Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Pengembangan Dan Validasi Metode KLT-Densitometri Untuk Analisis Secara Simultan Parasetamol, Asam Mefenamat Dan Ibuprofen Dalam Jamu "Pegel Linu"

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Ju r n a l S ai n s Farm asi & Kl in is , 2(2), 150-161

Jurnal Sains Farmasi & Klinis


(p- ISSN: 2407-7062 | e-ISSN: 2442-5435)

diterbitkan oleh Ikatan Apoteker Indonesia - Sumatera Barat


homepage: http://jsfkonline.org

Pengembangan dan Validasi Metode KLT-Densitometri


untuk Analisis secara simultan Parasetamol, Asam Mefenamat
dan Ibuprofen dalam Jamu “Pegel Linu”
(Development and Validation of TLC-Densitometric Method for Analysis of Paracetamol, Mefenamic Acid
and Ibuprofen simultaneously in “Pegel Linu” Traditional Medicines)

Hayun*, & Mulia Ade Karina


Fakultas Farmasi Universitas Indonesia

Keywords: ABSTRACT: Jamu is a traditional or herbal medicine that is widely used by Indonesian people for
Ibuprofen; mefenamic prevention, maintenance and treatment of diseases. Traditional medicines contain plants or extracted plant
acid; paracetamol; material, or combinations thereof. The adulteration practice violates the laws. However, the presence of
pegel linu herbal undeclare synthetic chemical drugs in the herbal products are still often found, among others, analgesic and
medicine; TLC- anti-inflammatory drugs. The purpose of this study is to obtain a validated, simpler and lower operational
densitometry; cost of TLC-densitometric method to analyze paracetamol, mefenamic acid and ibuprofen in herbal
validation. medicines in “pegel linu” herbal medicines. The samples were extracted with ethanol, then separated over
silica gel GF254 TLC plate with mixture of chloroform-ethanol (8:1) as mobile phase and analyzed using
TLC-densitometry. The method has a satisfactorily specificity and linearity, and met the precision and
accuracy criteria at the concentration of 1500 ng/spot for paracetamol, 1250 ng/spot for mefenamic acid,
and 2000 ng/spot for ibuprofen. The results of the determination of eight samples showed that four of
them were positive containing paracetamol with the concentration of 337.12 - 505.55 mg/single dosage.

Kata kunci: ABSTRAK: Jamu merupakan obat tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia
Asam mefenamat; untuk pencegahan, pemeliharan dan pengobatan penyakit. Obat tradisional mengandung bahan
ibuprofen; tumbuhan atau hasil sarian atau campurannya. Praktek penambahan bahan kimia obat (BKO)
parasetamol; jamu adalah perbuatan melawan hukum. Namun masih banyak ditemukan BKO dalam produk jamu,
pegel linu; KLT- antara lain obat analgetika dan anti inflamasi. Penelitian ini bertujuan memperoleh metode KLT-
densitometri; densitometri yang tervalidasi, lebih sederhana dan lebih rendah biaya pelaksanaannya untuk
validasi. menganalisis parasetamol, asam mefenamat dan ibuprofen dalam jamu “pegel linu”. Sampel
diekstraksi dengan etanol, kemudian dipisahkan di atas lempeng KLT silika gel GF254 dengan fase
gerak campuran kloroform-etanol (8:1) dan dianalisis dengan menggunakan KLT-densitometri.
Metode mempunyai spesifisitas, dan linieritas yang memuaskan, dan memenuhi kriteria presisi
dan akurasi pada konsentrasi 1500 ng/bercak untuk parasetamol, 1250 ng/bercak untuk asam
mefenamat, dan 2000 ng/bercak untuk ibuprofen. Hasil analisis delapan sampel menunjukkan
empat diantaranya positif mengandung parasetamol dengan kandungan 337,12-505,55 mg/dosis
tunggal pemakaian.

*Corresponding Author: Hayun (Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Article History:


Depok 16424, Indonesia) Received: 20 Mar 2016 Accepted: 22 Mar 2016
email: hayun.ms06@gmail.com Published: 1 May 2016 Available online: 28 Aug 2016

150
Pengembangan dan Validasi Metode KLT-Densitometri untuk Analisis… | Hayun, dkk.

PENDAHULUAN dan pembengkakan. Obat ini sangat aman jika


digunakan dengan dosis yang dianjurkan. Dosis
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan umum untuk dewasa 325-650 mg setiap 4-6 jam.
bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, Dosis lebih besar dari 2,6 g per hari tidak dianjurkan
bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau karena berpotensi hepatotoksisitas [5,6]. Asam
campuran dari bahan tersebut [1]. Kecenderungan mefenamat dan ibuprofen, sebagaimana obat-obat
masyarakat Indonesia menggunakan obat AINS lainnya dapat menyebabkan efek samping
tradisional (lebih dikenal dengan nama jamu) gangguan saluran pencernaan atau iritasi lambung,
sebagai alternatif dalam upaya pemeliharaan, terutama jika digunakan dengan dosis tinggi atau
peningkatan dan penyembuhan penyakit semakin dikonsumsi dalam jangka panjang. Dosis umum
meningkat [2]. Peningkatan ini disebabkan adanya asam mefenamat untuk dewasa dan anak berusia
persepsi bahwa jamu lebih aman dari obat sintetik. diatas 14 tahun: 500 mg tiga kali sehari dari awal
Namun demikian persepsi tersebut tidak selalu nyeri hingga maksimal tujuh hari, sementara dosis
benar karena masih sering ditemukan adanya umum ibuprofen untuk dewasa dan anak-anak
penambahan ilegal bahan kimia obat (BKO) ke berusia diatas 12 tahun: 200-400 mg tiga hingga
dalam jamu [3,4]. Penggunaan jamu mengandung empat kali sehari [6].
BKO dalam jangka panjang dapat menimbulkan Untuk melindungi masyarakat, pemerintah
risiko efek samping yang serius. Oleh karena harus secara rutin melakukan pengujian BKO
itu, Menteri Kesehatan Republik Indonesia telah dalam jamu yang beredar di pasaran. Sejumlah
melarang penambahan bahan kimia sintetik atau metode analisis BKO dalam jamu telah banyak
hasil isolasi yang berkhasiat obat ke dalam obat dikembangkan, antara lain kromatografi cair
tradisional [1]. kinerja tinggi (KCKT)-UV/DAD, kromatografi
Obat analgetika dan anti inflamasi non-steroid cair-MS/MS, kromatografi-NMR, Kromatografi
(AINS) merupakan salah satu kelompok obat lapis tipis (KLT)-densitometri [7]. Metode KLT
yang banyak sekali digunakan masyarakat, baik merupakan metode yang sederhana, cepat dan
dengan resep maupun tanpa resep dokter, untuk murah sehingga banyak digunakan untuk analisis
mengurangi rasa nyeri dan inflamasi pada penyakit obat, termasuk analisis BKO dalam jamu [8].
rematik [5]. Beberapa obat penghilang rasa nyeri Dewasa ini, metode ini dilengkapi dengan alat
dan rematik sering ditambahkan ke dalam jamu penotol otomatis, perangkat pengembangan yang
pegel linu untuk meningkatkan efek jamu tersebut canggih, pemindai densitometer dan sistem video
[4]. Berbagai macam obat analgetika dan AINS dokumentasi, sehingga reliabilitas, sensitivitas,
beredar di pasaran, diantaranya parasetamol, asam presisi dan akurasi hasil analisisnya meningkat [9].
mefenamat dan ibuprofen (Gambar 1). Metode KLT-densitometri untuk analisis beberapa
Efek utama parasetamol adalah analgetika obat analgetika dan AINS dalam obat herbal telah
dan antipiretika, sedangkan efek antiinflamasinya dikembangkan [9], namun sampel yang dianalisis
lemah. Parasetamol tidak meredakan kekakuan bukan obat tradisional Indonesia. Obat herbal

(a) (b) (c)


Gambar 1. Struktur kimia: (a) parasetamol, (b) asam mefenamat, dan (c) ibuprofen.

151 Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 02 No. 02 | Mei 2016
Pengembangan dan Validasi Metode KLT-Densitometri untuk Analisis… | Hayun, dkk.

berbagai negara umumnya mengandung bahan 10000 ppm, 7500 ppm dan 6250 ppm. Kemudian
alami yang berbeda-beda. Ini merupakan penyebab masing-masing dipipet 1,0 ml, dimasukkan ke
suatu metode analisis tidak dapat diaplikasikan dalam labu takar 10 ml yang berbeda dan yang
pada sampel dari negara lain [9]. sama dan masing-masing dicukupkan volumenya
Tujuan penelitian ini adalah untuk dengan etanol, sehingga didapatkan larutan baku
memperoleh metode alternatif KLT-densitometri masing-masing dan campuran dari ketiganya
tervalidasi yang lebih murah dan sederhana untuk dengan konsentrasi berturut-turut 1000, 750 dan
analisis serentak parasetamol, asam mefenamat, 625 ppm.
dan ibuprofen dalam jamu pegel linu yang beredar
di pasaran, dengan menggunakan sampel dari Pembuatan larutan sampel
Indonesia. Ditimbang 1/40 bobot kemasan jamu, lalu
dimasukkan ke dalam labu 10 ml, dicukupkan
METODE PENELITIAN volumenya dengan etanol. Didiamkan selama
10 menit hingga bagian tidak larut mengendap
Alat dan Bahan sempurna. Bagian terlarut dari sampel diambil
dengan spuit dan digunakan sebagai larutan
Peralatan yang digunakan adalah timbangan sampel.
analitik, chamber gelas, pipa kapiler 2,0 µL,
Nanomat (Camag), TLC-Scanner III (Camag) dan Pembuatan larutan sampel blanko adisi
alat-alat gelas yang biasa dipergunakan dalam Dilakukan seperti pembuatan larutan sampel,
laboratorium. namun sebelum dicukupkan volumenya dengan
Bahan-bahan yang digunakan adalah: lempeng etanol, ditambahkan terlebih dahulu larutan induk
aluminum KLT silika gel GF254 (Merck), senyawa parasetamol, asam mefenamat dan ibuprofen
baku: parasetamol (PT. Riasima Abadi Farma), masing-masing 1,0 ml.
asam mefenamat (Baoji Tianxin Pharmaceutical)
dan ibuprofen (Biocause Pharmaceutical); pelarut: Intrumentasi dan kondisi analisis
etanol p.a, kloroform p.a, metanol p.a, aceton p.a, Analisis dilakukan dengan menggunakan
toluen p.a dan eter p.a (Merck); dan sampel jamu lempeng KLT aluminium yang dilapisi silika gel
pegel linu: DM, AN, WT, AS , XL, NM, JJ, SM. 60 GF254 dengan ketebalan 250 µm (E.Merck).
Sampel dibeli dari beberapa toko di Kelurahan Lempeng KLT dipotong dengan ukuran 10 cm x
Sumur Batu, Kecamatan Kemayoran, Wilayah 4-10 cm bergantung pada jumlah larutan sampel/
Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. baku yang akan dianalisis. Larutan sampel/baku
ditotolkan pada lempeng KLT menggunakan
Cara Kerja Nanomat yang dilengkapi pipa kapiler 2 µl (Camag).
Jarak antar bercak adalah 1 cm. Lempeng dielusi
Pembuatan larutan baku dan campuran larutan baku sampai ketinggian sekitar 7 cm dalam chamber
zat uji. gelas yang sebelumnya telah dijenuhkan dengan
Larutan baku dibuat dengan menimbang uap fase gerak. Fase gerak yang digunakan adalah
saksama senyawa baku parasetamol, asam salah satu dari campuran berikut: kloroform-
mefenamat dan ibuprofen masing-masing lebih aseton (4:1), toluen-etanol (7:3), diklormetan-
kurang 100, 75 dan 62,5 mg dan melarutkannya metanol (4:1), dan kloroform-etanol (9:1; 8:1; dan
dengan etanol hingga 10,0 ml sehingga diperoleh 7:1), yang dapat memisahkan paling baik ketiga
larutan induk parasetamol, asam mefenamat dan senyawa pada rentang Rf 0,2-0,8. Pemindaian
ibuprofen masing-masing dengan konsentrasi (scanning) densitometrik dilakukan pada 222 nm

Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 02 No. 02 | Mei 2016 152
Pengembangan dan Validasi Metode KLT-Densitometri untuk Analisis… | Hayun, dkk.

dengan KLT-densitometri “TLC-Scanner III” bercak. Presisi intermediate dinilai dengan


yang dilengkapi perangkat lunak CATS. Dimensi mengulangi penentuan masing-masing enam
celah 8 mm x 0,4 mm dan kecepatan pemindaian kali dalam dua hari berikutnya. Nilai relatif
10 mm per detik. standar deviasi (RSD) repeatabilitas dan
presisi intermediate dihitung.
Validasi Metode 5. Akurasi. Akurasi ditentukan dengan
Validasi metode dilakukan dengan mengacu melakukan uji perolehan kembali sejumlah
pada petunjuk ICH Q2/2005 [10], meliputi tertentu baku parasetamol, asam mefenamat,
spesifisitas, linearitas, batas deteksi (LOD), batas dan ibuprofen yang ditambahkan pada sampel
kuantitasi (LOQ), presisi dan akurasi. blanko (sampel yang tidak mengandung
1. Spesifisitas/Selektifitas. Dilakukan dengan senyawa obat), masing-masing pada tiga
membandingkan kromatogram hasil analisis konsentrasi yang berbeda yaitu 1200, 1500
larutan jamu yang tidak mengandung dan 1800 ng/bercak untuk parasetamol,
senyawa obat, jamu yang diadisi dan larutan 1000, 1250 dan 1500 ng/bercak untuk asam
baku uji. Metode memenuhi syarat selektif mefenamat, dan 400, 800 dan 1000 ng/
apabila pada Rf zat-zat uji, kromatogram bercak untuk ibuprofen. Percobaan dilakukan
KLT-densitometri sampel blanko jamu tidak masing-masing enam kali dan rata-rata persen
terdapat puncak kromatogram. perolehan kembali dihitung.
2. Linieritas. Linieritas dievaluasi dengan
menentukan koefisien korelasi (r) dari analisis Identifikasi dan penetapan kadar zat uji dalam sampel
regresi linier (y = bx + a) dari kurva kalibrasi Jamu
hubungan antara luas puncak kromatogram Larutan sampel, sampel blanko adisi dan
bercak dengan konsentrasi zat uji, pada baku ditotolkan pada lempeng KLT yang sama,
rentang konsentrasi 900-3000 ng/bercak dielusi dan dianalisis dengan metode yang
untuk parasetamol, 1000-2500 ng/bercak diusulkan. Identifikasi zat uji dilakukan dengan
untuk asam mefenamat dan 400-4000 ng/ membandingkan kesesuaian nilai Rf dan spektrum
bercak untuk ibuprofen serapan bercak dari sampel dengan nilai Rf dan
3. Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi spektrum serapan bercak senyawa baku dari
(LOQ). LOD dan LOQ ditentukan dengan larutan sampel adisi dan larutan baku. Banyaknya
menggunakan data standar deviasi respon dan atau konsentrasi zat uji dalam sampel dihitung
slope kurva kalibrasi. LOD dan LOQ dihitung dari luas puncak bercak yang diperoleh. Masing-
masing-masing dengan persamaan 3.3 σ/S masing sampel dianalisis tiga kali. Hasil yang
dan 10 σ/S. σ adalah satandar deviasi dari diperoleh merupakan rata-rata kandungan zat uji
intersep-y garis regresi. S adalah slope kurva dalam satu dosis tunggal sampel.
kalibrasi.
4. Presisi. Presisi diperoleh dengan melakukan HASIL DAN DISKUSI
uji repeatabilitas dan presisi intermediate.
Repeatabilitas (presisi dalam hari) dievaluasi Obat analgetika dan AINS sering ditambahkan
dengan menentukan masing-masing enam secara ilegal pada jamu “pegel linu”. Parasetamol,
kali penentuan banyaknya (ng) parasetamol, asam mefenamat dan ibuprofen merupakan obat
asam mefenamat dan ibuprofen baku pada analgetika dan AINS yang banyak dikenal dan
tiga konsentrasi yang berbeda, berturut-turut digunakan masyarakat, sehingga kemungkinan
1200, 1500 dan 1800 ng/bercak; 1000, 1250 obat tersebut sebagai salah satu yang ditambahkan
dan 1500 ng/bercak, dan 400, 800, 2000 ng/ pada jamu “pegel linu” sangat besar. Metode

153 Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 02 No. 02 | Mei 2016
Pengembangan dan Validasi Metode KLT-Densitometri untuk Analisis… | Hayun, dkk.

Gambar 2. Kromatogram KLT-densitometrik campuran parasetamol, asam mefenamat dan ibuprofen


pasca pemisahan dengan fase gerak campuran kloroform-metanol (8:1)

Tabel 1. Nilai Rf KLT zat uji dengan berbagai fase gerak

Zat uji
Fase Gerak
(a) (b) (c)
Kloroform : Aseton (4:1) 0,25 0,89 0,84
Toluen : Etanol (7:3) 0,72 0,60 0,78
Diklorometan : Metanol (4:1) 0,90 0,93 -
Kloroform : Etanol (9:1) 0,43 0,82 0,78
(8:1) 0,31 0,75 0,68
(7:1) 0,13 0,67 0,58
Keterangan: (a) parasetamol, (b) asam mefenamat, dan (c) ibuprofen

Gambar 3. Kurva serapan bercak ketiga zat uji pada lempeng KLT silika gel GF250 pasca
pemisahan dengan fase gerak campuran kloroform-etanol (8:1)

Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 02 No. 02 | Mei 2016 154
Pengembangan dan Validasi Metode KLT-Densitometri untuk Analisis… | Hayun, dkk.

Gambar 4. Kromatogram KLT-densitometri untuk uji selektivitas.

155 Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 02 No. 02 | Mei 2016
Pengembangan dan Validasi Metode KLT-Densitometri untuk Analisis… | Hayun, dkk.

Gambar 5. Kurva kalibrasi parasetamol (atas), asam mefenamat (tengah), dan ibuprofen (bawah).

Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 02 No. 02 | Mei 2016 156
Pengembangan dan Validasi Metode KLT-Densitometri untuk Analisis… | Hayun, dkk.

Tabel 2. Uji Repeatabilitas dan Presisi intermediate

Konsentrasi per Presisi


Zat Uji Kategori konsentrasi Repeatabilitas*)
bercak (ng/bercak) Intermediate*)
1200 rendah 2,85 2,96
Parasetamol 1500 sedang 0,90 1,48
1800 tinggi 1,77 1,86
1000 rendah 2,06 2,17
Asam Mefena-
1250 sedang 1,39 1,45
mat
1500 tinggi 1,33 1,52
Ibuprofen 400 rendah 4,58 4,64
800 sedang 4,03 4,12
2000 tinggi 1,91 1,96
*) Standar deviasi relatif (% RSD, n=6)

Tabel 3. Uji perolehan kembali (Akurasi)

Konsentrasi adisi
Zat Uji Kategori konsentrasi Perolehan kembali (%)*)
(ng/bercak)
1200 rendah 99,46 ± 2,85
Parasetamol 1500 sedang 99,46 ± 0,90
1800 tinggi 99,42 ± 1,77
1000 rendah 99,11 ± 2,06
Asam Mefena-
1250 sedang 99,47 ± 1,39
mat
1500 tinggi 101,62 ± 1,33
Ibuprofen 400 rendah 99,50 ± 4,58
800 sedang 100,83 ± 4,03
2000 tinggi 100,77 ± 1,91
*) n = 6

Tabel 4. Hasil analisis kualitatif dan kuantitatif sampel

Hasil Uji Kadar


Nama Sampel Kandungan (mg) *) Perolehan kembali (%)*)
(%)*)
DM (+) Parasetamol 314,65 4,49
AN (-) - -
WT (+) Parasetamol 503,16 7,19
(+) Parasetamol 505,55**) 28,09**)
AS

XL (+) Parasetamol 337,12 4,82


NM (-) - -
JJ (-) - -
SM (-) - -
Keterangan:
*) per dosis tunggal pemakaian = 1 unit kemasan (7 gram).
**) dosis pemakaian = 2 tablet.
(-) negatif parasetamol, asam mefenamat dan ibuprofen.

157 Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 02 No. 02 | Mei 2016
Pengembangan dan Validasi Metode KLT-Densitometri untuk Analisis… | Hayun, dkk.

Gambar 6. Kromatogram KLT: (a) sampel 1-4 dan (b) sampel 5-8. Keterangan: Lempeng KLT silika gel
GF250, fase gerak kloroform-etanol (8:1), detektor lampu UV 254 nm. Pada (a): A: baku campuran, B:
sampel DM, C: sampel DM adisi, D: sampel AN, E: sampel AN adisi, F: sampel WT, G: sampel WT adisi,
H: sampel AS, dan I: sampel AS adisi. Pada (b): A: baku campuran, B: sampel XL, C: sampel XL adisi, D:
sampel NM, E: sampel NM adisi, F: sampel JJ, G: sampel GG adisi, H: sampel SM, dan I: sampel SM adisi.

KLT-densitometri untuk analisis secara serentak Metode menunjukkan spesifisitas/selektivitas


ketiga senyawa tersebut telah dikembangkan oleh yang baik, karena tidak terdapat puncak
Capres [9]. Namun metode tersebut masih perlu kromatogram dari komponen sampel blanko jamu
dikembangkan lebih lanjut untuk memperoleh pada Rf puncak parasetamol, asam mefenamat
metode yang lebih murah dan sederhana. dan ibuprofen (Gambar 4). Hasil analisis regresi
Pada penelitian ini digunakan fase diam linier pada kurva kalibrasi hubungan konsentrasi
lempeng aluminium-KLT silika gel 60F254 dan fase zat-zat uji dengan luas puncak kromatogram,
gerak campuran dua pelarut. Sistem kromatografi pada rentang konsentrasi 900-3000 ng/bercak
tersebut lebih murah dan lebih sederhana untuk parasetamol, 1000-2500 ng/bercak untuk
dibandingkan sistem yang telah dipublikasikan. asam mefenamat dan 400-4000 ng/bercak untuk
Hasil pemisahan KLT menggunakan berbagai fase ibuprofen, menunjukkan linieritas yang baik (>
gerak menunjukkan bahwa campuran kloroform- 0,999 [11]), dengan koefisien korelasi (r) berturut-
etanol (8:1) paling memenuhi kriteria yang turut untuk parasetamol, asam mefenamaat dan
dibutuhkan untuk pemisahan ketiga senyawa uji, ibuprofen = 0,9997, 0,9991, dan 0,9992 (Gambar
oleh karena itu campuran pelarut tersebut dipilih 5). LOD yang diperoleh berturut-turut 65,72,
sebagai fase gerak pada penelitian ini. Fase gerak 66,90 dan 48,06 ng/bercak untuk parasetamol,
ini menghasilkan Rf parasetamol 0,31, asam asam mefenamat, dan ibuprofen, sedangkan LOQ
mefenamat 0,75 dan ibuprofen 0,68 (Gambar 2, yang diperoleh berturut-turut 219,00, 223,20
Tabel 1). dan 155,40 ng/bercak untuk parasetamol, asam
Kurva serapan bercak ketiga zat uji dapat mefenamat dan ibuprofen. Namun demikian nilai
dilihat pada Gambar 3. Untuk memperoleh LOQ ini tidak sejalan dengan hasil uji presisi.
luas puncak terbesar untuk ketiga zat uji maka Presisi metode KLT-densitometri yang
digunakan λ 222 nm (λ maksimum dari ibuprofen) dikembangkan dinyatakan dalam persen relatif
sebagai λ analisis. standar deviasi (% RSD). Metode analisis

Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 02 No. 02 | Mei 2016 158
Pengembangan dan Validasi Metode KLT-Densitometri untuk Analisis… | Hayun, dkk.

Gambar 7 a-b. Kromatogram KLT-densitometri: (a) campuran baku, sampel DM dan sampel DM
adisi, (b) campuran baku, sampel WT dan sampel WT adisi.

menunjukkan presisi yang tinggi (% RSD < 2,0) diperoleh pada rentang 99,42-99,46%, 99,11-
[10] pada konsentrasi 1500 dan 1800 ng/bercak 101,62% dan 99,50-100,83% (Tabel 3).
untuk analisis parasetamol, 1250 dan 1500 ng/ Analisis kualitatif 8 sampel jamu “pegel
bercak untuk asam mefenamat, dan 2000 ng/ linu” didapatkan 4 (empat) sampel diantaranya
bercak untuk ibuprofen (Tabel 2). Akurasi metode mengandung parasetamol (Tabel 4, dan Gambar 6,
ditentukan dengan uji perolehan kembali. Rata-rata 7a-d, dan 8). Pada sampel-sampel tersebut terdapat
persen perolehan kembali dari adisi sampel blanko bercak dengan nilai Rf dan kurva serapan yang
pada tiga konsentrasi yang berbeda berturut-turut sesuai dengan baku parasetamol. Hasil analisis
untuk parasetamol, asam mefenamat dan ibuprofen kuantitatif parasetamol pada sampel (Tabel 4)

159 Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 02 No. 02 | Mei 2016
Pengembangan dan Validasi Metode KLT-Densitometri untuk Analisis… | Hayun, dkk.

Gambar 7 c-d. Kromatogram KLT-densitometri: (c) campuran baku, sampel AS dan sampel AS adisi,
(d) campuran baku, sampel XL dan sampel XL adisi.

Gambar 8. Kurva serapan bercak baku parasetamol dan bercak dari sampel pada Rf yang sama. (a) sampel
DM, WT, XL, (b) sampel AS.

Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 02 No. 02 | Mei 2016 160
Pengembangan dan Validasi Metode KLT-Densitometri untuk Analisis… | Hayun, dkk.

menunjukkan bahwa kandungan parasetamol pada 2. Sari, L. O. (2006). Pemanfaatan Obat Tradisional dengan
sampel setara dengan satu dosis tunggal pemakaian Pertimbangan Manfaat dan Kemanannya. Majalah Ilmu
Kefarmasian, Vol. III, No.1, pp. 01-07. Depok: Departemen
parasetamol untuk dewasa (325 – 650 mg) [5].
Farmasi FMIPA UI.
3. Mikail, B. (2011). Health. Obat Tradisonal Berbahaya. Kompas.
KESIMPULAN com. http://health.kompas.com/read/2011/10/05/16131040/21.
Obat Tradisional Ini Berbahaya. Diunduh tgl 30 Juli 2012.
4. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. (2014). Hasil
Pengembangan metode KLT-densitometri
Pengawasan Obat Tradisional Mengandung Bahan Kimia
untuk analisis parasetamol, asam mefenamat dan Obat. http://www.pom.go.id/new/index.php/view/pers/242/
ibuprofen telah dilakukan. Metode menunjukkan Hasil-Pengawasan--Obat-Tradisional-Mengandung-Bahan-
spesifisitas, linieritas dan akurasi yang baik. Presisi Kimia-Obat.html
5. Lemke, T.L., Williams, D.A., Roche, V.F. and Zito, S.W. (2013).
terpenuhi pada konsentrasi 1500 ng/bercak
Foye’s Principles of Medicinal Chemistry, 7th Ed. Lippincott,
untuk parasetamol, 1250 ng/bercak untuk asam Williams & Wilkins, Baltimore.
mefenamat, dan 2000 ng/bercak untuk ibuprofen. 6. Pharmceutical Society of Australia. (2014). Obat bebas (OTC)
Metode ini lebih sederhana dan murah, sehingga di Apotek-panduan, saran dan terapi. The Pharmaceutical
diharapkan bermanfaat bagi laboratorium atau Society of Australia, Canberra.
7. Haneef, J.; Shaharyar, M., Husain, A., Rashid, M., Mishra,
instansi yang bertugas melindungi kesehatan
R., Siddiqueb, N.A. and Pal, M. (2013). Analytical methods for
masyarakat untuk melaksanakan survei keamanan the detection of undeclared synthetic drugs in traditional herbal
jamu pegel linu di wilayahnya masing-masing. medicines as adulterants. Drug Test. Analysis, 5, 607–613
8. Adamovics, JA. and Eschbach, JC. (1997), Planar
Chromatography, in Chromatographic Analysis of
UCAPAN TERIMA KASIH
Pharmaceuticals, (Edited by Adamovics, JA), Marcel Dekker,
New York.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada 9. Capres, S. (2005). Development of methods for analysis of
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia yang synthetic adulterants in herbal medicines by HPTLC. Diploma
Thesis. Institut für Pharmazeutische Biologie, Departement
telah menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk
Pharmazeutische Wissenschaften, Philosophisch-
penelitian ini. Naturwissenschaftliche Fakultät, Universität Basel
10. ICH guidelines (2005). International Conference on
DAFTAR PUSTAKA Harmonisation Guidelines on Validation of Analytical
Procedure: Text and Methodology Q2 (R1), Geneva, 1-8.
11. Food and Drug Administration. (1994). Validation of
1. Kementerian Kesehatan RI (2012). Peraturan Menteri
chromatographic methods. Reviewer guidance. September 7,
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 006/2012 tentang
2012. http://www.fda.gov/downloads/
Industri dan Usaha Obat Tradisional. Kementerian Kesehatan
RI, Jakarta.

161 Jurnal Sains Farmasi & Klinis | Vol. 02 No. 02 | Mei 2016

You might also like