Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

mystus nemurus
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

68
(FIVE YEARS 6)

H-INDEX

10
(FIVE YEARS 0)

2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 93
Author(s):  
Sondang Rosnaria Purba ◽  
Cut Mulyani ◽  
Andika Putriningtias
Keyword(s):  

2020 ◽  
Vol 51 (11) ◽  
pp. 4613-4622
Author(s):  
Sharifah Rahmah ◽  
Roshada Hashim ◽  
Abdel‐Fattah M. El‐Sayed

Author(s):  
Arie Badarullah ◽  
Eka Indah Raharjo ◽  
Rachimi .

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan teh untuk menghilangkan daya rekat pada telur ikan baung dan penetasan telur. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Pontianak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan dengan konsentrasi larutan teh antara lain adalah perlakuan A (kontrol), B (4 gr/L), C (6 gr/L), dan D (8 gr/L). Parameter pengamatan yang dilakukan adalah derajat pembuahan telur (FR), sifat menghilangkan daya rekat telur, daya tetas telur (HR), kelangsungan hidup larva (SR), dan kualitas air. Hasil dari pengamatan menunjukan serbuk teh pada kosentrasi 6 gr/L dapat meningkatkan derajat pembuahan dan penetasan telur serta kelangsungan hidup larva. Hal ini dikarenakan hilangnya lapisan lendir (daya rekat) yang terdapat pada permukaan telur oleh tanin sehingga telur tidak menempel antara telur satu dengan telur lainnya serta tidak menutupi lubang mikrofil sebagai jalannya masuknya oksigen pada telur.


Author(s):  
Eka Yandra ◽  
Usman Muhammad Tang ◽  
Henny Syawal
Keyword(s):  

Hormon tiroksin (T4) mampu membantu mengatur proses metabolisme dan memacu laju pertumbuhan pada ikan. Fotoperiod menjadi salah satu solusi dalam memecah permasalahan pertumbuhan pada ikan nocturnal. Penelitian ini bertujuan untuk mencari dosis hormon Tiroksin (T4) yang efektif untuk meningkatkan pertumbuhan ikan baung (Mystus nemurus) yang dipelihara dengan manipulasi fotoperiod. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Faktorial menggunakan dua faktor dan tiga kali ulangan. Dosis hormon yang diberikan adalah 0, 2, 4 dan 6 mg/kgpakan dengan lama  pencahayaan 0, 12 dan 24 jam/hari. Jenis ikan yang digunakan adalah benih ikan baung berukuran 5,7 cm, berumur 60 hari. Ikan dipelihara dalam keramba yang ditempatkan pada bak kayu dilapisi terpal, berukuran 40 x 60 x 30 cm dengan padat tebar 14 ekor/keramba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Interaksi antara lama penyinaran dan dosis tiroksin (0 jam/hari dan 6 mg/kg pakan) berpengaruh nyata terhadap retensi lemak (91,68±6,54 %) dan glikogen hati (3,27±0,26 µg/mg). Lama penyinaran (0 jam/hari) berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang mutlak (4,30±1,95 cm), pertumbuhan bobot mutlak (4,87±0,44 g), laju pertumbuhan harian (2,22±0,11 %), kelulushidupan (98,21±3,57 %), rasio konversi pakan (1,71±0,07), retensi protein (19,29±2,41 %), retensi lemak (77,71±10,09 %), glikogen otot (4,36±0,38 µg/mg) dan glikogen hati (2,46±0,91 µg/mg). Dosis hormon tiroksin (6 mg/kg pakan) berpengaruh nyata terhadap pertambahan panjang mutlak (4,41±0,13 cm), pertumbuhan bobot mutlak (4,93±0,45 g), laju pertumbuhan harian (2,24±0,11 %), kelulushidupan (97,62±2,38 %), retensi protein (20,28±1,27 %), glikogen otot (4,39±0,36 µg/mg) dan glikogen hati (2,43±0,73 µg/mg).Kata kunci : Hormon tiroksin, photoperiod, pertumbuhan, Mystus nemurus.


DEPIK ◽  
2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 141-150
Author(s):  
Siti Maulida ◽  
Firman M. Nur ◽  
Kartini Eriani ◽  
Zainal Abidin Muchlisin

Sperm cryopreservation is one of the methods in preserving germplasm and avoid the extinction of native fish. The success of this technique requires proper use of protocol because each species needs a different response to certain protocols.  However,  very limited of works have been done in Indonesian fish; Presently, there were only 9 species of freshwater, namely; Channa striata, Chromobotia macracanthus, Barbonymus gonionotus, Mystus nemurus, Osphronemus goramy, Osteochilus hasseltii atau Osteochilus vittatus, Poropontius tawarensis, Rasbora tawarensis, and Tor soro, and one species marine fish Ephinephelus lanceolatus have been successfully developed the cryopreservation protocols.  The objective of this review paper is to summarized and evaluate the best protocol for sperm cryopreservation of above species  The reviewed aspects are including the type of extender and cryoprotectant, freezing process (storage time and temperature), thawing (thawing time and temperature) and observations (including the percentage of motility, viability, abnormality, fertility, and hatching rate).  Keywords: Extender, Cryoprotectant, Freezing, Thawing ABSTRAKKriopreservasi sperma adalah salah satu cara untuk melestarikan plasma nutfah Indonesia sehingga dapat terhindar dari kepunahan. Keberhasilan kriopreservasi sangat tergantung pada protokol yang digunakan, karena setiap spesies memiliki respon yang berbeda terhadap protokol tertentu. Namun sayangnya sangat sedikit penelitian terkait kriopreservasi sperma ikan-ikan asli Indonesia. Sampai saat ini hanya 9 spesies ikan air tawar (Channa striata, Chromobotia macracanthus, Barbonymus gonionotus, Mystus nemurus, Osphronemus goramy, Osteochilus hasseltii atau Osteochilus vittatus, Poropontius tawarensis, Rasbora tawarensis, dan Tor soro) dan satu spesies ikan laut Ephinephelus lanceolatus yang telah tersedia protokol kriopreservasi spermanya. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba merangkum dan mengevaluasi protokol terbaik dalam proses kriopreservasi masing-masing spesies yang tersebut diatas.  Aspek yang direview adalah jenis extender, krioprotektan, proses freezing (lama penyimpanan sperma dan suhu), thawing (lama thawing dan suhu) dan data hasil pengamatan (meliputi persentase motilitas, viabilitas, abnormalitas, fertilitas dan hatching rate.Kata kunci: Extender, Krioprotektan, Freezing, Thawing 


2019 ◽  
Vol 20 (12) ◽  
Author(s):  
Dini Sofarini ◽  
ENDANG YULI HERAWATI ◽  
MOHAMMAD MAHMUDI ◽  
ASUS MAIZAR SURYANTO HERTIKA ◽  
DIANA ARFIATI ◽  
...  

Abstract. Sofarini D, Herawati EY, Mahmudi M, Hertika AMS, Arfiati D, Musa M, Amin M, Supriharyono. 2019. Analysis of stomach content of piscivorous fishes caught in Danau Panggang Peatland, South Kalimantan, Indonesia. Biodiversitas 20: 3788-3793. The purpose of this study was to analyze the stomach content profile of piscivorous fishes caught at the reservaat station and the station without activity as The control station, in the Danau Panggang peatland. Sampling was carried out four times and the index of preponderance stomach content was determined in piscivorous fishes. The results showed there were nine fish species in the reservaat area, including Cryptopterus spp., Pangasius nieuwenhuisii, Chana striata, Anabas testudineus, Pangasius sp., Mastecembelus erythrotaenia, Macrognathus aculeatus, Mystus nigriceps, and Mystus nemurus. Their gut was dominated 89% by Chrysophyta, and 37.5% by Diatom and Navicula. In the area without activity, six species of fish were caught, including Cryptopterus spp, Pangasius nieuwenhuisii, Anabas testudineus, Pangasius sp, Mystus nigriceps, and Mystus nemurus, with 83% of their gut dominated by Diatom. The water temperature was 28.07-33.25º C, brightness (6-115 cm), pH of 4.23-6.97, dissolved oxygen (DO) (1.4-6.5 mg/L) and BOD (7.52-24.92 mg/L) i.e., water quality parameters that tend to be incompatible with the persistence of fishes. These limiting factors of peatland water and extreme conditions led to a limitation at availability of natural food for piscivorous fishes.


2019 ◽  
Vol 1 ◽  
pp. 569-576
Author(s):  
Sukendi Sukendi ◽  
Ridwan Manda Putra ◽  
Benny Heltonika
Keyword(s):  

Tujuan dari kegiatan pengabdin kepada masyarakat ini untuk memberikan ilmu dan teknologi kepada para anggota Kelompok Pembudidaya Ikan Alam Bendungan Desa Sungai Paku, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar dalam menyelesaikan permasalah yang ditemukan selama ini, terutama tentang teknologi budidaya ikan baung di kolam dan keramba. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode ceramah, diskusi dan demonstrasi langsung. Hasil evaluasi perubahan pengetahuan diperoleh 14 orang (70%) telah dapat menyerap materi yang diberikan dengan predikat sangat baik, 3 orang (15%) dapat menyerap materi yang diberikan dengan predikat baik, 2 orang (10%) dapat menyerap materi yang diberikan dengan predikat cukup, dan hanya 1 orang (5%) dapat menyerap materi yang diberikan dengan predikat kurang serta tidak ditemukan peserta yang memperoleh predikat kurang sekali. Hasil evaluasi keterampilan menunjukkan bahwa peserta kegiatan telah dapat mempraktekkan materi yang diberikan terutama tentang pembuatan pakan ikan (pellet) dan cara mengatasi penyakit yang menyerang ikan baung dalam budidaya. Sedangkan hasil evaluasi dampak menunjukkan bahwa kegiatan ini telah dirasakan menfaatnya oleh anggota kelompok tani yang ada, terutama dalam penyediaan pakan ikan (pellet) dan mengatasi ikan yang terserang penyakit dalam budidaya.


Author(s):  
Debby Urabi ◽  
Farida Farida ◽  
Tuti Puji Lestari
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan madu pada pengenceran sperma terhadap motilitas spermatozoa ikan baung. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan campuran larutan madu dan NaCl yang digunakan adalah perlakuan A (0 ml madu dalam 100 ml NaCl), perlakuan B (0,3 ml madu dalam 99,7 ml NaCl), perlakuan C (0,6 ml madu dalam 99,4 ml NaCl) dan perlakuan D (0,9 ml madu dalam 99,1 ml NaCl) Hasil penelitian mengenai penambahan madu dalam pengenceran sperma terhadap motilitas spermatozoa ikan baung memberikan hasil terbaik pada perlakuan D dengan nilai motilitas individu 75,85% dan motilitas massa dengan skor 3-4 (banyak sperma bergerak cepat dan sangat cepat, yang dicirikan dengan adanya pergerakan ditempat dan pergerakan ekor yang cepat).Kata Kunci ; Madu, sperma, motilitas, fertilisasi, Mystus nemurus


2019 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 33
Author(s):  
Haryuni Haryuni ◽  
Anang Najamuddin ◽  
Subhan Abror Alhidayat ◽  
Firlianty Firlianty

This research was conducted to analyze: (1) the composition of Pengilar’s catches on the Sebangau River (2) the parameters of Tapah fish stocks, including size structures and long weight relationship (3) the effectiveness of Pengilar (Pot Trap) fishing gear used in the Sebangau River. This research was conducted in Sebangau River, Sebangau Sub-district, Palangka Raya City, and Limnology Laboratory of Fisheries Department of Palangka Raya University. Based on the research results can be concluded: The composition of fish species caught by using Pengilar (pot trap) fishing gear in Sebangau River during the study of 105 heads consisting of 6 species of fish that is Wallago leeri, Kryptopterus bicirrhis, Anabas testudineus, Mystus nemurus, Pristolepis fasciata, and Helostoma temminckii.  It is assumed that the structure of the Wallago leeri from observation frequency and theoretical frequencies tend to consist of only one age group (cohort). Wallago leeri fish has a constant b with a value of W = 2.789 SL and average of 0.958. The value of b indicates that the Wallago leeri fish in the Sebangau River belong to negative allometrics or long increments faster than weight gain, indicating the state of the skinny fish.  Lc25%  with length of 46,76 cm, Lc75%  with length 63.65 cm, and L50% with length of 55,21 cm. 


Export Citation Format

Share Document