Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Menyongsong Pertumbuhan Emas Indonesia Ni Ketut Ratih Larasati - 3613100031 Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia Email : larasratih96@gmail.com PENDAHULUAN Indonesia kini sedang mengalami perubahan struktur demografi. Terjadi peningkatan presentase penduduk usia produktif, dengan menurunnya angka fertilitas penduduk. Fenomena itu disebut juga sebagai bonus demografi. Bonus demografi membuka peluang bagi Indonesia untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dengan bonus demografi sebagai amunisi untuk mencapai hal tersebut. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana mencatat jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 251 juta jiwa, dimana 44,98 persen diantaranya merupakan penduduk usia produktif dengan rentang usia antara 15 hingga 64 tahun. Bonus demografi akan berlangsung di Indonesia hingga dua puluh tahun mendatang, namun diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2025 hingga 2035. Namun untuk mencapai window of opportunity dari bonus demografi masih banyak pekerjaan rumah bagi pemerintah Indonesia untuk benar benar memanfaatkan bonus demografi mendatang. Saat ini Indonesia berada di deretan peringkat terbawah dalam hal kualitas sumber daya manusia apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangganya. Melonjaknya usia produktif harus didukung dengan lapangan pekerjaan baru yang mampu menampung penduduk usia produktif. Bukan hanya segi kuantitas, atau capaian, namun kualitas sumber daya manusialah yang menjadi kunci keberhasilan apakah bonus demografi dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi atau tidak. Miris rasanya melihat kualitas maupun daya saing sumber daya manusia yang masih kalah dengan negara lain. Untuk mencapai cita cita tesebut, Indonesia perlu seluruh elemen masyarakat harus bersinergi untuk menciptakan masa depan bangsa ini yang lebih baik. Sinergi yang tercipta harus mampu menciptakan sistem baru tata kelola pemerintah yang lebih baik unutk kemajuan Indonesia kelak. PEMBAHASAN Pada tahun 2035 mendatang, Badan Perencanaan Pembangunan Indonesia (Bappenas) memproyeksikan jumlah penduduk Indonesia akan mencapai jumlah 305 juta jiwa. Namun yang istimewa dari peningkatan kuantitas penduduk yang cukup masif ini adalah jumlah penduduk usia produktif yang akan mendominasi struktur demografi Indonesia. Kurun waktu 2025 – 2035 adalah puncak dari bonus demografi, yang diperkirakan sekitar 66% penduduk Indonesia merupakan penduduk usia produktif. Kondisi ini terjadi tidak lain karena keberhasilan program keluarga berencana di dekade lalu yang mampu menekan angka fertilitas sehingga proporsi penduduk usia muda (0-14 tahun) dapat ditekan dan kelompok usia produktif meningkat. Bonus demografi adalah keadaan dimana penduduk dengan usia produktif menjadi komponen utama dalam piramida penduduk di suatu negara. Fenomena bonus demografi merupakan sebuah amunisi untuk menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin menguat. Namun bonus ini hanya dapat dinikmati bila pemerintah mampu menyelaraskan pembangunan dan meningkatkan kualitas penduduknya. Jika tidak dikelola dengan baik, maka bonus ini hanya akan menjadi beban negara bahkan menjadi bencana apalagi bila pemerintah belum siap menghadapi konsekuensi sebagai dampak dari bonus demografi tersebut. Kualitas penduduk Indonesia berdasarkan Human Development Index 2012 Indonesia berada di posisi 121 dari 187 negara dalam hal kualitas sumber daya manusia. Padaha, kualitas sumber daya manusia adalah salah satu kunci apakah suatu negara mampu memanfaatkan bonus demografi sebagai window of opportunity. Perubahan struktur demografi dengan melonjaknya usia produktif memberi dua keuntungan yang signifikan yaitu menurunnya angka ketergantungan atau depedency ratio dan meningkatnya usia produktif. Untuk mempertahankan Bonus Demografi hingga mencapai puncaknya pada tahun 2025 – 2035 maka angka kelahiran atau TFR harus terus ditekan. Saat ini TFR Indonesia berada pada angka 2,6 %. TFR Indonesia harus turun menjadi 2,1 % agar tidak kehilangan momentum untuk memetik bonus demografi. Bonus Demografi bukanlah hal yang bersifat instan, namun harus diusahakan. Bukan hanya upaya untuk mempertahankan bonus demografi namun juga perisiapan untuk menyelesaikan pekerjaan rumah terkait kualitas penduduk usia kerja yang masih jauh tertinggal dengan negara lain. Jendela peluang terbuka lebar bagi Indonesia untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan merata dapat diraih, namun permasalahannya adalah bagaimana memanfaatkan peluang secara optimal agar cita-cita tersebut dapat diraih? Mucul berbagai konsekuensi akibat dampak dari bonus demografi yang sekaligus menjadi tantangan kedepannya. Untuk menyonsong peluang tersebut diperlukan persiapan untuk meningkatkan kualitas SDM yang ada, memperbaiki sistem pemerintahan, dan membangun sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Kualitas sumber daya manusia di Indonesia terbilang masih kalah dengan negara lain, sedangkan kuantitas penduduknya menempati urutan ke empat tertinggi di dunia. Untuk mencapai peluang pertumbuhan emas, jelas kuantitas dan kualitas penduduk harus berimbang. Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan adalah kunci untuk membangun masyarakat yang sejahtera. Fokus pemerintah harusnya bukan lagi economic development oriented namun adalah well human being development oriented. Bangsa yang besar tentunya tercermin dari kesejahteraan masyarakat dalam hal sandang, pangan dan papan. Hal ini juga merupakan tujuan dari pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas adalah untuk meningkatkan produktifitas peran SDM dalam proses pembangunan yang lebih maksimal. Kuantitas penduduk yang tinggi dan tidak terkendali akan menimbulkan turbulensi pada sistem masyarakat yang dapat menimbulkan sengketa, dan permasalahan lainnya. Terlebih lagi ledakan kuantitas yang dimaksud dan akan dihadapi Indonesia adalah penduduk dengan usia produktif atau usia kerja. Masalah terkait penduduk merupakan masalah kompleks yang mempengaruhi aspek lain dalam kehidupan manusia. Begitu juga dengan masalah pengangguran yang terjadi di kota kota Indonesia saat ini. Menurut data yang dirilis bisnis keuangan kompas pada tahun 2013 jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 17,7 juta jiwa. Permasalahan terkait pengangguran telah memicu terjadinya kriminalitas, dan meningkatnya jumlah penduduk miskin yang pada akhirnya merupakan penghambat pertumbuhan ekonomi pada suatu negar. Disinilah letak bencana yang dapat timbul dari bonus demografi apabila tidak dipersiapkan dengan baik. Untuk mengendalikan jumlah pengangguran yang ada, maka ledakan jumlah penduduk usia produktif harus diimbangi dengan tersedianya jumlah lapangan pekerjaan. Apabila jumlah lapangan pekerjaan lebih sedikit dari jumlah penduduk usia produktif yang membutuhkan pekerjaan, maka akan menimbulkan jumlah pengangguran yang meningkat. Untuk menciptakan dan memenuhi kebutuhan lapangan pekerjaan bagi lonjakan penduduk usia produktif diperlukan sebuah gebrakan baru. Salah satunya adalah menciptakan iklim kewirausahaan yang saat ini mulai dilakukan dan terbukti berhasil membuka lapangan pekerjaan baru di Indonesia. Pertumbuhan minat kewirausahaan menjadi penting dalam pembangunan ekonomi mengingat kondisi permintaan dan menyediaan lapangan pekerjaan yang belum seimbang. Untuk membuka investasi baru di Indonesia, pemerintah harus menciptakan iklim usaha yang stabil untuk menciptakan minat dan pertumbuhan ekonomi yang baik. Program-program untuk mendukung dan memicu investasi baru tidak perlu diragukan lagi. Minat masyarakat untuk membuka usaha baru sangat sesuai mengingat angkat depedency ratio rata rata di Indonesia semakin rendah sebagai dampak yang menguntungkan dari bonus demografi. Dengan menurunnya jumlah penduduk non produktif yang ditanggung, maka pemerintah bisa lebih leluasa untuk menarik masyarakat untuk berinvestasi, salah satunya dengan membuka usaha baru atau berwirausaha yang akan membuka lapangan pekerjaan baru dan memperkuat perekonomian Indonesia. Investasi jangka panjang untuk membuka lapanngan pekerjaan baru dan kualitas sumber daya manusia merupakan ujung tombak keberhasilan bonus demografi. Investasi baru akan memperkuat perekonomian Indonesia sehingga pembangunan dapat terus ditingkatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Kedua hal tersebut layaknya ujung tombak harus terus diasah agar mampu menjadi senjata bagi Indonesia untuk menyongsong pertumbuhan emas yang sudah dinati-nantikan. PENUTUP Indonesia kini sedang mengalami perubahan struktur demografi. Terjadi peningkatan presentase penduduk usia produktif, dengan menurunnya angka fertilitas penduduk. Fenomena itu disebut juga sebagai bonus demografi. Perubahan struktur demografi dengan melonjaknya usia produktif memberi dua keuntungan yang signifikan yaitu menurunnya angka ketergantungan atau depedency ratio dan meningkatnya usia produktif. Bonus Demografi bukanlah hal yang bersifat instan, namun harus diusahakan. Bukan hanya upaya untuk mempertahankan bonus demografi namun juga perisiapan untuk menyelesaikan pekerjaan rumah terkait kualitas penduduk usia kerja yang masih jauh tertinggal dengan negara lain Kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih kalah dengan negara lain, sedangkan kuantitas penduduk Indonesia menempati urutan ke empat tertinggi di dunia. Untuk mencapai peluang pertumbuhan emas, jelas kuantitas dan kualitas penduduk harus berimbang. Fokus pemerintah harusnya bukan lagi economic development oriented namun adalah well human being development oriented. Bangsa yang besar tentunya tercermin dari kesejahterannya masyarakat dalam sandang, pangan dan papan. Tujuan dari pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas adalah untuk meningkatkan produktifitas peran SDM dalam proses pembangunan yang lebih maksimal. Masalah terkait penduduk merupakan masalah kompleks yang mempengaruhi aspek lain dalam kehidupan manusia. Permasalahan ini memicu terjadinya kriminalitas, meningkatnya jumlah penduduk miskin yang pada akhirnya merupakan penghambat pertumbuhan ekonomi. Kuantitas penduduk yang tinggi dan tidak terkendali akan menimbulkan turbulensi pada sistem masyarakat yang dapat menimbulkan chaos, dan permasalahan lainnya. Untuk mengendalikan jumlah pengangguran yang ada, maka ledakan jumlah penduduk usia produktif harus diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan yang ada. Apabila jumlah lapangan pekerjaan lebih sedikit dari jumlah penduduk usia produktif yang membutuhkan pekerjaan maka akan menimbulkan jumlah pengangguran yang meningkat. Investasi jangka panjang untuk membuka lapanngan pekerjaan baru dan kualitas sumber daya manusia menjadi ujung tombak keberhasilan bonus demografi. Investasi baru akan memperkuat perekonomian Indonesia sehingga pembangunan dapat terus ditingkatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Kedua hal tersebut layaknya ujung tombak harus terus diasah agar mampu menjadi senjata bagi Indonesia untuk menghadapi arus bonus demografi. Daftar isi Darwanto, 2014. Peran Enterpreneur Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip. http://eprints.undip.ac.id/36859/1/darwanto-Peran_Entrepreneur_proceed_polines.pdf Rodame, 2014. Peran Young Social Enterpreneur Dalam Memperkuat Perekonomian Bangsa. http://rodamemn.wordpress.com/2014/04/25/peranan-young-social-entrepreneur-dalam-memperkuat-perekonomian-bangsa/ Gribble, James ; James Bremner. 2012. The Challenge of Attaining The Demographic Dividend. Population Reference Bureau. http://www.prb.org/Publications/Reports/2012/demographic-dividend.aspx PSKK UGM. 2014. Menurunkan TFR, Faktor Penting Mencapai Bonus Demografi. Center for Population and Policy Studies Gadjah Mada University. http://www.cpps.or.id/content/menurunkan-tfr-faktor-penting-mencapai-bonus-demografi