Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Kontribusi Makanan Jajanan Terhadap Total Energi

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

GIZIDO Volume 7 No. 1 Mei 2015Kontribusi Makanan Jajanan Vera T.

Harikedua, dkk

KONTRIBUSI MAKANAN JAJANAN TERHADAP TOTAL ENERGI


DAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH DI SD INPRES BUKU
KECAMATAN BELANG

Vera T. Harikedua1, Nonce N. Legi2, Masita R. Sarullah3

1,2,3 Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Manado

ABSTRACT

Adolescence is a period of growth and maturation process is a fundamental requirement for human life.
Growth and physical development are closely related to the nutritional status of children. Consumption of
food is one of the main factors deciding the nutritional status of a person. The lack of balance between
the intake of nutrients or adequacy will lead to nutritional problems better and more popular among school
children streets habits is very difficult to remove . Penchant school children about foods that are sweet ,
sour and savory often exploited by traders or sellers to attract school children .
This study aims to determine on Contributions Food Snacks Of Total Energy and Nutritional Status in
ChildrenElementary School Buku in the District of Belang.
This type of research is descriptive analytic cross sectional. Research conducted at the District Belang
during the month of May 2014, with a total sample of 55 people. Types of data collected include the
identity of respondents, nutritional status, street food intake.
The results showed that of the 55 samples, there were 47.3% male sex and female sex as much as
52.7%. Contributions energy consumption of street food in Buku elementary school- girls that was 9 years
old as 4 (7.2%) 8-15%, age 10-11 years as many as 26 people (45.5%) 29-42% , contribution energy
snack foods are consumed boys in Buku elementary school 9-year-old as many as 5 people (9.1%) 17-
21% and 10-11 year age 20 as many as (38.2%) 33 - 47%.Nutritional status of student elementary
school, 30 (54.4%) had normal nutritional status and obesity 25 people (45.5%).Based on Pearson
correlation test, found no association between street food energy contribution to energy intake and
nutritional status of Buku elementary school students District of Belang with p = -.166 and -.061 (or
greater than 0.05)

Keywords: Street Food and Nutritional Status of School Children

PENDAHULUAN sekolah (usia 6-13 tahun) merupakan salah


Pertumbuhan dan perkembangan fisik satu kelompok rawan gizi, yaitu kelompok
erat hubungannya dengan status gizi masyarakat yang paling mudah menderita
anak.Konsumsi makanan merupakan salah kelainan gizi bila masyarakat sekitarnya
satu faktor utama penentu status gizi terkena kekurangan penyediaan bahan
seseorang.Status gizi baik atau optimal makanan. Hal ini dikarenakan pada usia
terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat sekolah terjadi pertumbuhan dan
gizi yang digunakan secara efisien, sehingga perkembangan tulang, gigi, otot, darah
memungkinkan pertumbuhan fisik, sehingga mereka membutuhkan lebih banyak
pertumbuhan otak, kemampuan kerja dan asupan gizi dibanding kelompok dewasa
kesehatan secara umum pada tingkat (RSCM Persagi, 2003 dan Sediaoetama,
seoptimal mungkin (Almatsier, 2001). Anak 2004). Masalah gizi yang paling sering
usia sekolah merupakan generasi penerus dialami anak usia sekolah yaitu kekurangan
bangsa dan modal pembangunan. Oleh energi protein. Riset Kesehatan Dasar 2010
karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina menunjukan sekitar 44,4% anak sekolah,
dan ditingkatkan. Salah satunya melalui tingkat konsumsi energinya kurang dari 70%,
perbaikan gizi anak usia sekolah dasar. berdasarkan AngkaKecukupan Gizi (AKG)
Tumbuh kembang anak sekolah tergantung sebanyak 59,7% anak usia sekolah tingkat
pada dukungan atau sokongan pemberian konsumsiproteinnya kurang dari 80%
zat gizi dengan kualitas dan kuantitas yang (Riskesdas, 2010).
baik dan benar ( Widodo, 2013). Anak
GIZIDO Volume 7 No. 1 Mei 2015Kontribusi Makanan Jajanan Vera T. Harikedua, dkk

Masalah gizi makro masih menjadi anaktersebut membawa bekal dari rumah,
permasalahan di Indonesia. Di sehingga kemungkinan membeli
beberapadaerah masih banyak ditemukan makananjajanan lebih tinggi (Depkes RI,
anak-anak terutama anak sekolah 2011).
denganmasalah pertumbuhan yang Kebiasaan mengkonsumsi makanan
terhambat yaitu kurus dan stunted (tinggi jajanan sangat populer di kalangananak-anak
badan tidaksesuai dengan umur) serta sekolah. Kebiasaan jajan tersebut sangat
obesitas. Menurut hasil Riset Kesehatan sulit dihilangkan. Banyakfaktor yang
Dasar(Riskesdas) 2010, prevalensi stunted/ menyebabkan kesukaan jajan menjadi
pendek 20.5%, kurus 7.6% dan gemuk kebiasaan yang universal.
9.2%pada anak usia 6-12 (usia sekolah). Kebiasaan jajan bukan hanya berlaku
Hasil laporan The World Nutrition pada anak sekolah dasar yang ada
Situation prevalensi stunted pada diperkotaan tetapi juga pada anak sekolah
anaksekolah dasar masih cukup tinggi dasar yang ada di pedesaan.
terutama di negara-negara sedang Keunggulanmakanan jajanan adalah murah
berkembangseperti Ghana, India, Indonesia, dan mudah di dapat serta cita rasanya yang
Tanzania dan Vietnam. Di Amerika Latin enakdan cocok dengan selera kebanyakan
danCaribia lebih sepertiga anak sekolah masyarakat (Mudjajanto, 2005).
mengalami Stunted (IFFRI SCN, 2000). Kegemaran anak sekolah akan hal-
Kurus dan Stunted merupakan hal yang manis, gurih dan asam
keadaan atau kondisi yang diakibatkan oleh seringdimanfaatkan oleh para penjaja
tingkatkecukupan energi dan protein tidak makanan untuk menarik anak-anak
optimal sebaliknya obesitas karena agarmengkonsumsi makanan jajanan. Pada
tingkatkecukupan energi melebihi dasarnya mengkonsumsi makanan
kebutuhannya (Atmarita, 2006). Keadaan jajananbukanlah hal yang salah malah
underweight(kurus), stunted dan obesitas sebaliknya makanan jajanan merupakan
tidak lepas dari pemilihan makanan dalam salah satualternatif untuk membantu anak
keluargaserta asupan makanan anak dalam memenuhi kebutuhan zat gizinya pada
tersebut. saattidak berada di lingkungan rumah. Dari
Kebutuhan zat gizi berbeda untuk setiap penelitian yang telah dilakukan olehRahmi
kelompok umur sesuai dengankecepatan dan Muis (2005) diperoleh data bahwa
tumbuh dan aktivitas yang dilakukan makanan jajanan memberikankontribusi yaitu
(Supariasa dkk, 2012). Pada anak- 22,9% dan 15,9% terhadap total asupan
anakkebutuhan energi lebih besar karena energi dan protein padaanak sekolah.
adanya pertambahan berat badan dananak- Makanan jajanan berapapun
anak lebih banyak melakukan aktivitas fisik, jumlahnya akan selalu memberikan
misalnya berolah raga, bermainatau kontribusizat gizi bagi status gizi seseorang.
membantu orang tua (RSCM Persagi, 2003 Balai Pengawasan Obat dan Makanan
dan Sediaoetama, 2004). RI(BPOM RI) tahun 2009 dalam Pangan
Makanan sehari-hari yang dipilih jajanan Anak Sekolah menunjukan
sebaiknya dapat memenuhi semua zat bahwamakanan jajanan memberi kontribusi
giziyang dibutuhkan untuk fungsi normal masing-masing sebesar 31.1% dan
tubuh anak sekolah agar tingkat 27.4%terhadap total asupan energi dan
kecukupanzat gizinya dapat terpenuhi. Pola protein pada anak sekolah dasar.
makan sehari yang dianjurkan adalah Beberapa penelitian yang sudah
makananterdiri atas sumber zat tenaga, zat dilakukan diperoleh data rata-rata statusgizi
pembangun dan zat pengatur anak sekolah dasar baik di pedesaan
(Sediaoetama,2004).Makanan bergizi bisa maupun perkotaan adalah dibawahstandar
diperoleh dari makanan utama dan makanan baik dilihat dari berat badan maupun tinggi
selingantermasuk makanan jajanan. Pada badannya. Keadaan inidisebabkan asupan
umumnya, anak sekolah makanan anak sekolah dasar rata-rata di
menghabiskanseperempat waktunya setiap bawah tingkatkecukupannya. Alasannya
hari di sekolah. Kelaparan saat di sekolah anak-anak lebih banyak jajan di luar rumah
akanmenyebabkan anak jajan di sekolah, ketimbangmakan makanan yang disajikan di
apalagi hanya sekitar 5% dari anak- rumah. Seringnya mereka jajanan di luar
GIZIDO Volume 7 No. 1 Mei 2015Kontribusi Makanan Jajanan Vera T. Harikedua, dkk

rumahtermasuk sekolah menimbulkan rasa siswa.Data yang dikumpulkan meliputi


enggan dan malas untuk makan makanan datakarakteristik sampel, berat badan,tinggi
dirumah yang secara nilai gizi lebih tinggi dan badan, data asupan zat gizi (total energy)
seimbang di banding makananjajanan (Wuni, makanan jajanan melaluirecall 24 jam selama
2010). 3 hari.
Anak sekolah Dasar yang ada di SD Asupan zat gizi (total energi)
Inpres Buku Kecamatan Belangberdasarkan makanan jajanan yang diperoleh
observasi/pengamatan, rata-rata status melaluirecall 24 jam selama 3 hari dianalisis
gizinya kurus dan pendek. Dansebagian dengan menggunakan nutrisurveykemudian
besar sering mengkonsumsi makanan asupan zat gizi tersebut dibandingkan
jajanan. dengan kebutuhannyasehingga diperoleh
Penelitian ini bertujuan untuk persentase kontribusi makanan jajanan
mengetahui kontribusi makanan jajanan terhadap totalenerginya dengan kategori :
terhadap total energi danstatus gizi pada Lebih (>100%), Baik (80-99%), kurang (60-
anak sekolah di SD Inpres Buku Kecamatan 79%), dan Sangat Kurang (<60%). Data
Belang. status gizi diperoleh berdasarkan pengukuran
berat badan dan tinggibadan, kemudian
BAHAN DAN CARA dihitung nilai Z-scorenya.
Desain penelitian adalah Deskriptif
Analitikdengan pendekatan HASIL
CrossSectional.Penelitian ini dilaksanakan di
SD Inpres Buku Kecamatan Belang 1. Jenis kelamin
padabulan April sampai dengan Mei 2014. Sebaran responden berdasarkan jenis
Populasi dalam penelitian ini adalah kelamin yang ada di SD InpresBuku
siswa SD Inpres Buku KecamatanBelang, Kecamatan Belang dapat di lihat pada tabel
kelas 4 dan 5, jenis kelamin laki laki dan di bawah ini.
perempuan dengan jumlah keseluruhan 55

Table 1. Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin, umur dan kelas


Variabel n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 26 47,3
Perempuan 29 52,7
Umur
9 tahun 9 16,4
10 tahun 29 52,7
11 tahun 17 30,9
Kelas
Kelas IV 24 43,6
Kelas V 31 56,4

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa


sebagian besar responden berjeniskelamin C. Asupan Energi
perempuan yaitu 29 orang (52,7%) dan laki- Tabel 2. Menunjukkan Asupan energi
laki sebanyak 26 orang(47%). Umur sehari yang di konsumsi anak laki-laki dan
responden berkisar antara 9 11 tahun dan perempuanusia sekolah SD Inpres Buku
sebagian besar respondenberumur 10 tahun Kecamatan Belang
yaitu 29 orang sebanyak (52,7%), sedangkan Lebih (>100%), Baik (80-99%),
responden menurut kelas 5 yaitu sebanyak kurang (60 79%),
31siswa (56%) dan responden di kelas 4 Sangat Kurang (<60%)
sebanyak 24 siswa (43,6%).
GIZIDO Volume 7 No. 1 Mei 2015Kontribusi Makanan Jajanan Vera T. Harikedua, dkk

Tabel 2. Asupan Energi Anak Laki-laki dan Perempuan Usia Sekolah Di SD Inpres
Buku Kecamatan Belang

Tingkat Asupan
Variabel n %
(%)
< 60 60-79 80-99 >100
Perempuan
9 tahun 4 7,2 4
10-11 tahun 25 45,5 1 1 1310
Laki-laki
9 tahun 5 9,1 2 3
10-11 tahun 21 38,2 2 6 13

Asupan energi sehari anak ada 13 orang anak asupan energinya sehari>
perempuan usia sekolahSD Inpres Buku yang 100% dari kebutuhan.
berumur 9 tahun sebanyak 4 orang (7,2%)
dengan asupan80-99% dan umur 10-11 tahun D. Kontribusi Energi Makanan Jajanan
sebanyak 25 orang (45,5%) asupanenergi Tabel 3 dibawah ini menunjukkan
sehari yang paling banyak berada pada 80 kontribusi makanan jajanan yang dikonsumsi
99% ada 10 orang anak.Asupan energi sehari anak laki-laki dan prempuan usia sekolah di
anak laki-laki yangberumur 9 tahun sebanyak SD Inpres Buku Kecaamatan Belang
3 orang anak( >100%) dan umur 10-11 tahun

Tabel 3. Kontribusi Energi makanan jajanan yang di konsumsi anak laki-laki


dan Perempuan usia sekolah SD Inpres Buku Kecamatan Belang.

n % Kontribusi makanan
Variabel
jajanan (%)
Perempuan
9 tahun 4 7,2 8-15
10-11 tahun 25 45,5 29-42
Laki-laki
9 tahun 5 9,1 17-21
10-11 tahun 21 38,2 33-47

Kontribusi energi makanan jajanan orang (9,1%) 17 - 21% dan umur10-11 tahun
yang di konsumsi anak perempuanusia 20 orang (38,2%) kontribusi energi makanan
sekolah SD Inpres Buku yang berumur 9 jajanan 33 - 47%.
tahun sebanyak 4 orang (7,2%)8 - 15% umur
10-11 tahun sebanyak 26 orang (45,5%)29 - E. Status Gizi
42%. Kontribusi energi makanan jajananyang Tabel 4 di bawah ini menunjukkan
di konsumsi anak laki-laki usia sekolah SD status gizi dari Siswa SD Inpres Buku Kec.
Inpres buku yang berumur 9tahun sebanyak 5 Belang
GIZIDO Volume 7 No. 1 Mei 2015Kontribusi Makanan Jajanan Vera T. Harikedua, dkk

Tabel 4. Status Gizi Siswa SD Inpres Buku Kecamatan Belang

Status Gizi n %
Normal 25 45,5
Kurus 4 7,2
Obesitas 26 47,3
Jumlah 55 100

Status gizi anak sekolah SD Inpres untukmelihat ketidakseimbangan asupan


ada 25 orang sebanyak (45,5%)memiliki energi dan protein (Supariasa,
status gizi normal status gizi kurus berjumlah 2012).Beberapa indeks yang biasa
4 orang 7,2% dan obesitas26 orang digunakan yaitu berat badan menurut umur
sebanyak (47,3%).Status gizi adalah (BB/U),tinggi badan menurut umur (TB/U)
keadaan tubuh sebagai akibat dari konsumsi dan berat badan menurut tinggi
makanandan penggunaan zat-zat gizi. badan(BB/TB) yang dinyatakan dengan Z-
Penilaian status gizi anak yang paling score.
seringdilakukan adalah dengan cara
penilaian antropometri. Secara umum F. Hubungan kontribusi makanan jajanan
antropometriberhubungan dengan berbagai terhadap total Energi dengan Status
macam pengukuran dimensi tubuh Gizi pada anak sekolah
danomposisitubuh dari berbagai tingkat umur
dan status gizi. Antropometri digunakan

Tabel 5. Hubungan kontribusi makanan jajanan terhadap totalEnergi dengan Status Gizi pada
anak sekolahSD Inpres Buku Kecamatan Belang

Asupan makanan sehari Status gizi responden


Kontribusi
-.166
makanan jajanan -.061

Berdasarkan uji korelasi Pearson, didapatkan anak anak SD Inpres Bukutidak melebihi
tidak ada hubungan antarakontribusi energi dari kebutuhan energi untuk anak usia
makanan jajanan dengan asupan energi dan sekolah . Penelitian ini tidak sejalan dengan
status gizi siswa SDInpres Buku Kecamatan penelitian yang di lakukan oleh Febri 2006.
Belang dengan nilai p = -.166 dan -.061 (atau Pada penelitianyang di dapat pada 83 anak
lebih besar dari 0,05) usia sekolah yang mengkonsumsi makanan
jajanandalam jumlah yang lebih. Energi
G. PEMBAHASAN makanan jajanan yang di konsumsi oleh
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anakusia sekolah sudah melebihi 10-20%
dari 55 responden terdapat berjenis kelamin kkal dari kebutuhan energi (Febry,
laki-laki 47,3 %dan jenis kelamin perempuan 2006).Begitu pula penelitian yang di lakukan
sebanyak 52,7%, umur responden berkisar 9- oleh Septiani, Penelitian terhadap 80 anakSD
11tahun, responden sebagian kelas V yaitu di Denpasar tahun 2004, menunjukkan bahwa
sebanyak 31 siswa ( 56,4% )dan kelas IV 75% konsumsi energi anak-anaktersebut
sebanyak 24 siswa (43,6%). Asupan energi berasal dari jajanan (junkfood), hanya 25%
anak sekolah sebagian besar (47,3%) diatas konsumsi energi darimakanan pokok berupa
100% dari kebutuhannya dan 45,5% asupan nasi, lauk pauk, sayuran dan pelengkap
energinya baik, sedangkan 4 orang (7,2%) umumnyamengkonsumsi makanan jajanan
asupan energinya kurang. yang mengandung karbohidrat dalam
Kontribusi makanan jajanan untuk jumlahyang tinggi, sehingga total asupan
anak perempuan berkisar 8 42% pada anak energi sehari jumlahnya besar atau
laki-laki 17 47%. Hasil penelitian asupan lebih(Septiani, 2008).Hal ini tidak sesuai
energi makanan jajanan yang dikonsumsi dengan pernyataan Ladauda dkk (2011)
GIZIDO Volume 7 No. 1 Mei 2015Kontribusi Makanan Jajanan Vera T. Harikedua, dkk

Jajanan yangdiperdagangkan di kantin sehari.Kontribusi makanan jajanan terhadap


sekolah umumnya memiliki kadar karbohidrat asupan energi, hanya untuk
yangtinggi. memenuhikebutuhan energi sehari saja. Dari
Makanan jajanan yang ada di SD hasil uji statistik yang di lakukan tidak
Inpres Buku tidak mengandungkarbohidrat terdapat
yang tinggi, karena yang dijual hanya berupa hubungan antara kontribusi makanan jajanan
makanan jajanan ringanseperti: snack dengan asupan energi sehari danstatus gizi
pabrikan yang kandungan karbohidratnya pada anak SD Inpres Buku.
rendah.Makanan banyak berpengaruh bagi
kesehatan juga berpengaruh pada KESIMPULAN DAN SARAN
kognitifsiswa.
Disadari bahwa perbedaan kontribusi A. Kesimpulan
makanan jajan dalam penelitian ini dengan 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
beberapa penelitian diatas disebabkan oleh semua siswa SD Inpres Buku
perbedaan tempat penelitian dan kebiasaan mempunyaikebiasaan jajanan di sekolah
makan serta makanan jajanan yang tersedia yaitu sebanyak 55 orang (100%).
di kantin atau di lingkungan sekolah dimana 2. Tingkat asupan energi makanan sehari
anak-anak itu bersekolah. Ditambah lagi anak perempuan dan laki laki umur 9
dengan pengetahuan gizi yang kurang dari tahun 2 orang kurang (60 79%) 10
para penjaja makanan yang ada disekitar orang baik (80 99%) dan 23 orang lebih
area persekolahan. (> 100%).
Energi diperlukan untuk kelangsungan 3. Kontribusi energi makanan jajanan yang
proses di dalam tubuh seperti di konsumsi anak perempuan usia 9
prosesperedaran dan sirkulasi darah, denyut tahun sebanyak 5 orang (7,2)kontribusi
jantung, pernapasan, pencernaan, makanan jajanan 8 -15% dan umur 10-11
prosesfisiologis lainya, untuk bergerak atau tahun 25anak(45,5%) kontribusi makanan
melakukan pekerjaan fisik. Energi dalamtubuh jajanan 29 - 42%.
dapat ditimbulkan karena adanya 4. Kontribusi energi makanan jajanan yang
pembakaran karbohidrat, protein danlemak, di konsumsi anak laki laki usia 9 tahun
karena itu agar energi tercukupi perlu asupan sebanyak 5 orang (9,1%) kontribusi
makanan yang sesuai dengankebutuhan, makanan jajanan 17 - 21% dan umur 10
dengan mengkonsumsi makanan berkualitas -11 tahun 21 anak (38,2%) kontribusi
yang memenuhi semuazat gizi. makanan jajanan 33 47 %.
Angka Kecukupan gizi yang 5. Status gizi responden sebagian besar
dianjurkan berdasarkan golongan umuryaitu yaitu 25 orang sebanyak
energi berkisar antara 1900-2100 kalori. Rata- (45%)sedangkan responden yang kurus
rata asupan energi sehari padaanak-anak di ada 4 orang dan (8%) dan obesitas
SD Inpres buku adalah 1930 kkal, dengan ada26 orang sebanyak (47%).
tingkat asupan 80 119%dan sudah
tergolong dalam tingkat asupan yang baik, B. Saran
dan sekitar 8 47% dari asupan energi
berasal dari makanan jajanan.Masalah gizi 1. Pihak sekolah dapat lebih
yang paling sering dialami anak usia sekolah memperhatikan penyediaan makanan
yaitukekurangan energi protein. Riset jajanan dikantin sekolah agar makanan
Kesehatan Dasar 2010 menunjukkan jajanan yang ada di sekolah
sekitar44,4% anak sekolah, tingkat konsumsi dapatmemberikan kontribusi yang positif
energinya kurang dari 70% terhadap perbaikan status gizi siswaSD
berdasarkanAngka Kecukupan Gizi (AKG) Inpres Buku Kecamatan Belang.
dan sebanyak 59,7% anak usia sekolah 2. Makanan yang disediakan di kantin
tingkatkonsumsi proteinnya kurang dari 80% sekolah sebaiknya mengandung energi
(Balitbangkes, 2010). Dari hasil dan protein yang cukup untuk
penelitianyang di peroleh makanan jajanan pemenuhan gizi anak sekolah
menyumbangkan energy 152 - 893 kkal
ataumenyumbangkan kurang lebih 8 - 47%
terhadap total konsumsi energi DAFTAR PUSTAKA
GIZIDO Volume 7 No. 1 Mei 2015Kontribusi Makanan Jajanan Vera T. Harikedua, dkk

16. Khomsan A, 2004. Peranan Pangan


1. Adam M dan Moterjemi Y, 2003. Dasar- Dan Gizi Untuk Kualitas Hidup.
Dasar Keamanan Untuk Jakarta: PTGramedia.
PetugasKesehatan . Jakarta: Buku 17. Ladauda, Aprillua dkk. Pengaruh
Kedokteran EGC. Makanan Jajanan terhadap
2. Almatsier S, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PerkembanganKognitif dan Fisik
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Siswa (tesis). Tangerang: Universitas
3. Almatsier S, 2004. Prinsip dasar Ilmu Gizi. Pelita Harapan;2011.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 18. Lubis SA, 2009. Pengamatan
4. Almatsier S dkk, 2010. Gizi Seimbang Keamanan Jajanan Di
Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Masyarakat.Makalah
PTGramedia Pustaka Utama. Yangdisampaikan Pada Seminar
5. Atmarita, 2006. Analisis Antropometri Sehari Pengawasan Dan Keamanan
Balita (SUSENAS 1989-2005). Depkes MakananJajanan Yang Dilaksanakan
RIBadan Penelitian dan Pengembangan Di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Kesehatan. Kementrian Kesehatan RI USU,Medan.
RisetKesehatan Dasar 2010. 19. Mudjajanto, 2005. Keamanan
6. BPOM RI, 2009. Pangan Jajanan Anak Makanan Jajanan Tradisional Dalam
Sekolah. Jakarta: Edisi II. MakananSehat dan Hidup Sehat.
7. Depkes RI, 2003. Keputusan Menteri Jakarta; Kompas.
Kesehatan Republik Indonesia 20. Pudjiadi S, 2002. Ilmu Gizi Klinis Pada
No942/Kemenkes/SK/VII/2003 tentang Anak.Jakarta:PT Gramedia.
Pedoman Persyaratan Higieni 21. Rahmi AA, Muis SF, 2005. Kontribusi
SanitasiMakanan jajanan. Makanan Jajanan Terhadap
8. Depkes RI, 2011. Jejaring Informasi TingkatKecukupan Energi dan Protein
Pangan Dan Gizi. Jakarta: Edisi II. Serta Status Gizi Anak Sekolah
9. Eunike Sri TS, 2009. Gambaran Perilaku DasarSiliwangi Semarang. Media
Jajan Murid Sekolah Dasar Di Medika Muda.
Jakarta.Jakarta: Fakultas Psikologi 22. RSCM Persagi, 2003. Penuntun Diit
Universitas Atma Jaya. Anak. Jakarta: Gramedia.
10. FAO 1997. Street Food. Report of an 23. Sediaoetama, 2004. Ilmu Gizi Untuk
FAO Technical Meeting On Street Mahasiswa dan Profesi. Jilid I.Jakarta:
Foods,Calcutta, 6-9 November 1995. FAO Dian Rakyat.
Food and Nutrition Paper 63. 24. Septiani, Chitra. Pengembangan
11. Febry, Fatmalina. Penentuan Metode dan Media Baru untuk
Kombinasi Makanan Jajanan Memantau danMenilai Konsumsi
Tradisional Harapanuntuk Memenuhi Makanan Anak-Anak (Tesis). Jakarta:
Kecukupan Energi pada anak Usia UniversitasIndonesia; 2008.
Sekolah Dasar diKota Palembang 25. Susanti, Anita. Analisis Perbandingan
(Tesis). Semarang: Pascasarjana Persepsi Konsumen Minimarket
Universitas Diponegoro;2006. Indomartdengan Alfamart di Komplek
12. IFFR SCN, 2000. 4Th Report. The Cahaya Kemang Permai Kecamatan
World Nutrition Situation: PondokGede Kota Bekasi (Tesis).
NutritionThroughout The life Cycle. Semarang: Universitas Negeri
13. Judarwanto W, 2013. Antisipasi Semarang; 2007.
Perilaku Makan Anak Sekolah. 26. Supariasa, Bakri B, Fajar I, 2012.
http://www.litbang. Depkes.go.id. Penilaian Status Gizi. Jakarta:EGC.
Diakses pada tanggal 8 Desember 27. Sjahmien M, 2005. Ilmu Gizi 2.
2013. Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta:
14. Judarwanto W, 2009. Perilaku Makan Papar SinarSiranti.
Anak Sekolah. Jakarta 28. Wuni D, 2010. Kontribusi Makanan
15. Kartono Dj, 2012. Penyempurnaan Jajanan Terhadap Tingkat Kecukupan
Kecukupan Gizi Untuk Orang Energidan Protein Pada Siswa
Indonesia.Widya Karya Nasional Sekolah Dasar Di Daerah Pedesaan
Pangan dan Gizi X.
GIZIDO Volume 7 No. 1 Mei 2015Kontribusi Makanan Jajanan Vera T. Harikedua, dkk

dan Perkotaan(Studi Kasus di SDN


Wonolopo 01 Kecamatan.

You might also like