Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Khutbah 7 menit

2021

Buku yang ada di tangan pembaca ini merupakan kumpulan dari khutbah-khutbah yang disusun dan disampaikan penulis sendiri di mimbar-mimbar khutbah selama beberapa tahun. Tematema yang ditulis menyesuaikan dengan waktu dan tempat serta kondisi yang terjadi baik lokal atau pun nasional. Bahasa yang digunakan dalam naskah khutbah ini semaksimal mungkin menggunakan bahasa masyarakat dan terkadang tidak terlampau memperhatikan kaidah-kaidah dalam bahasa tulisan. Sebaliknya bahasa yang digunakan di dalam khutbah ini cenderung menggunakan bahasa lisan dan lebih dialogis. Intinya bahasa keinginan terdalam dalam penyampaian khutbah adalah agar lebih mudah dipahami oleh berbagai kalangan

KHUTBAH JUMAT 7 MENIT Dr. H. Abdul Helim, S.Ag., M.Ag. PENERBIT CV.EUREKA MEDIA AKSARA i KHUTBAH JUMAT 7 MENIT Penulis : Dr. H. Abdul Helim, S.Ag., M.Ag. Editor : Baihaki, M.Ag. Desain Sampul : Eri Setiawan Tata Letak : Fachri Ulil Albab ISBN : 978-623-5581-74-3 Diterbitkan oleh : EUREKA MEDIA AKSARA, NOVEMBER 2021 ANGGOTA IKAPI JAWA TENGAH NO. 225/JTE/2021 Redaksi: Jalan Banjaran, Desa Banjaran RT 20 RW 10 Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga Telp. 0858-5343-1992 Surel : eurekamediaaksara@gmail.com Cetakan Pertama : 2021 All right reserved Hak Cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun dan dengan cara apapun, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya tanpa seizin tertulis dari penerbit. ii KATA PENGANTAR Rasa syukur yang tidak terhingga kepada Allah SWT yang selalu memberikan kekuatan, kesabaran, keseimbangan dan daya tahan tubuh serta pikiran sehingga buku khutbah 7 Menit ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Buku yang ada di tangan pembaca ini merupakan kumpulan dari khutbah-khutbah yang disusun dan disampaikan penulis sendiri di mimbar-mimbar khutbah selama beberapa tahun. Tematema yang ditulis menyesuaikan dengan waktu dan tempat serta kondisi yang terjadi baik lokal atau pun nasional. Bahasa yang digunakan dalam naskah khutbah ini semaksimalmungkin menggunakan bahasa masyarakat dan terkadang tidak terlampau memperhatikan kaidah-kaidah dalam bahasa tulisan. Sebaliknya bahasa yang digunakan di dalam khutbah ini cenderung menggunakan bahasa lisan dan lebih dialogis. Intinya bahasa keinginan terdalam dalam penyampaian khutbah adalah agar lebih mudah dipahami oleh berbagai kalangan. Harapan penulis semoga buku khutbah 7 menit ini dapat digunakan para khatib atau menjadi bahan perbandingan atau juga menjadi salah satu sumber referensi bagi orang yang ingin mempelajari agama Islam pada tema-tema tertentu. Kekurangan dan kesalahan tentu dimiliki oleh setiap manusia. Begitu juga dalam buku ini sangat dipastikan ada kekurangan dan kesalahan yang dibuat. Palangka Raya, November 2021 Penulis iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................iii DAFTAR ISI ......................................................................................... iv BAGIAN 1 ADA APA DENGAN KHUTBAH 7 MENIT .............. 1 1. Mengapa Khutbah 7 Menit ......................................................... 1 2. Dasar Khutbah 7 Menit ............................................................ 3 3. Khutbah 7 Menit Tanda Ke-faqih-an Khatib? ....................... 4 4. Manfaat Khutbah 7 Menit ........................................................ 5 5. Syarat Khutbah .......................................................................... 5 6. Rukun Khutbah ......................................................................... 6 7. Sunat-Sunat Khutbah ............................................................... 6 8. Makruh Khutbah....................................................................... 7 BAGIAN 2 TOPIK-TOPIK KHUTBAH ............................................ 8 1. 5 Golongan Su’ul Khatimah .................................................... 8 2. Belajar dari Sifat Allah al-Malik ............................................ 12 3. Berpikir Positif Untuk Wujudkan Hati yang Tenang .............. 15 4. Cara Mendapatkan Kesenangan yang Diridhai ................. 18 5. Cara Meraih Kebaikan Dunia dan Akhirat ......................... 21 6. Dengan Siapa Anak Belajar Agama, Tanggung Jawab Siapa .............................................................................. 24 7. Empat Ciri Orang Bahagia ..................................................... 27 8. Filosofi 40 ................................................................................. 30 9. Hadapi Corona dengan Tawakkal dan Ikhtiyar ................. 33 10. Haji Gratis, Siapa Mau?.......................................................... 36 11. Hikmah Peringatan Hari Ibu ................................................. 39 12. Menyambut Tahun Baru Masehi .......................................... 42 13. Makna Asyura 10 Muharram ................................................ 45 14. Makna Hijrah ........................................................................... 48 15. Memaknai Perubahan Nama Yatsrib menjadi Madinah ................................................................................... 51 16. Hikmah Awal Tahun: Antara Ingat Ajal dan Optimis ............ 54 iv 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. Membaca Hikmah Bulan Muharram ................................... 57 Syukur sebagai Hikmah Tahun Baru ................................... 60 Bulan Sya’ban: Persiapan untuk Fokus Ramadhan ........... 63 Menyambut Ramadhan ......................................................... 66 Ramadhan Laksana Danau Penuh Ikan .............................. 69 Pelajaran Bulan Ramadhan (1).............................................. 72 Pelajaran yang Diambil dari Bulan Ramadhan (2)............ 75 Ramadhan Hampir Berakhir: Jangan Menjadi Orang Bangkrut .................................................................................. 78 Bulan Syawal: Jangan Lupakan Ramadhan ........................ 81 Jangan Suka Mencela ............................................................. 84 Keutamaan Bulan Dzulqa’dah .............................................. 87 Memaknai Ibadah Qurban .................................................... 90 Kriteria Orang yang Baik dalam Islam ................................ 93 Membaca Hikmah di Balik Waktu-waktu Shalat ............... 96 Membiasakan Shalat Tepat Waktu dan Berjamaah di Mesjid ....................................................................................... 99 Meneladani Akhlak Rasulullah .......................................... 102 Menghadirkan Nabi ke dalam Diri .................................... 105 Menjaga Anggota Tubuh dari Dosa ................................... 109 Menjaga dan Memelihara Lisan ......................................... 112 Menyusahkan Orang Lain ................................................... 115 Hidup Memang Berliku ....................................................... 118 Hikmah dari Peringatan Nuzulul Quran ......................... 121 Pentingnya Tabayyun terhadap Segala Berita atau Informasi .................................................................................... 124 Jadikan segala Aktivitas sebagai Ibadah ........................... 127 Perbarui Niat dalam Setiap Langkah ................................. 130 Jangan Sibukkan Diri Menghitung Dosa Lain .................. 133 Pertanggungjawaban atas Segala Perbuatan .................... 136 Berakhirnya Bulan Rabi‘ul Awal: Apa yang Dipetik? .......... 139 Hikmah di Balik Bencana .................................................... 142 Seberapa Jauh yang Disebut Ukhuwah ............................. 145 Siapa Sebenarnya yang Sakit? ............................................. 148 v 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. Ujung Kehidupan Manusia ................................................. 151 Teroris Lingkungan .............................................................. 154 Etos Kerja dalam Islam ......................................................... 157 Khutbah Idul Fitri: Masih Ada yang Disilaturrahmi ............. 160 Idul Fitri: Kembali ke Fitrah ................................................ 164 Khutbah Idul Adha: Makna Qurban .................................. 167 Khutbah Idul Adha Aspek Teologis dan Sosiologis Ibadah Qurban ...................................................................... 170 55. Memetik Hikmah pada Peristiwa Gerhana Bulan ........... 174 56. Naskah Khutbah Wukuf di Arafah Syukur dan Muhasabah Diri ..................................................................... 177 57. Teks Khutbah Jumat yang Kedua ....................................... 186 Biodata Penulis ................................................................................. 188 vi BAGIAN 1 ADA APA DENGAN KHUTBAH 7 MENIT 1. Mengapa Khutbah 7 Menit Inti dari penyampaian khutbah adalah tegas, lugas dan singkat. Jika dihitung dengan waktu maka durasi khutbah yang efektif adalah sekitar 7 menitan. Pertanyaan yang mungkin muncul adalah mengapa harus 7 menit. Sebenarnya tidak ada ketentuan waktu tersebut. Namun sebagaimana disebutkan di atas bahwa waktu 7 menit diperkirakan cukup untuk menyampaikan khutbah. Alasanya adalah terpusatnya konsentrasi jamaah untuk mendengarkan khutbah. Keberhasilan seorang khatib untuk menyampaikan khutbah diterimanya isi khutbah tersebut oleh jamaah. Salah satu agar khutbah dapat diterima adalah disampaikan dalam waktu yang singkat, karena waktu yang paling efektif agar membuat konsentrasi jamaah tetap terpusat adalah setidaknya 7 menit. Di luar dari waktu tersebut, sangat memungkinkan perhatian jamaah sudah buyar. Hal ini bisa jadi ada yang perhatiannya teralih ke hal yang lain, mengantuk, tertidur dan sebagainya. Hal yang perlu diperhatikan seorang khatib adalah masyarakat yang menjadi pendengar khutbah. Jamaah yang mendengarkan khutbah beragam dan berbeda-beda. Salah satunya misalnya tentang kondisi jamaah. Kondisi ini terkadang ikut mempengaruhi keberhasilan dalam 1 penyampaian khutbah. Pada umumnya di zaman sekarang baik di desa terlebih lagi di perkotaan bahwa di hari Jumat masyarakat masih berkesibukan untuk bekerja, sehingga setibanya pelaksanaan shalat Jumat, ada di antaranya yang langsung ke mesjid tanpa sempat pulang ke rumah dan ada juga seusai bekerja dalam keadaan lelah dan ketika sampai di Mesjid yang ditambah suasana adem nyaman membuat sebagian jamaah terbawa suasana untuk senyap bahkan tertidur; walaupun dalam kondisi duduk. Bahkan ada juga jamaah yang hanya diberikan ijin oleh atasannya beberapa waktu namun dengan ada keimanan di hati, mereka pun menyempatkan diri melaksanakan shalat Jumat yang kemudian setelah shalat Jumat selesai mereka bisa pulang sebentar ke rumah untuk selanjutnya pergi kembali ke tempat kerja. Dengan memperhatikan kondisi-kondisi seperti ini, tentunya tidak keliru jika khutbah Jumaat memang seyogyanya disampaikan selama 7 menit. Berbeda halnya bagi masyarakat yang benar-benar mempersiapkan untuk melaksanakan shalat Jumat. Di hari ini mereka menyediakan waktu yang luas dan istirahat sebelum berangkat ke mesjid serta mereka juga libur bekerja hanya untuk menyambut shalat Jumat. Kondisi masyarakat seperti yang digambarkan ini tentu memerlukan khutbah yang panjang sehingga waktu Jumat ini dapat digunakan mereka secara maksimal. Khutbah 7 menit tentu tidak keliru apalagi salah. Hal yang terpenting adalah terpenuhinya syarat dan rukun khutbah. Khutbah dengan durasi 7 menit merupakan strategi khutbah di zaman sekarang dengan berbagai persoalan dan kesibukan para jamaah. Berdasarkan beberapa alasan di atas tampaknya penting bagi para khatib memperhatikan durasi khutbah yang disampaikan. 2 2. Dasar Khutbah 7 Menit Diakui tidak ada dasar hukum yang menyatakan durasi khutbah selama 7 menit. Namun dari beberapa riwayat ditemukan secara implisit bahwa durasi penyampaian khutbah seyogyanya tidak lama, sehingga dari hal ini kirakira waktu yang ideal adalah 7 menit. Hal ini dapat dilihat pada beberapa riwayat berikut ini. ‫ ألخطبََة‬:‫مََا روي عََن عمََر بََن الخطََاب رضََهللا ع ع ََ ََال‬ ‫ (أخرج ذلك عبد الرزاق فهللا مص ف فهللا كتاب‬...‫موضع الركعتين‬ )‫ باب من فاتت الخطبة‬- ‫الجمعة‬ Diriwayatkan dari Umar ibn Khaththab ra beliau berkata bahwa khutbah menempati dua rakaat. Khutbah yang menempati 2 rakaat berarti khutbah tersebut tidak lama atau disampaikan secara singkat. Riwayat ini juga ditegaskan kembali oleh para ulama terdahulu yang shalih bahwa durasi khutbah sama dengan durasi 2 rakaat shalat: ‫أن الخطبة فيها مكان الركعتين‬ Redaksi ini sering dibaca oleh bilal menjelang khatib menyampaikan khutbahnya. Riwayat-riwayat di atas adalah benar dan diperkuat oleh hadis Nabi Muhammad SAW yaitu: ‫حدث ا مسددٌ حدث ا يحيى عن سَفيان َال حَدث هللا سَماكٌ عَن ََابر‬ ‫بن سمرة ال كانت صَلة رسول َّللا صلى َّللا علي وسَلَ صَدًا‬ ‫وخطبت َ ص َدًا يأََرأ يََا ل‬ ‫ا مََن الأََر ن وي َذكر ال ََا (رواه أبََو‬ )‫داود‬ “Shalat yang dikerjakan Rasulullah sangatlah sederhana, begitu juga dengan khutbah beliau, (dalam khutbahnya) beliau hanya membaca beberapa ayat al-Qur’an dan memberi peringatan kepada orang-orang.” (Abu Daud) 3 Dalam penjelasan hadis di atas disebutkan: ‫ الأصد فهللا الشهللاء هو ال تصاد في وترك‬:)‫( صدًا وخطبت صدًا‬ ‫التطىويل وإنما كانت صَلت صلى ع علي وسَلَ وخطبتَ كَذلك‬ . ‫لئَل يمل ال ا‬ “Makna qashdan yaitu kesederhanaan di dalam berkhutbah dan tidak panjang. Sesungguhnya shalat dan khutbahnya Rasulullah adalah seperti itu. Dengan demikian tidak mendatangkan kebosanan bagi masyarakat”. Dapat disimpulkan bahwa khutbah Rasulullah adalah singkat atau tidak lama atau menghabiskan beberapa waktu. Singkatnya khutbah Rasulullah ini jika dipahami dengan kondisi sekarang kurang lebih sebagaimana disebutkan di atas yaitu 7 menit. 3. Khutbah 7 Menit Tanda Ke-faqih-an Khatib? Apakah benar bahwa khutbah 7 menit menunjukkan faqih atau mendalamnya ilmu seorang khatib?. Untuk menjawab pertanyaan ini dapat memperhatikan kembali sabda Rasulullah SAW berikut ini: ‫َار فَََوَ وأبل َ فلمََا ن َ ل ل ََا يََا أبََا‬ ٌ َ‫ََال أبََو وا َ لل خطب ََا عم‬ ‫اليأظَان لأََد أبلََت وأوََ ا فلََو ك َت ت فسََت فأَال إنََهللا سََمعت‬ ‫رسََول َّللا صََلى َّللا عليََ وسََلَ يأََول إن طََول صَََلة الرَََل‬ ‫و صر خطبت مئ َةٌ مَن فأهَ فََطيلوا الصََلة وا صَروا الخطبَة‬ )َ‫وإن من البيان سح ًرا (رواه مسل‬ Abu Wa`il berkata: bahwa Ammar pernah khutbah Jum’at dengan bahasa yang singkat dan padat. Ketika ia turun dari mimbar, kami pun berkata kepadanya “Wahai Abu Yaqzhan, khutbah Anda singkat dan padat. Sebaiknya Anda panjangkan”. Ammar pun menjawab “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya lamanya shalat dan pendeknya khutbah seseorang itu menunjukkan tentang pemahamannya tentang agamanya. Oleh karena itu, 4 panjangkanlah shalat dan pendekkanlah khutbah, karena sebagian dari bayan (penjelasan) adalah sihir”. (Muslim) Inti dari hadis ini adalah pendekkanlah khutbah dan panjangkan shalat. Maksudnya khutbah lebih pendek dari shalat. Jika khutbah kisaran 7 menit, maka shalatnya kisaran 10 menit. Selama ini ada fenomena yang terbalik, ada seorang khatib yang khutbahnya lebih panjang dari shalat Jumat. Praktik semacam ini menunjukkan bahwa khatib ini mesti menyelami dari pesan Rasulullah SAW ini. Dari hal ini pula dapat diukur keilmuan seorang khatib. Dengan demikian sudah terjawab pertanyaan yang diajukan di atas. 4. Manfaat Khutbah 7 Menit 1. Konsentrasi jamaah tetap terjaga; 2. Jamaah tetap bisa fokus (tidak berubah) dalam mendengarkan khutbah; 3. Menghindari timbulnya rasa bosan dari para jamaah; 4. Menghindari munculnya rasa kantuk pada jamaah; 5. Agar pesan dakwah bisa masuk; 6. Menghindari munculnya rasa kesal dan benci jamaah; 7. Berbagi waktu dengan jamaah yang bekerja. 5. Syarat Khutbah 1. Khatib seorang laki-laki; 2. Seorang khatib dalam menyampaikan di kedua khutbah harus berdiri, jika mampu; 3. Melaksanakan khutbah terlebih dahulu baru kemudian shalat Jumat; 4. Khatib dalam keadaan suci dari hadas kecil atau pun besar; 5. Khatib harus menutup aurat; 6. Menggunakan bahasa yang dipahami jamaah atau mayoritas jamaah; 7. Telah masuk waktu; 8. Dihadiri setidaknya 40 jamaah; 5 9. Berturut-turut antar rukun khutbah dan termasuk juga tidak lama terpisahnya antara khutbah pertama dan kedua; 6. Rukun Khutbah 1. Membaca Alhamdulillah dan seterusnya. Dianjurkan untuk mengulang bacaan Alhamdulillah. Misalnya (... ‫ الحمد هلل الذي‬،‫;)الحمد هلل‬ 2. Membaca shalawat kepada Baginda Rasulullah SAW; 3. Menyampaikan wasiat taqwa; 4. Membaca ayat al-Qur’an di salah satu dari dua khutbah. Tidak masalah jika di kedua khutbah dibacakan satu ayat al-Qur’an; 5. Berdoa untuk orang-orang mukmin di khutbah yang kedua. 7. Sunat-Sunat Khutbah 1. Berkhutbah di atas mimbar; 2. Mengucapkan salam; 3. Duduk di tangga mimbar selagi muadzin mengumandangkan adzan; 4. Posisi di tangga mimbar lebih tinggi dari jamaah 5. Berpegang dengan tongkat, pedang, busur atau benda lainnya seperti; 6. Tongkat dipegang dengan tangan kiri; 7. Menghadapkan muka ke arah jamaah; 8. Meninggikan suara tanda semangat dalam menyampaikan khutbah; 9. Fasih dalam menyampaikan khutbah sehingga dapat dipahami jamaah; 10. Durasi khutbah pendek; 11. Duduk di antara dua khutbah dan lamanya sekedar muadzin membaca shalat atau sepanjang membaca surat al-Ikhlas. Di referensi yang lain ada yang memasukkan duduk di antara dua khutbah sebagai syarat khutbah; 6 12. Menutup khutbah pertama dengan istigfar. 8. Makruh Khutbah 1. Membenturkan atau mengetuk tongkat di tangga mimbar; 2. Selagi naik ke mimbar dan sebelum duduk khatib berdoa. Hal ini untuk menghindari anggapan jamaah bahwa waktu tersebut adalah waktu mustajabah; 3. Menoleh ke kiri dan ke kanan di khutbah yang kedua di saat membaca shalawat kepada Nabi; 4. Berlebihan memuji atau mencela para pemimpin terutama ketika mendoakan mereka di khutbah kedua; 5. Tergesa-tegas dalam menyampaikan khutbah kedua; 6. Tidak kedengaran (suara yang lirih) dalam menyampaikan khutbah, terutama pada khutbah kedua. 7 BAGIAN 2 TOPIK-TOPIK KHUTBAH 1. 5 Golongan Su’ul Khatimah Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ََر‬ ‫ الحمََد لِل الََذأ أعطانََا الحيَََاة الََدْنيا ول جعلهََا فََى خيَ ل‬،‫الحمََدلِل‬ ‫ أَْهد أن ال‬.‫وعملي لة حس لة ونجَد رحمَةً وسََلمةً فَى الَدْنيا والخَرة‬ ‫ وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول‬. ‫ال إال ع وحده ال ْريك ل‬ َ‫ أللهَ صل وسلَ على سيدنا محم لد إبن عبد ع وعلى ل‬.‫ال نبهللا بعده‬ ‫ كمَا‬.‫ أوصيكَ ونفسَى بتأَوأ ع‬. ‫ فيآأيْها ال ا‬.‫وأصحاب ومن وااله‬ ‫ يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال‬:‫ََال ع تعََالى‬ .‫وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Dalam kitab Sabi>lul Iddika>r wal I’tibar Sayyid Abddullah ibn Alawi al-Haddad mengatakan ada 5 golongan yang 8 dikhawatirkanmeninggal dalam keadaan su>’ul kha>timah. Kelima golongan ini adalah 1) orang yang suka melalaikan shalat, 2) orang yang suka minum-minuman keras, 3) orang yang durhaka pada orang tua, 4) orang yang suka menyusahkan (menzhalimi) orang lain atau sesama muslim 5) orang yang suka terus menerus melakukan perbuatan dosa dan keji tetapi tidak mau bertobat. 1. Orang yang suka melalaikan shalat. Kita mengetahui bahwa shalat itu adalah kewajiban kita sebagai hamba. Dalam alQuran banyak sekali perintah mendirikan shalat (َ ‫َّوَاْاة‬ ‫)أَقِ ْي ُم ْوْ ا ص ل‬ dan hadis Nabi juga menyatakan: ‫الصَلة عماد الدين ومن أ امها فأد أ ام الَدين ومَن تركهَا فأدهَدم‬ ‫الدين‬ Shalat tiang agama, siapa saja yang melaksanakannya maka ia menegakkan agama dan siapa saja yang meninggalkan shalat termasuk meruntuhkan agama. Oleh karena itu wajar saja orang yang suka melalaikan shalat sangat dimungkinkan meninggal su’ul khatimah, sebab sebagai hamba yang diberikan anugerah atau kelezatan berbagai rupa tetapi tidak diimbangi dengan syukur dengan cara melaksanakan perintah Allah. 2. Orang yang suka minum-minuman keras. Kita mengetahui Allah melarang minum-minuman keras, karena akibat perbuatan ini menimbulkan permusuhan dan kebencian serta kerusakan-kerusakan lainnya yang sangat besar. Hal ini sesuai َ ‫شو ْي‬ ‫ِإنلا َمو اي ُِر ْي ُدا ص ل‬ dengan Q.S. Al-Maidah ayat 91 (‫َ ُُ اأ َ ُْاي ُْْقِو َ ا َييْونَ ُُ ُاا ْص ََو َد َْة َا‬ ْ ْ ِ‫سام‬ ...‫ضآ َءافِيا صخ َْمر‬ ٌ ْ‫ِرج‬ َ ‫) َْ ْصيَ ْغ‬. Bahkan khamar disebut sebagai (‫َ َمو ِ ا‬ َ ‫وُا‬ َ ‫ل‬ ‫ ) صشو ْيَ ِا‬atau khamar adalah perbuatan syaithan. Oleh karena ُ itu wajar saja orang yang minum khamar sangat mungkin su’ul khatimah. 3. Orang yang durhaka pada orang tua. Baik al-Quran ataupun Hadis Nabi melarang kita durhaka kepada orang tua. Hal ini karena mengingat kesusahan yang dialami ibu kita 9 mengandung sampai melahirkan. Q.S al-Ahkaf ayat 15 (‫ َح َم َتْوُُا‬... ... ‫ضوووََتُُْا ُُ ْر ًهووو‬ َ َْ ْ‫ا‬ َ ‫)أ ُ ُّموووُُا ُاُ ْر ًهووو‬. Ketika Nabi ditanya, salah satu jawabannya adalah durhaka pada orang tua termasuk dosa besar. (ُْ ‫َقُو ْوْ ُ ا ْص َْ ِصو َدي ِا‬ ْ‫سو ْو‬ ُ ...‫ما َمو ا ْص َُيَو ُاِر‬،‫َا‬ ُ ‫)يَ َر‬. Maka wajar saja orang yang َ durhaka pada orang tua sangat mungkin su’ul khatimah. 4. Orang yang suka menyusahkan orang lain. Kita mengetahui baik perbuatan atau perkataan atau seluruh dari anggota tubuh kita ini akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak. Q.S al-Isra: 36 (َ‫َ ْنوُُا َمسْو ُ ْْ ا‬ َ ‫اْ ْصؤُ َود َدا ُُو ُّااأ ُ ْْص ِوََ اَُو َُاا‬ َ َ‫اْ ْصي‬ َ ‫َّ َور‬ َ َ ‫)إِ لُا صس ْلوم‬. Oleh karena itu, maka janganlah kehadiran kita di dunia ini baik dari segi kata-kata kita yang terucap dari mulut, perbuatanperbuatan kita yang kita lakukan melalui anggota tubuh kita, menjadi gangguan pada orang lain, membuat orang lain tidak nyaman, apalagi sampai mengghibah, mengadu domba, mencela, memfitnah dan macam-macam perkataan kita yang merugikan orang lain. Kita pun yang berperilaku seperti itu juga sangat rugi karena sangat mungkin mati dalam keadaan su’ul khatimah. 5. Orang yang suka terus menerus berbuat dosa. Disadari atau tidak, apa pun yang kita lakukan di dunia ini akan diperlihatkan di akhirat kelak baik itu buruk atau pun baik. ْ ِ‫وتام‬ ْ ِ‫تام‬ ْ َ ِ‫َم‬ ْ َ ِ‫َم‬ Q.S. Ali Imran: 30 (‫وُا‬ َ ‫اْ َمو ا‬ َ ْ‫وُا َخي ٍْورا ُّامح‬ َ ‫يَ ْْ َاات َِجدُا ُُ ُّانَ ْؤ ٍسا لم ا‬ َ ‫ض ًور‬ ...‫س ْوْءٍا‬ ُ ). Di dunia ini tidak ada yang kekal, bahkan Firaun yang tidak pernah sakit sedikit pun juga mati. Allah sendiri berfirman Q.S. Ali Imran: 185 (‫)كَ ْل نفَ ل ذا أَة المَوا‬. Karena apa pun yang di dunia bisa mati, maka wajar saja jika orang yang suka terus menerus berbuat dosa serta tidak bertobat meninggal dalam keadaan su’ul khatimah. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Mudahmudahan kita bisa selalu tepat bisa melaksanakan shalat, 10 menghindari dari khamar, taat dan bakti pada orang tua, hidup bermanfaat untuk orang lain dan bukan malah menyusahkan orang lain serta berupaya untuk menjaga perilaku kita agar selalu dalam kebaikan.Semoga kita ketika tiba saatnya nanti menghadap Allah dalam keadaan husnul khatimah. ‫إن السمع والبصر والفؤاد ك ْل أولئك كان ع مسئو ًال‬.َ‫الرَي‬ ‫أعوذ باهلل من الشيطان‬ َ‫ بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن الك َريَ ونفع ََى وإيََاك‬.)36 :‫(السََراء‬ ‫ أ َول‬.َ‫ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي‬.َ‫بالياا والذكر الحكي‬ ‫َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا‬ .َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم ين والمؤم اا‬ 11 2. Belajar dari Sifat Allah al-Malik Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمد لِل الذأ ربْ ٱلسمـاواا وربْ ٱلرض ربْ ٱلعَالمين‬،‫الحمد لِل‬ ‫ أْهد أن ال إل إال ع وحَده ال‬.‫ول ٱلكبريآء فى ٱلسمـاواا وٱلرض‬ ََ‫ الله‬.‫ْريك لَ وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال نبَهللا بعَده‬ ‫ أما بعد فيا‬.‫صل وسلَ على سيدنا محم لد وعلى أل وأصحاب أَمعين‬ ‫ يَا أيْهَا‬:‫كما َال ع تعَالى‬.‫أيْها المسلمون أوصيكَ ونفسهللا بتأوأ ع‬ .‫الذين م وا اتأوا َّللا ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Kali ini, khatib mengajak kita mengkaji asma Allah yaitu al-Malik. Imam al-Ghazali berkata al-Malik bermakna “tidak membutuhkan kepada sesuatu yang lain, bahkan sesuatu itulah yang butuh pada-Nya, karena wujud dari segala sesuatu di alam ini bersumber dari pada-Nya, sehingga semua yang ada ini pun menjadi Milik-Nya. Itulah yang disebut sebagai Raja Yang Mutlak”. Dalam al-Qur’an, kata al-Malik diulang sebanyak 5 kali yang secara umum bermakna Raja atau Penguasa. Makna ini sesuai dengan Q.S. al-Mu’minun ayat 116: َ‫فتعالى َّللا الملك الح ْ ال إل إال هو ربْ العرش الكري‬ Pada Q.S. al-Muluk ayat 1 disebutkan bahwa Allah Raja di atas segala raja. Kekal abadi dan semua yang ada di alam ini tunduk kepada-Nya. Pada saat manusia dikeluarkan dari kuburnya, tidak ada yang hidup selain Allah, tidak ada yang berhak untuk sombong selain dari Allah. Allah pun berkata 12 sebagaimana Q.S. al-Ghafir ayat 16 siapa yang punya kerajaan hari ini?. Jawabannya tidak lain adalah Allah sebagai pemilik tunggal, bahkan dalam Q.S. Al Fatihah ayat 4 yaitu lafal al-Malik jika dibaca panjang “ُ‫ِي‬ ‫ ” َم صَِِا يَ ْْ ِا صد ِا‬bermakna “Yang Mengusai hari Pembalasan”, dan jika dibaca pendek seperti “ ُ‫ِي‬ ‫” َم َِِا يَ ْْ ِا صد ِا‬ bermakna “Raja di hari pembalasan”. Intinya Allah lah Raja dan pemilik segala sesuatu yang di alam ini. Pesan yang dapat dibaca dari al-Malik ini adalah: 1. Di kehidupan ini, manusia juga bersifat memiliki sesuatu, tetapi yang dimiliki manusia hanya bersifat sementara dan akan berakhir serta karena sebagai amanat apapun yang kita miliki akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Oleh karena itu, harta, jabatan atau apapun namanya yang kita miliki seyogyanya diperoleh secara halal dan digunakan untuk yang halal pula. Keinginan-keinginan hawa nafsu yang selalu ingin menjerumuskan kita dan tunduk pada keinginan setan, mesti sedapat mungkin kita kendalikan. 2. Tidak terlena jabatan atau posisi yang kita miliki saat ini. Ketika kita berada di posisi di atas atau memiliki jabatan yang tinggi, seyogyanya kita menyadari bahwa ada lagi yang lebih Maha Tinggi dari kita. Tidak selayaknya kita sombong, angkuh, merasa lebih hebat dari orang lain, karena Allah pemilik segala sesuatu di alam ini. Allah berfirman Q.S. alJatsiyah ayat 36-37. َََ‫ ول‬.‫فللَََ الحمَََد رب السَََماواا ورب الرض رب العَََالمين‬ ...‫الكبرياء فهللا السماواا والرض‬ “Milik Allah segala pujian, Tuhan langit dan Tuhan bumi, Tuhan semesta alam, dan hanya milik Allah keagungan di langit dan bumi…” 3. Dengan memaknai asma al-Malik, soyogyanya kita selalu bersyukur karena Allah memberikan kesempatan menikmati anugerah di alam ini. Kita bersyukur dipinjami kekuatan untuk melakukan aktivitas bahkan membuat kebijakan13 kebijakan tertentu. Anugerah dan kekuatan yang dipinjamkan ini pun akan diambil. Oleh karena itu mumpung masih dipinjamkan agar dapat digunakan untuk kebaikan dan ridha Allah. 4. Dengan memaknai asma al-Malik, berarti Allah tidak membutuhkan manusia. Apakah kita taat atau pun durhaka, tidak berefek sama sekali pada Allah. Ketaatan yang kita lakukan, sama sekali tidak membuat kekuasaan Allah bertambah dan kedurhakaan kita juga sama sekali tidak membuat Allah rugi. Justru kita yang membutuhkan Allah. Amal ibadah yang kita lakukan akan kembali kepada kita berupa kebaikan atau pahala. Begitu juga kemaksiatan yang kita lakukan kembali kepada kita berupa kemudaratan atau dosa. Inilah khutbah yang dapat disampaikan. Kesimpulannya asma al-Malik mengajarkan kepada kita agar ingat bahwa yang Maha Penguasa di alam raya ini adalah Allah SWT bukan manusia atau siapa pun. Kekuasaan yang kita miliki hanya sementara, tidak kekal dan pada saatnya nanti akan terlepas dari diri kita. ‫ إن َّللا لَ ملَك السَماواا والرض‬.َ‫أعوذ بَاهلل مَن الشَيطان الَرَي‬ :‫ََير (التوبََة‬ ‫يحيََهللا ويميََت ومََا لكَََ مََن دون َّللا مََن ولََهللا ل وال نص ل‬ ‫ بارك ع لى ولكَ فَى الأَر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاكَ باليَاا‬.)116 ‫ و َل رب‬.َ‫ وتأبََل م ََى وم َ كَ إن َ هوالسََميع العلََي‬.َ‫والََذكر الحكََي‬ .‫اغفر وارحَ وأنت خير الراحمين‬ 14 3. Berpikir Positif Untuk Wujudkan Hati yang Tenang Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمََد لِل الََذأ َعََل عبََاده وم حَ عأََلً وتفكيَ ًَرا إيجابيًََّا‬،‫الحمََد لِل‬ ‫ و أََْهد أن‬. َ ‫ أََْهد أن ال ال َ إال ع وحََده ال ََْريك ل‬.‫و لبًََا هاد ًََا‬ ‫ أللهَ صل وسَلَ علَى سَيدنا‬.‫سيدنا محمدًا عبده ورسول ال نبهللا بعده‬ . ‫ فيآأيْهََا ال ََا‬.‫محم َ لد إبََن عبََد ع وعلََى ل َ وأصََحاب ومََن وااله‬ ‫ يآأيْها الذين أم وا اتأوا‬:‫ كما ال ع تعالى‬.‫أوصيكَ ونفسى بتأوأ ع‬ .‫ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Banyak cara yang dapat kita gunakan untuk menghadapi berbagai persoalan dalam kehidupan ini. Salah satunya adalah berpikir positif yaitu pemikiran kita dijaga agar selalu positif baik terhadap diri kita sendiri, terhadap orang lain atau terhadap keadaan atau masalah yang kita alami. Bahkan sebagai orang yang beriman, kita juga berpikir positif kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan hadis qudsi: ‫ أنَا ع َد ظَن عبَدي‬:‫ يأَول ع‬:‫ َال رسَول ع‬:‫ ال‬،‫عن أبهللا هريرة‬ )َ‫(مسل‬...‫ وأنا مع حين يذكرنهللا‬،‫بهللا‬ Allah berkata: Aku menuruti prasangka hambaKu tentangKu dan Aku bersama hambaKu ketika ia mengingatKu. Hadis ini mengajarkan kepada kita agar menjaga pikiran selalu berpikir positif. Kenapa demikian, karena Allah adalah kebaikan yang tertinggi. Kita sendiri menginginkan kebaikan itu dan Allah selalu bersama kita ketika kita mengingatNya. Oleh 15 karena itu hal-hal positif lah yang harus kita pikirkan. Dengan berpikir positif, harapannya kita tetap sehat dan panjang umur sehingga bisa menggunakan tubuh dan umur ini untuk beribadah kepada Allah. Dengan berpikir positif, semoga kita bisa menghilangkan rasa khawatir tentang musibah, tentang sakit, atau rasa khawatir kalau-kalau kita meninggal dunia. Setiap mahkluk yang bernyawa pasti mati, tetapi dengan berpikir positif, insya Allah kita tidak khawatir dengan setiap keadaan yang menimpa kita. Allah berfirman: ‫ما أصاب من ْمصيب لة إال بإذن َّللا ومن يؤمن بَالِل يهَد لبَ وَّللا بكَل‬ )11 :‫ (التَابن‬.ٌَ ‫ْهللاءل علي‬ “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah, dan setiap orang yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” Namun demikian, walaupun setiap sesuatu adalah berdasarkan izin dari Allah, bukan berarti kita juga menyerahkan segalanya kepada Allah, apalagi menyerah dengan keadaan. Menyerah ini justru termasuk berpikir negatif dan hal ini harus kita hindari. Kita wajib berikhtiar, kita wajib menjaga diri, kita wajib berupaya untuk tetap hidup dan upaya-upaya ini adalah termasuk berpikir positif. Buah dari berpikir positif adalah ketenangan hati dan jiwa. Artinya, apapun masalah yang kita hadapi, apakah masalah itu terkait dengan ekonomi, apakah masalah itu terkait dengan sosial, apakah masalah itu terkait dengan kesehatan dan masalahmasalah lainnya, maka dengan berpikir positif hati kita pun menjadi tenang. Memang, terkadang macam-macam orang, bedabeda perasaannya, macam-macam orang beda-beda yang ia pikirkan bahkan macam-macam orang pun juga ada yang berhati lunak, tetapi ada juga yang sudah terlanjur berhati keras. Oleh karena itu, mari kita sama-sama bermohon kepada Allah agar 16 ‫‪mendapatkan ketenangan itu, karena yang membolak balikan‬‬ ‫‪hati adalah kuasa Allah SWT.‬‬ ‫‪Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya‬‬ ‫‪adalah mari selalu menjaga pikiran kita agar selalu berpikir‬‬ ‫‪positif, karena manfaatnya sangat banyak dan buah dari hal ini‬‬ ‫‪adalah mendapatkan ketenangan.‬‬ ‫أعََوذ بََاهلل مََن الشََيطان الََرَيَ‪ .‬هََو الََذي أنَ ل السََكي ة فََهللا لََوب‬ ‫المؤم ين لي دادوا إيمانًا مَع إيمَانهَ‪،‬ولِل َ َود السَماواا والرض‪،‬‬ ‫وكََان َّللا علي ًمََا حكي ًمََا (الفََت ‪ .)4 :‬بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن‬ ‫الكريَ ونفع ى وإياكَ بَلياا والذكر الحكيَ‪ .‬وتأبَل م َى ومَ كَ إنَ‬ ‫هوالسَََميع العلَََيَ‪ .‬أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر‬ ‫المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا‪ ،‬فاسََََتَفروه إنََََ‬ ‫هوالَفور الرحيَ‪.‬‬ ‫‪17‬‬ 4. Cara Mendapatkan Kesenangan yang Diridhai Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 .‫ الحمد لِل الَذأ أتَى للَذاكرين فَهللا دنيَاهَ وأخَراهَ سَعادة‬،‫الحمد لِل‬ ‫ و أََْهد أن سََيدنا محم َدًا‬. َ ‫أََْهد أن ال ال َ إال ع وحََده ال ََْريك ل‬ ‫ أللهَ صل وسلَ على سيدنا محم لد إبن عبد‬.‫عبده ورسول ال نبهللا بعده‬ ‫ أوصَيكَ ونفسَى‬. ‫ فيآأيْهَا ال َا‬.‫ع وعلى لَ وأصَحاب ومَن وااله‬ َ‫ يآأيْهَا الَذين أم َوا اتأَوا ع حَ تأات‬:‫ كما ال ع تعَالى‬.‫بتأوأ ع‬ .‫وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Di tengah kemajuan zaman seperti sekarang ini, alat teknologi bukan hal yang aneh lagi bahkan bertebaran di sekeliling kehidupan kita. Tidak hanya orang tua, tetapi anakanak pun termasuk juga remaja dan dewasa juga telah mengenal kemajuan ini, bahkan begitu menjalarnya teknologi dalam kehidupan kita anak yang berusia baru beberapa bulan juga mengenal teknologi ini. Dampak dari semua ini adalah bahwa masyarakat kita ada yang cenderung terikat dan menyatu dengan teknologi, bahkan jika alat teknologi ini tidak terbawa atau tidak berada di tangannya, kehidupan pun seakan-akan terputus, hampa, kering serta terasa separoh nyawa telah hilang. Di tengah kehidupan seperti ini, tampaknya kita mulai lebih ingat dengan teknologi jika dibandingkan dengan Sang Maha Pencipta seluruh makhluk. Inilah yang membuat kita selalu berpandangan materialistis, kita juga gampang stress, 18 gampang merajuk, gampang berkeluh kesah, gampang mencari kambing hitam, gampang dipecah belah dan jika kita di dalam rumah tangga, kita juga gampang berselisih bahkan gampang bercerai. Oleh karena itu, untuk menghadapi berbagai kerisauan ini, Allah memberikan melalui Q.S. al-Ra’du ayat 28: ‫الذين م وا وتطمئ ْن لوبهَ بذكر َّللا أال بذكر َّللا تطمئ ْن الألوب‬ “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”. Berzikir yang dimaksudkan di sini tidak hanya membaca dzikir (ُ، ‫ ) اَ ِص اَُ إِ ال ا‬tetapi termasuk juga maknanya adalah ingat kepada Allah. Artinya ketika berdzikir baik diucapkan oleh lisan atau pun oleh hati, pikiran kita fokus ingat kepada Allah. Allah yang Maha Memberi, Ia yang Maha memberikan rahmat, Ia yang Maha mengambil, Ia yang Maha mengatur, Ia yang Maha mengabulkan, Ia yang Maha Memberikan ampunan dan Ia Maha Segalanya. Jika kita dapat melakukan hal yang demikian maka kita pun dapat menghadapi berbagai persoalan dengan tenang dan senang, kendatipun perasaan sedih itu selalu hinggap dalam hidup manusia tetapi dengan bermodal yang selalu ingat dengan Allah kita pun dapat menghadapinya dengan tenang. Tenang membuat pikiran menjadi panjang dan pasti banyak memberikan manfaat dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan. Disamping tenang, orang-orang berdzikir diberi gelar oleh Nabi sebagai al-mufarridun. Rasulullah bersabda: ‫ الَذاكرون‬:‫ ومَا المفَردون يَا رسَول ع ؟ َال‬:‫سب المفردون الوا‬ )َ‫ع كثي ًرا والذاكراا (مسل‬ Telah mendahului kita orang-orang mufarridun.” Para Sahabat bertanya, “Siapa al-Mufarridun itu?” Rasulullah menjawab, “Kaum laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah.” Orang yang banyak berdzikir atau mereka yang mengembangkan dzikir di muka bumi ini disebut sebagai al19 Mufarridun, dan mereka yang termasuk dalam al-Mufarridun di hari akhirat kelak lebih dahulu masuk ke dalam surga Allah. Satu hal yang penting untuk disampaikan bahwa berdzikir (ingat) juga dapat dilakukan dengan mengingat Rasulullah SAW. Kenapa demikian karena Rasulullah adalah makhluk Allah yang paling dekat dengan Allah. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya mari kita mengingat Allah (berdzikir) dan Rasulullah (shalawat) agar suasana panas di dalam diri kita dapat kita kendalikan. .)10 :‫يَرا لعلكََ تفلحَون (الجمعَة‬ ً ‫واذكروا َّللا كث‬.. .َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ ‫بارك ع لى ولكَ فى الأَر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاكَ بَليَاا والَذكر‬ ‫ أ ََول ََولهللا هََذا‬.َ‫ وتأبََل م ََى وم َ كَ إن َ هوالس َميع العلََي‬.َ‫الحكََي‬ ‫وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا والمَََؤم ين‬ .َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم اا‬ 20 5. Cara Meraih Kebaikan Dunia dan Akhirat Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ََر‬ ‫ الحمََد لِل الََذأ أعطانََا الحيَََاة الََدْنيا ول جعلهََا فََى خيَ ل‬،‫الحمََدلِل‬ ‫ أَْهد أن ال‬.‫وعملي لة حس لة ونجَد رحمَةً وسََلمةً فَى الَدْنيا والخَرة‬ ‫ وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول‬. ‫ال إال ع وحده ال ْريك ل‬ َ‫ أللهَ صل وسلَ على سيدنا محم لد إبن عبد ع وعلى ل‬.‫ال نبهللا بعده‬ َ‫ أوصَََيك‬.‫ فيآأيْهَََا الحاضَََرون رحمكََََ ع‬.‫وأصَََحاب ومَََن وااله‬ َ‫ يآأيْها الذين أم وا اتأَوا ع ح‬:‫ كما ال ع تعالى‬.‫ونفسى بتأوأ ع‬ .‫تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan ath-Thabrani disebutkan: ‫ أرب َ ٌع مََن أعطََيهن فأََد‬:‫ ََال‬.‫م‬.: ‫عََن إبََن عبََا أن رسََول ع‬ ‫أعطهللا خير الدْنيا والخرة‬ Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda: ada empat macam yang siapa pun diberikan ke empat macam itu kepadanya maka sungguh mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat. 1. ‫ ق ْيوا ً شو ُ ًِر‬: yaitu hati yang selalu bersyukur. Kenapa dengan hati yang penuh syukur kita bisa mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat karena dengan syukur tersebut hati kita terbuka memahami betapa berartinya pemberian Allah ini. Sekecil apa pun atau seberapa pun yang kita miliki atau sebesar apa pun 21 yang dimiliki orang, tetapi kita tetap bersyukur, maka hati kita pun menjadi tenang. Rasulullah bersabda yang diriwayatkan Imam Ahmad: “‫ْور‬ ‫وُ صَو ْا يَ ْشو ُُ ِار ْصقَ ِيْو َا صَو ْا يَ ْشو ُُ ِار ْص َُثِي َا‬ ‫ ” َم ْا‬siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia pun tidak bisa mensyukuri yang banyak. Berarti kita harus membiasakan hati kita untuk selalu mensyukuri segala yang ada pada diri kita dan apa pun yang kita miliki. 2. ‫ِور‬ ً ُ ‫ ْصسو نا ً ذ‬: yaitu lidah yang selalu berdzikir. Allah berfirman Q.S. al-Ahzab 41: ( ‫ِيور‬ ‫“ )يَو أَيُّ َهو صلوذِيَُا آ َمنُوْ ْذ ُُ ُورْ لا‬berzdikirlah ً ‫ّللاَ ِذ ُْ ًور َاُث‬ (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyakbanyaknya”. Firman Allah ini mengajarkan agar kita membiasakan diri kita untuk mengingat Allah SWT. Mengingat Allah ini banyak macamnya baik melalui pikiran (tafakkur) atau pun melalui lisan kita. Apa yang kita dapatkan dengan berdzikir ini, tidak lain adalah kita mendapatkan ketenangan. Bagaimana logikanya dengan berdzikir hati menjadi tenang, jawabannya melalui penyebutan terhadap nama Allah yang kemudian masuk ke dalam hati, maka apa pun yang menimpa kita, hati kita tetap tenang dan tenteram bahkan dengan selalu berdzikir kita pun terjaga dari melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah SWT. 3. ‫َّو ياِ ًر‬ َ ً‫ ْيَو َدن‬: yaitu sabar terhadap ujian yang menimpa َ ‫َ َو ْصويَ َاءِا‬ diri kita. Kenapa dengan sabar kita bisa meraih kebaikan dunia dan akhirat. Jawabannya, karena sabar adalah kunci menghadapi problematika kehidupan yang semakin komplit. Kita boleh bercita-cita setinggi langit, bahkan semangat untuk melipat dunia tetapi ketika di perjalanan yang kita tempuh ternyata penuh dengan liku bahkan membuat kita terhenti melangkah, kunci untuk membuat diri kita tetap stabil tidak lain adalah melalui sabar. Di sinilah kita mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat tersebut. 4. ُ‫ َْزَ ْْ َجو اٌ ت َ ْيغِي و ِاُ خ َْْنًو فِووي نَ ْؤ ِسووه َْ َا َم ِصو ِا‬: yaitu seorang istri yang mau dinikahi oleh suaminya bukan karena takut pada dirinya atau menginginkan harta suaminya. Intinya adalah orang yang 22 mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat adalah memiliki istri yang shalihah. Istri yang shalihah adalah dambaan para suami. Kita pasti menginginkan memiliki istri pejuang dan penyemangat suami seperti Sayyidah Khadijah dan Sayyidah Aisyah ra. Kita pasti menginginkan memiliki istri setia menjaga kesuciannya seperti Maryam. Initnya kita menginginkan istri kita menjadi istri dan ibu yang baik, nyaman dipandang, taat pada suami, menjaga kehormatan dirinya walaupun kita tidak ada dan tidak sembarangan menggunakan harta yang ada di rumah. Kita sama sekali tidak menginginkan memiliki istri tukang gosip, penghasut, suka memfitnah, penggoda orang lain, pengkhianat, ingkar dan perilaku-perilaku tercela lainnya. Namun kalau pun kita memiliki istri yang memiliki perilaku yang negatif, maka kita berkewajiban membimbing dengan baik pada mereka agar mereka dapat diarahkan ke jalan yang sebenarnya. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga kita menjadi orang yang beruntung sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya. ‫ يا أيْهَا الَذين م َوا اسَتعي وا بالصَبر‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ ‫ بََارك ع لََى ولكَََ فََى‬.)153 :‫ إن َّللا مََع الصََابرين (البأََرة‬،‫والصَََلة‬ ‫ وتأبََل م ََى‬.َ‫الأََر ن الكََريَ ونفع ََى وإيََاكَ بَليََاا والََذكر الحكََي‬ َََ‫ أ ََول َولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولك‬.َ‫وم َ كَ إن َ هوالسََميع العلََي‬ َ‫ فاسَتَفروه إن‬،‫ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ 23 6. Dengan Siapa Anak Belajar Agama, Tanggung Jawab Siapa Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمد لِل الذأ َعل العلَ ضيا ًء ونو ًرا وَعل العلماء ورثة‬،‫الحمد لِل‬ ‫ و أَْهد أن سَيدنا محمَدًا‬.‫ أَْهد أن ال الَ إال ع إل ًهَا واحَدًا‬.‫النبيَاء‬ ‫ أللهَ صل وسلَ على سيدنا محم لد وعلى ل وأصحاب‬.‫أْرفًا مخلو ًا‬ :‫ كمَا َال ع تعَالى‬.‫ أوصيكَ ونفسى بتأوأ ع‬. ‫ فيآأيْها ال ا‬.‫أكر ًما‬ .‫يآأيْها الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokoh-tokoh masyarakat, bapak-bapak, saudara-saudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Pada zaman sekarang ada kecenderungan di masyarakat kita muncul sebuah pemahaman atau gerakan yang cenderung suka menyalah-nyalahkan praktik keagamaan orang lain, bahkan sampai menyatakan orang lain sesat atau mengkafirkan orang lain sehingga orang yang berbeda dari mereka masuk neraka. Permasalahannya, pemahaman dan gerakan seperti yang disebutkan di atas justru sepertinya menimpa anak-anak kita atau generasi muda kita. Tidak sedikit ada orang tua yang memiliki pemahaman dan tradisi keagamaan seperti yang sudah biasa kita lakukan tetapi memiliki anak yang berpemahaman jauh berbeda dari orang tuanya. Berarti, salah satu kewajiban orang tua tidak hanya memberikan pendidikan agama kepada anak atau mencari nafkah untuk membiayai pendidikan anak tetapi juga berkewajiban untuk memperhatikan dengan siapa anak belajar agama, siapa guru agama anak kita, di lembaga pendidikan 24 agama mana anak kita belajar. Bahkan, kalau pun anak sekolah di ma’had atau di pondok pesantren maka pondok pesantren yang seperti apa tempat anak kita sekolah. Ini harus kita lakukan karena Nabi Muhammad SAW sendiri pernah mengatakan: ٌ ‫إن هذا العلَ د‬ َ‫ين فانظروا عمن تَخذون دي ك‬ “Sesungguhnya ilmu ini adalah (bagian dari) agama, karena itu hendaklah kalian perhatikan dari siapa kalian mengambil agama kalian” (H.R. ad-Darimi). Hadis ini mengamanatkan kepada kita ilmu itu adalah bagian dari agama. Karena ia bagian dari agama, maka kita sangat penting memperhatikan dari mana kita mengambil atau mendapatkan ilmu yang kita miliki saat ini. Jika hal ini dikaitkan dengan anak, maka jika anak kita belajar agama dari di dunia maya atau dari sosial media atau dari internet saja, maka guru anak kita adalah dunia maya atau sosial media atau internet itu sendiri. Jika anak kita belajar dengan seorang guru, tetapi si guru ini memiliki pola pikir yang suka menyalah-nyalahkan orang lain seperti yang digambarkan di atas, maka anak kita sedikit banyaknya akan meniru pola pikir si guru itu. Jika anak kita belajar pada lembaga pendidikan agama yang memiliki misi untuk menyatakan orang yang berbeda dari mereka sebagai orang yang sesat atau sebagai orang yang kafir, maka anak kita akan memiliki pola pikir yang serupa seperti yang dianut lembaga pendidikan tersebut. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua, jangan sembarang menyerahkan pendidikan anak kita, jangan mudah tergiur adanya fasilitas-fasilitas bahkan beasiswa yang diberikan tetapi jika ada misi-misi tertentu pada lembaga pendidikan tersebut maka bisa jadi ia akan lahir menjadi orang yang berbeda dari kita dan berbeda dari guru-guru kita. Oleh karena itu, agar kita tidak keliru cobalah untuk mempelajari dengan siapa anak berguru dan di mana anak kita belajar agama. Allah berfirman pada Q.S. al-Isra ayat 70: 25 ً ‫ير ممن خلأ ا تفض‬ ‫يَل‬ ‫ وفضل اهَ على كث ل‬... Firman Allah ini menyatakan bahwa dibekali akal oleh Allah sehingga kita pun mampu melihat keganjilan-keganjilan pada gaya beragama anak kita. Kendati pun kita belum memiliki kemampuan untuk mempelajari tempat anak kita belajar, agama maka Allah juga berfirman pada Q.S. an-Nahl ayat 43 “ ‫فَسْـَٔ ُ ْْْٓ َ ْه َا‬... ‫ُِ ُُ ْنت ُ ْا َا ت َ َْ َ ُم َُْْا‬ ‫ ” ِصذ ُْ ِار ْا‬yang maksudnya bertanyalah kepada yang mengetahui lembaga-lembaga pendidikan yang berbeda dengan tradisi keilmuan kita. Pesan ini juga ditujukan kepada generasi muda. Anda harus hati-hati, jangan asal ikut-ikutan dan gunakan akal pikiran yang dianugerahkan Allah ini untuk berpikir kembali dan Anda harus memiliki pemikiran yang kritis. Jika anda berguru yang selalu menyalah-nyalahkan orang lain, menyebut orang lain sesat, seakan-akan tidak ada rahmat Allah yang keluar dari mulut guru anda, maka segera tinggalkan guru tersebut. Insya Allah anda selamat. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. .َ‫أعََوذ بََاهلل مََن الشََيطان الََرَي‬ َ‫ بَََارك ع لَََى ولكََََ فَََى الأَََر ن الكَََريَ ونفع َََى وإيَََاك‬.)6 :َ‫(التحََري‬ ‫ أ َول‬.َ‫ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي‬.َ‫بالياا والذكر الحكي‬ ‫َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا‬ .َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم ين والمؤم اا‬ ...‫ارا‬ ً َ ‫يََا أيْه َا الََذين م ََوا َوا أنفسََكَ وأهلََيكَ ن‬ 26 7. Empat Ciri Orang Bahagia Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ أَْهد أن ال‬. ‫ الحمد لِل الذأ يأبل توبة عباده ويرَو رحمت‬،‫الحمد لِل‬ ‫ وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول‬. ‫ال إال ع وحده ال ْريك ل‬ َ‫ أللهَ صل وسلَ على سيدنا محم لد إبن عبد ع وعلى ل‬.‫ال نبهللا بعده‬ َ‫ أوصَََيك‬.‫ فيآأيْهَََا الحاضَََرون رحمكََََ ع‬.‫وأصَََحاب ومَََن وااله‬ َ‫ يآأيْها الذين أم وا اتأَوا ع ح‬:‫ كما ال ع تعالى‬.‫ونفسى بتأوأ ع‬ .‫تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokoh-tokoh masyarakat, bapak-bapak, saudara-saudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala anugerah yang diberikan-Nya kepada kita semua. Begitu juga salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Baginda kita Nabi Muhammad SAW beserta seluruh pengikut beliau hingga akhir zaman. Semoga kita mendapatkan syafaat dari beliau. Amin. Di kesempatan ini izinkanlah khatib mengajak kita semua, agar senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi sekaligus berupaya meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Dalam sebuah riwayat disebutkan ٌ‫سََ َدةِا َ ْريَََ ا‬ ‫َ َا َم اُ ص ل‬ َ َْ Tandatanda orang yang beruntung atau bahagia itu ada 4 macam: 1. ‫ضووويَ ِا‬ ‫ ِذ ُْو ُا‬: ingat dengan dosa-dosa yang pernah ِ ‫وور صوووذُّنُ ْْ ِا ْص َم‬ dilakukan. Sebagai manusia memang tidak pernah luput dari salah dan dosa. Oleh karena itu, kita pun tentu kita pun pasti melakukan perbuatan dosa. Mungkin kita pernah tidak melaksanakan kewajiban kita kepada Allah, mungkin juga kita pernah melanggar ketentuan Allah, mungkin kita juga pernah melanggar hak-hak orang tua kita, anak-anak kita, istri kita bahkan umat manusia lainnya. Oleh karena itu agar kita benar-benar menjadi orang yang beruntung, maka kita pun 27 menyesali perbuatan dosa yang pernah dilakukan seraya beristigfar untuk taubat kepada Allah SWT. Kita pun berupaya, jangan sampai baru ketika terjadi kiamat nanti, kita baru ingat dengan dosa-dosa kita. Allah berfirman: Q.S. an‫ت ل‬ Nazi’at 34-35: ( ََ ‫سوو‬ ‫)فَ وذِذَ َج و َء ِا‬ َ ‫س و ُُا َم و‬ َ ‫)يَو ْوْ َا يَت َ وذَ لُ ُار إل ْن‬٣٤( ‫صَ لم و اُ ْص ُُ ْيو َور‬ “apabila hari kiamat telah datang maka pada hari itu manusia baru teringat dengan akan apa yang telah dikerjakannya, termasuk dosa. Na’udzubillahi min dzalik. 2. ‫ضووويَ ِا‬ ‫سووونَ ِا‬ ِ ‫ت ْص َم‬ َ ‫ َاْ نِسْووويَ ُُا ْص َح‬: melupakan kebaikan yang pernah dilakukan. Biasanya sifat dasar manusia itu adalah selalu suka menyebut-nyebut atau bahkan dipuji karena telah melakukan kebaikan. Namun bukan begitu yang dikehendaki dalam Islam. Orang yang justru melupakan kebaikannya adalah orang yang beruntung dan sebaliknya orang yang suka mengingat-ngigat kebaikannya justru termasuk orang yang rugi. Kenapa bisa begitu, karena dengan semakin mengingat kebaikannya maka sedikit demi sedikit pahala dari kebaikan tersebut menghilang yang sampai akhirnya habis terkuras. Allah berfirman Q.S. al-Baqarah 264: ْ ‫َّووو َدقَتِ ُُا يِو‬ (‫ُ َاْ ْٱْلَذَ ا‬ ‫وومص َم ِا‬ َ ‫“ ) ْٓيَأَيُّ َهووو ٱصلوووذِيَُا َء َمنُوووْا َا تُيَِْ ُوووْا‬Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)”. Firman Allah ini mengajarkan agar kita jangan menyebut-nyebut kebaikan kita. َ َ‫ َْن‬: dalam hal urusan agama, orang yang 3. ُْ ‫صودي ِا‬ ‫وُ فَ ْْقَو اُُ فِو‬ ‫ظ ُوراُ إِصَو َم ْا‬ ِ beruntung itu adalah selalu melihat orang yang lebih dari dirinya. Pesan ini adalah memberikan motivasi pada kita untuk lebih menggiatkan diri untuk beramal kebajikan. Melihat orang yang rajin shalat, kita pun berupaya agar rajin juga shalat. Melihat orang yang selalu bersedekah, berderma dan melakukan kebajikan lainnya, kita pun ingin melakukan hal yang sama. 4. Kebalikan dari yang no. 3 di atas bahwa orang yang َ َ‫ َاْ ن‬: yaitu orang yang beruntung adalah َ‫وُ د ُْْنَ و اُُ فِ و ص و ُّد ْني‬ ‫ظو ُوراُ إِصَ و َمو ْا‬ 28 selalu mengarahkan pandangannya kepada orang yang lebih rendah dari dirinya dalam hal urusan dunia. Pesan ini mengajarkan kepada kita untuk hidup bersyukur dan bersabar. Di saat saat sakit, kita bersyukur masih diberikan umur, bayangkan ada orang lain yang tidak sakit langsung meninggal dunia. Ketika ditimpa masalah, kita bersyukur masih bisa menghadapinya, sementara ada orang lain ada yang tidak bisa menghadapi yang kemudian stress dan meninggal dunia. Ketika kita kurang harta, kita bersyukur karena kita masih beraktivitas. Bahkan ketika kita tidak punya apa-apa, kita pun bersyukur karena ada orang yang punya harta, punya segalanya tapi tidak bisa melakukan apa-apa. Itulah warna warni kehidupan yang harus kita hadapi. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga kita menjadi orang yang beruntung sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya. ‫ وهََو الَذي يأبََل التوبََة عََن عبََاده‬.َ‫أعََوذ بََاهلل مََن الشََيطان الََرَي‬ ََ‫ بَارك ع لَى ولك‬.)25 :‫ويعفو عن السيئاا ويعلَ ما تفعلَون (الشَورأ‬ ‫ وتأبَل م َى‬.َ‫فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإياكَ بالياا والَذكر الحكَي‬ َََ‫ أ ََول َولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولك‬.َ‫وم َ كَ إن َ هوالسََميع العلََي‬ َ‫ فاسَتَفروه إن‬،‫ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ 29 8. Filosofi 40 Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمد لِل الذأ أمرنا ل تظر أنفس ا هذا اليوم ليوم الَد لكَهللا‬،‫الحمد لِل‬ ‫ أْهد أن ال الَ إال ع وحَده‬.‫نجد سعادة ً فى حيات ا فى الدْنيا والخرة‬ .‫ و أََْهد أن سََيدنا محم َدًا عبََده ورسََول ال نبََهللا بعََده‬. َ ‫ال ََْريك ل‬ ‫أللهَ صل وسلَ على سَيدنا محمَ لد إبَن عبَد ع وعلَى لَ وأصَحاب‬ ‫ كمََا ََال ع‬.‫ أوصََيكَ ونفسََى بتأََوأ ع‬. ‫ فيآأيْهََا ال ََا‬.‫ومََن وااله‬ َ‫ يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع ح َ تأات َ وال تمََوتن إال وأنََت‬:‫تعََالى‬ .‫مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Dalam khutbah kali ini khatib menyampaikan tentang filosofi 40 yang maksudnya adalah usia 40 tahun. Kita sering mendengar, apabila perilaku seseorang selalu dalam keburukan, bahkan tetap saja berperilaku buruk walau sampai usia 40 tahun, maka alamat tidak akan pernah berubah menjadi baik. Ada juga kita mendengar, tanda orang yang bisa senang adalah sampai usia 40 tahun, bila lebih 40 belum juga hidup senang, maka selamanya begitu. Ada juga orang mengatakan bila memulai usaha ketika sudah di usia 40 tahun, maka usahanya tidak akan sukses. Terlepas dari masalah takdir Allah bahwa kalau Allah menghendaki seseorang menjadi baik, maka tidak ada yang mampu menghalangi, namun patut kita patut bertanya ada apa dengan 40, karena nabi Muhammad sendiri juga resmi menjadi 30 nabi di usia 40. Di dalam Alquran juga ada disebutkan 40 sebagaimana dalam Q.S. al-Ahkaf [46: 15] : ‫ووصََي ا النسََان بوالدي َ إحسََانًا حملت َ أ ْم َ كر ًه َا ووضََعت كر ًهََا‬ ‫وحمل وفصال ثَلثون ْه ًرا حتى إذا بل أْده وبل أربعين س ةً ال‬ ‫رب أوزع ََهللا أن أََْكر نعمتََك التََهللا أنعمَت علَهللا وعلَى والََدي وأن‬ ‫أعمل صال ًحا ترضاه وأصل لهللا فهللا ذريتهللا إنهللا تبَت إليَك وإنَهللا مَن‬ ‫المسلمين‬ Jika kita perhatikan pada ayat ini, kita diperintahkan berbuat baik kepada orang tua kita, ibu kita mengandung kita dengan susah payah dan melahirkan kita dengan payah, bahkan kesusahan tersebut juga sampai 30 bulan yang dihitung sejak mengandung sampai menyapih kita. Kita pun tumbuh, hingga pada saat umur kita sudah sampai 40 tahun, kita pun mestinya sudah matang baik matang berpikir, matang psikologis dan kehidupan ekonomi rumah tangga kita juga mulai kuat. Artinya di usia itu mestinya kita tinggal menikmati hidup ini dan mensyukuri ni’mat Allah. Cara bersyukur tersebut adalah tentunya beribadah kepada Allah dengan tenang dan berbuat baik kepada sesama manusia, karena pada usia tersebut idealnya kita mulai memasuki usia persiapan untuk kembali kepada Allah sebagaimana firman Allah di atas ‫انهللا تبت اليك وانهللا من المسلمين‬ Sekarang kita bertanya, bagaimana kita bisa hidup dengan damai, beribadah dengan tenang atau menikmati hidup ini ketika kita di usia 40 ke atas, kalau sejak kita berproses sampai di usia 40 tahun, kita masih merintis atau bahkan masih mencari-cari jati diri, sementara di usia 40 tahun itu kita sudah beraktivitas baik tenaga, pikiran dan sebagainya. Hal ini menjadi problem bagi kita sendiri dan untuk anak-anak keturunan kita. Solusi agar kita bisa hidup tenang di usia 40 tahun nanti, maka gunakan waktu sebaik-baiknya untuk belajar dan melengkapi diri dengan berbagai pengetahuan agama atau pun 31 umum sehingga kita pun dapat menghadapi kehidupan ini. Kalau pun kita sudah semaksimal mungkin hidup dengan sebaik-baiknya dan di saat usia 40 tahun belum terlihat tandatanda seperti yang kita harapkan maka kembalikan semuanya kepada Allah. Kita yakin, Allah lebih mengetahui kebaikan yang cocok untuk kita. Yang pasti kita disuruh untuk berikhtiar dan tidak pernah putus asa. Khutbah ini tidak semata-mata untuk kehidupan di dunia, tetapi juga berkaitan dengan akhirat karena dunia sebagaimana dikatakan ‫َ اُ ْْلَخِ َرِاة‬ َ ‫ ص ُد ْنيَ َم ْز َر‬kehidupan di dunia adalah sebagai ladang untuk kehidupan akhirat. Nah bagaimana kita bisa bercocok tanam untuk akhirat, kalau sampai di usia 40 tahun ke atas kita masih sangat disibukkan dengan kehidupan di dunia, bahkan ada yang masih mencari jati diri, ada yang baru sadar dan ada yang masih merintis untuk harapan hidup yang lebih baik. Demikian khotbah yang dapat disampaikan. Kesimpulannya selagi kita masih kuat, gunakan kesempatan ini mencapai kehidupan yang baik dan diridhai Allah SWT. ‫ إن َّللا ال يَيَر مَا بأَو لم حتَى يَيَروا‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ ‫ بارك ع لى ولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى‬.)11:‫ما بَنفسهَ (الرعد‬ .َ‫ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلي‬.َ‫وإياكَ بَلياا والذكر الحكي‬ ‫أ ََول ََولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولكَََ ولسََآ ر المسَلمين والمسََلماا‬ .َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم ين والمؤم اا‬ 32 9. Hadapi Corona dengan Tawakkal dan Ikhtiyar Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمد هلل الذأ ال يض ْر مع اسم ْهللا ٌء فهللا الرض وال فَهللا‬،‫الحمد لِل‬ .‫ أْهد أن ال ال إال ع الملك الحَ ْ المبَين‬.َ‫السماء وهو السميع العلي‬ َ‫ أللهََ صَل وسَل‬.َ‫و أْهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسول نبيَْ ٌ الكَري‬ ‫ فيآأيْهَا‬.‫على سيدنا محم لد إبن عبد ع وعلى لَ وأصَحاب الراَْدين‬ ‫ يآأيْهَا الَذين‬:‫ كمَا َال ع تعَالى‬.‫ أوصَيكَ ونفسَى بتأَوأ ع‬. ‫ال ا‬ .‫أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Wabah yang saat ini mendunia, yaitu menjangkitnya virus corona, merupakan musibah dan keprihatinan kita semua. Untuk menghadapi musibah ini maka ada dua hal yang harus kita lakukan yaitu tawakal dan ikhtiyar. Tawakal yang kita lakukan adalah mengembalikan semuanya kepada Allah, Sang Pencipta Yang Maha segala-galanya. Allah yang telah menciptakan semua makhluk-Nya, baik yang besar maupun yang kecil, yang terlihat maupun tidak kelihatan oleh mata. Allah berfirman pada Q.S. AlBaqarah: 156. ‫ٱلذين إذا أصا بتهَ ْمصيبةٌ الو إنا لِل وإنا إلي راَعون‬ Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kami akan kembali. Berdasarkan ayat ini kita berupaya agar tidak bersedih berlarut-larut menyesali nasib. Semua yang ada ini adalah milik 33 Allah, termasuk corona yang merebak ke seluruh dunia. Betul ia adalah musibah bagi kita semua kita yakin bahwa apapun yang terjadi di muka bumi ini tidak mungkin terjadi begitu saja atau terjadi secara alamiah. Kita yakin setiap kejadian adalah karena izin dan kehendak dari Allah sebagaimana Allah berfirman pada Q.S. At-Taghabun : 11: ‫ما أصاب من ْمصيب لة إال بإذن ع ومن يؤمن بَاهلل يهَد لبَ وع بكَل‬ ٌَ ‫ْهللاءل علي‬ “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah, dan setiap orang yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” Disamping bertawakal kepada Allah, kita juga mesti berikhtiar. Ikhtiar adalah berusaha semaksimal mungkin untuk mengubah suatu keadaan kepada keadaan yang lain. Memperbaiki keadaan baik karena sebelumnya kurang baik atau karena dirusak atau rusak oleh suatu sebab. Pengertian ini relevan dengan kondisi hari ini. Kita berusaha untuk menghadapi wabah ini agar tidak melebar dan menimpa kita. Allah menyuruh kepada kita untuk berikhtiar: َ‫إن ع ال يَير ما بأو لم حتى يَيروا ما بَنفسه‬ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (QS. Ar-Ra’du: 11). Lalu apa yang harus kita lakukan. Untuk menjawab pertanyaan ini harus disesuaikan dengan profesi masing-masing. Pemerintah dengan kebijakannya, ulama dengan fatwanya, medis dengan keahliannya, pihak-pihak keamanan dengan kapasitas mereka dan kita sebagai masyarakat paling tidak ikut menenangkan dan tidak menimbulkan persoalan. Masing-masing kita menjaga kebersihan, cuci tangan, makan dan minum menggunakan tangan kanan serta tidak dalam keadaan berdiri bahkan kita jaga agar selalu berwudhu. Paling tidak 5 kali sehari 34 semalam kita berwudhu dan berdoa kepada Allah agar penyakit ini dihentikan. Amin. Di sela-sela permohonan kita selipkan sebuah doa bahkan bisa dibaca pagi dan petang, minimal 3 kali. ‫بسَََ ع الََذي ال يضَ َْر مََع اسََم ََْهللا ٌء فََهللا الرض وال ف َهللا السََمآء‬ َ‫وهوالسميع العلي‬ Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Marilah kita jadikan penyakit yang mewabah ini sebagai pelajaran bagi kita dan kita pun dapat mengoreksi kembali diri kita untuk lebih dekat dengan Allah SWT. ‫ مَا أصَاب مَن ْمصَيب لة إال بَإذن ع‬.َ‫أعوذ بَاهلل مَن الشَيطان الَرَي‬ َ‫ بارك ع لى ولكََ فَى الأَر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاك‬.)11 :‫(التَابن‬ ‫ أ ول‬.َ‫ وتأبل م ى وم كَ إن هو السميع العلي‬.َ‫بَلياا والذكر الحكي‬ ‫َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا‬ .َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم ين والمؤم اا‬ 35 10. Haji Gratis, Siapa Mau? Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمَد ع الَذأ َعَل ذوالحجَة َْه ًرا ح ًّجامبار ًكَا وفضَ ًَل‬،‫الحمَد لِل‬ ‫ وأََْهد أن‬. َ ‫ أََْهد أن ال ال َ إال ع وحََده ال ََْريك ل‬. ‫كثيََرا لل ََا‬ ‫ أللهَ صل وسَلَ علَى سَيدنا‬.‫سيدنا محمدًا عبده ورسول ال نبهللا بعده‬ . ‫ فيآأيْهََا ال ََا‬.‫محم َ لد إبََن عبََد ع وعلََى ل َ وأصََحاب ومََن وااله‬ ‫ يآأيْها الذين أم وا اتأوا‬:‫ كما ال ع تعالى‬.‫أوصيكَ ونفسى بتأوأ ع‬ .‫ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Saat ini kita sudah berada di hari yang … bulan Dzulhijjah. Mungkin di antara kita ada yang masih belum mampu berhaji atau kalau pun mampu dan siap tetapi nomor antrian yang begitu panjang. Namun kita tidak perlu berkecil hati. Pada masa Rasulullah ada sejumlah kaum muslimin di Madinah secara finansial kurang mampu tetapi memiliki keinginan kuat untuk melaksanakan ibadah haji. Sama halnya yang walaupun ada dana dan antriannya juga pas waktunya, tetapi karena kondisi seperti kita saat ini, maka berarti kita juga tidak mampu. Nah para sahabat ini mendatangi Nabi dan berkata: “Ya Rasulullah, sungguh beruntung orang-orang yang dikaruniai harta, mereka mendapatkan derajat yang tinggi dan kenikmatan yang banyak; mereka melaksanakan shalat sama seperti kami, mereka melaksanakan puasa sama seperti kami, tetapi mereka memiliki 36 kelebihan yaitu bisa melaksanakan haji, umrah, jihad dan sedekah. Rasulullah SAW bersabda : َ‫عن أبهللا هريرة رضى ع ع أال أحدثكَ إن أخذتَ أدركتَ من سبأك‬ ‫ولَ يدرككَ أحدٌ بعدكَ وك تَ خير من أنتَ بين ظهراني إال مَن عمَل‬ ‫مثل َ تسََبحون وتحمََدون وتكبََرون خل َ ك َل ص ََلةل ثَلثًََا وثَلثََين‬ )‫(رواه البخاري‬ Maksud dari hadis ini adalah orang yang tidak mampu berhaji, tetap bisa mendapat pahala haji asalkan mereka mau mengamalkan secara rutin tasbih, tahmid dan takbir setiap selesai shalat fardhu masing-masing sebanyak 33 kali. Dalam riwayat lain Rasulullah SAW bersabda: ‫ فلَ أََر حَاجل‬، ‫من راح إلى المسجد ال يريد إال ليتعلَ خي ًرا أو يعلم‬ . )َ‫تام الحجة (رواه الحاك‬ Pada hadis ini dijelaskan bahwa orang yang pergi ke masjid tidak ada tujuan lain kecuali mempelajari kebaikan atau mengajarkannya, maka baginya pahala setara haji yang sempurna. Di hadis berikutnya Rasulullah SAW bersabda: ‫من مشى إلى صَلةل مكتوب لة وهو متطه ٌر كان ل كََر الحاج المحرم‬ )‫(رواه أحمد‬ “Siapa pun berjalan untuk shalat wajib dalam keadaan suci (berwudlu) maka ia mendapat pahala seperti pahala orang yang berhaji yang berihram”. Pada hadis selanjutnya ََ‫من صلى الفجر فهللا َماع لة ثَ َل يَذكر َّللا حتَى تطلَع الشَم ث‬ ‫صََلى ركعتََين كتََُ ل َ أَََر حج َ لة وعمََر لة تام َ لة تام َ لة تام َ لة (رواه‬ . )‫الترمذي‬ Orang yang shalat shubuh berjamaah, lalu ia duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia shalat dua rakaat (shalat Isyraq) maka dicatat baginya pahala haji dan umrah secara sempurna tidak kurang tidak lebih. Yang kita bacarakan tadi adalah hadis-hadis tentang setaranya pahala haji bagi orang yang tidak mampu melaksanakannya. Hadis-hadis 37 berhaji gratis ini mesti kita percayai karena diucapkan oleh Rasulullah SAW. Bedanya, kita tidak berangkat secara fisik dan tidak dipanggil haji. Tentunya bukan gelar itu yang ingin kita peroleh dan kita cari. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga kita selalu mengarahkan hidup kita untuk kebaikan dan dapat mengamalkan apa yang telah disampaikan tadi. Amin, Amin, Amin. .َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الَرَي‬ َ‫ بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن الكَريَ ونفع ََى وإيََاك‬.)97 :‫( ل عمََران‬ ‫ أ َول‬.َ‫ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي‬.َ‫بَلياا والذكر الحكي‬ ‫َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا‬ .َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم ين والمؤم اا‬ ً ‫حَ ُّْ البيَت مَن اسَتطاإ إليَ سَب‬ ‫يَل‬ 38 ‫ولِل علَى ال َا‬ 11. Hikmah Peringatan Hari Ibu Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 َ‫ أَْهد أن ال ال‬.‫ الحمد هلل َعل الج َة تحَت أ َدام المهَاا‬،‫الحمد هلل‬ ‫ وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال‬. َ‫إال ع وحده ال َْريك ل‬ َ‫ أللهَ صل وسلَ علَى سَيدنا محمَ لد إبَن عبَد ع وعلَى ل‬.‫نبهللا بعده‬ َ‫ أوصَََيك‬.‫ فيآأيْهَََا الحاضَََرون رحمكََََ ع‬.‫وأصَََحاب ومَََن وااله‬ َ‫ يآأيْها الذين أم وا اتأَوا ع ح‬:‫ كما ال ع تعالى‬.‫ونفسى بتأوأ ع‬ .‫تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Di bulan Desember biasanya kita memperingati hari Ibu. Kita ketahui kasih sayang ibu adalah sepanjang masa. Kata-kata ini sering kita dengar bahkan istilah ini ada bukan tanpa sebab, karena kenyataannya Ibu selalu menyayangi kita bahkan sampai akhir hayatnya. Jasanya tidak tidak terhitung, sejak lahir ke dunia, ibulah yang menyambut kita dengan kebahagiaan dan penuh harapan. Kita ini bak permata baginya, di setiap doanya selalu nama kita walaupun tanpa kita ketahui. Nama yang diberikan kepada kita adalah doa. Harapannya sama seperti makna dalam nama tersebut. Ibu adalah kata yang penuh makna. Ribuan puisi mungkin telah banyak dibuat oleh para penyair. Tetapi maknanya akan sangat berbeda bagi setiap orang. Sering kita mendengar ada ungkapan-ungkapan bahwa Ibu adalah sang penyelamat, ibu sebagai sahabat, hanya ibu yang menemani saat sakit, selalu setia mendengarkan anaknya dan bahkan walau 39 terdiri dari tiga huruf, Ibu mengandung seribu makna. Rasulullah SAW bersabda: ‫عن أبهللا هريرة رضهللا َّللا ع َال ََاء رََ ٌل إلَى رسَول َّللا صَلى‬ ‫َّللا علي وسلَ فأال يا رسول َّللا من أح ْ ال ا بحسن صحابتهللا َال‬ ََ‫أ ْمك ال ثَ من ال ثَ أ ْمك ال ثَ من ال ثَ أ ْمك َال ثََ مَن َال ث‬ ‫أبوك‬ “Dari Abu Hurairah, dia berkata: ‘Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW sambil berkata: ‘Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?’, maka Rasul pun menjawab: ‘ibumu’. Dia bertanya lagi: ‘kemudian siapa?’. Rasulullah kembali menjawab: ‘ibumu,’. Dia bertanya lagi: ‘Kemudian siapa lagi?’, Rasulullah menjawab: ‘ibumu,’. Kemudian dia bertanya kembali: ‘kemudian siapa?’, (barulah) Rasulullah menjawab: ‘kemudian ayahmu,’. Kenapa sampai tiga kali Rasulullah menjawab hal yang demikian. Itu semua karena jasa-jasanya. Jasa-jasanya ini tergambar pada Q.S. al-Ahqaf 15: ،‫ حملتَ أ ْمَ كر ًهَا ووضَعت كر ًهَا‬،‫ووصي ا النسان بوالدي إحسَانًا‬ ...‫وحمل وفصال ثَلثون ْه ًرا‬ Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan… Dalam Firman Allah yang lain pada Q.S. Luqman ayat 14 ‫َن وفصََال فََهللا‬ ‫ووصََي ا النسََان بوالدي َ حملت َ أ ْم َ وه َا ً عل َى وهَ ل‬ ‫عامين أن اْكر لهللا ولوالديك إلهللا المصير‬ Pada ayat ini manusia diperintahkan untuk berbuat baik kepada dua orang tuanya; ibunya mengandungnya dalam keadaan yang semakin berat dan setelah itu menyapihnya selama dua tahun. Berdasarkan beberapa ayat al-Quran dan Hadis Nabi di atas, kita harus memperlakukan perempuan dengan baik. Jika kita sebagai suami, maka perlakukan istri dengan baik dan jika 40 kita sebagai anak lebih wajib lagi berbakti kepada Ibu kita dan termasuk pula kepada ibu-ibu yang ada di dunia ini. Inilah maksud adanya peringatan hari Ibu agar kita mengingat kembali perjuangan mereka membesarkan kita hingga seperti sekarang. Gunakan kesempatan untuk berbakti, mumpung mereka masih hidup. Jangan sampai menjadi penyesalan karena tidak sempat berbakti dan memohon ampun kepada mereka. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga kita selalu menjaga hubungan yang baik dengan orang tua kita. ‫ و ضََى ربََْك أال تعبََدوا إال إيََاه‬.َ‫أعََوذ بََاهلل مََن الشََيطان الََرَي‬ ‫ إما يبلَن ع دك الكبر أحدهما أو كَلهمَا فََل تأَل‬،‫وبالوالدين إحسانًا‬ ‫ بارك ع‬.)23 :‫ف وال ت هرهما و ل لهما و ًال كري ًما (السراء‬ ‫لهما أ ل‬ .َ‫لَى ولكََ فَى الأَر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاكَ باليَاا والَذكر الحكَي‬ ‫ أ َول َولهللا هَذا وأسَتَفرع‬.َ‫وتأبل م ى وم كَ إنَ هوالسَميع العلَي‬ ،‫لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا والمَََؤم ين والمؤم َََاا‬ .َ‫فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬ 41 12. Menyambut Tahun Baru Masehi Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ً‫ الحمد لِل الذأ أوصل ا الى أخَر هَذه السَ ة واَتمع َا بسَ ة‬،‫الحمد لِل‬ ‫ وأََْهد أن‬. َ‫ أََْهد أن ال الَ إال ع وحَده ال ََْريك ل‬.‫تيَ لة إنشَاء ع‬ ‫ أللهَََ صََل وسََلَ علََى‬.‫سََيدنا محمَدًا عبََده ورسََول صََادق المَين‬ . ‫ فيآأيْهََا ال ََا‬.‫ أمََا بعََد‬.‫سََيدنا محمَ لد وعلََى ألَ وأصََحاب أَمعََين‬ ‫ يآأيْها الذين أم وا اتأوا‬:‫ كما ال ع تعالى‬.‫أوصيكَ ونفسى بتأوأ ع‬ .‫ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Tinggal beberapa hari lagi, kalau diizinkan, kita akan melewati tahun …. yang artinya kita akan berada dan bernafas di tahun selanjutnya yaitu ….. Dalam menyambut tahun baru ini, sebagian besar masyarakat kita melaksanakan berbagai acara dan kegiatan dengan penuh suka cita. Namun di antara acara-acara itu, terkadang ada yang tidak sejalan dengan ajaran agama Islam yang akhirnya baik para pelaku atau pun kita yang ikut menyaksikan terimbas mendapatkan dosa. Padahal jika kita menyadari tentang sejarah tahun baru masehi ini atau paling tidak menyadari nama masehi atau almasih, terlebih lagi jika dikaitkan dengan agama tertentu, maka hampir dipastikan kita akan bersikap lain. Minimal dalam menyambut tahun baru masehi ini kita akan memilah dan memilih kegiatan-kegiatan mana yang bersesuaian dengan ajaran agama kita. Bahkan kalau kita benar-benar menyadarinya, maka 42 hikmah dari pergantian tahun inilah yang lebih kita tonjolkan, bukan acara penyambutan tahun baru itu yang kita meriahkan, apalagi sampai melakukan pesta yang di dalamnya terdapat kemaksiatan. Banyak hikmah yang dapat kita ambil sebagai pelajaran, di antaranya: 1. Pergantian tahun menunjukkan bahwa jatah hidup kita sebenarnya berkurang. Hal ini yang mestinya kita ingat bahwa kita pada hakikatnya mendatangi ajal yang ditentukan untuk kita. Allah berfirman dalam Q.S. al-A‘raf, 7: 34 . .‫َلكل ام لة اَ ٌۚ ٌل فاذا َ ۤاء اَلهَ ال يستَخرون ساعةً وال يستأدمون‬ “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu (ajal); maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. Oleh karena itu, mumpung kita masih diizinkan Allah untuk menikmati tahun ini dan tahun mendatang, maka mari kita mensyukuri nikmat umur ini dengan menggiatkan diri untuk beribadah dan beramal kebajikan lainnya. 2. Tahun baru adalah tahun harapan dan optimis. Allah berfirman dalam Q.S. al-Hasyr, 59: 18 ‫ يَا أيْهَا الَذين م ََوا اتأَوا َّللا ولت ظَر نفَ ٌ مَا َدمت لََ لد‬jika boleh ditafsirkan bahwa di dalam ayat ini Allah hanya menyapa orang-orang yang merasa beriman. Tujuannya adalah agar orang-orang yang beriman ini lebih bertakwa dan mempelajari segala kekurangan, kekhilafan, kesalahan, kemalasan dan kegagalan di tahun ini agar tidak terulang kembali di tahun mendatang. Bahkan karena ketidaktaatan kita pada tahun ini agar dapat kita perbaiki dengan cara bertaubat dengan taubat yang sebenarnya. Allah berfirman dalam Q.S. at-Tahrim, 66: 8: ‫يٰٓايْهَا‬ ‫َّللا توبَةً نصَو ًحا‬ ٰ ‫“الذين ام وا توب َٰٓوا الَى‬wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenarnya”. Oleh karena itu, sekali lagi dikatakan bahwa yang lebih ditonjolkan dari hal ini adalah hikmah dari pergantian tahun. 43 Kita ingat dengan umur yang semakin berkurang dan kita ingat pula idealnya setiap orang harus memperbaiki diri agar bertambah baik. Dengan menyadari dua hal ini maka kita yakin di setiap malam tahun baru, bukan pesta yang kita buat, bukan terompet yang kita tiup, tetapi justru kita berdiam diri di rumah dan apa yang kita lakukan. Kita beribadah, membaca al-Qur’an, berzikir, bertasbih, beristigfar, bersalawat dan sujud syukur kepada Allah segala anugerah yang diberikan-Nya kepada kita. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya adalah mari kita meriahkan pergantian tahun ini dengan beribadah dan berdoa kepada Allah baik di rumah, di mushalla atau pun di mesjid, baik secara perorangan atau pun secara bersama-sama. ‫ إن السَمع والبصَر‬،ٌَ َ‫لَك بَ عل‬ ‫مَا لَي‬ َ‫وال تأ‬ .َ‫أعوذ باهلل من الشَيطان الَرَي‬ ‫ بَارك ع لَى ولكََ فَى الأَر ن‬.)36 :‫والفؤاد ك ْل أول ك كان ع مسئ ًوال (السراء‬ َ‫ وتأبَل م َى ومَ كَ إن‬.َ‫الكريَ ونفع ى وإياكَ بَلياا والذكر الحكي‬ ‫ أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر‬.َ‫هوالسَََميع العلَََي‬ ََََ‫ فاسََََتَفروه إن‬،‫المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ 44 13. Makna Asyura 10 Muharram Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ْ ‫ الحمََد لِل الََذأ َعََل ال‬،‫الحمََد لِل‬ َ ‫شََهور إث ََا عش َر ََْه ًرا يََوم خل‬ ‫ أْهد أن ال ال إال ع وحَده ال‬.‫السمواا والرض وم ها أربعةٌ حر ٌم‬ ََ‫ ألله‬.‫ وأْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال نبَهللا بعَده‬. ‫ْريك ل‬ ‫ فيآأيْهَا‬.‫صل وسلَ على سيدنا محم لد وعلى لَ وأصَحاب ومَن وااله‬ ‫ كمَا‬.‫ أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع‬.‫الحاضرون والسامعون رحمكَ ع‬ ‫ يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال‬:‫ََال ع تعَالى‬ .‫وأنتَ مسلمون‬ Kini kita berada di tahun baru Islam, tepatnya pada tanggal 9 Muharram 1439 H. Di bulan Muharram ini, kita teringat peristiwa bersejarah yaitu keputusan bulat Nabi Muhammad SAW untuk berhijrah dari Mekkah ke Madinah. Pada bulan Muharram ini pula, dijadikannya awal penghitungan bulan Qamariyah. Adapun berkaitan dengan 10 Muharram, di samping hijrahnya Nabi, juga banyak peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari itu. Pada tanggal 10 Muharram Nabi Adam as diterima taubatnya dan bertemu dengan isterinya Hawa di Jabal Rahmah padang Arafah. Pada tanggal 10 Muharram Nabi Idris yang dikenal sebagai singa penumpas kebatilan diangkat ke langit dan kini masih tinggal di langit. Pada tanggal 10 Muharram Nabi Nuh dan sebagian dari umatnya diselamatkan Allah dari tenggelamnya bumi ini. Pada tanggal 10 Muharram Nabi Ibrahim diselamatkan Allah dari pembakaran Raja Namrud. Pada tanggal 10 Muharram Nabi Yusuf yang pernah difitnah oleh berita hoax dibebaskan dari penjara. Pada tanggal 10 Muharram Nabi Ya’kub bisa melihat kembali setelah beberapa tidak bisa melihat. Pada tanggal 10 Muharram Nabi Ayyub disembuhkan Allah dari penyakit yang mengerikan pada waktu itu. Pada tanggal 10 Muharram Nabi Yunus yang berada di perut ikan hiu selama 40 45 hari 40 malam dikeluarkan dari perut ikan tersebut. Pada tanggal 10 Muharram Nabi Sulaiman diberikan kerajaan yang tidak pernah ada sebelumnya dan tidak pernah ada pula yang menyamainya setelahnya. Pada tanggal 10 Muharram Nabi Musa diselamatkan Allah dari kepungan Raja Fir’aun dan tentaranya di laut merah. Dan pada bulan Muharram ini pula keputusan bulat dan dengan tekad yang kuat Rasulullah memutuskan untuk berhijrah. Mungkin di antara kita ada yang bertanya, ada apa dengan 10 Muharram dan mengapa tanggal 10 Muharram selalu bertepatan dengan beberapa peristiwa besar. Jawabannya wa Allah a’lam bishshawab, tetapi yang pasti adalah karena Bulan Muharram adalah salah satu bulan yang dihormati dan diharamkan untuk melakukan kejahatan, bahkan sangat dianjurkan untuk perubahan hidup yaitu bertobat kepada Allah. Allah berfirman dalam Q.S. al-Taubah: 36: ْ ‫إن عََدة ال‬ َ ‫شََهور ع ََد َّللا اث ََا عشََر ََْه ًرا فََهللا كتََاب َّللا ي َوم خل‬ ‫السماواا والرض م ها أربعةٌ حر ٌم‬ “Sesungguhnya jumlah bulan yang ditentukan oleh Allah sejak menciptakan langit dan bumi ini adalah sebanyak 12 bulan, empat antaranya adalah bulan haram yaitu harus dihormati dan haram melakukan kejahatan”. Selain dari ayat Alquran yang dibacakan tadi, terdapat pula hadis Nabi: ‫عن ابن عبا ل رضهللا َّللا ع هما أن ال بهللا صلى ع علي وسَلَ لمَا‬ ‫ هذا يَو ٌم‬:‫ فأالوا‬،‫ يع هللا عاْوراء‬،‫ وَدهَ يصومون يو ًما‬،‫دم المدي ة‬ ‫ فصََام‬،‫ وأغََرق ل فرع َون‬،‫ وهََو يََو ٌم نجََى َّللا في َ موسََى‬،ٌَ ‫عظََي‬ ‫ فأَََال «أنَََا أولَََى بموسَََى مَََ هَ» فصَََام وأمَََر‬،‫موسَََى َََْك ًرا هلل‬ )‫ (البخاري‬. ‫بصيام‬ Dari Ibnu Abbas ra beliau berkata: “Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah dan melihat orang-orang Yahudi 46 melaksanakan puasa Asyura’. Nabi bertanya, “apa ini?”. Mereka menjawab: “Ini hari baik, hari dimana Allah menyelamatkan bani Israil dari musuh mereka lalu Musa berpuasa pada hari itu. Rasulullah SAW pun menjawab: Aku lebih berhak terhadap Musa dari kalian, maka beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan untuk melaksanakan puasa tersebut.” (Bukhari). Puasa Asyura inilah yang diwajibkan pada waktu. Namun setelah puasa Ramadhan diwajibkan, puasa hari Asyura pun hanya menjadi sunat. Disamping itu karena adanya celaan dari orang-orang Yahudi bahwa umat Islam mengikuti praktik ibadah mereka, sehingga terjadi pula perbedaan di kalangan masyarakat Islam kala itu, Nabi Muhammad pun menyatakan melalui sabdanya: ‫ صَََوموا التاسَََع والعاَََْر‬.‫م‬.: ‫عَََن إبَََن عبَََا َََال رسَََول ع‬ )‫وخالفوا اليهود (الترمذي‬ Berpuasalah kamu pada hari yang kesembilan dan kesepuluh pada bulan Muharram sehingga tidak sama dengan praktik yang dilakukan orang-orang Yahudi. Demikianlah khutbah Jumat yang dapat disampaikan, semoga kita menjadi orang yang beruntung. Amin amin ya rabbal ‘alamin. ‫ ومَن تَاب‬.َ‫ بسََ ع الَرحمن الَرحي‬.َ‫أعوذ باهلل من الشَيطان الَرَي‬ ‫ بَارك ع لَى‬.)71 :‫وعمل صال ًحا فإن يتوب إلَى َّللا متابًَا (الفر َان‬ ‫ وتأبَل‬.َ‫ولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإياكَ بَلياا والذكر الحكَي‬ ََ‫ أ ول ولهللا هذا وأستَفرع لهللا ولك‬.َ‫م ى وم كَ إن هوالسميع العلي‬ َ‫ فاسَتَفروه إن‬،‫ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ 47 14. Makna Hijrah Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ْ ‫ الحمََد لِل الََذأ َعََل ال‬،‫الحمََد لِل‬ َ ‫شََهور إث ََا عش َر ََْه ًرا يََوم خل‬ ‫ أْهد أن ال ال إال ع وحَده ال‬.‫السمواا والرض وم ها أربعةٌ حر ٌم‬ ََ‫ ألله‬.‫ وأْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال نبَهللا بعَده‬. ‫ْريك ل‬ ‫ فيآأيْهَا‬.‫صل وسلَ على سيدنا محم لد وعلى لَ وأصَحاب ومَن وااله‬ ‫ كمَا‬.‫ أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع‬.‫الحاضرون والسامعون رحمكَ ع‬ ‫ يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال‬:‫ََال ع تعََالى‬ .‫وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Kini kita berada di tahun baru Islam, tepatnya pada tanggal … Muharram ….. H. Di bulan Muharram ini, kita teringat peristiwa bersejarah hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah yang kemudian dengan peristiwa hijrah ini, dijadikannya awal penghitungan bulan Qamariyah. Kita semua yang ada di sini dipastikan memahami bahwa alasan Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah adalah untuk menyelamatkan agama Allah dari rongrongan kaum quraisy dan pergi mencari tempat yang cocok agar agama ini bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Apabila peristiwa hijrah ini kita maknai untuk zaman sekarang, maka setidaknya ada dua hal yang harus kita lakukan. Yang pertama, sebagaimana dalam Q.S. Al-Hasyar ayat 18 disebutkan: 48 ...‫يا أيْها الذين م وا اتأوا َّللا ولت ظر نف ٌ ما دمت لَ لد‬ “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya hari ini untuk hari esok (akhirat).” Ayat di atas mengajarkan kita untuk bisa introspeksi diri tentang hal-hal apa saja yang kita lakukan selama ini. Adakah di antara perilaku kita melakukan kebaikan atau justru selalu dikelilingi dengan keburukan. Kita harus pandai membaca diri kita sendiri. Sebagai contoh: apakah selama ini kita rajin ibadah dan membiasakan shalat di berjamaah di Mesjid, apakah selama ini kita selalu bersedekah, apakah selama ini kita tidak doyan beramal shalih, apakah selama ini kita suka mencari kesalahan dan keburukan orang, apakah selama ini kita selalu dengki dengan kelebihan orang atau pertanyaan-pertanyaan lainnya yang kita ajukan pada diri kita. Pertanyaan ini penting agar kita bisa mengoreksi diri kita, sehingga kita pun bisa mengetahui keburukan dan kecacatan kita selama ini. Bisa jadi selama ini kita merasa menjadi orang yang baik, merasa menjadi orang yang shalih dan patut ditiru, merasa tidak memiliki cacat sedikit pun. Namun dengan bertanya pada diri kita sendiri, Insya Allah apabila hal tersebut benar-benar kita lakukan, maka kita akan melihat keburukan yang menganga pada diri kita seperti menganganya luka. Yang kedua dalam pemaknaan terhadap peristiwa hijrah Nabi Muhammad untuk zaman kita sekarang, maka beranjak dari firman Allah yang dibacakan tadi bahwa setelah mengetahui perilaku kita sebelumnya, kita mesti menentukan rencana selanjutnya untuk perbaikan perilaku kita. Mungkin selama ini kita tidak rajin beribadah, maka mulai tahun baru ini kita bertekad agar rajin beribadah, membiasakan diri agar shalat berjamaah di mesjid. Mungkin selama ini kita tidak gemar beramal shalih, bersedekah dan bersosial, maka mulai tahun ini kita bertekad agar gemar beramal shalih, bersedekah walaupun sedikit. Mungkin selama ini kita suka mencari-cari kesalahan 49 atau keburukan orang lain atau mungkin pula dengki dengan rejeki orang lain, maka mulai tahun ini kita bertekad tidak melakukan perbuatan tercela tersebut. Jika kita mampu melakukan langkah kedua yang disebutkan di atas, maka inilah yang disebut sebagai hijrah di zaman sekarang. Perbuatan-perbuatan buruk yang pernah dilakukan, kini kita tinggalkan dan berupaya untuk menjadi orang yang baik, lurus meniti dalam keridhaan Allah SWT. Demikianlah khutbah Jumat yang dapat disampaikan, intinya orang yang beruntung adalah orang yang lebih baik dari hari kemarin. Semoga kita termasuk orang yang beruntung. Amin amin ya rabbal ‘alamin. ‫ ومَن تَاب وعمَل صَال ًحا فإنَ يتَوب‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ َ‫ بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن الكََري‬.)71 :‫إلََى َّللا متابًََا (الفر ََان‬ َََ‫ وتأبَََل م َََى ومَََ كَ إن‬.َ‫ونفع َََى وإيَََاكَ بَليَََاا والَََذكر الحكَََي‬ ‫ أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر‬.َ‫هوالسَََميع العلَََي‬ ََََ‫ فاسََََتَفروه إن‬،‫المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ 50 15. Memaknai Perubahan Nama Yatsrib menjadi Madinah Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ار وحك َ ٌَ وم ََاف ٌع‬ ٌ ‫ الحمََد لِل الََذأ خل َ الْ َياء فيه َا أسََر‬،‫الحمََد لِل‬ ‫ وأَْهد أن‬. َ‫ أَْهد أن ال الَ إال ع وحَده ال َْريك ل‬.‫لولى اللباب‬ ‫ أللهَ صل وسَلَ علَى سَيدنا‬.‫سيدنا محمدًا عبده ورسول ال نبهللا بعده‬ ‫ فيآأيْها الحاضرون والسامعون‬.‫محم لد وعلى ل وأصحاب ومن وااله‬ ‫ يآأيْهََا‬:‫ كمََا ََال ع تعََالى‬.‫ أوصََيكَ ونفسََى بتأََوأ ع‬.‫رحمكَََ ع‬ .‫الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Kita mungkin pernah mendengar bahwa kota yang menjadi tujuan Nabi melakukan hijrah adalah kota Yatsrib yang kemudian kita kenal dengan sebutan Madinah. Sejak Nabi hijrah, nama kota ini adalah Yatsrib dan setelah 10 tahun Nabi Muhammad menetap di Yatsrib ini, baru beliau mengganti namanya dengan sebutan Madinah. Satu hal yang menjadi perhatian kita di sini adalah, mengapa Nabi Muhammad mengubah nama kota tersebut. Jawabannya sangat mungkin karena arti dari Yatsrib sendiri adalah mengecam atau mencela. Sementara nama Madinah memiliki arti orang-orang yang beretika dan beradab, menciptakan kondisi yang kondusif, berupaya agar masyarakat lainnya bisa hidup dengan aman, sentosa, damai dan sejahtera. Hidup beretika dan beradab berarti segala tindak tanduk kita sesuai dengan akhlak yang diajarkan Nabi Muhammad. Adanya kita di tengah-tengah lingkungan tidak menjadi problem bagi orang lain. Salah satu contoh berkaitan dengan hal ini adalah firman Allah Q.S. al-Hujarat ayat 11 َ‫يآأيْها الذين م وا ال يسخر و ٌم من َو لم عسَى أن يكونَوا خي ًَرا مَ ه‬ ...‫وال نسا ٌء من نساءل عسى أن يكن خي ًرا م هن‬ Melalui ayat ini Allah menyeru kepada laki-laki atau perempuan agar tidak saling merendahkan, agar tidak saling menjatuhkan, agar tidak saling mencela, agar tidak saling 51 membicarakan keburukan orang dan sebagainya, karena bisa jadi orang yang dicela atau yang direndahkan itu lebih baik dari mereka yang suka mencela atau merendahkan orang lain. Di samping itu dalam hadis Nabi SAW juga disebutkan: )‫المسلَ من سلَ المسلمون من لسان ويده (رواه البخاري‬ “Orang yang disebut muslim adalah orang-orang muslim lainnya menjadi selamat dari lisan dan lidahnya”. Maksudnya orang muslim adalah orang yang menjaga lidahnya agar setiap perkataan yang keluar dari mulutnya tidak menimbulkan persoalan bagi orang lain, seperti memfitnah orang lain, mengadu domba agar orang lain supaya berselisih, menggibah atau membicarakan keburukan orang lain, menyumpah, mencela, menjelek-jelekkan orang lain dan masih banyak lagi persoalan yang lainnya. Begitu juga orang yang disebut muslim adalah orang yang menjaga tangannya agar tidak mengganggu atau bahkan merugikan orang lain baik mengambil milik orang lain, mengganggu ketenteraman orang lain atau dengan tangannya berlaku kasar pada orang lain. Lidah dan tangan kita mewakili seluruh anggota tubuh kita, mesti kita jaga agar tidak menimpakan suatu masalah pada orang lain dan pada kita sendiri. Hal yang penting sekali kita takutkan, disamping mudarat yang kita timbulkan, juga karena akibat dari lidah, tangan dan anggota tubuh-anggota tubuh kita sendiri mengakibatkan terkikisnya pahala amal shalih yang kita lakukan. Selain itu, penggantian nama Yatsrib menjadi Madinah, menunjukkan kepada kita bahwa Nabi Muhammad mengajarkan kita agar melakukan perubahan dalam hidup. Perubahan tersebut mesti kita usahakan baik dalam menghadapi kemalasan kita sendiri atau dalam menghadapi bisikan-bisikan dari setan yang selalu menggoda kehidupan kita setiap saat. Allah berfirman Q.S. ar-Ra‘du, 11: ...َ‫إن ٱلِل ال يَير ما بأو لم حتى يَيروا ما بَنفسه‬ 52 “Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum kecuali mereka sendiri yang merubahnya”. Jika dikaitkan dengan perilaku buruk untuk menjadi perilaku baik, berarti kita sendiri yang harus mengusahakan untuk betul-betul meninggalkan perbuatan buruk yang pernah kita lakukan. Mungkin selama ini kita tidak rajin melakukan ibadah, maka kita rubah agar kita rajin beribadah. Mungkin selama ini kita tidak gemar bersedekah dan bersosial, maka kita rubah agar gemar bersedekah walaupun sedikit. Mungkin selama ini kita suka mencari-cari keburukan orang lain, maka kita rubah agar tidak suka mencari-cari keburukan orang lain dan sebagainya dan sebagainya. Demikianlah khutbah Jumat yang dapat disampaikan, intinya mari kita selalu mengoreksi diri kita sendiri agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Semoga kita termasuk orang yang beruntung. Amin amin ya rabbal ‘alamin. ‫ ومَن تَاب وعمَل صَال ًحا فإنَ يتَوب‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ َ‫ بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن الكََري‬.)71 :‫إلََى َّللا متابًََا (الفر ََان‬ َََ‫ وتأبَََل م َََى ومَََ كَ إن‬.َ‫ونفع َََى وإيَََاكَ باليَََاا والَََذكر الحكَََي‬ ‫ أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر‬.َ‫هوالسَََميع العلَََي‬ ََََ‫ فاسََََتَفروه إن‬،‫المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ 53 16. Hikmah Awal Tahun: Antara Ingat Ajal dan Optimis Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمد لِل الذأ أوصل ا الى هذه الس ة واَتمع ا فيهَا بعمليَ لة‬،‫الحمد لِل‬ ‫ وأَْهد أن‬. َ‫ أْهد أن ال ال إال ع وحده ال َْريك ل‬.‫حس لة إنشاء ع‬ ‫ أللهَ صل وسَلَ علَى سَيدنا‬.‫سيدنا محمدًا عبده ورسول ال نبهللا بعده‬ . ‫ فيآأيْهََا ال ََا‬.‫محم َ لد إبََن عبََد ع وعلََى ل َ وأصََحاب وم َن وااله‬ ‫ يآأيْها الذين أم وا اتأوا‬:‫ كما ال ع تعالى‬.‫أوصيكَ ونفسى بتأوأ ع‬ .‫ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Alhamdulillah saat ini kita akan berada dan bernafas diawal tahun …. Tahun ini biasanya disebut sebagai tahun baru masehi. Apapun istilah yang digunakan untuk menyebut nama tahun baru ini, yang penting di setiap pergantian masa kita mesti dapat mengambil hikmah sebagai pelajaran, di antaranya: 1. Pergantian tahun menunjukkan bahwa jatah hidup kita sebenarnya berkurang. Kita harus menyadari bahwa kita pada hakikatnya menghampiri ajal yang ditentukan untuk kita. Allah berfirman dalam Q.S. al-A‘raf, 7: 34 ‫ولكل أم لة أَ ٌل فإذا َاء أَلهَ ال يستَخرون ساعةً وال يستأدمون‬ “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu (ajal); maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya. Oleh karena itu, mumpung kita masih diizinkan Allah untuk menikmati tahun ini dan insya Allah di 54 tahun-tahun mendatang, mari kita mensyukuri nikmat kekuatan dan waktu hidup yang kita miliki, nikmat sehat dan umur yang diberikan serta nikmat harta yang dimiliki. Syukur tersebut mesti kita buktikan dengan menggiatkan diri untuk beribadah dan beramal kebajikan untuk mengharap ridha Allah serta sebagai pertanggungjawaban atas segala karunia yang diberikan kepada kita selama ini. Nabi Muhammad bersabda: ‫ لن ت ول دما عب لد يَوم‬.‫م‬.: ‫ ال رسول ع‬.‫عن أبهللا درداء ال‬ ‫ وعَن عمَره‬،‫ عَن َْباب فيمَا أبََله‬:‫الأيامة حتى يسَل عَن أربَعل‬ ‫ وفيمَََا أنفأَََ (رواه‬، ‫ وعَََن مالَََ مَََن أيَََن اكتسَََب‬،‫فيمَََا أف َََاه‬ )‫الطبرانهللا‬ “Tidak tergelincir kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah menanyakan empat hal: waktu mudanya digunakan untuk apa, umurnya dihabiskan untuk apa, hartanya diperoleh dari mana dan dibelanjakan untuk apa saja” (HR Thabrani). Hadis ini memberitahukan kita, semakin banyak kita berhubungan dengan kehidupan, maka semakin banyak pula yang harus dipertanggungjawabkan. Lantas, apakah kita tidak perlu memiliki apa-apa. Tentu bukan seperti itu maksudnya. Kita perlu bekerja dan berharta tetapi semuanya dapat harus dapat kita pertanggungjawabkan. 2. Tahun baru adalah tahun harapan dan optimis. pada Q.S. alُ ‫اَ َْ ْصت َ ْن‬، ُْ‫ يَ أَيُّ َه صل ِذيَُْا َمنُْ تلق‬dari ayat ini Hasyr ayat 18 ‫ت ِصغَو ٍاد‬ ‫س لم قَ لد َم ْا‬ ‫ظ ْار نَ ْؤ ٌا‬ adalah kewajiban kita untuk bertakwa dan keharusan bagi kita mempelajari segala kekurangan, kekhilafan, kesalahan, kemalasan dan kegagalan kita di tahun lalu agar tidak terulang kembali di tahun ini dan mendatang. Di tahun yang lalu mungkin ekonomi rumah tangga kita masih kurang, mudah-mudahan di tahun ini membaik. Di tahun yang lalu mungkin kita kurang taat dan berbakti, di tahun ini kita tekadkan agar tambah taat dan berbakti, bahkan di tahun 55 yang lalu mungkin kita belum sempat bertaubat, maka mumpung masih ada kesempatan dan umur, di tahun ini kita mesti bertaubat dengan taubat yang sebenarnya. Pada Q.S. atTahrim ayat 8 Allah berfirman ‫َّ ْوْ ًح‬ ُ ‫ِا ت َْْيَو اً نل‬، ‫يَ أَيُّ َهو صلو ِذيَُْا َمنُ ْوْ ت ُ ْْي ُْوْآ ِصَو‬ “wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenarnya”. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya adalah mari kita maknai pergantian tahun sebagai pemberitahuan bahwa kita menghampiri ajal yang ditentukan untuk kita dan berupaya pula untuk memperbaiki kehidupan kita baik terkait dengan dunia ataupun terkait dengan urusan akhirat kita. ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَيَ إن السمع والبصَر والفَؤاد كَ ْل أولئَك‬ ً ‫كان ع مسئ‬ َ‫) بارك ع لى ولكَ فى الأر ن الكري‬36 :‫وال (السراء‬ َََ‫ وتأبَََل م َََى ومَََ كَ إن‬.َ‫ونفع َََى وإيَََاكَ بَليَََاا والَََذكر الحكَََي‬ ‫ أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر‬.َ‫هوالسَََميع العلَََي‬ ََََ‫ فاسََََتَفروه إن‬،‫المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ 56 17. Membaca Hikmah Bulan Muharram Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ْ ‫ الحمََد لِل الََذأ َعََل ال‬،‫الحمََد لِل‬ َ ‫شََهور إث ََا عش َر ََْه ًرا يََوم خل‬ ‫ أْهد أن ال ال إال ع وحَده ال‬.‫السمواا والرض وم ها أربعةٌ حر ٌم‬ ََ‫ ألله‬.‫ وأْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال نبَهللا بعَده‬. ‫ْريك ل‬ ‫ فيآأيْهَا‬.‫صل وسلَ على سيدنا محم لد وعلى لَ وأصَحاب ومَن وااله‬ ‫ كمَا‬.‫ أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع‬.‫الحاضرون والسامعون رحمكَ ع‬ ‫ يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال‬:‫ََال ع تعَالى‬ .‫وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Kini kita berada di tahun baru Islam, tepatnya pada tanggal … Muharram 14… H. Jika kita pahami ada beberapa hikmah yang dapat kita baca dari bulan ini. 1. Muharram sebagai salah satu bulan yang dimuliakan. Allah berfirman dalam Q.S. al-Taubah: 36: ْ ‫إن عدة ال‬ َ‫شهور ع َد َّللا اث َا عشَر َْه ًرا فَهللا كتَاب َّللا يَوم خل‬ ‫السمواا والرض م ها أربعةٌ حر ٌم‬ Inti dari ayat ini ada 4 bulan salah satunya Muharram yang disebut sebagai bulan haram. Para ulama mengatakan bulan haram adalah bulan yang harus dihormati karena perbuatan baik dibalas dengan berlipat ganda dan perbuatan buruk mendapat ganjaran dosa juga secara berlipat ganda. Semoga 57 kita bisa meningkatkan perbuatan amal shalih kita di bulan ini. 2. Muharram sebagai bulan pertama di kalender Qamariyah. Sebagai bulan pertama, maka ia mengisyaratkan tentang hal yang baru. Berarti kita mulai membuka lembaran baru kita agar kekurangan kita pada tahun sebelumnya khususnya berkaitan dengan kehidupan akhirat kita dapat kita perbaiki ‫ْور ْصخ ل‬ ‫ْوُ آ َد َا خ ل‬ di tahun ini. Rasulullah bersabda “ ‫ََو ِيَُْا‬ ‫ََو ٌاء َْ َخي ُا‬ ‫ُُو ُّا ي ِا‬ ‫ل‬ ‫ ” صت لْ يُوووَُْا‬artinya “Setiap anak Adam (manusia) banyak melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang (mau) bertobat.” (HR. at-Tirmidzi)”. Atau ada satu kaidah yang dipopulerkan KH Ma’ruf Amin “ ‫َ ْ ِإلَّ َْوا ُا‬ ‫َّ و ِ ْا‬ ْ َ ‫ ” ِصَ و َم و ه َاُْ ْْل‬maksudnya selalu melakukan ْ َ ‫َّ و َ ُا ث ُو لا ْْل‬ ْ َ ‫َّ و َ ُا فَ ْْل‬ perbaikan dalam kehidupan ini. 3. Muharram sebagai bulan yang pertama juga mengisyaratkan tentang semangat. Artinya kita harus memiliki semangat baik untuk kehidupan dunia terlebih lagi untuk kehidupan akhirat. Allah berfirman dalam Q.S. at-Taubah: 40 “... ‫ّللاَ َمََنَو‬ ‫ُ لا‬ ‫ُ إِ لا‬ ‫ َا ت َحْ وزَ ْا‬...” artinya “Janganlah bersedih, sesungguhnya Allah selalu bersama kita”. Ketika cobaan menimpa, kita berupaya tidak sedih karena kebahagiaan dan kesedihan hadir silih berganti. Berarti kita harus tetap semangat untuk menjadikan semuanya sebagai pelajaran. 4. Muharram sebagai bulan yang pertama, memberikan pelajaran bahwa yang pertama sekali dalam memulai langkah di kehidupan ini adalah melakukan perencanaan yang matang. Kita harus punya rencana-rencana dalam hidup ini. Jangan biarkan diri kita sama seperti sebelumnya atau lebih buruk dari sebelumnya. Kalau hal ini terjadi, maka kita mengalami kerugian. 5. Pada bulan Muharram terjadi beberapa peristiwa besar yang terjadi pada beberapa Nabi. Salah satu peristiwa tersebut rencana hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah yang kemudian dengan peristiwa hijrah ini, 58 dijadikannya awal penghitungan bulan Qamariyah. Jika kita maknai, maka kita pun harus membuat peristiwa besar dalam hidup kita. Apa peristiwa itu, kita juga harus berhijrah. Tapi hijrah yang dimaksudkan di sini adalah hijrah perilaku. Maksudnya mungkin selama ini kita tidak rajin beribadah, maka mulai tahun baru ini kita bertekad agar rajin beribadah, baik ibadah individual atau pun ibadah sosial. Mungkin selama ini kita suka mencari-cari kesalahan atau keburukan orang lain atau mungkin pula dengki dengan rejeki orang lain, maka mulai tahun ini kita bertekad tidak melakukan perbuatan tercela tersebut. Demikianlah khutbah Jumat yang dapat disampaikan, intinya orang yang beruntung adalah orang yang lebih baik dari hari kemarin. Semoga kita termasuk orang yang beruntung. Amin amin ya rabbal ‘alamin. ‫ ومَن تَاب وعمَل صَال ًحا فإنَ يتَوب‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ َ‫ بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن الكَري‬.)71 :‫إلََى َّللا متابًََا (الفر ََان‬ َََ‫ وتأبَََل م َََى ومَََ كَ إن‬.َ‫ونفع َََى وإيَََاكَ بَليَََاا والَََذكر الحكَََي‬ ‫ أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر‬.َ‫هوالسَََميع العلَََي‬ ََََ‫ فاسََََتَفروه إن‬،‫المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ 59 18. Syukur sebagai Hikmah Tahun Baru Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ،‫ الحمََد لِل الََذأ أعطانََا الـعـطََـاء الـواسََـع واالمـتـ ََـان‬،‫الحمََد لِل‬ ‫نحـمـده سـبـحـانـ وتـعَـالى ونشـكَـره عَـلى مَـا أنـعَـَ عـلـيـ َـا مَـن‬ ‫ أْهد أن ال ال إال ع وأْهد أن سيدنا محمدًا عبَده‬،َ‫أصـ ـاف الـ ـعـ‬ ‫ أللهَ صل وسَلَ علَى سَيدنا محمَ لد أفـضَـل النَـام وعلَى‬، ‫ورسول‬ .‫ل وأصحاب صـَلة ً وسـَل ًمـا دا مَين متـَلزمَـين إلَى يَـوم ال حَـام‬ :‫ كما َال ع تعَالى‬.‫ أوصيكَ ونفسى بتأوأ ع‬. ‫أمـابعد فيآأيْها ال ا‬ .‫يآأيْها الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Alhamdulillah kita masih bisa melaksanakan aktivitas kita, apalagi masih dalam suasana tahun baru ini, tentunya kita juga punya harapan, semoga apa yang kita cita-citakan sebelumnya, pada tahun ini semuanya tercapai. Namun satu hal yang perlu kita sadari bahwa dengan bergantinya tahun ini, juga menandakan bahwa usia kita semakin berkurang. Oleh karena itu di samping ada rasa optimis, kita juga perlu punya rasa takut atau khawatir, jangan-jangan ajal segera tiba menemui ke kita. Allah berfirman dalam Q.S. al-A‘raf, 7: ‫ولكل أم لة أَ ٌل فإذا َاء أَلهَ ال‬ ‫“ يستَخرون ساعةً وال يستأدمون‬Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu (ajal); maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. 60 Kedua rasa itu harus ada dalam kehidupan kita, karena dengan dua rasa ini kita dapat mencapai keberimbangan dalam hidup, kita tidak hanya terfokus pada akhirat sehingga kita lupa masih hidup di dunia, tetapi kita juga tidak kebablasan di dunia sehingga lupa pasti akan mati. Salah satu cara untuk menjembatani dua rasa tadi adalah melalui syukur. Kita bersyukur karena sampai saat ini diberikan umur dan kesehatan, betapa banyaknya orang yang ingin masih hidup tetapi karena ajal sudah datang maka tidak dapat melakukan apa-apa. Kita bersyukur memiliki keluarga, walaupun terkadang cekcok tetapi dapat diatasi. Kita bersyukur memiliki harta walaupun tidak sekaya orang kaya tetapi insya Allah barakah. Bahkan apapun profesi dan posisi kita; sekayakayanya kita, semiskin-miskinnya kita, sesakit-sakitnya diri kita, kita tetap harus bersyukur atas semua yang diberikan Allah pada kita. Allah berfirman dalam Q.S.Ibrahim: 34. ...‫وإن تعدْوا نعمت َّللا ال تحصوها‬ “ Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tak akan mampu menghitungnya”. Lalu bagaimana cara kita bersyukur terhadap semua yang kita terima dan kita nikmati selama ini. Setidaknya ada tiga cara yang harus kita lakukan yaitu : 1. Syukur bil qalbi (syukur dengan hati). Kita mesti bisa menyadari sepenuh hati bahwa semua nikmat yang kita dapatkan, bukan hanya karena kemampuan kita tetapi karena kelebihan dan anugerah Allah. Hal ini sesuai dengan Q.S. alNaml: 40: “‫“ ” ََال هََذا مََن فضََل ربََهللا‬ini semua adalah anugerah Allah SWT”. 2. Syukur bil lisan (syukur dengan lisan). Kita mengakui dan menyatakan dengan lisan kita, bahwa segala nikmat yang kita terima adalah hanya dari Alah. Pengakuan ini pun kita sertai dengan memuji kepada-Nya dengan ucapan Al-Hamdulillah sebagai bentuk pengakuan kita bahwa yang paling berhak menerima pujian hanyalah Allah semata. 61 3. Syukur bil arkan (membuktikan rasa syukur tersebut dengan perilaku). Seluruh anggota tubuh kita, harta, jabatan, ilmu, kita gunakan di jalan yang diridhai Allah. Kiranya inilah khotbah yang dapat disampaikan. Intinya adalah sikap syukur ini harus menjadi kepribadian kita sebagai orang Islam dan beriman. Ketiga hal syukur tadi yaitu syukur dengan hati, syukur dengan lisan dan syukur dengan tindakan adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan, sehingga apabila salah satu ada yang tidak terpenuhi, maka kita masih dipandang kurang bersyukur. Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang tidak bersyukur. Amin. ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَيَ لَئن َْكرتَ لزيَدنكَ ولَئن كفَرتَ إن‬ َ‫ بََارك ع لَى ولكَََ فَى الأَر ن الكََريَ ونفع َى وإيََاك‬.ٌ‫عَذابهللا لشَديد‬ ‫ أ َول‬.َ‫ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي‬.َ‫بَلياا والذكر الحكي‬ ‫َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا‬ .َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم ين والمؤم اا‬ 62 19. Bulan Sya’ban: Persiapan untuk Fokus Ramadhan Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمََد لِل الََذأ َعََل الشََعبان ََْه ًرا ترفََع في َ العمََال‬،‫الحمََد لِل‬ ‫ وأَْهد أن سَيدنا‬. َ‫ أْهد أن ال ال إال ع وحده ال َْريك ل‬.‫الصالحة‬ ‫ أللهَ صل وسلَ علَى سَيدنا محمَ لد‬.‫محمدًا عبده ورسول ال نبهللا بعده‬ ‫ أوصيكَ ونفسى بتأوأ‬. ‫ فيآأيْها ال ا‬.‫وعلى ل وأصحاب ومن وااله‬ ‫ يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع ح َ تأات َ وال‬:‫ كمََا ََال ع تعََالى‬.‫ع‬ .‫تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokoh-tokoh masyarakat, bapak- Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokoh-tokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudara-saudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Kini kita sudah berada di bulan Sya’ban, bulan yang menandai bahwa kita semakin mendekati bulan suci Ramadhan. Pada bulan ini Nabi Muhammad biasanya berdoa: )‫اللهَ بارك ل ا فهللا رَُ وْعبان وبلَ ا رمضان (أحمد‬ “Ya Allah berkahilah hidup kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah usia kami hingga bulan ramadhan”. Sya’ban bermakna “jalan di atas bukit”. Berarti di bulan ini kita sedang menapaki jalan menuju Ramadhan, bulan yang paling dimuliakan dalam Islam. Berarti posisi bulan Sya’ban sebenarnya penting di dalam Islam. Rasulullah pernah bersabda: ‫عن أسامة بن زيَ لد َال لَت يَا رسَول َّللا لََ أرك تصَوم َْه ًرا مَن‬ ْ ‫ال‬ ‫شَهور مََا تصََوم مََن َْعبان ََال ذلََك ََْه ٌر يَفَل ال ََا ع َ بََين‬ 63 ‫ُ ورمضََان وهََو ََْه ٌر ترفََع في َ العمََال إلََى رب العََالمين‬ ‫رَ َ ل‬ ٌَ ‫فَحُْ أن يرفع عملهللا وأنا صا‬ “Usamah bin Zaid berkata, Wahai Rasululllah aku tidak pernah melihat engkau berpuasa sebagaimana engkau berpuasa pada bulan Sya’ban. Nabi membalas, “Bulan Sya’ban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karena itu, aku menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa.” (HR. Nasa’i) Hadis di atas mengajarkan kepada kita bahwa bulan Sya’ban adalah bulan persiapan untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Semakin intensif kita melaksanakan ibadah, insya Allah semakin matang pula kesiapan kita memasuki bulan Ramadhan. Di sinilah relevansi makna “jalan di atas bukit” yang maksudnya bulan Sya’ban menjadi jalan untuk mendaki sehingga dapat meraih puncak kemuliaan yang tersedia di bulan Ramadhan. Dengan demikian, kata kunci di sini adalah “kesiapan”. Kesiapan yang dimaksud adalah kesiapan rohani untuk melaksanakan ibadah secara semaksimal mungkin, menggunakan waktu yang ada, mumpung masih diberikan kesehatan dan kemampuan untuk bergerak. Di sini bukan persiapan yang bersifat material seperti persiapan untuk membeli berbagai peralatan rumah, mengganti peralatan lama ke yang baru, atau lain sebagainya. Oleh karena itu, tentunya kita yang selama ini menjalani 10 bulan yang telah kita lalu barangkali disibukkan dengan segala urusan dunia. Mungkin juga sebagian besar dari waktu kita, dihabiskan untuk mengejar materi, mungkin juga sebagian besar waktu kita, lebih banyak terlalaikan dari melaksanakan kewajiban kepada Allah, mungkin juga sebagian besar dari harta kita kurang berbagi dengan orang lain, maka sejak bulan Sya’ban ini, kita gunakan kesempatan ini untuk 64 memperbanyak ibadah, kita mohon ampunan, dipanjangkan umur dan dimurahkan rejeki, sehingga ketika sampai tibanya bulan Ramadhan nanti kita tidak terkejut lagi atau kita sudah terbiasa melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut, sehingga kita pun tidak merasa menjadi beban dalam melaksanakan kewajiban itu. Kita harus mengingat sebagaimana firman Allah Q.S. adh-Dhuha: 4 (‫“ )ولآلخرة خي ٌر لك من الولى‬dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan). Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya selagi kita diberikan umur dan kesehatan, semoga kita bisa mempersiapkan diri untuk meningkatkan amal ibadah kita. Kita tidak mengetahui apakah tahun depan kita masih diberikan kesempatan untuk hidup atau tidak, semuanya rahasia Allah swt. ‫ فيها يفَرق‬.‫ إنا أن ل اه فهللا ليل لة مبارك لة إنا ك ا م ذرين‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ -3 :‫ إن هو السميع العليَ (الدخان‬،‫ رحمةً من ربك‬.‫ أم ًرا من ع دنا إنا ك ا مرسلين‬.َ‫ك ْل أم لر حك لي‬ ‫ بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن الكََريَ ونفع ََى وإيََاكَ بَليََاا‬.)6 ‫ أ َول َولهللا‬.َ‫ وتأبَل م َى ومَ كَ إنَ هوالسَميع العلَي‬.َ‫والذكر الحكي‬ ‫هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولكَََ ولسََآ ر المسََلمين والمس َلماا والمََؤم ين‬ .َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم اا‬ 65 20. Menyambut Ramadhan Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمد لِل الذأ َعَل رمضَانا َْه ًرا مبار ًكَا وفض ًََل كثي ًَرا‬،‫الحمد لِل‬ ‫ أَْهد أن‬.‫ وَعل في رحمةً ومَفَرة ً وعتأًَا مَن ال َار‬.‫بين أْهر خر‬ ‫ وأَََْهد أن سَََيدنا محمَََدًا عبَََده‬. َََ‫ال الَََ إال ع وحَََده ال َََْريك ل‬ َ‫ أللهََ صَل وسَلَ علَى سَيدنا محمَ لد وعلَى ل‬.‫ورسول ال نبهللا بعده‬ ‫ كمَا‬.‫ أوصيكَ ونفسَى بتأَوأ ع‬. ‫ فيآأيْها ال ا‬.‫وأصحاب ومن وااله‬ ‫ يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع حَ تأاتَ وال تمََوتن إال‬:‫ََال ع تعََالى‬ ‫وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Tinggal beberapa hari lagi kita melaksanakan puasa bulan Ramadhan. Allah berfirman dalam Q.S. al-Baqarah ayat 183 : . ‫يايْها الذين ام وا كتُ عليكَ الصيام كما كتُ على الذين من بلكَ لعلكَ تتأون‬ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa Pada ayat di atas Allah menyeru, menyapa dan memanggil hamba-hamba-Nya yang terpilih dan beruntung yaitu orangorang yang beriman. Sebaliknya orang-orang yang tidak beriman atau tidak mau melaksanakan kewajiban berpuasa bahkan mungkin merasa ragu-ragu terhadap kewajiban ini maka mereka tidak termasuk dalam seruan tersebut. Oleh karena itu apabila kita merasa sebagai orang yang beriman, tentu menerima dengan hati yang lapang dan tanpa merasa terbebani untuk menjalankan 66 ibadah ini. Terlebih lagi kita meyakini bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Rasulullah SAW bersabda: ، ‫ افترض الل َ عليكََ صيام‬،ٌ‫ ْهرٌ مبارك‬،‫د َاﺀكَ رمضان‬ ‫ وَتَل في‬،َ‫ وتَل في أبواب الَجحي‬،‫تفت في أبواب الج ة‬ ‫ مَن حرمَ خيرها فأد حرم‬،‫ في ليلةٌ خيرٌ من أل ْهرل‬،‫الشياﻃين‬ Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu neraka Jahim ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi. Selain itu kita juga patut bergembira karena Allah masih memanjangkan umur kita dan mudah-mudahan bisa bertemu dengan bulan ramadhan ini. Tentunya kita sebagai umat muslim, mesti mempersiapkan diri dan fokus untuk menyambut bulan ini. Kenapa kita harus fokus. Itu tidak lain untuk taqarrub kepada Allah. Di bulan ramadhan ternyata tidak hanya ada kewajiban berpuasa atau sebagai bulan yang penuh berkah, tetapi ia merupakan bulan yang penuh rahmat, penuh keampunan dan dapat membebaskan kita dari ancaman neraka. Termasuk pula amal kebajikan kita dibalas dengan berlipat ganda, bahkan di bulan ini pula Alquran diturunkan. Berarti, kita harus pandaipandai memanfaatkan waktu ini mumpung kita masih diberikan Allah kesempatan untuk bernafas di dunia ini. Selain itu di bulan ramadhan ini juga terjadi juga lailatul qadar atau disebut pula malam yang penuh kemuliaan, sebagaimana tertuang dalam Q.S. al-Qadr ayat 1-5. Disebut malam kemuliaan karena ia adalah malam yang lebih baik dari 1000 bulan. 1000 bulan setara dengan 83 tahun lebih, berarti jika berbuat kebajikan di saat terjadi lailatul qadar, maka kebajikan kita itu setara dengan 83 tahun kita berbuat kebajikan. Oleh karena itu, sangat beruntung bagi orang yang dapat memanfaatkan waktu untuk melakukan kebajikan dan amal 67 shaleh lainnya. Sebaliknya sangat rugi apabila di antara kita ada yang menyia-nyiakan waktu dan menghabiskan bulan ramadhan ini dengan perbuatan-perbuatan yang termasuk sia-sia, perbuatan yang masih menjauhkan diri kita dari rahmat Allah, perbuatan yang masih menjauhkan kita dari ampunan Allah yang akhirnya kita pun semakin rentan dengan ancaman api neraka Allah. Inilah khutbah yang dapat disampaikan. Kesimpulannya marilah kita memanfaatkan waktu kita dengan sebaik-baiknya baik untuk menjalankan ibadah puasa atau pun melakukan amal shalih lainnya. Doa kita dikabulkan Allah dan dosa-dosa kita diampuni oleh Allah SWT. Amin. ‫ يَآايْها الذين ام وا كتَُ علَيكَ الصَيام‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ ‫ بَارك ع لَى ولكََ فَى‬.‫كما كتُ علَى الَذين مَن َبلكَ لعلكََ تتأَون‬ ‫ وتأبََل م ََى‬.َ‫الأََر ن الكََريَ ونفع ََى وإيََاكَ باليََاا والََذكر الحكََي‬ َََ‫ أ ََول َولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولك‬.َ‫وم َ كَ إن َ هوالسََميع العلََي‬ َ‫ فاسَتَفروه إن‬،‫ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ 68 21. Ramadhan Laksana Danau Penuh Ikan Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمد لِل الذأ َعَل رمضَانا َْه ًرا مبار ًكَا وفض ًََل كثي ًَرا‬،‫الحمد لِل‬ ‫ أَْهد أن‬.‫ وَعل في رحمةً ومَفَرة ً وعتأًَا مَن ال َار‬.‫بين أْهر خر‬ ‫ وأَََْهد أن سَََيدنا محمَََدًا عبَََده‬. َََ‫ال الَََ إال ع وحَََده ال َََْريك ل‬ َ‫ أللهََ صَل وسَلَ علَى سَيدنا محمَ لد وعلَى ل‬.‫ورسول ال نبهللا بعده‬ ‫ أوصيكَ ونفسى بتأوأ‬.‫ فيآأيْها المسلمون‬.‫ أما بعد‬.‫وأصحاب أَمعين‬ ‫ يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع ح َ تأات َ وال‬:‫ كمََا ََال ع تعََالى‬.‫ع‬ .‫تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Bulan Ramadhan, disamping disebutkan dalam al-Qur’an juga disebutkan dalam hadis Nabi. Dalam Q.S. al-Baqarah ayat 183 disebutkan : َ‫يآايْها الذين ام وا كتُ عليكَ الصيام كما كتَُ علَى الَذين مَن َبلك‬ .‫لعلكَ تتأون‬ Pada ayat ini Allah hanya memanggil hamba-hamba-Nya yang beriman untuk melaksanakan puasa. Kalau hanya sebagai Islam saja dan tidak beriman maka tidak termasuk mendapatkan sapaan Allah. Oleh karena itu apabila kita merasa sebagai orang yang beriman, tentu menerima dengan hati yang lapang dan tanpa merasa terbebani untuk menjalankan ibadah ini. Puasa Ramadhan yang terdapat dalam hadis Nabi salah satunya adalah: 69 ‫عن إبن عبا ل رضهللا ع ع هما أن ال سَمعت رسَول َّللا صَلى ع‬ ‫علي وسلَ يأول لو تعلَ أمتهللا ما فهللا رمضَان لتم َوا أن تكَون السَ ة‬ ‫ لن الحسَ ة فيَ مجتمعَةٌ والطاعَة مأبولَةٌ والَدعواا‬،‫كلها رمضان‬ .َ‫مستجابةٌ والذْنوب مَفورة ٌ والج ة مشتا ةٌ له‬ Seandainya umatku mengetahui kelebihan-kelebihan di bulan Ramadhan ini, niscaya mereka menginginkan setiap tahunnya adalah Ramadhan. Karena pada bulan ini segala kebaikan dilipatgandakan, ketaatan yang dilakukan diterima Allah, doa-doa yang diminta dikabulkan, dosa-dosa diampuni dan surga pun rindu pada mereka yang melakukan kebajikan. Bahkan di hadis yang lain disebutkan bahwa langit, bumi dan para malaikat pun menangis ketika menjelang berakhirnya bulan Ramadhan. Hal ini karena prihatin berlalunya bulan yang penuh barakah ini, di mana pada bulan ini doa-doa yang diminta kepada Allah dikabulkan, tiap sedekah yang diberikan diterima oleh Allah, segala kebaikan dilipatgandakan, dan azab pun ditiadakan. Oleh karena itu kiranya tidak berlebihan kita ibaratkan bulan Ramadhan laksana danau yang sangat luas nan indah. Di dalamnya terdapat berbagai macam jenis ikan dari yang paling kecil sampai yang besar, sehingga alat apapun yang digunakan untuk menangkap ikan tersebut, niscaya dapat dilakukan dengan mudah. Danau ini semakin menarik karena di setiap sisinya tumbuh tanaman yang indah, sehingga setiap orang yang mengetahui keindahan ini akan semakin terpikat, terlebih lagi tanah-tanah di sekitarnya sangat subur sehingga tanaman apapun yang ditancapkan langsung bisa tumbuh. Namun sayangnya, walaupun danau ini tampil begitu sempurna, tetapi tidak semua orang mengetahui keberadaan danau ini beserta isiisinya. Orang yang hanya pernah ke situ dan langsung menyelam masuk ke dalam air danau itulah yang mengetahui betapa banyaknya anugerah Allah tersimpan di danau itu. 70 Itulah tamsil tentang Ramadhan ini. Oleh karena itu semoga kita dapat menggunakan bulan yang penuh barakah ini untuk melakukan amal shalih dan memperbanyak ibadah baik yang berhubungan langsung dengan Allah seperti shalat, puasa atau ibadah yang berhubungan dengan manusia seperti sedekah, zakat dan lain-lain. Kita tidak mengetahui apakah di Bulan Ramadhan berikutnya kita masih diberikan kesempatan untuk menemuinya atau jangan-jangan ini merupakan Ramadhan terakhir bagi kita. Inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga kita dapat meningkatkan amal ibadah kita terlebih lagi di bulan Ramadhan ini seraya memohon ampun kepada Allah atas segala dosa-dosa yang pernah kita lakukan dengan taubatan nashuha. ‫ يآايْها الذين ام وا كتُ علَيكَ الصَيام‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ ‫ بَارك ع لَى ولكََ فَى‬.‫كما كتُ علَى الَذين مَن َبلكَ لعلكََ تتأَون‬ ‫ وتأبََل م ََى‬.َ‫الأََر ن الكََريَ ونفع ََى وإيََاكَ باليََاا والََذكر الحكََي‬ َََ‫ أ ََول َولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولك‬.َ‫وم َ كَ إن َ هوالسََميع العلََي‬ َ‫ فاسَتَفروه إن‬،‫ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ 71 22. Pelajaran Bulan Ramadhan (1) Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمد لِل الذأ َعَل رمضَانا َْه ًرا مبار ًكَا وفض ًََل كثي ًَرا‬،‫الحمد لِل‬ ‫ وَعل في رحمةً ومَفرة ً وعتأًَا مَن ال َار لكَل عبَا لد‬.‫بين أْهر خر‬ . َ ‫ أََْهد أن ال ال َ إال ع وحََده ال ََْريك ل‬.‫يرَوهََا ويََدعو ل يلهََا‬ َ‫ أللهََ صَل وسَل‬.‫وأْهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسَول ال نبَهللا بعَده‬ . ‫ فيآأيْهََا ال ََا‬.‫علََى سََيدنا محم َ لد وعلََى ل َ وأصََحاب ومََن وااله‬ ‫ يآأيْها الذين أم وا اتأوا‬:‫ كما ال ع تعالى‬.‫أوصيكَ ونفسى بتأوأ ع‬ .‫ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya Mari kita bertanya kepada diri kita, apa yang kita peroleh selama melaksanakan ibadah pada bulan Ramadhan yang baru saja kita lewati. Kita mesti bertanya pada diri kita. Jangan sampai bulan Ramadhan ini berlalu begitu saja, tanpa meninggalkan bekas sedikitpun pada kita. Setidaknya ada 2 pelajaran yang kita dapatkan: 1. Ramadhan sebagai sarana pendidikan keikhlasan. Disebut demikian karena yang paling mengetahui keadaan hati kita adalah Allah dan kita sendiri. Artinya apakah kita melaksanakan puasa atau tidak hanya Allah dan diri kita sendiri yang mengetahui. Nabi Muhammad bersabda “‫ئ ما نوأ‬ ‫ وإنما لكل امر ل‬،‫“ ”إنما العمال بال ياا‬sesungguhnya setiap amal perbuatan itu tergantung dengan niatnya dan setiap orang mendapatkan apa yang ia niatkan”. Apabila niatnya karena 72 Allah, maka ia pun mendapatkan keikhlasan itu, tetapi apabila ada niat yang lain, maka yang lain itu pula yang diperolehnya. Intinya keikhlasan inilah yang diajarkan bulan Ramadhan yang harapannya apapun yang kita lakukan mesti berlandaskan ikhlas karena Allah ta’ala. Termasuk pula dalam menjaga dan membela keutuhan bermasyarakat dan bernegara dari berbagai bentuk perpecahan yang dilakukan oleh orang-orang yang iri dengan Indonesia, mesti pula dilakukan berdasarkan keikhlasan dan sebagai bakti terhadap negara serta untuk kepentingan masyarakat Indonesia. 2. Ramadhan sebagai sarana melatih untuk terbiasa beribadah Selama sebulan penuh kita diajak, diseru dan dilatih untuk menggiatkan diri untuk beribadah seperti shalat berjamaah dan termasuk pula shalat tarawih. Latihan yang dilakukan selama 1 bulan penuh ini harus menjadi madrasah untuk sebelas bulan berikutnya kita sudah terlatih yang akhirnya kita pun terbiasa melaksanakan ibadah. Kita teringat dengan yang dilakukan Jenderal Sudirman ketika bergerilya. Ia pernah dikepung Belanda, ia pun tenang dan meminta anak buahnya untuk mengganti pakaian serta berzikir bertahlil bersamanya. Apa yang terjadi, Belanda sama sekali tidak mengenal dengan Jenderal Sudirman. Banyak orang bertanya, jimat apa yang digunakan sang Jenderal. Jenderal Sudirman pun menjawab bahwa ia memiliki tiga jimat. Jimat pertama, ia tidak pernah lepas dari wudhu. Apabila batal ia berwudlu kembali. Jimat kedua, ia berupaya shalat lima waktu tepat pada waktunya, kecuali ada udzur syar’i. Jimat ketiga ia berupaya untuk tulus ikhlas melakukan sesuatu karena Allah dan untuk kepentingan rakyat bangsa Indonesia. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan dan marilah kita menggali berbagai hikmah dari ibadah Ramadhan yang kita lakukan serta mengambil pelajaran darinya. Semoga kita menjadi umat yang beruntung dan diberikan kesempatan oleh Allah untuk memperbaiki diri. Amin. 73 ‫ا ْمبي َا ل‬ ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَيَ‪ .‬ولأد أن ل ا إلَيكَ يَا ل‬ ‫ا ومَث ًَل‬ ‫من الذين خلوا من بلكَ وموعظةً للمتأين (ال ور‪ .)34 :‬بارك ع لى‬ ‫ولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإياكَ بالياا والذكر الحكَيَ‪ .‬وتأبَل‬ ‫م ى وم كَ إن هوالسميع العليَ‪ .‬أ ول ولهللا هذا وأستَفرع لهللا ولكََ‬ ‫ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا‪ ،‬فاسَتَفروه إنَ‬ ‫هوالَفور الرحيَ‪.‬‬ ‫‪74‬‬ 23. Pelajaran yang Diambil dari Bulan Ramadhan (2) Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمد لِل الذأ َعَل رمضَانا َْه ًرا مبار ًكَا وفض ًََل كثي ًَرا‬،‫الحمد لِل‬ ‫ وَعل في رحمةً ومَفرة ً وعتأًَا مَن ال َار لكَل عبَا لد‬.‫بين أْهر خر‬ . َ ‫ أََْهد أن ال ال َ إال ع وحََده ال ََْريك ل‬.‫يرَوهََا ويََدعو ل يلهََا‬ َ‫ أللهََ صَل وسَل‬.‫وأْهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسَول ال نبَهللا بعَده‬ . ‫ فيآأيْهََا ال ََا‬.‫علََى سََيدنا محم َ لد وعلََى ل َ وأصََحاب ومََن وااله‬ ‫ يآأيْها الذين أم وا اتأوا‬:‫ كما ال ع تعالى‬.‫أوصيكَ ونفسى بتأوأ ع‬ .‫ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Di kesempatan ini izinkanlah khatib mengajak kita semua, agar senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi sekaligus berupaya meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Saat ini telah berada di hari yang … di bulan Ramadhan. Oleh karena itu mari kita bertanya kepada diri kita, apa yang kita peroleh selama melaksanakan ibadah pada bulan Ramadhan ini. Pertanyaan seperti ini mesti kita ajukan pada diri kita, karena sangat disayangkan apabila bulan Ramadhan yang mulia ini berlalu begitu saja, tanpa meninggalkan bekas sedikitpun pada kita. Dalam khotbah ini, setidaknya ada 5 pelajaran yang kita dapatkan: 75 1. Meningkatkan kedisiplinan di dalam diri. Kita mesti mengambil pelajaran dari waktu-waktu berpuasa. Orang yang makan atau minum di luar waktu yang ditentukan, tidak dihitung melaksanakan ibadah puasa. Hal ini menunjukkan betapa bulan Ramadhan mengajarkan kepada kita tentang pentingnya memperhatikan waktu. Ada ulama mengatakan “‫”الو ت كالسي ان لَ تأطع طعك‬. 2. Membiasakan diri bersikap amanah dan jujur. Sebagaimana diketahui bahwa di samping makan, minum dan melakukan hubungan badan dengan istri di siang hari bulan Ramadhan dapat membatalkan puasa, anggota tubuh kita ini pun bila digunakan untuk mengikuti hawa nafsu juga dapat mengurangi bahkan membatalkan puasa. Artinya bulan Ramadhan mengajarkan agar kita amanah terhadap anggota tubuh yang dititipkan Allah, apalagi berpuasa atau tidaknya kita, hanya diri kita dan Allah yang mengetahui, tentu hal ini hal ini pelajaran kejujuran yang luar biasa dari bulan Ramadhan. 3. Gemar berbuat kebajikan karena setiap amal kebajikan di bulan Ramadhan dibalas dengan berlipat ganda. Salah satunya tentang peduli sosial dan dermawan yang tidak hanya dilakukan pada bulan ini, tetapi juga terbiasa pada bulan-bulan lainnya. Nabi Muhammad bersabda: “‫ ”ما نأصت صد ةٌ من مَا لل‬artinya “tidaklah sedekah itu mengurangi harta”, bahkan dalam sabda yang lain “ ‫”الصََد ة تطفََل الخطيئََة‬ “sedekah itu dapat menghapus kesalahan yang pernah dilakukan”. 4. Melatih diri untuk giat Ibadah. Selama ini kita diajak, diseru dan dilatih menggiatkan diri untuk beribadah seperti shalat berjamaah dan termasuk pula shalat tarawih. Latihan yang telah dilakukan selama 1 bulan penuh ini tentunya merupakan madrasah di mana maksudnya adalah untuk sebelas bulan berikutnya kita semakin terlatih yang akhirnya kita pun menjadi terbiasa untuk melaksanakan ibadah. 76 5. Mencapai derajat sebagai muttaqin (orang-orang yang bertaqwa). Taqwa dalam arti melaksanakan hal-hal yang diperintahkan di dalam Islam dan meninggalkan hal-hal yang dilarang agama secara ridha dan ikhlas, karena selama satu bulan penuh jasad kita dilatih melaksanakan perintah Allah sehingga roh/jiwa yang selama ini terpenjara dalam jasad dapat mengendalikan kita di jalan Allah swt. Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah. Inilah khutbah yang dapat disampaikan. Kesimpulannya adalah marilah kita gali makna-makna bulan Ramadhan ini sehingga kita dapat menjadikannya sebagai pelajaran bagi kita. Hal yang terpenting mesti adanya perubahan di dalam diri kita dalam arti perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan ini mesti kita upayakan sendiri, sehingga semoga kita menjadi umat yang beruntung dan jika tidak ada perubahan sama sekali maka semoga kita diberikan kesempatan oleh Allah untuk memperbaiki diri. Amin. ‫ يآايْها الذين ام وا كتُ علَيكَ الصَيام‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ ‫ بَارك ع لَى ولكََ فَى‬.‫كما كتُ علَى الَذين مَن َبلكَ لعلكََ تتأَون‬ ‫ وتأبََل م ََى‬.َ‫الأََر ن الكََريَ ونفع ََى وإيََاكَ باليََاا والََذكر الحكََي‬ َََ‫ أ ََول َولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولك‬.َ‫وم َ كَ إن َ هوالسََميع العلََي‬ َ‫ فاسَتَفروه إن‬،‫ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ 77 24. Ramadhan Hampir Berakhir: Jangan Menjadi Bangkrut Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 Orang ‫ الحمد لِل الذأ َعَل رمضَانا َْه ًرا مبار ًكَا وفض ًََل كثي ًَرا‬،‫الحمد لِل‬ ‫ أَْهد أن‬.‫ وَعل في رحمةً ومَفَرة ً وعتأًَا مَن ال َار‬.‫بين أْهر خر‬ ‫ وأَََْهد أن سَََيدنا محمَََدًا عبَََده‬. َََ‫ال الَََ إال ع وحَََده ال َََْريك ل‬ َ‫ أللهََ صَل وسَلَ علَى سَيدنا محمَ لد وعلَى ل‬.‫ورسول ال نبهللا بعده‬ .‫ أوصَيكَ ونفسَى بتأَوأ ع‬.‫ فيآأيْها المسلمون‬.‫وأصحاب ومن وااله‬ ‫ يآأيْها الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال‬:‫كما ال ع تعالى‬ .‫وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Tidak lama lagi bulan Ramadhan ini akan berlalu dari kita. Kita tidak mengetahui apakah kita masih diberikan kesempatan untuk bertemu bulan ini pada tahun-tahun mendatang atau jangan-jangan ini merupakan bulan Ramadhan terakhir kita. Yang jelas, disebutkan dalam hadis Nabi: ‫إذا كََان اخََر ليل َ لة مََن رمضََان بكََت السََمواا واالرض والمَل كََة‬ ‫ي مصَيب لة ََال رسَول ع صََلى ع‬ ْ ‫مصََيبةً المََة سََيدنا محمَ لد يََل ا‬ ‫علي وسلَ ههللا ذهاب رمضان الن الدعواا فيَ مسَتجابةٌ والصَدا ة‬ .‫إ‬ ٌ ‫ والعذاب مدفو‬،ٌ‫مأبولةٌ والحس اا مضاعفة‬ Di malam akhir bulan Ramadhan, langit, bumi dan malaikat menangis karena adanya musibah yang menimpa umat nabi Muhammad. Lalu ada yang bertanya: Musibah apa ya 78 Rasulallah?: Nabi menjawab: Karena perginya bulan Ramadhan yang di dalamnya segala doa yang diminta kepada Allah dikabulkan, tiap sedekah yang diberikan diterima oleh Allah, segala kebaikan dilipatgandakan, dan azab pun ditiadakan Mumpung masih ada waktu, semoga kita gunakan waktu yang tersisa sebaik-baiknya, tetap semangat berpuasa, semangat tarawih, semangat memperbanyak ibadah dan amal shalih lainnya. Di sepuluh terakhir bulan Ramadhan ini, mestinya kita lebih meningkatkan amal ibadah kita, beri’tikaf di mesjid dan mudah-mudahan kita menjadi orang yang beruntung mendapatkan lailatul qadr. Disayangkan jika bulan Ramadhan yang mulia ini berlalu begitu saja dalam kehidupan kita, tanpa meninggalkan bekas. Disamping itu kita juga harus memperhatikan perilaku kita, melakukan introspeksi diri, apakah dalam keseharian kita termasuk orang yang baik atau ada hal-hal yang perlu kita perbaiki. Hal ini penting kita lakukan agar kita tidak menjadi orang yang bangkrut sebagaimana terdapat dalam hadis Nabi Muhammad saw: ‫ المفلَ في َا مَن ال‬:‫ أتدرون ما المفل ؟ َالوا‬:.‫م‬.: ‫ال رسول ع‬ ‫ إن المفل َ مََن أمتََهللا ي ََتهللا يََوم الأيامََة‬:‫ فأََال‬،‫درهَََ ل َ وال متََاإ‬ ‫ وأكَل مَال‬،‫ و َذف هَذا‬،‫ ويَتهللا د َْتَ هَذا‬،‫ وزكاةل‬،‫ وصي لام‬،‫بصَلةل‬ ‫ وهَذا مَن‬، ‫ فيعطى هذا من حس ات‬،‫ وضرب هذا‬،‫ وسفك دم هذا‬،‫هذا‬ َ‫ فإن ف يت حس ات بل أن يأضى ما عليَ أخَذ مَن خطايَاه‬، ‫حس ات‬ )َ‫ (رواه مسل‬.‫ ثَ طرح فهللا ال ار‬، ‫فطرحت علي‬ “Apakah kamu tahu apa itu bangkrut?. Para sahabat menjawab: bangkrut adalah tidak ada uang dan tidak ada harta. Nabi pun berkata: sesungguhnya bangkrut yang menimpa umatku adalah bahwa di hari kiamat kelak mereka datang membawa pahala shalat, pahal puasa dan pahala zakat. Namun mereka ternyata juga bawa dosa-dosa seperti suka mencela orang lain, menuduh orang lain yang belum diketahui kebenarannya, 79 memakan (mencuri) milik orang lain, termasuk pula milik umum bahkan negara, suka menumpahkan darah dan keringat orang lain, memukul/zhalim pada orang. Oleh karena itu setiap pahala/kebaikan yang dimilikinya diberikan kepada orang-orang yang pernah disakitinya dan jika pahala/kebaikan tersebut sudah habis, maka kesalahan orang-orang yang pernah disakitinya itu diberikan kepadanya dan ia pun kemudian dilemparkan ke neraka. Hadis di atas memberikan pesan bahwa orang yang selalu memiliki perilaku tidak baik seperti suka mencela, memfitnah, mencuri/korupsi, suka memanfaatkan orang lain atau perbuatan-perbuatan zhalim lainnya, sangat berpotensi bangkrut karena di akhirat kelak setiap kebaikannya habis terkuras untuk membayar orang-orang yang pernah disakitinya. Agar kita tidak menjadi bangkrut maka otomatis semasa kita masih hidup di dunia ini, kita harus meminta ampun dan maaf serta mengembalikan hak-hak orang lain yang pernah kita sakiti seraya memohon ampun kepada Allah. Inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga kita tidak bangkrut sebagaimana disebutkan dalam hadis di atas. ‫ مَن عمَل صَال ًحا فل فسَ ومَن اسَآء‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الَرَي‬ ‫ بَارك ع لَى ولكََ فَى‬46 :‫ وما ربْك بظَل لم للعبيد ۔ (فصَلت‬،‫فعليها‬ ‫ وتأبََل م ََى‬.َ‫الأََر ن الكََريَ ونفع ََى وإيََاكَ باليََاا والََذكر الحكََي‬ َََ‫ أ ََول َولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولك‬.َ‫وم َ كَ إن َ هوالسََميع العلََي‬ َ‫ فاسَتَفروه إن‬،‫ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ 80 25. Bulan Syawal: Jangan Lupakan Ramadhan Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمََد لِل الََذي َعل ََا م َن النسََان يعطي ََا رحم َةً ورز ًََا‬،‫الحمََد لِل‬ ‫ أََْهد أن ال الَ إال ع‬.‫وموسَعًا وسََهو ًال فََهللا حيات ََا ومَفََرة لََذنوب ا‬ ‫ أللهََ صَل‬. ‫ وأْهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسول‬. ‫وحده ال ْريك ل‬ ‫ فيآأيْهَا‬.‫ أمَا بعَد‬.‫وسلَ على سيدنا محم لد وعلى ل وأصحاب أَمعين‬ ‫ يآأيْهَا الَذين‬:‫ كمَا َال ع تعَالى‬.‫ أوصَيكَ ونفسَى بتأَوأ ع‬. ‫ال ا‬ .‫أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Saat ini kita telah berada di bulan Syawal. Di bulan ini terdapat sebuah ibadah yang kita kenal puasa enam. Di bulan ini pula, dalam tradisi Indonesia dilakukan halal bi halal yaitu meminta maaf dan memberikan maaf. Namun ada hal yang tidak boleh pula kita lupakan yaitu buah atau hasil dari yang kita lakukan selama Ramadhan. Buah atau hasil inilah yang kita jadikan pelajaran sehingga dapat kita pertahankan, kita perbaiki dan kita evaluasi sepanjang sebelas bulan berikutnya. Artinya jangan sampai Ramadhan berlalu begitu saja atau bahkan hanya menjadi kenangan yang kita sendiri pun tidak mengetahui apakah kita masih hidup atau tidak di Ramadhan yang akan datang. 81 1. 2. 3. 4. 5. 82 Setidaknya ada beberapa pelajaran yang mesti kita ingat. Kita mesti mengambil pelajaran dari waktu-waktu berpuasa. Orang yang makan atau minum di luar waktu yang ditentukan, tidak dihitung melaksanakan ibadah puasa. Hal ini menunjukkan betapa bulan Ramadhan mengajarkan kepada kita tentang pentingnya memperhatikan waktu. Waktu ini tidak hanya terkait dengan urusan waktu di dunia tetapi kita juga kita harus bisa menyadari bahwa hidup kita memiliki tempo waktu yang ketika tiba saatnya akan berakhir. Allah berfirman dalam Q.S. al-A‘raf, 7: 34 َ‫ولكل أم لة أَ ٌل فإذا َاء أَله‬ ‫ال يستَخرون ساعةً وال يستأدمون‬. Agar puasa kita tidak sia-sia, kita berupaya agar anggota tubuh kita ini tidak melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah dan tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat membatalkan puasa. Berarti anggota tubuh kita ini adalah amanah dari Allah yang artinya Ramdhan mengajarkan kita untuk bersikap amanah dan disiplin dengan anggota tubuh kita. Berpuasa atau tidaknya kita, hanya Allah dan kita yang mengetahui. Berarti Ramadhan juga mengajarkan kepada kita untuk berbuat jujur di sepanjang hidup kita. ‫إن الصدق يهدي إلى البر‬ ) ‫(متف علي‬... ‫وإن البر يهدي إلى الج ة‬ Coba kita ingat kembali bahwa setiap amal kebajikan di bulan Ramadhan dibalas dengan berlipat ganda. Ini menunjukkan bahwa kita dilatih gemar berbuat kebajikan. Misalnya selama Ramadhan kita dimotivasi untuk bersedekah, maka setelah Ramadhan hal ini tetap kita lakukan. Nabi Muhammad bersabda: “‫ ”ما نأصت صد ةٌ من مَا لل‬artinya “tidaklah sedekah itu mengurangi harta”(H.R. Muslim)., bahkan “‫“ ”الصَد ة تطفَل الخطيئَة‬sedekah itu dapat menghapus kesalahan yang pernah dilakukan”. Selama Ramadhan kita diajak menggiatkan diri beribadah seperti shalat berjamaah, termasuk shalat tarawih. Artinya latihan selama 1 bulan itu mengajarkan kepada kita untuk semakin terlatih untuk salah satunya shalat berjamaah. 6. Hasil dari yang kita lakukan selama ini, mudah-mudahan membawa kita menjadi orang yang bertaqwa. Yaitu kita berupaya untuk melaksanakan hal-hal yang diperintahkan di dalam Islam dan meninggalkan hal-hal yang dilarang agama secara ridha dan ikhlas. Inilah khutbah yang dapat disampaikan. Kesimpulannya adalah pelajaran-pelajaran yang kita peroleh di bulan Ramadhan, marilah kita jadikan cermin kehidupan kita. Hal yang terpenting mesti adanya perubahan ke arah yang lebih baik di dalam diri kita, sehingga kita menjadi umat yang beruntung. Amin. ‫ا ْمبي َا ل‬ ‫ ولأد أن ل ا إلَيكَ يَا ل‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ ‫ا ومَث ًَل‬ ‫ بَارك ع لَى ولكََ فَى‬.‫من الَذين خلَوا مَن َبلكَ وموعظَةً للمتأَين‬ ‫ وتأبََل م ََى‬.َ‫الأََر ن الكََريَ ونفع ََى وإيََاكَ باليََاا والََذكر الحكََي‬ َََ‫ أ ََول َولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولك‬.َ‫وم َ كَ إن َ هوالسََميع العلََي‬ َ‫ فاسَتَفروه إن‬،‫ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ 83 26. Jangan Suka Mencela Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمََد لِل الََذأ خل َ النسََان خليف َةً وَعََل فََهللا الرض‬،‫الحمََد لِل‬ ‫ أَْهد أن ال الَ إال ع‬.‫أحكا ًما وَعل الج ة َ ا ًء وَعَل ال َار عأابًَا‬ ََ‫ ألله‬.‫ وأْهد أن سيدنا محمدًا عبَده ورسَول ال نبَهللا بعَده‬.‫ربًّا واحدًا‬ ‫ فيآأيْهََا‬.‫صَل وسََلَ علََى سََيدنا محمَ لد وعلَى لَ وأصََحاب أَمعََين‬ ‫ كمَا‬.‫ أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع‬.‫الحاضرون والسامعون رحمكَ ع‬ ‫ يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال‬:‫ََال ع تعََالى‬ .‫وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Salah satu problem hidup kita di zaman sekarang ini adalah berkurang bahkan hilangnya etika berkomunikasi sesama manusia, bahkan sesama muslim sekalipun. Walaupun Q.S. alْ ‫ ) ِإنل َم‬bahwa Hujarat ayat 10 jelas-jelas menyatakan (‫اٱص ُمدْ مِ نَُُْ ا ِإ ْخ َْة ٌا‬ orang mukmin bersaudara, tetapi firman Allah itu hampir tidak digubris lagi. Buktinya, coba kalau kita lihat gaya komunikasi yang terjadi di masyarakat kita, tidak sedikit antara satu sama yang lain saling mencerca dan mencela. Terlebih lagi kalau kita perhatikan komunikasi yang terjadi di dunia maya. Di sana terjadi saling hujat, saling menjatuhkan, mencari keburukan lawan, saling menghina antar satu dengan yang lainnya, bahkan gayanya seperti hanya dia yang paling benar di muka bumi ini. Saking biasanya perilaku ini, membuat orang-orang menjadi ketagihan mencari kesalahan-kesalahan orang lain. 84 Padahal, jika kita menengok Q.S. al-Hujarat ayat 11, jelasjelas melarang perbuatan seperti yang digambarkan di atas. Allah berfirman َ‫يا أيْها الذين م وا ال يسخر و ٌم من و لم عسى أن يكونَوا خي ًَرا مَ ه‬ ...‫وال نسا ٌء من نساءل عسى أن يكن خي ًرا م هن‬ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik dari pada mereka”. Begitu seriusnya persoalan ini, Nabi Muhammad pun bersabda: ٌ ‫سباب المسلَ فس‬ ‫وق و تال كف ٌر‬ “mencela sesama muslim adalah sebuah kefasikan dan membunuh (termasuk membunuh karakter) sesama muslim adalah bentuk kekafiran. Mengapa saling mencela ini dilarang di dalam Islam?. Setidaknya ada 3 akibat yang dapat disebutkan: Pertama, timbulnya permusuhan sesama muslim, timbul prasangka-prasangka, saling mencurigai yang akibat selanjutnya adalah jalinan persaudaraan sesama muslim tidak kuat lagi dan akhirnya kita akan mudah dipecah belah oleh orang lain. Untuk mengantisipasi hal ini terjadi, maka mari kita eratkan kembali hubungan kita sesama muslim. Kita adalah seperti satu bangunan yang harusnya saling menguatkan. Kedua, akibat yang kita dapatkan jika saling mencela adalah hilangnya barakah hidup kita. Kendatipun hidup kita berlimpah harta, tetapi bisa jadi hidup kita terasa gersang, tidak damai dan tidak tenang. Bisa jadi juga harta yang kita miliki adalah salah satu bentuk lanjuran (istidraj) dari Allah kepada kita. Ketiga, akibat yang kita dapatkan jika saling mencela adalah bertambahnya dosa kita, bahkan jika kita meninggal sebelum bertaubat, maka kita pun terancam dengan siksa neraka. Allah berfirman dalam Q.S. al-Humazah ayat 1: (‫ ) َْ ْي ٌ ا ِص ُُ ِ ا ُه َمزَ ٍة ااصُ َمزَ ٍاة‬celakalah bagi setiap pengumpat dan 85 pencela. Celaka yang didapat oleh pencela adalah sebagaimana firman Allah Q.S. al-Humazah ayat 6-9 ٌ ‫) إنهَا علَيهَ مؤصَدة‬7( ‫) التهللا تطلَع علَى الفئَدة‬6( ‫نار َّللا المو دة‬ )9( ‫) فهللا عم لد ممددةل‬8( Celaka bagi pencela itu adalah yaitu api neraka yang menyala, membakar sampai ke hati, mereka dikurung dan mereka diikat pada tiang-tiang yang panjang. Demikianlah khutbah yang dapat disampaikan. Kata orang hidup adalah pilihan. Masing-masing kita pun punya pilihan masing-masing, tetapi haruslah kita bisa menahan diri, tidak ikut-ikutan saling mencela dan menjatuhkan. Justru harusnya di saat-saat yang seperti ini, kita perkuat tali persaudaraan kita. Semoga kita termasuk orang yang beruntung. Amin amin ya rabbal ‘alamin. ‫ إنمَا المؤم َون إخَوة ٌ فَصَلحوا بَين‬.َ‫أعوذ باهلل مَن الشَيطان الَرَي‬ ‫ بَارك ع لَى‬.)10 :‫ واتأَوا َّللا لعلكََ ترحمَون (الحجَراا‬،َ‫أخويك‬ ‫ وتأبَل‬.َ‫ولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإياكَ بَلياا والذكر الحكَي‬ ََ‫ أ ول ولهللا هذا وأستَفرع لهللا ولك‬.َ‫م ى وم كَ إن هوالسميع العلي‬ َ‫ فاسَتَفروه إن‬،‫ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ 86 27. Keutamaan Bulan Dzulqa’dah Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ْ ‫ الحمََد لِل الََذأ َعََل ال‬،‫الحمََد لِل‬ َ ‫شََهور إث ََا عش َر ََْه ًرا يََوم خل‬ ‫ أْهد أن ال ال إال ع وحَده ال‬.‫السمواا والرض وم ها أربعةٌ حر ٌم‬ ََ‫ ألله‬.‫ وأْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال نبَهللا بعَده‬. ‫ْريك ل‬ ‫ فيآأيْهَا‬.‫صل وسلَ على سيدنا محم لد وعلى لَ وأصَحاب ومَن وااله‬ ‫ كمَا‬.‫ أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع‬.‫الحاضرون والسامعون رحمكَ ع‬ ‫ يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال‬:‫ََال ع تعَالى‬ .‫وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Saat ini kita telah berada di bulan Dzul Qa’dah. Bulan memiliki beberapa keutamaan. Keutamaan-keutamaan tersebut di antaranya adalah: 1. Disebut sebagai bulan haram. Terkait dengan hal ini Allah berfirman dalam Q.S. al-Taubah: 36: ْ ‫ان عدة ال‬ َ‫شهور ع َد ع اث َا عشَر َْه ًرا فَهللا كتَاب ع يَوم خل‬ .‫السماواا واالرض م هآ اربعةٌ حر ٌم‬ Sesungguhnya jumlah bulan yang ditentukan oleh Allah sejak menciptakan langit dan bumi ini adalah sebanyak 12 bulan, empat di antaranya adalah bulan haram. Bulan apa saja yang termasuk bulan-bulan haram. Rasulullah melalui sabdanya menyatakan: 87 ‫عن ال بهللا صلى َّللا علي وسلَ ال إن ال مان َد اسَتدار كهيئتَ يَوم‬ ‫خل َّللا السمواا والرض الس ة اث ا عشَر َْه ًرا م هَا أربعَةٌ حَر ٌم‬ ٌ ‫ثَل‬ ‫ث متواليَااٌ ذو الأعَدة وذو الحجَة والمحَرم ورََُ مضَر الَذي‬ )َ‫ (بخاري ومسل‬.‫بين َمادأ وْعبان‬ Intinya adalah bulan-bulan haram itu adalah Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab. Pertanyaannya apa yang dimaksud dengan bulan haram. Apakah haram yang dimaksud adalah haram sebagaimana pengertian kita sehari-hari. Jawabannya adalah dalam tafsir ath-Thabary bahwa bulan haram adalah bulan yang suci atau bulan yang dihormati kemuliaannya. 2. Sebagai bulan yang suci dan dihormati kemuliaannya, maka di bulan Dzul Qa’dah amalan-amalan yang baik yang kita lakukan, maka pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah swt. Amalan-amalan yang dimaksudkan di sini adalah melingkupi berbagai hal baik ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah (vertikal-individual) seperti shalat, puasa, haji atau ibadah yang berhubungan dengan masyarakat (horisontal-sosial) seperti sedekah, memberikan sumbangan untuk keperluan umum yang positif, menyantuni anak yatim, fakir miskin dan sebagainya, bahkan termasuk pula ibadah campuran antara vertikal dan horisontal seperti zakat. Intinya segala amal kebaikan di bulan haram ini pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. 3. Sebagai bulan yang suci dan dihormati kemuliaannya, perilaku-perilaku buruk dan berbagai kejahatan baik kepada diri sendiri atau kepada orang lain, maka dosanya juga akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Memang kita menyadari bahwa hawa nafsu dalam diri kita selalu mengajak kepada keburukan. Hal ini juga disebutkan dalam Q.S. Yusuf: 53 ... ‫سوء إال ما رحَ ربهللا‬ ْ ‫لمارة ٌ بال‬ 88 ‫إن ال ف‬ Godaan setan pada kita pun datang dari berbagai arah seperti disebutkan dalam Q.S. al-A’raf: 17 َ‫ثَ لتي هَ من بين أيديهَ ومن خلفهَ وعن أيمانهَ وعن ْمآ له‬ . Kendati demikian, semoga kita bisa mengurangi atau menghindari dari perbuatan-perbuatan yang buruk yang selalu menghinggapi kehidupan kita. 4. Bulan Dzulqa’dah termasuk di antara bulan-bulan pelaksanaan haji. Ibnu Qayyim mengatakan orang yang umrah di bulan-bulan haji setara pahalanya dengan orang yang beribadah haji. Ibnu Rajab mengatakan Rasulullah pun pernah melaksanakan umrah empat kali dalam bulan-bulan haji yang mudah-mudahan kita diberikan kesempatan untuk melaksanakannya. Demikianlah khutbah Jumat yang dapat disampaikan, semoga kita dapat memanfaatkan bulan ini dengan amalanamalan yang baik tentunya dengan pahala yang berlipat ganda dan berupaya untuk menjauhi perbuatan yang buruk yang dosanya pun berlipat ganda. Amin amin ya rabbal ‘alamin. ‫ ومَن تَاب وعمَل صَال ًحا فإنَ يتَوب‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ َ‫ بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن الكَري‬.)71 :‫إلََى َّللا متابًََا (الفر ََان‬ َََ‫ وتأبَََل م َََى ومَََ كَ إن‬.َ‫ونفع َََى وإيَََاكَ بَليَََاا والَََذكر الحكَََي‬ ‫ أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر‬.َ‫هوالسَََميع العلَََي‬ ََََ‫ فاسََََتَفروه إن‬،‫المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ 89 28. Memaknai Ibadah Qurban Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 .‫ الحمد لِل الَذأ ذوالحجَة َْه ًرا ح ًّجامبار ًكَا وفض ًََل كثي ًَرا‬،‫الحمد لِل‬ ‫ وأََْهد أن سََيدنا محم َدًا‬. َ ‫أََْهد أن ال ال َ إال ع وحََده ال ََْريك ل‬ ‫ أللهَ صل وسلَ على سيدنا محم لد ابن عبد‬.‫عبده ورسول ال نبهللا بعده‬ ‫ فيآأيْهَا الحاضَرون والسَامعون‬.‫ع وعلى لَ وأصَحاب ومَن وااله‬ ‫ يآأيْهََا‬:‫ كمََا َال ع تعََالى‬.‫ أوصََيكَ ونفسََى بتأََوأ ع‬.‫رحمكَََ ع‬ .‫الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Baru saja kita melewati Idul Adha atau disebut hari raya qurban yang diiringi dengan menyembelih hewan qurban. Allah berfirman Q.S. al-Hajj: 38: ...َ‫لن ي ال َّللا لحومها وال دماؤها ولكن ي ال التأوأ م ك‬ “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya”. Ayat ini menyatakan dengan berqurban harapannya kita dapat bertakwa. Apa hubungan antara qurban dengan takwa. Jawabannya mungkin bermacam-macam, dan di antaranya berqurban itu adalah menyembelih hewan. Hakikat dari menyembelih hewan ini sebenarnya adalah menyembelih tandatanda negatif dalam diri atau berupaya menghilangkan penyakit hati. Rasullullah SAW bersabda: 90 ‫ وإذا فسََدا‬، َْ‫أال إن فََهللا الجسََد مضَََةً إذا صََلحت صََل الجسََد كل‬ )‫فسد الجسد كلْ ؛ أال وههللا الألُ (البخاري‬ “Ketahuilah sesungguhnya di dalam diri ada segumpal daging. Jika ia baik maka baik seluruh tubuh dan jika rusak maka rusak seluruh tubuh, ketahuilah itu adalah hati”. Jadi melalui ibadah qurban ini, walaupun tidak semua kita ikut berqurban, tetapi hakikatnya kita sembelih ego sombong di dalam diri kita yang maksudnya kita berupaya menjadi orang yang tidak merendahkan orang lain. Kita sembelih ego merasa diri kita paling benar, paling hebat dan paling-paling lainnya yang maksudnya harus menyadari bahwa manusia memiliki kekurangan. Kita sembelih ego merasa paling sempurna dari orang lain yang maksudnya agar kita dapat menghargai sesama makhluk Allah. Kita sembelih ego benci dengan kelebihan orang lain yang maksudnya kita harus mengakui bahwa ada orang yang lebih dari kita. Kita sembelih ego dendam pada orang lain yang maksudnya kita harus bisa berlapang dada dan memaafkan. Kita sembelih ego ingin menghancurkan kehidupan orang lain yang maksudnya bahwa biarkan kehidupan orang bergerak sesuai dengan takdir masing-masing. Imam al-Ghazali mengatakan ‫َ لاز َْ َج لا‬ َ َ‫ا‬، َّ ِ َْ َ ‫َْ َْ َ ْا أَنلََا إِنل َم ت‬ ‫ج َْ ِرحِ ََا‬ ‫“ يِ َا‬ketahuilah, sesungguhnya kamu dapat melakukan maksiat kepada Allah dengan anggota tubuhmu itu, ‫َْإِ لن َم ِه َا نِ َْ َم اٌ مِ َُا‬ ‫َ َيََْا َْأ َم نَ اٌ صَ َديََْا‬ َ ‫ِا‬، “padahal sesungguhnya anggota tubuhmu itu adalah ni’mat yang diamanatkan Allah kepadamu” ‫ِا‬، ‫فَ ْس ِتََ نَتََُا يِنِ َْ َم ِا‬ ‫غ َي اُ ْص ُُ ْؤ َر ِا‬ ُ َ ُ‫َّ َي ِت ِا‬ ِ َْ ‫َ َ َم‬ َ maka jika anggota tubuh itu digunakan untuk melakukan kemaksiatan, maka ia termasuk perbuatan kufur ُّ ُ َ‫غ ي‬ terhadap ni’mat Allah ُ ‫صَ ْغيَ ِا‬ َ ُ، ‫َ َُ َه ا‬ َ ‫ َْخِ يَ نَتََُا فِ ْا أ َم نَ ٍ أ َ ْْ َد‬selain kafir ni’mat, kamu juga mengkhianati amanat Allah sehingga kamu pun ditempatkan sebagai orang melakukan kezhaliman ‫ضآدََُا‬ َ َْ َ ‫فَأ‬ ُ ‫َآدََُا فَ ْن‬ ‫َ َه‬ ‫ظ ْار َُي َا‬ َ ‫ْف ت َْر‬ َ ‫ ِر‬Anggota tubuhmu diibaratkan seperti rakyatmu yang tanggung jawabmu untuk memeliharanya. 91 Ucapan imam al-Ghazali ini, jelas menunjukkan bahwa anggota tubuh kita adalah amanat Allah yang apabila kita menggunakannya dengan salah, maka kita termasuk kafir ni’mat dan juga termasuk melakukan kezaliman. Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga kita selalu mengarahkan hidup kita untuk kebaikan dan memelihara hati kita untuk selalu ke arah yang lebih baik, karena hati adalah sentral kehidupan kita. .َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ َ‫) بََارك ع لَى ولكَََ فَى الأََر ن الكََري‬10 :‫(البأَرة‬.‫الَي ٌَ بمَا كََانوا يكَذبون‬ َََ‫ وتأبَََل م َََى ومَََ كَ إن‬.َ‫ونفع َََى وإيَََاكَ باليَََاا والَََذكر الحكَََي‬ ‫ أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر‬.َ‫هوالسَََميع العلَََي‬ ََََ‫ فاسََََتَفروه إن‬،‫المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ ٌ‫ ولهََ عَذاب‬،‫ض فَ ادهَ َّللا مرضًَا‬ ٌ ‫فَهللا لَوبهَ مَر‬ 92 29. Kriteria Orang yang Baik dalam Islam Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمد لِل الذأ َعل ا أمة السَلم خير أم لة ل كون داعيًا إلَى‬،‫الحمد لِل‬ ‫ أَْهد أن ال الَ إال‬.‫الخيراا و م ًرا إلى المعروف وناهيًا عن الم كَر‬ ‫ وأْهد أن سيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال نبَهللا‬. ‫ع وحده ال ْريك ل‬ ‫ أللهَ صَل وسَلَ علَى سَيدنا محمَ لد وعلَى لَ وأصَحاب ومَن‬.‫بعده‬ :‫ كمَا َال ع تعَالى‬.‫ أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع‬. ‫ فيآأيْها ال ا‬.‫وااله‬ .‫يآأيْها الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Dalam salah satu firman Allah yaitu Q.S. Ali Imran: 104 ‫ولتكن م كَ امةٌ يدعون الى الخير ويَمرون بالمعروف وي هَون عَن‬ .‫الم كر واولئك هَ المفلحون‬ “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma‘ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” Di salah satu potongan firman Allah ini bahwa hendaklah kita mengajak orang berbuat baik. Mengajak orang untuk berbuat baik memang sangat mudah, yang susah adalah melaksanakan ajakan kita itu. Namun di dalam khutbah ini khathib ingin menekankan seperti apa kriteria orang yang disebut baik. Jika dikaji melalui Islam, secara umum orang baik itu bisa dilihat dari 2 hal yaitu hubungan yang baik dengan Allah dan 93 hubungan baik juga dengan manusia. Hal ini sesuai dengan firman Allah Q.S. Ali Imran: 112: ... ‫ضربت عليهَ الذلة أين ما ثأفوا إال بحب لل من ع وحب لل من ال ا‬ Mereka (manusia) diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia… Kedua hubungan di atas kita akui mengandung pengertian yang sangat luas, tetapi setidaknya orang yang baik hubungannya dengan Allah adalah tentu orang-orang yang di antaranya menjaga imannya hanya kepada Allah, tidak mudah tergiur dengan sebuah kesenangan sementara imannya tergadaikan, menjaga ibadahnya agar tetap istiqamah, sabar terhadap musibah yang menimpa dan berupaya selalu mensyukuri atas nikmat yang diberikan Allah. Syukur tersebut bisa berkaitan dengan syukur terhadap kesehatan yang tidak ada bandingannya, syukur terhadap harta yang dimiliki, keluarga dan lingkungan yang baik bahkan syukur tinggal di negara yang aman. Adapun orang yang hubungannya baik dengan manusia juga memiliki pengertian yang sangat luas, tetapi di sini dapat kita intisarikan bahwa orang yang hubungannya baik dengan manusia adalah orang yang mampu memperlakukan orang lain dengan baik. Orang yang seperti ini akan berupaya agar tidak menyimpan dusta dalam setiap pembicaraannya. Apa yang dikatakannya memang tulus keluar dari lubuk hati; bukan dibuat-buat hanya untuk menarik perhatian dan bukan pula lain di muka lain di belakang. Begitu juga jika berjanji selalu menepati janjinya; bukan sebaliknya, setelah keinginannya terpenuhi, janji yang telah diikrarkan menjadi terlupakan. Orang yang baik jika diberikan amanah akan berupaya semaksimal mungkin untuk tidak mengkhianati amanah yang diberikan. Ketiga hal yang disebutkan tadi sebenarnya dapat diperluas cakupan dan tafsirannya ke dalam beberapa hal dalam kehidupan kita. 94 Intinya adalah orang yang selalu berdusta dalam pembicaraan dan tindakannya, tidak memenuhi janji yang telah diikrarkan dan berkhianat terhadap amanah yang diberikan dalam bahasa agama disebut orang yang munafik. Nabi bersabda: .‫وإذا اؤتمن خان‬ ٌ ‫ية الم اف ثَل‬ ‫ث إذا حدث كذب وإذا وعد أخل‬ “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkarinya, apabila diberikan amanah ia mengkhianatinya.” Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya adalah mari kita berupaya menjaga hubungan yang baik dengan Allah dan hubungan yang baik pula dengan manusia serta berupaya agar tidak termasuk orang yang munafik. َ ‫ان السَمع والبصَر والفَؤاد كَ ْل اولئَك كَان ع‬ .َ‫أعوذ باهلل من الشَيطان الَرَي‬ ‫ بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن الكََريَ ونفع ََى‬.)36 :‫مسََـؤو ًال (السََراء‬ .َ‫ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلي‬.َ‫وإياكَ بَلياا والذكر الحكي‬ ‫أ ََول ََولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولكَََ ولسََآ ر المسََلمين والمسََلماا‬ .َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم ين والمؤم اا‬ 95 30. Membaca Hikmah di Balik Waktu-waktu Shalat Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫سا فهللا كل يو لم‬ ً ‫ الحمد لِل الذأ فرض الصَلة المفروضة خم‬،‫الحمد لِل‬ ‫ وأََْهد أن سََيدنا‬. َ ‫ أََْهد أن ال ال َ إال ع وحََده ال ََْريك ل‬.‫وليل َةل‬ ‫ أللهَ صل وسلَ علَى سَيدنا محمَ لد‬.‫محمدًا عبده ورسول ال نبهللا بعده‬ ‫ أوصيكَ ونفسى بتأوأ‬. ‫ فيآأيْها ال ا‬.‫وعلى ل وأصحاب ومن وااله‬ ‫ يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع ح َ تأات َ وال‬:‫ كمََا ََال ع تعََالى‬.‫ع‬ .‫تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Di salah satu ayat Alquran yaitu Q.S. an-Nisa: 103 Allah berfirman: ‫إن الصَلة كانت على المؤم ين كتابًا مو وتًا‬ Firman Allah ini menyatakan shalat fardhu/wajib sebanyak lima kali sehari semalam memiliki waktu-waktu tertentu dalam pelaksanaannya. Jika ada orang bertanya mengapa shalat subuh dilaksanakan ketika terbit fajar hingga terbit matahari dan begitu pula mungkin ada pertanyaan pada waktu shalat fardhu lainnya, maka jawabannya sebagaimana dalam kitab al-Baijuri, penentuan waktu-waktu shalat merupakan perkara ta’abbudiyah. Maksudnya adalah, kita tidak mengetahui apa alasan Allah meletakkan shalat-shalat fardhu itu di waktuwaktu sebagaimana yang kita kenal selama ini. Oleh karena itu, kita hanya menerima dengan ketundukan dan ketaatan penuh tentang penentuan waktu shalat ini. 96 Memang diakui, di dalam kitab i’anatuththalibin disebutkan bahwa subuh adalah shalat Nabi Adam, zhuhur shalatnya nabi Daud, Ashar shalatnya nabi Sulaiman, maghrib shalatnya nabi Ya’kub dan isya shalatnya nabi Yunus. Tetapi di dalam kitab alBaijuri justru ditemukan pendapat yang berbeda. Zhuhur shalatnya nabi Ibrahim, Ashar shalatnya Nabi Yunus, Magrib shalatnya nabi Isa atau nabi Daud, Isya adalah shalatnya Nabi Musa as. Menanggapi persoalan ini, kita tidak perlu mempermasalahkan tentang waktu-waktu shalat itu. Tetapi yang justru kita lakukan adalah melaksanakan shalat lima waktu itu dengan sebaik-baiknya dan mengkaji apa hikmah yang dapat kita petik dari penentuan waktu-waktu shalat di atas. Hikmah inilah yang harus kita temukan, karena Allah berfirman dalam Q.S. Shad [38]: 27 ...‫وما خلأ ا السمآء واالرض وما بي هما باط ًَل‬ Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Lalu, apa hikmah waktu-waktu shalat tersebut. Di dalam kitab al-Baijuri kembali disebutkan bahwa gelapnya malam mengingatkan manusia akan kehidupan seorang bayi di dalam rahim dan dengan terbitnya fajar yang di dalamnya wajib melaksanakan shalat subuh, menandakan bahwa bayi ini siap keluar dari rahim. Artinya kita ini adalah makhluk, diciptakan dari tidak ada menjadi ada, kita lahir tidak membawa apa-apa, bahkan tanpa sehelai pakaian pun, kita ini miskin, lalu mengapa kita bisa berlaku sombong ketika hidup di dunia ini. Selanjutnya dengan terbitnya matahari naik sampai tergelincir matahari yang di dalamnya wajib melaksanakan shalat zhuhur, menunjukkan bahwa bayi tadi tumbuh berkembang sampai menjadi seorang pemuda dan dewasa. Artinya, di usia pemuda dan dewasa ini kita mesti sebaik-baiknya menggunakan waktu, tenaga, kemampuan, keterampilan untuk menjadi orang yang sebaik-baiknya dan berbuat halal serta tidak lupa mensyukuri segala yang dianugerahkan Allah. Kemudian ketika matahari semakin 97 condong ke barat yang di dalamnya ada kewajiban shalat Ashar menunjukkan bahwa kita mesti siap-siap (basasimpun) untuk menghadapi kehidupan selanjutnya. Di waktu yang seperti ini kita harus mengambil pelajaran bahwa kita memasuki usia senja, dan ketika menjelang magrib yang ditandai terbenamnya matahari itulah akhir dari kehidupan kita dan ketika matahari benar-benar lenyap, maka itu tandanya kita juga akan mengalami kelenyapan yang serupa. Ternyata kita tidak kekal di dunia ini dan bersamaan dengan kelenyapan ini, kita tidak membawa apaapa selain amal kebaikan yang pernah kita lakukan. Harta benda yang dimiliki tidak kita bawa, tetapi beralih menjadi milik ahli waris kita. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya kita ini asalnya tidak ada menjadi ada kemudian kembali tidak ada lagi. Yang tersisa dari kita hanyalah kenangan dan nama, maka semoga kita meninggalkan kenangan dan nama yang baik. ‫ وإنمَا توفَون أََوركَ يَوم‬،‫كَ ْل نفَ ل ذا أَة المَوا‬ .َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الَرَي‬ ‫ بََارك ع لََى‬.)185 :‫(ال عمََران‬..‫ فمََن زحَ ح عََن ال ََار وأدخََل الج ََة فأََد فََاز‬،‫الأيامََة‬ ‫ وتأبَل‬.َ‫ولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإياكَ بَلياا والذكر الحكَي‬ ََ‫ أ ول ولهللا هذا وأستَفرع لهللا ولك‬.َ‫م ى وم كَ إن هوالسميع العلي‬ َ‫ فاسَتَفروه إن‬،‫ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ 98 31. Membiasakan Shalat Tepat Waktu dan Berjamaah di Mesjid Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمََد لِل الََذأ َعََل الصََلواا الخم َ واَب َةً علََى كََل‬،‫الحمََد لِل‬ ‫مسََلمين ومسََلما ل‬ ‫ أََْهد أن ال ال َ إال ع‬.‫ا تعبْ َدًا الََى رب العََالمين‬ ََ‫ ألله‬.‫وأْهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسول سَيد النبيَاء والمرسَلين‬ .‫ أمَا بعَد‬.‫صل وسلَ على سيدنا محم لد وعلَى ألَ وأصَحاب أَمعَين‬ :‫ كمََا ََال ع تعََالى‬.‫ أوصََيكَ ونفسََى بتأ َوأ ع‬.‫فيآأيْهََا المسََلمون‬ .‫يآأيْها الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Hari ini kita memasuki bulan Sya’ban yang di dalam kitab nashaihul ibad disebut bulan menyirami amal shalih yang telah ditanam pada bulan Rajab kemarin sehingga pada bulan Ramadhan berikutnya kita menuai dari amal shalih yang kita lakukan berupa ampunan dari Allah swt. Menyirami amal shalih yang dimaksudkan di sini tidak lain adalah membiasakan dan memelihara amal kebaikan yang kita lakukan, sehingga ketika pada bulan Ramadhan akan datang kita sudah terbiasa dan tidak merasa berat hati untuk melaksanakan segala kewajiban yang dituntut kepada kita sebagai hamba. Salah satu amal shalih yang harus kita biasakan adalah melaksanakan shalat lima waktu. Sesibuk apapun kita, ketika terdengar suara adzan, kita mesti meninggalkan aktivitas kita. Tujuan lainnya adalah agar kita juga terhindar dicap sebagai hamba yang suka melalaikan kewajiban yang akhirnya kita pun menjadi orang yang celaka. Hal ini sesuai dengan firman Allah Q.S. al-Ma’un: 4-5 ‫فوي ٌل للمصلين الذين هَ عن صَلتهَ ساهون‬ “maka celakalah bagi orang-orang yaitu mereka yang lalai dari shalatnya”. Maksudnya yang celaka adalah orang yang melalaikan waktu shalat. Di samping kita perlu membiasakan shalat tepat pada waktunya, sebagai umat Islam terlebih lagi lakilaki, kita juga perlu membiasakan untuk melaksanakan shalat 99 secara berjamaah terutama di mesjid. Mengapa harus shalat di mesjid. Jawaban yang pertama adalah karena hal tersebut merupakan perintah nabi Muhammad saw dalam salah satu sabdanya : ‫من سمع ال داء فلَ يَت فَل صَلة ل إال من عذر‬ Siapa pun yang mendengar adanya panggilan Adzan, tetapi ia tidak mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya di tempat lain selain di mesjid kecuali ia dalam keadaan udzur. (H.R. Abu Daud dan Ibn Majah). Hadis lainnya: ‫الصَلة لجار المسجد إال فى المسجد‬ “tidak sempurna shalat bagi orang-orang yang bertetangga dengan mesjid kecuali dilaksanakan di mesjid”. Minimal yang disebut bertetangga dengan mesjid adalah orang yang dapat mendengar bunyi adzan. Rasulullah pernah ditanya seorang yang buta bahwa ia tidak memiliki penuntun ke mesjid. Ia pun memohon agar diberikan keringanan untuk shalat di rumahnya. Rasulullah pun memberikan izin tetapi Rasulullah bertanya Apakah ia mendengar suara azan?. Laki-laki ini pun mengaku mendengar. Rasulullah pun menyuruhnya untuk datang ke mesjid shalat berjamaah. Jawaban yang kedua adalah setidaknya ini merupakan upaya kita untuk menunda terjadinya hari kiamat. Mengapa disebut demikian, karena ketika mesjid semakin kosong dan mulai tidak diminati oleh orang muslim, maka semakin pula nyata akan dekat dan terjadinya hari kiamat. Jawaban yang ketiga, mesjid tempat kita shalat ini, sangat disayangkan kalau cuma dipandang, terlebih lagi dibanggakan. Sementara panitia mesjid membangun mesjid ini tidak hanya untuk menampung jamaah ketika hari-hari tertentu saja seperti hari raya, melainkan dapat menampung jamaah di setiap waktu. Oleh karena itu, jangan kita biarkan mesjid kita kosong karena jarang dipenuhi para jamaah sampai ke belakang. Jangan biarkan mesjid ini hanya dijalani kaki jamaah yang cuma lewat di 100 dalamnya, tetapi jadikan kaki kita selaku menginjak lantai mesjid ini karena melaksanakan shalat berjamaah. Jawaban yang keempat, shalat berjamaah di mesjid memiliki kelebihan tersendiri baik berupa ganjaran yang berlipat ganda seperti shalat subuh berjamaah mendapat pahala 119 kali, shalat Isya mendapat pahala 59 kali dan shalat Zhuhur, Ashar dan Maghrib mendapat pahala 27 kali. Selain itu, tiap langkah kaki kita menuju mesjid mendapatkan satu pahala dan menghapus satu dosa. Maka semakin jauh mesjid yang dituju semakin banyak langkah yang dilakukan sehingga semakin banyak pula pahala yang didapatkan. Berikutnya orang yang selalu berjamaah di mesjid akan mendapatkan doa permohonan ampun dan rahmat dari para malaikat kepada Allah, sehingga kita pun termasuk orang yang beruntung mendapatkan doa tersebut. Bahkan kelebihan lainnya, orang yang membiasakan untuk shalat berjamaah di mesjid akan mendapatkan naungan di hari kiamat kelak. Kiranya inilah dapat disampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya dan semoga kita menjadi umat yang selalu mendapatkan bimbingan dari Allah SWT sehingga dapat memanfaatkan waktu kita di sela-sela kesibukan kita untuk melaksanakan shalat berjamaah di mesjid. Amin ya rabbal ‘alamin. ‫ إن الصَلة كانت على المَؤم ين كتابًَا‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ ‫ بارك ع لى ولكَ فى الأَر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاكَ باليَاا‬.‫مو وتًا‬ ‫ أ َول َولهللا‬.َ‫ وتأبَل م َى ومَ كَ إنَ هوالسَميع العلَي‬.َ‫والذكر الحكي‬ ‫هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولكَََ ولسََآ ر المسََلمين والمس َلماا والمََؤم ين‬ َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم اا‬ 101 32. Meneladani Akhlak Rasulullah Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمد لِل الَذأ أرسَل رسَول بالهَدأ وديَن الحَ ليظهَره‬،‫الحمد لِل‬ ‫ أَْهد أن ال الَ إال ع وحَده ال‬.‫على الدين كل ولَو كَره المشَركون‬ ََ‫ ألله‬.‫ وأْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال نبَهللا بعَده‬. ‫ْريك ل‬ ‫صل وسلَ على سيدنا محمَ لد إبَن عبَد ع وعلَى لَ وأصَحاب ومَن‬ :‫ كمَا َال ع تعَالى‬.‫ أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع‬. ‫ فيآأيْها ال ا‬.‫وااله‬ .‫يآأيْها الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Sebagai umat Nabi Muhammad tentu kita berupaya semaksimal mungkin untuk mengikuti jejak beliau, mengikuti perilaku beliau dan mengambil pelajaran dari perjalanan yang beliau lalui untuk kehidupan kita saat ini bahkan untuk akan datang. Banyak hal dari perilaku-perilaku beliau yang dapat kita terapkan dalam kehidupan kita, di antaranya: Pertama, (‫)كان علي السَلم يبدأ من لأي بالسَلم ويبدأ أصحاب بالمصافحة‬ bahwasanya Nabi Muhammad SAW adalah orang yang selalu lebih dahulu mengucapkan salam setiap kali bertemu dengan orang, tidak perduli walaupun orang itu jauh lebih muda dari beliau. Beliau lah yang mendahului mengucapkan salam. Begitu juga beliau yang lebih dahulu menjabat tangan orang, beliau tidak menjadikan kedudukannya sebagai seorang Nabi harus diistimewakan oleh orang lain. 102 Kedua, (‫ )وإذا تكلَ فكَنما الد ْر يسأط من ذلك الكَلم‬apabila Rasulullah berbicara maka seakan-akan mutiara berjatuhan dari perkataan beliau. Hal ini menunjukkan betapa berharga kata-kata yang keluar dari mulut beliau yang artinya mestinya kata-kata yang keluar dari mulut kita pun adalah kata-kata yang baik, bermanfaat, tidak mendominasi pembicaraan, berkomunikasi secara lemah lembut agar orang yang menjadi lawan bicara kita dapat menerima pembicaraan kita. Hal ini sesuai dengan firman Allah Q.S. Ali Imran ayat 159: ًّ ‫ ولو ك ت ف‬،َ‫فبما رحم لة من َّللا ل ت له‬ ...‫ظا غليظ الألُ النفضْوا من حولك‬ “maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu…” Ketiga, (‫ب‬ ‫از وعيا ل‬ ‫ لي بَم ل‬.‫م‬.: ‫ )وكان‬Rasulullah SAW itu dalam menyampaikan risalahnya tidak lah sebagai seorang pencela atau pencerca orang lain. Sebagai Nabi dan sekaligus guru bagi para sahabatnya, beliau tidak pernah mencela orang lain walaupun dengan orang yang berbeda agama, terlebih lagi pada sesama Islam. Keempat, pada saat Nabi Muhammad mendapatkan wahyu pertama, beliau pulang ke rumah dalam keadaan gemetar, sehingga minta istrinya yaitu Siti Khadijah untuk menyelimuti beliau. Di saat itu Khadijah berkata ََُ‫أبشََر فََو ع اليخ يََك ع أب َدًا لتص َل ال َرحَ وتحم َل الكََل وتكس‬ ‫المعدوم وتأرأ الضي وتعين على نوا ُ الح‬ bergembiralah wahai Rasulallah, Allah tidak akan mempermalukan atau menghinakan engkau selamanya, karena selama ini engkau selalu menyambung silaturrahmi, ikut memikul kesusahan orang lain, merasakan pula kesedihan orang yang tidak punya apa-apa, tidak peduli keadaanmu seperti apa tetapi ketika ada tamu, engkau tetap memuliakan mereka dan bahkan engkau juga menjadi pembela bagi orang yang 103 membutuhkan pembelaan. Masih banyak lagi perilaku-perilaku Rasulullah yang dapat kita jadikan contoh untuk kehidupan kita saat ini. Kiranya inilah khotbah yang dapat disampaikan. Intinya adalah marilah kita selalu bercermin dan meneladani Rasulullah sebagai panutan kehidupan kita. Kita berupaya untuk menyesuaikan perilaku kita dengan Rasulullah dan ketika kita ingin melakukan sesuatu, tanyakanlah ke hati kita, apakah perilaku kita sesuai dengan agama atau tidak. ٌ‫ لأَََد كَََان لكََََ فَََهللا رسَََول َّللا اسَََوة ٌ حسَََ ة‬،َ‫الَََرَي‬ ‫أعَََوذ بَََاهلل مَََن الشَََيطان‬ َ‫ بارك ع لى ولكَ فى الأر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاك‬.)21:‫(الح اب‬ ‫ أ َول‬.َ‫ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي‬.َ‫بالياا والذكر الحكي‬ ‫َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا‬ .َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم ين والمؤم اا‬ 104 33. Menghadirkan Nabi ke dalam Diri Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ً‫ الحمَد لِل الَذأ َعَل سَيدنا وحبيب َا ونبي َا وسَيلةً ورحمَة‬،‫الحمَد لِل‬ ‫ وأَْهد أن سَيدنا‬. َ‫ أْهد أن ال الَ إال ع وحَده ال َْريك ل‬.‫للعالمين‬ ‫ أللهَََ صَل وسََلَ علََى سََيدنا‬.‫محمَدًا عبََده ورسََول صََادق المََين‬ ‫ فيآأيْه َا الحاضََرون‬.‫ أمََا بعََد‬.‫محم َ لد وعلََى أل َ وأصََحاب أَمعََين‬ ‫ كمََا ََال ع‬.‫ أوصََيكَ ونفسََى بتأََوأ ع‬.‫والسََامعون رحمكَََ ع‬ َ‫ يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع ح َ تأات َ وال تمََوتن إال وأنََت‬:‫تعََالى‬ .‫مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Sebagai umat Nabi Muhammad tentu kita berupaya semaksimal mungkin untuk mengikuti jejak beliau dan mengambil pelajaran dari perjalanan yang beliau lalui untuk kehidupan kita saat ini bahkan untuk akan datang. Mengikuti apa yang Rasulullah kerjakan dan melaksanakan apa yang Rasulullah katakan dapat disebut sebagai berwasilah atau menghubungkan diri kita dengan Nabi Muhammad SAW. Disebut demikian karena dengan mengikuti Rasulullah berarti kita menghubungkan diri kita dengan beliau atau meng-onlinekan diri kita dengan Rasulullah, sehingga jika selalu bercermin dengan Rasulullah berarti hubungan online kita dengan Rasulullah selalu update. Perlunya kita ber-ta’alluq agar kita juga bisa dekat dengan Allah SWT. Selain itu, ber-ta’alluq dengan 105 Rasulullah juga diperintahkan firman Allah Q.S. al-Maidah ayat 35: ‫يا أيْها الذين م وا اتأوا َّللا وابتََوا إليَ الوسَيلة وَاهَدوا فَهللا سَبيل‬ ‫لعلكَ تفلحون‬ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (penghubung) untuk mendekatkan diri kepada Allah dan berjuanglah di jalan Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Wasilah atau penghubung yang dimaksudkan dalam ayat di atas menurut ulama adalah Rasulullah. Pemaknaan ini karena dalam doa setelah adzan ditemukan penjelasan itu. ‫ ا سَيدنا محمََدان‬،‫ والصََلة الأآ مَة‬،‫اللهََ رب هَذه الَدعوة التآمَة‬ ََََ‫الوسََََيلة والفضََََيلة والشََََرف والدرَََََة العاليََََة الرفيعََََة وابعث‬ ‫مأا ًمامحمودان الذأ وعدت انك التخل الميعاد‬ Satu hal yang harus diperhatikan dari doa ini ada permohonan (‫ ) ا سيدنا محمدان الوسيلة‬yang dimaknai ulama bahwa Nabi Muhammad sebagai penghubung untuk mendekatkan diri kepada Allah. Berarti doa setelah adzan ini menjelaskan maksud wasilah pada surat al-Maidah ayat 35 di atas. Pertanyaannya, mengapa kita menjadikan Nabi Muhammad sebagai penghubung?. Itu karena Nabi yang paling dekat dengan Allah SWT. Hal ini sejalan dengan Q.S. al-Anbiya ayat 107: ‫ومآ أرسل اك إال رحمةً للعالمين‬ Tidaklah kami utus engkau kecuali sebagai rahmat sekalian alam. Ayat ini menunjukkan dekatnya Nabi Muhammad dengan Allah SWT. Begitu juga pada Q.S. Ali Imran ayat 31 َ‫ل إن ك تَ تحبْون ع فاتبعونهللا يحببكَ ع ويَفر لكَ ذنوبك‬ Katakan kepada umatmu Hai Muhammad, jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikuti aku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian. Ayat ini juga menyatakan tentang kedekatan Rasulullah dengan Allah SWT. Berarti sangat beruntung kita menjadi Umat 106 Nabi Muhammad. Namun keberuntungan itu tentu harus pula kita imbangi dengan usaha bahwa kita pun layak menjadi umat dan pengikut beliau. Bagaimana caranya agar bisa menjadi umat Nabi Muhammad?. Pertama, berupaya untuk menghadirkan Nabi Muhammad ke dalam diri kita baik melalui pemikiran atau pun melalui perasaan kita. Allah berfirman pada Q.S. al-Anfal ayat 33 (َ‫ )وما كان َّللا ليعذبهَ وأنت فيه‬bahwa Allah tidak akan menimpa azab pada mereka (kita) selama Nabi bersama dengan mereka (kita). Kedua, menjadikan Nabi sebagai cermin baik dalam berucap, berbicara dan berkomunikasi atau dalam berbuat, berperilaku dan bersosial. Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah Kiranya inilah khotbah yang dapat disampaikan. Intinya adalah marilah kita selalu bercermin dan meneladani Rasulullah sebagai panutan kehidupan kita. Kita berupaya untuk menyesuaikan perilaku kita dengan Rasulullah dan ketika kita ingin melakukan sesuatu, tanyakanlah ke hati kita, apakah perilaku kita sesuai dengan agama atau tidak dengan yang diajarkan Rasulullah. ‫ يَا أيْهَا الَذين م َوا اتأَوا َّللا وابتََوا‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ ‫ بارك ع‬.)35:‫إلي الوسيلة وَاهدوا فهللا سبيل لعلكَ تفلحون (المآ دة‬ .َ‫لَى ولكََ فَى الأَر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاكَ بَليَاا والَذكر الحكَي‬ ‫ أ َول َولهللا هَذا وأسَتَفرع‬.َ‫وتأبل م ى وم كَ إنَ هوالسَميع العلَي‬ ،‫لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا والمَََؤم ين والمؤم َََاا‬ .َ‫فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬ 107 108 34. Menjaga Anggota Tubuh dari Dosa Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمد لِل الذي إ تمن علي ا ل ستعمل َوارح ا ول حفظها من‬،‫الحمد لِل‬ ‫ وأَْهد‬. ‫ أْهد أن ال ال إال ع وحده ال ْريك ل‬.‫الذْنوب والخطيئاا‬ ‫ اللهََ صَل وسَلَ علَى سَيدنا محمَ لد‬. ‫أن سيدنا محمَدًا عبَده ورسَول‬ ‫ أوصيكَ ونفسَى‬. ‫ فيآأيْها ال ا‬.‫أما بعد‬. ‫وعلى أل وأصحاب أَمعين‬ َ‫ يآأيْهَا الَذين أم َوا اتأَوا ع حَ تأات‬:‫ كما ال ع تعَالى‬.‫بتأوأ ع‬ .‫وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Salah satu anugerah yang diberikan Allah kepada manusia adalah sempurnanya kita diciptakan baik secara jasmani atau pun rohani. Namun demikian tentu kita harus menyadari anggota tubuh ini adalah amanat Allah yang harus kita pelihara dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah swt. Kita diberikan amanat mata, telinga, lidah, perut, faraj, tangan dan kaki, harus kita jaga dari perbuatan dosa. Imam al-Ghazali mengatakan : ‫اْ َج لا ايِ َج َْ ِرحِ ََا‬ ِ َْ َ ‫“ َْ َْ َ ْا اأَنلََ ا ِإنل َم ات‬ketahuilah, َ ‫َ ا ََ لز‬،‫َّ ا‬ sesungguhnya kamu dapat melakukan maksiat kepada Allah dengan anggota tubuhmu itu, ‫اْأ َم نَ ٌ اصَ َديََْا‬ َ ‫ِ ا‬،‫َْإِنل َم ا ِه َ انِ َْ َم ٌ امِ َُ ا‬ َ ََْ‫َ َي‬ “padahal sesungguhnya anggota tubuhmu itu adalah ni’mat yang diamanatkan Allah kepadamu” ‫غ َي ُا‬ َ ‫َّيتُِِا‬ ِ َْ ‫َ َ ا َم‬ َ ‫ِا‬،‫فَ ْستََِ نَتََُ ا ِينِ َْ َم ِا‬ ‫ ْص ُُ ْؤ َر ِا‬maka jika anggota tubuh itu digunakan untuk melakukan ُ kemaksiatan, maka ia termasuk perbuatan kufur terhadap nikmat 109 ُّ ُ َ‫غ ي‬ Allah ُ ‫صَ ْغيَ ِا‬ ‫ُ ا َا‬، ‫َ َُ َه‬ َ ‫ َْخِ يَ نَتََُ افِ ْ اأ َم نَ ٍ اأ َ ْْ َد‬selain kafir nikmat, kamu juga mengkhianati amanat Allah sehingga kamu pun ditempatkan sebagai orang melakukan kezhaliman ‫َآدََُ ا‬ َ ‫ار‬ َ َْ َ ‫فَأ‬ ِ ََُ‫ضآد‬ ُ ْ ‫َ َه‬ َ ‫ْف ات َْر‬ َ ‫ فَ نظ ْر ا َُي‬Anggota tubuhmu diibaratkan seperti rakyatmu yang tanggung jawabmu untuk memeliharanya. Intinya jika kita menggunakan anggota tubuh ini dengan salah, maka kita termasuk kafir nikmat dan juga termasuk zhalim. Oleh karena itu kita harus berupaya secara bersama-sama mengamalkan sabda Nabi Muhammad saw : ‫ والمجاهد من َاهد هواه‬،‫سوء‬ ْ ‫المهاَر من هجر ال‬ “orang yang disebut berhijrah adalah orang yang meninggalkan kejahatan dan orang yang disebut mujahid fi sabilillah adalah orang yang memerangi hawa nafsunya”. Dengan mengamalkan hadis ini, kita pun berupaya menjaga dan memelihara seluruh anggota tubuh yang dititipkan Allah kepada kita. Dua mata kita ini tidak hanya digunakan untuk petunjuk jalan, tetapi digunakan untuk melihat kebesaran Allah yang ada di alam ini dan bukan digunakan untuk melihat hal-hal yang dilarang Allah. Dua telinga kita ini, diupayakan agar tidak mendengar pembicaraan tentang keburukan orang lain (ghibah), tetapi kita upayakan agar tidak mendengar pembicaraan tentang hal-hal yang keji dan batil. Lidah ini, kita upayakan untuk berzikir dan berbicara hal-hal yang baik dan tepat, bukan digunakan untuk berbohong, membuat kesaksian palsu, membuat opini negatif tentang orang lain, menuduh atau memfitnah orang lain yang tidak bersalah, membicarakan keburukan orang lain, mengumpat, mengejek dan memperolok orang lain. Begitu juga dengan perut kita ini, tidak hanya untuk menyeleksi makanan mana yang menyehatkan dan tidak menyehatkan, tetapi juga menyeleksi agar makanan yang diharamkan atau diperoleh secara haram termasuk pula syubhat agar tidak masuk ke dalam perut kita. Hal yang sama dengan faraj, anggota tubuh ini sangat penting dipelihara dan hanya digunakan untuk yang dihalalkan oleh Allah swt. Tangan mesti 110 digunakan untuk kebaikan, membantu orang lain yang mengalami kesusahan dan membutuhkan, bukan untuk mengambil milik orang lain, merenggut bahkan melakukan kekerasan pada orang lain. Hal yang tidak jauh pula dengan kaki yang digunakan untuk berjalan, maka mari kita upayakan agar selalu digunakan untuk menjalani jalan kebaikan dan menghindari jalan keburukan. Di akhirat kelak, masing-masing kita akan diminta pertanggungjawaban dan masing-masing anggota tubuh ini akan memberikan kesaksian sebagaimana firman Allah baik dalam Q.S. Nur [24: 24] atau pun dalam Q.S. Yasin [36: 65]. Khususnya dalam Q.S. Nur [24: 24] disebutkan: .‫يوم تشهد عليهَ الس تهَ وايديهَ وارَلهَ بما كانوا يعملون‬ “pada hari itu, lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas apa yang mereka lakukan ketika di dunia”. Oleh karena itu setiap anggota tubuh kita akan berbicara sendiri memberikan kesaksian terhadap perbuatan kita, tanpa dapat kita kendalikan. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan dan semoga kita menjadi orang yang selalu dapat menggunakan anggota tubuh kita dalam kebaikan dan keridhaan Allah swt. ‫ اليََوم نخََتَ علََى اف َواههَ وتكلم ََآ‬.َ‫أعََوذ بََاهلل مََن الشََيطان الََرَي‬ ‫ بَارك ع لَى‬.)65 : َ‫ايَديهَ وتشَهد ارَلهََ بمَا كَانوا يكسَبون (ي‬ ‫ وتأبَل‬.َ‫ولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإياكَ بالياا والذكر الحكَي‬ ََ‫ أ ول ولهللا هذا وأستَفرع لهللا ولك‬.َ‫م ى وم كَ إن هوالسميع العلي‬ َ‫ فاسَتَفروه إن‬،‫ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ 111 35. Menjaga dan Memelihara Lisan Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمد لِل الذي أرسل رسَول بالهَدأ وديَن الحَـ ليظهَره‬،‫الحمد لِل‬ ‫ أْهد أن ال إلَ إال ع وأَْهد أن‬،‫على الدين كل ولو كره المشركون‬ ‫ اللهَ صل علَى سَيدنا محمَ لد وعلَى ألَ وأصَحاب‬.‫محمدًا رسول ع‬ ‫ كمَا َال‬.‫ أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع‬. ‫ فيآأيْها ال ا‬.‫أما بعد‬. ‫أَمعين‬ َ‫ يآأيْها الذين أم َوا اتأَوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال وأنَت‬:‫ع تعالى‬ ‫مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Salah satu perilaku Rasulullah yang harus kita teladani adalah memelihara atau menjaga lisan. Maksudnya menggunakan lisan kita hanya dalam kebaikan; bukan dalam kemaksiatan dan itu pun lisan yang kita gunakan dalam berkatakata harus sesuai pada tempatnya. Ketika topik yang dibicarakan adalah hal yang serius, tentu kita tanggapi dengan serius. Ketika berisi candaan tentu kita harus cerdas pula memilih kata-kata yang tepat. Ketika berkaitan dengan hal yang sensitif, kita harus berupaya menetralkan dengan cara dan kata-kata yang bijak. Ketika ada yang membicarakan keburukan orang lain, tentu kita harus ingat bahwa lisan mestinya hanya digunakan untuk kebaikan dan bukan ikut membicarakan keburukan orang lain. Intinya lisan bisa membuat kita dapat diterima semua orang, tetapi bisa juga membuat kita masuk ke dalam jurang kenistaan. Dalam sebuah pepatah “ُ ‫س ِا‬ ‫س ِا‬ َ ِ ‫ُ فِي حِ ْؤظِا ص‬ َ ‫س َا َم اُ ِإل ْن‬ َ ” yang 112 artinya “keselamatan seseorang itu adalah terletak pada kemampuannya menjaga lisannya”. Apabila kita dapat menggunakan lisan secara hati-hati, maka kita akan selamat tetapi apabila tidak, sangat mungkin dapat mencelakakan diri kita sendiri. Ada orang mengatakan “lebih baik berpikir terlebih dahulu sebelum berkata-kata daripada dikeluarkan tanpa dipikir yang kemudian akan disesali”. Mengapa kita harus menjaga lisan kita. Jawabannya karena lisan adalah salah satu anugerah Allah swt. Dengan adanya lisan yang salah satunya berperan dalam menimbulkan suara dari mulut kita, kita mudah menyampaikan sesuatu sesuai dengan kehendak hati dan pikiran kita, sehingga apa yang kita sampaikan dapat dimengerti orang lain dan kesepahaman pun mudah tercapai. Oleh karena itu, kita harus mensyukuri anugerah Allah ini dengan cara menggunakan lisan tersebut hanya untuk hal-hal yang baik. Sesuai hadis Nabi ِ‫ّلل‬ ‫ُ َُ َُا يُدْ مِ ُُا يِ لا‬ ‫َم ْا‬ ‫َّ ُم ْا‬ ‫ت‬ ْ َ‫“ َْ ْصيَ ْْ ِا آلخِ ِرم ا َف ْيَقُ ْا َخي ًْر أ َ ْاْ ِاصي‬siapa pun yang merasa beriman kepada Allah, maka berkatalah yang baik atau apabila tidak bisa, lebih baik diam”. Di samping itu tentu lisan juga harus digunakan secara bijak, yang maksudnya di samping digunakan pada masalah-masalah yang baik, lisan juga digunakan secara bijak. Tujuan dari semua ini tidak lain adalah agar setiap perkataan yang keluar dari mulut kita, tidak mengganggu orang lain, tidak menimbulkan ketersinggungan pada orang lain, tidak menyakiti perasaan orang lain atau tidak menimbulkan dampakdampak yang tidak baik pada orang lain dan lingkungan sekitar atau masyarakat luas. Cara kita memelihara atau menjaga lisan tentu kita harus menambah wawasan, pengalaman dan kedewasaan kita dalam berkehidupan, sehingga dengan hal tersebut kita mampu memilih kata-kata yang baik dan tepat untuk disampaikan. Selain itu kita harus pandai dalam mengendalikan diri kita atau sabar dalam berkata-kata. Hal ini baik dalam menyampaikan suatu 113 perkataan atau pun ketika kita menghadapi kritikan orang lain terhadap kita. Cara selanjutnya adalah pembiasaan dalam menggunakan kata-kata yang baik dan tepat. Orang yang terbiasa menggunakan kata-kata yang baik dan tepat, maka di manapun hampir dipastikan akan berkata-kata yang baik dan tepat pula. Sebaliknya orang yang terbiasa berkata-kata buruk, terlebih lagi melihat orang lain seperti budak atau memandang orang lain seperti orang bodoh atau bahkan memandang orang lain lebih rendah daripada dirinya, maka akan cenderung selalu menggunakan kata-kata buruk tersebut. Kendatipun telah diajari dan dibimbing, tetapi karena kebiasaan menggunakan kata-kata buruk, maka hal tersebut menjadi kebiasaan yang mendarah daging. ‫ُ ذَصََِا‬ ‫نََُ ْْ اذُ يِ للِا مِ ْا‬. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan dan semoga kita menjadi orang yang selalu dapat menggunakan lidah kita secara baik dan tepat. .ٌ‫ ما يلفظ من و لل إال لدي ر يٌُ عتيَد‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ َ‫ بَََارك ع لَََى ولكََََ فَََى الأَََر ن الكَََريَ ونفع َََى وإيَََاك‬.)18 :‫(ق‬ ‫ أ َول‬.َ‫ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي‬.َ‫بَلياا والذكر الحكي‬ ‫َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا‬ .َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم ين والمؤم اا‬ 114 36. Menyusahkan Orang Lain Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ أَْهد أن‬.‫ الحمد لِل الذأ أنعَ علي ا ب عم لة اليمان والسَلم‬،‫الحمد لِل‬ ‫ وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا‬.‫ال ال إال ع وحده ال ْريك ل الملك العَلم‬ ‫ أللهَ صل وسلَ على سيدنا محم لد وعلى أل‬.‫عبده ورسول سيد النام‬ ‫ كمَا َال‬.‫ أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع‬. ‫ فيآأيْها ال ا‬.‫وأصحاب الكرام‬ َ‫ يآأيْها الذين أم َوا اتأَوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال وأنَت‬:‫ع تعالى‬ .‫مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Dalam kitab Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr Sayyid Abddullah ibn Alawi al-Haddad mengatakan ada 5 golongan yang dikhawatirkan meninggal dalam keadaan sû’ul khâtimah. Kelima golongan ini adalah 1) orang yang suka melalaikan shalat, 2) orang yang suka minum-minuman keras, 3) orang yang durhaka pada orang tua, 4) orang yang suka menyusahkan (menzhalimi) orang lain atau sesama muslim 5) orang yang suka terus menerus melakukan perbuatan dosa dan keji tetapi tidak mau bertobat. Salah satu dari lima golongan yang dikhawatirkan meninggal dalam keadaan sû’ul khâtimah adalah orang-orang yang suka menyusahkan orang lain. menyusahkan orang lain ini sama juga pengertiannya orang yang suka mempersulit orang lain. Kalau kita terjemahkan ke persoalan yang lebih luas, maka menyusahkan atau mempersulit orang dapat berupa dari perkataan dan dapat pula berupa dari perbuatan. 115 Kalau menyusahkan orang lain lewat perkataan maksudnya adalah dampak atau akibat dari perkataan kita ini dapat merugikan orang lain. Kenapa disebut merugikan karena kata-kata yang diucapkan selalu bernada negatif dan hampir tidak ada yang positif. Kita selalu ngomongin orang lain dan yang diomongkan adalah kekurangan orang lain. Kita selalu mencari keburukan-keburukan orang lain dan bahkan dari ujung rambut sampai ujung kaki orang selalu dicari dan dikorek kekurangannya. Q.S. al-Hujarat, 12 jelas jelas melarang hal ini: ‫الظَن اثَ ٌَ وال‬ َ‫ ان بع‬،‫يآيْها الذين اٰام وا اَت بوا كثي ًَرا مَن الظَن‬ ...‫تجسسوا‬ Lafal walâ tajassasû pada ayat di atas adalah Allah melarang kepada manusia untuk mengorek-ngorek kekurangan orang lain. Begitu juga ketika ada hal yang positif dilakukan orang, hampir tidak pernah dihargai bahkan hasil kerja positif orang lain dibalik arah dan dibuat opini agar kebaikan yang dilakukan orang itu dianggap biasa-biasa saja atau kalau perlu diopinikan menjadi tidak baik kemudian disebarkan kepada masyarakat baik secara lisan atau disebarkan menggunakan media sosial. Padahal kalau kita perhatikan Q.S. al-Baqarah: 237 jelas menyatakan: .‫ير‬ ٌ ‫ إن َّللا بما تعملون بص‬،َ‫ وال ت سوا الفضل بي ك‬... Janganlah kamu melupakan kebaikan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Untuk menyelamatkan kita agar tidak menjadi orang yang suka menyusahkan orang lain dari perkataan kita, maka mari kita perhatikan sabda Nabi ini ‫طوبى لمن َْل عيب عن عيوب ال ا‬. “Berbahagialah orang yang disibukkan oleh kekurangannya sendiri daripada mencari kekurangan orang lain”. Maksudnya orang yang berbahagia adalah menyibukkan diri untuk mencari kekurangan diri sendiri sehingga tidak punya waktu untuk melihat kekurangan orang lain. 116 Adapun menyusahkan orang lain lewat perbuatan, berarti dampak dari perbuatan kita membuat orang lain, masyarakat, lingkungan tempat tinggal kita dan termasuk keluarga menjadi susah. Seperti apa bentuk menyusahkan orang dalam bentuk perbuatan ini, tentu contohnya sangat banyak dan masingmasing kita di sini pasti dapat merasakan atau membayangkan seperti apa perbuatan yang dapat menyusahkan orang lain. Yang jelas Allah berfirman Q.S al-Isra: 36 ( ‫إن السمع والبصر والفؤاد ك ْل أولئك كان‬ ً ‫)ع مسئ‬. ”Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati ‫وال‬ semuanya akan diminta pertanggungjawabannya”. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Kita mesti berupaya agar kehadiran kita tidak menjadi gangguan pada orang lain. Sangat rugi sekali jika kehadiran kita di dunia ini tidak dikehendaki orang lain dan ketidakhadiran kita disyukuri oleh orang lain. Semoga kita ketika tiba saatnya nanti menghadap Allah dalam keadaan husnul khatimah. .َ‫أعََوذ بََاهلل مََن الشََيطان الََرَي‬ َ‫ بارك ع لى ولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإيَاك‬.)36 :‫مسئ ًوال (السراء‬ ‫ أ َول‬.َ‫ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي‬.َ‫بَلياا والذكر الحكي‬ ‫َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا‬ .َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم ين والمؤم اا‬ َ ‫إن السَمع والبصََر والفََؤاد ك َ ْل أولئََك كََان ع‬ 117 37. Hidup Memang Berliku Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الم َ ه عَن‬،‫ الحلَيَ الكَريَ السَتار‬،‫ الحمد هلل الواحد الأهار‬،‫الحمد هلل‬ ‫ أََْهد أن ال إل َ إال ع وأََْهد أن سََيدنا‬.‫الشََبي والشََريك والنظََار‬ ‫ اللهََ صَل وسَلَ وبَارك علَى سَيدنا‬.‫محمدًا عبَده ورسَول المختَار‬ ‫ أوصَيكَ ونفسَى‬. ‫ فيآأيْهَا ال َا‬.‫محم لد وعلى ل وأصحاب الطهَار‬ َ‫ يآأيْهَا الَذين أم َوا اتأَوا ع حَ تأات‬:‫ كما ال ع تعَالى‬.‫بتأوأ ع‬ .‫وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Dalam kehidupan yang kita jalani, berbagai peristiwa terjadi di sekeliling kita. Apalagi dengan kekuatan teknologi saat ini, membuat dunia seakan-akan berada di telapak tangan. Setiap hari kita melihat berbagai kejadian, perampokan, pencurian, anak mengadili ibunya, pembunuhan bahkan ada yang bunuh diri. Artinya, bisa kita katakan bahwa dunia ini penuh lika liku. Islam, memiliki cara untuk menghadapi problematika hidup ini, di antaranya: 1. Hadapi saja masalah yang menimpa kita, jangan kita hindari, tetapi justru kita kenali untuk mencari cara menyelesaikan masalah itu. Kenapa kita harus melakukan langkah seperti ini?. Jawabannya terdapat dalam firman Allah pada Q.S. alBaqarah ayat 155: ‫ص من الموال والنف‬ ‫ول بلونكَ بشهللاءل من الخوف والجوإ ونأ ل‬ ‫ وبشر الصابرين‬،‫والثمراا‬ 118 Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Yang harus kita perhatikan pada ayat di atas adalah “‫ ْصني ْنُا يشيء‬Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu”, berarti masalah hidup ini selalu ada dan Allah sendiri dengan jelas menyatakan bahwa kita hidup di dunia ini penuh dengan ujian dan cobaan. Allah memberikan cobaan ini tidak lain adalah untuk mengetahui siapa yang terbaik amalnya di antara manusia. Namun Allah juga sudah membekali kita dengan akal dan hati, sehingga berbekal keduanya dan disertai dengan rasa iman, kita pasti bisa menghadapi berbagai problem hidup. 2. Yakini bahwa masalah yang dihadapi pasti berakhir. Tidak mungkin ujian yang bertubi-tubi ini terus menerus menimpa kita. Sebaliknya kita harus yakin bahwa Allah tidak akan menimpa suatu cobaan di luar dari kemampuan kita. Allah berfirman pada Q.S. al-Baqarah, 286: ‫سا اال وسعها‬ ً ‫َّللا نف‬ ‫ال يكل‬ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Firman Allah ini menunjukkan bahwa tidak selamanya kita selalu dalam masalah, tentu ada batas akhirnya sehingga kita pun terlepas dari masalah itu. Kendatipun setelah itu kita menghadapi masalah yang lain tetapi kita pun yakin selalu dapat menghadapinya. 3. Ketika kita sudah berikhtiar, tetapi masalah itu masih saja menghinggapi kehidupan kita maka kita pun meyakini bahwa semua yang terjadi di dalam kehidupan ini tergambar dalam firman Allah Q.S. at-Taubah, 51: ‫ََل لََن يصََيب ا إال مََا كتََُ ع ل ََا هََو موالنََا وعلََى ع فاليتوكََل‬ ‫المؤم ون‬ 119 Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dia-lah pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orangorang yang beriman harus bertawakal. Ayat ini memberitahukan kepada kita bahwa apapun yang menimpa pada semua makhluk yang ada di dunia ini adalah berdasarkan ketetapan Allah SWT termasuk masalah yang kita hadapi. Berdasarkan keyakinan kita bahwa segala sesuatu berdasarkan ketetapan Allah, maka diharapkan semoga kita bisa bersabar menghadapi ujian hidup. Allah menciptakan sesuatu di dunia ini berpasang-pasangan maka begitu juga susah dan senang selalu ada dalam kehidupan. Demikianlah khotbah yang dapat disampaikan. Semoga kita bisa menghadapi berbagai persoalan dengan penuh kesabaran. َ‫ ول بلَونك‬.َ‫ بسََ ع الَرحمن الَرحي‬.َ‫أعوذ باهلل مَن الشَيطان الَرَي‬ ،‫ص مَن المَوال والنفَ والثمَراا‬ ‫بشهللاءل من الخوف والجوإ ونأ ل‬ َ‫ بارك ع لى ولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإيَاك‬.‫وبشر الصابرين‬ ‫ أ َول‬.َ‫ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي‬.َ‫بَلياا والذكر الحكي‬ ‫َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا‬ .َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم ين والمؤم اا‬ 120 38. Hikmah dari Peringatan Nuzulul Quran Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمد لِل الذأ ان ل الأر ن هدًأ لل ا وبي َا ل‬،‫الحمد لِل‬ ‫ا مَن الهَدأ‬ ‫ أْهد أن ال ال إال ع وحَده ال َْريك لَ َْهادة ً يشَرح ع‬.‫والفر ان‬ ‫ وأْهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسول الذأ أ ام م ار‬.‫صدور‬ ْ ‫ل ا بها ال‬ َ‫ أللهَََ صََل وسََلَ علََى سََيدنا محمَ لد وعلََى ل‬.‫السَََلم بعََد الَدْثور‬ ‫ أوصَيكَ ونفسََى‬. ‫فيآأيْهََا ال َا‬.‫وأصََحاب إلََى يََوم البعَ وال ْشََور‬ َ‫ يآأيْهَا الَذين أم َوا اتأَوا ع حَ تأات‬:‫ كما ال ع تعَالى‬.‫بتأوأ ع‬ .‫وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Ramadhan di samping disebut bulan yang penuh rahmat, ampunan bahkan bulan dibebaskannya seseorang dari neraka, juga pada bulan ini pula diturunkannya Alquran yang disebut nuzulul quran dan terlebih di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan khususnya pada malam-malam yang ganjil, kita meyakini adanya lailatul qadr. Salah satu dari hal di atas adalah nuzulul quran. Allah berfirman seperti pada Q.S al-Baqarah ayat 185 ‫وبي َا ل‬ ‫ا مَن الهَدأ‬ ‫أ لل َا‬ ً ‫ْهر رمضان الذي أن ل في الأَر ن هَد‬ ...‫والفر ان‬ Alquran diturunkan untuk menjadi kitab suci, menjadi pedoman hidup, menjadi sumber kehidupan kita. Alquran disamping berfungsi untuk kepentingan akhirat, juga 121 memperhatikan untuk kehidupan dunia. Intinya Alquran sebagai sumber dan teori besar ilmu pengetahuan bahkan sumber inspirasi. Misalnya dalam Q.S al-hasyar ayat 18 Allah berfirman: ...‫ ولت ظر نف ٌ ما دمت لَ لد‬... “Dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya hari ini untuk hari esok (akhirat)”. Ayat ini mengajarkan kita bahwa setiap kegiatan, mesti dilalui dengan perencanaan yang matang sehingga dapat terprogram dengan baik. Berarti al-Quran perkenalkan teori manajemen 15 abad lalu. Pada Q.S. Qaaf, ayat 23: ٌ‫و ال ري هذا ما لدي عتيد‬ Malaikat yang menyertai kita berkata : “Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku”. Pada ayat disebutkan di hari pembuktian kelak makhluk yang menyertai kita memperlihatkan perbuatan kita di dunia kepada Allah. Mereka melakukan pembuktian hukum yang artinya al-Quran juga perkenalkan teori pembuktian hukum. Selanjutnya pada Q.S. alHujarat: 12: ...ٌَ ‫الظن إث‬ ‫يرا من الظن إن بع‬ ً ‫يا أيْها الذين م وا اَت بوا كث‬ “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan sangka, karena sebagian dari sangka itu adalah dosa”. Sangka adalah kecurigaan dan orang yang disangka belum dikatakan bersalah sebelum adanya bukti. Alquran melarang sangka yang berarti Alquran telah memperkenalkan teori asas praduga tak bersalah. Masih banyak lagi hal-hal lain yang telah diperkenalkan Alquran. Intinya kita bangga memiliki kitab suci sebagai sumber inspirasi dan menjadi sumber dari segala sumber termasuk sumber berbagai teori yang ada di dunia ini. Tentunya di samping adanya rasa bangga tersebut kita juga mesti berupaya untuk mengamalkan yang diajarkan dalam Alquran. Hal yang tidak kurang pentingnya adalah kita berupaya untuk memahami isi kitab suci kita, tentunya memahami ini bukan semata-mata 122 melalui pikiran kita tetapi harus disertai dari tafsiran para ulama yang mumpuni. Kenapa harus melalui ulama, karena mereka yang lebih paham dan tentunya mereka mendapatkan ilmunya dari guru-guru mereka sampai ke Rasulullah. Demikianlah khutbah Jumat yang dapat disampaikan. Intinya Alquran sumber dari segala sumber. Kita harus bangga dan mengamalkan serta memahaminya agar benar-benar kita rasakan sebagai petunjuk hidup. َ‫) خل‬1( َ‫ إ رأ باسََ ربَك الَذي خل‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ )4( َ‫) الَذي علََ بََالأل‬3( ‫) ا َرأ وربَْك الكَرم‬2( ‫النسَان مَن علَ ل‬ َ‫ بََارك ع لَى ولكَََ فََى الأََر ن الكََري‬.(5) َََ‫علَََ االنسََان مََا لَََ يعل‬ َََ‫ وتأبَََل م َََى ومَََ كَ إن‬.َ‫ونفع َََى وإيَََاكَ بَليَََاا والَََذكر الحكَََي‬ ‫ أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر‬.َ‫هوالسَََميع العلَََي‬ ََََ‫ فاسََََتَفروه إن‬،‫المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ 123 39. Pentingnya Tabayyun terhadap Segala atau Informasi Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 Berita ‫ الحمد هلل الذي كتُ كل ْهللاءل سَوا ٌء كانَت أفعال َا وأحوال َا‬،‫الحمد هلل‬ ‫ أََْهد أن ال ال َ إال ع‬.‫وأ وال ََا وأسََرارنا أو كََل ََْهللاءل فََهللا حيات ََا‬ ‫ وأََْهد أن سََيدنا محم َدًا عبََده ورسََول ال نبََهللا‬. َ ‫وحََده ال ََْريك ل‬ ‫ اللهَ صَل وسَلَ علَى سَيدنا محمَ لد وعلَى ألَ وأصَحاب ومَن‬.‫بعده‬ ‫ فأََد فََاز‬،‫ أوصََيكَ ونفسََهللا بتأََوأ ع‬،‫ فياعبََاد ع‬.‫أمََا بعََد‬. ‫وااله‬ ‫ يَا أيْهَا الَذين م َوا اتأَوا َّللا حَ تأاتَ وال‬:‫ و ال ع تعالى‬.‫المتأون‬ .‫تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Di zaman yang serba maju tanpa batas, dengan berbagai kemajuan teknologi seperti sekarang ini, kita dapat mengetahui dengan cepat berbagai berita yang tidak hanya melalui televisi, tetapi melalui media-media sosial. Namun demikian, kita pun harus berhati-hati menanggapi setiap berita yang kita peroleh. Ibaratnya berita itu adalah sebuah hidangan, tentu tidak semuanya dapat kita makan. Kita pasti menyeleksi, hidangan mana yang menyehatkan kita dan hidangan mana yang menjadi pantangan untuk kesehatan kita. Sama halnya berita, tidak semua berita yang kita peroleh lalu kita terima dan kita percayai. Bisa jadi berita itu dikemas sedemikian rupa, padahal isinya adalah ujaran kebencian atau berita bohong (hoax). Apabila kita tidak cerdas, bisa jadi kita terpengaruh terhadap berita tersebut. 124 Hal yang harus kita lakukan adalah berpikir kritis dan berhati-hati serta mengendalikan diri juga arif bijak terhadap semua berita. Allah berfirman dalam Q.S. al-Hujarat [49: 6]: ‫يآأيهََا ٱلََذين ءام ََوا إن َََآءكَ فاس َ ٌ ب ب َإ ل فتبي َوا أن تصََيبوا و ًمََا‬ ‫بجهال لة فتصبحوا على ما فعلتَ نـادمين‬ “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaan yang sebenarnya, sehingga menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu melakukan tabayyun yaitu cek dan ricek, mempelajari kembali sumber berita itu datang dari mana, masalah apa sih yang diberitakan, bagaimana situasi dan kondisi yang berkembang di saat berita itu beredar, bahkan kalau perlu bertanya kepada orang-orang yang mengerti tentang berita itu sehingga kita dapat mengetahui muatan-muatan apa yang ada di balik berita itu. Dengan tabayyun ini, kita tidak langsung mengambil tindakan yang bisa merugikan kita sendiri atau orang lain. Kita pun menjadi pribadi yang kuat, kita tidak mudah dibolak balik, diperdaya atau bahkan disetir orang lain sesuai dengan keinginan orang itu. Kita tidak mudah dihasut, tidak mudah diadu domba dan tidak mudah dipecah belah oleh siapa pun juga. Hal yang penting, kita tidak mudah ikut menyebarkan setiap berita, terlebih berita yang meresahkan, memuat ujaranujaran kebencian dan berita bohong. Apabila kita ikut menyebarkan suatu berita, sementara kita tidak mengetahui benar tidaknya berita itu, maka orang-orang yang mendengar atau membaca berita yang kita sebarkan akan menjadi saksi atas perilaku kita itu di akhirat kelak. Orang-orang yang menjadi saksi ini disebutkan dalam Q.S. Qaf ayat 23: ٌ‫و ال ري هذا ما لدي عتيد‬ 125 Menurut para ahli tafsir, qarin itu bisa berupa malaikat, bisa berupa manusia yang mengetahui perilaku kita dan bisa juga bangsa jin (setan). Yang jelas siapa pun mereka, qarin dipastikan menjadi saksi terhadap apa yang kita perbuat selama di dunia, termasuk dalam hal ikut menyebarkan berita. Jika berita itu benar, berarti kita ikut menyebarkan berita benar, tetapi jika berita itu palsu, maka kita ikut membuat kebohongan karena menyebarkan berita palsu. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga kita menjadi orang yang selalu berhati-hati menerima dan menyebarkan suatu berita. .ٌ‫ ما يلفظ من و لل إال لدي ر يٌُ عتيَد‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ َ‫ بَََارك ع لَََى ولكََََ فَََى الأَََر ن الكَََريَ ونفع َََى وإيَََاك‬.)18 :‫(ق‬ ‫ أ َول‬.َ‫ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي‬.َ‫بَلياا والذكر الحكي‬ ‫َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا‬ .َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم ين والمؤم اا‬ 126 40. Jadikan segala Aktivitas sebagai Ibadah Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 َ‫ أَْهد أن ال ال‬.‫ الحمد لِل الذأ أ رب الي ا من حبَل الوريَد‬،‫الحمد لِل‬ ‫ وأَََْهد أن سَََيدنا محمَََدًا رسَََول ع أكَََرم‬.‫إال ع الواحَََد الرَََْيد‬ ‫ أللهَََ صََل وسََلَ علََى سََيدنا محم َ لد وعلََى ل َ وأصََحاب‬. َ ‫الخَل‬ ‫ أوصَيكَ ونفسَى‬.‫ فيآأيْها الحاضرون والسامعون رحمكَ ع‬.ُ‫الحبي‬ َ‫ يآأيْهَا الَذين أم َوا اتأَوا ع حَ تأات‬:‫ كما ال ع تعَالى‬.‫بتأوأ ع‬ ‫وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Dalam sebuah Hadis Rasulullah SAW disebutkan: ‫ وال‬، َ‫ومََا تأََرب إلََهللا عبََدي بشََهللاءل أحََُ إلََهللا ممََا افترضََت علي‬... ...، ‫ي ال عبدي يتأرب إلهللا بال وافل حتى أحب‬ Dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri dengan beribadah kepada-Ku dengan sesuatu, yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Ku-wajibkan kepadanya, dan senantiasalah hamba-Ku (konsisten) bertaqarrub kepada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya.. Maksud hadis ini adalah disamping kita menjaga ibadah wajib, kita juga berupaya untuk melaksanakan ibadah sunnah yang akhirnya kita betul-betul dicintai Allah. Satu hal yang ditekankan di dalam hadis ini adalah kata “ ‫”بشهللاءل‬, maknanya adalah “sesuatu”. Kata “sesuatu” adalah bermakna umum. Jika dikaitkan dengan perilaku atau perbuatan, maka bisa berbentuk perbuatan fisik atau perbuatan psikis. Jika ia dikaitkan dengan 127 ibadah, maka bisa berbentuk ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang kita lakukan murni kita kepada Allah seperti shalat, puasa, haji dan lain-lain, sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang tidak berkaitan langsung dengan Allah seperti makan, minum, bekerja dan lain-lain. Kata “ ‫ ”بشهللاءل‬yang maknanya adalah “sesuatu”, membuka peluang bagi setiap kita untuk berupaya mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Maksudnya adalah segala aktivitas atau perbuatan kita asalkan halal dapat kita jadikan sebagai ibadah kepada Allah SWT, hingga kita akhirnya mendapatkan cintanya Allah. Kunci semua itu adalah terletak pada niat kita. Rasulullah SAW pernah bersabda: )َ‫(بخاري ومسل‬...‫ئ ما نوأ‬ ‫ وإنما لكل امر ل‬،‫إنما العمال بال ياا‬ Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung dengan niat; dan sesungguhnya tiap-tiap orang tidak lain akan memperoleh balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya… Syekh Ibnul Mubarak seorang ulama Fikih dan Hadis mengatakan: ‫ير تصَره ال ية‬ ‫ ورب عم لل كب ل‬، ‫ير تعظم ال ية‬ ‫رب عم لل صَ ل‬ “Berapa banyak amalan kecil, akan tetapi menjadi besar karena niat pelakunya, dan berapa banyak amalan besar, menjadi kecil karena niat pelakunya”. Semua yang kita lakukan nanti di akhirat akan diperlihatkan Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S. al-Zalzalah, 7-8: ‫فمن يعمل مثأال ذرةل خي ًرا يره ومن يعمل مثأال ذرةل ْ ًّرا يره‬ Siapa pun yang berbuat kebaikan sekecil zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya dan siapa pun yang mengerjakan keburukan sekecil zarrah, niscaya ia akan melihat (balasan)nya pula. Ayat di atas disamping memberikan wanti-wanti agar setiap manusia menjaga tindak tanduknya karena di hari 128 perhitungan kelak melihat hasilnya baik itu yang baik atau yang buruk, juga ayat di atas memberikan motivasi kepada kita agar kita selalu meniatkan setiap perbuatan kita untuk ibadah yang tujuan akhirnya kita mendapatkan cinta Allah atau kita dicintai Allah SWT. Oleh karena itu mari kita selalu kita niatkan segala perbuatan kita untuk ibadah kepada Allah. Ketika kita makan, minum, tidur, berolah raga, melakukan rileksasi, bersosial atau bermasyarakat, bekerja bahkan termasuk hal-hal yang dilakukan dalam rumah tangga adalah ditujukan untuk ibadah kepada Allah SWT. Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya adalah mari kita rubah kebiasaan kita melakukan setiap sesuatu asalkan bukan termasuk kategori melanggar dari ketentuan Allah untuk ibadah kepada Allah. ‫ َََال إنمَََا يتأبَََل َّللا مَََن المتأَََين‬.َ‫أعَََوذ بَََاهلل مَََن الشَََيطان الَََرَي‬ َ‫ بارك ع لَى ولكََ فَى الأَر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاك‬.)27 :‫(الما دة‬ ‫ أ َول‬.َ‫ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي‬.َ‫بالياا والذكر الحكي‬ ‫َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا‬ .َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم ين والمؤم اا‬ 129 41. Perbarui Niat dalam Setiap Langkah Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمد لِل الذأ أرسل رسول محمدًا ليرْدنا بَ وال وأفعال‬،‫الحمد لِل‬ َ‫ أَْهد أن ال ال‬.‫وتأاريره فى حيات ا ونكون سلي ًما فى الَدْنيا والخَرة‬ ‫ وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال‬. َ‫إال ع وحده ال َْريك ل‬ َ‫ اللهَ صل وسلَ علَى سَيدنا محمَ لد إبَن عبَد ع وعلَى أل‬.‫نبهللا بعده‬ ‫ كمَا‬.‫ أوصيكَ ونفسَى بتأَوأ ع‬. ‫ فيآأيْها ال ا‬.‫وأصحاب ومن وااله‬ ‫ يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال‬:‫ََال ع تعََالى‬ .‫وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Kali ini, khatib ingin menyampaikan tentang niat atau tujuan orang melaksanakan ibadah atau aktivitas lainnya. Kita teringat dengan sebuah kaidah fiqh “‫“ ”المور بمأاصدها‬setiap persoalan yang dilakukan tergantung dengan niatnya”. Rasulullah juga bersabda “‫“ ”إنما العمال بال ياا‬sesungguhnya setiap amal perbuatan yang dilakukan tergantung niatnya”, “ ‫وإنما لكل‬ ‫ئ ما نوأ‬ ‫“ ”امر ل‬setiap orang akan memperoleh balasan seperti apa yang ia niatkan”. Contoh dari hadis ini, misalnya jika seseorang yang hendak berangkat menuju mesjid melaksanakan shalat berjamaah, lalu di dalam hatinya tersirat supaya orang memuji dan menganggapnya sebagai ahli ibadah, maka pujian itulah yang ia dapatkan dari pelaksanaan shalat tersebut. Walaupun ia mengucapkan lafal“‫ ”لِل تعالى‬tetapi apabila ungkapan tersebut 130 tidak sampai ke hati, maka tetap saja dipandang ibadah untuk mendapat pujian. Begitu juga amal ibadah lainnya, baik itu puasa, zakat, sedekah, ataupun haji dan umrah. Apabila tersirat di hatinya untuk mencapai keinginan-keinginan duniawi, maka duniawi itulah ia dapatkan. Allah berfirman dalam Q.S. Ali Imran [3: 145] ‫ ومن يرد ثواب الدْنيا نؤت م ها ومن يرد ثواب الخرة نؤتَ م هَا‬... ‫وس ج ي الشاكرين‬ …Barang siapa menghendaki pahala (balasan) dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala (balasan) akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Ayat di atas menunjukkan semuanya tergantung niat. Apakah kita ingin balasan amal diberikan di dunia maka diberikan di dunia atau apakah nanti ketika di akhirat, maka akan dibalas di akhirat. Keputusannya ada dengan kita. Agar nilai ibadah yang kita lakukan tidak hilang terkuras karena kekeliruan niat, maka setidaknya ada dua hal yang mungkin dapat kita lakukan: 1. Selalu memperbaiki dan memperbarui niat Ini penting dilakukan agar kita bisa introspeksi diri, apakah aktivitas-aktivitas atau ibadah-ibadah yang kita lakukan benar-benar karena Allah atau tercampur karena halhal yang lain. Kita pun beristigfar memohon ampun atas kekeliruan kita dan berupaya memperbaiki niat. Nabi Muhammad saw bersabda: . ٌ ‫يا أبا ذر َدد السفي ة فإن البحر عمي‬ “Wahai Abu Dzarrin, perbaruilah perahumu, karena laut yang akan kau tempuh sangat dalam”. Perbaruilah perahumu ini maksudnya perbarui dan perbaiki niat-niat kita dalam setiap aktivitas kita. Adapun maksud laut yang akan ditempuh sangat dalam adalah bahwa 131 kehidupan yang kita jalani tidak kita ketahui, sampai kapan dunia ini ada, kapan terjadi kiamat, apakah kita masih hidup esok hari atau sudah tidak ada lagi, semuanya tidak kita ketahui, sehingga apabila kita tidak memperbaiki terus menerus niat kita, jangan-jangan kita hidup dalam kekeliruan berniat. 2. Selalu bersyukur atas apa yang kita lakukan dan yang kita peroleh Di akhir ayat Q.S. Ali Imran [3: 145] “ ‫ ”وسَ ج ي الشَاكرين‬yaitu “kami hanya membalas kepada orang-orang yang bersyukur”. Berarti di saat mengakhiri kegiatan ibadah atau lainnya, kita harus bersyukur. Kita bersyukur karena diberikan kekuatan menjalankan ibadah, kita bersyukur karena diberikan rejeki sehingga dapat beribadah dengan maksimal. Kita biasakan mengucapkan “‫ ”هَذا مَن فضََل ربَهللا‬yaitu kita bisa beribadah ini karena karunia dari Allah. Inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga kita bisa memelihara niat kita dalam setiap aktivitas kita. Kita bersyukur karena dapat berbuat taat kepada Allah. ‫ وأن‬،‫ وأن لَي للنسَان إال مَا سَعى‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ ‫ بَارك ع لَى ولكََ فَى الأَر ن‬.)40-39 :َ‫ (الَ ج‬،‫سعي سوف يَرأ‬ َ‫ وتأبَل م َى ومَ كَ إن‬.َ‫الكريَ ونفع ى وإياكَ بالياا والذكر الحكي‬ ‫ أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر‬.َ‫هوالسَََميع العلَََي‬ ََََ‫ فاسََََتَفروه إن‬،‫المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ 132 42. Jangan Sibukkan Diri Menghitung Dosa Lain Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمَد لِل الَذأ يَفََر الَذْنوب َميعًَا للمَؤم ين والمؤم ََاا‬،‫الحمَد لِل‬ ‫ وأَْهد‬. َ‫ أَْهد أن ال الَ إال ع وحَده ال َْريك ل‬. ‫مالَ يَرغر نفس‬ ‫ أللهَََ صََل وسََلَ علََى‬.‫أن سَيدنا محمَدًا عبََده ورسََول ال نبَهللا بعَده‬ ‫ فيآأيْه َا‬.‫سََيدنا محم َ لد إبََن عبََد ع وعلََى ل َ وأص َحاب ومََن وااله‬ ‫ يآأيْهَا الَذين‬:‫ كمَا َال ع تعَالى‬.‫ أوصَيكَ ونفسَى بتأَوأ ع‬. ‫ال ا‬ .‫أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Di salah satu ayat Alquran yaitu Q.S. al-An’am: 120 Allah berfirman: ‫ إن الََذين يكسََبون الثَََ سََيج ون بمََا‬، َ ‫وذروا ظََاهر الثَََ وباط‬ .‫كانوا يأترفون‬ … Sesungguhnya orang yang mengerjakan dosa, kelak akan dibalas (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah kerjakan. Pembalasan kepada pelaku dosa, tidak lain adalah azab sebagaimana dalam salah satu firman-Nya pada Q.S. al-Mu’min: 21: ..‫ق‬ ‫ وما كان لهَ من ع من وا ل‬،َ‫ فاخذهَ ع بذنوبه‬... …maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari azab Allah. Inti dari dua ayat di atas bahwa orang yang berbuat dosa dan tidak sempat bertobat, maka akan mendapatkan 133 balasan berupa azab dari Allah swt yang mana tidak ada tempat berlindung pada waktu itu selain hanya menerima azab dari Allah. Firman Allah di atas adalah benar. Tetapi yang justru keliru adalah kita. Keliru yang dimaksud sini misalnya ketika kita mendengar atau ada yang membacakan ayat-ayat Alquran atau hadis-hadis Nabi tentang balasan orang-orang yang berbuat dosa, terkadang di antara masyarakat kita misalnya, bukannya sibuk introspeksi diri terhadap dosa yang kita lakukan, tetapi yang justru sibuk adalah menghitung kesalahan orang lain, menghitung dosa-dosa orang lain dan bahkan memprediksi azabazab yang akan ditimpakan kepada pelaku dosa itu. Begitu juga misalnya ketika dibacakan tentang ayat-ayat yang berkaitan dengan munafik, salah satunya seperti pada Q.S. an-Nisa: 145 .‫يرا‬ ً ‫إن الم افأين فهللا الدرك السفل من ال ار ولن تجد لهَ نص‬ Pada ayat ini dijelaskan bahwa orang munafik itu ditempatkan pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Nabi Muhammad saw bersabda ciri-ciri orang munafik itu, di antaranya adalah: ‫وإذا اؤتمن خان‬ ٌ ‫ية الم اف ثَل‬ ‫ث إذا حدث كذب وإذا وعد أخل‬ “Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkarinya, apabila diberikan amanah ia mengkhianatinya”. Ayat dan hadis yang kita bacakan ini adalah benar. Yang keliru adalah apabila kita sibuk mencari sifat-sifat pada diri orang lain yang terkait seperti yang disebutkan dalam hadis di atas, sehingga ketika kita mendapatkan ciri-ciri itu, kita pun langsung menyatakan bahwa orang yang seperti kita cocokkan cirinya akan berada di neraka paling bawah. Kalau perilaku yang digambarkan di atas dipandang keliru, terus yang kita lakukan harusnya seperti apa. Yang kita lakukan adalah biarkan Allah yang memutuskan nasib mereka. 134 Kita hanya diwajibkan untuk saling ingat mengingatkan. Selain itu, yang harus kita lakukan, sibukkanlah diri kita untuk melihat kekurangan diri kita sendiri. Ketika ada terbersit di dalam hati dan pikiran bahwa kita lebih baik dari orang, lebih taat dari orang lain, lebih berilmu dari orang lain, atau lebih-lebih lainnya, maka cepat dengan segera, sadarkan diri kita bahwa posisi kita saat itu adalah berada di lingkaran setan. Kemudian camkan di dalam hati kita, bisa jadi orang lain lebih baik dari kita, hanya kita saja yang tidak tahu kebaikan orang, bisa jadi orang lain lebih taat daripada kita, hanya kita saja yang tidak tahu ketaatan orang lain itu, bisa jadi orang lain lebih berilmu dari kita, hanya kita saja yang tidak mengetahui kedalaman ilmu orang lain. Memang orang lain di sekitar kita berbuat dosa, tetapi bisa jadi dosa yang kita lakukan lebih besar dari dosa yang dilakukan orang lain. Apalagi dosa-dosa yang kita lakukan memang benarbenar besar. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya Pandai-pandai lah kita menimbang diri. Idelnya sibukkan diri kita untuk menghitung kekurangan kita sampai-sampai kita tidak sempat lagi menghitung kekurangan orang lain. َ‫ ان بع‬،‫ يايْها الذين ام وا اَت بَوا كثي ًَرا مَن الظَن‬.َ‫الرَي‬ ‫أعوذ باهلل من الشيطان‬ ََ‫ بَارك ع لَى ولك‬..)12 :‫(الحجَراا‬... ‫الظن اث ٌَ وال تجسسوا وال يَتُ بعضكَ بعضًا‬ ‫ وتأبَل م َى‬.َ‫فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإياكَ بالياا والَذكر الحكَي‬ َََ‫ أ ََول َولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولك‬.َ‫وم َ كَ إن َ هوالسََميع العلََي‬ َ‫ فاسَتَفروه إن‬،‫ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ 135 43. Pertanggungjawaban atas Segala Perbuatan Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمد لِل الذأ أعطانَا الحيَاة الَدْنيا ل جعلهَا بعمليَ لة حسَ لة‬،‫الحمد لِل‬ ‫ أْهد أن ال ال إال ع وحَده‬.‫ول جد رحمةً وسَلمةً فى الدْنيا والخرة‬ ََ‫ ألله‬.‫ وأْهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسول ال نبهللا بعده‬. ‫ال ْريك ل‬ ‫صل وسلَ على سيدنا محمَ لد إبَن عبَد ع وعلَى لَ وأصَحاب ومَن‬ :‫ كمَا َال ع تعَالى‬.‫ أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع‬. ‫ فيآأيْها ال ا‬.‫وااله‬ .‫يآأيْها الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Satu hal yang perlu kita sadari, perubahan apa pun yang terjadi di dunia ini, entah seperti apa kehidupan yang kita hadapi nanti, yang pasti yang akan kita hadapi adalah kematian. Allah berfirman dalam Q.S. Ali Imran ayat 185 ‫ ك ْل نف ل ذا أة الموا‬setiap yang bernyawa pasti mati. Kapan hal ini terjadi, tentu jawabannya hanya Allah yang mengetahuinya. Namun yang pasti dengan pergantian waktu baik hari, bulan atau pun tahun, bahkan pergantian detik sekali pun, pada hakikatnya kita menghampiri ajal sebagaimana yang dijanjikan kepada kita di alam rahim dahulu. Allah berfirman dalam Q.S. al-A‘raf, 7: 34 ‫ولكل‬ ‫أم لة أَ ٌل فإذا َاء أَلهَ ال يستَخرون ساعةً وال يستأدمون‬. Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa masing-masing kita punya waktu di dunia ini dan ketika tiba waktu itu, maka tidak ada yang dapat memajukan atau menundanya sedikit pun dan di saat itulah akhir hidup kita di dunia ini. 136 Dengan kejadian seperti ini berarti kita harus percaya adanya kehidupan akhirat. Dalam Q.S. al-Qiyamah ayat 36 ُ‫أيحس‬ ‫ النسان أن يترك سدًأ‬apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan begitu saja tanpa adanya pertanggungjawaban?. Persoalan ini dijawab dalam Q.S. Ali Imran ayat 30 ‫يوم تجد ك ْل نف ل ما‬ ... ‫ عملت من خي لر ْمحض ًرا وما عملت من س ۤوءل‬yaitu bahwa di akhirat kelak akan diperlihatkan kepada kita segala perbuatan baik dan buruk yang pernah kita lakukan. Hal ini ditegaskan kembali Q.S. al-Isra ً ‫ إن السمع والبصر والفؤاد ك ْل أولئك كان ع مسئ‬bahwa ayat 36 ‫وال‬ sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati/jantung semuanya pasti akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah. Dari beberapa hal yang digambarkan tadi, berarti kuncinya adalah bagaimana kita mengatur pola hidup kita semasa di dunia ini baik terkait dengan perbuatan, perilaku, ucapan dan segala hal bahkan apa pun yang terbersit di dalam hati kita. Mengambil pelajaran dari hal ini melalui mimbar ini marilah kita bersamasama memperbaiki hidup kita. Misalnya dalam berkata-kata, berarti kita harus menjaga agar kata-kata kita tidak menimbulkan persoalan pada orang lain. Kata-kata yang digunakan pun harus jelas, tidak menimbulkan multi tafsir yang dapat menimbulkan prasangka bagi orang yang mendengarnya. Begitu juga dalam bersikap. Misalnya ada orang yang merasa dirinya paling benar, sementara orang lain adalah salah, orang yang berbeda dengan pemikirannya atau berada di luar kelompoknya adalah salah. Sikap seperti ini bisa dikatakan sebagai sikap merasa benar sendiri. Orang yang merasa benar sendiri biasanya tidak menerima pemikiran-pemikiran yang berada di luar dari pemikirannya, bahkan dari pemikiran seperti ini menimbulkan sikap yang cenderung merendahkan orang lain yang berbeda dari dirinya. Sepatutnya sikap seperti ini tidak dilakukan oleh kita sebagai orang yang beriman. Ada juga orang suka memberikan saran dan bahkan mengkritik, tetapi ketika gilirannya mendapatkan saran atau kritikan, maka dengan keras ia menolak bahkan menganggap salah pada orang yang 137 mengkritiknya. Gaya hidup seperti ini sebenarnya adalah gaya hidup yang kurang sehat. Kenapa disebut gaya hidup yang kurang sehat karena sikap-sikap seperti ini akan menimbulkan persoalan, konflik dan bahkan perpecahan sesama kita baik dalam keluarga, tetangga, masyarakat bahkan sampai kepada persoalan negara. Disamping akibat sebagaimana yang dijelaskan ini, juga yang pasti di kehidupan akhirat nanti kita akan mempertanggungjawabkan hal-hal apa saja yang pernah kita lakukan sebagaimana dijelaskan pula sebelumnya. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga kita selalu mengarahkan hidup kita untuk kebaikan dan menjaga kata-kata kita, perilaku atau perbuatan kita dalam kehidupan sehari-hari. .َ‫أعَوذ بََاهلل مَن الشََيطان الَرَي‬ َ‫ بارك ع لى ولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإيَاك‬.)36 :‫مسئ ًوال (السراء‬ ‫ أ َول‬.َ‫ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي‬.َ‫بالياا والذكر الحكي‬ ‫َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا‬ .َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم ين والمؤم اا‬ َ ‫إن السَمع والبصََر والفَؤاد كَ ْل أول ََك كَان ع‬ 138 44. Berakhirnya Bulan Rabi‘ul Awal: Apa yang Dipetik? Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمد لِل الَذأ أرسَل رسَول بالهَدأ وديَن الحَ ليظهَره‬،‫الحمد لِل‬ ‫ أَْهد أن ال الَ إال ع وحَده ال‬.‫على الدين كل ولَو كَره المشَركون‬ ََ‫ ألله‬.‫ و أْهد أن سيدنا محمدًا عبَده ورسَول ال نبَهللا بعَده‬. ‫ْريك ل‬ ‫صل وسلَ على سيدنا محمَ لد إبَن عبَد ع وعلَى لَ وأصَحاب ومَن‬ :‫ كمَا َال ع تعَالى‬.‫ أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع‬. ‫ فيآأيْها ال ا‬.‫وااله‬ .‫يآأيْها الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Rabi‘ul Awal sebagai bulan lahirnya nabi Muhammad SAW kini telah berlalu. Kita mesti tetap menjaga perilaku kita sebaik mungkin, terlebih lagi selama satu bulan penuh kita mendengarkan nasihat-nasihat keagamaan tentang uswatun hasanah Nabi Muhammad. Banyak hal yang dapat kita teladani di antaranya: Pertama, (‫ )كان علي السَلم يبدأ من لأي بالسَلم ويبدأ أصحاب بالمصافحة‬Nabi Muhammad SAW adalah orang yang selalu lebih dahulu mengucapkan salam setiap kali bertemu dengan orang. Beliau juga yang lebih dahulu menjabat tangan orang, walaupun orang itu jauh lebih muda dari beliau. Kedua, (‫ )وإذا تكلَ فكَنما الدْر يسأط من ذلك الكَلم‬apabila Rasulullah berbicara maka seakan-akan mutiara berjatuhan dari perkataan beliau. Artinya kata-kata yang keluar dari mulut kita harus katakata yang baik, bermanfaat, tidak mendominasi pembicaraan, 139 berkomunikasi secara lemah lembut agar orang yang menjadi lawan bicara kita dapat menerima pembicaraan kita. Hal ini sesuai dengan firman Allah Q.S. Ali Imran ayat 159: ًّ ‫فبما رحم لة من َّللا ل ت لهَ ولو ك ت ف‬ ‫ظَا غلَيظ الألَُ النفضَْوا مَن‬ ‫حولك‬ “maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu…” Ketiga, (‫ب‬ ‫از وعيا ل‬ ‫ لي بَم ل‬.‫م‬.: ‫ )وكان‬Rasulullah SAW itu bukan seorang pencela, pencerca, penghina orang lain. Sebagai Nabi dan sekaligus guru bagi para sahabatnya, beliau tidak pernah mencela orang lain walaupun dengan orang yang berbeda agama, terlebih lagi pada sesama Islam, maka kita ikuti perilaku ini. Nabi Muhammad ‫ ال يأول وال يفعل إال معروفًا‬yaitu ia tidak berkatakata atau tidak berbuat kecuali perkataan dan perbuatan yang baik. Keempat, ‫ ولكن‬،‫لَ يكن علي السَلم فاحشًا وال متفحشًا وال يج ي بالسيئة السيئة‬ ‫يعفو ويصف‬ Rasulullah tidak pernah belaku buruk, apalagi berbuat buruk pada orang lain. Beliau juga tidak membalas suatu kejahatan dengan kejahatan, tetapi memaafkan. Kelima, ‫ الصادق فهللا ول وفعل‬bertindak jujur baik dalam berkatakata atau dalam berbuat, maka semaksimal mungkin berbuat jujur pula. Keenam, َ‫ والمبل عن ع ماأمره بتبلي‬yaitu orang yang selalu menyampaikan apa-apa yang diperintahkan Allah kepada umatnya walau bagaimanapun besarnya resiko yang dihadapi. Ketujuh, ‫ وأدأ المانة‬Nabi Muhammad adalah orang yang selalu menyampaikan amanah baik amanah yang artinya kita pun tidak bolehkan berkhianat terhadap amanah apa saja yang melekat pada diri dan tugas kita. ًّ ‫ وال يضمر لمسل لَ غ‬Rasulullah tidak Kedelapan, ‫شا وال ض ًّرا‬ menyimpan tipu muslihat kepada orang lain dan tidak pernah 140 pula membuat orang lain atau masyarakat muslim menjadi mudarat atau disebut juga bahwa Nabi tidak pernah memudaratkan orang lain. Kesembilan, ً‫إذا دعاه المسكين أَاب إَابةً معجلة‬ apabila diundang dalam satu hajat, beliau dengan segera memenuhi undangan tersebut, terlebih lagi jika yang mengundang adalah orang miskin. Sehingga dari sini terjalinlah hubungan silaturahim sesama Islam. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Marilah kita selalu bercermin kepada Rasulullah. Kita berupaya untuk menyesuaikan perilaku kita dengan Rasulullah dan ketika ingin melakukan sesuatu, tanyakanlah ke hati kita, apakah perilaku kita sesuai dengan agama atau tidak. .َ‫أعَََوذ بَََاهلل مَََن الشَََيطان الَََرَي‬ َ‫ بارك ع لى ولكَ فى الأر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاك‬.)21:‫(الح اب‬ ‫ أ َول‬.َ‫ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي‬.َ‫بالياا والذكر الحكي‬ ‫َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا‬ .َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم ين والمؤم اا‬ ٌ‫لأَََد كَََان لكََََ فَََهللا رسَََول َّللا اسَََوة ٌ حسَََ ة‬ 141 45. Hikmah di Balik Bencana Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الم َ ه عََن الشََبي‬،‫ الحلََيَ الكََريَ السََتار‬،‫الحمََد هلل الواحََد الأهََار‬ ‫ أََْهد أن ال إل َ إال ع وأََْهد أن سََيدنا محم َدًا‬.‫والشََريك والنظََار‬ َ‫ اللهَ صل وسلَ وبارك على محم لد وعلى ل‬.‫عبده ورسول المختار‬ ‫ أوصَيكَ ونفسَى‬.‫ فيآأيْها الحاضرون رحمكََ ع‬.‫وأصحاب الطهار‬ َ‫ يآأيْهَا الَذين أم َوا اتأَوا ع حَ تأات‬:‫ كما ال ع تعَالى‬.‫بتأوأ ع‬ .‫وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman pada Q.S. at-Taubah ayat 51: ‫ََل لََن يصََيب ا إال مََا كتََُ ع ل ََا هََو موالن َا وعلََى ع فاليتوكََل‬ ‫المؤم ون‬ Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal. Ayat di atas memberitahukan kepada kita bahwa apapun yang menimpa pada semua makhluk yang ada di dunia ini adalah berdasarkan ketetapan Allah SWT termasuk bencana alam. Allah berfirman pada Q.S. al-A’raf ayat 168: ‫وبلونٰاهَ بٱلحسنٰاا وٱلسيـٰاَاا لعلهَ يرَعون‬... “Dan kami uji mereka dengan yang baik-baik berupa nikmat dan kami uji juga mereka dengan yang buruk-buruk 142 berupa bencana, sakit dan sebagainya, agar mereka kembali (kepada kebenaran…” Ayat di atas, ternyata di samping menyatakan hal yang tidak enak termasuk bencana sebagai ujian dari Allah, juga yang nyaman-nyaman pun juga termasuk ujian dari Allah. Artinya ujian itu tidak hanya berupa yang sulit, tetapi yang nyaman pun adalah ujian. Walaupun nyaman dan sulit adalah ketetapan dan ujian dari Allah, tetapi sebagai khalifah kita mengemban tugas memelihara bumi dengan sebaiknya. Oleh karena itu kita diwajibkan memelihara bumi dalam arti memelihara lingkungan agar apa pun yang kita lakukan tidak menimbulkan kemudaratan pada orang lain. Rasulullah SAW bersabda: ) َ‫ال ضرر وال ضرار ( أحمد وابن ما‬ “Tidak boleh melakukan sesuatu yang membahayakan diri sendiri ataupun orang lain”. Jika yang kita lakukan pada bumi Allah ini menimbulkan kemudaratan, berarti kita termasuk melakukan kerusakan. Memang betul, untuk sekarang ini misalnya bisa jadi apa yang kita lakukan terhadap lingkungan memberikan manfaat pada orang lain, tetapi jikalau di masa yang akan datang dibalik kesenangan atau manfaat tersebut justru juga memberikan dampak negatif pada anak cucu kita, salah satunya seperti bencana yang terjadi maka kita tetap disebut berbuat kerusakan. Allah berfirman dalam al-‘A’raf ayat 56: ...‫وال تفسدوا فى االرض بعد اصَلحها‬... “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik”. Berdasarkan ayat di atas kita dapat mengambil pelajaran bahwa kita mesti menjaga bumi Allah ini dengan cara menjaga lingkungan kita. Kita upayakan agar lingkungan menjadi aman, terpelihara dan terkendali. Kita upayakan apa yang kita lakukan saat ini tidak membawa dampak kerugian dan kemudaratan pada generasi akan datang. Demikianlah khotbah yang dapat 143 ‫‪disampaikan. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari setiap‬‬ ‫‪kejadian dalam hidup kita sebagai dan sebagai pelajaran agar‬‬ ‫‪generasi-generasi akan datang tidak mengalami seperti yang‬‬ ‫‪terjadi.‬‬ ‫أعوذ بالِل من الشيطان الرَيَ‪ .‬وال تفسدوا فى ٱلرض بعد إصَلحها‬ ‫وٱدعََََوه خوفًََََا وطمعًََََا‪ ،‬إن رحمََََت ٱلِل ريٌََََُ مََََن ٱلمحسََََ ين‪.‬‬ ‫(العراف‪ .)56 :‬بارك ع لى ولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإيَاكَ‬ ‫بالياا والذكر الحكيَ‪ .‬وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَيَ‪ .‬أ َول‬ ‫َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا‬ ‫والمؤم ين والمؤم اا‪ ،‬فاستَفروه إن هوالَفور الرحيَ‪.‬‬ ‫‪144‬‬ 46. Seberapa Jauh yang Disebut Ukhuwah Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 .‫ الحمدٌلِل الذأ خل النسَان أخَوة ً وَعَل فَهللا لَوبهَ مؤلفًَا‬،‫الحمدٌلِل‬ ‫ وأََْهد أن سََيدنا محمََدًا أََْرفًا‬.‫أََْهد أن ال الََ إال ع إل ًهََا واحََدًا‬ ‫ أللهَََ صََل وسََلَ علََى سََيدنا محم َ لد وعلََى ل َ وأصََحاب‬.‫مخلو ًََا‬ :‫ كمَا َال ع تعَالى‬.‫ أوصيكَ ونفسى بتأوأ ع‬. ‫ فيآأيْها ال ا‬.‫أكر ًما‬ .‫يآأيْها الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Berbicara tentang ukhuwah, ada yang bertanya makna ukhuwah dan siapa saja yang termasuk dalam kategori ukhuwah. Ukhuwah adalah persaudaraan. Kata ukhuwah ini diambil dari firman Allah Q.S. al-Hujarat ayat 10 ...ٌ ‫إنما المؤم ون إخوة‬ “sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara…” Lantas apakah persaudaraan itu hanya sesama orang yang beriman?. Para ulama menafsirkan yang menghubungkan dengan berbagai ayat al-Quran lainnya bahwa persaudaraan terbagi kepada 4 macam yaitu ukhuwah nasabiyah, ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariyah. 1. Ukhuwah Nasabiyah yaitu persaudaraan karena seketurunan dari ayah dan ibu yang sama. Dari ukhuwah ini terbentuk sebuah keluarga yang menjadi pondasi bangunnya sebuah bangsa. 145 2. Ukhuwah Islamiyah adalah persaudaraan karena seagama. Dalil tentang ukhuwah islamiyah ini tergambar dalam Q.S. alHujarat ayat 10 sebagaimana telah dibacakan tadi. Bahkan dalam Hadis Nabi disebutkan )َ‫ (رواه مسل‬.‫ضا‬ ً ‫ألمؤمن للمؤمن كالب يان يشدْ بعض بع‬ “orang mukmin dengan mukmin lainnya laksana bangunan yang saling menguatkan”. Berarti, sesama orang mukmin harusnya saling menolong dan membantu serta saling menghormati. Bukan malah berselisih dan bermusuhan apalagi saling mengkafirkan. 3. Ukhuwah wathaniyah adalah persaudaraan karena setanah air. Kalau pun kita bukan saudara se keturunan atau bukan juga seagama, tetapi menurut ulama bahwa kita adalah saudara setanah air. Hal inilah yang mengikat kita untuk bersama-sama menjaga tanah air ini agar tetap tegak dan berdaulat, bukan malah ingin meruntuhkan negara. Rasa persaudaraan yang kuat sesama kita menimbulkan rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air. Oleh karena itu, kiranya tidak keliru jika ada ulama mengatakan: ‫حُْ الوطن من اليمان‬ “Cinta tanah air adalah bagian dari iman”. Kenapa disebut demikian karena jika tanah air kacau, bagaimana kita bisa beragama dengan baik. 4. Ukhuwah Basyariyah yaitu persaudaraan karena kita samasama manusia. Artinya kalau pun kita bukan saudara karena keturunan atau bukan juga karena seagama bahkan bukan juga karena senegara, tetapi kita diikatkan oleh tali persaudaraan karena kita sama-sama makhluk Allah. Berarti sebagaimana dalam Q.S. al-Hujarat ayat 13: ‫يا أيْها ال ا إنا خلأ اكَ من ذك لَر وأنثَى وَعل َاكَ َْعوبًا و با َل‬ ...َ‫ إن أكرمكَ ع د َّللا أتأاك‬،‫لتعارفوا‬ Pada ayat ini Allah menyatakan bahwa kita terdiri dari laki-laki dan perempuan, juga terdiri dari berbagai bangsa dan 146 suku yang beragam, tetapi semua itu adalah sama, tidak ada yang lebih dari yang lain kecuali takwa. Artinya Islam tidak membedakan manusia apapun bangsa dan sukunya. Berarti kita sesama manusia adalah bersaudara. Karena itu pula kita dilarang untuk saling mengejek atau merendahkan sebagaimana yang digambarkan Q.S. al-Hujarat ayat 11 karena bisa jadi orang kita rendahkan lebih baik dari kita sendiri. Karena kita sama-sama manusia dan bersaudara maka terlebih lagi di saat-saat saudara-saudara kita membutuhkan bantuan dan pertolongan, baik karena kekurangan biaya hidup, kekurangan biaya pendidikan bahkan tidak bisa bekerja karena musibah bencana alam yang menimpa mereka, maka sebagai saudara kita harus saling membantu. Berat sama-sama dipikul dan ringan sama-sama dijinjing. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Mudahmudahan dengan ikatan tali persaudaraan ini dapat mengikat kita untuk membawa kemaslahatan dan kebaikan di muka bumi Allah ini. Inilah kontribusi kita sebagai khalifah. ََ‫وتعاونوا على البر والتأوأ وال تعاونوا على الث‬...،َ‫الرَي‬ ‫أعوذ باهلل من الشيطان‬ ‫ بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن الكََريَ ونفع ََى‬.)2 :‫ (المآ ََدة‬...‫والعََدوان‬ .َ‫ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلي‬.َ‫وإياكَ بَلياا والذكر الحكي‬ ‫أ ََول ََولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولكَََ ولسََآ ر المسَلمين والمسََلماا‬ .َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم ين والمؤم اا‬ 147 47. Siapa Sebenarnya yang Sakit? Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ أَْهد أن ال إلَ إال ع‬.ً‫الحمد لِل الذي كتُ كل َْهللاءل سَريةً وعَلنيَة‬ ‫ اللهََ صَل‬. ‫ وأْهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسول‬. ‫وحده ال ْريك ل‬ .‫أمََا بعََد‬. ‫وسََلَ علََى سََيدنا محمَ لد وعلََى ألَ وأصَحاب ومََن وااله‬ ‫ يآأيْهَا‬:‫ كمَا َال ع تعَالى‬.‫ أوصيكَ ونفسَى بتأَوأ ع‬. ‫فيآأيْها ال ا‬ .‫الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Dalam sebuah ungkapan Yunani Kuno disebutkan “Mens sana in corpore sano” atau dalam Bahasa Arabnya : ‫س ِي ِاْا فِي ْص ِجس ِاْا‬ ‫َ ْصََ ْق ُا ص ل‬ ‫س ِ ي ِْاا‬ ‫“ ص ل‬akal yang sehat berada di tubuh yang sehat”. Ada yang memahami kebalikan dari ungkapan ini yaitu akal atau pikiran tidak akan sehat jika berada pada tubuh yang sakit. Pemahaman seperti ini sebenarnya keliru dan jika dipahami dengan baik, sebenarnya ungkapan di atas mengandung makna bahwa tubuh yang sehat mestinya juga berisi pikiran yang sehat. Kita-kita ini sehat, setidaknya secara fisik kita masih bisa beraktivitas maka itu disebut sehat. Secara pendidikan, kita adalah orang yang terdidik, setidaknya pendidikan dari pengalaman hidup yang kita jalani, maka berarti kita sehat. Setidaknya dengan makan minum walaupun tidak lengkap dan sempurna, minimal kita bisa bertahan hidup maka itu juga disebut sehat. Berarti dengan kesehatan ini harusnya pikiran kita juga sehat, pikiran kita jalan, pikiran kita mampu berpikir imbang antara logis dan kritis. Kalau demikian, harusnya kita 148 tidak asal bicara tanpa berpikir, harusnya kita tidak asal menulis tanpa berpikir dan harusnya kita tidak asal upload atau share tanpa berpikir yang sehat. Permasalahannya, ada orang yang badannya sehat, tetapi jika pikirannya berisi tentang hal-hal yang negatif, jika berbicara tentang orang lain tidak pernah ada orang yang baik dalam pandangannya, maka jika ditanya apakah orang tersebut sehat atau sakit. Jawabannya mungkin orang itu tidak sehat walaupun tubuhnya sehat yang berarti orang tersebut lagi sakit. Kenapa disebut sakit, karena jika ia sehat tentunya ia menyesuaikan perilakunya dengan hadis Nabi berikut ini: )‫ (رواه البخاري‬،‫المسلَ من سلَ المسلمون من لسان ويده‬ Orang yang disebut muslim adalah orang yang orangorang muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya. (H.R. Bukhari). Dari hadis ini dapat ditafsirkan bahwa jika orang itu benar sehat maka ia tidak mungkin menyakiti orang lain baik dari perkataanya atau pun dari perbuatannya. Orang yang sakit ini perlu terapi diri dan menjalani pengobatan melalui sedikit demi sedikit merubah gaya berpikir untuk wawasan terbuka, berpikir komprehensif, tidak hanya melihat dari satu sisi tetapi melihat dari berbagai sisi, tidak hanya melihat dari satu kepentingan tetapi dari berbagai kepentingan, tidak hanya melihat dari satu kemaslahatan tetapi mempertimbangkan juga apakah yang dilakukan menimbulkan kemaslahatan pada yang lain atau jangan-jangan menimbulkan kemudaratan pada pihak yang lain. Intinya jangan asal bicara, jangan asal tulis dan jika dikaitkan dengan kemajuan teknologi saat ini orang yang sehat adalah orang yang tidak asal upload. Cukup saja informasi-informasi negatif berhenti sampai ke kita dan tidak perlu membuat orang lain berdosa karena uploadan kita. Terapi lainnya agar pikiran menjadi sehat adalah berupaya untuk merubah pola pikir kita yaitu jika melihat sesuatu biasakan 149 melihat dari sisi positifnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Q.S. al-Hujurat ayat 12 ...ٌَ ‫الظن اث‬ ‫ ان بع‬،‫يآايْها الذين ام وا اَت بوا كثي ًرا من الظن‬ “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari berprasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa…” Kendatipun kita mesti berpikir kritis, tetapi biasakan disertai dengan data atau bukti. Untuk mendapatkan data atau bukti, kita perlu mengkaji atau setidaknya seperti pada Q.S. al-Hujurat [49: 6] yaitu untuk melakukan cek dan ricek terhadap segala sesuatu dalam kehidupan kita. Kita tidak bertindak sebelum mendapatkan data yang kuat. Begitulah orang yang disebut sehat. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga kita menjadi orang yang sehat baik sehat badan juga sehat pikiran. ٌ َ‫ يآأيهَا ٱلَذين ءام َوا إن ََآءكَ فاس‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ .‫ب بإ ل فتبي وا أن تصيبوا و ًما بجهال لة فتصبحوا علَى مَا فعلَتَ نَـادمين‬ َ‫ بارك ع لى ولكَ فى الأَر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاك‬.)6 :‫(الحجراا‬ ‫ أ َول‬.َ‫ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي‬.َ‫بالياا والذكر الحكي‬ ‫َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا‬ .َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم ين والمؤم اا‬ 150 48. Ujung Kehidupan Manusia Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمََد لِل الََذأ أعطانََا الحيََاة ال َدْنيا ول جعلهََا ف َى خيََرةل‬،‫الحمََد لِل‬ ‫ أَْهد أن ال‬.‫وعملي لة حس لة ول جد رحمةً وسََلمةً فَى الَدْنيا والخَرة‬ ‫ وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول‬. ‫ال إال ع وحده ال ْريك ل‬ َ‫ أللهَ صل وسلَ على سيدنا محم لد إبن عبد ع وعلى ل‬.‫ال نبهللا بعده‬ ‫ كمَا‬.‫ أوصيكَ ونفسَى بتأَوأ ع‬. ‫ فيآأيْها ال ا‬.‫وأصحاب ومن وااله‬ ‫ يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال‬:‫ََال ع تعََالى‬ .‫وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Satu hal yang perlu kita sadari, perubahan apa pun yang terjadi di dunia ini, entah seperti apa kehidupan yang kita hadapi nanti, bahkan siapa pun yang mengendalikan negeri ini, yang pasti yang akan kita hadapi adalah kematian. Allah berfirman dalam Q.S. Ali Imran ayat 185 ‫ ك ْل نف ل ذا أة الموا‬setiap yang bernyawa pasti mati. Ini yang perlu kita sadari. Siapa pun kita, apa pun yang kita miliki, seberapa besar kekuasaan yang kita miliki, ujung-ujungnya adalah kita pasti mati. Oleh karena itu, ketika kita mencintai sesuatu, memiliki sesuatu atau mendukung sesuatu, maka cintai, miliki dan dukung dengan sewajarnya saja. Mengapa demikian. Setidaknya ada dua jawaban yang dapat disampaikan. Pertama, dengan pergantian waktu baik hari, bulan atau pun tahun, bahkan pergantian detik sekali pun, pada hakikatnya 151 kita menghampiri ajal sebagaimana yang dijanjikan kepada kita di alam rahim dahulu. Allah berfirman dalam Q.S. al-A‘raf, 7: ‫ولكل أم لة أَ ٌل فإذا َاء أَلهَ ال يستَخرون ساعةً وال يستأدمون‬Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa masing-masing kita punya waktu di dunia ini dan ketika tiba waktu itu, maka tidak ada yang dapat memajukan atau menundanya sedikit pun dan di saat itulah akhir hidup kita di dunia ini. Kedua, kita percaya adanya kehidupan akhirat. Allah berfirman dalam Q.S. Ali Imran ayat 30: ... ‫ وما عملت من سوءل‬،‫يوم تجد ك ْل نف ل ما عملت من خي لر ْمحض ًرا‬ Ayat ini memberitahukan kepada kita bahwa di akhirat kelak akan diperlihatkan kepada kita segala perbuatan baik dan buruk yang pernah kita lakukan. Kemudian dalam Q.S. alQiyamah ayat 36 ‫ أيحسُ النسان أن يترك سدًأ‬apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan begitu saja tanpa adanya pertanggungjawaban?. Maksudnya adalah bahwa kita mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita di dunia ini di akhirat kelak. Bahkan hal ini dinyatakan dalam Q.S. al-Isra ayat ً ‫ إن السمع والبصر والفؤاد ك ْل أولئك كان ع مسئ‬bahwa sesungguhnya 36 ‫وال‬ pendengaran, penglihatan dan hati/jantung semuanya pasti akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah. Dari dua hal yang digambarkan tadi, berarti kuncinya adalah bagaimana kita mengatur pola hidup kita semasa di dunia ini. Pola hidup yang dimaksud adalah berkaitan erat dengan perbuatan dan perkataan kita. Misalnya kita bijak dalam menerima segala berita yang kita dapatkan, terlebih lagi beritaberita yang kita dapatkan di media sosial saat ini dan begitu jua tidak mudah menebarkan berita tersebut. Siapa tahu berita yang kita sebarkan adalah berita bohong yang justru berakibat buruk pada orang yang diberitakan dan juga buruk bagi kita sendiri karena menyebarkan berita bohong. Begitu juga dalam memberikan komentar, tentu kita harus menjaga komunikasi yang baik dan memilih kata yang tepat serta santun. Mengapa demikian, jawabannya sudah jelas bahwa dalam berkomunikasi 152 adalah terkait dengan adab. Terdapat sebuah ucapan ulama yaitu: ‫ الدين والعأل والحياء‬: ‫خم ٌ من لَ تكن في لَ يكن كثي ٌر في مستمت ٌع‬ ‫وحسن الخل وحسن الدب‬ Ada 5 hal yang jika tidak ada pada diri seseorang maka tidak ada yang patut dibanggakan padanya yaitu agama, akal, rasa malu, akhlak yang baik dan sopan santun atau adab. Berkomunikasi di samping terkait dengan akal, rasa malu, akhlak juga terkait dengan adab. Komunikasi ini tidak hanya melalui ucapan lisan, tetapi juga melalui tulisan. Kalau dahulu ada pepatah Arab mengatakan ُ ‫س َا َم اُ ِْا‬ ‫ُ فِي حِ ْؤظِا ْص ِ َس ِا‬ ‫س ِا‬ َ selamatnya َ ‫إل ْن‬ seseorang itu tergantung ia menjaga lidahnya, maka zaman sekarang disamping ia mampu menjaga lidahnya juga selamatnya seseorang tergantung ia mampu menjaga jari-jarinya menggunakan alat teknologi komunikasi di zaman sekarang. Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga kita selalu mengarahkan hidup kita untuk kebaikan. .َ‫أعَوذ بََاهلل مَن الشََيطان الَرَي‬ َ‫ بارك ع لى ولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإيَاك‬.)36 :‫مسئ ًوال (السراء‬ ‫ أ َول‬.َ‫ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي‬.َ‫بالياا والذكر الحكي‬ ‫َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا‬ .َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم ين والمؤم اا‬ َ ‫إن السَمع والبصََر والفَؤاد كَ ْل أول ََك كَان ع‬ 153 49. Teroris Lingkungan Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 َ‫ أَْهد أن ال ال‬.‫ الحمد لِل الذأ أعطانا الحياة والبيئة الطيبَة‬،‫الحمدلِل‬ ‫ وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال‬. َ‫إال ع وحده ال َْريك ل‬ َ‫ أللهَ صل وسلَ علَى سَيدنا محمَ لد إبَن عبَد ع وعلَى ل‬.‫نبهللا بعده‬ ‫ كمَا‬.‫ أوصيكَ ونفسَى بتأَوأ ع‬. ‫ فيآأيْها ال ا‬.‫وأصحاب ومن وااله‬ ‫ يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال‬:‫ََال ع تعََالى‬ .‫وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Ada orang bertanya, apa yang dimaksud dengan fikih lingkungan?. Fikih lingkungan adalah aturan-aturan tentang perilaku atau perbuatan kita di lingkungan atau di daerah tempat tinggal kita, baik dengan orang lain di satu daerah atau pun dengan tetangga bahkan dengan alam sekitar. Artinya dalam hidup bermasyarakat, bertetangga dan hubungannya dengan alam, kita memiliki aturan-aturan dan tidak bisa berbuat sesuka hati kita karena ada hak-hak orang lain di dalam kebebasan kita. Lalu apa dasar hukum fikih lingkungan ini? Salah satu jawabannya seperti pada hadis Nabi ini: ‫مََن كََان يََؤمن بََالِل واليََوم الخََر فليحس َن إلََى َ َاره (البخََاري و‬ )َ‫المسل‬ “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berlaku baik kepada tetangganya”. 154 Apa yang disampaikan nabi ini tidak lain adalah fikih lingkungan yaitu kewajiban berbuat baik dengan tetangga dan tidak mengganggu apalagi mengambil hak-hak tetangga yang akhirnya merusak hubungan bertetangga. Terkadang kita tidak menyadari perilaku kita yang mungkin kita anggap biasa, tetapi mengganggu orang lain, sehingga kita pun berdosa karena perilaku kita itu. Mungkin juga kita sudah terbiasa melakukan perbuatan yang sifatnya mengganggu, sehingga perilaku tersebut menjadi rutinitas, seakan-akan tidak berdosa, padahal sebenarnya berdosa. Mari kita bawa persoalan ini kepada yang lebih luas yaitu tentang perbuatan yang suka merusak. Pada Q.S. al-Kahfi; 94 bahwa orang yang suka merusak termasuk bangsa Ya’Juj dan Ma’juj: ....‫ ان يََوج ومََوج مفسدون فى االرض‬... “…sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj adalah bangsa yang suka berbuat kerusakan…” Kerusakan yang dilakukan dapat berbagai macam perbuatan yang intinya masuk dalam kategori merusak baik merusak di lingkungan keluarga, di lingkungan tetangga atau masyarakat, bahkan sampai pada lingkungan yang ada kaitannya dengan negara. Oleh karena itu orang yang suka merusak disamping termasuk Ya’juj dan Ma’juj juga disebut teroris lingkungan. Disebut demikian karena karena perbuatannya yang suka merusak. Agar tidak termasuk Ya’juj dan Ma’juj atau teroris lingkungan maka kita harus mentaati fikih lingkungan dengan cara tidak berbuat kerusakan sebagaimana ditegaskan dalam Q.S. al-Qashshash; 77. Bahkan balasan kepada mereka sebagaimana tergambar pada Q.S. ar-Ra’ad; 25 ..‫ ويفسدون فهللا الرض أول ك لهَ اللع ة ولهَ سوء الدار ـ‬... “…Mereka yang berbuat kerusakan di bumi ini mendapatkan kutukan dari Allah dan di akhirat kelak mereka mendapatkan seburuk-buruknya tempat di neraka jahanam”. 155 ‫‪Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan dan‬‬ ‫‪apabila kita betul-betul beriman kepada Allah, maka janganlah‬‬ ‫‪kita berbuat kerusakan di muka bumi ini salah satunya merusak‬‬ ‫‪sistem lingkungan yang Allah ciptakan dengan baik.‬‬ ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَيَ‪ ... .‬وال تب الفسَاد فَى االرض ان َّللا‬ ‫ال يحََُْ المفسََدين (الأصََص‪ .)77 :‬بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن‬ ‫الكََريَ ونفع ََى وإيََاكَ باليََاا والََذكر الحكََيَ‪ .‬وتأبََل م ََهللا وم َ كَ‬ ‫تَلوت إنَ هَو السَميع العلَيَ‪ .‬أ َول َولهللا هَذا وأسَتَفرع لَهللا ولكََ‬ ‫ولسا ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا‪ ،‬فاسَتَفروه إنَ‬ ‫هوالَفور الرحيَ‪.‬‬ ‫‪156‬‬ 50. Etos Kerja dalam Islam Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ أَْهد‬.‫ الحمد هلل نهانا عن الكسل وأمرنا إَتهادًا فَهللا العمَل‬،‫الحمد هلل‬ ََ‫ الله‬.‫أن ال إل إال ع وأْهد أن سيدنا محمدًا عبَده ورسَول الكمَل‬ .‫صََل وسََلَ وبََارك علََى سََيدنا محمَ لد وعلََى لَ وأصََحاب الصََل‬ ‫ يآأيْهَا‬:‫ كمَا َال ع تعَالى‬.‫ أوصيكَ ونفسَى بتأَوأ ع‬. ‫فيآأيْها ال ا‬ .‫الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Salah satu perbuatan yang baik itu adalah memiliki etos kerja yang tinggi. Etos kerja itu sendiri adalah semangat kerja. Orang yang memiliki etos kerja yang tinggi adalah orang-orang yang memiliki semangat yang tinggi dalam bekerja. Ciri orang yang beretos kerja tinggi seperti rajin, tidak malas, bekerja dengan niat karena Allah, memiliki moralitas yang bersih, menjunjung tinggi kejujuran, memiliki komitmen yang tinggi, siap berkorban untuk kepentingan umum, memiliki pendirian yang kuat, berdisiplin secara nyata, berani menghadapi tantangan demi kehidupan dan kebenaran, memiliki kepercayaan diri, kreatif, inovatif, bertanggung jawab, bahagia untuk melayani dan memiliki harga diri serta banyak lagi ciri-ciri etos kerja lainnya. Hal yang pasti, orang yang memiliki etos kerja yang tinggi adalah sebagaimana tergambar pada Q.S. al-Hasyar ayat 18: ...‫يآأيْها الذين ءام وا اتأوع ولت ظر نف ٌ ما دمت لَد‬ 157 “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan lihatlah kehidupanmu hari ini untuk menghadapi kehidupan di hari esok.” Ayat di atas mengajarkan kita agar selalu membuat perencanaan-perencanaan yang matang dalam setiap urusan hidup kita. Tujuannya agar hal-hal yang direncanakan dapat dicapai secara maksimal. Kesuksesan seperti ini tidak mungkin dicapai dengan baik, jika tidak diiringi dengan etos kerja yang tinggi. Oleh karena itu, apapun profesi kita, apakah kita sebagai bawahan atau pun atasan, apakah kita sebagai buruh atau pun pejabat, apakah kita sebagai aparatur negara atau pun sebagai masyarakat biasa, kita mesti memiliki etos kerja yang tinggi. Untuk apa?, jawabannya adalah untuk kemaslahatan diri dan orang banyak serta untuk memelihara keseimbangan di bumi Allah ini yang salah satunya di Indonesia sesuai dengan bidang dan profesi kita masing-masing. Mungkin di belahan dunia yang lain, orang yang memiliki etos kerja yang tinggi, efeknya hanya untuk kehidupan dunia saja, tetapi dalam Islam orang yang memiliki etos kerja yang tinggi dinilai ibadah. Kita pasti tahu, ibadah ada yang berkaitan dengan Allah secara langsung, ada pula ibadah yang berkaitan dengan sesama manusia dan salah satu ibadah tersebut adalah memiliki etos kerja yang tinggi. Kita tentu harus bersyukur bahwa di dalam Islam, apapun yang kita lakukan asalkan sejalan dengan aturan Allah dan diniatkan karena Allah maka ia dapat bernilai ibadah. Kita tidak perlu khawatir karena kekurangan waktu untuk beribadah, karena saat kita melaksanakan tugas kita sehari-hari pun asalkan diniatkan untuk ibadah dan semuanya karena Allah maka ia termasuk perbuatan ibadah atau shalih. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan dan marilah kita tingkatkan etos kerja kita ke arah yang lebih berkualitas, jangan bermalas-malasan karena sangat merugikan. 158 ‫أعوذ بَاهلل مَن الشَيطان الَرَيَ‪ .‬إن الَذين م َوا وعملَوا الصَالحاا‬ ‫ف علَيهَ‬ ‫وأ اموا الصَلة و توا ال كاة لهَ أََرهَ ع َد ربهََ وال خَو ٌ‬ ‫وال هَََ يح نََون (سََورة البأََرة‪ .)277 :‬بََارك ع لََى ولكَََ فََى‬ ‫الأََر ن الكََريَ ونفع ََى وإيََاكَ باليََاا وال َذكر الحكََيَ‪ .‬وتأبََل م َهللا‬ ‫وم كَ تَلوت إن هو السَميع العلَيَ‪ .‬أ َول َولهللا هَذا وأسَتَفرع لَهللا‬ ‫ولكَ ولسا ر المسلمين والمسلماا والمؤم ين والمؤم اا‪ ،‬فاستَفروه‬ ‫إن هوالَفور الرحيَ‪.‬‬ ‫‪159‬‬ 51. Khutbah Idul Fitri: Masih Ada yang Disilaturrahmi Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ ع أكبََر‬.‫ ع أكبَر وهلل الحمَد‬،‫) الإلَ إالع وع أكبَر‬9x( ‫ع أكبَر‬ ‫ لإلَ إال ع وال‬،ً‫ وسبحان ع بكَرة ً وأصَيَل‬,ً‫ والحمد لِل كثيرا‬,‫كبي ًرا‬ ،‫ الإل إال ع وحده‬.‫نعبد إال إياه مخلصين ل الدين ولو كره الكافرون‬ ‫ الإل إال‬،‫صدق وعده ونصر عبده وأع َ ده وه م الح اب وحده‬ ‫ الحمَد هلل علَى إحسَان‬،‫ الحمَد هلل‬.‫ اهلل أكبر وهلل الحمَد‬،‫ع وع أكبر‬ ْ ‫وال‬ ‫ أََْهد أن ال الََ إال ع وحََده ال‬. ََ‫شََكر لََ علََى توفيأََ وإمت ان‬ . ‫ْريك ل وأْهد أن سيدنا ًمحمدًا عبده ورسول الداعى الى رضوان‬ َ‫ فيآعباد ع أوصيك‬. ‫اللهَ صل على سيدنا محم لد وعلى ل وأصحاب‬ ‫ يآأيْهََا الََذين ءام ََوا اتأََوا ع‬: ‫ونفسََهللا بتأََوأ ع كمََا ََال ع تعََالى‬ .‫ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ ‫ وهلل الحمد‬3x ‫ع أكبر‬ Dalam suasana Idul Fitri ini, kita bersyukur karena masih diberikan kesempatan bertemu dengan hari besar ini dan bisa bertemu dengan keluarga sehingga dapat kita jadikan sebagai wadah untuk saling maaf memaafkan, terlebih lagi jika kita pernah berselisih maka inilah waktu yang tepat untuk berdamai kembali. Disamping itu dengan semangat Idul Fitri kita bisa mempererat hubungan silaturrahmi baik antara anak dan orang tua, antara sesama saudara bahkan sesama manusia. Paling utama silaturrahmi adalah dengan orang tua, karena mereka orang yang paling berjasa dalam kehidupan kita dan atas jasa ini sebesar apapun kebaikan kita pada mereka tidak akan pernah dapat membalasnya. Dalam sebuah riwayat Abu Burdah melihat seorang penduduk Yaman Thawaf sambil menggendong ibunya di punggung. Ia pun bertanya “ ‫َ َم ُر ا‬ ُ ‫يَ إاِيُُْ ا‬ ‫“ ”أَت ََر نِ ْي ا َجزَ ْيت ُ َه ؟‬wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas budi kepada ibuku”. Ibnu Umar menjawab “‫اْ حِ َدةٍا‬ َ ‫اْ َ ايِزَ ْف َر ٍة‬ َ ‫“ ” َم‬tidak, 160 walaupun kau bayar hanya dengan satu tarikan nafas ibumu ketika ia melahirkanmu”. Mengapa kita tidak dapat membalas jasa kedua orang tua kita. Pertama, ibu kita lah yang melahirkan kita. Allah berfirman: ‫ووصََي ا النسََان بوالدي َ حملت َ أ ْم َ وه ً َا علََى وه َ لن وفصََال فََهللا‬ )14:‫ (لأمان‬... ‫عامين‬ “Kami perintahkan kepada manusia (untuk berbakti) kepada ibu dan ayahnya yangibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah di atas lemah dan menyusuinya selama dua tahun…” Kedua, pengorbanan orang tua kita jauh lebih besar daripada pengorbanan kita untuk mereka. Orangtua kita sanggup melakukan apa saja untuk kebaikan dan kesuksesan kita. Mari kita mengingat kembali jasa-jasa yang diberikan kedua orang tua kita dan merenungkan kembali kita ini datangnya dari mana. Sambil merenung, kita sertakan di sini cerita seekor burung elang. Di musim kemarau, pagi-pagi burung elang meninggalkan ketiga anaknya di sebuah pohon yang dahan dan rantingnya telah kering mencari makan untuk anak-anaknya. Perjalanan jauh ditempuh, tapi masih belum menemukan makanan yang dicari. Hutan demi hutan dilalui, semuanya kering dan tidak ada sebutir pun makanan ditemukan. Ia terus berusaha dan ketika mendekati sore hari, ia baru menemukan 3 butir makanan dan tanpa menunggu ia langsung pulang menemui anak-anaknya walaupun dalam kondisi yang sangat lelah. Ketika sampai di sarangnya, burung elang ini langsung memberi makan ketiga anaknya. Anaknya bertanya “apakah ibu capek”, si ibu menjawab “tidak anakku, ibu tidak capek”, padahal di saat itu si ibu merasa sayapnya hampir patah karena jauhnya perjalanan yang ditempuh. Si anak bertanya “tapi kenapa wajah ibu terlihat letih, apakah tempatnya jauh”, si ibu menjawab “tidak anakku, tempatnya dekat saja”. Tapi mengapa lama sekali bu, si Ibu menjawab “ibu tadi memilih makanan yang 161 paling enak buat kalian, makanya terlambat”. Kata si anak “bu, makanannya hanya ada tiga, hanya cukup untuk kami, apakah ibu sudah makan”, jawab si ibu “makanan itu untuk kalian, ibu sudah makan, makanlah anakku”. Si anak berkata “terima kasih bu, makanannya enak sekali”. Burung elang ini berdusta tetapi semata-mata agar anakanaknya tidak mengetahui pengorbanan yang ia lakukan. Beginilah yang dirasakan orang tua kita. Mereka sanggup menyembunyikan kelelahannya, asal kita bisa bahagia, mereka sanggup tidak jadi menyuap makanan ke mulutnya ketika kita juga ingin, bahkan mereka rela tidak makan asal kita tidak kelaparan, mereka rela kesehatannya terganggu asal kita tidak sakit, bahkan kalau bisa kesehatannya pun atau lebih dari itu anggota tubuh mereka pun akan diberikan asal kita sehat dan bahagia. Mereka rela menderita asal kita bahagia. Inilah yang membuat kita tidak akan pernah bisa membalas jasa-jasa yang diberikan mereka pada kita. Karena itulah Rasulullah bersabda: ‫ال أنبئكَ بََكبر الكبَا ر (ثَلثَا) َالوا بلَى يارسَول ع َال الَْراك‬ )َ‫باهلل وعأوق الوالدين (بخاري ومسل‬ Pada hadis di atas salah satu perbuatan dosa besar adalah ketika kita menyakiti atau durhaka pada kedua orang tua kita. Bersyukur lah jika kedua orang tua atau salah seorang masih hidup sehingga dapat lebih berbakti lagi kepada mereka. ‫ وهلل الحمد‬3x ‫ع أكبر‬ Inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya bakti kepada orang tua adalah kewajiban dan apa pun yang kita lakukan tidak akan pernah bisa membalasnya. Namun kita dapat membuat mereka bangga dengan cara menjadi anak yang shalih/shalihah dan mendoakan mereka agar diampuni dosa dan selalu mendapatkan rahmat Allah swt. Amin. ‫ و ضََى ربََْك أال تعبََدوا إال إيََاه‬.َ‫أعََوذ بََاهلل مََن الشََيطان الََرَي‬ ‫ إما يبلَن ع دك الكبر أحدهما أو كَلهمَا فََل تأَل‬،‫وبالوالدين إحسانًا‬ 162 ‫ف وال ت هرهما و ل لهما و ًال كري ًما (السراء‪ .)23 :‬بارك ع‬ ‫لهما أ ل‬ ‫لَى ولكََ فَى الأَر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاكَ باليَاا والَذكر الحكَيَ‪.‬‬ ‫وتأبََل م ََهللا وم َ كَ تَلوت َ إن َ هََو السََميع العلََيَ‪ .‬أ ََول ََولهللا هََذا‬ ‫وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََا ر المسَََلمين والمسَََلماا والمَََؤم ين‬ ‫والمؤم اا‪ ،‬فاستَفروه إن هوالَفور الرحيَ‪.‬‬ ‫‪163‬‬ 52. Idul Fitri: Kembali ke Fitrah Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ ع أكبََر‬.‫ ع أكبَر وهلل الحمَد‬،‫) الإلَ إالع وع أكبَر‬9x( ‫ع أكبَر‬ ‫ لإلَ إال ع وال‬،ً‫ وسبحان ع بكَرة ً وأصَيَل‬,ً‫ والحمد لِل كثيرا‬,‫كبي ًرا‬ ،‫ الإل إال ع وحده‬.‫نعبد إال إياه مخلصين ل الدين ولو كره الكافرون‬ ‫ الإل إال‬،‫صدق وعده ونصر عبده وأع َ ده وه م الح اب وحده‬ ‫ الحمَد هلل علَى إحسَان‬،‫ الحمَد هلل‬.‫ اهلل أكبر وهلل الحمَد‬،‫ع وع أكبر‬ ْ ‫وال‬ ‫ أََْهد أن ال الََ إال ع وحََده ال‬. ََ‫شََكر لََ علََى توفيأََ وإمت ان‬ . ‫ْريك ل وأْهد أن سيدنا ًمحمدًا عبده ورسول الداعى الى رضوان‬ َ‫ فيآعباد ع أوصيك‬. ‫اللهَ صل على سيدنا محم لد وعلى ل وأصحاب‬ ‫ يآأيْهََا الََذين ءام ََوا اتأََوا ع‬: ‫ونفسََهللا بتأَوأ ع كمََا ََال ع تعََالى‬ .‫ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Satu bulan penuh kita berpuasa dan Alhamdulillah saat ini kita dapat bertemu dengan hari raya besar ini. Bulan Ramadhan memang telah berlalu, tetapi pelajaran-pelajaran mulia darinya jangan dilupakan untuk modal hidup kita di 11 bulan berikutnya. Semoga kita sehat dan panjang umur supaya bisa bertemu kembali dengan ibadah Ramadhan tahun selanjutnya. Tujuan akhir ibadah Ramadhan adalah taqwa. Salah satu ciri dari taqwa tersebut adalah hari raya Idul Fitri. Kenapa demikian, karena hari raya Idul fitri adalah hari kemenangan, selama satu bulan penuh kita melawan hawa nafsu sehingga kita mampu melawan 164 keinginan negatif dalam diri kita. Ini ikhtiar kita untuk menjadi hamba yang bertaqwa. Ikhtiar membuka jalan bagi kita untuk kembali ke fitrah atau pada kesucian diri dan jiwa. Pentingya kembali ke fitrah ini kita lakukan karena tanpa adanya usaha, kapan lagi kita melakukannya. Hidup di dunia terbatas, ketika ajal menjemput, kita tidak bisa mempercepat atau menunda apalagi mengulangi waktu yang telah terlewati. Allah berfirman Q.S. al-A‘raf, 7: 34‫اْ َ ايَ ْست َ ْق ِد ُم َُْْا‬ َ ‫ ا َْ ِص ُُ ِ اأ ُ لم ً اأَ ًج ٌ اإِ َذ ا َجآ َء اأ َ َج ُ ُه ْا ا َيَ ْستاَأ ْخِ ُر َُْْ ا َس‬. َ ًَ Oleh karena itu maka inilah saatnya kita harus benar-benar kembali ke fitrah sehingga kita betul-betul menjadi orang bertaqwa. Untuk membuktikan bahwa kita kembali ke fitrah, ada beberapa hal yang harus kita lakukan: 1. Kita harus rajin melaksanakan ibadah kepada Allah sebagaimana rajinnya kita beribadah pada saat bulan Ramadhan. Kita buktikan bahwa kita mampu menjadi hamba yang dapat dibanggakan Allah. Kita harus sadar bahwa status ْ ُ‫ ” َْ َم ا َخ َ ْقت‬tidaklah kita sebagai hamba Allah. “‫نسا ِإ ل ا ِصياَ َْيُدَُُْا‬ ِ ْ ْ‫ا‬ َ ‫ٱإل‬ َ ُ‫اٱص ِج ل‬ aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku (adz-dzariyat, 56) 2. Kita harus membuktikan bahwa kita bisa hidup bermasyarakat, bersosial, berderma, berbuat kebajikan dan kita buat bahwa diri kita ini berguna bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Rasulullah bersabda “‫َخي ُْر ُُ ْا ا‬ ‫ ”أ َ ْنؤََُ ُُ ْا ا ِص نل ِ ا‬sebaik-baik kamu adalah orang yang paling ‫س‬ bermanfaat. Bagi yang memiliki harta atau memiliki ilmu atau memiliki kekuasaan atau memiliki tenaga, maka jadikan diri bermanfaat dengan hartanya, dengan ilmunya, dengan kekuasaannya atau dengan tenaganya. 3. Kalau tidak bisa berbuat lebih baik, maka jangan merusak bangunan yang sudah ada. Maksudnya jangan sampai keberadaan kita di dunia ini malah membuat orang susah. Rasulullah bersabda “‫اض َر َرا‬ ِ َ ْ‫ا‬ َ َ ” jangan memudaratkan َ ‫ض َر َر‬ orang lain dan jangan pula dimudaratkan. Justru sebaliknya 165 َ ‫” َخي ُْر ا ص لن ِس ا َم ُْ ا‬ Rasulullah juga bersabda “‫َ َم ُُُا‬ َ ‫اْ َحسَُُ ا‬ َ ُ ‫َ َ اَ ُْم ُر‬ sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan baik perbuatannya. 4. Mempererat hubungan silaturrahmi dengan orang tua, mertua, saudara, kerabat, tetangga dan masyarakat lain. Bagi yang sedang konflik keluarga atau dengan siapa pun, maka saatnya harus memperbaiki hubungan tersebut dan menyambung kembali silaturrahmi. Meminta maaf bagi yang melakukan kesalahan dan memberikan maaf kalau kita menjadi korban. Rasulullah bersabda “‫صرحْ ِا‬ ‫” َ ايَ ْد ُخ ُ ا ْص َجنل َ اقَ َِ ُ ا لا‬ tidak masuk surga orang yang memutus hubungan silaturrahmi. Saat ini silaturrahmi dapat dilakukan melalui jarak jauh maka gunakan kemajuan teknologi ini untuk kepentingan bersama. 5. Saling mendoakan sesama kita sebagai umat Islam. Kenapa begitu?,Itulah bentuk kepedulian kepada sesama dan mudahmudahan dengan menyertakan orang lain dalam doa kita, segala doa kita cepat dikabulkan Allah. 6. Bertekad untuk selalu memperbaiki diri seterusnya dan seterusnya. ‫ وهلل الحمد‬3x ‫ع أكبر‬ Inilah khutbah yang dapat disampaikan. ‫ فطَرا َّللا‬،‫ فََ َ وَهَك للَدين ح يفًَا‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ ‫ ذلََك الَدين الأََيَ ولكََن‬،‫ ال تبََديل لخلَ َّللا‬،‫التَهللا فطََر ال ََا عليهََا‬ ‫ بارك ع لى ولكََ فَى الأَر ن الكَريَ ونفع َى‬.‫أكثر ال ا ال يعلمون‬ .َ‫ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلي‬.َ‫وإياكَ بَلياا والذكر الحكي‬ ‫أ ََول ََولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولكَََ ولسََآ ر المسََلمين والمسََلماا‬ َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم ين والمؤم اا‬ 166 53. Khutbah Idul Adha: Makna Qurban Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ ع أكبَر‬.‫ ع أكبَر وهلل الحمَد‬،‫) الإلَ إالع وع أكبَر‬9x( ‫ع أكبَر‬ ‫ لإلَ إال ع وال‬،ً‫ وسبحان ع بكَرة ً وأصَيَل‬,ً‫ والحمد لِل كثيرا‬,‫كبي ًرا‬ ،‫ الإل إال ع وحده‬.‫نعبد إال إياه مخلصين ل الدين ولو كره الكافرون‬ ‫ الإل إال‬،‫صدق وعده ونصر عبده وأع َ ده وه م الح اب وحده‬ ‫ الحمَد هلل علَى إحسَان‬،‫ الحمَد هلل‬.‫ اهلل أكبر وهلل الحمَد‬،‫ع وع أكبر‬ ْ ‫وال‬ ‫ أََْهد أن ال الََ إال ع وحََده ال‬. ََ‫شََكر لََ علََى توفيأََ وإمت ان‬ . ‫ْريك ل وأْهد أن سيدنا ًمحمدًا عبده ورسول الداعى الى رضوان‬ َ‫ فيآعباد ع أوصيك‬. ‫اللهَ صل على سيدنا محم لد وعلى ل وأصحاب‬ ‫ يآأيْهََا الََذين ءام ََوا اتأََوا ع‬: ‫ونفسََهللا بتأََوأ ع كمََا ََال ع تعََالى‬ .‫ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. ‫ وهلل الحمد‬3x ‫ع أكبر‬ Sejak tadi malam kita mengumandangkan Takbir, Tahmid dan Tasbih dan pagi hari ini kita berkumpul untuk melaksanakan shalat sunnah muakkadah Idul Adha. Di samping itu, kita bersyukur karena adanya dua hari raya dapat kita jadikan sebagai media untuk saling maaf memaafkan dan mempererat hubungan silaturrahmi di antara kita. Idul Adha disebut hari ibadah Haji. Rasulullah bersabda: )َ‫ل َ ا ٌء إال الج ة (رواه البخاري ومسل‬ ‫الح ُّْ المبرور لي‬ 167 “Haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga”. Mari kita berdoa jangan dimatikan sebelum menunaikan ibadah ini, termasuk juga calon jamaah yang tertunda atau belum berangkat agar tetap diberikan kesehatan dan panjang umur agar dapat melaksanakan ibadah ini. Selain itu Idul Adha juga moment untuk bertaqarrub kepada Allah sekaligus menunjukkan kepedulian dan empati kita kepada sesama. Caranya adalah melalui ibadah qurban sebagai sunnah muakkadah atau sangat dianjurkan dalam Islam. Ibadah qurban mengandung banyak kebaikan: 1. Meningkatkan ketakwaan. Q.S. al-Maidah ayat 27 menyatakan: ‫إذ ربا ربانًا فتأبل من أحدهما ولَ يتأبَل مَن الخَر َال ل تل َك‬ ‫ٰا ال إنما يتأبل َّللا من المتأين‬ Pada ayat ini ada qurban yang diterima dan ada juga yang tidak, mungkin itu adalah faktor niat. Berarti niat harus kita luruskan dahulu dan bagi yang diterima niatnya adalah termasuk orang yang bertakwa. 2. Tercatat sebagai kebaikan. Rasulullah pernah ditanya: ‫ الوا فما ل ا‬.َ‫ى ال س ة أبيكَ إبراهي‬ ْ ‫يا رسول َّللا ما هذه الضاح‬ ‫صوف يَا رسَول‬ ْ ‫ الوا فال‬.ٌ‫فيها يا رسول َّللا ال بكل ْعر لة حس ة‬ ٌ‫صوف حس ة‬ ْ ‫ع ال بكل ْعرةل من ال‬ “Para sahabat bertanya kepada Nabi Saw., ‘Wahai Rasulullah, apakah maksud dari hewan-hewan kurban seperti ini?. Beliau menjawab; ‘Ini merupakan sunnah (ajaran) bapak kalian, Nabi Ibrahim.’ Mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah, lantas apa yang akan kami dapatkan dengannya?’ Beliau menjawab; ‘Setiap rambut terdapat satu kebaikan.’ Mereka berkata, ‘Bagaimana dengan bulu-bulunya wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab: “Dari setiap rambut pada bulu-bulunya terdapat satu kebaikan”. (H.R. Abu Daud). 168 3. Idul Adha mengajarkan kepada kita untuk ibadah sosial dan ibadah individual. Ibadah sosial adalah mengajarkan kita untuk berjiwa sosial, ada rasa solidaritas terhadap sesama, empati terhadap orang lain tanpa memandang jabatan, status sosial, latar belakang pendidikan, suku, bangsa, serta kelas ekonomi. Termasuk juga kita melaksanakan protokol kesehatan di masa-masa adanya virus penyakit yang menyebar. Kita tidak ingin tertular dan kita pun tidak ingin menularkan. Itulah wujud solidaritas terhadap sesama. Sama halnya Nabi Ismail merelakan dirinya disembelih sebagai wujud empati, berarti kita harus punya rasa empati terhadap sesama. 4. Ibadah qurban sebagai ibadah individual maknanya menyembelih ego diri kita. Kita sembelih ego sombong di dalam diri kita, ego merasa diri kita paling benar, paling sempurna dari orang lain, ego benci dengan kelebihan orang lain, ego dendam pada orang lain, ego ingin menghancurkan orang lain, maka melalui qurban inilah kita sembelih ego-ego negatif dalam diri kita untuk kemanfaatan bersama. ‫ وهلل الحمد‬3x ‫ع أكبر‬ Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga kita bisa memetik pelajaran dan hikmah di hari Raya Idul Adha ini dan selalu mendapatkan perlindungan dari Allah SWT. ‫ لن ي ال َّللا لحومها وال دماؤها ولكَن‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ َ‫ بارك ع لى ولكَ فى الأَر ن الكَري‬.)38 :ُّ‫ (الح‬.َ‫ي ال التأوأ م ك‬ َ‫ وتأبل م َهللا ومَ كَ تَلوتَ إن‬.َ‫ونفع ى وإياكَ بالياا والذكر الحكي‬ ‫ أ ََول ََولهللا هََذا وأس َتَفرع ل َهللا ولكَََ ولسََا ر‬.َ‫هََو السََميع العلََي‬ ََََ‫ فاسََََتَفروه إن‬،‫المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا‬ .َ‫هوالَفور الرحي‬ 169 54. Khutbah Idul Adha Aspek Teologis dan Sosiologis Ibadah Qurban Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ ع أكبََر‬.‫ ع أكبَر وهلل الحمَد‬،‫) الإلَ إالع وع أكبَر‬9x( ‫ع أكبَر‬ ‫ لإلَ إال ع وال‬،ً‫ وسبحان ع بكَرة ً وأصَيَل‬,ً‫ والحمد لِل كثيرا‬,‫كبي ًرا‬ ،‫ الإل إال ع وحده‬.‫نعبد إال إياه مخلصين ل الدين ولو كره الكافرون‬ ‫ الإل إال‬،‫صدق وعده ونصر عبده وأع َ ده وه م الح اب وحده‬ ‫ الحمَد لِل الَذي تفضَل‬،‫ الحمَد لِل‬.‫ اهلل أكبَر وهلل الحمَد‬،‫ع وع أكبر‬ ‫ سبحان غافر الذنُ و ابَل‬،‫فهللا هذه اليام العشر على كل عب لد ْكور‬ ‫ أْهد أن ال ال إال ع وحَده ال َْريك لَ وأَْهد‬.‫التوب ْديد العأاب‬ ‫ اللهََ صَل علَى سَيدنا‬.‫أن سيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال نبَهللا بعَده‬ ‫ فيآأيْهََا الحاضََرون‬.‫محمَ لد وعلََى لَ وأصََحاب وسََلَ تسََلي ًما كثيَ ًرا‬ ‫ يآأيْهََا‬: ‫ أوصََيكَ ونفسََهللا بتأََوأ ع كمََا ََال ع تعََالى‬،‫رحمكَََ ع‬ ‫الذين ءام وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah.Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW pernah ditanya “Ajaran Islam apakah yang baik untuk diamalkan?” Nabi SAW menjawab: ‫ وتأَرأ السََلم علَى مَن عرفَت ومَن لََ تعَرف (رواه‬،‫تطعَ الطعام‬ )َ‫البخاري ومسل‬ 170 “Memberi makanan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan kepada orang yang tidak kamu kenal.” (HR. Bukhari dan Muslim). Kata kunci yang ditekankan di hadis ini adalah (‫)تطعَ الطعام‬ yaitu memberikan makanan. Memberikan makan di sini bisa dilihat melalui aspek teologis dan aspek sosiologis. Melalui aspek teologis memberi makan ini dapat kita kaitkan dengan ibadah qurban. Dalam Q.S. al-Kautsar: 2 Allah berfirman: ‫فصل لربك وانحر‬ “Dirikanlah shalat dan berqurbanlah”. Perintah berkurban ini walaupun bersandingan dengan perintah shalat, tetapi menurut mayoritas ulama perintah berqurban termasuk sunnah muakkadah yaitu anjuran yang kuat untuk dilaksanakan bagi orang yang mampu melaksanakannya. Di dalam kitab-kitab fiqh salah satunya al-mu’tamad fi al-fiqh asy-syafi’i bahwa orang yang berqurban dibolehkan memakan daging qurban maksimal 1/3 dan tidak boleh lebih. Kadar 2/3 lainnya termasuk aspek sosiologis. Disebut demikian karena dari 2/3 daging kurban ini digunakan untuk berbagi kepada sesama. Di antara mereka ada yang lemah, fakir, miskin, yatim piatu, orang-orang yang sudah lanjut usia, orangorang yang membutuhkan. Mereka adalah tanggung jawab kita bersama sebagai umat Islam. Dari sinilah kita belajar tentang kesetaraan manusia di hadapan Allah tanpa memandang jabatan, status sosial, latar belakang pendidikan, suku, bangsa, serta kelas ekonomi. Ibadah kurban juga memberikan pesan tentang pentingnya solidaritas, empati terhadap orang lain. Bahkan secara individual, menyembelih hewan kurban adalah maknanya menyembelih ego diri kita. Kita sembelih ego sombong di diri kita, ego merasa diri kita paling benar, paling sempurna dari orang lain, ego benci dengan kelebihan orang lain, ego dendam pada orang lain, ego ingin menghancurkan orang lain, maka melalui kurban inilah 171 kita sembelih ego-ego negatif dalam diri kita untuk kemanfaatan bersama. Disamping ibadah kurban dilihat dari berbagai aspek di atas, ibadah kurban pun dapat dilihat dari makna. Kurban adalah bermakna dekat, berarti dengan berkurban kita ingin mendekatkan diri kita kepada Allah. Mendekatkan diri kepada Allah juga memiliki makna yang luas. Oleh karena itu disamping menyembelih hewan kurban sebagai ibadah kurban, mendermakan harta atau uang untuk kemaslahatan umat seperti pembangunan atau renovasi rumah ibadah dan sarana-sarana yang berguna untuk masyarakat khususnya masyarakat Islam juga termasuk berqurban. Artinya harta atau uang milik kita yang kemudian kita sumbangkan untuk pembangunan atau renovasi mesjid berarti ia adalah termasuk berqurban atau berupaya mendekatkan diri pada Allah. Khususnya orang yang ikut serta dalam pembangunan mesjid, termasuk orang yang memakmurkan mesjid sebagaimana yang disebutkan dalam Q.S.at-Taubah: 18. Balasan untuk mereka tergambar dalam hadis Nabi berikut ini: ‫من ب ى مسجدًا لِل كمفحص طاةل أو أصَر ب ى َّللا ل بيتًا فى الج ة‬ “Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.” (HR. Ibnu Majah) Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga hikmah kurban ini dapat menjadikan kita sebagai hamba yang peduli, peka, memiliki rasa kebersamaan dengan sesama dan tidak hanya memikirkan diri sendiri. ‫ لن ي ال َّللا لحومها وال دماؤها ولكَن‬.َ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَي‬ َ‫ بارك ع لى ولكَ فى الأَر ن الكَري‬.)38 :ُّ‫ (الح‬.َ‫ي ال التأوأ م ك‬ َََ‫ وتأبَََل م َََى ومَََ كَ إن‬.َ‫ونفع َََى وإيَََاكَ بَليَََاا والَََذكر الحكَََي‬ ‫ أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر‬.َ‫هوالسَََميع العلَََي‬ 172 ‫المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا‪ ،‬فاسََََتَفروه إنََََ‬ ‫هوالَفور الرحيَ‪.‬‬ ‫‪173‬‬ 55. Memetik Hikmah pada Peristiwa Gerhana Bulan Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ََ‫ الحمد لِل الذأ سخر لكَ ٱلشم والأمر دا بَين وسَخر لك‬،‫الحمد لِل‬ ‫ وأََْهد أن‬. َ ‫ أََْهد أن ال ال َ إال ع وحََده ال ََْريك ل‬.‫ٱليََل وٱل هََار‬ ‫ أللهَ صل وسَلَ علَى سَيدنا‬.‫سيدنا محمدًا عبده ورسول ال نبهللا بعده‬ ‫ أوصيكَ ونفسى‬. ‫ فيآأيْها ال ا‬.‫محم لد وعلى ل وأصحاب ومن وااله‬ َ‫ يآأيْهَا الَذين أم َوا اتأَوا ع حَ تأات‬:‫ كما ال ع تعَالى‬.‫بتأوأ ع‬ .‫وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Alhamdulillah di usia kita ini, untuk kesekian kalinya ini kita masih diberikan kesempatan untuk menemui peristiwa alam yaitu gerhana bulan. Lebih bersyukur lagi kita diringankan Allah melaksanakan shalat Gerhana bulan secara berjamaah yang merupakan sunat yang sangat dianjurkan, bahkan di mazhab yang lain shalat gerhana bulan dihukumi wajib. Dalam ilmu pengetahuan bahwa terjadinya gerhana bulan itu karena keberadaan bulan itu tertutup oleh bayang bumi baik sebagian secara keseluruhan. Dalam bahasa lain disebutkan bahwa ketika bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama, maka di saat itulah disebut gerhana bulan, karena sinar matahari terhalangi oleh bumi sehingga tidak dapat mencapai bulan. Jika dilihat dari agama, gerhana bulan atau gerhana matahari adalah takdir/ketentuan Allah. Karena dari peristiwa ini ia menjadi bagian dari perputaran waktu dari 174 pergantian menit sampai ke hari, pergantian ke antar bulan dan sampai ke tahun. Di dalam perjalanan waktu tersebut tentu akan terjadi peristiwa-peristiwa semacam ini. Allah berfirman: Q.S. alAn’am: 96 ‫ ذالك تأَدير‬،‫والأمر حسبانًا‬ ‫فال الصباح وَعل الليل سك ًا والشم‬ .َ‫الع ي العلي‬ Dia Allah yang menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Di dalam firman yang lain yaitu Q.S. Yunus: 5: ‫ورا و دره م َازل لتعلمَوا عَدد‬ ً ‫هو الذي َعل الشم ضيا ًء والأمر ن‬ ‫ يفصَل اليَاا لأَو لم‬، ‫ ما خل َّللا ذالَك إال بَالح‬،‫الس ين والحساب‬ ‫يعلمون‬ Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempattempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak [bukanlah dengan percuma, melainkan dengan penuh hikmah]. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orangorang yang mengetahui. Hikmah yang harus kita dapatkan dengan adanya peristiwa ini beberapa di antaranya: 1. Peristiwa ini disebut takdir, artinya Allah lah sang Maha penentu kehidupan kita ini. Kekuasaan apapun yang kita miliki tidak ada apa-apanya bagi Allah; 2. Berjalannya waktu menandakan bahwa kita sudah semakin tua, maka mari kita bersiap-siap bahkan mencari jalan kembali agar kita pulang ke hadirat Allah dalam keadaan tenang. 175 3. Mumpung masih ada kesempatan, mari kita bertobat dengan tobat yang sebenarnya agar kesalahan dan maksiat yang pernah kita lakukan tidak diulang 4. Mumpung masih ada umur, mari kita perbanyak amal, mempergunakan harta kita untuk kebaikan, berderma atau bersedekah agar jembatan shirathal mustaqim yang akan kita lalui nanti bertambah lebar. Masih banyak lagi hikmahhikmah yang dapat kita peroleh dari peristiwa besar ini yang semuanya itu adalah tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya adalah mari kita mengambil hikmah dari peristiwa gerhana bulan ini, agar menjadi ingatan bagi kita bahwa waktu merupakan pergerakan untuk menuju titik akhir kehidupan kita. َ ‫ إن السَمع والبصََر والفََؤاد كَ ْل أول ََك كََان ع‬.َ‫الََرَي‬ ‫أعََوذ بََاهلل مََن الشََيطان‬ َ‫ بارك ع لى ولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإيَاك‬.)36 :‫مسئوالً (السراء‬ ‫ أ َول‬.َ‫ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي‬.َ‫بَلياا والذكر الحكي‬ ‫َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا‬ .َ‫ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي‬،‫والمؤم ين والمؤم اا‬ 176 56. Naskah Khutbah Wukuf di Arafah Syukur dan Muhasabah Diri Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759 ‫ الحمد لِل الَذأ َعَل البيَت مثابَةً لل َا وَعل َا مَن المَة‬،‫الحمد لِل‬ ‫سيدنا محمَ لد صَلى ع عليَ وسَلَ وَمع َا فَهللا هَذا المكَان الشَري‬ َُّ ‫ أََْهد أن ال ال َ إال ع وحََده ال ْ َريك ل َ الََذي َعََل ح‬.‫بالمََان‬ ‫البيت من الشريعة رك ًَا وصَرف وَوه َا الَى بلتَ فكَان ذالَك مَن‬ ‫ وأْهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسول ال نبهللا بعده نبيًَّا‬،‫نعمة العظمى‬ ‫ أللهَََ صََل وسََلَ علََى سََيدنا محم َ لد وعلََى ل َ وأصََحاب‬.‫ورسََو ًال‬ ‫ فياأيْهَََا الحاضَََرون وضَََيوف الَََرحمن‬.‫وأتباعَََ إلَََى يَََوم الأيامَََة‬ ‫ يآأيْهََا‬:‫ كمََا َال ع تعََالى‬.‫ أوصََيكَ ونفسََى بتأََوأ ع‬.‫رحمكَََ ع‬ ‫ فإن خير‬،‫الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون‬ .‫ال اد التأوأ وههللا نعمة العدة ليوم الميعاد‬ Jamaah Haji, Para tamu Allah yang dirahmati Allah. Pada hari yang penuh berkah, rahmat dan keampunan ini, khathib ingin mengajak kita semua untuk bersama-sama memanjatkan puja dan puji syukur kita kepada Allah SWT atas segala kasih sayangNya kepada kita semua. Selanjutnya, marilah kita bersama-sama menghaturkan shalawat dan salam kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah berjuang menegakkan agama Islam dan membimbing umatnya agar hidup di jalan yang diridhai Allah. Semoga rahmat Allah selalu berlimpah kepadanya dan mudah-mudahan kita mendapatkan syafaat dari beliau ketika di hari perhitungan kelak. Atas dasar semua ini, maka selayaknya kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi sekaligus berupaya meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Saat ini kita sedang berada dan berkumpul di tanah suci, tanah Arafah. Pada hari ini Allah mengabulkan semua 177 permintaan dan doa kita, mengabulkan hajat dunia dan akhirat kita asalkan kita benar-benar dan serius meminta dengan segala kerendahan hati kita. Nabi bersabda: )‫ (الترمذي‬،‫خير الدْعاء دعاء يوم عرفة‬ Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah Dengan adanya kita di sini, tidak ada kata lain yang dapat kita ucapkan, tidak ada kalimat lain yang dapat kita rangkaikan selain ucapan syukur yang tidak terkira atas kesempatan yang diberikan dan anugerah yang kita terima dari Allah SWT. Saya ingin mengatakan bahwa kita adalah orang-orang yang beruntung, kita adalah orang yang beruntung, kita adalah orang yang beruntung. Saya yakin, bahwa padang Arafah ini sangat diimpikan oleh semua umat Islam di dunia ini. Saya yakin semua umat Islam ingin berkumpul di tanah Arafah ini, dan pada saat ini kita ditakdirkan Allah untuk berada di tempat yang mulia ini. Tidakkah ini adalah nikmat terbesar Allah. Allah berfirman: )13 :‫فبَي الء ربكما تكذبان (الرحمن‬ Nikmat Allah yang mana lagi yang kamu dustakan. Perlu kita sadari bahwa tidak semua orang dapat merasakan nikmat ini. Mungkin ada di antara saudara kita, suami atau istri kita bahkan orang tua kita belum dapat giliran untuk ke tempat ini, bahkan di antara mereka ada yang tidak sempat karena lebih dahulu dipanggil oleh Allah. Mungkin, karena faktor ekonomi atau karena membiayai sekolah kita, sehingga orang tua kita tidak memiliki kemampuan untuk mendaftarkan diri berhaji. Mereka mengabaikan keinginan mereka asalkan kita bisa hidup dan berpendidikan. Ada pula suami istri bekerja bersama dan mendaftar haji bersama, tetapi karena kematian adalah kekuasaan Allah, akhirnya ketika tiba masanya untuk berhaji, ternyata hanya salah seorang yang dapat berangkat haji. Maka di kesempatan ini mari kita doakan orangorang yang telah berjasa dalam kehidupan kita dan semoga keluarga kita dapat pula melaksanakan ibadah ini serta bagi 178 keluarga yang telah mendahului kita dan tidak sempat melaksanakan ibadah agar diampuni Allah SWT. Disamping rasa syukur kita atas nikmat ini semua, hal yang penting pula kita lakukan adalah muhasabah diri. Coba tengok diri kita ini, kelebihan apa yang kita miliki. Kita ini hanyalah setumpuk tulang yang dibungkus oleh daging, bahkan dalam keseharian dalam kehidupan, kita masih berbaur dengan kemaksiatan. Ketika kita shalat, kerap kali kita tidak khusyu, Alquran yang kita baca, masih belum bisa kita ambil pelajaran di dalamnya, bahkan membacanya pun kita tidak fashih, ketika berzikir pun, zikir yang kita baca tidak sampai menyentuh ke hati, bahkan ketika kita sujud, hati dan pikiran kita masih melayang-layang ke mana-mana. Tetapi, entah mengapa pada tahun ini kita dipilih menjadi orang yang bisa bersimpuh di tanah Arafah ini. Jawabannya adalah disamping karena sudah sampai panggilannya, juga semua ini karena kasih sayang Allah kepada kita. Oleh karena itu, tentunya di tanah inilah kita bertafakur atas segala kebaikan Allah dan berupaya agar hati kita selalu berhubungan dengan Allah. Namun demikian, bukan berarti karena kita mendapatkan kehormatan sebagai tamu Allah dan dapat berkumpul di sini, membuat kita berbangga diri dan merasa lebih baik dari orang lain, tentu bukan seperti ini maksudnya. Kita yang berhaji ini, bukan berarti lebih baik, lebih alim atau lebih dekat dengan Allah daripada saudara-saudara kita yang ada di tanah air. Lagi-lagi saya katakan bahwa kita di sini adalah semata-mata karena anugerah dan rahmat Allah SWT. Bisa jadi adanya kita di sini adalah karena doa orang-orang alim, guru-guru kita, orang tua kita, saudara-saudara kita bahkan doa-doa orang yang tidak kita ketahui orangnya. Oleh karena itu, kembali perlu kita meluruskan niat atau tujuan kita berhaji ini. Nabi Muhammad bersabda: ‫ئ ما ن و أ‬ ‫ وإنما لكل امر ل‬،‫إنما العمال بال ياا‬ 179 Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung dengan niatnya dan seseorang akan memperoleh sesuai dengan yang diniatkannya. Jika niatnya hanya untuk mendapatkan gelar haji, maka gelar haji itu saja yang diperolehnya. Tentu kita di sini tidak menginginkan hal seperti itu. Di padang Arafah hari ini kita bersimpuh dengan pakaian ihram, lembaran kain yang tidak berjahit dililitkan ke tubuh kita, hampir sama seperti jenazah yang akan menghadap Allah yang Kuasa. Semua kita ini akan pasti merasakan kematian itu. Allah berfirman ‫فإذا َاء أَلهَ ال يستَخرون ساعةً وال يستأدمون‬ Maka apabila telah datang ajal mereka, maka tidak ada yang dapat menunda atau mempercepatnya. Ketika kita menghadap Allah, kita tidak membawa apaapa. Pangkat, jabatan dan kedudukan serta status sosial lainnya hanya menjadi kenangan. Pakaian ihram ini mengajarkan kita bahwa ketika kita lahir tidak membawa apa-apa, maka kembali kepada Allah pun juga tidak membawa apa-apa kecuali amal ibadah yang pernah kita lakukan semasa hidup dan doa dari anak serta keluarga kita. Begitu juga kita yang berkumpul di sini, laksana seperti berkumpul di padang Mahsyar. Masing-masing kita akan mempertanggungjawabkan segala perbuatan dan kelakuan kita sewaktu di dunia. Perbuatan apapun, baik itu perbuatan yang baik terlebih lagi yang buruk walau sekecil zarrah pun pasti kita akan melihatnya. Tidak ada yang dapat kita simpan atau kita dustakan karena seluruh anggota tubuh kita akan berbicara dan menjadi saksi terhadap apa-apa yang pernah kita lakukan. Oleh karena itu mumpung kita masih hidup dan dari wukuf yang kita lakukan hari ini, disamping harapan kita Allah mengabulkan segala hajat dunia dan akhirat kita, kita juga sangat berharap ampunan Allah SWT atas segala dosa yang pernah kita lakukan. Pada hari ini Allah mengampuni dosa-dosa siapa pun 180 yang memohon keampunan asalkan bertekad tidak mengulangi perbuatan dosa-dosa itu. Dalam sebuah hadis Nabi disebutkan: ‫ما من يـو لم أكثر من ان يعـت ع في عبـدًا من ال ار من يوم عـرف لة‬ “Tiada hari yang Allah lebih banyak membebaskan hambahamba-Nya dari neraka (melebihi) hari Arafah.” (HR. Muslim dari Aisyah RA). Hadis ini mengisyaratkan bahwa pelaku dosa yang seharusnya masuk neraka, tetapi karena dapat berkumpul di padang Arafah ini seraya bertaubat dengan taubat yang sebenarnya, maka akhirnya mereka pun terbebas dari ancaman ini yang artinya diampuni oleh Allah SWT dosa-dosanya. Dengan niat yang kuat untuk bertaubat yang sebenarbenarnya, maka tidak ada harapan lain semoga kita mendapatkan haji yang mabrur yang diterima Allah SWT. Rasulullah ketika ditanya tanda haji mabrur, beliau menjawab ‫عمل بعد الحـُّ خي ٌر من بـل‬ Orang yang disebut sebagai haji mabrur adalah jika perbuatannya lebih baik dari sebelumnya. Kalau sebelumnya suka riya, sombong, menzhalimi orang lain, maka setelah berhaji kita meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Kita berupaya agar dapat bertutur kata yang baik, tidak lagi mengganggu orang lain bahkan ibadah vertikal dan horisontal pun tambah giat, maka inilah yang disebut haji mabrur. Rasulullah menyatakan melalui sabdanya: ‫ل َ ٌء إال الجـ ة‬ ‫الح ُّْ المبـرور لي‬ Haji mabrur, tiada balasan baginya kecuali surga. Inilah khutbah Arafah yang dapat disampaikan. Mari kita gunakan waktu kita di sini untuk berdoa, berzikir, bertasbih, bershalawat dan ibadah lainnya. Mohonkan doa untuk hajat kita dan keampunan dosa kita serta kita berupaya agar perilaku kita baik yang zahir atau pun batin termasuk pula perkataan kita untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Semoga orang tua kita, saudara-saudara kita dan seluruh keluarga kita dikabulkan 181 ‫‪pula hajat mereka dapat pula menunaikan ibadah sebagaimana‬‬ ‫‪kita lakukan.‬‬ ‫أعوذ باهلل من الشيطان الرَيَ‪ .‬ومَن تَاب وعمَل صَال ًحا فإنَ يتَوب‬ ‫إلََى َّللا متابًََا (الفر ََان‪ .)71 :‬بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن الكََريَ‬ ‫ونفع َََى وإيَََاكَ بَليَََاا والَََذكر الحكَََيَ‪ .‬وتأبَََل م َََى ومَََ كَ إنَََ‬ ‫هوالسَََميع العلَََيَ‪ .‬أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر‬ ‫المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا‪ ،‬فاسََََتَفروه إنََََ‬ ‫هوالَفور الرحيَ‪.‬‬ ‫‪Khutbah ke dua di Arafah‬‬ ‫الحمد لِل على إحسَان وال ْ‬ ‫شَكر لَ علَى توفيأَ وامت انَ ‪ .‬أَْهد أن ال‬ ‫ال إال ع وحده ال ْريك ل ‪ .‬وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول‬ ‫ال نبهللا بعده ن أللهَ صل وسلَ على سيدنا محم لد وعلى ل وأصَحاب‬ ‫أَمعين‪ .‬أما بعد‪ .‬فيآأيهاال ا ‪ ،‬أوصَيكَ ونفسَى بتأَوأ ع‪ .‬كمَا َال‬ ‫ع تعََالى‪ :‬فََاتأوا َّللا مََا اسََتطعتَ واس َمعوا وأطيعََوا وأنفأََوا خيَ ًَرا‬ ‫لنفسكَ ‪...،‬و ال أيضا‪ :‬إن َّللا ومَل كتَ يصَلْون علَى ال بَهللا يَآ أيْهَا‬ ‫الذين م وا صلْوا علي وسلموا تسلي ًما‪.‬‬ ‫أللهَ صل وسلَ على سيدنا محم لد ال بَهللا الواه‪ ،‬وعلَى لَ وأصَحاب‬ ‫ومن وااله‪ ،‬وارض اللهَ عن أصحاب أبهللا بك لر وعمر وعثمان وعلهللا‬ ‫وعلى سآ ر أصحاب نبيك أَمعين وعن التابعين وتابع التابعين ومن‬ ‫ان الى يوم الدين‪ .‬مين مين مين يارب العالمين‪.‬‬ ‫تبعهَ بإحس ل‬ ‫‪Pada saat dan waktu yang hening dan sakral ini kita semua‬‬ ‫‪mengharap rahmat, ridha dan ampunan Allah SWT. Mudah‬‬‫‪mudahan kita kembali ke tanah air dalam keadaan bersih dan‬‬ ‫‪suci bagaikan anak yang baru lahir, mendapatkan Haji Mabrur.‬‬ ‫‪Ya Allah, Inilah kami hamba-hamba-Mu yang berlumur‬‬ ‫‪dosa, kini kami memohon ampun kepada-Mu, betapapun kami‬‬ ‫‪182‬‬ tidak bisa melihat-Mu, tetapi saat Engkau menatap kami. Engkau tahu persis apa yang kami lakukan, bahkan termasuk apa-apa yang terucap dalam batin kami. Engkau tahu persis setiap kebohongan kami. Engkau telah mengetahui janji yang tidak kami tepati. Engkau pun tahu apa yang dilakukan oleh tubuh ini. Semua maksiat yang pernah pernah kami lakukan telah Engkau saksikan semuanya. Dengan tubuh yang kotor ini, malu rasanya ya Allah berada di hadapan-Mu. Kami telah kotori tubuh ini dengan maksiat, kami lumuri dengan aib. Kami lumuri dengan kebusukan hati kami yang suka menyombongkan menyombongkan apa yang Kau titipkan, memamerkan yang tidak seharusnya dilakukan bahkan diiringi pula dengan kedengkian. Ya Allah kami ingin merubahnya. Bantu kami ya Allah. Dengan karuniaMu, jadikan kami sebagai orang yang terpelihara. Yang asalnya berlumur nista dan aib berubah menjadi orang yang mulia disisi-Mu, dari malas, lalai, menjadi rajin, dari kebodohan kami yang tiada berilmu menjadi orang yang benarbenar kau selimuti dengan ilmu-Mu. ‫ توبَةً نصَو ًحا يَا إله َا … وتوبَةً بَل‬، ‫اللهَ انا نسَلك توبةً نصَو ًحا‬ ‫ والعفَو‬، ‫ ومَفَرة ً ورحمَةً بعَد المَوا‬،‫ وراحةً ع َد المَوا‬، ‫الموا‬ …‫ع د الحساب والفوز بالج ة وال جاة من ال ار‬ Ya Allah, beriringan dengan taubat kami, ampunkanlah dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami yang telah memelihara kami sejak dalam kandungan sampai saat ini. Ampunkan dan berikan rahmatmu kepada mereka ya Allah. Berikanlah taufik dan hidayahMu kepada mereka ya Allah. Ya Allah ampuni pula dosa-dosa keluarga kami, dosa anak-anak kami, dosa pasangan hidup kami, dosa seluruh keluarga kami, dosa semua guru-guru kami dan dosa orang-orang yang berjasa dalam kehidupan kami serta seluruh kaum Muslimin dan muslimat baik yang masih hidup ataupun telah meninggal dunia. 183 Ya Allah, sehatkan dan hilangkan penyakit yang ada dalam tubuh dan dalam tubuh istri atau suami dan anak-anak serta orang tua kami termasuk pula keluarga-keluarga kami ya Allah. Cabut ya Allah penyakit yang menggerogoti tubuh kami ini. Semua itu agar kami dapat beribadah dengan baik dan maksimal. Ya Allah panjangkan usia dan usia istri atau suami dan anak-anak serta orang tua kami termasuk pula keluargakeluarga kami. Berikanlah kesempatan kepada kami agar bisa hidup lebih lama, tentunya dalam janji untuk selalu taat kepadaMu. Ya Allah, berikanlah rezeki yang berlimpah kepada kami, kepada istri atau suami dan anak-anak serta orang tua kami termasuk pula keluarga-keluarga kami, tentunya dengan janji menggunakan harta tersebut hanya untuk ridhaMu serta dapat berulang-ulang, berulang ulang, berulang ulang datang ke baitullah dan padang Arafah ini. Berikan pula kesempatan kepada keluarga istri atau suami dan anak-anak serta orang tua kami termasuk pula keluarga-keluarga kami untuk melaksanakan ibadah seperti yang kami lakukan saat ini dan menjadi tamuMu sebagaimana saat ini kami rasakan. ‫اللهَََ اغفََر للمََؤم ين و المؤم ََاا و المسََلمين و المسََلماا الحيََاء‬ ‫مَََ هَ و المَََواا انَََك سَََمي ٌع ريٌَََُ مجيَََُ الَََدعواا و اضَََهللا‬ ‫ اللهَََ رب ََا ال ت َ غ لوب ََا بعََد اذهََديت ا و هبل ََا م َن لََدنك‬.‫الحاَََاا‬ ‫ رب ا ال تجعل فى لوب ا غ ًَّل للذين ام وا رب ا‬.‫رحمةً انك انت الوهاب‬ ‫ رب ََا هبل ََا مََن ازواَ ََا و ذريت ََا ََرة اعََي لن و‬.ٌَ ‫ف رحََي‬ ٌ ‫انََك رؤو‬ ‫ رب ا ات ا فى الدْنيا حسَ ةً و فَى الخَرة حسَ ةً و‬.‫اَعل ا للمتأين اما ًما‬ .‫ا عذاب ال ار‬ ‫ ان َّللا يَََمر بالعََدل واالحسََان وايتََآئ ذأ الأربََى وي هََى‬،‫عبََاد ع‬ ‫ فََاذكروا ع‬.‫ع َن الفحشََآء والم كََر والبَََهللا يعظكَََ لعلكَََ تََذكرون‬ 184 ‫العظيَ يذكركَ واْكروه على نعم ي دكَ واسئلوه من فضل يعطكََ‬ ‫ولذكر ع أكبر‪.‬‬ ‫‪185‬‬ ‫‪57. Teks Khutbah Jumat yang Kedua‬‬ ‫الحمد هلل على احسَان وال ْ‬ ‫شَكر لَ علَى توفيأَ وامت انَ ‪ .‬أَْهد أن ال‬ ‫ال إال ع وحده ال ْريك ل ‪ .‬وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول‬ ‫النب َهللا بع َده‪ .‬ألله ََ ص َل وس َلَ وبََارك علََى س َيدنا محم َ لد وعلََى ل َ‬ ‫وأصحاب ومن وااله‪ .‬أما بعد‪ .‬فيآأيْهاال َا ‪ ،‬أوصَيكَ ونفسَهللا بتأَوأ‬ ‫ع كما ال ع تعالى‪ :‬فاتأوا ع مااستطعتَ واسمعوا وأطيعوا وأنفأوا‬ ‫ض َا‪ :‬إن ع ومآل كت َ يص َلْون علََى ال ب َهللا‪،‬‬ ‫خي َ ًرا لنفس َكَ‪ .‬و َال أي ً‬ ‫يآيْها الذين أم وا صَلْوا عليَ وسَلموا تسَلي ًما‪ .‬أللهََ صَل وسَلَ علَى‬ ‫سَيدنا محمَدن ال بَهللا الواه‪ ،‬وعلََى لَ وصَحب ومَن وااله‪ ،‬وارض‬ ‫اللهَََ عََن أصََحاب أبََهللا بكََ لر وعمََر وعثمََان وعلََهللا وعلََى سََآ ر‬ ‫أصَحاب نبيَك أَمعَين وعَن التَابعين ومَن تَبعهَ بإحسَان إلَى يَوم‬ ‫الََدين‪ .‬مََين مََين مََين يَارب العَالمين‪ .‬أللهََ اغفَر ل َا وللمسَلمين‬ ‫والمس َلماا‪ ،‬والم َؤم ين والمؤم َاا‪ ،‬ألحي َاء م َ هَ والم َواا‪ ،‬إن َك‬ ‫سمي ٌع ريٌُ مجيُ الدعواا‪ .‬أللهَ إنا نسئلك الهدأ والت ْأَى والعفَاف‬ ‫والَ ى‪ .‬رب ا ت افى الدْنيا حس ةً وفى الخرة حس ةً و ا عذاب ال ار‪.‬‬ ‫عباد ع‪ ،‬إن ع يَمر بالعدل والحسان وإيتآء ذأ الأربى وي هى عن‬ ‫الفحشَآء والم كَر والبََى يعظكََ لعلكََ تَذكرون‪ .‬فَاذكروع العظَيَ‬ ‫يذكركَ ‪ ،‬واسئلوه من فضل يعطكَ ولذكرع أكبر‪.‬‬ ‫‪186‬‬ ‫‪Teks Khutbah Id yang Kedua‬‬ ‫اهلل أكبََر ‪ 7x‬لإل َ إال ع وع أكبََر‪ ،‬اهلل أكبََر وهلل الحمََد‪ .‬الحمََد هلل‬ ‫على احسان وال ْ‬ ‫شكر ل علَى توفيأَ وامت انَ ‪ .‬أَْهد أن ال الَ إال ع‬ ‫وحده ال ْريك ل ‪ .‬وأْهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسول النبهللا بعَده‪.‬‬ ‫أللهَ صل وسلَ وبارك على سيدنا محمَ لد وعلَى لَ وأصَحاب ومَن‬ ‫وااله‪ .‬أما بعد‪ .‬فيآأيْهاال ا ‪ ،‬أوصَيكَ ونفسَهللا بتأَوأ ع كمَا َال ع‬ ‫تعالى‪ :‬فاتأوا ع مااستطعتَ واسمعوا وأطيعوا وأنفأوا خي ًرا لنفسكَ‪.‬‬ ‫ضَا‪ :‬إن ع ومآل كتَ يصَلْون علَى ال بَهللا‪ ،‬يآيْهَا الَذين أم َوا‬ ‫و ال أي ً‬ ‫صلْوا علي وسلموا تسلي ًما‪ .‬أللهَ صل وسلَ على سيدنا محمدن ال بَهللا‬ ‫الواه‪ ،‬وعلى ل وصحب ومن وااله‪ ،‬وارض اللهَ عن أصحاب أبهللا‬ ‫بك لر وعمر وعثمان وعلهللا وعلى سآ ر أصَحاب نبيَك أَمعَين وعَن‬ ‫التابعين ومن تبعهَ بإحسَان إلَى يَوم الَدين‪ .‬مَين مَين مَين يَارب‬ ‫العََََالمين‪ .‬أللهَََََ اغفََََر ل ََََا وللمسََََلمين والمسََََلماا‪ ،‬والمََََؤم ين‬ ‫والمؤم َََاا‪ ،‬ألحيَََاء مَََ هَ والمَََواا‪ ،‬إنَََك سَََمي ٌع ريٌَََُ مجيَََُ‬ ‫الدعواا‪ .‬أللهَ إنا نسئلك الهدأ والت ْأى والعفاف والَ ى‪ .‬رب ا ت َافى‬ ‫الدْنيا حس ةً وفى الخرة حس ةً و ا عذاب ال ار‪.‬‬ ‫عباد ع‪ ،‬إن ع يَمر بالعدل والحسان وإيتآء ذأ الأربى وي هى عن‬ ‫الفحشََآء والم كََر والبَََى يعظكَََ لعلكََ تََذكرون‪ .‬فََاذكروع العظََيَ‬ ‫يذكركَ ‪ ،‬واسئلوه من فضل يعطكَ ولذكرع أكبر‪.‬‬ ‫‪187‬‬ BIODATA PENULIS Dr. H. Abdul Helim, S.Ag, M.Ag bin Husni bin Riduan bin Tamim Ali Asad bin Busaif adalah anak pertama dari pasangan Husni dan Tasminah. Ia dilahirkan pada hari Rabu tanggal 13 April 1977 M bertepatan pada tanggal 24 Rabi‘ul Akhir 1397 H di Desa Magantis yang kini menjadi salah satu daerah di Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah. Di Desa kelahirannya ini ia memulai Pendidikan Dasar dan aktif mengikuti Pendidikan Diniyah di sore hari sampai malam hari. Setamat Pendidikan Dasar pada tahun 1990, ia melanjutkan pendidikan agama ke Pondok Pesantren Al-Falah Banjar Baru Kalimantan Selatan. Namun karena berbagai faktor termasuk masalah ekonomi, ia hanya menempuh pendidikan di lembaga ini selama 4 tahun dan kemudian kembali ke desanya. Pada tahun 1994 ia mengikuti ujian persamaan tingkat Madrasah Tsanawiyah. Setelah itu sejak tahun 1994 itu pula sampai tahun 1997 di siang harinya ia sekolah di bidang kejuruan setingkat sekolah umum, sementara pada pagi harinya ia bekerja membantu orang tua dan pada malam harinya atau di waktuwaktu tertentu ia belajar agama dari rumah ke rumah Guru termasuk belajar karya-karya ulama klasik. Setelah menyelesaikan pendidikan tersebut ia berangkat ke ibu kota Kalimantan Tengah dan sambil bekerja serabutan yang penting halal ia mulai berkenalan dengan dunia kampus. Pada tahun 2001 ia dapat menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) Ahwal al-Syakhshiyah di STAIN Palangka Raya Kalimantan Tengah. Kemudian pada tahun 2006 ia terdaftar sebagai mahasiswa Strata Dua (S2) di Univ. Muh. Surakarta dengan konsentrasi fiqh/ushul 188 fiqh, dan pada akhir tahun 2008 ia dapat menyelesaikan pendidikannya di Kampus ini. Pada tahun 2014 ia kembali melanjutkan pendidikan ke Strata Tiga (S3) di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Program Studi Dirasah Islamiyah konsentrasi Fiqh/Ushul Fiqh. Di awal tahun 2017 ia dapat menyelesaikan pendidikan tersebut dengan judul Disertasi ”Pemikiran Hukum Ulama Banjar terhadap Hukum Perkawinan Islam”. Karya ilmiah yang dihasilkan berupa buku disamping yang ada di tangan pembaca ini adalah: 1. Konsep Kesaksian: Hukum Acara Perdata di Peradilan Agama, Malang: Setara Press, 2015. 2. Belajar Administrasi melalui Alquran: Eksistensi Pencatatan Akad Nikah, Yogyakarta: K-Media, 2017. 3. Menelusuri Pemikiran Hukum Ulama Banjar Kontemporer: Akad Nikah tidak Tercatat, Poligami, Cerai di Luar Pengadilan dan Nikah di Masa Idah, Malang: Intelegensia Media, 2018. 4. Maqa>s}id Al-Shari>‘ah Versus Us}u>l Al-Fiqh (Konsep dan Posisinya dalam Metodologi Hukum Islam), Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2019. 5. Khutbah Jumat 7 Menit, Purbalingga: Eureka Media Aksara, 2021. Karya-karya berbentuk artikel yang diterbitkan di beberapa jurnal adalah: 1. Bagian Anak Laki-Laki dan Anak Perempuan dalam Kewarisan Islam menurut Pandangan Munawir Sjadzali (2005). 2. Otoritas Mashlahah dalam membangun Fikih Dinamis (2006). 3. Memposisikan Kembali Syar‘u man Qablana Sebagai Istinbāth Hukum Islam (2006). 4. Legislasi Syari’at sebagai Bentuk Ijtihad Kolektif (2007). 5. Fiqh Elektronik: KTP Online Sebuah Tawaran (2008). 6. Paradigma Fikih Aspiratif: Demonstrasi dalam Nalar Dzari‘ah (2009). 189 7. Fikih Good Governance (Electronic Government Dalam Nalar Mashlahat) (2009). 8. Realitas Akad Nikah Ulang dalam Timbangan Nalar Ushul Fikih (2010). 9. Bersanding dalam Resepsi Perkawinan: Refleksi atas Pandangan dan Perilaku Hukum di Kota Palangka Raya (2011). 10. Membaca kembali ‘Illah Doktrin Idah dalam Perspektif Ushul Fiqh (2012). 11. Poligami Perspektif Ulama Banjar (2017). 12. Keikutsertaan masyarakat muslim dalam upacara tiwah agama Hindu Kaharingan di Kota Palangka Raya (2019). Di samping menulis dan melaksanakan tugas mengajar di IAIN Palangka Raya yang dimulai sejak tahun 2003 sampai sekarang, Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahlatul Ulama (PW ISNU) Kalimantan Tengah 2020-2025 ini, di beberapa kesempatan ia diminta untuk mengisi acara seminar seputar hukum Islam di beberapa instansi. Di masyarakat ia juga aktif memberikan materi pada pengajian-pengajian keagamaan dan termasuk pula pada waktu-waktu yang dibutuhkan atau di harihari besar Islam, ia sering diminta untuk memberikan ceramah agama. Dalam kegiatan tahunan, ia termasuk salah seorang juri di salah satu cabang lomba Musa>baqah Tila>watil Qur’a>n (MTQ) Tingkat Kota dan Provinsi Kalimantan Tengah. Ia juga aktif mengabdikan diri di organisasi keagamaan untuk ikut berkiprah dalam memperjuangkan Islam yang tawassut} + i‘tida>l (moderat), tasa>muh} (toleran), tawa>zun (seimbang) dan amr ma‘ru>f nahy munkar. Alamat email penulis (helim1377@gmail.com) dan Nomor Kontak 081349150759. 190