6828 13360 1 SM
6828 13360 1 SM
6828 13360 1 SM
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil pengumpulan data
sekunder
yang
dilakukan
secara
retrospektif di Bagian Radiologi FK
UNSRAT/SMF Radiologi BLU RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou pada penderita
nefrolitiasis yang dilakukan pemeriksaan
ultrasonografi selama periode 1 Januari
30 juni 2014 ditemukan 105 kasus dan
didapatkan hasil sebagai berikut:
Perempuan
39
37,1
Laki Laki
66
62,9
Jumlah
105
100
< 25 Tahun
1,9
26 35 Tahun
4,8
36 45 Tahun
11
10,5
46 55 Tahun
26
24,8
56 65 Tahun
38
36,2
> 65 Tahun
23
21,9
Jumlah
105
100
Dextra
34
32,4
Sinistra
32
30,5
Bilateral
39
37,1
Jumlah
105
100
Komplikasi CKD
Ada
41
39,0
Tidak ada
64
61,0
Jumlah
105
100
Ada
Tidak ada
Jumlah
20
85
105
19,0
81,0
100
BAHASAN
Pada penelitian ini ditemukans
ebanyak 105 kasus penderita nefrolitiasis
yang
melakukan
pemeriksaan
Ultrasonografi di Bagian Radiologi FK
UNSRAT/SMF Radiologi BLU RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1
Januari 30 Juni 2014.
Letak batu
BerdasarkanJenisKelamin
Didapatkan penderita terbanyak pada
laki laki yaitu 66 orang (62,9%),
sedangkan pada perempuan sebanyak 39
orang (37,1%). Penelitian Aries Alpendri di
RS Dr. Sardjito juga menemukan dari 59
penderita batu ginjal, terdapat 32 laki-laki
dan 27 perempuan. 5Penelitian ini sesuai
dengan kepustakaan yang menyatakankan
bahwa batu ginjal lebih banyak diderita
269
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di Bagian Radiologi FK
UNSRAT/SMF Radiologi BLU RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1
Januari 30 Juni 2014 mengenai gambaran
Ultrasonografi
ginjal
padapenderitan
efrolitiasis, dapat disimpulkan bahwa:
1. Penderitan efrolitiasis lebih banyak
sering terjadi pada laki laki (62,9%).
2. Penderitan efrolitiasis terbanyak pada
kelompok umur 56 65 tahun (36,2%).
3. Penderitan efrolitiasis berdasarkan letak
batu yaitu nefrolitiasis bilateral (37,1%).
4. Penderitan
efrolitiasis
dengan
komplikasi CKD yaitu sebanyak
(39,0%).
5. Penderitan
efrolitiasis
dengan
komplikasi
Hidronefrosis
yaitu
sebanyak (19,0%).
DAFTAR PUSTAKA
1. Suharjo JB, CahyonoB. Manajemen batu
ginjal. Medical Review. 2010;23(1):2935.
2. Muslim R. Batu Saluran Kemih Suatu
Problema Gaya Hidup dan Pola Makan
serta
Analisis
Ekonomi
pada
Pengobatannya. Semarang; Badan
Penerbit
Universitas
Diponegoro
Semarang., 2007. P.8-11.
3. Romero V, Akpinar H, Assimos DG.
Kidney stones: a global picture of
prevalence, insidence, and associated
risk factors. 2010;12(2/3):86-96.
4. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan
RI.Jakarta: Riset Kesehatan Dasar.
2013.
5. Alpendri A, Danarto HR. Stone
composition pattern of kidney stone.
Indonesian Journal of Urology.
2013;20(1):34-6.
6. Tondok MEB, Monoarfa A, Limpeleh H.
Angka kejadian batu ginjal di RSUP
Prof. DR. R. D. Kandou Manado
periode Januari 2010 Desember 2012.
2014 Feb [cited 2015 Jan 27].
Available
from:
http://download.portalgaruda.org/articl
e.php?article=146291&val=1001.
7. Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. 3rd ed.
Jakarta:
Perpustakaan
Nasional
Republik Indonesia; 2003.
8. Lina N. Faktor-faktor risiko kejadian batu
saluran kemih pada laki-laki (studi
kasus di RS dr. kariadi, rs roemani dan
rsi sultan agung semarang [thesis].
Semarang: Magister Epidemiologi
Program Pasca
Sarjana Universitas Diponegoro; 2008.
9. Sjamsuhidajat RI. Saluran kemih dan alat
kelamin lelaki. In: Umbas R, editor.
Buku Ajar Ilmu Bedah. 3rd ed. Jakarta:
EGC; 2004. p. 871-9.
SARAN
Masyarakat
sebaiknya
lebih
memperhatikan dan merubah gaya hidup
untuk mencegah terbentuknya batu pada
ginjal, khususnya untuk kelompok yang
rentan dan juga penanganan sebaiknya
dilakukan sedini mungkin untuk mencegah
terjadinya komplikasi yang lebih berat di
kemudian hari.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan
kepada dr. Elvi Loho, SpRad, Dr. Ainun
Aschorijanto, Sp.U dan dr. Damajanty H.
C. Pangemanan, M.Kes, AIFM selaku
penguji skripsi serta kepada semua pihak
baik yang secara langsung maupun tidak
langsung telah menumbahkan ide dan
gagasan bagi penulis sehingga dapat
menyelesaikan artikel ini.
271