Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

personal higiene

PERSONAL HYGIENE BAB II TINJAUAN TEORI A.    Definisi Kebersihan Diri 1.      Pengertian Hygiene personal atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesehatan fisik. 2.      Tujuan Tujuan hygiene personal adalah untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat individu sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain. B.     Macam-Macam Personal Higiene Hegiene personal merupakan salah satu tindakan keperawatan dasar yang rutin dilakukan oleh perawat setiap hari di rumah sakit. (Depkes RI, 1987). Tindakan tersebut meliputi:   Perwatan kulit kepala dan rambut serata seluruh tubuh   Perawatan mata   Perawatan hidung   Perawatan telinga   Perawatan gigi dan mulut   Perawatan kuku tangan dan kaki   Perawatan perineum   Perawatan tubuh (memandikan) 3 C.    Factor yang Mempengaruhi Hegiene Personal Factor-faktor yang mempengaruhi hegiene personal antara lain: 1.      Budaya. Sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa saat individu sakit ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah penyakitnya. 2.      Status social ekonomi Untuk melakukan hegiene personal yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi,peralatan mandi, serta perlengkapan mandi yang cukup (missal; sabun, sikat gigi, sampo, dll) (Nancy Roper, 2002). Itu semua tentu membutuhkan biaya. Dengan kata lain, sumber keuangan individu akan berpengaruh pada kemampuannya mempertahankan hegiene personal yang baik. 3.      Agama Agama juga berpengaruh pada keyakinan individu dalam mmelaksanakan kegiatan sehari-hari. Agama islam misalnya, umat islam selalu diperintahkan untuk selalu menjaga kebersihan karena kebersihan sebagian dari iman. Hal itu tentu akan mendorong individu untuk mengingat pentingnya kebersihan diri bagi kelangsunagan hidup. 4.      Tingkat Pengetahuan atau perkemabangan individu Kedewasaan seseorang akan member perngaruh tertu pada kualitas diri orang tersebut, salah satunya adalah pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan itu penting dalam meningkatkan status kesehatann individu. Sebagai contoh, agar terhindar dari penyakit kulit, kita harus mandi dengan bersih setiap hari. 5.      Status Kesehatan Kondisi sakit atau cidera akan mengahambatkemampuan pada tingkat kesehatan individu. Individu semakin lemah yang pada akhirnya akan jatuh sakit. 6.      Kebiasaan Ini ada kaitannya dengan kebiasaan individu dalam menggunakan produk-produk tertentu dalam melakukan perwatan diri, misalnya; menggunakan shower, sabu  padat, sabun cair, sampo, dll (Taylor, 1989). 4 7.      Cacat Jasamani/Mental Bawaan Gangguan cacat dan gangguan mental dapat menghambat kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri. D.    Prinsip Hegiene Personal Kebersiahan kulit dan membran mukosa sangatlah peting karena kulit merupakan garis pertahanan tubuh yang pertama dari kuman penyakit. Dalam menjalankan fungsinya, kulit menrima berbagai rangsangan dari luar dan menjadi pintu masuk utama kuman pathogen kedalam tubuh. Bila kulit bersih dan terpelihara, kita dapat terhindar dari berbagai macam penyakit, gangguan, atau mungkin kelainan yang muncul. Selain itu, kondisi kulit yang bersih akan menciptakan perasaan segar dan nyaman, serta membuat seseoarang terliaht cantik.rinsip hegiene personal dapat meliputi beberapa hal: 1.      Kulit. Umumnya kulit dibersihkan dengan cara mandi. Ketika mandi, kita sebaiknya mengguanakan sejenis sabun yang banyak mengandung lemaknabati karena dapat mencegah hilangnya kelembabpan dan menghaluskan kulit. Sabun detergen jarang digunakan untuk mandi karena sifatnya iritatif. Dalam memilih dan memakai sabun, make up, deodoran, dan sampo hendaknya pilih produk yang tidah menimbulkan rasa perih/iritasi. Kulit anak-anak ritin membersihkanya karena anak sering sekali buang air dan senang bermain kotoran. Caras perawatan kulit adalah sebagai berikut:   Biasakan mandi minimal 2 kali sehari/setelah beraktivitas   Gunakan sabun  yang tidak bersifat iritatif   Sabuni seluruh tubuh terutama lipatan area kulit seperti sela jari, ketiak belakang telinga, dll   Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah   Segera keringkan tubuh dengan handuk yang lembutdari wajag, tangan, badan, hingga kaki. 5 Hal-hal yang membahayakan kulit adalah sinar matahari, rokok, alcohol,mdan kondisi stress. Pengaruh sinar matahari dapat menyababkan kerusakan pada serat elastin yang member kelenturan pada kulit juga kolagen yang membentuk serta menunjang jaringan kulit.rokok dapat mempercepat penuaan jaringan kulit karena zat yang terkandung didalamnya dapat mengurangi cadangan vit C dalam tubuh. Alcohol dapat menyebabkan kerusakan vitamin B dan cadangan vitamin C. kondisi stress dapat memicu berbagai kelainan dalam tubuh termasuk kulit. 2.      Kuku. Kuku merupakan perlengkapan kulit. Kuku terdiri atas jaringan epitel. Badan kuku adalah jaringan yang tampak di sebelah luar, sedangkan akarnya terletak di dalam lekuk kuku tempat kuku tumbuh dan mendapat makanan. Kuku yang sehat berwarna merah muda. Cara-cara dalam merwat kuku antara lain:   Kuku jari tangan dapat dipotong dengan mengikir atau memotongnya dalam bentuk oval (bujur) atau mengikuti bentuk jari. Sedangkan kuku jari kaki di potong dalam bentuk lurus.   Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bias melukai selaput kulit dan kulit disekitar kuku.   Jangan membersihkan kotoran dibalik kuku dengan benda tajam, sebab akn merusak jaringan dibawah kuku.   Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan.   Khusus untuk jari kaki, sebaiknya kuku dipotong segera setelah mandi atau direndam dengan air hangat terlebih dahulu.   Jangan menggigiti kuku karena akan merusak bagian kuku. 6 3.      Rambut. Rambut merupakan struktur kulit. Rambur terdiri atas tangkai rmbut yang tumbuh melalui dermis dan menembus permukaan kulit, serta kantung rambut yang terletak di dalam dermis. Rambut yang sehat terlihat mengkilao, tidak berminyak, tidak kering atua mudah patah. Pertumbuhan rambut tergantung pada keadaan umum tubuh. Normalnya rambut tumbug karenamendaoat suplai dari pembuluh-pembuluh darah disekitar rambut. Beberapa hal yang dapat mengganggu pertumbuhan rambut antara lain panas dan malnutrisi. Fungsi rambut sendiri adalah untuk keindahan dan penahan panas. Bila rambut kotor dan tidak dibersihkan lama kelamaan akan menjadi sarang kutu kepala. Umumnya, rambut yang pendek mudah perawatannya dibandingkan rambut yang panjang. Cara-cara merawat rambut antara lain:   Cuci rambut 1-2 kali seminggu(sesuai kebutuhan) dengan memakai sampo yang cocok.   Pangkas rambut agar terlihat rapi.   Gunakan sisir yang bergigi besar untuk merapikan rambut kerinting dan olesi dengam minyak.   Jangan gunakan sisir yang bergigi tajam karena bias melukai kulit kepala.   Pijat-pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk merangsang pertumbuhan rambut.   Pada jenis rambut ikal dan keriting, sisir rambut mulai dari bagian ujung hingga kepangkal dengan pelan dan hati-hati. 4.      Gigi dan mulut. Mulut merupakan bagian pertama dari system pencernaan dan merupakan bagian tambahan dari system pernapasan. Dalam rongga mulut tersapat gigi dan lidah yang berperan penting dalam proses pencernaan awal. Selain gigi dan lidah, ada pula saliva yang penting untuk membersihkan mulut secara mekanis. Mulut merupakan rongga yang tidak bersih dan penuh bakteri, karenanya harus selalu dibersihkan. Kerusakan gigi dapat disebabkan oleh kebiasaan mengkonsumsi makanan manis, mengigit benda keras, dan kebersihan mulut yang kurang. Perawatan gigi dan mulut pada balita ternyata cukup menentukan kesehatan gigi dan mulut merekan pada tingkatan usia mereka selanjutnya. Beberapa panyakit yang mungkin muncul akibat perwatan gigi dan mulut yang kurang buruk pada balita adalah karier, gingivitis (radang gusi), dan sariawan (Kumpulan Artikel Kesehatan Anak, 2002). Salah satu tujuan perawatan gigi dan mulut adalah untuk mencegah pernyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (missal; tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh(Adam, Syamsyunir, 1994). Cara merawat gigi dan mulut antara lain;   Tidak makan yang terlalu manis dan asam.   Tidak menggunakan gigi dan mulut untuk menggigit dan mencongkel benda keras (misal membuka tutup botol).   Menhindari kecelakaan seperti jatuh yang dapat menyebabkan gigi patah.   Menyikat gigi sesudah makan dan khususnya sebelum tidur. 7   Memakai sikaty gigi yang berbulu banyak, halus, dan kecil sehingga dapat menjangkau bagian dalam gigi.   Meletakan sikat gigi 45 derajat dipertemuan gigi dan gusi dan sikat menghadap kearah yang sama dengan gusi.   Menyikat gigi kearah atas bawah seterusnya.   Memeriksakan gigi secara teratur setiap enam bulan. 5.      Mata. Tujuam menjaga kebersihan mata adalah untuk menjaga kesehatan mata dan mencegah infeksi. Mata yang sehat akan tampak jernih dan bersih dari kotoran. Kotoran mata dapat menempel oada pembuluh mata dan sudut mata. Cara merawat mata antara lain:   Usapkan kotoran mata dari sudut mata bagian dalam kesudut bagian luar.   Saat mengusap mata, guanakan kain yang paling bersih dan lembut.   Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran.   Bila menggunakan kaca mata hendaklah dipakai.   Bila mata sakit hendaklah ke dokter. 6.      Hidung. Cara merawat hidung antara lain:   Jaga lubang hidung dari kemasukan air atau benda kecil.   Jangan biarkan benda kecil masuk kedalam hidung, sebab nantinya dapat terhisap dan menyumbat jalan napas serta menyebabkan luka pada membrane mukosa.   Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembuskan secara perlahan dengan membiarkan kedua lubang hidung tetap terbuaka.   Jangan mengeluarkan kotoran dari hidung dengan menggunakan jari karena dapat mengiritasi mukosa hidung. 7.      Telinga. Saat membersihkan telinga bagian luar, hendaklah kita tetap memperhatikan telinga bagian dalam. Cara merawat telinga adalah sebagai berikut:   Bila ada kotoran yang menyumbat telinga, keluarkan secara pelan-pelan menggunakan penyedot telinga.   Bila menggunakan air yang disemprotkan, lakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan kerusakan pada telinga akibat tekanan air yang berlebihan. 8   Aliran air yang masuk hendaklah diarahkan ke saluran telinga dan bukan lansung ke gendang telinga.   Jangan langsung menggunakan peniti atau jepit telinga karena dapat menusuk gendang telinga. 8.      Perineum. Tujuan perawatan perineum adalah untuk mencegah dan mengontrol infeksi, mencegah kerusakan pada kulit, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan kebersihan diri (Poter&Perry, 2000).pada wanita, perawatan perineum dilakukukan dengan membersihkan area genitaliaeksterna pada saat mandi. Umumnya, wanita lebih suka melakukannya sendirai tyanpa bantuan orang lain apabila mereka mampu secara fisik. Sedangkan pada pria, perawatan yang sama juga dilakukan dua kali sehari saat mandi, terutama pada mereka yang belum disirkimsisi. Adanya kulup pada penis menyebabkan urin mudah terkumpul disekitar glans penis. Kondisi ini lama kelamaan dapat menyebabkan berbagai penyakit, contohnya kanker penis. E.     Lingkungan Rumah Sakit 1.      Pengertian Lingkungan rumah sakit adalah lingkungan perawatan dan fasilitas perawatan yang berbeda disekitar rumah sakit yang dapat menunjang atau mempengaruhi layanan kesehatan pada klien. 2.      Tujuan Tujuan kebersiahan lingkungan rumah sakit antara lain:   Memberikan rasa aman kepada pasien, baik jasmaniah maupun rohaniah   Melancarkan pelaksanaan tuagas atau pekerjaan serta kegiatan pengobatan dan perawatan   Mencegah terjadinya infeksi silang   Menanamkan kebiasaan untuk hidup sehat, baik terhadap pasien maupun petugas   Memberikan kepercayaan dan kesan baik untuk keluarga pasien atau masyarakat 9 10 3.      Area yang Mempengaruhi Higiene di Rumah Sakit Beberapa area yang mempengaruhi higiene klien di rumah sakit antara lain tempat tidur, meja pasien, kasur, bantal, alat tenun (misal sprei, selimut). Sedangkan daerah lingkungan yang dapat berbahaya bagi klien antara lain, kamar mandi, keset kamar mandi, dll. F.     Asuahan Keperawatan Klien dengan Masalah Hegiene 1.      Pengkajian a.       Riwayat Keperawatan Tanyakan tentang pola kebersiahan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta factor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu baik factor pendukung maupun factor pencetus. b.      Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik, kaji hygiene personal individu, mulai dari ekstermitas atas sampai bawah.   Rambut. Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kualitas), apakah tampak kusam? Apakah ditemukan kerontokan?   Kepala. Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan.   Mata. Amati adanya tanda-tanda ikterus., konjungtiva pucat, secret pada kelopak mata, kemerahan dan gatal-gatal pada kelopak mata.   Hidung. Amati kondisi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-tanda pilek yang tak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi, atau perubahan pada daya penciuman.   Mulut. Amati kondisi mulut dan amati kelembapanya. Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda radang gusi atau sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.   Gigi. Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap atau gigi palsu.   Telinga. Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan pada daya pendengaran.   Kulit. Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya. Perhatikan  adanya perubahan warna kulit, stria, kulit keriput, lesi, atau pruritus.   Kuku tangan dan kaki. Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka.   Genetalia. Amati kondisi dan kebersihan genetaliaberikut area perineum. Perhatikan pola rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.   Hygiene personal secara umum. Amati kondisi dan kebersihan kulit secara umum. Perhatikan adanya kelainan kulit atu bentuk tubuh. 2.      Penetapan Diagnosis Menurut NANDA (2003), diagnosi keperawatan umum untuk klien dengan masalah keperawatan hygiene adalah Defisit Perwatan Diri. Lebih lanjut diagnosis terbagi mejadi empat (Kozier, 2004), yaitu:   Deficit perawatan diri: makan   Deficit perawatan diri: mandi/higiene   Deficit perawatan diri: berpakaian/berhias   Deficit perawatan diri: eliminasi 3.      Perencanaan dan Implementasi Rencana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan hygiene personal harus meliputi beberapa pertimbangan, yaitu hal-hal yanga disukai klien, kesehatan klien, serta keterbatasan yang dimilikinya. Selain itu, perawat perlu mempertimbangkan waktu yang tepat untuk meberikan asuhan serta fasilitas dan tenaga yang tersedia. Berikut akan di jlaskan dua contoh diagnosis, yakni Defisit perawatan perawatan diri: mandi/hygiene dan deficit perawatan diri: eliminasi. a.       Deficit perawatan diri: mandi/higiene Yangberhubungan dengan:   Kurangnya koordinasi 11   Kelemahan otot   Paralisis sebagian atau total,   Keadaan koma   Gangguan visual   Tidak berfungsinya atu kehilangan ekstermitas   Peralatan eksternal (gips, bidai, penyokong, alat IV)   Kelelahan nyeri paska operasi   Deficit kognitif   Nyeri Criteria Hasil Individu akan melakukan aktivitas mandi pada tingkatan yang optimal sesuai dengan harapan atau mengungkapkan kepuasan atas keberhasilan yang dicapai meski dengan keterbatasan yang dimiliki. Indicator   Mengungkapkan kepuasan dan kenyamanan dengan kebersihan tubuh   Mendemonstrasikan kemampuan menggunakan perlatan adatif   Menjelaskan factor penyebab untuk deficit kemampuan mandi Intervensi Umum   Kaji factor penyebab ( misal, keterbatasan atau gangguan ekstermitas, gangguan visual)   Beri kesempatan klien untuk mempelajari kembali atau beradaptasi dengan perawatan diri   Lakukan intervensi umum untuk klien dengan ketidakmampuan untuk mandi   Jaga suhu kamar mandi tetap hangat ; cari suhu air yang disukai individu   Berikan privasi selama mandi   Jaga agar kondisi lingkungan sederhana dan tidak berantakan   Observasi kondisi kulit selama mandi 12   Letakan seluruh perlengkapan mandi di tempat yang mudah dijangkau   Untuk klien dengan gangguan penglihatan, letakan seluruh peralatan didalam lapang pandang klien atau pada tempat yang paling sesuai untuk klien   Beriakan pengamanan dikamar mandi (keset antislip, pegangan)   Jika klien mampu secara fisik, anjurkan ia untuk mengguanakan bak mandi tau shower, tergantung apa yang digunakan di rumah (klien harus berlatih di rumah sakit untuk persiapan pulang kerumah)   Berikan peralatan adaptif sesuai kebutuhan (misal, spons dengan tangkai yang panjang, balok pegangan di dinding kamar mandi, semprotan shower yang dapat dipegang   Untuk kehilangan anggota gerak, inspeksi sisa kaki atau putung guna melihat intergritas kulit. Mandikan bagian putung dua kali sehari dan yakinkan bagian tersebut kering sebelum dubungkus atau dipasangkan prosthesis   Berikan obat berita yang bias mempengaruhi kemempuan untuk mandi sendiri   Berikan penyuluhan kesehatan dan rujukan, sesuai indikasi Rasional Ketidakmampuan untuk melakukan perawatan diri untuk menimbulkan perasaan ketergantungan dan konsep diri yang rendah. Dengan meningkatnya kemampuan merawat diri,  harga diri akan meningkat (Maher et al, 1998) b.      Deficit perawatan diri: eliminasi Yang berhubungan dengan :   Kurangnya koordinasi.   Kelemahan oto.   Paralisis sebagian atau total   Keadaan koma 13   Gangguan visual   Tidak berfungsinya atau hilangnya ekstremitas   Peralatan eksternal (gips, bidai, penyokong )   Kelelahan dan nyeri pasca operasi   Defisit kognitif   Nyeri Kriteria Hasil Individu akan memperlihatkan peningkatan kemampuan untuk melakukan eliminasi secara mandiri atau mengungkapkan bahwa dia tidak mampu melakukan eliminasi sendiri. Indikator   Mendemonstrasikan keammpuan untuk menggunakan peralatan adaptif untuk mermudahkan eliminasi.   Menjelaskan factor penyebab untuk deficit kemampuan eliminasi.   Menyebutkan rasional tindakan dan prosedurnya. Intervensi Umum   Kaji factor penyebab (mis, keterbatasan atau gangguan pada ekstremitas, gangguan visual)   Beri kesempatan individu untuk mempelajari kembali atau beradaptasi dengan aktivitas eliminasi.   Lakukan intervensi umum untuk klien yang kesulitan eliminasi.   Kaji riwayat BAK dan BAB klien   Buat catatan BAK dan BAB untuk menentukan pola eliminasi klien. 14   Berikan asupan cairan yang adekuat dan diet yang seimbang untuk mendukung keluaran urine yang adekuat dan pengosongan usus yang normal.   Dukung pola eliminasi yang normal dengan mengatur pelaksanaan aktivitas dan latihan fisik yang sesuai dengan kemampuan klien.   Capai kemandirian dalam melakukan eliminasi dengan latihan yang terus  menerus tanpa bantuan.   Hindari penggunaan kateter indwelling dan kateter kondom untuk mempercepat pengeluaran urine ( jika memungkinkan ).   Berikan intervensi khusus untuk klien dengan deficit visual.   Letakkan bel pada tempat yang mudah dijangkau sehingga klien dapat segera memperoleh bantuan untuk melakukan eliminasi; jawab panggilan dengan segera untuk mengurangi kecemasan.   Jika pispot atau urinal dibutuhkan untuk eliminasi, p[astikan benda-benda tersebut terletak dalam jangkaun klien.   Atur jalan yang aman dan bebas hambatan menuju toilet.   Untuk klien yang mengalami gangguan pada ekstremitas atau kehilangan anggota gerak, berikan peralatan adaptif yang diperlukan guna meningkatkan kemandirian dan keamanan klien (commode, pispot untuk fraktur, tempat duduk toilet yang bias ditinggikan, side rail untuk toilet)   Berikan intervensi khusus untuk kjlien dengan deficit kognitif.   Pasang pengingat waktu (timer) untuk eliminnasi setiap 2 jam, sehabis makan, dan sebelum tidur.   Anjurkan klien untuk mengenakan pakaian yang biasa (banyak individu yang awalnya kebingungan akhirnya dapat berkemih ketika mengenakan pakaian yang biasa)   Hindari pengguanaan pispot dan urinal; jika kondisi fisik klien memungkinkan, ciptsakan suasana yang normal dengan membiasakan klien melakukan eliminasi di kamar mandi (toilet yang digunakan harus sama agar klien lebih terbiasa)   Berikan penyuluhan kesehatan dan rujukan, sesuai indikasi. 15 Rasional   Ketidakmampuan untuk melakukan prosedur perawatan diri menimbulkan perasaan ketergantungan dan konsep diri yang rendah. Dengan meningkatkan kemampuan merawat diri, harga diri juga akan meningkatkan (Mahler et al., 1998).   Keterlibatan maksimal klien dalam kegiatan eliminasi dapat mengurangi perasaan malu karena bantuan yang ia butuhkan untuk melakukan eliminasi (Mahler et al., 1998).  Lensa kontak: Jenis lensa yang digunakan Frekuensi dan lama lensa digunakan Terdapat gejala Teknik yang digunakan klien saat membersihkan, memakai, melepaskan Penggunaan tetes mata atau salepc.   Mata buatan Metode yang digunakan melepas dan memasukkan mata Metode pembersihan mata Terdapat gejala   Evaluasi kebersihan mata   a.Tanyakan pada klien kapan terakhir kalinya pemeriksaan mata untuk glaukoma (Tes rutin untuk glaukoma disarankan setiap 2 tahun sekali bagiorang di atas usia 40 tahun) b.Medikasi/ obat mata yang digunakan c.Gejala yang klien rasakan sebelum dan setelah pembersihan mata (Misal:nyeri, fotofobia, penglihatan yang kabur, panas, gatal, air mata yangberlebihan, lingkaran cahaya di sekitar cahaya, dan pengapungan) d.Catat respon klien setelah dilakukan perawatan kebersihan mata e.Catat dan laporkan setiap tanda atau gejala perubahan visual setelahdilakukan prosedur f.Catat rencana asuhan keperawatan dan waktu perawatan kebersihan mata Referensi:Aifen, L. (2011). Tips menjaga kesehatan mata. 05 Maret 2012.http://www.lienaaifen.com/kesehatan/tips-menjaga-kesehatan-mata/  Dingwall, Lindsay. (2010). Personal hygiene care. Oxford: Wiley-BlackwellPotter, P. A., & Perry, A, G. (2005).  Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses dan praktik  . Edisi Keempat. Editor : Monica et al. Jakarta : EGC