123dok Pelestarian Budaya Melalui Media Film Analisis Isi Pelestarian Seni Bela Diri Pencak Silat Minang K
123dok Pelestarian Budaya Melalui Media Film Analisis Isi Pelestarian Seni Bela Diri Pencak Silat Minang K
123dok Pelestarian Budaya Melalui Media Film Analisis Isi Pelestarian Seni Bela Diri Pencak Silat Minang K
By
The background of this research is the widespread circulation of film genre horror,
comedy and romance drama movie comes with the main dish Merantau silat
martial arts fights makes this movie very distinctively national culture of
Indonesia.
In an effort to remind people with martial arts which is the native culture of the
Indonesian nation that had long been abandoned, the movie felt to be the right
choice as a medium for delivering it’s message. Martial art is Indonesian
cultivation (culture), to defend and preserve it’s existence (independence) and
integrity (unity) on the environment and natural surroundings to achieve harmony
of life and to increase faith and piety to God the Almighty (Murhananto, 1993:4 .)
This film were expected to have affect on public perception of the group
concerned. As an efforts to preserve the culture, especially Minangkabau martial
art culture. Based on those thoughts, then obtained the formula of problem is:
What form of Minang Kabau martial art preservation in Merantau movie? The
purpose This study is to explain Minang Kabau martial arts preservation of
behavior in Merantau movie.
This study used a qualitative approach and content analysis methods as knife
analysis. The unit of analysis that being used are the scenes in the movie
Merantau. Based on existing categories, the scenes in the movie Merantau
disaggregated charge Minang Kabau martial arts conservation behavior, then
being interpreted to generate a representation. Not only shows the manifest
content (the visible meaning), but this study also reveal the latent content (the
hidden meaning) in describing Minang Kabau martial arts of behavior
preservation in the film.
The results of this study indicate that the film Merantau as the construction of
reality from the film maker, containing a total of 11 scenes 86 scenes
representations of Minang Kabau martial arts preservation behavior. The
preservation behavior of the Minang Kabau martial art shown by the characters in
this film discribing a picture message that the behavior of defending the right and
the weak must always be done in order to create good in life and still hold on to
the values of kindness. Although this study does not address the representation of
certain social groups who perform conservation behavior, but it’s possible that in
society there is the behavior depicted in this film.
ABSTRAK
OLEH
Latar belakang penelitian ini adalah dalam maraknya peredaran film bergenre
horror, komedi dan drama percintaan munculah film Merantau dengan sajian
utama perkelahian beladiri silat membuat film ini sangat berciri khas budaya
bangsa Indonesia.
Dalam usaha mengingatkan kembali masyarakat dengan seni bela diri pencak silat
yang merupakan budaya asli bangsa Indonesia yang yang sudah lama
ditinggalkan, film menjadi pilihan yang tepat sebagai media penyampaian pesan.
Pencak silat adalah budi daya (budaya) bangsa Indonesia untuk membela dan
mepertahankan eksistensi (kemandirian) dan integritas (kemanunggalan) terhadap
lingkungan hidup dan alam sekitar untuk mencapai keselarasan hidup dan guna
meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Murhananto,
1993:4). Melalui film ini diharapkan dapat mempengaruhi persepsi masyarakat.
Berkaitan dengan upaya untuk melestarikan kebudayaan terutama kebudayaan
seni bela diri pencak silat Minangkabau.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisis isi sebagai
pisau analisis. Unit analisis yang digunakan adalah adegan-adegan dalam film
Merantau. Berdasarkan kategori yang ada, adegan-adegan dalam film Merantau
dipilah berdasarkan muatan perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang
Kabaunya, lalu di interpretasikan hingga menghasilkan sebuah representasi. Tidak
hannya menunjukkan manifest content (makna yang tampak), namun penelitian
ini juga mengungkap latent content (makna yang tersembunyi) dalam
penggambaran perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau di
film tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film Merantau sebagai konstruksi realitas
dari pihak pembuat film, mengandung representasi perilaku pelestarian seni bela
diri pencak silat Minang Kabau sebanyak 11 adegan dari total 86 adegan. Bentuk
perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau yang ditunjukkan
oleh tokoh-tokoh dalam film ini memberikan sebuah gambaran pesan bahwa
perilaku membela yang benar dan lemah tersebut harus selalu dilakukan untuk
dapat menimbulkan kebaikan dalam kehidupan dengan berpegang teguh dengan
nilai-nilai kebaikan. Walaupun penelitian ini tidak membahas keterwakilan
kelompok sosial tertentu yang melakukan perilaku pelestarian, tetapi tidak
menutup kemungkinan bahwa di masyarakat terdapat perilaku yang digambarkan
dalam film ini.
1
BAB I
PENDAHULUAN
Film sebagai media komunikasi massa sering kali digunakan sebagai media yang
menggambarkan kehidupan sosial yang ada dalam masyarakat. Film juga sering
disebut sebagai gambar hidup yang digemari oleh seluruh lapisan masyarakat.
Film sebagai salah satu atribut media massa menjadi sarana komunikasi yang paling
efektif. Film sebagai salah satu kreasi budaya, banyak memberikan gambaran –
gambaran hidup dan pelajaran penting bagi penontonnya. Film juga menjadi salah
satu media komunikasi yang sangat jitu. Dengan kualitas audio dan visual yang
disuguhkan, film menjadi media terpaan yang sangat ampuh bagi pola pikir kognitif
masyarakat.
Dalam perkembangan film belakangan ini, film tidak lagi dimaknai sebagai karya seni
(film as art), tetapi lebih sebagai praktik sosial serta komunikasi massa. Sebagai salah
satu produk media, film seharusnya membentuk opini dan kebiasaan masyarakat yang
2
positif, karena salah satu fungsi film sebagai salah satu produk media massa adalah
ketertarikannya akan nilai-nilai sosial dan nilai-nilai luhur dari suatu budaya. Serta
film merupakan suatu bentuk seni yang sangat representatif karena ia menyajikan
kehidupan sebenarnya. Sebagai media visual, film adalah alat untuk menggambarkan
berbagai macam realita yang terdapat dalam masyarakat dan mengusung nilai-nilai
kerakyatan. Perpaduan antara realitas sosial dan rekonstruksi realitas yang dibuat oleh
industri film menjadikan film sebagai sarana yang unik untuk memahami kondisi
sebenarnya dalam masyarakat. Film adalah visualisasi dari kehidupan nyata yang
menyimpan banyak pesan, mulai dari gaya hidup sampai upaya untuk melestarikan
kebudayaan.
apalagi di era globalisasi ini budaya barat yang dengan bebasnya memasuki wilayah
Indonesia dan sedikit banyak mempengaruhi pola pikir masyarakat pada umumnya
dan juga mempengaruhi budaya asli Indonesia. Hal seperti inilah yang amat sangat
disayangkan apabila terjadi para generasi muda yang dengan mudahnya menerima
budaya asing dan melupakan budaya asli ibu pertiwi dan lebih memilih menggunakan
moyang itulah maka disinilah letak kegunaan film sebagai salah satu bentuk media
massa, yang juga merupakan wahana yang sangat efektif dalam membentuk persepsi
masyarakat melalui representasi atas sebuah kelompok atau individual. Hal ini
3
pengaruh emosional, dan popularitas yang hebat. Dengan dimuati ideologi tertentu,
dan dengan kelebihan film yang mampu menjangkau banyak orang dalam waktu
singkat dan memanipulasi kenyataan yang tampak dengan pesan fotografis, tanpa
kehilangan kredibilitas (McQuail, 1996:14). Dengan citra film sebagai cermin dari
realitas, apa yang tampak dalam sebuah film dapat diinterpretasikan oleh masyarakat
Terasa berbeda saat melihat thriller film yang berjudul Merantau dengan film-film
Indonesia yang beredar saat ini. Dengan sajian utama perkelahian beladiri silat
membuat film ini sangat berciri khas Indonesia. Film merantau merupakan salah satu
sarana pelestarian budaya pencak silat, memang sengaja dibuat oleh sineas perfilman
sebagai bentuk kepeduliannya terhadap pelestarian seni bela diri pencak silat,
terutama pencak silat Minangkabau yaitu yang biasa dikenal dengan sebutan silek
harimau / silat harimau. Dalam film ini menceritakan kehidupan sehari-hari. Film
dengan tema pencak silat ini diharapkan bisa memacu masyarakat Indonesia untuk
Dalam usahanya mengingatkan kembali masyarakat dengan seni bela diri pencak silat
yang merupakan budaya asli bangsa Indonesia yang yang sudah lama ditinggalkan,
film dirasa menjadi pilihan yang tepat sebagai media penyampaian pesannya. Pencak
silat adalah budi daya (budaya) bangsa Indonesia untuk membela dan mepertahankan
dan alam sekitar untuk mencapai keselarasan hidup dan guna meningkatkan iman dan
Pencak Silat adalah seni beladiri yang berakar pada rumpun Melayu. Banyak ahli
sejarah menyatakan bahwa Pencak Silat pertama kali ditemukan di Riau pada jaman
kerajaan Sriwijaya di abad VII walaupun dalam bentuk yang masih kasar. Seni
semenanjung Malaka, dan Pulau Jawa. Namun keberadaan Pencak Silat baru tercatat
dalam buku sastra pada abad XI. Dikatakan bahwa Datuk Suri Diraja dari Kerajaan
daerah lain seiring dengan migrasi para perantau. Seni beladiri Melayu ini mencapai
puncak kejayaannya pada jaman kerajaan Majapahit di abad XVI. Kerajaan Majapahit
Hanya kerajaan Priyangan di tanah Pasundan yang tidak dapat dikuasai penuh oleh
Kerajaan Majapahit. Tentara kerajaan Priyangan ini terkenal akan kehebatan pencak
silatnya. Karena wilayahnya yang terisolir, dan terbatasnya pengaruh Majapahit, seni
Para ahli sejarah dan kalangan pendekar pada umumnya sepakat bahwa berbagai
aliran Pencak Silat yang berkembang dewasa ini, bersumber dari dua gaya yang
berasal dari Sumatra Barat dan Jawa Barat seperti diuraikan di atas
Di saat ramai beredarnya film – film dengan tema horror dan komedi, seorang sineas
perfilman asing membuat film action drama dengan mengangkat silat harimau
minangkabau, Padang, Sumatra Barat yang merupakan salah satu budaya bangsa yang
5
harus dilestarikan merupakan alasan kenapa penulis tertarik untuk mengkaji film
Merantau. Film merantau yang mengangkat warisan budaya Indonesia yaitu seni bela
diri pencak silat Minangkabau khususnya silat harimau sebagai kajian utama dalam
silat, film ini juga menceritakan tentang budaya merantau yang sering dilakukan
suatu hari akan keluar merantau diluar daerahnya. Bertujuan agar anak laki-laki dapat
menemukan tujuan hidupnya yang hakiki dan lalu kembali pulang menjadi pria
Dalam film itu diceritakan seputar perjalanan seorang remaja yang merantau dari
tanah kelahirannya di Minang ke ibu kota dengan berbekal keahlian pencak silat
harimau. Yuda (Iko Uwais), pesilat Harimau handal, dalam persiapan akhir untuk
kota Jakarta.
ketidak pastian dalam hidupnya. Nasib mempertemukan Yuda dengan yatim piatu
Adit (Yusuf Aulia) dan kakaknya, Astri (Sisca Jessica), yang akan menjadi korban
seperti barang ini dipimpin seorang Eropa berhati batu, Ratger (Mads Koudal) dan
tangan kanannya Luc (Laurent Buson). Ketika terluka dalam perkelahian antara Johni
6
(Alex Abbad), para tukang pukulnya dan Yuda, Ratger bersikeras mencari Astri, atau
Perkenalan Yuda dengan kota serabutan ini seperti api yang menyulut ketika situasi
memaksanya untuk melarikan diri bersama Astri dan Adit dari kejaran mucikari dan
setiap langkah mereka. Melarikan diri ternyata bukan pilihan tepat, karena tiap
langkahnya selalu diikuti oleh mereka, Yuda tidak memiliki pilihan lain kecuali
Sedangkan pada era modern seperti sekarang ini, upaya untuk tetap mempertahankan
kebudayaan, apalagi untuk membela orang yang baru saja dikenal sudah sangat jarang
ditemui. Dengan alasan gengsi, banyak masyarakat tidak ingin mempelajari budaya
bangsa misalnya seni beladiri pencak silat. Juga karena alasan seni yang satu ini
dirasa kurang keren dan terlalu kedaerahan, sehingga membuat masyarakat lebih
memilih untuk menekuni seni yang lebih mendunia dan dianggap lebih keren.
Maka untuk melihat sejauh mana film sebagai media massa dapat berperan serta
dalam pelestarian kebudayaan dapat kita lihat melalui tekhnik analisis isi karena,
analisis isi dapat memberi kita pemahaman terhadap nilai-nilai, orientasi, norma-
norma suatu budaya yang direfleksikan oleh media massa, suatu cerita seringkali
menyelimuti fenomena yang dapat diamati dan analisis isi dapat membantu
7
dalam suatu cerita tersebut dan kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh lewat analisis
Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu,
bagaimanakah pelestarian seni bela diri pencak silat minang kabau dalam film
Merantau?
pelestarian seni bela diri pencak silat minangkabau melalui film (Analisis Isi
Pelestarian Seni Beladiri Pencak Silat Minang Kabau Pada Film Merantau) melalui
pemahaman arti yang tersurat di dalam suatu cerita dengan menggunakan teknik
analisis isi.
8
1. Kegunaan akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wacana studi tentang pelestarian
budaya melalui media film. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat
memperkaya studi analisis isi sebagai sebuah metode dalam menganalisa fenomena-
fenomena sosial, terutama dari sudut pandang ilmu komunikasi dan ini diharapkan
dapat bermanfaat dalam kajian komunikasi, dan dapat menjadi referensi bagi
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukkan bagi para praktisi film
dalam mengemas film agar mengutamakan fungsinya sebagai sarana pendidikan dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Dr. Phil. Astrid S. Susanto, esensi film adalah gerakan atau lebih tepat lagi
gambar yang bergerak. Dalam bahasa Indonesia, dahulu dikenal istilah gambar hidup,
dan memang gerakan itulah yang merupakan unsur pemberi “hidup” kepada suatu
gambar (1982:58).
Hafied Cangara mendefinisikan dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar lewat
layar lebar, tetapi dalam pengertian yang lebih luas bisa juga termasuk yang disiarkan di
televisi. Di Indonesia, pengertian film dapat dirujuk dari pendefinisian untuk tujuan
Perfilman.
1. Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi
direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan atau atau bahan hasil
penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melaluiproses
10
kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpasuara, yang
Untuk meningkatkan kesan dan dampak dari film, suatu film diiringi dengan suara yang
dapat berupa dialog atau musik. Disamping itu, warna juga mempertingkat nilai
“kenyataan” pada film, sehingga unsur “sungguh-sungguh terjadi” dan “sedang dialami
oleh khalayak” pada saat film diputar, makin terpenuhi (Susanto, 1982:58). Atmosfer
yang kuat ini dapat mempengaruhi isi kesadaran penonton sedemikian rupa, sehingga
batas realitas film dan realitas hidup tidak lagi jelas (Van Zoest, 1993:112). Selain itu,
karakteristik film yang dianggap memiliki jangkauan, realisme, pengaruh emosional, dan
popularitas yang hebat, menjadikan film sebagai medium yang sangat efektif untuk
menyampaikan pesan.
Menurut Daniel Chandler, kode-kode dalam film dapat dibandingkan dengan tata bahasa
atau grammar dalam bahasa. Frame atau pembingkaian gambar dapat dilihat sebagai
morfem, shot atau pengambilan kamera sebagai kalimat, adegan sebagai paragraf, dan
sekuen atau rangkaian adegan sebagai bab. James Monaco, ahli semiotika lain,
11
menambahkan bahwa cara memotong gambar (editing) atau perpindahan adegan sebagai
Graeme Turner menyebut kode-kode yang terkandung dalam bahasa film sebagai sistem
penanda (the signifying systems) (1988:51), sedangkan Allan Rowe menyebutnya sebagai
kode sinematis (cinematic codes) (Nelmes, 1996:93). Adapun yang akan diuraikan
1. Kamera
Kamera merupakan elemen yang terpenting dan paling dasar dalam pembuatan sebuah
film, karena film tidak dapat dikatakan sebagai film bila tidak menggunakan jasa kamera.
Namun di samping fungsi dasarnya, penggunaan kamera juga dapat menghasilkan makna
tertentu. Berikut adalah makna yang dapat dihasilkan oleh penggunaan kamera,
1. Close-up: kamera menyorot bagian dari tubuh seseorang atau bagian dari benda
dari jarak dekat. Shot seperti ini dapat menghasilkan perasaan dramatis yang
tinggi atau nilai simbolis dalam suatu adegan. Close-up juga dipakai untuk
2. Extreme close-up: bentuk close-up dengan jarak yang lebih dekat. Biasanya
shot ini hanya dapat memuat bagian kecil dari tubuh orang atau obyek, misalnya
mata, telinga, bibir, dan sebagainya. Fungsinya sama dengan close-up, hanya
3. Medium shot: sorotan yang menekankan detil dari tubuh seseorang dari
pinggang ke atas. Medium shot hanya menampakkan orang atau benda yang
Fungsi medium shot adalah untuk mengenal suatu karakter atau obyek dari jarak
yang lebih dekat. Namun, tidak seperti close-up, medium shot tidak bermuatan
saja.
5. Point of view shot (POV): kamera bertindak sebagai mata dari seseorang atau
sesuatu. Dengan POV, kita melihat dunia dari sudut pandang si karakter. POV
Sudut atau posisi pengambilan kamera dapat digunakan untuk menambah nilai
menghasilkan arti apa-apa, hanya merekam apa yang sedang terjadi, dengan
2. Low-angle: kamera ditempatkan lebih rendah dari obyek, dan jadinya melihat
ke atas ke arah obyek atau orang. Sudut seperti ini memberi kesan berkuasa,
1. Panning: kamera bergerak secara horizontal, dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
2. Tilting: kamera bergerak secara vertikal, dari atas ke bawah atau sebaliknya.
aksi dengan cara voyeuristic (mengamati). Kedua gerak ini juga memungkinkan
dan tilting juga dapat digunakan secara POV, di mana gerak kamera merupakan
Permainan fokus juga dapat menghasilkan makna. Bila kamera terfokus pada
obyek atau karakter, sementara latar belakang dibuat kabur, makan perhatian
penonton akan terfokus pada karakter atau obyek tersebut. Sebaliknya bila
karakter atau obyek dibuat kabur dan kamera terfokus pada latar belakang,
perhatian penonton akan tersita untuk latar belakang itu. Deep focus shot, di
mana semua hal dalam frame terfokus, akan membebaskan penonton untuk
memilih fokus perhatiannya pada apa saja dalam layar yang mereka inginkan.
14
e) Framing
Framing adalah penempatan orang atau obyek dalam satu frame kamera.
2. Setting
Fungsi setting yang paling dasar, penting, dan nyata terlihat adalah untuk
menyatakan tempat dan waktu di mana cerita terjadi. Namun pengaturan setting
dapat memberi kontribusi bagi struktur naratif cerita dan pemahaman karakter
dalam suatu film. Misalnya, kamar yang dipenuhi buku menimbulkan kesan
3. Lighting
Menurut Graeme Turner, lighting atau tata lampu mempunyai dua fungsi. Yang
pertama adalah fungsi ekspresif, yaitu menetapkan mood, atau memberi film
kontras – disebut low-key lighting. Fungsi yang kedua adalah realisme. Ini
merupakan fungsi lighting yang paling banyak digunakan dan tidak kelihatan.
Bila berhasil, tata lampu seperti ini akan menerangi karakter dan setting secara
lighting sebagai sebuah teknologi yang terpisah. Penggunaan lighting seperti ini
Film juga bergantung pada benda, atau obyek, atau prop, sebagai sarana untuk
menyampaikan makna. Prop dapat digunakan untuk menjadi ciri dari suatu
genre, misalnya pistol atau senjata untuk film action, salib atau bawang putih
untuk film horror. Selain itu, prop juga dapat memberikan makna bagi sebuah
karakter.
5. Kostum
Perubahan kostum yang dipakai oleh sebuah karakter juga dapat mengatakan
sesuatu, misalnya perubahan status, sikap, atau – karena peran kostum sebagai
6. Akting (performance)
Seperti halnya kostum, dalam ekspresi wajah dan posisi tubuh yang ditampilkan
oleh seorang aktor juga mengandung elemen kode yang kuat. Kode-kode ini
dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai bahasa tubuh atau body language.
adalah penetrasi global dari aspek-aspek bahasa tertentu, misalnya simbol ibu
(1990:388) yang dikutip dari Rizal (2003), dalam mencari makna yang
tanda dalam komunikasi non verbal, seperti gesture, kinesic (gerak), body
yang sangat kuat. Peran suara yang terpenting adalah memperkuat nuansa
kejadian yang bisa dilihat, misalnya ketika kita mendengar suara pecahan kaca
aspek - aspek film sebagai medium komunikasi massa yang beroperasi di dalam
masyarakat. Perspektif sosial memaknai film tidak hanya eskpresi seni dari si
pembuatnya, melainkan melibatkan interaksi yang kompleks dan dinamis dari elemen-
elemen pendukung proses produksi, distribusi maupun eksebisinya. Bahkan perspektif ini
mengasumsikan interaksi antara film dan ideologi kebudayaan dimana film ini dibuat.
Perpaduan antara realitas sosial dan rekonstruksi realitas yang dibuat oleh industri film
menjadikan film sebagai sarana yang unik untuk memahami kondisi sebenarnya dalam
17
masyarakat. Sebagai refleksi realitas sosial, film sering kali menjadi tolok ukur gambaran
Tak hanya di situ tetapi film juga sebagai penyampai pesan moral, informatif, sejarah
mencari jawaban secara jelas lewat film karena lebih hidup dari pada sekedar debat kusir
ditambah dengan standar kaidah sinematografi akan menambah kuatnya pesan yang akan
disampaikan. Tetapi yang terpenting dari semua itu bagaimana film bisa dijadikan alat
atau media informasi, pendidikan, alternatif gagasan/ide bagi banyak manfaat bagi
masyarakat. Setiap sugguhan tayangan berbobot bisa diterima dengan cara pandangan
sederhana, setidaknya bisa membawa pandangan baru berupa nilai-nilai tersirat atau
hiburan semata.
Pencak silat merupakan salah satu jenis olahraga beladiri yang memiliki aspek seni
sebagai tata gerak, pencak silat dapat dipersamakan dengan tarian. Bahkan pencak silat
lebih kompleks, karena dalam tata gerak nya terkandung unsur-unsur pembelaan diri
yang tidak ada dalam tarian. Pencak silat sebagai hasil budaya, dalam hal-hal tertentu
lebih fungsional dari tarian karena mempunyai manfaat terhadap individu dan
masyarakat. Bagi Individu manfaat nya adalah untuk pembelaan diri dan kesehatan. Bagi
18
masyarakat, manfaatnya berupa keindahan seni gerak yang dapat dinikmati, dan sabagai
sarana silaturahmi. Beberapa aliran pencak silat bahkan menggunakan iringan musik
dalam berlatih. Antara lain music jidor di daerah Jawa Timur, kendang pencak di Jawa
Barat,seruling dan kendang di daerah Sumatra Barat, dan di daerah lain yang melakukan
Pencak silat adalah seni bela diri. Dalam seni terkandung dua pengertian : keindahan dan
tindakan. Oleh karena itu lah dikenal istilah “seni memimpin, seni memasarkan, seni
mempengaruhi orang lain, dan sebagainya”. Dengan demikian sebagai hasil dari suatu
kebudayaan pencak silat adalah seni yang mengandung unsur pembelaan diri. Ini untuk
pertarungan dua orang yang tidak mengenal pencak silat (atau segala jenis seni bela diri
lainnya) hanya mengenal satu kata : menang. Bagaimana pun caranya, serabutan, asal
pukul, asal tendang. Pencak silat mengatur bagaimana cara menyerang, menghindar,
bertahan dan mengalahkan dengan teknik dan kaidah yang indah, tidak asal-asalan.
Sebagai hasil karya budaya, Pencak Silat sangat kental dengan nilai dan norma yang
hidup dan berlaku di masyarakat. Oleh karena itu pada dasarnya pencak silat lebih
menekankan pada unsur-unsur sosial berupa silaturahmi; keindahan dalam seni gerak;
kesehatan dalam gerak badan, dan pembelaan diri pada urutan terakhir. Para guru dan
pertarungan, dan sedapat mungkin tidak mencelakai musuh. Sebagai seni, Pencak Silat
merupakan wujud perilaku budaya suatu kelompok, yang di dalamnya terkandung unsur
Media film adalah salah satu bagian komunikasi massa yang memiliki fungsi sosial
melestarikn dan mewariskan nilai-nilai sosial dan budaya dari satu generasi kepada
yang luas dalam masyarakat. Keberadaan yang luas ini ditandai di satu sisi dengan
penggunaannya yaitu banyaknya jumlah konsumen bagi media ini dibanding dengan
media massa lainnya seperti buku, surat kabar, dan lainnya. Dan di sisi lain adalah jumlah
produksinya yang luar biasa meningkat seiring ketersediaan perangkat kamera dan
Merujuk pada fungsi dan lingkup film yang tercantum pada pasal 5 ayat (1) UU Nomor 8
Tahun 1992 tentang Perfilman di mana disebutkan bahwa film sebagai media komunikasi
Film sebagai bagian dari informasi yang mencerminkan perkembangan budaya bangsa
Indonesia kepada masyarakat. Informasi yang tersaji dalam sebuah film memberikan
pengetahuan baru bagi masyarakat. Banyak aspek yang dapat disajikan dalam sebuah
film, misalnya: alur cerita, karakter tokoh atau pemain, gaya bahasa, kostum, ilustrasi
musik, dan setting. Apapun jenis atau temanya, film selalu meninggalkan pesan moral
kepada masyarakat yang dapat diserap dengan mudah karena film menyajikan pesan
tersebut secara nyata. Gambar hidup yang ditampilkan di film memberi dampak yang
20
berbeda dari untaian kata-kata dalam sebuah buku. Mencerna sebuah film dapat
dikatakan lebih mudah daripada mencerna sebuah tulisan. Maka sebetulnya film sangat
strategis dijadikan media komunikasi bagi masyarakat banyak terutama sebagai media
Di saat ramai beredarnya film – film dengan tema horror dan komedi, seorang sineas
perfilman asing membuat film action drama dengan mengangkat silat harimau
minangkabau, Padang, Sumatra Barat yang merupakan salah satu budaya bangsa yang
harus dilestarikan. Dalam film itu diceritakan seputar perjalanan seorang remaja yang
merantau dari tanah kelahirannya di Minang ke ibu kota dengan berbekal keahlian pencak
silat harimau. Film merantau yang mengangkat warisan budaya Indonesia yaitu seni bela
diri pencak silat Minangkabau khususnya silat harimau sebagai kajian utama dalam
filmnya memberikan nuansa baru dalam dunia perfilman Indonesia dengan menampilkan
masyarakat dengan seni bela diri pencak silat yang sudah lama ditinggalkan sebagai
bukti, juara pencak silat saat ini Vietnam (www.kompas.com, diakses 24 Oktober 2009),
seharusnya warga Indonesia sendiri dan film dirasa menjadi pilihan yang tepat sebagai
Sebagai warga negara Indonesia yang baik dan mencintai negara, ,seharusnya kita
menjaga dan melestarikan kebudayaan negara kita agar tidak punah seiring dengan
21
berjalan nya waktu yang semakin meningkatnya dunia modern. Budaya Indonesia adalah
ciri khas Indonesia dengan berbagai keanekaragaman adat-adat yang ada di Indonesia.
Seperti tari-tarian, makanan, baju daerah termasuk berbagai seni bela diri dan masih
banyak lagi. Kita harus bangga dengan ini karena semua itu adalah kekayaan negara kita
yang tidak dimiliki oleh negara lain. walaupun setiap daerah diIndonesia berbeda-beda
suku-suku dan adat-adat daerah yang dimiliki tapi itu semua adalah suatu kebudayaan
Indonesia.
Menurut Koentjaraningrat kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan,
serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan
miliknya dengan belajar. Dengan demikian hampir semua tindakan manusia adalah
bermasyarakat yang tidak dibiasakannya dengan belajar (yaitu tindakan naluri, refleks,
atau tindakan-tindakan yang dilakukan akibat suatu proses fisiologi, maupun berbagai
Dewantara kebudayaan berarti buah budi manusia, adalah hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang
merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan
kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. (Ilmu Budaya Dasar Drs.
Dalam wikipedia disebutkan beberapa jenis kebudayaan indonesia yang terdiri dari :
1. Rumah adat
2. Tarian
3. Lagu
4. Musik
5. Alat musik
6. Gambar
7. Patung
8. Pakaian
9. Suara
10. Sastra/tulisan
11. Makanan
Merujuk pada definisi kebudayaan di atas, Pencak Silat juga masuk dalam kebudayaan
Indonesia. Pencak silat jelas merupakan hasil budi dan akal manusia, lahir melalui proses
kekuatan dan keteguhan sikap dalam mempertahankan budaya asli, termasuk budaya
daerah, dari pengaruh budaya asing yg kemungkinan dapat merusak atau membahayakan
Disadari ataupun tidak, manusia adalah mahluk yang selalu melahirkan budaya dalam
setiap nafasnya. Budaya menjadi bagian dari kehidupannya, sekaligus sistem nilai yang
menuntut sistem nilai untuk mengikuti, untuk turus berubah seiring dengan peralihan
zaman
Media massa dapat juga meningkatkan kesadaran masyarakat untuk kembali meng-
dan informasi, yang isinya menghimbau masyarakat agar tidak melupakan akar budaya
daerah masing-masing.
Media massa yang sering digunakan sebagai sarana yang paling efektif untuk
mempengaruhi persepsi masyarakat antara lain terbagi atas dua jenis yaitu cetak dan
24
elektronik. Diantanya surat kabar dan majalah yang termasuk dalam media massa cetak,
sedangkan media massa elektronik antara lain radio, televise, film, komputer dan internet.
Adapun karaktersitik dari berbagai media massa yang dianggap efektif dalam
1. Surat Kabar
Menurut Agee, surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan fungsi sekunder. Fungsi utama
media surat kabar adalah : to inform (menginformasikan kepada pembaca secara objektif
tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara dan dunia), to comment
Sedangkan fungsi Sekunder media surat kabar adalah : untuk mengkampanyekan proyek-
proyek yang bersifat kemasyarakatan, yang diperlukan sekali untuk membantu kondisi-
kondisi tertentu, memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik, kartun
dan cerita-cerita khusus, melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, serta menjadi
Untuk dapat memanfaatkan media massa secara maksimal dan tercapainya tujuan
media tersebut. Karakteristik surat kabar sebagai media massa mencakup : publisitas,
Untuk menyerap isi surat kabar, dituntut kemampuan intelektualitas tertentu. Khalayak
yang buta huruf tidak dapat menerima pesan surat kabar begitu juga yang berpendidikan
rendah.
2. Majalah
Menurut Dominick, klasifikasi majalah dibagi kedalam lima kategori utama, yakni:
bisnis), literacy reviews and academic journal (kritik sastra dan majalah ilmiah),
Humas).
Karakteristik Majalah
Majalah media yang paling sederhana organisasinya, relatif lebih mudah mengelolanya,
serta tidak membutuhkan modal yang banyak. Majalah tetap dibedakan dengan surat
kabar karena majalah memiliki karakteristik tersendiri, yaitu : penyajian lebih dalam,
nilai aktualitas lebih lama, gambar/foto lebih banyak, cover/sampul sebagai daya tarik.
26
3. Radio
Radio adalah media elektronik tertua dan sangat luwes. Radio telah beradaptasi dengan
Keunggulan radio adalah dapat ditempatkan atau didengar dimana saja, di tempat itdur, di
dapur, di dalam mobil, di kantor, di jalan, di pantai dan berbagai tempat lainnya.
Pada Radio siaran terdapat cara tersendiri, yakni apa yang disebut radio siaran
style atau gaya radio siaran. Gaya radio siaran ini disebabkan oleh sifat radio siaran yang
4. Televisi
Dari semua media massa, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia.
Televisi dijejali hiburan, berita dan iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi
televise kabel. Sistem penyampaian program lebih berkembang lagi, kini sedikitnya
terdapat lima metode penyampaian program televise yang telah dikembangkan : Over the
air reception of network and local station program, Cable, Digital Cable, Wireless
Karakteristik Televisi
Ditinjau dari stimulasi alat indera, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah hanya satu
alat indera yang mendapat stimulus,sedangkan pada televisi yaitu : audiovisual, berpikir
5. Film
Gambar bergerak adalah bentuk dominan dari komunikasi massa. Film lebih dulu
menjadi media hiburan dibanding radio siaran dan televisi. Menonton televisi menjadi
aktivitas populer bagi orang Amerika pada tahun 1920-an sampai 1950-an. Film adalah
industri bisnis yang diproduksi secara kreatif dan memuhi imajinasi orang-orang yang
Karakteristik Film
Faktor-faktor yang dapat menunjukkan karakteristik film adalah layar lebar, pengambilan
Situs juga menjadikan sumber informasi untuk hiburan dan informasi perjalanan wisata.
Pengguna internet menggantungkan pada situs untuk memperoleh berita. Dua sampai tiga
pengguna internet mengakses situs untuk mendapatkan berita terbaru setiap minggunya.
Internet unggul dalam menghimpun berbagai orang, karena geografis tak lagi menjadi
pembatas, berbagai orang dari negara dan latar belakang yang berbeda dapat saling
28
Merujuk pada fungsi dan lingkup film yang tercantum pada pasal 5 ayat (1) UU Nomor 8
Tahun 1992 tentang Perfilman di mana disebutkan bahwa film sebagai media komunikasi
Film sebagai bagian dari informasi yang mencerminkan perkembangan budaya bangsa
Indonesia kepada masyarakat. Informasi yang tersaji dalam sebuah film memberikan
pengetahuan baru bagi masyarakat. Banyak aspek yang dapat disajikan dalam sebuah
film, misalnya: alur cerita, karakter tokoh atau pemain, gaya bahasa, kostum, ilustrasi
musik, dan setting. Apapun jenis atau temanya, film selalu meninggalkan pesan moral
kepada masyarakat yang dapat diserap dengan mudah karena film menyajikan pesan
tersebut secara nyata. Gambar hidup yang ditampilkan di film memberi dampak yang
berbeda dari untaian kata-kata dalam sebuah buku. Mencerna sebuah film dapat
dikatakan lebih mudah daripada mencerna sebuah tulisan. Maka sebetulnya film sangat
strategis dijadikan media komunikasi bagi masyarakat banyak terutama sebagai media
Film sebagai media komunikasi massa pada hakikatnya menyampaikan pesan atau materi
komunikasi. Untuk menyampaikan pesannya film terbagi beberapa jenis. Film dapat
dibedakan menurut karakter, ukuran, dan segmentasi. Beberapa jenis film menurut
1. Action
sehingga tema ini dengan sederhana bisa dikatakan sebagai film yang berisi
2. Drama
Tema ini mengetengahkan human interest sehingga yang dituju adalah perasaan penonton
untuk meresapi kejadian yang menimpa tokohnya. Tema ini juga dikaitkan dengan latar
belakang kejadiannya.
3. Komedi
Tema ini baiknya dibedakan dengan lawakan sebab jika dalam lawakan biasanya yang
berperan adalah para pelawak. Film komedi tidak harus dilakonkan oleh pelawak, tetapi
pemain film bisa. Intinya, tema komedi selalu menawarkan sesuatu yang membuat
komedi juga merupakan sindiran dari suatu kejadian atau fenomena yang sedang terjadi.
Dalam konteks ini, ada dua jenis drama komedi yaitu slapstik dan situation comedy.
30
Slapstik adalah komedi yang memperagakan adegan konyol seperti sengaja jatuh atau
dilempar kue dan lainnya. Sedangkan komedi situasi adalah adegan lucu yang muncul
4. Tragedi
Tema ini menitikberatkan pada nasib manusia. Sebuah film dengan akhir cerita sang
tokoh selamat dari kekerasan, perampokan, bencana alam dan lainnya bisa disebut film
tragedi.
5. Horor
penontonnya merinding, itulah yang disebut film horror. Suasana horor dalam sebuah
film bisa dibuat dengan cara animasi, special effect atau langsung oleh tokoh-tokoh
6. Drama Action
Tema ini merupakan gabungan dari dua tema, drama dan action. Tema drama action ini
menandainya, dapat dilihat dengan cara melihat alur cerita film. Biasanya film dimulai
dengan suasana drama, setelah itu alur meluncur dengan menyuguhkan suasana tegang
berupa pertengkaran-pertengkaran.
31
7. Komeditragi
tragis. Suasana yang dibangun memang getir sehingga penonton terbawa emosinya dalam
8. Komedi horor
Sama dengan komeditragi, suasana komedi horor juga merupakan gabungan antara tema
komedi dan horor. Biasanya film dengan tema ini menampilkan film horor yang
9. Parodi
Tema parodi merupakan duplikasi dari tema film tertentu, tetapi diplesetkan, sehingga
ketika film parodi ditayangkan para penonton akan melihat satu adegan film tersebut
dengan tersenyum dan tertawa. Penonton berbuat demikian tidak sekedar karena film
lucu, tetapi karena adegan yang ditonton pernah muncul di film-film sebelumnya.
Tentunya para penikmat film parodi akan paham kalu sering menonton film, sebab parodi
selalu mengulang adegan film yang lain dengan pendekatan komedi. Jadi, tema parodi
Dengan perkembangan film, maka asumsi mengenai jenis film semakin beragam.
Film dokumenter adalah Film yang menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat
untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tidak pernah lepas
dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan dan propaganda bagi orang atau kelompok
tertentu. Intinya, film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin.
Durasi Film Pendek biasanya dibawah 60 menit. Dibanyak Negara seperti Jerman,
Australia, Kanada dan Amerika Serikat, film cerita pendek dijadikan laboratorium
eksperiment dan batu loncatan bagi seseorang atau sekelompok orang untuk kemudian
memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa
jurusan film atau orang atau sekelompok orang yang menyukai dunia film dan ingin
Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-100 menit. Film yang
diputar di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok film cerita panjang. Film-film
produksi India dan Hollywood bahkan rata-rata berdurasi hingga 180 menit.
33
2.3.3 Karakteristik Film Seni Bela Diri Tradisional Sebagai Media Pelestarian
Budaya
Film yang baik merupakan media komunikasi, menghubungkan gambaran masa lampau
dengan sekarang dan mencerdaskan dan mencerahkan bangsa karena memberikan nilai-
pendidikan, pengekspresian seni . Film juga mendiskripsikan watak, harkat, dan martabat
budaya bangsa. Sekaligus sebagai memberikan manfaat dan fungsi yang luas bagi bidang
ekonomi, sosial dan budaya. Film tidak hanya semata menonjolkan unsur hiburan semata,
tetapi lebih kepada tanggung jawab moral untuk mengangkat nilai nasionalisme bangsa
dan jati diri bangsa yang berbudaya. Tetapi yang terpenting dari semua itu bagaimana
film bisa dijadikan alat atau media informasi, pendidikan, alternatif gagasan/idea bagi
banyak manfaat bagi masyarakat. Setiap sugguhan tayangan berbobot bisa diterima
dengan cara pandangan sederhana, setidaknya bisa membawa pandangan baru berupa
nilai-nilai tersirat. Terdapat penggambaran film yang terdiri dari 4 bagian dalam pencak
silat yang tidak dapat dipisahkan bagian tersebut antara lain, olahraga, beladiri, seni,
mental dan spritual 4 bagian ini biasa dikenal menjadi aspek atau kandungan pencak silat.
Karakteristiknya antara lain, film menggunakan unsur gambar dan suara sebagai sarana
cerita pada penonton. Keduanya mengandung apa yang dinamakan ekspresi, kita melihat
gambar dan mendengar suara. Film memiliki keterbatasan waktu, film memiliki panjang
tertentu, antara 80 sampai 120 menit, atau bahkan bila kita menentukan waktu 3 jam
Metode analisis isi (content analysis) merupakan suatu metode yang amat efisien untuk
menginvestigasi isi media baik yang tercetak maupun media elektronik. Metode analisis
isi pada dasarnya merupakan suatu teknik sistematik untuk menganalisis isi pesan dan
mengolah pesan, atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku
komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih (Budd, 1967:2 dalam Bungin
Burhan, hal 134). Menurut Wimmer & Dominick (2000) analisis isi didefinisikan sebagai
suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik dan
Tujuan utama dari penelitian dengan teknik analisis isi adalah mendeskripsikan
karakteristik pesan yang ada dalam ranah publik dengan perantara teks (Frey dalam
Birowo, 2004 : 146). Sehingga melalui teknik analisis isi, peneliti bisa menggambarkan
Penggunaan analisis isi mempunyai beberapa manfaat atau tujuan. McQuail dalam buku
Mass Commmunication Theory, mengatakan bahwa tujuan dilakukan analisis isi pesan
komunikasi adalah :
3. isi media merupakan refleksi dari nilai-nilai sosial dan budaya serta sistem
kepercayaan masyarakat
Deskripsi lainnya mengenai tujuan analisis isi disampaikan oleh Wimmer dan
Domminick :
1. menggambarkan isi komunikasi yaitu mengungkap kecendrungan yang ada pada isi
6. Analisis isi kualitatif lebih banyak dipakai untuk meneliti dokumen yang dapat
berupa teks, gambar, simbol, dan sebagainya untuk memahami budaya dari suatu
konteks social tertentu. Analisis isi kualitatif merujuk pada metode analisis yang
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa Film sebagai bagian dari informasi
Informasi yang tersaji dalam sebuah film memberikan pengetahuan baru bagi
36
masyarakat. Dengan citra film sebagai cermin dari realitas, apa yang tampak dalam
sebuah film dapat diinterpretasikan oleh masyarakat sebagai kondisi realitas yang
sebenarnya. Berger dan Luckmann mengatakan bahwa realitas social terdiri dari tiga
macam; yaitu realitas subjektif, realitas objektif dan realitas simbolik. Realitas objektif
adalah realitas yang terbentuk dari pengalaman objektif yang berada diluar diri individu,
dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Realitas simbolik merupakan ekspresi
simbolik dari realitas objektif dari berbagai bentuk. Sementara itu, realitas subjektif
adalah realitas yang terbentuksebagai proses penyerapan kembali realitas objektif dan
Analisis isi yang sifatnya kualitatif tidak hanya mampu mengidentifikasi pesan-pesan
manifest (nyata), melainkan juga latent messages dari sebuah dokumen yang diteliti.
Dengan kata lain, dalam analisis isi media kualitatif, peneliti akan mampu melihat
kecendrungan isi media berdasarkan context, process, dan emergence dari dokumen-
dokumen yang diteliti. Artinya, kedalaman analisis isi dengan konteks social/realitas
yang terjadi. Adanya latent dan manifest messages dalam dokumen yang diteliti juga
Di dalam penelitian ini, metode analisis isi digunakan sebagai alat bedah penelitian untuk
melihat representasi realitas sosial mesyarakat berupa prilaku pelestarian seni bela diri
pencak silat minang kabau dalam film. Apabila hasil akhir dari analisis ini nantinya akan
menunjukkan adanya suatu isi yang tersembunyi (latent), maka tidak apa-apa karena
yang diteliti dan dianalisis adalah isi yang tersurat, yang tampak, bukan makna yang
Di saat ramai beredarnya film – film dengan tema horror dan komedi, seorang sineas
perfilman asing membuat film action drama dengan mengangkat silat harimau
minangkabau, Padang, Sumatra Barat yang merupakan salah satu budaya bangsa yang
harus dilestarikan.
Film sebagai salah satu atribut media massa menjadi sarana komunikasi yang paling
efektif. Film sebagai salah satu kreasi budaya, banyak memberikan gambaran – gambaran
hidup dan pelajaran penting bagi penontonnya. Film juga menjadi salah satu media
komunikasi yang sangat jitu. Dengan kualitas audio dan visual yang disuguhkan, film
menjadi media terpaan yang sangat ampuh bagi pola pikir kognitif masyarakat serta
Melalui media film diharapkan masyarakat dapat mengambil atau mengikuti isi pesan
yang ingin disampaikan. Serta diharapkan masyarakat dapat menganggap bahwa hal
tersebut adalah cerminan realitas yang sesungguhnya. Seperti yang dijelaskan dalam teori
dipengaruhi oleh apa yang mereka pelajari dari media massa. Selain itu karena film
sebagai media komunikasi mempunyai fungsi sebagai media informasi, edukasi, dan
hiburan.
Penelitian ini mengangkat film Merantau sebagai objek penelitian. Film ini diproduksi
oleh Merantau Production House, dan disutradarai oleh Gareth Evans. Penelitian ini
menggunakan teori pembelajaran sosial untuk menimbulkan masalah yang akan diteliti.
38
pelestarin seni bela diri pencak silat minang kabau dalam film, yang mencerminkan
keberadaan sosial serta realitas masyarakat yang berada di tengah kota. Penelitian ini
Untuk menunjukkan penggambaran perilaku pelestarian seni bela diri minang kabau yang
ditampilkan dalam film, penelitian ini menggunakkan metode analisis isi. Analisis isi
film ini menggunakkan unit analisis isi per adegan yang dibagi menjadi dua yaitu audio
dan visual. Unit audio yaitu semua elemen bunyi, dialog, efek suara, music pengiring
(score), dan juga soundtrack. Sedangkan unit visual yaitu semua yang terlihat secara fisik
dalam hal akting (performance), setting, kostum, objek/prop, teknik pengambilan gambar
camera shot dan camera angel), penggerakkan kamera (camera movement), dan teknik
pelestarian seni bela diri pencak silat minang kabau dan mengindahkan adegan-adegan
lain yang tidak menampilkan perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang
Kabau. Dan adegan-adegan yang menampilkan perilaku pelestarian seni bela diri pencak
silat tersebut akan dikatagorikan sesuai dengan bentuk perilaku pelestarian seni bela diri
Film Merantau
Analisis Isi
Unit Analisis :
Audio Visual
- Dialog - Akting
- Efek Suara - Setting
- Musik Pengiring - Kostum
BAB III
METODE PENELITIAN
Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah deskripstif kualitatif yang memaparkan
suatu situasi atau peristiwa. Tipe penelitian ini merupakan cara analisis yang
Seperti yang dikatakan Maynzt, karena sebagai suatu bentuk penelitian deskriptif
yang memakai teknik analisis isi maka jelas segi kualitatiflah yang lebih cocok,
artinya suatu analisis isi yang bersifat kualitatif sangat cocok untuk maksud deskripsi.
Sesuai dengan tujuannya maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis isi yang menggunakan pendekatan kualitatif. Metode analisis isi
41
sering digunakan untuk melakukan analisis terhadap pesan-pesan pada susatu media
Menurut Rachmat Kriyantono, analisis isi kualitatif adalah suatu analisis isi yang
lebih mendalam dan detail untuk memahami produk isi media dan mampu
Karena semua pesan (teks, simbol, gambar dan sebagainya) adalah produk sosial dan
budaya masyarakat. Analisis isi kualitatif bersifat sistematis, analitis tapi tidak kaku
dalam analisis isi kuantitatif. Kategorisasi dipakai hanya sebagai guide, diperbolehkan
konsep-konsep atau katagorisasi yang lain muncul selama proses riset (Kriyanto,
2006:247).
Metode analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi
yang dapat ditiru (replicable) dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya.
Analisis isi adalah sebuah metode non reaktif. Maksud non reaktif adalah tidak
melibatkan reaksi subyek, karena metode analisis isi digunakan untuk meneliti obyek
dan film (Krippendorff, 1991:15). Dengan sifatnya yang non reaktif akan menghindari
dari hal-hal yang bersifat subyektif (pengaruh emosional) atau yang direkayasa
dengan demikian metode penelitian ini mencoba menganalisa obyek penelitian yaitu
film Merantau. Di dalam metode analisis isi didefinisikan suatu metode untuk
1. Prinsip Sistemik
Hal ini diartian bahwa perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang di
analisis. Penelitian ini tidak dibeanrka melakukan analisis hanya apada isi yang
sesuai dengan perhatian dan minatnya, tetapi harus pada keseluruhan isi yang
telah ditetapkan untuk diteliti serta telah ditetapkan dalam memilih populasi dan
sampel.
2. Prinsip Objektif
Ini berarti hasilnya tergantung pada prosedur penelitian bukan pada orangnya,
menggunakannya apabila digunakan untuk isi yang sam dengan prosedur yang
Yang diteliti dan dianalisis adalah isi yang tersurat, tampak, bukan makna yang
dirasakan oleh peneliti perkara hasil akhrir dari analisisnya nanti menunjukkan
adanya suatu isi yang tersembunyi, hal ini sah-sah saja namun semuanya bermula
Adapun yang dijadikan unit analisis dalam penelitian ini adalah adegan/scene. Yang
dimaksud dengan adegan adalah pemunculan tokoh baru atau pergantian suasana
yang ada dalam film. Adegan dalam film dibagi lagi menjadi unit terkecil, yaitu :
1. Unit audio yaitu semua elemen bunyi, dialog, dan efek suara, music pengiring
(score).
2. Unit visual yaitu semua yang terlihat secara fisik, dalam hal ini akting
(camera shot dan camera angle), pergerakan kamera (camera movement), dan
Dalam hal ini, penggambaran yang akan dianalisis adalah perilaku pelestarian seni
bela diri pencak silat Minang Kabau dari tokoh-tokoh dalam film Merantau.
Pelestarian yang dimaksud adalah segala bentuk kegiatan yang bertujuan untuk
kualitas nilai dan keanekaragamannya serta kekuatan dan keteguhan sikap dalam
2. Film
Film sebagai atribut media massa yang berisikan teknik audio visual yang sangat
Film yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah ilm Indonesia berjudul
Merantau.
3. Analisis isi
Metode analisis isi pada dasarnya merupakan suatu proses sistematik untuk
menganalisis isi pesan dan mengelola pesan, atau suatu alat untuk mengobservasi
dipilih.
1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah isi dalam film Merantau. Data ini
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari studi literature (buku, Koran,
1. Pendokumentasian
Untuk memperoleh data dari penelitian ini maka digunakan teknik dokumentasi,
yaitu dengan mencarai, menonton dan menyimak serta menganalisis isi film
Merantau yang berdurasi kurang 120 menit dari VCD yang didapatkan.
2. Pengamatan (Observasi)
Film yang telah didokumentasikan tersebut selanjutnya diamati atau diteliti secara
cermat terutama pada fokus penelitian yang dimaksud untuk memperolah data
Pada tahap ini film yang menjadi objek penelitian dibagi-bagi menurut adegan
atau scene yang ada untuk mempermudah pengamatan. Pembagian ini bertujuan
2. Tahap kategorisasi
penelitian, dimulai dari mencari bagian dalam adegan dengan metode analisis isi
peletarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau dalam film Merantau serta
4. Simpulan
Pada tahap akhir ini, dapat ditarik kesimpulan yang menunjukkan bagaimana
penggambaran perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau
dalam film.
65
BAB V
Sesuai dengan teknik pengolahan data yang telah ditetapkan, maka tahap pertama
dalam pengolahan data adalah reduksi. Seperti yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, data yang digunakan peneliti berupa keping VCD yang didapatkan dari
keping VCD yang berisi film Merantau selanjutnya peneliti akan masuk pada tahap
reduksi. Pada tahap ini, film Merantau dipecah per adegan atau scene untuk
Adegan 1
Aspek visual :
Film diawali dengan narasi oleh pemeran Ibu Yuda, Christine hakim tentang
pejalanan Merantau yang sering dilakukan oleh para pemuda Minangkabau. Berisi
tentang esensi atau nilai yang terkandung dalam melakukan perjalanan Merantau ini.
Dalam adegan ini sosok Yuda terlihat sangat kecil yang sedang berjalan di antara
Aspek Audio :
Narator : Dalam tradisi Minangkabau, setiap anak laki-laki suatu hari akan
Adegan 2
Aspek visual :
Adegan ini menampilkan Yuda sebagai pemeran utama yang sedang berlatih pencak
silat minagkabau dengan menggunakan alat tradisional pencak silat yang biasa disebut
dengan Karambiek. Dalam adegan ini hanya ada seorang Yuda yang sedang berlatih
pencak silat dengan jurus Harimau. Masih berdasarkan narasi dari sang Ibu yang
sekaligus memperkenalkan pemeran utama film ini dengan diiringi oleh musik latar
Narator : Ini adalah cerita tentang anak laki-laki ku dan perjalanannya menjadi
Adegan 3
Aspek visual :
Pada adegan ini, film menampilkan kehidupan sehri-hari Yuda saat di kampung
halamannya, yaitu bertani buah tomat. Saat ia sedang memanen buah tomat Yuda
berniat untuk mengatakan sesuatu kepada wanita yang bernama Dahlia yang sedang
memetik buah cabai, namun sebelum Yuda mengatakan sesuatu pada Dahlia, ia
Aspek audio :
Yuda : Elli
Yuda : a …. Assalamualaikum
Adegan 4
Aspek visual :
Terlihat sosok Ibu yang sedang memotong wotel dan memasak didapur. Tak lama
datanglah Yuda yang baru pulang dari bertani di ladang. Dan langsung membantu
Ibunya menyiapkan makan siang untuk mereka di meja makan. Datanglah kakak
Aspek audio :
Yuda : Assalamualaikum
Ibu : Walaikumsalam
Ibu : Walaikumsalam
69
Uda Yayan : Diantara awak baduo, awak bingung ada cukup banyak akar untuk
Yuda, nanti waang pergi marantau awak pasti rindu sama waang
Adegan 5
Aspek visual :
Dalam adegan ini film menampilkan keluarga sederhana Ibu, Uda Yayan, dan Yuda
yang sedang makan bersama di meja makan. Dalam adegan ini tidak ada dialog hanya
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya diiringi dengan musik instrumental
70
Adegan 6
Aspek visual :
lama datang Ibu menghampiri dan menanyakan Yuda akan persiapannya. Dengan
penuh lirh Ibu menceritakan mengenai perjalanan Uda Yayan saat merantau, dan
memberikan wejangan kepada Yuda agar dapat mengambil keputusan dengan baik
di dahi Yuda.
Aspek audio :
Ibu : nak, waktu Uda Yan mu kembali dari rantau amak dan ayah banyak
Yan mu. Tapi itu semua kami lakukan karna kami sayang dan
Yuda : mak
71
Ibu : amak hanya mengingatkan nak, apapun yang dikata orang belum itu
yang paing baik. Kau harus bisa bersyukur dengan apapun yang bisa
Adegan 7
Aspek visual :
Film menampilkan rumah adat khas Minang yang biasa disebut dengan rumah
Yuda, keluarga dan sejumlah orang terdekatnya, termasuk guru silat Yuda. Ia
memberikan nasehat kepada Yuda agar dapat mengambil keputusan dengan bijaksana
Aspek audio :
Guru : inyak mengenal Yuda sejak dia baru dilahirkan dan mengajarkan silat
Harimau dari dia bisa berdiri dengan kedua kakinya. Yuda sudah
langkah kecil Yuda. Pada hari ini Yuda akan memulai perantauan.
Adegan 8
Aspek visual :
Bersetting di halaman belakang rumah Gadang pada malam hari, sang guru
melakukan ritual latihan yang terakhir kepada Yuda lengkap dengan seragam pencak
silat Minangkabau nya, dan sebagai bentuk ujian apakah Yuda sudah siap untuk pergi
merantau dengan berbekal ilmu pencak silat yang baik. Dan ternyata Yuda berhasil
meyakinkan kepada gurunya bahwa ia telah siap untuk pergi merantau dengan jurus
Aspek audio :
Yuda : siap?
Guru : cukup, inyak rasa Yuda akan baik-baik saja. Ayo (mengajak Yuda
pulang).
Adegan 9
Aspek visual :
Film menampilkan keluarga Yuda yang sedang melakukan sholat berjamaah di rumah
mereka.
Aspek audio :
Dalam adegan ini tidak ada dialog, hanya diiringi dengan suara petikan gitar.
Adegan 10
74
Yuda mengambil tasnya yang sudah berada diluar kamarnya sebelum keberangkatan
Yuda. Berpamitan dengan Uda Yayan yang sudah menunggunya untuk mengantarkan
Aspek audio :
Adegan 11
Aspek visual :
Ibu yang sudah menuggu di luar memberikan kenangan kepada Yuda untuk dibawa
merantau. Dan melepas kepergian Yuda dengan berat hati. Dan memperhatikan
kepergian Yuda ditemani oleh Uda Yayan sampai sosok Yuda menghilang di
kejauhan.
Aspek audio :
Ibu : bawalah ini bersama mu, ini milik ayah InsyaAllah ayah akan selalu
menemanimu.
75
Yuda : Yuda akan menjaga dengan baik mak. Yuda akan membuat amak
bangga.
Ibu : banyak yang sudah kau perbuat, amak bangga. Jaga dirimu baek-baek
ya nak.
Adegan 12
Aspek visual :
Adegan menunjukkan perjalanan Yuda dari Minangkabau menjuju Ibu kota Jakarta.
Aspek audio :
Dalam adegan ini tidak ada dialog, hanya iringan musik instrumental.
Adegan 13
Aspek visual :
Bersetting di dalam bus yang ditumpangi oleh Yuda pada malam hari, ia dihampiri
Aspek audio :
Erik : Assalamualikum.
Yuda : Walaikumsallam.
Yuda : Yuda.
Erik : silek (heeeh, sambil tersenyum sinis), maaf indak maksud awak
belaka karena kita hidup tidak cukup hanya dengan ngajar silek.
sebaiknyo kamu gunakan kepandaianmu itu untuk hal lain dan carilah
duit di tempat yang berbeda. Merantau itu indak seperti kau di ruang
Yuda : awak indak mengharapkan untuk semudah itu juga Uda. Tapi awak
Adegan 14
Aspek visual :
Bus yang ditumpangi Yuda dan Erik sudah sampai disalah satu halte di Jakarta, dan di
halte itu pula mereka berpisah untuk mencari tempat yang mereka tuju masing-
masing.
Aspek audio :
Erik : hei, awak rasa juga begitu Yud, semoga kamu beruntung dan awak
Yuda : kalau awak berhasil Uda harus bersedia bantu awak untuk ngajar
silek.
Erik : semoga.
Adega 15
Yuda berjalan menyusuri jalan yang ada di Jakarta pada malam hari untuk mencari
alamat yang ditujunya yaitu no.19, namun saat Yuda menemukannya ia melihat
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya selintas terdengar suara mesin kendaraan
Adegan 16
79
Aspek visual :
Yuda menelpon pemilik rumah no.19 tersebut dan ternyata nomor yang di tujunya
tidak dapat dihubungi lalu mencoba kembali namun tetap tidak ada jawaban. Lalu
Yuda yang sedang bingung melihat kearah seberang jalan dan melihat ada 2 orang
pekerja kontraktor yang baru saja menutup gerbang bengunan yang belum jadi. Yuda
menghampiri gerbang tersebut dan melompati pagar yang telah terkunci dengan
mudah. Dan menemukan tumpukan beton besar-besar yang dijadikan Yuda sebagai
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya diiringi oleh musik instrumental.
Adegan 17
Aspek visual :
Pada pagi hari Yuda datang ke tempat makan di pinggir jalan, dan memesan makan
untuk dirinya. Dan mulai bertanya kepada pemilik tempat makan mengenai tempat
Aspek audio
Pedagang : ga ada mas, di sini adanya sate ayam dengan sate kambing aja.
Yuda menerima minum yang diberikan pedagang, dan melihat sesosok anak kecil di
bawah meja yang tangannya sedang merayap mencari-cari makanan di atas meja.
Mengusir anak kecil di bawah meja yang dilihat Yuda, dan anak itupun lari.
Pedagang : dasar anak berandalan, dia piker bisa dating kesini ngambil-ngambil.
Yuda : pak, saya baru disini pak dan sedang mencari tempat untuk mengajar
silat. Mungkin bapak tau untuk tempat saya bisa ngajar silat pak.
Pedagang : waduh ga tau tuh, kebanyakan sekolah di sini perivat mas. Atau kalau
Dari kejauhan anak kecil yang diusir tadi memperhatikan dompet Yuda yang ada di
Yuda : kebetulan rumah saya sedang dalam renovasi pak sementara ini.
Pedagang : ya saya juga ga tau harus nyaranin kemana, kalau mas nanyanya soal
Pedagang : 6.000
Yuda hendak mengambil dompetnya namun kaget karna anak kecil tadi sedang
memegang dompet miliknya dan segera kabur, Yuda pun mengejarnya dan
Kejar-kejaran pun terjadi, sampai akhirnya Yuda berhasil menangkap aanak kecil
tersebut.
Yuda : apa, itu dompet saya uang saya. Kembaliin dompet saya.
Yuda : makasih.
Adit : tenang, semua masih di situ belum ada yang gue ambil.
Di ujung jalan terlihat seorang pria yang sedang memaki wanita yang ternyata adalah
Astri : tai lu, semua yang gue hasilin dari panggung tuh semua hak gue, lu
Johni : lu mau nari di tempat lain, gih sono-sono nari tempat lain. Asal lu tau,
Astri : john, john gue ga sengaja john. Lu tau sendiri kan gue butuh banget
kerjaan ini.
Adit yang menyaksikan dari jauh berlari berusaha untuk membela kakaknya dengan
mengambil sebilah besi dan mencoba untuk memukul Johni namun gagal, malah Adit
harus menerima tendangan dari Johni. Melihat hal tersebut Astri marah namun ia
Melihat hal tersebut Yuda jadi ikut marah dan berusaha membela Astrid an adiknya
dari Johni dengan memegang tangan Johni yang sedang mencekik Astri.
Johni menyerang Yuda namun tidak berhasil dan kalah dengan jurus silat Yuda. Astri
yang sudah ditolong Yuda berbalik marah-marah dan pergi meninggalkan Yuda.
Adegan 18
Aspek visual :
Astri dan Adit sampai di rumah pada malam hari dan terlibat perselisihan di antara
keduanya.
Aspek audio :
Astri : Adit denger, kakak ngerti kenapa kamu marah sama kakak. Tapi
tolong kamu harus bisa ngeliat ini dengan cara kakak, untuk
pertahanin ini aja susahnya setengah mati kakak harus kerja keras
setiap hari.
Astri : kita ga perlu siapapun buat jagain kita, kita bisa jaga diri kita sendiri,
Adegan 19
Aspek visual :
Yuda sedang memanjat tumpukan balok, dan bersiap untuk tidur. Namun sebelumnya
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya diiringi oleh musik instrumental.
Adegan 20
Aspek visual :
Yuda terbangun dipagi hari karena suara pekerja yang ada di pembangunan, dan ia
segera keluar dari tempat itu. Di depan gerbang bangunan Yuda bertemu dengan Adit
Yuda : Alhamdulillah.
Yuda : boleh.
85
Adegan 21
Aspek visual :
Yuda dan Adit berjalan menuju tempat makan. Selama perjalanan Adit bertanya
Aspek audio :
Yuda : maksudnya?
Yuda : tergantung.
Adit : sama?
Adit : biar gue menang kalo lawan preman-preman sok asik itu, jadi pada ga
Yuda : kemarin siang, sedikitpun saya ga menyakiti orang itu yah mungkin
harga dirinya sikit tapi dia ndak papa kan. Silaturahmi melihat
Yuda : tidak menjawab pertanyaan adit dan langsung masuk kedalam tempat
makan.
Adegan 22
Aspek visual :
Yuda berjalan menuju tempat duduk di rumah makan dan diikuti oleh Adit yang
Aspek audio :
Adit : ajarin gue satu gerakan aja, satu aja yang bisa gue gunain. Pasti
Yuda : (sambil menatap ke arah seseorang yang berada jauh) yaudah saya
ajarin kamu satu gerakan, tapi langsung saya tes begitu selesai
diajarain ya?
Yuda : saya diajarin gurunya guru saya, beliau pernah membunuh 4 macan
mencakar).
Adit : masa?
Yuda : (menginstruksikan Adit untuk tidak berisik) sst, iya keren kan?
Yuda : yang kamu lakukan, tanganya harus seperti ini (menunjukkan tangan
seperti ini, lalu konsentrasi ke saya seperti saya ini lawan kamu.
otot tangan kamu, langsung ke telapak tangan kamu. Bisa kerasa kan,
Adegan 23
Aspek visual :
Dalam adegan ini menampilkan sosok Erik yang sedang makan di tempat yang sama
dengan Yuda, dan Adit mencoba untuk mengambil dompet Erik seperti yang
diperintahkan oleh Yuda untuk menguji hasil latihan jurus yang sebelumnya. Namun
sayang Adit gagal karena Yuda hanya ingin memberikan pelajaran pada Adit bahwa
Aspek audio :
apaan lu?
Adit mempraktekan jurus yang telah diajarkan Yuda kepada Erik, namun tidak
berhasil. Ketika Erik mengusir Adit datang Yuda mencoba untuk menjelaskan kepada
Yuda : Uda.
Yuda : kamu belajar silat bukan untuk menang dalam pertarungan dan
Adegan 24
Aspek visual :
Bertemu kembali dengan Yuda, Erik berniat mengajak Yuda kesuatu tempat dan
Aspek audio :
Erik : beda dari yang kamu harapkan apa beda dari kampuang?
Yuda : dua-duanya.
Yuda : satu hari yang awak harapkan pasti datang. Ndak ada yang mudah
di dunia ini.
Erik : betul, Cuma awak kan udah bilang kamu bisa membuat hidupmu
Erik : sudahlah ayo ikut, awak ada kenalan yang mencari orang macam
kita dan mau membayar kita. Duitnya sih ndak besar, tapi awak
pikir cukuplah.
Adegan 25
Aspek visual :
Dalam adegan ini nampak sosok pria berbadan besar yang sedang bertarung, dan
Aspek audio :
Petarung : yang itu (menunjuk sosok pria yang tergeletak di lantai) mati juga,
penonton).
Lalu muncul 2 orang pria yang menggotong mayat-mayat yang tergeletak tersebut
Adegan 26
Aspek visual :
Erik dan Yuda sudah sampai di tempat pertarungan liar. Yuda menlihat dua orang pria
sedang menggotong mayat dan di lemparkan ke dalam truk. Yuda heran dan bertanya
Aspek audio :
Adegan 27
Aspek visual :
Erik dan Yuda langsung menuju tempat pendaftaran pertarungan liar tersebut. Dan
terkejut ketika mengetahui ia harus melawan pria bertubuh besar yang sudah
bertarung sebelumnya.
92
Aspek audio :
kalah..(mengangkat tangannya).
Bandar judi : tetep aja lu mesti bayar. Gih sono menangin duit lu ya.
Adegan 28
Aspek visual :
Erik melihat pria yang harus dilawannya dan tanpa ragu langsung menuju arena
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya sorakan dari para penonton yang ada di
arena pertarungan.
Adegan 29
Aspek visual :
Erik sudah berhadap-hadapan dengan lawannya, dan wasit pun sudah memberikan
aba-aba. Pada hitungan ke tiga Erik langsung menyerang lawannya dengan jurus
untuk membalas. akhirnya lawan Erik pun tumbang hanya dengan satu jurus yang
dikeluarkan Erik. Melihat lawannya sudah tak bernyawa Erik pun berlalu dan pergi
Aspek audio :
Erik langsung menyerang lawannya dengan sangat cepat, dan seketika lawannya
langsung tumbang.
Erik langsung pergi meninggalkan arena pertarungan dan mengambil uangnya pada
Bandar judi.
Adegan 30
Aspek visual :
Bandar judi, wasit dan penonton yang menyaksikan terkejut dan tidak mengeluarkan
suara sedikitpun. Dan wasit mengecek keadaan pertarungnya ketika Erik dan Yuda
Aspek audio :
Adegan 31
Aspek visual :
Erik dan Yuda menuju truk yang akan mengangkut mereka ke tempat kerja yang lain.
Namun Yuda menolak dengan sopan ajakan Erik yang memanfaatkan silat untuk hal
yang buruk.
Aspek audio :
Erik : apa ? ndak bisa apa kamu ? Yud, kamukan tau caranya mukul,
orang dengan mudah. Jadi buat apa kamu belajar semua itu ? untuk
Erik : Yuda, Yuda liat kelilingmu ini Jakarta kamu harus gunakan apapun
yang kamu punya untuk bisa hidup di sini. Liat awak, awak ini
ndak punya ilmu untuk beli rumah dan mobil mewah tapi awak
96
bisa silek supaya awak tidak lapar. Asal kamu tau Yud,
Yuda : terima kasih sudah banyak membantu awak, tapi lebih baik awak
cari kerja di tempat yang lain. Sekali lagi awak minta maaf.
Adegan 32
Aspek visual :
Terlihat seorang pria sedang memeriksa kondisi tubuh seorang wanita yang
merupakan korban perdagangan manusia dan disaksikan oleh sang Boss Ratger.
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya diiringi dengan music instrumental.
Adegan 33
Aspek visual :
Boss Ratger mendekati 4 wanita yang telah diperiksa sebelumnya dan memperhatikan
seorang wanita. Dan bertanya kepada Johny mengapa wanita yang ia pesan hanya ada
Aspek audio :
Johni : I tell you Mr, Johny bring fresh meat fresh girl only for Mr.
Ratger : I know, we only have 4 girls here. They’re fresh then I’m happy
and in the day you deliver now I got 4 well then I would hurt your
pocket. But, I’m cut you littlebit liven mark something you know.
Adegan 34
Aspek visual :
Johny terlihat meninggalkan apartemen Ratger dengan menaiki lift dan sedang
Aspek audio :
Johni : (berbicara di telpon) hallo, kita kurang satu cewek. Lo ambil mobil
tunggu gue di lobby kita harus cari Astri. Gua ga mau tau susahnya
Adegan 35
Aspek visual :
Astri sedang berjalan menuju rumah temannya Ayi yang ternyata merupakan salah
satu korban perdagangan manusia oleh Ratger. Astri mengetok pintu namun tidak ada
yang menjawab dan Astri diberi tahu oleh seorang tetangga Ayi bahwa Ayi baru saja
pergi dengan seorang pria yang menjemputnya secara kasar. Tak lama ternyata Johny
Aspek audio :
Tetangga : tadi sih dia bilang mau ketemu sama orang, dia dijemput laki-laki
orangnya kasar banget sama Ayi, tapi Ayi bilang dia ga papa. Ada
apaan sih ?
Johni : (teriak kepada Astri) gue. Masuk (menyuruh Astri untuk masuk
kedalam mobilnya).
Adegan 36
Aspek visual :
Pada malam hari Yuda menelpon kerumahnya di kampung dari telpon umum di
sedang berbincang dengan amaknya, Yuda melihat Johni dan anak buahnya keluar
dari mobil sedang menyeret Astri untuk masuk kedalam klub Gogo.
Aspek audio :
Amak : Assalamualaikum.
Amak : Yuda, nak. (Berbicara kepada Uda Yan) jangan berisik ini Yuda.
100
Yuda : semuanya baek-baek saja Mak. Kota Jakarta enak sekali, Yuda
lumayan Mak.
Yuda : InsyaAllah.
Adegan 37
Aspek visual :
Johni sedang menyeret Astri untuk masuk ke dalam klub, namun Astri terus menolak
untuk masuk dan terus berontak kepada Johni sampai akhirnya Astri menendang johni
dan mebuatnya marah lalu mebalas memukul Astri hingga jatuh. Yuda yang
menyaksikan dari ujung jalan merasa harus membela Astri dan memutuskan telpon
dengan Amaknya.
Aspek audio :
Adegan 38
Aspek visual :
Yuda berjalan menuju tempat Astri dan Johni, dan menanyakan keadaan Astri yang
telah dipikul Johni lalu membantunya untuk berdiri. Melihat Yuda datang
Aspek audio :
ngarepin lu dateng. Emang apa sih yang special dari yang satu ini ?
Astri : ga papa.
Adegan 39
Aspek visual :
Johni yang marah menyuruh anak buahnya untuk menyerang Yuda. Seketika anak
buah Johni langsung menyerang Yuda bersamaan, karena lawan yang tak seimbang
Aspek audio :
Dalam adegan ini tidak ada dialog, hanya ada suara-suara orang yang berkelahi
Adegan 40
Aspek visual :
Melihat Yuda yang sudah tergeletak di lantai, Johni pun menyombongkan dirinya
kepada Yuda dan beberapa menendang Yuda yang sudah tidak berdaya lagi. Setelah
menyakiti Yuda, Johni dan anak buahnya menyeret Astri masuk ke dalam klub.
Aspek audio :
Johni : tadi gua sempet mikir kalo lu bisa bertahan (menghampiri Yuda
dan menendangnya). Tapi kali ini gua bawa orang yang pas, satu,
dua, tiga, empat (menghitung jumlah anak buahnya). Dan gua akan
inget itu kalo kita ketemu lagi. Sampai ketemu lagi jagoan (sambil
Adegan 41
Aspek visual :
Yuda yang ditinggalkan sendirian setelah dipukuli masih merasa sangat kesakitan,
namun setelah kepergian Johni dkk tiba-tiba Yuda seperti mendapatkan kekuatan
kembali. Yuda pun bangkit dari tempatnya terjatuh dan berusaha mengumpulkan
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya diiringi oleh musik instrumental.
Adegan 42
Aspek visual :
Yuda memasuki klub Gogo yang ramai dengan wanita-wanita berpakaian minim. Di
dalam klub Gogo, Yuda mencari Astri dan ia bertemu dengan anak buah Jhni yang
langsung menyerang Yuda bersamaan. Dengan sigap Yuda langsung melawan hingga
mereka kalah.
Aspek audio :
Dalam adegan ini tidak ada dialog, hanya diiringi music instrumental dengan tempo
cepat dan terdengar suara pengunjung klub Gogo yang histeris juga suara orang-orang
Adegan 43
Aspek visual :
Di suatu ruangan di dalam klub Gogo ada Ratger dkk yang sedang menyaksikan
pertunjukan tarian erotis oleh 5 orang wanita yang ada dalam box. Lalu datang Johni
membawa Astri kepada Ratger dan meminta bayaran, namun Ratger kecewa melihat
wajah Astri yang terluka dan mengurangi bayarannya kepada Johni. Tak lama Yuda
Aspek audio :
Johni : money.
Johni : I can explain, she was very difficult to come, she was very hard. I
Adegan 44
Aspek visual :
Yuda menerobos masuk kedalam ruangan tempat Ratger dkk berada dengan
mendobrak pintunya, menyerang Johni dan beberapa anak buah Ratger lalu
menendang lemparan botol kearah Ratger dan melukai wajahnya. Yuda berhasil
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya diiringi dengan musik instrumental
bertempo cepat.
Adegan 45
Aspek visual :
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya diiringi musik instrumental bertempo cepat.
Adegan 46
Aspek visual :
Ratger marah kepada anak bauhnya karena kejadian sebelumnya, dan menyuruh Johni
Aspek audio :
Ratger : fuck, what the fuck was that guy ? hah? No one fucking knows ?
Ratger : I know you will (melukai wajah Johni dengan pecahan beling).
108
Adegan 47
Aspek visual :
Astri dan Yuda berhenti berlari, lalu Astri memaki Yuda karena telah
mana yang palng aman bagi mereka untuk bersembunyi. Namun Astri baru teringat
Aspek audio :
goblok lu, lu tau apa yang udah lu buat ? lu tau apa yang bakal
Yuda : ya maaf, kelitannya kamu lebih baik dipukuli dan disiksa orang-
orang itu
Yuda : pastinya.
Astri : masalah di hidup gue itu udah banyak, jadi gua ga perlu aksi
diselametin.
Yuda : saya juga ga minta situ muncul depan saya. Tapi situ selalu
109
muncul, dan saya ga bisa liat situ dibawa ketempat setan itu lagi.
Astri : (frustasi dan kesal) tai, bangsat. (merenung dan mengingat sesuatu)
Adit.
Adegan 48
Aspek visual :
Adit sedang berada di bawah lampu merah dan menghitung uang hasil mengamennya.
Saat sedang mengamen pada sebuah mobil Adit mendengar suara Astri memanggil
namanya dan berlari kearahnya diikuti oleh Yuda. Adit menengok kearah Astri,
namun belum sempat Astri menemuinya Adit langsung disergap dari belakang oleh
seseorang.
Aspek audio :
Adegan 49
Aspek visual :
Yuda berlari mengejar Adit dan orang yang menangkap Adit sampai ke atas jembatan
penyebrangan jalan. Di sana Yuda diserang oleh beberapa orang yang membawa
batang besi, namun Yuda dapat menyelamatkan Adit dan mengalahkan orang-orang
tersebut.
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya diringi oleh musik instrumental dan suara-
Adegan 50
Aspek visual :
Yuda memanggil Astri dan Adit untuk meninggalkan tempat perkelahian itu dan
Aspek audio :
Yuda : ndak usah khawatir, saya tau tempat kita bisa bermalam.
Adegan 51
Aspek visual :
Astri, Adit dan Yuda sudah berada di tempat persembunyian Yuda selama di Jakarta,
di tempat pembangunan gedung yang belum jadi. Terlihat Adit yang sudah tidur di
pangkuan Astri, lalu Astri dan Yuda berbincang tentang kehidupan masing-masing.
Aspek audio :
Astri : 3 tahun.
112
Astri : jadi dulu bokap nyokap gua itu mikir kalo banyak anak banyak
rezeki, banyak yang jagain mereka kalo udah tua nanti. Tapi
makin susah dan orang tua gue ninggalin Adit dan gue sendirian.
Adegan 52
Aspek visual :
Yuda terlihat sedang memanjat tumpukan beton dari tempat Astri dan Adit
beristirahat.
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya ada suara-suara jangkrik dan heningnya
malam.
113
Adegan 53
Aspek visual :
Luc dan Ratger memasuki ruangan mereka, dan Luc menasehati Ratger untuk tidak
bertindak lebih jauh lagi dengan mengejar Yuda dan Astri, karena hal ini hanya akan
menimbulkan bahaya bagi mereka. Namun Ratger tidak menerima nasehat Luc dan
Aspek audio :
Luc : you’re just lost your big future here, this is not the time and not the
Ratger : when we were boys no matter how big and small right? It’s how
Luc : this is not the time to prof it Ratger, this is just fucking bullshit to
Ratger : (merobek kemeja luc dan melihat lukanya) Dominic did this to
Ratger : fuck you, every scar have the same pain, everything matters. Now
Ratger : I settle this scar. And I’m gonna do the same thing now if yoor
Luc : all what I’m saying that this is not important. Well the important is
Ratger : (memukul kepala Luc dengan gelas) it’s ok right? This is not
Ratger : comehere, I’m sorry (memeluk Luc), just a fews day more, please
Adegan 54
Aspek visual :
Johni memasuki ruangan Ratger dan Luc yang sedang bertengkar, dan ia membawa
beberapa orang untuk membantu mereka mencari Yuda dan Astri. Erik termasuk salah
satu orang yang dibawa Johni. Namun Ratger kesal akan kedatangan Johni dan orang-
orangnya.
115
Aspek audio :
Ratger : what?
Johni : Johni brings man. Strong help to finish Mr. Boss problem.
Ratger : and?
Ratger : the best and good. Why the fuck I want to see them? Is this an
interview? Do they have resume? No. now, get them out on street
and got the man who give this scar to me, ok.
Johni : yes.
membawa orang-orangnya).
Ratger : oh, and Johni it’s goes for you too. If you comeback here and you
Adegan 55
Aspek visual :
Yuda, Astri dan Adit sedang memerhatikan anak buah Johni yang sedang mengacak-
acak rumahnya. Astri berniat untuk mengambil uang yang disimpannya di dalam
Aspek visual :
Astri : gua tuh kerja keras buat uang itu, gua ga rela ninggalin gitu aja.
Lagian kita juga ga punya pilihan laen, kita pasti perlu uang itu.
Yuda : uangnya dimana? Biar saya yang ambil. Percaya sama saya.
Astri : ok, uangnya ada di bawah karpet, itu pasti keliatan koq kalo
Adegan 56
Aspek visual :
Yuda berjalan mengendap-endap mendekati rumah Astri dan Adit dengan hati-hati.
Aspek audio :
Adegan 57
Aspek visual :
Yuda memasuki rumah Astri dan berhasil mengambil uang simpanannya, namun saat
Yuda ingin keluar dari rumah itu ia ketahuan dan terjadilah perkelahian dan adegan
Aspek audio :
Adegan 58
Aspek visual :
Saat menunggu Yuda kembali, keberadaan Astri dan Adit diberitahu oleh seorang ibu-
ibu. Astri dan Adit pun melarikan diri dan bersembunyi, namun hanya Adit yang
bersembunyi dan saat Astri ingin melarikan diri ia malah tertangkap dan dipukul oleh
anak buah Johni hingga pingsan dan dibawa pergi dari tempat itu.
Aspek audio :
Astri dan Adit) hey, hey di sini ada 2 orang, cepet nanti keburu
kabur.
Adit : tunggu, ini cuma muat buat satu orang kakak ga bisa masuk.
Astri : jangan mikirin kakak, kakak ada tempat ngumpet sendiri koq.
Astri : Adit cepetan dong, percaya deh kakak ga bakal ninggalin kamu,
119
Astri : ga bakalan, ga bakal pernah. Adit harus berani ya, buat kakak.
Astri meninggalkan tempat persembunyian Adit dan berlari, namun anak buah Johni
berhasil mengejar dan memukulnya hingga pingsan. Anak buah Johni membawanya
Adegan 59
Aspek visual :
Yuda yang dikejar-kejar sampai di atap sebuah gedung dan menyeberang ke gedung
berikutnya dengan melompat, ia masih diikuti oleh anak buah Johni namun ia bisa
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya suara-suara orang yang sedang bertarung.
120
Adegan 60
Aspek visual :
Saat Yuda sudah mengalahkan beberapa anak buah Johni, ia berniat untuk
menimggalkan mereka dan memanjat pagar seng yang ada di dekatnya, namun sayang
niatnya digagalkan oleh seorang pria yang menabrak Yuda dengan mengendarai
motor. Lalu pria tersebut terus mengejar Yuda dengan motornya, sampai akhirnya
Yuda memanfaatkan orang yang hendak mandi dengan menarik handuknya untuk
menjerat peria bermotor tersebut hingga jatuh dan tak berdaya lagi.
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya diiringi music bertempo cepat.
Adegan 61
Aspek visual :
Yuda mencari Astri dan Adit kembali, namun yang tersisa hanya Adit di tempat
persembunyiannya, Adit menceritakan bahwa Astri telah ditangkap oleh anak buah
Johni. Lalu Yuda berniat untuk menolong Astri dan membawanya kembali dengan
Adit.
Aspek audio :
Adit : Yuda.
Adit : dibawa pergi, tadi kakak suruh aku diem jadi aku ga buat apa-apa,
Yuda : Adit, Adit, denger, saya ga bisa bawa Adit kemana-mana, terlalu
bahaya Adit. Sekarang Adit tunggu di sini, saya akan bawa Astri
kembali saya janji Adit. Kamu harus berani Adit, untuk terakhir
kalinya, ya.
Adegan 62
Aspek visual :
Yuda mendatangi klub Gogo untuk menemui Johni dan mencari keberadaan Astri.
Namun sebelumnya Yuda diserang oleh beberapa anak buah Johni dan berhasil
mengalahkan mereka.
Aspek audio :
Yuda : Astri?
Yuda : kamu ga akan bilang, tapi saya bikin bilang. Mana Astri ?
Adegan 63
Aspek visual :
Luc, Erik dan Ratger yang menggendong Astri di pundaknya sedang menaiki anak
tangga untuk menuju apartemennya. Namun Ratger tidak sanggup untuk menaiki
Aspek audio :
Ratger : it’s fine. Heeh (kelelahan) how many floors out there?
Luc : nine.
Adegan 64
Aspek visual :
Ratger, Astri dan Luc masuk kedalam lift, namun Ratger tidak mengijinkan Erik
Aspek audio :
Ratger : a..a.. where do you think you going? This is only one of them, now
Adegan 65
Aspek visual :
Pada malam hari Yuda mendatangi apartemen Ratger melalui tempat parkir gedung
tersebut dan bertemu dengan anak buah Ratger, sehingga terjadi perkelahian diantara
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya diiringi dengan musik instrument bertempo
Adegan 66
Aspek visual :
terlihat dengan anak buah Ratger dan terjadi perkelahian diantara mereka.
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hana diiringi dengan musik instrument bertempo
Adegan 67
Aspek visual :
Terlihat Ratger yang sedang memakai kembali pakaiannya sementara Astri tergelatak
tak berdaya di atas tempat tidur. Lalu Ratger meninggalkan Astri yang terdiam
Aspek audio :
Ratger : what weist to wait. Now you just add $800 to me. Life is tough.
Luc : (berbicara dengan Ratger dari luar kamar) we must to leave, your
Ratger : he is here? And you want me to live? You lost you mind? Fuck
Ratger : and now it’s no change, and I want you just face this moment, lets
go.
126
Adegan 68
Aspek visual :
Yuda masih berkelahi dengan beberapa anak buah Ratger dan berhasil
Aspek audio :
Dalam adegan ini tidak ada dialog, hanya diiringi oleh musik instrumental bertempo
Adegan 69
Aspek visual :
Yuda Memasuki lift dan menuju lantai 14, pada lantai 5 lift berhenti dan terbuka
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya diiringi oleh musik instrumental.
Adegan 70
Aspek visual :
Dalam lift Erik bertanya pada Yuda akan keberadaanya, dan langsung menyerang
Yuda. Meskipun mereka sama-sama ahli dalam silat namun Yuda dapat mengalahkan
Erik, saat Erik sudah tidak berdaya Yuda tidak tega untuk menyakitinya lagi dan
Aspek audio :
Erik : bunuh aku Yud, kamu tidak punya pilihan. Ayo bunuh, bunuh.
Adegan 71
Aspek visual :
Ratger, Astri dan Luc meninggalkan apartemennya lewat tangga jalan, dan
meninggalkan anak buahnya di lantai tersebut. Sesaat kemudian lift Yuda sampai, dan
pintu lift yang terbuka langsung diberondong tembakan oleh anak buah Ratger dan
Erik dengan cepat menyembunyikan Yuda di dalam lift sehingga hanya Erik yang
tertembak. Saat isi peluru anak buah Ratger habis, Erik dan Yuda keluar dari dalam
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya diiringi oleh musik instrumental, suara
Adegan 72
Aspek visual :
yuda melihat sosok Erik yang tergeletak tak bernayawa di dalam lift, dan
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya diiringi oleh musik instrumental.
Adegan 73
Aspek visual :
Yuda mendobrak kamar 1426 dan mencari-cari Astri, namun ia menyadari bahwa
mereka sudah pergi dari tempat itu. Yuda pun langsung keluar dan mencari Astri.
130
Aspek audio :
Yuda : Astri, Astri, Astri (mencari-cari, namun tidak ada siapaun disana).
Adegan 74
Aspek visual :
Yuda berlari kearah parkiran dan melihat Astri yang dibawa dalam mobil oleh Ratger
dkk. Yuda mengikuti mobil tersebut sampai ke gudang peti kemas yang ternyata di
dalam salah satu peti kemas itu sudah ada banyak wanita-wanita korban perdagangan
manusia termasuk Astri. Melihat hal tersebut Yuda tak tinggal diam, ia langsung
Aspek audio :
Ratger : open the door. (melepar Astri kedalam peti kemas) get to know each
other well, you’ll be here for a while. Lock them up. (menyuruh anak
Adegan 75
Aspek visual :
Yuda menampakkan dirinya pada Ratger, luc dan anak buahnya. Luc bersiap untuk
menyerang Yuda namun dilarang oleh Ratger, dan Luc memerintahkan anak buahnya
Aspek audio :
Ratger : wait.
Luc : what?
Adegan 76
Aspek visual :
Anak buah Ratger menyerang Yuda beramai-ramai namun mereka semua dapat Yuda
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya diiringi oleh musik instrumental bertempo
cepat.
Adegan 77
Aspek visual :
Yuda yang telah berhasil mengalahkan anak buah Ratger dan Luc mendatangi mereka
berdua, dan Ratger langsung memberikan tanda untuk menyerang Yuda. Kendati
ketiganya sama kuat, terjadi perkelahian yang berat diantara mereka sampai akhirnya
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya diiringi dengan musik instrumental
Adegan 78
Aspek visual :
Saat mereka bertiga merasa sangat kelelahan Ratger memberikan tanda kepada Luc
untuk mengambil batang besi yang berada di belakang Luc. Luc mengambil besi
tersebut dan mereka berdua langsung menyerang Yuda yang bertarung dengan tangan
kosong. Mereka bertarung dengan sengit tenyata saat Yuda menjepit Luc dengan
pintu kargo Luc tertusuk oleh batang besi yang dipegangnya sendiri dan langsung
tewas di tempat. Dan Ratger berhasil menendang Yuda sampai ia terlempar jauh.
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya diiringi oleh musik instrumental dan suara-
Adegan 79
Aspek visual :
Melihat Luc yang sudah tak berdaya Ratger bertambah marah dan langsung
menyerang Yuda yang sedang kesakitan secara bertubi-tubi, dan ia mencekik Yuda di
sedang menjerit histeris memohon untuk dikeluarkan. Yuda hampir kehabisan tenaga
namun saat mendengar rintihan Astri yang meminta pertolongan, Yuda seperti
Aspek audio :
Ratger : come on (memanggil Luc, dan ia marah saat melihat Luc tewas
Ratger : listen, listen to them. This is the end (sambil mencekik Yuda).
Adegan 80
Aspek visual :
Yuda yang telah mengalahkan Ratger dan langsung menuju peti kemas penyimpanan
namun saat hendak mengajak Astri keluar dari peti kemas itu. Ratger menyerang
Yuda dari belakang dan menusuknya dengan batang besi, namun yuda sempat
membalas Ratger dengan menendangnya dengan keras dibagian kepala hingga Ratger
tewas. Ternyata Yuda pun terluka parah hingga tak berdaya, dan Yuda melepas besi
Aspek audio :
Adegan 81
Aspek visual :
Astri menangis histeris melihat Yuda yang terluka parah dan mengeluarkan banyak
Aspek audio :
Astri : Yuda, Yuda, tolong, enggak, bertahan bentar gua cari bantuan
dulu.
Yuda : tolong Astri, tolong bawa ini kerumah saya (memberikan kenang-
Astri : enggak, enggak, enggak, kita bakal kesana sama-sama, gua janji.
Yuda : Astri, tolong bilang sama mereka apa yang sudah terjadi, saya
minta maaf.
Yuda : saya sudah jagain kamu, saya sayang sama kamu. Keluarga saya
Adegan 82
Aspek visual :
Astri menemui Adit di tempat persembunyiannya. Adit memeluk Astri yang datang
untuk menjemputnya dan memberikan kotak uangnya. Astri mengajak Adit pergi dari
tempat tersebut.
Aspek audio :
Adegan 83
Aspek visual :
Astri sedang memetik buah tomat, ia sedang berkebun dengan Uda Yayan di
kampung Yuda.
138
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya diiringi oleh musik instrumental.
Adegan 84
Aspek visual :
Ibu Yuda sedang memegang kenangan yang diberikannya kepada Yuda saat ia hendak
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya diiringi oleh musik instrumental.
Adegan 85
Aspek visual :
Adit sedang memasukan alat tulisnya kedalam tas dan mengambil sepatunya, ia
Aspek dialog :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya diiringi oleh musik instrumental.
Adegan 86
Aspek visual :
Adit keluar dari rumah dan dipanggil Ibu Yuda. Lalu ibu mengancingkan kemeja Adit
dan mebereskan kerahnya, Adit mencium tangan Ibu Yuda dan berjalan pergi sekolah.
Saat berjalan pergi sekolah, Adit menengok kearah Ibu Yuda dan melambaikan
tangannya. Ibu Yuda melihat Adit seperti melihat Yuda saat ia akan pergi merantau.
Adit hilang dari pandangan dan Ibu Yuda masuk kedalam rumah dan menutup pintu
Aspek audio :
Tidak ada dialog dalam adegan ini, hanya diiringi oleh musik instrumental.
140
Setelah direduksi, penelitian memasuki tahap katagorisasi dimana data yang telah
diperoleh akan diteliti secara audio dan visual untuk mengelompokkan penggambaran
perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau yang terdapat di
dalamnya.
diri pencak silat Minang Kabau. Suatu adegan dimasukkan kedalam kategori perilaku
pelestarian apabila mengandung unsur melestarikan seni bela diri pencak silat Minang
yang mewakili bentuk perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau.
sangat kuat mewakili perilaku pelestarian dalam film Merantau, karena meskipun
banyak adegan perkelahian di dalam film ini namun tidak berdasarkan nilai atau
filosofi pencak silat dalam pertarungannya. Juga peneliti merasa beberapa adegan
dalam film ini terlihat motif dan niat pelaku dalam setiap pertarungannya sama, dan
Berikut ini 11 adegan yang merepresentasikan prilaku pelestarian seni bela diri
pencak silat Minang Kabau, beserta penjelasan bentuk pelestarian yang terkandung di
dalamnya.
Tabel 1. Adegan Penggambaran Perilaku Pelestarian Seni Bela Diri Pencak Silat Minang Kabau Dalam Film Merantau
2.
4.
6.
8.
10.
5.1.2 Pembahasan
Setelah melalui tahap reduksi dan pemilihan adegan yang mengandung unsur
pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau, maka data yang diperoleh akan
pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau yang terkandung didalamnya.
pelestarian berdasarkan penggambarannya (audio dan visual), maka dalam subbab ini
peneliti akan menjelaskan kandungan perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat
Pada adegan pertama ini menampilkan Yuda sebagai pemeran utama yang sedang
berlatih pencak silat Minang Kabau dengan menggunakan alat tradisional pencak silat
yang biasa disebut dengan Karambiek. Dalam adegan ini hanya ada seorang Yuda
yang sedang berlatih pencak silat dengan jurus Harimau, ia berlatih pencak silat di
kampung halamannya. Pada adegan ini, perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat
Minang Kabau direpresentasikan secara visual yaitu melalui tokoh utama. Perilaku
melatih keahlian diri dalam hal ini pencak silat dapat dikatakan sebagai perilaku
148
pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau. Karena meskipun Yuda sudah
mahir dalam bidang pencak silat namun ia tetap melatih dirinya secara sungguh-
Dalam adegan ini, Yuda digambarkan sebagai sosok yang sudah ahli dan terbiasa
melatih dirinya dalam pencak silat. Terlihat dari penggambaran adegan kegiatan
berlatih ini yang seolah-olah seperti kegiatan sehari-hari yang biasa Yuda lakukan
saat di kampung halamannya. Dan adegan ini terjadi pada siang hari di lapangan
terbuka di kampung halaman Yuda, perilaku Yuda yang sedang berlatih pencak silat
bersungguh-sungguh dan rutin untuk berlatih sendiri apalagi dengan niat untuk
Guru : inyak mengenal Yuda sejak dia baru dilahirkan dan mengajarkan silat
Harimau dari dia bisa berdiri dengan kedua kakinya. Yuda sudah
langkah kecil Yuda. Pada hari ini Yuda akan memulai perantauan.
Pada adegan ini, Sang Guru silat memberikan Nasehat kepada Yuda yang akan pergi
merantau, agar tetap berpegang teguh kepada nilai-nilai filosofi silat. Walaupun di
adegan ini tidak ditampilkan adegan yang menunjukkan para tokohnya menggunakan
pencak silat Minang Kabau, namun representasi perilaku pelestarian seni bela diri
150
pencak silat Minang Kabau terkandung dalam unsur audio, yaitu melalui dialog
terkandung dalam pencak silat, karena dalam pencak silat tidak hanya sekedar
melakukan pertarungan namun juga sebagai hasil karya budaya, Pencak Silat sangat
kental dengan nilai dan norma yang hidup dan berlaku di masyarakat. Oleh karena itu
pada dasarnya pencak silat lebih menekankan pada unsur-unsur sosial berupa
silaturahmi. Sebagai seni, Pencak Silat merupakan wujud perilaku budaya suatu
Pada adegan ini Guru silat Yuda secara tersirat mengajarkan untuk tidak mendahului
Untuk unsur audio yang terkandung dalam adegan ini terasa sangat kuat perilaku
pelestarian seni bela diri pencak silatnya, bukan karena gerakan silatnya namun
karena nilai-nilai positif yang terkandung didalamnya dan harus diamalkan pada
sehari-hari, yaitu nasehat ataupun pesan-pesan yang disampaikan oleh orang tua
kepada anaknya yang hendak pergi jauh ketempat yang asing, agar selalu berbuat baik
Dalam adegan ini terlihat Yuda dan Guru sedang bersiap untuk melakukan
pertarungan pencak silat, namun tentu saja bukan untuk bertarung dalam arti kata
sesungguhnya. Sang Guru melakukan latihan bagi Yuda yang ingin merantau dan juga
untuk mengetahui apakah Yuda sudah benar-benar mahir dalam pencak silat.
Adegan ini terlihat Yuda dan Guru yang mengenakan pakain pencak silat lengkap,
dan memulai pertarungan dengan terlebih dahulu saling memberikan hormat, barulah
mereka mulai melakukan gerakan-gerakan silat dan gerakan yang ditampilkan dalam
adegan ini adalah pencak silat jurus harimau. Adegan ini dapat dikatakan sebagai
perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau yang dilakukan antara
dua orang yang sama-sama ahli dalam pencak silat namun bukan untuk bertarung
saling mengalahkan satu sama lain, tetapi lebih kepada mengasah sampai sejauh mana
keahlian masing-masing orang, dan dikarnakan masing-masing tokoh pada adegan ini
Yuda : maksudnya?
Yuda : tergantung.
Adit : sama?
Adit : biar gue menang kalo lawan preman-preman sok asik itu, jadi pada ga
Yuda : kemarin siang, sedikitpun saya ga menyakiti orang itu yah mungkin
harga dirinya sikit tapi dia ndak papa kan. Silaturahmi melihat
Yuda : tidak menjawab pertanyaan adit dan langsung masuk kedalam tempat
makan.
Pada adegan ketiga, terlihat Yuda yang sedang berbincang dengan Adit yang meminta
untuk diajarkan pencak silat, namun Yuda tidak lantas menyetujui permintaan Adit
tetapi Yuda terlebih dahulu menanyakan apa tujuan Adit belajar pencak silat. Setelah
mendapatkan jawaban dari Adit yang mengatakan bahwa ia ingin menjadi ahli dalam
pencak silat agar dapat menakut-nakuti para preman, lalu Yuda dengan bijak menolak
untuk mengajarkannya pencak silat dan memberikan penjelasan kepada Adit bahwa
pencak silat bukan untuk hal yang buruk. Yuda lalu menjelaskan pada Adit dengan
memberikan contoh pada kejadian saat Yuda menolong Astri yang dipukul oleh
Johny, bahwa pada saat itu Yuda semata-mata menggunakan keahlian pencak silatnya
tidak untuk menyakiti johny karena Johny tidak terluka sedikit pun, dan yang Yuda
lakukan hanya untuk memeberikan pelajaran kepada Johny agar tidak lagi menyakiti
Astri.
bangga apabila dapat mengajarkan sesuatu yang dianggap langka kepada orang lain,
terkesan sangat tidak teliti dalam memberikan sesuatu. Tidak mempedulikan dampak
dan jarang ada yang mau memberikan penjelasan kepada orang lain agar tidak
Dalam adegan ini sangat jelas tergambar bahwa Yuda merupakan sosok yang
mengajarkan pencak silat apalagi untuk hal yang buruk, namun memberikan
pemahaman kepada orang lain bahwa pencak silat digunakan untuk hal yang baik,
bukan untuk menyakiti orang lain dan tetap menjaga silaturami dengan melihat
kebaikan orang lain. Perilaku Yuda yang tergambar dalam adegan ini termasuk
perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat, karena adegan ini menggambarkan
perbuatan melestarikan memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dari pencak silat
Minang kabau.
155
Dalam adegan selanjutnya, adegan kelima, diceritakan Erik dan Yuda berada pada
arena pertarungan liar di suatu tempat. Erik mendaftarkan dirinya untuk ikut bertarung
melawan petarung lainnya demi untuk mendapatkan sejumlah uang. Saat melakukan
pertarungan liar ini Erik menggunakan keahliannya dalam pencak silat, dan dengan
Adegan ini termasuk dalam bentuk perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat
Minang Kabau, Erik menggunakan pencak silat untuk bertarung dengan lawannya
yang tidak memiliki keahlian pencak silat. Namun perilaku Erik yang menggunakan
pencak silat untuk menyakiti orang lain dan mendapatkan sejumlah uang ini tidak
termasuk sebagai perilaku pelestarian. Karena Erik menggunakan pencak silat untuk
hal yang buruk dan tidak mengamalkan nilai-nilai kebaikan yang terkandung didalam
pencak silat. Jadi perbuatan Erik ini termasuk dalam perilaku pelestarian seni bela diri
pencak silat yang hanya menggunakan pencak silat agar keberlangsungannya tidak
punah tetapi tidak mengindahkan nilai pelestarian untuk memanfaatkan pencak silat
secara bijaksana.
156
Padahal apabila kita berkaca pada realita, banyak sekali orang yang melakukan hal
yang buruk hanya untuk mendapatkan sejumlah uang dengan keahlian yang
dimilikinya. Seperti yang tergambar pada adegan ini, maka seharusnya adegan ini
dapat menjadi renungan penonton bahwa hal yang dilakukan dalam adegan ini sangat
buruk dan menghasilkan dampak negatif bagi dirinya dan orang lain.
Erik : apa ? ndak bisa apa kamu ? Yud, kamukan tau caranya mukul,
orang dengan mudah. Jadi buat apa kamu belajar semua itu ? untuk
Erik : Yuda, Yuda liat kelilingmu ini Jakarta kamu harus gunakan apapun
yang kamu punya untuk bisa hidup di sini. Liat awak, awak ini
ndak punya ilmu untuk beli rumah dan mobil mewah tapi awak
157
bisa silek supaya awak tidak lapar. Asal kamu tau Yud,
Yuda : terima kasih sudah banyak membantu awak, tapi lebih baik awak
cari kerja di tempat yang lain. Sekali lagi awak minta maaf
Dalam adegan keenam ini, menampilkan sosok Yuda yang tetap berpegang teguh
pada nilai-nilai dan filosofi pencak silat, yaitu tidak menggunakan pencak silat untuk
hal yang buruk. Meskipun Yuda terjebak dalam keadaan yang tidak berkecukupan dan
ajakan Erik kepada Yuda sangat menggiurkan, karena hanya dengan menggunakan
keahlian pencak silatnya ia sudah dapat mendapatkan sejumlah uang, namun Yuda
tetap tidak ingin melakukan hal tersebut. Padahal jarang sekali ada seorang pemuda
yang tetap mempertahankan ideologinya untuk hal yang benar apalagi ia sedang
dalam keadaan yang terjepit. Pada prakteknya seseorang pasti akan tergoda dengan
mudah untuk melakukan hal bruk demi mendapatkan sejumlah uang pada saat ia
sedang kesusahan secara ekonomi. Namun tidak demikian dengan Yuda yang tetap
mempertahankan ideologinya untuk tetap berpegang teguh pada nilai kebaikan pencak
Bentuk pelestarian seni bela diri pencak silat yang Nampak pada adegan ini yaitu
terlihat pada dialog Yuda yang menolak ajakan Erik untuk menggunakan pencak silat
untuk hal yang buruk. Sikap Yuda yang mempertahankan ideologi-nya ini termasuk
dalam perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat yaitu, perbuatan melestarikan
memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dari pencak silat Minang kabau.
158
Pada adegan ini, digambarkan sosok Yuda yang sedang bertarung melawan sejumlah
orang yang bersenjata untuk menyelamatkan Adit. Terlihat sosok Yuda yang semula
bertarung dengan beberapa orang ini dengan mengandalkan keahlian pencak silatnya
saja, namun pada saat Yuda merasa terdesak ia menggunkan alat bantu sebuah batang
besi untuk melawan orang-orang tersebut. Dan Yuda berhasil mengalahkan mereka
semua.
Adegan ini termasuk dalam kategri pelestarian seni bela diri pencak silat Minang
kabau, Karena Yuda bertarung melawan orang-orang tersebut untuk menolong orang
lain, dalam hal ini Adit. Dalam adegan ini tidak hanya terlihat gerakan yang
menunjukkan perilaku pelestarian seni bela diri pencak silatnya saja, namun
memeperlihatkan bahwa Yuda tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kebaikan pencak
silat. Karena Yuda melakukan pertarungan semata-mata untuk menolong orang lain.
Dan dalam menggunakan senjata pada pertarungan ini, Yuda pun masih terlihat
adegan ini dapat dikatakan sebagai bentuk pelestarian seni bela diri pencak silat
Minang kabau.
159
apartemen Ratger akhirnya diketahui keberadaannya oleh anak buah Ratger. Dan
perkelahianpun terjadi diantara mereka, pada adegan ini Yuda berkelahi dengan anak
buah Ratger tanpa menggunakan bantuan senjata apapun begitu juga sebaliknya.
Yuda hanya mengandalkan keahliannya dalam pencak silat untuk melawan beberapa
anak buah Ratger, Yuda berhasil mengalahkan mereka semua dan melanjutkan
tersebut.
Perekelahian yang terjadi antara Yuda dan anak buah Ratger yang tidak menggunakan
pencak silat dapat dengan mudah dikalahkan Yuda dengan pencak silat jurus
harimaunya. Pencak silat jurus harimau yang Yuda gunakan terlihat dengan sangat
jelas, saat Yuda melakukan gerakan memukul, menendang dan menangkis lawannnya.
Pada adegan ini terlihat Yuda yang menggunakan pencak silat jurus harimaunya
bukan untuk menyakiti orang lain, tetapi lebih kepada membela dirinya yang sedang
diserang oleh lawan dan niat Yuda yang berkelahi dengan anak buah Ratger untuk
menyelamatkan Astri dari tangan para penjahat. Dan saat Yuda memukul mereka,
160
tidak ada satu anak buah Ratger yang terlihat tewas mereka hanya merasa kesakitan
Maka adegan ini dapat dikatakan termasuk dalam perilaku Yuda untuk melestarikan
pencak silat Minang Kabau, yaitu penggambaran Yuda yang berkelahi melawan anak
buah Ratger dengan dengan menggunakan pencak silat jurus harimaunya, namun
tidak sampai membuat mereka tewas termasuk perbuatan Yuda yang melestarikan
dalam adegan kesembilan ini, terihat sosok Yuda yang sedang menunggu untuk
memasuki lift. Saat Yuda sudah berada di dalam lift dan menuju lantai 14 lalu pintu
lift terbuka di lantai 5, Nampak Erik yang berada di lantai 5 tersebut menunggu untuk
masuk kedalam lift. Dalam adegan ini Erik sudah menjadi anak buah Ratger. Di
dalam lift keduanya terlibat percakapan dan Erik sangat terkejut saat mengetahui
bahwa Yuda lah rang yang selama ini dicar-cari oleh Ratger. Perkelahianpun terjadi
dengan Erik yang lebih dahulu melakukan penyerangan kepada Yuda. Dalam ruangan
lift yang sempit itu perkelaian yang terjadi antara Yuda dan Erik yang sama-sama ahli
dalam pencak silat terjadi sangat dramatis. Karena mereka berdua sama kuat dalam
pencak silat, sehingga perkelahian terlihat sangat imbang antara mereka, meskipun
niat yang melatarbelakangi perkelahian ini berbeda, yaitu Yuda yang berniat
menolong Astri dari tangan Ratger dan Erik yang ingin mengalahkan Yuda karena ia
imbang dan terkesan sangat berat bagi keduanya, namun Yuda berhasil mengalahkan
Erik. Meskipun Yuda berhasil mengalahkan Erik dan Erik yang sudah terlihat
meyerah dengan menyuruh Yuda untuk membunuhnya namun Yuda tidak melakukan
hal itu, karena ia tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kebaikan dari pencak silat
yaitu, pencak silat bukan untuk menyakiti rang lain namun untuk tetap menjaga tali
162
silaturahmi antar manusia. Berdasarkan nilai-nilai kebaikan pencak silat itu maka
Yuda menghentikan pukulannya kepada Erik karena Erik memang sudah tidak
Adegan perkelahian ini termasuk dalam perilaku pelestarian pencak silat Minang
Kabau, karena perkelahian yang terjadi antara kedua pemain menggunakan gerakan
pencak silat Minang Kabau yang terlihat sangat jelas dan dramatis. Meski niat yang
melatarbelakangi berbeda namun perilaku Erik dan Yuda termasuk dalam perbuatan
pelestarian pencak silat yaitu, perbuatan yang tidak hanya terlihat gerakan yang
menunjukkan perilaku pelestarian seni bela diri pencak silatnya saja, namun
memeperlihatkan bahwa Yuda tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kebaikan pencak
silat. Pada adegan ini digambarkan perbuatan Yuda tersebut termasuk dalam perilaku
melestarikan, memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dari pencak silat Minang
kabau.
163
Dalam adegan kesepuluh ini, terlihat sosok Yuda yang sedang diserang oleh banyak
orang secara bersamaan. Namun meski lawannya tidak imbang, Yua tetap berusaha
untuk mengalahkan mereka semua dengan jurus pencak silat harimaunya. Dan
terbukti semua orang yang hendak menyerang Yuda itu dapat dikalahkan walaupun
dengan susah payah. Perkelahian yang terjadi pada adegan ini sangat tidak imbang,
Yuda yang seorang diri melawan beberapa orang yang menyerangnya secara
bersamaan, dan perkelahian yang terjadi diantara mereka adalah Yuda yang
silat.
Pada kehidupan nyata, sedikit bahkan jarang sekali ada seseorang yang rela bertarung
dengan banyak orang jahat hanya untuk membela orang yang baru ia kenal. Adegan
ini dapat dikatakan sebagai bentuk pelestarian seni bela diri pencak silat, karena
perkelahian yang terjadi bukan hanya antara 2 orang namun banyak orang, walaupun
susah payah tetapi yda dapat mengalahkan mereka semua hanya dengan
mengandalkan keahlian pencak silatnya. Bentuk perilaku pelestarian yang terjadi pada
adegan ini adalah Yuda yang memanfaatan pencak silat secara bijaksana.
164
Adegan kesebelas ini menggambarkan Yuda yang telah berhasil mengalahkan anak
buah Ratger dan Luc, lalu mendatangi mereka dan Ratger langsung memberikan tanda
perkelahian yang terjadi antara mereka adalah Yuda menggunakan pencak silat untuk
melawan Ratger dan Luc yang menggunakan Free Fighting (perkelahian bebas).
Meskipun Ratger dan Luc tidak menggunakan pencak silat, namun teknik perkelahian
mereka sangat baik dan kuat sehingga membuat Yuda agak kesulitan untuk
mengalahkan mereka berdua. Karena kekuatan bertarung mereka yang hampir sama,
kekuatan yang dimiliki Yuda akhirnya mereka berdua dapat Yuda kalahkan dengan
Hampir sama dengan adegan yang sebelumnya, Tokoh Yuda di sini terlihat bertarung
demi untuk menyelamatkan tokoh Astri dan yang lainnya melawan penjahat kelas
sangat sulit untuk ditemui seseorang yang rela mengorbankan nyawanya demi untuk
165
menolong orang lain, apalagi di era modern yang individualis dan acuh tak acuh
Bentuk pelestarian seni bela diri pencak silat yang nampak pada adegan ini adalah
pemanfaatan pencak silat secara bijaksana oleh Yuda untuk melawan Ratger dan Luc
yang ternyata mempunyai keahlian bertarung yang hebat juga. Tapi pertarungan yang
dilakukan oleh Yuda didasarkan pada niatannya untuk menolong Astri dan wanita-
wanita yang menjadi korban kejahatan Ratger dan Luc. Jadi bukan hanya bentuk
menggunkan silat untuk melakukan kebaikan kepada orang lain, yaitu untuk
menyelamatkan Astri dan korban yang lainnya, hal ini menunjukkan bahwa Yuda
masih tetap konsisten dengan memegang teguh nilai-nilai filosofi yang terkandung
dalam pencak silat. Bukan hanya terus memanfaatkan dan menggunkan pencak silat,
didalamnya.
166
pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau dan hubungan antar adegan
menggunakan teknik analisis isi. Analisis isi merupakan prosedur sistematika yang
disusun untuk menguji informasi yang terekam. Secara ormal definisi analisis isi
yang dikemukakan oleh McQuail dalam buku Mass Communication Theory, bahwa
salah satu fungsi analisis isi adalah mendeskripsikan dan membuat perbandingan
terhadap isi media. Perbandingan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
frekuensi antara representasi yang satu dengan yang lainnya. Maka pada subbab ini,
peneliti akan menunjukkan bentuk-bentuk perilaku pelestarian seni bela diri pencak
Setelah film Merantau melalui tahap reduksi data, yait pemecahan film menjadi per
adegan untuk memilih perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau
menunjukkan perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau.
Kesebelas adegan ini menggambarkan perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat
masing.
167
Ditinjau dari bentuk perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau
yang ada dalam tiap adegan, mak didapat data sebagai berikut :
melatih diri. Bentuk pelestarian ini terdapat dalam dua adegan, yaitu adegan 1
dan 3.
nilai dari pencak silat Minang kabau : mengamalkan nilai-nilai kebaikan yang
terkandung dalam pencak silat dan memegang teguh nilai-nilai filosofi pencak
silat. Bentuk perilaku pelestarian ini terdapat dalam tiga adegan, yaitu adegan 2, 4
dan 6.
pencak silat dengan niat untuk membela diri dari serangan orang lain dan untuk
menolong orang lain yang tertindas. Bentuk perilaku pelestarian ini terdapat
pencak silat untuk menyakiti orang lain & menggunakan pencak silat untuk
yang terkandung didalamnya. Bentuk perilaku ini terdapat dalam dua adegan,
Ditinjau dari status sosial atau pekerjaan pelaku pelestari seni bela diri pencak silat
1. Perilaku pelestari seni bela diri pencak silat Minang Kabau antara Masyarakat
Tokoh masyarakat yang dimaksud adalah tokoh yang menjadi panutan dan
para pemain terdapat pada adegan 2 dan 3. Pada adegan kedua terjadi perilaku
yang menyiratkan sebagai bentuk pelestarian seni bela diri pencak silat Minang
Kabau, yaitu Guru silat sekaligus Tokoh masyarakat di kampung Yuda yang
pelestariannya adalah latihan yang di lakukan oleh Yuda dan Sang Guru yang
bersilat Yuda.
2. Perilaku pelestari seni bela diri pencak silat Minang Kabau antara masyarakat
Bentuk pelestarian yang dilakukan oleh para pelaku ini terdapat dalam empat
adegan, yaitu adegan 7, 8, 9 dan 10. Pada adegan 7 ditujukkan untuk pertarungan
yang dilakukan Yuda melawan para preman bayaran Ratger yang menggunakan
bantuan senjata, pada adegan 8, Yuda kembali terlibat perkelahian dengan para
adegan 9, perkelahian terjadi antara Yuda dan Erik yang juga merupakan anak
buah Ratger dan mereka berdua sama-sama menggunakan pencak silat dalam
antara Yuda dan anak buah Ratger yang banyak, dimana semua orang tersebut
3. Perilaku pelestari seni bela diri pencak silat Minang Kabau antara masyarakat
Bentuk perilaku pelestarian ini terlihat pada adegan 11, dimana Yuda berusaha
untuk menyelamatkan Astri dari tangan Ratger dan Luc dengan cara melawan
Ditinjau dari waktu terjadinya perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat
1. Siang hari
Perilaku pelestarian seni bela diri penncak silat Minang Kabau terjadi pada siang
hari terdapat pada adegan 1, 2, 4, 5, dan 6. Bentuk pelestarian yang terjadi pada
siang hari tejadi pada adegan 1, saat Yuda berlatih pencak silat dikampung
halamannya. Pada adegan 2 bentuk pelestarian yang terjadi pada siang hari adalah
saat Sang Guru memberikan nasehat kepada Yuda agar selalu berpegang teguh
pada nilai-nilai kebaikan pencak silat. Sedangkan pada adegan 4 dan 6, bentuk
nilai-nilai kebaikan pencak silat. Dan yang terakhir pada adegan 6, bentuk
2. Malam hari.
Perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau yang terjadi pada
malam hari terdapat pada adegan 3, 7, 8, 9, 10, dan 11. Pada adegan 3, Yuda dan
170
sang Guru melakukan latihan pencak silat yang terakhir pada malam hari sebelum
Yuda pergi merantau. Terlihat dari adegan yang diambil diluar ruangan dan
suasana malam yang gelap, begipun dengan adegan 7, 10 dan 11. Sedangkan
adegan ini merupakan lanjutan dari adegan 7 yang dapat dipastikan bahwa
Ditinjau dari lokasi terjadinya perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat
1. Kampung halaman
Perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau yang terjadi
terdapat pada adegan 1, 2 dan 3. Pada adegan 1 dan 3, terlihat Yuda yang sedang
nasehat agar selalu berpegang pada nilai-nilai kebaikan pencak silat pada Yuda
2. Jalanan
Perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau yang terjadi di
silat saat mereka sedang di jalan menuju tempat makan. Sedangkan pada adegan
Perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau yang terjadi
terdapat pada adegan 5 dan 6. Pada adegan 5, Erik menggunakan pencak silat
untuk hal yang buruk yaitu demi mendapatkan sejumlah uang dengan menyakiti
terhadap nilai-nilai kebaikan pencak silat saat menolak ajakan Erik untuk
4. Apartement
Perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau yang terjadi di
tempat ini terdapat pada adegan 8 dan 9. Pada adegan 8, Yuda bertarung melawan
menggambarkan pertarungan pencak silat antara Yuda dan Erik saat berada di
Perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau terjadi pada adegan
10 dan 11. Perkelahian Yuda dengan anak buah Ratger yang banyak serta dengan
5.1.3 Bentuk Perilaku Pelestarian Seni Bela Diri Pencak Silat Minang kabau
pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau yang dilakukan oleh para
tokohnya. Bentuk perilaku inilah yang diharapkan dapat menjadi contoh bagi khalak
untuk dapat ikut melestarikan seni budaya bangsa. Oleh karena itu, peneliti mencoba
untuk menemukan bentuk perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang
Kabau yang dimaksud beserta frekuensinya menggunakan teknik analisis isi, agar
penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat agar cerdas dalam memilih asupan media
yang dapat memberikan contoh yang baik karena adanya perilaku pelestarian seni
bela diri pencak silat terutama dalam media film. Penelitian ini menghasilkan 11
adegan yang menggambarkan bentuk perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat
Minang Kabau dalam film Merantau. Peneliti hanya memfokuskan 11 adegan karena
hanya 11 adegan tersebutlah yang sangat kuat mewakili perilaku pelestarian dalam
film Merantau, karena meskipun banyak adegan perkelahian di dalam film ini namun
tidak berdasarkan nilai atau filosofi pencak silat dalam pertarungannya. Juga peneliti
merasa beberapa adegan dalam film ini terlihat motif dan niat pelaku dalam setiap
adegan aksi semata. Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui bentuk
perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau yang terkandung dalam
film Merantau, maka didapatlah bentuk perilaku berupa akting dan dialog dalam film
ini, yaitu Perbuatan melestarikan perlindungan dari kemusnahan atau kerusakan dan
perbuatan melestarikan memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dari pencak silat
Minang kabau (tiga adegan), melestarikan pemanfaatan pencak silat secara bijaksana
(lima adegan), memanfaatkan pencak silat secara tidak bijakasana (dua adegan).
Adegan-adegan ini dijadikan penggambaran bentuk perilaku pelestarian seni bela diri
pencak silat Minang Kabau karena termasuk dalam perilaku pelestarian yang ada.
Setelah menemukan bentuk perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang
Kabau, peneliti juga menemukan bentuk perilaku pelestarian seni bela diri pencak
silat Minang Kabau berdasarkan status sosial dari pelaku, yaitu Perilaku pelestari seni
bela diri pencak silat Minang Kabau antara Masyarakat biasa dan Tokoh Masyarakat
(dua adegan), Perilaku pelestari seni bela diri pencak silat Minang Kabau antara
masyarakat biasa dengan para penjahat bayaran (empat adegan), Perilaku pelestari
seni bela diri pencak silat Minang Kabau antara masyarakat biasa dengan petarung
Ditinjau berdasarkan waktu terjadinya perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat
Minang Kabau yang ditlakukan oleh para tokoh, maka didapat data bahwa perilaku
pelestarian terjadi pada siang hari (lima adegan) dan malam hari (enam adegan).
Ditinjau berdasarkan tempat terjadinya perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat
Minang Kabau, maka perilaku pelestarian terjadi di kampung halaman (tiga adegan),
jalanan (dua adegan), tempat pertarungan liar (dua adegan), apartement (dua adegan),
Bentuk-bentuk perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau diatas
telah menjawab masalah dan tujuan dari penelitian ini. Film Merantau memiliki 86
174
adegan, hasil penelitian menunjukkan 11 adegan atau sepertujuh bagian film. Dari 11
adegan itu dapat dilihat bahwa bentuk pelestarian yang terkandung di dalam film
Merantau lebih banyak terdapat pada aspek visual atau akting dari para tokoh
pemainnya yaitu sebanyak 8 adegan. Sedangkan bentuk pelestarian seni bela diri
pencak silat yang terkandung dalam unsur audio atau dialog hanya terdapat pada 3
adegan. Maka dapat tarik kesimpulan bahwa bentuk perilaku pelestarian seni bela diri
pencak silat Minang Kabau banyak terwakilkan pada aspek visual atau akting dalam
film Merantau. Meski demikian, setiap adegan yang mengandung bentuk perilaku
pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau tersebut diharapkan dapat
Perilaku pelestarian seni merupakan suatu tema luas yang mencakup banyak aktifitas
perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau yang terkandung dalam
film.
Bentuk perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau dalam film ini
memberikan sugesti bahwa apabila kita selalu berpegang teguh pada kebenaran dan
menggunakan keahlian untuk hal yang baik, maka hasil yang di dapatkan akan baik
pula bagi diri kita sendiri dan orang lain. Berbagai perilaku pelestarian dalam film ini
menjadi cerminan realita yang terjadi ditengah masyarakat. Anak muda yang masih
melestarikan seni budaya tanah airnya agar tidak punah (adegan 1), menggunakan
keahlian pencak silatnya untuk menolong orang yang lemah (adegan 7), memberikan
175
pemahaman kepada orang lain bahwa pencak silat bukan untuk menakut-nakuti orang
lain dan tidak digunakan untuk hal yang buruk (adegan 4), serta berbagai bentuk
perilaku pelestarian seni bela diri lainnya yang sering kita temukan dalam perilaku
dan ucapan sehari-hari yang selalu berusaha untuk melestarikan seni bela diri pencak
silat dengan berpegang teguh pada nilai-nilai kebaikannya. Hal ini diharapkan dapat
menjadi contoh baik bagi khalayak agar dapat mengikuti jejak yang dilakukan oleh
Secara teoritis, penelitian ini menunjukkan bahwa film dibangun oleh adegan-adegan
berupa gambar dan suara yang membentuk suatu cerita yang utuh. Melalui teknik
analisis isi, kumpulan adegan tersebut dipecah sebagai unit analisis untuk menemukan
bentuk penggambaran perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau
Dari hasil penelitian tersebut didapatlah berbagai bentuk perilaku pelestarian seni bela
diri pencak silat Minang Kabau yang tertulis pada subbab sebelumnya. Hal ini patut
dapat dijadikan contoh dan sesuai dengan dengan kaidah-kaidah penggunaan pencak
silatnya yang tidak meninggalkan nilai-nilai kebaikan yang terkandung dalam pencak
silat. Hasil penelitian ini yang menjabarkan bentuk-bentuk perilaku pelestarian seni
budaya, agar dapat dijadikan pembelajaran bagi khalayak untuk lebih cerdas dalam
mengkonsumsi suatu media karena berbagai konten yang ditawarkan dapat dijadikan
Kegunaan hasil penelitian ini secara praktis yaitu menjadi sumbangan pemikiran
penulis kepada kajian ilmu komunikasi. Penelitian ini menunjukkan kuatnya pengaruh
emosi penonton, serta konteks yang lebih luas mampu mempengaruhi pola pikir
bahkan perilaku khalayak. Sebagai rujukan bagi para sineas perfilman dan produsen
film, agar lebih meningkatkan kualitas dan mengangkat nilai-nilai budaya bangsa.
Karena konten-konten yang terdapat dalam suatu media hendaknya dapat menjadi
contoh baik dan tuntunan dalam menjalankan kehidupan, bukan hanya dijadikan
Dalam membuat karya film para sineas tidak hanya mementingkan faktor keuntungan
melestarikan budaya bangsa. Dengan lebih mengefektifkan fungsi film, tidak hanya
keuntungan besar berupa mteri yang didapatkan oleh produsen film, namun ikut serta
BAB VI
6.1 SIMPULAN
bentuk perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau dalam film
perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau. Bentuk perilaku
pelestarian yang ada dalam film ini adalah Perbuatan melestarikan perlindungan dari
dari pencak silat Minang kabau, melestarikan pemanfaatan pencak silat secara
bijaksana dan memanfaatkan pencak silat secara tidak bijakasana. Bentuk perilaku
pelestarian tidak hanya muncul secara eksplisit (manifest content), namun juga secara
Dalam penelitian ini hanya difokuskan pada 11 adegan karena hanya 11 adegan
tersebutlah yang sangat kuat mewakili perilaku pelestarian dalam film Merantau,
karena meskipun banyak adegan perkelahian di dalam film ini namun tidak
berdasarkan nilai atau filosofi pencak silat dalam pertarungannya. Juga peneliti
178
merasa beberapa adegan dalam film ini terlihat motif dan niat pelaku dalam setiap
adegan aksi semata. Dari 11 adegan itu dapat dilihat bahwa bentuk pelestarian yang
terkandung di dalam film Merantau lebih banyak terdapat pada aspek visual atau
akting dari para tokoh pemainnya yaitu sebanyak 8 adegan. Sedangkan bentuk
pelestarian seni bela diri pencak silat yang terkandung dalam unsur audio atau dialog
hanya terdapat pada 3 adegan. Maka dapat tarik kesimpulan bahwa bentuk perilaku
pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau banyak terwakilkan pada aspek
visual atau akting dalam film Merantau disbanding dengan aspek audio atau
dialognya.
Bentuk perilaku pelestarian yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam film ini
menggunakan keahlian untuk menolong orang lain yang kesusahan harus kita lakukan
Walaupun penelitian ini tidak membahas keterwakilan kelompok sosial tertentu yang
melakukan perilaku pelestarian seni bela diri pencak silat Minang Kabau, tapi tidak
6.2 SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut :
1. Penulis mengharapkan agar masyarakat dapat bijak dalam memilih asupan media
yang akan dikonsumsi. Karena konten-konten yang terdapat dalam suatu media
kehidupan, bukan hanya dijadikan sebagai media hiburan. Dan pilihlah produksi
karya anak bangsa yang membahas tentang kebudayaan ataupun sejarah bangsa,
sebagai bentuk cinta tanah air sekaligus melestariakan budaya serta menjaga
2. Kepada pihak sineas perfilman dan produsen film, agar lebih meningkatkan
kualitas dan mengangkat nilai-nilai budaya bangsa. Meskipun film Merantau ini
mengangkat tema pelestarian budaya pencak silat Minang Kabau dan adegan
kurangnya bentuk pelestarian yang di gambarkan dalam setiap adegan dalam film
ini, ada baiknya para sineas yang membuat film aksi atau laga tidak hanya
memfokuskan pada perkelahian yang terlihat tingkat tinggi, tetapi perhatikan juga
adat ataupun kebiasaan yang dilakukan pada saat melakukan perkelahian. Dan
perkelahian yang ditampilkan tetapi hati penonton juga dapat tergugah dengan
BAGAN Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 7
1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Djamal, Mid. 1986. Filsafat dan Silsilah Aliran-Aliran Silat Minangkabau. Penerbit
CV. Tropic. Bukittinggi.
Effendi, Onong Uchjana. 2004. Ilmu, Teori dan Filsafat komunikasi.Citra Adiya
Bakti. Bandung.
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktik). Graha Ilmu.
Yogyakarta.
McQuail, Denis. 1996. Teori Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Erlangga. Jakarta
Suwanda, Pendekar Herman. 2006. Pencak Silat (Through My Eyes). Empire Books.
Los Angeles.
Severin, Werner J dan James W. Tankard, Jr. 2005. Teori Komunikasi (Sejarah,
Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa). Kencana Prenada Media
Group. Jakarta.
Walizer, Michael H dan Paul L. Wiener. 1991. Metode dan Analisis Penelitian
(Mencari Hubungan). Penerbit Erlanga. Jakarta.
Kamus
Situs Internet
Skripsi
Pratama, Jaka. 2009. Representasi Perilaku Seks Bebas Dalam Film. Universitas
Lampung
Kupersembahkan karya ini untuk …
“Walla taqfu malaisa laka bihi ilmun innassam’a wal basoro walfua
dhaluku ulaika kana anhu masulan”
“Dan Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya, sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”
(Qs Al Isra : 36)
Lampung pada tahun 2006 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
(SPMB).
Jurusan (HMJ) Ilmu Komunikasi periode 2007 – 2008 sebagai anggota Bidang
Humas, dan sebagai anggota Bidang Penyiaran pada periode 2008 – 2009. Pada tahun
2009, penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan pada Seksi Siaran LPP RRI
Bandar Lampung. Selain itu, penulis juga mengikuti seminar-seminar dan pelatihan
Alhamdulillahrabbil „alamin, segala puji hanya milik Allah SWT, karena hanya
berjudul: ” Pelestarian Budaya Melalui Media Film (Analisis Isi Pelestarian Seni
Bela Diri Pencak Silat Minang Kabau Pada Film Merantau)”, sebagai salah satu
persyaratan untuk mendapatkan gelar Sajana Ilmu Komunikasi pada Jurusan Ilmu
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bimbingan dan bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini
1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
2. Bapak Drs. Sarwoko, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung sekaligus selaku Dosen
Pembahas, atas segala masukan, saran dan kesabaran yang sangat membantu
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
6. Mama dan Papa untuk semua cinta dan kasihnya, belaian lembut dan
hangat di setiap langkah kita berjalan, yang saya belum bisa balas semuanya.
8. Kiyay Ugie, Duka Kiki, kakak-kakak ipar saya yang melengkapi keluarga
celoteh lucu, dan selalu menyenangkan bersama kalian. Maafin Uncu ya buat
10. Sahabat terbaik Sapibinalpis, Apis Cina jangan sibuk pacaran mulu wooy,
kejar skripsi… Oby Siaran jangan gosip di kantor ya Ben (di rumah aja ;p),
Inal Senyum proyek mulu nih, kejar skripsi juga ya… dan Vie Item yang labil
belajar dari kmu looh sayangs), Echi yang Auranya muncrat2, Nina Supplier
makanan terbaik, Dede pelawak dusun, Echa Master kecantikan, Qiqi
Composer sejati, Nenek bagi-bagi Berkah, Ali yang udah ga Lanang lagi,
Opunk Miss Up Date (Gosip), Ain mba2 Karir, Makasih banyak ya sayangs
12. Teman-teman seperjuangan Komunikasi 2006: Wiwik, Echi, Fina, Meta, Ika,
Tia, Evi, Feri, Monik, Bayu, Balqis, Pita, Krisna, Citra, Otong, Reza, Cathrin,
Caca, Flora, Wahyu, Gloria, Pendi, Shinta dan Panji semoga Ramadhan tahun-
tahun berikutnya kita dapat kembali berkumpul dengan kisah sukses masing-
13. Pop’s Angels, Uwo Rindi, Ses Nana dan Mba Iken untuk tertawa 3KM ituh…
juga Mba Netty Miss Shopping & Minan Shusi buat makan siang gratisannya.
15. Satya Nugraha Adikara yang selalu membantu saya saat saya merasa “MIA”,
makasih ya nyong…
Unila.
17. Pihak-pihak lain yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
Penulis,