Pemberian kapur, bahan organik, pupuk Zn dan pupuk P tidak berpengaruh nyata terhadap rata-rata tinggi tanaman jagung, namun rata-rata tinggi tanaman jagung pada 7 MST paling tinggi pada perlakuan K1B2Z0P3. Secara keseluruhan, perlakuan...
morePemberian kapur, bahan organik, pupuk Zn dan pupuk P tidak berpengaruh nyata terhadap rata-rata tinggi tanaman jagung, namun rata-rata tinggi tanaman jagung pada 7 MST paling tinggi pada perlakuan K1B2Z0P3. Secara keseluruhan, perlakuan tanpa pengapuran memberikan tinggi tanaman yang lebih pendek dari perlakuan dengan kapur hal ini terlihat dengan tidakadanya tinggi tanaman yang pada perlakuan. Perlakuan K0B2Z0P3 memiliki berat tongkol yang paling besar, sedangkan K1B2Z0P3 paling kecil. Perlakuan K0B2Z0P3 merupakan perlakuan yang memiliki bobot yang paling besar, sedangkan K1B2Z0P1 paling kecil. Tidak ada perlakuan yang berpengaruh nyata terhadap bobot tongkol dan brangkasan. Evaluasi Status Hara Tanaman Jagung Melalui Plus One Test, Pengaruh Pengelompokan dan Perlakuan Tinggi Tanaman berbeda nyata pada 4 MST dan 8 MST. Pengaruh perlakuan Ca meningkatkan tinggi tanaman jagung lebih besar dari pada perlakuan yang tanpa Ca, yaitu N, NP, dan NPK. Pertumbuhan 8 MST dapat di lihat pemberian P meningkatkan tinggi tanaman Blok I, sedangkan Blok II pengaruh Ca lebih dominan dalam meningkatkan tinggi tanaman. Selain itu produksi tongkol jagung mengalami peningkatan dalam penambahan hara P pada Blok I dan penambahan Ca pada Blok II. Unsur lain pada pertumbuhan tinggi tanaman memiliki pengaruh yang berbeda nyata, akan tetapi pada produksi tongkol perlakuan NPK, NP tidak berbeda nyata terhadap kontrol. Penambahan unsur hara lengkap tindak berbeda nyata terhadap NPKCaMG, NPKCa, NPK, dan N,P. Ditemukan 6 unsur yang terindikasi mengalami defisiensi hara pada tanaman jagung. Gejala defisiensi Boron ditunjukka oleh daun yang keriting, gejala defisiensi unsur seng (Zn) ditunjukkan oleh klorosis bergaris pada daun muda, dengan tulang daun tetap hijau, Gejala defisiensi unsur besi (Fe) ditunjukkan oleh daun muda mengalami klorosis hijau pucat sampai hijau kekuningan antar tulang daun, gejala defisiensi unsur nitrogen (N) ditunjukkan oleh klorosis pada daun tua dimulai dari bagian tulang tengah daun kearah luar daun dengan bagian pinggir masih hijau membentuk huruf V, gejala defisiensi unsur mangan (Mn) ditunjukkan oleh klorosis memutih antar tulang daun muda dengan tulang daun tetap hijau, dan gejala defisien unsur kalium (K) ditunjukkan oleh daun tua menguning klorosis dimulai dari pinggir daun ke arah tengah seperti huruf V terbalik. Tanaman kelapa sawit yang diamati banyak mengalami defisiensi unsur Kalium (K), yang mana ditandakan dengan adanya bercak berwarna kuning sampai kecoklatan pada helai daun, selain itu ditemui gejala defisiensi Mg ditandakan dengan warna daun tua yang menguning, tetapi tulang daun berwarna hijau, dan hal ini banyak terjadi pada pelepah dan daun yang terkena sinar matahari, gejala defisiensi unsur Boron (B) yang ditunjukan dengan patahnya bagian ujung daun membentuk kait, serta daun yang menggulung dan daun terlihat rapuh, gejala defisiensi Tembaga (Cu) yang ditandai dengan pelepah yang memendek, bagian ujung daun berwarna putih, serta terjadi klorosis kecil di ujung daun, dan gejala defisiensi Besi (Fe) pada satu tanaman yang diamati, warna di sekitar daun kuning terang serta klorosis terutama pada daun muda, tetapi tulang daun tetap hijau. Pada tanaman kelapa, ditemui gejala-gejala defisiensi untuk unsur K, Mg, B, dan Cu. Gejala defisiensi yang ditunjukkan mirip pada gejala defisiensi pada kelapa sawit.