Gambaran Status Gizi Dan Pola Makan Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Astanajapura Kabupaten Cirebon Tahun 2019
Gambaran Status Gizi Dan Pola Makan Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Astanajapura Kabupaten Cirebon Tahun 2019
Gambaran Status Gizi Dan Pola Makan Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Astanajapura Kabupaten Cirebon Tahun 2019
Lilis Yuliarsih
AKPER Buntet Pesantren Cirebon, Indonesia
lilis_yuliarsih@yahoo.co.id
Abstract
Received: 28-01-2021 Nutritional status is very important to be known by parents,
Revised : 19-02-2021 especially those who have children under the age of five years
Accepted: 24-02-2021 because it is a golden age related to the growth and
development of future nutritional status can be influenced by
several factors including food consumption patterns. The
purpose of this study is to determine the influence of feeding
patterns on the nutritional status of toddlers in the working
area of astanajapura health center cirebon kabuapten in
2019. The research design used in this study is descriptive
quantitative with cross sectional approach. The population in
this study is all children aged 1-5 years in the working area of
astanajapura health center in 2019 as many as 4231 toddlers,
the technique of sampling used is simple random sampling
techniques. Data analysis using univariate analysis.
Univariate analysis shows that most toddlers (61%) have a
good diet and most toddlers have good nutritional status
(70.5%). Based on the results of research that shows that
there are still toddlers with malnutrition status, it is expected
that the Astanajapura Health Center can provide services to
the community, especially families who have toddlers by
prioritizing primary services in the form of promotion and
preventive by conducting health counseling in order to
improve the degree of public health, especially in improving
the nutritional status of toddlers by lowering and suppressing
the incidence of malnutrition or malnutrition.
Keywords: toddlers; diet; nutritional status.
Abstrak
Status gizi sangat penting untuk diketahui oleh orang tua,
terutama mereka yang memiliki anak di bawah usia lima
tahun karena merupakan masa keemasan terkait pertumbuhan
dan perkembangan status gizi di masa depan dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk pola konsumsi
makanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pola makan terhadap status gizi balita di wilayah
kerja Puskesmas Astanajapura Cirebon Kabuapten tahun
2019. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan penampang.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak berusia 1-5
tahun di wilayah kerja Puskesmas Astanajapura tahun 2019
-130-
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Februari 2020, 1 (2), 130-140
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
CC BY
PENDAHULUAN
Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang
tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta
bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini bersifat sangat penting untuk masa
selanjutnya (Marimbi, 2010).
Status gizi pada anak makin bertambah usia maka semakin anak bertambah pula
kebutuhannya, konsumsi makanan dalam keluarga dipengaruhi jumlah, frekuensi dan
jenis makanan yang diberikan. (Setyawati & Hartini, 2018). Penyebab secara tidak
langsung meliputi ketahanan pangan keluarga, pola asuh, pengetahuan dan pendidikan
ibu, jumlah anggota keluarga, status ekonomi dan pendapatan (Ana,2018).
Usia 1-5 tahun merupakan golden age dalam proses perkembangan manusia dan
sangat penting karena masa ini merupakan dasar untuk perkembangan selanjutnya. Pada
masa ini aktivitas anak mulai meningkat dan rentan terhadap infeksi atau pun masalah
gizi. Oleh karena itu sangatlah penting memperhatikan kecukupan gizi anak. Faktor gizi
pun merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia
(SDM) karena merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan nasional
(Adriani, 2014).
Status gizi di Jawa barat menjadi masalah kesehatan yang serius. Terdapat 14
Kabupaten di propinsi Jawa Barat yang termasuk dalam kategori serius, salah satu
diantaranya adalah Kabupaten Cirebon yaitu (19,6 %) dengan status gizi kurang dan (6,4
%) status gizi buruk (Ri, 2018). Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon pada tahun
2017 merupakan salah satu wilayah dengan angka kejadian status gizi kurang dan gizi
buruk yang cukup tinggi yaitu (5,2%) (Yuliarsih, Muhaimin, & Anwar, 2020).
Melihat pentingnya peran gizi dalam mencapai tujuan SDGs, maka sektor gizi
perlu mendapat perhatian khusus dan menjadi tanggung jawab bersama baik dari praktisi
kesehatan maupun dari masyarakat umum, sehingga dapat terbentuk masyarakat yang
sehat dan sejahtera (Ri, 2018).
-131-
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Februari 2020, 1 (2), 130-140
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Sari, Lubis, & Edison, 2016) bahwa 68
% anak dengan pola makan yang baik memiliki status gizi normal. 11 % anak dengan
pola makan yang tidak baik memiliki status gizi kurang. Berdasarkan data WHO
menunjukan bahwa 49% dari 10,4 juta kematian balita di negara berkembang berkaitan
dengan gizi buruk. Tercatat sekitar 50 % balita di Asia menderita gizi buruk (Unicef,
2018). Secara Nasional, prevalensi gizi kurang dan gizi buruk masih fluktuatif (Azwar,
2004).
Hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pola makan
dengan status gizi. Pada penelitian lain menunjukan pula bahwa terdapat hubungan antara
sikap orang tua terhadap status gizi balita (Maesarah, Djafar, & Pakaya, 2018).
Tujuan dari penelitian ini adalah terindentifikasinya pola pemberian makan
terhadap status gizi Balita di wilayah kerja Puskesmas Astanajapura Kabupaten Cirebon
tahun 2019.
METODE PENELITIAN
1. Analisis Univariat
Tabel 1.
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Astanajapura Kabupaten Cirebon Tahun 2019
Variabel Kategori Frekuensi Prosentase Jumlah
1-3 Tahun 99 67,8%
Usia Balita
3-5 Tahun 47 32,2%
Jenis Laki-laki 64 43,8%
146
Kelamin Balita Perempuan 82 56,2%
Riwayat Pernah 124 84,9%
Infeksi Tidak Pernah 22 15.1%
Dari data tabel tersebut menunjukan bahwa dari 146 responden dalam penelitian
ini, sebagian besar balita (67,8%) berusia 1 -3 tahun. Jenis kelamin balita sebagain besar
(56,2%) yaitu perempuan dan sebagian besar balita (84,9%) memiliki riwayat infeksi.
-132-
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Januari 2020, 1 (1), 130-140
DOI:
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Tabel 2.
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu di Wilayah Kerja
Puskesmas Astanajapura Kabupaten Cirebon Tahun 2019
Variabel Kategori Frekuensi Prosentase Jumlah
Tidak bekerja 128 87,7%
Pekerjaan
Bekerja 18 12,3%
Tingkat Rendah (≤ SMP) 3 2,1%
Pendidikan Tinggi (> SMP) 143 97,9%
Jumlah
(≤ 4 orang) 79 54,1%
Anggota
(> 4 orang) 67 45,9% 146
Keluarga
Rendah (≤ UMR) 122 83,6%
Pendapatan
Tinggi(> UMR) 24 16,4%
Keluarga
Pengetahuan Kurang 19 13%
Ibu Baik 127 87%
Tabel 2 menunjukan bahwa dari 146 responden dalam penelitian ini, bahwa status
pekerjaan ibu sebagian besar adalah bekerja (87,7%). Tingkat pendidikan ibu sebagian
besar adalah tinggi (>SMP). Jumlah anggota keluarga sebagian besar (> 4 orang).
Pendapataan keluarga pada umumnya adalah rendah dibawah UMR setempat (83,6%).
Pengetahuan ibu tentang kehatan gizi balita sebagian besar adalah baik (87%).
Tabel 3.
Distribusi responden berdasarkan gambaran pola makan dan status
gizi balita di wilayah kerja puskesmas Astanajapura kabupaten Cirebon
tahun 2019
Variabel Kategori Jumlah Prosentase n
Pola Kurang Baik 57 39%
Makan Baik 89 61%
146
Status Gizi kurang 43 29,5%
Gizi Gizi baik 103 70,5%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui gambaran pola makan balita di wilayah
kerja puskesmas Astanajapura kabupaten Cirebon bahwa pola makan balita sebagian
besar baik (61%) dan status gizi balita sebagian besar adalah baik. (70,5%).
-133-
Lilis Yuliarsih/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(2), 130-140
Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengaruh Pola
Pemberian Makan,Tingkat Pendidikan Ibu, Pengetahuan Ibu, Jenis
Kelamin, Pendapatan Keluarga,Jumlah Anggota Keluarga dan Riwayat
Infeksi Terhadap Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas
Astanajapura Kabupaten Cirebon Tahun 2019
Status gizi OR
Total Sig.
Pola (95% CI)
makan Gizi kurang Gizi baik
n % n % N %
Kurang 24 42.1% 33 57.9% 57 100% 2,679
Baik 19 21.3% 70 78.7% 89 100% 0.007 (1,314-
Total 43 29.5% 103 70.5% 146 100% 5,512)
Status gizi OR
Total Sig.
Tingkat (95% CI)
pendidikan Gizi kurang Gizi baik
n % n % N %
Rendah 2 66,7% 1 33,3% 3 100% 4,975
Tinggi 41 28,7% 102 71,3% 143 100% 0.153 (2,270-
Total 43 29,5% 103 70,5% 146 100% 5,626)
Status gizi Total Sig. OR (95%)
Pengetahuan
Gizi kurang Gizi baik
ibu
n % n % n %
Kurang baik 8 42.1% 11 57.9% 19 100% 1.912
Baik 35 27.6% 92 72.4% 127 100% 0.195 (0.710-
Total 43 29.5% 103 70.5% 146 100% 5.147)
Status gizi Total Sig. OR (95%)
Pekerjaan ibu Gizi kurang Gizi baik
n % n % n %
Bekerja 40 31,3% 88 68,8% 128 100% 2.273
Tidak Bekerja 3 16,7% 15 83,3% 18 100% 0.204 (0,623-
Total 43 29,5% 103 70,5% 146 100% .8295)
Status gizi Total Sig. OR (95%)
Jenis kelamin Gizi kurang Gizi baik
n % n % n %
Laki-laki 22 34,4% 42 65,6% 64 100% 1.522
Perempuan 21 25,6% 61 74,4% 82 100% 0.249 (0,744-
Total 43 29,5% 103 70,5% 146 100% 3,112)
Status gizi
Pendapatan Total Sig. OR (95%)
Keluarga Gizi kurang Gizi baik
n % n % n %
Rendah 37 30,3% 85 69,7% 122 100% 1.306
Tinggi 6 25,0% 18 75,0% 24 100% 0.601 (0,480-
Total 43 29,5% 103 70,5% 146 100% 3,555)
Jumlah
anggota Status gizi
keluarga Total Sig. OR (95%)
- 134 -
Lilis Yuliarsih/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(2), 130-140
- 135 -
Lilis Yuliarsih/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(2), 130-140
(57,9%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,554 (p value > 0,005), maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pengetahuan terhadap status gizi balita.
Berdasarkan penelitian Mulyaningsih (2008) menunjukan bahwa tidak ada
hubungan antara pengetahuan dengan status gizi dengan nilai p=0,806. Menurut
Oktariana (2009) bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan
status gizi balita.
Meskipun pengetahuan rendah namun jika didukung dengan dengan faktor
lain seperti pendapatan yang cukup maka status gizi anak akan baik.
4. Pengaruh pendidikan ibu terhadap status gizi balita
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pendidikan ibu
sebagian besar adalah berpendidikan tinggi (>SMP) 97,9%. Hasil analisis
menyatakan bahwa 71,3% ibu berpendidikan tinggi memiliki anak balita dengan
status gizi baik dan 66,7% ibu berpendidikan rendah memiilki balita dengan status
gizi baik. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,153 (p value > 0,005)
ini menunjukan bahwa tidak ada pengaruh antara pendidikan terhadap status gizi
balita.
Berdasarkan penelitian sebelumnya (Firmana, 2015) menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara tingkat pendidikan terhadap status gizi balita dengan nilai
p=0,022 (p value < 0,05). Menurut Hadisaputra (2009) menyatakan bahwa tidak
ada hubungan anatara pendidikan ibu dengan status gizi balita dengan nilai p=
0,563..
Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin mudah memahami suatu
informasi dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari khususnya
tentang kebutuhan gizi anak (Atmarita, 2004).
Disamping tingkat pendidikan, kemampuan ibu angat penting dalam
mengelola sumber daya keluarga dan mengatur pola makan anak sehingga anak
dapat selalu terpelihara kesehatan dan pola makan dapat tetap terjaga sehingga
status gizi baik.
5. Pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap status gizi balita
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki jumlah anggota keluarga > 4 orang dan memiliki balita dengan status gizi
baik (69,6%) dan 71,6% balita dengan status gizi baik terdapat pada keluarga
dengan jumlah anggota keluarga yang < 4 orang. Hasil analisis menyatakan bahwa
tidak ada pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap status gizi balita dengan
p=0,789 (p value > 0,05)
Berdasarkan penelitian sebelumnya (Firmana, 2015) menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara jumlah anak dengan status gizi dengan nilai p=0,008 hal
ini sejalan dengan penelitian (Yuliarsih et al., 2020) yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara jumlah anak dengan status gizi balita dengan nilai
p=0,015. Berbeda dengan penelitian (Putri, Sulastri, & Lestari, 2015) yang
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara jumlah anggota keluarga dengan
status gizi anak.
Jumlah anggota keluarga yang banyak dapat berpengaruh terhadap jumlah
dan distribusi makanan dalam keluarga sehingga dapat berdampak terhadap
kecukupan gizi anak khususnya, selain itu dengan jumlah anak yang banyak dapat
menyebabkan perhatian yang kurang merata terhadap anak. Hal ini dapat
berdampak terhadap kecukupan konsumsi makanan dan status gizi anak (Miko,
2003).
Jika jumlah anggota keluarga banyak namun jumlah pendapatan keluarga
tinggi maka kebutuhan dan dsitribusi makanan akan terpenuhi dan status gizi dapat
dipertahankan dengan baik.
- 136 -
Lilis Yuliarsih/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(2), 130-140
- 137 -
Lilis Yuliarsih/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(2), 130-140
KESIMPULAN
Sebagian besar balita memiliki pola makan baik (61%). Sebagian besar balita
memiliki status gizi baik (70,5%). Ada pengaruh pola makan terhadap status gizi balita
dan terdapat 4 faktor konfonding yaitu pendapatan keluarga, pendidikan, pengetahuan,
dan pekerjaan ibu.
BIBLIOGRAPHY
Maesarah, M., Djafar, L., & Pakaya, F. (2018). Hubungan Perilaku Orang Tua
Dengan Status Gizi Balita Di Desa Bulalo Kabupaten Gorontalo Utara.
Gorontalo Journal of Public Health, 1(1), 39–45.
Mardhatillah, N. I. M., Rokhanawati, D., & SiT, S. (2009). Hubungan Pola Asuh
Ibu Dengan Status Gizi Pada Balita Di Dusun Janten Kelurahan Ngestiharjo
Kasihan Bantul Tahun 2009. Universitas’ Aisyiyah Yogyakarta.
Marimbi, H. (2010). Tumbuh kembang, status gizi dan imunisasi dasar pada
balita. Yogyakarta: Nuha Medika, 26–27.
Miko, H. (2003). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Umur
6-60 bulan di Kecamatan Bojongasih Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Gizi
Indonesia, 1(1), 7–15.
- 138 -
Lilis Yuliarsih/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(2), 130-140
Putri, R. F., Sulastri, D., & Lestari, Y. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo
Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(1).
Sari, G., Lubis, G., & Edison, E. (2016). Hubungan pola makan dengan status gizi
anak usia 3-5 tahun di wilayah kerja puskesmas Nanggalo Padang 2014.
Jurnal Kesehatan Andalas, 5(2).
Setyawati, V. A. V., & Hartini, E. (2018). Buku ajar dasar ilmu gizi kesehatan
masyarakat. Deepublish.
Supariasa, I. D. N., Bakri, B., & Fajar, I. (2012). Penilaian status gizi edisi revisi.
Jakarta Penerbit Buku Kedokt ECG.
- 139 -
Lilis Yuliarsih/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(2), 130-140
Yuliarsih, L., Muhaimin, T., & Anwar, S. (2020). Pengaruh Pola Pemberian
Makan Terhadap Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Astanajapura Kabupaten Cirebon Tahun 2019. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah
Indonesia, 5(4), 82–91.
- 140 -