Ketamin
Ketamin
Ketamin
The purpose of this study was to find out the effect of combining anesthesia
ketamine-xylazine and ketamine-midazolam to intraocular pressure in male using
Schiotz tenometer. This helps in providing information on the safety of the medicine to
rabbits. This study used 14 male rabbits (Oryctolagus cuniculus) age of 5-6 months and
body weight of 1,3-2 kg were randomly divided into two treatments using Complete
Random Block Design. First treatment (P1), the rabbits were injected with atropine (0,05
mg/kg BW) and the combination of ketamine anesthesia (25 mg/kg BW) and xylazine (3
mg/kg BW). Second treatment (P2), the rabbits were injected with atropine (0,05 mg/kg
BW) and the combination of ketamine anesthesia (25 mg/kg BW) and midazolam
(2mg/kg BW). The measurements of intraocular pressure performed in minute 0, 15, 30,
and 45 to each rabbit using tonometer Schiotz. The result showed that the Intraocular
Pressure have no significant difference between the two treatments (p>0,05). However,
it did showed significantly influences within the interval 0 to 45 minutes. The conclusion
that the ketamine-xylazine combination was safer than ketamine-midazolam combination
for giving anesthesia to rabbits.
34
Vol. 1, No. 1, Juli 2012 VetMedika J Klin Vet
Tabel 1. Rataan dan Simpangan Baku Tekanan Intra Okuler Kelinci Jantan
pada Perlakuan P1 (KetaminXylazin) dan P2 (KetaminMidazolam)
Waktu Pengamatan
Perlakuan
0 15 30 45
a b c c
P1 20,84 1,65 27,57 5,58 24,47 3,43 25,65 4,30
a b c c
P2 20,47 2,11 31,61 5,76 28,20 3,77 26,34 4,77
a, b,c
Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan
perbedaan yang nyata (p<0,05).
sehingga diperoleh nilai TIO dalam satuan kardiovaskular xylazin pada awalnya terjadi
mmHg. peningkatan tekanan darah, tetapi
Penelitian ini menggunakan Rancangan selanjutnya akan menurun dalam jangka
Blok Random Lengkap dengan uji General waktu lama sehingga tekanan arterial akan
Linear Model Univariate (Pramesti, 2006). menurun dan sebagai akibatnya tidak terjadi
peningkatan TIO (Plumb, 2002).
Hasil uji LSD menunjukkan bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN adanya pengaruh yang nyata (p<0,05)
Nilai rataan dan Simpangan baku antara menit ke-0 dengan menit ke-
Tekanan Intra Okuler kelinci jantan pada (15,30,45). Hal ini disebabkan menit ke-0
kelompok PI (KetaminXylazin) dan P2 nilai TIO P1 adalah 20,841,65 mmHg dan
(KetaminMidazolam) dapat dilihat pada P2 adalah 20,472,11 mmHg masih normal
Tabel 1. karena belum diberi perlakuan, sedangkan
Berdasarkan analisa menggunakan uji pada menit ke-(15,30,45) sudah dipengaruhi
General Linear Model Univariate obat terutama ketamin. Menurut Mulyana
menunjukkan bahwa diantara kedua (2007), bahwa pemberian ketamin
perlakuan (P1 dan P2) tidak ada pengaruh mengakibatkan peningkatan TIO akibat
yang nyata (p>0,05) pada TIO, namun peningkatan aliran darah pada pleksus
diantara waktu pengamatan 0 menit sampai koroidalis. Puncak peningkatan TIO terjadi
45 menit menunjukkan adanya pengaruh pada menit ke-15 dengan nilai TIO P1
yang nyata (p<0,05). Pada uji interaksi adalah 27,575,58 mmHg dan P2 adalah
antara perlakuan dengan waktu pengamatan 31,615,76 mmHg. Hal ini dikarenakan
tidak ada interaksi, hal ini berarti bahwa baik adanya pengaruh ketamin yang mempunyai
perlakuan yaitu obat anestesi maupun waktu sifat simpatomimetik yang bekerja
pengamatan mempunyai pengaruh yang menghambat saraf parasimpatis pada sistim
sama besar terhadap TIO. Selain itu xylazin saraf pusat sehingga bisa meningkatkan
dan midazolam mempunyai fungsi yang tekanan darah dan jantung. Peningkatan
hampir sama, yaitu berpengaruh terhadap tekanan darah akibat efek inotropik positif
relaksasi muskulus (Flecknell, 2000). dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer
Midazolam selain dapat berfungsi relaksasi apabila ketamin diberikan secara
muskulus, juga mempunyai efek sedasi, intramuskular, efeknya akan tampak dalam
menurunkan aliran darah otak dan laju 5-8 menit dan akan turun kembali dalam 15
metabolisme (Mulyana, 2007). menit kemudian, aliran darah ke otak
Hasil rataan Estimasi Marginal meningkat, menimbulkan peningkatan
menunjukkan bahwa kenaikan TIO P1 lebih tekanan darah intrakranial (Mulyana, 2007).
rendah dibanding P2 (Gambar 1). Hal ini Peningkatan tekanan arterial dan vena serta
karena efek xylazin dalam merelaksasikan spasmus muskulus ekstra orbitalis
muskulus lebih kuat, dibanding midazolam menyebabkan abnormalitas TIO (Plumb,
yaitu dapat menimbulkan penurunan tonus 2002).
otot rangka yang bekerja di tingkat Midazolam menghasilkan suatu
supraspinal dan spinal. Selain itu efek penekanan pada resistensi vaskuler perifer
36
Vol. 1, No. 1, Juli 2012 VetMedika J Klin Vet
Hasil TIO pada penelitian ini mulai menit pengaruh yang nyata (p<0,05) dengan
ke-0, 15, 30, dan 45 masih dalam kisaran adanya peningkatan TIO pada menit ke-15
normal. Tekanan intraokuler normal pada dan penurunan TIO pada menit ke-30 dan
kelinci berkisar 523 mmHg (Harcourt- 45. Namun demikian nilai TIO masih dalam
Brown, 2007). Tekanan intraokuler di kisaran normal sehingga kedua kombinasi
tentukan oleh kecepatan pembentukan obat anestesi tersebut aman digunakan.
humor aquaeus dan tahanan terhadap aliran Anestesi kombinasi ketaminxylazin
keluarnya dari mata. Tekanan intraokular dapat dilakukan pada hewan coba kelinci
diatur oleh dinamika cairan humor aquaeus untuk memperoleh TIO yang lebih baik.
termasuk diantaranya : produksi cairan Penelitian lebih lanjut tentang analisa gas
aquos, aliran cairan dan tekanan vena darah untuk penggunaan kombinasi
episklera. Fungsi humor aquaeus adalah ketaminxylazin dan ketaminmidazolam
sebagai media refraksi, pemberi nutrisi dan perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat
juga mempengaruhi tekanan hidrostatik keamananya.
untuk stabilitas bola mata (Sativa, 2003).
Peningkatan tekanan intraokuler akan
mendorong perbatasan antara saraf optikus DAFTAR PUSTAKA
dan retina di bagian belakang mata yang Chang, FD. 2000. Pemeriksaan Oftalmologik.
merupakan daerah yang paling lemah. Oftalmologi Umum Edisi 14.Widya
Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus Medika. Jakarta. 30-41.
berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati.
Selanjutnya akan terjadi pelebaran bintik Depiana, I. 2003. Glaukoma Sekunder.
buta pada lapang pandang mata, karena Medical Study Club (MiSC) Organ
saraf optikus mengalami kemunduran. Indera, Fakultas Kedokteran Universitas
Pertama terkena adalah lapang pandang Indonesia Jakarta.
perifer, lalu diikuti oleh lapang pandang
sentral, selanjutnya terjadi glaukoma pada Dilli, D, Y Dallar, and NH Sorgui. 2007. Effect
akhirnya bisa menyebabkan kebutaan of General Anesthetics on IOP in Rats
(Depiana, 2003). with Experimental Aqueous Outflow
Ketamin tidak dipergunakan pada Obtruction. From the Departement of
pembedahan intraokuler karena dapat Pediatric, ministry of Health Ankara.
menyebabkan peningkatan TIO melalui efek Training and research Hospital. Turkey.
simpatometiknya, disamping itu ketamin
menimbulkan nistagmus dan blefarospasmus Gan, S. 1987. Farmakologi dan Terapi, Edisi
sehingga menganggu proses pembedahan 3. Bagian Farmakologi, Fakultas
(Santosa, 2005). Hambatan terhadap efek Kedokteran, Universitas Indonesia.
sedasi oleh xylazin dan midazolam tidak
selalu efektif karena masih terjadi Hall, LW and KW Clarke. 1991. Veterinary
peningkatan TIO yang cukup tinggi hingga Anaesthesia. 9th Ed. Bailliere Tindall.
39,2 mmHg pada beberapa ekor kelinci. TIO London.
yang tinggi ini dapat disebabkan oleh
ketidakmampuan xylazin dan midazolam Handoko, TSK. 1995. Farmakologi dan
untuk menghambat kanal kalsium setelah Terapi. Gaya Baru. Jakarta 109123.
dikombinasikan dengan ketamin sehingga
kalsium intraseluler tetap meningkat dan Harcourt-Brown, F. 2007. Textbook of Rabbit
relaksasi muskulus ekstra orbitalis serta Medicine. First published London
penurunan tekanan arterial tidak tercapai. http://kelinci.wordpress.com/2008/10/15
/data-biologi-dasar-kelinci/[15 Juli 2009]
38