Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Ketamin

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Vol. 1, No.

1, Juli 2012 VetMedika J Klin Vet

Profil Tekanan Intra Okuler Penggunaan Kombinasi


Ketamin-Xylazin dan Ketamin Midazolam pada Kelinci
The Profil of Intraocular Pressure Using Combination
Ketamine-Xylazine and Ketamine-Midazolam
In Rabbit (Oryctolagus Cuniculus)

Ira Sari Yudaniayanti1, Daud Yusuf2, Herman Setyono3, M. Zainal Arifin1,


Benjamin Chr. Tehupuring4, Handayani Tjitro1
1 2 3
Departemen Klinik Veteriner, Sarjana Kedokteran Hewan, Departemen Produksi Ternak,
4
Departemen Anatomi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga,
jalan Mulyorejo Kampus C Unair Surabaya, Telepon : 031-5927832;
e-mail : irasari.vet@gmail.com

The purpose of this study was to find out the effect of combining anesthesia
ketamine-xylazine and ketamine-midazolam to intraocular pressure in male using
Schiotz tenometer. This helps in providing information on the safety of the medicine to
rabbits. This study used 14 male rabbits (Oryctolagus cuniculus) age of 5-6 months and
body weight of 1,3-2 kg were randomly divided into two treatments using Complete
Random Block Design. First treatment (P1), the rabbits were injected with atropine (0,05
mg/kg BW) and the combination of ketamine anesthesia (25 mg/kg BW) and xylazine (3
mg/kg BW). Second treatment (P2), the rabbits were injected with atropine (0,05 mg/kg
BW) and the combination of ketamine anesthesia (25 mg/kg BW) and midazolam
(2mg/kg BW). The measurements of intraocular pressure performed in minute 0, 15, 30,
and 45 to each rabbit using tonometer Schiotz. The result showed that the Intraocular
Pressure have no significant difference between the two treatments (p>0,05). However,
it did showed significantly influences within the interval 0 to 45 minutes. The conclusion
that the ketamine-xylazine combination was safer than ketamine-midazolam combination
for giving anesthesia to rabbits.

Key Words: Anesthesia, ketamine, xylazine, midazolam, intraocular pressure.

PENDAHULUAN pemakaian ketamin HCl antara lain tingkat


Penggunaan hewan coba dalam keamanan yang relatif tinggi, interval dosis
penelitian biomedis, akhir-akhir ini semakin efektif yang luas dan teknik pemberian yang
banyak dilakukan. Kelinci adalah salah satu mudah. Salah satu efek negatif yang
hewan percobaan yang sering dipakai ditimbulkan oleh ketamin adalah
dalam suatu penelitian. Terkadang pada meningkatkan tekanan arterial yang akan
suatu penelitian dilakukan tindakan operatif menyebabkan peningkatan tekanan intra
terhadap hewan coba, sehingga perlu okuler (TIO). Hall dan Clarke (1991)
dilakukan tindakan anestesi (Smith dan melaporkan bahwa level tekanan darah
Blackwell, 2005). Pemilihan obat yang akan setelah pemberian ketamin HCl pada anjing
digunakan untuk anestesi perlu diperhatikan tidak lebih rendah dibandingkan saat
sebelum dilakukan operasi. Pemilihan obat sebelum pemberian, bahkan tachycardia
anestesi yang tepat dan cara pemberian dan peningkatan tekanan arterial sering
yang benar akan meminimalkan efek terjadi. Akibat meningkatnya tekanan arterial
samping yang tidak diinginkan terhadap ini akan menyebabkan peningkatan tekanan
sistem tubuh (Gan, 1987). intraokuler. TIO yang melebihi batas
Pemakaian ketamin HCl untuk anestesi normal akan meningkatkan resiko terjadinya
umum pada bedah veteriner sering glaukoma dan hal ini dapat menyebabkan
digunakan pada hampir semua jenis hewan terjadinya kebutaan. Hal yang perlu
(Hall dan Clarke, 1991). Pertimbangan dilakukan untuk menghindari efek negatif

VetMedika J Klin Vet 33


yang dapat ditimbulkan, ketamin HCl sering tekanan bola mata menggunakan tonometer
dikombinasikan dengan obat-obat lain Schiotz.
seperti xylazin, diazepam, levopromazine,
medetomidine, fentanyl, butharphenol,
promazine dan acepromazine (Sektiari dan METODE PENELITIAN
PENELITIAN
Misaco, 2001). Penelitian ini dilaksanakan di Rumah
Xylazin menimbulkan efek relaksasi Sakit Hewan Pendidikan Fakultas
muskulus sentralis, selain itu juga Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
mempunyai efek analgesi. Kondisi tidur yang Surabaya.
ringan sampai kondisi narkosis yang dalam Obat-obat yang digunakan untuk
dapat tercapai, tergantung pada dosis untuk penelitian antara lain: atropin sulfat 0,25
masing-masing spesies hewan. Xylazin mg/ml (atropin, PT. Ethica, Indonesia),
umumnya dikombinasikan dengan ketamin ketamine hidrocloride 100 mg/ml (ketamil
untuk beberapa spesies hewan, terutama injection, Ilium, Australia), xylazine
kuda, kucing, anjing, primata dan kelinci hidrochloride 20 mg/ml (xylazine 20 inj.
(Sardjana dan Kusumawati, 2004). Xylazin kepro Holland), midazolam hidrochloride 5
mampu menimbulkan depresi susunan mg/ml (sedacum, midazolam dexamedica).
syaraf pusat yang dimulai dengan sedasi Kelinci yang digunakan untuk
kemudian hipnotis dan hilangnya kesadaran, percobaan adalah kelinci jantan dengan
selanjutnya terjadi anestesi umum (Hall dan umur 56 bulan dengan berat badan
Clarke, 1991). berkisar antara 1,32 kg. Sebelum dilakukan
Midazolam merupakan golongan obat anestesi, kelinci dipuasakan terlebih dahulu
Benzodiazepine yang seringkali dikombinasi sekitar 12 jam. Hal ini dilakukan untuk
ketamin dengan maksud mencegah atau menghindari reflek muntah yang disebabkan
mengurangi reaksi pemulihan. Perhimpunan oleh penggunaan obat anestesi.
Ahli Anesthesiologi Amerika memberi Selanjutnya empat belas ekor kelinci
rekomendasi bahwa kombinasi sedasi dan diacak dan dibagi menjadi dua perlakuan
perantara analgesik bisa diberikan masing yaitu : Perlakuan 1 (P1), kelinci diinjeksi
masing komponen secara tersendiri untuk atropin (0,05 mg/kg bb) dan ditunggu
mencapai efek yang diinginkan (contohnya, selama 10 menit sebelum dilakukan anestesi
penambahan pengobatan analgesik untuk dengan kombinasi ketamin (2 mg/kg bb)
mengurangi rasa sakit, penambahan xylazin (3 mg/kg bb). Perlakuan 2 (P2),
pengobatan sedasi untuk menurunkan kelinci diinjeksi atropin (0,05 mg/kg bb) dan
kesadaran atau kecemasan) (Dilli dkk., ditunggu selama 10 menit sebelum
2007). Midazolam menimbulkan amnesia dilakukan anestesi dengan kombinasi
dengan efek samping yang sedikit, fungsi ketamin (25 mg/kg bb) midazolam (2 mg/kg
mental kembali normal dalam 4 jam bb).
(Handoko, 1995). Variabel yang diamati adalah Tekanan
Pengukuran TIO merupakan hal yang Intra Okuler (TIO) kelinci menggunakan
penting pada pemeriksaan mata, karena Tonometer Schiotz. Pengukuran dilakukan
peningkatan TIO dapat merusak ganglion sel pada menit ke 0 (sebelum dianestesi), menit
dan berakibat rusaknya pupil dan lapangan ke 15, menit ke 30, menit ke 45 untuk setiap
pandang sehingga menimbulkan kebutaan ekor kelinci yang dianestesi.
(Tanjung, 2003). Makin tinggi TIO, makin Setelah mata kiri ditetesi dengan satu
besar tahanan kornea terhadap indentasi tetes pantocaine 0,5%, hewan diposisikan
(deformasi menjadi pipih), makin tinggi pula rebah lateral sehingga permukaan kornea
geseran plunger keatas, sehingga makin mata dalam posisi horizontal. Tonometer
jauh menggeser jarum penunjuk skala diletakkan dengan hati-hati pada permukaan
(Chang, 2000). kornea agar tidak terjadi bias pada waktu
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin pembacaan tonometer karena tersentuhnya
membandingkan pengaruh antara membran niktitan ataupun penekanan yang
pemberian kombinasi ketaminxylazin berlebih pada permukaan kontak. Setelah
dengan ketaminmidazolam terhadap jarum tonometer stabil, maka dilakukan
tekanan intraokuler pada kelinci, sehingga pencatatan. Data yang didapat kemudian
resiko kebutaan akibat TIO yang tinggi dapat dikonversikan dengan menggunakan tabel
dicegah dengan melakukan pemeriksaan kalibrasi untuk tonometri pada kelinci

34
Vol. 1, No. 1, Juli 2012 VetMedika J Klin Vet

Tabel 1. Rataan dan Simpangan Baku Tekanan Intra Okuler Kelinci Jantan
pada Perlakuan P1 (KetaminXylazin) dan P2 (KetaminMidazolam)

Waktu Pengamatan
Perlakuan
0 15 30 45
a b c c
P1 20,84 1,65 27,57 5,58 24,47 3,43 25,65 4,30
a b c c
P2 20,47 2,11 31,61 5,76 28,20 3,77 26,34 4,77

a, b,c
Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan
perbedaan yang nyata (p<0,05).

sehingga diperoleh nilai TIO dalam satuan kardiovaskular xylazin pada awalnya terjadi
mmHg. peningkatan tekanan darah, tetapi
Penelitian ini menggunakan Rancangan selanjutnya akan menurun dalam jangka
Blok Random Lengkap dengan uji General waktu lama sehingga tekanan arterial akan
Linear Model Univariate (Pramesti, 2006). menurun dan sebagai akibatnya tidak terjadi
peningkatan TIO (Plumb, 2002).
Hasil uji LSD menunjukkan bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN adanya pengaruh yang nyata (p<0,05)
Nilai rataan dan Simpangan baku antara menit ke-0 dengan menit ke-
Tekanan Intra Okuler kelinci jantan pada (15,30,45). Hal ini disebabkan menit ke-0
kelompok PI (KetaminXylazin) dan P2 nilai TIO P1 adalah 20,841,65 mmHg dan
(KetaminMidazolam) dapat dilihat pada P2 adalah 20,472,11 mmHg masih normal
Tabel 1. karena belum diberi perlakuan, sedangkan
Berdasarkan analisa menggunakan uji pada menit ke-(15,30,45) sudah dipengaruhi
General Linear Model Univariate obat terutama ketamin. Menurut Mulyana
menunjukkan bahwa diantara kedua (2007), bahwa pemberian ketamin
perlakuan (P1 dan P2) tidak ada pengaruh mengakibatkan peningkatan TIO akibat
yang nyata (p>0,05) pada TIO, namun peningkatan aliran darah pada pleksus
diantara waktu pengamatan 0 menit sampai koroidalis. Puncak peningkatan TIO terjadi
45 menit menunjukkan adanya pengaruh pada menit ke-15 dengan nilai TIO P1
yang nyata (p<0,05). Pada uji interaksi adalah 27,575,58 mmHg dan P2 adalah
antara perlakuan dengan waktu pengamatan 31,615,76 mmHg. Hal ini dikarenakan
tidak ada interaksi, hal ini berarti bahwa baik adanya pengaruh ketamin yang mempunyai
perlakuan yaitu obat anestesi maupun waktu sifat simpatomimetik yang bekerja
pengamatan mempunyai pengaruh yang menghambat saraf parasimpatis pada sistim
sama besar terhadap TIO. Selain itu xylazin saraf pusat sehingga bisa meningkatkan
dan midazolam mempunyai fungsi yang tekanan darah dan jantung. Peningkatan
hampir sama, yaitu berpengaruh terhadap tekanan darah akibat efek inotropik positif
relaksasi muskulus (Flecknell, 2000). dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer
Midazolam selain dapat berfungsi relaksasi apabila ketamin diberikan secara
muskulus, juga mempunyai efek sedasi, intramuskular, efeknya akan tampak dalam
menurunkan aliran darah otak dan laju 5-8 menit dan akan turun kembali dalam 15
metabolisme (Mulyana, 2007). menit kemudian, aliran darah ke otak
Hasil rataan Estimasi Marginal meningkat, menimbulkan peningkatan
menunjukkan bahwa kenaikan TIO P1 lebih tekanan darah intrakranial (Mulyana, 2007).
rendah dibanding P2 (Gambar 1). Hal ini Peningkatan tekanan arterial dan vena serta
karena efek xylazin dalam merelaksasikan spasmus muskulus ekstra orbitalis
muskulus lebih kuat, dibanding midazolam menyebabkan abnormalitas TIO (Plumb,
yaitu dapat menimbulkan penurunan tonus 2002).
otot rangka yang bekerja di tingkat Midazolam menghasilkan suatu
supraspinal dan spinal. Selain itu efek penekanan pada resistensi vaskuler perifer

VetMedika J Klin Vet 35


yang menghasilkan sedikit penekanan pada Hal ini dikarenakan pada menit ke- 30 dan
tekanan arteri dan efek hemodinamik yang 45 efek obat anestesi mulai menurun
tidak terlalu besar dimana mekanisme- sehingga efek depresi sudah mulai
mekanisme reflek hemostatik masih tetap berkurang. Hal ini sesuai dengan pendapat
terpelihara, penggunaan midazolam dapat Steve et al. (1986) dibandingkan dengan
mengurangi kerja kardiovaskuler dan penggunaan ketamin dosis tunggal,
peningkatan frekuensi denyut jantung yang kombinasi ketaminxylazin mengakibatkan
disebabkan oleh penggunaan ketamin (Lea penurunan frekuensi denyut jantung, output
dan Febiger, 1993). Efek midazolam akan jantung, volume stroke, efektifitas ventilasi
timbul 5-10 menit setelah injeksi alveolar, arterial PO2, transport oksigen dan
intramuskular (Sardjana dan Kusumawati, peningkatan secara nyata pada resistensi
2004) pembuluh darah. Hasil ini juga sesuai
Penggunaan xylazin dapat mengurangi dengan penelitian Maulana (2009), yang
sekresi saliva, peningkatan tekanan darah menyatakan bahwa rata-rata lama anestesi
yang diakibatkan oleh penggunaan ketamin dari pemberian kombinasi ketamin-xylazin
serta mempunyai pengaruh relaksasi yang adalah 23,343,97 menit dan ketamin-
baik dan jarang menimbulkan komplikasi midazolam 29,544,70 menit, selain itu
klinis (Warren, 1983). Efek Xylazin akan frekuensi denyut jantung mengalami
timbul 1015 menit setelah injeksi penurunan mulai pada menit ke- 20 dengan
intramuskular, keadaan tidur biasanya nilai P1 yaitu 210,0014,697 bpm sedangkan
berlangsung selama 12 jam dengan nilai P2 yaitu 222,6728,688 bpm. Hal ini
analgesi yang efektif selama 1530 menit menunjukkan bahwa penurunan pengaruh
(Sawyer, 1985). Hal ini sesuai dengan obat juga akan menyebabkan efek
pendapat Flecknell (2000) penggunaan kardiovaskuler menurun sehingga
xylazin pada kombinasi ketamin-xylazin mengurangi volume khoroid, serta relaksasi
dapat menekan metabolisme dan kerja otot-otot ekstraokuler dan intraokuler
jantung sehingga dapat menurunkan sehingga dinding bola mata menjadi kendor
frekuensi respirasi dan denyut jantung. dan berakibat menurunnya Tekanan
Tekanan intraokuler mulai mengalami Intraokuler (Santosa, 2005). Pernyataan
penurunan pada menit ke-30 nilai TIO P1 tersebut sesuai dengan penelitian ini bahwa
adalah 24,473,43 mmHg dan P2 adalah pada menit ke-30 dan 45 nilai TIO mulai
28,203,77 mmHg dan berlanjut sampai menurun dibanding menit ke-15 meskipun
menit ke- 45 nilai TIO P1 adalah 25,654,30 masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan
mmHg dan P2 adalah 26,344,77 mmHg. menit ke- 0.

Gambar 1. Grafik TIO kelinci jantan P1 (KetaminXylazin) dan


P2 (Ketamin-Midazolam)

36
Vol. 1, No. 1, Juli 2012 VetMedika J Klin Vet

Hasil TIO pada penelitian ini mulai menit pengaruh yang nyata (p<0,05) dengan
ke-0, 15, 30, dan 45 masih dalam kisaran adanya peningkatan TIO pada menit ke-15
normal. Tekanan intraokuler normal pada dan penurunan TIO pada menit ke-30 dan
kelinci berkisar 523 mmHg (Harcourt- 45. Namun demikian nilai TIO masih dalam
Brown, 2007). Tekanan intraokuler di kisaran normal sehingga kedua kombinasi
tentukan oleh kecepatan pembentukan obat anestesi tersebut aman digunakan.
humor aquaeus dan tahanan terhadap aliran Anestesi kombinasi ketaminxylazin
keluarnya dari mata. Tekanan intraokular dapat dilakukan pada hewan coba kelinci
diatur oleh dinamika cairan humor aquaeus untuk memperoleh TIO yang lebih baik.
termasuk diantaranya : produksi cairan Penelitian lebih lanjut tentang analisa gas
aquos, aliran cairan dan tekanan vena darah untuk penggunaan kombinasi
episklera. Fungsi humor aquaeus adalah ketaminxylazin dan ketaminmidazolam
sebagai media refraksi, pemberi nutrisi dan perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat
juga mempengaruhi tekanan hidrostatik keamananya.
untuk stabilitas bola mata (Sativa, 2003).
Peningkatan tekanan intraokuler akan
mendorong perbatasan antara saraf optikus DAFTAR PUSTAKA
dan retina di bagian belakang mata yang Chang, FD. 2000. Pemeriksaan Oftalmologik.
merupakan daerah yang paling lemah. Oftalmologi Umum Edisi 14.Widya
Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus Medika. Jakarta. 30-41.
berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati.
Selanjutnya akan terjadi pelebaran bintik Depiana, I. 2003. Glaukoma Sekunder.
buta pada lapang pandang mata, karena Medical Study Club (MiSC) Organ
saraf optikus mengalami kemunduran. Indera, Fakultas Kedokteran Universitas
Pertama terkena adalah lapang pandang Indonesia Jakarta.
perifer, lalu diikuti oleh lapang pandang
sentral, selanjutnya terjadi glaukoma pada Dilli, D, Y Dallar, and NH Sorgui. 2007. Effect
akhirnya bisa menyebabkan kebutaan of General Anesthetics on IOP in Rats
(Depiana, 2003). with Experimental Aqueous Outflow
Ketamin tidak dipergunakan pada Obtruction. From the Departement of
pembedahan intraokuler karena dapat Pediatric, ministry of Health Ankara.
menyebabkan peningkatan TIO melalui efek Training and research Hospital. Turkey.
simpatometiknya, disamping itu ketamin
menimbulkan nistagmus dan blefarospasmus Gan, S. 1987. Farmakologi dan Terapi, Edisi
sehingga menganggu proses pembedahan 3. Bagian Farmakologi, Fakultas
(Santosa, 2005). Hambatan terhadap efek Kedokteran, Universitas Indonesia.
sedasi oleh xylazin dan midazolam tidak
selalu efektif karena masih terjadi Hall, LW and KW Clarke. 1991. Veterinary
peningkatan TIO yang cukup tinggi hingga Anaesthesia. 9th Ed. Bailliere Tindall.
39,2 mmHg pada beberapa ekor kelinci. TIO London.
yang tinggi ini dapat disebabkan oleh
ketidakmampuan xylazin dan midazolam Handoko, TSK. 1995. Farmakologi dan
untuk menghambat kanal kalsium setelah Terapi. Gaya Baru. Jakarta 109123.
dikombinasikan dengan ketamin sehingga
kalsium intraseluler tetap meningkat dan Harcourt-Brown, F. 2007. Textbook of Rabbit
relaksasi muskulus ekstra orbitalis serta Medicine. First published London
penurunan tekanan arterial tidak tercapai. http://kelinci.wordpress.com/2008/10/15
/data-biologi-dasar-kelinci/[15 Juli 2009]

KESIMPULAN Ilyas, HS. 2006. Dasar Teknik Pemeriksaan


Berdasarkan hasil penelitian, dapat Dalam Ilmu Penyakit Mata. Fakultas
diketahui bahwa pemberian kombinasi Kedokteran Universitas Indonesia,
KetaminXylazin dan KetaminMidazolam Jakarta. 181188.
tidak menimbulkan perbedaan terhadap
tekanan intraorbital (p>0,05), sedangkan
berdasarkan waktu pengamatan terdapat

VetMedika J Klin Vet 37


Lea and Febiger. 1993. Principles of Sativa, O. 2003. Tekanan Intraokuler pada
rd
Anesthesiology 3 Ed. Volume 1. penderita myopia ringan dan sedang
International Copyright Union. Fakultas Kedokteran Universitas
Philadelphia. Sumatera Utara.
http://library.usu.ac.id/download/fk/pny
Maulana, E. 2009. Profil Penggunaan mata-oriza%20sativa.pdf [15 Juli 2009]
Kombinasi Ketamin-Xylazin dan
Ketamin-Midazolam sebagai Sawyer, DC., 1985. Anesthetic and
AnestesiUmum Terhadap Lama Anesthesia Effect. In ; Text book of
Anestesi Umum Dan Gambaran Small Animal Surgery. Vol II, WB
Fisiologis Tubuh Pada Kelinci [Skripsi]. Saunders Co. Philadelphia. London. P.
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas 2604-26611.
Airlangga
Sektiari, B dan MY Wiwik. 2001. Pengaruh
Mulyana, RS. 2007. Anesthesi Intravena. Premedikasi Acepromazine Terhadap
General Practitioner Prima Medika Tekanan Intraokuler pada Anjing yang
Hospital Denpasar-Bali-Indonesia di Anestesi Ketamin HCl. Media
Graduated. Faculty of Medicine Kedokteran Hewan. 17 (3) : 120-122.
UdayanaUniversity.http://ryan-
mul.com/2007/05/anesthesi-intravena- Smith, JE, K Blackwell. 2005 Mandibular
byryan-saktika.html. [09 Februari 2009] Reconstruction, Platting. www. E-
medicine.com. November 2005.
Plumb, DC. 2002. Veterinary Drug Handbook
4th Ed. Iowa State Press. USA. 50-709 Steve, CH, P John, and TB Farver. 1986.
Xylazine and Ketamine in Dogs. Am.J.
Pramesti, G., 2006. Panduan lengkap SPSS Vet. Res. (47): 636 640.
13 dalam mengolah data statistic.
PT.Elex Media Komputindo. Jakarta. Tanjung, H. 2003. Perbedaan Rata-rata Pada
Miopia dan Hipermetropia Di RSUPH.
Santosa, W. 2005. Pengaruh terhadap Adam Malik Medan. Fakultas
tekanan intraokuler perbandingan Kedokteran Universitas Sumatra Utara.
antara pretreatment rokuronium-
suksinilkolin dengan rokuronium. Bagian Warren, RG. 1983. Small Animal
Anestesiologi Fakultas Kedokteran Anaesthesia. Mosby Co. U.S.A.
Universitas Diponegoro Semarang.
http://eprints.undip.ac.id/12762/1/2005F
K4451.pdf. [09 Juni 2010]

Sardjana, IKW dan D Kusumawati. 2004.


Anestesi Veteriner Jilid I. Gadjah Mada
University Press. Bulaksumur,
Yogyakarta 1-49.

38

You might also like