BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah polusi di kalangan masyarakat merupakan suatu masalah serius yang terus
berkembang akhir-akhir ini. Peningkatan pembangunan dan perekonomian menyebabkan
maraknya aktivitas industri dan transportasi. Hal ini menjadi pemicu utama timbulnya polusi
terutama pada wilayah-wilayah industri dan kota-kota besar. Berbagai jenis polutan baik pada
udara, air, maupun tanah sangat potensial untuk merusak lingkungan dan merugikan kesehatan
manusia.
Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh polusi atau
pencemaran. Polusi ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh
perbuatan manusia. Polusi akibat alam contohnya adalah berasal dari letusan gunung berapi.
Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti asap dan awan panas dapat
mematikan tumbuhan, hewan bahkan manusia. Polusi akibat ulah manusia adalah berasal dari
berbagai aktivitas yang dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau
kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada
didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya, dan ada pula yang baru dapat
dirasakan oleh keturunan berikutnya.
Dengan adanya dampak polusi terhadap kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia, maka
perlu dilakukan pengelolaan serta pengendaliannya. Hal ini sangat penting dan harus dilakukan
penanganan yang serius agar meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan dibahas mengenai jenis dan sumber dari polusi yang memberi dampak
terhadap kerusakan lingkungan serta solusi yang ditawarkan untuk penanganannya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
2. Sebagai bahan referensi bagi para pembaca mengenai polusi dan solusinya.
1.3 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1
1. Untuk mengetahui arti, jenis dan sumber dari polusi serta dampaknya terhadap
lingkungan dan kesehatan manusia.
2. Untuk mengetahui solusi dalam penanganan polusi.
2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Polusi
Polusi yaitu masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain
ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya
(Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No.4, 1982).
Dalam arti lain, polusi dapat didefenisikan sebagai pencemaran lingkungan yang dapat
menyebabkan suatu tatanan wilayah menjadi tidak seimbang. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2005), polusi adalah pengotoran (tentang air, udara dan sebagainya); pencemaran.
2.2 Jenis-jenis Polusi
Berdasarkan golongannya, polusi dibedakan menjadi 2 macam yaitu golongan kuantitatif dan
golongan kualitatif. Golongan kuantitatif disebabkan oleh kegiatan manusia yang membuat
substansi di lingkungan alam menjadi meningkat, sedangkan golongan kualitatif disebabkan
oleh aktivitas sehari-hari manusia. Adapun jenis-jenis polusi yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut:
1. Polusi Udara
Polusi udara merupakan kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia atau biologi di atmosfer
dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan,
mengganggu estetika dan kenyamanan atau merusak properti. Polusi udara dapat ditimbulkan
oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia.
Polusi atau pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 mengenai
Pencemaran Lingkungan adalah polusi yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti
pencemaran yang berasal dari pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran sampah, sisa pertanian,
dan peristiwa alam seperti kebakaran hutan, letusan gunung api yang mengeluarkan debu, gas
dan awan panas.
3
Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara: Pencemaran udara adalah masukknya atau dimasukkannya zat, energi dan komponen
lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Udara
ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada di dalam
wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan
manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya.
Pengertian polusi atau pencemaran udara menurut para ahli:
a. Parker : perubahan atmosfer oleh karena masuknya bahan kontaminan alami atau
buatan ke dalam atmosfer tersebut.
b. Kumar : bahan polutan di atmosfer yang dalam kondisi tertentu akan mengganggu
keseimbangan dinamik atmosfer dan mempunyai efek pada manusia dan
lingkungannya.
c. Corman : terdapat bahan kontamina di atmosfer karena perbuatan manusia.
d. Chambers : bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan
udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia
atau yang dapat dihitung dan diukur, serta dapat memberikan efek pada manusia,
binatang, vegetasi dan material.
Sumber polusi udara ada 2 macam yaitu sumber alami dan sumber dari manusia. Sumber alami
berupa letusan gunung berapi, kebakaran hutan, nitrifikasi dan denitrifikasi biologi. Sumber
dari manusia berupa transportasi, emisi pabrik, asap rokok, kegiatan pertanian, kegiatan
pertambangan, aktivitas rumah tangga, karbon monoksida, oksida sulfur, oksida nitrogen,
partikulat, hidrokarbon, oksida foto kimia termasuk ozon.
2. Polusi Air
Polusi air atau pencemaran air merupakan terjadinya perubahan pada suatu tatanan lingkungan
air. Menurut Michael (1990), pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan
normal, bukan dari kemurniannya. Menurut Ardhana (1994), polusi atau pencemaran air
merupakan pencemaran limbah menjadi anaerobik sehingga air sungai busuk dan tidak sehat
lagi bagi pertumbuhan mikroorganisme flora dan fauna air itu.
4
Polusi air disebabkan oleh berbagai macam polutan diantaranya berasal dari limbah rumah
tangga, limbah pabrik atau pembuangan industri dan beberapa kejadian tak terduga seperti
tenggelam atau terbakarnya kapal pengangkut bahan bakar minyak bumi. Adapun zat-zat yang
termasuk polutan air adalah Pb, Zn, Hg dan CO.
Ciri-ciri air yang mengalami polusi sangat bervariasi tergantung dari air dan polutannya atau
komponen yang mengakibatkan polusi. Sebagai contoh air minum yang terpolusi rasanya akan
berubah meskipun perubahan baunya sukar dideteksi. Untuk mengetahui apakah air tercemar
atau tidak, diperlukan pengujian berupa parameter sifat-sifat fisik, kimia dan biologi sebagai
berikut:
a. Nilai pH, suhu, TDS, DHL
b. Warna, bau, rasa
c. Nilai BOD/COD
d. Pencemaran mikroorganisme patogen
e. Kandungan minyak
f. Kandungan logam berat
g. Kandungan zat radioaktif
h. Kandungan bakteri
3. Polusi Tanah
Polusi atau pencemaran tanah merupakan pencemaran lingkungan yang terjadi di dalam tanah,
yaitu keadaan bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami
sehingga berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan ekosistemnya. Penyebab
polusi tanah terdiri dari dua sumber utama yaitu penyebab antropogenik (buatan manusia) dan
penyebab alami.
a. Polutan alami: proses alami dapat menyebabkan akumulasi bahan kimia beracun di
dalam tanah. Contohnya akumulasi tingkat perklorat yang terjadi di tanah Gurun
Atacama Cile karena proses alami di lingkungan gersang.
b. Polutan yang dihasilkan manusia: kontaminan buatan manusia adalah penyebab utama
polusi tanah yang biasanya disebabkan oleh pembuangan limbah rumah tangga, limbah
industi dan pestisida pertanian.
Contoh polutan tanah yang paling umum ditemukan yaitu sebagai berikut:
a. Timbal (Pb)
5
Sumber potensial diantaranya cat timbal, pertambangan, aktivitas pengecoran, knalpot
kendaraan, kegiatan konstruksi, kegiatan pertanian.
b. Merkuri (Hg)
Sumber potensial berupa pertambangan, pembakaran batubara, pengolahan alkali dan
logam, limbah medis, akumulasi pada sayuran yang ditanam di tanah tercemar.
c. Arsenic (As)
Sumber potensial berasal dari pertambangan, pembangkit listrik berbahan bakar
batubara, fasilitas kayu, industri elektronik, kegiatan pengecoran, kegiatan pertanian,
akumulasi alam.
d. Tembaga (Cu)
Sumber potensial berasal dari pertambangan, kegiatan pengecoran, kegiatan konstruksi.
e. Seng (Zn)
Sumber potensial berasal dari pertambangan, kegiatan pengecoran, kegiatan konstruksi.
f. Nikel (Ni)
Sumber potensial berasal dari pertambangan, kegiatan pengecoran, kegiatan konstruksi.
g. Insektisida
Sumber potensial berupa kegiatan pertanian, berkebun.
4. Polusi Suara
Polusi atau pencemaran suara adalah keadaan dimana masuknya suara terlalu banyak sehingga
mengganggu kenyamanan lingkungan manusia. Sumber polusi suara adalah kebisingan yaitu
bunyi atau suara yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia. Bunyi disebut
bising apabila intensitasnya telah melampaui 50 desibel. Suara dengan intensitas tinggi seperti
yang dikeluarkan oleh banyak mesin industri, kendaraan bermotor dan pesawat terbang bila
berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat mengganggu manusia,
bahkan menyebabkan cacat pendengaran yang permanen.
5. Polusi Cahaya
Polusi cahaya merupakan dampak buruk yang ditimbulkan akibat cahaya buatan manusia.
Dikatakan polusi cahaya apabila intensitas cahayanya terlalu besar. Polusi cahaya disebabkan
oleh industrialisasi. Polusi cahaya berasal dari pencahayaan eksterior dan interior bangunan,
papan iklan, properti komersial, kantor, pabrik, lampu jalan dan stadion. Polusi cahaya paling
parah terjadi di wilayah terindustrialisasi dengan kepadatan penduduk tinggi seperti Amerika
Utara, Eropa dan Jepang serta kota-kota utama di Timur Tengah dan Afrika Utara seperti Kairo.
6
Polusi cahaya dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu:
a. Cahaya tak menyenangkan yang mengganggu alam atau cahaya rendah.
b. Cahaya berlebihan (biasanya di dalam ruangan) yang mengganggu dan berefek pada
gangguan kesehatan.
2.3 Sumber Polusi
Bahan atau zat yang baik secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan terjadinya
polusi disebut polutan. Polutan dapat berupa asap, sampah, bahan berbahaya dan sebagainya.
Syarat suatu bahan atau zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian
terhadap makluk hidup.
Polutan ada 2 yaitu polutan primer dan polutan sekunder. Polutan primer adalah polutan yang
dikeluarkan langsung dari sumber tertentu dan dapat berupa gas yang terdiri dari senyawa
karbon, sulfur, nitrogen dan halogen. Polutan sekunder adalah polutan yang biasanya terjadi
karena reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Polutan
sekunder ini mempunyai sifat fisik dan kimia yang tidak stabil. Yang termasuk dalam polutan
sekunder adalah ozon, peroxy acyl nitrat dan formaldehid.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila jumlahnya melebihi jumlah normal, berada pada waktu
yang tidak tepat dan berada pada tempat yang tidak tepat. Sifat-sifat polutan ada 2 yaitu:
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak
merusak lagi.
2. Merusak dalam jangka waktu lama. Contohnya timbal tidak merusak bila
konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, timbal dapat
terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.
Jenis-jenis polutan:
1. Karbon monoksida (CO): merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan pada
suhu normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Karbon monoksida di lingkungan
dapat terbentuk secara alamiah (berasal dari alam termasuk dari lautan, pegunungan,
oksidasi metal di atmosfer, kebakaran hutan dan badai listrik alam), tetapi sumber
utamanya adalah dari kegiatan manusia. Asap kendaraan bermotor merupakan sumber
seluruh karbon monoksida yang banyak dikeluarkan di daerah perkotaan.
7
2. Nitrogen oksida: merupakan kelompok gas nitrogen yang terdapat di atmosfir yang
terdiri dari nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2). Walaupun
ada bentuk oksida nitrogen lainnya, tetapi kedua gas tersebut yang paling banyak
diketahui sebagai bahan pencemar udara.
Nitrogen monoksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau, sebaliknya
nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam. Nitrogen monoksida
terdapat diudara dalam jumlah lebih besar daripada nitrogen dioksida.
Pembentukan NO dan NO2 merupakan reaksi antara nitrogen dan oksigen diudara
sehingga membentuk NO, yang bereaksi lebih lanjut dengan lebih banyak oksigen
membentuk NO2. Udara terdiri dari 80% volume nitrogen dan 20% volume oksigen.
Pada suhu kamar, hanya sedikit kecenderungan nitrogen dan oksigen untuk bereaksi
satu sama lainnya. Pada suhu yang lebih tinggi (diatas 1210°C) keduanya dapat
bereaksi membentuk NO dalam jumlah banyak sehingga mengakibatkan pencemaran
udara. Dalam proses pembakaran, suhu yang digunakan biasanya mencapai 1210 –
1.765 °C, oleh karena itu reaksi ini merupakan sumber NO yang penting. Jadi reaksi
pembentukan NO merupakan hasil samping dari proses pembakaran.
Dari seluruh jumlah oksigen nitrogen ( NOx ) yang dibebaskan ke udara, jumlah yang
terbanyak adalah dalam bentuk NO yang diproduksi oleh aktivitas bakteri. Akan tetapi
pencemaran NO dari sumber alami ini tidak merupakan masalah karena tersebar secara
merata sehingga jumlah nya menjadi kecil. Yang menjadi masalah adalah pencemaran
NO yang diproduksi oleh kegiatan manusia karena jumlahnya akan meningkat pada
tempat-tempat tertentu.
Kadar NOx diudara perkotaan biasanya 10–100 kali lebih tinggi dari pada di udara
pedesaan. Kadar NOx di udara daerah perkotaan dapat mencapai 0,5 ppm (500 ppb).
Seperti halnya CO, emisi NOx dipengaruhi oleh kepadatan penduduk karena sumber
utama NOx yang diproduksi manusia adalah dari pembakaran dan kebanyakan
pembakaran disebabkan oleh kendaraan bermotor, produksi energi dan pembuangan
sampah. Sebagian besar emisi NOx buatan manusia berasal dari pembakaran arang,
minyak, gas, dan bensin. Kadar NOx di udara dalam suatu kota bervariasi sepanjang
hari tergantung dari intensitas sinar matahari dan aktivitas kendaraan bermotor.
8
3. Sulfur oksida: polusi oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur
berbentuk gas yang tidak berwarna yaitu sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida
(SO3), yang keduanya disebut sulfur oksida. Emisi sulfur dioksida timbul dari
pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur terutama batubara yang
digunakan untuk pembangkit listrik atau pemanasan rumah tangga.
4. Ozon (O3): merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor,
oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil
tetapi lapisan lain dengan bahan pencemar udara, Ozon sangat berguna untuk
melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV-B). Ozon terbentuk diudara pada
ketinggian 30 km dimana radiasi UV matahari dengan panjang gelombang 242 nm
secara perlahan memecah molekul oksigen (O2) menjadi atom oksigen tergantung dari
jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat membentuk ozon. Ozon menyerap
radiasi sinar matahari dengan kuat didaerah panjang gelombang 240-320 nm. Absorpsi
radiasi elektromagnetik oleh ozon didaerah ultraviolet dan inframerah digunakan dalam
metode-metode analitik.
5. Peroksiasetilnitrat: proses-proses foto kimia menghasilkan jenis-jenis pengoksidasi lain
selain ozon.
6. Hidrokarbon (HC): hidrokarbon di udara dapat bereaksi dengan bahan-bahan lain dan
akan membentuk ikatan baru yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalu
lintas.
7. Benda partikulat: merupakan pencemar udara yang sangat kentara dan paling
berbahaya. Sebagian benda partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai asap hitam
tebal dan terbentuk dengan polutan lain terutama sulfur dioksida dan oksida nitrogen.
Partikulat secara alamiah dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa angin
atau berasal dari muntahan letusan gunung berapi.
8. Karbondioksida (CO2): gas yang terbentuk ketika bahan bakar yang kaya akan
kandungan karbon seperti batubara atau minyak terbakar.
9
9. Khlorin (Cl2): merupakan gas berwarna hijau dengan bau yang sangat menyengat.
Senyawa khlorin yang mengandung khlor dapat mereduksi atau mengkonversi zat inert
atau zat kurang aktif dalam air. Gas khlorin terkenal sebagai gas beracun yang
digunakan pada perang dunia ke-1.
10
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Dampak Polusi
Peningkatan pembangunan dan perekonomian memicu maraknya aktivitas industri dan
transportasi. Hal ini menyebabkan timbulnya polusi terutama pada wilayah-wilayah industri
dan kota-kota besar. Polusi udara, air, tanah, dan sebagainya memberikan dampak bagi
kesehatan manusia dan lingkungannya.
Dampak Polusi Udara
a. Dampak Kesehatan
Menurut Budiyono (2001), pada tingkat konsentrasi tertentu zat-zat pencemar udara
dapat berakibat langsung terhadap kesehatan manusia baik secara mendadak atau akut,
menahun atau kronis dan dengan gejala-gejala yang samar. Dimulai dari iritasi saluran
pernafasan, iritasi mata, dan alergi kulit sampai pada timbulnya kanker paru. Gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh polusi udara dengan sendirinya mempengaruhi daya
kerja seseorang, yang berakibat turunya nilai produktivitas serta mengakibatkan
kerugian ekonomis pada jangka panjang dan timbulnya permasalahan sosial ekonomi
keluarga dan masyarakat.
Dampak buruk polusi udara bagi kesehatan manusia tidak dapat dibantah lagi, baik
polusi udara yang terjadi di alam bebas, polusi yang terjadi di luar ruangan karena bahan
pencemar yang berasal dari industri, transportasi, sementara polusi yang terjadi di
dalam ruangan dapat berasal dari asap rokok dan gangguan sirkulasi udara.
Ada tiga cara masukknya bahan pencemar udara ke dalam tubuh manusia yaitu melalui
inhalasi, ingestasi, dan penetrasi kulit (Budiyono, 2001). Inhalasi adalah masuknya
bahan pencemar udara ke dalam tubuh manusia melalui sistem pernafasan. Bahan
pencemar ini dapat mengakibatkan gangguan paru-paru dan saluran pernafasan, selain
itu bahan pencemar ini kemudian masuk dalam peredaran darah dan menimbulkan
akibat pada alat tubuh lain.
11
Bahan pencemar udara yang berdiameter cukup besar tidak jarang masuk ke saluran
pencernaan (ignetasi), ketika makan atau minum seperti juga halnya di paru-paru, maka
bahan pencemar yang masuk ke dalam sistem pencernaan dapat menimbulkan efek
lokal dan dapat pula menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah.
Permukaan kulit dapat juga menjadi pintu masuk bahan pencemar dari udara, sebagian
besar pencemar hanya menimbulkan akibat buruk pada bagian permukaan kulit seperti
dermatitis dan alergi saja, tetapi sebagian lain khususnya pencemar organik dapat
melakukan penetrasi kulit dan menimbulkan efek sistemik.
b. Hujan Asam
Polusi atau pencemaran udara yang berlangsung lama maka bisa menjadi pemicu
terjadinya hujan asam. Proses terjadinya hujan asam diawali ketika belerang atau sulfur
serta nitrogen bereaksi dengan oksigen yang berada di udara. Hal ini tentu dapat
memicu timbulnya nitrogen dioksida. Kemudian nitrogen dioksida bereaksi dengan uap
air lalu membentuk asam nitrat dan asam sulfat. Dari reaksi tersebut yang akan
bergejolak dan mengalami proses kondensasi membentuk awan yang kemudian turun
menjadi hujan. Adapaun efek dari hujan asam ini tentu sangat banyak sekali dan bisa
merugikan kita semua.
Pandangan bahwa masalah pencemaran udara semata-mata hanya merupakan masalah
urban telah berubah setelah terjadinya hujan asam dan pencemaran regional lainnya di
beberapa negara. Atmosfer sebagai tempat pembuangan bahan sisa aktivitas manusia
bertindak sebagai reaktor kimia yang kompleks yang akan mengubah zat-zat pencemar
begitu zat pencemar tersebut bereaksi dengan substansi lain seperti uap air dan sinar
matahari.
Pada kondisi tertentu, oksida sulfur dan oksida nitrogen dari hasil pembakaran bahan
bakar fosil akan berubah secara kimiawi di atmosfer, menjadi asam sulfat dan asam
nitrat. Adanya SO2 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin jika konsentrasi uap air
sangat rendah, jika uap air terdapat dalam jumlah cukup, dan uap air akan segera
bergabung membentuk droplet asam sulfat (H2SO4).
12
Proses perubahan Nox menjadi HNO3 juga terjadi di atmosfer yang kemudian bereaksi
dengan cepat membentuk partikel nitrat. Pencemar lain seperti karbon monoksida dan
senyawa organik yang mudah menguap ikut berperan pula dalam reaksi pembentukan
dua asam kuat tersebut. Kedua asam kuat tersebut, yaitu asam sulfat dan nitrat akan
tercuci dan terlarut dalam hujan, yang berakibat pada buruknya mutu kualitas air hujan
(terjadinya hujan asam).
Dampak hujan asam terhadap lingkungan sangat penting dan perlu mendapatkan
perhatian serius karena hujan asam berdampak negatif pada lingkungan seperti
terjadinya kerusakan pada bangunan dan benda-benda yang terbuat dari logam dan juga
terjadinya pengasaman danau-danau dan sungai.
c. Efek Rumah Kaca
Permasalahan global salah satunya ialah efek rumah kaca. Gas CO2 yang dihasilkan
dari proses pembakaran meningkatkan kadar CO2 di atmosfer. Akibatnya, bumi
diselimuti gas dan debu-debu pencemar. Kandungan gas CO2 semakin tinggi karena
banyak hutan ditebang, sehingga tidak dapat menyerap CO2.
d. Pemanasan Global
Pemanasan global merupakan salah satu dampak jangka panjang dari polusi udara.
Polusi udara yang berkategori tinggi dan berlangsung secara lama, maka akan memicu
terjadinya pemanasan global. Hal ini di sebabkan karena kekayaan alam yang telah di
sabotase oleh manusia.
Seiring dengan perkembangan zaman manusia akan melakukan berbagai macam
aktivitas yang dapat memicu terjadinya polusi udara. Hal ini tidak bisa dikurangi,
manusia hanya mengontrol bertambahnya polusi dengan beberapa hal kecil saja, dan
tanpa sadar seiring berkembangnya manusia yang semakin modern justru keselamatan
bumi akan semakin terancam.
e. Kerusakan Lapisan Ozon
Terbentuknya lubang ozon merupakan salah satu permasalahan global. Hal ini
disebabkan bahan pencemar dapat tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain.
13
Gas CFC, misalnya dari Freon dan spray, yang membubung tinggi dapat mencapai
stratosfer. Di stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3). Lapisan ozon ini merupakan
pelindung (tameng) bumi dari cahaya ultraviolet. Jika gas CFC mencapai lapisan ozon,
akan terjadi reaksi antara CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut “berlubang”.
f. Mengganggu Pertumbuhan Tanaman
Tanpa kita sadari ternyata dampak dari polusi udara juga akan menganggu pertumbuhan
tanaman. Makhluk hidup yang terkena dampak dari polusi udara bukan hanya manusia
dan binatang saja melainkan juga tanaman merasakan akibatnya. Tanaman yang hidup
di lingkungan yang tingkat pencemarannya tinggi akan mengalami beberapa macam
penyakit contohnya : klorosis, nekrosis, bintik hitam, dan juga jenis penyakit lainya.
g. Punahnya Spesies
Polutan dapat meracuni berbagai jenis hewan, bahkan mematikannya. Berbagai spesies
hewan memiliki kekebalan yang berbeda terhadap polutan. Ada yang peka, ada pula
yang tahan. Hewan muda dan larva peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang
dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar, ada pula yang tidak.
Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada
batasnya. Jika batas tersebut terlampaui, hewan akan mati.
h. Ledakan Hama
Penggunaan insektisida dapat pula mematikan serangga predator. Oleh karena predator
punah, maka serangga hama akan berkembang tanpa kendali. Penyemprotan dengan
insektisida juga dapat mengakibatkan beberapa spesies serangga menjadi kebal
(resisten). Untuk memberantasnya, diperlukan dosis obat yang lebih tinggi dari
biasanya. Akibatnya, pencemaran akan semakin meningkat.
i. Gangguan Keseimbangan Lingkungan
Punahnya spesies tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam suatu ekosistem.
Rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan aliran energi berubah. Akibatnya,
keseimbangan lingkungan terganggu. Daur materi dan daur biogeokimia terganggu.
14
Dampak Polusi Air
Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika tidak
bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami pergeseran
ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan.
Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi juga
menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air.
Dampak yang ditimbulkan oleh polusi air yaitu sebagai berikut:
a. Kandungan logam yang berlebihan dalam air akan menyebabkan keracunan bahkan
membawa kematian bagi manusia yang mengkonsumsinya.
b. Ekosistem air punah. Dampak dari polusi air dapat menyebabkan ekosistem air menjadi
punah. Hal tersebut dikarenakan air yang terkontaminasi oleh zat-zat berbahaya akan
memberikan dampak pada organisme yang hidup di dalam air seperti zooplankton dan
fitoplankton. Apabila organisme tersebut punah, maka kebutuhan makanan binatang air
akan menjadi terbatas dan sulit untuk mendapatkan pasokan makanan, hal ini tentunya
juga akan membuat binatang dalam air menjadi punah.
c. Kandungan oksigen berkurang. Polusi yang terjadi di air dapat mengakibatkan
kandungan oksigen menjadi berkurang, sehingga makhluk hidup yang hidup dalam air
akan mengalami kesulitan dalam bernafas. Selain itu, apabila tidak segera ditindak
lanjuti, maka kemungkinan terbesarnya adalah makhluk hidup dalam air akan punah.
d. Air menjadi keruh. Dampak yang berikutnya adalah dapat menyebabkan air menjadi
keruh. Hal ini terjadi karena banyaknya limbah dari rumah tangga ataupun pabrik yang
tidak diolah terlebih dahulu, sehingga masih mengandung banyak zat-zat kimia yang
berbahaya.
e. Sumber penyakit. Air yang mengalami pencemaran tentunya akan menjadi sumber
penyakit. Beberapa penyakit yang sering ditimbulkan diantaranya adalah penyakit kulit
serta pencernaan. Hal ini terjadi karena air yang keruh tersebut mengandung banyak
bakteri serta zat kimia berbahaya bagi tubuh manusia.
f. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air (eurotrofikasi).
g. Pendangkalan dasar perairan.
h. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi.
i. Dalam jangka panjang adalah kanker dan kelahiran cacat.
j. Akibat penggunaan pertisida yang berlebihan sesuai selain membunuh hama dan
penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk berguna terutama predator.
k. Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan, bahkan burung.
15
l. Mutasi sel, kanker, dan leukeumia.
Dampak Polusi Tanah
Polusi tanah merupakan suatu hal yang tidak boleh dibiarkan begitu saja, mengingat dampak
yang ditimbulkan juga akan mempengaruhi ekosistem tanah ataupun lingkungan sekitar.
Berikut dampak yang ditimbulkan diantaranya adalah:
a. Kesuburan Tanah Menurun
Polusi tanah dapat menyebabkan tingkat kesuburan menjadi berkurang, sehingga
apabila tidak segera ditindaklanjuti, maka kemungkinan terbesarnya adalah tanaman
menjadi mudah layu. Tidak hanya itu saja, apabila tumbuhan terus menerus berada
dalam tanah yang tercemar, maka hasil dari tumbuhan tersebut tidak akan maksimal,
hal ini tentunya juga merugikan bagi para petani ladang.
b. Ekosistem Tanah Rusak
Tanah yang merupakan wadah tempat tinggal bagi hewan tanah ataupun komponen
lainnya. Apabila tanah terdapat banyak zat polutan, maka ekosistem dalam tanah akan
terganggu, serta interaksi antara komponen biotik dan abiotik menjadi tidak seimbang.
Ketidakseimbangan ekosistem tanah ini nantinya akan berdampak pada ekosistem
lingkungan disekitarnya.
c. Merusak Estetika Lingkungan
Tanah yang terkontaminasi berbagai zat polutan akan menimbulkan dampak bagi
tumbuhan, selain itu juga dapat merusak nilai estetika lingkungan. Dimana apabila
terdapat tumpukan sampah dalam tanah yang tidak diolah akan menimbulkan bau yang
tidak sedap, selain itu kondisi lingkungan yang kekurangan tanaman hijau akan
menambah buruk situasi tersebut. Dari sinilah nilai estetika lingkungan dilihat, apabila
lingkungan tersebut asri dan nyaman ditempati, maka akan banyak yang tinggal di
tempat tersebut, begitu juga sebaliknya.
Dampak Polusi Suara
Polusi suara atau kebisingan merupakan suara mengganggu atau suara yang tidak dibutuhkan
sehingga dapat memberikan dampak buruk terutama bagi kesehatan manusia baik secara fisik
maupun mental. Polusi suara biasanya ditemukan di dalam fasilitas industri dan juga beberapa
tempat yang tinggi akan aktivitas manusianya, seperti di jalan raya, stasiun, bandara, ataupun
tempat yang sedang dalam proses pembangunan. Polusi suara juga bisa memiliki arti yaitu
suara yang tidak dikehendaki. Suara tersebut bisa menyebabkan rasa sakit.
16
Suara dengan intensitas tinggi seperti yang dikeluarkan oleh banyak mesin industri, kendaraan
bermotor dan pesawat terbang bila berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang
lama dapat mengganggu manusia, bahkan menyebabkan cacat pendengaran yang permanen.
Menurut WHO, dampak yang diberikan dari polusi suara untuk kesehatan manusia antara lain:
a. Polusi suara atau kebisingan merupakan penyebab utama dari gangguan pendengaran
pada manusia. Hal yang menyebabkan gangguan pada pendengaran bisa diakibatkan
oleh paparan suara yang lebih dari 75 – 85 dB (desibel) dalam jangka waktu yang lama.
Jika suara melebihi 85 dB akan sangat berbahaya dan menyebabkan pencemaran atau
polusi suara sehingga berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. Untuk mempermudah
penghitungan, 30 dB merupakan suara yang berasal dari bisikan lembut, 80 dB adalah
suara yang terdapat di jalan raya yang sibuk, serta 110 dB suara yang berasal dari
gergaji mesin.
b. Gangguan pendengaran biasanya disertai suara yang terdengar aneh, rasa sakit saat
mendengar suara, sampai dengan tinitus yaitu suara berdenging di telinga. Tidak perlu
khawatir, tinitus hanya bersifat sementara, Akan tetapi bisa menjadi permanen jika
paparan suara yang didengar sangat lama.
c. Akibat dari polusi suara yang lain yaitu kesulitan dalam memahami pembicaraan, sulit
berkonsentrasi, kesalahan dalam pemahaman, menurunkan kapasitas kerja, kurang
percaya diri, depresi serta diskriminasi.
d. Gangguan tidur. Jika seseorang mengalami gangguan tidur, akan berakibat rusaknya
suasana hati, menurunnya kinerja seseorang dan lain sebagainya.
e. Menyebabkan gangguan mental, seperti kecemasan, gugup, panik, mual, perubahan
suasana hati, histeris dan lain sebagainya.
f. Bagi anak-anak sangat rentan terkena polusi suara, terutama akan berpengaruh pada
tumbu kembang serta daya ingat. Anak-anak yang terkena polusi suara biasanya lebih
lambat dalam belajar.
Dampak Polusi Cahaya
a. Dampak terhadap Manusia
Polusi cahaya menyebabkan masalah tidur terhadap manusia. Cahaya yang berlebihan
dari billboard mengganggu orang yang sedang tidur di apartemen. Ilmu pengetahuan
juga mengalami dampak dari polusi cahaya. Astronom tidak dapat mengamati dan
menemukan objek di angkasa karena terlalu banyak cahaya yang menutupi langit
malam.
17
b. Dampak terhadap Hewan
Polusi cahaya membuat bintang dan bulan tak tampak. Burung yang bermigrasi
menggunakan bintang dan bulan sebagai alat navigasi. Akibat adanya polusi cahaya,
mereka tidak dapat bermigrasi ke tempat yang tepat. Penyu laut juga tidak datang ke
pantai dan bertelur seperti biasa karena takut dengan cahaya.
c. Dampak terhadap Tumbuhan
Polusi cahaya memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, terutama lingkungan
perkotaan malam hari. Polusi cahaya menyebabkan adanya pemborosan energi listrik
di perkotaan. Hal ini dikarenakan sumber-sumber polusi cahaya seperti lampu taman,
papan reklame, dan sumber-sumber lainnya tidak efektif dalam penggunaan cahaya dan
mempengaruhi jumlah energi yang dilepaskan ke lingkungan menjadi tidak efektif.
3.2 Solusi Penanggulangan Polusi
Polusi baik yang berasal dari sumber alami maupun sumber buatan (aktivitas manusia) perlu
dilakukan penanganan dan penanggulangan yang serius agar mengurangi dampak yang
ditimbulkannya terhadap kesehatan manusia dan lingkungannya. Terdapat berbagai solusi yang
dirangkum dari beberapa sumber yaitu sebagai berikut:
Penanggulangan Polusi Udara
Penanggulangan pencemaran udara tidak dapat dilakukan tanpa menanggulangi penyebabnya.
Mempertimbangan sektor transportasi sebagai kontributor utama pencemaran udara, maka
sektor ini harus mendapat perhatian utama.
1.
Menyerukan kepada pemerintah untuk memperbaiki sistem transportasi yang ada saat
ini, dengan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan dan terjangkau oleh
publik. Prioritas utama harus diberikan pada sistem transportasi massal dan tidak
berbasis kendaraan pribadi.
2.
Juga menyerukan kepada pemerintah untuk segera memenuhi komitmennya untuk
memberlakukan pemakaian bensin tanpa timbal.
3.
Di sektor industri, penegakan hukum harus dilaksanakan bagi industri pencemar.
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor
transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota
besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan serta
kematian yang diakibatkan karenanya.
18
Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara
kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan
sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat,
semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.
Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan
tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap
pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan
mengurangi polusi udara.
Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering
diistilahkan dengan “polisi tidur” justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor
akan memperlambat laju
Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi
meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya
kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping
memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.
Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang
lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.
Efektivitas jalur hijau jalan dalam mengurangi polutan gas CO (Izzah, dkk, 2019).
Menanam tanaman seperti jati putih, jati super, asam jawa, kol banda, akalipa merah,
dan dadap kuning yang mampu menyerap NO2 (Patra, dkk, 2004).
Menggunakan teknologi lingkungan T-FANTIQ 09 sebagai upaya mendegradasi
polutan CO dari asap rokok (Mudhofir, dkk, 2018).
Penanggulangan Polusi Air
Pengenceran dan penguraian polutan air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan
tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob jadi, air tanah yang tercemar akan tetap
tercemar dalam yang waktu yang sangat lama, walau tidak ada bahan pencemaran yang masuk.
Karena itu banyak usaha untuk menjaga agar tanah tetap bersih misalnya:
1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman.
2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau
ekosistem.
3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat-zat kimia lain yang
dapat menimbulkan pencemaran.
19
4. Memperluas gerakan penghijauan.
5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan.
6. Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga
manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya.
7. Melakukan intensifikasi pertanian.
Penanggulangan Polusi Tanah
Cara menanggulangi tercemarnya tanah dapat dilakukan dengan berbagai hal sederhana seperti
di bawah ini:
1. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah yaitu in-situ dan ex-situ. Pembersihan
in-situ adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan mudah.
Pembersihan ex-situ meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian
dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di
bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan ex-situ ini jauh lebih
mahal dan rumit.
2. Bioremediasi
Bioremediasi
adalah
proses
pembersihan
pencemaran
tanah
dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun
atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Tindakan pencegahan dan
tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat dilakukan
dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu
ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap
terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme
antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam
tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai
kompos/pupuk.
20
b. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat
dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara
membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat
baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang
jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah
pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotongpotong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
c. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat
yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat
pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
d. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan
namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
e. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik
yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
Penanggulangan Polusi Suara
Penanggulangan terhadap dampak polusi suara dapat dilakukan hal-hal berikut ini:
1. Menggunakan alat peredam suara.
2. Pendidikan. Dengan pendidikan bisa memberikan kesadaran dan membentuk sikap
positif terhadap lingkungan sekitar, dan dapat dimulai dari hal kecil. Dari pendidikan
juga, dapat mengetahui tentang pencemaran atau polusi suara serta efek negatif
terhadap lingkungan serta makhluk hidup.
3. Pameran dan Kampanye Lingkungan. Penanggulangan polusi suara bisa dilakukan
dengan melakukan kampaye atau pameran secara berkala di daerah yang memiliki
tingkat polusi suara tinggi. Peran serta pemerintah juga sangat penting dalam
melaksanakan kegiatan tersebut. Agar masyarakat dapat sadar serta mengajarkan
masyarakat untuk dapat mencintai lingkungan.
4. Media Massa. Seiring perkembangan zaman, peran media massa tidak bisa dianggap
sebelah mata. Melakukan penyiaran yang berkaitan dengan masalah lingkungan
termasuk masalah polusi suara, bisa mengajak masyarakat untuk peka dan peduli
terhadap lingkungan di sekitar. Selain itu, penyampaian informasi terbaru akan lebih
mudah menyebar di masyarakat terutama informasi yang berkaitan dengan masalah
lingkungan.
21
Penanggulangan Polusi Cahaya
Terdapat beberapa kelompok yang berusaha mencegah polusi cahaya. Polusi cahaya pertama
kali dimasukan kedalam berita tahun 1964, ketika sebuah observatorium pindah untuk
menghindari polusi cahaya. Namun, polusi cahaya tidak diperhatikan hingga 6 Juni 2002,
ketika Ceko mengesahkan undang-undang polusi cahaya pertama di dunia. Setelah itu polusi
cahaya pelan-pelan mulai dianggap sebagai masalah publik. Salah satu upaya pencegahan
polusi cahaya adalah dengan memasang tudung pada lampu penerangan di luar ruangan.
Dengan demikian, cahaya lampu luar ruangan bisa terfokus ke bawah.
22
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Jenis-jenis polusi yaitu polusi udara, air, tanah, suara dan cahaya yang sumbernya dapat
secara alami maupun dari aktivitas manusia seperti kegiatan industri, kegiatan pertanian,
penggunaan alat transportasi. Polusi menimbulkan dampak terhadap kerusakan lingkungan dan
mengganggu kesehatan manusia. Dampak yang ditimbulkan bervariasi tergantung dari jenis
polusi dan polutannya.
2. Penanganan atau solusi terhadap polusi dilakukan sesuai dengan jenis polusi dan polutannya
serta mengurangi aktivitas atau kegiatan yang menimbulkan dampak polusi.
4.2 Saran
1. Kegiatan atau aktivitas manusia yang menimbulkan banyak polusi perlu dikurangi dengan
memperhatikan solusi penanganan terhadap polusi yang telah diuraikan sebelumnya.
2. Perlu adanya monitoring secara berkala terhadap jenis polusi yang ditimbulkan akibat
aktivitas manusia sehingga dapat mengurangi dampaknya dengan solusi yang tepat.
23
DAFTAR PUSTAKA
Bestari, L.R., Hidayat, A., dan Yani, M. (2014): Estimasi nilai pajak kendaraan solar terkait
kerugian pencemaran udara (studi kasus: metro mini Di DKI Jakarta): Jurnal Ekonomi
Pertanian, Sumberdaya dan Lingkungan, 2, 98-111.
Budiyono, A. (2001): Pencemaran udara: Dampak pencemaran udara pada lingkungan: Berita
Dirgantara, 2, 1.
https://dosenbiologi.com/lingkungan/macam-macam-polusi/diakses 16/05/20.
https://id.wikipedia.org/wiki/Polusi_cahaya/diakses 16/05/20.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_suara/diakses 16/05/20.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_tanah/diakses 16/05/20.
https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/polusi-suara/diakses 16/05/20.
https://lingkunganhidup.co/pengertian-pencemaran-tanah-penyebab-akibat-solusi/diakses
16/05/20.
https://nouvananda.wordpress.com/2012/01/28/makalah-polusi-udara-polusi-air-polusitanah/diakses 16/05/20.
Ismiyati, Marlita, D. dan Saidah, D. (2014): Pencemaran udara akibat emisi gas buang
kendaraan bermotor: Jurnal Manajemen transportasi & logistik (JMTransLog), 2, 3.
Izzah, A.N., Nasrullah, N., dan Sulistyantara, B. (2019): Efektivitas jalur hijau jalan dalam
mengurangi polutan gas CO: Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), 24(4), 337-342.
Kurnia, U. dan Sutrisno, N. (2008): Strategi pengelolaan lingkungan pertanian: Jurnal
Sumberdaya Lahan, 2, 1.
Mudhofir, F., Yulianti, I., dan Sujarwata (2018): T-FANTYQ 09: Teknologi lingkungan
penyaring udara sebagai upaya degradasi polutan asap rokok: Jurnal MIPA, 41(1), 1-5.
Patra, A.D., Nasrullah, N. dan Sisworo, E.L. (2004): Kemampuan berbagai jenis tanaman
menyerap gas pencemar udara (NO2): Risalah Seminar Ilmiah Penelitian dan
Pengembangan Aplikasi Isotop dan Radiasi.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian
Pencemaran Udara.
Yusrianti: Studi literatur tentang pencemaran udara akibat aktivitas kendaraan bermotor di
Jalan Kota Surabaya: Jurnal Teknik Lingkungan, I, 1.
24