Professional Documents
Culture Documents
Materi IKD 2
Materi IKD 2
: Filosofi keperawatan .
Jenis II
Jenis III
: Teori Keperawatan.
Jenis IV
mother.
Trajectory.
Theory.
pedoman.
3) Generality (Generalitas)
Seberapa luas teori ini mampu menjelaskan
Pengertian
Kepercayaan
Kontrol
Tanggung jawab
Ners:
Pengetahuan
Pengalaman
Etik dan etika
Hak professional
1. Hubungan Ners Klien
1) Karakteristik : hubungan terapeutik
Realisasi diri
2) Karakteristik perawat:
Altruistik
Tanggung jawab
2. Penutup
a. Keperawatan
membutuhkan diberikan oleh Ners yang telah dipersiapkan secara memadai melalui
pendidikan dasar dan pengalaman keperawatan berjenjang sesuai peran dan tanggung
jawab yang diemban oleh tenaga tsb.
b. Sebagai profesi, keperawatan memiliki paradigma yang digunakan sebagai pedoman
dalam kegiatan ilmiah keperawatan dan upaya pengembangan disiplin keperawatan.
Pandangan Teoritis
Teori ini menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri & orang lain
dengan menggunakan dasar hubungan antar manusia (HAM)
Menurut Peplau, Keperawatan adalah proses interpersonal karena melibatkan interaksi
antara dua atau lebih individu dengan tujuan bersama.
Fase-fase Hubungan Interpersonal :
1)
Fase Orientasi ; Perawat dan pasien melakukan kontrak awal untuk menjalin trust, terjadi
proses pengumpulan data
2)
3)
Fase Eksplorasi ; Perawat telah membantu pasien dalam memberikan gambaran kondisi
pasien
4)
Dari skema diatas dapat dijelaskan bagaimana hubungan Perawat - Klien (Relationship) itu terjadi. Pada dasarnya hubungan interpersonal antara perawat dan pasien memiliki
komponen pengaruh yang sama seperti nilai, budaya, dan lain sebagainya. Namun demikian
perlu dipahami bahwa nilai-nilai yang dimiliki oleh perawat jelas berbeda dengan yang
dimiliki oleh pasien. Pandangan perawat selalu mengacu secara etikal dan konsep ilmiah,
sementara pasien melihat masalah dengan menggunakan sudut pandang emikal (keyakinan
tradisional) dan belum pasti rasional adanya. Selain itu pula salah satu komponen dari
perawat adalah memiliki ide-ide, dimana ide tersebut bisa dijadikan alasan ilmiah untuk
meyakinkan pasien agar persepsi yang salah atau kurang tepat dalam upaya kesehatan dapat
dibenarkan.
Pembahasan
Dari berbagai pandangan tersebut diatas member inspirasi yang sangat tepat bagi kami,
mengapa dan bagaimana Peplau mengembangkan model konsep dan teori keperawatan
tentang Hubungan Interpersonal. Konsep ini dijadikan sebagai dasar pengetahuan untuk
memahami permasalahan-permasalahan pasien, membentuk dasar dari sekian banyak
aplikasi metode penelitian, dan lebih penting lagi adalah memberikan kontribusi yang
signifikan pada komunitas keperawatan melalui riset yang telah dilakukan untuk
mengevaluasi, memvalidasi, dan membuat lebih tepat teori hubungan interpersonal.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa hubungan interpersonal yang diawali dengan
komunikasi efektif yang terjadi pada suatu unit kerja seperti dalam bidang keperawatan,
aktivitas interpersonal tersebut senantiasa disertai dengan tujuan yang ingin dicapai. Budaya
hubungan interpersonal dalam konteks pelayanan keperawatan harus dilihat dari berbagai
sisi. Sisi pertama adalah hubungan interpersonal antara perawat manajerial kepada perawat
pelaksana, sisi kedua antara sesama perawat pelaksana, dan sisi ketiga adalah antara perawat
dengan pasien sebagai penerima pelayanan keperawatan, yang masing-masing mempunyai
pola hubungan interpersonal yang bebeda.
Hubungan interpersonal dengan komunikasi efektif merupakan sarana untuk
mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam suatu unit kerja. Menurut Kohler,
ada dua model komunikasi dalam rangka meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan suatu
unut kerja ini. Pertama, komunikasi koordinatif, yaitu proses komunikasi yang berfungsi
untuk menyatukan bagian-bagian (subsistem) unit kerja. Kedua, komunikasi interaktif, ialah
proses pertukaran informasi yang berjalan secara berkesinambungan, pertukaran pendapat
dan sikap yang dipakai sebagai dasar penyesuaian di antara sub-sub sistem dalam unit kerja,
dalam hal ini kualitas pelayanan keperawatan akan tercapai sehingga berimplikasi pada
kinerja perawat itu sendiri. Peningkatan kinerja perawat secara perorangan akan mendorong
kinerja sumber daya manusia keperawatan secara keseluruhan dan memberikan feed back
yang tepat terhadap perubahan perilaku, yang direkflesikan dalam peningkatan kualitas
pelayanan dan memberikan kepuasan pada pasien.
Banyak sudah pandangan yang dibahas oleh Peplau, tetapi masih terdapat
keterbatasan-keterbatasan yang memerlukan kajian dan penelitian lebih lanjutan. Dinamika
dalam keluarga, pertimbangan ruang pribadi dan sumber daya masyarakat serta pelayanan
sosial dianggap kurang, merupakan kererbatasan dalam pemahamanan konsep hubungan
interpersonal ini. Penggunaan teori ini juga sangat terbatas jika diterapkan pada pasien yang
tak sadarkan diri, pikun/tua atau baru lahir, karena dalam situasi demikian hubungan perawat
pasien terkadang hanya satu arah. Disamping itu, pada beberapa daerah model konsep ini
tidak cukup spesifik untuk menghasilkan hipotesis.
Kesimpulan
Model konseptual keperawatan oleh Peplau merupakan suatu bentuk atau cara untuk
memandang situasi dan kondisi hubungan interpersonal melibatkan interaksi perawat dan
pasien didalamnya. Teori ini menggambarkan suatu hubungan pasien perawat, dimana pasien
dan perawat dengan kesadaran akan perasaannya masing-masing sebagai pemberi dan
penerima pelayanan keperawatan, akan tetap terjalin hubungan interpersonal melalui
komunkasi dan keakraban.
Model dan Teori konseptual peplau dapat digunakan untuk mengembangkan skala
tingkah laku dan instrumen empati, juga digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu
rancangan penelitian, terutama untuk mengatahui secara kualitatif seberapa besar pengaruh
komunikasi efektif dalam hubungan ineterpersonal terhadap kepuasan pasien.
Ida Jean Orlando Pelletier lahir pada tanggal 12 Agustus 1926 di New Jersey. Ia telah
aktif berkarir sebagai pelaksana , pendidik, peneliti dan konsultan dalam bidang keperawatan.
Pada awal karirnya ia bekerja sebagai staf keperawatan diberbagai bidang seperti obstetri,
perawatan penyakit dalam dan bedah, serta di ruang emergenci. Ia juga telah menjabat
sebagai suvervisor dan menjabat sebagai asisten dua direktur keperawatan. Ia diterima di
Diploma Keperawatan di New York tahun 1947, medapat gelar Bachelor of Nursing pada
tahun 1951 dari Universitas di Brooklyn New York, Pada tahun 1954 menerima MA di
mental health consultation dari Universitas Colombia. Buku pertamanya yang dipublikasikan
pada tahun 1961dan diprint ulang pada tahun 1990 yaitu hubungan dinamis perawatpasien : fungsi, prinsip dan proses. Ia juga menjabat sebagai pimpinan graduate program
dalam kesehatan mental dan psikiatri nursing di Yale. Orlando juga
aktif dibebagai
spesifik, namun demikian Schmieding (1993) mendapatkan dari tulisan Orlando mengenai
empat area yang ditekuninya :
1. Perawat
Perawat adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi yang didefinisikan
sebagai fungsi profesional keperawatan. Fungsi profesional yaitu membantu mengenali
dan menemukan kebutuhan pasien yang bersifat segera. Itu merupakan tanggung jawab
perawat untuk mengetahui kebutuhan pasien dan membantu memenuhinya. Dalam
teorinya tentang disiplin proses keperawatan mengandung elemen dasar, yaitu perilaku
pasien, reaksi perawat dan tindakan perawatan yang dirancang untuk kebaikan pasien
2. Manusia
Manusia bertindak atau berperilaku secara verbal dan nonverbal, kadang-kadang dalam
situasi tertentu manusia dalam memenuhi kebutuhannya membutuhkan pertolongan, dan
akan mengalami distress jika mereka tidak dapat melakukannya. Hal ini dijadikan dasar
pernyataan bahwa perawat profesional harus berhubungan dengan seseorang yang tidak
dapat menolong dirinya dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Sehat
Orlando tidak medefinisikan tentang sehat, tetapi berasumsi bahwa bebas dari
ketidaknyamanan fisik dan mental dan merasa adekuat dan sejahtera berkontribusi
terhadap sehat. Perasaan adekuat dan sejahtera dalam memenuhi kebutuhannya
berkontribusi terhadap sehat.
4. Lingkungan
Orlando berasumsi bahwa lingkungan merupakan situasi keperawatan yang terjadi ketika
perawat dan pasien berinteraksi, dan keduanya mempersepsikan, berfikit, dan merasakan
dan bertindak dalam situasi yang bersifat segera. Pasien dapat mengalami distress
terhadap
lingkungan
therapeutik
dalam
mencapai
tujuannya,
PERSON B
perawat
perlu
Reaction
ACTION
ACTION
Reaction
Secret
Secret
PERCEPTION
PERCEPTION
THOUGHT
THOUGHT
REACTION
FEELING
FEELING
REACTION
keperawatan dan hal-hal kritis penting dari partisipasi pasien dalam proses keperawatan.
Proses aktual interaksi perawat-pasien sama halnya dengan interaksi antara dua orang .
Ketika perawat menggunakan proses ini untuk mengkomunikasikan reaksinya dalam
merawat pasien, Orlando menyebutnya sebagai nursing procces discipline. Itu merupakan
alat yang dapat perawat gunakan untuk melaksanakan fungsinya dalam merawat pasien.
Orlando menggambarkan model teorinya dengan lima konsep utama yaitu fungsi
perawat profesional, mengenal perilaku pasien, respon internal atau kesegaraan, disiplin
proses keperawatan serta kemajuan.
interaksi total (totally interactive) yang dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi
antara perawat dan pasien dalam hubungan tertentu, perilaku pasien, reaksi perawat
terhadap perilaku tersebut dan tindakan yang harus dilakukan, mengidentifikasi
kebutuhan pasien untuk membantunya serta untuk melakukan tindakan yang tepat.
5. Kemajuan / peningkatan
Peningkatan berari tumbuh lebih, pasien menjadi lebih berguna dan produktif.
D. Disiplin Proses Keperawatan
Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa disiplin proses keperawatan dalam nursing
procces theory dikenal dengan sebutan proses disiplin atau proses keperawatan. Disiplin
proses keperawatan meliputi komunikasi perawat kepada pasiennya yang sifatnya segera,
mengidentifikasi permasalahan klien yang disampaikan kepada perawat, menanyakan
untuk validasi atau perbaikan. (Tomey, 2006 hlm 434). Disiplin proses keperawatan
didasarkan pada proses bagaimana seseorang bertindak. Tujuan dari proses disiplin ketika
digunakan antara perawat dan pasien adalah untuk membantu pemenuhan kebutuhan pasien.
Peningkatan perilaku pasien merupakan indikasi dari pemenuhan kebutuhan sebagai hasil
yang diharapkan.
1. Perilaku Pasien
Disiplin proses keperawatan dilaksanakan sesuai dengan
perilaku pasien yang tidak sesuai dengan permasalahan dapat dianggap sebagai ekpresi
yang membutuhkan pertolongan, ini sangat berarti pada pasien tertentu dalam kondisi
gawat harus dipahami. Orlando menekankan hal ini pada prinsip pertamanya dengan
diketahuinya perilaku pasien , atau tidak diketahuinya yang seharusnya ada hal tersebut
menunjukan pasien membutuhkan suatu bantuan.
Perilaku pasien dapat verbal dan non verbal. Inkonsistensi antara dua perilaku ini dapat
dijadikan faktor kesiapan perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien. Perilaku verbal
yang menunjukan perlunya pertolongan seperti keluhan, permintaan, pertanyaan,
kebutuhan dan lain sebagainya. Sedangkan perilaku nonverbal misalnya heart rate,
edema, aktivitas motorik: senyum, berjalan, menghindar kontak mata dan lain
sebagainya. Walaupun seluruh perilaku pasien dapat menjadi indikasi perlunya bantuan
tetapi jika hal itu tidak dikomunikasikan dapat menimbulkan masalah dalam interaksi
perawat-pasien. Tidak efektifnya perilaku pasien merupakan indikasi dalam memelihara
hubungan perawat-pasien, ketidakakuratan dalam mengidentifikasi kebutuhan pasien
yang diperlukan perawat, atau reaksi negatif pasien terhadap tindakan perawat.
Penyelesaian masalah tidak efektifnya perilaku pasien layak diprioritaskan. Reaksi dan
tindakan perawat harus dirancang
memastikan dan memenuhi kebutuhannya atau mengenal yang tidak dapat dipenuhi oleh
pasien pada waktu itu .
Orlando (1972) menyampaikan 3 kriteria untuk memastikan keberhasilan perawat dalam
mengeksplor dan bereaksi dengan pasien, yaitu ;
a. Perawat harus segera menemui pasien dan konsisten terhadap perilaku verbal dan
nonverbalnya kepada pasien
b. Perawat harus dapat mengkomunikasikannya dengan jelas terhadap apa yang akan
diekspresikannya
c. Perawat harus menanyakan kembali kepada pasien langsung untuk perbaikan atau
klarifikasi.
3. Tindakan Perawat
Setelah memvalidasi dan memperbaiki reaksi perawat terhadap perilaku pasien, perawat
dapat melengkapi proses disiplin dengan tindakan keperawatan, Orlando menyatakan
bahwa apa yang dikatakan dan dilakukan oleh perawat dengan atau untuk kebaikan
pasien adalah merupakan suatu tidakan profesional perawatan. Perawat harus
menentukan tindakan yang sesuai untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien. Prinsip
yang menjadi petunjuk tindakan menurut Orlando yaitu perawat harus mengawali dengan
mengekplorasi untuk memastikan bagaimana mempengaruhi pasien melalui tindakan atau
kata-katanya.
Perawat dapat bertindak dengan dua cara yaitu : tindakan otomatis dan tindakan
terencana. Hanya tindakan terencana
Sedangkan tindakan otomatis dilakukan bila kebutuhan pasien yang mendesak, misalnya
tindakan pemberian obat atas intruksi medis. Dibawah ini merupakan kriteria tindakan
keperawatan yang direncanakan:
perawat dalam
Pada buku pertamanya The dynamic Nurse patien relation ship function,process and
principles of professional nursing practice (1961), Orlando memperkenalkan konsep
dengan jelas.Ia secara konsisten menggunakan terminologi yang sama pada teorinya.
Pada buku keduanya The Discipline and teaching of nursing prosess ; an evaluative
study (1972) Ia menggambarkan kembali proses keperawatan yang berhati-hati adalah
proses keperawatan yang disiplin. Yang lain selain perubahan ini, Orlando secara
konsisten menggunakan kata yang sama untuk komponen prosesnya. Perkembangan dari
teorinya mengharuskan pembaca untuk lebih familiar dengan kedua buku. Meskipun
tulisannya jelas dan ringkas, beberapa kali pengulangan memudahkan pemahaman.
2. Kesederhanaan ( simplicity )
Karena teori Orlando berhubungan dengan sedikit konsep dan hubungan antar masingmasing konsep,maka teorinya sederhana. Teorinya juga dapat dilihat secara sederhana,
sebab ia dapat membuat beberapa pernyataan prediksi dan tidak hanya menggambarkan
dan menjelaskan .kesederhanaan dari teori Orlando menguntungkan pada panggunaan
penelitian.
Walker dan Avant ( 1995) menggunakan teori Orlando sebagai satu contoh dari grand
nursing teori ; meskipun tidak semua grand teori berada pada level abstrak yang
sama.mereka menetapkan bahwa grand nursing teory memberikan pandangan secara
global, tetapi berdasarkan sifatnya yang umum dan keabstrakannya, banyak dari grand
teori tidak dapat diuji pada kondisi sekarang.
3. Keadaan Umum ( Generality )
Orlando mengilustrasikan kontak perawat pasien pada keadaan pasien sadar, dapat
berkomunikasi dan memerlukan pertolongan. Meskipun tidak fokus pada pasien yang
tidak sadar ataupun berkelompok .Aplikasi dari teorinya tetap dapat dikerjakan dengan
mudah. Perilaku non verbal adalah unsur dari perumusannya ,oleh karena itu perawat
dapat fokus pada hal ini untuk menentukan
Pada buku Orlando yang kedua The discipline and Teaching of nursing process ; an
evaluative study (1972), adalah laporan dari proyek penelitiannya untuk menguji
ketepatan rumusan perawatannya. Program pelatihan ini berdasarkan rumusannya sudah
berjalan selama 3 tahun sebelum proyek penelitian dimulai. Perawat dilatih untuk
menggunakan proses keperawatan secara disiplin pada hubungan perawat pasien.
Tujuan dari proyek adalah untuk mengevaluasi keefektifan disiplin proses perawatan
pada kontak perawat di tempat kerja dan keefektifan program pelatihan, keefektifan
ditentukan oleh ada atau tidak hasil yang bermanfaat , yang dinilai oleh 2 penilai dari luar
yang dapat dipercaya .Penilai ini membandingkan antara perilaku awal dari subjek
dengan perilaku akhirnya
5. Konsekuensi untuk diturunkan ( Derivable Consequences)
Teori Orlando tetap efektif dan efisien dalam mencapai hasil yang bernilai
segera
mengeluh nyeri dada sebelah kiri menjalar ke leher, rahang, lengan serta ke
punggung sebelah kiri. Nyeri dirasakan seperti tertekan benda berat. Nyeri
menetap walaupun telah diistirahatkan. Nyeri dirasakan terus menerus lebih
dari 30 menit. Kemudian oleh keluaga dibawa ke UGD RSHS.
Klien sebelumnya belum pernah dirawat atau sakit berat tetapi
memiliki kebiasaan kurang olah raga, riwayat merokok berat 2 bungkus per
hari, klien adalah seorang kepala keluarga dan bekerja sebagai seorang
meneger di salah satu perusahaan.
Hasil pemeriksaan fisik : kesadaran kompos mentis, tekanan darah
140/90 mmHg, Nadi 98 kali/pemit, respirasi 30 kali/menit. Tampak gelisah,
banyak keluar keringat. Hasil pemeriksaan EKG menunjukan adanya ST
elevasi. Hasil Laboratorium terdapat enzim troponin T
mengurangi
ketidaknyamanan
baik
fisik
maupun
psikologis,
perawatan
yang
sudah
dilakukannya.
Semua
itu
dapat
Orlando
identik
dengan
fase
pengkajian
pada
proses
keperawatan.
Pengkajian difokuskan terhadap data-data yang relatif menunjukan
kondisi yang emergenci dan membahayakan bagi kehidupan pasien,
data yang perlu dikaji pada kasus diatas selain nyeri dada yang khas
terhadap adanya gangguan sirkulasi koroner, juga perlu dikaji lebih
jauh adalah bagaimana kharakteristik nyeri dada meliputi apa yang
menjadi faktor
perencanaan dan
akan
kebutuhan
pasien
terhadap
bantuan
serta
Diagnosa keperawatan
Diagnosa
keperawatan
difokuskan
terhadap
masalah
ketidak
pasien
untuk
melakukan
aktivitas
fisik
sendiri,
dengan
merumuskan
tujuan
yang
saling
Adapun
tujuannya
asuhan
yang
diharapkan
keperawatan pada
dalam
Tn X yaitu
memberikan
mampu
menolong dirinya
pasien mampu
otomatis
Persiapkan
pasien
untuk
pelaksanaan
PTCA
sesuai
program terapi.
(5)Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
b) Tindakan terencana
(1)Istirahatkan pasien bed rest sampai kondisi akut teratasi
dan keadaan stabil.
(2)
30 menit atau
sesuai kebutuhan
(4)Observasi perkembangan nyeri : kharakreistik, kwalitas
dan kwantitasnya
(5)
3 Evaluasi
Evaluasi, pada fase tindakan proses disiplin merupakan hal yang tidak
dapat dipisahkan. Tindakan- tindakan yang terencana , setelah tidakan
lengkap
dilaksanakan,
perawat
harus
mengevaluasi
reaksi
perawat
dengan
perilaku
pasien
dalan
disiplin
proses
fungsi
penunjang
tubuh
EKG,
seperti
yang
pemeriksaan
ditunjukan
enzim
roponin
oleh
dan
hasil
lain
sebagainya.
Berbagi pada reaksi perawat dalam disiplin nursing proses adalah
komponen yang sama dengan analisis pada proses keperawatan. Walaupun
reaksi perawat adalah otomatis. Hal ini sedikit berbeda dengan analisa data
pada proses keperawatan dimana seorang perawat untuk mampu melakukan
analisa data perlu menggunakan dasar teori keperawatan dan menggunakan
prinsip dari pengetahuan fisik dan perilaku dan itu harus benar-benar
menjadi dasar dalam menganalisa berbagai tanda dan gejala yang dirasakan
atau ditemukan pada pasien.
Fase perencanaan pada proses keperawatan, sesuai dengan fase
nursing action pada disiplin proses keperawatan. Tujuannya adalah selalu
mengurangi
akan
kebutuhan
pasien
terhadap
bantuan.
Tujuannnya
sehingga
kemungkinan
keberhasilannya
sulit
untuk
diukur
terutama
terhadap masalah yang hanya diketahui oleh perawat tetapi tidak disadari
oleh pasien. Seperti pada contoh kasus Tn X yaitu masalah penurunan
perfusi jaringan pada otot jantung.
Implementasi meliputi seleksi akhir dan pelaksanaan dari tindakan
keperawatan dan ini juga merupakan bagian dari fase tindakan keperawatan
pada proses disiplin Orlando. Kedua proses memerintahkan bahwa tindakan
harus sesuai bagi pasien sebagai individu yang unik. Pada Teori orlando
tindakan keperawatan ada dua macam yaitu tindakan otomatis yang sifatnya
segera dan terencana. Keduanya tidakan tersebut lebih diarahkan terhadap
penanggulangan masalah kperawatan yang bersifat segera dan mengacam
kehidupan pasien dan kurang memperhatikan tindakan-tindakan yang
bersifat promotif atau preventif yang sebenarnya tidakan preventif seperti :
pencegahan serangan ulang dan menghindari faktor resiko adalah penting
bagi pasien yang menderita penyakit jantung seperti yang dialami Tn. X.
Evaluasi, pada fase tindakan proses disiplin merupakan hal yang
tidak dapat dipisahkan. Tindakan- tindakan yang terencana , setelah tidakan
lengkap
dilaksanakan,
perawat
harus
mengevaluasi
keberhasilannya.
Evaluasi pada teori Orlando sudah cukup baik, yang mana evaluasi selalu
dilakukan setelah setiap tindakan keperawatan dilakukan secara lengkap.
KESIMPULAN
Proses
keperawatan
dan
proses
disiplin
Orlando
keduanya
Orlando
hanya
membutuhkan
bahwa
perawat
harus
3)
4)
Perubahan Interdependensi
Ketidakmampuan seseorang untuk mengintergrasikan masing-masing komponen menjadi
satu kesatuan yang utuh.
Contoh : kecemasan berpisah.
Input
Proses kontrol
Efektor
Fs. Fisiologi
Konsep Diri
Fs. Peran
Interdependen
Umpan Balik
Output
Respons :
Adaptif
Maladaptif
Sumber : Tomey and Alligood. 2006. Nursing theoriest, utilization and application. Mosby : Elsevier
2.
Stimulus.
Stimuluis Internal adalah keadaan proses mental dalam tubuh manusia berupa
pengalaman, kemampuan emosional, kepribadian dan Proses stressor biologis (sel
maupun molekul) yang berasal dari dalam tubuh individu.
Stimulus External dapat berupa fisik, kimiawi, maupun psikologis yang diterima individu
sebagai ancaman.
Lebih lanjut stimulus itu dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis stimulus, antara lain:
1) Stimulus Fokal
Stimulus
yang
secara
langsung
dapat
menyebabkan
keadaan
sakit
dan
Tingkat Adaptasi
Tingkat adaptasi merupakan kondisi dari proses hidup yang tergambar dalam 3 (tiga
kategori), yaitu 1) integrasi, 2) kompensasi, dan 3) kompromi. Tingkat adaptasi seseorang
adalah perubahan yang konstan yang terbentuk dari stimulus.
4.
dari koping
dan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
peningkatan
deyut
tekanan darah.
jantung
dan
Pembelajaran inefektive.
Tegang.
Sumber: Julia B.George, RN,PhD (editor) 1995, Nursing Theories, The Base for
Profesional Nursing Practice. 4th. Appleton & lange Norwalk, Connecticut.
2.
Pengkajian Stimulus.
Stimulus yang berpengaruh :
Budaya
Keluarga
Fase perkembangan
Intergritas dari cara-cara
kepercayaan.
: Struktur keluarga, tugas keluarga.
: Usia, jenis kelamin, tugas, keturunan dan faktor keturunan.
: Fisiologis (termasuk patologi penyakit), konsep diri, fungsi
penyesuaian (modes
peran, interdependensi.
Adaptive)
Efektivefitas Kognator
Pertimbangan lingkungan
3. Diagnosa Keperawatan.
Fisiologis Mode
1.
Oksige
6.
nasi.
sensoris.
Nyeri akut.
Hipoksia/syoks.
Nyeri kronis.
Gangguan
Sensori overload.
Potensial injuri.
Kehilangan
ventilasi.
Inadekuat
pertukaran gas.
Inadekuat transport
perawatan diri.
Gas
Gangguan
perfusi
jaringan.
2.
nutrisi.
Malnutrisi.
Mual,muntah.
Anoreksia.
kemampuan
Gangguan persepsi.
Potensial
injuri/
hilang
cairan
elektriolit.
Dehidrasi.
dan
3.
elimina
si.
Edema.
Diare.
Shok hipo/hipervolemik.
Konstipasi.
Kembung.
Ketidakseimbangan
Retensi Urine.
Inkontinensia
basa.
8.
urine.
4.
aktivita
s dan istirahat.
Inadekuat
Penurunan kesadaran.
Defisit memori.
9.
Intolenransi
aktivitas.
Immobilisasi.
Gangguan tidur.
5.
Fungsi Nerologis.
pola
Fungsi endokrin.
Inefektiv
as kulit.
Gatal-gatal.
Kekeringan.
Infeksi.
Dekubitus
Konsep Diri
Pandangan terhadap fisik.
pengembangan
reproduksi.
intergrit
asam
Agresi.
Kehilangan.
Merasa bersalah.
Seksual disfungtion.
Fungsi peran
Interdependensi
Transisi peran.
Kecemasan.
Peran berbeda.
Merasa.
Konflik peran.
Ditinggalkan/isolasi.
Kegagalan peran.
Sumber: Julia B.George, RN,PhD (editor) 1995, Nursing Theories, The Base for
Profesional Nursing Practice. 4th. Appleton & lange Norwalk, Connecticut.
4. Rencana Tindakan
Standar Tindakan Gangguan Fisiologis
Memenuhi kebutuhan Oksigen.
Kriteria:
Istirahat/tidur.
1.
Kriteria
1.
2.
3.
Menyiapkan
slang
nasal
tidak sadar.
dan 2.
masker.
4.
Memberikan
penjelasan
pada 3.
pasien.
Mengatur posisi yg
nyama
pada
pasien.
5.
4.
6.
5.
7.
Kriteria
Kriteria
1.
Menyiapkan
peralatan 1.
3.
Memberikan
penjelasan 3.
pada pasien.
4.
Mencocokan
jenis
cairan/darah/diet makanan
5.
6.
Melakukan
infus/darah/makana
pemasangan
Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologsi
Kriteria
1.
kriteria
1.
sesuai kebutuhan.
Menyiapkan
alat
pemberian 2.
3.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Menyakinkan kepada pasien bahwa dia adalah tetap sebagai individu yang berguna
bagi keluarga dan msayarakat.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Perawat dan keluarga selalu memberikan pujian atas sikap pasien yang dilakukan
secara benar dalam perawatan.
8.
Perawat dan keluarga selalu bersikap halus dan meneriman jika ada sikap yang
negatif dari klein.
2.
3.
4.
5. Evaluasi:
Proses keperawatan diselesaikan/dilengkapi dengan fase evaluasi. PerilakuTujuan
dibandingkan dengan respon-respon perilaku yang dihasilkan, dan bagaimana pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperaweatan didasarkan
pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang ditetapkan. Perawat memperbaiki tujuan dan
intervensi setelah hasil evaluasi ditetapkan.
1.
Stressor
Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan berpotensial
untuk menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi stressor sebagai berikut :
1) Stressor intrapersonal : terjadi dalam diri individu/keluarga dan berhubungan dengan
lingkungan internal (misalnya : respons autoimmune)
2) Stressor interpersonal : terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih yang memiliki
pengaruh pada system, (misalnya : ekspektasi peran)
3) Stressor ekstrapersonal : terjadi diluar lingkup sistem atau individu/keluarga dari pada
stressor interpersonal, (misalnya : sosial politik).
2.
3.
Tingkatan pencegahan
1) Pencegahan primer : terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi :
promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Strateginya mencakup :
immunisasi, pendidikan kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup.
2) Pencegahan sekunder, meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari
stressor.
3) Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem pasien
secara optimal. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.
4.
Sistem pasien
Model Sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka dan dinamis.
Pasien sebagai sistem bisa individu, keluarga, kelompok, komunitas atau sosial issue.
Pasien sebagai suatu sistem memberikan arti bahwa adanya keterkaitan antar aspek yang
terdapat dalam sistem tersebut.
5.
Struktur dasar
Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar yang biasa
terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik, seperti genetik.
6.
Intervensi
Merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh, meningkatkan dan
memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tertier.
7.
Rekonstitusi
Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi yang terjadi
berkaitan dengan tingkat reaksi terhadap stressor.
Keperawatan bekerja dengan klien bukan untuk untuk klien. Ini meliputi proses
keperawatan dengan menunjukkan bahwa perawat memperhatikan manusia secara
keseluruhan, tidak cukup satu aspek, satu masalah, atau terbatas pada pemenuhan
kebutuhannya saja.
1) Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan
Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara langsung
memiliki hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan. Model
konseptualnya memberikan arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut.
Model keperawatan Rogers menunjukkan betapa uniknya realita profesi keperawatan.
Peneliti yang memiliki asumsi dan pemahaman seperti konsep Martha E Rogers akan
menemukan mendapatkan pandangan yang jelas tentang seperti apakah sesungguhnya
bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha E Roger menunjukkan
bahwa kebutuhan kritis dalam keperawatan adalah merupakan dasar pengetahuan
dalam aktifitas penelitian keperawatan.
2) Hubungan Teori Martha E. Rogers dengan Pendidikan Keperawatan
Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program
undergraduated dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini adalah di
lakukannya sebagai refleksi terhadap evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan.
Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan untuk keperawatan bahwa keperawatan
adalah profesi yang di pelajari, unik serta memiliki batang tubuh pengetahuan, maka
ia sangat menganjurkan bagi perawat untuk menempuh pendidikan dalam
keperawatan.
3) Hubungan teori keperawatan Martha E. Rogers dengan Praktik Keperawatan
Martha E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya
sangat mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986)
mencatat ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya
berdasar pada konsep teori yang di kemukakan Martha E Rogers,yaiyu :
C. Fenomena Keperawatan
1. Gambaras Kasus
Dalam salah satu kegiatan kami di masyarakat, kami menghadapi suatu keluarga yaitu
pasangan yang baru menikah dengan usia yang sangat muda (keduanya 18 tahun).
Mereka telah menikah selama 3 bulan, dan pasangan tersebut sudah menghadapi banyak
stres.Mereka tinggal bertiga bersama ibu dari pihak suami. Sang ibu merasa bahwa ibu
mertua terlalu menguasai dan mencampuri urusan keluarganya. Saat ini si ibu muda
sedang hamil 12 minggu, sementara sang suami belum mempunyai pekerjaan yang dapat
diharapkan untuk membiayai keluarga. Bersama ibu mertua, untuk membantu keuangan
keluarga, setiap hari si ibu membuat kue basah yang dititipkan di warung.
2. Analisis Kasus
1)
Stressor
Kondisi yang membawa stres extrapersonal adalah :
Kondisi pengangguran dari suami sehingga sumber keuangan mereka tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Kondisi yang membawa stres interpersonal adalah :
Harapan ibu terhadap suami sebagai pencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
keluarga tidak terpenuhi sehingga kondisi ini menimbulkan stres interpersonal.
3)
Tingkatan Pencegahan
a. Pencegahan Primer :
Kami mencoba untuk mendidik keluarga mereka pada pentingnya memiliki
nutrisi yang baik.
Kami menyarankan beberapa pilihan makanan murah tapi bergizi.
Kami juga mencoba memberi saran terhadap pekerjaan alternatif yang
mungkin tidak akan membahayakan kesehatan pada bayi yang belum lahir.
b. Pencegahan Sekunder :
Kami
menyarankan
agar
ibu
melakukan
pre-natal
check-up,
dan
telah belajar untuk menanam dan makan makanan bergizi seperti buah-buahan dan
sayuran.
Suami mulai bekerja sebagai operator produksi di pabrik terdekat, sehingga istrinya
dapat beristirahat dari pekerjaan lamanya.
Sebelum tugas kami dimasyarakat berakhir, kami melakukan pencegahan tersier:
Mendukung dan memuji perubahan perilaku positif yang oleh pasangan.
Kami juga memberi penguatan terhadap atribut positif dari keluarga, seperti keteguhan
iman mereka kepada Allah, dan pengabdian yang kuat diantara mereka satu sama lain.
Selama perjalanan kariernya ia telah bekerja sebagai staf perawat, perawat tugas
pribadi, pendidik, administrasi keperawatan dan sebagai konsultan (1970). Tahun 1958-1959
sebagai konsultan di Departemen kesehatan pada bagian pendidikan kesejahteraan dan
berpartisipasi pada proyek pelatihan keperawatan. Tahun 1959 konsep perawatan Orem
dipublikasikan pertama kali. Tahun 1965 Orem bergabung dengan Universitas Katolik di
Amerika membentuk model teori keperawatan komunitas. Tahun 1968 membentuk kelompok
konferensi perkembangan keperawatan, yang menghasilkan kerja sama tentang perawatan
dan disiplin keperawatan. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa. Tahun 1980
mendapat gelar penghargaan dari alumni Universitas Katolik Amerika tentang teori
keperawatan. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan tentang perawatan diri
sendiri dan dipulikasikan dalam keperawatan (Concept of Pratice tahun 1971). Tahun 1980
mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang edisi pertama diperluas pada keluarga,
kelompok dan masyarakat. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi tentang
tiga teori, yaitu : Theory self care, theory self care deficit, theory system keperawatan.
Dorothea E. Orem meninggal pada 22 Juni 2007 di kediamannya di Savannah, USA.
Orem meninggal pada umur 93 tahun. Dunia keperawatan telah kehilangan seorang ahli dan
dianggap sebagai orang terpenting serta memiliki wawasan yang sangat luas di bidang
keperawatan. Dalam bidang keperawatan dapat dikatakan bahwa ahli Keperawatan dari
Amerika, Dorothea E Orem, termasuk salah seorang yang terpenting diantara orang yang
mengembangkan pandangan dalam bidang Keperawatan.
Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal
tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul Nursing Conceps of Practice Self
Care. Model ini pada awalnya berfokus pada individu kemudian edisi kedua tahun 1980
dikembangkan pada multipersons units (keluarga, kelompok dan komunitas) dan pada edisi
ketiga sebagai lanjutan dari tiga hubungan konstruksi teori yang meliputi : teori self care,
teori self care deficit dan teori nursing system. Keperawatan mandiri (self care) menurut
Orems adalah : Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu
itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraannya sesuai keadaan, baik sehat maupun sakit (Orems 1980). Pada dasarnya
diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka
mempunyai hak untuk mendapatkan kebutuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.
Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus mempertahankan self
care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.
2. Sehat
Kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self care yang berperan untuk
mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.
3. Lingkungan
Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self care dan perawat
termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
4. Keperawatan
Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu
individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care yang
mencakup, integritas struktural, fungsi dan perkembangan
Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orems mengembangkan konsep
modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
3. Konsep Utama
1. Universal Self-Care Requisites
Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan diri atau kebebasan
merawat diri dimana harus memiliki kemampuan untuk mengenal, memvalidasi dan
proses dalam memvalidasi mengenai anatomi dan fisiologi manusia yang berintegrasi
dalam lingkaran kehidupan. Dibawah ini terdapat 8 teori self care secara umum yaitu :
a. Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara
b. Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan
c. Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan
d.
kehidupan. Tiga hal yang berhubungan dengan tingkat perkembangan perawatan diri
adalah:
a. Situasi yang mendukung perkembangan perawatan diri
b. Terlibat dalam pengembangan diri
c. Mencegah atau mengatasi dampak dari situasi individu dan situasi kehidupan yang
mungkin mempengaruhi perkembangan manusia.
3. Health deviation self-care requisites
Istilah perawatan diri ditujukan kepada orang-orang yang sakit atau trauma, yang
mengalami gangguan patologi, termasuk ketidakmampuan dan penyandang cacat juga
yang berada sedang dirawat dan menjalani terapi. Adanya gangguan kesehatan terjadi
sepanjang waktu sehingga mempengaruhi
a. Perawat harus mampu mengidentifikasi faktor pada pasien dan lingkunganya yang
mengarah pada gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia
b. Perawat harus mampu melakukan pemilihan alat dan bahan yang bisa dipakai untuk
memenuhi kebutuhan dasar pasien, memanfaatkan segala sumberdaya yang ada
disekitar pasien untuk memberikan pelyenana pemenuhan kebutuhan dasar pasien
semaksimal mungkin.
5. Self Care Agency
Pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara holistik hanya dapat dilakukan pada perawat
yang memiliki kemampuan komprehensif, memahami konsep dasar manusia dan
perkembangan manusia baik secara holistik
6. Agent
Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien
adalah perawat dengan keahlian dan ketrampilan yang berkompeten dan memiliki
kewenangan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik.
7. Dependent Care Agent
Dependent care agency merupakan perawat profesional yang memiliki tanggung jawab
dan tanggung gugat dalam upaya perawatan pemenuhan kebutuhan dasar pasien
termasuk pasien dalam derajat kesehatan yang masih baik atau masih mampu atau
sebagain memenuhi kebutuhan dasar pada pasien. Pemberian kebutuhan dasar tetap
menekankan pada kemandirian pasien sesuai dengan tingkat kemampuannya. Perawatan
yang diberikan bisa bersifat promoting, prevensi dan lain-lain
8. Self Care Deficit
Perawat membantu pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya, utamanya
pada pasien yang dalam perawatan total care. Perawatan yang dilakukan biasanya kuratif
dan rehabilitatif. Pemenuhan kebutuhan pasien hampir semunay tergantung pada
pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh tim tenaga kesehatan utamanya perawat.
9. Nursing Agency
Perawat harus mampu meningkatkan dan mengembangkan kemampuanya secara terus
menerus untuk bisa memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik
sehingga mereka mampu membuktikan dirinya bahwa mereka adalah perawat yang
berkompeten untuk bisa memberika pelayanan profesional untuk memenuhi kebutuhan
dasar pasien. Beberapa ktrempilan selain psikomotor yang juga harus dikuasai perawat
adala komunikasi terapetik, ketrampilan intrapersonal, pemberdayaan sumberdaya di
sekitar lingkungan perawat dan pasien untuk bisa memberikan pelayanan yang
profesional.
10. Nursing Design
Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan asuhan keperawatan yang
bisa memenuhi kebutuhan dasar pasien secara holistik adalah perawata yang profesioanl,
mampu berfikir kritis, memiliki dan menjalankan standar kerja dll.
11. Sistem Keperawatan
Merupakan serangkaian tindakan praktik keperawatan yang dilakukan pada satu waktu
untuk kordinasi dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien untuk mengetahui
dan memenuhi komponen kebutuhan perawatan diri klien yang therapeutic dan untuk
melindungi serta mengetahui perkembangan perawatan diri klien
4. Asumsi Dasar
Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori keperawatan terkait
kebutuhan dasar manusia :
1. Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana pemenuhannya dipengaruhi dari
faktor dari dalam pasien ataupun dari lingkungan
2. Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam pemenuhan
kebutuhan dasarnya
3. Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa memberikan pelayanan
pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara profesional
a. Sistem personal
Adalah individu atau pasien yang dilihat sebagai sistem terbuka, mampu berinteraksi,
mengubah energi, dan informasi dengan lingkungannya. Sistem personal dapat dipahami
dengan memperhatikan konsep berinteraksi yaitu: persepsi, diri, tumbang, waktu, ruang,
dan jarak
b. Sistem interpersonal
Adalah dua atau lebih individu atau grup yang berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami
dengan melihat lebih jauh konsep tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress,
koping.
c. Sistem sosial
Merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatan lingkungan. Ada beberapa
hal yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan.
Asumsi King
1.
Asumsi Eksplisit meliputi :
1) Focus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan lingkungannya, dengan
tujuan untuk kesehatan manusia
2) Individu adalah mahluk sosial, mengirim, rasional, reaksi, penerimaan, control,
berorientasi pada kegiatan waktu.
3) Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai pasien serta
perawat.
4) Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi, berpartisipasi
dalam membuat keputusan yng mempengaruhi kehidupannya.
5) Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi kepada
individu tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka mengambil keputusan.
6) Tujuan pemberi dan penerima pelayanan kesehatan mungkin tidak sama.
2.
Ny D telah mengikuti pembedahan dengan baik kecuali satu hal dia belum mampu
mengosongkan kandung kemihnya. Dia masih merasakan nyeri dan mual post operasi.
Hal itu mengharuskan dia untuk menggunakan kateter intermitten di rumah.
Ny D sangat sedih. Dia menunjukkan perhatian yang sangat besar terhadap masa
depannya dan kedua anaknya. Dia percaya bahwa penyakit ini adalah sebuah hukuman
akibat masa lalunya.
2. Pengkajian dan analisa fenomena
Pada model konseptual system King, Ny D sebagai konsep personal system yang
saling berinteraksi dengan system lain. Banyak hal yang saling mempengaruhi
perilaku dan kesehatannya. Diagnosa dari servikal kanker kelas V dan pengobatan
berikutnya,
keduanya
merupakan
stressor
utama
juga
berpengaruh
untuk
untuk melakukan pengkajian kembali, berfikir kritis, dan perjanjian antara perawat dan
pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Ann Marriner Tomey, Martha Raile Alligood. 2006. Nursing Theorists and Their Work. Six Ed.
Mosby. USA
Fear, and Hope. 13 November 2008.http://w w w .thirds pac e.ca/ journal /art icle /view Fil e/w
al l/183
Fitzpatrick,Joyce J (1989), Conceptual Models of Nursing : Analysis and Application, Second
Ed, Appleton & Lange, California
George, J.B, 1990, Nursing Theories ; The Base For Professional Nursing Practice, Appleton &
Lange, Connecticut
George. (1995). Nursing Theories (The Base for Profesional Nursing Practice), Fourth Edition.
USA : Appleton & Lange.
http://www.sandiego.edu/ACADEMICS/nursing/theory/midrange/midrange.htm
http://www.sandiego.edu/acamics/nursing/theory/Orlando
Kaiser,
Leland
R.
What
is
self
transcendence.
08
November
2008.
http://www.kaiser.net/seriesdetail.cfm?article_id=457
Kozier, B, et al. (1995). Fundamental of nursing concepts, process and practice (fifth edition).
California : Eddison Wasley Publishing Company.
Leininger, M and McFarland, M.R, 2002, Transcultural Nursing ; Concepts, Theories, Research
and Practice, McGraw-Hill Companies, USA
Marriner-Tomey & Alligood (2006). Nursing theorists and their works. 6th Ed.St.Louis:
Mosby Elsevier, Inc
McKenna H.P. (1997). Nursing Models and Theories. 18 November 2008.
Reed, P.G, Shearer, N.C., & Nicoll, L. H. (2004). Perspectives on nursing theory. 4th Ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Saur, Wilhelmus. 2002. "Self-Transcendence", Sebuah Pencarian Keotentikan Diri. 8 November
2008.
Tomey and Alligood. Nursing theoriest, utilization and application. Mosby : Elsevier. 2006.
. Nursing theorists and their work. Sixth edition. Mosby : Elsevier. 2006.
.(2006). Nursing Theorists and Their work. 6
.(1998). Nursing Theorist and Their Work, 4th edition, Mosby-Year Book, Inc,
Missouri