1960 6678 1 PB
1960 6678 1 PB
1960 6678 1 PB
Heni Hendaryati
ABSTRACT
Amid strong currents of globalization and the energy crisis such as rising fuel prices
that hit the worlds sugar industry claimed to be more competitive to face increasingly
fierce competition. Under these conditions, suppress the dissipation of energy and
attention on energy conservation becomes an important thing to do. Source of energy for
the process of sugar production in sugar mills Kebon Agung Malang generated from the
boiler in the form of steam. The plant operates using 2 pieces of boiler, Boiler Yoshimine H-
2700 with a capacity of 80 tons / hour and Boiler Yoshimine H-3500 with a capacity of 100
tons / hour. This study aims to determine the efficiency of boilers used and assess
energy conservation in the boiler. During this study, the boiler is in operation with fuel
bagasse (bagasse). Data is collected by recording directly from the control panel. Data is
taken every hour for 24 hours a day, the study was conducted for 30 days. Research shows
the average thermal efficiency by the heat balance method for the Boiler Yoshimine H-2700
was 74.8% and Boiler Yoshimine H-3500 was 73.9%. Sankey Diagrams Based on the amount
of heat entering the steam boiler for the second kettle is 1713.194 kcal / kg. Heat lost to
Boiler Yoshimine H-2700 is 425.915 kcal / kg, so the heat is used is 1287.279 kcal / kg.
While the heat lost to Boiler Yoshimine H-3500 is 445.653 kcal / kg, so the heat is used is
1267.541 kcal / kg.
tahun 2009 memproduksi gula sebanyak digunakan dan mengkaji konservasi energi
930.000 kwintal dari suplai tebu sebanyak pada ketel uap.
12.600.000 kwintal, produk sampingan
berupa tetes tebu sebanyak 540.000 kwintal Neraca Panas
dan blothong 675.000 kwintal serta bagasse Proses pembakaran dalam ketel uap
3.500.000 kwintal, memerlukan bahan bakar dapat digambarkan dalam bentuk diagram
bagasse 3.500.000 kwintal dan minyak bakar alir energy atau diagram Sankey. Gambar 1
1.300.000 liter(Kebonagung,2009). Sumber menggambarkan secara grafis tentang
energi untuk proses produksi gula dihasilkan bagaimana energi masuk dari bahan bakar
dari ketel uap dalam bentuk uap panas. Pabrik diubah menjadi aliran energi dengan berbagai
ini beroperasi menggunakan 2 buah ketel uap kegunaan dan menjadi aliran kehilangan
dengan kapasitas 80 ton/jam dan 100 ton/ panas dan energi.
jam. Kinerja ketel uap, seperti efisiensi Neraca panas merupakan
dan rasio penguapan, dipengaruhi oleh keseimbangan energi total yang masuk
buruknya pembakaran, buruknya kualitas ketel uap terhadap yang meninggalkan ketel
bahan bakar dan kualitas air, kotornya uap dalam bentuk yang berbeda. Tujuan dari
permukaan penukar panas serta buruknya pengkajian energi mengurangi kehilangan
operasi dan pemeliharaan (Unep,2006). energi yang dapat dihindari, dengan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan efisiensi energy (Unep,2006).
menentukan efisiensi ketel uap yang
Gambar 1. Diagram Sankey Ketel Uap (sumber : Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia-
www.energyefficiencyasia.org)
Pada gambar 1. panah tebal merupakan energi yang dihasilkan dari
menunjukkan jumlah energi yang dikandung proses pembakaran bahan bakar dan
dalam aliran masing-masing serta proses penguapan yang terjadi pada ketel.
memberikan gambaran berbagai kehilangan
yang terjadi pada ketel uap. Energi yang METODE PENELITIAN
masuk ketel uap merupakan energi yang Penelitian ini dilakukan di Pabrik Gula
berasal dari bahan bakar, ada beberapa Kebonagung Malang. Waktu Pelaksaan
energi yang hilang selama proses penelitian pada saat musim giling 2011 hingga
pembakaran bahan bakar terjadi seperti memasuki musim giling 2012. Sementara
terlihat pada beberapa gambar panah peralatan penelitian yang digunakan untuk
berwarna oranye, biru, hijau dan kuning, pengambilan data pada penelitian ini terdiri
sedangkan jumlah uap yang keluar dari :Ketel Uap,
Heni Hendaryati. Analisis Efisiensi Termal Pada Ketel Uap Di Pabrik Gula Kebonagung Malang 149
Versi online / URL :
Heni Hendaryati http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/issue/view/239/showToc
PG Kebonagung menggunakan 2 unit 51.780 kg/jam untuk ketel uap Ketel Uap
ketel uap Produksi Yoshimine CO.LTD. Yoshimine H-3500.
Osaka Japan yaitu Ketel Uap Yoshimine H- Instrumen pengukuran berupa Kontrol
2700 dengan kapasitas 80 ton/jam, dan Ketel Panel, masing-masing ketel uap dipantau dan
Uap Yoshimine H-3500 dengan kapasitas dikendalikan dari kontrol panel di ruang
100 ton/jam dengan karakteristik yang sama kontrol panel stasiun ketel.
pada kedua ketel uap yaitu :Tekanan Uap Lembar kerja, mengacu pada metode
Disain 24 kg/cm2G, Tekanan Uap Kerja yang dikeluarkan Yoshimine CO.LTD , dan
Normal 20 kg/cm2G, Steam Temperature UNEP namun disesuaikan dengan topik
Outlet 325 10 oC, Feed water Temperature penelitian ini
80 oC, Temperatur Udara Minimum 25 oC,
Boiler efficiency at bagasse firing 80 %, Instalasi Penelitian
Boiler efficiency at oil firing 85 %,
Komsumsi Bahan Bakar Bagasse 34.632 kg/ Instalasi penelitian yang digunakan
jam untuk Ketel Uap Yoshimine H- 2700 dan pada penelitian ini terlihat seperti skema pada
gambar 2
Alat ukur pada ketel uap ditempatkan dilanjutkan dengan pencatatan data
pada tempat yang akan diukur besarannya kinerja dari masing-masing ketel uap. Data
dan dihubungkan dengan kontrol panel agar dicatat dengan pengamatan langsung dari
bisa dibaca. kontrol panel. Pencatatan data kinerja ketel
uap dilakukan setiap jam selama 24 jam.
Metode Pengambilan data
Diawali dengan pra-reasearch untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mendapatkan informasi dan data dari ketel Berdasarkan hasil kinerja ketel uap
uap yang ada di PG Kebonagung, harian terlihat ketel uap yang ada di Pabrik
Gula Kebonagung masih dapat beroperasi kalor yang digunakan untuk menguapkan air
dengan baik dan stabil, hal ini telihat dari lebih sedikit, sehingga masih terjadi
tekanan uap kerja dengan nilai (20,33 pemborosan bahan bakar ampas tebu.
21,43) kg/cm2 untuk Ketel uap Yoshimine Dari perhitungan dengan metode
H-2700 dan ( 20,48 20,84 ) kg/cm2 untuk keseimbangan panas diperoleh efisiensi
Ketel Uap Yoshimine H-3500 sedangkan termal dari Ketel uap Yoshimine H-2700
temperatur uap yang dihasilkan menunjukkan adalah 74,8 % dan Ketel Uap Yoshimine
kondisi yang masih stabil 303,86 oC untuk H-3500 adalah 73,99 %. Nilai efisiensi termal
Ketel uap Yoshimine H-2700 dan 287,33oC ini lebih rendah dari nilai yang ideal (80
untuk Ketel Uap Yoshimine H-3500, masih %, (Yoshimine 2000)). Penurunan nilai
sesuai dengan kondisi perencanaan desain efisiensi ini disebabkan banyak panas yang
ketel dari Yoshimine CO.LTD. Osaka Japan hilang, hal ini mempengaruhi jumlah panas
Berdasarkan hasil penelitian dan yang dapat digunakan dalam proses
perhitungan dapat diketahui nilai kalor dari selanjutnya.
bahan bakar ampas tebu (bagasse) yang Berdasarkan hasil perhitungan dan
digunakan sebagai bahan bakar ketel uap diagram Sankey pada Gambar 3 dan Gambar
adalah 1713,194 Kkal/kg, nilai ini lebih kecil 4 terdapat kerugian kalor yang cukup besar .
dari nilai bakar ampas tebu yang ideal ( 4250 Kehilangan Panas terbesar dikarenakan
Kkal/kg (Hugot,1986)), hal ini disebabkan kadar air dalam bahan bakar yang masih
kandungan air dalam ampas tebu masih tinggi tinggi yaitu 9,82 % untuk Ketel Uap
(52,49 %). Ampas tebu dengan kandungan Yoshimine H-2700 dan 9,85 % untuk Ketel
air yang tinggi mengakibatkan jumlah Uap Yoshimine H-3500 , kondisi ini
kalor dalam ampas menurun, menyebabkan kerugian panas tinggi karena
kondisi ini mengakibatkan jumlah bahan panas digunakan juga untuk menguapkan
bakar ampas tebu pada proses pembakaran kadar air dalam bahan bakar selama
dalam ketel masih cukup tinggi namun jumlah proses pembakaran terjadi.
Heni Hendaryati. Analisis Efisiensi Termal Pada Ketel Uap Di Pabrik Gula Kebonagung Malang 151
Versi online / URL :
Heni Hendaryati http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/issue/view/239/showToc
PG Kebonagung.2009. Laporan
pelaksanaan giling dan produksi, PG
Kebonagung Malang.
Heni Hendaryati. Analisis Efisiensi Termal Pada Ketel Uap Di Pabrik Gula Kebonagung Malang 153