Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Ipi5511 PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Jurnal llmu Pertanian Indonesia, Desember 2011, him.

179-184
ISSN 0853-4217

Vol. 16 No.3

PROFIL PROTEIN TOTAL, ALBUMIN DAN GLOBULIN PADA AYAM


BROILER YANG DIBERI KUNYIT, BAWANG PUTIH DAN Zinc(Zn)
(PROFILE OF TOTAL PROTEIN, ALBUMIN, AND GLOBULIN ON BROILLER WERE
GIVEN TURMERIC, GARLIC, AND ZN}
Sus Derthi Widhyari 1*>, Anita Esfandiari 1 >, Herlina 2 >

ABSTRACT
The objective of this experiment was to study the effectiveness of turmeric, garlic and zinc
supplementation on protein, albumin and globulin concentration of broiler. One hundred DOC were divided into
five treatments, four replications, consist of five chicks in each replicate. The treatments were RO (basal diet as
a control), R1 (RO + 1,5% turmeric powder +2,5 % garlic powder), R2 (RO + 2,5% garlic powder + 120 ppm
zinc), R3 (RO +1,5% turmeric powder+ 120ppm zinc) and R4 (RO +1,5 turmeric powder+ 2,5% garlic powder
+ 120 ppm zinc). The diet contain 23,5% crude protein and 3215 kcal metabolizable energy. Blood samples
were taken from axillary veins at the three and six weeks of age. The results showed that total protein and
globulin concentration at 6 weeks slightly higher than 3 weeks old chicks but not significantly different
(P>0.05). Albumin concentration were highest on R3 treatment. Total protein and globulin concentration was
highest on the R2 treatment. In conclusion, the supplementation of garlic (2.5%) and ZnO (120 ppm) showed
the best combination to improve immune response in broiler.
Keywords: Protein, albumin, globulin, turmeric, garlic, broiler.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian kunyit, bawang putih, dan mineral Zinc Oxide
{ZnO) terhadap kadar protein total, albumin dan globulin pada ayam broiler. Seratus ekor ayam berumur satu
hari {DOC) dibagi ke dalam lima kelompok perlakuan, dengan empat kali ulangan dan masing-masing ulangan
terdiri dari lima ekor. Pengelompokan terdiri dari RO (Pakan basal /kontrol); R1 (Pakan basal + bawang putih
2,5% + kunyit 1,5 %), R2 ( Pakan basal + bawang putih 2,5% + ZnO 120 ppm), R3
(Pakan basal + kunyit
1,5% + ZnO 120 ppm), R4 (Pakan basal + bawang putih 2,5% + kunyit 1,5 %+ ZnO 120 ppm). Pakan
diformulasi mengandung 23.5 % protein kasar (PK) dan metabolisme energi (ME) 3215.04 kcal/kg. Sampel
darah diambil melalui vena axillaris pada saat ayam berumur 3 dan 6 minggu. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kadar protein total pada umur 6 minggu cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan umur 3 minggu,
walaupun tidak berbeda nyata (P>0.05). Kadar albumin tertinggi dijumpai pada kelompok kombinasi kunyit dan
Zn (R3), sedangkan kadar protein total dan globulin tertinggi dijumpai pada kelompok kombinasi bawang putih
dan Zn (R2). Dapat disimpulkan bahwa suplementasi bawang putih 2,5% dengan ZnO 120 ppm merupakan
kombinasi terbaik dan diduga mampu meningkatkan respons imunitas pada ayam broiler.
Kata kunci: Protein, albumin, globulin, bawang putih, bawang merah, ayam satu hari.

PENDAHULUAN
Ayam pedaging (broiler) merupakan salah satu
sumber protein yang cukup potensial untuk
dikembangkan. Pemeliharaan dalam waktu yang
singkat dan berat karkas yang dihasilkan jauh lebih
baik dibandingkan dengan ayam lokal. Namun ayam
broiler sangat rentan terhadap penyakit dan mudah
Dep. Klinik, Reproduksi dan Patologi Fakultas Kedokteran
Hewan, Institut Pertanian Bogor.
Z) Dokter Hewan Praktisi.
* Penulis Korespondensi: susderthi@yahoo.co.id
l)

mengalami stres. Dampak dari kejadian penyakit


adalah rendahnya produksi serta berkurangnya
sumber protein yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Munculnya berbagai kasus penyakit serta pemberian
senyawa kimia atau antibiotik dan mahalnya biaya
pengobatan, maka diperlukan usaha alternatif yang
mampu mengatasi masalah tersebut.
Penggunaan antibiotik beberapa tahun terakhir
mengalami kendala karena munculnya berbagai
masalah seperti residu antibiotik dalam karkas dan
meningkatnya resistensi terhadap antibiotik. Oleh
karena itu diperlukan alternatif lain yang mampu
mengatasi masalah tersebut dan aman bagi

180 Vol. 16 No. 3

konsumen.
Bebagai
usaha
dilakukan
untuk
meningkatkan sumber pendapatan di dalam industri
perunggasan, diantaranya melalui
pencegahan
penyakit atau penggunaan terapi yang relatif aman
bagi konsumen. Salah satu alternatif yang saat ini
dikembangkan adalah penggunaan bahan-bahan
alami seperti herbal. Penggunaan herbal di dunia
peternakan memberikan manfaat ekonomis karena
relatif murah, mudah diperoleh dan aman serta
mampu berfungsi sebagai pengganti antibiotik alami.
Herbal kunyit maupun baw~ng putih telah dikenal
cukup lama sebagai tanaman rempah dan dapat
digunakan sebagai obat.
Efek farmakologis kunyit adalah meningkatkan
kekebalan
tubuh,
antiinflamasi,
antimikroba,
antioksidan, antidota, mencegah sekresi asam
lambung yang berlebih, mengurangi peristaltik usus
dan desinfektan (Winarto 2003). Bawang putih
merupakan tanaman musiman yang dimanfaatkan
sebagai bumbu masakan maupun sebagai obat.
Manfaat
bawang
putih
adalah
antibakteri,
antioksidan,
imunostimulan
dan
antilipidemia
(Anonimus 1997). Zink (Zn) merupakan mikromineral
yang sangat penting bagi tubuh, mineral ini tidak
dapat dikonversi dari Zn juga berperan dalam proses
penyembuhan luka, meningkatkan respon imunitas
dan meningkatkan laju pertumbuhan (Linder 1992).
Penelitian menggunakan bawang putih, kunyit
maupun mineral Zn secara tunggal sudah ba~ya~
dilakukan, akan tetapi pemberian secara kombmas1
belum pernah dilaporkan. Hasil penelitian m1
diharapkan mampu meningkatkan status kesehatan
ayam agar lebih baik, sehingga mampu menekan
kejadian penyakit. Status kesehatan dapat dilihat
dari berbagai aspek, salah satunya adalah melihat
kadar protein (Walker eta!., 1990). Protein plasma
berfungsi menjaga tekanan osmotik, sebagai sumber
asam amino bagi jaringan,transportasi nutrisi ke sel
dan hasil buangan ke organ sekresi, dan menjaga
keseimbangan asam basa tubuh (buffer) (Frandson
1992). Protein yang terdapat dalam plasma terdiri
dari albumin, globulin dan fibrinogen (Guyton dan
Hall 1997). Albumin memiliki kemampuan untuk
mengikat berbagai ligand dan bertanggung jawab
pada 80% tekanan osmotik (Walker et a!., 1990).
Globulin berkaitan dengan sistem imunitas tubuh
(Kaneko eta!., 1997). Oleh karena itu hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberi informasi tentang efek
pemberian kunyit, bawang putih), dan mineral Zn
pengaruhnya terhadap kadar protein total, albumin
dan globulin pada ayam broiler. Selain itu hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat memecahkan
masalah untuk meningkatkan sistem imunitas
sehingga kejadian penyakit dapat ditekan dan juga

J.IImu Pert. Indonesia

mampu berperan sebagai terapi sehingga produk


yang dihasilkan aman bagi konsumen.

Jo

pic:

o.:
un

o.;

BAHAN DAN METODE

pre

me:
Penelitian ini dilakukan di kandang B Fakultas
Peternakan IPB. Pembuatan serbuk herbal dilakukan
di Laboratorium Balai Besar Pasca Panen, Cimanggu
Bogar, dan analisis darah dilakukan di laboratorium
Patologi Klinik Departemen Klinik, Reproduksi dan
Patologi FKH-IPB. Sebanyak 100 ekor ayam broiler
berumur satu hari (day old chick). strain Ross 1
Super Jumbo 747 yang diproduksi oleh PT. Cibadak
Indah Sari Farm Sukabumi, digunakan dalam
penelitian ini. Ayam dibagi secara acak ke dalam
5 perlakuan, 4 ulangan sehingga masing-masing
ulangan terdiri dari 5 ekor yang ditempatkan dalam
kandang berukuran 1 x 1 m2 Kelima perlakuan
adalah RO (Pakan basal sebagai kontrol); Rl (Pakan
basal + bawang putih 2,5% + kunyit 1,5 %),
R2 (Pakan basal + bawang putih 2,5%+
ZnO 120 ppm), R3 (Pakan basal + kunyit 1,5%+
ZnO 120 ppm), R4 (Pakan basal + bawang putih
2,5%+kunyit 1,5%+Zn0 120 ppm).
Komposisi ransum terdiri dari jagung (51%),
dedak halus (3%), bungkil kedele (26,3%), tepung
ikan (12% ), minyak (5,5% ), tepung kapus ( 1%), dan
premix (0,5%) dengan kandungan protein dan
energy
ransum
masing-masing
23,5%
dan
3215,04 kkal/kg. Bawang putih maupun kunyit
diberikan dalam bentuk serbuk dan dicampur
kedalam pakan basal. Air minum diberikan secara ad
libitum. Penelitian dilakukan selama 6 minggu, mulai
ayam berumur 1 hari (doc).
Parameter yang diamati meliputi protein total,
albumin dan globulin di dalam plasma darah.
Pengambilan sampel darah dilakukan pada saat ayam
berumur 3 dan 6 minggu, Sampel darah diambil
sebanyak 3 cc menggunakan spoit yang berisi
antikoagulan EDTA melalui vena axillaris, kemudian
plasma
dipisahkan
untuk
dilakukan
analisa
selanjutnya. Analisis protein total dan albumin
menggunakan alat spektrofotometer. Data yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analisis
Ragam (Analysis of Variance/ANOVA), dan jika
terdapat perbedaan dilanjutkan dengan Uji Wilayah
Berganda Duncan (Duncan's Multiple Range Test).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kadar protein total, albumin dan globulin dapat
dilihat pada gambar 1, 2, dan 3. Kadar protein total

(K<

s.;
ter
R2
pu
be
Ali:
ne
ke1
201
let
di~

Ga1

dar
me
(Su
yar
Ba\

gUJ

tub

(re,

(Ka
opt
kar
hat

per
me1
de
asa
ber
me1
dale
pro

J.IImu Pert. Indonesia 181

Vol. 16 No.3
plasma pada ayam umur 3 minggu adalah ( 4.05
0.10) sampai (4.45 0.57) g/dl, sedangkan pada
umur 6 minggu adalah (4.55 0.25) sampai (4.93
0.25) g/dl. Hasil penelitian menunjukkan kadar
protein total plasma pada semua kelompok perlakuan
masih berada dalam kisaran normal, yaitu 4.83 g/dl
(Kaneko et a( 1997) atau berkisar antara 4.0 5.2 g/dl (Swenson 1984). Kadar protein total plasma
tertinggi diperlihatkan oleh kelompok perlakuan
R2 (kombinasi bawang putih dengan ZnO). Bawang
putih mengandung komponen aktif alisin yang
berperan sebagai antimikrobial dan antiinflamasi.
Alisin mampu melawan infeksi oleh bakteri gram
negatif maupun positif dan mampu mencegah
kerusakan pada usus halus (Rabinowitch dan Currah
2002) sehingga proses absorbsi protein dari usus
lebih optimal. Peningkatan protein total juga
dipengaruhi oleh status nutrisi (Kaneko eta/./ 1997).

-ro

6
5

]j i;. 3

~~ 2
ro
TI

1
Q

I I li']
4

RO

'h

"umur 3 minggu
~ umur 6 minggu

_,,1',_

R1

R2

R3

R4

Perlakuan ran sum

Gambar 1. Kadar protein total plasma pada ayam


broiler umur 3 dan 6 minggu yang diberi
perlakuan ransum.

Pemberian serbuk bawang putih dalam ransum


dapat menurunkan koloni bakteri S. typhimurium dan
meningkatkan konversi ransum pada ayam pedaging
(Suharti 2004), sehingga intake protein meningkat
yang diikuti dengan peningkatan protein total plasma.
Bawang
putih
mengandung
komponen
aktif
gurwitchrays yang merangsang pertumbuhan sel
tubuh
dan
mempunyai
daya
peremajaan
(rejuvenating effect) pada semua fungsi tubuh
(Karossi eta/., 1993) termasuk hati. Fungsi hati yang
optimal akan diikuti oleh peningkatan protein plasma
karena sebagian besar protein plasma disintesis di
hati.
Penambahan Zn dalam ransum memberikan
pengaruh terhadap kadar protein total plasma. Zn
mengaktifkan berbagai enzim yang berhubungan
dengan metabolisme termasuk sintesis protein dan
asam amino (Linder 1992). Selain itu Zn juga
berperan dalam menjaga fungsi pankreas yang akan
mensekresikan enzim protease yang dibutuhkan
dalam saluran pencernaan untuk metabolisme
protein. Meningkatnya sekresi enzim protease dan

aktivitas enzim yang berkaitan dengan metabolisme


protein menyebabkan laju metabolisme protein di
hati meningkat sehingga kadar protein total plasma
meningkat. Suplementasi Zn memberikan perbaikan
kimiawi darah termasuk peningkatan protein total
plasma pada kambing (Widhyari 2005) serta
meningkatkan konversi pakan termasuk protein pada
ayam broiler (Kiasing 2002; Ali eta/./ 2003).

"'umur 3 minggu

umur 6 n1inggu
0

RO

R1

R2

R3

R4

Perlakuan ransum

Gambar 2. Kadar albumin plasma pada ayam broiler


umur 3 dan 6 minggu yang diberi
perlakuan ransum.

Kelompok perlakuan R3 juga memperlihatkan


protein total yang sedikit lebih tinggi. Kelompok
perlakuan R3 mengandung kunyit di dalam
ransumnya. Kunyit memiliki komponen aktif kurkumin
yang memiliki efek farmakologis. Kurkumin mampu
meningkatkan sekresi mucin yang berperan sebagai
gastroprotektan dan memiliki aktivitas sebagai anti
ulser. Kurkumin berperan melindungi aktivitas sel
hepatosit, meningkatkan sekresi enzim pankreas
yang
berperan
dalam
metabolisme
protein,
antiinflamasi, antibakteri, antiprotozoa, dan antiviral
(Chattopadhyay et a!., 2004). Hal ini diduga dapat
meningkatkan aktivitas traktus gastrointestinal dan
hati dalam absorbsi dan metabolisme pakan termasuk
protein sehingga kadar protein total plasma
meningkat. Minyak atsiri dan kurkumin dapat
meningkatkan relaksasi usus, sehingga pakan lebih
lama di usus pada ayam broiler (Damayanti 2005).
Hal ini akan mengakibatkan absorbsi pakan lebih
optimal sehingga protein plasma meningkat. Kadar
protein total plasma meningkat seiring dengan
bertambahnya umur (Kaneko eta/., 1997).
Gambaran protein total plasma pada kelima
kelompok perlakuan memperlihatkan terjadinya
peningkatan kadar protein total plasma pada umur
6 minggu dibandingkan dengan 3 minggu, walaupun
peningkatannya tidak berbeda nyata. Hal 1n1
disebabkan oleh meningkatnya kandungan protein
tubuh akibat intake protein yang meningkat dan
semakin optimalnya kerja fungsi organ untuk
metabolisme protein.

J.IImu Pert. Indonesia

182 Vol. 16 No. 3

Vol.

""

c
:5
.Q

.a umur J minggu

0,

;;;

""''m11r 6 minog11

"'

:L

RO

R1

R2

R'l

R4

Perlal\uan ronsum

Gambar 2.

Kadar globulin plasma pada ayam broiler


umur 3 dan 6 . minggu yang diberi
perlakuan ransum.

Kadar albumin ayam umur 3 minggu pada


kelompok perlakuan R3 (kombinasi kunyit dengan
ZnO) nyata lebih tinggi (P<0.05) dibanding kelompok
kontrol (RO). Sedangkan kadar albumin pada umur
6 minggu tidak berbeda secara signifikan antar waktu
pengamatan (P>0.05). Pada umur 3 minggu kadar
albumin pada kelompok perlakuan R3 sekitar 1.45
0.17 g/dl sedangkan kelompok kontrol (RO) sekitar
1.25 0.06 g/dl, Kadar albumin normal pada ayam
antara 1.6- 2.0 g/dl (Swenson 1984).
Pigmen kurkumin yang terkandung di dalam
kunyit bekerja sebagai antiinflamasi (Mills dan Bone
2000).
Kurkumin
juga
berperan
sebagai
gastroprotektan dan melindungi sel hepatosit dari
senyawa - senyawa yang dapat merusak sel hepatosit
karbon
tetraklorida
dan
peroksida
seperti
(Chattopadhyay 2004). Aktivitas kurkumin tersebut
diharapkan dapat mencegah proses peradangan pada
gastrointestinal dan hati. Albumin sepenuhnya
disintesis di hati (Murray et a!., 2003). Fungsi hati
yang optimal akan meningkatkan sintesis protein
sehingga kadar albumin juga meningkat. Manfaat lain
dari kurkumin menurut Chattopadhyay (2004) adalah
sebagai antibakteri, antifungi, antiprotozoa, antiviral,
dan meningkatkan aktivitas pankreas dalam sekresi
enzim tripsin dan kimotripsin. Enzim tripsin dan
kimotripsin berperan dalam proses metabolisme
protein. Peningkatan sekresi kedua enzim tersebut
akan meningkatkan proses katabolisme protein
sehingga kadar albumin meningkat.Pengaruh Zn
terhadap metabolisme protein akan memberikan
pengaruh terhadap kadar albumin plasma.
Pemberian Zn dalam ransum memberikan efek
pemanfaatan nutrisi yang lebih efisien karena Zn
mampu
meningkatkan
konversi
ransum
dan
meperbaiki laju metabolisme terutama protein.
Peningkatan metabolisme protein akan diikuti oleh
meningkatnya kadar protein plasma termasuk
albumin. Penurunan kadar albumin akan memberikan
efek yang besar pada protein total plasma.Hasil

penelitian menunjukkan kadar albumin plasma pada


semua kelompok perlakuan lebih rendah dari kisaran
normal. Protein plasma pada ayam lebih didominasi
oleh globulin (Kaneko eta/ 1997). Penurunan kadar
albumin di bawah kisaran normal kemungkinan
disebabkan oleh kadar globulin yang tinggi atau
adanya gangguan pada gastrointestinal dan hati serta
intake protein yang berkurang sehingga produksi
albumin berkurang.
Kadar globulin plasma pada ayam umur 3 dan
6
minggu
cenderung
menunjukkan
adanya
perbedaan untuk setiap kelompok perlakuan ransum
walaupun secara statistik tidak berbeda nyata
(P>0.05). Kadar globulin pada umur 3 minggu adalah
(2.78 0.32) sampai (3.18 0.52) g/dl, sedangkan
pada umur 6 minggu adalah (3.33 0.29) sampai
(3.65 0.31). Kadar globulin normal pada ayam
sekitar 2.86 g/dl (Kaneko et a/ 1997) atau berkisar
antara 2.3 - 3.3 g/dl (Swenson 1984). Kelompok yang
menunjukkan kadar globulin tertinggi adalah
kelompok perlakuan R2. Hal ini terkait dengan
penambahan bawang putih dan ZnO di dalam
ransum.
Alisin yang terkandung di dalam bawang putih
berperan sebagai imunostimulan. Penambahan
serbuk bawang putih dalam ransum dapat
meningkatkan gammaglobulin pada ayam broiler
(Suharti 2004). Bawang putih juga mengandung
senyawa aktif scordinin yang berperan dalam
meningkatkan daya tahan tubuh (Anonimus 1997).
Penambahan Zn dalam ransum mampu memberikan
pengaruh terhadap fungsi imunitas. Suplementasi Zn
dapat meningkatkan kapasitas fagositosis pada
kambing
(Widhyari,
2005). Zn juga dapat
meningkatkan aktivitas sellimfoid (Pond eta/., 2005).
Peningkatan aktivitas sel limfoid akan menyebabkan
peningkatan konsentrasi komponen - komponen yang
terkait dengan sistem imun termasuk globulin.
Defisiensi Zn dapat menurunkan persentase sel
CD90+ di dalam darah dan limpa yang akan disertai
dengan penurunan sel T (Hosea eta/., 2003). Sel T
pembantu merupakan pengatur utama bagi seluruh
fungsi imun dengan cara membentuk serangkaian
mediator protein yang disebut limfokin (Guyton dan
Hall, 1997). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kadar globulin pada semua kelompok perlakuan
masih dalam kisaran normal, bahkan pada umur 6
minggu memperlihatkan kadar globulin sedikit diatas
normal. Hal ini diduga sebagai akibat peningkatan
aktivitas sel limfoid dalam memproduksi globulin
untuk meningkatkan imunitas sebagai pertahanan
tubuh.

lebi~

3 mi
pade
kunv
total
broil'
2.So;,

3 me

Pend
mel a

Anon

Ali S.

Chatt

Dame

Frand

Girind

Guyto

J.llmu Pert. Indonesia 183

Vol. 16 No.3

KESIMPULAN
Kadar protein plasma ayam broiler cenderung
lebih tinggi pada umur 6 minggu dibanding umur
3 minggu. Kadar albumin plasma lebih tinggi dijumpai
pada ayam broiler yang diberi pakan mengandung
kunyit 1.5% dan mineral ZnO 120 ppm. Kadar protein
total dan globulin tertinggi dijumpai pada ayam
broiler yang diberi pakan 01engandung bawang putih
2.5% dan mineral ZnO 120 ppm pada umur
3 maupun 6 minggu.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penelitian ini didanai oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
melalui Hibah Bersaing XI Tahun 2007-2008.

DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 1997. Bawang Putih Dataran Rendah.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Ali S.A., Sayed M.A.M., EI-Wafa S.A., Abdallah A.G.
2003. Performance and Immune Response of
Broiler Chicks as Affected by Methionine and
Zinc
or
Commercial
Zinc-methionine
Supplementation. Egyptian Poultry Science
Journal 23 (3): 523-540.

editor. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.


Terjemahan dari: Textbook of Medical
Phisiology.
Hosea H.J., Rector E.S., Taylor C.G. 2003. Zincdeficient Hats Have Fewer Recent Thymic
Emigrant (CD90+) T lymphocytes in Spleen and
Blood. Nutrition Immunology Journal 133 (12):
4239-4242.
Kaneko J.J., Harvey J.W., Bruss M.L. 1997. Clinical
Biochemistry of Domestic Animals. 5th edition.
New York: Academic Press Inc.
Karossi A.T., Hanafi M., Sutedja L. 1993. Isolation
and Antibacterial Test of Garlic Oil. J of App.
Chem. 3 (2): 49 - 53.
Klasing K.C. 2002. Comparative Avian Nutrition.
London: CAB International.
Linder M.C. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme.
A Parakkasi, penerjemah. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia. Terjemahan
dari:
Nutritional Biochemistry and Metabolism.
Mills S., Bone K. 2000. Principles and Practice of
Phytotherapy. Toronto: Chrurchill Livingstone.
Murray R.K., Granner D.K., Mayes P.A., Rodwell V. W.
2003. Biokimia Harper. Edisi 25. A Hartono,
penerjemah; AP Bani dan TMN Sikumbang,
editor. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Terjemahan dari: Harper's Boichemistry.
Pond W.G., Church D.C., Pond K.R., Schoknecht P.A.
2005. Basic Animal Nutrition and Feeding. 5th
edition. United States of America: Wiley.

Chattopadhyay 1., Biswas K., Bandyopadhyay U.,


Bnerjee R.K. 2004. Turmerik and Curcumin:
Biological Action and Medicinal Applications.
Current Science 87 (1):44-53.

Robinowitch H.D., Currah L. 2002. Allium Crop


Science: Recent Advances. United Kingdom:
CABI Publishing.

Damayanti D. 2005. Pengaruh Penembahan Kunyit


(Curcuma domestica Val.) atau Temulawak
(Curcuma xanthorhiza Roxb) dalam Ransum
Terhadap Persentase Karkas dan Potongan
Karkas Komersial Brolier [skripsi]. Bogar:
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogar.

Suharti S. 2004. Kajian Antibakteri Temulawak, Jahe


dan Bawang Putih Terhadap Bakteri Samonel/a
Typhimurium serta Pengaruh Bawang Putih
Terhadap Performans dan Respon Imun Ayam
Pedaging [tesis]. Bog or: Sekolah Pascasarjana,
Institut Pertanian Bogar.

Frandson R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak.


Edisi 4. B Srigandono dan K Praseno,
penerjemah.
Yogyakarta:
Gadjah
Mada
University Press.

Swenson M.J. 1984. Duke's Physiology of Domestic


Animals.
lOth edition.
London:
Cornell
University Press.

Girindra A. 1989. Biokimia Patologi. Bogar: Pusat


Antar Universitas Ilmu Hayati IPB.
Guyton A.C., Hall J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi 9. I Setiawan, LMAKA
Tengadi, A Santoso, penerjemah; I Setiawan,

Walker H.K., Hall W.D., Hurst J.W., Butterworths.


1990. Clinical Methods: The History, Physical
and
Laboratory
Examination.
http://www.ncb.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?rid
=cm.chapter.3167. [4 Maret 2008].

--------

184 Vol. 16 No. 3

Widhyari S.D. 2005. Patofisiologi Sekitar Partus Pada


Kambing Peranakan Etawah: Kajian Peran
Suplementasi
Zincim Terhadap
Respons
Imunitas dan Produktivitas [disertasi]. Boger:
Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Boger.
Winarto W.P. 2003. Khasiat dan Manfaat Kunyit.
Jakarta: Agromedia Pustaka.

J.IImu Pert. Indonesia

You might also like