Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Manajemen Kesiswaan Pada Sekolah Dasar

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 29

p-ISSN 2442-4544 e-ISSN 2550-0252 Volume 6 Nomor 1, April 2019


doi: 10.30997/dt.v6i1.1355

MANAJEMEN KESISWAAN PADA SEKOLAH DASAR

STUDENTS’ MANAGEMENT AT ELEMENTARY SCHOOL


RR Aliyyah1a, Widyasari1, D Mulyadi2, S Ikhwan3, dan AG Prananosa4
1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Universitas Djuanda, Bogor, Indonesia
2 Program Studi Akuntasi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pertiwi, Bekasi, Indonesia
3 Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Sekolah Tinggi Agama Islam Nurul Iman, Bogor, Indonesia
4 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu

Pendidikan PGRI Lubuklinggau, Bengkulu. Indonesia


a Korespondensi: Rusi Rusmiati Aliyyah, Email: rusi.rusmiati@unida.ac.id

(Diterima: 16-02-2019; Ditelaah: 17-02-2019; Disetujui: 24-03-2019)

ABSTRACT
This research aims to get the pattern of student management in Elementary Schools (SD)
according to the Graduates Competency Standards (SKL). The study was conducted at
Pertiwi Elementary School in Bogor city using qualitative methods with the type of case
study research. Data collection techniques are carried out through interviews, observation,
and documentation. Data analysis uses the Miles and Huberman Model which consist of data
collection, data reduction, data presentation and verification or conclusion. Examination of
the validity of the data using triangulation. The results showed: (1) Management of students
was carried out starting from planning, student admission, student orientation, grouping /
placement of students, reporting of evaluation results, level and non-level systems,
mutations and drop out of students, special services for students, disciplinary coaching of
students, student organizations, and graduations and alumni. (2) Teachers become pioneers
in the management of students because they have an agent role in the progress of students'
development.
Keywords: case studies, management of students, primary schools.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pola manajemen kesiswaan. Penelitian ini
dilakukan pada SD Pertiwi kota Bogor menggunakan metode kualitatif dengan jenis
penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi,
dan dokumentasi. Analisis data menggunakan Model Miles dan Huberman yang terdiri dari
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau pengambilan
kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi. Hasil penelitian
menunjukan: (1) Pengelolaan peserta didik dilakukan mulai dari perencanaan, penerimaan
peserta didik, orientasi peserta didik, pengelompokkan/penempatan peserta didik,
pelaporan hasil evaluasi, sistem tingkat dan nontingkat, mutasi dan dropout peserta didik,
layanan peserta didik, pembinaan disiplin peserta didik, organisasi peserta didik, serta
kelulusan dan alumni; (2) Guru menjadi pionir dalam manajemen kesiswaan karena
memiliki peran sebagai agen dalam kemajuan perkembangan peserta didik.
Kata kunci: pengelolaan peserta didik, sekolah dasar, studi kasus.
30 Aliyyah et al. Manajemen kesiswaan pada sekolah dasar
doi: 10.30997/dt.v6i1.1355

Aliyyah, R. R., Widyasari, Mulyadi, D., Ikhwan, S., & Prananosa, A. G. (2018). Manajemen
Kesiswaan pada Sekolah Dasar. Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
6(1): 29-40.

seleksi, orientasi, penempatan siswa,


PENDAHULUAN layanan kesiswaan, pembinaan kesiswaan,
Peserta didik merupakan sentral layanan sampai pada manajemen alumni pada SD.
sekolah yang memiliki cakupan yang sangat Karena siswa merupakan instrumen ujung
luas, yakni membantu proses siswa pada tombak dari sebuah institusi pendidikan,
tahap pertumbuhan dan perkembangan diri maka input, proses, out put dan out come
melalui pembelajaran di sekolah. nya menjadi indikator yang harus
Pengelolaan peserta didik bertujuan senantiasa dikelola.
mengelola segala aktivitas dalam bidang SD Pertiwi merupakan sekolah yang
kesiswaan agar kegiatan pembelajaran berada di Kotamadya Bogor dengan
berjalan dengan baik (Gunawan & Djum perolehan prestasi dari berbagai dimensi
Djum, 2017). Manajemen kesiswaan adalah peserta didiknya, mulai dari akademik, dan
usaha pengaturan atau kegiatan pencatatan non akademik. Berbagai prestasi tersebut
siswa mulai dari masuk sampai dengan lulus diraih melalui proses pembinaan yang
sekolah (Prihatin, 2011). Manajemen kontinu dilakukan sekolah untuk siswa.
kesiswaan adalah kegiatan pengurusan Proses pengelolaan kesiswaan tersebut
segala hal yang berkaitan dengan siswa terlihat mulai dari berbagai syarat dalam
mulai dari penerimaan hingga keluarnya rekrutmen siswa baru. Setelah siswa
peserta didik dari suatu sekolah. dinyatakan diterima, maka langkah
Pengelolaan peserta didik sangat penting selanjutnya SD tersebut selalu memberikan
dalam dunia pendidikan, karena tanpa treatment kepada siswa sehingga siswa
pengelolaan peserta didik, sekolah tidak tersebut menjadi alumni dengan berbagai
dapat mengetahui cara mengatur kegiatan potensi yang telah dikembangkan. Proses
dalam sekolah dan mendapatkan tujuan pembinaan siswa tersebut menjadi bagian
yang diinginkan. Terdapat berbagai yang unik karena siswa diberikan
aktivitas yang saling berhubungan, baik dari pembelajaran yang kontinu tentang
fungsionalitasnya maupun tujuan yang kegiatan akademik dan non akademik
ditargetkan. Melalui pengelolaan yang berbasis keunggulan lokal sekolah, untuk
benar, akan tercapai prestasi belajar yang kemudian dapat menjadikan siswa terampil
baik. Implementasi manajemen kesiswaaan dan pandai beradaptasi dengan kehidupan
di sekolah akan mampu memberikan nyata.
keluaran atau alumni yang kompeten,
sehingga dapat berpengaruh terhadap Pengertian Manajemen Kesiswaan
lingkungan dan kemajuan intelektual. Selain Pengelolaan peserta didik atau dengan kata
itu, sekolah memiliki mutu yang baik lain manajemen kesiswaan adalah teknik
sebagai sasaran sarana pendidikan mengatur seluruh siswa mulai dari masuk
masyarakat. Melalui kegiatan pengaturan sekolah sampai dengan mereka lulus
siswa yang baik, maka pasti menghasilkan sekolah (Imron & Burhanudin, 2003).
lulusan yang handal. Pengelolaan peserta Manajemen kesiswaan merujuk pada
didik dimulai dari proses rekrutmen, aktivitas atau kegiatan pencatatan siswa
Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 31
p-ISSN 2442-4544 e-ISSN 2550-0252 Volume 6 Nomor 1, April 2019
doi: 10.30997/dt.v6i1.1355

sejak dari awal diterima, kemudian Prinsip Pengelolaan Kesiswaan


diberikan pembinaan dan berakhir pada Prinsip adalah asas atau pondasi pokok
terselesaikannya proses pembelajaran serta fakta untuk pola berfikir dan bertindak.
menjadi alumni setelah selesai Prinsip pengelolaan kesiswaan yakni: (1)
melaksanakan pembelajaran (Prihatin, untuk mengatur seluruh pengelolaan
2011). Dengan demikian, manajemen sekolah; (2) memberikan misi pendidikan;
kesiswaan adalah suatu cara pengaturan (3) kegiatan pengelolaan kesiswaan
peserta didik, mulai dari input, proses, berupaya menyatukan siswa dengan
output, dan menjadi outcome dari satuan keadaan keluarga yang beragam dan banyak
pendidikan. perbedaanya; (4) sebagai upaya pengaturan
Adapun tujuan dan fungsi manajemen terhadap pebimbing peserta didik; dan (5)
kesiswaan adalah: (1) meningkatkan kegiatan manajemen peserta didik,
pengetahuan, keterampilan, dan senantiasa berlatar sesuai dengan fungsinya
psikomotorik siswa; (2) mendidik dan (Imron & Burhanudin, 2003). Sehingga,
membina kemampuan, bakat, dan minat; prinsip pengelolaan kesiswaan adalah
dan (3) mencapai kebahagiaan mengutamakan peserta didik untuk
kesejahteraan hidup, belajar dengan baik, kegiatan utama dalam kemajuan lembaga
dan tercapai cita-citanya (Imron, 2011). pendidikan. Ruang Lingkup Pengelolaan
Tujuan pengelolaan kesiswaan yakni Kesiswaan yakni pengaturan siswa sejak
mengelola aktivitas kesiswaan untuk ditetapkan sebagai siswa yang diterima di
membantu kegiatan belajar sehingga sesuai, satuan pendidikan sampai pada siswa
disiplin dan sesuai prosedur, serta dapat tersebut dinyatakan sebagai alumni.
memberi masukan dalam mencapai sasaran
yang sudah disepakati (Kristiawan, 2017). Ruang Lingkup Pengelolaan
Fungsi umum pengelolaan kesiswaan yakni Kesiswaan
sarana bagi siswa untuk mengembangkan Pengelolaan kesiswaan adalah: (1)
diri secara individualitas, sosial, kebutuhan, perencanaan kesiswaan; (2) rekrutmen
maupun potensi-potensi peserta didik siswa atau biasa disebut dengan PPDB
(Imron & Burhanudin, 2003). dengan kegiatan kebijakan penerimaan
Fungsi pengelolaan kesiswaan secara peserta didik; (3) orientasi siswa atau biasa
khusus, yaitu: (1) pengembangan disebut dengan Masa Orientasi Peserta
individualitas, yakni agar siswa mampu Didik (MOPD); (4) pengelompokan atau
mengembangkan potensi individualitasnya; penempatan siswa dengan tujuan
(2) pengembangan sosial siswa, yakni memudahkan pemberian layanan selama
supaya siswa mampu melakukan sosialisasi menjadi siswa di satuan pendidikan; (5)
dengan masyarakatnya; (3) penyaluran pencatatan absensi dengan tujuan
aspirasi dan harapan siswa, yakni supaya memberikan pembinaan kedisiplinan; (6)
terefleksikan kesenangan, dan minat siswa; evaluasi kesiswaan dengan melakukan
dan (4) pemenuhan dan kesejahteraan kegiatan pengukuran perkembangan dan
siswa, yakni supaya siswa tentram dalam prestasi peserta didik; (7) pelaporan hasil
menjalankan pendidikannya. Fungsi evaluasi dengan tujuan untuk memberikan
pengelolaan kesiswaan yakni untuk sarana timbal balik akuntabilitas atau report
mengembangkan diri (Kristiawan, 2017). kegiatan siswa selama di sekolah atas
32 Aliyyah et al. Manajemen kesiswaan pada sekolah dasar
doi: 10.30997/dt.v6i1.1355

kepercayaan orang tua kepada lembaga; (8) HASIL DAN PEMBAHASAN


mutasi dan dropout peserta didik yakni
proses perpindahan peserta didik; (9) Hasil
layanan khusus penunjang agar siswa lancar
Perencanaan Peserta Didik
dan mampu mengembangkan diri; (10)
pembinaan disiplin dengan tahapan Aktivitas pertama perencanaan adalah
perencanaan meliputi membuat aturan dan melakukan: (1) perkiraan, yakni melakukan
menentukan konsekuensi; (11) organisasi sensus di lingkungan sekitar satuan
peserta didik di sekolah yang terdiri dari pendidikan dan menentukan jumlah siswa
kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler; yang diterima serta guru yang terdapat di
dan (12) kegiatan akhir sampai pada sekolah; (2) perumusan, yaitu menentukan
perpisahan dan lulusnya siswa yang visi dan misi sekolah; (3) kebijakan; (4)
bertujuan menilai pencapaian SKL untuk pemograman dengan kategori program
semua mata pelajaran sesuai programnya mandiri, bermutu, berbudaya, dan religius;
sebagai bentuk transparasi, profesional, dan (5) langkah-langkah, yaitu melakukan
akuntabel lembaga (Kudianta, 2016). Guru segala sesuatu, mulai dari sensus hingga
berperan sebagai inspirator, informator, kelulusan menjadi alumni; (6) penjadwalan;
dan demonstrator (Djamarah, 2010). dan (7) pembiayaan, dengan biaya masuk
awal sebesar Rp 10.000.000,- yang meliputi
seluruh pembiayaan, tidak termasuk biaya
METODE bulanan siswa. SD Pertiwi melakukan
sensus sekolah guna mengetahui informasi
Metode penelitian menggunakan studi
para calon peserta didik di masyarakat,
kasus, yakni proses pengumpuan data
sensus yang dilakukan dimulai dari
melalui teknik dan sumber informasi yang
masyarakat sekitar yang dekat dengan
efektif (Yusuf, 2015). Jenis penelitian ini
sekolah, latar belakang masyarakat, dan
menggunakan pendekatan kualitatif dengan
mengetahui usia umum.
tujuan untuk mendeskripsikan dan
memperoleh secara jelas gambaran tentang
Penerimaan Peserta Didik
pengelolaan peserta didik. Sumber data
didapat dari guru, kepala sekolah, siswa dan Para calon siswa yang diterima maksimal
orangtua. Penelitian ini menggunakan adalah 160 peserta didik, dibagi menjadi 5
triangulasi observasi, wawancara, serta kelas (32 peserta didik per kelas) dalam
studi dokumentasi (Sugiyono, 2017). setiap angkatannya. Prosedur PPDB terdiri
Analisis data menggunakan reduksi, dari pembentukan panitia, sosialisasi,
penyajian data, dan verifikasi atau pelaksanaan, seleksi, pengumuman siswa
penarikan kesimpulan (Yusuf, 2015). yang diterima, observasi bakat siswa. PPDB
dilaksanakan kontinu setiap tahun pada
bulan April. Sebelum PPDB pantia
mensosialisasikan kepada masyarakat dan
membagikan brosur ke TK (Taman Kanak-
Kanak) berupa promosi dan syarat
ketentuan para calon siswa. Tahap
berikutnya adalah observasi untuk melihat
Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 33
p-ISSN 2442-4544 e-ISSN 2550-0252 Volume 6 Nomor 1, April 2019
doi: 10.30997/dt.v6i1.1355

kemampuan siswa, lalu 3 hari kemudian Evaluasi Peserta Didik


dilakukan pengumuman hasil seleksi. Evaluasi dilakukan dengan berkala, yaitu
evaluasi harian, mingguan, bulanan, tengah
Orientasi Peserta Didik
semester, akhir semester, hingga Ujian
Setelah calon diterima, pihak sekolah Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang
mengadakan perkenalan lingkungan diadakan serentak di seluruh Indonesia. Hal
sekolah atau kegiatan orientasi. Kegiatan tersebut, guna menyukseskan prestasi
orientasi dimulai dari perkenalan guru, melatih pemahaman dan mengukur
perkenalan program sekolah, perkenalan kompetensi akademik siswa melalui ujian
lingkungan, dan memotivasi siswa dengan tertulis. Teknik evaluasi yang digunakan
cara menampilkan siswa-siswa berprestasi. guru dengan tes atau non tes. Tes diberikan
dalam soal latihan setiap selesai tema
Pengelompokkan Siswa
pembelajaran, sedangkan evaluasi non tes
Pengelompokkan atau penempatan peserta diberikan dalam bantuk tes lisan (tanya-
didik tidak dipisahkan. Setiap satu kelas, jawab) dan perilaku. Contohnya, teknik
terdapat peserta didik dengan kemampuan evaluasi untuk peserta didik pada tingkat 1,
berbeda-beda, terdapat laki-laki dan tidak bisa dilaksanakan melalui teknik tes
perempuan, latar belakang ekonomi, tempat tertulis, maka guru memberikan tes lisan.
tinggal, bahkan siswa berkebutuhan khusus Setiap minggu, seluruh guru selalu
dapat berbaur dengan siswa lainnya. Pada mengadakan penilai harian untuk semua
jam pelajaran tambahan bagi kelas 6, tema. Selain itu, juga mengadakan penilaian
peserta didik dikelompokan sesuai dengan sikap setiap hari. Penilaian sikap menjadi
kemampuan, keadaan tersebut dibuat fokus pada SD yang akan dicatat oleh guru
dengan tujuan agar dapat meningkatkan pada jurnal. Misalnya jika siswa tiba lebih
motivasi berprestasi siswa dan dulu ke sekolah guru mencatat di di jurnal
menimbulkan daya saing setiap peserta bahwa anak ini rajin berangkat pagi dan
didik. menjadi tauladan bagi siswa lain, selain itu
terdapat siswa dengan sikap terpuji, sampai
Pencatatan Presensi Siswa menyimpang.
Pencatatan kehadiran dan ketidakhadiran
peserta didik menggunakan daftar harian Pelaporan Hasil Evaluasi Peserta
dan daftar absen. Siswa datang dan melihat Didik
nama mereka pada daftar buku daftar Setiap semester guru selalu memasukan
harian siswa setiap kelas, siswa berlomba- hasil rekap nilai para siswa ke dalam
lomba memparafkan (tanda tangan) untuk raporan penilaian peserta didik. Pelaporan
kelas atas. Setiap bulan, guru kelas hasil evaluasi selalu dilakukan pada tengah
memperlihatkan persentase kehadiran semester (di bulan Maret) dan akhir
setiap anak. Jika terdapat yang tidak masuk semester (di bulan Mei).
sampai dengan 3 hari atau lebih, maka guru
harus melaksanakan home visit. Sistem Tingkat dan Nontingkat
Peserta Didik
Sistem tingkat dan non tingkat peserta didik
atau biasa disebut dengan istilah kenaikan
34 Aliyyah et al. Manajemen kesiswaan pada sekolah dasar
doi: 10.30997/dt.v6i1.1355

kelas. Tidak terdapat siswa dengan keadaan Layanan khusus yang disediakan terdiri dari
dan status tertinggal maupun naik terlebih kantin, UKS, Toilet, perpustakaan, dan
dahulu atau bisa disebut dengan istilah tempat mencuci tangan.
akselerasi kenaikan kelas. Sistem tingkat
selalu memperhatikan perkembangan Pembinaan Disiplin Peserta Didik
kecakapan kognitif, afektif, juga Pembinaan disiplin dilakukan setiap hari.
psikomotorik. Pola non tingkat siswa di SD Ketika terdapat anak yang melanggar
Pertiwi belum pernah dilaksanakan, karena dicatat dan bagi anak yang sudah disiplin
kemampuan siswa selalu sama pada setiap mengikuti peraturan sekolah akan
angkatan peserta didik. diapresiasi. Bagi anak yang melanggar
diingatkan untuk menerapkan disiplin.
Mutasi dan Dropout Peserta Didik Setiap hari anak akan berbaris untuk
Terdapat mutasi siswa karena masalah catatan jurnal (untuk mencatat sikap sosial
orang tua pindah tugas misalnya dari dalam dan sikap spiritual). Di kelas guru
kota ke luar kota atau sebaliknya, dan melakukan pembinaan disiplin dengan
penyebab lain siswa mutasi karena pindah catatan jurnal, bagi anak-anak yang sangat
rumah, dan masalah rumah tangga. disiplin seperti datang lebih awal diberikan
Kebijakan mutasi siswa dari luar ke dalam apresiasi untuk dijadikan contoh untuk
selalu melihat kondisi, jika jumlah siswa anak-anak yang lain. Jika terdapat anak yang
sudah banyak maka tidak diterima karena melanggar seperti jail akan dicatat ke
beberapa alasan. Terdapat syarat mutasi catatan jurnal. Jika sudah dilakukan
untuk masuk ke SD Pertiwi, diantaranya: (1) beberapa kali maka harus ditindak dengan
surat pindah resmi dari sekolah memberitahukan kepada orang tua, selain
sebelumnya; (2) tempat tinggal; dan (3) itu dilakukannya sidang kecil di ruang guru.
evaluasi kemampuan akademik. Tidak ada Mereka menulis perjanjian untuk tidak
dropout peserta didik, ketika ada masalah, melakukan pelanggaran itu lagi dengan
pihak sekolah akan membantu dengan tulisan mereka sendiri. Apabila anak datang
mendata identitas peserta didik. Jika telat untuk mengikuti upacara bendera
terdapat peserta didik yang mengalami mereka akan diberi nasihat dan dicatat pada
permasalahan ekonomi, pihak sekolah catatan jurnal dan dijumlahkan berapa
memberikan keringanan untuk tetap banyak mereka telat, jika melebihi batas
belajar, dan sekolah akan bersubsidi dengan maka guru akan bertanya kepada orang
beasiswa. Sekolah tidak ingin anak didiknya tuanya apa sebab anak didiknya terlambat.
dropout karena masalah ekonomi. Sekolah
ini pun sangat memelihara silaturahmi dan Pengembangan Diri Peserta Didik
ukhuwah antar orangtua peserta didik. Para peserta didik yang berprestasi
dilakukan pembinaan, dibina oleh guru yang
Pelayanan Khusus Peserta Didik kompeten. Bagi siswa yang mengikuti
Layanan khusus untuk menunjang ekskul akan diikutsertakan lomba tetapi
kebutuhan peserta didik yaitu UKS (Usaha dilakukan seleksi terlebih dahulu, seperti:
Kesehatan Sekolah), kantin, perpustakaan, menganyam, menari, catur, karate, sains,
kamar mandi, tempat mencuci tangan, dan lain-lain. Setelah diidentifikasi anak-
multimedia, dan sarana prasana lainnya anak yang berprestasi dilakukanlah
yang menunjang kebutuhan peserta didik. pembinaan secara khusus oleh guru-guru
Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 35
p-ISSN 2442-4544 e-ISSN 2550-0252 Volume 6 Nomor 1, April 2019
doi: 10.30997/dt.v6i1.1355

yang ditugaskan kepala sekolah. Mereka memberikan bantuan untuk dapat


akan dicatat untuk seleksi ditingkat mengevaluasi dan menilai peserta didik; (8)
pengembangan diri. Pengembangan diri Guru memberikan bantuan untuk
secara umum langsung di bawah memperbaiki dan menilai proses
penanganan kesiswaan yang lebih luas. pembelajarannya; (9) Dalam kegiatan
belajar mengajar, guru selalu memberikan
Organisasi Peserta Didik media yang menarik dalam pembelajaran;
Organisasi siswa terdiri dari pramuka, (10) Guru memberikan materi yang
karate, bulu tangkis, bola voli, catur, tenis dibutuhkan peserta didik; (11) Memberikan
meja, band, angklung, paduan suara, futsal, kemudahan dan bantuan atas permasalahan
sains, jurnalistik, dokter kecil, bahasa peserta didik; dan (12) Memberikan
inggris, tari, dan komputer. Pramuka penilaian baik dan buruk kepada peserta
merupakan aktivitas wajib untuk siswa, didik.
selain itu siswa bebas memilih organisasi
mana saja yang mereka minati. Pembahasan

Kelulusan dan Alumni Peserta Didik Perencanaan Peserta Didik


Perencanaan peserta didik adalah aktivitas
Kelulusan dapat menjadi promosi sekolah
yang memikirkan aktivitas siswa dari mulai
untuk menarik minat masyarakat. SD
masuk sampai lulus sekolah. Langkah-
Pertiwi kota Bogor selalu memiliki prestasi
langkah kegiatanya (procedure) terdiri dari:
pada alumni, banyak lulusan yang
(1) Pembuatan skala prioritas, kontribusi
melanjutkan pada Sekolah Menengah
kegiatan dalam pencapaian tujuan, priode
Pertama (SMP) favorit di Bogor.
waktu pelaksanaan, dan dukungan tenaga,
Peran Guru dalam Manajemen biaya, dan peralatan; (2) Mengurutkan
Peserta Didik kegiatan, memberi penegasan kembali
Peran guru sangat penting, dari mulai terhadap urutan agar menjadi jelas kegiatan
perencanaan sampai kelulusan atau alumni. menjadi prioritas; dan (3) Menyusun
Di antara peran guru yaitu: (1) Pengelola, langkah-langkah kegiatan, agar segenap
stakeholders pendidikan di SD memahami
baik di dalam kelas atau di luar kelas. Guru
konsep yang harus dilakukan terlebih
memikirkan peserta didik dari awal hingga
dahulu untuk individu dan tim. SD Pertiwi
peserta didik lulus; (2) Puru selalu
melakukan sensus sekolah guna mengetahui
memberikan informasi mengenai segala
informasi para calon peserta didik di
sesuatu yang diperlukan peserta didik baik
masyarakat. Sensus yang dilakukan dimulai
di dalam kelas, maupun di luar kelas; (3)
dari masyarakat sekitar yang dekat dengan
Guru memberikan semangat kepada para
peserta didik dengan membimbing dan sekolah dan latar belakang masyarakat
pembinaan; (4) Memberikan kebutuhan mengetahui usia umum calon peserta didik.
para peserta didik; (5) Guru memberikan
Penerimaan Peserta Didik
pembelajaran dan model yang baik bagi
peserta didik; (6) Guru memberikan Kegiatan PPDB meliputi kebijakan
pembinaan untuk mengembangkan bakat penerimaan siswa, rekrutmen, kriteria
dana minat peserta didik; (7) Guru penerimaan siswa, prosedur penerimaan
36 Aliyyah et al. Manajemen kesiswaan pada sekolah dasar
doi: 10.30997/dt.v6i1.1355

siswa, dan permasalahan dalam penerimaan Pengelompokkan/Penempatan


siswa (Imron, 2011). Hasil penelitian Peserta Didik
menyatakan bahwa proses penerimaan Pengelompokan siswa dapat dilakukan
peserta didik pada SD Pertiwi Kota Bogor dengan berbagai cara, diantaranya adalah
sesuai dengan konsep yang dikemukakan melalui identifikasi hasil belajar siswa.
oleh Imron tesebut di atas. Dalam melakukan penempatan siswa,
biasanya guru membagi peserta didik lebih
Orientasi Peserta Didik
dari tiga kelompok, yakni: (1) Siswa yang
MOPD pada sekolah sesuai aturan yang memiliki kemampuan berfikir yang cepat;
menyatakan bahwa kegiatan tersebut (2) Siswa dengan kemampuan berfikir
memiliki visi memberikan pengetahuan dan sedang; dan (3) Siswa yang memiliki
pemahaman yang lebih detail tentang kemampuan berfikir yang lambat (Vlamis,
aktivitas yang ada di sekitar sekolah mulai Bell, & Gass, 2011). Pengelompokan juga
dari program, struktur kepengurusan dapat dilakukan melalui perbedaan gender,
sekolah, aturan, tata tertib, proses latar belakang pengetahuan, kesukaan, usia,
pembelajaran, kegiatan kurikuler, bidang keahlian, kebudayaan, dan tempat
ekstrakurikuler dan intrakurikuler sekolah, tinggal, atau di campuran setiap peserta
serta berbagai aktivitas sekolah dengan didik dari kategori yang berbeda dari setiap
stakeholders agar siswa mengetahui, kelas. Alison berpendapat bahwa overall,
memahami, dan mampu merefleksikan effective student participation in group work
nilai-nilai dan tujuan lembaga agar dapat is an important learning outcome for higher
membantu menjadikan sekolah memiliki education courses (Burke, 2011).
budaya yang lebih baik dan kondusif sesuai
Pengelompokkan atau penempatan
dengan tujuan pendidikan nasional.
peserta didik pada SD Pertiwi tidak
Kegiatan MOPD pada SD Pertiwi sesuai
dipisahkan. Setiap satu kelas, terdapat
dengan konsep (Vlamis, Bell, & Gass, 2011)
peserta didik yang memiliki kemampuan
yang menyatakan bahwa one large study of
berbeda-beda, terdapat laki-laki dan
adventure orientation programs found that
perempuan, latar belakang ekonomi, tempat
students develop significantly greater
tinggal, bahkan siswa yang memiliki
degrees of social support compared to other
kebutuhan khusus dapat berbaur dengan
pre-orientation experiences…..Other studies
peserta didik lainnya. Penempatan kelas
have determined further benefits, such as
yang baik membantu guru dalam melakukan
increases in GPA, higher retention, significant
pengelolaan kelas yang dinamis dimana
increases in friendship formation, and
siswa akan di atur dan diberikan fasilitas
increased social skills development.
kelas yang baik (Aliyyah & Abdurakhman,
Kegiatan MOPD di sekolah memberikan 2016).
semangat kepada peserta didik,
menyalurkan bakat dan kemampuan Pencatatan Kehadiran dan
peserta didik, meningkatkan kemampuan Ketidakhadiran Peserta Didik
sosial peserta didik, melatih kemampuan Daftar hadir dapat dibuat dalam bentuk
psikologi dan fisik dengan cara daftar hadir bulanan atau daftar hadir
berpetualang di luar ruangan. mingguan. Guru dengan memeriksa
kehadiran menurut jam-jam pelajaran ini,
Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 37
p-ISSN 2442-4544 e-ISSN 2550-0252 Volume 6 Nomor 1, April 2019
doi: 10.30997/dt.v6i1.1355

dapat menghubungkan antara prestasi yaitu teknik tes dan teknik non- tes (Imron,
belajar dan kerajinan murid dalam 2011).
mengikuti pelajaran yang bersangkutan. Teknik evaluasi tes, guru memberikan
Dengan demikian dapat digunakan sebagai soal latihan setiap selesai tema
dasar pertimbangan untuk penentuan pembelajaran. Sedikit demi sedikit, guru
kebijaksanaan selanjutnya (Gunawan & memberikan soal evaluasi jika pembelajaran
Djum Djum, 2017). Dasar alasan tidak telah selesai. Jika cara evaluasi tes tidak
hadirnya siswa antara lain: (1) bersumber memungkinkan untuk mengetahui
dari keluarga; (2) bersumber dari diri perkembangan peserta didik, guru
sendiri; (3) bersumber dari sekolah; dan (4) menggunakan evaluasi non-tes. Evaluasi
bersumber dari lingkungan (Imron, 2011). non-tes yang diberikan seperti tes lisan
Berdasarkan konsep tersebut, maka SD (tanya-jawab) dan perilaku. Contohnya
Pertiwi Kota Bogor telah menerapkan teknik evaluasi peserta didik kelas 1, tidak
konsep para ahli dalam hal pencatatan dapat dilakukan dengan teknik tes tertulis,
kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik. maka guru menggunakan teknik tes lisan.
Setiap minggu, para guru kelas SD Pertiwi
Evaluasi Peserta Didik selalu mengadakan penilaian harian untuk
Dua jenis pendekatan penilaian yang selalu semua tema. Selain itu, juga mengadakan
digunakaan untuk menafsirkan skor penilaian sikap setiap hari.
menjadi nilai yaitu Penilian Acuan Norma
(PAN). Tujuan penilaian ini lebih umum dan Pelaporan Hasil Evaluasi Peserta
komprehensif serta meliputi berbagai Didik
bidang siswa dan tugas belajar yang benar. SD Pertiwi Kota Bogor melaporkan hasil
Penilaian ini bermaksud untuk mengetahui evaluasi peserta didik dengan penuh
status peserta didik dalam berhubungan tanggung jawab dan terbuka. Hal ini adalah
dengan skor kelompok peserta didik yang suatu bentuk akuntabilitas terhadap orang
lain. tua murid menitipkan anaknya. Pelaporan
Penilaian Acuan Patokan (PAP), tujuan hasil evaluasi dilakukan oleh guru kepada
penilaian ini berfokus pada kolompok peserta didik sendiri, kepala sekolah, dan
perilaku siswa yang khusus. Dengan kata orangtua. Hal ini bertujuan agar ada timbal
lain penilaian ini digunakan untuk balik. Bagi kepala sekolah laporan tersebut
menyeleksi (secara pasti) status individu untuk panduan atau data-data dalam
berkenaan dengan skor perilaku yang mengambil keputusan, dan laporan yang
ditetapkan atau dirumuskan dengan baik diberikan kepada orangtua adalah untuk
(Imron, 2011). Teknik evaluasi adalah suatu akuntabilitas atau laporan
cara yang ditempuh oleh seseorang dalam pertanggungjawaban atas kepercayaan
mengadakan evaluasi. Proses memperoleh menitipkan anaknya untuk mengikuti
data hasil belajar, pendidik agar proses pembelajaran pada lembaga tersebut
menggunakan berbagai teknik penilaian (Prihatin, 2011).
secara komplementer sesuai dengan
indikator kompetensi yang dinilai. Teknik
evaluasi dapat diklasifikasikan menjadi dua,
38 Aliyyah et al. Manajemen kesiswaan pada sekolah dasar
doi: 10.30997/dt.v6i1.1355

Sistem Tingkat dan Nontingkat sesuai kuota. Adapun syarat mutasi adalah:
Peserta Didik (1) tidak konflik dengan sekolah; (2)
Beberapa pertimbangan kenaikan tingkat mempunyai nilai yang baik dan naik kelas;
yaitu: 1) prestasi yang bersangkutan; 2) (3) jika nilainya jelek, maka tetap
waktu kenaikan tinggat; dan 3) persyaratan bersekolah di tempat yang lama; dan (4)
administratif sekolah (Imron, 2011). Sistem perpindahan siswa harus mendapat
non-tingkat dikembangkan berdasarkan persetujuan tertulis dan institusi
pandangan psikologis yang mengatakan pengiriman. Dengan demikian, mutasi
bahwa yang menyatakan bahwa walaupun peserta didik akan diberikan jika memang
keadaan siswa sama, namun pada memiliki alasan sesuai dengan ketentuan
kenyataanya tidak ada yang persis sama. dibolehkannya mutasi di SD Pertiwi. Hal
Selalu ada perbedaan di antara peserta didik tersebut dilakukan dalam rangka tetap
yang satu dengan yang lain. Untuk sistem menjaga kualitas sekolah. Banyaknya siswa
non-tingkat, kelompok siswa yang memilih mutasi akan memberikan dampak negatif
mata pelajaran yang sama akan pada sekolah. Sehingga hal ini senantiasa
dikelompokan dalam kelas yang memiliki diantisipasi oleh sekolah. Syarat institusi
guru yang sama, walaupun siswa tersebut sebagai berikut: (1) daya tampung kelas
berasal dari tahun ajaran yang berbeda. yang ditetapkan memungkinkan; dan (2)
Dengan demikian, ada peserta didik yang tersediannya anggaran dalam institusi
dapat menyelesaikan program sangat cepat, tersebut (Gunawan & Djum Djum, 2017).
sedang, lambat, dan bahkan ada yang sangat
Pelayanan Khusus Peserta Didik
lambat (Imron, 2011). Sistem tingkat dan
non tingkat peserta didik di SD Pertiwi sama Layanan khusus menunjang siswa dalam
halnya dengan kenaikan kelas. Secara menyelesaikan proses pembelajaran.
umum, peserta didik di SD Pertiwi selalu Berbagai layanan tersebut sesuai konsep
bersama-sama naik dalam setiap yang dikemukakan oleh Gunawan (2017)
angkatannya. Tidak ada peserta didik yang yang menyatakan bahwa layanan khusus
tertinggal maupun naik terlebih dahulu atau tersebut misalnya layanan kafetaria,
disebut juga akselerasi kenaikan kelas kesehatan, koperasi sekolah, perpustakaan,
peserta didik. laboratorium, dan sebagainya. Apabila
mengadopsi konsep layanan khusus, maka
Mutasi dan Dropout Peserta Didik layanan hanya diberikan kepada siswa yang
Terdapat mutasi peserta didik di SD Pertiwi membutuhkan, artinya layanan ini bisa
kota Bogor. Hal ini karena terdapat tidak memberikan kepada semua orang.
beberapa alasan, yakni karena masalah
Pembinaan Disiplin Peserta Didik
orang tua yang dipindah tugaskan misalnya
dari dalam kota ke luar kota atau SD Pertiwi kota Bogor melakukan
sebaliknya, dan penyebab lain siswa mutasi pembinaan disiplin setiap hari. Ketika
karena pindah tempat tinggal, dan masalah terdapat anak yang melanggar dicatat dan
rumah tangga. Kebijakan mutasi peserta bagi anak yang sudah disiplin mengikuti
didik dari luar ke dalam selalu melihat peraturan sekolah akan diapresiasi. Bagi
kondisi, jika jumlah peserta didik sudah anak yang melanggar diingatkan untuk
banyak maka tidak diterima karena menerapkan disiplin. Setiap hari anak akan
beberapa alasan, salah satunya adalah telah berbaris untuk catatan jurnal. Di kelas guru
Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 39
p-ISSN 2442-4544 e-ISSN 2550-0252 Volume 6 Nomor 1, April 2019
doi: 10.30997/dt.v6i1.1355

melakukan pembinaan disiplin dengan Organisasi Peserta Didik


catatan jurnal, bagi anak-anak yang sangat SD Pertiwi melaksanakan kegiatan
disiplin seperti datang lebih awal diberikan kesiswaan terwujud seperti organisasi
apresiasi untuk dijadikan contoh untuk sekolah. Kegiatan organisasi yang diikuti
anak-anak yang lain. Jika terdapat anak yang siswa sepadan dengan pendapat Yadav
melanggar seperti jail akan dicatat ke (2016) dan Olaitan, Mohammed, & Ajibola
catatan jurnal. Jika sudah dilakukan (2013) dengan pernyataan empat jalur
beberapa kali maka harus ditindak dengan pembinaan kesiswaan adalah: (1) organisasi
memberitahu kepada orang tua, selain itu kesiswaan; (2) latihan kepemimpinan; (3)
dilakukaknnya sidang kecil di ruang guru. kegiatan ekstrakulikuler; dan (4) kegiatan
Mereka menulis perjanjian untuk tidak wawasan wiyata mandala. Hal ini sesuai
mengulangi kesalahan itu lagi dengan dengan pernyataan bahwa extracurricular
tulisan mereka sendiri. Jika ada anak yang activities focus on institutional goals, such as
telat untuk mengikuti upacara bendera building and sustaining community on
mereka akan diberi nasihat dan dicatat pada campus as well as student retention (Neetu
catatan jurnal dan dijumlahkan berapa Singh Yadav, 2016).
banyak mereka telat, jika melebihi batas
maka guru akan bertanya kepada orang Peran Guru dalam Manajemen
tuanya apa sebab anak didiknya terlambat. Peserta Didik di SD Pertiwi Bogor
Pembinaan kesiswa yang baik merupakan Guru pada SD Pertiwi Kota Bogor
pengaruh dari disiplin kerja yang baik pada mencerminkan pengajar yang juga memiliki
SD Pertiwi Kota Bogor (Aliyyah, Lutfah, & jiwa inspiratory dan informator. Hal tersebut
Lathifah, Pengelolaan Tenaga Pendidik pada sesuai dengan konsep yang dijelaskan oleh
Sekolah Dasar, 2017). Harden & Crosby (2000) yang menyatakan
Pembinaan disiplin searah dengan yang bahwa the six areas of activity of the teacher
dikemukakan oleh Olaitan, Mohammed, & can be summarised as: (1) The teacher as
Ajibola (2013) yang menyatakan bahwa: information provider; (2) The teacher as role
Discipline defines the limitations of an model; (3) The teacher as facilitator; (4) The
individual or a group of people. It is the teacher as assessor; (5) The teacher as
practice of restraint, which may be self- planner; and (6) The teacher as resource
imposed. The study of psychology reveals developer. Guru adalah sosok yang memiliki
that a person possesses boundless urges kemampuan dan seni dalam mengelola
and impulses, which are constantly seeking kemampuan siswa menjadi manusia yang
expression. These include need for security, berdaya guna. Kemampuan guru tersebut
sexual activities, exploration and success. merupakan pondasi awal dalam
On the other hand, the society stipulates merefleksikan kewajiban, tugas dan
laws and traditions, which does not permit tanggung jawabnya sebagai pembimbing
free expression of these inner forces dalam mengembangkan minat, bakat dan
without following the appropriate potensi siswa menjadi sosok diri yang kuat
procedure acceptable by balance. dan mampu berdaya saing dalam
menghadapi tantangan zaman di era
globalisasi. Melalui rekrutmen, seleksi,
pembinaan, layanan, dan manajemen
40 Aliyyah et al. Manajemen kesiswaan pada sekolah dasar
doi: 10.30997/dt.v6i1.1355

alumni yang baik pada satuan SD, akan guna memberikan pelayanan terbaik bagi
membuat siswa mampu mengembangkan siswa.
dirinya menjadi manusia paripurna secara
cepat dan menyeluruh. Dengan demikian,
baik elemen siswa maupun guru menjadi DAFTAR PUSTAKA
bagian penting dalam proses Aliyyah, R. R., & Abdurakhman, O. (2016).
pengembangan sumber daya manusia Pengelolaan Kelas Rendah di SD Amaliah
pendidikan di Indonesia. Ciawi Bogor. Jurnal Sosial Humaniora,
7(2), 81-95.
Aliyyah, R. R., Lutfah, S. A., & Lathifah, Z. K.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI (2017). Pengelolaan Tenaga Pendidik
pada Sekolah Dasar. Didaktika Tauhidi:
Kesimpulan
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Manajemen kesiswaan pada SD Pertiwi 4(2), 75-86.
dilakukan mulai dari: (1) perencanaan; (2) Burke, A. (2011). Group Work: How to Use
penerimaan peserta didik; (3) masa Groups Effectively. The Journal of
orientasi peserta didik (MOPD); (4) Teaching, 11(2).
pengelompokkan/penempatan peserta Djamarah, S. B. (2010). Guru dan Anak Didik
didik; (5) presensi siswa; (6) evalusi peserta dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka
didik; (7) pelaporan hasil evaluasi; (8) Cipta.
sistem tingkat dan non-tingkat; (9) mutasi Gunawan, I., & Djum Djum, N. B. (2017).
dan dropout peserta didik; (10) layanan Manajemen Pendidikan. Malang: Alfabeta.
khusus kepada peserta didik; (11) Harden, R. M., & Crosby, J. (2000). The Good
pembinaan disiplin; (12) pengembangan Teacher is More Than A Lecture - the
diri; (13) organisasi siswa; (14) alumni. Twelve Toles of The Teacher. Scotland:
Kegiatan kesiswaan pada SD Pertiwi University of Dundee.
terlaksana secara objektif dan sistematis. Imron. (2011). Manajemen Peserta Didik
Selanjutnya, peran guru dalam manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: PT Bumi
kesiswaan urgent dilakukan untuk Aksara.
mengatur siswa selama di kelas. Guru Imron, A., & Burhanudin. (2003).
memiliki tanggung jawab dan peran dalam Manajemen Peserta Didik. Malang:
memberikan kontribusi untuk membantu Universitas Negeri Malang.
mengembangkan potensi siswa dari Kristiawan, M. (2017). Manajemen
berbagai unsur. Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.
Kudianta. (2016). Pengelolaan Peserta Didik
Implikasi Baru. Jakarta: Kementerian Pendidikan
Manajemen kesiswaan memberikan solusi dan Kebudayaan.
dan alternatif handal dalam mengelola Olaitan, T., Mohammed, A. N., & Ajibola, A. L.
siswa, karena memberikan pengaturan (2013). Management of Disciplinary
siswa mulai dari diterima sekolah sampai Problems in Secondary Schools: Jalingo
pada siswa tersebut menjadi alumni. Oleh Metropolis in Focus. Global Journal of
sebab itu, sebaiknya pihak sekolah mampu Human Social Science Linguistics &
memberikan rencana manajemen yang Education, 13(14).
sistematis untuk peserta didik yang unggul
Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar 41
p-ISSN 2442-4544 e-ISSN 2550-0252 Volume 6 Nomor 1, April 2019
doi: 10.30997/dt.v6i1.1355

Prihatin, E. (2011). Manajemen Peserta Yadav, N. S. (2016). Impact of


Didik. Bandung: Alfabeta. Extracurricular Activities on Students by
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Professional Institutions. Journal of
Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Business and Management, 18(1).
Vlamis, E., Bell, J. B., & Gass, M. (2011). Yusuf, A. M. (2015). Penelitian Kuantitatif,
Effects of a College Adventure Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.
Orientation Program on Student Jakarta: Prenadamedia Group.
Development Behaviors. Journal of
Experiential Education, 34(2).

You might also like