Kontribusi Makanan Jajanan Terhadap Total Energi
Kontribusi Makanan Jajanan Terhadap Total Energi
Kontribusi Makanan Jajanan Terhadap Total Energi
Harikedua, dkk
ABSTRACT
Adolescence is a period of growth and maturation process is a fundamental requirement for human life.
Growth and physical development are closely related to the nutritional status of children. Consumption of
food is one of the main factors deciding the nutritional status of a person. The lack of balance between
the intake of nutrients or adequacy will lead to nutritional problems better and more popular among school
children streets habits is very difficult to remove . Penchant school children about foods that are sweet ,
sour and savory often exploited by traders or sellers to attract school children .
This study aims to determine on Contributions Food Snacks Of Total Energy and Nutritional Status in
ChildrenElementary School Buku in the District of Belang.
This type of research is descriptive analytic cross sectional. Research conducted at the District Belang
during the month of May 2014, with a total sample of 55 people. Types of data collected include the
identity of respondents, nutritional status, street food intake.
The results showed that of the 55 samples, there were 47.3% male sex and female sex as much as
52.7%. Contributions energy consumption of street food in Buku elementary school- girls that was 9 years
old as 4 (7.2%) 8-15%, age 10-11 years as many as 26 people (45.5%) 29-42% , contribution energy
snack foods are consumed boys in Buku elementary school 9-year-old as many as 5 people (9.1%) 17-
21% and 10-11 year age 20 as many as (38.2%) 33 - 47%.Nutritional status of student elementary
school, 30 (54.4%) had normal nutritional status and obesity 25 people (45.5%).Based on Pearson
correlation test, found no association between street food energy contribution to energy intake and
nutritional status of Buku elementary school students District of Belang with p = -.166 and -.061 (or
greater than 0.05)
Masalah gizi makro masih menjadi anaktersebut membawa bekal dari rumah,
permasalahan di Indonesia. Di sehingga kemungkinan membeli
beberapadaerah masih banyak ditemukan makananjajanan lebih tinggi (Depkes RI,
anak-anak terutama anak sekolah 2011).
denganmasalah pertumbuhan yang Kebiasaan mengkonsumsi makanan
terhambat yaitu kurus dan stunted (tinggi jajanan sangat populer di kalangananak-anak
badan tidaksesuai dengan umur) serta sekolah. Kebiasaan jajan tersebut sangat
obesitas. Menurut hasil Riset Kesehatan sulit dihilangkan. Banyakfaktor yang
Dasar(Riskesdas) 2010, prevalensi stunted/ menyebabkan kesukaan jajan menjadi
pendek 20.5%, kurus 7.6% dan gemuk kebiasaan yang universal.
9.2%pada anak usia 6-12 (usia sekolah). Kebiasaan jajan bukan hanya berlaku
Hasil laporan The World Nutrition pada anak sekolah dasar yang ada
Situation prevalensi stunted pada diperkotaan tetapi juga pada anak sekolah
anaksekolah dasar masih cukup tinggi dasar yang ada di pedesaan.
terutama di negara-negara sedang Keunggulanmakanan jajanan adalah murah
berkembangseperti Ghana, India, Indonesia, dan mudah di dapat serta cita rasanya yang
Tanzania dan Vietnam. Di Amerika Latin enakdan cocok dengan selera kebanyakan
danCaribia lebih sepertiga anak sekolah masyarakat (Mudjajanto, 2005).
mengalami Stunted (IFFRI SCN, 2000). Kegemaran anak sekolah akan hal-
Kurus dan Stunted merupakan hal yang manis, gurih dan asam
keadaan atau kondisi yang diakibatkan oleh seringdimanfaatkan oleh para penjaja
tingkatkecukupan energi dan protein tidak makanan untuk menarik anak-anak
optimal sebaliknya obesitas karena agarmengkonsumsi makanan jajanan. Pada
tingkatkecukupan energi melebihi dasarnya mengkonsumsi makanan
kebutuhannya (Atmarita, 2006). Keadaan jajananbukanlah hal yang salah malah
underweight(kurus), stunted dan obesitas sebaliknya makanan jajanan merupakan
tidak lepas dari pemilihan makanan dalam salah satualternatif untuk membantu anak
keluargaserta asupan makanan anak dalam memenuhi kebutuhan zat gizinya pada
tersebut. saattidak berada di lingkungan rumah. Dari
Kebutuhan zat gizi berbeda untuk setiap penelitian yang telah dilakukan olehRahmi
kelompok umur sesuai dengankecepatan dan Muis (2005) diperoleh data bahwa
tumbuh dan aktivitas yang dilakukan makanan jajanan memberikankontribusi yaitu
(Supariasa dkk, 2012). Pada anak- 22,9% dan 15,9% terhadap total asupan
anakkebutuhan energi lebih besar karena energi dan protein padaanak sekolah.
adanya pertambahan berat badan dananak- Makanan jajanan berapapun
anak lebih banyak melakukan aktivitas fisik, jumlahnya akan selalu memberikan
misalnya berolah raga, bermainatau kontribusizat gizi bagi status gizi seseorang.
membantu orang tua (RSCM Persagi, 2003 Balai Pengawasan Obat dan Makanan
dan Sediaoetama, 2004). RI(BPOM RI) tahun 2009 dalam Pangan
Makanan sehari-hari yang dipilih jajanan Anak Sekolah menunjukan
sebaiknya dapat memenuhi semua zat bahwamakanan jajanan memberi kontribusi
giziyang dibutuhkan untuk fungsi normal masing-masing sebesar 31.1% dan
tubuh anak sekolah agar tingkat 27.4%terhadap total asupan energi dan
kecukupanzat gizinya dapat terpenuhi. Pola protein pada anak sekolah dasar.
makan sehari yang dianjurkan adalah Beberapa penelitian yang sudah
makananterdiri atas sumber zat tenaga, zat dilakukan diperoleh data rata-rata statusgizi
pembangun dan zat pengatur anak sekolah dasar baik di pedesaan
(Sediaoetama,2004).Makanan bergizi bisa maupun perkotaan adalah dibawahstandar
diperoleh dari makanan utama dan makanan baik dilihat dari berat badan maupun tinggi
selingantermasuk makanan jajanan. Pada badannya. Keadaan inidisebabkan asupan
umumnya, anak sekolah makanan anak sekolah dasar rata-rata di
menghabiskanseperempat waktunya setiap bawah tingkatkecukupannya. Alasannya
hari di sekolah. Kelaparan saat di sekolah anak-anak lebih banyak jajan di luar rumah
akanmenyebabkan anak jajan di sekolah, ketimbangmakan makanan yang disajikan di
apalagi hanya sekitar 5% dari anak- rumah. Seringnya mereka jajanan di luar
GIZIDO Volume 7 No. 1 Mei 2015Kontribusi Makanan Jajanan Vera T. Harikedua, dkk
Tabel 2. Asupan Energi Anak Laki-laki dan Perempuan Usia Sekolah Di SD Inpres
Buku Kecamatan Belang
Tingkat Asupan
Variabel n %
(%)
< 60 60-79 80-99 >100
Perempuan
9 tahun 4 7,2 4
10-11 tahun 25 45,5 1 1 1310
Laki-laki
9 tahun 5 9,1 2 3
10-11 tahun 21 38,2 2 6 13
Asupan energi sehari anak ada 13 orang anak asupan energinya sehari>
perempuan usia sekolahSD Inpres Buku yang 100% dari kebutuhan.
berumur 9 tahun sebanyak 4 orang (7,2%)
dengan asupan80-99% dan umur 10-11 tahun D. Kontribusi Energi Makanan Jajanan
sebanyak 25 orang (45,5%) asupanenergi Tabel 3 dibawah ini menunjukkan
sehari yang paling banyak berada pada 80 kontribusi makanan jajanan yang dikonsumsi
99% ada 10 orang anak.Asupan energi sehari anak laki-laki dan prempuan usia sekolah di
anak laki-laki yangberumur 9 tahun sebanyak SD Inpres Buku Kecaamatan Belang
3 orang anak( >100%) dan umur 10-11 tahun
n % Kontribusi makanan
Variabel
jajanan (%)
Perempuan
9 tahun 4 7,2 8-15
10-11 tahun 25 45,5 29-42
Laki-laki
9 tahun 5 9,1 17-21
10-11 tahun 21 38,2 33-47
Kontribusi energi makanan jajanan orang (9,1%) 17 - 21% dan umur10-11 tahun
yang di konsumsi anak perempuanusia 20 orang (38,2%) kontribusi energi makanan
sekolah SD Inpres Buku yang berumur 9 jajanan 33 - 47%.
tahun sebanyak 4 orang (7,2%)8 - 15% umur
10-11 tahun sebanyak 26 orang (45,5%)29 - E. Status Gizi
42%. Kontribusi energi makanan jajananyang Tabel 4 di bawah ini menunjukkan
di konsumsi anak laki-laki usia sekolah SD status gizi dari Siswa SD Inpres Buku Kec.
Inpres buku yang berumur 9tahun sebanyak 5 Belang
GIZIDO Volume 7 No. 1 Mei 2015Kontribusi Makanan Jajanan Vera T. Harikedua, dkk
Status Gizi n %
Normal 25 45,5
Kurus 4 7,2
Obesitas 26 47,3
Jumlah 55 100
Tabel 5. Hubungan kontribusi makanan jajanan terhadap totalEnergi dengan Status Gizi pada
anak sekolahSD Inpres Buku Kecamatan Belang
Berdasarkan uji korelasi Pearson, didapatkan anak anak SD Inpres Bukutidak melebihi
tidak ada hubungan antarakontribusi energi dari kebutuhan energi untuk anak usia
makanan jajanan dengan asupan energi dan sekolah . Penelitian ini tidak sejalan dengan
status gizi siswa SDInpres Buku Kecamatan penelitian yang di lakukan oleh Febri 2006.
Belang dengan nilai p = -.166 dan -.061 (atau Pada penelitianyang di dapat pada 83 anak
lebih besar dari 0,05) usia sekolah yang mengkonsumsi makanan
jajanandalam jumlah yang lebih. Energi
G. PEMBAHASAN makanan jajanan yang di konsumsi oleh
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anakusia sekolah sudah melebihi 10-20%
dari 55 responden terdapat berjenis kelamin kkal dari kebutuhan energi (Febry,
laki-laki 47,3 %dan jenis kelamin perempuan 2006).Begitu pula penelitian yang di lakukan
sebanyak 52,7%, umur responden berkisar 9- oleh Septiani, Penelitian terhadap 80 anakSD
11tahun, responden sebagian kelas V yaitu di Denpasar tahun 2004, menunjukkan bahwa
sebanyak 31 siswa ( 56,4% )dan kelas IV 75% konsumsi energi anak-anaktersebut
sebanyak 24 siswa (43,6%). Asupan energi berasal dari jajanan (junkfood), hanya 25%
anak sekolah sebagian besar (47,3%) diatas konsumsi energi darimakanan pokok berupa
100% dari kebutuhannya dan 45,5% asupan nasi, lauk pauk, sayuran dan pelengkap
energinya baik, sedangkan 4 orang (7,2%) umumnyamengkonsumsi makanan jajanan
asupan energinya kurang. yang mengandung karbohidrat dalam
Kontribusi makanan jajanan untuk jumlahyang tinggi, sehingga total asupan
anak perempuan berkisar 8 42% pada anak energi sehari jumlahnya besar atau
laki-laki 17 47%. Hasil penelitian asupan lebih(Septiani, 2008).Hal ini tidak sesuai
energi makanan jajanan yang dikonsumsi dengan pernyataan Ladauda dkk (2011)
GIZIDO Volume 7 No. 1 Mei 2015Kontribusi Makanan Jajanan Vera T. Harikedua, dkk