KHUTBAH JUMAT
7 MENIT
Dr. H. Abdul Helim, S.Ag., M.Ag.
PENERBIT CV.EUREKA MEDIA AKSARA
i
KHUTBAH JUMAT 7 MENIT
Penulis
: Dr. H. Abdul Helim, S.Ag., M.Ag.
Editor
: Baihaki, M.Ag.
Desain Sampul : Eri Setiawan
Tata Letak
: Fachri Ulil Albab
ISBN
: 978-623-5581-74-3
Diterbitkan oleh : EUREKA MEDIA AKSARA, NOVEMBER 2021
ANGGOTA IKAPI JAWA TENGAH
NO. 225/JTE/2021
Redaksi:
Jalan Banjaran, Desa Banjaran RT 20 RW 10 Kecamatan Bojongsari
Kabupaten Purbalingga Telp. 0858-5343-1992
Surel : eurekamediaaksara@gmail.com
Cetakan Pertama : 2021
All right reserved
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau
seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun dan dengan cara
apapun, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik
perekaman lainnya tanpa seizin tertulis dari penerbit.
ii
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang tidak terhingga kepada Allah SWT yang
selalu memberikan kekuatan, kesabaran, keseimbangan dan daya
tahan tubuh serta pikiran sehingga buku khutbah 7 Menit ini dapat
diselesaikan. Salawat dan salam selalu tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, para keluarga, sahabat
dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Buku yang ada di tangan pembaca ini merupakan kumpulan
dari khutbah-khutbah yang disusun dan disampaikan penulis
sendiri di mimbar-mimbar khutbah selama beberapa tahun. Tematema yang ditulis menyesuaikan dengan waktu dan tempat serta
kondisi yang terjadi baik lokal atau pun nasional. Bahasa yang
digunakan dalam naskah khutbah ini semaksimalmungkin
menggunakan bahasa masyarakat dan terkadang tidak terlampau
memperhatikan kaidah-kaidah dalam bahasa tulisan. Sebaliknya
bahasa yang digunakan di dalam khutbah ini cenderung
menggunakan bahasa lisan dan lebih dialogis. Intinya bahasa
keinginan terdalam dalam penyampaian khutbah adalah agar lebih
mudah dipahami oleh berbagai kalangan.
Harapan penulis semoga buku khutbah 7 menit ini dapat
digunakan para khatib atau menjadi bahan perbandingan atau juga
menjadi salah satu sumber referensi bagi orang yang ingin
mempelajari agama Islam pada tema-tema tertentu. Kekurangan dan
kesalahan tentu dimiliki oleh setiap manusia. Begitu juga dalam
buku ini sangat dipastikan ada kekurangan dan kesalahan yang
dibuat.
Palangka Raya, November 2021
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iv
BAGIAN 1 ADA APA DENGAN KHUTBAH 7 MENIT .............. 1
1. Mengapa Khutbah 7 Menit ......................................................... 1
2. Dasar Khutbah 7 Menit ............................................................ 3
3. Khutbah 7 Menit Tanda Ke-faqih-an Khatib? ....................... 4
4. Manfaat Khutbah 7 Menit ........................................................ 5
5. Syarat Khutbah .......................................................................... 5
6. Rukun Khutbah ......................................................................... 6
7. Sunat-Sunat Khutbah ............................................................... 6
8. Makruh Khutbah....................................................................... 7
BAGIAN 2 TOPIK-TOPIK KHUTBAH ............................................ 8
1. 5 Golongan Su’ul Khatimah .................................................... 8
2. Belajar dari Sifat Allah al-Malik ............................................ 12
3. Berpikir Positif Untuk Wujudkan Hati yang Tenang .............. 15
4. Cara Mendapatkan Kesenangan yang Diridhai ................. 18
5. Cara Meraih Kebaikan Dunia dan Akhirat ......................... 21
6. Dengan Siapa Anak Belajar Agama, Tanggung
Jawab Siapa .............................................................................. 24
7. Empat Ciri Orang Bahagia ..................................................... 27
8. Filosofi 40 ................................................................................. 30
9. Hadapi Corona dengan Tawakkal dan Ikhtiyar ................. 33
10. Haji Gratis, Siapa Mau?.......................................................... 36
11. Hikmah Peringatan Hari Ibu ................................................. 39
12. Menyambut Tahun Baru Masehi .......................................... 42
13. Makna Asyura 10 Muharram ................................................ 45
14. Makna Hijrah ........................................................................... 48
15. Memaknai Perubahan Nama Yatsrib menjadi
Madinah ................................................................................... 51
16. Hikmah Awal Tahun: Antara Ingat Ajal dan Optimis ............ 54
iv
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
Membaca Hikmah Bulan Muharram ................................... 57
Syukur sebagai Hikmah Tahun Baru ................................... 60
Bulan Sya’ban: Persiapan untuk Fokus Ramadhan ........... 63
Menyambut Ramadhan ......................................................... 66
Ramadhan Laksana Danau Penuh Ikan .............................. 69
Pelajaran Bulan Ramadhan (1).............................................. 72
Pelajaran yang Diambil dari Bulan Ramadhan (2)............ 75
Ramadhan Hampir Berakhir: Jangan Menjadi Orang
Bangkrut .................................................................................. 78
Bulan Syawal: Jangan Lupakan Ramadhan ........................ 81
Jangan Suka Mencela ............................................................. 84
Keutamaan Bulan Dzulqa’dah .............................................. 87
Memaknai Ibadah Qurban .................................................... 90
Kriteria Orang yang Baik dalam Islam ................................ 93
Membaca Hikmah di Balik Waktu-waktu Shalat ............... 96
Membiasakan Shalat Tepat Waktu dan Berjamaah di
Mesjid ....................................................................................... 99
Meneladani Akhlak Rasulullah .......................................... 102
Menghadirkan Nabi ke dalam Diri .................................... 105
Menjaga Anggota Tubuh dari Dosa ................................... 109
Menjaga dan Memelihara Lisan ......................................... 112
Menyusahkan Orang Lain ................................................... 115
Hidup Memang Berliku ....................................................... 118
Hikmah dari Peringatan Nuzulul Quran ......................... 121
Pentingnya Tabayyun terhadap Segala Berita atau
Informasi .................................................................................... 124
Jadikan segala Aktivitas sebagai Ibadah ........................... 127
Perbarui Niat dalam Setiap Langkah ................................. 130
Jangan Sibukkan Diri Menghitung Dosa Lain .................. 133
Pertanggungjawaban atas Segala Perbuatan .................... 136
Berakhirnya Bulan Rabi‘ul Awal: Apa yang Dipetik? .......... 139
Hikmah di Balik Bencana .................................................... 142
Seberapa Jauh yang Disebut Ukhuwah ............................. 145
Siapa Sebenarnya yang Sakit? ............................................. 148
v
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
Ujung Kehidupan Manusia ................................................. 151
Teroris Lingkungan .............................................................. 154
Etos Kerja dalam Islam ......................................................... 157
Khutbah Idul Fitri: Masih Ada yang Disilaturrahmi ............. 160
Idul Fitri: Kembali ke Fitrah ................................................ 164
Khutbah Idul Adha: Makna Qurban .................................. 167
Khutbah Idul Adha Aspek Teologis dan Sosiologis
Ibadah Qurban ...................................................................... 170
55. Memetik Hikmah pada Peristiwa Gerhana Bulan ........... 174
56. Naskah Khutbah Wukuf di Arafah Syukur dan
Muhasabah Diri ..................................................................... 177
57. Teks Khutbah Jumat yang Kedua ....................................... 186
Biodata Penulis ................................................................................. 188
vi
BAGIAN
1
ADA APA DENGAN
KHUTBAH 7 MENIT
1. Mengapa Khutbah 7 Menit
Inti dari penyampaian khutbah adalah tegas, lugas dan
singkat. Jika dihitung dengan waktu maka durasi khutbah
yang efektif adalah sekitar 7 menitan.
Pertanyaan yang mungkin muncul adalah mengapa
harus 7 menit. Sebenarnya tidak ada ketentuan waktu
tersebut. Namun sebagaimana disebutkan di atas bahwa
waktu 7 menit diperkirakan cukup untuk menyampaikan
khutbah. Alasanya adalah terpusatnya konsentrasi jamaah
untuk mendengarkan khutbah. Keberhasilan seorang khatib
untuk menyampaikan khutbah diterimanya isi khutbah
tersebut oleh jamaah. Salah satu agar khutbah dapat diterima
adalah disampaikan dalam waktu yang singkat, karena waktu
yang paling efektif agar membuat konsentrasi jamaah tetap
terpusat adalah setidaknya 7 menit. Di luar dari waktu
tersebut, sangat memungkinkan perhatian jamaah sudah
buyar. Hal ini bisa jadi ada yang perhatiannya teralih ke hal
yang lain, mengantuk, tertidur dan sebagainya.
Hal yang perlu diperhatikan seorang khatib adalah
masyarakat yang menjadi pendengar khutbah. Jamaah yang
mendengarkan khutbah beragam dan berbeda-beda. Salah
satunya misalnya tentang kondisi jamaah. Kondisi ini
terkadang
ikut
mempengaruhi
keberhasilan
dalam
1
penyampaian khutbah. Pada umumnya di zaman sekarang
baik di desa terlebih lagi di perkotaan bahwa di hari Jumat
masyarakat masih berkesibukan untuk bekerja, sehingga
setibanya pelaksanaan shalat Jumat, ada di antaranya yang
langsung ke mesjid tanpa sempat pulang ke rumah dan ada
juga seusai bekerja dalam keadaan lelah dan ketika sampai di
Mesjid yang ditambah suasana adem nyaman membuat
sebagian jamaah terbawa suasana untuk senyap bahkan
tertidur; walaupun dalam kondisi duduk. Bahkan ada juga
jamaah yang hanya diberikan ijin oleh atasannya beberapa
waktu namun dengan ada keimanan di hati, mereka pun
menyempatkan diri melaksanakan shalat Jumat yang
kemudian setelah shalat Jumat selesai mereka bisa pulang
sebentar ke rumah untuk selanjutnya pergi kembali ke tempat
kerja. Dengan memperhatikan kondisi-kondisi seperti ini,
tentunya tidak keliru jika khutbah Jumaat memang
seyogyanya disampaikan selama 7 menit.
Berbeda halnya bagi masyarakat yang benar-benar
mempersiapkan untuk melaksanakan shalat Jumat. Di hari ini
mereka menyediakan waktu yang luas dan istirahat sebelum
berangkat ke mesjid serta mereka juga libur bekerja hanya
untuk menyambut shalat Jumat. Kondisi masyarakat seperti
yang digambarkan ini tentu memerlukan khutbah yang
panjang sehingga waktu Jumat ini dapat digunakan mereka
secara maksimal.
Khutbah 7 menit tentu tidak keliru apalagi salah. Hal
yang terpenting adalah terpenuhinya syarat dan rukun
khutbah. Khutbah dengan durasi 7 menit merupakan strategi
khutbah di zaman sekarang dengan berbagai persoalan dan
kesibukan para jamaah. Berdasarkan beberapa alasan di atas
tampaknya penting bagi para khatib memperhatikan durasi
khutbah yang disampaikan.
2
2. Dasar Khutbah 7 Menit
Diakui tidak ada dasar hukum yang menyatakan durasi
khutbah selama 7 menit. Namun dari beberapa riwayat
ditemukan secara implisit bahwa durasi penyampaian
khutbah seyogyanya tidak lama, sehingga dari hal ini kirakira waktu yang ideal adalah 7 menit. Hal ini dapat dilihat
pada beberapa riwayat berikut ini.
ألخطبََة:مََا روي عََن عمََر بََن الخطََاب رضََهللا ع ع ََ ََال
(أخرج ذلك عبد الرزاق فهللا مص ف فهللا كتاب...موضع الركعتين
) باب من فاتت الخطبة- الجمعة
Diriwayatkan dari Umar ibn Khaththab ra beliau
berkata bahwa khutbah menempati dua rakaat.
Khutbah yang menempati 2 rakaat berarti khutbah
tersebut tidak lama atau disampaikan secara singkat. Riwayat
ini juga ditegaskan kembali oleh para ulama terdahulu yang
shalih bahwa durasi khutbah sama dengan durasi 2 rakaat
shalat:
أن الخطبة فيها مكان الركعتين
Redaksi ini sering dibaca oleh bilal menjelang khatib
menyampaikan khutbahnya. Riwayat-riwayat di atas adalah
benar dan diperkuat oleh hadis Nabi Muhammad SAW yaitu:
حدث ا مسددٌ حدث ا يحيى عن سَفيان َال حَدث هللا سَماكٌ عَن ََابر
بن سمرة ال كانت صَلة رسول َّللا صلى َّللا علي وسَلَ صَدًا
وخطبت َ ص َدًا يأََرأ يََا ل
ا مََن الأََر ن وي َذكر ال ََا (رواه أبََو
)داود
“Shalat yang dikerjakan Rasulullah sangatlah
sederhana, begitu juga dengan khutbah beliau, (dalam
khutbahnya) beliau hanya membaca beberapa ayat al-Qur’an
dan memberi peringatan kepada orang-orang.” (Abu Daud)
3
Dalam penjelasan hadis di atas disebutkan:
الأصد فهللا الشهللاء هو ال تصاد في وترك:)( صدًا وخطبت صدًا
التطىويل وإنما كانت صَلت صلى ع علي وسَلَ وخطبتَ كَذلك
. لئَل يمل ال ا
“Makna qashdan yaitu kesederhanaan di dalam
berkhutbah dan tidak panjang. Sesungguhnya shalat dan
khutbahnya Rasulullah adalah seperti itu. Dengan demikian
tidak mendatangkan kebosanan bagi masyarakat”.
Dapat disimpulkan bahwa khutbah Rasulullah adalah
singkat atau tidak lama atau menghabiskan beberapa waktu.
Singkatnya khutbah Rasulullah ini jika dipahami dengan
kondisi sekarang kurang lebih sebagaimana disebutkan di atas
yaitu 7 menit.
3. Khutbah 7 Menit Tanda Ke-faqih-an Khatib?
Apakah benar bahwa khutbah 7 menit menunjukkan
faqih atau mendalamnya ilmu seorang khatib?. Untuk
menjawab pertanyaan ini dapat memperhatikan kembali
sabda Rasulullah SAW berikut ini:
َار فَََوَ وأبل َ فلمََا ن َ ل ل ََا يََا أبََا
ٌ َََال أبََو وا َ لل خطب ََا عم
اليأظَان لأََد أبلََت وأوََ ا فلََو ك َت ت فسََت فأَال إنََهللا سََمعت
رسََول َّللا صََلى َّللا عليََ وسََلَ يأََول إن طََول صَََلة الرَََل
و صر خطبت مئ َةٌ مَن فأهَ فََطيلوا الصََلة وا صَروا الخطبَة
)َوإن من البيان سح ًرا (رواه مسل
Abu Wa`il berkata: bahwa Ammar pernah khutbah
Jum’at dengan bahasa yang singkat dan padat. Ketika ia turun
dari mimbar, kami pun berkata kepadanya “Wahai Abu
Yaqzhan, khutbah Anda singkat dan padat. Sebaiknya Anda
panjangkan”. Ammar pun menjawab “Saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya lamanya shalat
dan pendeknya khutbah seseorang itu menunjukkan tentang
pemahamannya tentang agamanya. Oleh karena itu,
4
panjangkanlah shalat dan pendekkanlah khutbah, karena
sebagian dari bayan (penjelasan) adalah sihir”. (Muslim)
Inti dari hadis ini adalah pendekkanlah khutbah dan
panjangkan shalat. Maksudnya khutbah lebih pendek dari
shalat. Jika khutbah kisaran 7 menit, maka shalatnya kisaran
10 menit. Selama ini ada fenomena yang terbalik, ada seorang
khatib yang khutbahnya lebih panjang dari shalat Jumat.
Praktik semacam ini menunjukkan bahwa khatib ini mesti
menyelami dari pesan Rasulullah SAW ini. Dari hal ini pula
dapat diukur keilmuan seorang khatib. Dengan demikian
sudah terjawab pertanyaan yang diajukan di atas.
4. Manfaat Khutbah 7 Menit
1. Konsentrasi jamaah tetap terjaga;
2. Jamaah tetap bisa fokus (tidak berubah) dalam
mendengarkan khutbah;
3. Menghindari timbulnya rasa bosan dari para jamaah;
4. Menghindari munculnya rasa kantuk pada jamaah;
5. Agar pesan dakwah bisa masuk;
6. Menghindari munculnya rasa kesal dan benci jamaah;
7. Berbagi waktu dengan jamaah yang bekerja.
5. Syarat Khutbah
1. Khatib seorang laki-laki;
2. Seorang khatib dalam menyampaikan di kedua khutbah
harus berdiri, jika mampu;
3. Melaksanakan khutbah terlebih dahulu baru kemudian
shalat Jumat;
4. Khatib dalam keadaan suci dari hadas kecil atau pun besar;
5. Khatib harus menutup aurat;
6. Menggunakan bahasa yang dipahami jamaah atau
mayoritas jamaah;
7. Telah masuk waktu;
8. Dihadiri setidaknya 40 jamaah;
5
9. Berturut-turut antar rukun khutbah dan termasuk juga
tidak lama terpisahnya antara khutbah pertama dan kedua;
6. Rukun Khutbah
1. Membaca Alhamdulillah dan seterusnya. Dianjurkan
untuk mengulang bacaan Alhamdulillah. Misalnya
(...
الحمد هلل الذي،;)الحمد هلل
2. Membaca shalawat kepada Baginda Rasulullah SAW;
3. Menyampaikan wasiat taqwa;
4. Membaca ayat al-Qur’an di salah satu dari dua khutbah.
Tidak masalah jika di kedua khutbah dibacakan satu ayat
al-Qur’an;
5. Berdoa untuk orang-orang mukmin di khutbah yang
kedua.
7. Sunat-Sunat Khutbah
1. Berkhutbah di atas mimbar;
2. Mengucapkan salam;
3. Duduk
di
tangga
mimbar
selagi
muadzin
mengumandangkan adzan;
4. Posisi di tangga mimbar lebih tinggi dari jamaah
5. Berpegang dengan tongkat, pedang, busur atau benda
lainnya seperti;
6. Tongkat dipegang dengan tangan kiri;
7. Menghadapkan muka ke arah jamaah;
8. Meninggikan suara tanda semangat dalam menyampaikan
khutbah;
9. Fasih dalam menyampaikan khutbah sehingga dapat
dipahami jamaah;
10. Durasi khutbah pendek;
11. Duduk di antara dua khutbah dan lamanya sekedar
muadzin membaca shalat atau sepanjang membaca surat
al-Ikhlas. Di referensi yang lain ada yang memasukkan
duduk di antara dua khutbah sebagai syarat khutbah;
6
12. Menutup khutbah pertama dengan istigfar.
8. Makruh Khutbah
1. Membenturkan atau mengetuk tongkat di tangga mimbar;
2. Selagi naik ke mimbar dan sebelum duduk khatib berdoa.
Hal ini untuk menghindari anggapan jamaah bahwa waktu
tersebut adalah waktu mustajabah;
3. Menoleh ke kiri dan ke kanan di khutbah yang kedua di
saat membaca shalawat kepada Nabi;
4. Berlebihan memuji atau mencela para pemimpin terutama
ketika mendoakan mereka di khutbah kedua;
5. Tergesa-tegas dalam menyampaikan khutbah kedua;
6. Tidak kedengaran (suara yang lirih) dalam menyampaikan
khutbah, terutama pada khutbah kedua.
7
BAGIAN
2
TOPIK-TOPIK
KHUTBAH
1. 5 Golongan Su’ul Khatimah
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
ََر
الحمََد لِل الََذأ أعطانََا الحيَََاة الََدْنيا ول جعلهََا فََى خيَ ل،الحمََدلِل
أَْهد أن ال.وعملي لة حس لة ونجَد رحمَةً وسََلمةً فَى الَدْنيا والخَرة
وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول. ال إال ع وحده ال ْريك ل
َ أللهَ صل وسلَ على سيدنا محم لد إبن عبد ع وعلى ل.ال نبهللا بعده
كمَا. أوصيكَ ونفسَى بتأَوأ ع. فيآأيْها ال ا.وأصحاب ومن وااله
يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال:ََال ع تعََالى
.وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Dalam kitab Sabi>lul Iddika>r wal I’tibar Sayyid Abddullah
ibn Alawi al-Haddad mengatakan ada 5 golongan yang
8
dikhawatirkanmeninggal dalam keadaan su>’ul kha>timah.
Kelima golongan ini adalah 1) orang yang suka melalaikan shalat,
2) orang yang suka minum-minuman keras, 3) orang yang
durhaka pada orang tua, 4) orang yang suka menyusahkan
(menzhalimi) orang lain atau sesama muslim 5) orang yang suka
terus menerus melakukan perbuatan dosa dan keji tetapi tidak
mau bertobat.
1. Orang yang suka melalaikan shalat. Kita mengetahui bahwa
shalat itu adalah kewajiban kita sebagai hamba. Dalam alQuran banyak sekali perintah mendirikan shalat (َ َّوَاْاة
)أَقِ ْي ُم ْوْ ا ص ل
dan hadis Nabi juga menyatakan:
الصَلة عماد الدين ومن أ امها فأد أ ام الَدين ومَن تركهَا فأدهَدم
الدين
Shalat tiang agama, siapa saja yang melaksanakannya maka ia
menegakkan agama dan siapa saja yang meninggalkan shalat
termasuk meruntuhkan agama. Oleh karena itu wajar saja
orang yang suka melalaikan shalat sangat dimungkinkan
meninggal su’ul khatimah, sebab sebagai hamba yang
diberikan anugerah atau kelezatan berbagai rupa tetapi tidak
diimbangi dengan syukur dengan cara melaksanakan perintah
Allah.
2. Orang yang suka minum-minuman keras. Kita mengetahui
Allah melarang minum-minuman keras, karena akibat
perbuatan ini menimbulkan permusuhan dan kebencian serta
kerusakan-kerusakan lainnya yang sangat besar. Hal ini sesuai
َ شو ْي
ِإنلا َمو اي ُِر ْي ُدا ص ل
dengan Q.S. Al-Maidah ayat 91 (َ ُُ اأ َ ُْاي ُْْقِو َ ا َييْونَ ُُ ُاا ْص ََو َد َْة َا
ْ
ْ ِسام
...ضآ َءافِيا صخ َْمر
ٌ ِْرج
َ ) َْ ْصيَ ْغ. Bahkan khamar disebut sebagai (َ َمو ِ ا
َ وُا
َ
ل
) صشو ْيَ ِاatau khamar adalah perbuatan syaithan. Oleh karena
ُ
itu wajar saja orang yang minum khamar sangat mungkin
su’ul khatimah.
3. Orang yang durhaka pada orang tua. Baik al-Quran ataupun
Hadis Nabi melarang kita durhaka kepada orang tua. Hal ini
karena mengingat kesusahan yang dialami ibu kita
9
mengandung sampai melahirkan. Q.S al-Ahkaf ayat 15 ( َح َم َتْوُُا...
... ضوووََتُُْا ُُ ْر ًهووو
َ َْ ْا
َ )أ ُ ُّموووُُا ُاُ ْر ًهووو. Ketika Nabi ditanya, salah satu
jawabannya adalah durhaka pada orang tua termasuk dosa
besar.
(ُْ
َقُو ْوْ ُ ا ْص َْ ِصو َدي ِا
ْسو ْو
ُ ...ما َمو ا ْص َُيَو ُاِر،َا
ُ )يَ َر. Maka wajar saja orang yang
َ
durhaka pada orang tua sangat mungkin su’ul khatimah.
4. Orang yang suka menyusahkan orang lain. Kita mengetahui
baik perbuatan atau perkataan atau seluruh dari anggota
tubuh kita ini akan diminta pertanggungjawaban di akhirat
kelak.
Q.S al-Isra: 36 (ََ ْنوُُا َمسْو ُ ْْ ا
َ اْ ْصؤُ َود َدا ُُو ُّااأ ُ ْْص ِوََ اَُو َُاا
َ َاْ ْصي
َ َّ َور
َ َ )إِ لُا صس ْلوم. Oleh
karena itu, maka janganlah kehadiran kita di dunia ini baik
dari segi kata-kata kita yang terucap dari mulut, perbuatanperbuatan kita yang kita lakukan melalui anggota tubuh kita,
menjadi gangguan pada orang lain, membuat orang lain tidak
nyaman, apalagi sampai mengghibah, mengadu domba,
mencela, memfitnah dan macam-macam perkataan kita yang
merugikan orang lain. Kita pun yang berperilaku seperti itu
juga sangat rugi karena sangat mungkin mati dalam keadaan
su’ul khatimah.
5. Orang yang suka terus menerus berbuat dosa. Disadari atau
tidak, apa pun yang kita lakukan di dunia ini akan
diperlihatkan di akhirat kelak baik itu buruk atau pun baik.
ْ ِوتام
ْ ِتام
ْ َ َِم
ْ َ َِم
Q.S. Ali Imran: 30 (وُا
َ اْ َمو ا
َ ْوُا َخي ٍْورا ُّامح
َ يَ ْْ َاات َِجدُا ُُ ُّانَ ْؤ ٍسا لم ا
َ ض ًور
...س ْوْءٍا
ُ ). Di dunia ini tidak ada yang kekal, bahkan Firaun yang
tidak pernah sakit sedikit pun juga mati. Allah sendiri
berfirman Q.S. Ali Imran: 185 ()كَ ْل نفَ ل ذا أَة المَوا. Karena apa
pun yang di dunia bisa mati, maka wajar saja jika orang yang
suka terus menerus berbuat dosa serta tidak bertobat
meninggal dalam keadaan su’ul khatimah.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Mudahmudahan kita bisa selalu tepat bisa melaksanakan shalat,
10
menghindari dari khamar, taat dan bakti pada orang tua, hidup
bermanfaat untuk orang lain dan bukan malah menyusahkan
orang lain serta berupaya untuk menjaga perilaku kita agar selalu
dalam kebaikan.Semoga kita ketika tiba saatnya nanti
menghadap Allah dalam keadaan husnul khatimah.
إن السمع والبصر والفؤاد ك ْل أولئك كان ع مسئو ًال.َالرَي
أعوذ باهلل من الشيطان
َ بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن الك َريَ ونفع ََى وإيََاك.)36 :(السََراء
أ َول.َ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي.َبالياا والذكر الحكي
َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا
.َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم ين والمؤم اا
11
2. Belajar dari Sifat Allah al-Malik
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمد لِل الذأ ربْ ٱلسمـاواا وربْ ٱلرض ربْ ٱلعَالمين،الحمد لِل
أْهد أن ال إل إال ع وحَده ال.ول ٱلكبريآء فى ٱلسمـاواا وٱلرض
ََ الله.ْريك لَ وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال نبَهللا بعَده
أما بعد فيا.صل وسلَ على سيدنا محم لد وعلى أل وأصحاب أَمعين
يَا أيْهَا:كما َال ع تعَالى.أيْها المسلمون أوصيكَ ونفسهللا بتأوأ ع
.الذين م وا اتأوا َّللا ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur
kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir
zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang
menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya
meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Kali ini, khatib mengajak kita mengkaji asma Allah yaitu
al-Malik. Imam al-Ghazali berkata al-Malik bermakna “tidak
membutuhkan kepada sesuatu yang lain, bahkan sesuatu itulah
yang butuh pada-Nya, karena wujud dari segala sesuatu di alam
ini bersumber dari pada-Nya, sehingga semua yang ada ini pun
menjadi Milik-Nya. Itulah yang disebut sebagai Raja Yang
Mutlak”. Dalam al-Qur’an, kata al-Malik diulang sebanyak 5 kali
yang secara umum bermakna Raja atau Penguasa. Makna ini
sesuai dengan Q.S. al-Mu’minun ayat 116:
َفتعالى َّللا الملك الح ْ ال إل إال هو ربْ العرش الكري
Pada Q.S. al-Muluk ayat 1 disebutkan bahwa Allah Raja di
atas segala raja. Kekal abadi dan semua yang ada di alam ini
tunduk kepada-Nya. Pada saat manusia dikeluarkan dari
kuburnya, tidak ada yang hidup selain Allah, tidak ada yang
berhak untuk sombong selain dari Allah. Allah pun berkata
12
sebagaimana Q.S. al-Ghafir ayat 16 siapa yang punya kerajaan
hari ini?. Jawabannya tidak lain adalah Allah sebagai pemilik
tunggal, bahkan dalam Q.S. Al Fatihah ayat 4 yaitu lafal al-Malik
jika dibaca panjang “ُِي
” َم صَِِا يَ ْْ ِا صد ِاbermakna “Yang Mengusai hari
Pembalasan”, dan jika dibaca pendek seperti “ ُِي
” َم َِِا يَ ْْ ِا صد ِا
bermakna “Raja di hari pembalasan”. Intinya Allah lah Raja dan
pemilik segala sesuatu yang di alam ini. Pesan yang dapat dibaca
dari al-Malik ini adalah:
1. Di kehidupan ini, manusia juga bersifat memiliki sesuatu,
tetapi yang dimiliki manusia hanya bersifat sementara dan
akan berakhir serta karena sebagai amanat apapun yang kita
miliki akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Oleh
karena itu, harta, jabatan atau apapun namanya yang kita
miliki seyogyanya diperoleh secara halal dan digunakan
untuk yang halal pula. Keinginan-keinginan hawa nafsu yang
selalu ingin menjerumuskan kita dan tunduk pada keinginan
setan, mesti sedapat mungkin kita kendalikan.
2. Tidak terlena jabatan atau posisi yang kita miliki saat ini.
Ketika kita berada di posisi di atas atau memiliki jabatan yang
tinggi, seyogyanya kita menyadari bahwa ada lagi yang lebih
Maha Tinggi dari kita. Tidak selayaknya kita sombong,
angkuh, merasa lebih hebat dari orang lain, karena Allah
pemilik segala sesuatu di alam ini. Allah berfirman Q.S. alJatsiyah ayat 36-37.
َََ ول.فللَََ الحمَََد رب السَََماواا ورب الرض رب العَََالمين
...الكبرياء فهللا السماواا والرض
“Milik Allah segala pujian, Tuhan langit dan Tuhan bumi,
Tuhan semesta alam, dan hanya milik Allah keagungan di
langit dan bumi…”
3. Dengan memaknai asma al-Malik, soyogyanya kita selalu
bersyukur karena Allah memberikan kesempatan menikmati
anugerah di alam ini. Kita bersyukur dipinjami kekuatan
untuk melakukan aktivitas bahkan membuat kebijakan13
kebijakan tertentu. Anugerah dan kekuatan yang dipinjamkan
ini pun akan diambil. Oleh karena itu mumpung masih
dipinjamkan agar dapat digunakan untuk kebaikan dan ridha
Allah.
4. Dengan memaknai asma al-Malik, berarti Allah tidak
membutuhkan manusia. Apakah kita taat atau pun durhaka,
tidak berefek sama sekali pada Allah. Ketaatan yang kita
lakukan, sama sekali tidak membuat kekuasaan Allah
bertambah dan kedurhakaan kita juga sama sekali tidak
membuat Allah rugi. Justru kita yang membutuhkan Allah.
Amal ibadah yang kita lakukan akan kembali kepada kita
berupa kebaikan atau pahala. Begitu juga kemaksiatan yang
kita lakukan kembali kepada kita berupa kemudaratan atau
dosa.
Inilah khutbah yang dapat disampaikan. Kesimpulannya
asma al-Malik mengajarkan kepada kita agar ingat bahwa yang
Maha Penguasa di alam raya ini adalah Allah SWT bukan
manusia atau siapa pun. Kekuasaan yang kita miliki hanya
sementara, tidak kekal dan pada saatnya nanti akan terlepas dari
diri kita.
إن َّللا لَ ملَك السَماواا والرض.َأعوذ بَاهلل مَن الشَيطان الَرَي
:ََير (التوبََة
يحيََهللا ويميََت ومََا لكَََ مََن دون َّللا مََن ولََهللا ل وال نص ل
بارك ع لى ولكَ فَى الأَر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاكَ باليَاا.)116
و َل رب.َ وتأبََل م ََى وم َ كَ إن َ هوالسََميع العلََي.َوالََذكر الحكََي
.اغفر وارحَ وأنت خير الراحمين
14
3. Berpikir Positif Untuk Wujudkan Hati yang Tenang
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمََد لِل الََذأ َعََل عبََاده وم حَ عأََلً وتفكيَ ًَرا إيجابيًََّا،الحمََد لِل
و أََْهد أن. َ أََْهد أن ال ال َ إال ع وحََده ال ََْريك ل.و لبًََا هاد ًََا
أللهَ صل وسَلَ علَى سَيدنا.سيدنا محمدًا عبده ورسول ال نبهللا بعده
. فيآأيْهََا ال ََا.محم َ لد إبََن عبََد ع وعلََى ل َ وأصََحاب ومََن وااله
يآأيْها الذين أم وا اتأوا: كما ال ع تعالى.أوصيكَ ونفسى بتأوأ ع
.ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur
kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir
zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang
menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya
meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Banyak cara yang dapat kita gunakan untuk menghadapi
berbagai persoalan dalam kehidupan ini. Salah satunya adalah
berpikir positif yaitu pemikiran kita dijaga agar selalu positif baik
terhadap diri kita sendiri, terhadap orang lain atau terhadap
keadaan atau masalah yang kita alami. Bahkan sebagai orang
yang beriman, kita juga berpikir positif kepada Allah SWT. Hal
ini sesuai dengan hadis qudsi:
أنَا ع َد ظَن عبَدي: يأَول ع: َال رسَول ع: ال،عن أبهللا هريرة
)َ(مسل... وأنا مع حين يذكرنهللا،بهللا
Allah berkata: Aku menuruti prasangka hambaKu
tentangKu dan Aku bersama hambaKu ketika ia mengingatKu.
Hadis ini mengajarkan kepada kita agar menjaga pikiran
selalu berpikir positif. Kenapa demikian, karena Allah adalah
kebaikan yang tertinggi. Kita sendiri menginginkan kebaikan itu
dan Allah selalu bersama kita ketika kita mengingatNya. Oleh
15
karena itu hal-hal positif lah yang harus kita pikirkan. Dengan
berpikir positif, harapannya kita tetap sehat dan panjang umur
sehingga bisa menggunakan tubuh dan umur ini untuk
beribadah kepada Allah. Dengan berpikir positif, semoga kita
bisa menghilangkan rasa khawatir tentang musibah, tentang
sakit, atau rasa khawatir kalau-kalau kita meninggal dunia.
Setiap mahkluk yang bernyawa pasti mati, tetapi dengan berpikir
positif, insya Allah kita tidak khawatir dengan setiap keadaan
yang menimpa kita. Allah berfirman:
ما أصاب من ْمصيب لة إال بإذن َّللا ومن يؤمن بَالِل يهَد لبَ وَّللا بكَل
)11 : (التَابن.ٌَ ْهللاءل علي
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang
kecuali dengan izin Allah, dan setiap orang yang beriman kepada
Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Namun demikian, walaupun setiap sesuatu adalah
berdasarkan izin dari Allah, bukan berarti kita juga menyerahkan
segalanya kepada Allah, apalagi menyerah dengan keadaan.
Menyerah ini justru termasuk berpikir negatif dan hal ini harus
kita hindari. Kita wajib berikhtiar, kita wajib menjaga diri, kita
wajib berupaya untuk tetap hidup dan upaya-upaya ini adalah
termasuk berpikir positif.
Buah dari berpikir positif adalah ketenangan hati dan jiwa.
Artinya, apapun masalah yang kita hadapi, apakah masalah itu
terkait dengan ekonomi, apakah masalah itu terkait dengan
sosial, apakah masalah itu terkait dengan kesehatan dan masalahmasalah lainnya, maka dengan berpikir positif hati kita pun
menjadi tenang. Memang, terkadang macam-macam orang, bedabeda perasaannya, macam-macam orang beda-beda yang ia
pikirkan bahkan macam-macam orang pun juga ada yang berhati
lunak, tetapi ada juga yang sudah terlanjur berhati keras. Oleh
karena itu, mari kita sama-sama bermohon kepada Allah agar
16
mendapatkan ketenangan itu, karena yang membolak balikan
hati adalah kuasa Allah SWT.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya
adalah mari selalu menjaga pikiran kita agar selalu berpikir
positif, karena manfaatnya sangat banyak dan buah dari hal ini
adalah mendapatkan ketenangan.
أعََوذ بََاهلل مََن الشََيطان الََرَيَ .هََو الََذي أنَ ل السََكي ة فََهللا لََوب
المؤم ين لي دادوا إيمانًا مَع إيمَانهَ،ولِل َ َود السَماواا والرض،
وكََان َّللا علي ًمََا حكي ًمََا (الفََت .)4 :بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن
الكريَ ونفع ى وإياكَ بَلياا والذكر الحكيَ .وتأبَل م َى ومَ كَ إنَ
هوالسَََميع العلَََيَ .أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر
المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا ،فاسََََتَفروه إنََََ
هوالَفور الرحيَ.
17
4. Cara Mendapatkan Kesenangan yang Diridhai
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
. الحمد لِل الَذأ أتَى للَذاكرين فَهللا دنيَاهَ وأخَراهَ سَعادة،الحمد لِل
و أََْهد أن سََيدنا محم َدًا. َ أََْهد أن ال ال َ إال ع وحََده ال ََْريك ل
أللهَ صل وسلَ على سيدنا محم لد إبن عبد.عبده ورسول ال نبهللا بعده
أوصَيكَ ونفسَى. فيآأيْهَا ال َا.ع وعلى لَ وأصَحاب ومَن وااله
َ يآأيْهَا الَذين أم َوا اتأَوا ع حَ تأات: كما ال ع تعَالى.بتأوأ ع
.وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur
kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir
zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang
menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya
meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Di tengah kemajuan zaman seperti sekarang ini, alat
teknologi bukan hal yang aneh lagi bahkan bertebaran di
sekeliling kehidupan kita. Tidak hanya orang tua, tetapi anakanak pun termasuk juga remaja dan dewasa juga telah mengenal
kemajuan ini, bahkan begitu menjalarnya teknologi dalam
kehidupan kita anak yang berusia baru beberapa bulan juga
mengenal teknologi ini. Dampak dari semua ini adalah bahwa
masyarakat kita ada yang cenderung terikat dan menyatu dengan
teknologi, bahkan jika alat teknologi ini tidak terbawa atau tidak
berada di tangannya, kehidupan pun seakan-akan terputus,
hampa, kering serta terasa separoh nyawa telah hilang.
Di tengah kehidupan seperti ini, tampaknya kita mulai
lebih ingat dengan teknologi jika dibandingkan dengan Sang
Maha Pencipta seluruh makhluk. Inilah yang membuat kita
selalu berpandangan materialistis, kita juga gampang stress,
18
gampang merajuk, gampang berkeluh kesah, gampang mencari
kambing hitam, gampang dipecah belah dan jika kita di dalam
rumah tangga, kita juga gampang berselisih bahkan gampang
bercerai. Oleh karena itu, untuk menghadapi berbagai kerisauan
ini, Allah memberikan melalui Q.S. al-Ra’du ayat 28:
الذين م وا وتطمئ ْن لوبهَ بذكر َّللا أال بذكر َّللا تطمئ ْن الألوب
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya
dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”.
Berzikir yang dimaksudkan di sini tidak hanya membaca
dzikir (ُ،
) اَ ِص اَُ إِ ال اtetapi termasuk juga maknanya adalah ingat
kepada Allah. Artinya ketika berdzikir baik diucapkan oleh lisan
atau pun oleh hati, pikiran kita fokus ingat kepada Allah. Allah
yang Maha Memberi, Ia yang Maha memberikan rahmat, Ia yang
Maha mengambil, Ia yang Maha mengatur, Ia yang Maha
mengabulkan, Ia yang Maha Memberikan ampunan dan Ia Maha
Segalanya. Jika kita dapat melakukan hal yang demikian maka
kita pun dapat menghadapi berbagai persoalan dengan tenang
dan senang, kendatipun perasaan sedih itu selalu hinggap dalam
hidup manusia tetapi dengan bermodal yang selalu ingat dengan
Allah kita pun dapat menghadapinya dengan tenang. Tenang
membuat pikiran menjadi panjang dan pasti banyak memberikan
manfaat dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan.
Disamping tenang, orang-orang berdzikir diberi gelar oleh
Nabi sebagai al-mufarridun. Rasulullah bersabda:
الَذاكرون: ومَا المفَردون يَا رسَول ع ؟ َال:سب المفردون الوا
)َع كثي ًرا والذاكراا (مسل
Telah mendahului kita orang-orang mufarridun.” Para
Sahabat bertanya, “Siapa al-Mufarridun itu?” Rasulullah
menjawab, “Kaum laki-laki dan perempuan yang banyak
berdzikir kepada Allah.”
Orang yang banyak berdzikir atau mereka yang
mengembangkan dzikir di muka bumi ini disebut sebagai al19
Mufarridun, dan mereka yang termasuk dalam al-Mufarridun di
hari akhirat kelak lebih dahulu masuk ke dalam surga Allah. Satu
hal yang penting untuk disampaikan bahwa berdzikir (ingat)
juga dapat dilakukan dengan mengingat Rasulullah SAW.
Kenapa demikian karena Rasulullah adalah makhluk Allah yang
paling dekat dengan Allah.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya
mari kita mengingat Allah (berdzikir) dan Rasulullah (shalawat)
agar suasana panas di dalam diri kita dapat kita kendalikan.
.)10 :يَرا لعلكََ تفلحَون (الجمعَة
ً واذكروا َّللا كث.. .َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
بارك ع لى ولكَ فى الأَر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاكَ بَليَاا والَذكر
أ ََول ََولهللا هََذا.َ وتأبََل م ََى وم َ كَ إن َ هوالس َميع العلََي.َالحكََي
وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا والمَََؤم ين
.َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم اا
20
5. Cara Meraih Kebaikan Dunia dan Akhirat
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
ََر
الحمََد لِل الََذأ أعطانََا الحيَََاة الََدْنيا ول جعلهََا فََى خيَ ل،الحمََدلِل
أَْهد أن ال.وعملي لة حس لة ونجَد رحمَةً وسََلمةً فَى الَدْنيا والخَرة
وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول. ال إال ع وحده ال ْريك ل
َ أللهَ صل وسلَ على سيدنا محم لد إبن عبد ع وعلى ل.ال نبهللا بعده
َ أوصَََيك. فيآأيْهَََا الحاضَََرون رحمكََََ ع.وأصَََحاب ومَََن وااله
َ يآأيْها الذين أم وا اتأَوا ع ح: كما ال ع تعالى.ونفسى بتأوأ ع
.تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur
kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir
zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang
menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya
meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan ath-Thabrani
disebutkan:
أرب َ ٌع مََن أعطََيهن فأََد: ََال.م.: عََن إبََن عبََا أن رسََول ع
أعطهللا خير الدْنيا والخرة
Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda: ada
empat macam yang siapa pun diberikan ke empat macam itu
kepadanya maka sungguh mendapatkan kebaikan dunia dan
akhirat.
1. ق ْيوا ً شو ُ ًِر: yaitu hati yang selalu bersyukur. Kenapa dengan hati
yang penuh syukur kita bisa mendapatkan kebaikan dunia
dan akhirat karena dengan syukur tersebut hati kita terbuka
memahami betapa berartinya pemberian Allah ini. Sekecil apa
pun atau seberapa pun yang kita miliki atau sebesar apa pun
21
yang dimiliki orang, tetapi kita tetap bersyukur, maka hati
kita pun menjadi tenang. Rasulullah bersabda yang
diriwayatkan Imam Ahmad: “ْور
وُ صَو ْا يَ ْشو ُُ ِار ْصقَ ِيْو َا صَو ْا يَ ْشو ُُ ِار ْص َُثِي َا
” َم ْاsiapa
yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia pun tidak bisa
mensyukuri yang banyak. Berarti kita harus membiasakan
hati kita untuk selalu mensyukuri segala yang ada pada diri
kita dan apa pun yang kita miliki.
2. ِور
ً ُ ْصسو نا ً ذ: yaitu lidah yang selalu berdzikir. Allah berfirman
Q.S. al-Ahzab 41: ( ِيور
“ )يَو أَيُّ َهو صلوذِيَُا آ َمنُوْ ْذ ُُ ُورْ لاberzdikirlah
ً ّللاَ ِذ ُْ ًور َاُث
(dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyakbanyaknya”. Firman Allah ini mengajarkan agar kita
membiasakan diri kita untuk mengingat Allah SWT.
Mengingat Allah ini banyak macamnya baik melalui pikiran
(tafakkur) atau pun melalui lisan kita. Apa yang kita dapatkan
dengan berdzikir ini, tidak lain adalah kita mendapatkan
ketenangan. Bagaimana logikanya dengan berdzikir hati
menjadi tenang, jawabannya melalui penyebutan terhadap
nama Allah yang kemudian masuk ke dalam hati, maka apa
pun yang menimpa kita, hati kita tetap tenang dan tenteram
bahkan dengan selalu berdzikir kita pun terjaga dari
melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah SWT.
3. َّو ياِ ًر
َ ً ْيَو َدن: yaitu sabar terhadap ujian yang menimpa
َ َ َو ْصويَ َاءِا
diri kita. Kenapa dengan sabar kita bisa meraih kebaikan
dunia dan akhirat. Jawabannya, karena sabar adalah kunci
menghadapi problematika kehidupan yang semakin komplit.
Kita boleh bercita-cita setinggi langit, bahkan semangat untuk
melipat dunia tetapi ketika di perjalanan yang kita tempuh
ternyata penuh dengan liku bahkan membuat kita terhenti
melangkah, kunci untuk membuat diri kita tetap stabil tidak
lain adalah melalui sabar. Di sinilah kita mendapatkan
kebaikan dunia dan akhirat tersebut.
4. ُ َْزَ ْْ َجو اٌ ت َ ْيغِي و ِاُ خ َْْنًو فِووي نَ ْؤ ِسووه َْ َا َم ِصو ِا: yaitu seorang istri yang mau
dinikahi oleh suaminya bukan karena takut pada dirinya atau
menginginkan harta suaminya. Intinya adalah orang yang
22
mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat adalah memiliki
istri yang shalihah. Istri yang shalihah adalah dambaan para
suami. Kita pasti menginginkan memiliki istri pejuang dan
penyemangat suami seperti Sayyidah Khadijah dan Sayyidah
Aisyah ra. Kita pasti menginginkan memiliki istri setia
menjaga kesuciannya seperti Maryam. Initnya kita
menginginkan istri kita menjadi istri dan ibu yang baik,
nyaman dipandang, taat pada suami, menjaga kehormatan
dirinya walaupun kita tidak ada dan tidak sembarangan
menggunakan harta yang ada di rumah. Kita sama sekali
tidak menginginkan memiliki istri tukang gosip, penghasut,
suka memfitnah, penggoda orang lain, pengkhianat, ingkar
dan perilaku-perilaku tercela lainnya. Namun kalau pun kita
memiliki istri yang memiliki perilaku yang negatif, maka kita
berkewajiban membimbing dengan baik pada mereka agar
mereka dapat diarahkan ke jalan yang sebenarnya.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga
kita menjadi orang yang beruntung sebagaimana yang telah
disampaikan sebelumnya.
يا أيْهَا الَذين م َوا اسَتعي وا بالصَبر.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
بََارك ع لََى ولكَََ فََى.)153 : إن َّللا مََع الصََابرين (البأََرة،والصَََلة
وتأبََل م ََى.َالأََر ن الكََريَ ونفع ََى وإيََاكَ بَليََاا والََذكر الحكََي
َََ أ ََول َولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولك.َوم َ كَ إن َ هوالسََميع العلََي
َ فاسَتَفروه إن،ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا
.َهوالَفور الرحي
23
6. Dengan Siapa Anak Belajar Agama, Tanggung Jawab Siapa
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمد لِل الذأ َعل العلَ ضيا ًء ونو ًرا وَعل العلماء ورثة،الحمد لِل
و أَْهد أن سَيدنا محمَدًا. أَْهد أن ال الَ إال ع إل ًهَا واحَدًا.النبيَاء
أللهَ صل وسلَ على سيدنا محم لد وعلى ل وأصحاب.أْرفًا مخلو ًا
: كمَا َال ع تعَالى. أوصيكَ ونفسى بتأوأ ع. فيآأيْها ال ا.أكر ًما
.يآأيْها الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokoh-tokoh
masyarakat, bapak-bapak, saudara-saudara dan jamaah Jumat
yang dirahmati Allah.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat
dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut
beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus
melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya
serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan
Rasul-Nya.
Pada zaman sekarang ada kecenderungan di masyarakat
kita muncul sebuah pemahaman atau gerakan yang cenderung
suka menyalah-nyalahkan praktik keagamaan orang lain, bahkan
sampai menyatakan orang lain sesat atau mengkafirkan orang
lain sehingga orang yang berbeda dari mereka masuk neraka.
Permasalahannya, pemahaman dan gerakan seperti yang
disebutkan di atas justru sepertinya menimpa anak-anak kita
atau generasi muda kita. Tidak sedikit ada orang tua yang
memiliki pemahaman dan tradisi keagamaan seperti yang sudah
biasa kita lakukan tetapi memiliki anak yang berpemahaman
jauh berbeda dari orang tuanya.
Berarti, salah satu kewajiban orang tua tidak hanya
memberikan pendidikan agama kepada anak atau mencari
nafkah untuk membiayai pendidikan anak tetapi juga
berkewajiban untuk memperhatikan dengan siapa anak belajar
agama, siapa guru agama anak kita, di lembaga pendidikan
24
agama mana anak kita belajar. Bahkan, kalau pun anak sekolah di
ma’had atau di pondok pesantren maka pondok pesantren yang
seperti apa tempat anak kita sekolah. Ini harus kita lakukan
karena Nabi Muhammad SAW sendiri pernah mengatakan:
ٌ إن هذا العلَ د
َين فانظروا عمن تَخذون دي ك
“Sesungguhnya ilmu ini adalah (bagian dari) agama,
karena itu hendaklah kalian perhatikan dari siapa kalian
mengambil agama kalian” (H.R. ad-Darimi).
Hadis ini mengamanatkan kepada kita ilmu itu adalah
bagian dari agama. Karena ia bagian dari agama, maka kita
sangat penting memperhatikan dari mana kita mengambil atau
mendapatkan ilmu yang kita miliki saat ini. Jika hal ini dikaitkan
dengan anak, maka jika anak kita belajar agama dari di dunia
maya atau dari sosial media atau dari internet saja, maka guru
anak kita adalah dunia maya atau sosial media atau internet itu
sendiri. Jika anak kita belajar dengan seorang guru, tetapi si guru
ini memiliki pola pikir yang suka menyalah-nyalahkan orang lain
seperti yang digambarkan di atas, maka anak kita sedikit
banyaknya akan meniru pola pikir si guru itu. Jika anak kita
belajar pada lembaga pendidikan agama yang memiliki misi
untuk menyatakan orang yang berbeda dari mereka sebagai
orang yang sesat atau sebagai orang yang kafir, maka anak kita
akan memiliki pola pikir yang serupa seperti yang dianut
lembaga pendidikan tersebut.
Oleh karena itu, kita sebagai orang tua, jangan sembarang
menyerahkan pendidikan anak kita, jangan mudah tergiur
adanya fasilitas-fasilitas bahkan beasiswa yang diberikan tetapi
jika ada misi-misi tertentu pada lembaga pendidikan tersebut
maka bisa jadi ia akan lahir menjadi orang yang berbeda dari kita
dan berbeda dari guru-guru kita. Oleh karena itu, agar kita tidak
keliru cobalah untuk mempelajari dengan siapa anak berguru
dan di mana anak kita belajar agama. Allah berfirman pada Q.S.
al-Isra ayat 70:
25
ً ير ممن خلأ ا تفض
يَل
وفضل اهَ على كث ل...
Firman Allah ini menyatakan bahwa dibekali akal oleh
Allah sehingga kita pun mampu melihat keganjilan-keganjilan
pada gaya beragama anak kita. Kendati pun kita belum memiliki
kemampuan untuk mempelajari tempat anak kita belajar, agama
maka Allah juga berfirman pada Q.S. an-Nahl ayat 43 “ فَسْـَٔ ُ ْْْٓ َ ْه َا...
ُِ ُُ ْنت ُ ْا َا ت َ َْ َ ُم َُْْا
” ِصذ ُْ ِار ْاyang maksudnya bertanyalah kepada yang
mengetahui lembaga-lembaga pendidikan yang berbeda dengan
tradisi keilmuan kita.
Pesan ini juga ditujukan kepada generasi muda. Anda
harus hati-hati, jangan asal ikut-ikutan dan gunakan akal pikiran
yang dianugerahkan Allah ini untuk berpikir kembali dan Anda
harus memiliki pemikiran yang kritis. Jika anda berguru yang
selalu menyalah-nyalahkan orang lain, menyebut orang lain
sesat, seakan-akan tidak ada rahmat Allah yang keluar dari
mulut guru anda, maka segera tinggalkan guru tersebut. Insya
Allah anda selamat.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan.
.َأعََوذ بََاهلل مََن الشََيطان الََرَي
َ بَََارك ع لَََى ولكََََ فَََى الأَََر ن الكَََريَ ونفع َََى وإيَََاك.)6 :َ(التحََري
أ َول.َ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي.َبالياا والذكر الحكي
َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا
.َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم ين والمؤم اا
...ارا
ً َ يََا أيْه َا الََذين م ََوا َوا أنفسََكَ وأهلََيكَ ن
26
7. Empat Ciri Orang Bahagia
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
أَْهد أن ال. الحمد لِل الذأ يأبل توبة عباده ويرَو رحمت،الحمد لِل
وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول. ال إال ع وحده ال ْريك ل
َ أللهَ صل وسلَ على سيدنا محم لد إبن عبد ع وعلى ل.ال نبهللا بعده
َ أوصَََيك. فيآأيْهَََا الحاضَََرون رحمكََََ ع.وأصَََحاب ومَََن وااله
َ يآأيْها الذين أم وا اتأَوا ع ح: كما ال ع تعالى.ونفسى بتأوأ ع
.تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokoh-tokoh
masyarakat, bapak-bapak, saudara-saudara dan jamaah Jumat
yang dirahmati Allah.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
anugerah yang diberikan-Nya kepada kita semua. Begitu juga
salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Baginda kita Nabi
Muhammad SAW beserta seluruh pengikut beliau hingga akhir
zaman. Semoga kita mendapatkan syafaat dari beliau. Amin. Di
kesempatan ini izinkanlah khatib mengajak kita semua, agar
senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah
dan Rasul-Nya serta menjauhi sekaligus berupaya meninggalkan
hal-hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Dalam sebuah riwayat disebutkan ٌسََ َدةِا َ ْريَََ ا
َ َا َم اُ ص ل
َ َْ Tandatanda orang yang beruntung atau bahagia itu ada 4 macam:
1. ضووويَ ِا
ِذ ُْو ُا: ingat dengan dosa-dosa yang pernah
ِ وور صوووذُّنُ ْْ ِا ْص َم
dilakukan. Sebagai manusia memang tidak pernah luput dari
salah dan dosa. Oleh karena itu, kita pun tentu kita pun pasti
melakukan perbuatan dosa. Mungkin kita pernah tidak
melaksanakan kewajiban kita kepada Allah, mungkin juga
kita pernah melanggar ketentuan Allah, mungkin kita juga
pernah melanggar hak-hak orang tua kita, anak-anak kita, istri
kita bahkan umat manusia lainnya. Oleh karena itu agar kita
benar-benar menjadi orang yang beruntung, maka kita pun
27
menyesali perbuatan dosa yang pernah dilakukan seraya
beristigfar untuk taubat kepada Allah SWT. Kita pun
berupaya, jangan sampai baru ketika terjadi kiamat nanti, kita
baru ingat dengan dosa-dosa kita. Allah berfirman: Q.S. anت ل
Nazi’at 34-35: ( ََ سوو
)فَ وذِذَ َج و َء ِا
َ س و ُُا َم و
َ )يَو ْوْ َا يَت َ وذَ لُ ُار إل ْن٣٤( صَ لم و اُ ْص ُُ ْيو َور
“apabila hari kiamat telah datang maka pada hari itu manusia
baru teringat dengan akan apa yang telah dikerjakannya,
termasuk dosa. Na’udzubillahi min dzalik.
2. ضووويَ ِا
سووونَ ِا
ِ ت ْص َم
َ َاْ نِسْووويَ ُُا ْص َح: melupakan kebaikan yang pernah
dilakukan. Biasanya sifat dasar manusia itu adalah selalu suka
menyebut-nyebut atau bahkan dipuji karena telah melakukan
kebaikan. Namun bukan begitu yang dikehendaki dalam
Islam. Orang yang justru melupakan kebaikannya adalah
orang yang beruntung dan sebaliknya orang yang suka
mengingat-ngigat kebaikannya justru termasuk orang yang
rugi. Kenapa bisa begitu, karena dengan semakin mengingat
kebaikannya maka sedikit demi sedikit pahala dari kebaikan
tersebut menghilang yang sampai akhirnya habis terkuras.
Allah berfirman Q.S. al-Baqarah 264:
ْ َّووو َدقَتِ ُُا يِو
(ُ َاْ ْٱْلَذَ ا
وومص َم ِا
َ “ ) ْٓيَأَيُّ َهووو ٱصلوووذِيَُا َء َمنُوووْا َا تُيَِْ ُوووْاWahai orang-orang
beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu
dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima)”. Firman Allah ini mengajarkan agar kita jangan
menyebut-nyebut kebaikan kita.
َ َ َْن: dalam hal urusan agama, orang yang
3. ُْ
صودي ِا
وُ فَ ْْقَو اُُ فِو
ظ ُوراُ إِصَو َم ْا
ِ
beruntung itu adalah selalu melihat orang yang lebih dari
dirinya. Pesan ini adalah memberikan motivasi pada kita
untuk lebih menggiatkan diri untuk beramal kebajikan.
Melihat orang yang rajin shalat, kita pun berupaya agar rajin
juga shalat. Melihat orang yang selalu bersedekah, berderma
dan melakukan kebajikan lainnya, kita pun ingin melakukan
hal yang sama.
4. Kebalikan dari yang no. 3 di atas bahwa orang yang
َ َ َاْ ن: yaitu orang yang
beruntung adalah َوُ د ُْْنَ و اُُ فِ و ص و ُّد ْني
ظو ُوراُ إِصَ و َمو ْا
28
selalu mengarahkan pandangannya kepada orang yang lebih
rendah dari dirinya dalam hal urusan dunia. Pesan ini
mengajarkan kepada kita untuk hidup bersyukur dan
bersabar. Di saat saat sakit, kita bersyukur masih diberikan
umur, bayangkan ada orang lain yang tidak sakit langsung
meninggal dunia. Ketika ditimpa masalah, kita bersyukur
masih bisa menghadapinya, sementara ada orang lain ada
yang tidak bisa menghadapi yang kemudian stress dan
meninggal dunia. Ketika kita kurang harta, kita bersyukur
karena kita masih beraktivitas. Bahkan ketika kita tidak punya
apa-apa, kita pun bersyukur karena ada orang yang punya
harta, punya segalanya tapi tidak bisa melakukan apa-apa.
Itulah warna warni kehidupan yang harus kita hadapi.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga
kita menjadi orang yang beruntung sebagaimana yang telah
disampaikan sebelumnya.
وهََو الَذي يأبََل التوبََة عََن عبََاده.َأعََوذ بََاهلل مََن الشََيطان الََرَي
ََ بَارك ع لَى ولك.)25 :ويعفو عن السيئاا ويعلَ ما تفعلَون (الشَورأ
وتأبَل م َى.َفى الأر ن الكريَ ونفع ى وإياكَ بالياا والَذكر الحكَي
َََ أ ََول َولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولك.َوم َ كَ إن َ هوالسََميع العلََي
َ فاسَتَفروه إن،ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا
.َهوالَفور الرحي
29
8. Filosofi 40
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمد لِل الذأ أمرنا ل تظر أنفس ا هذا اليوم ليوم الَد لكَهللا،الحمد لِل
أْهد أن ال الَ إال ع وحَده.نجد سعادة ً فى حيات ا فى الدْنيا والخرة
. و أََْهد أن سََيدنا محم َدًا عبََده ورسََول ال نبََهللا بعََده. َ ال ََْريك ل
أللهَ صل وسلَ على سَيدنا محمَ لد إبَن عبَد ع وعلَى لَ وأصَحاب
كمََا ََال ع. أوصََيكَ ونفسََى بتأََوأ ع. فيآأيْهََا ال ََا.ومََن وااله
َ يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع ح َ تأات َ وال تمََوتن إال وأنََت:تعََالى
.مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur
kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir
zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang
menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya
meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Dalam khutbah kali ini khatib menyampaikan tentang
filosofi 40 yang maksudnya adalah usia 40 tahun. Kita sering
mendengar, apabila perilaku seseorang selalu dalam keburukan,
bahkan tetap saja berperilaku buruk walau sampai usia 40 tahun,
maka alamat tidak akan pernah berubah menjadi baik. Ada juga
kita mendengar, tanda orang yang bisa senang adalah sampai
usia 40 tahun, bila lebih 40 belum juga hidup senang, maka
selamanya begitu. Ada juga orang mengatakan bila memulai
usaha ketika sudah di usia 40 tahun, maka usahanya tidak akan
sukses. Terlepas dari masalah takdir Allah bahwa kalau Allah
menghendaki seseorang menjadi baik, maka tidak ada yang
mampu menghalangi, namun patut kita patut bertanya ada apa
dengan 40, karena nabi Muhammad sendiri juga resmi menjadi
30
nabi di usia 40. Di dalam Alquran juga ada disebutkan 40
sebagaimana dalam Q.S. al-Ahkaf [46: 15] :
ووصََي ا النسََان بوالدي َ إحسََانًا حملت َ أ ْم َ كر ًه َا ووضََعت كر ًهََا
وحمل وفصال ثَلثون ْه ًرا حتى إذا بل أْده وبل أربعين س ةً ال
رب أوزع ََهللا أن أََْكر نعمتََك التََهللا أنعمَت علَهللا وعلَى والََدي وأن
أعمل صال ًحا ترضاه وأصل لهللا فهللا ذريتهللا إنهللا تبَت إليَك وإنَهللا مَن
المسلمين
Jika kita perhatikan pada ayat ini, kita diperintahkan
berbuat baik kepada orang tua kita, ibu kita mengandung kita
dengan susah payah dan melahirkan kita dengan payah, bahkan
kesusahan tersebut juga sampai 30 bulan yang dihitung sejak
mengandung sampai menyapih kita. Kita pun tumbuh, hingga
pada saat umur kita sudah sampai 40 tahun, kita pun mestinya
sudah matang baik matang berpikir, matang psikologis dan
kehidupan ekonomi rumah tangga kita juga mulai kuat. Artinya
di usia itu mestinya kita tinggal menikmati hidup ini dan
mensyukuri ni’mat Allah. Cara bersyukur tersebut adalah
tentunya beribadah kepada Allah dengan tenang dan berbuat
baik kepada sesama manusia, karena pada usia tersebut idealnya
kita mulai memasuki usia persiapan untuk kembali kepada Allah
sebagaimana firman Allah di atas
انهللا تبت اليك وانهللا من المسلمين
Sekarang kita bertanya, bagaimana kita bisa hidup dengan
damai, beribadah dengan tenang atau menikmati hidup ini ketika
kita di usia 40 ke atas, kalau sejak kita berproses sampai di usia
40 tahun, kita masih merintis atau bahkan masih mencari-cari jati
diri, sementara di usia 40 tahun itu kita sudah beraktivitas baik
tenaga, pikiran dan sebagainya. Hal ini menjadi problem bagi
kita sendiri dan untuk anak-anak keturunan kita.
Solusi agar kita bisa hidup tenang di usia 40 tahun nanti,
maka gunakan waktu sebaik-baiknya untuk belajar dan
melengkapi diri dengan berbagai pengetahuan agama atau pun
31
umum sehingga kita pun dapat menghadapi kehidupan ini.
Kalau pun kita sudah semaksimal mungkin hidup dengan
sebaik-baiknya dan di saat usia 40 tahun belum terlihat tandatanda seperti yang kita harapkan maka kembalikan semuanya
kepada Allah. Kita yakin, Allah lebih mengetahui kebaikan yang
cocok untuk kita. Yang pasti kita disuruh untuk berikhtiar dan
tidak pernah putus asa.
Khutbah ini tidak semata-mata untuk kehidupan di dunia,
tetapi juga berkaitan dengan akhirat karena dunia sebagaimana
dikatakan َ اُ ْْلَخِ َرِاة
َ ص ُد ْنيَ َم ْز َرkehidupan di dunia adalah sebagai
ladang untuk kehidupan akhirat. Nah bagaimana kita bisa
bercocok tanam untuk akhirat, kalau sampai di usia 40 tahun ke
atas kita masih sangat disibukkan dengan kehidupan di dunia,
bahkan ada yang masih mencari jati diri, ada yang baru sadar
dan ada yang masih merintis untuk harapan hidup yang lebih
baik.
Demikian
khotbah
yang
dapat
disampaikan.
Kesimpulannya selagi kita masih kuat, gunakan kesempatan ini
mencapai kehidupan yang baik dan diridhai Allah SWT.
إن َّللا ال يَيَر مَا بأَو لم حتَى يَيَروا.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
بارك ع لى ولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى.)11:ما بَنفسهَ (الرعد
.َ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلي.َوإياكَ بَلياا والذكر الحكي
أ ََول ََولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولكَََ ولسََآ ر المسَلمين والمسََلماا
.َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم ين والمؤم اا
32
9. Hadapi Corona dengan Tawakkal dan Ikhtiyar
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمد هلل الذأ ال يض ْر مع اسم ْهللا ٌء فهللا الرض وال فَهللا،الحمد لِل
. أْهد أن ال ال إال ع الملك الحَ ْ المبَين.َالسماء وهو السميع العلي
َ أللهََ صَل وسَل.َو أْهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسول نبيَْ ٌ الكَري
فيآأيْهَا.على سيدنا محم لد إبن عبد ع وعلى لَ وأصَحاب الراَْدين
يآأيْهَا الَذين: كمَا َال ع تعَالى. أوصَيكَ ونفسَى بتأَوأ ع. ال ا
.أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Wabah yang saat ini mendunia, yaitu menjangkitnya virus
corona, merupakan musibah dan keprihatinan kita semua. Untuk
menghadapi musibah ini maka ada dua hal yang harus kita
lakukan yaitu tawakal dan ikhtiyar. Tawakal yang kita lakukan
adalah mengembalikan semuanya kepada Allah, Sang Pencipta
Yang Maha segala-galanya. Allah yang telah menciptakan semua
makhluk-Nya, baik yang besar maupun yang kecil, yang terlihat
maupun tidak kelihatan oleh mata. Allah berfirman pada Q.S. AlBaqarah: 156.
ٱلذين إذا أصا بتهَ ْمصيبةٌ الو إنا لِل وإنا إلي راَعون
Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan
Sesungguhnya
kami
milik
Allah
dan
sesungguhnya kepada-Nya kami akan kembali.
Berdasarkan ayat ini kita berupaya agar tidak bersedih
berlarut-larut menyesali nasib. Semua yang ada ini adalah milik
33
Allah, termasuk corona yang merebak ke seluruh dunia. Betul ia
adalah musibah bagi kita semua kita yakin bahwa apapun yang
terjadi di muka bumi ini tidak mungkin terjadi begitu saja atau
terjadi secara alamiah. Kita yakin setiap kejadian adalah karena
izin dan kehendak dari Allah sebagaimana Allah berfirman pada
Q.S. At-Taghabun : 11:
ما أصاب من ْمصيب لة إال بإذن ع ومن يؤمن بَاهلل يهَد لبَ وع بكَل
ٌَ ْهللاءل علي
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang
kecuali dengan izin Allah, dan setiap orang yang beriman kepada
Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Disamping bertawakal kepada Allah, kita juga mesti
berikhtiar. Ikhtiar adalah berusaha semaksimal mungkin untuk
mengubah suatu keadaan kepada keadaan yang lain.
Memperbaiki keadaan baik karena sebelumnya kurang baik atau
karena dirusak atau rusak oleh suatu sebab. Pengertian ini
relevan dengan kondisi hari ini. Kita berusaha untuk
menghadapi wabah ini agar tidak melebar dan menimpa kita.
Allah menyuruh kepada kita untuk berikhtiar:
َإن ع ال يَير ما بأو لم حتى يَيروا ما بَنفسه
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu
kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri (QS. Ar-Ra’du: 11).
Lalu apa yang harus kita lakukan. Untuk menjawab
pertanyaan ini harus disesuaikan dengan profesi masing-masing.
Pemerintah dengan kebijakannya, ulama dengan fatwanya,
medis dengan keahliannya, pihak-pihak keamanan dengan
kapasitas mereka dan kita sebagai masyarakat paling tidak ikut
menenangkan dan tidak menimbulkan persoalan. Masing-masing
kita menjaga kebersihan, cuci tangan, makan dan minum
menggunakan tangan kanan serta tidak dalam keadaan berdiri
bahkan kita jaga agar selalu berwudhu. Paling tidak 5 kali sehari
34
semalam kita berwudhu dan berdoa kepada Allah agar penyakit
ini dihentikan. Amin. Di sela-sela permohonan kita selipkan
sebuah doa bahkan bisa dibaca pagi dan petang, minimal 3 kali.
بسَََ ع الََذي ال يضَ َْر مََع اسََم ََْهللا ٌء فََهللا الرض وال ف َهللا السََمآء
َوهوالسميع العلي
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Marilah
kita jadikan penyakit yang mewabah ini sebagai pelajaran bagi
kita dan kita pun dapat mengoreksi kembali diri kita untuk lebih
dekat dengan Allah SWT.
مَا أصَاب مَن ْمصَيب لة إال بَإذن ع.َأعوذ بَاهلل مَن الشَيطان الَرَي
َ بارك ع لى ولكََ فَى الأَر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاك.)11 :(التَابن
أ ول.َ وتأبل م ى وم كَ إن هو السميع العلي.َبَلياا والذكر الحكي
َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا
.َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم ين والمؤم اا
35
10. Haji Gratis, Siapa Mau?
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمَد ع الَذأ َعَل ذوالحجَة َْه ًرا ح ًّجامبار ًكَا وفضَ ًَل،الحمَد لِل
وأََْهد أن. َ أََْهد أن ال ال َ إال ع وحََده ال ََْريك ل. كثيََرا لل ََا
أللهَ صل وسَلَ علَى سَيدنا.سيدنا محمدًا عبده ورسول ال نبهللا بعده
. فيآأيْهََا ال ََا.محم َ لد إبََن عبََد ع وعلََى ل َ وأصََحاب ومََن وااله
يآأيْها الذين أم وا اتأوا: كما ال ع تعالى.أوصيكَ ونفسى بتأوأ ع
.ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur
kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir
zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang
menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya
meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Saat ini kita sudah berada di hari yang … bulan Dzulhijjah.
Mungkin di antara kita ada yang masih belum mampu berhaji
atau kalau pun mampu dan siap tetapi nomor antrian yang
begitu panjang. Namun kita tidak perlu berkecil hati. Pada masa
Rasulullah ada sejumlah kaum muslimin di Madinah secara
finansial kurang mampu tetapi memiliki keinginan kuat untuk
melaksanakan ibadah haji. Sama halnya yang walaupun ada dana
dan antriannya juga pas waktunya, tetapi karena kondisi seperti
kita saat ini, maka berarti kita juga tidak mampu. Nah para
sahabat ini mendatangi Nabi dan berkata: “Ya Rasulullah,
sungguh beruntung orang-orang yang dikaruniai harta, mereka
mendapatkan derajat yang tinggi dan kenikmatan yang banyak;
mereka melaksanakan shalat sama seperti kami, mereka
melaksanakan puasa sama seperti kami, tetapi mereka memiliki
36
kelebihan yaitu bisa melaksanakan haji, umrah, jihad dan
sedekah. Rasulullah SAW bersabda :
َعن أبهللا هريرة رضى ع ع أال أحدثكَ إن أخذتَ أدركتَ من سبأك
ولَ يدرككَ أحدٌ بعدكَ وك تَ خير من أنتَ بين ظهراني إال مَن عمَل
مثل َ تسََبحون وتحمََدون وتكبََرون خل َ ك َل ص ََلةل ثَلثًََا وثَلثََين
)(رواه البخاري
Maksud dari hadis ini adalah orang yang tidak mampu
berhaji, tetap bisa mendapat pahala haji asalkan mereka mau
mengamalkan secara rutin tasbih, tahmid dan takbir setiap selesai
shalat fardhu masing-masing sebanyak 33 kali.
Dalam riwayat lain Rasulullah SAW bersabda:
فلَ أََر حَاجل، من راح إلى المسجد ال يريد إال ليتعلَ خي ًرا أو يعلم
. )َتام الحجة (رواه الحاك
Pada hadis ini dijelaskan bahwa orang yang pergi ke
masjid tidak ada tujuan lain kecuali mempelajari kebaikan atau
mengajarkannya, maka baginya pahala setara haji yang
sempurna. Di hadis berikutnya Rasulullah SAW bersabda:
من مشى إلى صَلةل مكتوب لة وهو متطه ٌر كان ل كََر الحاج المحرم
)(رواه أحمد
“Siapa pun berjalan untuk shalat wajib dalam keadaan suci
(berwudlu) maka ia mendapat pahala seperti pahala orang yang
berhaji yang berihram”. Pada hadis selanjutnya
ََمن صلى الفجر فهللا َماع لة ثَ َل يَذكر َّللا حتَى تطلَع الشَم ث
صََلى ركعتََين كتََُ ل َ أَََر حج َ لة وعمََر لة تام َ لة تام َ لة تام َ لة (رواه
. )الترمذي
Orang yang shalat shubuh berjamaah, lalu ia duduk
berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia
shalat dua rakaat (shalat Isyraq) maka dicatat baginya pahala haji
dan umrah secara sempurna tidak kurang tidak lebih. Yang kita
bacarakan tadi adalah hadis-hadis tentang setaranya pahala haji
bagi orang yang tidak mampu melaksanakannya. Hadis-hadis
37
berhaji gratis ini mesti kita percayai karena diucapkan oleh
Rasulullah SAW. Bedanya, kita tidak berangkat secara fisik dan
tidak dipanggil haji. Tentunya bukan gelar itu yang ingin kita
peroleh dan kita cari.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga
kita selalu mengarahkan hidup kita untuk kebaikan dan dapat
mengamalkan apa yang telah disampaikan tadi. Amin, Amin,
Amin.
.َأعوذ باهلل من الشيطان الَرَي
َ بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن الكَريَ ونفع ََى وإيََاك.)97 :( ل عمََران
أ َول.َ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي.َبَلياا والذكر الحكي
َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا
.َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم ين والمؤم اا
ً حَ ُّْ البيَت مَن اسَتطاإ إليَ سَب
يَل
38
ولِل علَى ال َا
11. Hikmah Peringatan Hari Ibu
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
َ أَْهد أن ال ال. الحمد هلل َعل الج َة تحَت أ َدام المهَاا،الحمد هلل
وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال. َإال ع وحده ال َْريك ل
َ أللهَ صل وسلَ علَى سَيدنا محمَ لد إبَن عبَد ع وعلَى ل.نبهللا بعده
َ أوصَََيك. فيآأيْهَََا الحاضَََرون رحمكََََ ع.وأصَََحاب ومَََن وااله
َ يآأيْها الذين أم وا اتأَوا ع ح: كما ال ع تعالى.ونفسى بتأوأ ع
.تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur
kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir
zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang
menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya
meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Di bulan Desember biasanya kita memperingati hari Ibu.
Kita ketahui kasih sayang ibu adalah sepanjang masa. Kata-kata
ini sering kita dengar bahkan istilah ini ada bukan tanpa sebab,
karena kenyataannya Ibu selalu menyayangi kita bahkan sampai
akhir hayatnya. Jasanya tidak tidak terhitung, sejak lahir ke
dunia, ibulah yang menyambut kita dengan kebahagiaan dan
penuh harapan. Kita ini bak permata baginya, di setiap doanya
selalu nama kita walaupun tanpa kita ketahui. Nama yang
diberikan kepada kita adalah doa. Harapannya sama seperti
makna dalam nama tersebut. Ibu adalah kata yang penuh makna.
Ribuan puisi mungkin telah banyak dibuat oleh para penyair.
Tetapi maknanya akan sangat berbeda bagi setiap orang. Sering
kita mendengar ada ungkapan-ungkapan bahwa Ibu adalah sang
penyelamat, ibu sebagai sahabat, hanya ibu yang menemani saat
sakit, selalu setia mendengarkan anaknya dan bahkan walau
39
terdiri dari tiga huruf, Ibu mengandung seribu makna.
Rasulullah SAW bersabda:
عن أبهللا هريرة رضهللا َّللا ع َال ََاء رََ ٌل إلَى رسَول َّللا صَلى
َّللا علي وسلَ فأال يا رسول َّللا من أح ْ ال ا بحسن صحابتهللا َال
ََأ ْمك ال ثَ من ال ثَ أ ْمك ال ثَ من ال ثَ أ ْمك َال ثََ مَن َال ث
أبوك
“Dari Abu Hurairah, dia berkata: ‘Seorang laki-laki datang
kepada Rasulullah SAW sambil berkata: ‘Ya Rasulullah, siapakah
orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?’, maka Rasul
pun menjawab: ‘ibumu’. Dia bertanya lagi: ‘kemudian siapa?’.
Rasulullah kembali menjawab: ‘ibumu,’. Dia bertanya lagi:
‘Kemudian siapa lagi?’, Rasulullah menjawab: ‘ibumu,’.
Kemudian dia bertanya kembali: ‘kemudian siapa?’, (barulah)
Rasulullah menjawab: ‘kemudian ayahmu,’.
Kenapa sampai tiga kali Rasulullah menjawab hal yang
demikian. Itu semua karena jasa-jasanya. Jasa-jasanya ini
tergambar pada Q.S. al-Ahqaf 15:
، حملتَ أ ْمَ كر ًهَا ووضَعت كر ًهَا،ووصي ا النسان بوالدي إحسَانًا
...وحمل وفصال ثَلثون ْه ًرا
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik
kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya
dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
(pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh
bulan… Dalam Firman Allah yang lain pada Q.S. Luqman ayat 14
َن وفصََال فََهللا
ووصََي ا النسََان بوالدي َ حملت َ أ ْم َ وه َا ً عل َى وهَ ل
عامين أن اْكر لهللا ولوالديك إلهللا المصير
Pada ayat ini manusia diperintahkan untuk berbuat baik
kepada dua orang tuanya; ibunya mengandungnya dalam
keadaan yang semakin berat dan setelah itu menyapihnya selama
dua tahun. Berdasarkan beberapa ayat al-Quran dan Hadis Nabi
di atas, kita harus memperlakukan perempuan dengan baik. Jika
kita sebagai suami, maka perlakukan istri dengan baik dan jika
40
kita sebagai anak lebih wajib lagi berbakti kepada Ibu kita dan
termasuk pula kepada ibu-ibu yang ada di dunia ini. Inilah
maksud adanya peringatan hari Ibu agar kita mengingat kembali
perjuangan mereka membesarkan kita hingga seperti sekarang.
Gunakan kesempatan untuk berbakti, mumpung mereka masih
hidup. Jangan sampai menjadi penyesalan karena tidak sempat
berbakti dan memohon ampun kepada mereka.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga
kita selalu menjaga hubungan yang baik dengan orang tua kita.
و ضََى ربََْك أال تعبََدوا إال إيََاه.َأعََوذ بََاهلل مََن الشََيطان الََرَي
إما يبلَن ع دك الكبر أحدهما أو كَلهمَا فََل تأَل،وبالوالدين إحسانًا
بارك ع.)23 :ف وال ت هرهما و ل لهما و ًال كري ًما (السراء
لهما أ ل
.َلَى ولكََ فَى الأَر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاكَ باليَاا والَذكر الحكَي
أ َول َولهللا هَذا وأسَتَفرع.َوتأبل م ى وم كَ إنَ هوالسَميع العلَي
،لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا والمَََؤم ين والمؤم َََاا
.َفاستَفروه إن هوالَفور الرحي
41
12. Menyambut Tahun Baru Masehi
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
ً الحمد لِل الذأ أوصل ا الى أخَر هَذه السَ ة واَتمع َا بسَ ة،الحمد لِل
وأََْهد أن. َ أََْهد أن ال الَ إال ع وحَده ال ََْريك ل.تيَ لة إنشَاء ع
أللهَََ صََل وسََلَ علََى.سََيدنا محمَدًا عبََده ورسََول صََادق المَين
. فيآأيْهََا ال ََا. أمََا بعََد.سََيدنا محمَ لد وعلََى ألَ وأصََحاب أَمعََين
يآأيْها الذين أم وا اتأوا: كما ال ع تعالى.أوصيكَ ونفسى بتأوأ ع
.ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Tinggal beberapa hari lagi, kalau diizinkan, kita akan
melewati tahun …. yang artinya kita akan berada dan bernafas di
tahun selanjutnya yaitu ….. Dalam menyambut tahun baru ini,
sebagian besar masyarakat kita melaksanakan berbagai acara dan
kegiatan dengan penuh suka cita. Namun di antara acara-acara
itu, terkadang ada yang tidak sejalan dengan ajaran agama Islam
yang akhirnya baik para pelaku atau pun kita yang ikut
menyaksikan terimbas mendapatkan dosa.
Padahal jika kita menyadari tentang sejarah tahun baru
masehi ini atau paling tidak menyadari nama masehi atau almasih, terlebih lagi jika dikaitkan dengan agama tertentu, maka
hampir dipastikan kita akan bersikap lain. Minimal dalam
menyambut tahun baru masehi ini kita akan memilah dan
memilih kegiatan-kegiatan mana yang bersesuaian dengan ajaran
agama kita. Bahkan kalau kita benar-benar menyadarinya, maka
42
hikmah dari pergantian tahun inilah yang lebih kita tonjolkan,
bukan acara penyambutan tahun baru itu yang kita meriahkan,
apalagi sampai melakukan pesta yang di dalamnya terdapat
kemaksiatan.
Banyak hikmah yang dapat kita ambil sebagai pelajaran, di
antaranya:
1. Pergantian tahun menunjukkan bahwa jatah hidup kita
sebenarnya berkurang. Hal ini yang mestinya kita ingat
bahwa kita pada hakikatnya mendatangi ajal yang ditentukan
untuk kita. Allah berfirman dalam Q.S. al-A‘raf, 7: 34
. .َلكل ام لة اَ ٌۚ ٌل فاذا َ ۤاء اَلهَ ال يستَخرون ساعةً وال يستأدمون
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu (ajal); maka apabila
telah
datang
waktunya
mereka
tidak
dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula)
memajukannya. Oleh karena itu, mumpung kita masih
diizinkan Allah untuk menikmati tahun ini dan tahun
mendatang, maka mari kita mensyukuri nikmat umur ini
dengan menggiatkan diri untuk beribadah dan beramal
kebajikan lainnya.
2. Tahun baru adalah tahun harapan dan optimis. Allah
berfirman dalam Q.S. al-Hasyr, 59: 18
يَا أيْهَا الَذين م ََوا اتأَوا َّللا ولت ظَر نفَ ٌ مَا َدمت لََ لدjika boleh ditafsirkan
bahwa di dalam ayat ini Allah hanya menyapa orang-orang
yang merasa beriman. Tujuannya adalah agar orang-orang
yang beriman ini lebih bertakwa dan mempelajari segala
kekurangan, kekhilafan, kesalahan, kemalasan dan kegagalan
di tahun ini agar tidak terulang kembali di tahun mendatang.
Bahkan karena ketidaktaatan kita pada tahun ini agar dapat
kita perbaiki dengan cara bertaubat dengan taubat yang
sebenarnya. Allah berfirman dalam Q.S. at-Tahrim, 66: 8: يٰٓايْهَا
َّللا توبَةً نصَو ًحا
ٰ “الذين ام وا توب َٰٓوا الَىwahai orang-orang yang beriman,
bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sebenarnya”.
Oleh karena itu, sekali lagi dikatakan bahwa yang lebih
ditonjolkan dari hal ini adalah hikmah dari pergantian tahun.
43
Kita ingat dengan umur yang semakin berkurang dan kita ingat
pula idealnya setiap orang harus memperbaiki diri agar
bertambah baik. Dengan menyadari dua hal ini maka kita yakin
di setiap malam tahun baru, bukan pesta yang kita buat, bukan
terompet yang kita tiup, tetapi justru kita berdiam diri di rumah
dan apa yang kita lakukan. Kita beribadah, membaca al-Qur’an,
berzikir, bertasbih, beristigfar, bersalawat dan sujud syukur
kepada Allah segala anugerah yang diberikan-Nya kepada kita.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya
adalah mari kita meriahkan pergantian tahun ini dengan
beribadah dan berdoa kepada Allah baik di rumah, di mushalla
atau pun di mesjid, baik secara perorangan atau pun secara
bersama-sama.
إن السَمع والبصَر،ٌَ َلَك بَ عل
مَا لَي
َوال تأ
.َأعوذ باهلل من الشَيطان الَرَي
بَارك ع لَى ولكََ فَى الأَر ن.)36 :والفؤاد ك ْل أول ك كان ع مسئ ًوال (السراء
َ وتأبَل م َى ومَ كَ إن.َالكريَ ونفع ى وإياكَ بَلياا والذكر الحكي
أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر.َهوالسَََميع العلَََي
ََََ فاسََََتَفروه إن،المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا
.َهوالَفور الرحي
44
13. Makna Asyura 10 Muharram
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
ْ الحمََد لِل الََذأ َعََل ال،الحمََد لِل
َ شََهور إث ََا عش َر ََْه ًرا يََوم خل
أْهد أن ال ال إال ع وحَده ال.السمواا والرض وم ها أربعةٌ حر ٌم
ََ ألله. وأْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال نبَهللا بعَده. ْريك ل
فيآأيْهَا.صل وسلَ على سيدنا محم لد وعلى لَ وأصَحاب ومَن وااله
كمَا. أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع.الحاضرون والسامعون رحمكَ ع
يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال:ََال ع تعَالى
.وأنتَ مسلمون
Kini kita berada di tahun baru Islam, tepatnya pada
tanggal 9 Muharram 1439 H. Di bulan Muharram ini, kita teringat
peristiwa bersejarah yaitu keputusan bulat Nabi Muhammad
SAW untuk berhijrah dari Mekkah ke Madinah. Pada bulan
Muharram ini pula, dijadikannya awal penghitungan bulan
Qamariyah. Adapun berkaitan dengan 10 Muharram, di samping
hijrahnya Nabi, juga banyak peristiwa-peristiwa yang terjadi
pada hari itu.
Pada tanggal 10 Muharram Nabi Adam as diterima
taubatnya dan bertemu dengan isterinya Hawa di Jabal Rahmah
padang Arafah. Pada tanggal 10 Muharram Nabi Idris yang
dikenal sebagai singa penumpas kebatilan diangkat ke langit dan
kini masih tinggal di langit. Pada tanggal 10 Muharram Nabi
Nuh dan sebagian dari umatnya diselamatkan Allah dari
tenggelamnya bumi ini. Pada tanggal 10 Muharram Nabi Ibrahim
diselamatkan Allah dari pembakaran Raja Namrud. Pada tanggal
10 Muharram Nabi Yusuf yang pernah difitnah oleh berita hoax
dibebaskan dari penjara. Pada tanggal 10 Muharram Nabi Ya’kub
bisa melihat kembali setelah beberapa tidak bisa melihat. Pada
tanggal 10 Muharram Nabi Ayyub disembuhkan Allah dari
penyakit yang mengerikan pada waktu itu. Pada tanggal 10
Muharram Nabi Yunus yang berada di perut ikan hiu selama 40
45
hari 40 malam dikeluarkan dari perut ikan tersebut. Pada tanggal
10 Muharram Nabi Sulaiman diberikan kerajaan yang tidak
pernah ada sebelumnya dan tidak pernah ada pula yang
menyamainya setelahnya. Pada tanggal 10 Muharram Nabi Musa
diselamatkan Allah dari kepungan Raja Fir’aun dan tentaranya di
laut merah. Dan pada bulan Muharram ini pula keputusan bulat
dan dengan tekad yang kuat Rasulullah memutuskan untuk
berhijrah.
Mungkin di antara kita ada yang bertanya, ada apa dengan
10 Muharram dan mengapa tanggal 10 Muharram selalu
bertepatan dengan beberapa peristiwa besar. Jawabannya wa
Allah a’lam bishshawab, tetapi yang pasti adalah karena Bulan
Muharram adalah salah satu bulan yang dihormati dan
diharamkan untuk melakukan kejahatan, bahkan sangat
dianjurkan untuk perubahan hidup yaitu bertobat kepada Allah.
Allah berfirman dalam Q.S. al-Taubah: 36:
ْ إن عََدة ال
َ شََهور ع ََد َّللا اث ََا عشََر ََْه ًرا فََهللا كتََاب َّللا ي َوم خل
السماواا والرض م ها أربعةٌ حر ٌم
“Sesungguhnya jumlah bulan yang ditentukan oleh Allah
sejak menciptakan langit dan bumi ini adalah sebanyak 12 bulan,
empat antaranya adalah bulan haram yaitu harus dihormati dan
haram melakukan kejahatan”.
Selain dari ayat Alquran yang dibacakan tadi, terdapat
pula hadis Nabi:
عن ابن عبا ل رضهللا َّللا ع هما أن ال بهللا صلى ع علي وسَلَ لمَا
هذا يَو ٌم: فأالوا، يع هللا عاْوراء، وَدهَ يصومون يو ًما،دم المدي ة
فصََام، وأغََرق ل فرع َون، وهََو يََو ٌم نجََى َّللا في َ موسََى،ٌَ عظََي
فأَََال «أنَََا أولَََى بموسَََى مَََ هَ» فصَََام وأمَََر،موسَََى َََْك ًرا هلل
) (البخاري. بصيام
Dari Ibnu Abbas ra beliau berkata: “Ketika Rasulullah
SAW tiba di Madinah dan melihat orang-orang Yahudi
46
melaksanakan puasa Asyura’. Nabi bertanya, “apa ini?”. Mereka
menjawab: “Ini hari baik, hari dimana Allah menyelamatkan bani
Israil dari musuh mereka lalu Musa berpuasa pada hari itu.
Rasulullah SAW pun menjawab: Aku lebih berhak terhadap
Musa dari kalian, maka beliau berpuasa pada hari itu dan
memerintahkan untuk melaksanakan puasa tersebut.” (Bukhari).
Puasa Asyura inilah yang diwajibkan pada waktu. Namun
setelah puasa Ramadhan diwajibkan, puasa hari Asyura pun
hanya menjadi sunat. Disamping itu karena adanya celaan dari
orang-orang Yahudi bahwa umat Islam mengikuti praktik ibadah
mereka, sehingga terjadi pula perbedaan di kalangan masyarakat
Islam kala itu, Nabi Muhammad pun menyatakan melalui
sabdanya:
صَََوموا التاسَََع والعاَََْر.م.: عَََن إبَََن عبَََا َََال رسَََول ع
)وخالفوا اليهود (الترمذي
Berpuasalah kamu pada hari yang kesembilan dan
kesepuluh pada bulan Muharram sehingga tidak sama dengan
praktik yang dilakukan orang-orang Yahudi.
Demikianlah khutbah Jumat yang dapat disampaikan,
semoga kita menjadi orang yang beruntung. Amin amin ya
rabbal ‘alamin.
ومَن تَاب.َ بسََ ع الَرحمن الَرحي.َأعوذ باهلل من الشَيطان الَرَي
بَارك ع لَى.)71 :وعمل صال ًحا فإن يتوب إلَى َّللا متابًَا (الفر َان
وتأبَل.َولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإياكَ بَلياا والذكر الحكَي
ََ أ ول ولهللا هذا وأستَفرع لهللا ولك.َم ى وم كَ إن هوالسميع العلي
َ فاسَتَفروه إن،ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا
.َهوالَفور الرحي
47
14. Makna Hijrah
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
ْ الحمََد لِل الََذأ َعََل ال،الحمََد لِل
َ شََهور إث ََا عش َر ََْه ًرا يََوم خل
أْهد أن ال ال إال ع وحَده ال.السمواا والرض وم ها أربعةٌ حر ٌم
ََ ألله. وأْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال نبَهللا بعَده. ْريك ل
فيآأيْهَا.صل وسلَ على سيدنا محم لد وعلى لَ وأصَحاب ومَن وااله
كمَا. أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع.الحاضرون والسامعون رحمكَ ع
يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال:ََال ع تعََالى
.وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Kini kita berada di tahun baru Islam, tepatnya pada
tanggal … Muharram ….. H. Di bulan Muharram ini, kita teringat
peristiwa bersejarah hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari
Mekkah ke Madinah yang kemudian dengan peristiwa hijrah ini,
dijadikannya awal penghitungan bulan Qamariyah.
Kita semua yang ada di sini dipastikan memahami bahwa
alasan Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah adalah untuk
menyelamatkan agama Allah dari rongrongan kaum quraisy dan
pergi mencari tempat yang cocok agar agama ini bisa diterima
dengan baik oleh masyarakat. Apabila peristiwa hijrah ini kita
maknai untuk zaman sekarang, maka setidaknya ada dua hal
yang harus kita lakukan.
Yang pertama, sebagaimana dalam Q.S. Al-Hasyar ayat 18
disebutkan:
48
...يا أيْها الذين م وا اتأوا َّللا ولت ظر نف ٌ ما دمت لَ لد
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu
kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya hari ini untuk hari esok (akhirat).”
Ayat di atas mengajarkan kita untuk bisa introspeksi diri
tentang hal-hal apa saja yang kita lakukan selama ini. Adakah di
antara perilaku kita melakukan kebaikan atau justru selalu
dikelilingi dengan keburukan. Kita harus pandai membaca diri
kita sendiri. Sebagai contoh: apakah selama ini kita rajin ibadah
dan membiasakan shalat di berjamaah di Mesjid, apakah selama
ini kita selalu bersedekah, apakah selama ini kita tidak doyan
beramal shalih, apakah selama ini kita suka mencari kesalahan
dan keburukan orang, apakah selama ini kita selalu dengki
dengan kelebihan orang atau pertanyaan-pertanyaan lainnya
yang kita ajukan pada diri kita. Pertanyaan ini penting agar kita
bisa mengoreksi diri kita, sehingga kita pun bisa mengetahui
keburukan dan kecacatan kita selama ini. Bisa jadi selama ini kita
merasa menjadi orang yang baik, merasa menjadi orang yang
shalih dan patut ditiru, merasa tidak memiliki cacat sedikit pun.
Namun dengan bertanya pada diri kita sendiri, Insya Allah
apabila hal tersebut benar-benar kita lakukan, maka kita akan
melihat keburukan yang menganga pada diri kita seperti
menganganya luka.
Yang kedua dalam pemaknaan terhadap peristiwa hijrah
Nabi Muhammad untuk zaman kita sekarang, maka beranjak
dari firman Allah yang dibacakan tadi bahwa setelah mengetahui
perilaku kita sebelumnya, kita mesti menentukan rencana
selanjutnya untuk perbaikan perilaku kita. Mungkin selama ini
kita tidak rajin beribadah, maka mulai tahun baru ini kita
bertekad agar rajin beribadah, membiasakan diri agar shalat
berjamaah di mesjid. Mungkin selama ini kita tidak gemar
beramal shalih, bersedekah dan bersosial, maka mulai tahun ini
kita bertekad agar gemar beramal shalih, bersedekah walaupun
sedikit. Mungkin selama ini kita suka mencari-cari kesalahan
49
atau keburukan orang lain atau mungkin pula dengki dengan
rejeki orang lain, maka mulai tahun ini kita bertekad tidak
melakukan perbuatan tercela tersebut.
Jika kita mampu melakukan langkah kedua yang
disebutkan di atas, maka inilah yang disebut sebagai hijrah di
zaman sekarang. Perbuatan-perbuatan buruk yang pernah
dilakukan, kini kita tinggalkan dan berupaya untuk menjadi
orang yang baik, lurus meniti dalam keridhaan Allah SWT.
Demikianlah khutbah Jumat yang dapat disampaikan,
intinya orang yang beruntung adalah orang yang lebih baik dari
hari kemarin. Semoga kita termasuk orang yang beruntung.
Amin amin ya rabbal ‘alamin.
ومَن تَاب وعمَل صَال ًحا فإنَ يتَوب.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
َ بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن الكََري.)71 :إلََى َّللا متابًََا (الفر ََان
َََ وتأبَََل م َََى ومَََ كَ إن.َونفع َََى وإيَََاكَ بَليَََاا والَََذكر الحكَََي
أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر.َهوالسَََميع العلَََي
ََََ فاسََََتَفروه إن،المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا
.َهوالَفور الرحي
50
15. Memaknai Perubahan Nama Yatsrib menjadi Madinah
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
ار وحك َ ٌَ وم ََاف ٌع
ٌ الحمََد لِل الََذأ خل َ الْ َياء فيه َا أسََر،الحمََد لِل
وأَْهد أن. َ أَْهد أن ال الَ إال ع وحَده ال َْريك ل.لولى اللباب
أللهَ صل وسَلَ علَى سَيدنا.سيدنا محمدًا عبده ورسول ال نبهللا بعده
فيآأيْها الحاضرون والسامعون.محم لد وعلى ل وأصحاب ومن وااله
يآأيْهََا: كمََا ََال ع تعََالى. أوصََيكَ ونفسََى بتأََوأ ع.رحمكَََ ع
.الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Kita mungkin pernah mendengar bahwa kota yang
menjadi tujuan Nabi melakukan hijrah adalah kota Yatsrib yang
kemudian kita kenal dengan sebutan Madinah. Sejak Nabi hijrah,
nama kota ini adalah Yatsrib dan setelah 10 tahun Nabi
Muhammad menetap di Yatsrib ini, baru beliau mengganti
namanya dengan sebutan Madinah. Satu hal yang menjadi
perhatian kita di sini adalah, mengapa Nabi Muhammad
mengubah nama kota tersebut. Jawabannya sangat mungkin
karena arti dari Yatsrib sendiri adalah mengecam atau mencela.
Sementara nama Madinah memiliki arti orang-orang yang
beretika dan beradab, menciptakan kondisi yang kondusif,
berupaya agar masyarakat lainnya bisa hidup dengan aman,
sentosa, damai dan sejahtera.
Hidup beretika dan beradab berarti segala tindak tanduk
kita sesuai dengan akhlak yang diajarkan Nabi Muhammad.
Adanya kita di tengah-tengah lingkungan tidak menjadi problem
bagi orang lain. Salah satu contoh berkaitan dengan hal ini adalah
firman Allah Q.S. al-Hujarat ayat 11
َيآأيْها الذين م وا ال يسخر و ٌم من َو لم عسَى أن يكونَوا خي ًَرا مَ ه
...وال نسا ٌء من نساءل عسى أن يكن خي ًرا م هن
Melalui ayat ini Allah menyeru kepada laki-laki atau
perempuan agar tidak saling merendahkan, agar tidak saling
menjatuhkan, agar tidak saling mencela, agar tidak saling
51
membicarakan keburukan orang dan sebagainya, karena bisa jadi
orang yang dicela atau yang direndahkan itu lebih baik dari
mereka yang suka mencela atau merendahkan orang lain. Di
samping itu dalam hadis Nabi SAW juga disebutkan:
)المسلَ من سلَ المسلمون من لسان ويده (رواه البخاري
“Orang yang disebut muslim adalah orang-orang muslim
lainnya menjadi selamat dari lisan dan lidahnya”.
Maksudnya orang muslim adalah orang yang menjaga
lidahnya agar setiap perkataan yang keluar dari mulutnya tidak
menimbulkan persoalan bagi orang lain, seperti memfitnah orang
lain, mengadu domba agar orang lain supaya berselisih,
menggibah atau membicarakan keburukan orang lain,
menyumpah, mencela, menjelek-jelekkan orang lain dan masih
banyak lagi persoalan yang lainnya. Begitu juga orang yang
disebut muslim adalah orang yang menjaga tangannya agar tidak
mengganggu atau bahkan merugikan orang lain baik mengambil
milik orang lain, mengganggu ketenteraman orang lain atau
dengan tangannya berlaku kasar pada orang lain.
Lidah dan tangan kita mewakili seluruh anggota tubuh
kita, mesti kita jaga agar tidak menimpakan suatu masalah pada
orang lain dan pada kita sendiri. Hal yang penting sekali kita
takutkan, disamping mudarat yang kita timbulkan, juga karena
akibat dari lidah, tangan dan anggota tubuh-anggota tubuh kita
sendiri mengakibatkan terkikisnya pahala amal shalih yang kita
lakukan.
Selain itu, penggantian nama Yatsrib menjadi Madinah,
menunjukkan kepada kita bahwa Nabi Muhammad mengajarkan
kita agar melakukan perubahan dalam hidup. Perubahan
tersebut mesti kita usahakan baik dalam menghadapi kemalasan
kita sendiri atau dalam menghadapi bisikan-bisikan dari setan
yang selalu menggoda kehidupan kita setiap saat. Allah
berfirman Q.S. ar-Ra‘du, 11:
...َإن ٱلِل ال يَير ما بأو لم حتى يَيروا ما بَنفسه
52
“Sesungguhnya Allah tidak merubah nasib suatu kaum
kecuali mereka sendiri yang merubahnya”.
Jika dikaitkan dengan perilaku buruk untuk menjadi
perilaku baik, berarti kita sendiri yang harus mengusahakan
untuk betul-betul meninggalkan perbuatan buruk yang pernah
kita lakukan. Mungkin selama ini kita tidak rajin melakukan
ibadah, maka kita rubah agar kita rajin beribadah. Mungkin
selama ini kita tidak gemar bersedekah dan bersosial, maka kita
rubah agar gemar bersedekah walaupun sedikit. Mungkin selama
ini kita suka mencari-cari keburukan orang lain, maka kita rubah
agar tidak suka mencari-cari keburukan orang lain dan
sebagainya dan sebagainya.
Demikianlah khutbah Jumat yang dapat disampaikan,
intinya mari kita selalu mengoreksi diri kita sendiri agar menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Semoga kita termasuk orang yang
beruntung. Amin amin ya rabbal ‘alamin.
ومَن تَاب وعمَل صَال ًحا فإنَ يتَوب.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
َ بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن الكََري.)71 :إلََى َّللا متابًََا (الفر ََان
َََ وتأبَََل م َََى ومَََ كَ إن.َونفع َََى وإيَََاكَ باليَََاا والَََذكر الحكَََي
أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر.َهوالسَََميع العلَََي
ََََ فاسََََتَفروه إن،المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا
.َهوالَفور الرحي
53
16. Hikmah Awal Tahun: Antara Ingat Ajal dan Optimis
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمد لِل الذأ أوصل ا الى هذه الس ة واَتمع ا فيهَا بعمليَ لة،الحمد لِل
وأَْهد أن. َ أْهد أن ال ال إال ع وحده ال َْريك ل.حس لة إنشاء ع
أللهَ صل وسَلَ علَى سَيدنا.سيدنا محمدًا عبده ورسول ال نبهللا بعده
. فيآأيْهََا ال ََا.محم َ لد إبََن عبََد ع وعلََى ل َ وأصََحاب وم َن وااله
يآأيْها الذين أم وا اتأوا: كما ال ع تعالى.أوصيكَ ونفسى بتأوأ ع
.ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Alhamdulillah saat ini kita akan berada dan bernafas
diawal tahun …. Tahun ini biasanya disebut sebagai tahun baru
masehi. Apapun istilah yang digunakan untuk menyebut nama
tahun baru ini, yang penting di setiap pergantian masa kita mesti
dapat mengambil hikmah sebagai pelajaran, di antaranya:
1. Pergantian tahun menunjukkan bahwa jatah hidup kita
sebenarnya berkurang. Kita harus menyadari bahwa kita pada
hakikatnya menghampiri ajal yang ditentukan untuk kita.
Allah berfirman dalam Q.S. al-A‘raf, 7: 34
ولكل أم لة أَ ٌل فإذا َاء أَلهَ ال يستَخرون ساعةً وال يستأدمون
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu (ajal); maka apabila
telah
datang
waktunya
mereka
tidak
dapat
mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula)
memajukannya. Oleh karena itu, mumpung kita masih
diizinkan Allah untuk menikmati tahun ini dan insya Allah di
54
tahun-tahun mendatang, mari kita mensyukuri nikmat
kekuatan dan waktu hidup yang kita miliki, nikmat sehat dan
umur yang diberikan serta nikmat harta yang dimiliki. Syukur
tersebut mesti kita buktikan dengan menggiatkan diri untuk
beribadah dan beramal kebajikan untuk mengharap ridha
Allah serta sebagai pertanggungjawaban atas segala karunia
yang diberikan kepada kita selama ini. Nabi Muhammad
bersabda:
لن ت ول دما عب لد يَوم.م.: ال رسول ع.عن أبهللا درداء ال
وعَن عمَره، عَن َْباب فيمَا أبََله:الأيامة حتى يسَل عَن أربَعل
وفيمَََا أنفأَََ (رواه، وعَََن مالَََ مَََن أيَََن اكتسَََب،فيمَََا أف َََاه
)الطبرانهللا
“Tidak tergelincir kedua kaki seorang hamba pada hari
kiamat sehingga Allah menanyakan empat hal: waktu
mudanya digunakan untuk apa, umurnya dihabiskan untuk
apa, hartanya diperoleh dari mana dan dibelanjakan untuk
apa saja” (HR Thabrani).
Hadis ini memberitahukan kita, semakin banyak kita
berhubungan dengan kehidupan, maka semakin banyak pula
yang harus dipertanggungjawabkan. Lantas, apakah kita tidak
perlu memiliki apa-apa. Tentu bukan seperti itu maksudnya.
Kita perlu bekerja dan berharta tetapi semuanya dapat harus
dapat kita pertanggungjawabkan.
2. Tahun baru adalah tahun harapan dan optimis. pada Q.S. alُ اَ َْ ْصت َ ْن، ُْ يَ أَيُّ َه صل ِذيَُْا َمنُْ تلقdari ayat ini
Hasyr ayat 18 ت ِصغَو ٍاد
س لم قَ لد َم ْا
ظ ْار نَ ْؤ ٌا
adalah kewajiban kita untuk bertakwa dan keharusan bagi
kita mempelajari segala kekurangan, kekhilafan, kesalahan,
kemalasan dan kegagalan kita di tahun lalu agar tidak
terulang kembali di tahun ini dan mendatang. Di tahun yang
lalu mungkin ekonomi rumah tangga kita masih kurang,
mudah-mudahan di tahun ini membaik. Di tahun yang lalu
mungkin kita kurang taat dan berbakti, di tahun ini kita
tekadkan agar tambah taat dan berbakti, bahkan di tahun
55
yang lalu mungkin kita belum sempat bertaubat, maka
mumpung masih ada kesempatan dan umur, di tahun ini kita
mesti bertaubat dengan taubat yang sebenarnya. Pada Q.S. atTahrim ayat 8 Allah berfirman َّ ْوْ ًح
ُ ِا ت َْْيَو اً نل، يَ أَيُّ َهو صلو ِذيَُْا َمنُ ْوْ ت ُ ْْي ُْوْآ ِصَو
“wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah
dengan taubat yang sebenarnya”.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya
adalah mari kita maknai pergantian tahun sebagai
pemberitahuan bahwa kita menghampiri ajal yang ditentukan
untuk kita dan berupaya pula untuk memperbaiki kehidupan
kita baik terkait dengan dunia ataupun terkait dengan urusan
akhirat kita.
أعوذ باهلل من الشيطان الرَيَ إن السمع والبصَر والفَؤاد كَ ْل أولئَك
ً كان ع مسئ
َ) بارك ع لى ولكَ فى الأر ن الكري36 :وال (السراء
َََ وتأبَََل م َََى ومَََ كَ إن.َونفع َََى وإيَََاكَ بَليَََاا والَََذكر الحكَََي
أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر.َهوالسَََميع العلَََي
ََََ فاسََََتَفروه إن،المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا
.َهوالَفور الرحي
56
17. Membaca Hikmah Bulan Muharram
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
ْ الحمََد لِل الََذأ َعََل ال،الحمََد لِل
َ شََهور إث ََا عش َر ََْه ًرا يََوم خل
أْهد أن ال ال إال ع وحَده ال.السمواا والرض وم ها أربعةٌ حر ٌم
ََ ألله. وأْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال نبَهللا بعَده. ْريك ل
فيآأيْهَا.صل وسلَ على سيدنا محم لد وعلى لَ وأصَحاب ومَن وااله
كمَا. أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع.الحاضرون والسامعون رحمكَ ع
يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال:ََال ع تعَالى
.وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Kini kita berada di tahun baru Islam, tepatnya pada
tanggal … Muharram 14… H. Jika kita pahami ada beberapa
hikmah yang dapat kita baca dari bulan ini.
1. Muharram sebagai salah satu bulan yang dimuliakan. Allah
berfirman dalam Q.S. al-Taubah: 36:
ْ إن عدة ال
َشهور ع َد َّللا اث َا عشَر َْه ًرا فَهللا كتَاب َّللا يَوم خل
السمواا والرض م ها أربعةٌ حر ٌم
Inti dari ayat ini ada 4 bulan salah satunya Muharram yang
disebut sebagai bulan haram. Para ulama mengatakan bulan
haram adalah bulan yang harus dihormati karena perbuatan
baik dibalas dengan berlipat ganda dan perbuatan buruk
mendapat ganjaran dosa juga secara berlipat ganda. Semoga
57
kita bisa meningkatkan perbuatan amal shalih kita di bulan
ini.
2. Muharram sebagai bulan pertama di kalender Qamariyah.
Sebagai bulan pertama, maka ia mengisyaratkan tentang hal
yang baru. Berarti kita mulai membuka lembaran baru kita
agar kekurangan kita pada tahun sebelumnya khususnya
berkaitan dengan kehidupan akhirat kita dapat kita perbaiki
ْور ْصخ ل
ْوُ آ َد َا خ ل
di tahun ini. Rasulullah bersabda “ ََو ِيَُْا
ََو ٌاء َْ َخي ُا
ُُو ُّا ي ِا
ل
” صت لْ يُوووَُْاartinya “Setiap anak Adam (manusia) banyak
melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat
salah adalah yang (mau) bertobat.” (HR. at-Tirmidzi)”. Atau
ada satu kaidah yang dipopulerkan KH Ma’ruf Amin “ َ ْ ِإلَّ َْوا ُا
َّ و ِ ْا
ْ َ ” ِصَ و َم و ه َاُْ ْْلmaksudnya selalu melakukan
ْ َ َّ و َ ُا ث ُو لا ْْل
ْ َ َّ و َ ُا فَ ْْل
perbaikan dalam kehidupan ini.
3. Muharram sebagai bulan yang pertama juga mengisyaratkan
tentang semangat. Artinya kita harus memiliki semangat baik
untuk kehidupan dunia terlebih lagi untuk kehidupan akhirat.
Allah berfirman dalam Q.S. at-Taubah: 40 “... ّللاَ َمََنَو
ُ لا
ُ إِ لا
َا ت َحْ وزَ ْا...”
artinya “Janganlah bersedih, sesungguhnya Allah selalu
bersama kita”. Ketika cobaan menimpa, kita berupaya tidak
sedih karena kebahagiaan dan kesedihan hadir silih berganti.
Berarti kita harus tetap semangat untuk menjadikan
semuanya sebagai pelajaran.
4. Muharram sebagai bulan yang pertama, memberikan
pelajaran bahwa yang pertama sekali dalam memulai langkah
di kehidupan ini adalah melakukan perencanaan yang
matang. Kita harus punya rencana-rencana dalam hidup ini.
Jangan biarkan diri kita sama seperti sebelumnya atau lebih
buruk dari sebelumnya. Kalau hal ini terjadi, maka kita
mengalami kerugian.
5. Pada bulan Muharram terjadi beberapa peristiwa besar yang
terjadi pada beberapa Nabi. Salah satu peristiwa tersebut
rencana hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke
Madinah yang kemudian dengan peristiwa hijrah ini,
58
dijadikannya awal penghitungan bulan Qamariyah. Jika kita
maknai, maka kita pun harus membuat peristiwa besar dalam
hidup kita. Apa peristiwa itu, kita juga harus berhijrah. Tapi
hijrah yang dimaksudkan di sini adalah hijrah perilaku.
Maksudnya mungkin selama ini kita tidak rajin beribadah,
maka mulai tahun baru ini kita bertekad agar rajin beribadah,
baik ibadah individual atau pun ibadah sosial. Mungkin
selama ini kita suka mencari-cari kesalahan atau keburukan
orang lain atau mungkin pula dengki dengan rejeki orang
lain, maka mulai tahun ini kita bertekad tidak melakukan
perbuatan tercela tersebut.
Demikianlah khutbah Jumat yang dapat disampaikan,
intinya orang yang beruntung adalah orang yang lebih baik dari
hari kemarin. Semoga kita termasuk orang yang beruntung.
Amin amin ya rabbal ‘alamin.
ومَن تَاب وعمَل صَال ًحا فإنَ يتَوب.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
َ بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن الكَري.)71 :إلََى َّللا متابًََا (الفر ََان
َََ وتأبَََل م َََى ومَََ كَ إن.َونفع َََى وإيَََاكَ بَليَََاا والَََذكر الحكَََي
أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر.َهوالسَََميع العلَََي
ََََ فاسََََتَفروه إن،المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا
.َهوالَفور الرحي
59
18. Syukur sebagai Hikmah Tahun Baru
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
، الحمََد لِل الََذأ أعطانََا الـعـطََـاء الـواسََـع واالمـتـ ََـان،الحمََد لِل
نحـمـده سـبـحـانـ وتـعَـالى ونشـكَـره عَـلى مَـا أنـعَـَ عـلـيـ َـا مَـن
أْهد أن ال ال إال ع وأْهد أن سيدنا محمدًا عبَده،َأصـ ـاف الـ ـعـ
أللهَ صل وسَلَ علَى سَيدنا محمَ لد أفـضَـل النَـام وعلَى، ورسول
.ل وأصحاب صـَلة ً وسـَل ًمـا دا مَين متـَلزمَـين إلَى يَـوم ال حَـام
: كما َال ع تعَالى. أوصيكَ ونفسى بتأوأ ع. أمـابعد فيآأيْها ال ا
.يآأيْها الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Alhamdulillah kita masih bisa melaksanakan aktivitas kita,
apalagi masih dalam suasana tahun baru ini, tentunya kita juga
punya harapan, semoga apa yang kita cita-citakan sebelumnya,
pada tahun ini semuanya tercapai. Namun satu hal yang perlu
kita sadari bahwa dengan bergantinya tahun ini, juga
menandakan bahwa usia kita semakin berkurang. Oleh karena itu
di samping ada rasa optimis, kita juga perlu punya rasa takut
atau khawatir, jangan-jangan ajal segera tiba menemui ke kita.
Allah berfirman dalam Q.S. al-A‘raf, 7: ولكل أم لة أَ ٌل فإذا َاء أَلهَ ال
“ يستَخرون ساعةً وال يستأدمونTiap-tiap umat mempunyai batas waktu
(ajal); maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula)
memajukannya.
60
Kedua rasa itu harus ada dalam kehidupan kita, karena
dengan dua rasa ini kita dapat mencapai keberimbangan dalam
hidup, kita tidak hanya terfokus pada akhirat sehingga kita lupa
masih hidup di dunia, tetapi kita juga tidak kebablasan di dunia
sehingga lupa pasti akan mati.
Salah satu cara untuk menjembatani dua rasa tadi adalah
melalui syukur. Kita bersyukur karena sampai saat ini diberikan
umur dan kesehatan, betapa banyaknya orang yang ingin masih
hidup tetapi karena ajal sudah datang maka tidak dapat
melakukan apa-apa. Kita bersyukur memiliki keluarga,
walaupun terkadang cekcok tetapi dapat diatasi. Kita bersyukur
memiliki harta walaupun tidak sekaya orang kaya tetapi insya
Allah barakah. Bahkan apapun profesi dan posisi kita; sekayakayanya kita, semiskin-miskinnya kita, sesakit-sakitnya diri kita,
kita tetap harus bersyukur atas semua yang diberikan Allah pada
kita. Allah berfirman dalam Q.S.Ibrahim: 34.
...وإن تعدْوا نعمت َّللا ال تحصوها
“ Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu
tak akan mampu menghitungnya”.
Lalu bagaimana cara kita bersyukur terhadap semua yang
kita terima dan kita nikmati selama ini. Setidaknya ada tiga cara
yang harus kita lakukan yaitu :
1. Syukur bil qalbi (syukur dengan hati). Kita mesti bisa
menyadari sepenuh hati bahwa semua nikmat yang kita
dapatkan, bukan hanya karena kemampuan kita tetapi karena
kelebihan dan anugerah Allah. Hal ini sesuai dengan Q.S. alNaml: 40: ““ ” ََال هََذا مََن فضََل ربََهللاini semua adalah anugerah
Allah SWT”.
2. Syukur bil lisan (syukur dengan lisan). Kita mengakui dan
menyatakan dengan lisan kita, bahwa segala nikmat yang kita
terima adalah hanya dari Alah. Pengakuan ini pun kita sertai
dengan memuji kepada-Nya dengan ucapan Al-Hamdulillah
sebagai bentuk pengakuan kita bahwa yang paling berhak
menerima pujian hanyalah Allah semata.
61
3. Syukur bil arkan (membuktikan rasa syukur tersebut dengan
perilaku). Seluruh anggota tubuh kita, harta, jabatan, ilmu,
kita gunakan di jalan yang diridhai Allah.
Kiranya inilah khotbah yang dapat disampaikan. Intinya
adalah sikap syukur ini harus menjadi kepribadian kita sebagai
orang Islam dan beriman. Ketiga hal syukur tadi yaitu syukur
dengan hati, syukur dengan lisan dan syukur dengan tindakan
adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan, sehingga apabila
salah satu ada yang tidak terpenuhi, maka kita masih dipandang
kurang bersyukur. Semoga kita bukan termasuk orang-orang
yang tidak bersyukur. Amin.
أعوذ باهلل من الشيطان الرَيَ لَئن َْكرتَ لزيَدنكَ ولَئن كفَرتَ إن
َ بََارك ع لَى ولكَََ فَى الأَر ن الكََريَ ونفع َى وإيََاك.ٌعَذابهللا لشَديد
أ َول.َ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي.َبَلياا والذكر الحكي
َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا
.َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم ين والمؤم اا
62
19. Bulan Sya’ban: Persiapan untuk Fokus Ramadhan
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمََد لِل الََذأ َعََل الشََعبان ََْه ًرا ترفََع في َ العمََال،الحمََد لِل
وأَْهد أن سَيدنا. َ أْهد أن ال ال إال ع وحده ال َْريك ل.الصالحة
أللهَ صل وسلَ علَى سَيدنا محمَ لد.محمدًا عبده ورسول ال نبهللا بعده
أوصيكَ ونفسى بتأوأ. فيآأيْها ال ا.وعلى ل وأصحاب ومن وااله
يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع ح َ تأات َ وال: كمََا ََال ع تعََالى.ع
.تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokoh-tokoh
masyarakat, bapak- Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru
agama, tokoh-tokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak,
saudara-saudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat
dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikut
beliau hingga akhir zaman. Marilah kita senantiasa terus
melaksanakan apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya
serta berupaya meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan
Rasul-Nya. Kini kita sudah berada di bulan Sya’ban, bulan yang
menandai bahwa kita semakin mendekati bulan suci Ramadhan.
Pada bulan ini Nabi Muhammad biasanya berdoa:
)اللهَ بارك ل ا فهللا رَُ وْعبان وبلَ ا رمضان (أحمد
“Ya Allah berkahilah hidup kami di bulan Rajab dan
Sya’ban dan sampaikanlah usia kami hingga bulan ramadhan”.
Sya’ban bermakna “jalan di atas bukit”. Berarti di bulan ini kita
sedang menapaki jalan menuju Ramadhan, bulan yang paling
dimuliakan dalam Islam. Berarti posisi bulan Sya’ban sebenarnya
penting di dalam Islam. Rasulullah pernah bersabda:
عن أسامة بن زيَ لد َال لَت يَا رسَول َّللا لََ أرك تصَوم َْه ًرا مَن
ْ ال
شَهور مََا تصََوم مََن َْعبان ََال ذلََك ََْه ٌر يَفَل ال ََا ع َ بََين
63
ُ ورمضََان وهََو ََْه ٌر ترفََع في َ العمََال إلََى رب العََالمين
رَ َ ل
ٌَ فَحُْ أن يرفع عملهللا وأنا صا
“Usamah bin Zaid berkata, Wahai Rasululllah aku tidak
pernah melihat engkau berpuasa sebagaimana engkau berpuasa
pada bulan Sya’ban. Nabi membalas, “Bulan Sya’ban adalah
bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan
Rajab dengan bulan Ramadan. Bulan Sya’ban adalah bulan
diangkatnya amal-amal. Karena itu, aku menginginkan pada saat
diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa.” (HR.
Nasa’i)
Hadis di atas mengajarkan kepada kita bahwa bulan
Sya’ban adalah bulan persiapan untuk menyambut bulan suci
Ramadhan. Semakin intensif kita melaksanakan ibadah, insya
Allah semakin matang pula kesiapan kita memasuki bulan
Ramadhan. Di sinilah relevansi makna “jalan di atas bukit” yang
maksudnya bulan Sya’ban menjadi jalan untuk mendaki
sehingga dapat meraih puncak kemuliaan yang tersedia di bulan
Ramadhan.
Dengan demikian, kata kunci di sini adalah “kesiapan”.
Kesiapan yang dimaksud adalah kesiapan rohani untuk
melaksanakan
ibadah
secara
semaksimal
mungkin,
menggunakan waktu yang ada, mumpung masih diberikan
kesehatan dan kemampuan untuk bergerak. Di sini bukan
persiapan yang bersifat material seperti persiapan untuk membeli
berbagai peralatan rumah, mengganti peralatan lama ke yang
baru, atau lain sebagainya. Oleh karena itu, tentunya kita yang
selama ini menjalani 10 bulan yang telah kita lalu barangkali
disibukkan dengan segala urusan dunia. Mungkin juga sebagian
besar dari waktu kita, dihabiskan untuk mengejar materi,
mungkin juga sebagian besar waktu kita, lebih banyak terlalaikan
dari melaksanakan kewajiban kepada Allah, mungkin juga
sebagian besar dari harta kita kurang berbagi dengan orang lain,
maka sejak bulan Sya’ban ini, kita gunakan kesempatan ini untuk
64
memperbanyak ibadah, kita mohon ampunan, dipanjangkan
umur dan dimurahkan rejeki, sehingga ketika sampai tibanya
bulan Ramadhan nanti kita tidak terkejut lagi atau kita sudah
terbiasa melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut, sehingga
kita pun tidak merasa menjadi beban dalam melaksanakan
kewajiban itu. Kita harus mengingat sebagaimana firman Allah
Q.S. adh-Dhuha: 4 (“ )ولآلخرة خي ٌر لك من الولىdan sesungguhnya
hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang
(permulaan).
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya
selagi kita diberikan umur dan kesehatan, semoga kita bisa
mempersiapkan diri untuk meningkatkan amal ibadah kita. Kita
tidak mengetahui apakah tahun depan kita masih diberikan
kesempatan untuk hidup atau tidak, semuanya rahasia Allah swt.
فيها يفَرق. إنا أن ل اه فهللا ليل لة مبارك لة إنا ك ا م ذرين.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
-3 : إن هو السميع العليَ (الدخان، رحمةً من ربك. أم ًرا من ع دنا إنا ك ا مرسلين.َك ْل أم لر حك لي
بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن الكََريَ ونفع ََى وإيََاكَ بَليََاا.)6
أ َول َولهللا.َ وتأبَل م َى ومَ كَ إنَ هوالسَميع العلَي.َوالذكر الحكي
هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولكَََ ولسََآ ر المسََلمين والمس َلماا والمََؤم ين
.َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم اا
65
20. Menyambut Ramadhan
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمد لِل الذأ َعَل رمضَانا َْه ًرا مبار ًكَا وفض ًََل كثي ًَرا،الحمد لِل
أَْهد أن. وَعل في رحمةً ومَفَرة ً وعتأًَا مَن ال َار.بين أْهر خر
وأَََْهد أن سَََيدنا محمَََدًا عبَََده. َََال الَََ إال ع وحَََده ال َََْريك ل
َ أللهََ صَل وسَلَ علَى سَيدنا محمَ لد وعلَى ل.ورسول ال نبهللا بعده
كمَا. أوصيكَ ونفسَى بتأَوأ ع. فيآأيْها ال ا.وأصحاب ومن وااله
يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع حَ تأاتَ وال تمََوتن إال:ََال ع تعََالى
وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Tinggal beberapa hari
lagi kita melaksanakan puasa bulan Ramadhan. Allah berfirman
dalam Q.S. al-Baqarah ayat 183 :
. يايْها الذين ام وا كتُ عليكَ الصيام كما كتُ على الذين من بلكَ لعلكَ تتأون
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa
Pada ayat di atas Allah menyeru, menyapa dan memanggil
hamba-hamba-Nya yang terpilih dan beruntung yaitu orangorang yang beriman. Sebaliknya orang-orang yang tidak beriman
atau tidak mau melaksanakan kewajiban berpuasa bahkan
mungkin merasa ragu-ragu terhadap kewajiban ini maka mereka
tidak termasuk dalam seruan tersebut. Oleh karena itu apabila
kita merasa sebagai orang yang beriman, tentu menerima dengan
hati yang lapang dan tanpa merasa terbebani untuk menjalankan
66
ibadah ini. Terlebih lagi kita meyakini bulan Ramadhan adalah
bulan yang penuh berkah. Rasulullah SAW bersabda:
، افترض الل َ عليكََ صيام،ٌ ْهرٌ مبارك،د َاﺀكَ رمضان
وَتَل في،َ وتَل في أبواب الَجحي،تفت في أبواب الج ة
مَن حرمَ خيرها فأد حرم، في ليلةٌ خيرٌ من أل ْهرل،الشياﻃين
Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang
diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya.
Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu neraka Jahim
ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah
malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang
dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.
Selain itu kita juga patut bergembira karena Allah masih
memanjangkan umur kita dan mudah-mudahan bisa bertemu
dengan bulan ramadhan ini. Tentunya kita sebagai umat muslim,
mesti mempersiapkan diri dan fokus untuk menyambut bulan
ini. Kenapa kita harus fokus. Itu tidak lain untuk taqarrub kepada
Allah. Di bulan ramadhan ternyata tidak hanya ada kewajiban
berpuasa atau sebagai bulan yang penuh berkah, tetapi ia
merupakan bulan yang penuh rahmat, penuh keampunan dan
dapat membebaskan kita dari ancaman neraka. Termasuk pula
amal kebajikan kita dibalas dengan berlipat ganda, bahkan di
bulan ini pula Alquran diturunkan. Berarti, kita harus pandaipandai memanfaatkan waktu ini mumpung kita masih diberikan
Allah kesempatan untuk bernafas di dunia ini.
Selain itu di bulan ramadhan ini juga terjadi juga lailatul
qadar atau disebut pula malam yang penuh kemuliaan,
sebagaimana tertuang dalam Q.S. al-Qadr ayat 1-5. Disebut
malam kemuliaan karena ia adalah malam yang lebih baik dari
1000 bulan. 1000 bulan setara dengan 83 tahun lebih, berarti jika
berbuat kebajikan di saat terjadi lailatul qadar, maka kebajikan
kita itu setara dengan 83 tahun kita berbuat kebajikan. Oleh
karena itu, sangat beruntung bagi orang yang dapat
memanfaatkan waktu untuk melakukan kebajikan dan amal
67
shaleh lainnya. Sebaliknya sangat rugi apabila di antara kita ada
yang menyia-nyiakan waktu dan menghabiskan bulan ramadhan
ini dengan perbuatan-perbuatan yang termasuk sia-sia,
perbuatan yang masih menjauhkan diri kita dari rahmat Allah,
perbuatan yang masih menjauhkan kita dari ampunan Allah
yang akhirnya kita pun semakin rentan dengan ancaman api
neraka Allah.
Inilah khutbah yang dapat disampaikan. Kesimpulannya
marilah kita memanfaatkan waktu kita dengan sebaik-baiknya
baik untuk menjalankan ibadah puasa atau pun melakukan amal
shalih lainnya. Doa kita dikabulkan Allah dan dosa-dosa kita
diampuni oleh Allah SWT. Amin.
يَآايْها الذين ام وا كتَُ علَيكَ الصَيام.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
بَارك ع لَى ولكََ فَى.كما كتُ علَى الَذين مَن َبلكَ لعلكََ تتأَون
وتأبََل م ََى.َالأََر ن الكََريَ ونفع ََى وإيََاكَ باليََاا والََذكر الحكََي
َََ أ ََول َولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولك.َوم َ كَ إن َ هوالسََميع العلََي
َ فاسَتَفروه إن،ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا
.َهوالَفور الرحي
68
21. Ramadhan Laksana Danau Penuh Ikan
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمد لِل الذأ َعَل رمضَانا َْه ًرا مبار ًكَا وفض ًََل كثي ًَرا،الحمد لِل
أَْهد أن. وَعل في رحمةً ومَفَرة ً وعتأًَا مَن ال َار.بين أْهر خر
وأَََْهد أن سَََيدنا محمَََدًا عبَََده. َََال الَََ إال ع وحَََده ال َََْريك ل
َ أللهََ صَل وسَلَ علَى سَيدنا محمَ لد وعلَى ل.ورسول ال نبهللا بعده
أوصيكَ ونفسى بتأوأ. فيآأيْها المسلمون. أما بعد.وأصحاب أَمعين
يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع ح َ تأات َ وال: كمََا ََال ع تعََالى.ع
.تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Bulan Ramadhan, disamping disebutkan dalam al-Qur’an
juga disebutkan dalam hadis Nabi. Dalam Q.S. al-Baqarah ayat
183 disebutkan :
َيآايْها الذين ام وا كتُ عليكَ الصيام كما كتَُ علَى الَذين مَن َبلك
.لعلكَ تتأون
Pada ayat ini Allah hanya memanggil hamba-hamba-Nya
yang beriman untuk melaksanakan puasa. Kalau hanya sebagai
Islam saja dan tidak beriman maka tidak termasuk mendapatkan
sapaan Allah. Oleh karena itu apabila kita merasa sebagai orang
yang beriman, tentu menerima dengan hati yang lapang dan
tanpa merasa terbebani untuk menjalankan ibadah ini.
Puasa Ramadhan yang terdapat dalam hadis Nabi salah
satunya adalah:
69
عن إبن عبا ل رضهللا ع ع هما أن ال سَمعت رسَول َّللا صَلى ع
علي وسلَ يأول لو تعلَ أمتهللا ما فهللا رمضَان لتم َوا أن تكَون السَ ة
لن الحسَ ة فيَ مجتمعَةٌ والطاعَة مأبولَةٌ والَدعواا،كلها رمضان
.َمستجابةٌ والذْنوب مَفورة ٌ والج ة مشتا ةٌ له
Seandainya umatku mengetahui kelebihan-kelebihan di
bulan Ramadhan ini, niscaya mereka menginginkan setiap
tahunnya adalah Ramadhan. Karena pada bulan ini segala
kebaikan dilipatgandakan, ketaatan yang dilakukan diterima
Allah, doa-doa yang diminta dikabulkan, dosa-dosa diampuni
dan surga pun rindu pada mereka yang melakukan kebajikan.
Bahkan di hadis yang lain disebutkan bahwa langit, bumi
dan para malaikat pun menangis ketika menjelang berakhirnya
bulan Ramadhan. Hal ini karena prihatin berlalunya bulan yang
penuh barakah ini, di mana pada bulan ini doa-doa yang diminta
kepada Allah dikabulkan, tiap sedekah yang diberikan diterima
oleh Allah, segala kebaikan dilipatgandakan, dan azab pun
ditiadakan.
Oleh karena itu kiranya tidak berlebihan kita ibaratkan
bulan Ramadhan laksana danau yang sangat luas nan indah. Di
dalamnya terdapat berbagai macam jenis ikan dari yang paling
kecil sampai yang besar, sehingga alat apapun yang digunakan
untuk menangkap ikan tersebut, niscaya dapat dilakukan dengan
mudah. Danau ini semakin menarik karena di setiap sisinya
tumbuh tanaman yang indah, sehingga setiap orang yang
mengetahui keindahan ini akan semakin terpikat, terlebih lagi
tanah-tanah di sekitarnya sangat subur sehingga tanaman
apapun yang ditancapkan langsung bisa tumbuh. Namun
sayangnya, walaupun danau ini tampil begitu sempurna, tetapi
tidak semua orang mengetahui keberadaan danau ini beserta isiisinya. Orang yang hanya pernah ke situ dan langsung menyelam
masuk ke dalam air danau itulah yang mengetahui betapa
banyaknya anugerah Allah tersimpan di danau itu.
70
Itulah tamsil tentang Ramadhan ini. Oleh karena itu
semoga kita dapat menggunakan bulan yang penuh barakah ini
untuk melakukan amal shalih dan memperbanyak ibadah baik
yang berhubungan langsung dengan Allah seperti shalat, puasa
atau ibadah yang berhubungan dengan manusia seperti sedekah,
zakat dan lain-lain. Kita tidak mengetahui apakah di Bulan
Ramadhan berikutnya kita masih diberikan kesempatan untuk
menemuinya atau jangan-jangan ini merupakan Ramadhan
terakhir bagi kita.
Inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga kita
dapat meningkatkan amal ibadah kita terlebih lagi di bulan
Ramadhan ini seraya memohon ampun kepada Allah atas segala
dosa-dosa yang pernah kita lakukan dengan taubatan nashuha.
يآايْها الذين ام وا كتُ علَيكَ الصَيام.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
بَارك ع لَى ولكََ فَى.كما كتُ علَى الَذين مَن َبلكَ لعلكََ تتأَون
وتأبََل م ََى.َالأََر ن الكََريَ ونفع ََى وإيََاكَ باليََاا والََذكر الحكََي
َََ أ ََول َولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولك.َوم َ كَ إن َ هوالسََميع العلََي
َ فاسَتَفروه إن،ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا
.َهوالَفور الرحي
71
22. Pelajaran Bulan Ramadhan (1)
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمد لِل الذأ َعَل رمضَانا َْه ًرا مبار ًكَا وفض ًََل كثي ًَرا،الحمد لِل
وَعل في رحمةً ومَفرة ً وعتأًَا مَن ال َار لكَل عبَا لد.بين أْهر خر
. َ أََْهد أن ال ال َ إال ع وحََده ال ََْريك ل.يرَوهََا ويََدعو ل يلهََا
َ أللهََ صَل وسَل.وأْهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسَول ال نبَهللا بعَده
. فيآأيْهََا ال ََا.علََى سََيدنا محم َ لد وعلََى ل َ وأصََحاب ومََن وااله
يآأيْها الذين أم وا اتأوا: كما ال ع تعالى.أوصيكَ ونفسى بتأوأ ع
.ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur
kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir
zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang
menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya
meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya
Mari kita bertanya kepada diri kita, apa yang kita peroleh
selama melaksanakan ibadah pada bulan Ramadhan yang baru
saja kita lewati. Kita mesti bertanya pada diri kita. Jangan sampai
bulan Ramadhan ini berlalu begitu saja, tanpa meninggalkan
bekas sedikitpun pada kita. Setidaknya ada 2 pelajaran yang kita
dapatkan:
1. Ramadhan sebagai sarana pendidikan keikhlasan.
Disebut demikian karena yang paling mengetahui
keadaan hati kita adalah Allah dan kita sendiri. Artinya
apakah kita melaksanakan puasa atau tidak hanya Allah dan
diri kita sendiri yang mengetahui. Nabi Muhammad bersabda
“ئ ما نوأ
وإنما لكل امر ل،“ ”إنما العمال بال يااsesungguhnya setiap amal
perbuatan itu tergantung dengan niatnya dan setiap orang
mendapatkan apa yang ia niatkan”. Apabila niatnya karena
72
Allah, maka ia pun mendapatkan keikhlasan itu, tetapi
apabila ada niat yang lain, maka yang lain itu pula yang
diperolehnya. Intinya keikhlasan inilah yang diajarkan bulan
Ramadhan yang harapannya apapun yang kita lakukan mesti
berlandaskan ikhlas karena Allah ta’ala. Termasuk pula dalam
menjaga dan membela keutuhan bermasyarakat dan
bernegara dari berbagai bentuk perpecahan yang dilakukan
oleh orang-orang yang iri dengan Indonesia, mesti pula
dilakukan berdasarkan keikhlasan dan sebagai bakti terhadap
negara serta untuk kepentingan masyarakat Indonesia.
2. Ramadhan sebagai sarana melatih untuk terbiasa beribadah
Selama sebulan penuh kita diajak, diseru dan dilatih
untuk menggiatkan diri untuk beribadah seperti shalat
berjamaah dan termasuk pula shalat tarawih. Latihan yang
dilakukan selama 1 bulan penuh ini harus menjadi madrasah
untuk sebelas bulan berikutnya kita sudah terlatih yang
akhirnya kita pun terbiasa melaksanakan ibadah. Kita teringat
dengan yang dilakukan Jenderal Sudirman ketika bergerilya.
Ia pernah dikepung Belanda, ia pun tenang dan meminta anak
buahnya untuk mengganti pakaian serta berzikir bertahlil
bersamanya. Apa yang terjadi, Belanda sama sekali tidak
mengenal dengan Jenderal Sudirman. Banyak orang bertanya,
jimat apa yang digunakan sang Jenderal. Jenderal Sudirman
pun menjawab bahwa ia memiliki tiga jimat. Jimat pertama, ia
tidak pernah lepas dari wudhu. Apabila batal ia berwudlu
kembali. Jimat kedua, ia berupaya shalat lima waktu tepat
pada waktunya, kecuali ada udzur syar’i. Jimat ketiga ia
berupaya untuk tulus ikhlas melakukan sesuatu karena Allah
dan untuk kepentingan rakyat bangsa Indonesia.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan dan
marilah kita menggali berbagai hikmah dari ibadah Ramadhan
yang kita lakukan serta mengambil pelajaran darinya. Semoga
kita menjadi umat yang beruntung dan diberikan kesempatan
oleh Allah untuk memperbaiki diri. Amin.
73
ا ْمبي َا ل
أعوذ باهلل من الشيطان الرَيَ .ولأد أن ل ا إلَيكَ يَا ل
ا ومَث ًَل
من الذين خلوا من بلكَ وموعظةً للمتأين (ال ور .)34 :بارك ع لى
ولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإياكَ بالياا والذكر الحكَيَ .وتأبَل
م ى وم كَ إن هوالسميع العليَ .أ ول ولهللا هذا وأستَفرع لهللا ولكََ
ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا ،فاسَتَفروه إنَ
هوالَفور الرحيَ.
74
23. Pelajaran yang Diambil dari Bulan Ramadhan (2)
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمد لِل الذأ َعَل رمضَانا َْه ًرا مبار ًكَا وفض ًََل كثي ًَرا،الحمد لِل
وَعل في رحمةً ومَفرة ً وعتأًَا مَن ال َار لكَل عبَا لد.بين أْهر خر
. َ أََْهد أن ال ال َ إال ع وحََده ال ََْريك ل.يرَوهََا ويََدعو ل يلهََا
َ أللهََ صَل وسَل.وأْهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسَول ال نبَهللا بعَده
. فيآأيْهََا ال ََا.علََى سََيدنا محم َ لد وعلََى ل َ وأصََحاب ومََن وااله
يآأيْها الذين أم وا اتأوا: كما ال ع تعالى.أوصيكَ ونفسى بتأوأ ع
.ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Di kesempatan ini izinkanlah khatib mengajak kita semua,
agar senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi perintah
Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi sekaligus berupaya
meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Saat ini telah berada di hari yang … di bulan Ramadhan.
Oleh karena itu mari kita bertanya kepada diri kita, apa yang kita
peroleh selama melaksanakan ibadah pada bulan Ramadhan ini.
Pertanyaan seperti ini mesti kita ajukan pada diri kita, karena
sangat disayangkan apabila bulan Ramadhan yang mulia ini
berlalu begitu saja, tanpa meninggalkan bekas sedikitpun pada
kita.
Dalam khotbah ini, setidaknya ada 5 pelajaran yang kita
dapatkan:
75
1. Meningkatkan kedisiplinan di dalam diri. Kita mesti
mengambil pelajaran dari waktu-waktu berpuasa. Orang yang
makan atau minum di luar waktu yang ditentukan, tidak
dihitung melaksanakan ibadah puasa. Hal ini menunjukkan
betapa bulan Ramadhan mengajarkan kepada kita tentang
pentingnya memperhatikan waktu. Ada ulama mengatakan
“”الو ت كالسي ان لَ تأطع طعك.
2. Membiasakan diri bersikap amanah dan jujur. Sebagaimana
diketahui bahwa di samping makan, minum dan melakukan
hubungan badan dengan istri di siang hari bulan Ramadhan
dapat membatalkan puasa, anggota tubuh kita ini pun bila
digunakan untuk mengikuti hawa nafsu juga dapat
mengurangi bahkan membatalkan puasa. Artinya bulan
Ramadhan mengajarkan agar kita amanah terhadap anggota
tubuh yang dititipkan Allah, apalagi berpuasa atau tidaknya
kita, hanya diri kita dan Allah yang mengetahui, tentu hal ini
hal ini pelajaran kejujuran yang luar biasa dari bulan
Ramadhan.
3. Gemar berbuat kebajikan karena setiap amal kebajikan di
bulan Ramadhan dibalas dengan berlipat ganda. Salah
satunya tentang peduli sosial dan dermawan yang tidak
hanya dilakukan pada bulan ini, tetapi juga terbiasa pada
bulan-bulan lainnya. Nabi Muhammad bersabda:
“ ”ما نأصت صد ةٌ من مَا للartinya “tidaklah sedekah itu mengurangi
harta”, bahkan dalam sabda yang lain “ ”الصََد ة تطفََل الخطيئََة
“sedekah itu dapat menghapus kesalahan yang pernah
dilakukan”.
4. Melatih diri untuk giat Ibadah. Selama ini kita diajak, diseru
dan dilatih menggiatkan diri untuk beribadah seperti shalat
berjamaah dan termasuk pula shalat tarawih. Latihan yang
telah dilakukan selama 1 bulan penuh ini tentunya
merupakan madrasah di mana maksudnya adalah untuk
sebelas bulan berikutnya kita semakin terlatih yang akhirnya
kita pun menjadi terbiasa untuk melaksanakan ibadah.
76
5. Mencapai derajat sebagai muttaqin (orang-orang yang
bertaqwa). Taqwa dalam arti melaksanakan hal-hal yang
diperintahkan di dalam Islam dan meninggalkan hal-hal yang
dilarang agama secara ridha dan ikhlas, karena selama satu
bulan penuh jasad kita dilatih melaksanakan perintah Allah
sehingga roh/jiwa yang selama ini terpenjara dalam jasad
dapat mengendalikan kita di jalan Allah swt.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah.
Inilah khutbah yang dapat disampaikan. Kesimpulannya
adalah marilah kita gali makna-makna bulan Ramadhan ini
sehingga kita dapat menjadikannya sebagai pelajaran bagi kita.
Hal yang terpenting mesti adanya perubahan di dalam diri kita
dalam arti perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan ini
mesti kita upayakan sendiri, sehingga semoga kita menjadi umat
yang beruntung dan jika tidak ada perubahan sama sekali maka
semoga kita diberikan kesempatan oleh Allah untuk
memperbaiki diri. Amin.
يآايْها الذين ام وا كتُ علَيكَ الصَيام.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
بَارك ع لَى ولكََ فَى.كما كتُ علَى الَذين مَن َبلكَ لعلكََ تتأَون
وتأبََل م ََى.َالأََر ن الكََريَ ونفع ََى وإيََاكَ باليََاا والََذكر الحكََي
َََ أ ََول َولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولك.َوم َ كَ إن َ هوالسََميع العلََي
َ فاسَتَفروه إن،ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا
.َهوالَفور الرحي
77
24. Ramadhan Hampir Berakhir: Jangan Menjadi
Bangkrut
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
Orang
الحمد لِل الذأ َعَل رمضَانا َْه ًرا مبار ًكَا وفض ًََل كثي ًَرا،الحمد لِل
أَْهد أن. وَعل في رحمةً ومَفَرة ً وعتأًَا مَن ال َار.بين أْهر خر
وأَََْهد أن سَََيدنا محمَََدًا عبَََده. َََال الَََ إال ع وحَََده ال َََْريك ل
َ أللهََ صَل وسَلَ علَى سَيدنا محمَ لد وعلَى ل.ورسول ال نبهللا بعده
. أوصَيكَ ونفسَى بتأَوأ ع. فيآأيْها المسلمون.وأصحاب ومن وااله
يآأيْها الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال:كما ال ع تعالى
.وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Tidak lama lagi bulan Ramadhan ini akan berlalu dari kita.
Kita tidak mengetahui apakah kita masih diberikan kesempatan
untuk bertemu bulan ini pada tahun-tahun mendatang atau
jangan-jangan ini merupakan bulan Ramadhan terakhir kita.
Yang jelas, disebutkan dalam hadis Nabi:
إذا كََان اخََر ليل َ لة مََن رمضََان بكََت السََمواا واالرض والمَل كََة
ي مصَيب لة ََال رسَول ع صََلى ع
ْ مصََيبةً المََة سََيدنا محمَ لد يََل ا
علي وسلَ ههللا ذهاب رمضان الن الدعواا فيَ مسَتجابةٌ والصَدا ة
.إ
ٌ والعذاب مدفو،ٌمأبولةٌ والحس اا مضاعفة
Di malam akhir bulan Ramadhan, langit, bumi dan
malaikat menangis karena adanya musibah yang menimpa umat
nabi Muhammad. Lalu ada yang bertanya: Musibah apa ya
78
Rasulallah?: Nabi menjawab: Karena perginya bulan Ramadhan
yang di dalamnya segala doa yang diminta kepada Allah
dikabulkan, tiap sedekah yang diberikan diterima oleh Allah,
segala kebaikan dilipatgandakan, dan azab pun ditiadakan
Mumpung masih ada waktu, semoga kita gunakan waktu
yang tersisa sebaik-baiknya, tetap semangat berpuasa, semangat
tarawih, semangat memperbanyak ibadah dan amal shalih
lainnya. Di sepuluh terakhir bulan Ramadhan ini, mestinya kita
lebih meningkatkan amal ibadah kita, beri’tikaf di mesjid dan
mudah-mudahan kita menjadi orang yang beruntung
mendapatkan lailatul qadr. Disayangkan jika bulan Ramadhan
yang mulia ini berlalu begitu saja dalam kehidupan kita, tanpa
meninggalkan bekas.
Disamping itu kita juga harus memperhatikan perilaku
kita, melakukan introspeksi diri, apakah dalam keseharian kita
termasuk orang yang baik atau ada hal-hal yang perlu kita
perbaiki. Hal ini penting kita lakukan agar kita tidak menjadi
orang yang bangkrut sebagaimana terdapat dalam hadis Nabi
Muhammad saw:
المفلَ في َا مَن ال: أتدرون ما المفل ؟ َالوا:.م.: ال رسول ع
إن المفل َ مََن أمتََهللا ي ََتهللا يََوم الأيامََة: فأََال،درهَََ ل َ وال متََاإ
وأكَل مَال، و َذف هَذا، ويَتهللا د َْتَ هَذا، وزكاةل، وصي لام،بصَلةل
وهَذا مَن، فيعطى هذا من حس ات، وضرب هذا، وسفك دم هذا،هذا
َ فإن ف يت حس ات بل أن يأضى ما عليَ أخَذ مَن خطايَاه، حس ات
)َ (رواه مسل. ثَ طرح فهللا ال ار، فطرحت علي
“Apakah kamu tahu apa itu bangkrut?. Para sahabat
menjawab: bangkrut adalah tidak ada uang dan tidak ada harta.
Nabi pun berkata: sesungguhnya bangkrut yang menimpa
umatku adalah bahwa di hari kiamat kelak mereka datang
membawa pahala shalat, pahal puasa dan pahala zakat. Namun
mereka ternyata juga bawa dosa-dosa seperti suka mencela orang
lain, menuduh orang lain yang belum diketahui kebenarannya,
79
memakan (mencuri) milik orang lain, termasuk pula milik umum
bahkan negara, suka menumpahkan darah dan keringat orang
lain, memukul/zhalim pada orang. Oleh karena itu setiap
pahala/kebaikan yang dimilikinya diberikan kepada orang-orang
yang pernah disakitinya dan jika pahala/kebaikan tersebut sudah
habis, maka kesalahan orang-orang yang pernah disakitinya itu
diberikan kepadanya dan ia pun kemudian dilemparkan ke
neraka.
Hadis di atas memberikan pesan bahwa orang yang selalu
memiliki perilaku tidak baik seperti suka mencela, memfitnah,
mencuri/korupsi, suka memanfaatkan orang lain atau
perbuatan-perbuatan zhalim lainnya, sangat berpotensi bangkrut
karena di akhirat kelak setiap kebaikannya habis terkuras untuk
membayar orang-orang yang pernah disakitinya. Agar kita tidak
menjadi bangkrut maka otomatis semasa kita masih hidup di
dunia ini, kita harus meminta ampun dan maaf serta
mengembalikan hak-hak orang lain yang pernah kita sakiti
seraya memohon ampun kepada Allah.
Inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga kita tidak
bangkrut sebagaimana disebutkan dalam hadis di atas.
مَن عمَل صَال ًحا فل فسَ ومَن اسَآء.َأعوذ باهلل من الشيطان الَرَي
بَارك ع لَى ولكََ فَى46 : وما ربْك بظَل لم للعبيد ۔ (فصَلت،فعليها
وتأبََل م ََى.َالأََر ن الكََريَ ونفع ََى وإيََاكَ باليََاا والََذكر الحكََي
َََ أ ََول َولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولك.َوم َ كَ إن َ هوالسََميع العلََي
َ فاسَتَفروه إن،ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا
.َهوالَفور الرحي
80
25. Bulan Syawal: Jangan Lupakan Ramadhan
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمََد لِل الََذي َعل ََا م َن النسََان يعطي ََا رحم َةً ورز ًََا،الحمََد لِل
أََْهد أن ال الَ إال ع.وموسَعًا وسََهو ًال فََهللا حيات ََا ومَفََرة لََذنوب ا
أللهََ صَل. وأْهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسول. وحده ال ْريك ل
فيآأيْهَا. أمَا بعَد.وسلَ على سيدنا محم لد وعلى ل وأصحاب أَمعين
يآأيْهَا الَذين: كمَا َال ع تعَالى. أوصَيكَ ونفسَى بتأَوأ ع. ال ا
.أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur
kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir
zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang
menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya
meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Saat ini kita telah berada di bulan Syawal. Di bulan ini
terdapat sebuah ibadah yang kita kenal puasa enam. Di bulan ini
pula, dalam tradisi Indonesia dilakukan halal bi halal yaitu
meminta maaf dan memberikan maaf. Namun ada hal yang tidak
boleh pula kita lupakan yaitu buah atau hasil dari yang kita
lakukan selama Ramadhan. Buah atau hasil inilah yang kita
jadikan pelajaran sehingga dapat kita pertahankan, kita perbaiki
dan kita evaluasi sepanjang sebelas bulan berikutnya. Artinya
jangan sampai Ramadhan berlalu begitu saja atau bahkan hanya
menjadi kenangan yang kita sendiri pun tidak mengetahui
apakah kita masih hidup atau tidak di Ramadhan yang akan
datang.
81
1.
2.
3.
4.
5.
82
Setidaknya ada beberapa pelajaran yang mesti kita ingat.
Kita mesti mengambil pelajaran dari waktu-waktu berpuasa.
Orang yang makan atau minum di luar waktu yang
ditentukan, tidak dihitung melaksanakan ibadah puasa. Hal
ini menunjukkan betapa bulan Ramadhan mengajarkan
kepada kita tentang pentingnya memperhatikan waktu.
Waktu ini tidak hanya terkait dengan urusan waktu di dunia
tetapi kita juga kita harus bisa menyadari bahwa hidup kita
memiliki tempo waktu yang ketika tiba saatnya akan berakhir.
Allah berfirman dalam Q.S. al-A‘raf, 7: 34 َولكل أم لة أَ ٌل فإذا َاء أَله
ال يستَخرون ساعةً وال يستأدمون.
Agar puasa kita tidak sia-sia, kita berupaya agar anggota
tubuh kita ini tidak melakukan perbuatan yang dilarang oleh
Allah dan tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat
membatalkan puasa. Berarti anggota tubuh kita ini adalah
amanah dari Allah yang artinya Ramdhan mengajarkan kita
untuk bersikap amanah dan disiplin dengan anggota tubuh
kita.
Berpuasa atau tidaknya kita, hanya Allah dan kita yang
mengetahui. Berarti Ramadhan juga mengajarkan kepada kita
untuk berbuat jujur di sepanjang hidup kita. إن الصدق يهدي إلى البر
) (متف علي... وإن البر يهدي إلى الج ة
Coba kita ingat kembali bahwa setiap amal kebajikan di bulan
Ramadhan dibalas dengan berlipat ganda. Ini menunjukkan
bahwa kita dilatih gemar berbuat kebajikan. Misalnya selama
Ramadhan kita dimotivasi untuk bersedekah, maka setelah
Ramadhan hal ini tetap kita lakukan. Nabi Muhammad
bersabda:
“ ”ما نأصت صد ةٌ من مَا للartinya “tidaklah sedekah itu mengurangi
harta”(H.R. Muslim)., bahkan ““ ”الصَد ة تطفَل الخطيئَةsedekah itu
dapat menghapus kesalahan yang pernah dilakukan”.
Selama Ramadhan kita diajak menggiatkan diri beribadah
seperti shalat berjamaah, termasuk shalat tarawih. Artinya
latihan selama 1 bulan itu mengajarkan kepada kita untuk
semakin terlatih untuk salah satunya shalat berjamaah.
6. Hasil dari yang kita lakukan selama ini, mudah-mudahan
membawa kita menjadi orang yang bertaqwa. Yaitu kita
berupaya untuk melaksanakan hal-hal yang diperintahkan di
dalam Islam dan meninggalkan hal-hal yang dilarang agama
secara ridha dan ikhlas.
Inilah khutbah yang dapat disampaikan. Kesimpulannya
adalah pelajaran-pelajaran yang kita peroleh di bulan Ramadhan,
marilah kita jadikan cermin kehidupan kita. Hal yang terpenting
mesti adanya perubahan ke arah yang lebih baik di dalam diri
kita, sehingga kita menjadi umat yang beruntung. Amin.
ا ْمبي َا ل
ولأد أن ل ا إلَيكَ يَا ل.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
ا ومَث ًَل
بَارك ع لَى ولكََ فَى.من الَذين خلَوا مَن َبلكَ وموعظَةً للمتأَين
وتأبََل م ََى.َالأََر ن الكََريَ ونفع ََى وإيََاكَ باليََاا والََذكر الحكََي
َََ أ ََول َولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولك.َوم َ كَ إن َ هوالسََميع العلََي
َ فاسَتَفروه إن،ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا
.َهوالَفور الرحي
83
26. Jangan Suka Mencela
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمََد لِل الََذأ خل َ النسََان خليف َةً وَعََل فََهللا الرض،الحمََد لِل
أَْهد أن ال الَ إال ع.أحكا ًما وَعل الج ة َ ا ًء وَعَل ال َار عأابًَا
ََ ألله. وأْهد أن سيدنا محمدًا عبَده ورسَول ال نبَهللا بعَده.ربًّا واحدًا
فيآأيْهََا.صَل وسََلَ علََى سََيدنا محمَ لد وعلَى لَ وأصََحاب أَمعََين
كمَا. أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع.الحاضرون والسامعون رحمكَ ع
يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال:ََال ع تعََالى
.وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur
kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir
zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang
menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya
meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Salah satu problem hidup kita di zaman sekarang ini
adalah berkurang bahkan hilangnya etika berkomunikasi sesama
manusia, bahkan sesama muslim sekalipun. Walaupun Q.S. alْ ) ِإنل َمbahwa
Hujarat ayat 10 jelas-jelas menyatakan (اٱص ُمدْ مِ نَُُْ ا ِإ ْخ َْة ٌا
orang mukmin bersaudara, tetapi firman Allah itu hampir tidak
digubris lagi. Buktinya, coba kalau kita lihat gaya komunikasi
yang terjadi di masyarakat kita, tidak sedikit antara satu sama
yang lain saling mencerca dan mencela. Terlebih lagi kalau kita
perhatikan komunikasi yang terjadi di dunia maya. Di sana
terjadi saling hujat, saling menjatuhkan, mencari keburukan
lawan, saling menghina antar satu dengan yang lainnya, bahkan
gayanya seperti hanya dia yang paling benar di muka bumi ini.
Saking biasanya perilaku ini, membuat orang-orang menjadi
ketagihan mencari kesalahan-kesalahan orang lain.
84
Padahal, jika kita menengok Q.S. al-Hujarat ayat 11, jelasjelas melarang perbuatan seperti yang digambarkan di atas. Allah
berfirman
َيا أيْها الذين م وا ال يسخر و ٌم من و لم عسى أن يكونَوا خي ًَرا مَ ه
...وال نسا ٌء من نساءل عسى أن يكن خي ًرا م هن
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan
orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi
yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula
sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh
jadi yang direndahkan itu lebih baik dari pada mereka”.
Begitu seriusnya persoalan ini, Nabi Muhammad pun
bersabda:
ٌ سباب المسلَ فس
وق و تال كف ٌر
“mencela sesama muslim adalah sebuah kefasikan dan
membunuh (termasuk membunuh karakter) sesama muslim
adalah bentuk kekafiran. Mengapa saling mencela ini dilarang di
dalam Islam?. Setidaknya ada 3 akibat yang dapat disebutkan:
Pertama, timbulnya permusuhan sesama muslim, timbul
prasangka-prasangka, saling mencurigai yang akibat selanjutnya
adalah jalinan persaudaraan sesama muslim tidak kuat lagi dan
akhirnya kita akan mudah dipecah belah oleh orang lain. Untuk
mengantisipasi hal ini terjadi, maka mari kita eratkan kembali
hubungan kita sesama muslim. Kita adalah seperti satu
bangunan yang harusnya saling menguatkan. Kedua, akibat yang
kita dapatkan jika saling mencela adalah hilangnya barakah
hidup kita. Kendatipun hidup kita berlimpah harta, tetapi bisa
jadi hidup kita terasa gersang, tidak damai dan tidak tenang. Bisa
jadi juga harta yang kita miliki adalah salah satu bentuk lanjuran
(istidraj) dari Allah kepada kita. Ketiga, akibat yang kita dapatkan
jika saling mencela adalah bertambahnya dosa kita, bahkan jika
kita meninggal sebelum bertaubat, maka kita pun terancam
dengan siksa neraka. Allah berfirman dalam Q.S. al-Humazah
ayat 1: ( ) َْ ْي ٌ ا ِص ُُ ِ ا ُه َمزَ ٍة ااصُ َمزَ ٍاةcelakalah bagi setiap pengumpat dan
85
pencela. Celaka yang didapat oleh pencela adalah sebagaimana
firman Allah Q.S. al-Humazah ayat 6-9
ٌ ) إنهَا علَيهَ مؤصَدة7( ) التهللا تطلَع علَى الفئَدة6( نار َّللا المو دة
)9( ) فهللا عم لد ممددةل8(
Celaka bagi pencela itu adalah yaitu api neraka yang
menyala, membakar sampai ke hati, mereka dikurung dan
mereka diikat pada tiang-tiang yang panjang.
Demikianlah khutbah yang dapat disampaikan. Kata orang
hidup adalah pilihan. Masing-masing kita pun punya pilihan
masing-masing, tetapi haruslah kita bisa menahan diri, tidak
ikut-ikutan saling mencela dan menjatuhkan. Justru harusnya di
saat-saat yang seperti ini, kita perkuat tali persaudaraan kita.
Semoga kita termasuk orang yang beruntung. Amin amin ya
rabbal ‘alamin.
إنمَا المؤم َون إخَوة ٌ فَصَلحوا بَين.َأعوذ باهلل مَن الشَيطان الَرَي
بَارك ع لَى.)10 : واتأَوا َّللا لعلكََ ترحمَون (الحجَراا،َأخويك
وتأبَل.َولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإياكَ بَلياا والذكر الحكَي
ََ أ ول ولهللا هذا وأستَفرع لهللا ولك.َم ى وم كَ إن هوالسميع العلي
َ فاسَتَفروه إن،ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا
.َهوالَفور الرحي
86
27. Keutamaan Bulan Dzulqa’dah
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
ْ الحمََد لِل الََذأ َعََل ال،الحمََد لِل
َ شََهور إث ََا عش َر ََْه ًرا يََوم خل
أْهد أن ال ال إال ع وحَده ال.السمواا والرض وم ها أربعةٌ حر ٌم
ََ ألله. وأْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال نبَهللا بعَده. ْريك ل
فيآأيْهَا.صل وسلَ على سيدنا محم لد وعلى لَ وأصَحاب ومَن وااله
كمَا. أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع.الحاضرون والسامعون رحمكَ ع
يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال:ََال ع تعَالى
.وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Saat ini kita telah berada di bulan Dzul Qa’dah. Bulan
memiliki beberapa keutamaan. Keutamaan-keutamaan tersebut
di antaranya adalah:
1. Disebut sebagai bulan haram. Terkait dengan hal ini Allah
berfirman dalam Q.S. al-Taubah: 36:
ْ ان عدة ال
َشهور ع َد ع اث َا عشَر َْه ًرا فَهللا كتَاب ع يَوم خل
.السماواا واالرض م هآ اربعةٌ حر ٌم
Sesungguhnya jumlah bulan yang ditentukan oleh
Allah sejak menciptakan langit dan bumi ini adalah sebanyak
12 bulan, empat di antaranya adalah bulan haram. Bulan apa
saja yang termasuk bulan-bulan haram. Rasulullah melalui
sabdanya menyatakan:
87
عن ال بهللا صلى َّللا علي وسلَ ال إن ال مان َد اسَتدار كهيئتَ يَوم
خل َّللا السمواا والرض الس ة اث ا عشَر َْه ًرا م هَا أربعَةٌ حَر ٌم
ٌ ثَل
ث متواليَااٌ ذو الأعَدة وذو الحجَة والمحَرم ورََُ مضَر الَذي
)َ (بخاري ومسل.بين َمادأ وْعبان
Intinya adalah bulan-bulan haram itu adalah Dzul
Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab. Pertanyaannya
apa yang dimaksud dengan bulan haram. Apakah haram
yang dimaksud adalah haram sebagaimana pengertian kita
sehari-hari. Jawabannya adalah dalam tafsir ath-Thabary
bahwa bulan haram adalah bulan yang suci atau bulan yang
dihormati kemuliaannya.
2. Sebagai bulan yang suci dan dihormati kemuliaannya, maka
di bulan Dzul Qa’dah amalan-amalan yang baik yang kita
lakukan, maka pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah
swt. Amalan-amalan yang dimaksudkan di sini adalah
melingkupi berbagai hal baik ibadah yang langsung
berhubungan dengan Allah (vertikal-individual) seperti
shalat, puasa, haji atau ibadah yang berhubungan dengan
masyarakat (horisontal-sosial) seperti sedekah, memberikan
sumbangan untuk keperluan umum yang positif, menyantuni
anak yatim, fakir miskin dan sebagainya, bahkan termasuk
pula ibadah campuran antara vertikal dan horisontal seperti
zakat. Intinya segala amal kebaikan di bulan haram ini
pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah SWT.
3. Sebagai bulan yang suci dan dihormati kemuliaannya,
perilaku-perilaku buruk dan berbagai kejahatan baik kepada
diri sendiri atau kepada orang lain, maka dosanya juga akan
dilipatgandakan oleh Allah SWT. Memang kita menyadari
bahwa hawa nafsu dalam diri kita selalu mengajak kepada
keburukan. Hal ini juga disebutkan dalam Q.S. Yusuf: 53
... سوء إال ما رحَ ربهللا
ْ لمارة ٌ بال
88
إن ال ف
Godaan setan pada kita pun datang dari berbagai arah
seperti disebutkan dalam Q.S. al-A’raf: 17
َثَ لتي هَ من بين أيديهَ ومن خلفهَ وعن أيمانهَ وعن ْمآ له
.
Kendati demikian, semoga kita bisa mengurangi atau
menghindari dari perbuatan-perbuatan yang buruk yang
selalu menghinggapi kehidupan kita.
4. Bulan Dzulqa’dah termasuk di antara bulan-bulan
pelaksanaan haji. Ibnu Qayyim mengatakan orang yang
umrah di bulan-bulan haji setara pahalanya dengan orang
yang beribadah haji. Ibnu Rajab mengatakan Rasulullah pun
pernah melaksanakan umrah empat kali dalam bulan-bulan
haji yang mudah-mudahan kita diberikan kesempatan untuk
melaksanakannya.
Demikianlah khutbah Jumat yang dapat disampaikan,
semoga kita dapat memanfaatkan bulan ini dengan amalanamalan yang baik tentunya dengan pahala yang berlipat ganda
dan berupaya untuk menjauhi perbuatan yang buruk yang
dosanya pun berlipat ganda. Amin amin ya rabbal ‘alamin.
ومَن تَاب وعمَل صَال ًحا فإنَ يتَوب.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
َ بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن الكَري.)71 :إلََى َّللا متابًََا (الفر ََان
َََ وتأبَََل م َََى ومَََ كَ إن.َونفع َََى وإيَََاكَ بَليَََاا والَََذكر الحكَََي
أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر.َهوالسَََميع العلَََي
ََََ فاسََََتَفروه إن،المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا
.َهوالَفور الرحي
89
28. Memaknai Ibadah Qurban
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
. الحمد لِل الَذأ ذوالحجَة َْه ًرا ح ًّجامبار ًكَا وفض ًََل كثي ًَرا،الحمد لِل
وأََْهد أن سََيدنا محم َدًا. َ أََْهد أن ال ال َ إال ع وحََده ال ََْريك ل
أللهَ صل وسلَ على سيدنا محم لد ابن عبد.عبده ورسول ال نبهللا بعده
فيآأيْهَا الحاضَرون والسَامعون.ع وعلى لَ وأصَحاب ومَن وااله
يآأيْهََا: كمََا َال ع تعََالى. أوصََيكَ ونفسََى بتأََوأ ع.رحمكَََ ع
.الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Baru saja kita melewati Idul Adha atau disebut hari raya
qurban yang diiringi dengan menyembelih hewan qurban. Allah
berfirman Q.S. al-Hajj: 38:
...َلن ي ال َّللا لحومها وال دماؤها ولكن ي ال التأوأ م ك
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak
dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari
kamulah yang dapat mencapainya”.
Ayat ini menyatakan dengan berqurban harapannya kita
dapat bertakwa. Apa hubungan antara qurban dengan takwa.
Jawabannya mungkin bermacam-macam, dan di antaranya
berqurban itu adalah menyembelih hewan. Hakikat dari
menyembelih hewan ini sebenarnya adalah menyembelih tandatanda negatif dalam diri atau berupaya menghilangkan penyakit
hati. Rasullullah SAW bersabda:
90
وإذا فسََدا، َْأال إن فََهللا الجسََد مضَََةً إذا صََلحت صََل الجسََد كل
)فسد الجسد كلْ ؛ أال وههللا الألُ (البخاري
“Ketahuilah sesungguhnya di dalam diri ada segumpal
daging. Jika ia baik maka baik seluruh tubuh dan jika rusak maka
rusak seluruh tubuh, ketahuilah itu adalah hati”.
Jadi melalui ibadah qurban ini, walaupun tidak semua kita
ikut berqurban, tetapi hakikatnya kita sembelih ego sombong di
dalam diri kita yang maksudnya kita berupaya menjadi orang
yang tidak merendahkan orang lain. Kita sembelih ego merasa
diri kita paling benar, paling hebat dan paling-paling lainnya
yang maksudnya harus menyadari bahwa manusia memiliki
kekurangan. Kita sembelih ego merasa paling sempurna dari
orang lain yang maksudnya agar kita dapat menghargai sesama
makhluk Allah. Kita sembelih ego benci dengan kelebihan orang
lain yang maksudnya kita harus mengakui bahwa ada orang
yang lebih dari kita. Kita sembelih ego dendam pada orang lain
yang maksudnya kita harus bisa berlapang dada dan memaafkan.
Kita sembelih ego ingin menghancurkan kehidupan orang lain
yang maksudnya bahwa biarkan kehidupan orang bergerak
sesuai dengan takdir masing-masing.
Imam al-Ghazali mengatakan َ لاز َْ َج لا
َ َا، َّ
ِ َْ َ َْ َْ َ ْا أَنلََا إِنل َم ت
ج َْ ِرحِ ََا
“ يِ َاketahuilah, sesungguhnya kamu dapat melakukan
maksiat kepada Allah dengan anggota tubuhmu itu, َْإِ لن َم ِه َا نِ َْ َم اٌ مِ َُا
َ َيََْا َْأ َم نَ اٌ صَ َديََْا
َ ِا، “padahal sesungguhnya anggota tubuhmu itu
adalah ni’mat yang diamanatkan Allah kepadamu” ِا، فَ ْس ِتََ نَتََُا يِنِ َْ َم ِا
غ َي اُ ْص ُُ ْؤ َر ِا
ُ
َ َُّ َي ِت ِا
ِ َْ َ َ َم
َ maka jika anggota tubuh itu digunakan untuk
melakukan kemaksiatan, maka ia termasuk perbuatan kufur
ُّ ُ َغ ي
terhadap ni’mat Allah ُ
صَ ْغيَ ِا
َ ُ،
َ َُ َه ا
َ َْخِ يَ نَتََُا فِ ْا أ َم نَ ٍ أ َ ْْ َدselain kafir
ni’mat, kamu juga mengkhianati amanat Allah sehingga kamu
pun ditempatkan sebagai orang melakukan kezhaliman ضآدََُا
َ َْ َ فَأ
ُ َآدََُا فَ ْن
َ َه
ظ ْار َُي َا
َ ْف ت َْر
َ ِرAnggota tubuhmu diibaratkan seperti
rakyatmu yang tanggung jawabmu untuk memeliharanya.
91
Ucapan imam al-Ghazali ini, jelas menunjukkan bahwa
anggota tubuh kita adalah amanat Allah yang apabila kita
menggunakannya dengan salah, maka kita termasuk kafir ni’mat
dan juga termasuk melakukan kezaliman.
Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga
kita selalu mengarahkan hidup kita untuk kebaikan dan
memelihara hati kita untuk selalu ke arah yang lebih baik, karena
hati adalah sentral kehidupan kita.
.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
َ) بََارك ع لَى ولكَََ فَى الأََر ن الكََري10 :(البأَرة.الَي ٌَ بمَا كََانوا يكَذبون
َََ وتأبَََل م َََى ومَََ كَ إن.َونفع َََى وإيَََاكَ باليَََاا والَََذكر الحكَََي
أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر.َهوالسَََميع العلَََي
ََََ فاسََََتَفروه إن،المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا
.َهوالَفور الرحي
ٌ ولهََ عَذاب،ض فَ ادهَ َّللا مرضًَا
ٌ فَهللا لَوبهَ مَر
92
29. Kriteria Orang yang Baik dalam Islam
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمد لِل الذأ َعل ا أمة السَلم خير أم لة ل كون داعيًا إلَى،الحمد لِل
أَْهد أن ال الَ إال.الخيراا و م ًرا إلى المعروف وناهيًا عن الم كَر
وأْهد أن سيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال نبَهللا. ع وحده ال ْريك ل
أللهَ صَل وسَلَ علَى سَيدنا محمَ لد وعلَى لَ وأصَحاب ومَن.بعده
: كمَا َال ع تعَالى. أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع. فيآأيْها ال ا.وااله
.يآأيْها الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur
kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir
zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang
menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya
meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Dalam salah satu firman Allah yaitu Q.S. Ali Imran: 104
ولتكن م كَ امةٌ يدعون الى الخير ويَمرون بالمعروف وي هَون عَن
.الم كر واولئك هَ المفلحون
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma‘ruf
dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung.”
Di salah satu potongan firman Allah ini bahwa hendaklah
kita mengajak orang berbuat baik. Mengajak orang untuk berbuat
baik memang sangat mudah, yang susah adalah melaksanakan
ajakan kita itu. Namun di dalam khutbah ini khathib ingin
menekankan seperti apa kriteria orang yang disebut baik.
Jika dikaji melalui Islam, secara umum orang baik itu bisa
dilihat dari 2 hal yaitu hubungan yang baik dengan Allah dan
93
hubungan baik juga dengan manusia. Hal ini sesuai dengan
firman Allah Q.S. Ali Imran: 112:
... ضربت عليهَ الذلة أين ما ثأفوا إال بحب لل من ع وحب لل من ال ا
Mereka (manusia) diliputi kehinaan di mana saja mereka
berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah
dan tali (perjanjian) dengan manusia…
Kedua hubungan di atas kita akui mengandung pengertian
yang sangat luas, tetapi setidaknya orang yang baik
hubungannya dengan Allah adalah tentu orang-orang yang di
antaranya menjaga imannya hanya kepada Allah, tidak mudah
tergiur dengan sebuah kesenangan sementara imannya
tergadaikan, menjaga ibadahnya agar tetap istiqamah, sabar
terhadap musibah yang menimpa dan berupaya selalu
mensyukuri atas nikmat yang diberikan Allah. Syukur tersebut
bisa berkaitan dengan syukur terhadap kesehatan yang tidak ada
bandingannya, syukur terhadap harta yang dimiliki, keluarga
dan lingkungan yang baik bahkan syukur tinggal di negara yang
aman.
Adapun orang yang hubungannya baik dengan manusia
juga memiliki pengertian yang sangat luas, tetapi di sini dapat
kita intisarikan bahwa orang yang hubungannya baik dengan
manusia adalah orang yang mampu memperlakukan orang lain
dengan baik. Orang yang seperti ini akan berupaya agar tidak
menyimpan dusta dalam setiap pembicaraannya. Apa yang
dikatakannya memang tulus keluar dari lubuk hati; bukan
dibuat-buat hanya untuk menarik perhatian dan bukan pula lain
di muka lain di belakang. Begitu juga jika berjanji selalu menepati
janjinya; bukan sebaliknya, setelah keinginannya terpenuhi, janji
yang telah diikrarkan menjadi terlupakan. Orang yang baik jika
diberikan amanah akan berupaya semaksimal mungkin untuk
tidak mengkhianati amanah yang diberikan. Ketiga hal yang
disebutkan tadi sebenarnya dapat diperluas cakupan dan
tafsirannya ke dalam beberapa hal dalam kehidupan kita.
94
Intinya adalah orang yang selalu berdusta dalam
pembicaraan dan tindakannya, tidak memenuhi janji yang telah
diikrarkan dan berkhianat terhadap amanah yang diberikan
dalam bahasa agama disebut orang yang munafik. Nabi
bersabda:
.وإذا اؤتمن خان
ٌ ية الم اف ثَل
ث إذا حدث كذب وإذا وعد أخل
“Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, apabila berbicara
ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkarinya, apabila diberikan
amanah ia mengkhianatinya.”
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya
adalah mari kita berupaya menjaga hubungan yang baik dengan
Allah dan hubungan yang baik pula dengan manusia serta
berupaya agar tidak termasuk orang yang munafik.
َ ان السَمع والبصَر والفَؤاد كَ ْل اولئَك كَان ع
.َأعوذ باهلل من الشَيطان الَرَي
بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن الكََريَ ونفع ََى.)36 :مسََـؤو ًال (السََراء
.َ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلي.َوإياكَ بَلياا والذكر الحكي
أ ََول ََولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولكَََ ولسََآ ر المسََلمين والمسََلماا
.َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم ين والمؤم اا
95
30. Membaca Hikmah di Balik Waktu-waktu Shalat
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
سا فهللا كل يو لم
ً الحمد لِل الذأ فرض الصَلة المفروضة خم،الحمد لِل
وأََْهد أن سََيدنا. َ أََْهد أن ال ال َ إال ع وحََده ال ََْريك ل.وليل َةل
أللهَ صل وسلَ علَى سَيدنا محمَ لد.محمدًا عبده ورسول ال نبهللا بعده
أوصيكَ ونفسى بتأوأ. فيآأيْها ال ا.وعلى ل وأصحاب ومن وااله
يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع ح َ تأات َ وال: كمََا ََال ع تعََالى.ع
.تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Di salah satu ayat Alquran yaitu Q.S. an-Nisa: 103 Allah
berfirman:
إن الصَلة كانت على المؤم ين كتابًا مو وتًا
Firman Allah ini menyatakan shalat fardhu/wajib
sebanyak lima kali sehari semalam memiliki waktu-waktu
tertentu dalam pelaksanaannya. Jika ada orang bertanya
mengapa shalat subuh dilaksanakan ketika terbit fajar hingga
terbit matahari dan begitu pula mungkin ada pertanyaan pada
waktu shalat fardhu lainnya, maka jawabannya sebagaimana
dalam kitab al-Baijuri, penentuan waktu-waktu shalat merupakan
perkara ta’abbudiyah. Maksudnya adalah, kita tidak mengetahui
apa alasan Allah meletakkan shalat-shalat fardhu itu di waktuwaktu sebagaimana yang kita kenal selama ini. Oleh karena itu,
kita hanya menerima dengan ketundukan dan ketaatan penuh
tentang penentuan waktu shalat ini.
96
Memang diakui, di dalam kitab i’anatuththalibin disebutkan
bahwa subuh adalah shalat Nabi Adam, zhuhur shalatnya nabi
Daud, Ashar shalatnya nabi Sulaiman, maghrib shalatnya nabi
Ya’kub dan isya shalatnya nabi Yunus. Tetapi di dalam kitab alBaijuri justru ditemukan pendapat yang berbeda. Zhuhur
shalatnya nabi Ibrahim, Ashar shalatnya Nabi Yunus, Magrib
shalatnya nabi Isa atau nabi Daud, Isya adalah shalatnya Nabi
Musa as. Menanggapi persoalan ini, kita tidak perlu
mempermasalahkan tentang waktu-waktu shalat itu. Tetapi yang
justru kita lakukan adalah melaksanakan shalat lima waktu itu
dengan sebaik-baiknya dan mengkaji apa hikmah yang dapat kita
petik dari penentuan waktu-waktu shalat di atas. Hikmah inilah
yang harus kita temukan, karena Allah berfirman dalam Q.S.
Shad [38]: 27
...وما خلأ ا السمآء واالرض وما بي هما باط ًَل
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa
yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Lalu, apa hikmah
waktu-waktu shalat tersebut. Di dalam kitab al-Baijuri kembali
disebutkan bahwa gelapnya malam mengingatkan manusia akan
kehidupan seorang bayi di dalam rahim dan dengan terbitnya
fajar yang di dalamnya wajib melaksanakan shalat subuh,
menandakan bahwa bayi ini siap keluar dari rahim. Artinya kita
ini adalah makhluk, diciptakan dari tidak ada menjadi ada, kita
lahir tidak membawa apa-apa, bahkan tanpa sehelai pakaian pun,
kita ini miskin, lalu mengapa kita bisa berlaku sombong ketika
hidup di dunia ini. Selanjutnya dengan terbitnya matahari naik
sampai tergelincir matahari yang di dalamnya wajib
melaksanakan shalat zhuhur, menunjukkan bahwa bayi tadi
tumbuh berkembang sampai menjadi seorang pemuda dan
dewasa. Artinya, di usia pemuda dan dewasa ini kita mesti
sebaik-baiknya menggunakan waktu, tenaga, kemampuan,
keterampilan untuk menjadi orang yang sebaik-baiknya dan
berbuat halal serta tidak lupa mensyukuri segala yang
dianugerahkan Allah. Kemudian ketika matahari semakin
97
condong ke barat yang di dalamnya ada kewajiban shalat Ashar
menunjukkan bahwa kita mesti siap-siap (basasimpun) untuk
menghadapi kehidupan selanjutnya. Di waktu yang seperti ini
kita harus mengambil pelajaran bahwa kita memasuki usia senja,
dan ketika menjelang magrib yang ditandai terbenamnya
matahari itulah akhir dari kehidupan kita dan ketika matahari
benar-benar lenyap, maka itu tandanya kita juga akan mengalami
kelenyapan yang serupa. Ternyata kita tidak kekal di dunia ini
dan bersamaan dengan kelenyapan ini, kita tidak membawa apaapa selain amal kebaikan yang pernah kita lakukan. Harta benda
yang dimiliki tidak kita bawa, tetapi beralih menjadi milik ahli
waris kita.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya
kita ini asalnya tidak ada menjadi ada kemudian kembali tidak
ada lagi. Yang tersisa dari kita hanyalah kenangan dan nama,
maka semoga kita meninggalkan kenangan dan nama yang baik.
وإنمَا توفَون أََوركَ يَوم،كَ ْل نفَ ل ذا أَة المَوا
.َأعوذ باهلل من الشيطان الَرَي
بََارك ع لََى.)185 :(ال عمََران.. فمََن زحَ ح عََن ال ََار وأدخََل الج ََة فأََد فََاز،الأيامََة
وتأبَل.َولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإياكَ بَلياا والذكر الحكَي
ََ أ ول ولهللا هذا وأستَفرع لهللا ولك.َم ى وم كَ إن هوالسميع العلي
َ فاسَتَفروه إن،ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا
.َهوالَفور الرحي
98
31. Membiasakan Shalat Tepat Waktu dan Berjamaah di Mesjid
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمََد لِل الََذأ َعََل الصََلواا الخم َ واَب َةً علََى كََل،الحمََد لِل
مسََلمين ومسََلما ل
أََْهد أن ال ال َ إال ع.ا تعبْ َدًا الََى رب العََالمين
ََ ألله.وأْهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسول سَيد النبيَاء والمرسَلين
. أمَا بعَد.صل وسلَ على سيدنا محم لد وعلَى ألَ وأصَحاب أَمعَين
: كمََا ََال ع تعََالى. أوصََيكَ ونفسََى بتأ َوأ ع.فيآأيْهََا المسََلمون
.يآأيْها الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Hari ini kita memasuki bulan Sya’ban yang di dalam kitab
nashaihul ibad disebut bulan menyirami amal shalih yang telah
ditanam pada bulan Rajab kemarin sehingga pada bulan
Ramadhan berikutnya kita menuai dari amal shalih yang kita
lakukan berupa ampunan dari Allah swt. Menyirami amal shalih
yang dimaksudkan di sini tidak lain adalah membiasakan dan
memelihara amal kebaikan yang kita lakukan, sehingga ketika
pada bulan Ramadhan akan datang kita sudah terbiasa dan tidak
merasa berat hati untuk melaksanakan segala kewajiban yang
dituntut kepada kita sebagai hamba.
Salah satu amal shalih yang harus kita biasakan adalah
melaksanakan shalat lima waktu. Sesibuk apapun kita, ketika
terdengar suara adzan, kita mesti meninggalkan aktivitas kita.
Tujuan lainnya adalah agar kita juga terhindar dicap sebagai
hamba yang suka melalaikan kewajiban yang akhirnya kita pun
menjadi orang yang celaka. Hal ini sesuai dengan firman Allah
Q.S. al-Ma’un: 4-5
فوي ٌل للمصلين الذين هَ عن صَلتهَ ساهون
“maka celakalah bagi orang-orang yaitu mereka yang lalai
dari shalatnya”. Maksudnya yang celaka adalah orang yang
melalaikan waktu shalat. Di samping kita perlu membiasakan
shalat tepat pada waktunya, sebagai umat Islam terlebih lagi lakilaki, kita juga perlu membiasakan untuk melaksanakan shalat
99
secara berjamaah terutama di mesjid. Mengapa harus shalat di
mesjid. Jawaban yang pertama adalah karena hal tersebut
merupakan perintah nabi Muhammad saw dalam salah satu
sabdanya :
من سمع ال داء فلَ يَت فَل صَلة ل إال من عذر
Siapa pun yang mendengar adanya panggilan Adzan,
tetapi ia tidak mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya di
tempat lain selain di mesjid kecuali ia dalam keadaan udzur.
(H.R. Abu Daud dan Ibn Majah). Hadis lainnya:
الصَلة لجار المسجد إال فى المسجد
“tidak sempurna shalat bagi orang-orang yang bertetangga
dengan mesjid kecuali dilaksanakan di mesjid”. Minimal yang
disebut bertetangga dengan mesjid adalah orang yang dapat
mendengar bunyi adzan. Rasulullah pernah ditanya seorang
yang buta bahwa ia tidak memiliki penuntun ke mesjid. Ia pun
memohon agar diberikan keringanan untuk shalat di rumahnya.
Rasulullah pun memberikan izin tetapi Rasulullah bertanya
Apakah ia mendengar suara azan?. Laki-laki ini pun mengaku
mendengar. Rasulullah pun menyuruhnya untuk datang ke
mesjid shalat berjamaah.
Jawaban yang kedua adalah setidaknya ini merupakan upaya
kita untuk menunda terjadinya hari kiamat. Mengapa disebut
demikian, karena ketika mesjid semakin kosong dan mulai tidak
diminati oleh orang muslim, maka semakin pula nyata akan
dekat dan terjadinya hari kiamat.
Jawaban yang ketiga, mesjid tempat kita shalat ini, sangat
disayangkan kalau cuma dipandang, terlebih lagi dibanggakan.
Sementara panitia mesjid membangun mesjid ini tidak hanya
untuk menampung jamaah ketika hari-hari tertentu saja seperti
hari raya, melainkan dapat menampung jamaah di setiap waktu.
Oleh karena itu, jangan kita biarkan mesjid kita kosong karena
jarang dipenuhi para jamaah sampai ke belakang. Jangan biarkan
mesjid ini hanya dijalani kaki jamaah yang cuma lewat di
100
dalamnya, tetapi jadikan kaki kita selaku menginjak lantai mesjid
ini karena melaksanakan shalat berjamaah.
Jawaban yang keempat, shalat berjamaah di mesjid memiliki
kelebihan tersendiri baik berupa ganjaran yang berlipat ganda
seperti shalat subuh berjamaah mendapat pahala 119 kali, shalat
Isya mendapat pahala 59 kali dan shalat Zhuhur, Ashar dan
Maghrib mendapat pahala 27 kali. Selain itu, tiap langkah kaki
kita menuju mesjid mendapatkan satu pahala dan menghapus
satu dosa. Maka semakin jauh mesjid yang dituju semakin
banyak langkah yang dilakukan sehingga semakin banyak pula
pahala yang didapatkan. Berikutnya orang yang selalu berjamaah
di mesjid akan mendapatkan doa permohonan ampun dan
rahmat dari para malaikat kepada Allah, sehingga kita pun
termasuk orang yang beruntung mendapatkan doa tersebut.
Bahkan kelebihan lainnya, orang yang membiasakan untuk shalat
berjamaah di mesjid akan mendapatkan naungan di hari kiamat
kelak.
Kiranya inilah dapat disampaikan, mudah-mudahan ada
manfaatnya dan semoga kita menjadi umat yang selalu
mendapatkan bimbingan dari Allah SWT sehingga dapat
memanfaatkan waktu kita di sela-sela kesibukan kita untuk
melaksanakan shalat berjamaah di mesjid. Amin ya rabbal
‘alamin.
إن الصَلة كانت على المَؤم ين كتابًَا.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
بارك ع لى ولكَ فى الأَر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاكَ باليَاا.مو وتًا
أ َول َولهللا.َ وتأبَل م َى ومَ كَ إنَ هوالسَميع العلَي.َوالذكر الحكي
هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولكَََ ولسََآ ر المسََلمين والمس َلماا والمََؤم ين
َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم اا
101
32. Meneladani Akhlak Rasulullah
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمد لِل الَذأ أرسَل رسَول بالهَدأ وديَن الحَ ليظهَره،الحمد لِل
أَْهد أن ال الَ إال ع وحَده ال.على الدين كل ولَو كَره المشَركون
ََ ألله. وأْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال نبَهللا بعَده. ْريك ل
صل وسلَ على سيدنا محمَ لد إبَن عبَد ع وعلَى لَ وأصَحاب ومَن
: كمَا َال ع تعَالى. أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع. فيآأيْها ال ا.وااله
.يآأيْها الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Sebagai umat Nabi Muhammad tentu kita berupaya
semaksimal mungkin untuk mengikuti jejak beliau, mengikuti
perilaku beliau dan mengambil pelajaran dari perjalanan yang
beliau lalui untuk kehidupan kita saat ini bahkan untuk akan
datang. Banyak hal dari perilaku-perilaku beliau yang dapat kita
terapkan dalam kehidupan kita, di antaranya:
Pertama, ()كان علي السَلم يبدأ من لأي بالسَلم ويبدأ أصحاب بالمصافحة
bahwasanya Nabi Muhammad SAW adalah orang yang selalu
lebih dahulu mengucapkan salam setiap kali bertemu dengan
orang, tidak perduli walaupun orang itu jauh lebih muda dari
beliau. Beliau lah yang mendahului mengucapkan salam. Begitu
juga beliau yang lebih dahulu menjabat tangan orang, beliau
tidak menjadikan kedudukannya sebagai seorang Nabi harus
diistimewakan oleh orang lain.
102
Kedua, ( )وإذا تكلَ فكَنما الد ْر يسأط من ذلك الكَلمapabila Rasulullah
berbicara maka seakan-akan mutiara berjatuhan dari perkataan
beliau. Hal ini menunjukkan betapa berharga kata-kata yang
keluar dari mulut beliau yang artinya mestinya kata-kata yang
keluar dari mulut kita pun adalah kata-kata yang baik,
bermanfaat, tidak mendominasi pembicaraan, berkomunikasi
secara lemah lembut agar orang yang menjadi lawan bicara kita
dapat menerima pembicaraan kita. Hal ini sesuai dengan firman
Allah Q.S. Ali Imran ayat 159:
ًّ ولو ك ت ف،َفبما رحم لة من َّللا ل ت له
...ظا غليظ الألُ النفضْوا من حولك
“maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu…”
Ketiga, (ب
از وعيا ل
لي بَم ل.م.: )وكانRasulullah SAW itu dalam
menyampaikan risalahnya tidak lah sebagai seorang pencela atau
pencerca orang lain. Sebagai Nabi dan sekaligus guru bagi para
sahabatnya, beliau tidak pernah mencela orang lain walaupun
dengan orang yang berbeda agama, terlebih lagi pada sesama
Islam.
Keempat, pada saat Nabi Muhammad mendapatkan wahyu
pertama, beliau pulang ke rumah dalam keadaan gemetar,
sehingga minta istrinya yaitu Siti Khadijah untuk menyelimuti
beliau. Di saat itu Khadijah berkata
ََُأبشََر فََو ع اليخ يََك ع أب َدًا لتص َل ال َرحَ وتحم َل الكََل وتكس
المعدوم وتأرأ الضي وتعين على نوا ُ الح
bergembiralah wahai Rasulallah, Allah tidak akan
mempermalukan atau menghinakan engkau selamanya, karena
selama ini engkau selalu menyambung silaturrahmi, ikut
memikul kesusahan orang lain, merasakan pula kesedihan orang
yang tidak punya apa-apa, tidak peduli keadaanmu seperti apa
tetapi ketika ada tamu, engkau tetap memuliakan mereka dan
bahkan engkau juga menjadi pembela bagi orang yang
103
membutuhkan pembelaan. Masih banyak lagi perilaku-perilaku
Rasulullah yang dapat kita jadikan contoh untuk kehidupan kita
saat ini.
Kiranya inilah khotbah yang dapat disampaikan. Intinya
adalah marilah kita selalu bercermin dan meneladani Rasulullah
sebagai panutan kehidupan kita. Kita berupaya untuk
menyesuaikan perilaku kita dengan Rasulullah dan ketika kita
ingin melakukan sesuatu, tanyakanlah ke hati kita, apakah
perilaku kita sesuai dengan agama atau tidak.
ٌ لأَََد كَََان لكََََ فَََهللا رسَََول َّللا اسَََوة ٌ حسَََ ة،َالَََرَي
أعَََوذ بَََاهلل مَََن الشَََيطان
َ بارك ع لى ولكَ فى الأر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاك.)21:(الح اب
أ َول.َ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي.َبالياا والذكر الحكي
َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا
.َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم ين والمؤم اا
104
33. Menghadirkan Nabi ke dalam Diri
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
ً الحمَد لِل الَذأ َعَل سَيدنا وحبيب َا ونبي َا وسَيلةً ورحمَة،الحمَد لِل
وأَْهد أن سَيدنا. َ أْهد أن ال الَ إال ع وحَده ال َْريك ل.للعالمين
أللهَََ صَل وسََلَ علََى سََيدنا.محمَدًا عبََده ورسََول صََادق المََين
فيآأيْه َا الحاضََرون. أمََا بعََد.محم َ لد وعلََى أل َ وأصََحاب أَمعََين
كمََا ََال ع. أوصََيكَ ونفسََى بتأََوأ ع.والسََامعون رحمكَََ ع
َ يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع ح َ تأات َ وال تمََوتن إال وأنََت:تعََالى
.مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Sebagai umat Nabi Muhammad tentu kita berupaya
semaksimal mungkin untuk mengikuti jejak beliau dan
mengambil pelajaran dari perjalanan yang beliau lalui untuk
kehidupan kita saat ini bahkan untuk akan datang. Mengikuti
apa yang Rasulullah kerjakan dan melaksanakan apa yang
Rasulullah katakan dapat disebut sebagai berwasilah atau
menghubungkan diri kita dengan Nabi Muhammad SAW.
Disebut demikian karena dengan mengikuti Rasulullah berarti
kita menghubungkan diri kita dengan beliau atau meng-onlinekan diri kita dengan Rasulullah, sehingga jika selalu bercermin
dengan Rasulullah berarti hubungan online kita dengan
Rasulullah selalu update. Perlunya kita ber-ta’alluq agar kita juga
bisa dekat dengan Allah SWT. Selain itu, ber-ta’alluq dengan
105
Rasulullah juga diperintahkan firman Allah Q.S. al-Maidah ayat
35:
يا أيْها الذين م وا اتأوا َّللا وابتََوا إليَ الوسَيلة وَاهَدوا فَهللا سَبيل
لعلكَ تفلحون
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
carilah wasilah (penghubung) untuk mendekatkan diri kepada Allah dan
berjuanglah di jalan Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.
Wasilah atau penghubung yang dimaksudkan dalam ayat di atas
menurut ulama adalah Rasulullah. Pemaknaan ini karena dalam
doa setelah adzan ditemukan penjelasan itu.
ا سَيدنا محمََدان، والصََلة الأآ مَة،اللهََ رب هَذه الَدعوة التآمَة
ََََالوسََََيلة والفضََََيلة والشََََرف والدرَََََة العاليََََة الرفيعََََة وابعث
مأا ًمامحمودان الذأ وعدت انك التخل الميعاد
Satu hal yang harus diperhatikan dari doa ini ada
permohonan ( ) ا سيدنا محمدان الوسيلةyang dimaknai ulama bahwa
Nabi Muhammad sebagai penghubung untuk mendekatkan diri
kepada Allah. Berarti doa setelah adzan ini menjelaskan maksud
wasilah pada surat al-Maidah ayat 35 di atas. Pertanyaannya,
mengapa kita menjadikan Nabi Muhammad sebagai
penghubung?. Itu karena Nabi yang paling dekat dengan Allah
SWT. Hal ini sejalan dengan Q.S. al-Anbiya ayat 107:
ومآ أرسل اك إال رحمةً للعالمين
Tidaklah kami utus engkau kecuali sebagai rahmat sekalian alam.
Ayat ini menunjukkan dekatnya Nabi Muhammad dengan
Allah SWT. Begitu juga pada Q.S. Ali Imran ayat 31
َل إن ك تَ تحبْون ع فاتبعونهللا يحببكَ ع ويَفر لكَ ذنوبك
Katakan kepada umatmu Hai Muhammad, jika kalian
benar-benar mencintai Allah, maka ikuti aku, niscaya Allah
mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian.
Ayat ini juga menyatakan tentang kedekatan Rasulullah
dengan Allah SWT. Berarti sangat beruntung kita menjadi Umat
106
Nabi Muhammad. Namun keberuntungan itu tentu harus pula
kita imbangi dengan usaha bahwa kita pun layak menjadi umat
dan pengikut beliau. Bagaimana caranya agar bisa menjadi umat
Nabi Muhammad?. Pertama, berupaya untuk menghadirkan
Nabi Muhammad ke dalam diri kita baik melalui pemikiran atau
pun melalui perasaan kita. Allah berfirman pada Q.S. al-Anfal
ayat 33 (َ )وما كان َّللا ليعذبهَ وأنت فيهbahwa Allah tidak akan menimpa
azab pada mereka (kita) selama Nabi bersama dengan mereka
(kita). Kedua, menjadikan Nabi sebagai cermin baik dalam
berucap, berbicara dan berkomunikasi atau dalam berbuat,
berperilaku dan bersosial.
Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah
Kiranya inilah khotbah yang dapat disampaikan. Intinya
adalah marilah kita selalu bercermin dan meneladani Rasulullah
sebagai panutan kehidupan kita. Kita berupaya untuk
menyesuaikan perilaku kita dengan Rasulullah dan ketika kita
ingin melakukan sesuatu, tanyakanlah ke hati kita, apakah
perilaku kita sesuai dengan agama atau tidak dengan yang
diajarkan Rasulullah.
يَا أيْهَا الَذين م َوا اتأَوا َّللا وابتََوا.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
بارك ع.)35:إلي الوسيلة وَاهدوا فهللا سبيل لعلكَ تفلحون (المآ دة
.َلَى ولكََ فَى الأَر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاكَ بَليَاا والَذكر الحكَي
أ َول َولهللا هَذا وأسَتَفرع.َوتأبل م ى وم كَ إنَ هوالسَميع العلَي
،لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا والمَََؤم ين والمؤم َََاا
.َفاستَفروه إن هوالَفور الرحي
107
108
34. Menjaga Anggota Tubuh dari Dosa
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمد لِل الذي إ تمن علي ا ل ستعمل َوارح ا ول حفظها من،الحمد لِل
وأَْهد. أْهد أن ال ال إال ع وحده ال ْريك ل.الذْنوب والخطيئاا
اللهََ صَل وسَلَ علَى سَيدنا محمَ لد. أن سيدنا محمَدًا عبَده ورسَول
أوصيكَ ونفسَى. فيآأيْها ال ا.أما بعد. وعلى أل وأصحاب أَمعين
َ يآأيْهَا الَذين أم َوا اتأَوا ع حَ تأات: كما ال ع تعَالى.بتأوأ ع
.وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Salah satu anugerah yang diberikan Allah kepada manusia
adalah sempurnanya kita diciptakan baik secara jasmani atau
pun rohani. Namun demikian tentu kita harus menyadari
anggota tubuh ini adalah amanat Allah yang harus kita pelihara
dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah swt. Kita
diberikan amanat mata, telinga, lidah, perut, faraj, tangan dan
kaki, harus kita jaga dari perbuatan dosa. Imam al-Ghazali
mengatakan :
اْ َج لا ايِ َج َْ ِرحِ ََا
ِ َْ َ “ َْ َْ َ ْا اأَنلََ ا ِإنل َم اتketahuilah,
َ َ ا ََ لز،َّ ا
sesungguhnya kamu dapat melakukan maksiat kepada Allah
dengan anggota tubuhmu itu, اْأ َم نَ ٌ اصَ َديََْا
َ ِ ا،َْإِنل َم ا ِه َ انِ َْ َم ٌ امِ َُ ا
َ َََْ َي
“padahal sesungguhnya anggota tubuhmu itu adalah ni’mat
yang diamanatkan Allah kepadamu” غ َي ُا
َ َّيتُِِا
ِ َْ َ َ ا َم
َ ِا،فَ ْستََِ نَتََُ ا ِينِ َْ َم ِا
ْص ُُ ْؤ َر ِاmaka jika anggota tubuh itu digunakan untuk melakukan
ُ
kemaksiatan, maka ia termasuk perbuatan kufur terhadap nikmat
109
ُّ ُ َغ ي
Allah ُ
صَ ْغيَ ِا
ُ ا َا، َ َُ َه
َ َْخِ يَ نَتََُ افِ ْ اأ َم نَ ٍ اأ َ ْْ َدselain kafir nikmat, kamu
juga mengkhianati amanat Allah sehingga kamu pun
ditempatkan sebagai orang melakukan kezhaliman َآدََُ ا
َ ار
َ َْ َ فَأ
ِ ََُضآد
ُ
ْ
َ َه
َ ْف ات َْر
َ فَ نظ ْر ا َُيAnggota tubuhmu diibaratkan seperti rakyatmu
yang tanggung jawabmu untuk memeliharanya.
Intinya jika kita menggunakan anggota tubuh ini dengan
salah, maka kita termasuk kafir nikmat dan juga termasuk
zhalim. Oleh karena itu kita harus berupaya secara bersama-sama
mengamalkan sabda Nabi Muhammad saw :
والمجاهد من َاهد هواه،سوء
ْ المهاَر من هجر ال
“orang yang disebut berhijrah adalah orang yang
meninggalkan kejahatan dan orang yang disebut mujahid fi
sabilillah adalah orang yang memerangi hawa nafsunya”.
Dengan mengamalkan hadis ini, kita pun berupaya
menjaga dan memelihara seluruh anggota tubuh yang dititipkan
Allah kepada kita. Dua mata kita ini tidak hanya digunakan
untuk petunjuk jalan, tetapi digunakan untuk melihat kebesaran
Allah yang ada di alam ini dan bukan digunakan untuk melihat
hal-hal yang dilarang Allah. Dua telinga kita ini, diupayakan agar
tidak mendengar pembicaraan tentang keburukan orang lain
(ghibah), tetapi kita upayakan agar tidak mendengar
pembicaraan tentang hal-hal yang keji dan batil. Lidah ini, kita
upayakan untuk berzikir dan berbicara hal-hal yang baik dan
tepat, bukan digunakan untuk berbohong, membuat kesaksian
palsu, membuat opini negatif tentang orang lain, menuduh atau
memfitnah orang lain yang tidak bersalah, membicarakan
keburukan orang lain, mengumpat, mengejek dan memperolok
orang lain. Begitu juga dengan perut kita ini, tidak hanya untuk
menyeleksi makanan mana yang menyehatkan dan tidak
menyehatkan, tetapi juga menyeleksi agar makanan yang
diharamkan atau diperoleh secara haram termasuk pula syubhat
agar tidak masuk ke dalam perut kita. Hal yang sama dengan
faraj, anggota tubuh ini sangat penting dipelihara dan hanya
digunakan untuk yang dihalalkan oleh Allah swt. Tangan mesti
110
digunakan untuk kebaikan, membantu orang lain yang
mengalami kesusahan dan membutuhkan, bukan untuk
mengambil milik orang lain, merenggut bahkan melakukan
kekerasan pada orang lain. Hal yang tidak jauh pula dengan kaki
yang digunakan untuk berjalan, maka mari kita upayakan agar
selalu digunakan untuk menjalani jalan kebaikan dan
menghindari jalan keburukan.
Di akhirat kelak, masing-masing kita akan diminta
pertanggungjawaban dan masing-masing anggota tubuh ini akan
memberikan kesaksian sebagaimana firman Allah baik dalam
Q.S. Nur [24: 24] atau pun dalam Q.S. Yasin [36: 65]. Khususnya
dalam Q.S. Nur [24: 24] disebutkan:
.يوم تشهد عليهَ الس تهَ وايديهَ وارَلهَ بما كانوا يعملون
“pada hari itu, lidah, tangan dan kaki mereka menjadi
saksi atas apa yang mereka lakukan ketika di dunia”. Oleh
karena itu setiap anggota tubuh kita akan berbicara sendiri
memberikan kesaksian terhadap perbuatan kita, tanpa dapat kita
kendalikan.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan, mohon
maaf atas segala kekurangan dan semoga kita menjadi orang
yang selalu dapat menggunakan anggota tubuh kita dalam
kebaikan dan keridhaan Allah swt.
اليََوم نخََتَ علََى اف َواههَ وتكلم ََآ.َأعََوذ بََاهلل مََن الشََيطان الََرَي
بَارك ع لَى.)65 : َايَديهَ وتشَهد ارَلهََ بمَا كَانوا يكسَبون (ي
وتأبَل.َولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإياكَ بالياا والذكر الحكَي
ََ أ ول ولهللا هذا وأستَفرع لهللا ولك.َم ى وم كَ إن هوالسميع العلي
َ فاسَتَفروه إن،ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا
.َهوالَفور الرحي
111
35. Menjaga dan Memelihara Lisan
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمد لِل الذي أرسل رسَول بالهَدأ وديَن الحَـ ليظهَره،الحمد لِل
أْهد أن ال إلَ إال ع وأَْهد أن،على الدين كل ولو كره المشركون
اللهَ صل علَى سَيدنا محمَ لد وعلَى ألَ وأصَحاب.محمدًا رسول ع
كمَا َال. أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع. فيآأيْها ال ا.أما بعد. أَمعين
َ يآأيْها الذين أم َوا اتأَوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال وأنَت:ع تعالى
مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Salah satu perilaku Rasulullah yang harus kita teladani
adalah
memelihara
atau
menjaga
lisan.
Maksudnya
menggunakan lisan kita hanya dalam kebaikan; bukan dalam
kemaksiatan dan itu pun lisan yang kita gunakan dalam berkatakata harus sesuai pada tempatnya. Ketika topik yang dibicarakan
adalah hal yang serius, tentu kita tanggapi dengan serius. Ketika
berisi candaan tentu kita harus cerdas pula memilih kata-kata
yang tepat. Ketika berkaitan dengan hal yang sensitif, kita harus
berupaya menetralkan dengan cara dan kata-kata yang bijak.
Ketika ada yang membicarakan keburukan orang lain, tentu kita
harus ingat bahwa lisan mestinya hanya digunakan untuk
kebaikan dan bukan ikut membicarakan keburukan orang lain.
Intinya lisan bisa membuat kita dapat diterima semua
orang, tetapi bisa juga membuat kita masuk ke dalam jurang
kenistaan. Dalam sebuah pepatah “ُ
س ِا
س ِا
َ ِ ُ فِي حِ ْؤظِا ص
َ س َا َم اُ ِإل ْن
َ ” yang
112
artinya “keselamatan seseorang itu adalah terletak pada
kemampuannya menjaga lisannya”. Apabila kita dapat
menggunakan lisan secara hati-hati, maka kita akan selamat
tetapi apabila tidak, sangat mungkin dapat mencelakakan diri
kita sendiri. Ada orang mengatakan “lebih baik berpikir terlebih
dahulu sebelum berkata-kata daripada dikeluarkan tanpa dipikir
yang kemudian akan disesali”.
Mengapa kita harus menjaga lisan kita. Jawabannya karena
lisan adalah salah satu anugerah Allah swt. Dengan adanya lisan
yang salah satunya berperan dalam menimbulkan suara dari
mulut kita, kita mudah menyampaikan sesuatu sesuai dengan
kehendak hati dan pikiran kita, sehingga apa yang kita
sampaikan dapat dimengerti orang lain dan kesepahaman pun
mudah tercapai. Oleh karena itu, kita harus mensyukuri
anugerah Allah ini dengan cara menggunakan lisan tersebut
hanya untuk hal-hal yang baik. Sesuai hadis Nabi ِّلل
ُ َُ َُا يُدْ مِ ُُا يِ لا
َم ْا
َّ ُم ْا
ت
ْ َ“ َْ ْصيَ ْْ ِا آلخِ ِرم ا َف ْيَقُ ْا َخي ًْر أ َ ْاْ ِاصيsiapa pun yang merasa beriman
kepada Allah, maka berkatalah yang baik atau apabila tidak bisa,
lebih baik diam”. Di samping itu tentu lisan juga harus
digunakan secara bijak, yang maksudnya di samping digunakan
pada masalah-masalah yang baik, lisan juga digunakan secara
bijak.
Tujuan dari semua ini tidak lain adalah agar setiap
perkataan yang keluar dari mulut kita, tidak mengganggu orang
lain, tidak menimbulkan ketersinggungan pada orang lain, tidak
menyakiti perasaan orang lain atau tidak menimbulkan dampakdampak yang tidak baik pada orang lain dan lingkungan sekitar
atau masyarakat luas.
Cara kita memelihara atau menjaga lisan tentu kita harus
menambah wawasan, pengalaman dan kedewasaan kita dalam
berkehidupan, sehingga dengan hal tersebut kita mampu
memilih kata-kata yang baik dan tepat untuk disampaikan. Selain
itu kita harus pandai dalam mengendalikan diri kita atau sabar
dalam berkata-kata. Hal ini baik dalam menyampaikan suatu
113
perkataan atau pun ketika kita menghadapi kritikan orang lain
terhadap kita. Cara selanjutnya adalah pembiasaan dalam
menggunakan kata-kata yang baik dan tepat. Orang yang
terbiasa menggunakan kata-kata yang baik dan tepat, maka di
manapun hampir dipastikan akan berkata-kata yang baik dan
tepat pula. Sebaliknya orang yang terbiasa berkata-kata buruk,
terlebih lagi melihat orang lain seperti budak atau memandang
orang lain seperti orang bodoh atau bahkan memandang orang
lain lebih rendah daripada dirinya, maka akan cenderung selalu
menggunakan kata-kata buruk tersebut. Kendatipun telah diajari
dan dibimbing, tetapi karena kebiasaan menggunakan kata-kata
buruk, maka hal tersebut menjadi kebiasaan yang mendarah
daging. ُ ذَصََِا
نََُ ْْ اذُ يِ للِا مِ ْا.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan, mohon
maaf atas segala kekurangan dan semoga kita menjadi orang
yang selalu dapat menggunakan lidah kita secara baik dan tepat.
.ٌ ما يلفظ من و لل إال لدي ر يٌُ عتيَد.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
َ بَََارك ع لَََى ولكََََ فَََى الأَََر ن الكَََريَ ونفع َََى وإيَََاك.)18 :(ق
أ َول.َ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي.َبَلياا والذكر الحكي
َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا
.َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم ين والمؤم اا
114
36. Menyusahkan Orang Lain
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
أَْهد أن. الحمد لِل الذأ أنعَ علي ا ب عم لة اليمان والسَلم،الحمد لِل
وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا.ال ال إال ع وحده ال ْريك ل الملك العَلم
أللهَ صل وسلَ على سيدنا محم لد وعلى أل.عبده ورسول سيد النام
كمَا َال. أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع. فيآأيْها ال ا.وأصحاب الكرام
َ يآأيْها الذين أم َوا اتأَوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال وأنَت:ع تعالى
.مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Dalam kitab Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr Sayyid Abddullah ibn
Alawi al-Haddad mengatakan ada 5 golongan yang
dikhawatirkan meninggal dalam keadaan sû’ul khâtimah. Kelima
golongan ini adalah 1) orang yang suka melalaikan shalat, 2)
orang yang suka minum-minuman keras, 3) orang yang durhaka
pada orang tua, 4) orang yang suka menyusahkan (menzhalimi)
orang lain atau sesama muslim 5) orang yang suka terus menerus
melakukan perbuatan dosa dan keji tetapi tidak mau bertobat.
Salah satu dari lima golongan yang dikhawatirkan meninggal
dalam keadaan sû’ul khâtimah adalah orang-orang yang suka
menyusahkan orang lain. menyusahkan orang lain ini sama juga
pengertiannya orang yang suka mempersulit orang lain. Kalau
kita terjemahkan ke persoalan yang lebih luas, maka
menyusahkan atau mempersulit orang dapat berupa dari
perkataan dan dapat pula berupa dari perbuatan.
115
Kalau menyusahkan orang lain lewat perkataan
maksudnya adalah dampak atau akibat dari perkataan kita ini
dapat merugikan orang lain. Kenapa disebut merugikan karena
kata-kata yang diucapkan selalu bernada negatif dan hampir
tidak ada yang positif. Kita selalu ngomongin orang lain dan
yang diomongkan adalah kekurangan orang lain. Kita selalu
mencari keburukan-keburukan orang lain dan bahkan dari ujung
rambut sampai ujung kaki orang selalu dicari dan dikorek
kekurangannya. Q.S. al-Hujarat, 12 jelas jelas melarang hal ini:
الظَن اثَ ٌَ وال
َ ان بع،يآيْها الذين اٰام وا اَت بوا كثي ًَرا مَن الظَن
...تجسسوا
Lafal walâ tajassasû pada ayat di atas adalah Allah
melarang kepada manusia untuk mengorek-ngorek kekurangan
orang lain. Begitu juga ketika ada hal yang positif dilakukan
orang, hampir tidak pernah dihargai bahkan hasil kerja positif
orang lain dibalik arah dan dibuat opini agar kebaikan yang
dilakukan orang itu dianggap biasa-biasa saja atau kalau perlu
diopinikan menjadi tidak baik kemudian disebarkan kepada
masyarakat baik secara lisan atau disebarkan menggunakan
media sosial. Padahal kalau kita perhatikan Q.S. al-Baqarah: 237
jelas menyatakan:
.ير
ٌ إن َّللا بما تعملون بص،َ وال ت سوا الفضل بي ك...
Janganlah kamu melupakan kebaikan di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Untuk menyelamatkan kita agar tidak menjadi orang yang suka
menyusahkan orang lain dari perkataan kita, maka mari kita
perhatikan sabda Nabi ini
طوبى لمن َْل عيب عن عيوب ال ا.
“Berbahagialah orang yang disibukkan oleh kekurangannya
sendiri daripada mencari kekurangan orang lain”. Maksudnya
orang yang berbahagia adalah menyibukkan diri untuk mencari
kekurangan diri sendiri sehingga tidak punya waktu untuk
melihat kekurangan orang lain.
116
Adapun menyusahkan orang lain lewat perbuatan, berarti
dampak dari perbuatan kita membuat orang lain, masyarakat,
lingkungan tempat tinggal kita dan termasuk keluarga menjadi
susah. Seperti apa bentuk menyusahkan orang dalam bentuk
perbuatan ini, tentu contohnya sangat banyak dan masingmasing kita di sini pasti dapat merasakan atau membayangkan
seperti apa perbuatan yang dapat menyusahkan orang lain. Yang
jelas Allah berfirman Q.S al-Isra: 36 ( إن السمع والبصر والفؤاد ك ْل أولئك كان
ً )ع مسئ. ”Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati
وال
semuanya akan diminta pertanggungjawabannya”.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Kita
mesti berupaya agar kehadiran kita tidak menjadi gangguan
pada orang lain. Sangat rugi sekali jika kehadiran kita di dunia
ini tidak dikehendaki orang lain dan ketidakhadiran kita
disyukuri oleh orang lain. Semoga kita ketika tiba saatnya nanti
menghadap Allah dalam keadaan husnul khatimah.
.َأعََوذ بََاهلل مََن الشََيطان الََرَي
َ بارك ع لى ولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإيَاك.)36 :مسئ ًوال (السراء
أ َول.َ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي.َبَلياا والذكر الحكي
َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا
.َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم ين والمؤم اا
َ إن السَمع والبصََر والفََؤاد ك َ ْل أولئََك كََان ع
117
37. Hidup Memang Berliku
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الم َ ه عَن، الحلَيَ الكَريَ السَتار، الحمد هلل الواحد الأهار،الحمد هلل
أََْهد أن ال إل َ إال ع وأََْهد أن سََيدنا.الشََبي والشََريك والنظََار
اللهََ صَل وسَلَ وبَارك علَى سَيدنا.محمدًا عبَده ورسَول المختَار
أوصَيكَ ونفسَى. فيآأيْهَا ال َا.محم لد وعلى ل وأصحاب الطهَار
َ يآأيْهَا الَذين أم َوا اتأَوا ع حَ تأات: كما ال ع تعَالى.بتأوأ ع
.وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Dalam kehidupan yang kita jalani, berbagai peristiwa
terjadi di sekeliling kita. Apalagi dengan kekuatan teknologi saat
ini, membuat dunia seakan-akan berada di telapak tangan. Setiap
hari kita melihat berbagai kejadian, perampokan, pencurian, anak
mengadili ibunya, pembunuhan bahkan ada yang bunuh diri.
Artinya, bisa kita katakan bahwa dunia ini penuh lika liku. Islam,
memiliki cara untuk menghadapi problematika hidup ini, di
antaranya:
1. Hadapi saja masalah yang menimpa kita, jangan kita hindari,
tetapi justru kita kenali untuk mencari cara menyelesaikan
masalah itu. Kenapa kita harus melakukan langkah seperti
ini?. Jawabannya terdapat dalam firman Allah pada Q.S. alBaqarah ayat 155:
ص من الموال والنف
ول بلونكَ بشهللاءل من الخوف والجوإ ونأ ل
وبشر الصابرين،والثمراا
118
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa
dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar.
Yang harus kita perhatikan pada ayat di atas adalah
“ ْصني ْنُا يشيءDan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu”, berarti masalah hidup ini selalu ada dan Allah
sendiri dengan jelas menyatakan bahwa kita hidup di dunia
ini penuh dengan ujian dan cobaan. Allah memberikan cobaan
ini tidak lain adalah untuk mengetahui siapa yang terbaik
amalnya di antara manusia. Namun Allah juga sudah
membekali kita dengan akal dan hati, sehingga berbekal
keduanya dan disertai dengan rasa iman, kita pasti bisa
menghadapi berbagai problem hidup.
2. Yakini bahwa masalah yang dihadapi pasti berakhir. Tidak
mungkin ujian yang bertubi-tubi ini terus menerus menimpa
kita. Sebaliknya kita harus yakin bahwa Allah tidak akan
menimpa suatu cobaan di luar dari kemampuan kita. Allah
berfirman pada Q.S. al-Baqarah, 286:
سا اال وسعها
ً َّللا نف
ال يكل
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya. Firman Allah ini menunjukkan
bahwa tidak selamanya kita selalu dalam masalah, tentu ada
batas akhirnya sehingga kita pun terlepas dari masalah itu.
Kendatipun setelah itu kita menghadapi masalah yang lain
tetapi kita pun yakin selalu dapat menghadapinya.
3. Ketika kita sudah berikhtiar, tetapi masalah itu masih saja
menghinggapi kehidupan kita maka kita pun meyakini bahwa
semua yang terjadi di dalam kehidupan ini tergambar dalam
firman Allah Q.S. at-Taubah, 51:
ََل لََن يصََيب ا إال مََا كتََُ ع ل ََا هََو موالنََا وعلََى ع فاليتوكََل
المؤم ون
119
Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami
melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami.
Dia-lah pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orangorang yang beriman harus bertawakal. Ayat ini
memberitahukan kepada kita bahwa apapun yang menimpa
pada semua makhluk yang ada di dunia ini adalah
berdasarkan ketetapan Allah SWT termasuk masalah yang
kita hadapi. Berdasarkan keyakinan kita bahwa segala sesuatu
berdasarkan ketetapan Allah, maka diharapkan semoga kita
bisa bersabar menghadapi ujian hidup. Allah menciptakan
sesuatu di dunia ini berpasang-pasangan maka begitu juga
susah dan senang selalu ada dalam kehidupan.
Demikianlah khotbah yang dapat disampaikan. Semoga
kita bisa menghadapi berbagai persoalan dengan penuh
kesabaran.
َ ول بلَونك.َ بسََ ع الَرحمن الَرحي.َأعوذ باهلل مَن الشَيطان الَرَي
،ص مَن المَوال والنفَ والثمَراا
بشهللاءل من الخوف والجوإ ونأ ل
َ بارك ع لى ولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإيَاك.وبشر الصابرين
أ َول.َ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي.َبَلياا والذكر الحكي
َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا
.َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم ين والمؤم اا
120
38. Hikmah dari Peringatan Nuzulul Quran
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمد لِل الذأ ان ل الأر ن هدًأ لل ا وبي َا ل،الحمد لِل
ا مَن الهَدأ
أْهد أن ال ال إال ع وحَده ال َْريك لَ َْهادة ً يشَرح ع.والفر ان
وأْهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسول الذأ أ ام م ار.صدور
ْ ل ا بها ال
َ أللهَََ صََل وسََلَ علََى سََيدنا محمَ لد وعلََى ل.السَََلم بعََد الَدْثور
أوصَيكَ ونفسََى. فيآأيْهََا ال َا.وأصََحاب إلََى يََوم البعَ وال ْشََور
َ يآأيْهَا الَذين أم َوا اتأَوا ع حَ تأات: كما ال ع تعَالى.بتأوأ ع
.وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Ramadhan di samping disebut bulan yang penuh rahmat,
ampunan bahkan bulan dibebaskannya seseorang dari neraka,
juga pada bulan ini pula diturunkannya Alquran yang disebut
nuzulul quran dan terlebih di sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan khususnya pada malam-malam yang ganjil, kita
meyakini adanya lailatul qadr. Salah satu dari hal di atas adalah
nuzulul quran. Allah berfirman seperti pada Q.S al-Baqarah ayat
185
وبي َا ل
ا مَن الهَدأ
أ لل َا
ً ْهر رمضان الذي أن ل في الأَر ن هَد
...والفر ان
Alquran diturunkan untuk menjadi kitab suci, menjadi
pedoman hidup, menjadi sumber kehidupan kita. Alquran
disamping berfungsi untuk kepentingan akhirat, juga
121
memperhatikan untuk kehidupan dunia. Intinya Alquran sebagai
sumber dan teori besar ilmu pengetahuan bahkan sumber
inspirasi. Misalnya dalam Q.S al-hasyar ayat 18 Allah berfirman:
... ولت ظر نف ٌ ما دمت لَ لد...
“Dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang
telah diperbuatnya hari ini untuk hari esok (akhirat)”. Ayat ini
mengajarkan kita bahwa setiap kegiatan, mesti dilalui dengan
perencanaan yang matang sehingga dapat terprogram dengan
baik. Berarti al-Quran perkenalkan teori manajemen 15 abad lalu.
Pada Q.S. Qaaf, ayat 23:
ٌو ال ري هذا ما لدي عتيد
Malaikat yang menyertai kita berkata : “Inilah (catatan
amalnya) yang tersedia pada sisiku”. Pada ayat disebutkan di
hari pembuktian kelak makhluk yang menyertai kita
memperlihatkan perbuatan kita di dunia kepada Allah. Mereka
melakukan pembuktian hukum yang artinya al-Quran juga
perkenalkan teori pembuktian hukum. Selanjutnya pada Q.S. alHujarat: 12:
...ٌَ الظن إث
يرا من الظن إن بع
ً يا أيْها الذين م وا اَت بوا كث
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
sangka, karena sebagian dari sangka itu adalah dosa”. Sangka
adalah kecurigaan dan orang yang disangka belum dikatakan
bersalah sebelum adanya bukti. Alquran melarang sangka yang
berarti Alquran telah memperkenalkan teori asas praduga tak
bersalah.
Masih banyak lagi hal-hal lain yang telah diperkenalkan
Alquran. Intinya kita bangga memiliki kitab suci sebagai sumber
inspirasi dan menjadi sumber dari segala sumber termasuk
sumber berbagai teori yang ada di dunia ini. Tentunya di
samping adanya rasa bangga tersebut kita juga mesti berupaya
untuk mengamalkan yang diajarkan dalam Alquran. Hal yang
tidak kurang pentingnya adalah kita berupaya untuk memahami
isi kitab suci kita, tentunya memahami ini bukan semata-mata
122
melalui pikiran kita tetapi harus disertai dari tafsiran para ulama
yang mumpuni. Kenapa harus melalui ulama, karena mereka
yang lebih paham dan tentunya mereka mendapatkan ilmunya
dari guru-guru mereka sampai ke Rasulullah.
Demikianlah khutbah Jumat yang dapat disampaikan.
Intinya Alquran sumber dari segala sumber. Kita harus bangga
dan mengamalkan serta memahaminya agar benar-benar kita
rasakan sebagai petunjuk hidup.
َ) خل1( َ إ رأ باسََ ربَك الَذي خل.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
)4( َ) الَذي علََ بََالأل3( ) ا َرأ وربَْك الكَرم2( النسَان مَن علَ ل
َ بََارك ع لَى ولكَََ فََى الأََر ن الكََري.(5) َََعلَََ االنسََان مََا لَََ يعل
َََ وتأبَََل م َََى ومَََ كَ إن.َونفع َََى وإيَََاكَ بَليَََاا والَََذكر الحكَََي
أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر.َهوالسَََميع العلَََي
ََََ فاسََََتَفروه إن،المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا
.َهوالَفور الرحي
123
39. Pentingnya
Tabayyun
terhadap
Segala
atau Informasi
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
Berita
الحمد هلل الذي كتُ كل ْهللاءل سَوا ٌء كانَت أفعال َا وأحوال َا،الحمد هلل
أََْهد أن ال ال َ إال ع.وأ وال ََا وأسََرارنا أو كََل ََْهللاءل فََهللا حيات ََا
وأََْهد أن سََيدنا محم َدًا عبََده ورسََول ال نبََهللا. َ وحََده ال ََْريك ل
اللهَ صَل وسَلَ علَى سَيدنا محمَ لد وعلَى ألَ وأصَحاب ومَن.بعده
فأََد فََاز، أوصََيكَ ونفسََهللا بتأََوأ ع، فياعبََاد ع.أمََا بعََد. وااله
يَا أيْهَا الَذين م َوا اتأَوا َّللا حَ تأاتَ وال: و ال ع تعالى.المتأون
.تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur
kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir
zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang
menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya
meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Di zaman yang serba maju tanpa batas, dengan berbagai
kemajuan teknologi seperti sekarang ini, kita dapat mengetahui
dengan cepat berbagai berita yang tidak hanya melalui televisi,
tetapi melalui media-media sosial. Namun demikian, kita pun
harus berhati-hati menanggapi setiap berita yang kita peroleh.
Ibaratnya berita itu adalah sebuah hidangan, tentu tidak
semuanya dapat kita makan. Kita pasti menyeleksi, hidangan
mana yang menyehatkan kita dan hidangan mana yang menjadi
pantangan untuk kesehatan kita. Sama halnya berita, tidak semua
berita yang kita peroleh lalu kita terima dan kita percayai. Bisa
jadi berita itu dikemas sedemikian rupa, padahal isinya adalah
ujaran kebencian atau berita bohong (hoax). Apabila kita tidak
cerdas, bisa jadi kita terpengaruh terhadap berita tersebut.
124
Hal yang harus kita lakukan adalah berpikir kritis dan
berhati-hati serta mengendalikan diri juga arif bijak terhadap
semua berita. Allah berfirman dalam Q.S. al-Hujarat [49: 6]:
يآأيهََا ٱلََذين ءام ََوا إن َََآءكَ فاس َ ٌ ب ب َإ ل فتبي َوا أن تصََيبوا و ًمََا
بجهال لة فتصبحوا على ما فعلتَ نـادمين
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu
orang fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti,
agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum
tanpa mengetahui keadaan yang sebenarnya, sehingga
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu melakukan
tabayyun yaitu cek dan ricek, mempelajari kembali sumber berita
itu datang dari mana, masalah apa sih yang diberitakan,
bagaimana situasi dan kondisi yang berkembang di saat berita itu
beredar, bahkan kalau perlu bertanya kepada orang-orang yang
mengerti tentang berita itu sehingga kita dapat mengetahui
muatan-muatan apa yang ada di balik berita itu.
Dengan tabayyun ini, kita tidak langsung mengambil
tindakan yang bisa merugikan kita sendiri atau orang lain. Kita
pun menjadi pribadi yang kuat, kita tidak mudah dibolak balik,
diperdaya atau bahkan disetir orang lain sesuai dengan
keinginan orang itu. Kita tidak mudah dihasut, tidak mudah
diadu domba dan tidak mudah dipecah belah oleh siapa pun
juga.
Hal yang penting, kita tidak mudah ikut menyebarkan
setiap berita, terlebih berita yang meresahkan, memuat ujaranujaran kebencian dan berita bohong. Apabila kita ikut
menyebarkan suatu berita, sementara kita tidak mengetahui
benar tidaknya berita itu, maka orang-orang yang mendengar
atau membaca berita yang kita sebarkan akan menjadi saksi atas
perilaku kita itu di akhirat kelak. Orang-orang yang menjadi
saksi ini disebutkan dalam Q.S. Qaf ayat 23:
ٌو ال ري هذا ما لدي عتيد
125
Menurut para ahli tafsir, qarin itu bisa berupa malaikat,
bisa berupa manusia yang mengetahui perilaku kita dan bisa juga
bangsa jin (setan). Yang jelas siapa pun mereka, qarin dipastikan
menjadi saksi terhadap apa yang kita perbuat selama di dunia,
termasuk dalam hal ikut menyebarkan berita. Jika berita itu
benar, berarti kita ikut menyebarkan berita benar, tetapi jika
berita itu palsu, maka kita ikut membuat kebohongan karena
menyebarkan berita palsu.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga
kita menjadi orang yang selalu berhati-hati menerima dan
menyebarkan suatu berita.
.ٌ ما يلفظ من و لل إال لدي ر يٌُ عتيَد.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
َ بَََارك ع لَََى ولكََََ فَََى الأَََر ن الكَََريَ ونفع َََى وإيَََاك.)18 :(ق
أ َول.َ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي.َبَلياا والذكر الحكي
َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا
.َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم ين والمؤم اا
126
40. Jadikan segala Aktivitas sebagai Ibadah
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
َ أَْهد أن ال ال. الحمد لِل الذأ أ رب الي ا من حبَل الوريَد،الحمد لِل
وأَََْهد أن سَََيدنا محمَََدًا رسَََول ع أكَََرم.إال ع الواحَََد الرَََْيد
أللهَََ صََل وسََلَ علََى سََيدنا محم َ لد وعلََى ل َ وأصََحاب. َ الخَل
أوصَيكَ ونفسَى. فيآأيْها الحاضرون والسامعون رحمكَ ع.ُالحبي
َ يآأيْهَا الَذين أم َوا اتأَوا ع حَ تأات: كما ال ع تعَالى.بتأوأ ع
وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Dalam sebuah Hadis Rasulullah SAW disebutkan:
وال، َومََا تأََرب إلََهللا عبََدي بشََهللاءل أحََُ إلََهللا ممََا افترضََت علي...
...، ي ال عبدي يتأرب إلهللا بال وافل حتى أحب
Dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri dengan
beribadah kepada-Ku dengan sesuatu, yang lebih Aku cintai
daripada apa yang telah Ku-wajibkan kepadanya, dan
senantiasalah hamba-Ku (konsisten) bertaqarrub kepada-Ku
dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya..
Maksud hadis ini adalah disamping kita menjaga ibadah
wajib, kita juga berupaya untuk melaksanakan ibadah sunnah
yang akhirnya kita betul-betul dicintai Allah. Satu hal yang
ditekankan di dalam hadis ini adalah kata “ ”بشهللاءل, maknanya
adalah “sesuatu”. Kata “sesuatu” adalah bermakna umum. Jika
dikaitkan dengan perilaku atau perbuatan, maka bisa berbentuk
perbuatan fisik atau perbuatan psikis. Jika ia dikaitkan dengan
127
ibadah, maka bisa berbentuk ibadah mahdhah dan ibadah ghairu
mahdhah. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang kita lakukan murni
kita kepada Allah seperti shalat, puasa, haji dan lain-lain,
sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang tidak
berkaitan langsung dengan Allah seperti makan, minum, bekerja
dan lain-lain.
Kata “ ”بشهللاءلyang maknanya adalah “sesuatu”, membuka
peluang bagi setiap kita untuk berupaya mendekatkan diri kita
kepada Allah SWT. Maksudnya adalah segala aktivitas atau
perbuatan kita asalkan halal dapat kita jadikan sebagai ibadah
kepada Allah SWT, hingga kita akhirnya mendapatkan cintanya
Allah. Kunci semua itu adalah terletak pada niat kita. Rasulullah
SAW pernah bersabda:
)َ(بخاري ومسل...ئ ما نوأ
وإنما لكل امر ل،إنما العمال بال ياا
Sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung dengan
niat; dan sesungguhnya tiap-tiap orang tidak lain akan
memperoleh balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya…
Syekh Ibnul Mubarak seorang ulama Fikih dan Hadis
mengatakan:
ير تصَره ال ية
ورب عم لل كب ل، ير تعظم ال ية
رب عم لل صَ ل
“Berapa banyak amalan kecil, akan tetapi menjadi besar
karena niat pelakunya, dan berapa banyak amalan besar, menjadi
kecil karena niat pelakunya”.
Semua yang kita lakukan nanti di akhirat akan
diperlihatkan Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah
SWT dalam Q.S. al-Zalzalah, 7-8:
فمن يعمل مثأال ذرةل خي ًرا يره ومن يعمل مثأال ذرةل ْ ًّرا يره
Siapa pun yang berbuat kebaikan sekecil zarrah, niscaya
dia akan melihat (balasan)nya dan siapa pun yang mengerjakan
keburukan sekecil zarrah, niscaya ia akan melihat (balasan)nya
pula.
Ayat di atas disamping memberikan wanti-wanti agar
setiap manusia menjaga tindak tanduknya karena di hari
128
perhitungan kelak melihat hasilnya baik itu yang baik atau yang
buruk, juga ayat di atas memberikan motivasi kepada kita agar
kita selalu meniatkan setiap perbuatan kita untuk ibadah yang
tujuan akhirnya kita mendapatkan cinta Allah atau kita dicintai
Allah SWT. Oleh karena itu mari kita selalu kita niatkan segala
perbuatan kita untuk ibadah kepada Allah. Ketika kita makan,
minum, tidur, berolah raga, melakukan rileksasi, bersosial atau
bermasyarakat, bekerja bahkan termasuk hal-hal yang dilakukan
dalam rumah tangga adalah ditujukan untuk ibadah kepada
Allah SWT.
Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya
adalah mari kita rubah kebiasaan kita melakukan setiap sesuatu
asalkan bukan termasuk kategori melanggar dari ketentuan Allah
untuk ibadah kepada Allah.
َََال إنمَََا يتأبَََل َّللا مَََن المتأَََين.َأعَََوذ بَََاهلل مَََن الشَََيطان الَََرَي
َ بارك ع لَى ولكََ فَى الأَر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاك.)27 :(الما دة
أ َول.َ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي.َبالياا والذكر الحكي
َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا
.َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم ين والمؤم اا
129
41. Perbarui Niat dalam Setiap Langkah
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمد لِل الذأ أرسل رسول محمدًا ليرْدنا بَ وال وأفعال،الحمد لِل
َ أَْهد أن ال ال.وتأاريره فى حيات ا ونكون سلي ًما فى الَدْنيا والخَرة
وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال. َإال ع وحده ال َْريك ل
َ اللهَ صل وسلَ علَى سَيدنا محمَ لد إبَن عبَد ع وعلَى أل.نبهللا بعده
كمَا. أوصيكَ ونفسَى بتأَوأ ع. فيآأيْها ال ا.وأصحاب ومن وااله
يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال:ََال ع تعََالى
.وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Kali ini, khatib ingin menyampaikan tentang niat atau
tujuan orang melaksanakan ibadah atau aktivitas lainnya. Kita
teringat dengan sebuah kaidah fiqh ““ ”المور بمأاصدهاsetiap
persoalan yang dilakukan tergantung dengan niatnya”.
Rasulullah juga bersabda ““ ”إنما العمال بال يااsesungguhnya setiap
amal perbuatan yang dilakukan tergantung niatnya”, “ وإنما لكل
ئ ما نوأ
“ ”امر لsetiap orang akan memperoleh balasan seperti apa
yang ia niatkan”.
Contoh dari hadis ini, misalnya jika seseorang yang
hendak berangkat menuju mesjid melaksanakan shalat
berjamaah, lalu di dalam hatinya tersirat supaya orang memuji
dan menganggapnya sebagai ahli ibadah, maka pujian itulah
yang ia dapatkan dari pelaksanaan shalat tersebut. Walaupun ia
mengucapkan lafal“ ”لِل تعالىtetapi apabila ungkapan tersebut
130
tidak sampai ke hati, maka tetap saja dipandang ibadah untuk
mendapat pujian. Begitu juga amal ibadah lainnya, baik itu
puasa, zakat, sedekah, ataupun haji dan umrah. Apabila tersirat
di hatinya untuk mencapai keinginan-keinginan duniawi, maka
duniawi itulah ia dapatkan. Allah berfirman dalam Q.S. Ali
Imran [3: 145]
ومن يرد ثواب الدْنيا نؤت م ها ومن يرد ثواب الخرة نؤتَ م هَا...
وس ج ي الشاكرين
…Barang siapa menghendaki pahala (balasan) dunia,
niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang
siapa menghendaki pahala (balasan) akhirat, Kami berikan (pula)
kepadanya pahala akhirat itu. Dan kami akan memberi balasan
kepada orang-orang yang bersyukur.
Ayat di atas menunjukkan semuanya tergantung niat.
Apakah kita ingin balasan amal diberikan di dunia maka
diberikan di dunia atau apakah nanti ketika di akhirat, maka
akan dibalas di akhirat. Keputusannya ada dengan kita. Agar
nilai ibadah yang kita lakukan tidak hilang terkuras karena
kekeliruan niat, maka setidaknya ada dua hal yang mungkin
dapat kita lakukan:
1. Selalu memperbaiki dan memperbarui niat
Ini penting dilakukan agar kita bisa introspeksi diri,
apakah aktivitas-aktivitas atau ibadah-ibadah yang kita
lakukan benar-benar karena Allah atau tercampur karena halhal yang lain. Kita pun beristigfar memohon ampun atas
kekeliruan kita dan berupaya memperbaiki niat. Nabi
Muhammad saw bersabda:
. ٌ يا أبا ذر َدد السفي ة فإن البحر عمي
“Wahai Abu Dzarrin, perbaruilah perahumu, karena laut
yang akan kau tempuh sangat dalam”.
Perbaruilah perahumu ini maksudnya perbarui dan
perbaiki niat-niat kita dalam setiap aktivitas kita. Adapun
maksud laut yang akan ditempuh sangat dalam adalah bahwa
131
kehidupan yang kita jalani tidak kita ketahui, sampai kapan
dunia ini ada, kapan terjadi kiamat, apakah kita masih hidup
esok hari atau sudah tidak ada lagi, semuanya tidak kita
ketahui, sehingga apabila kita tidak memperbaiki terus
menerus niat kita, jangan-jangan kita hidup dalam kekeliruan
berniat.
2. Selalu bersyukur atas apa yang kita lakukan dan yang kita
peroleh
Di akhir ayat Q.S. Ali Imran [3: 145] “ ”وسَ ج ي الشَاكرينyaitu
“kami hanya membalas kepada orang-orang yang bersyukur”.
Berarti di saat mengakhiri kegiatan ibadah atau lainnya, kita
harus bersyukur. Kita bersyukur karena diberikan kekuatan
menjalankan ibadah, kita bersyukur karena diberikan rejeki
sehingga dapat beribadah dengan maksimal. Kita biasakan
mengucapkan “ ”هَذا مَن فضََل ربَهللاyaitu kita bisa beribadah ini
karena karunia dari Allah. Inilah khutbah yang dapat
disampaikan. Semoga kita bisa memelihara niat kita dalam
setiap aktivitas kita. Kita bersyukur karena dapat berbuat taat
kepada Allah.
وأن، وأن لَي للنسَان إال مَا سَعى.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
بَارك ع لَى ولكََ فَى الأَر ن.)40-39 :َ (الَ ج،سعي سوف يَرأ
َ وتأبَل م َى ومَ كَ إن.َالكريَ ونفع ى وإياكَ بالياا والذكر الحكي
أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر.َهوالسَََميع العلَََي
ََََ فاسََََتَفروه إن،المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا
.َهوالَفور الرحي
132
42. Jangan Sibukkan Diri Menghitung Dosa Lain
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمَد لِل الَذأ يَفََر الَذْنوب َميعًَا للمَؤم ين والمؤم ََاا،الحمَد لِل
وأَْهد. َ أَْهد أن ال الَ إال ع وحَده ال َْريك ل. مالَ يَرغر نفس
أللهَََ صََل وسََلَ علََى.أن سَيدنا محمَدًا عبََده ورسََول ال نبَهللا بعَده
فيآأيْه َا.سََيدنا محم َ لد إبََن عبََد ع وعلََى ل َ وأص َحاب ومََن وااله
يآأيْهَا الَذين: كمَا َال ع تعَالى. أوصَيكَ ونفسَى بتأَوأ ع. ال ا
.أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur
kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir
zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang
menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya
meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Di salah
satu ayat Alquran yaitu Q.S. al-An’am: 120 Allah berfirman:
إن الََذين يكسََبون الثَََ سََيج ون بمََا، َ وذروا ظََاهر الثَََ وباط
.كانوا يأترفون
… Sesungguhnya orang yang mengerjakan dosa, kelak
akan dibalas (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka
telah kerjakan.
Pembalasan kepada pelaku dosa, tidak lain adalah azab
sebagaimana dalam salah satu firman-Nya pada Q.S. al-Mu’min:
21:
..ق
وما كان لهَ من ع من وا ل،َ فاخذهَ ع بذنوبه...
…maka Allah mengazab mereka disebabkan dosa-dosa
mereka. Dan mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari
azab Allah. Inti dari dua ayat di atas bahwa orang yang berbuat
dosa dan tidak sempat bertobat, maka akan mendapatkan
133
balasan berupa azab dari Allah swt yang mana tidak ada tempat
berlindung pada waktu itu selain hanya menerima azab dari
Allah.
Firman Allah di atas adalah benar. Tetapi yang justru
keliru adalah kita. Keliru yang dimaksud sini misalnya ketika
kita mendengar atau ada yang membacakan ayat-ayat Alquran
atau hadis-hadis Nabi tentang balasan orang-orang yang berbuat
dosa, terkadang di antara masyarakat kita misalnya, bukannya
sibuk introspeksi diri terhadap dosa yang kita lakukan, tetapi
yang justru sibuk adalah menghitung kesalahan orang lain,
menghitung dosa-dosa orang lain dan bahkan memprediksi azabazab yang akan ditimpakan kepada pelaku dosa itu.
Begitu juga misalnya ketika dibacakan tentang ayat-ayat
yang berkaitan dengan munafik, salah satunya seperti pada Q.S.
an-Nisa: 145
.يرا
ً إن الم افأين فهللا الدرك السفل من ال ار ولن تجد لهَ نص
Pada ayat ini dijelaskan bahwa orang munafik itu
ditempatkan pada tingkatan yang paling bawah dari neraka.
Nabi Muhammad saw bersabda ciri-ciri orang munafik itu, di
antaranya adalah:
وإذا اؤتمن خان
ٌ ية الم اف ثَل
ث إذا حدث كذب وإذا وعد أخل
“Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, apabila berbicara
ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkarinya, apabila diberikan
amanah ia mengkhianatinya”.
Ayat dan hadis yang kita bacakan ini adalah benar. Yang
keliru adalah apabila kita sibuk mencari sifat-sifat pada diri
orang lain yang terkait seperti yang disebutkan dalam hadis di
atas, sehingga ketika kita mendapatkan ciri-ciri itu, kita pun
langsung menyatakan bahwa orang yang seperti kita cocokkan
cirinya akan berada di neraka paling bawah.
Kalau perilaku yang digambarkan di atas dipandang
keliru, terus yang kita lakukan harusnya seperti apa. Yang kita
lakukan adalah biarkan Allah yang memutuskan nasib mereka.
134
Kita hanya diwajibkan untuk saling ingat mengingatkan. Selain
itu, yang harus kita lakukan, sibukkanlah diri kita untuk melihat
kekurangan diri kita sendiri. Ketika ada terbersit di dalam hati
dan pikiran bahwa kita lebih baik dari orang, lebih taat dari
orang lain, lebih berilmu dari orang lain, atau lebih-lebih lainnya,
maka cepat dengan segera, sadarkan diri kita bahwa posisi kita
saat itu adalah berada di lingkaran setan. Kemudian camkan di
dalam hati kita, bisa jadi orang lain lebih baik dari kita, hanya
kita saja yang tidak tahu kebaikan orang, bisa jadi orang lain
lebih taat daripada kita, hanya kita saja yang tidak tahu ketaatan
orang lain itu, bisa jadi orang lain lebih berilmu dari kita, hanya
kita saja yang tidak mengetahui kedalaman ilmu orang lain.
Memang orang lain di sekitar kita berbuat dosa, tetapi bisa jadi
dosa yang kita lakukan lebih besar dari dosa yang dilakukan
orang lain. Apalagi dosa-dosa yang kita lakukan memang benarbenar besar.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya
Pandai-pandai lah kita menimbang diri. Idelnya sibukkan diri
kita untuk menghitung kekurangan kita sampai-sampai kita
tidak sempat lagi menghitung kekurangan orang lain.
َ ان بع، يايْها الذين ام وا اَت بَوا كثي ًَرا مَن الظَن.َالرَي
أعوذ باهلل من الشيطان
ََ بَارك ع لَى ولك..)12 :(الحجَراا... الظن اث ٌَ وال تجسسوا وال يَتُ بعضكَ بعضًا
وتأبَل م َى.َفى الأر ن الكريَ ونفع ى وإياكَ بالياا والَذكر الحكَي
َََ أ ََول َولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولك.َوم َ كَ إن َ هوالسََميع العلََي
َ فاسَتَفروه إن،ولسآ ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا
.َهوالَفور الرحي
135
43. Pertanggungjawaban atas Segala Perbuatan
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمد لِل الذأ أعطانَا الحيَاة الَدْنيا ل جعلهَا بعمليَ لة حسَ لة،الحمد لِل
أْهد أن ال ال إال ع وحَده.ول جد رحمةً وسَلمةً فى الدْنيا والخرة
ََ ألله. وأْهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسول ال نبهللا بعده. ال ْريك ل
صل وسلَ على سيدنا محمَ لد إبَن عبَد ع وعلَى لَ وأصَحاب ومَن
: كمَا َال ع تعَالى. أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع. فيآأيْها ال ا.وااله
.يآأيْها الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Satu hal yang perlu kita sadari, perubahan apa pun yang
terjadi di dunia ini, entah seperti apa kehidupan yang kita hadapi
nanti, yang pasti yang akan kita hadapi adalah kematian. Allah
berfirman dalam Q.S. Ali Imran ayat 185 ك ْل نف ل ذا أة المواsetiap
yang bernyawa pasti mati. Kapan hal ini terjadi, tentu
jawabannya hanya Allah yang mengetahuinya. Namun yang
pasti dengan pergantian waktu baik hari, bulan atau pun tahun,
bahkan pergantian detik sekali pun, pada hakikatnya kita
menghampiri ajal sebagaimana yang dijanjikan kepada kita di
alam rahim dahulu. Allah berfirman dalam Q.S. al-A‘raf, 7: 34 ولكل
أم لة أَ ٌل فإذا َاء أَلهَ ال يستَخرون ساعةً وال يستأدمون. Ayat ini mengajarkan
kepada kita bahwa masing-masing kita punya waktu di dunia ini
dan ketika tiba waktu itu, maka tidak ada yang dapat memajukan
atau menundanya sedikit pun dan di saat itulah akhir hidup kita
di dunia ini.
136
Dengan kejadian seperti ini berarti kita harus percaya
adanya kehidupan akhirat. Dalam Q.S. al-Qiyamah ayat 36 ُأيحس
النسان أن يترك سدًأapakah manusia mengira bahwa mereka
dibiarkan begitu saja tanpa adanya pertanggungjawaban?.
Persoalan ini dijawab dalam Q.S. Ali Imran ayat 30 يوم تجد ك ْل نف ل ما
... عملت من خي لر ْمحض ًرا وما عملت من س ۤوءلyaitu bahwa di akhirat kelak
akan diperlihatkan kepada kita segala perbuatan baik dan buruk
yang pernah kita lakukan. Hal ini ditegaskan kembali Q.S. al-Isra
ً إن السمع والبصر والفؤاد ك ْل أولئك كان ع مسئbahwa
ayat 36 وال
sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati/jantung
semuanya pasti akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah.
Dari beberapa hal yang digambarkan tadi, berarti kuncinya
adalah bagaimana kita mengatur pola hidup kita semasa di dunia
ini baik terkait dengan perbuatan, perilaku, ucapan dan segala
hal bahkan apa pun yang terbersit di dalam hati kita. Mengambil
pelajaran dari hal ini melalui mimbar ini marilah kita bersamasama memperbaiki hidup kita. Misalnya dalam berkata-kata,
berarti kita harus menjaga agar kata-kata kita tidak menimbulkan
persoalan pada orang lain. Kata-kata yang digunakan pun harus
jelas, tidak menimbulkan multi tafsir yang dapat menimbulkan
prasangka bagi orang yang mendengarnya. Begitu juga dalam
bersikap. Misalnya ada orang yang merasa dirinya paling benar,
sementara orang lain adalah salah, orang yang berbeda dengan
pemikirannya atau berada di luar kelompoknya adalah salah.
Sikap seperti ini bisa dikatakan sebagai sikap merasa benar
sendiri. Orang yang merasa benar sendiri biasanya tidak
menerima pemikiran-pemikiran yang berada di luar dari
pemikirannya, bahkan dari pemikiran seperti ini menimbulkan
sikap yang cenderung merendahkan orang lain yang berbeda
dari dirinya. Sepatutnya sikap seperti ini tidak dilakukan oleh
kita sebagai orang yang beriman. Ada juga orang suka
memberikan saran dan bahkan mengkritik, tetapi ketika
gilirannya mendapatkan saran atau kritikan, maka dengan keras
ia menolak bahkan menganggap salah pada orang yang
137
mengkritiknya. Gaya hidup seperti ini sebenarnya adalah gaya
hidup yang kurang sehat. Kenapa disebut gaya hidup yang
kurang sehat karena sikap-sikap seperti ini akan menimbulkan
persoalan, konflik dan bahkan perpecahan sesama kita baik
dalam keluarga, tetangga, masyarakat bahkan sampai kepada
persoalan negara. Disamping akibat sebagaimana yang dijelaskan
ini, juga yang pasti di kehidupan akhirat nanti kita akan
mempertanggungjawabkan hal-hal apa saja yang pernah kita
lakukan sebagaimana dijelaskan pula sebelumnya.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga
kita selalu mengarahkan hidup kita untuk kebaikan dan menjaga
kata-kata kita, perilaku atau perbuatan kita dalam kehidupan
sehari-hari.
.َأعَوذ بََاهلل مَن الشََيطان الَرَي
َ بارك ع لى ولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإيَاك.)36 :مسئ ًوال (السراء
أ َول.َ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي.َبالياا والذكر الحكي
َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا
.َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم ين والمؤم اا
َ إن السَمع والبصََر والفَؤاد كَ ْل أول ََك كَان ع
138
44. Berakhirnya Bulan Rabi‘ul Awal: Apa yang Dipetik?
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمد لِل الَذأ أرسَل رسَول بالهَدأ وديَن الحَ ليظهَره،الحمد لِل
أَْهد أن ال الَ إال ع وحَده ال.على الدين كل ولَو كَره المشَركون
ََ ألله. و أْهد أن سيدنا محمدًا عبَده ورسَول ال نبَهللا بعَده. ْريك ل
صل وسلَ على سيدنا محمَ لد إبَن عبَد ع وعلَى لَ وأصَحاب ومَن
: كمَا َال ع تعَالى. أوصيكَ ونفسى بتأَوأ ع. فيآأيْها ال ا.وااله
.يآأيْها الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Rabi‘ul Awal sebagai bulan lahirnya nabi Muhammad
SAW kini telah berlalu. Kita mesti tetap menjaga perilaku kita
sebaik mungkin, terlebih lagi selama satu bulan penuh kita
mendengarkan nasihat-nasihat keagamaan tentang uswatun
hasanah Nabi Muhammad. Banyak hal yang dapat kita teladani di
antaranya:
Pertama, ( )كان علي السَلم يبدأ من لأي بالسَلم ويبدأ أصحاب بالمصافحةNabi
Muhammad SAW adalah orang yang selalu lebih dahulu
mengucapkan salam setiap kali bertemu dengan orang. Beliau
juga yang lebih dahulu menjabat tangan orang, walaupun orang
itu jauh lebih muda dari beliau.
Kedua, ( )وإذا تكلَ فكَنما الدْر يسأط من ذلك الكَلمapabila Rasulullah
berbicara maka seakan-akan mutiara berjatuhan dari perkataan
beliau. Artinya kata-kata yang keluar dari mulut kita harus katakata yang baik, bermanfaat, tidak mendominasi pembicaraan,
139
berkomunikasi secara lemah lembut agar orang yang menjadi
lawan bicara kita dapat menerima pembicaraan kita. Hal ini
sesuai dengan firman Allah Q.S. Ali Imran ayat 159:
ًّ فبما رحم لة من َّللا ل ت لهَ ولو ك ت ف
ظَا غلَيظ الألَُ النفضَْوا مَن
حولك
“maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku
lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras
lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu…”
Ketiga, (ب
از وعيا ل
لي بَم ل.م.: )وكانRasulullah SAW itu bukan
seorang pencela, pencerca, penghina orang lain. Sebagai Nabi
dan sekaligus guru bagi para sahabatnya, beliau tidak pernah
mencela orang lain walaupun dengan orang yang berbeda
agama, terlebih lagi pada sesama Islam, maka kita ikuti perilaku
ini. Nabi Muhammad ال يأول وال يفعل إال معروفًاyaitu ia tidak berkatakata atau tidak berbuat kecuali perkataan dan perbuatan yang
baik.
Keempat, ولكن،لَ يكن علي السَلم فاحشًا وال متفحشًا وال يج ي بالسيئة السيئة
يعفو ويصف
Rasulullah tidak pernah belaku buruk, apalagi berbuat
buruk pada orang lain. Beliau juga tidak membalas suatu
kejahatan dengan kejahatan, tetapi memaafkan.
Kelima, الصادق فهللا ول وفعلbertindak jujur baik dalam berkatakata atau dalam berbuat, maka semaksimal mungkin berbuat
jujur pula. Keenam, َ والمبل عن ع ماأمره بتبليyaitu orang yang selalu
menyampaikan apa-apa yang diperintahkan Allah kepada
umatnya walau bagaimanapun besarnya resiko yang dihadapi.
Ketujuh, وأدأ المانةNabi Muhammad adalah orang yang selalu
menyampaikan amanah baik amanah yang artinya kita pun tidak
bolehkan berkhianat terhadap amanah apa saja yang melekat
pada diri dan tugas kita.
ًّ وال يضمر لمسل لَ غRasulullah tidak
Kedelapan, شا وال ض ًّرا
menyimpan tipu muslihat kepada orang lain dan tidak pernah
140
pula membuat orang lain atau masyarakat muslim menjadi
mudarat atau disebut juga bahwa Nabi tidak pernah
memudaratkan orang lain. Kesembilan, ًإذا دعاه المسكين أَاب إَابةً معجلة
apabila diundang dalam satu hajat, beliau dengan segera
memenuhi undangan tersebut, terlebih lagi jika yang
mengundang adalah orang miskin. Sehingga dari sini terjalinlah
hubungan silaturahim sesama Islam.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Marilah
kita selalu bercermin kepada Rasulullah. Kita berupaya untuk
menyesuaikan perilaku kita dengan Rasulullah dan ketika ingin
melakukan sesuatu, tanyakanlah ke hati kita, apakah perilaku
kita sesuai dengan agama atau tidak.
.َأعَََوذ بَََاهلل مَََن الشَََيطان الَََرَي
َ بارك ع لى ولكَ فى الأر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاك.)21:(الح اب
أ َول.َ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي.َبالياا والذكر الحكي
َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا
.َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم ين والمؤم اا
ٌلأَََد كَََان لكََََ فَََهللا رسَََول َّللا اسَََوة ٌ حسَََ ة
141
45. Hikmah di Balik Bencana
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الم َ ه عََن الشََبي، الحلََيَ الكََريَ السََتار،الحمََد هلل الواحََد الأهََار
أََْهد أن ال إل َ إال ع وأََْهد أن سََيدنا محم َدًا.والشََريك والنظََار
َ اللهَ صل وسلَ وبارك على محم لد وعلى ل.عبده ورسول المختار
أوصَيكَ ونفسَى. فيآأيْها الحاضرون رحمكََ ع.وأصحاب الطهار
َ يآأيْهَا الَذين أم َوا اتأَوا ع حَ تأات: كما ال ع تعَالى.بتأوأ ع
.وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Allah SWT berfirman pada Q.S. at-Taubah ayat 51:
ََل لََن يصََيب ا إال مََا كتََُ ع ل ََا هََو موالن َا وعلََى ع فاليتوكََل
المؤم ون
Katakanlah, sekali-kali tidak akan menimpa kami
melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang
yang beriman harus bertawakal.
Ayat di atas memberitahukan kepada kita bahwa apapun
yang menimpa pada semua makhluk yang ada di dunia ini
adalah berdasarkan ketetapan Allah SWT termasuk bencana
alam. Allah berfirman pada Q.S. al-A’raf ayat 168:
وبلونٰاهَ بٱلحسنٰاا وٱلسيـٰاَاا لعلهَ يرَعون...
“Dan kami uji mereka dengan yang baik-baik berupa
nikmat dan kami uji juga mereka dengan yang buruk-buruk
142
berupa bencana, sakit dan sebagainya, agar mereka kembali
(kepada kebenaran…”
Ayat di atas, ternyata di samping menyatakan hal yang
tidak enak termasuk bencana sebagai ujian dari Allah, juga yang
nyaman-nyaman pun juga termasuk ujian dari Allah. Artinya
ujian itu tidak hanya berupa yang sulit, tetapi yang nyaman pun
adalah ujian. Walaupun nyaman dan sulit adalah ketetapan dan
ujian dari Allah, tetapi sebagai khalifah kita mengemban tugas
memelihara bumi dengan sebaiknya. Oleh karena itu kita
diwajibkan memelihara bumi dalam arti memelihara lingkungan
agar apa pun yang kita lakukan tidak menimbulkan
kemudaratan pada orang lain. Rasulullah SAW bersabda:
) َال ضرر وال ضرار ( أحمد وابن ما
“Tidak boleh melakukan sesuatu yang membahayakan diri
sendiri ataupun orang lain”.
Jika yang kita lakukan pada bumi Allah ini menimbulkan
kemudaratan, berarti kita termasuk melakukan kerusakan.
Memang betul, untuk sekarang ini misalnya bisa jadi apa yang
kita lakukan terhadap lingkungan memberikan manfaat pada
orang lain, tetapi jikalau di masa yang akan datang dibalik
kesenangan atau manfaat tersebut justru juga memberikan
dampak negatif pada anak cucu kita, salah satunya seperti
bencana yang terjadi maka kita tetap disebut berbuat kerusakan.
Allah berfirman dalam al-‘A’raf ayat 56:
...وال تفسدوا فى االرض بعد اصَلحها...
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah
(diciptakan) dengan baik”.
Berdasarkan ayat di atas kita dapat mengambil pelajaran
bahwa kita mesti menjaga bumi Allah ini dengan cara menjaga
lingkungan kita. Kita upayakan agar lingkungan menjadi aman,
terpelihara dan terkendali. Kita upayakan apa yang kita lakukan
saat ini tidak membawa dampak kerugian dan kemudaratan
pada generasi akan datang. Demikianlah khotbah yang dapat
143
disampaikan. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari setiap
kejadian dalam hidup kita sebagai dan sebagai pelajaran agar
generasi-generasi akan datang tidak mengalami seperti yang
terjadi.
أعوذ بالِل من الشيطان الرَيَ .وال تفسدوا فى ٱلرض بعد إصَلحها
وٱدعََََوه خوفًََََا وطمعًََََا ،إن رحمََََت ٱلِل ريٌََََُ مََََن ٱلمحسََََ ين.
(العراف .)56 :بارك ع لى ولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإيَاكَ
بالياا والذكر الحكيَ .وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَيَ .أ َول
َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا
والمؤم ين والمؤم اا ،فاستَفروه إن هوالَفور الرحيَ.
144
46. Seberapa Jauh yang Disebut Ukhuwah
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
. الحمدٌلِل الذأ خل النسَان أخَوة ً وَعَل فَهللا لَوبهَ مؤلفًَا،الحمدٌلِل
وأََْهد أن سََيدنا محمََدًا أََْرفًا.أََْهد أن ال الََ إال ع إل ًهََا واحََدًا
أللهَََ صََل وسََلَ علََى سََيدنا محم َ لد وعلََى ل َ وأصََحاب.مخلو ًََا
: كمَا َال ع تعَالى. أوصيكَ ونفسى بتأوأ ع. فيآأيْها ال ا.أكر ًما
.يآأيْها الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Berbicara tentang ukhuwah, ada yang bertanya makna
ukhuwah dan siapa saja yang termasuk dalam kategori
ukhuwah. Ukhuwah adalah persaudaraan. Kata ukhuwah ini
diambil dari firman Allah Q.S. al-Hujarat ayat 10
...ٌ إنما المؤم ون إخوة
“sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara…”
Lantas apakah persaudaraan itu hanya sesama orang yang
beriman?. Para ulama menafsirkan yang menghubungkan
dengan berbagai ayat al-Quran lainnya bahwa persaudaraan
terbagi kepada 4 macam yaitu ukhuwah nasabiyah, ukhuwah
Islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariyah.
1. Ukhuwah Nasabiyah yaitu persaudaraan karena seketurunan
dari ayah dan ibu yang sama. Dari ukhuwah ini terbentuk
sebuah keluarga yang menjadi pondasi bangunnya sebuah
bangsa.
145
2. Ukhuwah Islamiyah adalah persaudaraan karena seagama.
Dalil tentang ukhuwah islamiyah ini tergambar dalam Q.S. alHujarat ayat 10 sebagaimana telah dibacakan tadi. Bahkan
dalam Hadis Nabi disebutkan
)َ (رواه مسل.ضا
ً ألمؤمن للمؤمن كالب يان يشدْ بعض بع
“orang mukmin dengan mukmin lainnya laksana bangunan
yang saling menguatkan”. Berarti, sesama orang mukmin
harusnya saling menolong dan membantu serta saling
menghormati. Bukan malah berselisih dan bermusuhan
apalagi saling mengkafirkan.
3. Ukhuwah wathaniyah adalah persaudaraan karena setanah
air. Kalau pun kita bukan saudara se keturunan atau bukan
juga seagama, tetapi menurut ulama bahwa kita adalah
saudara setanah air. Hal inilah yang mengikat kita untuk
bersama-sama menjaga tanah air ini agar tetap tegak dan
berdaulat, bukan malah ingin meruntuhkan negara. Rasa
persaudaraan yang kuat sesama kita menimbulkan rasa cinta
terhadap bangsa dan tanah air. Oleh karena itu, kiranya tidak
keliru jika ada ulama mengatakan:
حُْ الوطن من اليمان
“Cinta tanah air adalah bagian dari iman”. Kenapa disebut
demikian karena jika tanah air kacau, bagaimana kita bisa
beragama dengan baik.
4. Ukhuwah Basyariyah yaitu persaudaraan karena kita samasama manusia. Artinya kalau pun kita bukan saudara karena
keturunan atau bukan juga karena seagama bahkan bukan
juga karena senegara, tetapi kita diikatkan oleh tali
persaudaraan karena kita sama-sama makhluk Allah. Berarti
sebagaimana dalam Q.S. al-Hujarat ayat 13:
يا أيْها ال ا إنا خلأ اكَ من ذك لَر وأنثَى وَعل َاكَ َْعوبًا و با َل
...َ إن أكرمكَ ع د َّللا أتأاك،لتعارفوا
Pada ayat ini Allah menyatakan bahwa kita terdiri dari
laki-laki dan perempuan, juga terdiri dari berbagai bangsa dan
146
suku yang beragam, tetapi semua itu adalah sama, tidak ada
yang lebih dari yang lain kecuali takwa. Artinya Islam tidak
membedakan manusia apapun bangsa dan sukunya. Berarti kita
sesama manusia adalah bersaudara. Karena itu pula kita dilarang
untuk saling mengejek atau merendahkan sebagaimana yang
digambarkan Q.S. al-Hujarat ayat 11 karena bisa jadi orang kita
rendahkan lebih baik dari kita sendiri.
Karena kita sama-sama manusia dan bersaudara maka
terlebih lagi di saat-saat saudara-saudara kita membutuhkan
bantuan dan pertolongan, baik karena kekurangan biaya hidup,
kekurangan biaya pendidikan bahkan tidak bisa bekerja karena
musibah bencana alam yang menimpa mereka, maka sebagai
saudara kita harus saling membantu. Berat sama-sama dipikul
dan ringan sama-sama dijinjing.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Mudahmudahan dengan ikatan tali persaudaraan ini dapat mengikat
kita untuk membawa kemaslahatan dan kebaikan di muka bumi
Allah ini. Inilah kontribusi kita sebagai khalifah.
ََوتعاونوا على البر والتأوأ وال تعاونوا على الث...،َالرَي
أعوذ باهلل من الشيطان
بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن الكََريَ ونفع ََى.)2 : (المآ ََدة...والعََدوان
.َ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلي.َوإياكَ بَلياا والذكر الحكي
أ ََول ََولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولكَََ ولسََآ ر المسَلمين والمسََلماا
.َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم ين والمؤم اا
147
47. Siapa Sebenarnya yang Sakit?
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
أَْهد أن ال إلَ إال ع.ًالحمد لِل الذي كتُ كل َْهللاءل سَريةً وعَلنيَة
اللهََ صَل. وأْهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسول. وحده ال ْريك ل
.أمََا بعََد. وسََلَ علََى سََيدنا محمَ لد وعلََى ألَ وأصَحاب ومََن وااله
يآأيْهَا: كمَا َال ع تعَالى. أوصيكَ ونفسَى بتأَوأ ع. فيآأيْها ال ا
.الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Dalam sebuah ungkapan Yunani Kuno disebutkan “Mens
sana in corpore sano” atau dalam Bahasa Arabnya : س ِي ِاْا فِي ْص ِجس ِاْا
َ ْصََ ْق ُا ص ل
س ِ ي ِْاا
“ ص لakal yang sehat berada di tubuh yang sehat”. Ada yang
memahami kebalikan dari ungkapan ini yaitu akal atau pikiran
tidak akan sehat jika berada pada tubuh yang sakit. Pemahaman
seperti ini sebenarnya keliru dan jika dipahami dengan baik,
sebenarnya ungkapan di atas mengandung makna bahwa tubuh
yang sehat mestinya juga berisi pikiran yang sehat.
Kita-kita ini sehat, setidaknya secara fisik kita masih bisa
beraktivitas maka itu disebut sehat. Secara pendidikan, kita
adalah orang yang terdidik, setidaknya pendidikan dari
pengalaman hidup yang kita jalani, maka berarti kita sehat.
Setidaknya dengan makan minum walaupun tidak lengkap dan
sempurna, minimal kita bisa bertahan hidup maka itu juga
disebut sehat. Berarti dengan kesehatan ini harusnya pikiran kita
juga sehat, pikiran kita jalan, pikiran kita mampu berpikir
imbang antara logis dan kritis. Kalau demikian, harusnya kita
148
tidak asal bicara tanpa berpikir, harusnya kita tidak asal menulis
tanpa berpikir dan harusnya kita tidak asal upload atau share
tanpa berpikir yang sehat.
Permasalahannya, ada orang yang badannya sehat, tetapi
jika pikirannya berisi tentang hal-hal yang negatif, jika berbicara
tentang orang lain tidak pernah ada orang yang baik dalam
pandangannya, maka jika ditanya apakah orang tersebut sehat
atau sakit. Jawabannya mungkin orang itu tidak sehat walaupun
tubuhnya sehat yang berarti orang tersebut lagi sakit. Kenapa
disebut sakit, karena jika ia sehat tentunya ia menyesuaikan
perilakunya dengan hadis Nabi berikut ini:
) (رواه البخاري،المسلَ من سلَ المسلمون من لسان ويده
Orang yang disebut muslim adalah orang yang orangorang muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya. (H.R.
Bukhari).
Dari hadis ini dapat ditafsirkan bahwa jika orang itu benar
sehat maka ia tidak mungkin menyakiti orang lain baik dari
perkataanya atau pun dari perbuatannya. Orang yang sakit ini
perlu terapi diri dan menjalani pengobatan melalui sedikit demi
sedikit merubah gaya berpikir untuk wawasan terbuka, berpikir
komprehensif, tidak hanya melihat dari satu sisi tetapi melihat
dari berbagai sisi, tidak hanya melihat dari satu kepentingan
tetapi dari berbagai kepentingan, tidak hanya melihat dari satu
kemaslahatan tetapi mempertimbangkan juga apakah yang
dilakukan menimbulkan kemaslahatan pada yang lain atau
jangan-jangan menimbulkan kemudaratan pada pihak yang lain.
Intinya jangan asal bicara, jangan asal tulis dan jika dikaitkan
dengan kemajuan teknologi saat ini orang yang sehat adalah
orang yang tidak asal upload. Cukup saja informasi-informasi
negatif berhenti sampai ke kita dan tidak perlu membuat orang
lain berdosa karena uploadan kita.
Terapi lainnya agar pikiran menjadi sehat adalah berupaya
untuk merubah pola pikir kita yaitu jika melihat sesuatu biasakan
149
melihat dari sisi positifnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah
Q.S. al-Hujurat ayat 12
...ٌَ الظن اث
ان بع،يآايْها الذين ام وا اَت بوا كثي ًرا من الظن
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari
berprasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa…”
Kendatipun kita mesti berpikir kritis, tetapi biasakan disertai
dengan data atau bukti. Untuk mendapatkan data atau bukti, kita
perlu mengkaji atau setidaknya seperti pada Q.S. al-Hujurat [49:
6] yaitu untuk melakukan cek dan ricek terhadap segala sesuatu
dalam kehidupan kita. Kita tidak bertindak sebelum
mendapatkan data yang kuat. Begitulah orang yang disebut
sehat.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga
kita menjadi orang yang sehat baik sehat badan juga sehat
pikiran.
ٌ َ يآأيهَا ٱلَذين ءام َوا إن ََآءكَ فاس.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
.ب بإ ل فتبي وا أن تصيبوا و ًما بجهال لة فتصبحوا علَى مَا فعلَتَ نَـادمين
َ بارك ع لى ولكَ فى الأَر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاك.)6 :(الحجراا
أ َول.َ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي.َبالياا والذكر الحكي
َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا
.َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم ين والمؤم اا
150
48. Ujung Kehidupan Manusia
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمََد لِل الََذأ أعطانََا الحيََاة ال َدْنيا ول جعلهََا ف َى خيََرةل،الحمََد لِل
أَْهد أن ال.وعملي لة حس لة ول جد رحمةً وسََلمةً فَى الَدْنيا والخَرة
وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول. ال إال ع وحده ال ْريك ل
َ أللهَ صل وسلَ على سيدنا محم لد إبن عبد ع وعلى ل.ال نبهللا بعده
كمَا. أوصيكَ ونفسَى بتأَوأ ع. فيآأيْها ال ا.وأصحاب ومن وااله
يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال:ََال ع تعََالى
.وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Satu hal yang perlu kita sadari, perubahan apa pun yang
terjadi di dunia ini, entah seperti apa kehidupan yang kita hadapi
nanti, bahkan siapa pun yang mengendalikan negeri ini, yang
pasti yang akan kita hadapi adalah kematian. Allah berfirman
dalam Q.S. Ali Imran ayat 185 ك ْل نف ل ذا أة المواsetiap yang
bernyawa pasti mati. Ini yang perlu kita sadari. Siapa pun kita,
apa pun yang kita miliki, seberapa besar kekuasaan yang kita
miliki, ujung-ujungnya adalah kita pasti mati. Oleh karena itu,
ketika kita mencintai sesuatu, memiliki sesuatu atau mendukung
sesuatu, maka cintai, miliki dan dukung dengan sewajarnya saja.
Mengapa demikian. Setidaknya ada dua jawaban yang dapat
disampaikan.
Pertama, dengan pergantian waktu baik hari, bulan atau
pun tahun, bahkan pergantian detik sekali pun, pada hakikatnya
151
kita menghampiri ajal sebagaimana yang dijanjikan kepada kita
di alam rahim dahulu. Allah berfirman dalam Q.S. al-A‘raf, 7:
ولكل أم لة أَ ٌل فإذا َاء أَلهَ ال يستَخرون ساعةً وال يستأدمونAyat ini mengajarkan
kepada kita bahwa masing-masing kita punya waktu di dunia ini
dan ketika tiba waktu itu, maka tidak ada yang dapat memajukan
atau menundanya sedikit pun dan di saat itulah akhir hidup kita
di dunia ini.
Kedua, kita percaya adanya kehidupan akhirat. Allah
berfirman dalam Q.S. Ali Imran ayat 30:
... وما عملت من سوءل،يوم تجد ك ْل نف ل ما عملت من خي لر ْمحض ًرا
Ayat ini memberitahukan kepada kita bahwa di akhirat
kelak akan diperlihatkan kepada kita segala perbuatan baik dan
buruk yang pernah kita lakukan. Kemudian dalam Q.S. alQiyamah ayat 36 أيحسُ النسان أن يترك سدًأapakah manusia mengira
bahwa mereka dibiarkan begitu saja tanpa adanya
pertanggungjawaban?.
Maksudnya
adalah
bahwa
kita
mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita di dunia ini di
akhirat kelak. Bahkan hal ini dinyatakan dalam Q.S. al-Isra ayat
ً إن السمع والبصر والفؤاد ك ْل أولئك كان ع مسئbahwa sesungguhnya
36 وال
pendengaran, penglihatan dan hati/jantung semuanya pasti akan
diminta pertanggungjawaban oleh Allah.
Dari dua hal yang digambarkan tadi, berarti kuncinya
adalah bagaimana kita mengatur pola hidup kita semasa di dunia
ini. Pola hidup yang dimaksud adalah berkaitan erat dengan
perbuatan dan perkataan kita. Misalnya kita bijak dalam
menerima segala berita yang kita dapatkan, terlebih lagi beritaberita yang kita dapatkan di media sosial saat ini dan begitu jua
tidak mudah menebarkan berita tersebut. Siapa tahu berita yang
kita sebarkan adalah berita bohong yang justru berakibat buruk
pada orang yang diberitakan dan juga buruk bagi kita sendiri
karena menyebarkan berita bohong. Begitu juga dalam
memberikan komentar, tentu kita harus menjaga komunikasi
yang baik dan memilih kata yang tepat serta santun. Mengapa
demikian, jawabannya sudah jelas bahwa dalam berkomunikasi
152
adalah terkait dengan adab. Terdapat sebuah ucapan ulama
yaitu:
الدين والعأل والحياء: خم ٌ من لَ تكن في لَ يكن كثي ٌر في مستمت ٌع
وحسن الخل وحسن الدب
Ada 5 hal yang jika tidak ada pada diri seseorang maka
tidak ada yang patut dibanggakan padanya yaitu agama, akal,
rasa malu, akhlak yang baik dan sopan santun atau adab.
Berkomunikasi di samping terkait dengan akal, rasa malu, akhlak
juga terkait dengan adab. Komunikasi ini tidak hanya melalui
ucapan lisan, tetapi juga melalui tulisan. Kalau dahulu ada
pepatah Arab mengatakan ُ
س َا َم اُ ِْا
ُ فِي حِ ْؤظِا ْص ِ َس ِا
س ِا
َ selamatnya
َ إل ْن
seseorang itu tergantung ia menjaga lidahnya, maka zaman
sekarang disamping ia mampu menjaga lidahnya juga
selamatnya seseorang tergantung ia mampu menjaga jari-jarinya
menggunakan alat teknologi komunikasi di zaman sekarang.
Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga
kita selalu mengarahkan hidup kita untuk kebaikan.
.َأعَوذ بََاهلل مَن الشََيطان الَرَي
َ بارك ع لى ولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإيَاك.)36 :مسئ ًوال (السراء
أ َول.َ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي.َبالياا والذكر الحكي
َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا
.َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم ين والمؤم اا
َ إن السَمع والبصََر والفَؤاد كَ ْل أول ََك كَان ع
153
49. Teroris Lingkungan
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
َ أَْهد أن ال ال. الحمد لِل الذأ أعطانا الحياة والبيئة الطيبَة،الحمدلِل
وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال. َإال ع وحده ال َْريك ل
َ أللهَ صل وسلَ علَى سَيدنا محمَ لد إبَن عبَد ع وعلَى ل.نبهللا بعده
كمَا. أوصيكَ ونفسَى بتأَوأ ع. فيآأيْها ال ا.وأصحاب ومن وااله
يآأيْهََا الََذين أم ََوا اتأََوا ع حَ تأاتَ وال تمَوتن إال:ََال ع تعََالى
.وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Ada orang bertanya, apa yang dimaksud dengan fikih
lingkungan?. Fikih lingkungan adalah aturan-aturan tentang
perilaku atau perbuatan kita di lingkungan atau di daerah tempat
tinggal kita, baik dengan orang lain di satu daerah atau pun
dengan tetangga bahkan dengan alam sekitar. Artinya dalam
hidup bermasyarakat, bertetangga dan hubungannya dengan
alam, kita memiliki aturan-aturan dan tidak bisa berbuat sesuka
hati kita karena ada hak-hak orang lain di dalam kebebasan kita.
Lalu apa dasar hukum fikih lingkungan ini? Salah satu
jawabannya seperti pada hadis Nabi ini:
مََن كََان يََؤمن بََالِل واليََوم الخََر فليحس َن إلََى َ َاره (البخََاري و
)َالمسل
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka hendaklah berlaku baik kepada tetangganya”.
154
Apa yang disampaikan nabi ini tidak lain adalah fikih
lingkungan yaitu kewajiban berbuat baik dengan tetangga dan
tidak mengganggu apalagi mengambil hak-hak tetangga yang
akhirnya merusak hubungan bertetangga. Terkadang kita tidak
menyadari perilaku kita yang mungkin kita anggap biasa, tetapi
mengganggu orang lain, sehingga kita pun berdosa karena
perilaku kita itu. Mungkin juga kita sudah terbiasa melakukan
perbuatan yang sifatnya mengganggu, sehingga perilaku tersebut
menjadi rutinitas, seakan-akan tidak berdosa, padahal
sebenarnya berdosa.
Mari kita bawa persoalan ini kepada yang lebih luas yaitu
tentang perbuatan yang suka merusak. Pada Q.S. al-Kahfi; 94
bahwa orang yang suka merusak termasuk bangsa Ya’Juj dan
Ma’juj:
.... ان يََوج ومََوج مفسدون فى االرض...
“…sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj adalah bangsa yang
suka berbuat kerusakan…”
Kerusakan yang dilakukan dapat berbagai macam
perbuatan yang intinya masuk dalam kategori merusak baik
merusak di lingkungan keluarga, di lingkungan tetangga atau
masyarakat, bahkan sampai pada lingkungan yang ada kaitannya
dengan negara. Oleh karena itu orang yang suka merusak
disamping termasuk Ya’juj dan Ma’juj juga disebut teroris
lingkungan. Disebut demikian karena karena perbuatannya yang
suka merusak. Agar tidak termasuk Ya’juj dan Ma’juj atau teroris
lingkungan maka kita harus mentaati fikih lingkungan dengan
cara tidak berbuat kerusakan sebagaimana ditegaskan dalam Q.S.
al-Qashshash; 77. Bahkan balasan kepada mereka sebagaimana
tergambar pada Q.S. ar-Ra’ad; 25
.. ويفسدون فهللا الرض أول ك لهَ اللع ة ولهَ سوء الدار ـ...
“…Mereka yang berbuat kerusakan di bumi ini
mendapatkan kutukan dari Allah dan di akhirat kelak mereka
mendapatkan seburuk-buruknya tempat di neraka jahanam”.
155
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan dan
apabila kita betul-betul beriman kepada Allah, maka janganlah
kita berbuat kerusakan di muka bumi ini salah satunya merusak
sistem lingkungan yang Allah ciptakan dengan baik.
أعوذ باهلل من الشيطان الرَيَ ... .وال تب الفسَاد فَى االرض ان َّللا
ال يحََُْ المفسََدين (الأصََص .)77 :بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن
الكََريَ ونفع ََى وإيََاكَ باليََاا والََذكر الحكََيَ .وتأبََل م ََهللا وم َ كَ
تَلوت إنَ هَو السَميع العلَيَ .أ َول َولهللا هَذا وأسَتَفرع لَهللا ولكََ
ولسا ر المسلمين والمسلماا والمَؤم ين والمؤم َاا ،فاسَتَفروه إنَ
هوالَفور الرحيَ.
156
50. Etos Kerja dalam Islam
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
أَْهد. الحمد هلل نهانا عن الكسل وأمرنا إَتهادًا فَهللا العمَل،الحمد هلل
ََ الله.أن ال إل إال ع وأْهد أن سيدنا محمدًا عبَده ورسَول الكمَل
.صََل وسََلَ وبََارك علََى سََيدنا محمَ لد وعلََى لَ وأصََحاب الصََل
يآأيْهَا: كمَا َال ع تعَالى. أوصيكَ ونفسَى بتأَوأ ع. فيآأيْها ال ا
.الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Salah satu perbuatan yang baik itu adalah memiliki etos
kerja yang tinggi. Etos kerja itu sendiri adalah semangat kerja.
Orang yang memiliki etos kerja yang tinggi adalah orang-orang
yang memiliki semangat yang tinggi dalam bekerja.
Ciri orang yang beretos kerja tinggi seperti rajin, tidak
malas, bekerja dengan niat karena Allah, memiliki moralitas yang
bersih, menjunjung tinggi kejujuran, memiliki komitmen yang
tinggi, siap berkorban untuk kepentingan umum, memiliki
pendirian yang kuat, berdisiplin secara nyata, berani menghadapi
tantangan demi kehidupan dan kebenaran, memiliki kepercayaan
diri, kreatif, inovatif, bertanggung jawab, bahagia untuk melayani
dan memiliki harga diri serta banyak lagi ciri-ciri etos kerja
lainnya. Hal yang pasti, orang yang memiliki etos kerja yang
tinggi adalah sebagaimana tergambar pada Q.S. al-Hasyar ayat
18:
...يآأيْها الذين ءام وا اتأوع ولت ظر نف ٌ ما دمت لَد
157
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu
kepada Allah dan lihatlah kehidupanmu hari ini untuk
menghadapi kehidupan di hari esok.”
Ayat di atas mengajarkan kita agar selalu membuat
perencanaan-perencanaan yang matang dalam setiap urusan
hidup kita. Tujuannya agar hal-hal yang direncanakan dapat
dicapai secara maksimal. Kesuksesan seperti ini tidak mungkin
dicapai dengan baik, jika tidak diiringi dengan etos kerja yang
tinggi. Oleh karena itu, apapun profesi kita, apakah kita sebagai
bawahan atau pun atasan, apakah kita sebagai buruh atau pun
pejabat, apakah kita sebagai aparatur negara atau pun sebagai
masyarakat biasa, kita mesti memiliki etos kerja yang tinggi.
Untuk apa?, jawabannya adalah untuk kemaslahatan diri dan
orang banyak serta untuk memelihara keseimbangan di bumi
Allah ini yang salah satunya di Indonesia sesuai dengan bidang
dan profesi kita masing-masing.
Mungkin di belahan dunia yang lain, orang yang memiliki
etos kerja yang tinggi, efeknya hanya untuk kehidupan dunia
saja, tetapi dalam Islam orang yang memiliki etos kerja yang
tinggi dinilai ibadah. Kita pasti tahu, ibadah ada yang berkaitan
dengan Allah secara langsung, ada pula ibadah yang berkaitan
dengan sesama manusia dan salah satu ibadah tersebut adalah
memiliki etos kerja yang tinggi. Kita tentu harus bersyukur
bahwa di dalam Islam, apapun yang kita lakukan asalkan sejalan
dengan aturan Allah dan diniatkan karena Allah maka ia dapat
bernilai ibadah. Kita tidak perlu khawatir karena kekurangan
waktu untuk beribadah, karena saat kita melaksanakan tugas kita
sehari-hari pun asalkan diniatkan untuk ibadah dan semuanya
karena Allah maka ia termasuk perbuatan ibadah atau shalih.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan dan
marilah kita tingkatkan etos kerja kita ke arah yang lebih
berkualitas, jangan bermalas-malasan karena sangat merugikan.
158
أعوذ بَاهلل مَن الشَيطان الَرَيَ .إن الَذين م َوا وعملَوا الصَالحاا
ف علَيهَ
وأ اموا الصَلة و توا ال كاة لهَ أََرهَ ع َد ربهََ وال خَو ٌ
وال هَََ يح نََون (سََورة البأََرة .)277 :بََارك ع لََى ولكَََ فََى
الأََر ن الكََريَ ونفع ََى وإيََاكَ باليََاا وال َذكر الحكََيَ .وتأبََل م َهللا
وم كَ تَلوت إن هو السَميع العلَيَ .أ َول َولهللا هَذا وأسَتَفرع لَهللا
ولكَ ولسا ر المسلمين والمسلماا والمؤم ين والمؤم اا ،فاستَفروه
إن هوالَفور الرحيَ.
159
51. Khutbah Idul Fitri: Masih Ada yang Disilaturrahmi
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
ع أكبََر. ع أكبَر وهلل الحمَد،) الإلَ إالع وع أكبَر9x( ع أكبَر
لإلَ إال ع وال،ً وسبحان ع بكَرة ً وأصَيَل,ً والحمد لِل كثيرا,كبي ًرا
، الإل إال ع وحده.نعبد إال إياه مخلصين ل الدين ولو كره الكافرون
الإل إال،صدق وعده ونصر عبده وأع َ ده وه م الح اب وحده
الحمَد هلل علَى إحسَان، الحمَد هلل. اهلل أكبر وهلل الحمَد،ع وع أكبر
ْ وال
أََْهد أن ال الََ إال ع وحََده ال. ََشََكر لََ علََى توفيأََ وإمت ان
. ْريك ل وأْهد أن سيدنا ًمحمدًا عبده ورسول الداعى الى رضوان
َ فيآعباد ع أوصيك. اللهَ صل على سيدنا محم لد وعلى ل وأصحاب
يآأيْهََا الََذين ءام ََوا اتأََوا ع: ونفسََهللا بتأََوأ ع كمََا ََال ع تعََالى
.ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
وهلل الحمد3x ع أكبر
Dalam suasana Idul Fitri ini, kita bersyukur karena masih
diberikan kesempatan bertemu dengan hari besar ini dan bisa
bertemu dengan keluarga sehingga dapat kita jadikan sebagai
wadah untuk saling maaf memaafkan, terlebih lagi jika kita
pernah berselisih maka inilah waktu yang tepat untuk berdamai
kembali. Disamping itu dengan semangat Idul Fitri kita bisa
mempererat hubungan silaturrahmi baik antara anak dan orang
tua, antara sesama saudara bahkan sesama manusia.
Paling utama silaturrahmi adalah dengan orang tua,
karena mereka orang yang paling berjasa dalam kehidupan kita
dan atas jasa ini sebesar apapun kebaikan kita pada mereka tidak
akan pernah dapat membalasnya. Dalam sebuah riwayat Abu
Burdah melihat seorang penduduk Yaman Thawaf sambil
menggendong ibunya di punggung. Ia pun bertanya “ َ َم ُر ا
ُ يَ إاِيُُْ ا
“ ”أَت ََر نِ ْي ا َجزَ ْيت ُ َه ؟wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas budi
kepada ibuku”. Ibnu Umar menjawab “اْ حِ َدةٍا
َ اْ َ ايِزَ ْف َر ٍة
َ “ ” َمtidak,
160
walaupun kau bayar hanya dengan satu tarikan nafas ibumu
ketika ia melahirkanmu”.
Mengapa kita tidak dapat membalas jasa kedua orang tua
kita. Pertama, ibu kita lah yang melahirkan kita. Allah berfirman:
ووصََي ا النسََان بوالدي َ حملت َ أ ْم َ وه ً َا علََى وه َ لن وفصََال فََهللا
)14: (لأمان... عامين
“Kami perintahkan kepada manusia (untuk berbakti)
kepada ibu dan ayahnya yangibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah di atas lemah dan menyusuinya selama
dua tahun…”
Kedua, pengorbanan orang tua kita jauh lebih besar
daripada pengorbanan kita untuk mereka. Orangtua kita
sanggup melakukan apa saja untuk kebaikan dan kesuksesan
kita. Mari kita mengingat kembali jasa-jasa yang diberikan kedua
orang tua kita dan merenungkan kembali kita ini datangnya dari
mana. Sambil merenung, kita sertakan di sini cerita seekor
burung elang. Di musim kemarau, pagi-pagi burung elang
meninggalkan ketiga anaknya di sebuah pohon yang dahan dan
rantingnya telah kering mencari makan untuk anak-anaknya.
Perjalanan jauh ditempuh, tapi masih belum menemukan
makanan yang dicari. Hutan demi hutan dilalui, semuanya
kering dan tidak ada sebutir pun makanan ditemukan. Ia terus
berusaha dan ketika mendekati sore hari, ia baru menemukan 3
butir makanan dan tanpa menunggu ia langsung pulang
menemui anak-anaknya walaupun dalam kondisi yang sangat
lelah. Ketika sampai di sarangnya, burung elang ini langsung
memberi makan ketiga anaknya. Anaknya bertanya “apakah ibu
capek”, si ibu menjawab “tidak anakku, ibu tidak capek”,
padahal di saat itu si ibu merasa sayapnya hampir patah karena
jauhnya perjalanan yang ditempuh. Si anak bertanya “tapi
kenapa wajah ibu terlihat letih, apakah tempatnya jauh”, si ibu
menjawab “tidak anakku, tempatnya dekat saja”. Tapi mengapa
lama sekali bu, si Ibu menjawab “ibu tadi memilih makanan yang
161
paling enak buat kalian, makanya terlambat”. Kata si anak “bu,
makanannya hanya ada tiga, hanya cukup untuk kami, apakah
ibu sudah makan”, jawab si ibu “makanan itu untuk kalian, ibu
sudah makan, makanlah anakku”. Si anak berkata “terima kasih
bu, makanannya enak sekali”.
Burung elang ini berdusta tetapi semata-mata agar anakanaknya tidak mengetahui pengorbanan yang ia lakukan.
Beginilah yang dirasakan orang tua kita. Mereka sanggup
menyembunyikan kelelahannya, asal kita bisa bahagia, mereka
sanggup tidak jadi menyuap makanan ke mulutnya ketika kita
juga ingin, bahkan mereka rela tidak makan asal kita tidak
kelaparan, mereka rela kesehatannya terganggu asal kita tidak
sakit, bahkan kalau bisa kesehatannya pun atau lebih dari itu
anggota tubuh mereka pun akan diberikan asal kita sehat dan
bahagia. Mereka rela menderita asal kita bahagia. Inilah yang
membuat kita tidak akan pernah bisa membalas jasa-jasa yang
diberikan mereka pada kita. Karena itulah Rasulullah bersabda:
ال أنبئكَ بََكبر الكبَا ر (ثَلثَا) َالوا بلَى يارسَول ع َال الَْراك
)َباهلل وعأوق الوالدين (بخاري ومسل
Pada hadis di atas salah satu perbuatan dosa besar adalah
ketika kita menyakiti atau durhaka pada kedua orang tua kita.
Bersyukur lah jika kedua orang tua atau salah seorang masih
hidup sehingga dapat lebih berbakti lagi kepada mereka.
وهلل الحمد3x ع أكبر
Inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya bakti
kepada orang tua adalah kewajiban dan apa pun yang kita
lakukan tidak akan pernah bisa membalasnya. Namun kita dapat
membuat mereka bangga dengan cara menjadi anak yang
shalih/shalihah dan mendoakan mereka agar diampuni dosa dan
selalu mendapatkan rahmat Allah swt. Amin.
و ضََى ربََْك أال تعبََدوا إال إيََاه.َأعََوذ بََاهلل مََن الشََيطان الََرَي
إما يبلَن ع دك الكبر أحدهما أو كَلهمَا فََل تأَل،وبالوالدين إحسانًا
162
ف وال ت هرهما و ل لهما و ًال كري ًما (السراء .)23 :بارك ع
لهما أ ل
لَى ولكََ فَى الأَر ن الكَريَ ونفع َى وإيَاكَ باليَاا والَذكر الحكَيَ.
وتأبََل م ََهللا وم َ كَ تَلوت َ إن َ هََو السََميع العلََيَ .أ ََول ََولهللا هََذا
وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََا ر المسَََلمين والمسَََلماا والمَََؤم ين
والمؤم اا ،فاستَفروه إن هوالَفور الرحيَ.
163
52. Idul Fitri: Kembali ke Fitrah
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
ع أكبََر. ع أكبَر وهلل الحمَد،) الإلَ إالع وع أكبَر9x( ع أكبَر
لإلَ إال ع وال،ً وسبحان ع بكَرة ً وأصَيَل,ً والحمد لِل كثيرا,كبي ًرا
، الإل إال ع وحده.نعبد إال إياه مخلصين ل الدين ولو كره الكافرون
الإل إال،صدق وعده ونصر عبده وأع َ ده وه م الح اب وحده
الحمَد هلل علَى إحسَان، الحمَد هلل. اهلل أكبر وهلل الحمَد،ع وع أكبر
ْ وال
أََْهد أن ال الََ إال ع وحََده ال. ََشََكر لََ علََى توفيأََ وإمت ان
. ْريك ل وأْهد أن سيدنا ًمحمدًا عبده ورسول الداعى الى رضوان
َ فيآعباد ع أوصيك. اللهَ صل على سيدنا محم لد وعلى ل وأصحاب
يآأيْهََا الََذين ءام ََوا اتأََوا ع: ونفسََهللا بتأَوأ ع كمََا ََال ع تعََالى
.ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Satu bulan penuh kita berpuasa dan Alhamdulillah saat ini
kita dapat bertemu dengan hari raya besar ini. Bulan Ramadhan
memang telah berlalu, tetapi pelajaran-pelajaran mulia darinya
jangan dilupakan untuk modal hidup kita di 11 bulan berikutnya.
Semoga kita sehat dan panjang umur supaya bisa bertemu
kembali dengan ibadah Ramadhan tahun selanjutnya. Tujuan
akhir ibadah Ramadhan adalah taqwa. Salah satu ciri dari taqwa
tersebut adalah hari raya Idul Fitri. Kenapa demikian, karena hari
raya Idul fitri adalah hari kemenangan, selama satu bulan penuh
kita melawan hawa nafsu sehingga kita mampu melawan
164
keinginan negatif dalam diri kita. Ini ikhtiar kita untuk menjadi
hamba yang bertaqwa. Ikhtiar membuka jalan bagi kita untuk
kembali ke fitrah atau pada kesucian diri dan jiwa. Pentingya
kembali ke fitrah ini kita lakukan karena tanpa adanya usaha,
kapan lagi kita melakukannya. Hidup di dunia terbatas, ketika
ajal menjemput, kita tidak bisa mempercepat atau menunda
apalagi mengulangi waktu yang telah terlewati. Allah berfirman
Q.S. al-A‘raf, 7: 34اْ َ ايَ ْست َ ْق ِد ُم َُْْا
َ ا َْ ِص ُُ ِ اأ ُ لم ً اأَ ًج ٌ اإِ َذ ا َجآ َء اأ َ َج ُ ُه ْا ا َيَ ْستاَأ ْخِ ُر َُْْ ا َس.
َ ًَ
Oleh karena itu maka inilah saatnya kita harus benar-benar
kembali ke fitrah sehingga kita betul-betul menjadi orang
bertaqwa.
Untuk membuktikan bahwa kita kembali ke fitrah, ada
beberapa hal yang harus kita lakukan:
1. Kita harus rajin melaksanakan ibadah kepada Allah
sebagaimana rajinnya kita beribadah pada saat bulan
Ramadhan. Kita buktikan bahwa kita mampu menjadi hamba
yang dapat dibanggakan Allah. Kita harus sadar bahwa status
ْ ُ ” َْ َم ا َخ َ ْقتtidaklah
kita sebagai hamba Allah. “نسا ِإ ل ا ِصياَ َْيُدَُُْا
ِ ْ ْا
َ ٱإل
َ ُاٱص ِج ل
aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah
kepada-Ku (adz-dzariyat, 56)
2. Kita harus membuktikan bahwa kita bisa hidup
bermasyarakat, bersosial, berderma, berbuat kebajikan dan
kita buat bahwa diri kita ini berguna bagi keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara. Rasulullah bersabda “َخي ُْر ُُ ْا ا
”أ َ ْنؤََُ ُُ ْا ا ِص نل ِ اsebaik-baik kamu adalah orang yang paling
س
bermanfaat. Bagi yang memiliki harta atau memiliki ilmu atau
memiliki kekuasaan atau memiliki tenaga, maka jadikan diri
bermanfaat dengan hartanya, dengan ilmunya, dengan
kekuasaannya atau dengan tenaganya.
3. Kalau tidak bisa berbuat lebih baik, maka jangan merusak
bangunan yang sudah ada. Maksudnya jangan sampai
keberadaan kita di dunia ini malah membuat orang susah.
Rasulullah bersabda “اض َر َرا
ِ َ ْا
َ َ ” jangan memudaratkan
َ ض َر َر
orang lain dan jangan pula dimudaratkan. Justru sebaliknya
165
َ ” َخي ُْر ا ص لن ِس ا َم ُْ ا
Rasulullah juga bersabda “َ َم ُُُا
َ اْ َحسَُُ ا
َ ُ َ َ اَ ُْم ُر
sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan
baik perbuatannya.
4. Mempererat hubungan silaturrahmi dengan orang tua,
mertua, saudara, kerabat, tetangga dan masyarakat lain. Bagi
yang sedang konflik keluarga atau dengan siapa pun, maka
saatnya harus memperbaiki hubungan tersebut dan
menyambung kembali silaturrahmi. Meminta maaf bagi yang
melakukan kesalahan dan memberikan maaf kalau kita
menjadi korban. Rasulullah bersabda “صرحْ ِا
” َ ايَ ْد ُخ ُ ا ْص َجنل َ اقَ َِ ُ ا لا
tidak masuk surga orang yang memutus hubungan
silaturrahmi. Saat ini silaturrahmi dapat dilakukan melalui
jarak jauh maka gunakan kemajuan teknologi ini untuk
kepentingan bersama.
5. Saling mendoakan sesama kita sebagai umat Islam. Kenapa
begitu?,Itulah bentuk kepedulian kepada sesama dan mudahmudahan dengan menyertakan orang lain dalam doa kita,
segala doa kita cepat dikabulkan Allah.
6. Bertekad untuk selalu memperbaiki diri seterusnya dan
seterusnya.
وهلل الحمد3x ع أكبر
Inilah khutbah yang dapat disampaikan.
فطَرا َّللا، فََ َ وَهَك للَدين ح يفًَا.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
ذلََك الَدين الأََيَ ولكََن، ال تبََديل لخلَ َّللا،التَهللا فطََر ال ََا عليهََا
بارك ع لى ولكََ فَى الأَر ن الكَريَ ونفع َى.أكثر ال ا ال يعلمون
.َ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلي.َوإياكَ بَلياا والذكر الحكي
أ ََول ََولهللا هََذا وأسََتَفرع لََهللا ولكَََ ولسََآ ر المسََلمين والمسََلماا
َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم ين والمؤم اا
166
53. Khutbah Idul Adha: Makna Qurban
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
ع أكبَر. ع أكبَر وهلل الحمَد،) الإلَ إالع وع أكبَر9x( ع أكبَر
لإلَ إال ع وال،ً وسبحان ع بكَرة ً وأصَيَل,ً والحمد لِل كثيرا,كبي ًرا
، الإل إال ع وحده.نعبد إال إياه مخلصين ل الدين ولو كره الكافرون
الإل إال،صدق وعده ونصر عبده وأع َ ده وه م الح اب وحده
الحمَد هلل علَى إحسَان، الحمَد هلل. اهلل أكبر وهلل الحمَد،ع وع أكبر
ْ وال
أََْهد أن ال الََ إال ع وحََده ال. ََشََكر لََ علََى توفيأََ وإمت ان
. ْريك ل وأْهد أن سيدنا ًمحمدًا عبده ورسول الداعى الى رضوان
َ فيآعباد ع أوصيك. اللهَ صل على سيدنا محم لد وعلى ل وأصحاب
يآأيْهََا الََذين ءام ََوا اتأََوا ع: ونفسََهللا بتأََوأ ع كمََا ََال ع تعََالى
.ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur
kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir
zaman. Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang
menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya
meninggalkan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
وهلل الحمد3x ع أكبر
Sejak tadi malam kita mengumandangkan Takbir, Tahmid
dan Tasbih dan pagi hari ini kita berkumpul untuk melaksanakan
shalat sunnah muakkadah Idul Adha. Di samping itu, kita
bersyukur karena adanya dua hari raya dapat kita jadikan
sebagai media untuk saling maaf memaafkan dan mempererat
hubungan silaturrahmi di antara kita.
Idul Adha disebut hari ibadah Haji. Rasulullah bersabda:
)َل َ ا ٌء إال الج ة (رواه البخاري ومسل
الح ُّْ المبرور لي
167
“Haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga”.
Mari kita berdoa jangan dimatikan sebelum menunaikan
ibadah ini, termasuk juga calon jamaah yang tertunda atau belum
berangkat agar tetap diberikan kesehatan dan panjang umur agar
dapat melaksanakan ibadah ini.
Selain itu Idul Adha juga moment untuk bertaqarrub
kepada Allah sekaligus menunjukkan kepedulian dan empati kita
kepada sesama. Caranya adalah melalui ibadah qurban sebagai
sunnah muakkadah atau sangat dianjurkan dalam Islam. Ibadah
qurban mengandung banyak kebaikan:
1. Meningkatkan ketakwaan. Q.S. al-Maidah
ayat 27
menyatakan:
إذ ربا ربانًا فتأبل من أحدهما ولَ يتأبَل مَن الخَر َال ل تل َك
ٰا ال إنما يتأبل َّللا من المتأين
Pada ayat ini ada qurban yang diterima dan ada juga
yang tidak, mungkin itu adalah faktor niat. Berarti niat harus
kita luruskan dahulu dan bagi yang diterima niatnya adalah
termasuk orang yang bertakwa.
2. Tercatat sebagai kebaikan. Rasulullah pernah ditanya:
الوا فما ل ا.َى ال س ة أبيكَ إبراهي
ْ يا رسول َّللا ما هذه الضاح
صوف يَا رسَول
ْ الوا فال.ٌفيها يا رسول َّللا ال بكل ْعر لة حس ة
ٌصوف حس ة
ْ ع ال بكل ْعرةل من ال
“Para sahabat bertanya kepada Nabi Saw., ‘Wahai
Rasulullah, apakah maksud dari hewan-hewan kurban seperti
ini?. Beliau menjawab; ‘Ini merupakan sunnah (ajaran) bapak
kalian, Nabi Ibrahim.’ Mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah,
lantas apa yang akan kami dapatkan dengannya?’ Beliau
menjawab; ‘Setiap rambut terdapat satu kebaikan.’ Mereka
berkata, ‘Bagaimana dengan bulu-bulunya wahai Rasulullah?’
Beliau menjawab: “Dari setiap rambut pada bulu-bulunya
terdapat satu kebaikan”. (H.R. Abu Daud).
168
3. Idul Adha mengajarkan kepada kita untuk ibadah sosial dan
ibadah individual. Ibadah sosial adalah mengajarkan kita
untuk berjiwa sosial, ada rasa solidaritas terhadap sesama,
empati terhadap orang lain tanpa memandang jabatan, status
sosial, latar belakang pendidikan, suku, bangsa, serta kelas
ekonomi. Termasuk juga kita melaksanakan protokol
kesehatan di masa-masa adanya virus penyakit yang
menyebar. Kita tidak ingin tertular dan kita pun tidak ingin
menularkan. Itulah wujud solidaritas terhadap sesama. Sama
halnya Nabi Ismail merelakan dirinya disembelih sebagai
wujud empati, berarti kita harus punya rasa empati terhadap
sesama.
4. Ibadah qurban sebagai ibadah individual maknanya
menyembelih ego diri kita. Kita sembelih ego sombong di
dalam diri kita, ego merasa diri kita paling benar, paling
sempurna dari orang lain, ego benci dengan kelebihan orang
lain, ego dendam pada orang lain, ego ingin menghancurkan
orang lain, maka melalui qurban inilah kita sembelih ego-ego
negatif dalam diri kita untuk kemanfaatan bersama.
وهلل الحمد3x ع أكبر
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga
kita bisa memetik pelajaran dan hikmah di hari Raya Idul Adha
ini dan selalu mendapatkan perlindungan dari Allah SWT.
لن ي ال َّللا لحومها وال دماؤها ولكَن.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
َ بارك ع لى ولكَ فى الأَر ن الكَري.)38 :ُّ (الح.َي ال التأوأ م ك
َ وتأبل م َهللا ومَ كَ تَلوتَ إن.َونفع ى وإياكَ بالياا والذكر الحكي
أ ََول ََولهللا هََذا وأس َتَفرع ل َهللا ولكَََ ولسََا ر.َهََو السََميع العلََي
ََََ فاسََََتَفروه إن،المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا
.َهوالَفور الرحي
169
54. Khutbah Idul Adha Aspek Teologis dan Sosiologis Ibadah
Qurban
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
ع أكبََر. ع أكبَر وهلل الحمَد،) الإلَ إالع وع أكبَر9x( ع أكبَر
لإلَ إال ع وال،ً وسبحان ع بكَرة ً وأصَيَل,ً والحمد لِل كثيرا,كبي ًرا
، الإل إال ع وحده.نعبد إال إياه مخلصين ل الدين ولو كره الكافرون
الإل إال،صدق وعده ونصر عبده وأع َ ده وه م الح اب وحده
الحمَد لِل الَذي تفضَل، الحمَد لِل. اهلل أكبَر وهلل الحمَد،ع وع أكبر
سبحان غافر الذنُ و ابَل،فهللا هذه اليام العشر على كل عب لد ْكور
أْهد أن ال ال إال ع وحَده ال َْريك لَ وأَْهد.التوب ْديد العأاب
اللهََ صَل علَى سَيدنا.أن سيدنا محمَدًا عبَده ورسَول ال نبَهللا بعَده
فيآأيْهََا الحاضََرون.محمَ لد وعلََى لَ وأصََحاب وسََلَ تسََلي ًما كثيَ ًرا
يآأيْهََا: أوصََيكَ ونفسََهللا بتأََوأ ع كمََا ََال ع تعََالى،رحمكَََ ع
الذين ءام وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah.Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah SAW pernah ditanya “Ajaran Islam apakah
yang baik untuk diamalkan?” Nabi SAW menjawab:
وتأَرأ السََلم علَى مَن عرفَت ومَن لََ تعَرف (رواه،تطعَ الطعام
)َالبخاري ومسل
170
“Memberi makanan dan mengucapkan salam kepada
orang yang kamu kenal dan kepada orang yang tidak kamu
kenal.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kata kunci yang ditekankan di hadis ini adalah ()تطعَ الطعام
yaitu memberikan makanan. Memberikan makan di sini bisa
dilihat melalui aspek teologis dan aspek sosiologis. Melalui aspek
teologis memberi makan ini dapat kita kaitkan dengan ibadah
qurban. Dalam Q.S. al-Kautsar: 2 Allah berfirman:
فصل لربك وانحر
“Dirikanlah shalat dan berqurbanlah”. Perintah berkurban
ini walaupun bersandingan dengan perintah shalat, tetapi
menurut mayoritas ulama perintah berqurban termasuk sunnah
muakkadah yaitu anjuran yang kuat untuk dilaksanakan bagi
orang yang mampu melaksanakannya. Di dalam kitab-kitab fiqh
salah satunya al-mu’tamad fi al-fiqh asy-syafi’i bahwa orang yang
berqurban dibolehkan memakan daging qurban maksimal 1/3 dan
tidak boleh lebih.
Kadar 2/3 lainnya termasuk aspek sosiologis. Disebut
demikian karena dari 2/3 daging kurban ini digunakan untuk
berbagi kepada sesama. Di antara mereka ada yang lemah, fakir,
miskin, yatim piatu, orang-orang yang sudah lanjut usia, orangorang yang membutuhkan. Mereka adalah tanggung jawab kita
bersama sebagai umat Islam.
Dari sinilah kita belajar tentang kesetaraan manusia di
hadapan Allah tanpa memandang jabatan, status sosial, latar
belakang pendidikan, suku, bangsa, serta kelas ekonomi. Ibadah
kurban juga memberikan pesan tentang pentingnya solidaritas,
empati terhadap orang lain. Bahkan secara individual,
menyembelih hewan kurban adalah maknanya menyembelih ego
diri kita. Kita sembelih ego sombong di diri kita, ego merasa diri
kita paling benar, paling sempurna dari orang lain, ego benci
dengan kelebihan orang lain, ego dendam pada orang lain, ego
ingin menghancurkan orang lain, maka melalui kurban inilah
171
kita sembelih ego-ego negatif dalam diri kita untuk kemanfaatan
bersama.
Disamping ibadah kurban dilihat dari berbagai aspek di
atas, ibadah kurban pun dapat dilihat dari makna. Kurban adalah
bermakna dekat, berarti dengan berkurban kita ingin
mendekatkan diri kita kepada Allah. Mendekatkan diri kepada
Allah juga memiliki makna yang luas. Oleh karena itu disamping
menyembelih hewan kurban sebagai ibadah kurban,
mendermakan harta atau uang untuk kemaslahatan umat seperti
pembangunan atau renovasi rumah ibadah dan sarana-sarana
yang berguna untuk masyarakat khususnya masyarakat Islam
juga termasuk berqurban. Artinya harta atau uang milik kita yang
kemudian kita sumbangkan untuk pembangunan atau renovasi
mesjid berarti ia adalah termasuk berqurban atau berupaya
mendekatkan diri pada Allah.
Khususnya orang yang ikut serta dalam pembangunan
mesjid, termasuk orang yang memakmurkan mesjid sebagaimana
yang disebutkan dalam Q.S.at-Taubah: 18. Balasan untuk mereka
tergambar dalam hadis Nabi berikut ini:
من ب ى مسجدًا لِل كمفحص طاةل أو أصَر ب ى َّللا ل بيتًا فى الج ة
“Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun
hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka
Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.”
(HR. Ibnu Majah)
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Semoga
hikmah kurban ini dapat menjadikan kita sebagai hamba yang
peduli, peka, memiliki rasa kebersamaan dengan sesama dan
tidak hanya memikirkan diri sendiri.
لن ي ال َّللا لحومها وال دماؤها ولكَن.َأعوذ باهلل من الشيطان الرَي
َ بارك ع لى ولكَ فى الأَر ن الكَري.)38 :ُّ (الح.َي ال التأوأ م ك
َََ وتأبَََل م َََى ومَََ كَ إن.َونفع َََى وإيَََاكَ بَليَََاا والَََذكر الحكَََي
أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر.َهوالسَََميع العلَََي
172
المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا ،فاسََََتَفروه إنََََ
هوالَفور الرحيَ.
173
55. Memetik Hikmah pada Peristiwa Gerhana Bulan
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
ََ الحمد لِل الذأ سخر لكَ ٱلشم والأمر دا بَين وسَخر لك،الحمد لِل
وأََْهد أن. َ أََْهد أن ال ال َ إال ع وحََده ال ََْريك ل.ٱليََل وٱل هََار
أللهَ صل وسَلَ علَى سَيدنا.سيدنا محمدًا عبده ورسول ال نبهللا بعده
أوصيكَ ونفسى. فيآأيْها ال ا.محم لد وعلى ل وأصحاب ومن وااله
َ يآأيْهَا الَذين أم َوا اتأَوا ع حَ تأات: كما ال ع تعَالى.بتأوأ ع
.وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
Para habaib, alim ulama, asatidz, guru-guru agama, tokohtokoh masyarakat, pengurus mesjid, bapak-bapak, saudarasaudara dan jamaah Jumat yang dirahmati Allah. Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT. Salawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW beserta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Marilah kita senantiasa terus melaksanakan apa yang menjadi
perintah Allah dan Rasul-Nya serta berupaya meninggalkan
yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Alhamdulillah di usia kita ini, untuk kesekian kalinya ini
kita masih diberikan kesempatan untuk menemui peristiwa alam
yaitu gerhana bulan. Lebih bersyukur lagi kita diringankan Allah
melaksanakan shalat Gerhana bulan secara berjamaah yang
merupakan sunat yang sangat dianjurkan, bahkan di mazhab
yang lain shalat gerhana bulan dihukumi wajib.
Dalam ilmu pengetahuan bahwa terjadinya gerhana bulan
itu karena keberadaan bulan itu tertutup oleh bayang bumi baik
sebagian secara keseluruhan. Dalam bahasa lain disebutkan
bahwa ketika bumi berada di antara matahari dan bulan pada
satu garis lurus yang sama, maka di saat itulah disebut gerhana
bulan, karena sinar matahari terhalangi oleh bumi sehingga tidak
dapat mencapai bulan. Jika dilihat dari agama, gerhana bulan
atau gerhana matahari adalah takdir/ketentuan Allah. Karena
dari peristiwa ini ia menjadi bagian dari perputaran waktu dari
174
pergantian menit sampai ke hari, pergantian ke antar bulan dan
sampai ke tahun. Di dalam perjalanan waktu tersebut tentu akan
terjadi peristiwa-peristiwa semacam ini. Allah berfirman: Q.S. alAn’am: 96
ذالك تأَدير،والأمر حسبانًا
فال الصباح وَعل الليل سك ًا والشم
.َالع ي العلي
Dia Allah yang menyingsingkan pagi dan menjadikan
malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan
untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Mengetahui.
Di dalam firman yang lain yaitu Q.S. Yunus: 5:
ورا و دره م َازل لتعلمَوا عَدد
ً هو الذي َعل الشم ضيا ًء والأمر ن
يفصَل اليَاا لأَو لم، ما خل َّللا ذالَك إال بَالح،الس ين والحساب
يعلمون
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan
bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempattempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui
bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak
[bukanlah dengan percuma, melainkan dengan penuh hikmah].
Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orangorang yang mengetahui.
Hikmah yang harus kita dapatkan dengan adanya
peristiwa ini beberapa di antaranya:
1. Peristiwa ini disebut takdir, artinya Allah lah sang Maha
penentu kehidupan kita ini. Kekuasaan apapun yang kita
miliki tidak ada apa-apanya bagi Allah;
2. Berjalannya waktu menandakan bahwa kita sudah semakin
tua, maka mari kita bersiap-siap bahkan mencari jalan kembali
agar kita pulang ke hadirat Allah dalam keadaan tenang.
175
3. Mumpung masih ada kesempatan, mari kita bertobat dengan
tobat yang sebenarnya agar kesalahan dan maksiat yang
pernah kita lakukan tidak diulang
4. Mumpung masih ada umur, mari kita perbanyak amal,
mempergunakan harta kita untuk kebaikan, berderma atau
bersedekah agar jembatan shirathal mustaqim yang akan kita
lalui nanti bertambah lebar. Masih banyak lagi hikmahhikmah yang dapat kita peroleh dari peristiwa besar ini yang
semuanya itu adalah tanda-tanda kebesaran Allah SWT.
Kiranya inilah khutbah yang dapat disampaikan. Intinya
adalah mari kita mengambil hikmah dari peristiwa gerhana bulan
ini, agar menjadi ingatan bagi kita bahwa waktu merupakan
pergerakan untuk menuju titik akhir kehidupan kita.
َ إن السَمع والبصََر والفََؤاد كَ ْل أول ََك كََان ع.َالََرَي
أعََوذ بََاهلل مََن الشََيطان
َ بارك ع لى ولكَ فى الأر ن الكريَ ونفع ى وإيَاك.)36 :مسئوالً (السراء
أ َول.َ وتأبل م ى وم كَ إن هوالسميع العلَي.َبَلياا والذكر الحكي
َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر المسَََلمين والمسَََلماا
.َ فاستَفروه إن هوالَفور الرحي،والمؤم ين والمؤم اا
176
56. Naskah Khutbah Wukuf di Arafah Syukur dan Muhasabah
Diri
Dr. H. Abdul Helim, S,Ag., M.Ag./ WA 081349150759
الحمد لِل الَذأ َعَل البيَت مثابَةً لل َا وَعل َا مَن المَة،الحمد لِل
سيدنا محمَ لد صَلى ع عليَ وسَلَ وَمع َا فَهللا هَذا المكَان الشَري
َُّ أََْهد أن ال ال َ إال ع وحََده ال ْ َريك ل َ الََذي َعََل ح.بالمََان
البيت من الشريعة رك ًَا وصَرف وَوه َا الَى بلتَ فكَان ذالَك مَن
وأْهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسول ال نبهللا بعده نبيًَّا،نعمة العظمى
أللهَََ صََل وسََلَ علََى سََيدنا محم َ لد وعلََى ل َ وأصََحاب.ورسََو ًال
فياأيْهَََا الحاضَََرون وضَََيوف الَََرحمن.وأتباعَََ إلَََى يَََوم الأيامَََة
يآأيْهََا: كمََا َال ع تعََالى. أوصََيكَ ونفسََى بتأََوأ ع.رحمكَََ ع
فإن خير،الذين أم وا اتأوا ع ح تأات وال تموتن إال وأنتَ مسلمون
.ال اد التأوأ وههللا نعمة العدة ليوم الميعاد
Jamaah Haji, Para tamu Allah yang dirahmati Allah.
Pada hari yang penuh berkah, rahmat dan keampunan
ini, khathib ingin mengajak kita semua untuk bersama-sama
memanjatkan puja dan puji syukur kita kepada Allah SWT atas
segala kasih sayangNya kepada kita semua. Selanjutnya, marilah
kita bersama-sama menghaturkan shalawat dan salam kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah berjuang
menegakkan agama Islam dan membimbing umatnya agar hidup
di jalan yang diridhai Allah. Semoga rahmat Allah selalu
berlimpah kepadanya dan mudah-mudahan kita mendapatkan
syafaat dari beliau ketika di hari perhitungan kelak. Atas dasar
semua ini, maka selayaknya kita senantiasa terus melaksanakan
apa yang menjadi perintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi
sekaligus berupaya meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh
Allah dan Rasul-Nya.
Saat ini kita sedang berada dan berkumpul di tanah suci,
tanah Arafah. Pada hari ini Allah mengabulkan semua
177
permintaan dan doa kita, mengabulkan hajat dunia dan akhirat
kita asalkan kita benar-benar dan serius meminta dengan segala
kerendahan hati kita. Nabi bersabda:
) (الترمذي،خير الدْعاء دعاء يوم عرفة
Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah
Dengan adanya kita di sini, tidak ada kata lain yang dapat
kita ucapkan, tidak ada kalimat lain yang dapat kita rangkaikan
selain ucapan syukur yang tidak terkira atas kesempatan yang
diberikan dan anugerah yang kita terima dari Allah SWT. Saya
ingin mengatakan bahwa kita adalah orang-orang yang
beruntung, kita adalah orang yang beruntung, kita adalah orang
yang beruntung. Saya yakin, bahwa padang Arafah ini sangat
diimpikan oleh semua umat Islam di dunia ini. Saya yakin semua
umat Islam ingin berkumpul di tanah Arafah ini, dan pada saat
ini kita ditakdirkan Allah untuk berada di tempat yang mulia ini.
Tidakkah ini adalah nikmat terbesar Allah. Allah berfirman:
)13 :فبَي الء ربكما تكذبان (الرحمن
Nikmat Allah yang mana lagi yang kamu dustakan.
Perlu kita sadari bahwa tidak semua orang dapat
merasakan nikmat ini. Mungkin ada di antara saudara kita,
suami atau istri kita bahkan orang tua kita belum dapat giliran
untuk ke tempat ini, bahkan di antara mereka ada yang tidak
sempat karena lebih dahulu dipanggil oleh Allah. Mungkin,
karena faktor ekonomi atau karena membiayai sekolah kita,
sehingga orang tua kita tidak memiliki kemampuan untuk
mendaftarkan diri berhaji. Mereka mengabaikan keinginan
mereka asalkan kita bisa hidup dan berpendidikan. Ada pula
suami istri bekerja bersama dan mendaftar haji bersama, tetapi
karena kematian adalah kekuasaan Allah, akhirnya ketika tiba
masanya untuk berhaji, ternyata hanya salah seorang yang dapat
berangkat haji. Maka di kesempatan ini mari kita doakan orangorang yang telah berjasa dalam kehidupan kita dan semoga
keluarga kita dapat pula melaksanakan ibadah ini serta bagi
178
keluarga yang telah mendahului kita dan tidak sempat
melaksanakan ibadah agar diampuni Allah SWT.
Disamping rasa syukur kita atas nikmat ini semua, hal
yang penting pula kita lakukan adalah muhasabah diri. Coba
tengok diri kita ini, kelebihan apa yang kita miliki. Kita ini
hanyalah setumpuk tulang yang dibungkus oleh daging, bahkan
dalam keseharian dalam kehidupan, kita masih berbaur dengan
kemaksiatan. Ketika kita shalat, kerap kali kita tidak khusyu,
Alquran yang kita baca, masih belum bisa kita ambil pelajaran di
dalamnya, bahkan membacanya pun kita tidak fashih, ketika
berzikir pun, zikir yang kita baca tidak sampai menyentuh ke
hati, bahkan ketika kita sujud, hati dan pikiran kita masih
melayang-layang ke mana-mana. Tetapi, entah mengapa pada
tahun ini kita dipilih menjadi orang yang bisa bersimpuh di
tanah Arafah ini. Jawabannya adalah disamping karena sudah
sampai panggilannya, juga semua ini karena kasih sayang Allah
kepada kita. Oleh karena itu, tentunya di tanah inilah kita
bertafakur atas segala kebaikan Allah dan berupaya agar hati kita
selalu berhubungan dengan Allah.
Namun demikian, bukan berarti karena kita mendapatkan
kehormatan sebagai tamu Allah dan dapat berkumpul di sini,
membuat kita berbangga diri dan merasa lebih baik dari orang
lain, tentu bukan seperti ini maksudnya. Kita yang berhaji ini,
bukan berarti lebih baik, lebih alim atau lebih dekat dengan Allah
daripada saudara-saudara kita yang ada di tanah air. Lagi-lagi
saya katakan bahwa kita di sini adalah semata-mata karena
anugerah dan rahmat Allah SWT. Bisa jadi adanya kita di sini
adalah karena doa orang-orang alim, guru-guru kita, orang tua
kita, saudara-saudara kita bahkan doa-doa orang yang tidak kita
ketahui orangnya. Oleh karena itu, kembali perlu kita
meluruskan niat atau tujuan kita berhaji ini. Nabi Muhammad
bersabda:
ئ ما ن و أ
وإنما لكل امر ل،إنما العمال بال ياا
179
Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung dengan
niatnya dan seseorang akan memperoleh sesuai dengan yang
diniatkannya. Jika niatnya hanya untuk mendapatkan gelar haji,
maka gelar haji itu saja yang diperolehnya. Tentu kita di sini
tidak menginginkan hal seperti itu.
Di padang Arafah hari ini kita bersimpuh dengan pakaian
ihram, lembaran kain yang tidak berjahit dililitkan ke tubuh kita,
hampir sama seperti jenazah yang akan menghadap Allah yang
Kuasa. Semua kita ini akan pasti merasakan kematian itu. Allah
berfirman
فإذا َاء أَلهَ ال يستَخرون ساعةً وال يستأدمون
Maka apabila telah datang ajal mereka, maka tidak ada
yang dapat menunda atau mempercepatnya.
Ketika kita menghadap Allah, kita tidak membawa apaapa. Pangkat, jabatan dan kedudukan serta status sosial lainnya
hanya menjadi kenangan. Pakaian ihram ini mengajarkan kita
bahwa ketika kita lahir tidak membawa apa-apa, maka kembali
kepada Allah pun juga tidak membawa apa-apa kecuali amal
ibadah yang pernah kita lakukan semasa hidup dan doa dari
anak serta keluarga kita. Begitu juga kita yang berkumpul di sini,
laksana seperti berkumpul di padang Mahsyar. Masing-masing
kita akan mempertanggungjawabkan segala perbuatan dan
kelakuan kita sewaktu di dunia. Perbuatan apapun, baik itu
perbuatan yang baik terlebih lagi yang buruk walau sekecil
zarrah pun pasti kita akan melihatnya. Tidak ada yang dapat kita
simpan atau kita dustakan karena seluruh anggota tubuh kita
akan berbicara dan menjadi saksi terhadap apa-apa yang pernah
kita lakukan.
Oleh karena itu mumpung kita masih hidup dan dari
wukuf yang kita lakukan hari ini, disamping harapan kita Allah
mengabulkan segala hajat dunia dan akhirat kita, kita juga sangat
berharap ampunan Allah SWT atas segala dosa yang pernah kita
lakukan. Pada hari ini Allah mengampuni dosa-dosa siapa pun
180
yang memohon keampunan asalkan bertekad tidak mengulangi
perbuatan dosa-dosa itu. Dalam sebuah hadis Nabi disebutkan:
ما من يـو لم أكثر من ان يعـت ع في عبـدًا من ال ار من يوم عـرف لة
“Tiada hari yang Allah lebih banyak membebaskan hambahamba-Nya dari neraka (melebihi) hari Arafah.” (HR. Muslim
dari Aisyah RA).
Hadis ini mengisyaratkan bahwa pelaku dosa yang
seharusnya masuk neraka, tetapi karena dapat berkumpul di
padang Arafah ini seraya bertaubat dengan taubat yang
sebenarnya, maka akhirnya mereka pun terbebas dari ancaman
ini yang artinya diampuni oleh Allah SWT dosa-dosanya.
Dengan niat yang kuat untuk bertaubat yang sebenarbenarnya, maka tidak ada harapan lain semoga kita
mendapatkan haji yang mabrur yang diterima Allah SWT.
Rasulullah ketika ditanya tanda haji mabrur, beliau menjawab
عمل بعد الحـُّ خي ٌر من بـل
Orang yang disebut sebagai haji mabrur adalah jika
perbuatannya lebih baik dari sebelumnya. Kalau sebelumnya
suka riya, sombong, menzhalimi orang lain, maka setelah berhaji
kita meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Kita
berupaya agar dapat bertutur kata yang baik, tidak lagi
mengganggu orang lain bahkan ibadah vertikal dan horisontal
pun tambah giat, maka inilah yang disebut haji mabrur.
Rasulullah menyatakan melalui sabdanya:
ل َ ٌء إال الجـ ة
الح ُّْ المبـرور لي
Haji mabrur, tiada balasan baginya kecuali surga.
Inilah khutbah Arafah yang dapat disampaikan. Mari kita
gunakan waktu kita di sini untuk berdoa, berzikir, bertasbih,
bershalawat dan ibadah lainnya. Mohonkan doa untuk hajat kita
dan keampunan dosa kita serta kita berupaya agar perilaku kita
baik yang zahir atau pun batin termasuk pula perkataan kita
untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Semoga orang tua
kita, saudara-saudara kita dan seluruh keluarga kita dikabulkan
181
pula hajat mereka dapat pula menunaikan ibadah sebagaimana
kita lakukan.
أعوذ باهلل من الشيطان الرَيَ .ومَن تَاب وعمَل صَال ًحا فإنَ يتَوب
إلََى َّللا متابًََا (الفر ََان .)71 :بََارك ع لََى ولكَََ فََى الأََر ن الكََريَ
ونفع َََى وإيَََاكَ بَليَََاا والَََذكر الحكَََيَ .وتأبَََل م َََى ومَََ كَ إنَََ
هوالسَََميع العلَََيَ .أ َََول َََولهللا هَََذا وأسَََتَفرع لَََهللا ولكََََ ولسَََآ ر
المسََََلمين والمسََََلماا والمََََؤم ين والمؤم ََََاا ،فاسََََتَفروه إنََََ
هوالَفور الرحيَ.
Khutbah ke dua di Arafah
الحمد لِل على إحسَان وال ْ
شَكر لَ علَى توفيأَ وامت انَ .أَْهد أن ال
ال إال ع وحده ال ْريك ل .وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول
ال نبهللا بعده ن أللهَ صل وسلَ على سيدنا محم لد وعلى ل وأصَحاب
أَمعين .أما بعد .فيآأيهاال ا ،أوصَيكَ ونفسَى بتأَوأ ع .كمَا َال
ع تعََالى :فََاتأوا َّللا مََا اسََتطعتَ واس َمعوا وأطيعََوا وأنفأََوا خيَ ًَرا
لنفسكَ ...،و ال أيضا :إن َّللا ومَل كتَ يصَلْون علَى ال بَهللا يَآ أيْهَا
الذين م وا صلْوا علي وسلموا تسلي ًما.
أللهَ صل وسلَ على سيدنا محم لد ال بَهللا الواه ،وعلَى لَ وأصَحاب
ومن وااله ،وارض اللهَ عن أصحاب أبهللا بك لر وعمر وعثمان وعلهللا
وعلى سآ ر أصحاب نبيك أَمعين وعن التابعين وتابع التابعين ومن
ان الى يوم الدين .مين مين مين يارب العالمين.
تبعهَ بإحس ل
Pada saat dan waktu yang hening dan sakral ini kita semua
mengharap rahmat, ridha dan ampunan Allah SWT. Mudahmudahan kita kembali ke tanah air dalam keadaan bersih dan
suci bagaikan anak yang baru lahir, mendapatkan Haji Mabrur.
Ya Allah, Inilah kami hamba-hamba-Mu yang berlumur
dosa, kini kami memohon ampun kepada-Mu, betapapun kami
182
tidak bisa melihat-Mu, tetapi saat Engkau menatap kami. Engkau
tahu persis apa yang kami lakukan, bahkan termasuk apa-apa
yang terucap dalam batin kami. Engkau tahu persis setiap
kebohongan kami. Engkau telah mengetahui janji yang tidak
kami tepati. Engkau pun tahu apa yang dilakukan oleh tubuh ini.
Semua maksiat yang pernah pernah kami lakukan telah Engkau
saksikan semuanya. Dengan tubuh yang kotor ini, malu rasanya
ya Allah berada di hadapan-Mu. Kami telah kotori tubuh ini
dengan maksiat, kami lumuri dengan aib. Kami lumuri dengan
kebusukan
hati
kami
yang
suka
menyombongkan
menyombongkan apa yang Kau titipkan, memamerkan yang
tidak seharusnya dilakukan bahkan diiringi pula dengan
kedengkian.
Ya Allah kami ingin merubahnya. Bantu kami ya Allah.
Dengan karuniaMu, jadikan kami sebagai orang yang terpelihara.
Yang asalnya berlumur nista dan aib berubah menjadi orang
yang mulia disisi-Mu, dari malas, lalai, menjadi rajin, dari
kebodohan kami yang tiada berilmu menjadi orang yang benarbenar kau selimuti dengan ilmu-Mu.
توبَةً نصَو ًحا يَا إله َا … وتوبَةً بَل، اللهَ انا نسَلك توبةً نصَو ًحا
والعفَو، ومَفَرة ً ورحمَةً بعَد المَوا، وراحةً ع َد المَوا، الموا
…ع د الحساب والفوز بالج ة وال جاة من ال ار
Ya Allah, beriringan dengan taubat kami, ampunkanlah
dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami yang telah
memelihara kami sejak dalam kandungan sampai saat ini.
Ampunkan dan berikan rahmatmu kepada mereka ya Allah.
Berikanlah taufik dan hidayahMu kepada mereka ya Allah. Ya
Allah ampuni pula dosa-dosa keluarga kami, dosa anak-anak
kami, dosa pasangan hidup kami, dosa seluruh keluarga kami,
dosa semua guru-guru kami dan dosa orang-orang yang berjasa
dalam kehidupan kami serta seluruh kaum Muslimin dan
muslimat baik yang masih hidup ataupun telah meninggal dunia.
183
Ya Allah, sehatkan dan hilangkan penyakit yang ada
dalam tubuh dan dalam tubuh istri atau suami dan anak-anak
serta orang tua kami termasuk pula keluarga-keluarga kami ya
Allah. Cabut ya Allah penyakit yang menggerogoti tubuh kami
ini. Semua itu agar kami dapat beribadah dengan baik dan
maksimal. Ya Allah panjangkan usia dan usia istri atau suami
dan anak-anak serta orang tua kami termasuk pula keluargakeluarga kami. Berikanlah kesempatan kepada kami agar bisa
hidup lebih lama, tentunya dalam janji untuk selalu taat
kepadaMu.
Ya Allah, berikanlah rezeki yang berlimpah kepada kami,
kepada istri atau suami dan anak-anak serta orang tua kami
termasuk pula keluarga-keluarga kami, tentunya dengan janji
menggunakan harta tersebut hanya untuk ridhaMu serta dapat
berulang-ulang, berulang ulang, berulang ulang datang ke
baitullah dan padang Arafah ini. Berikan pula kesempatan
kepada keluarga istri atau suami dan anak-anak serta orang tua
kami
termasuk
pula
keluarga-keluarga
kami
untuk
melaksanakan ibadah seperti yang kami lakukan saat ini dan
menjadi tamuMu sebagaimana saat ini kami rasakan.
اللهَََ اغفََر للمََؤم ين و المؤم ََاا و المسََلمين و المسََلماا الحيََاء
مَََ هَ و المَََواا انَََك سَََمي ٌع ريٌَََُ مجيَََُ الَََدعواا و اضَََهللا
اللهَََ رب ََا ال ت َ غ لوب ََا بعََد اذهََديت ا و هبل ََا م َن لََدنك.الحاَََاا
رب ا ال تجعل فى لوب ا غ ًَّل للذين ام وا رب ا.رحمةً انك انت الوهاب
رب ََا هبل ََا مََن ازواَ ََا و ذريت ََا ََرة اعََي لن و.ٌَ ف رحََي
ٌ انََك رؤو
رب ا ات ا فى الدْنيا حسَ ةً و فَى الخَرة حسَ ةً و.اَعل ا للمتأين اما ًما
.ا عذاب ال ار
ان َّللا يَََمر بالعََدل واالحسََان وايتََآئ ذأ الأربََى وي هََى،عبََاد ع
فََاذكروا ع.ع َن الفحشََآء والم كََر والبَََهللا يعظكَََ لعلكَََ تََذكرون
184
العظيَ يذكركَ واْكروه على نعم ي دكَ واسئلوه من فضل يعطكََ
ولذكر ع أكبر.
185
57. Teks Khutbah Jumat yang Kedua
الحمد هلل على احسَان وال ْ
شَكر لَ علَى توفيأَ وامت انَ .أَْهد أن ال
ال إال ع وحده ال ْريك ل .وأَْهد أن سَيدنا محمَدًا عبَده ورسَول
النب َهللا بع َده .ألله ََ ص َل وس َلَ وبََارك علََى س َيدنا محم َ لد وعلََى ل َ
وأصحاب ومن وااله .أما بعد .فيآأيْهاال َا ،أوصَيكَ ونفسَهللا بتأَوأ
ع كما ال ع تعالى :فاتأوا ع مااستطعتَ واسمعوا وأطيعوا وأنفأوا
ض َا :إن ع ومآل كت َ يص َلْون علََى ال ب َهللا،
خي َ ًرا لنفس َكَ .و َال أي ً
يآيْها الذين أم وا صَلْوا عليَ وسَلموا تسَلي ًما .أللهََ صَل وسَلَ علَى
سَيدنا محمَدن ال بَهللا الواه ،وعلََى لَ وصَحب ومَن وااله ،وارض
اللهَََ عََن أصََحاب أبََهللا بكََ لر وعمََر وعثمََان وعلََهللا وعلََى سََآ ر
أصَحاب نبيَك أَمعَين وعَن التَابعين ومَن تَبعهَ بإحسَان إلَى يَوم
الََدين .مََين مََين مََين يَارب العَالمين .أللهََ اغفَر ل َا وللمسَلمين
والمس َلماا ،والم َؤم ين والمؤم َاا ،ألحي َاء م َ هَ والم َواا ،إن َك
سمي ٌع ريٌُ مجيُ الدعواا .أللهَ إنا نسئلك الهدأ والت ْأَى والعفَاف
والَ ى .رب ا ت افى الدْنيا حس ةً وفى الخرة حس ةً و ا عذاب ال ار.
عباد ع ،إن ع يَمر بالعدل والحسان وإيتآء ذأ الأربى وي هى عن
الفحشَآء والم كَر والبََى يعظكََ لعلكََ تَذكرون .فَاذكروع العظَيَ
يذكركَ ،واسئلوه من فضل يعطكَ ولذكرع أكبر.
186
Teks Khutbah Id yang Kedua
اهلل أكبََر 7xلإل َ إال ع وع أكبََر ،اهلل أكبََر وهلل الحمََد .الحمََد هلل
على احسان وال ْ
شكر ل علَى توفيأَ وامت انَ .أَْهد أن ال الَ إال ع
وحده ال ْريك ل .وأْهد أن سيدنا محمدًا عبده ورسول النبهللا بعَده.
أللهَ صل وسلَ وبارك على سيدنا محمَ لد وعلَى لَ وأصَحاب ومَن
وااله .أما بعد .فيآأيْهاال ا ،أوصَيكَ ونفسَهللا بتأَوأ ع كمَا َال ع
تعالى :فاتأوا ع مااستطعتَ واسمعوا وأطيعوا وأنفأوا خي ًرا لنفسكَ.
ضَا :إن ع ومآل كتَ يصَلْون علَى ال بَهللا ،يآيْهَا الَذين أم َوا
و ال أي ً
صلْوا علي وسلموا تسلي ًما .أللهَ صل وسلَ على سيدنا محمدن ال بَهللا
الواه ،وعلى ل وصحب ومن وااله ،وارض اللهَ عن أصحاب أبهللا
بك لر وعمر وعثمان وعلهللا وعلى سآ ر أصَحاب نبيَك أَمعَين وعَن
التابعين ومن تبعهَ بإحسَان إلَى يَوم الَدين .مَين مَين مَين يَارب
العََََالمين .أللهَََََ اغفََََر ل ََََا وللمسََََلمين والمسََََلماا ،والمََََؤم ين
والمؤم َََاا ،ألحيَََاء مَََ هَ والمَََواا ،إنَََك سَََمي ٌع ريٌَََُ مجيَََُ
الدعواا .أللهَ إنا نسئلك الهدأ والت ْأى والعفاف والَ ى .رب ا ت َافى
الدْنيا حس ةً وفى الخرة حس ةً و ا عذاب ال ار.
عباد ع ،إن ع يَمر بالعدل والحسان وإيتآء ذأ الأربى وي هى عن
الفحشََآء والم كََر والبَََى يعظكَََ لعلكََ تََذكرون .فََاذكروع العظََيَ
يذكركَ ،واسئلوه من فضل يعطكَ ولذكرع أكبر.
187
BIODATA PENULIS
Dr. H. Abdul Helim, S.Ag,
M.Ag bin Husni bin Riduan bin
Tamim Ali Asad bin Busaif adalah
anak pertama dari pasangan Husni
dan Tasminah. Ia dilahirkan pada
hari Rabu tanggal 13 April 1977 M
bertepatan pada tanggal 24 Rabi‘ul
Akhir 1397 H di Desa Magantis yang
kini menjadi salah satu daerah di
Kabupaten Barito Timur Kalimantan
Tengah. Di Desa kelahirannya ini ia
memulai Pendidikan Dasar dan aktif
mengikuti Pendidikan Diniyah di sore hari sampai malam hari.
Setamat Pendidikan Dasar pada tahun 1990, ia melanjutkan
pendidikan agama ke Pondok Pesantren Al-Falah Banjar Baru
Kalimantan Selatan. Namun karena berbagai faktor termasuk
masalah ekonomi, ia hanya menempuh pendidikan di lembaga
ini selama 4 tahun dan kemudian kembali ke desanya. Pada
tahun 1994 ia mengikuti ujian persamaan tingkat Madrasah
Tsanawiyah. Setelah itu sejak tahun 1994 itu pula sampai tahun
1997 di siang harinya ia sekolah di bidang kejuruan setingkat
sekolah umum, sementara pada pagi harinya ia bekerja
membantu orang tua dan pada malam harinya atau di waktuwaktu tertentu ia belajar agama dari rumah ke rumah Guru
termasuk
belajar
karya-karya
ulama
klasik.
Setelah
menyelesaikan pendidikan tersebut ia berangkat ke ibu kota
Kalimantan Tengah dan sambil bekerja serabutan yang penting
halal ia mulai berkenalan dengan dunia kampus. Pada tahun
2001 ia dapat menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) Ahwal
al-Syakhshiyah di STAIN Palangka Raya Kalimantan Tengah.
Kemudian pada tahun 2006 ia terdaftar sebagai mahasiswa Strata
Dua (S2) di Univ. Muh. Surakarta dengan konsentrasi fiqh/ushul
188
fiqh, dan pada akhir tahun 2008 ia dapat menyelesaikan
pendidikannya di Kampus ini. Pada tahun 2014 ia kembali
melanjutkan pendidikan ke Strata Tiga (S3) di Universitas Islam
Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Program Studi Dirasah
Islamiyah konsentrasi Fiqh/Ushul Fiqh. Di awal tahun 2017 ia
dapat menyelesaikan pendidikan tersebut dengan judul Disertasi
”Pemikiran Hukum Ulama Banjar terhadap Hukum Perkawinan
Islam”.
Karya ilmiah yang dihasilkan berupa buku disamping
yang ada di tangan pembaca ini adalah:
1. Konsep Kesaksian: Hukum Acara Perdata di Peradilan Agama,
Malang: Setara Press, 2015.
2. Belajar Administrasi melalui Alquran: Eksistensi Pencatatan Akad
Nikah, Yogyakarta: K-Media, 2017.
3. Menelusuri Pemikiran Hukum Ulama Banjar Kontemporer: Akad
Nikah tidak Tercatat, Poligami, Cerai di Luar Pengadilan dan Nikah
di Masa Idah, Malang: Intelegensia Media, 2018.
4. Maqa>s}id Al-Shari>‘ah Versus Us}u>l Al-Fiqh (Konsep dan
Posisinya dalam Metodologi Hukum Islam), Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2019.
5. Khutbah Jumat 7 Menit, Purbalingga: Eureka Media Aksara,
2021.
Karya-karya berbentuk artikel yang diterbitkan di
beberapa jurnal adalah:
1. Bagian Anak Laki-Laki dan Anak Perempuan dalam Kewarisan
Islam menurut Pandangan Munawir Sjadzali (2005).
2. Otoritas Mashlahah dalam membangun Fikih Dinamis (2006).
3. Memposisikan Kembali Syar‘u man Qablana Sebagai Istinbāth
Hukum Islam (2006).
4. Legislasi Syari’at sebagai Bentuk Ijtihad Kolektif (2007).
5. Fiqh Elektronik: KTP Online Sebuah Tawaran (2008).
6. Paradigma Fikih Aspiratif: Demonstrasi dalam Nalar Dzari‘ah
(2009).
189
7. Fikih Good Governance (Electronic Government Dalam Nalar
Mashlahat) (2009).
8. Realitas Akad Nikah Ulang dalam Timbangan Nalar Ushul Fikih
(2010).
9. Bersanding dalam Resepsi Perkawinan: Refleksi atas Pandangan dan
Perilaku Hukum di Kota Palangka Raya (2011).
10. Membaca kembali ‘Illah Doktrin Idah dalam Perspektif Ushul Fiqh
(2012).
11. Poligami Perspektif Ulama Banjar (2017).
12. Keikutsertaan masyarakat muslim dalam upacara tiwah agama
Hindu Kaharingan di Kota Palangka Raya (2019).
Di samping menulis dan melaksanakan tugas mengajar di
IAIN Palangka Raya yang dimulai sejak tahun 2003 sampai
sekarang, Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahlatul
Ulama (PW ISNU) Kalimantan Tengah 2020-2025 ini, di beberapa
kesempatan ia diminta untuk mengisi acara seminar seputar
hukum Islam di beberapa instansi. Di masyarakat ia juga aktif
memberikan materi pada pengajian-pengajian keagamaan dan
termasuk pula pada waktu-waktu yang dibutuhkan atau di harihari besar Islam, ia sering diminta untuk memberikan ceramah
agama. Dalam kegiatan tahunan, ia termasuk salah seorang juri
di salah satu cabang lomba Musa>baqah Tila>watil Qur’a>n (MTQ)
Tingkat Kota dan Provinsi Kalimantan Tengah. Ia juga aktif
mengabdikan diri di organisasi keagamaan untuk ikut berkiprah
dalam memperjuangkan Islam yang tawassut} + i‘tida>l (moderat),
tasa>muh} (toleran), tawa>zun (seimbang) dan amr ma‘ru>f nahy
munkar. Alamat email penulis (helim1377@gmail.com) dan
Nomor Kontak 081349150759.
190