Penyelesaianmasalah

ABSTRAK

Artikel ini ditulis adalah untuk membincangkan mengenai pengetahuan konseptual dan prosedural dalam kalangan pelajar matematik.  Dalam pendidikan matematik, pengetahuan konseptual adalah diperlukan untuk memahami sesuatu konsep asas dan mempelajari konsep berikutnya.  Manakala dalam menyelesaikan masalah matematik pula, pengetahuan prosedural diperlukan untuk mempamerkan langkah-langkah penyelesaian.  Manakala permasalahan pelajar dalam pendidikan matematik sering dikaitkan dengan pengetahuan konseptual dan prosedural pelajar.  Pemasalahan ini bukan sahaja terdapat dalam negara malah menjadi masalah sejagat sebagaimana yang dapat disaksikan oleh keputusan TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study).  Maka melalui artikel ini penulis akan mempamerkan beberapa kajian lepas dalam dan luar negara.  Seterusnya membincangkan perkaitan antara pengetahuan konseptual dan prosedural dalam pendidikan matematik.  Berdasarkan teori dan model yang telah digunakan dalam kajian lepas, penulis akan membincangkan kepentingan pengetahuan konseptual dan prosedural dalam pendidikan matematik.  Diharapkan, pendedahan pemasalahan, kajian lepas dan kepentingan pengetahuan konseptual dan prosedural ini dapat menggalakan kajian yang lebih terperinci dijalankan untuk meningkatkan prestasi pelajar dalam pendidikan matematik.

Kata Kunci : pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, matematik, algebra, penyelesaian masalah.

ABSTRACT

This article is written to discuss the conceptual and procedural knowledge in mathematics among students.  Conceptual knowledge in mathematics education is needed to understand a basic concept before learn a new concept.  While in solving mathematics problems, the procedural knowledge needed to demostrate the steps for the solution.  Problems in mathematics are often associated with the weekness of students conceptual and procedural knowledge.  The problem in mathematics not only occur in this country but become a global problem as can be witnessed by the results of TIMSS.  This article then view some previous studies in and outside the country.  Further the discussion on the relationship between conceptual and procedural knowledge in mathematics.  Based on the theories and models have been used in previous studies, the author discuss the importance of conceptual and procedural knowledge in mathematics education.  Hopefully, the problem exposure, previous studies and the important of conceptual and procedural knowledge can promote a more detail studies carried out in improving students perfomance in mathematics.

Keywords: conceptual knowledge, procedural knowledge, mathematics, algebra, problem solving.

ABSTRAK Kajian ini bertujuan untuk meninjau tahap kefahaman serta pencapaian kemahiran insaniah dalam kalangan siswa guru di IPG Kampus Ilmu Khas, Kuala Lumpur. Peserta kajian terdiri daripada 128 orang siswa guru Semester 3 yang mengikuti 6 bidang pengkhususan iaitu 19 orang siswa guru pengkhususan Pendidikan Khas Masalah Penglihatan, Pendidikan Khas Masalah Pendengaran (39 orang), Pendidikan Muzik (22 orang), Pengkhususan Bahasa Inggeris (3 orang), Pendidikan Jasmani dan Kesihatan (30 orang), dan Pendidikan Seni Visual (15 orang). Kajian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan instrumen soal selidik sebagai rujukan utama. Tujuh aspek kajian telah diuji iaitu sikap dan sahsiah, kemahiran kepimpinan, kemahiran pengurusan maklumat, daya saing, integriti dan kemahiran penyelesaian masalah. Data dianalisis secara deskriptif. Dapatan kajian menunjukkan menunjukkan bahawa 87 orang (68%) siswa guru faham dan jelas manakala lapan orang (6%) lagi menyatakan bahawa mereka langsung tidak faham dengan terhadap kemahiran insaniah yang perlu dilaksanakan semasa berada IPGKIK. Dapatan kajian seterusnya menunjukkan bahawa enam aspek kemahiran insaniah iaitu sikap dan sahiah, kemahiran kepimpinan, kemahiran pengurusan maklumat, kemahiran komunikasi, daya saing dan integriti berada pada tahap sederhana tinggi dengan masing-masing berada pada min 3.82-3.36. Sementara itu kemahiran penyelesaian masalah pula berada pada tahap sederhana rendah dengan catatan min 2.96 (sp=. 51) sahaja. Selain itu kajian juga mendapati bahawa 54 orang (41%) tidak akan memilih IPG sebagai tempat pangajian sekiranya tiada peruntukan elaun disediakan. Pengkaji mencadangkan agar pihak pengurusan memberikan lebih input kepada siswa guru agar mereka lebih memahami kemahiran insaniah, visi dan misi yang perlu dilaksanakan semasa berada di institusi ini serta memahami perbezaan fungsi antara IPG dengan institusi Pendidikan yang lain. Kata kunci: visi, misi, kerjaya keguruan, kemahiran insaniah ABSTRACT The purpose of this study was to find the level of understanding and achievement of student's soft skills among the undergraduate teachers (June 2016 intake) pursuing the Bachelor of Teaching Program at Teacher Education Institute, Ilmu Khas Kuala Lumpur Campus. The respondents of this study were 128 undergraduate teachers who are in the third semester and from 6 majors such as 19 from the Special Education programme (Blind), 39 fom the Special Education (Hearing) followed by 22 from the Music Education, 3 from the English Studies Department, 30 from the Sports and Health Education and 15 from the Visual Arts Education. This study employed quantitative approach using a questionnaire as the main instrument. Seven aspects tested were attitude and personality, leadership skills, information management

Di Indonesia terdapat dua ketentuan hukum yang mengatur mengenai penyelesaian sengketa akad pembiayaan lembaga keuangan mikro yaitu: 1) UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, yang pada dasarnya para pihak diberikan kebebasan untuk menentukan sendiri cara dan proses pemeriksaan sengketa yang mereka kehendaki. 2) UU No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah dirubah menjadi UU No. 50 Tahun 2009 tentang Perubahan kedua atas UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Berlakunya Undang-undang No. 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah dirubah menjadi UU No. 50 Tahun 2009 tentang Perubahan kedua atas UU No. 7  Tahun 1989 merupakan solusi dalam penyelesaian sengketa dibidang ekonomi syari`ah dalam Pasal 49 bahwa: “Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam termasuk dalam bidang ekonomi syariah, sedangkan dalam penjelasan Pasal 49 huruf i mengenai ekonomi syari`ah mencakup 11 kategori yang menjadi cakupan ekonomi syari`ah termasuk lembaga keuangan mikro syari`ah.
Di banyak negara penggunaan mediasi sebagai metode penyelesaian sengketa pada mulanya bersifat sukarela (voluntary). Dalam sengketa perbankan yang berawal dari keluhan nasabah terhadap pelayanan suatu bank yang apabila tidak ditanggapi akan menimbulkan sengketa. Sengketa perbankan juga bisa terjadi karena hubungan kontrak antara bank dengan debitur. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh debitur dalam melakukan mediasi perbankan yaitu debitur melakukan pertemuan dengan pihak bank untuk meminta penjelasan untuk melakukan mediasi apabila telah paham dan mengerti maka debitur dapat mengajukan proses mediasi ke pelaksanaan fungsi mediasi perbankan, debitur mengikuti proses mediasi dengan baik dan menuangkan dalam suatu kesepakatan.
Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penyelesaian sengketa perdata melalui mediasi di luar pengadilan, yaitu para pihak dengan bantuan mediator besertifikat yang berhasil menyelesaikan sengketa di luar pengadilan dengan kesepakatan perdamaian dapat mengajukan kesepakatan perdamaian tersebut ke pengadilan yang berwenang untuk memperoleh akta perdamaian dengan cara mengajukan gugatan. Pengajuan gugatan harus disertai atau dilampiri dengan kesepakatan perdamaian dan dokumendokumen yang membuktikan ada hubungan hukum para pihak dengan objek sengketa. 2. Tata cara penyelesaian sengketa perdata melalui prosedur mediasi di pengadilan dilakukan melalui Tahap Pra Mediasi, Tahap-Tahap Proses Mediasi dan Perdamaian Di Tingkat Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali. Prosedur mediasi di pengadilan didasarkan pada Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 01 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan untuk lebih mendayagunakan mediasi yang terkait dengan proses berperkara di Pengadilan.

This research starts from the problems; how to improve interest and study result of sociology subject in the basic competence of social problems of XI IPS 1 students of SMA N 5 Yogyakarta school year of 2019/2020, The tree technique in solving the problems in the material of social problems success in improving the interest and sociology study result of XI IPS 1 student of SMA N 5 Yogyakarta.This is proven with the improvement of students learning motivation in every cycle. In cycle 1 in the activity of cooperative learning discussion and evaluation is conducted, students groups that get score above 75 are 5 groups (71,42%). This also happens to the cycle 2. In the cooperative learning activity phase, students groups that answer correctly and get score above 75 are 7 groups (100%). The success of cooperative learning model by applying tree technique with problem solving is streghthen with evaluation activity through quiz. It’s proven;(a) stident;s average score wich before hand is 75,74 in cycle 1 improve into 81,67 in cycle 2, (b) students eho master the materials above KKM (Minimum mastery Crietria) which is 75, shivch beforehand is 20 student or 74,07% in cycle 1 improves into 27 students or 100% in cycle 2.