanan individu dengan harapan menghasilkan perbaikan dalam
tindakan atau hasil pembelajaran lainnya, teknologi pembelajaran sebagai inisiatif
dengan atau tanpa komputer, dapat diakses atau digunakan. 50 Ditambahkan
Muhammad Yaumi, teknologi pembelajaran sebagai media pembelajaran
terbentuk dari perkembangan komunikasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan
pembelajaran baik guru, papan tulis dan buku.51 Dengan demikian, teknologi
pembelajaran sebagai media pembelajaran adalah perangkat yang digunakan
untuk berkomunikasi dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Media yakni perantara berasal dari bahasa Latin yaitu medium artinya
antara. Istilah tersebut pada apapun yang membawa informasi dari sumber ke
penerima.52 Dalam bahasa Inggris “Media: the main ways that large numbers of
people receive information and entertainment, that is television, radio,
49
David Engler, “Instructional Technology and The Curriculum,” JSTOR: Phi Delta
Kappa International Vol 51, No 7 (March 1970): 379-381. https://www.jstor.org/stable/20372679.
50
Knezevich and Eye, “Instructional Technology and The School Administrator”,
American Assosiation of School Administrator, 1970: 12-131. https://eric.ed.gov/?id=ED044789.
51
Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Cet. I; Jakarta: Prenadamedia
group, 2018), 40.
52
Sharon E. Smaldino, et. al., Instructional Technology & Media For Learning,
diterjemahkan oleh Arif Rahman dengan judul Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar,
7.
30
newspapers and the internet”.53(Cara utama orang menerima informasi dan
hiburan dalam jumlah besar, yaitu televisi, radio, surat kabar, dan internet). Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Media: alat (sarana) komunikasi seperti koran,
majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk dan perantara; penghubung.”54
Jadi, media merupakan perantara dari beberapa alat/sarana untuk menerima
informasi dari penerima informasi. Media digunakan dalam mengefektifkan
proses pembelajaran. Maka dari itu, media pembelajaran menjadi faktor
meningkatkan kualitas pembelajaran. Permendikbud RI No. 65 Tahun 2013, BAB
III, Pasal 2, Bagian j menyatakan “media pembelajaran berupa alat bantu proses
pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran.”55 Menurut Syamsul
Ridwan, media pembelajaran merupakan seluruh alat pengajaran yang berfungsi
menyampaikan materi pembelajaran untuk memudahkan proses pembelajaran
yang telah direncanakan.56 Ernanida dan Rizki berpendapat, media pembelajaran
adalah segenap perantara yang dapat menyampaikan materi pembelajaran
diharapkan mampu menimbulkan minat peserta didik untuk belajar.57Lebih lanjut
Subhan menanmbahkan, media pembelajaran segala alat yang digunakan untuk
53
“Media,” Oxford Learner’s Dictionaries, https://www.oxfordlearnersdictionaries.com/
media, (2 Desember 2020).
54
“Media’’, KKBI versi Online, https://www.kbbi.web.id/media, (2 Desember 2020).
55
Permendikbud RI No. 65 Tahun 2013 tentang Pendidikan Dasar Menengah, BAB III,
Pasal 2, Bagian j.
56
Syamsul Ridwan, “Media Pembelajaran Berbasis Teknologi pada Mata Pelajaran
PAI,” Jurnal Al-Kabir: Jurnal Program Studi Pendidikan Islam, STIT Lingga Vol 1, No, (2020):
40-53. http://jurnal.stit-lingga.ac.id/index.php/alkabir/article/view/10.
57
Ernanida dan Rizki Al-Yusra, “Media Audiovisual dalam Pembelajaran PAI,”
Murabby: Jurnal Pendidikan Islam Vol 2, No 2, (April 2019): 101-102. https:// doi.org/ 10.15548/
mrb.v2i1.333.
31
menyampaikan pesan kepada penerima pesan agar mampu meningkatkan
kemampuan berpikir, afektif dan psikomotorik peserta didik. 58 Dengan demikian,
media pembelajaran adalah keseluruhan perangkat yang digunakan dalam rangka
menyampaikan pesan, dari pemberi pesan kepada penerima pesan yang
diharapkan mampu memberikan peningkatan kualitas peserta didik dalam
pembelajaran.
Penerapan teknologi sebagai media dalam syiar Islam yang terdapat dalam
sejarah bahkan kisah Nabi. Ini dibuktikan yaitu Nabi Sulaiman yang
menggunakan media surat untuk Balqis berisikan tentang memuji Allah swt.,
sebagaimana firman Allah swt. QS. An-Naml/27:29-30.
ِﻗ َﺎ ﻟ َﺖْ َ ﳞ َﺎ ا ﻟ ْ َﻤ َ ِ ّاﱐ ﻟ ْﻘِﻲَ َاﱄ ﻛِ ﺘ َﺎبٌ ﻛَ ِﺮ ﱘٌ اﻧ ُﻪ ِﻣ ﻦْ ﺳُ ﻠ َﯿْ ﻤَﺎ َن َوا ﻧ ُﻪ ِﺴْ ﻢ
ِا ِ اﻟﺮ ﲪْ َـ ِﻦ اﻟﺮ ِﺣ ﲓ
Terjemahnya:
“Dia (Balqis) berkata, “Wahai para pembesar! Sesungguhnya telah
disampaikan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya (surat)
itu dari Sulaiman yang isinya, “Dengan nama Allah Yang Maha
Pengasih, Maha Penyayang.”59
Media pembelajaran dalam konteks pendidikan agama Islam yang
dibawakan oleh guru pendidikan agama Islam dilandasi sumber ajaran
sebagaimana firman Allah swt. QS. An-Nahl/16:44.
ِﻠﻨﺎس ﻣَﺎ ّ ُِﺰ َل ا َﳱْ ِ ْﻢ َوﻟ َﻌَﻠ ﻬ ُ ْﻢ ﯾ َﺘ َ ﻔ َﻜﺮُ و َن
ِ َﲔ
َ ِّ َو ْﺰَ ﻟ ْ ﻨ َﺎ ا ﻟ َﯿْﻚَ ا ّ ِ ﻛْﺮَ ﻟِ ﺘُ ﺒ
58
Subhan Adi Santoso, Buku Ajar Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Era
Industri 4.0, (Cet I; Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2020), 1.
59
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta Pusat: Al-Mubarok,
2018), 379.
32
Terjemahnya:
“Dan Kami turunkan Az-Zikr (Al-Qur’an) kepadamu, agar engkau
menerangkan pada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan
agar mereka memikirkan.”60
Dengan berlandaskan Qur’an diharapkan guru pendidikan agama Islam
dapat menggunakan media pembelajaran secara dinamis dengan memperhatikan
ketentuan penggunaannya. Apa penggunaannya tidak mencari mudarat dan pasti
harus mendatangkan manfaat.
Perkembangan teknologi pembelajaran melalui media pembelajaran
terdapat beragam jenis media pembelajaran yaitu,
a) Media hasil teknologi cetak, dasar pengembangan untuk menyampaikan materi
seperti; buku dan materi visual statis.
b) Media hasil teknologi audio-visual, penyampaian pesan melalui mesin-mesin
mekanis dan elektronik yang bersifat audio-visual seperti, proyektor film, tape,
recorder, dll.
c) Media hasil teknologi berdasarkan komputer, cara menyampaikan atau
menghasilkan pesan melalui layar kaca dengan penyimpanan digital.
d) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer, penyampaian pesan
dengan beberapa gabungan media komputer.61 Dengan demikian, teknologi
pembelajaran dengan media pembelajaran terdapat beberapa jenis pembagiannya;
media hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio-visual, media hasil
teknologi berdasarkan komputer, dan media hasil gabungan teknologi cetak dan
60
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta Pusat: Al-Mubarok,
2018), 272.
61
Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT:
Konsep dan Aplikasi pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Cet. I; Jakarta: Kencana,
2017), 72-75.
33
komputer.
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran menjadi alternatif bagi
guru pendidikan agama Islam dalam hal ini ada beberapa manfaatnya,
diantaranya:
a) Mengembangkan profesional : peningkatan pengetahuan, dapat berbagi sumber
kepada teman sesama profesi, dapat berkomunikasi dengan berbagai kalangan di
seluruh dunia, dapat berpartisipasi dalam forum nasional dan internasional.
b) Sebagai sumber belajar: informasi media, dapat menjadi bahan baku sebagai
bidang pegajaran, akses dalam IPTEK, sebagai referensi.
c) Belajar secara mandiri: peningkatan pengetahuan, pembelajaran dapat aktif, dan
pengembangan kemampuan dalam bidang penelitian.
d) Memiliki
wawasan,
keluwesan
pergaulan,
dan
pengembangan
karir:
peningkatan komunikasi dengan berbagai masyarakat, meningkatkan terhadap
permasalahan yang ada di seluruh dunia, mempermudah akases informasi
beasiswa, lowongan pekerjaan, pelatihan dan sebagai hiburan. 62 Dengan
demikian, pemanfaatan teknologi sangat penting dalam pengembangan skill guru
pendidikan agama Islam.
Guru dapat mengaktifkan peserta didik dalam pemanfaatan internet
sebagai media pembelajaran dengan cara:
a) Guru dapat membuat bahan presentasi mata pelajaran atau latihan soal untuk
dipelajari peserta didik. Dengan demikian, peserta didik dapat mengerjakan
latihan soal tersebut di rumah.
62
Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT:
Konsep dan Aplikasi pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,155-156.
34
b) Guru dapat mengarahkan peserta didik dalam mengunjungi situs yang memuat
materi pelajaran yang sedang dipelajari.
c) Guru dapat memberikan penugasan kepada peserta didik. Penugasan melalui
internet akan lebih praktis bagi guru mengoreksi dan peserta didik lebih fleksibel
dalam mengerjakan tugas.
d) Guru dapat merancang pembelajaran berbasis internet dengan membentuk kerja
kelompok bagi peserta didik.63 Dengan demikian peserta didik dapat aktif dalam
proses pembelajaran melalui guru dalam memanfaatkan teknologi. Guru yang
membuat presentasi atau latihan soal, guru yang mengarahkan peserta didik
mengunjungi situs pembelajaran, pemberian tugas, dan perancangan pembelajaran
berbasis teknologi.
Menuju revolusi industri 4.0 dengan internet guru berperan mengawali
tugasnya dengan tahapan sebagai berikut:
a) Pemakaian perangkat komputer sebagai media pembelajaran.
b) Pemakaian aplikasi media online.
c) Guru mampu menstimulasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam secara kritis dan komunikatif.
d) Guru mampu membangun jati diri peserta didik dengan percaya diri.
e) Guru mampu melakukan terobosan terbaru dalam rangka siap dan selalu
profesional dalam pemanfaatan teknologi.64 Dengan demikian, guru di era 4.0
dapat mengawasi tugasnya dengan pemanfaatan teknologi melalui: pemakaian
63
Erwin Widiasworo, Guru Ideal di Era Digital: Panduan Pemanfaatan Teknologi untuk
Guru Masa Kini,(Cet. I; Yogyakarta: Noktah, 2019), 156-157.
64
Asfiati, Redesign Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Islam Menuju Revolusi
Industri 4.0, (Cet. I; Jakarta: Kencana, 2020), 125-126.
35
perangkat komputer, pemakaian aplikasi media online, guru mampu membangun
jati diri peserta didik dengan percaya diri, dan guru mampu melakukan terobosan
terbaru dalam rangka siap dan selalu profesional dalam pemanfaatan teknologi.
Adapun pemilihan alternatif dalam pemanfaatan internet sebagai media
pembelajaran, diantaranya:
a) Whatsapp, sebagai media komunikasi yang digunakan berupa telepon, teks,
video call dan rekaman suara. Penggunaan yang sederhana dan familiar di
kalangan masyarakat apalagi guru yang berada di sekolah.65
b) Classroom, sebagai media yang dibuat Google yang bertujuan dapat membantu
proses pembelajaran peserta didik.66
c) Youtube, digunakan sebagai media pembelajaran. guru dapat memposting video
di Youtube dan guru menyusun sedemikian rupa channel nya. Kurang cocok
apabila digunakan sebagai media evaluasi.67
d) Google Form, layanan yang digunakan dengan melalui pengaktifan email di
Google
yang memudahkan pendidik menggunakannya yang tersusun secara
otomatis.68
e) Google Meet, layanan yang digunakan untuk memudahkan interaksi pendidik
65
Aufia Aisa dan Linta Lisvia, Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
Online Masa Covid-19, Journal of Education and Management Studies vol. 3, No 4 (2020): 4754. http://ojs.unwaha.ac.id/index.php/joems/article/view/308.
66
Uun Almah, M. Ilyas Thohari, dan Yorita Febri Lismida, Pemanfaatan Teknologi
Pembelajaran Pendidikan Agam a Islam di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis Social Distancing
di SMKN 5 Malang, Vicratina: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 5, No 10 (2020): 134-143.
http://www.riset.unisma.ac.id/index.php/fai/article/view/7720.
67
M. Yusuf Amin Nugroho, Metode, Media, dan Problematika Pembelajaran PAI
Berbasis Daring di Tingkat Madrasah Aliyah, Jurnal Paramurobi Vol 3, No 2 (2020): 1-14.
https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/paramurobi/article/view/1573/944.
68
Aufia Aisa dan Linta Lisvia, Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
Online Masa Covid-19, Journal of Education and Management Studies, 47-54.
36
dan peserta didik dalam akses video call dengan akses 250 pengguna.69 Pemilihan
alternatif media pembelajaran dengan aplikasi atau layanan internet yang tersedia
dalam membantu proses pembelajaran yakni, whatsapp, classroom, youtube,
google form, dan google meet.
Pemanfaatan teknologi tersebut, akan ada saja kendala yang muncul dalam
prosesnya. Baik dari kendala yang datang dari guru maupun yang berasal dari
peserta didik. Mengingat kendala ini muncul pemicunya situasi yang kurang
kondusif di tengah pandemi Covid-19. Maka gambaran kendala tersebut, yaitu:
a) Masih kurangnya kemampuan guru dalam penguasaan teknologi pembelajaran.
Solusinya yakni mengadakan pelatihan dengan teman sejawat.
b) Semua peserta didik memiliki fasilitas pembelajaran berupa handphone, paket
data karena ekonomi, wifi dan laptop. Solusinya meminjam fasilitas dengan
teman.
c) Peserta didik yang telah terbiasa paham pembelajaran dengan tatap muka
mengalami kesulitan belajar. Kesulitan tersebut karena kurang memahami materi
yang diberikan oleh guru. Solusinya bertanya ulang dengan guru melalui aplikasi
WA.
d) Guru tidak dapat menilai keterampilan peserta didik secara maksimal.
Solusinya pemantauan peserta didik melalui kerjasama dengan orang tua peserta
didik.
e) Waktu pengumpulan tugas yang semakin terulur waktu dikarenakan tidak
secara bersamaan peserta didik merespon pembelajaran, dan pengumpulan tugas
69
Yasni Alami, Media Pembelajaran Daring pada Masa Covid-19, Tarbiyatu Wa Ta’lim:
Jurnal Pendidikan Islam Vol 2, No1 (2020): 49-56. https://ejournal. staisyamsululum. ac.id/
index. php/jtt/article/view/71.
37
dengan waktu yang berbeda-beda. Solusinya dengan memberikan jangka waktu
pengumpulan tugas.70 Ditambahkan oleh Yusuf Amin bahwa ada problematika
dalam pembelajaran dengan menggunakan teknologi melalui sistem daring,
diantaranya: a) keterbatasan
dalam
mengakses
jaringan:
pemilihan
media
pembelajaran dengan sistem jaringan seringkali memiliki keterbatasan karena itu
hanya dipilih media yang bandwidch nya relatif kecil. Keterbatasan ini juga
muncul dengan keadaan peserta didik yang terkendala pada ekonomi. Sepatutnya
guru dan pihak sekolah memperhatikan kondisi peserta didik agar dapat mengikuti
pembelajaran daring, b) gagap teknologi: literasi teknologi bisa masih terbilang
rendah, hanya sebatas menggunakan aplikasi sederhana meski sudah tahu itu
kurang efektif dalam proses pembelajaran, c) pembelajaran yang kurang
interaktif: menggunakan media hanya satu sehingga tidak terjadi
model
pembelajaran lainnya seperti diskusi, tanya jawab.71
Penggunaan media pembelajaran memiliki manfaat bagi guru dalam hal ini
memudahkan guru pendidikan agama Islam dalam menyampaikan materi. Berikut
manfaat media pembelajaran:
a) Membantu kegiatan pembelajaran berlangsung antara pendidik dan peserta
didik. Dengan bantuan alat, materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik
kepada peserta didik.
b) Membantu meningkatkan minat dan antusias peserta didik serta komunikasi
70
Uun Almah, M. Ilyas Thohari, dan Yorita Febri Lismida, Pemanfaatan Teknologi
Pembelajaran Pendidikan Agam a Islam di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis Social Distancing
di SMKN 5 Malang, Vicratina: Jurnal Pendidikan Islam , 140.
71
M. Yusuf Amin Nugroho, Metode, Media, dan Problematika Pembelajaran PAI
Berbasis Daring di Tingkat Madrasah Aliyah, 12.
38
interaktif pendidik dan peserta didik.
c) Membantu mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan indera. Adapun materi
pembelajaran yang kompleks disampaikan melalui e-learning, mobile learning,
web based learning, dll.72 Dengan demikian manfaat media pembelajaran
membantu kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat, membantu
meningkatkan minat dan antusias serta membantu mengatasi keterbatasan ruang,
waktu serta indera.
Pemilihan media pembelajaran yang digunakan harus memperhatikan
kriteria-kriteria dalam penerapannya yaitu,
a) Kriteria umum; 1) tujuan pembelajaran; 2) kesesuaian materi pembelajaran; 3)
lingkungan pembelajaran; 4) gaya belajar peserta didik (audio, visual, audiovisual,
kinestetik); 5) ketersedian fasilitas.
b) Kriteria khusus, dapat dirumuskan satu kata ACTION akronim dari Access,
Cost, Technology, Interactivity, Organization & Novelty. 1) akses (access),
ketersediaan media pembelajaran, penggunaan yang memudahkan, contohnya
kegunaan media pembelajaran dengan menggunakan jaringan internet, apakah
apakah koneksi jaringan tersedia ataukah bersangkutan dengan kebijakan
penggunaan internet diizinkan untuk peserta didik. 2) biaya (cost), pertimbangan
salah satu pengggunaan media pembelajaran terletak pada biaya yang digunakan.
Media pembelajaran yang canggih sudah jelas mahal. Terlepas dari itu, media
pembelajaran keutamannya adalah kebermanfaatannya. 3) teknologi (technology),
penggunaan media yang berhubungan dengan audiovisual atau media apapun, hal
72
Mustofa Abi Hamid, et.all, Media Pembelajaran, (Cet. I; Medan: Mari Menulis), 2020:
7-8, https://books.google.co.id/.
39
yang perlu diperhatikan yaitu teknis penggunaan media tersebut. 4) inteaktif
(interactivity), media pembelajaran yang tergolong baik apabila media
pembelajaran mengutamakan pencapaian tujuan pembelajaran yakni interaktif
antara guru dan peserta didik. 5) organisasi (organization), pertimbangan
penggunaan media pembelajaran; apakah telah didukung oleh pihak sekolah? ini
merupakan hal yang harus diperhatikan, karena dukungan organisasi dapat
membantu pengadaan media. 6) kebaruan (novelty), kebenaran dari media
pembelajaran menjadi salah satu pertimbangan, dikarenakan media tersebut dapat
memberikan daya tarik tersendiri bagi peserta didik.73
Media pembelajaran/ alat peraga dalam pembelajaran tidak terlepas dari
kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya. Maka dari itu adapun kelebihan
dan kekurangan dijabarkan sebagai berikut:
a) Kelebihan; menimbulkan minat belajar peserta didik karena pembelajaran
menjadi menarik, menguraikan makna dari materi pembelajaran sehingga peserta
didik dapat memahami materi tersebut, metode pembelajaran lebih beragam agar
peserta didik tidak akan bosan, dan membuat kegiatan pembelajaran aktif
dibanding dari sebelum-sebelumnya.
b) Kekurangan; dengan adanya media pembelajaran/ alat peraga dalam
pembelajaran menuntut guru memakai lebih banyak media pembelajaran,
penggunaan waktu yang cukup lama dalam persiapan, dan ketersediaan biaya
73
Nizwardi Jalmur dan Ambiyar, Media & Sumber Pembelajaran, (Cet. I; Jakarta:
Kencana, 2016), 18-20. https://books.google.co.id.
40
yang mempuni.74 Dengan demikian guru patut memperhatikan kelebihan dan
kekurangan dalam pemanfaatan media pembelajaran.
Adapun tiga jenis penerapan teknologi yang digunakan oleh guru dalam
pemanfaatan teknologi yaitu,
a) Guru memanfaatkan teknologi ke dalam pengajaran untuk merencanakan
pengajaran dan penyajian isi pelajaran kepada peserta didik.
b) Guru memanfaatkan teknologi untuk presentasi dalam proses pembelajaran.
c) Guru memanfaatkan teknologi untuk mengerjakan tugas administrasi yang
terkait dengan profesinya yaitu penilaian, pelaporan, tugas pengelolaan, dll.75
Dengan demikian, guru menerapkan 3 jenis penerapan teknologi yaitu, guru
memanfaatkan
teknologi
dalam
pengajaran
dengan
perencanaan,
guru
memanfaatkan teknologi dengan presentasi, dan guru memanfaatkan teknologi
dengan mengerjakan tugas administrasinya.
6. Hasil Belajar
Hasil
dalam
bahasa
Inggris
result
bermakna,
And
did
your
intervention produce the desired result? or to yield/achieve a result. (Dan apakah
intervensi Anda membuahkan hasil yang diinginkan? atau untuk menghasilkan/
mencapai hasil).76 Kata hasil menurut KKBI yaitu sesuatu yang diadakan (Dibuat,
74
Muhammad Anas, Alat Peraga & Media Pembelajaran, (2014), 7-8.
https:// books. google.co.id.
75
Mastikasari. T, Problematika Guru dalam Menguasai TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi) pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Solusinya di MI Al-Asyari Kab
Pati dalam Widya Prastisa Abisa, Pentingnya Teknologi bagi Guru pada Masa Pandemi Covid19, Universitas Riau, OSF PRINTS (2020), https://doi.org/10.31219/osf.io/345zu.
76
“Result”, Oxford Learner’s Dictionaries, https://www.oxfordlearnersdictionaries.com/
definition/english/result_1?q=result, (2 April 2021).
41
dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha atau pendapatan; perolehan; buah.77
Sedangkan belajar dalam bahasa Inggris, learn bermakna learn something to learn
a language/skill/trade.(Belajar sesuatu untuk mempelajari bahasa / keterampilan /
perdagangan).78 Belajar berasal dari kata ajar yaitu petunjuk yang diberikan
kepada orang supaya diketahui (diturut); berguru kepalang.79 Adapun belajar
bermakna berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.80 Secara bahasa, hasil
belajar merupakan usaha yang diperoleh melalui ilmu dengan dibuktikan
perolehan berupa nominal, buah, dll.
Menurut pandangan Hamalik, hasil belajar merupakan proses terjadinya
perubahan tingkah laku yang bisa diamati melalui kognitif, afektif, dan
psikomotorik.81 Selaras dengan pandangan Surya, hasil belajar yaitu perubahan
tingkah laku berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan.82Sedangkan menurut
Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar adalah produk dari interaksi belajar dan
interaksi mengajar.83 Dengan demikian, secara istilah hasil belajar yakni produk
dari perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh interaksi belajar dan interaksi
mengajar. Hasil belajar menunjukkan keberhasilan disebabkan beberapa faktor
77
“Hasil”, KKBI versi Online, https://kbbi.web.id/hasil, (2 April 2021).
78
“Learn”,Oxford Learner’s Dictionaries, https://www.oxfordlearnersdictionaries.com/
definition/english/learn?q=learn, (2 April 2021).
79
“Ajar”, KKBI versi Online, https://kbbi.web.id/ajar, (2 April 2021).
80
81
“Belajar”, KKBI versi Online, https://kbbi.web.id/belajar, (2 April 2021).
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar
Rosdakarya, 2008, 30.
Pengembangan
Kurikulum, Bandung:
Remaja
82
Surya, Kapita Selekta Kependidikan, Universitas Terbuka:Jakarta, 2008, 86.
83
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, 200.
42
pendukung, a) faktor internal, yaitu faktor fisiologis dan psikologis; dan b) faktor
eksternal, yaitu faktor non lingkungan sosial, dan non sosial, peran guru, peran
peserta didik, serta model/ rancangan yang digunakan dalam proses pembelajaran.
84
Dengan mengetahui tercapainya keberhasilan belajar dapat dilihat dengan faktor
yang mendukungnya. Faktor ini terbagi menjadi dua, faktor internal dan faktor
eksternal.
Hasil belajar memiliki fungsi bagi sekolah yang disesuaikan dengan
kepentingan diantaranya;
1) Sebagai seleksi: peserta didik ditempatkan berdasarkan jenis jabatan/
pendidikan yang terlihat dari hasil belajar.
2) Sebagai kenaikan kelas: penentuan peserta didik layak atau tidak naik kelas.
3) Sebagai penempatan: peserta didik dapat berkembang sesuai kemampuan yang
dimiliki, maka dari itu ditempatkan sesuai kelompoknya.85
Salah satu peningkatan hasil belajar dengan pembelajaran online dimulai
dengan perencanaan pembelajaran baik, proses pembelajaran (interaksi yang
dibangun guru). Keterlibatan peserta didik secara intelektual, mental, dan
emosional berdampak baik bagi hasil belajar.86 Menurut Hartanto, pembelajaran
online dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik atau prestasi peserta didik.
84
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: PT Rineka Cipta,
2010, 15.
85
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, 201.
86
Santoso, Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar melalui Pembelajaran Online dengan
Google Classroom di Masa Pandemi, Ide Guru: Jurnal Karya Ilmiah Guru vol 5, No1 (2020): 95106. https://doi.org/10.51169/ideguru.v5i1.151.
43
87
Dengan demikian, pembelajaran online dapat memberikan hasil belajar yang
baik. Hasil belajar tersebut merupakan bentuk keterlibatan guru dan peserta didik
dalam proses pembelajaran.
C. Kerangka Pikir
Pada penelitian yang akan diteliti membahas mengenai profesionalisme
guru pendidikan agama Islam dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran
terhadap peningkatan hasil belajar pada SMP Negeri di Kota Palopo. Guru
pendidikan agama Islam sebagai subjek dalam pemanfaatan teknologi
pembelajaran.
87
Hartanto, Penggunaan E-Learning sebagai Media Pembelajaran, dalam Santoso,
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar melalui Pembelajaran Online dengan Google Classroom
di Masa Pandemi, Ide Guru: Jurnal Karya Ilmiah Guru vol 5, No1 (2020): 95-106.
https://doi.org/10.51169/ideguru.v5i1.151.
44
PROFESIONALISME GURU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PADA SMP NEGERI DI KOTA
PALOPO
PEMANFAATAN TEKNOLOGI
PEMBELAJARAN
1. SISTEM PEMBELAJARAN
BERBASIS TEKNOLOGI PADA SMP
NEGERI DI KOTA PALOPO?
2. KEMAMPUAN PROFESIONAL
GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM PEMANFAATAN
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PADA
SMP NEGERI DI KOTA PALOPO ?
3. KONTRIBUSI PROFESIONAL
GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR DI SMP NEGERI DI KOTA
PALOPO?
PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DALAM PEMANFAATAN
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN TERHADAP
HASIL BELAJAR PADA SMP NEGERI DI
KOTA PALOPO
Profesionalisme guru pendidikan agama Islam sebagai subjek dalam
penelitian. peneliti menghubungkan profesionalisme guru pendidikan agama
Islam dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran dalam proses pembelajaran
pendidikan agama Islam di SMP Negeri Palopo (SMP Negeri 10 Palopo, SMP
Negeri 2 Palopo dan SMP Negeri 8 Palopo). Kemudian peneliti menemukan hasil
penelitian dengan rumusan masalah yang telah didapatkan dalam proses
45
penelitian. Hasil penelitian ini, diharapkan nantinya dapat bermanfaat bagi
institusi, sekolah, maupun guru pendidikan agama Islam.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan
1. Pendekatan pedagogis, yakni pendekatan masalah pada proses guru pendidikan
agama Islam sebagai tenaga pendidik profesional yang melaksanakan kegiatan
pengajaran kepada peserta didik dengan pemanfaatan teknologi dalam
pembelajaran pada SMP Negeri di Kota Palopo.
2. Pendekatan religius, yakni pendekatan masalah dengan berdasar landasan
al-Qur’an dan hadis yang berkaitan dengan profesionalisme guru dalam
pemanfaatan teknologi pembelajaran pada SMP Negeri di Kota Palopo.
3. Pendekatan yuridis, yakni
pendekatan masalah berdasar pada landasan
peraturan perundang-undangan sekaitan dengan profesionalisme guru pendidikan
agama Islam dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran pada SMP Negeri di
Kota Palopo.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian lapangan (field
reseacrh) dengan metode deksriptif kualitatif yaitu menjelaskan secara rinci
mengenai proses dalam penelitian.
46
47
B. Lokasi dan Waktu
Lokasi
Penelitian ini akan dilakukan dengan mengambil di tiga lokasi SMP Negeri
yang berada di Kota Palopo yakni SMP Negeri 10 Palopo, Jl. Yogie S. Memed,
Kecamatan Wara Selatan. SMP Negeri 2 Palopo, Jl. Andi Simpurusiang (Jl.
Patang II) No 12, Tomarundung, Kecamatan Wara Barat. Dan SMP Negeri 8
Palopo, Jl. Dr. Ratulangi No. 66 Palopo, Balandai, Kecamatan Bara. Peneliti
melakukan mengambil ketiga lokasi penelitian tersebut (SMP Negeri 10 Palopo,
SMP Negeri 2 Palopo, dan SMP Negeri 8 Palopo) karena, memiliki daya tarik
yang berbeda dari penilaian peneliti. Daya tarik itu baik dari kualifikasi guru
pendidikan agama Islam maupun pengelolaan proses pembelajaran dengan
melibatkan teknologi.
Waktu
Berdasarkan tahapan pelaksanaan penelitian dilakukan oleh peneliti hingga
sampai pada laporan penelitian selesai, dengan kurun waktu 1 bulan 6 hari (20
Januari-26 Februari 2021).
C. Fokus Penelitian
Adapun fokus penelitian bermanfaat bagi pemanfaatan pada objek
penelitian yang akan diangkat oleh peneliti, agar memudahkan peneliti
mendapatkan data yang dibutuhkan. Penentuan fokus penelitian diarahkan
keberhasilan tingkat akurasi informasi yang diperoleh, maka dari itu fokus
penelitian tersebut terdiri dari 3:
1. Sistem pembelajaran berbasis teknologi pada SMP Negeri di Kota Palopo.
48
2. Kemampuan profesional guru pendidikan agama Islam dalam pemanfaatan
teknologi pembelajaran pada SMP Negeri di Kota Palopo.
3. Kontribusi profesional guru pendidikan agama Islam terhadap peningkatan
hasil belajar pada SMP Negeri di Kota Palopo.
D. Definisi Istilah
Adapun definisi istilah yang dinyatakan oleh peneliti dalam hal ini
berkaitan
dengan
judul
penelitian
yang
diangkat
peneliti
yaitu,
1. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam
Profesionalisme guru pendidikan agama Islam adalah sikap/ kemampuan
yang harus dimiliki oleh guru pendidikan agama Islam selaku tenaga pendidik
dalam memberikan pengalaman dan pengamalan dalam pembelajaran pendidikan
agama Islam.
2. Teknologi Pembelajaran
Teknologi pembelajaran adalah fasilitas/alat yang digunakan dalam proses
pembelajaran guna mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar yakni bentuk pencapaian dari indikator tujuan pembelajaran
baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
E. Sumber Data
Subyek penelitian ini adalah guru pendidikan agama Islam di tiga lokasi
SMP Negeri di Kota Palopo yakni SMP Negeri 10 Palopo, SMP Negeri 2 Palopo
49
dan SMP Negeri 8 Palopo. Objek penelitian ini adalah profesionalisme guru
pendidikan agama Islam dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran terhadap
hasil belajar pada SMP Negeri Palopo.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi Partisipatif
Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti secara langsung terhadap guru
pendidikan agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo. Pengamatan tersebut
dilakukan oleh peneliti berdasarkan teori mengenai indikator profesional guru
pendidikan agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo.
2. Wawancara Terstruktur.
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan berdasarkan pedoman
wawancara yang telah terstruktur sesuai dengan kebutuhan pemenuhan data.
Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada guru pendidikan agama Islam dalam
lokasi sekolah dan rumah guru pendidikan agama Islam.
3. Dokumentasi.
Foto
sebagai
bukti
guru
pendidikan
agama
Islam
profesional
menjalankan tugas dalam proses pembelajaran dengan pemanfaatkan teknologi
pembelajaran pada SMP Negeri di Kota Palopo (SMP Negeri 10 Palopo, SMP
Negeri 2 Palopo, dan SMP Negeri 8 Palopo). Instrumen atau alat penelitian dalam
penelitian kualitatif ini adalah peneliti sendiri. Peneliti dalam hal ini sebagai
human instrument yang menetapkan 3 fokus penelitian diantaranya; sistem
50
pembejaran berbasis teknologi pada SMP Negeri di Kota Palopo, kemampuan
profesional guru pendidikan agama Islam dalam pemanfaatan teknologi
pembelajaran pada SMP Negeri di Kota Palopo, dan kontribusi guru pendidikan
agama Islam terhadap peningkatan hasil belajar pada SMP Negeri di Kota Palopo.
G. Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam menetapkan keabsahan data dalam desain penelitian kualitatif.
Maka terdapat tiga kriteria tertentu digunakan yaitu,
1. Krebilitas (Derajat kepercayaan)
Peneliti menguji krebilitas penelitian dengan menggunakan triangulasi
sumber dengan membandingkan data dari hasil pengamatan, hasil wawancara dan
dokumentasi apakah hasilnya sama. Membandingkan situasi/ keadaan penelitian
dengan guru pendidikan agama Islam yang berada di tiga sekolah yang berada di
SMP Negeri di Kota Palopo tersebut dan keadaan guru lainnya.
2. Keteralihan
Peneliti menjelaskan secara rinci mengenai hasil penelitian yang
didapatkan pada SMP Negeri di Kota Palopo dengan menyertakan bukti hasil
bukti pengamatan, wawancara dan dokumen. Dengan demikian penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dapat mudah dipahami. Kepastian ini juga dilakukan agar
hasil penelitian dapat digunakan dalam situasi lain.
3. Kebergantungan
Hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti pada SMP Negeri di Kota
Palopo di audit oleh dosen pembimbing dalam pengarahan hasil penelitian dan
lebih terarah. Konsultasi tersebut dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam
51
mengarahkan hasil penelitian yang disesuaikan dengan teori yang digunakan oleh
peneliti di dalam penelitiannya.
4. Kepastian
Mengaudit kembali data demi memastikan bahwa data yang diperoleh
sudah sesuai. Penelitian tersebut sudah bisa dipertanggung jawabkan berdasarkan
rangkaian keabsahan data yang dilakukan.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan teori Miles,
Huberman, dan Saldana dalam bukunya analisis data kualitatif, yaitu
1. Data Condensation, merupakan proses pemilihan data, fokus menyederhanakan
data penelitian yang didapatkan oleh peneliti pada ketiga lokasi di SMP Negeri di
kota Palopo.
2. Data Display, ( Penyajian Data) merupakan penyajian data yang dilakukan oleh
peneliti dengan bentuk tabel pedoman observasi untuk deksripsikan dalam bentuk
narasi
sebagai
bentuk
hasil
penelitian
kualitaif
oleh
peneliti.
3. Conclusion Drawing/ Verification merupakan bagian akhir dari penyajian data
berupa kesimpulan yang didapatkan peneliti pada SMP Negeri di Kota Palopo
dari subjek penelitian guru pendidikan agama Islam. Kesimpulan tersebut
didukung bukti valid dan konsistensi peneliti hingga berujung pada kesimpulan
yang telah kredibel.
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data
1. Profil SMP Negeri di Kota Palopo (SMP Negeri 10 Palopo, SMP Negeri 2
Palopo, dan SMP Negeri 8 Palopo)
SMP Negeri 10 Palopo terletak di Kelurahan Songka Kecamatan Wara
Selatan Kota Palopo dengan profil sekolah sebagai berikut:
Tabel 1: Profil SMP Negeri 10 Palopo
Nama
:
SMP Negeri 10 Palopo
NPSN
:
40307830
Status
:
Negeri
Kode Pos
:
37311
Jenjang Pendidikan
:
SMP
Status Kepemilikan
:
Pemerintah Pusat
SK Pendirian Sekolah
:
587a/C3/KP/2004
Tanggal SK Pendirian
:
2004-08-23
Posisi Geografis
:
-3,03353 Lintang
120,2109733 Bujur
Email
:
smpn10palopo@gmail.com
Sumber: Dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 2
Palopo, (26 Januari 2021).
Sedangkan SMP Negeri 2 Palopo terletak di Jl. Simpurusiang No 12
Kelurahan Tomarundung Kecamatan Wara Barat Kota Palopo dengan profil
sebagai berikut:
52
53
Tabel 2: Profil SMP Negeri 2 Palopo
Nama
:
SMP Negeri 2 Palopo
NPSN
:
40307831
Status
:
Negeri
Kode Pos
:
91923
Jenjang Pendidikan
:
SMP
Status Kepemilikan
:
Pemerintah Pusat
SK Pendirian Sekolah
:
Tanggal SK Pendirian
:
1965-07-20
Posisi Geografis
:
-2,998445 Lintang
120,1870217 Bujur
Email
:
smpndua_palopo@yahoo.com
Sumber: Dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 2 Palopo, (21 Januari 2021).
Dengan demikian, SMP Negeri 2 Palopo merupakan SMP Negeri Palopo
yang berada di antara pemukiman masyarakat. Hal ini menjadikan SMP Negeri 2
Palopo pilihan alternatif bagi peserta didik yang berada di lokasi Wara Barat.
SMP Negeri 2 Palopo salah satu sekolah tertua yang berada di Kota Palopo. Serta
SMP Negeri 8 Palopo terletak di Jl. Dr. Ratulangi No 66 Kelurahan Balandai
Kecamatan Wara Bara Kota Palopo dengan profil sebagai berikut:
54
Tabel 3: Profil SMP Negeri 8 Palopo
Nama
:
SMP Negeri 8 Palopo
NPSN
:
403037837
Status
:
Negeri
Kode Pos
:
91914
Jenjang Pendidikan
:
SMP
Status Kepemilikan
:
Pemerintah Pusat
SK Pendirian Sekolah
:
704/DIRF/B/64
Tanggal SK Pendirian
:
1994-10-05
Posisi Geografis
:
-2,9705 Lintang
120,1834
Email
:
smpn8palopo@gmail.com
Sumber : Dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 8 Palopo, (20 Januari 2021).
Dengan demikian, SMP Negeri 8 Palopo merupakan SMP Negeri yang berada di
depan Madrasah Aliyah Kota Palopo dan Di belakangnya terdapat lokasi kampus IAIN
Palopo. Hal ini menjadikan SMP Negeri 8 Palopo pilihan alternatif bagi peserta didik
yang berada di lokasi Wara Bara. Dengan ketiga sekolah tersebut, dijadikan sebagai
lokasi penelitian oleh peneliti dalam penelitiannya dengan mengambil pada tiga
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kota Palopo.
55
2. Tenaga Guru (SMP Negeri 10 Palopo, SMP Negeri 2 Palopo, dan
SMP Negeri 8 Palopo)
Tenaga guru pada SMP Negeri 10 Palopo berjumlah 23 orang yang
disesuaikan dengan mata pelajaran yang dibawakan berdasarkan kompetensinya.1
Adapun guru dengan mata pelajaran pendidikan agama Islam berjumlah 1 orang
dengan profil sebagai berikut:
Tabel 4: Profil Guru PAI di SMP Negeri 10 Palopo
No Nama Guru
PAI
1
Tempat/
NIP
Jenjang
Tanggal
Pendidikan/
Lahir
Gelar
Kompetensi
Sartono Bin
Cillallang,
1984070 S1/ S.Pd.I
Pendidikan
Saba
07-07-
7200902
Agama Islam
1984
1007
Sumber : Dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 10 Palopo, (26 Januari 2021).
Dengan demikian guru pendidikan agama Islam yang mengajar di SMP
Negeri 10 Palopo hanya ada 1 guru saja. Guru yang berada pada SMP Negeri 2
Palopo berjumlah 41 orang, disesuaikan dengan mata pelajaran yang dibawakan
berdasarkan kompetensinya.2 Adapun guru pendidikan agama Islam berjumlah 3
orang dengan profil sebagai berikut:
1
Dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 10 Palopo, (26 Januari 2021).
2
Dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 2 Palopo, (21 Januari 2021).
56
Tabel 5: Profil Guru PAI di SMP Negeri 2 Palopo
No
1
2
Nama Guru
Tempat/
PAI
Tanggal
Pendidikan/
Lahir
Gelar
Hj. Sitti Amrah Balubu,
Lubis
NIP
Jenjang
Kompetensi
1974102 S3/ Dr., S.Ag,
Pendidikan
26-10-
6201001 M.Pd.I
Agama Islam
1974
203
Bone, 07-
S2/ S.Pd.,
Pendidikan
05-1987
M.Pd.I
Bahasa
Inggris
&
Pendidikan
Agama Islam
3
Rahma
Pinrang,
1970080 S1/ S.Ag
Pendidikan
02-08-
2199303
Agama Islam
1970
2011
Sumber : Dokumentasi Tata Usaha SMP
Negeri 2 Palopo, (21 Januari 2021).
Dengan demikian, guru pendidikan agama Islam yang mengajar di SMP
Negeri 2 Palopo berjumlah 3 orang. Masing-masing satu guru memegang 1
jenjang kelas sebagai bentuk tanggung jawabnya.
57
Sedangkan guru yang berada di SMP Negeri 8 Palopo berjumlah 41 orang,
disesuaikan dengan mata pelajaran yang dibawakan berdasarkan kompetensinya.3
Adapun guru pendidikan agama Islam berjumlah 3 orang dengan profil sebagai
berikut:
Tabel 6: Profil Guru PAI di SMP Negeri 8 Palopo
No
1
Nama Guru
Tempat/
PAI
Tanggal
Pendidikan/
Lahir
Gelar
Hj. Rahayu D
Masamba,
15-10-
NIP
Jenjang
Kompetensi
1967101 S2/ Dra.,
5199403
2007
M.Pd. I
Pendidikan
1979111 S2/ S.Pd.I.,
7200701
2013
M.Pd
Pendidikan
Agama Islam
1967
2
Sitti Hadijah
Paconne,
17-11-
Agama Islam
1979
3
Fatimah
Palopo, 31- 1972033 S2/ S.Ag.,
1200604
3-1972
2012
M.Pd
Pendidikan
Agama Islam
Sumber : Dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 8 Palopo, (20 Januari 2021).
3
Dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 8 Palopo, (20 Januari 2021).
58
Dengan demikian, ada 7 guru pendidikan agama Islam yang berada pada
SMP Negeri 10 yakni 1 guru pendidikan agama Islam, SMP Negeri 2 Palopo
yakni 3 guru pendidikan agama Islam, dan SMP Negeri 8 Palopo yakni 3 guru
pendidikan agama Islam. Ke- 7 guru tersebut dijadikan peneliti sebagai informan
dalam penelitian yang diangkat oleh peneliti.
3. Peserta Didik (SMP Negeri 10 Palopo, SMP Negeri 2 Palopo, dan SMP
Negeri 8 Palopo)
Peserta didik yang berada pada SMP Negeri 10 berjumlah 224 peserta
didik dengan rincian 128 laki-laki dan 96 perempuan. Keterangan peserta didik
dengan usia kisaran 6-12 tahun berjumlah 37 peserta didik, terdiri 17 laki-laki dan
20 perempuan. Lalu usia kisaran 13-15 tahun berjumlah 181 peserta didik, terdiri
105 laki-laki dan 76 perempuan. Dan usia kisaran 16-20 berjumlah 6 peserta
didik, terdiri dari 6 laki-laki. Peserta didik beragama Islam mendominasi dengan
jumlah 222 peserta didik yang terdiri dari 127 laki-laki dan 95 perempuan.
Selebihnya beragama Kristen berjumlah 2 peserta didik terdiri 1 laki-laki dan 1
perempuan.4 Berikut keterangan jumlah peserta didik SMP Negeri 10 Palopo
berdasarkan tingkat pendidikan,
Tabel 7 : Jumlah Peserta Didik SMP Negeri 10 Palopo
Tingkat Pendidikan
Tingkat 9
Tingkat 8
Tingkat 7
Total
L
51
46
31
128
P
39
27
30
96
Total
90
73
61
224
Sumber : Dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 10 Palopo, (26 Januari 2021).
4
Dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 10 Palopo, (26 Januari 2021).
59
Sedangkan peserta didik yang berada pada SMP Negeri 2 Palopo
berjumlah 749 peserta didik dengan rincian 409 laki-laki dan 340 perempuan.
Kisaran usia peserta didik 6-12 tahun berjumlah 185 peserta didik, terdiri 95 lakilaki dan 90 perempuan. Lalu kisaran usia peserta didik 13-15 tahun berjumlah
548 peserta didik, terdiri 301 laki-laki dan 247 perempuan. Dan kisaran usia
peserta didik 16-20 tahun berjumlah 16 peserta didik, terdiri 13 laki-laki dan 3
perempuan. Peserta didik beragama Islam juga mendominasi dengan jumlah 521
peserta didik yang terdiri dari 286 laki-laki dan 235 perempuan. Selebihnya,
peserta didik beragama Kristen dengan jumlah 213 peserta didik, terdiri dari114
laki-laki dan 99 perempuan. Peserta didik beragama Katolik berjumlah 11 peserta
didik, dengan jumlah 7 laki-laki dan 4 perempuan. Serta peserta didik bergama
Hindu berjumlah 4 peserta didik, terdiri dari 2 laki-laki dan 2 perempuan.5 Berikut
keterangan jumlah peserta didik SMP Negeri 2 Palopo berdasarkan tingkat
pendidikan,
Tabel 8 : Jumlah Peserta Didik SMP Negeri 2 Palopo
Tingkat Pendidikan
L
P
Total
Tingkat 8
130
124
254
Tingkat 7
141
108
249
Tingkat 9
138
108
246
Total
409
340
749
Sumber : Dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 2 Palopo, (21 Januari 2021).
Lain halnya dengan peserta didik SMP Negeri 8 Palopo berjumlah 788
peserta didik dengan rincian 390 laki-laki dan 398 perempuan. Kisaran usia
peserta didik 6-12 tahun berjumlah 183 peserta didik, terdiri dari 81 laki-laki dan
5
Dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 2 Palopo, (21 Januari 2021).
60
102 perempuan. Kisaran usia peserta didik 13-15 tahun berjumlah 596 peserta
didik, terdiri dari 303 laki-laki dan 293 perempuan. Dan kisaran usia peserta didik
16-20 berjumlah 9 peserta didik, terdiri dari 6 laki-laki dan 3 perempuan. Peserta
didik beragama Islam berjumlah 681 peserta didik, terdiri dari 329 laki-laki dan
352 perempuan. Peserta didik beragama Kristen berjumlah 93 peserta didik,
terdiri dari 56 laki-laki dan 37 perempuan. Peserta didik beragama Katolik
berjumlah 11 peserta didik, terdiri dari 3 laki-laki dan 8 perempuan. Dan peserta
didik beragama Hindu berjumlah 3 peserta didik, terdiri dari 2 laki-laki dan 1
perempuan.6 Berikut keterangan jumlah peserta didik SMP Negeri 8 Palopo
berdasarkan tingkat pendidikan,
Tabel 9 : Jumlah Peserta Didik SMP Negeri 10 Palopo
Tingkat Pendidikan
Tingkat 9
Tingkat 8
Tingkat 7
Total
L
124
152
114
390
P
146
133
119
398
Total
270
285
233
788
Sumber : Dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 8 Palopo, (20 Januari 2021).
Dengan demikian, guru pendidikan agama Islam memiliki peranan yang
teramat penting. Bukan hanya sekadar menjalankan profesi, namun melihat
tanggung jawab besar benar-benar diperuntukkan bagi guru pendidikan agama
Islam. Dengan jumlah peserta didik beragama Islam mendominasi pada ke- 3
SMP Negeri di Kota Palopo tersebut, menjadikan tanggung jawab besar guru
pendidikan agama Islam dalam mendidik peserta didiknya.
6
Dokumentasi Tata Usaha SMP Negeri 8 Palopo, (20 Januari 2021).
61
4. Sistem Pembelajaran Berbasis Teknologi pada SMP Negeri di Kota Palopo
Pembelajaran yang dilakukan di rumah bagi peserta didik di tahun ajaran
2020/2021, membuat pihak sekolah terlebih guru memiliki adaptasi yang baru.
Guru dituntut lebih inovatif, kreatif dan efektif dalam memberikan pembelajaran
terhadap peserta didik. Kondisi ini berlaku bagi semua sekolah yang berada di
Kota Palopo. Begitupun dengan sekolah yang dipilih oleh peneliti sebagai lokasi
penelitian yakni pada SMP Negeri 10 Palopo, SMP Negeri 2 Palopo, dan SMP
Negeri 8 Palopo. Kehadiran kepala sekolah, tenaga pendidik, dan tenaga
kependidikan setiap harinya seperti sebelum covid. Sebelum jam pembelajaran
dimulai, seluruh tenaga sekolah sudah hadir dengan check lock sebagai tanda
kehadiran di sekolah. Berakhirnya pembelajaran sebagai tanda guru telah
menyelesaikan kewajibannya pun harus dengan check lock.
SMP Negeri 10 Palopo selain memiliki kebijakan kehadiran guru. Setiap
jam mata pelajaran dimulai dan pergantian jam pelajaran, guru diwajibkan
mengisi laporan kehadiran pembelajaran secara daring. Laporan tersebut diisi oleh
seluruh guru mata pelajaran. Pengisian laporan tersebut telah tersedia nama
lengkap guru, kelas yang diajar, jam ke berapa, materinya tentang apa, dan
mengirim foto sebagai bentuk guru telah hadir serta siap mengajar. 7 Cara guru
mengirimkan foto dengan potret diri sendiri yang harus menggunakan GPS Map
Camera.8 Penggunaan kamera tersebut bertujuan agar kepala sekolah mengetahui
7
Lihat pada lampiran 4, Pemanfaatan Teknologi pada SMP Negeri di Kota Palopo,
Gambar 10.
8
Lihat pada lampiran 4, Pemanfaatan Teknologi pada SMP Negeri di Kota Palopo,
Gambar 11.
62
keberadaan guru mengajar. Hasil laporan mengenai hadirnya guru tepat waktu
masuk, hanya ditegur secara personal oleh staf yang bertanggung jawab
memegang laporan kehadiran tersebut. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru
sangat fleksibel, bisa dilakukan di rumah dan sekolah. Namun, banyak guru yang
hadir memilih hadir di sekolah agar dapat memantau terus jam pembelajaran.
Guru juga biasanya menunggu tugas peserta didik yang diberikan secara langsung
ke sekolah. Biasanya peserta didik ataupun orangtuanya datang untuk bertanya
mengenai tugas yang diberikan kepada anaknya. Perencanaan pembelajaran
dilakukan dengan pembuatan RPP oleh guru. Kalau dalam pembelajaran dengan
pemanfaatan teknologi dilakukan oleh semua guru dengan wi-fi yang berada di
sekolah. Laptop dan hp digunakan guru sebagai alat dalam melakukan
pembelajaran jarak jauh. Sesuai dengan yang diungkapkan Sartono bahwa:
“Ada wi-fi di sekolah.
pembelajaran juga.”9
Laptop dan hp juga menjadi pendukung
Aplikasi secara umum guru menggunakan whatsapp sebagai media
pembelajaran.10 Selain itu buku cetak guru yang berada dalam pegangan guru dan
buku cetak pegangan peserta didik di bawah pulang masing-masing. Proses
pembelajaran yang terjadi ada berbagai macam-macam datangnya dari peserta
didik. Ada yang tidak memiliki hp untuk belajar. Pelaksanaan penilaian biasanya
juga memiliki kendala, apalagi pada saat penginputan raport. Jadi, guru
mengambil inisiatif menutupi nilai yang kosong dengan pemberian tugas yang
9
Wawancara dengan Sartono Bin Sabah, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP
Negeri 10 Palopo, Rabu 17 Februari 2021.
10
Pernyataan Sartono Bin Sabah, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 10
Palopo, Rabu 27, Januari 2021.
63
dikerjakan setelah penginputan.11 Dengan begitu, peserta didik bisa menuntaskan
nilai yang tertunda. Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan online pula. Salah
satu media yang digunakan dalam evaluasi adalah google form.
SMP Negeri 2 Palopo memiliki kebijakan yang sama yang diterapkan oleh
kepala sekolahnya. Kebijakan untuk mengisi portal daftar hadir guru online guru
yang dipantau langsung oleh kepala sekolah.12 Isi format pengisian portal sama
dengan laporan SMP Negeri 2 Palopo, hanya saja tidak perlu menggunakan
kamera GPS. Cukup dengan bukti screen shoot sedang melakukan pembelajaran
dengan aplikasi google meet, whatsapp, ataupun classroom. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Sitti Amrah, salah satu guru pendidikan agama Islam pada
SMP Negeri 2 Palopo,
“Kami di SMP 2 menggunakan ada portal yang digunakan sebagai absen
kehadiran. Absen kehadiran itu menjadi laporan kepada kepala sekolah
dalam setiap pergantian jam. Namun pada saat guru mata pelajaran tidak
melakukan absen, maka terlihat di portal tersebut guru masuk mengajar
atau ada guru masuk namun tidak sesuai dengan jamnya.”13
Kewajiban bagi guru SMP Negeri 2 Palopo harus hadir di sekolah. Setiap
jam mata pelajaran bergantian disertai bel berbunyi, guru harus mengisi portal
tersebut agar tepat waktu dalam hadir. Hasil mengisi daftar hadir online, kepala
sekolah mengirimkan laporan daftar hadir melalui grup pada whatsapp.14 Secara
11
Wawancara dengan Sartono Bin Sabah, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP
Negeri 10 Palopo, Rabu 17 Februari 2021.
12
Lihat pada lampiran 4, Pemanfaatan Teknologi pada SMP Negeri di Kota Palopo,
Gambar 12.
13
Wawancara dengan Sitti Amrah, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 2
Palopo, Kamis 18 Februari 2021.
14
Lihat pada lampiran 4, Pemanfaatan Teknologi pada SMP Negeri di Kota Palopo,
Gambar 13.1-Gambar 13.3.
64
terang-terangan terlihat guru yang hadir, salah masuk jam ataupun sakit. Apabila
guru mengisi portal itu tidak sesuai jam pelajaran yang akan diajarkan, maka
secara otomatis akan terisi keterangan jadwal tidak sesuai dengan warna
merah. Begitupun dengan keterangan apabila tidak hadir tertera dengan warna
merah. Untuk guru yang sakit ada keterangan sakit yang tertera dengan warna
hijau di portal. Fasilitas pendukung dalam pembelajaran berbasis teknologi di
SMP Negeri 2 Palopo, ada dua LCD yang tersedia,15 Lab,16 dan buku pengangan
guru dan peserta didik yang dibawa masing-masing ke rumahnya, serta wifi yang
digunakan guru sebagai pendukung dalam proses pembelajaran online. 17 Dengan
begitu, guru dapat menjalankan tugasnya dalam mengajar dengan menggunakan
fasilitas tersebut. Dalam sistem perencanaan di SMP Negeri 2 Palopo, ada
pelatihan yang akan dicanangkan oleh kepala sekolah sebagai bekal guru dalam
menghadapi proses pembelajaran semester baru. Hal ini diungkapkan oleh Sitti
Amrah, bahwa:
“Setiap semester ganjil dan genap, kepala sekolah mengadakan workshop
untuk membahas perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
tersebut salah satunya membahas tentang RPP dan metode mengajar.”18
Dengan begitu guru siap dalam melakukan perencanaan dengan perangkat
pembelajaran Untuk perencanaan, guru membuat perangkat pembelajaran
15
Wawancara dengan Lubis, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 2 Palopo,
Sabtu 30 Januari 2021.
16
Wawancara dengan Sitti Amrah, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 2
Palopo, Kamis 18 Februari 2021.
17
Wawancara dengan Rahmah, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 2
Palopo, Kamis 18 Februari 2021.
18
Wawancara dengan Sitti Amrah, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 2
Palopo, Kamis 18 Februari 2021.
65
sebelum proses pembelajaran dimulai.19 Perangkat yang dibuat disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik, mengingat bahwa kondisi yang masih pandemik.
Dalam proses penilaian, SMP Negeri 2 Palopo memanfaatkan google form dalam
aspek penilaian.
SMP Negeri 8 Palopo. Kebijakan yang berlaku hanya dengan check lock
yang dilakukan guru setiap pagi sebelum 07:30. Siang hari setelah jam
pembelajaran biasanya jam 13:30. Setiap guru, ada yang memilih mengajar di
rumah setelah datang untuk check lock di sekolah. Banyak juga guru yang
memilih mengajar di sekolah, dikarenakan peserta didik bisa datang ke sekolah
untuk memberikan tugas secara langsung. Fasilitas pendukung berbasis teknologi
di SMP Negeri 8 Palopo adalah jaringan wi-fi, laboratorium TIK,20 laptop, LCD
dan perangkat pendukung lainnya (buku-cetak).21 Semua guru SMP Negeri 8
Palopo memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran, sesuai dengan
pernyataan Hj.Rahayu, bahwa:
“Semua guru yang memanfaatkan teknologi, agar peserta didik tidak
jenuh. Kita dituntut agar peserta didik menyukai inovasi yang dilakukan
oleh gurunya.”22
Perencanaan
pembelajaran,
proses
pembelajaran,
dan
evaluasi
pembelajaran dilakukan semua secara daring.23 Perencanaan pembelajaran
19
Wawancara dengan Lubis, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 2 Palopo,
Sabtu 30 Januari 2021.
20
Wawancara dengan Sitti Hadijah, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 8
Palopo, Senin, 22 Februari 2021.
21
Wawancara dengan Hj.Rahayu, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 8
Palopo, Rabu, 3 Februari 2021.
22
Wawancara dengan Hj. Rahayu, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 8
Palopo, Rabu, 3 Februari 2021.
66
dilakukan dengan pembuatan perangkat pembelajaran agar terorganisir.
Pembelajaran banyak menggunakan whatsapp untuk memudahkan peserta didik.
Evaluasi dengan menggunakan dengan google form.24 Penggunaan google form
memudahkan guru dalam pengambilan nilai. Dengan demikian ketiga sekolah
tersebut dari perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran dilakukan secara online. Melihat situasi masih kurang kondusif
dalam
melakukan
pembelajaran
secara
langsung.
Dalam
pelaksanaan
pembelajaran sekolah memiliki kebijakan-kebijakan yang berbeda-beda. Guru di
SMP Negeri 10, mengisi laporan pergantian jam pelajaran dengan bukti memotret
diri sendiri dengan kamera GPS. Sedangkan SMP Negeri 2 Palopo, guru harus
mengisi portal/ daftar hadir online guru yang terhubung kepada kepala sekolah.
Bukti laporan kehadiran dapat dilihat secara transparansi, melalui whatsapp grup
tenaga pendidik dan pendidikan SMP Negeri 2 Palopo. Laporan tersebut
dikirimkan langsung oleh kepala sekolah SMP Negeri 2 Palopo. Lain halnya
dengan SMP Negeri 10, guru hanya perlu check lock dengan kehadiran di awal
sebelum pembelajaran dan setelah jam pembelajaran berakhir.
5. Kemampuan Profesional Guru Pendidikan Islam dalam Pemanfaatan
Teknologi Pembelajaran pada SMP Negeri di Kota Palopo
Guru pendidikan agama Islam merupakan salah satu tenaga profesional
pendidik. Sebagai tenaga profesional pendidik, guru dituntut untuk selalu
23
Wawancara dengan Fatimah, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 8
Palopo, Jum’at, 12 Februari 2021.
24
Wawancara dengan Sitti Hadijah, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 8
Palopo, Senin, 22 Februari 2021.
67
memperbarui wawasan serta keahliannya. Mengingat perkembangan IPTEK
selalu bergerak dinamis, guru pendidikan agama Islam harus siap menghadapi
kemajuan yang akan selalu ada. Kemampuan profesional guru pendidikan agama
Islam menjadi salah satu hal yang sangat penting diperhatikan. Bahkan dengan
kemampuan profesional menjadi bentuk peningkatan kualitas SDM. Pendidik
yang berkualitas akan dipercaya membimbing peserta didik dengan kualitas yang
mempuni. Peneliti melaksanakan penelitian di tiga lokasi SMP Negeri di Kota
Palopo (SMP Negeri 10 Palopo, SMP Negeri 2 Palopo, dan SMP Negeri 8
Palopo), untuk memahami seberapa guru pendidikan agama Islam memperhatikan
aspek kompetensi profesional yang menjadi bagian dari dalam dirinya. Hal yang
menjadi bagian penting dalam profesionalisme adalah latar belakang pendidikan
yang dimiliki oleh guru pendidikan agama Islam.
Ketiga SMP Negeri di Kota Palopo yang telah peneliti jadikan sebagai
lokasi penelitian. Penelitian yang dilakukan dengan pendekatan secara personal
kepada guru-guru pendidikan agama Islam tersebut. Didukung dengan data
administrasi sekolah maka dari tujuh guru pendidikan agama Islam yang dijadikan
sebagai subjek penelitian. Satu diantaranya guru pendidikan agama Islam
memiliki gelar Dr. (S3). Selain itu, empat guru pendidikan agama Islam memiliki
gelar Magister (S2). Terakhir, dua guru yang memiliki gelar Sarjana (S1).25
Dengan data administrasi sekolah serta dari guru pendidikan agama Islam,
membuktikan bahwa dari segi latar belakang pendidikan guru pendidikan agama
Islam sangat tinggi. Ini merupakan bentuk guru pendidikan agama Islam
25
Lihat pada nomor 2 Tenaga Guru, tabel 4, tabel 5, dan tabel 6.
68
memperhatikan kualitas dirinya untuk terus meningkatkan pendidikan.
Tingkat kualitas dari jenjang pendidikan begitu penting mencerminkan
profesionalnya guru pendidikan agama Islam. Namun itu belum cukup jika
kualitas tersebut tidak terlihat secara nyata di sekolah. Guru pendidikan agama
Islam yang profesional akan secara penuh mentransfer kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotoriknya sebagai bentuk pembuktian dirinya. Peneliti akan
mendeksripsikan kemampuan profesional berdasarkan hasil wawancara dan
pedoman observasi yang digunakan peneliti menemukan informasi dari guru
pendidikan agama Islam yang berada pada SMP Negeri di Kota Palopo,
khususnya SMP Negeri 10, SMP Negeri 2 Palopo, dan SMP Negeri 8 Palopo.
Guru pendidikan agama Islam pada SMP Negeri di kota Palopo memiliki
rasa kemanusiaan dalam mendidik. Hal tersebut berdasarkan hasil observasi
peneliti, yang senantiasa memantau perkembangan peserta didik, tanpa
membedakan peserta didik. Guru pendidikan agama Islam memiliki kepribadian
yang baik dalam mengajar peserta didik. Kepribadian baik dimaksud, senantiasa
menujukkan sisi terbaiknya pada peserta didik, baik tutur kata dan perilaku.
Senantiasa sabar dalam membina peserta didik. Kesabaran ini dapat terlihat dari
observasi peneliti, yang sabar mendidik dalam situasi pandemik. Dengan
keterbatasan yang dimiliki peserta didik, guru memberikan keringanan dalam
memberikan waktu pengumpulan tugas. Waktu pengumpulan tugas diberikan 1x
24 jam, dan adapun guru yang memberikan waktu selama 1 minggu untuk
mengumpulkan tugasnya. Kedisplinan guru pendidikan agama Islam pada SMP
Negeri di kota Palopo dalam melakukan tugasnya selaku pendidik, sudah
69
dikatakan displin dalam menjalankan tugasnya. Hal ini berdasarkan pengamatan
peneliti, melihat kehadiran guru pendidikan agama Islam baik melalui portal
kehadiran bagi SMP Negeri 10 Palopo dan SMP Negeri 2 Palopo, serta melihat
kehadiran guru pendidikan agama Islam pada SMP Negeri 8 Palopo melalui check
lock. Kerendahan hati guru pendidikan agama Islam terlihat dengan sikap guru
yang senantiasa berbagi cerita dengan peserta didikya. Begitupun dengan peneliti,
guru pendidikan agama Islam selalu menunjukkan sikap tawadu dalam berbagi
ilmu, tanpa menunjukkan sikap tinggi hati walaupun ilmunya telah mempuni.26
Secara keseluruhan dari tiga sekolah melaksanakan perencanaan pembelajaran dengan baik. Guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi
dalam membuat perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang
disusun oleh guru pendidikan agama Islam sebagai salah satu bentuk pengarahan
dalam proses pembelajaran yang akan guru pendidikan agama Islam lakukan.
Menurut Sitti Amrah,
“Mendesain perencanaan pembelajaran dengan menyelaraskan metode
yang digunakan, sehingga sejalan ketika guru melakukan proses
pembelajaran.”27
Penyusunan perangkat pembelajaran harus memiliki konsistensi dan
kesesuaian materi dan menyesuaikan dengan metode hingga media pembelajaran
yang digunakan. Berdasarkan perangkat pembelajaran informan A, dapat dilihat
26
27
Observasi penelitian, 20 Januari 2021- 26 Februari 2021.
Wawancara dengan Sitti Amrah, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 2
Palopo, Kamis 18 Februari 2021.
70
dari segi kelengkapan perangkat pembelajaran dibuat cukup baik.28 Perangkat
pembelajaran yang tersedia diantaranya, program tahunan, kalender pendidikan,
silabus, jadwal pelajaran, daftar nilai dan kehadiran, dan RPP. Materi yang
disajikan sebagai guru pendidikan agama Islam sudah sesuai, penggunaan media
dan metode tanya jawab. Dalam penguasaan materi bisa dikatakan baik. Untuk
pemanfaatan teknologi, informan A mengungkapkan bahwa,
“Guru memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. Aplikasi
yang digunakan whatsapp, google form dan classroom.”29
Sesuai dengan yang diungkapkan oleh informan A, pemanfaatan aplikasi
whatsapp30, dengan menambahkan link video dari youtube31 dan penggunaan
clasroom.32 Dalam proses pembelajaran, informan A menyapa peserta didik
dengan menggunakan aplikasi whatsapp pada handphone. Absen yang digunakan
berlaku untuk satu minggu. Tidak mengisi absen namun tidak menyertai
pembuatan tugas dianggap sebagai bolos.33 Dengan proses pembelajaran online
28
Lihat pada lampiran 7,
Gambar 38.
Perangkat Pembelajaran Guru Pendidikan Agama Islam,
29
Wawancara dengan informan A, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri
10Palopo Kamis 17 Februari 2021.
30
Lihat pada lampiran 4, Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran sebagai Media
Pembelajaran oleh Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo, Gambar 31.
31
Lihat pada lampiran 4, Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran sebagai Media
Pembelajaran oleh Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo, Gambar 31.
32
Lihat pada lampiran 4, Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran sebagai Media
Pembelajaran oleh Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo, Gambar 24.
33
Lihat pada lampiran 7, Perangkat Pembelajaran Guru Pendidikan agama Islam , pada
nomor 7 Media Pembelajaran yang digunakan.
71
ini ada kendala yang dihadapi oleh informan A sebagai guru pendidikan agama
Islam. Informan A mengatakan bahwa,
“Kendalanya peserta didik seringkali tidak aktif karena tidak ada hp atau
kuota. Solusinya, peserta didik datang langsung ke sekolah mengerjakan
tugas lalu dikumpulkan.34
Bagi peserta didik yang tidak memiliki handphone ataupun terkandala
jaringan internet, dianjurkan untuk datang ke sekolah untuk mengerjakan tugas
yang diberikan. Peserta didik biasanya datang ke sekolah dengan tetap diarahkan
untuk memakai masker dan jaga jarak apabila yang datang lebih dari satu orang.
Dari segi evaluasi pembelajaran, informan A menggunakan via google form untuk
membuat soal pilihan ganda baik untuk pemenuhan tugas sehari-hari, UTS, dan
dimanfaatkan pula untuk UAS.35 Apabila kondisi yang sama terjadi lagi dengan
peserta didik yang tidak memiliki handphone dan jaringan internet. Sekolah
memberikan kebijakan dapat datang mengerjakan di sekolah dengan tetap
menjaga jarak satu peserta didik hanya boleh duduk satu orang per bangku.36
Dengan begitu, peserta didik yang tidak memiliki atau handphone bisa tetap ikut
melaksanakan UTS dan UAS tanpa ada halangan lagi.
Kelengkapan perangkat pembelajaran yang dibuat oleh informan B bisa
dikatakan baik.37 Perangkat pembelajaran tersebut terdiri; sampul, jadwal tatap
34
Wawancara dengan informan A, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 10
Palopo, Kamis, 17 Februari 2021.
35
Lihat pada lampiran 4, Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran sebagai Media
Pembelajaran oleh Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo, Gambar 25.
36
Pernyataan informan A, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 10 Palopo
Rabu, 27 Januari 2021.
37
Lihat pada lampiran 7, Perangkat Pembelajaran Guru Pendidikan agama Islam,
Gambar 39.
72
muka, kalender pendidikan, analisis alokasi waktu, program tahunan, program
semester, kriteria ketuntasan minimal (KKM), silabus, absen dan daftar nilai, dan
RPP yang dirancang untuk situasi covid seperti sekarang. Dari segi penyesuaian
materi di RPP dengan silabus sudah sesuai. Begitupun dengan media yang
digunakan beserta metode sudah sesuai berdasarkan rencana pelaksanaan
pembelajaran daring. Untuk pemanfataan teknologi, informan B menggunakan
aplikasi whatsapp dan google meet.38 Dalam proses pembelajaran informan B
menggunakan laptop dalam mengakses internet sebagai media pembelajaran.
Sebagai guru pendidikan agama Islam melalui via whatsapp informan B menyapa
terlebih dahulu disertai dengan memberikan motivasi kepada peserta didik, dan
doa.39 Ketika peserta didik telah menyapa balik, guru memberikan link google
meet untuk masuk dalam google meet tersebut.40 Guru pendidikan agama Islam
memberikan batasan waktu hanya 10 menit untuk menjelaskan sedikit isi dari
materi pembelajaran dan tugas yang akan diberikan setelahnya. Alasan waktu
google meet dibatasi karena memperhitungkan data internet yang digunakan
peserta didik hanya terbatas41 Sesudah pertemuan di google meet, guru
memperjelas tugas yang diberikan melalui whatsapp. Proses pembelajaran yang
38
Lihat pada lampiran 7, Perangkat Pembelajaran Guru Pendidikan agama Islam,
Gambar 39, nomor 9 Media Pembelajaran yang digunakan.
39
Lihat pada lampiran 6, Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran sebagai Media
Pembelajaran oleh Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo, Gambar 32.
40
Lihat pada lampiran 6, Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran sebagai Media
Pembelajaran oleh Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo, Gambar 29.
41
Pernyataan informan B, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 2 Palopo,
Sabtu 23 Januari 2021.
73
dilakukan ini diakui oleh informan B memiliki kendala dari peserta didik.
Menurut informan B,
“Respon peserta didik ada yang antusias dan ada juga yang kurang
antusias dalam pembelajaran online ini.”42
Dengan kendala tersebut, informan B memaksimalkan pembelajaran agar
peserta didik dapat memenuhi tugasnya. Dalam evaluasi pembelajaran, guru
pendidikan agama Islam menggunakan google form sebagai alternatif dalam
penilaian UTS dan UAS.43 Dengan pemanfaatan google form, memudahkan dalam
menilai hasil UTS dan UAS peserta didik.
Perangkat pembelajaran yang dibuat oleh informan C bisa dikategorikan
baik.44 Perangkat pembelajaran tersebut terdiri; sampul, daftar isi, kalender,
pemetaan kompetensi dan kompetensi dasar, jadwal mengajar, program tahunan,
program semester, alokasi waktu, KKM, daftar hadir dan daftar nilai, dan RPP
yang disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran saat ini. Berdasarkan RPP yang
buat oleh informan C telah disesuaikan dengan isi silabus. Begitupun dengan
metode dan media yang digunakan. Pemanfaatan teknologi yang digunakan dalam
42
Wawancara dengan informan B, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 2
Palopo, Kamis 18 Februari 2021.
43
Lihat pada lampiran 6, Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran sebagai Media
Pembelajaran oleh Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo, Gambar 26.
44
Lihat pada lampiran 7, Perangkat Pembelajaran Guru Pendidikan agama Islam,
Gambar 40.
74
proses pembelajaran yaitu whatsapp dengan fitur chat dan voice note nya.45
Sesuai dengan pernyataan informan C bahwa:
“Guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi. Teknologi yang
saya gunakan whatsapp dengan menggunakan via voice note dan chat
dalam mengajar, biasanya juga google meet juga.”46
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam
menggunakan whatsapp. Guru menyapa peserta didik dengan salam. Melalui
voice note guru pendidikan agama Islam menanyakan kabar dan mengingatkan
peserta didik dengan tugas sebelumnya. Selanjutnya, memberikan tugas. Kegiatan
pembelajaran memang memiliki tantangan tersendiri bagi guru pendidikan agama
Islam. Tantangan tersebut datang dari kendala dari peserta didik. Interaksi
memang kurang maksimal namun ada pula yang memperhatikan. Ada peserta
didik yang hanya mengabsen dan ada juga yang mengamati. Maka, dari itu guru
pendidikan agama Islam meminta bukti berupa foto peserta didik sementara
mengerjarkan tugas yang diberikan oleh guru.47 Hal tersebut merupakan salah satu
bentuk inisiatif guru pendidikan agama Islam, agar lebih bisa menilai peserta
didik yang aktif. Dalam penilaian UTS dan UAS, informan B memanfaatkan
google meet.48 Pemanfaatan google meet
membantu guru pendidikan agama
45
Lihat pada lampiran 7, Perangkat Pembelajaran Guru Pendidikan agama Islam,
Gambar 40, nomor 12, Media Pembelajaran yang digunakan.
46
Wawancara dengan informan C, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 2
Palopo, Kamis 18 Februari 2021.
47
Wawancara dengan informan C, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 2
Palopo, Kamis 18 Februari 2021.
48
Wawancara dengan informan C Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 2
Palopo,, Kamis 18 Februari 2021.
75
Islam dalam mengelola nilai peserta didik.
Berdasarkan perangkat pembelajaran yang dibuat oleh informan D sebagai
guru pendidikan agama Islam bisa dibilang baik.49 Perangkat pembelajaran
tersebut terdiri; sampul, kalender pendidikan, analisis alokasi waktu, pemetaan
kompetensi inti dan kompetensi dasar, KKM, alokasi waktu, program tahunan,
silabus, daftar hadir, dan RPP yang dibuat berdasarkan pemenuhan pembelajaran
online. RPP yang dibuat oleh guru pendidikan agama Islam sudah sesuai dengan
isi silabus. Penggunaan metode pembelajaran tanya jawab dan media yang
digunakan telah sesuai.
Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, selain menggunakan buku
cetak,50 juga memanfaatkan aplikasi whatsapp dan youtube.51 Dengan penggunaan
teknologi tersebut diharapkan mampu memberikan proses pembelajaran dengan
baik. Pembelajaran berjalan dilakukan dengan penggunaan aplikasi whatsapp.
Guru pendidikan agama Islam menyapa peserta didik dengan ucapan salam.
Setelah itu, guru pendidikan agama Islam memberikan link youtube sebagai
pendukung materi pembelajaran dan tidak lupa guru mengabsen peserta didik.
Namun keadaan yang masih dalam kondisi pandemik ada saja kendala yang hadir
terutama dari peserta didik. Pengumpulan tugas yang lambat dikarenakan salah
49
Lihat pada lampiran 7,
Islam., Gambar 41.
Perangkat Pembelajaran Guru Pendidikan agama
50
Lihat pada lampiran 6, Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran sebagai Media
Pembelajaran oleh Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo, Gambar 21Gambar 22.
51
Lihat pada lampiran 6, Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran sebagai Media
Pembelajaran oleh Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo, Gambar 34.
76
satu alasannya ada peserta didik yang tidak memiliki handphone.52 Guru
pendidikan agama Islam memberikan jangka waktu dalam pengumpulan tugas
agar peserta didik bisa mengumpulkan tugas yang tertinggal. Untuk penilaian
sumatif dan formatif dilakukan dengan menggunakan google form. Penggunaan
google form membantu informan D dalam mengumpulkan nilai-nilai peserta
didik. nilai-nilai peserta didik tersimpan di google drive guru pendidikan agama
Islam.
Informan E selaku guru pendidikan agama Islam membuat perangkat
pembelajaran dengan kelengkapan baik.53Perangkat tersebut memuat diantaranya;
program semester, program tahunan, analisis minggu efektif dan tidak efektif,
ketuntasan belajar minimal, pemetaan kompetensi dan teknik penilaian, silabus,
RPP beserta daftar hadir dan nilai. Penyesuaian materi yang berada di silabus dan
RPP yang diajarkan sudah sesuai. Begitu juga sesuainya media dan metode yang
digunakan oleh guru pendidikan agama Islam. Pemanfaatan teknologi dalam
pembelajaran oleh informan E yaitu, menggunakan handphone untuk mengakses
aplikasi whatsapp,54 dan menyajikan materi pembelajaran dengan bentuk power
point.55 Selain
itu
informan
E
juga
menggunakan
classroom.56 Proses
52
Wawancara dengan infroman D, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 2
Palopo, Sabtu 30 Januari 2021.
53
Lihat pada lampiran 7, Perangkat Pembelajaran Guru Pendidikan agama Islam.,
Gambar 42.
54
Lihat pada lampiran 7, Perangkat Pembelajaran Guru Pendidikan agama
Islam., Gambar 42, nomor 9, Media Pembelajaran yang digunakan.
55
Lihat pada lampiran 6, Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran sebagai Media
Pembelajaran oleh Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo, Gambar 28.
56
Wawancara dengan infrorman E, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 8
Palopo, Rabu, 3 Februari 2021.
77
pembelajaran menggunakan whatsapp sebagai media pembelajaran yang utama.
Guru pendidikan agama Islam terlebih dahulu menyapa, dan mendoakan peserta
didik. Selanjutnya, guru pendidikan agama Islam mengingatkan peserta didik
untuk menyediakan alat tulis dan tidak pula untuk mengingatkan peserta didik
berdoa. Teknologi pembelajaran tersebut guru pendidikan agama Islam
melakukan inovasi pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru pendidikan
agama Islam menemui kendala dalam pembelajaran. Menurut informan E,
“Interaksi pembelajaran memang tidak seaktif seperti biasanya. Kendala
peserta didik diantaranya tidak punya jaringan atau hanya menggunakan
hp orangtuanya.”57
Kendala tersebut memang memberikan tantangan bagi guru pendidikan
agama Islam untuk selalu membangun proses pembelajaran tetap aktif meski tidak
seaktif sebelum corona. Informan E sebagai guru pendidikan agama Islam
memberikan jangka waktu bagi peserta didik untuk tetap mengumpulkan
tugasnya.
58
Dengan begitu, peserta didik dapat memenuhi tugasnya yang kosong.
Bagi evaluasi pembelajaran, guru pendidikan agama Islam memanfaatkan google
form untuk membantu dalam penilaian peserta didik.59 Penggunaan google form
memudahkan guru pendidikan agama Islam dalam mengetahui nilai peserta
didiknya.
Perangkat pembelajaran yang buat oleh informan F selaku guru pendidikan
57
Wawancara infrorman E, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 8 Palopo,
Rabu, 3 Februari 2021.
58
Pernyataan informan E, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 8 Palopo,
Rabu ,3 Februari 2021.
59
Wawancara infrorman E, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 2 Palopo,
Rabu, 3 Februari 2021.
78
agama Islam, dari kelengkapan administrasi sudah memenuhi.60 Perangkat
pembelajaran informan F terdiri; sampul, daftar isi, pengesahan, kalender
pendidikan, analisis minggu efektif, jadwal tatap muka, program tahunan,
program semester, pemetaan kompetensi inti dan kompetensi dasar, silabus, RPP,
KKM, daftar isi. Adanya kesesuaian antara silabus dan RPP dan materi yang
diajarkan. Penggunaan metode dan media pun begitu. Pemanfaatan teknologi
dalam pembelajaran dengan menggunakan aplikasi whatsapp dan classroom.61
Guru pendidikan agama Islam menyapa peserta didik melalui whatsapp.
Menanyakan kabar dan mendoakan peserta didik. Selanjutnya guru memberikan
materi yang akan dipelajari dengan halaman buku cetak di bawah di siswa di
rumah masing-masing. Proses pembelajaran metode tanya jawab dengan guru
pendidikan agama Islam mulai menyapa dan memberikan nasihat. Adapun
kendala yang dialami oleh informan E dalam proses pembelajaran berasal dari
peserta didik. Informan E menyatakan bahwa,
“Fasilitas pembelajaran seperti hp yang digunakan peserta didik
merupakan milik orangtua mereka. Peserta didik juga mengandalkan data
internet.”62
Dalam permasalahan tersebut, guru pendidikan agama Islam memberikan
solusi untuk mengumpulkan tugasnya yang tertunda ke rumah gurunya atau ke
sekolah. Guru pendidikan agama Islam juga biasanya menghubungi peserta didik
60
Lihat pada lampiran 7, Perangkat Pembelajaran Guru Pendidikan agama Islam.,
Gambar 43.
61
Wawancara informan F, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 8 Palopo,
Senin, 22 Februari 2021.
62
Wawancara dengan informan F, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 2
Palopo, Senin, 22 Februari 2021.
79
yang nilainya tidak tuntas dengan cara video call.63 Dengan begitu, guru tahu
kendala yang dialami peserta didik. Evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru pendidikan agama Islam dengan menggunakan google meet. Google
form sangat memudahkan guru pendidikan agama Islam dalam memberikan
penilaian UTS dan UAS peserta didik.
Informan G selaku guru pendidikan agama Islam membuat perangkat
pembelajaran dengan baik.64 Isi perangkat pembelajaran tersebut diantaranya,
sampul, kalender pendidikan, program semester, daftar hadir dan nilai, program
tahunan, KKM, silabus, dan RPP untuk pembelajaran jarak jauh. Ada kesesuaian
isi RPP dengan silabus yang digunakan. Menyampaikan materi sesuai dengan
RPP. Pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran yang dipilih oleh guru
pendidikan agama Islam adalah whatsaap.65 Membuat video pembelajaran,66 dan
penggunaan class room.67 Untuk penyesuaian media yang digunakan berdasarkan
RPP bahwa hanya memilih menggunakan satu media pembelajaran. Pembelajaran
dilaksanakan
dengan
memanfaatkan
teknologi
tersebut
dengan
harapan
pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Mengingat kondisi yang belum stabil
dalam pembelajaran. Proses pembelajaran dengan umumnya menggunakan
63
Wawancara dengan informan F, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 8
Palopo , Senin, 22 Februari 2021.
64
Lihat pada lampiran 7, Perangkat Pembelajaran Guru Pendidikan agama Islam,
Gambar 44.
65
Lihat pada lampiran 7, Perangkat Pembelajaran Guru Pendidikan agama Islam,
Gambar 44, nomor 9, Media Pembelajaran yang digunakan.
66
Lihat pada lampiran 6, Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran sebagai Media
Pembelajaran oleh Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo, Gambar 30.
67
Wawancara dengan informan G, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 8
Palopo, Jum’at, 12 Februari 2021.
80
whatsapp. Guru pendidikan agama Islam menyapa peserta didik dan tak lupa
menanyakan kabar. Setelah itu, guru memberikan arahan pembelajaran dengan
materi yang dipelajari beserta tugas yang diberikan. Selanjutnya, guru pendidikan
agama Islam mengabsen peserta didiknya. Ada saja kendala yang dialami oleh
guru pendidikan agama Islam. Menurut informan G bahwa,
Penggunaan aplikasi memudahkan siswa, tapi kendalanya ada siswa yang
hanya memiliki hp sementara anaknya tidak. Ketika orang tuanya keluar
rumah, otomatis siswa itu tidak ikut belajar. Jadi, guru memberikan waktu
sampai malam mengumpulkan tugas.68
Dengan kendala yang dihadapi peserta didik, cukup melambat dalam
merespon pembelajaran dengan cepat. Meski begitu, guru pendidikan agama
Islam hanya memaklumi dengan keadaan tersebut. Asalkan peserta didik yang
tadinya terhalang dapat mengumpulkan tugasnya sampai jangka waktu yang
diberikan guru. Guru pendidikan agama Islam menjadikan google meet sebagai
media untuk melakukan evaluasi pembelajaran. Baik dalam penilaian UTS dan
UAS.69 Hal ini sesuai dengan pernyataan informan G,
“Guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi pada evaluasi
pembelajaran. Aplikasi yang digunakan yaitu google form. Kendala
peserta didik yang berada jauh seringkali membuat jaringan yang
terganggu”70
Penggunaan google form mampu meringankan penilaian guru pendidikan
agama Islam. Apalagi saat pandemik seperti ini. Selain kegiatan pembelajaran
68
Wawancara dengan informan G, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 8
Palopo, Jum’at, 12 Februari 2021.
69
Lihat pada lampiran 5, Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran sebagai Media
Pembelajaran oleh Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo, Gambar 27.
70
Wawancara dengan informan G, Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 8
Palopo, Jum’at, 12 Februari 2021.
81
yang memiliki kendala, proses penilaian juga memiliki kendala. Jaringan yang
tidak selalu bagus, membuat peserta didik yang berada jauh mengalami kesulitan
dalam mengakses soal melalui google meet. Sekali lagi, memaklumi apabila
peserta didik lambat dalam mengerjakan tugas. Terpenting bahwa peserta didik
memiliki usaha untuk melaksanakan ujian.
Kemampuan profesional guru pendidikan agama Islam yang berada di
Kota Palopo. Dari segi kualitas pendidikan telah banyak yang menempuh
pendidikan Magister (S2), bahkan ada yang menempuh pendidikan (S3). Ini
membuktikan adanya kesungguhan guru dalam meningkatkan ilmu pengetahuan
dan skill nya untuk terus menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dari
segi keterampilan yang dimilikinya dalam mengajar. Berdasarkan observasi yang
dilakukan oleh peneliti. Lima diantara tujuh guru pendidikan agama Islam yang
dijadikan peneliti sebagai subjek penelitian bisa dikatakan profesional dari segi
keterampilan dan didukung pula dengan pendidikan yang tinggi.71 Pendidikan
memang cukup berpengaruh terhadap kualitas kompetensi yang dimiliki guru
pendidikan agama Islam di Kota Palopo. Namun tidak menutup kemungkinan,
kualitas pendidikan tinggi yang dimiliki guru pendidikan agama Islam di Kota
Palopo akan tetap menjadi tolak ukur utama dalam menyimpulkan guru
pendidikan agama Islam itu profesional atau tidak. Satu diantara lima guru
pendidikan agama Islam yang disebutkan peneliti sebagai kategori guru
pendidikan agama Islam profesional adalah guru pendidikan agama Islam yang
menempuh pendidikan sampai pada sarjana (S1). Tetapi, guru pendidikan agama
71
Observasi oleh peneliti, 20 Januari-26 Februari 2021.
82
Islam tersebut mampu memanfaatkan dengan baik fitur aplikasi dari teknologi
pembelajaran yang dianggap pasif. Dengan keterampilannya, guru pendidikan
agama Islam tersebut aktif dan itu memberikan efek bagi peserta didik untuk ikut
aktif.
6. Kontribusi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam dalam Peningkatan
Hasil Belajar pada SMP Negeri di Kota Palopo
Upaya melakukan perbaikan dalam pembelajaran dilakukan dengan
berbagai pihak yang andil di dalamnya, salah satunya oleh guru. Guru melakukan
berbagai strategi dalam pembelajaran dalam menyukseskan pembelajaran. Salah
satu yang menjadi perhatian dalam peningkatan pembelajaran yaitu pendidikan
agama Islam. Guru pendidikan agama Islam memiliki tanggung jawab dalam
mendidik, mengajarkan, dan membina peserta didik menjadi berakhlak dan
berilmu. Dengan begitu, guru pendidikan agama Islam memiliki peranan penting
guna peningkatan hasil belajar peserta didik.
Dalam rangka mengetahui kontribusi guru pendidikan agama Islam dalam
peningkatan hasil belajar. Peneliti melakukan penelitian ditiga sekolah pada SMP
Negeri di Kota Palopo; SMP Negeri 10 Palopo, SMP Negeri 2 Palopo, dan SMP
Negeri 8 Palopo untuk mengetahui, khususnya kontribusi guru pendidikan agama
Islam dalam peningkatan hasil belajar pada SMP Negeri di Kota Palopo. Hasil
belajar pada SMP Negeri 10 di tahun ajaran 2019/2020,72 dan hasil belajar peserta
72
Lihat pada lampiran 8, Nilai Peserta Didik pada SMP Negeri di Kota Palopo (SMP
Negeri 10 Palopo, SMP Negeri 2 Palopo, dan SMP Negeri 8 Palopo), Gambar 45.
83
didik pada SMP Negeri 10 di tahun ajaran 2020/202173 menunjukkan, nilai
peserta didik mengalami peningkatan hasil belajar. Seluruh nilai peserta didik dari
tahun ajaran 2019/2020 dan tahun ajaran 2020/2021 memiliki nilai diatas KKM
mata pelajaran pendidikan agama Islam, 75. Dibuktikan dengan nilai pengetahuan
tertingi yaitu 94 dan nilai keterampilan tertinggi yaitu 93,7. Tidak jauh beda
dengan SMP Negeri 10 Palopo. Hasil belajar peserta didik pada SMP Negeri 2
Palopo di tahun ajaran 2019/2020, 74 dan hasil belajar peserta didik di tahun ajaran
2020/202175 menunjukkan, nilai peserta didik mengalami peningkatan hasil
belajar. Peserta didik di tahun ajaran 2019/2020 dan tahun ajaran 2020/2021
memiliki nilai diatas KKM, 75.Nilai peserta didik tertinggi di tahun 2019/2020
didapatkan dengan nilai rata-rata 96. Nilai peserta didik tertinggi di tahun ajaran
2020/2021 didapatkan dengan nilai rata-rata 99.
Hasil belajar peserta didik pada SMP Negeri 8 Palopo di tahun
2019/2020,76 dan hasil belajar peserta didik di tahun ajaran 2020/202177
menunjukkan, nilai peserta didik mengalami peningkatan hasil belajar. Meskipun
peserta didik pada tahun ajaran 2019/2020 mendapatkan nilai diatas KKM, tetapi
nilai tertinggi adalah 93. Sedangkan ada beberapa nilai peserta didik pada tahun
73
Lihat pada lampiran 8, Nilai Peserta Didik pada SMP Negeri di Kota Palopo (SMP
Negeri 10 Palopo, SMP Negeri 2 Palopo, dan SMP Negeri 8 Palopo), Gambar 46.
74
Lihat pada lampiran 8, Nilai Peserta Didik pada SMP Negeri di Kota Palopo (SMP
Negeri 10 Palopo, SMP Negeri 2 Palopo, dan SMP Negeri 8 Palopo), Gambar 47.
75
Lihat pada lampiran 8, Nilai Peserta Didik pada SMP Negeri di Kota Palopo (SMP
Negeri 10 Palopo, SMP Negeri 2 Palopo, dan SMP Negeri 8 Palopo), Gambar 48.
76
Lihat pada lampiran 8, Nilai Peserta Didik pada SMP Negeri di Kota Palopo (SMP
Negeri 10 Palopo, SMP Negeri 2 Palopo, dan SMP Negeri 8 Palopo), Gambar 49.
77
Lihat pada lampiran 8, Nilai Peserta Didik pada SMP Negeri di Kota Palopo (SMP
Negeri 10 Palopo, SMP Negeri 2 Palopo, dan SMP Negeri 8 Palopo), Gambar 50.
84
ajaran 2020/2021 mendapatkan nilai standar KKM, tetapi paling tertinggi yang
didapatkan peserta didik adalah 97. Dengan demikian, kontribusi guru pendidikan
agama Islam dalam peningkatan hasil belajar di SMP Negeri di Kota Palopo bisa
dikatakan berhasil. Hal tersebut didasarkan pada bukti nilai peserta didik yang
didapatkan oleh peneliti, baik dari dokumentasi guru pendidikan agama Islam
maupun dokumentasi staf sekolah.
B. Pembahasan
4.1 Sistem Pembelajaran Berbasis Teknologi pada SMP Negeri di Kota Palopo
Sistem pembelajaran pada SMP Negeri di Kota Palopo dilakukan dengan
memanfaatkan internet sebagai teknologi. Mulai dari guru pendidikan agama
Islam mengisi daftar hadir dengan laporan kehadiran secara daring78 dan portal
daftar hadir online guru.79 Kegiatan pembelajaran berdasarkan hasil observasi
peneliti di SMP Negeri di Kota Palopo (SMP Negeri 10 Palopo, SMP Negeri 2
Palopo, dan SMP Negeri 10 Palopo), dilaksanakan dari rumah secara daring.80 Hal
tersebut sesuai dengan Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Deases
(COVID-19) Nomor 2 mengenai Proses Belajar dari Rumah dengan ketentuan
sebagai berikut:
78
Lihat pada lampiran 6, Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran sebagai Media
Pembelajaran oleh Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo, Gambar 10Gambar 11.
79
Lihat pada lampiran 6, Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran sebagai Media
Pembelajaran oleh Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo, Gambar 12Gambar 13.3
80
Observasi oleh peneliti, Rabu, 20 Januari 2021- Kamis 21 Januari 2021.
85
a.Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani
tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun
kelulusan;
b. Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara
ain mengenai pandemi Covid-19;
c. Aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah dapat bervariasi
antarsiswa,
sesuai
mempertimbangkan
minat
dan
kesenjangan
kondisi
masing-masing,
akses/fasilitas
belajar
termasuk
di
rumah;
d. Bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik.81 Dengan
demikian, Sekolah menetapkan PPJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dengan sistem
pembelajaran berbasis teknologi. Teknologi yang dimaksud berupa media
pembelajaran digunakan.
Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran memudahkan guru dalam
melaksanakan tugasnya. Adapun fasilitas yang digunakan oleh guru pendidikan
agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo. Menurut Sartono, selaku guru
pendidikan agama Islam pada SMP Negeri 10 Palopo menyatakan bahwa,
jaringan wi-fi yang tersedia di sekolah. Hp dan laptop menjadi bagian dari media
pendukung pembelajaran.
81
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2020
Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus
Deases (COVID-19). http://pgdikmen.kemdikbud.go.id/read-news/surat-edaran-mendikbudnomor-4-tahun-2020.
86
Begitu juga, guru pendidikan agama Islam pada SMP Negeri 2 Palopo,
menyatakan ada dua LCD yang tersedia,82 Lab,83 dan buku pengangan guru dan
peserta didik yang dibawa masing-masing ke rumahnya, serta wifi yang
digunakan guru sebagai pendukung dalam proses pembelajaran online.84
Ditambah dengan guru pendidikan agama Islam pada SMP Negeri 8 Palopo
menyatakan, fasilitas pendukung berbasis teknologi pada SMP Negeri 8 Palopo
adalah jaringan wifi, laboratorium TIK,85 laptop, LCD dan perangkat pendukung
lainnya (buku-cetak).86 Dengan demikian, sistem pembelajaran berbasis teknologi
berupa media pembelajaran yang digunakan guru pendidikan agama Islam selain
media berbasis cetak: buku, media berbasis komputer: laptop dan komputer, serta
handphone ataupun gadget. Pengggunaan jenis-jenis media pemberlajaran
tersebut sesuai dengan teori Husniyatus Salamah Zainiyati dalam bukunya
“Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT: Konsep dan Aplikasi pada
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,” yaitu :
a) Media hasil teknologi cetak, dasar pengembangan untuk menyampaikan materi
seperti; buku dan materi visual statis.
b) Media hasil teknologi audio-visual, penyampaian pesan melalui mesin-mesin
mekanis dan elektronik yang bersifat audio-visual seperti, proyektor film, tape,
recorder, dll.
82
Wawancara dengan Lubis, Sabtu 30 Januari 2021.
83
Wawancara dengan Sitti Amrah, Kamis 18 Februari 2021.
84
Wawancara dengan Rahmah, Kamis 18 Februari 2021.
85
86
Wawancara dengan Sitti Hadijah, Senin, 22 Februari 2021.
Wawancara dengan Hj.Rahayu, Rabu, 3 Februari 2021.
87
c) Media hasil teknologi berdasarkan komputer, cara menyampaikan atau
menghasilkan pesan melalui layar kaca dengan penyimpanan digital.
d) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer, penyampaian pesan
dengan beberapa gabungan media komputer.87 Selain itu, dengan jenis beberapa
media pembelajaran ini, guru pendidikan agama dapat mengakses internet dalam
proses pembelajaran.
Sartono menyatakan, Aplikasi secara umum guru menggunakan whatsapp
sebagai media pembelajaran.88 Sitti hadijah menambahkan Aplikasi secara umum
guru menggunakan whatsapp sebagai media pembelajaran.89 Hal ini diperkuat
dengan dokumentasi peneliti sebagai bukti bahwa whatsapp menjadi aplikasi yang
digemari dalam proses pembelajaran.90 Untuk evaluasi pembelajaran, SMP Negeri
kota Palopo memilih google form sebagai media untuk penilaian UTS dan UAS.
Dengan ini diperkuat dengan dokumentasi peneliti, guru pendidikan agama Islam
menggunakan google form.91
Pemanfaatan media pembelajaran berbasis internet ini didukung dengan
87
Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT:
Konsep dan Aplikasi pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Cet I; Jakarta: Kencana,
2017), 72-75.
88
Pernyataan Sartono Bin Sabah, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 10 Palopo,
Rabu 27, Januari 2021.
89
Wawancara dengan Sitti Hadijah,
Palopo, Senin, 22 Februari 2021.
Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 8
90
Lihat pada lampiran 6, Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran sebagai Media
Pembelajaran oleh Guru Pendidikan agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo, Gambar 3137.
91
Lihat pada lampiran 6, Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran sebagai Media
Pembelajaran oleh Guru Pendidikan agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo, Gambar 25Gambar 27.
88
teori Syamsul Ridwan menyatakan bahwa, perkembangan ICT atau khusus
internet telah membentuk kelas maya dimana guru mengelola pembelajaran
seperti halnya di kelas.92 Ditambahkan Unik Hanifah., dkk, bahwa teknologi
berbasis internet pembelajaran secara daring/online, dimana guru/dosen
dapat
menggunakan
web,
whatsapp,
e-learning,
classroom, dll.93 Sistem
pembelajaran berbasis teknologi pada SMP Negeri di Kota Palopo memanfaatkan
beragam jenis media pembelajaran. Baik pemanfaatan media pembelajaran
perangkat keras maupun berbasis internet. Semua itu dapat mendukung
pembelajaran, mengingat kondisi yang masih menganjurkan peserta didik belajar
dari rumah.
5.2 Kemampuan Profesional Guru Pendidikan Islam dalam Pemanfaatan
Teknologi Pembelajaran pada SMP Negeri di Kota Palopo
Aspek yang menjadi penilaian pertama guru pendidikan profesional yaitu
memiliki kualifikasi pendidikan. Hal ini peneliti peroleh pada dokumentasi profil
guru yang berada di SMP Negeri di Kota Palopo (SMP Negeri 10, SMP Negeri 2
Palopo, dan SMP Negeri 8 Palopo).
94
Satu diantara tujuh guru pendidikan agama
Islam, memiliki kualifikasi pendidikan Doktor (S3). Empat guru pendidikan
agama Islam, memiliki kualifikasi pendidikan Magister (S2). Dan dua guru
92
Syamsul Ridwan, Media Pembelajaran Berbasis Teknologi pada Mata Pelajaran PAI,
STIT Lingga Kepulauan Riau, Al-Kabir: Jurnal Program Studi Pendidikan Agama Islam, Vol 1,
No 1 (2020): 1-14. http://jurnal.stit-lingga.ac.id/index.php/alkabir/article/view/10/3.
93
Unik Hanifah Salbila., dkk, Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Berbasis Online Masa Pandemik Covid-19, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta,Jurnal
Penelitian Tarbawi Vol 6, No 1 (2021): 1-9. https://doi.org/10.37216/tarbawi.v6i1.356.
94
Lihat pada nomor 2, Tenaga Guru (SMP Negeri 10 Palopo, SMP Negeri 2 Palopo, dan
SMP Negeri 8 Palopo), Tabel 4- Tabel 6.
89
pendidikan agama Islam memiliki kualifikasi pendidikan Sarjana (S1).
Temuan ini didukung oleh tugas keprofesionalan guru dengan memiliki
kewajiban berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, BAB
IV Bagian Ke-dua mengenai hak dan kewajiban, Pasal 20 salah satunya,
Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan IPTEK serta seni. 95 Ditambahkan
Wina Sangjaya dalam bukunya “Strategi pembelajaran Berorientasi Standar
Proses pendidikan” menyatakan bahwa keahlian dan kemampuan yang dimiliki
tenaga profesi didasarkan pada latar belakang pendidikan yang digeluti dan diakui
oleh masyarakat. Semakin tinggi ilmu yang didapatkan akan semakin tinggi
penghargaan yang akan diterima.96 Selain dengan kualifikasi pendidikan, tolak
ukur profesionalisme guru pendidikan agama Islam dapat diketahui berdasarkan
guru dapat melakukan perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran yang
bermutu dan evaluasi pembelajaran.
Guru pendidikan agama Islam pada SMP Negeri di kota Palopo memiliki
rasa kemanusiaan dalam mendidik. Hal tersebut berdasarkan hasil observasi
peneliti, yang senantiasa memantau perkembangan peserta didik, tanpa
membedakan peserta didik. Guru pendidikan agama Islam memiliki kepribadian
yang baik dalam mengajar peserta didik. Kepribadian baik dimaksud, senantiasa
menujukkan sisi terbaiknya pada peserta didik, baik tutur kata dan perilaku.
Senantiasa sabar dalam membina peserta didik. Kesabaran ini dapat terlihat dari
95
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
BAB IV, Pasal 20.
96
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, 15.
90
observasi peneliti, yang sabar mendidik dalam situasi pandemik. Dengan
keterbatasan yang dimiliki peserta didik, guru memberikan keringanan dalam
memberikan waktu pengumpulan tugas. Waktu pengumpulan tugas diberikan 1x
24 jam, dan adapun guru yang memberikan waktu selama 1 minggu untuk
mengumpulkan tugasnya.
Kedisplinan guru pendidikan agama Islam pada SMP Negeri di kota
Palopo dalam melakukan tugasnya selaku pendidik, sudah dikatakan displin
dalam menjalankan tugasnya. Hal ini berdasarkan pengamatan peneliti, melihat
kehadiran guru pendidikan agama Islam baik melalui portal kehadiran bagi SMP
Negeri 10 Palopo dan SMP Negeri 2 Palopo, serta melihat kehadiran guru
pendidikan agama Islam pada SMP Negeri 8 Palopo melalui check lock.
Kerendahan hati guru pendidikan agama Islam terlihat dengan sikap guru yang
senantiasa berbagi cerita dengan peserta didikya. Begitupun dengan peneliti, guru
pendidikan agama Islam selalu menunjukkan sikap tawadu dalam berbagi ilmu,
tanpa menunjukkan sikap tinggi hati walaupun ilmunya telah mempuni.97 Dengan
demikian, sikap mental guru pendidikan agama Islam menunjukkan hasil yang
baik.
Temuan ini, selaras dengan teori profesionalisme yang diungkapkan oleh
Muhammad Anwar yang menyatakan, istilah yang mengarah
mental dalam
kepada
sikap
hal komitmen dari para tenaga profesi untuk mewujudkan dan
meningkatkan kualitas profesionalnya.98 Sikap mental tersebut, dirinci dalam
97
98
Observasi penelitian, 20 Januari 2021- 26 Februari 2021.
Muhammad Anwar, Menjadi Guru Profesional, 23.
91
beberapa kategori menurut Syamsiah Nur dan Mardiah, Sikap mental yang patut
dimiliki guru profesional yaitu; kemanusiaan, kepribadian, kesabaran, kedisplinan,
dan kerendahan hati.99 Hal ini telah menunjukkan sikap mental sebagai variabel
profesionalisme, dikhususkan kepada guru pendidikan agama Islam yang
profesional.
Guru pendidikan agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo
melakukan perencanaan pembelajaran dengan baik. Terbukti, guru pendidikan
agama Islam membuat perangkat pembelajaran sebagai acuan atau petunjuk dalam
menyelesaikan
dengan
baik
proses
pembelajaran.100
Ditambahkan
hasil
wawancara Sitti Amrah salah satu guru pendidikan agama Islam menyatakan,
“Caranya adalah tentu diawali perangkat pembelajaran tentunya kemudian
dari perangkat pembelajaran itu di desainlah sebuah metode yang
konsistensi. Harus ada konsistensi antara perencanaan pembelajaraan yang
didesain sebelumnya dengan media yang harus dibuat.”101
Berdasarkan hasil observasi102 dan dokumentasi yang diperoleh peneliti,103
Guru pendidikan agama Islam menyesuaikan RPP berdasarkan isi silabus.
Begitupun dengan penggunaan metode dan media pembelajaran yang digunakan,
meski biasanya ada satu media tidak digunakan google meet atau zoom dengan
pertimbangan biaya kuota peserta didik. Dari segi evaluasi pembelajaran, hasil
99
Syamsiah Nur, dan Mardiah, Pentingnya Profesionalisme Guru dalam Pendidikan, AlLiqo: Jurnal Pendidikan Islam, vol 5, no 2 (2020): 215-228. https://doi.org/ 10.46963/ alliqo. v5i
02.245.
100
Lihat pada lampiran 7, Perangkat Pembelajaran Guru Pendidikan Agama Islam,
Gambar 38- Gambar 44.
101
Wawancara dengan Sitti Amrah, Kamis 18 Februari 2021.
102
Observasi oleh peneliti, 20 Januari-26 Februari 2021.
103
Lihat pada lampiran 7, Perangkat Pembelajaran Guru Pendidikan Agama Islam,
Gambar 38- Gambar 44.
92
dokumentasi yang didapatkan peneliti. Guru pendidikan agama Islam melakukan
penilaian dengan baik. Untuk membantu guru pendidikan agama Islam dalam
evaluasi pembelajaran, guru menggunakan google form
sebagai pemanfaatan
teknologi berbasis internet yang membantu dalam penilaian UTS dan UAS.
Temuan ini sesuai dengan tugas keprofesionalan guru dengan
104
memiliki
kewajiban berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, BAB
IV Bagian Ke-dua mengenai hak dan kewajiban, Pasal 20, salah satunya,
merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,
serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.105 Hal ini sesuai dengan teori
tiga jenis penerapan teknologi yang digunakan oleh guru dalam pemanfaatan
teknologi yaitu,
a) Guru memanfaatkan teknologi ke dalam pengajaran untuk merencanakan
pengajaran dan penyajian isi pelajaran kepada peserta didik.
b) Guru memanfaatkan teknologi untuk presentasi dalam proses pembelajaran.
c) Guru memanfaatkan teknologi untuk mengerjakan tugas administrasi yang
terkait dengan profesinya yaitu penilaian, pelaporan, tugas pengelolaan, dll.106
Dengan
demikian,
guru
memanfaatkan
teknologi
dalam
perencanaan
pembelajaran, proses pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
104
Lihat pada lampiran 6, Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran sebagai Media
Pembelajaran oleh Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo, Gambar 25Gambar 27.
105
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
BAB IV, Pasal 20.
106
Mastikasari. T, Problematika Guru dalam Menguasai TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi) pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Solusinya di MI Al-Asyari Kab
Pati dalam Widya Prastisa Abisa, Pentingnya Teknologi bagi Guru pada Masa Pandemi Covid19, Universitas Riau, OSF PRINTS (2020), https://doi.org/10.31219/osf.io/345zu.
93
Sesuai dengan fakta yang ada di lapangan penelitian. Pemanfaatan
teknologi sebagai media pembelajaran menjadikan internet yaitu, 1) whatsapp,
sebagai media komunikasi yang digunakan berupa telepon, teks, video call dan
rekaman suara. Penggunaan yang sederhana dan familiar di kalangan masyarakat
apalagi guru yang berada di sekolah.107 2) classroom, sebagai media yang dibuat
Google yang bertujuan dapat membantu proses pembelajaran peserta didik.
3) youtube, digunakan sebagai media pembelajaran. guru dapat memposting video
di youtube dan guru menyusun sedemikian rupa channel nya. Kurang cocok
apabila digunakan sebagai media evaluasi.108 4) google form, layanan yang
digunakan dengan melalui pengaktifan email di Google
yang memudahkan
pendidik menggunakannya yang tersusun secara otomatis.109 dan 5) Google Meet,
layanan yang digunakan untuk memudahkan interaksi pendidik dan peserta didik
dalam akses video call dengan akses 250 pengguna.110 Pemilihan alternatif media
pembelajaran dengan aplikasi atau layanan internet yang tersedia dalam
membantu proses pembelajaran pada SMP Negeri di Kota Palopo yakni,
whatsapp, classroom, youtube, google form, dan google meet.
107
Aufia Aisa dan Linta Lisvia, Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
Online Masa Covid-19, Journal of Education and Management Studies vol. 3, No 4 (2020): 4754. http://ojs.unwaha.ac.id/index.php/joems/article/view/308.
108
M. Yusuf Amin Nugroho, Metode, Media, dan Problematika Pembelajaran PAI
Berbasis Daring di Tingkat Madrasah Aliyah, Jurnal Paramurobi Vol 3, No 2 (2020): 1-14.
https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/paramurobi/article/view/1573/944.
109
Aufia Aisa dan Linta Lisvia, Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
Online Masa Covid-19, Journal of Education and Management Studies, 47-54.
110
Yasni Alami, Media Pembelajaran Daring pada Masa Covid-19, Tarbiyatu Wa
Ta’lim: Jurnal Pendidikan Islam Vol 2, No1 (2020): 49-56. https://ejournal. staisyamsululum.
ac.id/ index. php/jtt/article/view/71.
94
6.3 Kontribusi Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Peningkatan Hasil Belajar pada SMP Negeri di Kota Palopo
Kontribusi guru pendidikan agama Islam dalam peningkatan hasil belajar
pada SMP Negeri di Kota Palopo dikatakan berhasil. Berdasarkan bukti nilai
peserta didik yang diperoleh peneliti, baik dari dokumentasi guru pendidikan
agama Islam maupun dokumentasi staf sekolah.111 Berkaitan dengan peningkatan
hasil belajar, salah satunya dengan peran/ kontribusi guru pendidikan agama Islam
dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Temuan tersebut didukung dengan
teori Sitti Ruhilatul dan Nur Aisyah, bahwa hasil belajar peserta didik adalah
dampak dari keterlibatan pendidik dan telah menjadi sebuah tujuan pembelajaran
yang diharapkan. 112 Rohmah dan Marimin menyatakan keberhasilan proses
pembelajaran peserta didik adalah salah satu indikator keberhasilan bagi pendidik
dalam mengajar.113 Menurut Hartanto, pembelajaran online dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik atau prestasi peserta didik.
114
Dengan demikian,
pembelajaran online dapat memberikan hasil belajar yang baik. Hasil belajar
tersebut merupakan bentuk keterlibatan guru dan peserta didik dalam proses
111
Lihat pada lampiran 8, Nilai Peserta Didik pada SMP Negeri di Kota Palopo (SMP
Negeri 10 Palopo, SMP Negeri 2 Palopo, dan SMP Negeri 8 Palopo), Gambar 45-50.
112
Sitti Ruhilatul Jannah dan Nur Aisyah, Strategi Pembelajaran Koperatif (Cooperative
Learning) Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Meningkatkan Kemampuan Hasil Belajar ,
Ta’lim: Jurnal Studi Pendidikan Islam Vol 4, No 1 (2021): 43-49. http://www.e-jurnal.unisda.
ac.id/ index.php/talim/article/view/2181/146.
113
Kholifatul Kurnia Rohmah, dan Nur Aisyah, Pengaruh Persepsi Siswa mengenai
Keterampilan Mengajra, Koempetensi Kepribadian dan Kompetensi Sosial Guru Terhadap
Prestasi Siswa Program Studi Administrasi Perkantoran di SMK 1 Purwodadi, Jurnal Ekonomi
Dinamika Pendidikan Vol 10, No1 (2015): 28-41.
114
Hartanto, Penggunaan E-Learning sebagai Media Pembelajaran, dalam Santoso,
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar melalui Pembelajaran Online dengan Google Classroom
di Masa Pandemi, Ide Guru: Jurnal Karya Ilmiah Guru vol 5, No1 (2020): 95-106.
https://doi.org/10.51169/ideguru.v5i1.151.
95
pembelajaran. Guru pendidikan agama Islam memiliki andil dalam peningkatan
hasil pembelajaran pendidikan agama Islam pada SMP Negeri di Kota Palopo.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem pembelajaran berbasis teknologi pada SMP Negeri di Kota Palopo
menekankan guru aktif dan berinovasi dalam pembelajaran. Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ) membuat pimpinan sekolah menetapkan kebijakan. Salah satu
kebijakan pimpinan sekolah yaitu pemanfaatan teknologi yang diterapkan oleh 2
SMP Negeri di Kota Palopo (SMP Negeri 10 Palopo dan SMP Negeri 2 Palopo)
dengan sistem laporan kehadiran guru yang dapat dicek melalui portal.
Sedangkan, 1 SMP Negeri di Kota Palopo (SMP Negeri 8 Palopo) hanya
menggunakan absen check lock. Kegiatan pembelajaran guru menggunakan
internet sebagai media pembelajaran. Adapun bagian dari internet yang digunakan
sebagai media pembelajaran terdiri dari beberapa aplikasi atau laman website
seperti; whatsapp, class room, google form, youtube, dan google meet.
2. Kemampuan profesional guru pendidikan agama Islam dalam pemanfaatan
teknologi pembelajaran di SMP Negeri di Kota Palopo dikategorikan baik.
Perkembangan kemampuan profesional guru dapat terlihat dari: kualitas
pendidikan yang dimiliki guru, sikap mental guru, dan pengelolaan pembelajaran
dengan melibatkan teknologi di dalamnya.
3. Kontribusi profesional guru pendidikan agama Islam terhadap hasil belajar pada
SMP Negeri di Kota Palopo mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut tidak
begitu signifikan dikarenakan kondisi yang masih dalam masa pandemik.
96
97
B. Saran
Setelah mengadakan penelitian maka peneliti memberikan saran kepada
pihak guru SMP Negeri di Kota Palopo (khususnya SMP Negeri 10 Palopo, SMP
2 Palopo, dan SMP Negeri 8 Palopo). Sehubungan dengan penelitian mengenai
Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pemanfaatan Teknologi
Pembelajaran terhadap Hasil Belajar, diharapkan guru pendidikan agama Islam
mampu terus melakukan inovatif dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran dan
mampu menganalisis kebutuhan media pembelajaran yang cocok untuk peserta
didik.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahnya.
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Albukhari Alja’fi Kitab, Shahih
Bukhari, Juz VII, Bairut: Darul Fikri, 1981 M.
Abu Husain Muslim bin Hajjaj Alqusyairi Annaisaburi, Shahih Muslim, Juz II,
Bairut: Darul Fikri, 1993 M.
Anas, Muhammad, Alat Peraga & Media Pembelajaran, 2014, 7-8.
https:// books. google.co.id.
Ali, Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Cet. I; Depok:Rajawali Pers,
2018.
Anwar, Muhammad,Menjadi Guru Profesional, Cet. I; Jakarta: PrenadaMedia
Grup, 2018.
Abidin, Zainal, Basri Ibrahim, dan Andika Jaya Putra, Kompetensi
Profesionalisme Guru PAI di Aceh di Tinjau dari Kompenen Kurikulum
2013, Khazanah Pendidikan: Jurnal Ilmiah Kependidikan vol 13, No 1
(2019):1-14. http://dx.doi.org/10.30595/jkp.v13i1.6176.
IAIN Palopo, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah, 2019.
Asfiati, Redesign Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Islam Menuju Revolusi
Industri 4.0,Cet. I; Jakarta: Kencana, 2020, 125-126.
Aisa, Aufia dan Linta Lisvia, Penggunaan Teknologi Informasi dalam
Pembelajaran Online Masa Covid-19, Journal of Education and
ManagementStudies vol. 3, No 4 (2020): 47-54. http://ojs.unwaha.ac.id/
index. php/joems/articl e/view/308.
Amin Nugroho, M. Yusuf. Metode, Media, dan Problematika Pembelajaran PAI
Berbasis Daring di Tingkat Madrasah Aliyah, Jurnal Paramurobi Vol 3,
No 2 (2020): 1-14. https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/paramurobi/article/
view/1573 /944.
Almah, Uun , M. Ilyas Thohari, dan Yorita Febri Lismida, Pemanfaatan
Teknologi Pembelajaran Pendidikan Agam a Islam di Tengah Pandemi
Covid-19 Berbasis Social Distancing di SMKN 5 Malang, Vicratina:
Jurnal Pendidikan Islam Vol. 5, No 10 (2020): 134-143.
http://www.riset.unisma.ac.id/index.php/fai/article/view/7720.
Arasyiah, Rohiat, Sumarsih, Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama
Islam, Jurnal Manajer Pendidikan vol 14, no 2 (2020): 1-9,
98
99
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/manajerpendidikan/article/download/
11375/6639.
“Ajar”, KKBI versi Online, https://kbbi.web.id/ajar, (2 April 2021).
Budiyono, Inovasi Pemanfaatan Teknologi Sebagai Media Pembelajaran di Era
Revolusi 4.0, Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian
Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran, IAIN
Pontianak vol 6, no 2, (2020): 300-309.
https://doi.org/10.33394/jk.v6i2.2475.
B. Matthew,Miles.,and Michael Huberman, Jonnhy Saldana, Qualitative Data
Analysis A Methode Sourcebook, Third edition. UK: SAGE Publication,
2014: 12-14.https://books.google.co.id/books?id=p0wXBAAAQBAJ
&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false.
“Belajar”, KKBI versi Online, https://kbbi.web.id/belajar, (2 April 2021).
Commision on Instructional Technology in Gagne, Robert M. , “Instructional
Technology: Foundations,” New Jerssey; Routledge: Taylor & Francis
Group, (2013): 11. https://books.google.co.id.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006,
3.
Drajat, Dzakiah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta:Bulan Bintang,1996.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Cet.XI; Jakarta: Bali Pustaka, 2010, 702.
Demirkasimoglu, Nihan, Defening Teacher Profesionalism from Diffrent
Perspective, Elsievier: Procedia and Behavioral Science 9, Ankara
University, 2010.
Engler, David ,“Instructional Technology and The Curriculum,” JSTOR: Phi
Delta Kappa International vol 51, No 7 (March 1970): 379-381.
https://www.jstor.org/stable/20372679.
Earle, Rodrey S. ,“The Integration of Instructional Technology Into Public
Education Promises and Challenges,” Educational Technology. vol 42,
nomor 1, 2002: 5. https://www.jstor.org/stable/44428716.
Efferi, Adri, Aspek-Aspek Penilaian Kualitas guru PAI, Edukasia: Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam vol 9, No 2, (Agustus 2014),
http://dx.doi.org/10.21043/edukasia.v9i2.778.
Elihami dan Abdul Syahid, “Penerapan Pembelajaran Pendidikan Islam dalam
Membentuk Karakter Pribadi yang Islami,” Edumaspul: Jurnal
100
Pendidikan, Univeristas Muhammadiyah Pare-Pare. vol. 2, No 1, (2018):
79-96. https:/ /doi.org/ 10.33487/ edumaspul. v2i1.17.
Effendi, Darwin, dan Achmad Wahidy, Pemanfaatan Teknologi dalam Proses
Pembelajaran Menuju Pembelajaran Abad 21, Prosiding Seminar
Nasional Program Pascasarjana, Universitas PGRI Palembang (2019),
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/
Prosidingpps/article/view/2977/2799.
Faturrohman, Pupuh dan AA Suryana, Guru Profesional,Cet. I; Bandung: Refika
Aditama, 2012.
Ernanida dan Rizki Al-Yusra, “Media Audiovisual dalam Pembelajaran PAI,”
Murabby: Jurnal Pendidikan Islam vol 2, No 2, April 2019: 101-102.
https:// doi.org/ 10.15548/ mrb.v2i1.333.
Firmadani, Fifit, Media Pembelajaran Berbasis Teknologi sebagai Inovasi
Pembelajaran Era Revolusi Industri 4.0, Kopen : Konferensi Pendidikan
Nasional, Universitas Tidar vol 2, No 1 (2020): 93-97.
http://ejurnal.mercubuana yogya.ac.id/index.php/Prosiding_KoPeN/article/
view/1084/660.
Gentry, Cass. G.,“The Field: History & Overview Technology”, College of
Education:Michigan State University, (1983): 1-10.
http://bsuipt595.pbworks.com/f/gentry.pdf.
“Guru”,KKBI versi Online, https://www.kbbi.web.id/guru,(10 Agustus 2020).
Grammarly, https://www.grammarly.com/, (2020).
Hawi, Akmal. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, Cet. II; Jakarta:
Rajawali Pers, 2014.
Tanang, Hasan, et.al, “Challenges of Teaching Profesionalism Development;
Case Study in Makassar, Indonesia,” Journal of Education and Learning
vol 8, No 2 (2014): 132-143. https:// core.ac.uk/ download/ pdf/ 1897812
15.pdf.
Demirkasimoglu, Nihan, “Defening Teacher Profesionalism
from Diffrent
Perspective,” Ankara University, Elsievier: Procedia and Behavioral
Science Vol 9, (2010): 2047-2051.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010.12.444.
Darimi, Ismail, Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai Media
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Efektif , Cyberspace : Jurnal
Pendidikan Teknologi Pendidikan, Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda
Aceh, Volume 1 Nomor 2, 2017: 111-121.
http://dx.doi.org/10.22373/cs.v1i2.2030.
101
Hamalik, Oemar, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum,
Rosdakarya, 2008, 30.
Bandung: Remaja
Hargreves and Goodson, “Teachers Profesional Lives: Aspiration and Actualities
in Hargreves, Andy, Four Ages of Professionalism and Profesional
Learning,” Journal Teacher & Teaching : Theory and Practice vol 6,
Issue 2 (25 August 2010): 151-182. https:// doi.org/ 10. 1080/ 71 3698714.
Hadi, Soufian,“Transcendence and Immanence: Teacher Professionalism In
Islamic Religious Perspectives,” Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam, vol 13,
No 2 (2019): 205-218. https://doi.org/ 10.21580/nw.2019.12.2.4918.
Hamid, Mustofa Abi et.all, Media Pembelajaran, Cet I; Medan: Mari Menulis,
2020: 7-8, https://books.google.co.id/.
Hartanto, Penggunaan E-Learning sebagai Media Pembelajaran, dalam Santoso,
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar melalui Pembelajaran Online dengan
Google Classroom di Masa Pandemi, Ide Guru: Jurnal Karya Ilmiah Guru vol 5,
No1 (2020): 95-106. https://doi.org/10.51169/ideguru.v5i1.151.
“Hasil”, KKBI versi Online, https://kbbi.web.id/hasil, (2 April 2021).
Imanullah, Deni Fajar , M. Dahlan R, dan Ahmad Sobari, Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran SKI Kelas VII
SMP Islam Plus Daarul Jannah, Jurnal Mitra Pendidikan vol 3, No 6
(2019):796-920,
http://e-jurnalmitrapendidikan.com/index.php/e-jmp/article/view/563.
Idhar dan Ihwan, Profesionalisme Guru PAI dalam Menanamkan Akhlak
Mulia Peserta Didik, El Muhbib: Jurnal Pemikiran dan Penelitian
Pendidikan
Dasar vol 4, No 1 (2020): 31-49,
https://doi.org/10.52266/el-muhbib.v4i1.407.
“Instructional”,Oxford Learner’s Dictionaries, https://www.oxfordlearnersdiction
aries.com/instructional,(10 Agustus 2020).
Jalmur, Nizwardi dan Ambiyar, Media & Sumber Pembelajaran, Cet I; Jakarta:
Kencana, 2016, 18-20. https://books.google.co.id.
J. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet.XXXIX; Bandung:
Rosda, 2019.
Jannah, Sitti Ruhilatul dan Nur Aisyah, Strategi Pembelajaran Koperatif
(Cooperative Learning) Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam
Meningkatkan Kemampuan Hasil Belajar Ta’lim: Jurnal Studi Pendidikan
Islam Vol 4, No 1 (2021): 43-49. http://www.e-jurnal.unisda.ac.id/ index.
php/talim/article/view/2181/1466
102
Kunandar, Guru Profesional Implementasi KTSP & Sukses Sertifikasi Guru,
dalam S, Syamsu, Menakar Etos Kerja Guru PAI Pada Lembaga
Pendidikan Formal, 10.
Knezevich and Eye, “Instructional Technology and The School Administrator”,
American Assosiation of School Administrator, 1970: 12-131.
https://eric.ed.gov/?id=ED044789.
Kusnan Kadari, Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Pelatihan Media
Pembelajaran Microsoft Office SMP Negeri 26 Purworejo Tahun
Pelajaran 2018/2019, Jurnal Profesi Keguruan vol 6, No 1 (2020): 45-53,
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpk/article/view/23141/10217.
Lubna, “Akurasi dan Akuntabilitas Penenilain Kinerja Guru Pendidikan Agama
Islam,” Ulumuna: Jurnal Studi Keislaman vol 18, No1 (2017): 221242. https://doi.org/10.20414/uji s.v18i 1.160.
Latip, Abdul , Peran Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi pada
Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19, EduTeach: Jurnal
Edukasi dan Teknologi Pembelajaran vol 1, No 2 (2020): 107-115,
https://doi.org/10.37859/eduteach.v1i2.1956.
Lestari, Isnania, dan Meko Hendwi Pratama, Pemanfaatan TIK Sebagai Media
Pembelajaran dan Sumber Belajar oleh Guru TIK, Edumatic: Jurnal
Pendidikan Informatika vol 4, No 2 (2020): 95-102,
https://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/edumatic/article/view/2634.
Lubis, Nur Afni dan Imelda Wahyuni, Peran Teknologi dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Tengah Pandemi Covid-19, An-Nuha: Jurnal
Pendidikan Islam vol 1, No 1 (2021): 19-24,
https://doi.org/10.24036/annuha.v1i1.3.
“Learn”,Oxford Learner’s Dictionaries, https://www.oxfordlearnersdictionaries.com/
definition/english/learn?q=learn, (2 April 2021).
Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004.
Muchitch, M. Saekan. “Guru PAI yang Profesional, “Quality vol 4, No 2,
(2016): 218-235. http://dx.doi.org/10.21043/quality.v4i2.2121.
Matikasari. T, Problematika Guru dalam Menguasai TIK (Teknologi Informasi
dan Komunikasi) pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Solusinya di MI Al-Asyari Kab Pati dalam Widya Prastisa Abisa,
Pentingnya Teknologi bagi Guru pada Masa Pandemi Covid-19,
Universitas Riau, OSF PRINTS (2020),
https://doi.org/10.31219/osf.io/345zu.
103
“Media,” KKBI versi Online, https://www.kbbi.web.id/media, (2 Desember 2020).
Muhajir Abd. Rahman, Kompetensi Pedagogik dan Profesional Guru PAI; Di
Perguuan Muhammadiyah Wara Ambon Perspektif Undang-Undang RI
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Cet I; Yogyakarta:
Deepublish, 2020.
Munashofah dan Hidayatur Rohmah , Strategi Peningkatan Profesionalitas
Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menyikapi Persaingan Mutu
Pendidikan di MTS Nizhamiyah Ploso, JoEMS: Journal Education and
Management Studies,vol 3 ,No 1 (2020): 19-24,
http://ojs.unwaha.ac.id/index.php/joems/article/view/207/131.
Mikawati, Isro’, Evaluasi Profesionalisme Guru Mata Pelajaran Rumpun
Pendidikan Agama Islam (PAI) Madrasa Aliyah Kabupaten Musi
Banyuasin Pasca Sertifikasi. Tesis, Universitas Islam Negeri Raden
Fatah Palembang, 2020,
http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/5727.
Nasruddin, “Profesionalisme Guru dan Kesadaran Beragama Islam ,” Islamika:
Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya vol 11, No1 (2017): 73-102.
https:// doi.org/ 10.33 59 2 /islamika.v11i1.421.
Nuryana, Zalik, Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pendidikan Agama
Islam, Tamaddun: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Keagamaan vol
19, No1 (2020): 75-86, http://dx.doi.org/10.30587/tamaddun.v0i0.818.
Nur, Syamsiah dan Mardiah, Pentingnya Profesionalisme Guru dalam
Pendidikan, Al-Liqo: Jurnal Pendidikan Islam, vol 5, no 2 (2020): 215228. https://doi.org/ 10.46963/ alliqo. v5i 02.245.
Permendikbud RI No. 65 Tahun 2013 tentang Pendidikan Dasar Menengah,
BAB III, Pasal 2, Bagian j.
Permendikbud RI No. 81 A Tahun 2013, tentang Implementasi Kurikulum, BAB
IV, Pasal 1, Bagian c.
PUEBI: Panduan Ejaan Bahasa Indonesia, (Cet VI; Depok: Huta Publisher,
2019).
Putra Nasution, Awal Kurnia, Media Pembelajaran Berbasis Internet, Cet I;
Aceh: As-Salam Press, 2019, http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/zr2ka.
Purnomo, Eko. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina
Karakter Religius di Era Revolusi Industri 4.0 (Studi pada SMP Yayasan
Pendidikan Sorowako Luwu Timur), Tesis, IAIN Palopo, 2020, 1-127,
http://repository.iainpalopo.ac.id/id/eprint/2235/1/EKO%20PURNOMO.
pdf.
104
Purwaningsih, Rahma Fitria, dan Atika Muliyandari, Profesionalisme Guru
dalam Perspektif Islam, Ngaji: Jurnal Pendidikan Islam vol 1, no 1 (2020):
61-71, http://www. ngaji.or.id/ index.php/ngaji/article/view/1.
Pujiono, Slamet, Kompetensi Profesional Guru PAI di Madrasah Aliyah Nurul
Huda Sukaraja oku Timur,Jurnal Al-Hikmah Way Kanan vol, no 1
(2020): 1-6,
http://alhikmah.stit-alhikmahwk.ac.id/index.php/awk/article/view/12.
Putra, Syahrizal Dwi , Diah Aryani, Winda Suci Lestari Nasution, dan Sawali
Wahyu, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam
Pembelajaran Daring di Era Pandemi di SMPIT Insan Rabbani, Jurnal
Abdidas vol 1, No 6 (2020): 640-646
, https://doi.org/10.31004/abdidas.v1i6.144.
Purnasari, Pebria Dheni, dan Yosua Damas Sadewo, Pemanfaatan Teknologi
dalam Pembelajaran sebagai Upaya Peningkatan Kompetensi
Pedagogik, Publikan Journals UNM vol 10, No 3 (2020): 189-196,
https://doi.org/10.26858/publikan.v10i3.15275.
“Profesional,” Oxford Learner’s Dictionaries, https://www.oxfordlearnersdict
ionaries.com/profesional,(10 Agustus 2020).
“Profesionalism,” Oxford Learner’s Dictionaries, https://www.oxfordlearnersdict
ionaries.com/profesionalism,(10 Agustus 2020).
“Profesionalisme,” KKBI versi Online, https://www.kbbi.web.id/profesionalisme,
(10 Agustus 2020).
Qoshwa, Ghoyatul dan Evi Fatimatur Rusyidah, Profesionalisme Guru dalam
Implementasi Teknologi di Madrasah Aliyah Busnatul Ulum Glagah
Lamongan, Tarbawi, Jurnal Tarbawi,UIN Sunan Ampel Surabaya vol 9
No 1 (5 Oktober 2020) : 1-19.
https:// doi.org/ 10.36781/ tarbawi. v9i1.3104.
Quilbot, https://quillbot.com/, (2020).
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, BAB I, Pasal I, Ayat 1.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Sistem
Pendidikan Nasional,BAB IV, Pasal 10, Ayat 1.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 2, Ayat 1.
Republik Indonesia, PP Nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan
Keagamaan, BAB I, Pasal 1, Ayat 1.
105
Rohmah, Kholifatul Kurnia dan Nur Aisyah, Pengaruh Persepsi Siswa mengenai
Keterampilan Mengajra, Koempetensi Kepribadian dan Kompetensi
Sosial Guru Terhadap Prestasi Siswa Program Studi Administrasi
Perkantoran di SMK 1 Purwodadi, Jurnal Ekonomi Dinamika Pendidikan
Vol 10, No1 (2015): 28-41
R, Agustini, & Suyatna, A, “Developing Inquiry-Based Practice Equipment of
Heat Conductivity to Foster The Students Critical Thinking Ability,” in
Benni Habbi, et.all, “Factor Determines of Teacher Profesionalism as
Development of Students Leaving Education at School of SMK PGRI in
Tegal City,”Indonesia, Journal of Gifted Education & Cravity vol 6, No 2
(6 Agustus 2019): 123-132.
https://dergipark.org.tr/en/pub/jgedc/issue/48528/...
Rusyidah, Evi Fatimatur, Teknologi Pembelajaran: Implementasi Pembelajaran
Era 4.0, Cet I; Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2019.
http://digilib.uinsby.ac.id.
Ratnaningsih, Arum, Wahju Tjahjo Saputro, Ike Yunia Pasa, dan Murhadi
Murhadi, Teknologi Pembelajaran Pada Sekolah Dasar Dalam Rangka
Meningkatkan Kemampuan Penguasaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi, Jurnal INTEK : Informatika dan Teknologi Informasi, vol 3
No 1 (2020): 17-24, https://doi.org/10.37729/intek.v3i1.479.
“Result”, Oxford Learner’s Dictionaries,
https://www.oxfordlearnersdictionaries.com/definition/english/result_1?q
=result, (2 April 2021).
Rohman, Abdul, Profesionalisme Guru PAI dan Budi Pekerti dalam
Membina Akhlak Peserta Didik di SD Islam Terpadu Yayasan
Pendidikan Islam Terpadu (YPIT) Ibnu Abbas Mataram, Tesis, UIN
Mataram, (2020), 1-45, http://etheses.uinmataram.ac.id/298/.
Prajana Andika, dan Yuni Astuti, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Pembelajaran oleh Guru SMK di Banda Aceh dalam
Upaya Implementasi Kurikulum 2013, JINOTEP: Jurnal Inovasi Teknologi
Pembelajaran vol 7, No 1 (2020): 33-41,
http: //dx.doi.org/10.17977/um031v7i12020p033.
Riyandi, Albert, dkk., Pemanfaatan Teknologi untuk Pembelajaran Jarak Jauh
di Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Abdimas Nusa Mandiri vol 2, No 2
(2020): 37-44. https://doi.org/10.33480/abdimas.v2i2.1682.
Ridwan, Syamsul, “Media Pembelajaran Berbasis Teknologi pada Mata
Pelajaran PAI,” Jurnal Al-Kabir: Jurnal Program Studi Pendidikan Islam,
STIT Lingga vol 1, No, (2020): 40-53.
http://jurnal.stit-lingga.ac.id/index.php/alkabir/article/view/10.
106
Riswadi, Kompetensi Profesional Guru Rumpun Mata Pelajaran PAI di
Madrasah Ibtidaiyah (MIN) II Model Samarinda, Syamil: Jurnal
Pendidikan Agama Islam vol 8, No 1 (2020): 35-61,
https://journal.iain-samarinda.ac.id/index.php/syamil/article/view/2447.
Rosita, Euis, Mohammad Erihadama, Chaerul Rochman, dan Agus Salim Masyur,
Kompetensi Profesional dan Karakteristik Guru pada Masa Pandemik,
UIN Sunan Gunung Djati, Jurnal Penelitian Pendidikan Islam: Ta’dibuna
Vol 9, No 2 (2020): 314-266. http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/
TADIBUNA/ article/view/3124.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010, 15.
Soetopo, Hendyat, Pendidikan dan Pembelajaran,Malang:UMM Press, 2005..
Soejipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Suhana, Cucu, Konsep Strategi Pembelajaran, Cet IV; Bandung: Refika Aditama,
2014.
S, Syamsu, Menakar Etos Kerja Guru PAI Pada Lembaga Pendidikan Formal,
Jurnal Pendidikan IQRA, STAIN Palopo. vol. 2 nomor 1, 2014.
, Strategi Pembelajaran: Tinjauan Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa
dan Praktisi Pendidikan, Cet.I; Makassar: Nas Media Pustaka, 2017.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Cet XII; Jakarta: Kencana, 2016.
Salamah Zainiyati, Husniyatus, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
ICT:Konsep dan Aplikasi pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
Cet I;Jakarta:Kencana, 2017.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Bandung: Alfabeta, 2017.
Cet. XXVI;
Surya, Kapita Selekta Kependidikan, Universitas Terbuka:Jakarta, 2008, 86.
Smaldino, Sharon E. et. al., Instructional Technology & Media For Learning,
diterjemahkan oleh Arif Rahman dengan judul Teknologi Pembelajaran
dan Media untuk Belajar, Cet IV; Jakarta Timur: Prenadamedia Group,
2019.
Supardi, Ahmad, ”Guru PAI dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadis,” AlMutharahah: Jurnal Penelitian dan sosial keagamaan, STAI Diniyah
Pekanbaru. vol 15, No 2, (2018): 55-121.
https://ojs.diniyah.ac.id/index.php/Al-Mutharahah/article/view/106.
107
Safitri, Hilda, Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran Jarak Jauh, OSF
PRIENTS , Universitas Riau, (2020) : 1-9,
https://doi.org/10.31219/osf.io/6tc3k.
Santoso, Kukuh, Meningkatkan Prestasi Belajar PAI melalui Teknologi
Pembelajaran Siswa di SMP Plus Ar-Rahman Banaran Pesantren Kota
Kediri, Vicratina: Jurnal Pendidikan Islam vol 5, No 3 (2020): 77-83,
http://riset.unisma.ac.id/index.php/fai/article/view/10341.
Santoso, Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar melalui Pembelajaran Online
dengan Google Classroom di Masa Pandemi, Ide Guru: Jurnal Karya
Ilmiah Guru vol 5, No 1 (2020): 95-106.
https://doi.org/10.51169/ideguru.v5i1.151.
Sirat, Profesionalisme Guru Mata Pelajaran PAI (Studi Kasus pada MTs Negeri
Martapura Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur), Tesis, Universitas
Islam Negeri Raden Fatah, 2020,1-74,
http://repository.radenfatah.ac.id/5504/.
Salim, Agus, Ahmad Lahmi, dan Aguswan Rasyid, Kontribusi Kompetensi
Profesionalisme Guru Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar
Pendidikan Agama Islam, Ruhama: Islamic Education Journal vol 3,
No 2 (2020): 1-14, https://doi.org/10.31869/ruhama.v3i2.2219.
Setiawan , Dedi, Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam
Menggunakan Media Pembelajaran (Studi Kasus di Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Negeri 50 Palembang). Tesis, Universitas Islam Negeri
Raden Fatah Palembang, 2020, 1-108.
http://repository.radenfatah.ac.id/5643/.
Santoso, Subhan Adi, Buku Ajar Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Era Industri 4.0, Cet I; Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2020, 1.
Sutisna, Usman, Mia Fitriah Elkarimah, dan
Fery Rahmawan Asma,
Pengembangan Kompetensi Profesional Guru PAI melalui Pemanfaatan
Teknologi Informasi, Absyara: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
Bidang Pendidikan, Sains, dan Teknologi vol 1, No 2 (2020):9-14,
https://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/ab/article/view/2629.
Salbila, Unik Hanifah, dkk, Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Berbasis Online Masa Pandemik Covid-19, Universitas
Ahmad Dahlan Yogyakarta, Jurnal Penelitian Tarbawi Vol 6, No 1 (2021)
: 1-9. https://doi.org/10.37216/tarbawi.v6i1.356.
108
Sastrawan, Ketut Bali, Profesionalisme Guru dalam Upaya Meningkatkan Mutu
Pembelajaran, Jurnal Penjaminan Mutu vol 2, No 2, (2016): 65-73,
http://dx.doi.org/ 10.25078/ jpm. v2i2.73.
Suni Astini, Ni Komang, Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
Tingkat Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19 Jurnal
Lampuhnyang vol 11, No 2 (2020): 1325, https://doi.org/10.47730/jurnallampuhyang.v11i2.194.
Tarihoran, Toiba, Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Swasta Islam Terpadu Darul
Hasan Padangsidimpuan.Tesis, IAIN Padangsidimpuan, 2020, 1-76,
http://etd.iain-padangsidimpuan. ac.id/id/ eprint/6508.
“Technoloy,”Oxford Learner’s Dictionaries, https://www.oxfordlearnersdictionari
es.com/teknologi,(10 Agustus 2020).
“Teknologi,” KKBI versi Online, https://www.kbbi.web.id/teknologi, (10 Agustus
2020).
Wardoyo, Cipto, Aulia Herdiani dan Sulikah, “Teacher Professionalism: Analysis
of Profesionalism Phases, International Education Studies vol 10, No 4
(2017): 90-100. https://doi.org/10.5539/ies.v10n4p90.
Widiasworo, Erwin, Guru Ideal di Era Digital: Panduan Pemanfaatan Teknologi
untuk Guru Masa Kini,Cet I; Yogyakarta: Noktah, 2019, 156-157.
Yaumi,
Ahmad, Media dan Teknologi
Prenadamedia group, 2018.
Pembelajaran,
Cet.I;
Jakarta:
Zulmuqim,“Profesionalisasi Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan Islam di Sumatera Barat,” Murabby: Jurnal
Pendidikan Islam vol 2, No 1 (April 2019): 13-21.
https://doi.org/10.15548/mrb.v2i1.325.
Zainiyati, Husniyatus Salamah, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
ICT: Konsep dan Aplikasi pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
Cet I; Jakarta: Kencana, 2017, 72-75.
Zakiyah, Ulfatuz, Profesionalisme Guru dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan Agama Islam Kelas XI (Studi Kasus di SMA Negeri 1
Pademawu dan SMA Negeri 1 Galis Pemekasan Madura), Tesis,
Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim, (16 September 2020): 1-136.
http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/21459.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
HASIL WAWANCARA
Nama
: Lubis S.Pd., M.Pd.I
Hari/Tanggal : Sabtu, 30 Januari 2021
Lokasi
: Mushallah SMP Negeri 2 Palopo
1. Bagaimana sistem pembelajaran berbasis teknologi di SMP Negeri di Kota
Palopo?
a) Apa saja fasilitas pendukung pembelajaran berbasis teknologi di SMP
Negeri di Kota Palopo?
Jawab : Fasilitas pendukung ada LCD 2 di sekolah. Wifi juga tersedia di sekolah
untuk digunakan dalam proses pembelajaran jarak jauh.
b) Guru Mata Pelajaran apa saja yang memanfaatkan teknologi pembelajaran?
Jawab: Untuk penggunaan LCD ada beberapa guru menggunakannya. Untuk Wifi
digunakan oleh semua guru dalam proses pembelajaran yang saat ini dilaksanakan
pengajaran di sekolah.
c) Bagaimana sistemnya (perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan
pelaksanaan penilaian)? Apa ada kendala? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Untuk perencanaan, guru membuat perangkat pembelajaran. Jadi sebelum
guru masuk pembelajaran guru di sini sudah siap perangkat pembelajaran.
Sebenarnya kalau kendala bagi guru tidak terlalu banyak ya. Apalagi sekarang
daring lancar-lancar saja. Sekolah menyiapkan wifi ada juga data guru. Cuma
mungkin kendalanya dalam proses pembelajaran. Tidak semua siswa merespon
dengan baik. Ini termasuk banyak siswa yang tidak punya jaringan dan banyak
yang tidak dapat jaringan. Begitupun dengan yang tinggal di kota kendalanya.
Misalnya, orangtuanya cuma punya satu hp kemudian banyak anaknya sekolah
mulai dari tingkat SD, SMP, SMA. Semuanya belajar daring. Ini yang menjadi
kendala, lambat dalam mengirim tugasnya. Terkadang ada siswa yang bertumpuktumpuk tugasnya sehingga banyak yang tidak menyelesaikan. Mungkin juga siswa
sudah bosan ya. Apalagi pembelajaran daring sudah mau satu tahun. Ini menjadi
kendala kita bagi guru. Tentu cara kita mengatasinya. Kita memberikan motivasi
kepada anak-anak kita atau peserta didik kita bahwa, masalah yang mereka alami
atau kendala yang mereka alami itu bukan cuma mereka yang merasakan.
Sebenarnya mereka juga capek, kita guru juga capek. Setiap hari terus buka hp.
Pelaksanaan penilaian dilakukan dengan daring pula. Kendalanya sama saja
seperti pembelajaran.
2. Bagaimana kemampuan profesional guru pendidikan agama Islam dalam
pemanfaatan teknologi pembelajaran pada SMP Negeri di Kota Palopo?
a) Apakah guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
membuat perencanaan pembelajaran? Bagaimana caranya? Apa ada kendala?
Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Iya, guru
memanfaatkan
teknologi
dalam
membuat
perencanaan
pembelajaran.
b) Apakah guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
pelaksanaan pembelajaran? teknologi apa saja yang digunakan?
Bagaimana caranya? Apa ada kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Iya, guru memanfaatkan teknologi pembelajaran dalam pelaksanaan
pembelajaran. Guru menggunakan whatsapp, google classroom ada batasan waktu
ketiak digunakan jadi ada siswa yang tidak melihat. Negatifnya lebih banyak
daripada whatsapp. Kita mengerti juga keadaan siswa kita yang tidak dibelikan hp
sama orangtuanya.
c) Apakah guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
pelaksanaan penilaian (UTS & UAS)? Teknologi apa saja yang digunakan?
Bagaimana caranya? Apa ada kendala? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Iya, guru memanfaatkan teknologi dalam pelaksanaan penilaian dengan
menggunakan google form. Saya kira untuk masalah kendala tidak banyak ya.
Paling kendalanya siswa lambat yang mengirim tugasnya.
3. Bagaimana pemahaman guru mengenai guru pendidikan agama Islam
profesional?
a) Apakah guru pendidikan agama Islam membuat RPP menyesuaikan
isi kurikulum?
Jawab: Iya, guru membuat RPP sesuai dengan isi kurikulum yang kita sesuaikan
dengan buku PAI.
b) Bagaimana interaksi pembelajaran yang terjadi terhadap peserta didik? Apa
ada kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Interaksi pembelajaran yang kurang begitu efektif dikarenakan situasi
seperti sekarang ini. Kendalanya sama seperti sebelumnya. Cara mengatasinya
sebisa mungkin guru aktif menyapa siswa.
c) Bagaimana
guru
pendidikan
agama
Islam
menerapkan
metode
pembelajaran? Apa kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Kalau metode pembelajaran saya kira menggunakan tanya jawab dan
penugasan dalam proses pembelajaran.
d) Bagaimana guru pendidikan agama Islam kemampuan peserta didik dengan
baik? Apa kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Kalau mengenal kemampuan peserta didik dengan cara melihat keaktifan
peserta didik dalam merespon dan mengumpulkan tugas dengan tepat waktu.
4. Bagaimana kontribusi guru pendidikan agama Islam dalam peningkatan hasil
belajar pada SMP Negeri di Kota Palopo?
a) Data belajar peserta didik pada tahun ajaran 2019/2020? (data nilai hasil
belajar).
b) Data hasil belajar peserta didik pada 2020/2021? (data nilai hasil
belajar).
HASIL WAWANCARA
Nama
: Dra. Hj. Rahayu, D. M.Pd.I
Hari/Tanggal : Rabu, 3 Februari 2021
Lokasi
: Ruang Guru SMP Negeri 8 Palopo
1. Bagaimana sistem pembelajaran berbasis teknologi di SMP Negeri di Kota
Palopo?
a) Apa saja fasilitas pendukung pembelajaran berbasis teknologi di SMP
Negeri di Kota Palopo?
Jawab: Jelas otomatis itu hp, laptop, LCD dan perangkat-perangkat lain yang
mendukung.
b) Guru Mata Pelajaran apa saja yang memanfaatkan teknologi pembelajaran?
Jawab: Semua guru yang memanfaatkan teknologi, agar peserta didik tidak jenuh.
Karena kita dituntut. Tidak disenangi ki anak-anak mengajar.
c) Bagaimana sistemnya (perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan
pelaksanaan penilaian)? Apa ada kendala? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: membuat perencanaan dulu, power point dulu dengan teknologi.
Kendalanya kembali ke pribadi masing-masing orang. Kalau orang seperti saya
sudah tua ya banyak sedikitnya ada gaptek. Tapi intinya kita mau belajar. Betul
saya gaptek tapi saya rajin bertanya, alhamdulillah ada ji juga orang yang saya
kalah.
2. Bagaimana kemampuan profesional guru pendidikan agama Islam dalam
pemanfaatan teknologi pembelajaran pada SMP Negeri di Kota Palopo?
a) Apakah guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
membuat perencanaan pembelajaran? Bagaimana caranya? Apa ada kendala?
Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Iya, guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
perencanaan sama tadi.
b) Apakah guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
pelaksanaan pembelajaran? teknologi apa saja yang digunakan?
Bagaimana caranya? Apa ada kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Iya, dalam pelaksanaan pembelajaran guru memanfaatkan teknologi
pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan laptop, Hp. Aplikasi yang
digunakan google form, classroom, dan WA.
c) Apakah guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
pelaksanaan penilaian (UTS & UAS)? Teknologi apa saja yang digunakan?
Bagaimana caranya? Apa ada kendala? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Iya, kita pakai google form dalam penilaian.
3. Bagaimana pemahaman guru mengenai guru pendidikan agama Islam
profesional?
a) Apakah guru pendidikan agama Islam membuat RPP menyesuaikan
isi kurikulum?
Jawab: Iya, guru membuat RPP sesuai dengan isi kurikulum.
b) Bagaimana interaksi pembelajaran yang terjadi terhadap peserta didik? Apa
ada kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Interaksi berjalan juga namun memang tidak seaktif dengan kalau ketemu
secara langsung. Kalau kendalanya peserta didik yang biasanya tidak punya
jaringan atau hanya menggunakan hp orangtuanya.
c) Bagaimana
guru
pendidikan
agama
Islam
menerapkan
metode
pembelajaran? Apa kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab:
Metodenya
tanya
jawab
melihat
aktivitas
pembelajaran
hanya
menggunakan whatssapp.
d) Bagaimana guru pendidikan agama Islam kemampuan peserta didik dengan
baik? Apa kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Dengan cara kalau peserta didik cepat menanggapi dan mengumpulkan
tugas.
4. Bagaimana kontribusi guru pendidikan agama Islam dalam peningkatan hasil
belajar pada SMP Negeri di Kota Palopo?
a) Data belajar peserta didik pada tahun ajaran 2019/2020? (data nilai hasil
belajar).
b) Data hasil belajar peserta didik pada 2020/2021? (data nilai hasil
belajar).
HASIL WAWANCARA
Nama
: Fatimah, S. Ag., M.Pd
Hari/Tanggal : Jum’at, 12 Februari 2021
Lokasi
: Teras Depan Ruang Guru SMP Negeri 8 Palopo
1. Bagaimana sistem pembelajaran berbasis teknologi di SMP Negeri di Kota
Palopo?
a) Apa saja fasilitas pendukung pembelajaran berbasis teknologi di SMP
Negeri di Kota Palopo?
Jawab: Fasilitas pendukung itu ada wifi di sekolah yang disediakan untuk
pembelajaran.
b) Guru Mata Pelajaran apa saja yang memanfaatkan teknologi pembelajaran?
Jawab: Iya, semua guru memanfaatkan teknologi pembelajaran.
c) Bagaimana sistemnya (perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan
pelaksanaan penilaian)? Apa ada kendala? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Perencanaan terlebih dahulu dengan perangkat pembelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran dilakukan secara daring. Begitupun penilaian dilakukan juga dengan
daring.
2. Bagaimana kemampuan profesional guru pendidikan agama Islam dalam
pemanfaatan teknologi pembelajaran pada SMP Negeri di Kota Palopo?
a) Apakah guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
membuat perencanaan pembelajaran? Bagaimana caranya? Apa ada kendala?
Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Iya, guru memanfaatkan teknologi dalam membuat perencanaan
pembelajaran. kendalanya saya rasa tidak ada.
b) Apakah guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
pelaksanaan pembelajaran? teknologi apa saja yang digunakan?
Bagaimana caranya? Apa ada kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Iya, guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
pelaksanaan pembelajaran. Pembuatan video pembelajaran juga. Penggunaan
aplikasi memudahkan siswa, tapi kendalanya ada siswa yang hanya memiliki hp
sementara anaknya tidak. Ketika orangtuanya keluar rumah, otomatis siswa itu
tidak ikut belajar. Jadi, guru memberikan waktu sampai malam mengumpulkan
tugas.
c) Apakah guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
pelaksanaan penilaian (UTS & UAS)? Teknologi apa saja yang digunakan?
Bagaimana caranya? Apa ada kendala? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Iya, guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi kalau UTS
dan UAS. Aplikasi dengan google form. Kalau kendalanya dari siswa yang
kadang juga jaringan tidak ada karena siswa kami yang tinggal di daerah jauh.
3. Bagaimana pemahaman guru mengenai guru pendidikan agama Islam
profesional?
a) Apakah guru pendidikan agama Islam membuat RPP menyesuaikan
isi kurikulum?
Jawab: Iya, guru pendidikan agama Islam membuat RPP menyesuaikan isi
kurikulum.
b) Bagaimana interaksi pembelajaran yang terjadi terhadap peserta didik? Apa
ada kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Interaksi pembelajaran berjalan begitu saja tapi masih kurang aktif
karena masih ada yang tidak aktif. Caranya guru selalu aktif menanyakan agar
peserta didik merespon.
c) Bagaimana
guru
pendidikan
agama
Islam
menerapkan
pembelajaran? Apa kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
metode
Jawab: Metode yang digunakan yaitu ceramah dan tanya jawab dengan peserta
didik.
d) Bagaimana guru pendidikan agama Islam kemampuan peserta didik dengan
baik? Apa kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab:
Guru mengenal kemampuan peserta didik dengan peserta didik
membalas pesan whatsapp
dan pengumpulan tugas tepat waktu. Tapi tidak
menutup kemungkinan dimaklumi peserta didik yang punya kendala karena HP
dan data.
4. Bagaimana kontribusi guru pendidikan agama Islam dalam peningkatan hasil
belajar pada SMP Negeri di Kota Palopo?
a) Data belajar peserta didik pada tahun ajaran 2019/2020? (data nilai hasil
belajar).
b) Data hasil belajar peserta didik pada 2020/2021? (data nilai hasil
belajar).
HASIL WAWANCARA
Nama : Sartono Bin Sabah, S.Pd.I
Hari/tanggal : Rabu 17 Februari 2021
Lokasi : Ruang Guru SMP Negeri 10 Palopo
1. Bagaimana sistem pembelajaran berbasis teknologi di SMP Negeri di Kota
Palopo?
a) Apa saja fasilitas pendukung pembelajaran berbasis teknologi di SMP
Negeri di Kota Palopo?
Jawab: Ada wifi di sini untuk mengajar. Laptop dan hp pendukung pembelajaran
juga.
b) Guru Mata Pelajaran apa saja yang memanfaatkan teknologi pembelajaran?
Jawab: Semua guru mata pelajaran memanfaatkan teknologi pembelajaran.
c) Bagaimana sistemnya (perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan
pelaksanaan penilaian)? Apa ada kendala? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: kalau kendala pembelajaran alasannya macam-macam, tidak ada hp nya,
termasuk pelaksanaan penilaian sedangkan raport sedang mau diinput. Jadi guru
bidang studi ambil inisiatif nanti tugas-tugasnya ditagih dibelakang. Buktinya
nilainya sudah kosong. Kalau RPP langsung ada dibuat di sini diberikan sama
pengawas. Pengawas yang memberikan tinggal di edit.
2. Bagaimana kemampuan profesional guru pendidikan agama Islam dalam
pemanfaatan teknologi pembelajaran pada SMP Negeri di Kota Palopo?
a) Apakah guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
membuat perencanaan pembelajaran? Bagaimana caranya? Apa ada kendala?
Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Iya, guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
perencanaan.
b) Apakah guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
pelaksanaan pembelajaran? teknologi apa saja yang digunakan?
Bagaimana caranya? Apa ada kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Iya, guru memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran aplikasi
yang kita gunakan whatsapp, google form dan classroom. Masing-masing ada
kelebihan dan kekurangannya. Kendalanya siswa ada yang tidak aktif karena tidak
ada hp atau kuota. Maka solusinya datang langsung ke sekolah mengerjakan tugas
dan dikumpulkan.
c) Apakah guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
pelaksanaan penilaian (UTS & UAS)? Teknologi apa saja yang digunakan?
Bagaimana caranya? Apa ada kendala? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Iya, guru memanfaatkan teknologi penilaian UTS dan UAS. Dengan
apliaksi google form. Kendalanya kalau UTS dan UAS hp juga tidak ada datang
ke sekolah dipinjamkan hp untuk dituliskan jawabannya di buku dan diberikan ke
saya guru PAI nya.
3. Bagaimana pemahaman guru mengenai guru pendidikan agama Islam
profesional?
a) Apakah guru pendidikan agama Islam membuat RPP menyesuaikan
isi kurikulum?
Jawab: Iya, guru pendidikan agama Islam menyesuaikan isi RPP dengan
kurikulum.
b) Bagaimana interaksi pembelajaran yang terjadi terhadap peserta didik? Apa
ada kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Interaksi selam corona ini tidak begitu aktif karena siswa masih ada yang
juga tidak aktif dan tidak merespon. Diberikan waktu sampai 1 minggu untuk
mengumpulkan tugas.
c) Bagaimana
guru
pendidikan
agama
Islam
menerapkan
metode
pembelajaran? Apa kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: pakai metode ceramah, tanya jawab dan penugasan.
d) Bagaimana guru pendidikan agama Islam kemampuan peserta didik dengan
baik? Apa kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Kalau peserta didik aktif dan rajin mengumpulkan tugas itu cara
mengetahui peserta didik yang baik. Diberikan kebijakan dari saya ke sekolah
mengumpulkan tugas kalau data atau hp nya tidak ada.
4. Bagaimana kontribusi guru pendidikan agama Islam dalam peningkatan hasil
belajar pada SMP Negeri di Kota Palopo?
a) Data belajar peserta didik pada tahun ajaran 2019/2020? (data nilai hasil
belajar).
b) Data hasil belajar peserta didik pada 2020/2021? (data nilai hasil
belajar).
HASIL WAWANCARA
Nama : Dr.Hj. Sitti Amrah, S.Ag., M.Pd.I
Hari/tanggal : Kamis, 18 Februari 2021
Lokasi : Kelas IX D SMP Negeri 2 Palopo
1. Bagaimana sistem pembelajaran berbasis teknologi di SMP Negeri di Kota
Palopo?
a) Apa saja fasilitas pendukung pembelajaran berbasis teknologi di SMP
Negeri di Kota Palopo?
Jawab: Khusus di SMP Negeri 2 Palopo untuk pendukungnya ada Lab di situ.
Guru pendidikan agama juga bisa masuk didalam menggunakannya.
b) Guru Mata Pelajaran apa saja yang memanfaatkan teknologi pembelajaran?
Jawab: Semua guru kalau di SMP 2 menggunakan teknologi dalam pembelajaran.
Terbukti kami di SMP 2, kami menggunakan ada portal, ada link semua guru
untuk masuk sebagai laporan kepada kepala sekolah bahwa dalam setiap
pergantian jam. Namun pada saat guru mapel tidak masuk, maka terlihat di link
dan kalau tidak tepat jamnya juga akan terlihat.
c) Bagaimana sistemnya (perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan
pelaksanaan penilaian)? Apa ada kendala? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Kalau perencanaannya sih kalau dari pihak sekolah dalam setiap tahun
pembelajaran setiap semester. Ganjil ataupun genap itu tentu paling lama dua
minggu sekolah akan dilakukan oleh semacam pelatihan oleh kepala sekolah. Jadi
ada semacam seminar, ada semacam workshop, ada semacam pertemuan yang
dilakukan oleh kepala sekolah kepada semua guru dan di dalamnya juga guru
agama. Di dalamnya bagaimana mendesain pembelajaran, RPP tentunya, dan
terkait metode-metode tertentu.
2. Bagaimana kemampuan profesional guru pendidikan agama Islam dalam
pemanfaatan teknologi pembelajaran pada SMP Negeri di Kota Palopo?
a) Apakah guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
membuat perencanaan pembelajaran? Bagaimana caranya? Apa ada kendala?
Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Iya, sangat memanfaatkan teknologi. Caranya adalah tentu diawali
perangkat pembelajaran tentunya kemudian dari pernagkat pembelajaran itu di
desainlah sebuah metode yang konsistensi. Harus ada konsistensi antara
perencanaan pembelajaraan yang didesain sebelumnya dengan media yang harus
dibuat. Sekalipun kalau saya pribadi memang terkadang dalam kelas yang paralel
sama-sama kelas VII. Kebetulan saya mengajar kelas VII itu ada 4 kelas tentu
dalam KD yang sama misalnya tidak mesti saya menggunakan metode yang sama
dengan kelas VII A
dan VII B tapi saya lebih kepada bagaimana melihat
situasional peserta didik pada saat itu. Misalnya ketika saya masuk di kelas VII A
pagi, tentu metode tidak sama ketika di VII B di siang hari di hari yang sama.
Tentu berbeda jadi saya melihat situasional peserta didik dalam hal ini kesiapan
fisik dan psikisnya, itu satu. Yang kedua bahwa, sekalipun sudah tertulis di RPP
kalau kadang saya tidak terlalu fokus kepada bagaimana saya buat sebelumnya.
Saya lagi menggunakan pendekatan situasi kalau misalnya saya membuat di RPP
menggunakan metode ini tetapi situasi tidak memungkinkan maka saya ubah.
Kalau kendalanya sih tidak ada yang krusial yang kami hadapi sebagai guru
agama yang paling kendala dalam situasi covid hari ini bahwa saya ingin
menjelaskan sedikit bahwa hal yang sangat fundamendal proses pembelajaran di
situasi pandemi hari ini. Ketika saat itu saya melihat kepada kesiapan peserta
didik yang tidak bisa menerima pembelajaran dari seorang guru.
b) Apakah guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
pelaksanaan pembelajaran? teknologi apa saja yang digunakan?
Bagaimana caranya? Apa ada kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: sudah pasti.
c) Apakah guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
pelaksanaan penilaian (UTS & UAS)? Teknologi apa saja yang digunakan?
Bagaimana caranya? Apa ada kendala? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: kalau saya secara pribadi UTS dan UAS itu saya lebih menggunakan
google formulir. Ketika mengerjakan soal langsung muncul nilainya. Itu kalau
menurut saya adalah teknologi.
3. Bagaimana pemahaman guru mengenai guru pendidikan agama Islam
profesional?
a) Apakah guru pendidikan agama Islam membuat RPP menyesuaikan
isi kurikulum?
Jawab: Iya, sesuai dengan isi kurikulum.
b) Bagaimana interaksi pembelajaran yang terjadi terhadap peserta didik? Apa
ada kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Respon peserta didik sangat kurang dalam situasi pandemi hari ini,
sangat sedikit sekali jarang anak mengunjungi. Itupun didesak untuk mengerjakan
dengan seadanya.
c) Bagaimana
guru
pendidikan
agama
Islam
menerapkan
metode
pembelajaran? Apa kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: disesuaikan dengan kondisi.
d) Bagaimana guru pendidikan agama Islam kemampuan peserta didik dengan
baik? Apa kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Terakait kemampuan peserta didik dapat dilihat dari cekatannya
merespon pembelajaran dan rajinnya dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
4. Bagaimana kontribusi guru pendidikan agama Islam dalam peningkatan hasil
belajar pada SMP Negeri di Kota Palopo?
a) Data belajar peserta didik pada tahun ajaran 2019/2020? (data nilai hasil
belajar).
b) Data hasil belajar peserta didik pada 2020/2021? (data nilai hasil
belajar).
HASIL WAWANCARA
Nama
: Rahma, S.Ag
Hari/tanggal
: Kamis, 18 Februari 2021
Lokasi
: Perpustakaan SMP Negeri 2 Palopo
1. Bagaimana sistem pembelajaran berbasis teknologi di SMP Negeri di Kota
Palopo?
a) Apa saja fasilitas pendukung pembelajaran berbasis teknologi di SMP
Negeri di Kota Palopo?
Jawab: Fasilitas yang ada di SMP 2 itu disediakan buku pegangan dan buku siswa
yang dibawa oleh siswa. Wifi sebagai pendukung dalam agar guru dapat
memberikan pengajaran secara online dari sekolah ke peserta didik yang berada di
rumah.
b) Guru Mata Pelajaran apa saja yang memanfaatkan teknologi pembelajaran?
Jawab: Semua guru mapel memanfaatkan teknologi pembelajaran.
c) Bagaimana sistemnya (perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan
pelaksanaan penilaian)? Apa ada kendala? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Kalau sistem perencanaan dilihat dari RPP nya, harus dlilihat dari RPP.
Harus disesuaikan dengan materi.
2. Bagaimana kemampuan profesional guru pendidikan agama Islam dalam
pemanfaatan teknologi pembelajaran pada SMP Negeri di Kota Palopo?
a) Apakah guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
membuat perencanaan pembelajaran? Bagaimana caranya? Apa ada kendala?
Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Iya guru PAI melakukan perencanaan pembelajaran dengan membuat
perangkat pembelajaran.
b) Apakah guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
pelaksanaan pembelajaran? teknologi apa saja yang digunakan?
Bagaimana caranya? Apa ada kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Iya guru PAI memanfaatkan teknologi. Teknologi yang saya gunakan
whatsapp
dengan memanfaatkan voice note dalam mengajar, biasanya juga
google meet juga. Peserta didik ada yang hanya sekedar absen, ada juga yang
mengamati pembelajaran. Saya menyuruh mereka berfoto sambil mengerjakan
tugas sebagai bukti mereka sedang belajar. Tadi anak wali saya kebetulan yang
saya ajar, saya memanggil dengan video call melalui whatsapp untuk lebih
memastikan lagi.
c) Apakah guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
pelaksanaan penilaian (UTS & UAS)? Teknologi apa saja yang digunakan?
Bagaimana caranya? Apa ada kendala? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Penilaian guru PAI bagus juga dek. Pake google
formulir yang
memudahkan guru PAI.
3. Bagaimana pemahaman guru mengenai guru pendidikan agama Islam
profesional?
a) Apakah guru pendidikan agama Islam membuat RPP menyesuaikan
isi kurikulum?
Jawab : Iya, jelas.
b) Bagaimana interaksi pembelajaran yang terjadi terhadap peserta didik? Apa
ada kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Interaksi memang ada yang kurang maksimal tapi ada juga yang
memperhatikan.
c) Bagaimana
guru
pendidikan
agama
Islam
menerapkan
metode
pembelajaran? Apa kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Masing-masing guru menyampaikan metode. Kalau saya metodenya harus
memang disertakan bukti ketika mereka benar sedang belajar.
d) Bagaimana guru pendidikan agama Islam kemampuan peserta didik dengan
baik? Apa kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Mengenali kemampuan peserta didik, responnya itu anak-anak, timbal
baliknya. Tugasnya yang dia kumpulkan tepat waktu dan mengerjakan tidak asal
mengerjakan. Kita periksa yang benarnya banyak.
4. Bagaimana kontribusi guru pendidikan agama Islam dalam peningkatan hasil
belajar pada SMP Negeri di Kota Palopo?
a) Data belajar peserta didik pada tahun ajaran 2019/2020? (data nilai hasil
belajar).
b) Data hasil belajar peserta didik pada 2020/2021? (data nilai hasil
belajar).
HASIL WAWANCARA
Nama
: Sitti Hadijah, S.Pd., M.Pd
Hari/tanggal
: Senin, 22 Februari 2021
Lokasi
: Rumah Guru PAI
1. Bagaimana sistem pembelajaran berbasis teknologi di SMP Negeri di Kota
Palopo?
a) Apa saja fasilitas pendukung pembelajaran berbasis teknologi di SMP
Negeri di Kota Palopo?
Jawab: Komputer, laptop, ada jaringan wifi dan laboratorium TIK.
b) Guru Mata Pelajaran apa saja yang memanfaatkan teknologi pembelajaran?
Jawab: Semua bidang studi. Tidak bisa lagi kita lagi mengajar seperti itu.
c) Bagaimana sistemnya (perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan
pelaksanaan penilaian)? Apa ada kendala? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Perencanaan telah terorganisir pada perangakat pembelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan melalui sistem PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).
Evaluasi menggunakan google form.
2. Bagaimana kemampuan profesional guru pendidikan agama Islam dalam
pemanfaatan teknologi pembelajaran pada SMP Negeri di Kota Palopo?
a) Apakah guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
membuat perencanaan pembelajaran? Bagaimana caranya? Apa ada kendala?
Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Iya, memanfaatkan teknologi. Membuat perangkat pembelajaran
menggunakan laptop.
b) Apakah guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
pelaksanaan pembelajaran? teknologi apa saja yang digunakan?
Bagaimana caranya? Apa ada kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Iya. Aplikasi yang digunakan whatsapp dan classroom. Terkadang
handphone nya biasa orangtuanya na pake, biasa jaringan. Apalagi kalau siswa
kami itu ada yang di atas, ada juga daerah yang paling bawah. Kemudian
persoalan siswa. Rata-rata siswa yang diajar itu hanya mengandalkan data.
Awalnya ada bantuan. Untuk tahun ini kayaknya tidak ada. Itu yang membuat kita
terkendala. Kalau memang tidak bisa, per minggu tugasnya datang ke rumah atau
ke sekolah. Kasihan juga melihat siswa tidak bisa menerima tugas. Seperti hape
nya mamanya na pake. Adapun siswa yang tidak tuntas nilainya saya biasa
menggunakan video call untuk pemberian tugas secara langsung.
c) Apakah guru pendidikan agama Islam memanfaatkan teknologi dalam
pelaksanaan penilaian (UTS & UAS)? Teknologi apa saja yang digunakan?
Bagaimana caranya? Apa ada kendala? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Iya, guru PAI mengggunakan google form. Memudahkan siswa, tidak
repot memeriksanya dan masuk ke email saya. Kalau melalui whatsapp terkadang
memori full.
3. Bagaimana pemahaman guru mengenai guru pendidikan agama Islam
profesional?
a) Apakah guru pendidikan agama Islam membuat RPP menyesuaikan
isi kurikulum?
Jawab: Iya guru membuat RPP menyesuaikan kurikulum
b) Bagaimana interaksi pembelajaran yang terjadi terhadap peserta didik? Apa
ada kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: Interaksi peserta didik berjalan tetapi kurang interaktif. Kendalanya itu
kita pake whatsapp itu ada juga yang aktif, banyak juga yang tidak aktif. Sudah
ada jadwalnya jam 07:30 masuk, terkadang belum ada aktif. Yang aktif itu siswa
yang orangtuanya memperhatikan. Ada yang biasa makan dan tidur. Kalau pagi
biasanya jam-jam 10 baru diabsen, lambat. Jadi itu yang kendala buat kami.
c) Bagaimana
guru
pendidikan
agama
Islam
menerapkan
metode
pembelajaran? Apa kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: metode ceramah, diskusi juga tapi ada beberapa yang tidak aktif dan
terlebih dahulu saya yang bertanya lalu siswa yang aktif menanggapi.
d) Bagaimana guru pendidikan agama Islam kemampuan peserta didik dengan
baik? Apa kendalanya? Bagaimana mengatasinya?
Jawab: pertama itu, dia lamgsung respon. Tugasnya tepat waktu. Kalau masuk
kasi pengarahan, absen, dan check list siswa yang hadir. Pemberian tugas. 3 jam
pembelajaran. belum selesai 3 jam mengirimkan tugasnya. Jadi itu yang kirim
tugasnya cepat dan bagus itu yang mendapat nilai yang tinggi.
4. Bagaimana kontribusi guru pendidikan agama Islam dalam peningkatan hasil
belajar pada SMP Negeri di Kota Palopo?
a) Data belajar peserta didik pada tahun ajaran 2019/2020? (data nilai hasil
belajar).
b) Data hasil belajar peserta didi