Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Sejarah Logika

Nama : Mohammad Iqbal Alimaghrobi / III A NIM : 201310080311045 Pengertian Logika Suatu kajian tentang bagaimana seseorang mampu untuk berpikir dengan lurus. Secara etimologis: kata logika berasal dari logike (kt. Sifat), logos (kt. Benda) berarti pikiran atau perkataan sebagai pernyataan dari pikiran. Hasbullah Bakry: logika adalah ilmu pengetahuan yang mengatur penitian hukum-hukum akal manusia sehingga menyebabkan pikirannya dapat mencapai kebenaran. Logika mempelajari aturan dan cara berpikir. N. Driyakara: logika adalah ilmu pengetahuan yang memandang hukum-hukum susunan atau bentuk pikiran manusia yang menyebabkan pikiran dapat mencapai kebenaran. Nuril Huda: logika adalah ilmu yang mempelajari dan merumuskan kaidah-kaidah dan hukum-hukum sebagai pegangan untuk berpikir tepat dan praktis bagi mencapai kesimpulan yang valid dan pemecahan persoalan yang bijaksana. Ir. Poedjawijatna: logika adalah filsafat budi (manusia) yang mempelajari tehnik berpikir untuk mengetahui bagaimana manusia berpikir dengan semestinya. Sejarah Logika Perkembangan Logika di zaman Yunani : Tokoh-tokoh: Aristoteles, Theopratus, Porphyrius. Aristoteles: memiliki karya tentang filsafat yang disebut dengan organon. Organon merupakan himpunan 6 buah naskah karya Aristoteles yang berbicara tentang penalaran, terdiri dari: categories, on intepretation, prior analyties, posterior analyties, topics, dan sophistical refutations. Aristoteles membagi ilmu pengetahuan dalam 3 golongan, yaitu ilmu pengetahuan praktis, produktif, dan teoritis. Logika pada masa itu dikenal dengan nama analitika dan dialektika. Theopratus mengembangkan aliran peripatetik, diantara berbicara tentang pengertian yang mungkin dan sifat asasi dari setiap kesimpulan. Perkembangan Logika pada zaman Islam : Tokoh-tokoh: Said bin Jakub Al-Dimsyiki, Abu abdillah Al-Khawarizmi, Ahmad Ibnu Taimiah, Al-Farabi, Ibnu Khaldun, Al-Duwani, Al-Akhdhari, dll. Perkembangan kajian logika pada zaman Islam banyak diwarnai dengan kegiatan menyalin dan mengadopsi karya Aristoteles. Al-Khawarizmi sebagai contoh: telah menyusun dan menciptakan aljabar. Ibnu Sina menghasilkan karya yang bernama Asyiffa yang memuat kajian tentang logika. Perkembangan Logika di Barat Tokoh-tokoh: Petrus Hispanus, Leibniz, Leonhard Euler, John Stuart Mill, George Boole, Augustus de Morgan, John Venn. Petrus Hispanus menyusun pelajaran logika dalam bentuk sajak yang dikumpul menjadi satu dan dikenal dengan sebutan summulae. John Stuart Mill mempertemukan kajian tentang sistem induksi dan deduksi. Leibniz menganjurkan mengganti pernyataan dengan simbol-simbol agar sifatnya lebih umum dan mudah dianalisis. John Venn melahirkan diagram venn untuk menggambarkan hubungan dan memeriksa sahnya penyimpulan dari silogisme. Manfaat Logika Melatih jiwa dan memperhalus jalan pikiran. Mendidik kekuatan berpikir dan mengembangkannya dengan sebaik mungkin sehingga akan mampu berpikir cepat, cermat, komprehensif, dan akurat. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tepat, tertib, metodis, dan koheren. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan obyektif. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kekeliruan serta kesesatan.